Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim As

4
MENELADANI PENGORBANAN NABI IBRAHIM ALAIHISSALAM Oleh: Feri Firmansyah, Lc. Menurut fitrahnya, manusia selalu identik dengan keinginan dan cita-cita yang luhur. Keinginan ingin memiliki jabatan tinggi, pendidikan tinggi, serta kekayaan yang melimpah, merupakan hal yang sangat wajar adanya. Namun ternyata tidak semua orang melakukan usaha dan pengorbanan yang seirama dengan kadar cita-citanya. Ada orang yang hanya memiliki cita-cita yang tinggi, namun usahanya hanya sebatas khayalan saja. Tapi, tidak sedikit pula orang yang memiliki cita-cita yang tinggi, kemudian ia melakukan usaha dan pengorbanan yang tinggi pula. Bak para pelajar yang sedang diuji oleh gurunya. Ia bisa dikatakan lulus dari ujian, apabila pelajar tadi telah melakukan pengorbanan berupa persiapan-persiapan untuk menghadapi ujian yang akan diberikan oleh gurunya. Begitu juga dalam kehidupan bergama. Untuk bisa meraih derajat yang mulia disisi Allah, maka hamba tersebut harus melalui berbagi ujian yang Allah akan berikan kepadanya. Tidak terkecuali dengan para nabi. Mereka mendapatkan kemuliaan disisi Allah, setelah mereka uji dengan berbagai ujian yang menimpanya. Dalam catatan sejarah yang bersumber kepada Al- Quran dan As-Sunnah, ada dua orang nabi yang memiliki posisi yang sangat mulia dihadapan Allah Swt. Mereka adalah Nabi Ibrahim alaihissalam (Al-Mumtahanah [40]: 4) dan Nabi Muhammad Saw. (Al-Ahzab [33]: 21). Diantara bukti kemuliaan tersebut adalah dengan menjadikan kedunya menjadi kekasih Allah Swt (khalilullah), begitu juga dengan shalawat yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya, hanya ditujukan kepada kedua nabi tersebut dan keluarganya. Bahkan Nabi Ibrahim memiliki gelar sebagai bapaknya para nabi (Abul Anbiya) dan pemimpin umat manusia (Imamun Linnas). Sejarah dan keteladanan Rasulullah sudah banyak dibahas. Pada kesempatan ini, seiring dengan datangnya bulan pengorbanan, yang didalamnya ada syariat melaksanakan ibadah haji bagi yang sudah mampu, serta melaksanakan ibadah qurban, maka alangkah baiknya apabila kita menyingkap kembali sejarah dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Nabi Ibarahim Alaihissalam.

Transcript of Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim As

Page 1: Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim As

MENELADANI PENGORBANAN NABI IBRAHIM ALAIHISSALAM

Oleh: Feri Firmansyah, Lc.

Menurut fitrahnya, manusia selalu identik dengan keinginan dan cita-cita yang luhur. Keinginan ingin memiliki jabatan tinggi, pendidikan tinggi, serta kekayaan yang melimpah, merupakan hal yang sangat wajar adanya. Namun ternyata tidak semua orang melakukan usaha dan pengorbanan yang seirama dengan kadar cita-citanya. Ada orang yang hanya memiliki cita-cita yang tinggi, namun usahanya hanya sebatas khayalan saja. Tapi, tidak sedikit pula orang yang memiliki cita-cita yang tinggi, kemudian ia melakukan usaha dan pengorbanan yang tinggi pula. Bak para pelajar yang sedang diuji oleh gurunya. Ia bisa dikatakan lulus dari ujian, apabila pelajar tadi telah melakukan pengorbanan berupa persiapan-persiapan untuk menghadapi ujian yang akan diberikan oleh gurunya.

Begitu juga dalam kehidupan bergama. Untuk bisa meraih derajat yang mulia disisi Allah, maka hamba tersebut harus melalui berbagi ujian yang Allah akan berikan kepadanya. Tidak terkecuali dengan para nabi. Mereka mendapatkan kemuliaan disisi Allah, setelah mereka uji dengan berbagai ujian yang menimpanya. Dalam catatan sejarah yang bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah, ada dua orang nabi yang memiliki posisi yang sangat mulia dihadapan Allah Swt. Mereka adalah Nabi Ibrahim alaihissalam (Al-Mumtahanah [40]: 4) dan Nabi Muhammad Saw. (Al-Ahzab [33]: 21).

Diantara bukti kemuliaan tersebut adalah dengan menjadikan kedunya menjadi kekasih Allah Swt (khalilullah), begitu juga dengan shalawat yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya, hanya ditujukan kepada kedua nabi tersebut dan keluarganya. Bahkan Nabi Ibrahim memiliki gelar sebagai bapaknya para nabi (Abul Anbiya) dan pemimpin umat manusia (Imamun Linnas).

Sejarah dan keteladanan Rasulullah sudah banyak dibahas. Pada kesempatan ini, seiring dengan datangnya bulan pengorbanan, yang didalamnya ada syariat melaksanakan ibadah haji bagi yang sudah mampu, serta melaksanakan ibadah qurban, maka alangkah baiknya apabila kita menyingkap kembali sejarah dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Nabi Ibarahim Alaihissalam. Sehingga kita mengetahui ternyata derajat kemuliaan disisi Allah yang disandang oleh Nabi Ibrahim seiring dengan pengorbanan yang dilakukan.

Allah Stw telah berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.’ Ibrahim berkata, ‘(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.’ Allah berfirman, ‘Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.'” (Al-Baqarah [2]: 124)

Ayat ini menegaskan kepada kita, bahwa ternyata Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak pernah luput dari berbagai ujian. Diantara ujian-ujian yang diberikan kepada Nabi Ibrahim alaihissalam adalah perintah untuk membantah keyakinan Raja Namrud, bersabar ketika dilemparkan ke dalam api yang sangat panas, hijrah meninggalkan tanah airnya, menjamu tamunya dengan baik, bersabar ketika diperintah menyembelih putranya dan ujian yang lainya.

Page 2: Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim As

Apabila kita telusuri ujian demi ujian yang menimpa Nabi Ibrahim alaihissalam, maka akan kita dapatkan, betapa keyakinan dan kesabaran Nabi Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian memiliki kualitas yang sangat tinggi.

Ketika Nabi Ibrahim mulai meyakini ajaran tauhid, ia merasa cemas dengan masyarakatnya yang beribadah kepada berhala-berhala buatan ayahandanya. Melihat kondisi tersebut, ia tidak lantas berpangku tangan, membiarkan masyarakatnya terus menerus dalam kemusyrikan. Ia mulai berdakwah, mengajak mereka kepada ajaran tauhid. Sementara, dibalik dakwah yang ia lakukan, ternyata ada konsekwensi yang harus ia terima. Nabi Ibrahim mendapatkan cemoohan serta teror dari masyarakat dan penguasa zalim waktu itu (Raja Namrudz).

Puncak ujian Nabi Ibrahim dalam menghadapi kaumnya adalah ketika ia harus dilemparkan kedalam api yang sangat panas. Secara naluri manusia, tentu saja Nabi Ibrahim merasa takut dan cemas. Namun dengan keyakinannya kepada Allah, ia bertawakal dan menyerahkan urusannya hanya kepada Allah Swt. Dan akhirnya, dengan pertolongan Allah Swt, ia diselamatkan dengan menjadikan api yang sangat panas tersebut menjadi dingin (Ash-Shaffat [37]: 97-98).

Setelah selamat dari upaya pembunuhan kaumnya dan terbebas dari kezaliman Raja Namrudz, Nabi Ibrahim terus diuji oleh Allah Swt dengan rasa cemas lain, yaitu ia menginginkan keturunan yang shaleh. Meskipun demikian, ia tetap berdoa, memohon kepada Allah Swt, agar Dia memberikan keturunan yang shaleh kepadanya. Akhirnya, Allah pun mengabulkan doanya dengan memberikan kabar gembira tentang kelahiran putranya yang bernama Ismail dari rahim Hajar, yang kelak akan menjadi seorang nabi.

Tidak lama setelah itu, Nabi Ibrahim pun mendapatkan kabar gembira lagi tentang kelahiran Ishak dari rahim Sarah, yang kelak juga akan menjadi nabi. Betapa gembiranya Nabi Ibrahim dengan kelahiran dua orang putranya. Namun, kegembiraan tersebut tidak berlangsung lama. Karena Allah Swt langsung mengujinya lagi dengan perintah meninggalkan Ismail dan Hajar di padang yang sangat tandus. Suatu tempat yang tidak mungkin adanya tanda-tanda kehidupan. Tetapi perintah Allah tersebut ia tunaikan dengan ikhlas karena Allah swt. (Ibrahim [14]: 37-40)

Dari waktu ke waktu, Nabi Ibrahim terus mendapatkan ujian dari Allah Swt. Ujian yang paling berat dan tidak masuk akal bagi Nabi Ibrahim adalah perintah untuk menyembelih Ismail. Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam surat Ash-shaffat ayat 102-109. Meskipun perasaan sedih, cemas, gundah gulana serta godaan syetan yang terus menghampiri Nabi Ibrahim, namun akhirnya ia dapat menunaikan perintah Allah tersebut dengan penuh keikhlasan.

Semua ujian-ujian yang diberikan kepada Nabi Ibrahim alaihissalam, tidak pernah ada yang ditentangnya. Semuanya ia laksanakan dengan segera, penuh keikhlasan dan kesempurnaan. Makna inilah yang ditunjukan pada kalimat "fa atammahunna" (lalu Ibrahim menunaikannya) pada surat Al-Baqarah ayat 124.

Pada kisah dan keteladanan Ibrahim alaihissalam dalam hal pengorbanan, memberikan pelajaran yang sangat dalam kepada kita bahwa pengorbanan akan melahirkan keberkahan. Dengan pengorbanan yang telah dilakukan, Ibrahim menjadi orang yang paling dicintai Allah,

Page 3: Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim As

khalilullah (kekasih Allah), imam (pemimpin), abul anbiya (bapak para nabi), hanif, sebutan yang baik, kekayaan harta yang melimpah ruah, dan banyak lagi.

Dari pengorbanan Ibrahim dan keluarganya, Kota Makkah dan sekitarnya menjadi pusat ibadah umat manusia sedunia. Sumur Zamzam yang penuh berkah mengalir di tengah padang pasir dan tidak pernah kering hingga sekarang. Dan puncak keberkahan dari itu semua adalah dari keturunannya lahir seorang manusia pilihan; Muhammad saw., nabi yang menjadi rahmatan lil’alamiin.

Ujian-ujian yang Allah berikan tidak hanya kepada para nabi. Semua umat manusia termasuk kita semua pasti akan mendapatkan ujian-ujian dari Allah Swt, berupa rasa takut, cemas, rasa lapar, kekurangan harta, ancaman kematian dan kekurangan buah-buahan. Allah Swt telah berfirman, "Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah [2]: 155)

Setiap ujian yang menimpa kita semua tiada lain adalah untuk mengetahui sejauhmana ketangguhan iman kita kepada Allah Swt. Tidak bisa dikatakan tangguh keimanan kita, apabila dari setiap ujian yang menimpa, kita tidak melakukan pengorbanan-pengorbanan untuk Allah Swt.

Dengan pengorbanan yang kita lakukan akan memberikan keberkahan bagi hidup kita, keluarga, dan keturunan kita. Pengorbanan akan melahirkan peradaban besar. Pengorbanan yang kita lakukan akan menjadi parameter sejauhmana kualiatas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Wallahu'alam bishawab.