MENEGASKAN EKONOMI PANCASILA - Dosen ...dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/BAB2Soul.doc · Web...

54
Strategi Bisnis Rasulullah 1 BISNIS YANG DILAKUKAN BANGSA-BANGSA ARAB UTARA DAN GURUN PRA ISLAM 2.1. Pendahuluan Arabia Gurun dihuni oleh suku pengembara di Akkadian yang disebut Aribi, seringkali menyerbu Negara sekitarnya, misalnya Arabia Felix dan Mesopotamia, yang mereka kadangkala memperoleh kemenangan. Untuk memahami orang terisolasi yang dikenal sebagai orang tanpa sejarah dibutuhkan kerja keras, meskipun demikian mereka dikenal sebagai penunggang unta pada abad ke sepuluh atau kesembilan sebelum Masehi (SM). Pada 250 SM berbagai suku Arabia mulai bergerak menuju Levant. Suku yang tercatat tersebut adalah suku Qedar dan Nabatu yang membuat jalan ke wilayah Edomit, Moabite dan Yahudi. Pada periode Parthian dan Romawi, beberapa dinasti Arabia menguasai kota di Syam (Syiria) dan Irak. Kota tersebut antara lain Palmyra, Emesa, Edessa, Hatra, Chacene dan Gerrha. Sementara itu orang modern umumnya berfikir bahwa penduduk dari Semenanjung

Transcript of MENEGASKAN EKONOMI PANCASILA - Dosen ...dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/BAB2Soul.doc · Web...

Strategi Bisnis Rasulullah 1

BISNIS YANG DILAKUKANBANGSA-BANGSA ARAB UTARA DAN GURUN PRA

ISLAM2.1. Pendahuluan

Arabia Gurun dihuni oleh suku pengembara di Akkadian yang disebut Aribi, seringkali menyerbu Negara sekitarnya, misalnya Arabia Felix dan Mesopotamia, yang mereka kadangkala memperoleh kemenangan. Untuk memahami orang terisolasi yang dikenal sebagai orang tanpa sejarah dibutuhkan kerja keras, meskipun demikian mereka dikenal sebagai penunggang unta pada abad ke sepuluh atau kesembilan sebelum Masehi (SM). Pada 250 SM berbagai suku Arabia mulai bergerak menuju Levant. Suku yang tercatat tersebut adalah suku Qedar dan Nabatu yang membuat jalan ke wilayah Edomit, Moabite dan Yahudi. Pada periode Parthian dan Romawi, beberapa dinasti Arabia menguasai kota di Syam (Syiria) dan Irak. Kota tersebut antara lain Palmyra, Emesa, Edessa, Hatra, Chacene dan Gerrha. Sementara itu orang modern umumnya berfikir bahwa penduduk dari Semenanjung Arabia sebagai Arab, para ahli sejarah kuno seringkali merujuk orang-orang ini dengan nama suku mereka secara langsung. Ini merupakjan hal yang sangat penting untuk menemukan siapa orang Arab yang sesungguhnya.

Orang Arab Petra tinggal di antara Mesir dan Mesopotamia, yang akhirnya menetap dari pengembaraan sebagai cara hidup mereka, membangun beberapa kota. Orang yang utama di daerah ini adalah orang Nabasia dan Petra sebagai ibukota mereka. Referensi tertua untuk orang Arab dapat ditemukan dalam kitab Injil Genesis, dimana pedagang Arab jual beli dengan Josep anak Jacob. Referensi lainnya ditemukan di laporan perang Raja

Strategi Bisnis Rasulullah 2

Assyirian Salmanasser pada 853 SM dan laporan tentang sebuah kerajaan yang bernama Aribi, yang disebutkan dari Tiglath- Pileser III (745 – 727 SM) ke depan dan pengikut Asssyrian sampai pertengahan kedua abad ketujuah. Kemudian, Arab ditundukkan oleh raja Babilonia Nabonidus, yang membuat oase Tema menjadi ibukotanya dan mencapai Yatribu (Medina). Menurut peneliti Yunani, Herodotus, raja Persia Cambyses tidak menduduki Arab ketika menyerang Mesir pada 525 SM. Penggantinya, Darius I tidak menyebutkan Arab dalam prasasti Behistun dari tahun pertama pemerintahannya, tetapi menyebutkannya dalam akhir catatan. Halini menunjukkan bahwa Darius hanya menundukkan sebagian dari wilayah Arabia. Tidak ada petunjuk yang menunjukkan loyal atau tidak loyal terhadap terhadap raja Persia. Setelah raja Macedonia Alexander yang Agung menaklukkan kekaisaran Persia antara 335 sampai 323 SM, bagian dari Arabia yang tersisa lebih atau kurang otonomi selama berabad-abad. Pada 106 Masehi (M), bagian Arabia berhubungan dengan Yordan yang dijadikan provinsi kekaisaran Romawi dibawah kekuasaan Trajan. Ada beberapa kota dalam propinsi ini mulai dari utara menuju keselatan, Adraa (Dara’), Dion, Gerasa (Jerash), Philadelphia (amman) dan Aila (Aqaba). Selama periode Romawi, sejarawan Josephus dan Strabo dengan bebas mencampuradukkan penggunaan kata Arab dengan Nabasia dan sebaliknya raja Nabasia dikenal sebagai raja Arab dan kerajaan mereka dikenal sebagai Arabia. Maka ini hanyalah kesesuaian Kerajaan Nabasia menjadi Provinsi Arabia, yang memasukkannya ke Kekaisaran Rowawi. Meskipun, kendali rute laut oleh Himyar sangat meyakinkan. Pada akhir abad ketiga, raja Samir Yuhar menyatukan Yaman. Ia menganggap cukup penting untuk bernegosiasi dalam kestaraan dengan raja Kekaisaran Persia.

2.2. Bisnis Kaum Nabasia

Kaum Nabasia merupakan anak keturunan dari Nabit, salah satu anak dari Nabi Ismail a.s.. Kaum Nabasia dari abad kesembilan belas sebelum masehi (SM) sampai abad keenam sebelum masehi, kesibukannya adalah berdagang. Kaum Nabasia hidup di Arab Utara,

Strategi Bisnis Rasulullah 3

secara umum mendapatkan kekuatan mereka berkat bisnisdan sama sekali bukan karena kekuatan militer, baik saat berdirinya maupun pada masa perkembangannya.

Rute Bisnis Kaum Nabasia

Kaum Nabasia berhubungan dengan Arabia, Hajar, Mesopotamia dan Edom. Kaum Nabasia membangun koloni dalam sepuluh komunitas di Arab Tengah, Mesopotamia, Mada’in Saleh dekat Dedan, Jenyson Gaza Selatan, Selah dekat Busheira, ibukota Edomit. Selama periode tersebut rute bisnis dari Arabia Selatan (Yaman) melalui Semenanjung Arabia ke tanah Edom. Dari Edom barang diangkut menuju utara Damaskus atau ke barat menuju Mesir. Rute kedua adalah dari Arabia Selatan (Oman) sepanjang pantai timur dengan kapal oleh orang Gerrha barang diangkut menuju pelabuhan di Mesopotamia. Dari Mesopotamia barang dibawa menuju Babilonia bergabung dengan Jalur Sutra. Barang kemudian diangkut melalui Damaskus menuju Ponesia di Laut Mediterania.

Strategi Bisnis Rasulullah 4

Umm al-Biyarah

Pada paruh pertama abad ke 6 SM, kaum Nabasia (al-Anbat, istilah klasik untuk Nabasia) adalah suku normad dari daerah yang sekarang kita kenal sebagai Transyordan dan tinggal di daerah Edomir (dari kata Idumeans keturunan Esau), dan dari sana mereka kemudian merebut Petra. Orang-orang Nabasia, setelah menguasai kota metropolis Petra, segera menguasai wilayah-wilayah di sekitarnya. Petra yang dalam bahasa Yunani berarti cadas. Al-Raqim adalah sebutan bagi Petra dalam bahasa Arab dan nama modernnya adalah Wadi Musa (lembah Musa). Kota kuno itu, yang terletak pada dataran tandus setinggi 3.000 kaki, kini menyuguhkan pemandangan berupa kuburan besar yang memukau yang dipahat pada baru cadas (Umm al-Biyarah), yang lapisan bebatuannya memancarkan warna-warni pelangi. Kaum Nabasia juga membuat istana yang terletak di di puncak gunung. Menurut Diodorus, pada periode ini kaum Nabasia mulai menggunakan kapal di Laut Merah dan Laut Mediterania.

Strategi Bisnis Rasulullah 5

Istana di Puncak Gunung

Selama periode empat ratus tahun, yang dimulai dari penghujung abad ke 4 SM, Petra menjadi kota kunci dalam rute perjalanan kafilah antara Saba dan Mediterinia. Menurut Zenon Papyri, kaum Nabasia bersaing dengan kaum Minea dan kaum Gerha (Jarha) dalam bisnis kemenyan. Para pedagang menggunakan rute perjalanan darat. Sejarah awal kaum Nabasia ditulis oleh Diodorus dan Sculus. Sekitar 312 S.M. mereka cukup kuat untuk menangis dua kali serbuan pasukan Antigonus, Raja Suriah yang menjadi penerus Aleksandra, dan kembali dengan penuh kemenangan ke “tebing karang” itu. Mereka kemudian berada dalam pengaruh Prolemius.

Strategi Bisnis Rasulullah 6

Petra ibukota Kaum Nabasia

Strategi Bisnis Rasulullah 7

Jalan Utama Petra

Pada 250 SM – 100 SM, kaum Nabasia menggunakan kapal untuk menangkap kemenyan dari para pedagang Arab Selata, kemudian dibawa ke utara menuju pelabuhan baru mereka Leuce Come, dari pelabuhan tersebut, barang dibawa ke pantai menuju Aila dan melalui daerah kekuasaan kaum Nabasia dibawa ke Mesir, Damaskus, Mesopotamia, Yunani dan Romawi. Pada periode ini, kaum Nabasia dengan kapalnya mengangkut kargo dari Yaman selatan menuju Leuce Come dan juga pelabuhan Mesir, Berenike merupakan rute mereka. Dari Berenike, barang melaui jembatan darat menuju Aleksandria. Pada periode ini, barang dari India dan Cina mulai tiba di pelabuhan Arab. Mereka juga melintasi darat untuk menuju pelabuahan Mediterania Aleksandria, kapal mereka mengangkut barang tersebut ke berbagai daerah di sekitar Laut Mediterania. Bisnis luar negeri ini menjadi lebih semarak setelah Cina dan India mengirimkan perwakilan dagangnya ke Timur Tengah. Perkembangan bisnis maritim kaum Nabasia ini juga diikuti pertumbuhan kaum Himyar di Arabia Selatan. Kaum Nabasia bekerjasama untuk melawan kaum lain di Arabia Selatan.

Strategi Bisnis Rasulullah 8

Pada 100 SM – 20 SM, pelabuhan kaum Nabasia, Gaza mulai kehilangan tingkat keramaiannya. Sebagian besar pedagang Nabasia dan Asia melalui Aleksandria. Gaza akhirnya dikendalikan oleh Yahgudi. Kaum Nabasia mengembangkan bisnisnya menuju utara dengan mengorbankan Gaza. Mereka mengendalikan bisnis di kota kuno Damaskus pada 85 SM. Hal ini memberikan peluang untuk mendominasi rute bisnis darat dan laut dari timur. Kaum Nabasia mengendalikan Jalur Sutra (Silk Road) yang merupakan jalur utama dan bisnis laut dengan India dan Sri Langka. Dengan demikan kaum Nabasia berkembang menjadi sebuah kekuatan ekonomi kelas dunia dan mulai bekerja keras memproyeksikan citra atau kekayaan dunia dengan membangun sebuah kota permodalan kelas dunia bernama Petra. Raja pertama kerjaan Nabasia adalah Haritsats I (al-Harits) sejak 169 S.M. Pada masa dakwah Nabi Isa a.s. , wilayah kerajaan Nabasia membentang ke utara hingga Damaskus yang bersamaan dengan daerah Coele-Suriah direbut oleh Haritsats II pada sekitar 87 S.M. dari tangan orang-orang Seleukia. Pada masa pemerintahan Haritsats III (Aretas III) sekitar 67-62 S.M, rang-orang Nabasia untuk pertama kalinya menjalin hubungan erat dengan Romawi dan pada masa itulah mata uang kerajaan pertama kali dicetak. Pada kekuasaan Haritsats IV muncul perintah untuk menangkap Paulus di Damaskus. Pada 47 S.M. Julius Caesar meminta Maliki (Malik Malchus I) agar menyediakan pasukan kaveleri untuk menghadapi pertempuran di Iskandariyah. Penerusnya, Obidats (Ubaydah, Obodar III, sekitar 28-29 S.M), menjadi penguasa ketika terjadi ekspedisi Romawi ke Arab. Selama Romawi menyebar ke Yaman Selatan untuk menemukan sumber kemenyan (frankincense), kaum Nabasia tidak hanya mengelola untuk menghancurkan armada Romawi melalui tipu muslihat, tetapi mereka secara efektif menggunakan armada Romawi untuk melawan kaum Himyar dan kaum Minea. Meskipun demikian, kaum Nabasia tidak dapat menaklukkan kaum Himyar dan kaum Minea, bahkan tahun berikutnya kaum Himyar menundukkan kaum Nabasia. Kaum Nabasia menjadi sekutu Romawi dan ikut serta dalam invasi terkenal ke Arab tahun 24 S.M. dibawah pimpinan Gallus. Akhirnya kaum Himyar mengambil kendali produksi kemenyan dan seluruh bisnis kemenyan. Kaum Himyar kemudian mampu menghantarkan

Strategi Bisnis Rasulullah 9

kemenyan dengan kapal ke daerah kaum Nabasia yang menyebabkan bisnis kaum Gerrha mengalami kehancuran.

Koin yang dipakai 9 SM – 40 M

Pada periode 20 SM – 106 M, kaum Nabasia menjual kekuasaannya kepada Romawi dan menjadi warga Romawi dengan harapan tetap memonopi bisnis di Asia Timur. Kaum Nabasia, yang beribu kota di Petra, mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Uadest” IV (9 S.M hingga 40 M). Pada awal abad satu Masehi, wilayah al-Hijr; (Mada’in Salih) di sebelah utara Hijr bisa di pastikan termasuk dalam wilayah kerajaan Nabasia seperti yang terbukti dari berbagai tulisan di sana. Rabbil II adalah raja kerajaan Nabasia pada periode 70-106 M. Pada 105 M. Raja Traya mengakhiri otonomi orang-orang Nabasia dan pada tahun berikutnya daerah mereka menjadi salah satu provinsi Romawi. Setelah Diodorus, Yosephus adalah sumber pertama informasi tentang orang-orang Nabasia, tapi Yosephus tertarik untuk membahas mereka bertentangan dengan orang-orang Ibrani. Baginya, Arab adalah kerajaan Nabasia yang membentang ke arah timur hingga Eufrat. Malchus atau Malichus (dalam bahasa Arab, Malik), yang disebut oleh Yosephus sebagai “raja Arab” yang menjadi sahabat Herod dan ayahnya, dan Malchus lainnya (Malchus II, 40-70 M.) yang sekitar 67 M. Mengirimkan 1.000 ekor kuda dan 5.000 pasukan untuk membantu Titus menyerang Yarusalem, adalah orang-orang

Strategi Bisnis Rasulullah 10Nabasia. Dalam Makkabee 5: 25 ; 5 8, orang-orang Nabasia disamakan dengan orang-orang Arab Orang-orang Badui dari suku Huwaythat modern dianggap sebagai keturunan bangsa Nabasia.

Koin yang dipakai dari 70 – 106 Masehi

Kota Petra mencapai puncak kekayaan dan kemakmurannya pada abad pertama Masehi, ketika menjadi negara protektorat Romawi, yang memperlakukannya sebagai tameng untuk menghadapi Persia. Ketiga sisi kota yaitu sisi timur, barat dan selatan, dijaga dengan sangat ketat. Di ketiga sisinya, kota itu dipagari oleh dinding batu cadas berpahat indah. Tebing yang tinggi, curam dan hampir tidak dapat ditembus mengelilingi kota dan menyiasati sedikit lorong yang sempit dan berliku.

Strategi Bisnis Rasulullah 11

Tebing Tinggi dengan Lorong Sempit Berliku

Petra merupakan satu-satunya kota yang terletak antara Yordania dan Arab Tengah yang memiliki sumber air yang tidak hanya

Strategi Bisnis Rasulullah 12berlimpah, namun juga sangat murni. Kaum Nabasia mempunyai sistem dalam mengelola air. Mereka mengembangkan sistem untuk mengumpulkan air hujan dengan menggunakan saluran air, pipa dan penampung air di bawah tanah.

Saluran air dari Wadi Musa ke Petra

Piapa Air

Strategi Bisnis Rasulullah 13

Penampung Air Bawah Tanah

Di sinilah perjalanan kafilah orang-orang Arab Selatan ke arah utara memperoleh tempat peristirahatan yang sejak untuk unta dan pengendarannya. Jadi, orang-orang Nabasia merupakan penghubung penting dalam mata rantai bisnis yang membuat makmur kawasan Arab Selatan. Reruntuhan Petra yang menakjubkan itu masih banyak turis dan merupakan sumber pendapatan penting bagi negara Yordania. Petra memiliki tempat ibadah sejenis Ka’bah dilengkapi dengan Dusyara (Dusares), batu hitam berbentuk persegi panjang, yang disembah dan diletakkan di bagian depan kuil, Allat, yang disebut sebagai Aphrodite Urania oleh Herodotus, adalah Tuhan perempuan paling utama. Dusyara (dzu-Syara, yaitu : Tuhan Syara) kelak diasosiasikan dengan tanaman anggur, yang diperkenalkan ke negeri Nabasia pada masa Helenistik, dan dipuja sebagai Tuhan anggur suatu tradisi yang diambil dari kebiasaan bangsa Dionysus Bacchus.

Secara mendasar, kekuatan ekonomi suatu bangsa dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber yang berasal dari dalam dan

Strategi Bisnis Rasulullah 14sumber yang berasal dari luar. Sumber ekonomi kaum Nabasia dari dalam antara lain produksi bitumen, membiakkan kuda, dan biri-biri, tembikar dan tembaga. Kaum Nabasia mengendalikan produksi bitumendunia. Bitumen merupakan suatu campuran cairan organik yang sangat kental, lengket, berwarna hitam yang dapat dilarutkan seluruhnya dalam Carbon disulfide (CS2). Bitumen kita kenal dengan ”aspal”. Bitumen digunakan untuk membalsem dan untuk kapal anti air serta di Mesir nilainya sangat tinggi. Di Yunani, bitumen, digunakan sebagai adukan semen dalam tembok Babilonia. Di Qartaj (Tunisia), bitumen digunakan dalam konstruksi.

Bitumen

Strategi Bisnis Rasulullah 15

Kaum Nabasia tidak hanya memelihara kuda, tetapi mereka membiakkan dan mungkin telah terlibat dalam pengembangan kuda kaum Arabia. Kuda dari kaum Nabasia, sewaktu tidak digunakan angkatan perang Romawi, biasanya digunakan untuk sirkus dan pacuan di sekeliling Kekuasaan Romawi. Menurut Diodorus, kaum Nabasia juga menggembala biri-biri. Kaum Nabasia menghasilkan tembikar yang kualitasnya tinggi dan unik serta diproduksi dalam jumlah yang besar. Kaum Nabasia juga memberdayakan tembaga dari sisi timur Wadi Arabah untuk diekspor.

Tembikar yang berupa Pot Marmer

Strategi Bisnis Rasulullah 16

Mangku Gelas

Lampu Minyak

Strategi Bisnis Rasulullah 17

Sedangkan pendapatan yang diperoleh kaum Nabasia dari luar berasal dari bisnis dengan Arab, Afrika, India dan Cina meliputi bisnis kemenyan, rempah-rempah dan barang mewah. Menurut Periplus Maris Erythraei, pedagang kuno bepergian ke India semasa Kekuasaan Romawi. Kaum Nabasia telah memonopoli dari beberapa barang tersebut dan menghasilkan kekayaan yang besar. Mereka mengunjungi Gadara, Gerasa, Rabbath-Ammon, Sungai Mesir dan Italia, Yunani, Rhodes serta Asia Minor. Mereka juga mengunjungi Tiber, Sungai Maeander, Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Salah satu pelabuhan terkemuka mereka adalah Aila dengan pemandangan sumber mata air musim semi, kesejukan pohon kurma dan pohon palem yang hijau terletak pada lembah bukit Edom selatan di pojok Teluk Aqaba. Kaum Nabasia berlayar dari Gaza dan Ascalon lewat Caesarea dan Aleksandria melintasi Mediterania menuju Italia dan Yunani. Di Italia, mereka mengunjungi Puteoli yang dekat dengan Naples.

Sepanjang dua abad perama Masehi, ketika jalur laut ke India semakin dikenal oleh para pelaut Romawi, ketika rute kafilah dari timur ke barat secara bertahap bergeser semakin ke utara dan berpusat di Palmyra, serta ketika bisnis dari utara ke selatan bergerak lebih ke timur mengikuti rute perjalanan ibadah haji dan jalur akereta api di Hjir saat ini. Petra kehilangan posisi pentingnya dan pamor kerajaan Nabasia mulai menurun. Setelah peran kota itu menurun dratis pada 105 M, karena keserakahan penguasa dan serangan mendadak bangsa Trayan, Petra Arabia dimasukkan (tahun 106) ke dalam kekuasaan Romawi dengan nama Prosisi Arabia, dan sejak saat itu sejarah Petra terhenti selama berabad-abad.

2.3. Bisnis Kaum Tadmur (Palmyra)

Kaum Tadmur adalah kaum yang menempati kota Tadmur. Tadmur atau Tadmor (Palmyra) merupakan kota penting kuno yang terletak di oase yang berjarak 120 km Barat Daya Eufrat dan 215 km Timur Laut Damaskus, di tengah-tengah gurun pasir Syiria. Kota Tadmur (Palmyra) pada masa kuno sebagai kota kafilah dagang yang penting dalam perjalanan melintasi padang

Strategi Bisnis Rasulullah 18pasir Syiria dan dikenal sebagai Pengantin Wanita Padang Pasir (Bride of the Desert).

Peta Palmyra dan Kota Lainnya

Posisi geografisnya, dengan cadangan sumber air segar dan bermineral, memungkinkan terjadinya perjumpaan bukan saja untuk bisnis antara barat dan timur, tapi juga bisnis dari selatan ke utara, yang dimulai di Arab selatan. Pemimpin kafilah dan kepala pasar muncul dalam berbagai tulisan sebagai kelompok elite masyarakat. Tadmur (nama lain Palmyra pada periode Semit kuno) bisa dipastikan merupakan pemukiman yang sangat kuno, karena ia dikutip dengan sebutan Tadma dari Amurru dalam tulisan Tiglath Pileser I (sekitar 1100 S.M). Para ahli sejarah mempercayai bahwa Palmyra berasal dari ”Pohon Palm” di daerah tersebut. Sedemikian terkesannya dengan reruntuhan itu, para penutur cerita dari Arab menggambarkannya sebagai kota ciptaan jin yang menurut mereka dipersembahkan untuk Nabi Sulaiman. Reruntuhan kota Tadmur hingga saat ini masih dapat dinikmati.

Strategi Bisnis Rasulullah 19

Reruntuhan Kota Tadmur (Palmyra)

Menurut Terry Jones dan Alan Ereira dalam Barbarians, kota tersebut, pertama kali dimuat dalam dokumen Mari pada milenium ke 2 SM, yang merupakan kota bisnis dalam jaringan dagang yang luas menghubungkan Mesopotamia dan Syiria Utara. Pedagang Tadmur memiliki kapal di perairan Itali dan mengendalikan bisnis sutra pedagang India. Tadmur menjadi salah satu kota paling kaya di Timur Dekat.

Pada pertengahan abad pertama sebelum masehi, Tadmur merupakan sebuah kota yang elegan dan kaya yang terletak sepanjang rute kafilah bisnis yang menghubungkan Persia dengan pelabuhan Mediterania dari Romawi Syiria dan Phoenisia yang datang dibawah kendali Romawi. Tadmur sebagai kota tempat pemberhentian kafilah dagang. Pada saat kota Tadmur mencapai kemakmuran, kaum Aramea yang merupakan penduduk Tadmur mengadopsi seragam dan model baju baik dari kaum Iran Persia maupun Yunani-Romawi. Ketika Kekaisaran Seleucid mengambil kendali Syiria pada 323 SM, kota tersebut terpinggirkan dan menjadi kota yang berdiri sendiri.

Strategi Bisnis Rasulullah 20

Pada 41 SM, Kekaisaran Romawi dibawah Mark Antony mencoba untuk menguasai kota Tadmur, tetapi kaum Tadmur meloloskan diri ke sekitar Eufrat, sehingga gagal menguasai sendiri kekayaan kota tersebut. Pada abad kedua dan ketiga Masehi. Kota metropolis gurun ini menjadi salah satu kota terkaya dikawasan Timur Dekat. Tulisan palmyra yang paling awal berasal dari 9 S.M., ketika kota itu sudah menjadi pusat dagangan yang penting antara kerajaan Romawi dan Persia. Tadmur menjadi bagian dari propinsi Romawi pada pemerintahan Tiberius (17 – 37 M).

Kota tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat penting karena sebagai rute bisnis yang menghubungkan Persia, India, Cina, dan Kekaisaran Romawi. Pada masa kekuasaan Hadrian (117-138 M), Tadmur (Palmyra) dan kota kotanya menjadi negeri protektorat Romawi. Setelah kunjungan Hadrian pada 130, kota berubah nama menjadi Hadriana Palmyra. Septimius Severus (193-211 M) menjadikan Palmyra dan kota kotanya sebagai kota-kota provinsi kerjaan Romawi. Pada awal abad ketiga, Palmyra memperoleh status sebagai koloni tetapi meski dalam kondisi itu Palmyra tetap menikmati independensi administratif dengan hanya mengakui kekuasaan Romawi secara nominal. Orang-orang Tadmur mulai menambahkan nama-nama Romawi pada nama mereka. Orang-orang Romawi mengakui pentingnya kota itu dari sisi militer, karena jalan dari Damaskus ke Eufrat mesti melewati kota itu.

Tadmur mencapai puncak kejayaannya antara 130 hingga 270 M. Pada masa itulah dibangun banyak monumen yang diantaranya bertahan hingga kini. Aktivitas bisnis internasionalnya mencapai bagian timur hingga Cina, dan sebagai sebuah kota yang dibangun dari bisnis. Palmyra menjadi pewaris sejati Petra. Pada awal 212 M, bisnis di Tadmur (Palmyra) menurun, setelah kaum Sasania menduduki wilayah Tigris dan Eufrat. Odhaynah (Odaenathus), Pangeran Tadmur diangkat oleh Raja Valeria sebagai gubernur provinsi Syiria. Setelah Raja Valeria ditangkap oleh kaum Sasania dan meninggal dalam tahanan di Bishapur, Odhaynah berhasil memaksa Syapur I yang pada 260 M, menangkap Raja Valeria dan menaklukkan sejumlah besar daerah Suriah dan keluar dari Suriah.

Strategi Bisnis Rasulullah 21Odhaynah mengejar Syapur hingga ke dinding pertahanan ibu kotanya, Ctesiphon (sekarang dekat Bagdad).

Patung Tiberius

Strategi Bisnis Rasulullah 22

Reruntuhan kota Ctesiphon dekat Bagdad

Dalam perterapan panjang antara orang-orang Romawi dan Sasaniyah yang menggantikan (226) bangsa Persia, panglima Palmyra bersekutu dengan pasukan Romawi dan kemudian diangkat sebagai dax Orientis, wakil raja di kawasan Timur, pada 262. Raja Gallieus menganugerahinya gelar kehormatan “kaisar kecil” dan mengakuinya sebagai panglima pasukan Romawi di Timur. Hal ini berarti bahwa di seluruh kawasan Asia Kecil dan Mesir, crotias tertinggi secara nominal berada di tangannya. Wilayah kekausaannya juga meliputi Suriah, Arab Utara dan mungkin Amenia. Dengan demikian Palmyra merupakan penguasa Asia Barat empat tahun kemudian (266-267), Odhaynah dan anak laki-lakinya yang tertua dikhianati dan dibunuh di Himsh (Emesa), mungkin atas perintah penguasa Romawi yang meragukan loyalitasnya.

Isteri Odhaynah, Zanubia (bahasa Aramaik : Bath-Zabbay, bahasa Arab : al-Zaba, atau Zainab) menjadi penerusnya yang hebat. Zanubia memerintah atas nama anak laki-lakinya yang masih kecil, Wahb-Allath (Karunia al-Lat, Tuhan Atena), ia mengklaim dirinya sebagai Riau Timur dan untuk beberapa saat melawan kekuasaan Romawi.

Strategi Bisnis Rasulullah 23

Patung Kepala Ratu Zanubia

Dengan semangat maskulin, ia memperluas batas kerjaannya hingga meliputi Mesir dan sebagian besar wilayah Asia Kecil, Dari sanalah, tepatnya pada 270, pasukan Romawi terdesak hingga ke Ankara (Ancyra). Bahkan di Kalkedon yang berseberangan dengan Bizantium, ia melakukan ekspedisi militer untuk membangun kekuasaannya. Pada tahun yang sama, pasukan nya berhasil

Strategi Bisnis Rasulullah 24menduduki Iskandariyah, kota besar kedua kekaisaran Romawi, dan putranya yang kemudian diangkat sebagai Raja Mesir, mengeluarkan mata uang baru menggantikan mata uang bergambar kepala Aurelius. Kesuksesannya di medan perang disebabkan terutama oleh dua jendralnya, Zabbay dan Zabda.

Koin pada masa Zanubia

Setelah lama tenggelam, kekuasaan Aurelius akhirnya bangkit kembali. Dalam sebuah pertempuran di Antiokia yang diikuti kemudian oleh pertempuran, lain di dekat Himsh, ia berhasil mengalahkan Zabda, dan pada musim semi 272, ia memasuki Palmyra, Ratu Arab yang ambisius ini dengan putusnya melarikan diri ke gurun pasir, tetapi akhirnya tertangkap dan diikat dengan rantai emas di depan kereta kuda untuk mengahiasi anak-anak Aurelius menuju pintu gerbang Romawi. Dalam perjalanannya menuju ibu kota, Aurelius mendapat kabar adanya pembrontakan di Palmyra, sehingga ia segera memacu kudanya kembali ke kota

Strategi Bisnis Rasulullah 25itu, menghancurkan bangunan-bangunannya, lalu membubarkan seluruh tatanan pemerintahnya Kota itu ditinggal dalam kondisi hancur, seperti yang bisa kita saksikan. Itulah akhir kejayaan Palmyra.

Koin pada masa Aurelius

Peradaban Palmyra merupakan perpaduan menarik antara unsur-unsur budaya Yunani, Suriah, dan Persia (Iran). Ia bukan saja penting pada dirinya sendiri, seperti halnya peradaban Nabasia yang telah kita bahas, tetapi juga memberikan gambaran tentang ketinggian budaya yang bisa dicapai oleh orang-orang Aral gurun ketika kesempatan terbuka lebar di depan mereka. Bahwa orang-orang Palmyra merupakan keturunan asli Arab terlihat jelas dari nama-nama mereka dan seringnya bahasa Arab digunakan dalam tulisan-tulisan mereka. Bahasa yang mereka gunakan adalah dialek Aramaik Barat yang mirip dengan Aramaik Nabasia dan Mesir. Agama mereka terkait dengan benda-benda langit yang menjadi ciri agama Arab Utara, Bel yang berasal dari Babylonia, tegak berdiri didepan kuil mereka; Beal Syarain (penguasa langit) terdapat dalam berbagai tulisan tentang penahbisan, dan tidak kurang dari 20 nama Tuhan lainnya ditemukan di Palmyra.

Dengan jatuhnya kerajaan Palmyra yang berusia singkat, lalu-lintas darat mencari dan akhirnya menemukan rute baru. Bushra (Bostra) di Hauran dan kota-kota Gassan lainnya menjadi pewaris Palmyra seperti halnya ia pernah menjadi pewaris Petra. Pada 634,

Strategi Bisnis Rasulullah 26Muslim yang pertama tiba di Tadmur. Kota Tadmur ditundukkan oleh Arab Muslim dibawah pimpinan Khalid bin Walid pada 636. Pada pemerintahan Islam tersebut Tadmur menjadi rute bisnis yang terkenal kembali.

Masjid dan Makam Khalid bin Walid di Homs Syiria

2.4. Bisnis Kaum Gassan

Kaum Gassan atau Bani Gassan (Gassanids) merupakan selompok suku Arab Selatan kuno yang bermigrasi dari Yaman ke Hauran dan al Baqa di selatan Syiria dan Yordania, ketika bendungan Ma’rib jebol pada abad ketiga masehi. Suku dari Yaman ini menggantikan keturunan Nabi Saleh, orang Arab pertama yang mendirikan kerajaan di Suriah, dan memantapkan keberatan mereka di sebelah tetangga Damaskus ujung utara rute perjalanan utama yang menghubungkan Ma’rib dengan Damaskus. Sedikit demi sedikit, seiring berlalunya waktu, Banu Gassan menjadi bangsa Suriah. Mereka juga mengadopsi bahasa Aramaik yang merupakan bahasa bangsa Suriah tanpa meninggalkan bahasa Arab yang

Strategi Bisnis Rasulullah 27menjadi bahasa asli mereka. Seperti halnya suku-suku Arab lainnya di daerah Bulan Sabit Subur, mereka menguasai dua bahasa sekaligus.

Peta Kerajaan Gassan dan Kerajaan Tetangganya

Sekitar akhir abad kelima, mereka menjadi bagian dari kekuasan politik Bizantium, dan digunakan sebagai tameng untuk membendung serangan orang-orang Badui, posisinya mirip dengan Yordania di bawah kekuasaan Inggris. Karena lokasinya strategis, sebagai rute bisnis rempah-rempah dari Arab Selatan, maka kaum Gassan mencapai kemakmuran. Disamping itu kaum Gassan bertindak sebagai sumber dari pasukan Bizantium.

Pada mulanya, Ibu kota mereka berupa perkemahan yang bisa berpindah-pindah, kemudian mereka menjadikan al-Jabiyah di Dataran Tinggi Golan, sebagai ibu kota tetap mereka, meski kadang-kadang pindah ke Jilliq. Secara geografis kerajaan Gassan mencakup Syiria, Palestina dan Hijaz Utara yang berbatasan dengan Yathrib (Medinah). Gassan merupakan kerajaan Arab yang dikenal sebagai

Strategi Bisnis Rasulullah 28jajahan dari Kekaisaran Bizantium pada abad ke enam. Kaum Tadmur (Palmyra) di utara, kaum Nabasia di selatan, kaum Ghassan di tengah-tengah antara keduanya.

Rempah-rempah

.Kerajaan Gassan mencapai kejayaannya selama abad keenam

Masehi. Pada abad ini, al-Harits II, Ibn Jabalah dari Gassan (sekitar 529-569 M.) dan al-Mundzir III, Ibn Ma’ al-Sama’ dari Hirah (Alamundarus, w 554 M) mendominasi sejarah Arab Al-Harits ini (yang dijuluki al-A’raj, si cacat oleh para penutur sejarah Arab) adalah nama pertama yang paling otentik dan sejauh ini dianggap sebagai nama paling kondang dalam catatan sejarah Jafna. Sejarah tentangnya bisa dibandingkan dengan berbagai rujukan dari Yunani. Sebagai hadiah atas keberhasilannya mengalahkan musuh besarnya dari kerajaan Lakhmi, al-Mundlir III, Raja Bizantium, Justine melantiknya (529) sebagai penguasa atas seluruh suku Arab di Suriah, dan mengangkatnya sebagai patrik dan raja kecil jabatan tertinggi setelah raja. Dalam bahasa Arab, gelar itu sama dengan

Strategi Bisnis Rasulullah 29malik, raja. Pada 563, al-Harits melakukan kunjungan ke istana Justine I di Konstantinopel. Kedatangan raja kecil badui ini meninggalkan kesan yang mendalam di hati pengiring raja. Ketika berada di Konstantinopel, ia membuat kesepakatan rahasia dengan sukup Monofisir, Jacob Baradeus (Ya’qub al-Barda’i) dari Edessa Jacob sangat bersemangat menyebutkan keyakinannya sehingga gereja Monofisir Suriah dikenal dengan namanya, Gerja Yakobus.

Kekuasaan al-Harits kemudian dilanjutkan oleh anak laki-lakinya, al-Mundzir, yang Juga disebut Alamundarus oleh para penutur sejarah dari Bizantium. Seperti ayahnya, al-Mundzir menjadi pelindung utama ajaran Monofisit, dan untuk beberapa waktu hal ini memupus simpati Bizantium serta memicu pembrontakan terbuka di Gassan. Pada 589, ia mengunjungi Konstantinopel bersama berdua anak laki-lakinya, dan diterima dengan penuh kehormatan oleh Tiberius II, yang mengganti batu permata di mahkotanya dengan batas permata yang lebih mahal. Di tahun itu pula ia berhasil menyerang dan membakar Hirts, ibu kota kerajaan musuhnya Bizantium yang menuduhnya berkhianat, tuduhan sama yang sebelumnya dialamatkan pada ayahnya Ketika berkunjung ke gereja di Huwarin, antara Damaskus dan Palmyra, ia ditangkap dan dipenjara di Konstantinopel, dan kemudian dipindahkan ke Sisilia. Anak laki-laki dan penerusnya, al-Nu’man, yang berusaha menyerbu dan menggoyangkan kekuasaan Bizantium, juga dibawa ke Konstantinopel.

Tingkat budaya yang dicapai oleh orang-orang Gassan, kerajaan tetangga Bizantium, tidak diragukan lagi lebih tinggi dari pencapaian budaya musuhnya di perbatasan Persia, yaitu kerajaan Lakhmi. Di bawah pemerintahan mereka, dan selama masa di sepanjang perbatasan timur Suriah yang merupakan perpaduan antara unsur budaya Arab. Suriah, dan Yunani. Rumah-rumah dari batu vulkanik, istana, momentum kemenangan, tempat pemandian umum, tempat penampungan air, teater, dan gereja berdiri di tempat-tempat yang kini tinggal membatu yang gersang. Dulu diatas dataran tinggi sebelah timur dan selatan Hauran berdiri sekitar tiga ratus kota dan desa, dan saat ini hanya beberapa diantaranya yang masih bertahan.

Sejumlah penyair Arab pra Islam mendapatkan dukungan penuh dari raja kecil Gassan. Dikisahkan bahwa Labid, penyair termuda dari tujuh penyair ”Mua’allaqat” yang terkenal, berperang bersama

Strategi Bisnis Rasulullah 30orang-orang Gassan dalam pertempuran Halimah. Ketika al-Nablghah al-Dzubyani bertengkar dengan raja Lakhmi, ia pergi meminta perlindungan ke istana anak laki-laki al-Harits. Seorang penyair dari Madinah, Hassan ibn Tsabit (lahir sekitar 563), yang menyatakan dirinya sebagai warga Gassan pada masa mudanya, sebelum menjadi penyair yang dipuji oleh Nabi Muhammad s.a.w. pernah mengunjungi istana mereka, dan merekam pengalamannya itu dalam antologinya (diwan). Dalam sebuah bait puisinya, ia memaparkan kegelimangan dan kemegahan istana Jabalah yang semarak oleh para penyanyi dan musisi dari Mekah, Babilonia dan Yunani, laki-laki dan perempuan, serta sajian anggur.

Setelah kekuasaan al-Mundzir dan al-Nu’man, kerusuhan merebak di negeri Gassan. Berbagai suku di gurun Suriah mengangkat pempimpinnya masing-masing. Jatuhnya Yarusalem dan Damaskus (613-614) ke tangan Khusraw Parwiz dari Sasaniyah merupakan pukulan terakhir yang mematikan Dinasti Jafna. Apakah ketika menaklukkan kembali Suriah pada 629, Heraclius berhasil mengembalikan kedudukan raja kecil Suriah-Arab belum bisa diketahui dengan pasti. Para penutur sejarah Arab menyebut Jabalah ibn al-Ayham sebagai raja terakhir Bangsa Gassan. Dalam pertempuran Yarmuk yang terkenal (636), kerajaan ini berperang bersama Bizantium untuk menghadapi kaum muslim Arab dalam Perang Yarmuk pada 636. Dalam perang tersebut, 12.000 orang Gassan menyeberang ke pasukan Muslim, kemudian ia memluk Islam sebagai gantinya pasukan Muslim memberikan penghargaan dengan membayar gaji mereka. Dan Dikisahkan bahwa ketika sedang mengitari Ka’bah, seorang, badui menginjak bajunya dan mantan raja itu menampar wajahnya. Khalifah Umar kemudian memerintahkan Jabalah untuk menerima tamparan serupa dari orang badui itu, atau membayar denda. Setelah peristiwa itu. Jabalah keluar dari Islam dan pergi menghabiskan masa pensiunannya di Konstantinopel.

2.5. Bisnis Kaum Lakhmi

Kaum Lakhmi merupakan kaum yang tinggal di Iraq Selatan. Sebuah riwayat menyebutkan Malik ibn Fahm al-Adzi sebagai pemimpin pertama pemukiman Arab di Irak ini, dan menjadikan anak laki-

Strategi Bisnis Rasulullah 31lakinya, Jadhimah al-Abrasi, sebagai wakil dari Ardasyir. Pendiri kerajaan Lakhmi sebenarnya adalah ’Amr ibn ’Adi ibn Nashr ibn Rabi’ah ibn Lakhm, anak laki-laki saudara perempuan Jadhimah, yang menikahi pembantu Jadhimah. ’Amr memantapkan kedudukannya di Hirah, yang ia jadikan sebagai ibu kota pemerintahannya pada 266 M, tidak jaduh dai Babilonia kuno..Hirah berasal dari bahasa Suriah, herta, perkemahan. Kota Hirah ini kemudian berkembang menjadi ibu kota Arab Persia. Reruntuhan kota al-Hirah terletak 3 km di selatan Kufah.

Dengan berdirinya Dinasti Lakhmi pada paruh kedua abad ketiga Masehi, ada sekitar 20 nama raja-raja Lakhmi, raja yang pertama diketahui dengan jelas adalah Imru’ al-Qays I (w. 328 M), yang tulisan pada batu nisannya merupakan tulisan proto-Arab tertua yang berhasil ditemukan. Tulisan itu merupkan variasi dari huruf orang-orang Nabasia dan memperlihatkan banyak tanda peralihan menuju tulisan Arab Utara yang belakangan, terutama dari sisi penggabungan huruf-huruf. Di antara keturunan Imru’ al-Qays adalah al-Nu’man I, al A’war (si mata satu, sekitar tahun 400-418), yang unggul dalam bidang puisi dan legenda. Ia dipuji karena membangun al-Khawarnaq, sebuah puri terkenal di dekat Hirah, tempat tinggal Bahram Gor, anak laki-laki Yazdagird I (399-420), yang berhasrat agar anaknya dibeasarkan di tengah suasana gurun pasir yang menyehatkan. Al-Khawarnaq dianggap sebagai hasil karya seni yang agung dan diklaim oleh para sejarawan belakangan sebagai hasil karya arsitektur Bizantium punya kebiasaan untuk membunuh para arsitek legendaris mereka setelah menyelesaikan karyanya untuk memastikan bahwa mereka tidak membuat tiruannya. Al-Num’man tetap menjadi penyembah berhala sepanjang hidupnya dan suatu saat pernah menghukum mati rakyatnya yang beragama Kristen. Ia juga melarang orang-orang Arab mengunjungi pertapa Santa Simeon, meskipun pada akhir hidupnya ia merasa lebih dekat dengan agama Kristen. Simeon sendiri adalah orang Arab, dan orang-orang dari gurun pasir berkerumun ingin menyaksikan pemandangan menarik dari seorang pertapa yang tinggal di puncak menara itu. Pembangunan al-Sadir, sebuah puri yang dalam pusisi dihubungkan dengan al-Khawarnaq dan terletak ”di tengah-tengah gurun antara Hirah dan Suriah”, juga dinisbatkan kepada al-Nu’man. Puri al-Sadir dan bangunan-bangunan hirah

Strategi Bisnis Rasulullah 32lainnya di Lakhmi kini hanya tinggal nama. Tidak ada lagi yang bisa dikenali kecuali al-Khawarnaq.

Di bawah pemerintahan anak laki-laki dan penerus al-Nu’man, al-Mundzir I (sekitar 418-462 M), Hirah mulai memainkan peranan penting dalam berbagai peristiwa pada masanya. Sedemikian besar pengaruh al-Mundzir sehingga ia dapat memaksa para pendeta Persia untuk memahkotai Bahram, yang menginginkan jabatan sebagai putra mahkota. Pada 421, ia berperang bahu membahu dengan kerajaan Sasania melawan Bizantium.

Pada paruh pertama abad ke-6 Masehi, Hirah diperintah oleh Mundzir yang lain, yaitu al-Mundzir III (sekitar 505-554), yang disebut oleh orang-orang Arab sebagai Ibn Ma’al-Sama’ (air langit). Masa pemerintahannya adalah yang paling terkenal dalam catatan sejarah kerajaan Lakhmi. Ia merupakan duri bagi Suriah Romawi. Ia banyak melakukan serangan hingga ke Antiokia sebelum akhirnya berhadapan dengan lawan yang lebih kuat, yaitu al-Hatits dari kerajaan Gassan. Berkenaan dengan al-Mundzir ini, al-Aghani menceritakan kisah aneh tentang dua sahabat karib yang diriwayatkan dikubur hidup-hidup dalam sebuah pesta minuman keras.

Anak laki-laki dan penerusnya, ’Amr, dengan julukan Ibn Hind (554-569), meskipun sangat tiran, merupakan pelindung para penyair yang sangat pemurah. Para penyair Arab terbaik, seperti Tharafah ibn al-’Abd, al-Harits ibn Hillizah dan ’Amr ibn Kultsum (tiga dari tujuh penyair terkenal ”Puisi-puisi Emas”, Mu’allaqat), berkumpul di istananya. ’Amr, seperti halnya raja-raja Lakhmi dan Jafna, mengakui peran para penyair pada masanya dalam membentuk opini publik. Karena itu, ia dan raja-raja lainnya, dengan tujuan menyebarkan pengaruh di kalangan orang-orang badui, memberikan sejumlah besar hadiah kepada para penyair yang sering mengunjungi istana. ’Amr tewas di tangan Ibn Kultsum, seorang pencari suaka, yang membalas sakit hati ibunya yang telah dihina oleh raja.

Keterkaitan bangsa ini dengan bangsa Romawi memungkinkan masuknya berbagai pengaruh kebudayaan Romawi ke Hirah, termasuk agama Kristen yang kemudian dianut oleh anggota keluarga kerajaan ini. Hind, ibu ’Amr, adalah seorang permaisuri Kristen kerajaan Gassan; yang lainnya mengatakan permaisuri kerajaan Kindah. Di ibu kota kerajaannya, ia membangun sebuah

Strategi Bisnis Rasulullah 33biara khusus wanita yang bertahan hingga abad kedua Islam. Yaqut mewariskan kepada kita sebuah catatan berisi pengakuan Hind. Dalam tulisan itu, Hind menyebut dirinya sebagai ”pembantu hamba-Nya.” Bahwa terdapat orang-orang Kristen di antara penduduk yang menganut ajaran Suriah Timur ditunjukkan dengan banyaknya rujukan terhadap pendeta dari Hirah yang alah satu di antaranya hidup pada 410 M. Raja terakhir Dinasti Lakhmi adalah al-Nu’man III, Abu Qabus (± 580-602), putra al-Mundzir IV. Ia adalah penyokong seorang penyair terkenal al-Nabighah al-Dzubyani sebelum diasingkan ke Hirah karena tuduhan palsu.

Reruntuhan Istana Al Mundzir

Peradaban Arab di Hirah, yang berhadapan dengan Persia, tidak

mencapai tingkat peradaban setinggi peradaban Arab di Petra, Palmyra dan Gassan yang berada di bawah pengaruh Suriah Bizantium. Orang-orang Arab di Hirah sehari-harinya berbicara dalam bahasa Arab, tetapi menggunakan tulisan Suriah, seperti

Strategi Bisnis Rasulullah 34halnya orang-orang Nabasia dan Palmyra yang berbicara bahasa Arab dan menulis dengan huruf Aramaik. Orang-orang Kristen di dataran rendah Efrat berperan sebagai guru yang mengajarkan membaca, menulis dan beragama kepada orang-orang Arab pagan. Dari Hirah, pengaruh itu menyebar ke semenanjung Arab. Ada orang-orang berpendapat bahwa gereja Suriah di Hirah itulah yang telah memperkenalkan agama Kristen ke Najran. Menurut berbagai riwayat yang disebutkan oleh Ibn Rustah, orang-orang Quraisy memperoleh ketrampikan menulis dan sistem keyakinan yang keliru dari Hirah. Dari sini jelas terlihat bahwa budaya Persia masuk ke Semenanjung melalui kerajaan Arab Lakhmi.

Setelah al-Nu’man, Iyas ibn Qabishah dari Tahyyi berkuasa (602-611), tetapi ia didampingi oleh seorang Persia yang mengendalikan pemerintahan,. Tanpa diduga sebelumnya raja-raja Persia secara ceroboh menghapus sistem kerajaan protektorat Arab dan mengangkat seorang gubernur Persia yang menjadi atasan para pemimpin Arab. Seperti itulah kondisinya hingga 633 ketika Khalid ibn al-Walid yang memimpin pasukan Islam menaklukkan Hirah, kaum Lakhmi sepakat untuk bergabung dengan Islam. Hal inilah merupakan faktor utama yang melatarbelakangi jatuhnya Dinasti Sasania terhadap Muslim dan akhirnya pasukan Islam menundukkan Persia.

2.6. Bisnis Kaum Kindah

Kaum Kindah merupakan kaum migrasi dari Yamanseperti halnya kaum Gassan dan kaum Lakhmi. Kaum Kindah berhubungan dengan raja Tubba’ terakhir di Yaman. Sedangkan kaum Gassan menjadi sekutu Bizantium dan kaum Lakhmi menjadi sekutu Persia. Di kawasan semenanjung, kaum Kindah satu-satunya penguasa yang menerima gelar malik (raja), gelar yang biasanya ditujukan oleh bangsa Arab pada para penguasa asing. Meskipun berasal dari Arab Selatan dan menjelang masa kelahiran Islam, mendiami kawasan sebelah barat Hadramaut, kaum Kindah yang kuat itu tidak disebutkan dalam berbagai tulisan-tulisan Arab Sealatan paling awal; mereka pertam kali disebutkan dalam sejarah pada abad keempat Masehi. Pendirinya yang terkenal, Hujr, yang dijuluki Akil al-Murar, menurut sebuah riwayat adalah saudara tiri Hassan ibn Tubba’ dari

Strategi Bisnis Rasulullah 35Himyar, dan diangkat olehnya pada 480 M. Sebagai penguasa suku-suku tertentu yang telah ditaklukkan oleh Tubba’ di Arab bagian Tengah. Hujr kemudian digantikan oleh anaknya, ’Amr. Selanjutnya anak ’Amr al-Harits, raja Kindah paling bengis, menjadi raja yang setelah meninggalnya raja Persia, Qubadz, segera mengangkat dirinya sebagai penguasa Hirah, yang kemudian (sekitar 529) jatuh ke tangan al-Mundzir II dari kerajaan Lakhmi. Al-Mundzir menghukum mati al-Harits pada 529 beserta sekitar 50 anggota keluarga kerajaan, yang merupakan pukulan mematikan terhadap kekuasaan Kindah. Al-Harits mungkin pernah menetap di al-anbar, sebuah kota di kawasan Efrat sekitar 40 mil sebelah barat laut Baghdad.

Sengketa di antar anak-anak al-Harits, yang msing-masing menjadi pemimpin suku, mengakibatkan pecahnya konfederasi dan jatuhnya kerajaan itu. Sisa-sisa kekuatan Kindah terpaksa mundur ke pemukiman mereka semula di Hadramaut. Peristiwa itu menandai berakhirnya salah satu kerjaan pesaing Hirah dalam perebutan supremasi antara tiga kerajaan di kawasan Arab Utara, pesaing lainnya adalah kerajaan Gassan. Penyair terkenal, Imru’ al-Qays, salah satu Penyair Emas, adalah keturunan keluarga kerajaan Kindah, yag berkali-kali gagal untuk memperoleh kembali warisannya. Puisi-puisinya bernada pedas, memancarkan nuansa perlawanan pada kerajaan Lakhmi. Dalam rangka mencari bantuan ia pergi hingga ke Konstantinopel, berharap memperoleh simpati Justine, musuh Hirah. Dalam perjalanan pulang, demikian menurut riwayat, ia diracun (sekitar 540) di Ankara oleh seorang utusan kaisar.

Pada awal Islam, sejumlah orang Kindah memiliki peran penting. Salah seorang yang paling penting di antara mereka adalah al-Asy’ats ibn Qays seorang pemimpin suku Hadramaut yang kondang pada masa penaklukan Suriah dan Irak. Berkat jasa-jasanya ia diangkat sebagai gubernur di salah satu provinsi Persia. Keturunan al-Asy’ats menduduki jabatan penting pada pemerintahan Dinasti Umayyah di Suriah. Al-Muqanna, seorang Khurasan yang mengaku nabi dan inkarnasi dewa, serta selama bertahun-tahun menentang khalifah Abbasiyah, al-Mahdi, kemungkinan adalah orang Persia, bukan orang Kindah. Selain itu, suku ini juga melahirkan seorang filsuf Arab paling awal yaitu Ya’qub ibn Ishaq al-Kindi.

Strategi Bisnis Rasulullah 36

Al Kindi

Pada 1962, satu milenium kelahirannya diperingati di Baghdad. Kemunculan Kindah dianggap menarik tidak hanya karena sejarahnya sendiri, tetapi juga menggambarkan upaya pertama orang-orang Arab untuk menyatukan sejumlah suku ke dalam sebuah kepemimpinan tunggal yang terpusat. Dengan demikian, pengalaman itu menjadi contoh bagi Hijaz dan Muhammad. Sekarang, kaum Kindah tinggal di Yaman, Sudi Arabia, India, Indonesia, Malaysia dan Singapura.