Mengantisipasi Krisis Ok

14
Tugas Lingkungan Bisnis Global Latar Belakang Masalah Bencana keuangan telah melanda negara super power Amerika Serikat. Beberapa Bank raksasa kelas dunia yang telah menggurita ke berbagai penjuru dunia . Dimulai dengan bangkrutnya bank raksasa Lehman Brothers dan perusahaan raksasa Bear Steams. Beberapa saat sebelumnya pemerintah Amerika Serikat terpakasa mengambil alih perusahaan mortgage terbesar di Amerika . Untuk mengantisipasi badai krisis yang hebat itu dan menyelamatkan bank-bank raksasa yang terpuruk, pemerintah Amerika Serikat terpaksa melakukan bailout 700 milyar dolar sampai 1 triliun US dolar. Intervensi Negara Amerika terhadap sektor keuangan di negeri Paman Sam itu merupakan kebijakan yang bertentangan dengan faham pasar bebas (kapitalisme) yang dianut Amerika Serikat . Nyatanya dana suntikan yang mirip dengan BLBI itu toh, tak signifikan membendung terpaan badai krisis yang demikian besar. Kebijakan bailout ini, tidak saja dilakukan pemerintah Amerika Serikat, tetapi juga Bank sentral Eropa dan Asia turun tangan menyuntikkan dana untuk mendorong likuiditas perekonomian , sehingga diharapkan dapat mencegah efek domino dari ambruknya bank-bank investasi kelas dunia tersebut . 1

description

Task

Transcript of Mengantisipasi Krisis Ok

Mengantisipasi Krisis Global October 22, 2008

Tugas Lingkungan Bisnis Global

Latar Belakang Masalah

Bencana keuangan telah melanda negara super power Amerika Serikat. Beberapa Bank raksasa kelas dunia yang telah menggurita ke berbagai penjuru dunia . Dimulai dengan bangkrutnya bank raksasa Lehman Brothers dan perusahaan raksasa Bear Steams. Beberapa saat sebelumnya pemerintah Amerika Serikat terpakasa mengambil alih perusahaan mortgage terbesar di Amerika . Untuk mengantisipasi badai krisis yang hebat itu dan menyelamatkan bank-bank raksasa yang terpuruk, pemerintah Amerika Serikat terpaksa melakukan bailout 700 milyar dolar sampai 1 triliun US dolar. Intervensi Negara Amerika terhadap sektor keuangan di negeri Paman Sam itu merupakan kebijakan yang bertentangan dengan faham pasar bebas (kapitalisme) yang dianut Amerika Serikat . Nyatanya dana suntikan yang mirip dengan BLBI itu toh, tak signifikan membendung terpaan badai krisis yang demikian besar. Kebijakan bailout ini, tidak saja dilakukan pemerintah Amerika Serikat, tetapi juga Bank sentral Eropa dan Asia turun tangan menyuntikkan dana untuk mendorong likuiditas perekonomian , sehingga diharapkan dapat mencegah efek domino dari ambruknya bank-bank investasi kelas dunia tersebut .

Beberapa saat setelah informasi kebangkrutan Lehman Brothers , pasar keuangan dunia mengalami terjun bebas di tingkat terendah . Beberapa bank besar yang collaps dan runtuhnya berbagai bank investasi lainnya di Amerika Serikat segera memicu gelombang kepanikan di berbagai pusat keuangan seluruh dunia .

Pasar modal di Amerika Serikat , Eropa dan Asia segera mengalami panic selling yang mengakibatkan jatuhnya indeks harga saham pada setiap pasar modal . Bursa saham di mana mana terjun bebas ke jurang yang dalam . Pasar modal London mencatat rekor kejatuhan terburuk dalam sehari mencapai penurunan 8 % . Sedangkan Jerman dan Prancis masing masing ditampar dengan kejatuhan modal sebesar 7 % dan 9 % . Pasar modal emerging market seperti Rusia . Argentina dan Brazil juga mengalami keterpurukan yang sangat buruk yaitu 15 % , 11 % , dan 15 % . Sejas awal 2008 , bursa saham China anjlok 57 % , India 52 % , Indonesia 41 % (sebelum kegiatannya dihentikan untuk sementara) dan zona Eropa 37 % . Sementara pasar surat utang terpuruk , mata uang negara berkembang melemah dan harga komoditas anjlok , apalagi setelah para spekulator komoditas minyak menilai bahwa resesi ekonomi akan mengurangi konsumsi energi dunia .

Di AS , bursa saham Wall Street terus melorot . Dow Jones sebagai episentrum pasar modal dunia jatuh . Angka indeks Dow Jones menunjukkan angka terpuruknya dalam empat tahun terakhir yaitu berada di bawah angka 10.000 .

Dalam rangka , mengantisipasi krisi keuangan tersebut , tujuh bank central ( termasuk US Federal Reserve , European Central Bank , Bank of England dan Bank of Canada) memangkas suku bunganya 0.5 % . Ini merupakan yang pertama kalinya kebijakan suku bunga bank sentral dilakukan secara bersamaan dalam skala yang besar .

Berdasarkan fakta dan realita yang terjadi saat ini , jelas sekali bahwa drama krisis keuangan memasuki tingkat keterpurukan yang amat dalam , dan arena itu dapat dikatakan bahwa krisis financial Amerika saat ini , jauh lebih parah dari krisis Asia di tahun 1997 1998 yang lalu . Dampak krisis saat ini demikian terasa mengenaskan keuangan global . Lagi pula , sewaktu krismon Asia , setidaknya ada surga aman atau safe heaven bagi para investor global , yaitu di Amerika Serikat , Eropa dan Jepang , tetapi kini , semua pasar modal rontok . Semua investor panik . Karena itu , seluruh pengamat ekonomi dunia sepakat bahwa Guncangan ekonomi akibat badai keuangan yang melanda Amerika merupakan guncangan yang terparah setelah Great Depresion pada tahun 1930 . Bahkan IMF menilai guncangan sektor financial kali ini merupakan yang terparah sejak era 1930-an . Hal itu diperkirakan akan menggerus pertumbuhan ekonomi dunia melambat menjadi 3 % pada tahun 2009 , atau 0,9 % poin lebih rendah dari proyeksi World Economic Outlook pada Juli 2009 Dari paparan di atas , terlihat dengan nyata , bahwa system ekonomi kapitalisme yang menganut laize faire da berbabis riba kembali tergugat . Faham neoliberalisme tidak bisa diperahankan . Pemikiran Ibnu Taymiyah dan Ibnu Khaldun adalah suatu ijtihad yang benar dan adil untuk mewujudkan kemaslahatan ekonomi masyarakat .

Di bawah dominasi kapitalisme , kerusakan ekonomi terjadi di mana-mana . Dalam beberapa tahun terakhir ini , perekonomian dunia tengah memasuki suatu fase yang sangat tidak stabil dan masa depan yang sama sekali tidak menentu . Setelah mengalami masa sulit karena tingginya tingkat inflasi , ekonomi dunia kembali mengalami resesi yang mendalam , tingkat penggangguran yang parah , ditambah tingginya tingkat suku bunga riil serta fluktuasi nilai tukar yang tidak sehat .

Dampaknya tentu saja kehancuran sendi sendi perekonomian negara-negara berkembang , proyek proyek raksasa terpaksa mengalami penjadwalan ulang , ratusan pengusaha gulung tikar , harga-harga barang dan jasa termasuk barang barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan tak terkendali . Krisi tersebut semakin memprihatinkan karena adanya kemiskinan ekstrim di banyak negara , berbagai bentuk ketidakadilan sosio-ekonomi , besarnya defisit neraca pembayaran , dan ketidakmampuan beberapa negara berkembang untuk membayar kembali hutang mereka . Henry Kissinger mengatakan , kebanyakan ekonom sepakat dengan pandangan yang mengatakan bahwa Tidak satupun diantara teori atau konsep ekonomi sebelum ini yang tampak mampu menjelaskan krisis ekonomi dunia tersebut ( News Week , Saving the World Economy ) .

Melihat fenomena fenomena yang tragis tersebut , maka tidak mengherankan apabila sejumlah pakar ekonomi terkemuka , mengkritik dan mencemaskan kemampuan ekonomi kapitalisme dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi di muka bumi ini . Bahkan cukup banyak klaim yang menyebutkan bahwa kapitalisme telah gagal sebagai sistem dan model ekonomi .

Oleh karena itu kapitalisme telah gagal mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan , maka menjadi keniscayaan bagi umat manusia zaman sekarang untuk mendekonstruksi ekonomi kapitalisme dan merekonstruksi ekonomi berkeadilan dan berketuhanan yang disebut dengan ekonomi syariah . Dekonstruksi artinya meruntuhkan paradigma , sistem dan konstruksi materialisme kapitalisme , lalu menggantinya dengan sistem dan paradigma syariah . Capaian capaian positif di bidang sains dan teknologi tetap ada yang bisa kita manfaatkan , artinya puing-puing keruntuhan tersebut ada yang bisa digunakan , seperti alat alat analisis matamatis , dan ekonometrik ,.dsb . Sedangkan nilai nilai negatif , paradigma konsep dan teori yang destrutktif , filosofi materialisme , pengabaian moral dan banyak lagi konsep kapitalisme di bidang moneter dan ekonomi pembangunan yang harus didekonstruksi. Karena tanpa upaya dekonstruksi , krisis demi krisis pasti terus terjadi , ketidakadilan ekonomi di dunia akan semakin merajalela , kesenjangan ekonomi makin menganga , kezaliman melalui sistem riba dan mata uang kertas semakin hegemonis . Sekarang tergantung kepada para akademis dan praktisi ekonomi syariah untuk menyuguhkan konstruksi ekonomi syariah yang benar-benar adil , maslahah , dan dapat mewujudkan kesejahteraan umat manusia , tanpa krisis finansial , ( stabilitas ekonomi ) , tanpa penindasan , kezaliman dan penghisapan , baik antar individu dan perusahaan , negara terhadap perusahaan , maupun begara kaya terhadap negara miskin . Mengantisipasi KrisisGlobal DALAM memahami fenomena krisis keuangan di Amerika Serikat (AS), mau tidak mau kita harus mengakui bahwa krisis tersebut akan membawa dampak negatif bagi perkembangan ekonomi dan bisnis global, dan selanjutnya timbul pengaruhnya dalam memperlambat pertumbuhan ekonomi global, perdagangan dunia, dan sektor keuangan global. Dampak penurunan perekonomian global juga akan berpengaruh terhadap negara-negara berkembang di Asia, termasuk di Tanah Air.

Bila terjadi krisis ekonomi global, maka di sektor perdagangan akan terjadi tren penurunan konsumsi barang pokok, baik berupa sandang, papan, maupun pangan, yang akan menimbulkan tren penurunan harga komoditas penting, dan selanjutnya memengaruhi kinerja ekspor nasional.

Sementara itu di sektor keuangan akan terjadi gejolak pasar keuangan lokal, baik yang dipicu oleh karena prinsip kehati-hatian dalam memutuskan likuiditas dan pembiayaan maupun karena timbulnya persepsi negatif masing-masing pelaku keuangan. Keduanya akan berakibat kepada tren penurunan laju likuiditas dan pembiayaan nasional.

Pemerintah telah membentuk tim khusus langsung di bawah koordinasi presiden untuk mengantisipasi dampak krisis global terhadap perekonomian Indonesia. Tim itu merupakan sinergi antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha.

Apakah akan efektif pembentukan tim khusus semacam ini? Adakah sisi lain yang juga perlu diperhatikan guna semakin mengefektifkan program itu? Beberapa sisi penting yang perlu diperhatikan, antara lain kesiapan birokrasi pemerintahan dan kesiapan manajemen dunia usaha di Indonesia.

Dari sisi birokrasi, kita baru memasuki fase pemberdayaan birokrasi dengan tema reformasi birokrasi. Namun masih lebih banyak hanya bisa menjawab masalah job analysis dan job grading saja.

Sementara itu Rancangan Undang-Undang (RUU) Administrasi Pemerintahan yang disiapkan sejak 2004 juga masih dalam tahap pembahasan dan belum disahkan; saat ini masih taraf uji coba di beberapa departemen.

Reformasi birokrasi sebaiknya juga memperhatikan beberapa aspek politik internal birokrasi yang dapat menghambat reformasi birokrasi. Berbagai faktor tersebut antara lain inner circle relationship, axis of influence, polarizing elements, dan informal coalitions (Albrecht, 2003)

Inner circle relationship direfleksikan dari adanya hubungan antara birokrat level pelaksana dengan level pembuat keputusan. Yang perlu diperhatikan, apakah hubungan tersebut semata-mata bersifat kekerabatan, kekeluargaan, atau pertemanan. Dan apakah ada kolaborasi atau grup khusus atau special treatment dari dalam birokrasi dengan yang di luar birokrasi, yang dapat memengaruhi atau menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan penting pemerintahan yang berkaitan dengan dunia bisnis.

Axis of influence direfleksikan dari adanya hubungan khusus dari birokrat level pelaksana yang dapat mengkesampingkan atau melewati level di atasnya hingga dapat langsung akses kepada level pembuat keputusan yang paling tinggi, termasuk mengarahkan keputusan pemerintahan yang hanya memenangkan kelompok bisnis tertentu.

Polarizing elements direfleksikan dari adanya hubungan antarpersonal yang saling berkompetisi sehingga memengaruhi interaksi emosional, bila terpaksa pengambil keputusan harus mengambil keputusan yang merugikan personal tersebut.

Informal coalition direfleksikan dari adanya kelompok yang akan menolak keputusan yang sudah diambil atau melaksanakan yang berbeda dari yang sudah diputuskan, sehingga kelompok tersebut akan menjadi oposan yang tidak produktif.

Ditinjau dari sisi kesiapan manajemen dunia usaha, maka memenangkan dunia usaha dengan memproduksi barang dengan biaya rendah dan memproduksi barang yang unik dan berbeda dari yang lain akan menjadi kunci dalam persaingan bisnis modern (Porter, 1998).

Era sekarang adalah era persaingan global, sehingga berbagai jenis bisnis bermodal kedekatan dengan penguasa maupun menjadi mediator berbagai proyek pemerintahan tidaklah akan mampu eksis dalam jangka panjang. Apabila hanya beorientasi jangka pendek saja, maka tidak akan memberikan efek positif yang signifikan terhadap pertumbuhan sektoral secara menyeluruh dan jangka panjang. Demikian pula dengan perlunya iklim regulasi yang prokompetisi, yang sangat diperlukan untuk menciptakan produksi swasta yang terseleksi dan dapat bersaing di pasar global.

Pembinaan secara nyata bagi pengusaha kecil dan menengah sampai membantu pemasarannya, juga merupakan bagian penting yang perlu dilaksanakan dan diawasi secara langsung oleh pemerintah dan para pengusaha besar itu sendiri, mengingat akses dan keterbatasan informasi yang mereka ketahui, serta akses dan keterbatasan perolehan kredit atau pembiayaan usahanya.

Berbagai prinsip kemitraan usaha besar dengan usaha kecil kadangkala menimbulkan sifat predatorian pada saat pengusaha besar mematikan pengusaha menengah dan kecil. Belum lagi adanya kondisi kemitraan yang tidak efektif antara pengusaha kecil.

Kedua sisi penting tersebut, yaitu sisi kesiapan birokrasi pemerintahan dan sisi kesiapan manajemen dunia usaha, juga perlu dibenahi dalam rangka mengantisipasi potensi krisis ekonomi global. Berbagai program pemerintah dalam mengantisipasi dampak ekonomi global itu sebaiknya tidak hanya menjadi jargon-jargon politik, yaitu dengan menjual ide-ide ekonomi dan bisnis semata; apalagi apabila program-program itu hanya dalam tataran perencanaan, bukan langsung kepada tataran pelaksanaan dan pengawasannya.

Kelemahan umum yang terjadi selama ini adalah lebih mudah membuat perencanaan dengan berbagai program yang tampaknya menarik namun terjadi kelemahan dalam semangat pelaksaannya, dan terjadi ketidaktegasan dalam pengawasannya.

Semangat pelaksanaan dilakukan dengan mengedepankan prinsip good governance dalam mengorganisasikan semua sumber daya yang dikuasai bangsa Indonesia, baik teknologi maupun sumber daya manusia (SDM)-nya.

Di samping itu, diperlukan pula ketegasan dalam pengawasan yang dapat dilakukan dengan mengedepankan prinsip kepatuhan dan kesetaraan dalam penghargaan prestasi dan hukuman.

Langkahlangkah Seorang Manajer dalam menghadapi Krisis Global

1. Merumahkan sebagian karyawan sambil menunggu kondisi keuangan perusahaan bisa berjalan Normal kembali ( Stabil ).

Karyawan yang dirumahkan dapat diberikan uang Tunggu sambil menunngu kondisi keuangan perusahaan bisa berjalan lancar.

Jika perusahaaan sudah kembali Normal, maka karyawan yang di Rumahkan dapat dipekerjakan kembali.

2. Menyiapkan data Informasi tentang kondisi perusahaan yang kemungkinan bila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) terhadap karyawan, Dengan mempersipakan hal-hal yang menjadi hak seorang karyawan bila terjadi pemutusan hubungan kerja ( PHK), Misalnya penetapan besaran jaminan sosial, Pesangon yan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Berkonsultasi dengan pihak Serikat Buruh dan Biro Bantuan Hukum Perusahaan, Dengan memberikan Jaminan bila kondisi Peusahan suda Stabil ( Normal ) kembali mereka yang dikenakan Pemutusan Kerja ( PHK ) dapat diterima kembali sebagai karyawan.

3. Bila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja pihak manajemen Perusahaan dapat memberikan keterangan dan menjelaskan secara transparan dan jujur mengenai kondisi peusahaan sehingga terjadinya pemutusan Kerja ( PHK ), Hal ini cukup dilakukan oleh Direksi atau Manajer di tiap unit kerja masing-masing. Pihak Manajen Perusahaan harus sudah mempersipakan bila terjadi atau Siap memberikan jawaban terhadap karyawan yang dkenakan pemutusan Kerja dengan alasan-alasan yang dapat diterima oleh karyawan tersebut.4. Manajemen perusahaan sebaiknya sudah mempersiapkan hai-hal yang diakibatkan oleh Pemutusan Kerja ( PHK ), Segala tuntutan dan masalah yang terjadi dihadapi dengan tenan dan bersedia berdialoh. Hindari adanya tindakan tindakan konfrontasi Yang bisa menimbulkan konflik berkepanjagan . Kembalikan setiap usaha mengatasi komflik melalui jalur peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan kesepakatan kerja internal. Upaya setiap pertemuan dihadapi dengan jalan tenang dan damai.

5. Bila kondisi yang terburuk diambil keputusan harus terjadi pemutusan hubungan kerja , maka menyampaikan surat keputusan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan memberikan Pesangon dan Jaminan Sosial sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dan tak lupa menyampaikan terimah kasih dan penghargaan . Intinya benar-benar melayani dengan baik dan berprikemanusian.

6. Karyawan yang telah diberikan pesangon dapat diberikan Solusi ke Badan Advokasi pelatihan dan Pengembangan kewirausahaan . Diharapkan para karyawan dapat menggunakan uang Pesangon sebagai Modal usaha Bisnis . Hal ini sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup atau prospek masa depan terhadap karyaan tersebut.

PAGE 10