MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

24
MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA MASYARAKAT JEMBER: SEBUAH KAJIAN MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA MAKALAH Oleh: Fikri Apriyono NUP. 20160383 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER LEMBAGA PENJAMINAN MUTU FEBRUARI, 2021

Transcript of MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

Page 1: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM

BUDAYA MASYARAKAT JEMBER: SEBUAH KAJIAN

MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA

MAKALAH

Oleh:

Fikri Apriyono

NUP. 20160383

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

FEBRUARI, 2021

Page 2: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

i

MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM

BUDAYA MASYARAKAT JEMBER: SEBUAH KAJIAN

MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA

MAKALAH

Diajukan kepada Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Jember untuk

dipresentasikan dalam seminar diskusi periodik dosen

Oleh:

Fikri Apriyono

NUP. 20160383

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

FEBRUARI, 2021

Page 3: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

ii

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul ...................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

Daftar Gambar ................................................................................................... iii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Masalah atau Topik Bahasan .......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian/Tujuan Makalah ................................................................. 3

BAB II TEKS UTAMA

A. Sepintas tentang Etnomatematika ................................................................... 4

B. Etnomatematika dalam Budaya Masyarakat Jember ...................................... 5

1. Etnomatematika pada Arsitektur Gudang Tembakau Jember .................... 5

2. Etnomatematika pada Proses Produksi Batik Jember ................................. 9

3. Etnomatematika pada Desain Busana Jember Fashion Carnaval (JFC).. 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................................. 18

Daftar Rujukan ................................................................................................... 19

Lampiran ............................................................................................................ 20

Page 4: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

iii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Ethnomathematics .................................................................................. 4

Gambar 2. Gudang Tembakau ................................................................................. 6

Gambar 3. Sisi Longkang ......................................................................................... 7

Gambar 4. Gudang Tembakau ................................................................................. 8

Gambar 5. Gudang Tembakau ................................................................................. 8

Gambar 6. Motif Batik ........................................................................................... 10

Gambar 7. Motif Batik Tembakau ........................................................................ 10

Gambar 8. Motif Batik Tembakau ......................................................................... 11

Gambar 9. Motif Batik Tembakau ......................................................................... 12

Gambar 10. Contoh-contoh dari Desain Kostum JFC ........................................... 13

Gambar 11. Pola Kesimetrisan dari Desain Kostum JFC ...................................... 14

Gambar 12. Pola Berbentuk Diagram Ven dari Desain Kostum JFC ................... 16

Page 5: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kabupaten di Bagian Timur wilayah tapal kuda adalah Kabupaten

Jember dengan karakteristik budaya yang khas. Budaya yang berkembang di Jember

sering disebut dengan sebutan Budaya Pandhalungan. Taylor menjelaskan bahwa

kebudayaan memiliki sebuah definisi sebagai himpunan dari keutuhan keyakinan,

pengetahuan, moral, kesenian hukum, adat istiadat dan seluruh kemampuan serta

kebiasaan yang diperoleh sebagai bagian dari masyarakat (Horton&Chester, dalam

Prayogi dan Danial, 2016: 61). Kebudayaan masyarakat sendiri digambarkan

melalui wujud kebudayaan yang terdiri dari 3 wujud. Pertama berupa ide, gagasan,

nilai dan norma. Kedua yaitu aktifitas manusia sebagai bagian dari masyarakat

masyarakat. Ketiga berupa barang atau benda yang dihasilkan sebagai bentuk karya

manusia (Koentjaraningrat, 2009: 150-153). Wujud kebudayaan yang ketiga

cenderung lebih dapat diamati karena berupa benda ciptaan dari keseluruhan

kegiatan manusia sebagai bagian dari masyarakat. Kebudayaan Jember merupakan

bentuk kebudayaaan daerah yang dipengaruhi oleh pola kehidupan masyarakat

Jember sehari-hari.

Berdasarkan kondisi empiris, dapat diketahui bahwa masyarakat Jember

memiliki pola budaya yang khas dimana budaya yang berkembang di wilayah

Jember ibarat periuk besar yang menampung sekumpulan budaya sekitarnya.

Pemerintah Kabupaten Jember juga berupaya mengenalkan pola budaya tersebut

kepada generasi Jember muda maupun masyarakat luar Jember misalkan melalui

kegiatan Festival Seni Pandhalungan. Pembelajaran pada dasarnya juga memiliki

peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai budaya. Namun demikian ada

paradigma yang tidak tepat ketika muncul anggapan penanaman nilai budaya hanya

dapat dilakukan melalui pembelajaran ilmu-ilmu sosial saja. Pada dasarnya

Page 6: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

2

penanaman nilai budaya dapat dilakukan dalam setiap jenis pembelajaran termasuk

pembelajaran eksak seperti matematika sekalipun.

Matematika adalah sebuah bidang ilmu yang hadir dengan konsep hitungan

dan sering dipakai sebagai tes kecerdasan maupun penempatan. Hal ini membuat

matematika berhubungan dengan penyelesaian soal. Ada beberapa persepsi yang

kurang tepat terkait bidang ilmu matematika antara lain: kecerdasan yang tinggi

dibutuhkan dalam matematika, matematika merupakan ilmu hitung, otak menjadi

modal utama dalam memahami matematika, jawaban benar merupakan suatu yang

penting dalam mengerjakan matematika, mutlak adalah sifat kebenaran dalam

matematika dan di dalam kehidupan nyata matematika tidak memiliki manfaat.

Pembelajaran matematika juga dianggap terlalu kering, tidak kontekstual, dan di

awang-awang (Agasi dan Wahyuno, 2016: 527-528). Padahal matematika

merupakan hasil dari perkembangan peradaban manusia yang selalu menciptakan

budaya. Sebagai sebuah hasil budaya, di sini pada dasarnya matematika memiliki

bagian yang dapat dimanfaatkan untuk menanamkan nilai budaya itu sendiri.

Konsekuensi dari pemahaman ini adalah pembelajaran matematika yang diajarkan

di lingkungan pendidikan harus dapat memberi muatan matematika yang berbasis

budaya terutama budaya lokal dan berlaku kebalikannya bahwa praktik budaya

harus juga dapat menanamkan konsep-konsep matematika.

Penanaman konsep matematika yang sangat mungkin terjadi dalam suatu

praktik budaya dan aktivitas matematika yang dikembangkan secara oleh setiap

orang sebagai bagian dari kelompok masyarakat sering disebut sebagai

etnomatematika (Fajriyah, 2018: 114). D Ambrosio mendefinisikan etnomatematika

juga mengacu pada konteks sosial budaya lain termasuk didalamnya berupa simbol,

bahasa, jargon, mitos dan tingkah laku. Senada dengan pengertian tersebut, Orey

(2003) memaparkan bahwa etnomatematika dapat digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks masalah

kemanusiaan (Supiyati, dkk., 2019: 48). Soedjadi mengemukakan bahwa

menggunakan matematika serta pola pikir matematis dalam konteks kehidupan

Page 7: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

3

sehari-hari adalah tujuan dari pembelajaran matematika. Barta bersama Shockey

menegaskan bahwa etnomatematika adalah penggambaran secara keseluruhan dan

dinamis tentang penerapan matematika dalam kaitannya dengan pengaruh budaya

(Supiyati, dkk., 2019: 48).

Berdasarkan beberapa paragraf pendahulu di atas, maka penulis terpanggil

untuk membuat sebuah kajian tentang konsep etnomatematika melalui beberapa

hasil kebudayaan masyarakat Jember yang difokuskan pada tiga wujud hasil

kebudayaan yaitu arsitektur Gudang Tembakau, proses produksi Batik Jember dan

desain busana Jember Fashion Carnaval (JFC). Pembahasan ini diharapkan

berkembang lebih lanjut seperti pengembangan bahan ajar matematika untuk

pembelajaran matematika dimana ada penanaman nilai budaya di dalamnya

khususnya budaya lokal Jember.

B. Masalah Atau Topik Bahasan

Didasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, adapun topik

bahasan yang diangkat yakni bagaimana konsep etnomatematika dalam budaya

masyarakat Jember yang tergambar dalam arsitektur Gudang Tembakau, proses

produksi Batik Jember dan desain busana Jember Fashion Carnaval (JFC)?

C. Tujuan

Didasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun

tujuan penulisan makalah untuk menemukenali konsep etnomatematika dalam

budaya masyarakat Jember yang tergambar dalam arsitektur Gudang Tembakau,

proses produksi Batik Jember dan desain busana Jember Fashion Carnaval (JFC).

Page 8: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

4

TEKS UTAMA

A. Sepintas tentang Etnomatematika

Etnomatematika menurut North American Study Group of Etnomathematics

(NASGEM) didefinisikan sebagai studi yang tidak hanya membahas skala

kelompok kecil saja, tetapi istilah "etno" bisa mengacu ke kelompok apapun seperti

bangsa, serikat buruh, agama tradisi dan sebagainya. Penggunaan simbol

matematika, desain spasial, metode pengukuran dan penghitungan dalam waktu dan

ruang, pola berpikir tertentu, serta penerjemahan kegiatan manusia yang lain melalui

representasi matematis formal juga dalam bidang studi ini. Denngan pemahaman

lain, kajian etnomatematika pada hakikatnya mengkaji tentang budaya antropologi

(etnografi), matematika itu sendiri termasuk pemodelan matematika di dalamnya.

Persimpangan komponen-komponen matematika itu, yang disebut dengan

pemodelan matematika dan etnografi, etnomathematika. Hubungan ini dapat

digambarkan sebagai berikut (Ariestyawan, dkk., 2014:682).

Gambar 1

Ethnomathematics

Etnomatematika sering tidak disadari keberadaannya oleh kelompok

penggunanya. Hal ini dikarenakan etnomatematika sering dilihat secara sederhana

seperti matematika pada umumnya yang ditemukan dalam pembelajaran di sekolah.

Etnomatematika memiliki potensi untuk membantu siswa merasa

Page 9: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

5

diterima, menjadi lebih menerima orang lain, dan melawan rasisme (Brandit dan

Chernoff, dalam Zaenuri, dkk. 2017: 161).

Beberapa kajian penelitian juga digambarkan dalam tulisan Zaenuri, dkk.

(2017: 161-162) untuk menunjukkan potensi dari etnomatematika dalam

pembelajaran. Pertama hasil kajian dari Abiam, dkk. (2016) berpendapat bahwa

pendekatan etnomatematis tidak hanya lebih efektif dan unggul daripada

pendekatan konvensional, tetapi juga dapat meningkatkan penerimaan pembelajaran

pada materi geometri sekolah dasar. Kedua, kajian dari Kerumeh, dkk. (2012)

menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan etnomathematic memunculkan

tingkat retensi yang lebih tinggi untuk siswa daripada metode konvensional.

Berikutnya Khayriah, dkk. (2010) menyatakan bahwa dalam pembelajaran geometri

melalui pelajaran dengan latihan etnomatematik siswa sekolah menengah di wilayah

Arab di Israel dengan menunjukkan bangunan dan menemukan karakteristiknya

membuat pengalaman belajar lebih bermakna dan menyenangkan. Siswa yang

menggunakan pendekatan etnomatematika cenderung lebih baik dalam hasil dan

retensi dari siswa yang menggunakan metode konvensional.

Dapat ditarik suatu kesimpulan etnomatematika adalah gagasan-gagasan

matematika, serta praktik yang dikembangkan budaya masyarakat lokal yang

diturunkan antar generasi. Selain itu etnomatematika juga merupakan sebuah studi

yang memiliki tujuan dalam mengkaji bagaimana peserta didik menggunakan

gagasan-gagasan untuk memecahkan permasalahan matematis baik di sekolah

maupun lingkungan sekitar tempat tinggal dalam konteks budaya.

B. Etnomatematika dalam Budaya Masyarakat Jember

1. Etnomatematika pada Arsitektur Gudang Tembakau Jember

Pada bagian ini, akan dibahas unsur matematika yang terdapat dalam gudang

tembakau dan juga penerapan etnomatematika yang terdapat pada gudang

tembakau, seperti aktivitas menghitung, membilang, mengukur, dan lain

sebagainya. Pada gudang tembakau Jember terdapat unsur geometri, meliputi:

Page 10: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

6

kesejajaran tiang penyangga, bangun ruang, jumlah rusuk, kesimetrisan antar pintu

dan jendela. Lebih lengkapnya akan dipaparkan berikut ini.

a. Unsur-Unsur Matematika pada Gudang Tembakau

Unsur- unsur matematika yang terdapat dalam gudang tembakau yaitu

barisan aritmatika dan geometri (bangun ruang). Barisan aritmatika adalah barisan

yang berpola dengan rumus umumnya Un = a + (n − 1)b. Geometri adalah cabang

ilmu matematika yang membahas tentang bangun datar dan bangun ruang.

Pada bangunan gudang tembakau, terdapat pola tiang dan penyangga yang

penghitungannya membentuk deret aritmatika. Seperti tata letak sisi longkang

pertama dengan sisi longkang ketiga, kelima, ketujuh, kesembilan, dan seterusnya

memiliki pola sisi longkang yang sama. Berikut adalah gambar dari gudang

tembakau yang ada di salah satu desa Pontang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten

Jember.

Gambar 2

Gudang Tembakau

A B

A B

Page 11: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

7

Pada gambar A, merupakan gambar salah satu longkang tampak dari depan. Pada

sisi longkang, rusuk longkang yang melintang ke samping, penempatannya sejajar

dengan rusuk atasnya. Begitupun seterusnya. Rusuk- rusuk yang melintang ke

samping, setiap rusuknya disekat dengan 3 rusuk melintang ke depan yang memiliki

jarak sama. Rusuk-rusuk yang melintang ke samping, panjangnya sampai pada 15

longkang dan saling sejajar.

Pada gambar B, merupakan gambar dari salah satu sisi pada longkang. Sisi

ini dibentuk atas susunan bambu-bambu yang berjarak sama yaitu satu meter.

Bambu-bambu yang berjarak satu meter ini melintang ke depan (jika tampak dari

depan longkang/ gambar A).

Gambar 3

Sisi Longkang

Pada gambar A, bambu-bambu yang menjadi tiang penyangganya diberi

tempat dari semen yang berjarak sama. Semen-semen tersebut dibentuk seperti vas

bunga yang kemudian diletakkan bambu pada tengah semen tersebut. Pada gambar

B, tiang-tiang berpola 1,3,5,7, dan seterusnya (pola 1) dan 2,4,6,8 dan seterusnya

(pola 2). Pada pola 1, tiang tidak memiki bambu yang peletakannya miring. Pada

pola 2, tiang memiliki bambu yang peletakannya miring. Jadi pada pembangunan

A B

Page 12: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

8

tiang-tiang yang terbuat dari bambu membentuk deret aritmatika yaitu pola 1 dan

pola 2.

Gambar 4

Gudang Tembakau

Pada gambar A dan gambar B, pintu satu dengan pintu dua mempunyai

jarak 4 persegi yang terbuat dari daun alang-alang. Namun pada gudang yang

diteliti ini telah direnovasi sehingga bagian luarnya dibatasi oleh bambu yang

dianyam (gedeg) dan juga plastik berwarna biru. Jarak pintu dengan ujung

gudang juga berjarak 4 persegi yang terbuat dari daun alang-alang.

Gambar 5

Gudang Tembakau

Pada gambar A, gambar diambil dari pintu masuk. Gambar inilah yang

disebut dengan longkang (setiap ruangan pada gudang). Pada setiap longkang

A B

B A

Page 13: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

9

dibagi menjadi ruang-ruang kecil yang berbentuk kubus baik secara horizontal

ataupun vertikal.

Pada gambar B, merupakan penampakan sebuah ruang yang berbentuk

kubus yang ada pada longkang dimana setiap rusuk pada kubus tersebut memiliki

panjang 2 meter. Pada gambar tersebut, secara horizontal longkang memiliki 7

ruang kubus sedangkan secara vertikal terdapat 5 ruang yang berbentuk kubus.

Unsur-unsur matematika pada gudang tembakau yang meliputi geometri bangun

ruang dan aritmatika serta penerapan etnomatematika pada gudang tembakau

yang meliputi pemasangan tiang penyangga yang polanya membentuk deret

aritmatika, bagian longkang yang bentuknya bangun kubus dengan rusuk

(penyangga) yang sama panjang, dan terdapat kesimetrisan antar pintu dengan

jarak yang sama.

2. Etnomatematika pada Proses Produksi Batik Jember

Konsep etnomatematika salah satunya dapat diamati pada proses

produksi batik Rezti’s Mboloe, salah satu rumah produksi batik di daerah

Gunung Argopuro I/1 Tegalsari Ambulu Jember. Pada proses produksi batik

dengan motif tembakau ini ada aktivitas membilang, mengukur serta

menghitung.

a. Aktivitas Membilang

Aktivitas membilang yang terdapat pada batik jember dapat dikaitkan

dengan konsep membilang suatu bilangan. Aktivitas membilang ini dapat

dilihat pada motif atau corak batik. Aktivitas membilang pada umumnya

menunjukkan aktivitas penggunaan dan pemahaman suatu bilangan ganjil dan

genap serta lainnya. Motif tersebut membilang yang mana motif berulang 2-1-

2-1 dan seterusnya.

Page 14: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

10

Gambar 6

Motif Batik

b. Aktivitas Mengukur

Aktivitas mengukur dapat dikaitkan dengan pertanyaan “berapa”. Pada

etnomatematika batik jember dengan motif tembakau akan sangat sering

ditemui alat ukur tradisional seperti gambar daun-daun tembakau. Namun

umumnya pengrajin batik atau masyarakat biasanya menggunakan tangannya

sebagai alat ukur paling praktis dan efektif untuk membuat motif yang lain.

Gambar 7

Motif Batik Tembakau

Jarak antara kedua motif tersebut di ukur dengan ukuran motif satu sama lain

sehingga motif tersebut dipadukan dengan ukuran yang sama.

Page 15: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

11

c. Aktivitas Membuat Pola/ Desain

Banyak konsep dasar pola billangan yang diawali dengan menentukan

pola/desain yang digunakan untuk motif agar sesuai dengan jarak yang

ditentukan.

Gambar 8

Motif Batik Tembakau

Membentuk lokasi penempatan motif yang berbentuk segitiga agar

penempatan sesuai dan Refleksi (Pencerminan) yang merupakan suatu

transformasi yang memindahkan suatu titik pada bangun geometri dengan

menggunakan sifat benda dan bayangannya pada cermin datar.

d. Aktivitas Membuat Rancang Bangun

Aktivitas membuat rancang bangun yang terdapat pada

Etnomatematika batik kabupaten jember adalah kegiatan membuat rancang

bangun batik yang telah diterapkan oleh semua jenis budaya yang ada dengan

cara membuat pola terlebih dahulu pada kain yang akan dijadikan batik. Batik

tulis ataupun batik cap yang digunakan di Kabupaten Jember menggunakan

pola daun tembakau sebagai ciri khas.

X X’

Page 16: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

12

Gambar 9

Motif Batik Tembakau

Jika perhatikan dengan seksama motif yang terdapat pada daun tembakau

tersebut membentuk kotak-kotak yang di tumpuk seperti hal nya denga batu

bata yang terdapat di sebuah bangunan.

3. Etnomatematika pada Desain Busana Jember Fashion Carnaval (JFC)

Berikut ini akan dipaparkan tentang etnomatematika yang ada dalam

desain kostum Jember Fashion Carnaval (JFC), serta manfaat dari

etnomatematika yang ada dalam desain busana Jember Fashion Carnaval (JFC)

untuk pembelajaran matematika. Konsep matematika yang dihubungkan dengan

kebudayaan tersebut, diharapkan memudahkan peserta didik dalam memahami

materi matematika karena pembelajaran tersebut menghubungkan dengan

contoh real dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini digambarkan contoh-

contoh dari desain kostum JFC.

Page 17: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

13

Gambar 10

Contoh-contoh dari Desain Kostum JFC

Mengamati contoh desain kostum JFC pada gambar di atas, dapat ditemukan

beberapa konsep matematika. Konsep-konsep matematika tersebut antara lain

konsep simetri, konsep geometris yang meliputi konsep bangun datar, volume

dan konsep bangun ruang, terdapat pula konsep himpunan serta konsep

himpunan. Konsep-konsep matematika yang dapat diamati dari desain kostum

JFC dipaparkan secara detail sebagai berikut.

a. Konsep Simetri pada Kostum JFC

Pada bagian ini konsep matematika yang dimaksud adalah simetri

lipat. Gambar desain kostum JFC yang dituangkan dalam bentuk sketsa

untuk rancangannya apabila diamati ada pola kesimetrisan seperti gambar

berikut.

Page 18: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

14

Gambar 11

Pola Kesimetrisan dari Desain Kostum JFC

Salah satu alternative yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam

membelajarkan siswa mengenai konsep simetri lipat yaitu dengan

menerapkan etnomatematika yang terkandung dalam desain kostum JFC.

Alternative pembelajaran tersebut diuraikan sebagai berikut. Sebagai

persiapan pembelajaran, siswa diharapkan mempersiapkan beberapa lembar

kertas, gunting, dan pensil. Dalam pembelajaran, pertama siswa

dinstruksikan untuk melipat kertas menjadi dua bagian yang sama. Kedua,

siswa diberikan kesempatan untuk membuat desain kostum JFC (desai yang

sederhana saja) pada salah satu bagian lipatan. Kemudian siswa

dinstruksikan untuk membuat lipatan kertas lainnya. Siswa dinstruksikan

untuk membentuk bangun geometri tertentu di salah satu sisi lipatan kertas

tersebut. Kemudian, bangun-bangun yang diperoleh, siswa diberikan

informasi bahwa bangun-bangun yang mereka hasilkan dari kegiatan

sebelumnya merupakan bangun-bangun yang memiliki simetri lipat. Dan

diberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kesimpulan.

Page 19: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

15

b. Konsep Luas Bangun Datar pada Kostum JFC

Selanjutnya konsep yang digunakan dalam membuat desain kostumnya

adalah konsep luas bangun datar. Jadi pertama bisa dengan cara menghitung

luas satu bangun terlebih dahulu untuk dijadikan patokan dalam membuat

bentuk selanjutnya.

Salah satu alternative yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam

membelajarkan siswa mengenai konsep luas dan keliling yaitu dengan

menerapkan etnomatematika yang terkandung dalam desain kostum JFC.

Alternative pembelajaran tersebut diuraikan sebagai berikut. Sebagai persiapan

pembelajaran, siswa diinstriksikan untuk mempersiapkan sebuah desain

kostum JFC (yang sederhana saja dan tentunya yang mengandung bentuk

bentuk geometris), kertas, dan pensil. Pertama instruksikan siswa untuk

menggambarkan desain kostum JFC yang sebelumnya sudah dipilih pada kertas

kosong atas gambar yang berbetuk bangun geometris. Kedua intsruksikan siswa

untuk menentukan panjang sisi, jari-jari, lebar, tinggi, dan lain-lain. Ketiga

siswa dituntun untuk menemukan lus dan keliling dari bangun-bangun yang

telah diperoleh. Keempat, berilah kesempatan siswa untuk menemukan

kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan.

c. Konsep Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Desain Kostum JFC

Konsep selanjutnya yang digunakan adalah bangun Ruang Sisi

Lengkung. Terdapat dua bangun yang digunakan yaitu bangun kerucut dan

setengah lingkaran. Yang mana kedua nya tanpa memiliki alas. Dari kedua

bangun inilah datap menentukan volume dari bangun kerucut serta volume

dari bangun setengah lingkaran. Dalam pembuatannya bisa menggunakan

jarring-jaring yang sama disetiap bangun yang digunakan akan menghasilkan

bangun yang sama.

Page 20: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

16

Salah satu alternative yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam

membelajarkan siswa mengenai konsep Volume Bangun Ruang Sisi

Lengkung yaitu dengan menerapkan etnomatematika yang terkandung dalam

desain kostum JFC. Alternative pembelajaran tersebut diuraikan sebagai

berikut. Sebagai persiapan pembelajaran, siswa diinstriksikan untuk

mempersiapkan sebuah desain kostum JFC (yang sederhana saja dan tentunya

yang mengandung bentuk bentuk bangun ruang sisi lengkung), kertas, dan

pensil. Pertama instruksikan siswa untuk menggambarkan desain kostum JFC

yang sebelumnya sudah dipilih pada kertas kosong atas gambar yang berbetuk

bangun ruang sisi lengkung. Kedua intsruksikan siswa untuk menentukan

jarring-jaring dari bangun yang sudah digambar. Ketiga siswa dituntun untuk

menemukan Volume dari bangun-bangun yang telah diperoleh. Keempat,

berilah kesempatan siswa untuk menemukan kesimpulan dari kegiatan yang

dilakukan.

d. Konsep Himpunan pada Desain Kostum JFC

Konsep selanjutnya yang berada pada kostum JFC adalah konsep

himpunan. Dimana pendesain atau peserta JFC memasukkan konsep

himpunan pada tema kostumnya dengan membuat pola berbentuk diagram

Ven. Contohnya pada gambar berikut ini.

Gambar 12

Pola Berbentuk Diagram Ven dari Desain Kostum JFC

Page 21: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

17

Salah satu alternative yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam

membelajarkan siswa mengenai konsep simetri lipat yaitu dengan menerapkan

etnomatematika yang terkandung dalam desain kostum JFC. Alternative

pembelajaran tersebut diuraikan sebagai berikut. Sebagai persiapan disajikan

gambar desin kostum JFC yang berkaitan dengan himpunan seperti himpunan

bagian yang disajikan dalam diagram ven. Pertama, instruksikan siswa untuk

mengamati gambar yang telah disajikan tersebut. Kedua, instruksikan siswa

untuk menganalisis, dan menuliskan poin-poin yang terkandung dalam

hambar tersebut. Ketiga, arahkan siswa untuk menulis kan poin-poin yang

diperoleh dan tuliskan dalam bentuk daftar himpunan.

Jadi, dari paparan di atas jelas terlihat bahwa pada kostum JFC

terkandung konsep simetri, konsep geometris (luas bangun datar, dan volume

bangun ruang sisi lengkung), serta konsep himpunan. Dengan memahami

etnomatematika pada kostum JFC, tentu dapat memberikan inspirasi kepada

pendidik untuk mengembangkan pembelajaran yang menarik dengan

menerapkan etnomatematika ini. Pendidik dapat memanfaatkan pola desain

kostum JFC sebagai bahan untuk mengajarkan konsep matematika pada siswa.

Page 22: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

18

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pemecahan masalah subjek pada bab

sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Etnomatematika pada arsitektur gudang tembakau jember dapat berupa barisan

aritmatika, persamaan garis lurus dan geometri. Hal ini dapat digambarkan

melalui bentuk tiang penyangga yang memiliki pola sendiri yaitu membentuk

barisan aritmatika. Sedangkan bentuk eksterior lebih menyerupai gabungan

bangun ruang.

2. Etnomatematika pada proses produksi batik jember dapat berupa konsep

geometri mulai dari translasi, pencerminan dan refleksi. Hal ini dapat terlihat

pada bebrapa motif batik jember.

3. Etnomatematika pada desain busana Jember Fashion Carnaval (JFC) dapat

berupa konsep simetri, luas bangun datar, bangun ruang sisi lengkung, dan

konsep himpunan. Hal ini dapat terlihat pada beberapa kostum yang dipakai

saat JFC.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, adapun saran yang bisa

diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan ajar matematika bagi guru untuk

dikenalkan kepada siswa di tingkat SMP ataupun SMA.

2. Sebagai salah satu cara mengenalkan dan melestarikan budaya sekitar siswa

untuk diintegrasikan dengan mata pelajaran matematika.

3. Sebagai bahan referensi peneliti lain untuk melajutkan penelitian dibidang

etnomatematika.

Page 23: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

19

DAFTAR RUJUKAN

Agasi, Georgius Rocki, and Yakobus Dwi Wahyuono. “Kajian Etnomatematika: Studi

Kasus Penggunaan Bahasa Lokal untuk Penyajian dan Penyelesaian Masalah

Lokal Matematika”. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika,

(2016). 527-34.

Arisetyawan, Andika, dkk. “Study of Ethnomathematics: A lesson from the Baduy

Culture”. International Journal of Education and Research Vol. 2 No. 10.

(2014), 681-688.

Fajriyah, Euis. “Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung

Literasi”. In: PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika. (2018). p.

114-119.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. 2009

Prayogi, Ryan, and Endang Danial. "Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai

Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan

Hulu Provinsi Riau." Humanika 23.1 (2016): 61-79.

Supiyati, Sri, and Farida Hanum. "Ethnomathematics in Sasaknese

Architecture." Journal on Mathematics Education 10.1 (2019): 47-58.

Zaenuri, dkk. “Ethnomathematics Exploration on Culture of Kudus City and Its

Relation to Junior High School Geometry Concept”. International Journal of

Education and Research Vol. 5 No. 9. (2017). 161-168.

Page 24: MENEMUKENALI KONSEP ETNOMATEMATIKA DALAM BUDAYA …

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU (LPM)

SERTIFIKAT NOMOR: B- 13/In.20/L.2/2/2021

Diberikan kepada :

Nama : FIKRI APRIYONO, M.Pd. NIP/NUP : 20160383 Pangkat/Gol : Asisten Ahli / IIIb Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember Sebagai : Pemateri Judul : Menemukenali Konsep Etnomatematika dalam Budaya Masyarakat Jember: Sebuah Kajian Matematika dalam Perspektif Budaya

dalam Diskusi Periodik Dosen yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Jember pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2021. Jember, 22 Februari 2021 Ketua LPM, Dr. H. Saihan, S.Ag.,M.Pd.I NIP.197202172005011001