Mengadopsi Konsep Promosi Lembaga Profit di Perpustakaan

4

Click here to load reader

Transcript of Mengadopsi Konsep Promosi Lembaga Profit di Perpustakaan

Page 1: Mengadopsi Konsep Promosi Lembaga Profit di Perpustakaan

MENGADOPSI KONSEP PROMOSI LEMBAGA PROFIT DI PERPUSTAKAAN

Oleh: Abdul Hafiz Harahap

Display Toko Buku Gramedia

Promosi bukan hal baru di ranah perpustakaan. Promosi sudah dilakukan bertahun-tahun silam oleh perpustakaan dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan dan pinjaman, serta mempromosikan layanan-layanan yang tersedia. Akan tetapi apakah promosi yang dilakukan oleh perpustakaan hingga saat ini benar-benar promosi yang tepat dan mengikut i perkembangan? Dari beberapa literatur yang pernah ada di Indonesia diketahui bahwa promosi yang diajarkan masih terkesan itu ke itu saja bahkan cenderung tidak memiliki konsep yang jelas. Ketidakjelasan juga dapat dilihat dari media-media atau tools promosi yang dibuat tidak memperlihatkan target audien yang dituju. Semisal, apakah promosi yang dilakukan ditujukan untuk memberikan pengaruh kepada pemustaka potensial atau aktual? Kemudian, apakah media dan tools promosi sudah tepat untuk segmen pemustaka yang dituju? Beragam pertanyaan lainnya akan dapat hadir menyoali promosi perpustakaan. Karenanya, diperlukan kejelian dalam mendesain sebuah konsep promosi perpustakaan yang akan dilakukan di samping terus mengikuti perkembangan tren promosi yang senantiasa dilakukan oleh lembaga-lembaga berbasis profit seperti di retail dan mall. Atau yang lebih dekat dengan ranah perpustakaan sendiri, yaitu di toko buku.

Lantas, apakah diperkenankan perpustakaan mengadopsi konsep-konsep dari luar ranah perpustakaan sendiri? Jawabannya: Tentu saja sangat diperkenankan! Hal demikian berpuluh-puluh tahun bahkan seabad silam telah dilakukan oleh pustakawan-pustakawan di dunia. Sebagai contoh yang sangat karib dengan pustakawan adalah sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification) yang dipublikasikan pertama kali oleh penemunya Melvil Dewey pada tahun 1876. Dewey Decimal Classification, dari namanya saja sudah dapat dipastikan bahwa konsep ini diinspirasi dari cabang ilmu matematika, yaitu bilangan desimal.

Begitu pula dengan rancang bangun gedung perpustakaan, layout ruangan, mebelair, interior, manajemen perpustakaan, OPAC, dan sebagainya yang sampai saat ini masih digunakan dan

Page 2: Mengadopsi Konsep Promosi Lembaga Profit di Perpustakaan

dikembangkan oleh perpustakaan di seluruh dunia. Semuanya diperoleh dari proses mengadopsi teori dan konsep yang berasal dari luar ranah perpustakaan dan akhirnya menjadi bagian perpustakaan itu sendiri. Benarlah apa yang diungkap oleh Ranganathan pada salah satu dari lima poin Hukum Perpustakaan, yaitu “A library is growing organism.”

Promosi Perpustakaan: Pendekatan Bauran Pemasaran (4P)

Ketika hendak membicarakan promosi maka terlebih dahulu harus membicarakan marketing (pemasaran). Mengulas marketing berarti membahas alat-alat pemasaran yang terangkum dalam sebuah istilah populer yaitu marketing mix (bauran pemasaran). Alat-alat pemasaran yang dimaksud tersebut diklasifikasikan oleh Philip Kotler menjadi empat kelompok besar yang disebut dengan empat P (4P), yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

Konsep 4P sudah sangat akrab dengan lembaga-lembaga profit yang menerapkan teori-teori manajeman dan pemasaran. Namun bagaimana bila konsep tersebut diadopsi oleh perpustakaan dan bagaimana menuangkannya ke dalam pemasaran atau promosi perpustakaan?

Terlebih dahulu yang harus dilakukan perpustakaan dalam melakukan pendekatan bauran pemasaran (4P) adalah membuat sebuah asumsi dari pengertian komponen bauran pemasaran tersebut. Bila 4P pada lembaga profit diadopsi dan diasumsikan menjadi komponen bauran pemasaran perpustakaan maka kira-kira dapat disetarakan menjadi: Product, produk yang dipasarkan diselaraskan dengan koleksi dan layanan di perpustakaan; Price, harga yang ditetapkan untuk produk diselaraskan dengan kemudahan temu balik informasi dan proses sirkulasi pada perpustakaan; Place, tempat atau lokasi toko yang strategis dan pen-display-an produk di dalam toko disetarakan menjadi lokasi perpustakaan, interior, layout ruangan serta penataan koleksi di rak; Promotion, promosi yang menjadi bagian terakhir bauran pemasaran cenderung memiliki kesamaan dalam praktiknya antara lembaga profit dan perpustakaan.

Bagi lembaga profit (perusahaan barang dan jasa), promosi adalah program andalan dalam memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan agar tetap bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Perusahaan terus berupaya mendesain konsep dan program promosinya sedemikian rupa untuk tetap mendapat tempat di hati pelanggannya. Produk atau jasa yang ditawarkan harus sesuai dengan selera pasar atau dalam konteks pemasaran dikenal dengan needs (kebutuhan) dan wants (keinginan) dari target pasar yang dituju. Demikian juga hendaknya bila promosi yang dilakukan oleh perpustakaan ketika perpustakaan mengadopsi konsep pemasaran atau promosi lembaga profit dalam memasarkan perpustakaan. Perpustakaan harus memikirkan dan mendesain konsep program promosinya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemustaka agar tetap menjadi primadona dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Terlebih lagi seperti saat ini ketika bermunculan media-media penyedia informasi yang memanfaatkan teknologi informasi yang terus menawarkan kemudahan dan kenyamanan memperoleh informasi kepada siapapun khususnya pemustaka. Informasi yang disajikan dapat diakses kapan pun tanpa harus beranjak dari tempat duduk

Page 3: Mengadopsi Konsep Promosi Lembaga Profit di Perpustakaan

dan menghentikan makan malamnya. Ini menjadi tantangan bagi dunia perpustakaan dan harus ditemukan solusinya. Salah satunya adalah “menjual” perpustakaan itu sendiri kepada pemustaka aktual dan potensial melalui program promosi yang terencana.

3P Untuk 1P

1P yang dimaksudkan adalah “Promotion” sedangkan dimaksud dengan 3P adalah “Product”, “Price”, dan “Place”. Dengan demikian dapat dikatakan dengan kalimat “Promote the Product, Price, and Place” (mempromosikan produk, harga, dan tempat).

Sebagaimana diuraikan sebelumnya tentang mengadopsi dan menyelaraskan 4P sebagai bagian aktifitas lembaga profit menjadi bagian aktifitas perpustakaan, maka komponen bauran pemasaran (4P) tersebut akan menjadi unsur yang akan dipromosikan, terutama 3P selain “promotion”. Adapun ketiga hal yang dipromosikan tersebut adalah: product (koleksi dan layanan di perpustakaan); price (kemudahan temu balik informasi dan proses sirkulasi pada perpustakaan); place (lokasi perpustakaan, interior, layout ruangan serta penataan koleksi di rak).

Berkenaan dengan hal tersebut, perpustakaan lazim melakukan promosi perpustakaan sebagaimana dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki bahwasanya “Media promosi perpustakaan adalah nama dan logo perpustakaan, poster dan leaflet, pameran, ceramah, dan iklan”. Kelima media tersebut memiliki kekuatan yang besar bila dipergunakan secara komprehensif. Pengkolaborasian kelima atau beberapa media itu akan memberikan efek yang lebih kuat bila dibandingkan hanya menggunakan satu media saja. Sebagai ilustrasi dapat dimisalkan, pada tahun-tahun sebelumnya dibulan Ramadhan terjadi penurunan jumlah kunjungan dan pemanfaatan perpustakaan, maka untuk meningkatkan kunjungan dan pemanfaatan perpustakaan serta mengisi bulan Ramadhan tahun ini Perpustakaan Umum merumuskan dan mengusung sebuah tema “Membaca itu Ibadah”. Beberapa aktifitas pendukung seperti pameran buku, ceramah agama, lomba resensi, dan sebagainya menjadi paket kegiatan ramadhan tersebut. Selama kegiatan berlangsung, perpustakaan tetap beraktifitas seperti biasanya dengan tetap mengedepankan prinsip melayani pemustaka sehingga product (koleksi dan layanan di perpustakaan); price (kemudahan temu balik informasi dan proses sirkulasi pada perpustakaan); place (lokasi perpustakaan, interior, layout ruangan serta penataan koleksi di rak) tetap memiliki nilai-nilai promosi kepada pemustaka aktual dan potensial yang hadir. Di samping itu, iklan di media catak dan elektronik serta promotion tools (shelf talker, leaflet, poster, spanduk, baligo, x-banner, signage, papan merek, bookmark, dan sebagainya) juga harus dipersiapkan dengan kesesuain tema yang diusung.

Ilustrasi tersebut hanya gambaran ringkas dari sebuah konsep promosi perpustakaan. Masih banyak hal-hal penting lain yang harus diperhatikan dalam menyusun konsep promosi perpustakaan. Terpenting adalah pustakawan diharapkan dapat memahami tujuan pokok dilakukannya promosi perpustakaan seperti yang diungkap oleh Abhinandan K. Jain dalam Marketing Information Products and Services: A rimer for Librarians and Information Professionals, yaitu: Menarik dan mempertahankan pengguna (baik potensial dan yang telah

Page 4: Mengadopsi Konsep Promosi Lembaga Profit di Perpustakaan

ada); Meningkatkan kesadaran pengguna potensial akan produk atau jasa dan organisasi dengan keunikan dan keuntungan; Memotivasi pengguna untuk menggunakan produk atau jasa; Secara terus menerus memperkuat pesan dan pengguna.

Khusus untuk promosi yang mengandalkan indra penglihatan dalam proses penyampaian pesan-pesan yang terkandung dalam alat-alat promosinya, harus memperhatikan aspek-aspek desain grafis dan DKV (Desain Komunikasi Visual) sehingga menjadi alat promosi yang menarik perhatian atau “eye catching” dan informasi yang terkandung di dalamnya dapat sampai kepada audien yang dituju.

Daftar Bacaan:

Jain, Abhinandan K. dkk. (editor). 1999. Marketing Information Products and Services: A Primer for Librarians and Information Professionals. New Delhi: McGraw-Hill

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Index

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

http://berliani.blog.mercubuana.ac.id/2010/12/03/pengantar-manajemen-promosi/ [18/12/10]

Tentang Penulis:

Nama : Abdul Hafiz Harahap, S.Sos., M.I.Kom. Pekerjaan : - Staf Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(USU) - Pengajar pada Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) - Pengajar pada Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Komunikasi dan Perpustakaan Universitas Sari Mutiara Indonesia (USMI) Medan - Tutor pada Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka (UT) Pendidikan : - S2 Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Komunikasi UNPAD - S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra USU - SMA Negeri 14 Medan - SMP Negeri 6 Medan - SD YPMA Medan E-Mail : [email protected]