Pelindungan, bukan Perlindungan -...

133

Transcript of Pelindungan, bukan Perlindungan -...

Page 1: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara
awx
Pelindungan, bukan Perlindungan
Page 2: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

2

Page 3: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

3

awx
Ini gak oke desainnya. Coba eksplore pewarnaannya
Page 4: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Diterbitkan oleh:

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia 2015

Hak Cipta dipegang oleh Kementerian Luar Negeri RI

4

Perhatikan semua penulisan tahun
Page 5: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Karena rakyat itu jantung hati bangsa. Dan

rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi

rendahnya derajat kita. Dengan rakyat itu kita

akan naik dan dengan rakyat itu kita akan turun.

MOHAMMAD HATTA (DAULAT RAKYAT: 1931)

5

awx
Yg kutipan di cover belakang ditaruh disini. YG ini taruh belakang
Page 6: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

HAL 01-10.

DEMOGRAFI WNI DI LUAR NEGERI Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 31-40.

PEMULANGAN WNIAm quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 11-20.

ANAK BUAH KAPAL

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae. Ut quiam nonse di nus. Di bla volorum re ne commos ea volessimint

HAL 41-50.

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 21-30.

PENYANDERAAN WNIAm quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

Daftar IsiKata Pengantar Menteri Luar Negeri

Kata Pengantar Wakil Menteri Luar Negeri

Kata Pengantar Dirjen Protokol dan Konsuler

Catatan Perlindungan WNI dan BHI

Catatan Menteri Tenaga Kerja

VI

VII

VIII

IX

112

01 04

03

02 05

6

awx
Direktur
Page 7: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

HAL 61-70.

KONFLIK POLITIK DAN BENCANA ALAM

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 91-100.

PENGHARGAAN DAN INOVASI Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 71-80.

KASUS TKI/WNI LAINNYA

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 81-90.

KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 51-60.

DEPORTEE AND RETURNEE

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

Baca Halaman

29-30Baca Halaman

62-63

07 10

06 09

08

7

Page 8: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

HAL 01-10. DEMOGRAFI WNI DI LUAR NEGERI Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 31-40. PEMULANGAN WNIAm quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 11-20. ANAK BUAH KAPAL

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 41-50. TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 21-30. PENYANDERAAN WNIAm quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

Daftar IsiKata Pengantar Menteri Luar Negeri

Kata Pengantar Wakil Menteri Luar Negeri

Kata Pengantar Dirjen Protokol dan Konsuler

Catatan Perlindungan WNI dan BHI

Catatan Menteri Tenaga Kerja

VI

VII

VIII

IX

112

8

awx
Style ini lebih keren
Page 9: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

HAL 61-70. KONFLIK POLITIK DAN BENCANA ALAM

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 91-100. PENGHARGAAN DAN INOVASI Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 71-80. KASUS TKI/WNI LAINNYA

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 81-90. KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

HAL 51-60. DEPORTEE AND RETURNEE

Am quis est et, int eatum adiorescid expla qui aditas eos et que consequ amusam hic tota core, accae viti dias nonsequae. Rio dolorit, quat que voluptistiam quunt que molupta quas il et ditis dolut iusdae.

Baca Halaman

29-30Baca Halaman

62-63

9

awx
Tambahkan disini satu Bab lagi (BAba 11) judulnya: Afrika Konten segera menyusul
Page 10: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Langkah-langkah dan kebijakan yang diambil secara cermat dan terukur tersebut juga dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara di tengah masyarakat,

khususnya yang sedang menghadapi kesulitan di luar negeri.

10

Page 11: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia merupakan salah satu dari empat prioritas kebijakan luar negeri Indonesia pada Pemerintahan Jokowi-JK periode 2014-2019. Upaya perlindungan yang tidak kenal henti dilakukan oleh Kemlu bersama-sama dengan Kementerian dan Lembaga terkait pada tahun pertama periode Pemerintahan Jokowi- JK.

Langkah-langkah perlindungan telah dilakukan dari melakukan pembelaan bagi WNI yang menghadapi ancaman hukuman mati di negara lain; pemulangan WNI dalam jumlah besar yang terjebak di daerah konflik; dan evakuasi WNI di negara yang terkena bencana alam.

Menghadapi tantangan yang tidak mudah tersebut, beberapa upaya terobosan telah dilakukan oleh Kemlu, antara lain i) Penerapan sistem pelayanan warga (citizen service) di 24 Perwakilan RI di luar negeri; ii) Pembuatan integrated database system (e-perlindungan) untuk meningkatkan pemantauan dan kebijakan perlindungan WNI di luar negeri yang efektif; iii) Pembuatan sms Perlindungan untuk memudahkan WNI dapat menghubungi Perwakilan RI terdekat jika memerlukan bantuan; dan iv) Penyiapan hotline di semua Perwakilan RI di luar negeri.

Dalam melaksanakan pelayanan dan perlindungan tersebut, Kementerian Luar Negeri menerapkan tiga pendekatan yaitu: (i) Pencegahan; (ii) Deteksi dini; dan (iii) Perlindungan secara cepat dan tepat.

Saya menyampaikan penghargaan yang tertinggi atas kinerja dan sinergi yang positif diantara berbagai elemen pemerintahan dalam mewujudkan upaya perlindungan

WNI yang berkelanjutan. Berbagai upaya tersebut telah menghasilkan capaian yang cukup baik. Beberapa catatan menunjukkan Pemerintah RI telah berhasil membebaskan WNI dari ancamanan hukuman mati. Upaya evakuasi dan repatriasi berhasil menghindarkan WNI dari situasi yang membahayakan di wilayah konflik dan bencana alam.

Langkah-langkah dan kebijakan yang diambil secara cermat dan terukur tersebut juga dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara di tengah masyarakat, khususnya yang sedang menghadapi kesulitan di luar negeri. Namun demikian, masih banyak perbaikan yang perlu dilakukan. Masih terdapat berbagai ruang untuk meningkatkan kualitas Perlindungan WNI dan BHI di Luar Negeri.

Inisiatif penerbitan buku “Kaleidoskop Perlindungan Warga Negara Indonesia: Setahun Kabinet Kerja” perlu diapresiasi secara positif. Buku Kaleidoskop ini dapat menjadi satu pijakan awal perbaikan Perlindungan WNI dan BHI di masa depan. Catatan langkah-langkah yang

telah diambil dalam dalam hal Perlindungan WNI dan BHI selama setahun pertama Pemerintahan Jokowi-JK, dapat menjadi bahan evaluasi bagi penyusunan dan implementasi strategi perlindungan WNI dan BHI di masa datang.

Saya berharap catatan positif yang telah berhasil kita raih, maupun juga berbagai kekurangan yang tertera di buku ini dapat memelihara semangat dan menambah motivasi kita bersama untuk terus meningkatkan kualitas Perlindungan WNI dan BHI di masa datang.

KATA PENGANTAR

RETNO L.P. MARSUDIMenteri Luar Negeri

11

Page 12: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Namun diatas semua itu, keikhlasan adalah kunci dalam melaksanakan amanah untuk melindungi sesama anak bangsa di luar negeri.

12

Page 13: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Saya menyambut baik dan mengapresiasi penerbitan buku “Kaleidoskop Perlindungan WNI: Setahun Kabinet Kerja” ini. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat, buku ini penting karena berhasil merekam berbagai peristiwa, dinamika, kerja keras, dedikasi, keberanian serta capaian segenap stakeholders perlindungan WNI di luar negeri yang telah berbuat melebihi kewajibannya.

Secara pribadi, saya sangat dekat dengan isu perlindungan WNI di luar negeri. Sebagai diplomat, penugasan pertama di luar negeri adalah di Baghdad yang saya rasakan penuh tantangan, terutama pada saat invasi Irak ke Kuwait. Dalam situasi perang yang penuh ketidakpastian, saya harus beberapa kali menempuh perjalanan darat sejauh puluhan ribu kilometer untuk mengevakuasi WNI melalui rute Baghdad-Kuwait-Baghdad-Amman.

Penugasan saya berikutnya yang erat kaitannya dengan perlindungan WNI adalah saat menjabat sebagai Wakil Kepala Perwakilan RI di Kuala Lumpur. Selain berupaya melakukan perbaikan langkahlangkah pelayanan dan perlindungan, saya juga terlibat langsung mengurus pemulangan 350 ribu WNI/TKI Illegal selama masa amnesti. Suatu pekerjaan besar yang melibatkan begitu banyak orang dan harus berkoordinasi dengan begitu banyak pihak.

Ketika kemudian menjadi Duta Besar RI di Kairo, saya kembali berurusan dengan isu perlindungan WNI. Revolusi 25 Januari 2011 yang memaksa Presiden Husni Mubarak mundur, menyebabkan kekacauan dan dinilai mengancam keselamatan WNI.

Masih segar di ingatan saya, bagaimana dalam waktu hanya 18 jam, harus menyiapkan 400 warga yang akan dievakuasi. Dalam situasi yang cukup sulit itu, Alhamdulillah 2.432 WNI berhasil dievakuasi hanya dalam 9 hari.

Pada saat saya kembali dipercaya menjabat sebagai Duta Besar RI di Riyadh, meskipun hanya sekitar 7 bulan, saya juga terlibat dalam berbagai urusan perlindungan, mulai dari yang sederhana seperti masalah gaji yang tidak dibayarkan sampai dengan mengurus WNI yang terancam hukuman mati. Upaya penyelamatan Satinah dan 6 orang Banjar sangatlah menonjol dan menjadi perhatian publik.

Terlibat langsung mengurus perlindungan WNI di luar negeri sungguh mengasah empati dan memperkuat simpati sehingga pada akhirnya dapat lebih mengapresiasi sesama manusia. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan itu.

Pengalaman-pengalaman bertugas memberikan pembelajaran bahwa dibutuhkan keberanian luar biasa, kerja keras, ketekunan, kreativitas yang tinggi, serta kecepatan dan kesigapan dalam bergerak di lapangan. Namun diatas semua itu, keikhlasan adalah kunci dalam melaksanakan amanah untuk melindungi sesama anak bangsa di luar negeri.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan mencatat semua kerja keras serta melindungi kita semua dalam melanjutkan pengabdian kita kepada Indonesia yang kita cintai bersama ini. Amin.

KATA PENGANTAR

A.M. FACHIRWakil Menteri Luar Negeri

13

Page 14: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Memberikan pelayanan dan perlindungan kepada warga negara Indonesia di luar negeri merupakan salah satu tugas negara yang diemban oleh Kementerian Luar Negeri. Hal tersebut sebagaimana telah ditegaskan oleh Presiden RI Joko Widodo pada jajaran Kabinet Kerja, “untuk menghadirkan negara dalam melindungi seluruh masyarakat Indonesia di manapun berada”.

Buku Kaleidoskop Perlindungan WNI Dua Tahun Kabinet Kerja memberikan gambaran secara nyata dan komprehensif, bagaimana selama satu tahun sejak tanggal 20 Oktober 2015, Kementerian Luar Negeri melakukan berbagai terobosan dan kerja keras untuk melindungi masyarakat Indonesia di luar negeri.

Sebagaimana dimaklumi, permasalahan migrasi WNI ke luar negeri memiliki kompleksitas isu dan bersifat multidimensional, antara lain meliputi aspek sosial, ekonomi, hak asasi manusia dan ketahanan nasional.

Buku ini akan menampilkan keterkaitan erat berbagai aspek tersebut serta menyajikan bagaimana Pemerintah menjalankan roda diplomasi selama satu tahun untuk menjawab dinamika dan tantangan dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri. Berbagai permasalahan yang telah dan masih ditangani antara lain perdagangan orang, WNI Overstayers, ABK bermasalah, penyanderaan, terorisme, perlindungan WNI di wilayah perang dan konflik, serta permasalahan buruh migran Indonesia.

Pada kesempatan ini kami haturkan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri, Ibu Retno L.P. Marsudi atas arahan dan kepedulian beliau yang begitu besar, dalam menempatkan isu perlindungan sebagai salah satu

prioritas kerja sebagaimana diamanatkan Undang-undang Dasar 1945 dan Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri 2015-2019.

Apresiasi tinggi juga kami sampaikan kepada seluruh anggota tim dan pihak terkait yang telah menuangkan pemikiran terbaiknya dalam menyusun Buku Kaleidoskop Perlindungan WNI Tahun Kedua Kabinet Kerja.

Kiranya buku ini dapat menjadi salah satu rujukan penyelenggaraan pelayanan dan perlindungan WNI oleh Negara serta menjadi sarana pertanggungjawaban Kementerian Luar Negeri kepada bangsa Indonesia secara transparan dan akuntabel.

Upaya perlindungan tersebut dilakukan secara sinergis bersama seluruh pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah maupun berbagai lapisan masyarakat, termasuk Diaspora Indonesia di berbagai belahan dunia.

KATA PENGANTAR

ANDRI HADIDirektur Jenderal Protokol

dan Konsuler

14

Page 15: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Selalu ada cerita di balik sebuah peristiwa. Tak jarang, satu kejadian bisa melahirkan banyak kisah di dalamnya. Tentu saja, cerita yang paling mendekati kenyataan adalah cerita yang disampaikan oleh para pelaku peristiwa itu sendiri. Penuturan pelaku sahih, karena ia sendirilah yang mengalami dan terlibat dalam kejadian tersebut.

Berbagai peristiwa terkait dengan perlindungan WNI telah terjadi sejak dilantiknya Kabinet Kerja dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 27 Oktober 2015. sebagai ujung tombak dari perlindungan WNI di luar negeri, Kemlu merespon peristiwa-peristiwa yang muncul untuk memastikan kehadiran negara dalam memberikan perlindungan bagi para WNI di seluruh dunia. Peristiwa-peristiwa besar terkait upaya perlindungan WNI menyita perhatian publik melalui liputan di berbagai media – dari tragedi tenggelamnya Kapal Oryong, operasi evakuasi WNI di Yaman dan Nepal, hingga berbagai kasus WNI yang terancam hukuman mati. Porsi pemberitaan yang besar menunjukkan bahwa isu perlindungan WNI di luar negeri telah menjadi atensi masyarakat sehingga secara otomatis terjadi pengarusutamaan isu ini. Saat ini, setiap kejadian buruk yang terjadi di seluruh penjuru dunia harus dapat “membunyikan lonceng” para pemangku kepentingan terkait perlindungan WNI.

It takes two to Tango. Sementara pemberitaan dari perspektif media dapat berfungsi baik sebagai watchdog bagi Pemerintah, diperlukan sebuah perspektif lain untuk menampilkan cerita yang utuh, komprehensif, dan bisa jadi, belum pernah dimunculkan sebelumnya – the untold. Cerita dan pemberitaan dari kedua perspektif ini, media

dan Pemerintah, diharapkan dapat saling mengoreksi dan melengkapi sehingga memberikan pemahaman yang utuh bagi masyarakat.

Untuk itulah buku ini dibuat. sama seperti kaleidoskop yang diciptakan dari beberapa cermin yang disusun sedemikian rupa untuk memproduksi cahaya yang indah, buku ini juga merekam berbagai peristiwa yang disusun secara urut dan runtut. Infografis dan layout dibuat semenarik mungkin supaya informasi yang terkandung tidak hanya bernas, tapi juga memenuhi kaedah estetika.

Akhirnya, kami menyadari bahwa tak ada karya manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah atribut sang Pencipta. Namun demikian, tim redaksi sudah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan buku ini. Permohonan maaf kami setulus- tulusnya apabila terdapat kekurangan di sana-sini.

Terima kasih dan selamat menikmati buku ini.

Upaya perlindungan tersebut dilakukan secara sinergis bersama seluruh pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah maupun berbagai lapisan masyarakat, termasuk Diaspora Indonesia di berbagai belahan dunia.

CATATAN

LALU MUHAMAD IQBALDirektur Perlindungan WNI

dan BHI

15

Page 16: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

16

Page 17: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Demografi WNIdi Luar NegeriWNI bepergian ke berbagai negara di seluruh dunia dengan berbagai tujuan – wisata, studi, bisnis, hingga mengadu nasib sebagai pekerja migran. Bukan hanya di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, atau negara ASEAN lainnya, para WNI bahkan tercatat berada di negara-negara yang terletak sangat jauh dari Indonesia, yaitu Argentina (15.656 km dari Indonesia), Amerika Serikat (14.972 km), dan Kanada (12.893 km). Berdasarkan data e-Perlindungan Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI di luar negeri per Oktober 2017 mencapai 2.934.603 orang. Negeri Jiran Malaysia merupakan negara dengan populasi WNI terbesar, mencapai 1.317.013 orang atau setara dengan 45 persen dari jumlah keseluruhan WNI di luar negeri. Jumlah populasi WNI di Malaysia bahkan lebih besar dari jumlah seluruh penduduk Kota Jakarta Pusat (923.299). Selain Malaysia, jumlah populasi WNI terbesar berada di Arab Saudi (611.129 orang) dan Taiwan (213.319 orang).

17

awx
Coba kasih gw opsi kalo tanpa line di bawah ini gimana. Atau misalnya line-nya cuman satu dan pendek antara judul dan teks kayak yg biasanya kalian bikin
awx
Ini kontennya masih pake yg lama. Sudah ada yg baru di dropbox ntar gw kirim ke Tony
awx
Semua yg italic di semua konten gak gw komentarin dulu ya. Itu terakhir aja nanti
Page 18: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Profesi di luar negeri

Dalam hal profesi, sebanyak 2.822.736 WNI yang berada di luar negeri merupakan pekerja migran. Jumlah ini mencapai 96 persen dari jumlah seluruh WNI di luar negeri. Dapat dikatakan, 9 dari 10 orang Indonesia yang menetap (tinggal lebih dari 1 tahun menurut penjelasan UU No. 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan) di luar negeri adalah pekerja migran. Klasifikasi pekerja migran Indonesia sendiri secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pekerja migran sektor formal dan informal (juga disebut sektor domestik).

Jenis pekerjaan yang termasuk ke dalam kategori sektor informal/domestik diantaranya adalah pembantu laksana rumah tangga (PLRT), tukang kebun, tukang masak, pengasuh, hingga supir pribadi. Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, jumlah pekerja migran sektor domestik per tahun 2017 telah mencapai 2.743.601 orang, atau 97 persen dari jumlah seluruh pekerja migran Indonesia di luar negeri.

Dari berbagai jenis pekerjaan sektor domestik, PLRT memang masih mendominasi Sebanyak 1.194.306 pekerja migran sektor domestik merupakan PLRT. Jumlah tersebut mencapai 44 persen dari jumlah pekerja migran sektor domestik, 42 persen dari jumlah pekerja migran, dan 41 persen dari jumlah seluruh WNI di luar negeri. Menariknya, bila merujuk pada data BNP2TKI, jumlah penempatan pekerja migran sektor formal justru selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penempatan pekerja migran sektor informal – setidaknya selama 6 tahun terakhir. Sepanjang periode 2012-2017, penempatan sektor formal berjumlah 1.161.201 sedangkan pada sektor informal “hanya” berjumlah 967.375.

Meskipun masuk dalam kategori pekerja migran, namun profesi anak buah kapal (ABK) perlu mendapat perhatian tersendiri – terutama ABK kapal ikan yang hidup dalam lingkungan 3D (dirty, difficult, and dangerous). Jumlah keseluruhan ABK di luar negeri adalah 8.800 orang yang tersebar di di wilayah Asia Timur dan Tenggara (2.034), Amerika Utara dan Tengah (1.783), Timur Tengah (1.415), dan Oseania (1.342). Melakukan pendataan terhadap para ABK memiliki kesulitan tersendiri, mengingat karakter pekerjaan mereka yang berada di tengah samudera. Waktu sandar di pelabuhan suatu negara yang tak terlalu lama juga menjadikan para ABK kesulitan untuk melaporkan keberadaan mereka.

Selain pekerja migran, banyak juga WNI yang tinggal di luar negeri sebagai pelajar atau mahasiswa. Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, terdapat 19.014 pelajar Indonesia di seluruh penjuru dunia. Sementara itu, menurut data Unesco Institute for Statistics (UIS), jumlah pelajar asal Indonesia di luar negeri adalah 41.919 orang. Pelajar Indonesia paling banyak berada di Australia (10.168), Amerika Serikat (8.922), Malaysia (5.700), Jepang (2.387), Mesir (2.262), Inggris (2.164), Jerman (1.938) dan Arab Saudi (1.491).

Tantangan dalam pendataan WNI di luar negeri

Hingga saat ini, Pemerintah belum dapat mendeteksi secara akurat jumlah WNI yang berada di luar negeri secara real-time. Padahal, data WNI di luar negeri sangat penting baik bagi WNI itu sendiri maupun bagi Pemerintah. Penanganan permasalahan WNI, pendaftaran pemilih pemilu, hingga akses ke pelayanan publik membutuhkan data WNI yang akurat dan kredibel. Permasalahan akurasi data yang dimiliki oleh Pemerintah disebabkan beberapa hal.

Pertama, belum ada sistem yang terpadu antara satu instansi dengan instansi lain di tubuh Pemerintah. Beberapa kementerian/lembaga memang memiliki data sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Misalnya, BNP2TKI memiliki data penempatan dan kepulangan pekerja migran Indonesia (PMI). Namun data tersebut hanya terbatas pada PMI yang ditempatkan melalui prosedur resmi.

Direktorat Jenderal Imigrasi, Kemenkumham, memiliki data WNI yang keluar-masuk melalui pintu imigrasi namun hanya terbatas pada negara tujuan sesuai visa. Apabila WNI tersebut telah berpindah dari satu negara ke negara lain maka perpindahan tersebut tidak dapat terekam dalam sistem.

Profesi tertentu seperti ABK didata oleh beberapa instansi yang berbeda, yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) Kemenhub, BNP2TKI, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Dinas Perdagangan di beberapa pemerintah daerah. Sayangnya, data ABK antar-instansi tersebut tidak terintegrasi.

Kedua, karena berbagai alasan, WNI memilih untuk pergi ke luar negeri dengan melalui jalur yang tidak sesuai prosedur. Misalnya dengan melalui jalur tikus yang tersebar di sepanjang perbatasan darat Indonesia-Malaysia di Kalimantan Timur.

18

awx
Pake justify kiri-kanan yak
awx
Opsi style subjudul: 1. Warna hitam, bold, tanpa garis, tanpa spasi dengan teks di bawahnya
Page 19: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

PERKERJA MIGRAN 2012-2017

SEKTOR FORMAL:

1.161.201

SEKTOR INFORMAL:

967.37 5

19

Page 20: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

ketika pertama kali tiba untuk bekerja di suatu negara kepada Perwakilan RI terdekat. Walhasil, Perwakilan RI kesulitan untuk menelusuri keberadaan yang bersangkutan untuk memberikan bantuan yang diperlukan.

Platform terpadu

Berbagai pertemuan lintas-instansi telah dihelat untuk mengurai benang kusut bagaimana cara mendapatkan data WNI di luar negeri secara lebih akurat. Data tersebut meliputi data identitas diri, administrasi kependudukan dan catatan sipil, keimigrasian, dan beberapa data lainnya. Rangkaian pertemuan yang telah dilakukan oleh Kemenlu, Kemendagri, Kemenkumham, Bappenas dan BNP2TKI menghasilkan sebuah kesamaan sikap bahwa perlu dibangun sebuah platform bersama dan terpadu untuk memudahkan WNI dalam mengakses pelayanan maupun perlindungan di luar negeri. Platform bersama tersebut nantinya akan terintegrasi dengan berbagai platform dan sistem yang telah dimiliki oleh instansi terkait.

Meskipun nantinya platform terpadu sudah dibuat, namun partisipasi aktif dari masyarakat merupakan kunci untuk dapat menyukseskan program ini. Selain sebagai bagian dari kewajiban UU, WNI perlu memiliki kesadaran bahwa dengan melakukan proses pelaporan diri, sesungguhnya para WNI telah membantu Pemerintah untuk dapat membantu mereka ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan data yang lengkap, Pemerintah melalui Kemenlu maupun Perwakilan RI juga dapat menyediakan pelayanan secara lebih cepat dan akurat. Selain itu, dengan adanya platform terpadu, akses terhadap pelayanan dapat dilakukan secara daring (online). WNI juga bertempat tinggal jauh dari Perwakilan RI tak perlu lagi harus ke kantor Perwakilan RI. Dengan sistem daring, pelayanan menjadi tidak terbatas pada jam operasional kantor serta menjadi lebih ramah lingkungan karena tidak membuang kertas.

PELINDUNGAN WNI UNTUK GENERASI BARU

Pada tahun 2010, sebuah hasil penelitian menyatakan bahwa setiap generasi memiliki karakter yang terpengaruh oleh kejadian pada masa dimana generasi tersebut dilahirkan. Sebagai contoh, generasi baby-boomers (1946-1964) – dinamakan demikian karena terjadi lonjakan kelahiran yang signifikan – adalah

Bukan hanya perbatasan darat saja, dengan bujuk rayu para tekong (fasilitator), sekelompok WNI bahkan nekat menggunakan perahu yang tidak layak dan kelebihan kapasitas sehingga membahayakan jiwa mereka. Sebanyak 23 kecelakaan perahu tenggelam telah terjadi sepanjang medio 2014-2017 dan memakan korban jiwa 212 orang WNI.

Ketiga, WNI yang pergi ke luar negeri namun tidak melaporkan kedatangan maupun kepulangan mereka sehingga tidak terekam ke dalam sistem. Padahal, menurut UU No. 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Adminduk), WNI yang akan ke luar negeri dan tinggal selama satu tahun atau lebih diwajibkan untuk melaporkan diri dengan memproses Surat Keterangan Pindah Luar Negeri (SKPLN). Sanksi ketidakpatuhan terhadap ketentuan tersebut menurut Pasal 89 UU Adminduk adalah denda sebesar maksimal 1 juta rupiah.

Pentingnya akurasi data WNI

Akurasi data WNI di luar negeri merupakan komponen penting dalam pengambilan kebijakan dan keputusan oleh Pemerintah. Belum tersedianya sumber data yang akurat terkait WNI di luar negeri telah berdampak pada beberapa hal, diantaranya jumlah daftar pemilih untuk Pemilu, verifikasi identitas ganda, hingga penanganan permasalahan WNI di luar negeri.

Meskipun Perwakilan RI (KBRI, KJRI, KRI) dapat melakukan pendataan WNI di luar negeri dengan mendatangi langsung kantong-kantong WNI di suatu tempat, namun hal tersebut memerlukan upaya ekstra karena keterbatasan anggaran dan staf di Perwakilan RI. Dengan demikian, tidak semua WNI dapat terdaftar melalui kegiatan jemput bola tersebut. Lebih dari pada itu, tidak semua WNI memiliki kesadaran untuk melaporkan kepulangan mereka ke Indonesia kepada Perwakilan RI terdekat. Dampaknya, WNI tersebut terdaftar berada di suatu negara padahal ia sudah berada di Indonesia. Dalam hal Pemilu, celah seperti ini dapat dieksploitasi oleh pihak-pihak yang ingin memancing di air keruh.

Akurasi data WNI di luar negeri juga mutlak diperlukan dalam pemberian pelayanan dan perlindungan kepada para WNI. Setiap hari, Kementerian Luar Negeri menerima belasan hingga puluhan pengaduan kasus WNI atau PMI yang hilang. Pelapor tidak memiliki informasi keberadaan PMI yang dilaporkan. Lebih daripada itu, PMI juga tidak pernah melaporkan keberadaan mereka

20

awx
1. Ini spin off, semacam sub-chapter. Jadi semua yg kayak gini itu bikin halaman/spread baru. 2. Style judulnya kurang oke 3. Kontennya juga masih yg lama nih, cek dropbox
awx
1. Di tiap akhir main content akan ada section penulis konten ini berupa foto dan kode penulis seperti yg ada di redaksi tapi dengan size yg lebih kecil. Foto dan kode penulis saja
Page 21: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

generasi yang identik dengan etos kerja, menjunjung nilai moral dalam masyarakat, serta kedisiplinan. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter para baby-boomers. Masa setelahnya adalah masa yang benar-benar berbeda, situasi politik dan ekonomi yang relatif stabil membuat inovasi dan teknologi berkembang dengan cepat. Eskposur terhadap perubahan ini kemudian melahirkan generasi yang percaya diri dan terbuka terhadap perubahan. Inilah yang menjadikan Generasi X (1965 - 1980) dan generasi setelahnya – Generasi Milenial (1980-2000) – “dipaksa” menjadi generasi yang melek teknologi (PEW Research Centre, 2010).

Akses informasi yang tidak terbatas menjadi faktor penting dari pembentukan karakter dan proses edukasi bagi dua generasi ini. Sikap kritis dan outspoken dapat dengan mudah tersalurkan melalui berbagai platform digital yang berada dalam genggaman mereka, melalui smartphone. Generasi ini tidak menyukai model komunikasi satu arah – apalagi didikte. Pendekatan yang interaktif dan partisipatif adalah prasyarat utama untuk berkomunikasi dengan generasi ini. Tak terkecuali dengan hal ihwal pelindungan WNI di luar negeri.

21

Page 22: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

2021. Untuk Indonesia, jumlah kunjungan wisata outbound internasional pada tahun 2021 diproyeksi mencapai 10,6 juta kunjungan. Karakter milenial yang lebih menyukai pengalaman (experiences) dibandingkan barang (goods) turut memicu frekuensi wisata ke luar negeri.

Pekerja migran Indonesia juga didominasi oleh para milenial. Di kawasan Asia, Afrika, Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Oseania, jumlah WNI generasi milenial lebih banyak dibandingkan generasi lainnya. Hanya di beberapa negara di Eropa Barat saja jumlah WNI milenial lebih sedikit dibandingkan generasi baby-boomers.

Pendekatan pelindungan perlu menyesuaikan?

Seiring dengan semakin “gemuknya” postur demografi para WNI generasi milenial dalam beberapa tahun yang akan datang, Pemerintah perlu memperhatikan kebutuhan dan kepentingan generasi ini. Dalam hal pelindungan WNI di luar negeri, para pemangku kepentingan harus segera menyiapkan tools yang sesuai dengan karakter utama generasi ini.

Generasi milenial tumbuh dengan eksposur teknologi yang sangat masif. Hal ini membuat generasi ini memiliki perspektif bahwa perkembangan teknologi

Fakta di lapangan nyatanya memang menunjukkan bahwa Generasi X dan Milenial menjadi komponen utama WNI di luar negeri. Berdasarkan data e-Perlindungan Kementerian Luar Negeri, jumlah Generasi Milenial saja telah mencapai 1.713.847 orang, atau 58 persen dari jumlah seluruh WNI di luar negeri. Angka ini dipastikan semakin bertambah mengingat generasi ini diprediksi akan mendominasi masyarakat Indonesia pada 3 hingga 10 tahun mendatang, ketika kebanyakan dari generasi ini memasuki usia produktif sehingga menjadi bagian dari angkatan kerja.

Mengapa para milenial ke luar negeri?

Banyak yang mengira bila sebagian besar WNI generasi milenial berada di luar negeri untuk belajar. Dengan rentang usia saat ini antara 20 sampai dengan 35 tahun, sangat wajar bila para milenial sedang menempuh studi S1, S2, maupun S3 di luar negeri. Nyatanya, para milenial Indonesia berada dan bepergian ke luar negeri bukan hanya untuk keperluan studi, tapi juga sebagai wisatawan maupun pekerja migran.

Berdasarkan sebuah studi berjudul Future of Outbound Travel in Asia Pasific 2016 to 2021, disebutkan bahwa jumlah wisatawan milenial dari negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Thailand akan terus tumbuh dan melampaui jumlah wisatawan dari negara-negara maju di wilayah Asia Pasifik pada tahun

BABY BOOMERS

GENERASI MILENIAL

GENERASI X

GENERASI Z

1965 1980 2001 sekarang1946

22

awx
Ini tulisan X nya disamping generasi aja langsung. Yang Z juga ya
Page 23: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

ditujukan untuk membuat hidup lebih mudah, bukan sebaliknya. Efisiensi dan efektivitas kemudian menjadi tuntutan generasi ini. Kebijakan dan cara yang bertele-tele, rumit, normatif, dan terlalu formal akan mendapatkan resistensi.

Perlu diingat pula bahwa generasi milenial, dan generasi setelahnya, memilki kecenderungan untuk berekspresi melalui berbagai platform media sosial. Medio 2015-an, aksi saling unggah video curhatan pekerja migran di Taiwan, Korsel, dan Hongkong silih berganti bermunculan di media sosial. Seorang pekerja migran di Taiwan asal Cilacap, Marya Isma, pernah mengunggah video di Youtube dimana berduet dengan Jessie J menyanyikan single Flashlight melalui aplikasi Smule. Video tersebut telah ditonton oleh 2.985.578 orang, lebih banyak dari jumlah penduduk Kota Bandung.

Februari 2016, seorang pekerja migran Indonesia bernama Yayu menulis status di Facebook tentang dirinya yang disekap oleh majikan di Arab Saudi. Agustus 2017, sebuah akun Facebook mengunggah foto pekerja migran bernama Nenih yang diklaim sebagai korban penganiayaan majikan. Oktober 2017, pekerja migran lain

Usia

0-18

19-40

>40

Generasi

Generasi Z

Generasi Milenial

BaBy BooMers

asia

206.939

1.215.302

484.052

TiMUr TenGah

79.473

355.689

279.421

afrika

-

7.562

2.390

aMerika & kariBia

11.738

35.012

29.426

eropa

24.588

26.951

21.701

oceania

28.136

73.331

38.077

ToTal

350.874

1.713.847

855.067

• (Klasifikasi didasarkan pada studi Tom Brokaw, Census Bureau, Harvard Center, dan Strauss and Howe sebagaimana dirangkum oleh theatlantic.com)

• Data diambil dari e-Perlindungan Kementerian Luar Negeri

bernama Nurohmah juga mengunggah video yang mengungkapkan kekesalannya saat majikan mencoba melakukan tindakan tak senonoh. Singkat kata, berbagai platform teknologi telah digunakan oleh para milenial dari berbagai profesi – termasuk pekerja migran. Ke depan, penggunaan platform teknologi berbasis ponsel bahkan diperkirakan akan semakin masif.

Antusiasme generasi ini terhadap hal-hal baru harus dimanfaatkan dengan membuat sebuah platform menarik yang interaktif untuk pengumpulan data dalam upaya pelindungan WNI. Hal menarik pada generasi milenial adalah ternyata generasi ini masih memiliki kepercayaan kepada Pemerintah. Dalam salah satu survei yang dirilis oleh PEW Research Center, sebagian besar dari milenial percaya bahwa Pemerintah harus bersikap lebih aktif untuk menyelesaikan berbagai masalah. Hanya sebagian milenial yang lebih kecil yang beranggapan bahwa Pemerintah terlalu banyak terlibat dalam upaya penyelesaian masalah. Artinya, upaya untuk lebih merangkul generasi masa depan harus menjadi orientasi utama dari kebijakan pelindungan WNI karena itu yang menjadi tuntutan mereka.

23

awx
Ini stylenya utk highlight bagian Generasi Milenial masih belum oke. Coba eksplore cara lain/pewarnaan lain/style lain
awx
Tanda dalam dan tutup kurung dihapus ( )
Page 24: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

24

Page 25: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Anak Buah KapalProfesi pelaut awak kapal (juga sering disebut “anak buah kapal” atau ABK), terutama pelaut perikanan, merupakan jenis pekerjaan yang sangat rentan terhadap eksploitasi. Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang ABK kapal ikan bisa bekerja sampai dengan 18 jam sehari agar hasil tangkapan ikan semakin banyak. Tak jarang para ABK kehabisan suplai makanan dan minuman sehingga harus memakan remah-remah daging ikan, yang sebetulnya diperuntukkan sebagai umpan, maupun minum dari air berbau bahan bakar. Tak jarang pula terjadi penyiksaan fisik maupun gaji yang tertunggak sangat lama. Di tengah luasnya samudera, para ABK menyabung nyawa.

25

Page 26: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Jumlah ABK asal Indonesia yang tercatat dalam sistem e-Perlindungan Kementerian Luar Negeri adalah sebanyak 8.800 orang. Mereka bekerja di berbagai jenis kapal asing mulai dari kapal pesiar, kapal kargo, kapal tanker, hingga kapal penangkap ikan. Jumlah ABK Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah seluruh pekerja migran Indonesia di luar negeri yang berjumlah 2.822.736 orang. Bila dikalkulasi, rasio jumlah ABK berbanding jumlah pekerja migran adalah 300 berbanding 1 – sekitar 0,3 persen saja. Namun demikian, rasio jumlah ABK vis a vis pekerja migran di beberapa kawasan di dunia menampakkan anomali.

Di kawasan Asia Selatan dan Tengah, jumlah ABK mencapai 5,5 persen dari jumlah pekerja migran dengan jumlah terbanyak berada di negara Srilanka. Di kawasan Afrika, rasio ABK-pekerja migran bahkan mencapai 8,8 persen. Pelabuhan Cape Town, Afrika Selatan, menjadi titik konsentrasi ABK. Meskipun jumlah ABK di kawasan Amerika Selatan hanya 179 orang saja, namun bila dibandingkan dengan jumlah pekerja migran yang “hanya” 1.703 orang, rasio jumlah ABK-pekerja migran di kawasan ini adalah yang tertinggi: 10 persen. Artinya, dari 10 orang pekerja migran, 1 diantaranya adalah ABK. Di kawasan ini, sebagian besar ABK tercatat berada di Argentina.

Selama tiga tahun Kabinet Kerja, 20 Oktober 2014 - 20 Oktober 2017, Kementerian Luar Negeri telah menangani sebanyak 2.198 kasus ABK, dimana 1.192 kasus sudah berhasil diselesaikan dan 1.006 kasus masih berjalan. Kasus ABK terbanyak terjadi di kawasan Asia Timur dan Tenggara (910 kasus), Afrika (495 kasus), Oseania (387 kasus), dan Amerika Selatan (135 kasus). Berdasarkan negara, kasus terbanyak terjadi di Afrika Selatan (219 kasus), disusul dengan Malaysia (185 kasus), Taiwan (179), Fiji (159), dan Korea Selatan (145).

Berdasarkan jenis kasus, permasalahan ketenagakerjaan seperti gaji tidak dibayar, beban kerja terlalu berat, kurang waktu istirahat, atau kecelakaan kerja masih mendominasi dengan jumlah 857 kasus. Selain ketenagakerjaan, jenis kasus yang banyak terjadi adalah kasus pidana (538 kasus) dan keimigrasian (245 kasus). Kasus pidana yang paling sering dialami oleh ABK adalah menjadi korban trafficking in person (perdagangan orang), penganiayaan, dan perkelahian. Sedangkan kasus keimigrasian terbanyak adalah pelanggaran batas wilayah (98 kasus).

Sebagian besar ABK yang menghadapi masalah dalam hal gaji dan kontrak kerja adalah yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Taiwan dan Korea Selatan. ABK di kawasan Afrika banyak terlibat dalam kasus pidana kekerasan fisik, baik sebagai pelaku maupun korban. Di beberapa wilayah seperti di Timur Tengah, ditemukan kasus ABK yang terlantar ketika kapal mereka ditahan oleh otoritas pelabuhan setempat. Fenomena pembajakan kapal disertai penyanderaan awak kapal di perairan Malaysia-Filipina yang telah terjadi di tahun 2016 masih terjadi di tahun 2017, meskipun dengan frekuensi yang jauh menurun.

CONTOH-CONTOH KASUS

Kendala-kendala dalam penanganan permasalahan ABK

Kesulitan yang sering ditemui dalam penanganan permasalahan ABK adalah mengidentifikasi pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi. Contoh, ABK berkewarganegaraan Indonesia, ditempatkan oleh agen penyalur (maning agent) Singapura di kapal berbendera Korea Selatan. ABK tersebut menjadi korban pembunuhan oleh warga negara Filipina ketika berada di perairan internasional sebelum akhirnya kapal bersandar di Cape Town, Afrika Selatan.

26

awx
Ini biasa aja gak perlu kutipan
awx
Nah, ini tanda "-" nya mengganggu nih. Dan ada beberapa di konten selain ini kalo dibikin style kutipan/bold/size besar jadinya kayak gini. Coba cari solusinya.
awx
Ini sebetulnya karena kontennya belum sepenuhnya selesai saja.
Page 27: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Sungguh sulit menghubungi agen kapal baik di negara dimana kapal bersandar maupun agen di negara asal kapal utk diminta pertangggungjawaban ketika terjadi permasalahan. Acapkali, Pemerintah RI melalui Perwakilan RI (KBRI/KJRI/KRI/KDEI) terdekat melakukan intervensi dengan membiayai pemulangan, pengobatan, maupun menyediakan pengacara.

Belum tuntasnya tata kelola terkait tanggung jawab maupun hak dan kewajiban para pemangku kepentingan terkait, baik pemerintah maupun non-pemerintah, telah menyebabkan penanganan permasalahan ABK kurang optimal. Oleh karena itu, perlu disusun standar kesepakatan kerja yang mengatur hak-hak dan kewajikan yg jelas seperti gaji, lembur, waktu istirahat, asuransi, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya. Cakupan jaminan asuransi seharusnya mencakup beberapa risiko, diantaranya: gaji tdk dibayar, sakit/kecelakaan kerja, pemulangan ABK yg meninggal dunia, pemulangan ABK yang memutuskan kontrak, kapal hilang, dsb.

Kasus yang umumnya sering ditemukan antara lain tidak dipenuhinya hak-hak ABK, perselisihan dengan sesama ABK yang berujung pada tindak pidana, hingga ABK yang kecelakaan, sakit, hilang ataupun meninggal.

Upaya yang telah dilakukan

Mengurai benang kusut tata kelola ABK Indonesia bukanlah pekerjaan mudah. Kementerian Luar Negeri telah menginisiasi X pertemuan dengan mengundang semua pemangku kepentingan untuk menemukan solusi terbaik.

caption for image here

27

Page 28: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

28

awx
ABK nya dihapus
awx
Tambahkan tanda kurung di semuanya
awx
This is good and safe design. Clean and simple
awx
Mungkin selain nomor, perlu pake ikon
Page 29: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

29

awx
Ini kurang konteas antara warna angka dan ikonnya
awx
Gunakan nomor biar urutannya nampak
awx
Ini bisa pake bangunan/landmark negara tersebut kemudian dijadikan semacam chart urut dari yg paling banyak mpe sedikit. Cek ke Tony tahun lalu udah ada yg pake model kayak gitu
Page 30: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

30

Page 31: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Penyanderaan WNIMeskipun jumlah kasus pembajakan kapal disertai penyanderaan ABK di perairan perbatasan Malaysia-Filipina sudah jauh menurun bila dibandingkan dengan tahun 2016, namun situasi di perairan tersebut belum dapat dikatakan aman sepenuhnya. Pada 18 Januari 2017, peristiwa pembajakan kapal terjadi di perairan Sabah, Malaysia. Tiga orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia kemudian ditangkap dan disandera oleh kelompok bersenjata terafiliasi Abu Sayyaf Group (ASG). Apabila di beberapa kasus-kasus awal medio Maret-Juni 2016 pembajakan dilakukan terhadap kapal tunda dan tongkang pengangkut batubara, maka sejak Juli 2016 sampai dengan Januari 2017 pembajakan dialami oleh kapal-kapal kecil pencari ikan yang biasanya dimiliki

31

awx
Ini teks kepotong. Dan kayaknya masih pake teks yg lama. Coba akses ke dropbox lagi
Page 32: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

oleh tauke Malaysia.

Selama tiga tahun berjalannya Kabinet Kerja (20 Otober 2014 – 20 Oktober 2017) telah terjadi 8 peristiwa penyerangan kapal yang berujung pada penyanderaan awak kapal berkebangsaan Indonesia di perairan Malaysia-Filipina. Dari rangkaian peristiwa tersebut, sebanyak 32 orang WNI telah disandera. Selain itu, sebanyak 4 ABK Indonesia juga telah disandera di Somalia sejak tahun 2012 (5 ABK yang disandera, satu orang meninggal dunia karena sakit pada masa penyanderaan). Dengan demikian, sepanjang tiga tahun bergulirnya roda pemerintahan Kabinet Kerja, Pemerintah telah menangani 36 kasus WNI yang disandera di luar negeri (32 di Filipina Selatan, 4 di Somalia).

Sampai dengan berakhirnya tahun kedua Kabinet Kerja per Oktober 2017, sebanyak 29 sandera telah berhasil dibebaskan. Sayangnya, tiga kasus pembajakan dan penyanderaan kembali terjadi di penghujung tahun 2016 dan awal tahun 2017. Pada 5 November 2016, dua ABK Indonesia bernama La Utu bin La Raali dan La Hadi bin La Edi ditangkap di perairan Kretam, Kinabatangan, Sandakan, Sabah. Dua minggu berselang, tepat tanggal 19 November 2016, dua ABK Indonesia yaitu Saparudin bin Koni dan Sawal bin Maryam juga ditangkap di perairan Merabung,

Lahad Datu, Sabah. Terakhir, 18 Januari 2017, gerombolan ASG merangsek sebuah kapal penangkap ikan di perairan Kepulauan Taganak, Sabah. Nahas, tiga orang ABK bernama Hamdan bin Saleng, Sudarling Samansung, dan Subandi bin Sattu ditangkap dan kemudian disandera. Ketiga peristiwa tersebut terjadi di wilayah perairan Sabah, Malaysia, yang berbatasan dengan wilayah perairan Filipina bagian selatan.

Keselamatan lebih penting daripada kecepatan

Pemerintah selalu mengedepankan keselamatan WNI yang disandera di atas segalanya. Apabila kondisi dan situasi memang memungkinkan untuk membebaskan WNI dengan cepat dan aman, maka cara tersebut pasti akan ditempuh. Pada kasus empat WNI ABK Kapal TB. Henry - BG. Christy, Pemerintah berhasil mengupayakan pembebasan hanya dalam waktu 26 hari saja. Ini adalah waktu pembebasan tercepat untuk warga asing yang disandera oleh kelompok terafiliasi ASG di Filipina Selatan.

Namun tidak semua sandera warga asing yang disandera ASG mengalami nasib baik. Dua sandera asal Kanada, Robert Hall dan John Ridsdel, dieksekusi oleh para penyandera pada Juni 2016. Bukan hanya orang asing saja, seorang berkewarganegaraan Filipina bernama Patrick James Aldovar yang disandera sejak Juli 2016 juga dieksekusi pada Agustus 2016. Melakukan eksekusi sandera kemudian merekam dan mengunggah video eksekusi ke internet bukanlah barang baru bagi ASG. Menimbang reputasi buruk ASG yang tak segan mengeksekusi sandera, maka pendekatan yang ekstra hati-hati selalu dikedepankan oleh Pemerintah. Dus, proses pembebasan yang relatif lebih lama adalah konsekuensi logis dari pilihan Pemerintah untuk memegang prinsip safety first, speed second – keselamatan dulu, kemudian kecepatan.

Upaya-upaya yang dilakukan

Untuk mempercepat dan mengintegrasikan upaya pembebasan WNI yang masih disandera, Pemerintah telah membentuk Crisis Center yang terdiri dari tiga institusi yaitu Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN). Selain menugaskan personil di Filipina Selatan

caption for image here

32

Page 33: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

untuk mendapatan informasi dari sumber pertama, tim gabungan juga telah melakukan penjajakan dan asesmen terhadap opsi-opsi pembebasan yang dapat dilakukan.

Keluarga adalah kunci

Dalam beberapa kasus penyanderaan WNI sebelumnya, keluarga telah dijadikan pressure-tool untuk menekan Pemerintah. Penyandera bahkan menghubungi langsung keluarga dan menyampaikan agar keluarga membuat pernyataan terbuka di depan media agar Pemerintah membayar uang tebusan (ransom) untuk membebaskan sandera. Belajar dari modus tersebut, Kementerian Luar Negeri berkoordinasi dengan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) melakukan pendekatan khusus dengan keluarga dan meyakinkan bahwa, alih-alih dijadikan oleh penyandera sebagi alat untuk menekan Pemerintah, bagian dari upaya pembebasan itu sendiri.

Proses ini dimulai dengan trust-building antara Pemerintah dan keluarga. Dengan merujuk pada contoh kasus-kasus sebelumnya, upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah terbukti efektif membebaskan sandera. Keluarga diberikan akses komunikasi langsung dengan petugas yang telah ditunjuk oleh Kemlu sehingga dapat mendapatkan informasi perkembangan terkini kapanpun keluarga membutuhkan. Selain itu, Kemlu juga menyediakan tim psikolog untuk mendampingi keluarga agar dapat terjaga kondisi mental dan kejiwaannya selama proses pembebasan. Sejak November 2016 hingga Oktober 2017, Pemerintah melalui Kemlu telah beberapa kali mendatangi dan berkoordinasi langsung dengan keluarga para ABK yang masih disandera di kampung halaman masing-masing di Kendari dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Majene (Sulawesi Barat), Nunukan (Kalimantan Utara), dan Kepulauan Selayar dan Bulukumba (Sulawesi Selatan). Kemlu juga telah melibatkan beberapa ABK eks. sandera yang telah berhasil dibebaskan, beserta istri-istri mereka, untuk memberikan dukungan moril sehingga dapat menguatkan mental para keluarga ABK yang masih disandera.

Pemerintah juga telah menunjukkan berkomitmen penuh terhadap pembebasan sandera, meskipun membutuhkan waktu ekstra. Tahun lalu, Pemerintah telah berhasil membebaskan 4 WNI ABK Kapal Naham III yang telah disandera oleh perompak di Somalia selama 4 tahun 7 bulan sejak 26 Maret 2012 hingga

22 Oktober 2016. Lamanya proses pembebasan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: kondisi keamanan negara tempat WNI disandera, jalur komunikasi yang melibatkan pemerintah dari berbagai negara yang berbeda, serta pelibatan beberapa organisasi nirlaba reliable. Pada akhirnya, tak ada satu pun WNI yang ditinggalkan Pemerintah – no one left behind.

Diplomasi

Bagian tersulit bagi para keluarga ABK yang disandera adalah mereka kehilangan tulang punggung keluarga yang selama ini menafkahi mereka. Sulitnya, tidak ada kontrak kerja yang dapat menjamin kehidupan keluarga para awak kapal dalam situasi yang demikian (penyanderaan). Meskipun awalnya sulit, namun akhirnya Pemerintah telah berhasil meyakinkan para pemilik kapal yang mempekerjakan para ABK asal Indonesia yang disandera, untuk memberikan kompensasi bulanan kepada keluarga yang ditinggalkan. Para tauke bersedia membayar gaji bulanan kepada keluarga sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing.

Terulangnya kasus penyanderaan terhadap para ABK Indonesia mendapat perhatian dari berbagai pihak di tanah air. Sehari setelah peristiwa penangkapan tanggal 5 November 2016, Menlu Retno L.P Marsudi langsung mengunjungi Malaysia untuk menemui berbagai pihak terkait guna memastikan keselamatan sekitar 6.000 orang Indonesia yang banyak bekerja di kapal-kapal penangkap ikan di Malaysia. Selama di Malaysia, Menlu melakukan pertemuan secara terpisah dengan Menlu Malaysia di Kuala Lumpur dan Menteri Besar Sabah di Kota Kinabalu. Otoritas Malaysia menyepakati perlunya meningkatkan mekanisme pengamanan di Perairan Sabah, Malaysia. Berdasarkan keterangan dari para ABK WNI yang selamat dari penculikan, penyanderaan tersebut kembali terjadi karena Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) yang sedang berpatroli di sekitar perairan Sabah, kurang responsif terhadap permintaan bantuan dari para ABK WNI.

Selain kunjungan langsung ke Malaysia, Kemlu juga terus mengawal proses kerja sama trilateral Indonesia-Malaysia-Filipina untuk memastikan keamanan di sekitar perairan Sabah dan Sulu. (MASUKKAN TENTANG PERKEMBANGAN MOU TRILATERALNYA)

33

Page 34: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Capaian

Setelah disandera selama 292 hari, akhirnya pada tanggal 7 September 2017 Pemerintah Filipina berhasil menyelamatkan dua orang sandera, Saparudin bin Koni dan Sawal bin Maryam. Keduanya merupakan awak kapal TW 1738/6/F berbendera Malaysia yang ditangkap di perairan Sabah pada tanggal 19 November 2016. Setelah serangkaian pemeriksaan kesehatan dan debriefing yang dilakukan oleh otoritas Filipina, keduanya akhirnya dapat dipertemukan kembali dengan keluarga mereka di kantor Kemlu, 14 September 2017. Haru biru mewarnai pertemuan yang dihelat di ruangan Menlu tersebut. Dengan bebasnya Saparudin dan Sawal, jumlah WNI yang masih disandera menjadi 5 orang. Pemerintah masih terus berupaya agar kelima WNI tersebut juga dapat berkumpul kembali dengan keluarga mereka – dengan tetap mengutamakan keselamatan.

Pemberdayaan para eks. sandera

Setelah dibebaskan dan kembali ke Indonesia, Pemerintah juga menyiapkan beberapa program bagi para eks. sandera agar dapat melanjutkan hidup dengan

lebih baik. Dengan menggandeng beberapa pihak seperti perusahaan tempat mereka bekerja, asosiasi profesi, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya, Pemerintah memastikan bahwa para eks. sandera memiliki bekal kemampuan yang cukup untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Perusahaan juga telah memainkan peranannya sendiri. PT. Patria Maritime Line (PML), perusahaan yang mempekerjakan 10 ABK eks. Kapal Brahma 12 – Anand 12, telah memberikan cuti khusus selama 6 sampai 8 minggu agar para ABK tersebut dapat melakukan rehabilitasi mental dan kesehatan. PML juga mempromosikan karir beberapa ABK karena peranan dan kepemimpinan mereka di belantara Filipina Selatan yang sangat krusial dalam proses pembebasan. Lebih daripada itu, terilhami dari pengalaman para ABK yang disandera di pbelantara Sulu, PML bahkan memasukkan value baru dalam corporate values yang diterapkan oleh perusahaan yaitu resilience – ketahanan.

Agar pengalaman para eks. sandera dapat bermanfaat, Pemerintah juga memfasilitasi pertemuan antara eks. sandera dan istri mereka dengan para keluarga ABK yang masih disandera. Selain menjalin silaturahmi, pertemuan juga dimaksudkan untuk menguatkan mental keluarga para sandera.

Terhadap eks. sandera Somalia, Pemerintah bekerja sama dengan asosiasi pelaut telah memberikan pelatihan profesi agar mereka yang sudah tidak bekerja selama 4 tahun 7 bulan tersebut dapat kembali bekerja dengan baik. Asosiasi juga membantu penyaluran mereka di beberapa kapal.

Dengan bebasnya Saparudin dan Sawal, jumlah WNI yang masih disandera menjadi 5 orang. Pemerintah masih terus berupaya agar kelima WNI tersebut juga dapat berkumpul kembali dengan keluarga mereka – dengan tetap mengutamakan keselamatan.

caption for image here

34

Page 35: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

Page 36: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

36

awx
1. Untuk numbering yg mengelompokkan gini dibedain warnanya biar lebih kontras 2. Pertimbangkan menggunakan font capital karena di bawah ini masih ada konten dengan sub-sub juga.
awx
ikon kurang relevan
awx
Ini judul utama dan konten utama
awx
ini semacam sub/filler jadi bisa di repositioning biar tidak terkesan setara dengan konten utama infografis
awx
Judul ganti: Pemberdayaan eks sandera
awx
Yg ini bisa pek nomor
awx
1. Ini konten yg dinomorin dengan judul diatasnya (5 kali koordinasi...) kesannya setara, padahal kan ini sub nya judul tsb. Resize atau eksplore. 2. Nomornya juga kurang padu dengan teksnya. 3. Dan itu kan daerah daerahnya masih berdekatan. Kalo space masih memungkinkan kasih map daerah sekitar sulawesi itu aja dengan titiknya
Page 37: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

37

awx
Menlu Malaysia
awx
Ikonnya kurang pas karena nyaris semuanya pake dasi. Gak ada opsi lain?
Page 38: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

38

awx
Yang ini nanti kontennya gw modifikasi jadi agak beda penyajian infografisnya gak harus pake kapal-kapal begini. Mungkin semacam tabel yg oke juga gak papa
Page 39: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

39

awx
Bagian ini dihapus. Gw kasih konten yg lain nanti
awx
1. Background mengganggu. Awan awan kecil itu juga mengganggu. Kurang padan dan ngeblend menurut gw. 2. Background kan gak harus warna putih tapi bisa warna lain yg kalo ditimpa teks tetap teksnya kebaca. Utamakan warna warna yg soft
awx
KOnten ini hapus semua (Penyanderaan WNA lainnya)
Page 40: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

40

Page 41: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Pemulangan WNISejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2014, program pemulangan WNI overstayers (WNIO) atau pekerja migran Indonesia undocumented (PMIU) masih dilakukan oleh Pemerintah. Program tersebut dimaksudkan untuk memulangkan kembali jutaan WNIO/PMIU yang tersebar di berbagai negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan negara lain di wilayah Timur Tengah, ke Indonesia. Pemulangan perlu dilakukan karena para WNIO/PMIU dianggap telah melakukan pelanggaran keimigrasian oleh negara setempat sehingga posisi mereka menjadi rentan. Pemulangan juga dilakukan kepada WNI atau pekerja migran yang diduga menjadi korban perdagangan orang maupun mengalami permasalahan lainnya di luar negeri (ketenagakerjaan, pidana, dsb). Pada tahun ketiga Kabinet Kerja (20 Oktober 2016 – 20 Oktober 2017), Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah berhasil memulangkan 45.844 WNIO/PMIU, baik melalui repatriasi maupun proses deportasi. Bila digabungkan dengan jumlah WNIO/PMIU yang dipulangkan pada periode yang sama dua tahun sebelumnya, maka total keseluruhan WNIO/PMIU yang telah dipulangkan oleh Pemerintah adalah 181.942 orang.

41

awx
1. Ini buat pembuka chapter cukup sampai disini aja (...,pidana, dsb). Kalimat setelah itu di spread berikutnya saja 2. Pastikan gak ada konten yg kepotong ya
Page 42: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Seperti pada dua tahun terakhir, pemulangan WNIO/PMIU di Arab Saudi dan Malaysia menjadi prioritas Pemerintah karena diperkirakan jumlah WNIO/PMIU di kedua negara tersebut dapat mencapai dua juta orang – terbanyak dibandingkan di negara lain. Karena sebagian besar tidak melaporkan keberadaannya kepada Perwakilan RI, sangat sulit mendeteksi secara pasti jumlah maupun lokasi para WNIO/PMIU berada.

Standar Pelayanan Prima

Sepanjang tiga tahun Kabinet Kerja, Kemlu dan Perwakilan RI juga telah berkomitmen untuk senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanan/pelindungan melalui pemulangan WNIO/PMIU. Upaya tersebut membuahkan hasil dengan diterimanya sertifikat ISO 9001:2008 dari SAI Global dalam hal penanganan pemulangan WNI pada bulan Desember 2015. Sertifikat tersebut

menunjukkan bahwa proses pemulangan WNI telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan publik yang baik.

Lebih lanjut, guna mempercepat pemulangan WNIO/PMIU yang masih sangat besar jumlahnya, Kemlu membentuk Satuan Tugas Percepatan Pemulangan WNIO/PMIU pada bulan April 2016. Satuan Tugas tersebut telah melaksanakan Program Percepatan Pemulangan WNIO/PMIU di 21 Perwakilan Pelayanan Warga (Citizen Service).

Untuk melakukan pendekatan kepada para WNIO/PMIU, Pemerintah juga telah melakukan terobosan dengan memberdayakan unsur-unsur kelompok masyarakat Indonesia di luar negeri. Upaya ini telah dimulai secara bertahap sejak akhir tahun 2013 dimana Arab Saudi menjadi negara pilot project dalam program tersebut.

Pada tahun 2015, beberapa LSM juga diikutsertakan sebagai sebagai anggota dari

caption for image here42

Page 43: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Di sisi lain, masih banyak WNIO/PMIU yang enggan untuk mengikuti program repatriasi yang telah dicanangkan Pemerintah dengan berbagai alasan. Misalnya, masih banyak PMIU yang merasa tidak akan mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan penghasilan mereka di luar negeri apabila mereka kembali ke Indonesia. Untuk itulah, Pemerintah juga memberikan solusi melalui program pemberdayaan bagi WNIO/PMIU di sektor-sektor industri: pertanian, peternakan dan perikanan; industri kreatif; pariwisata dan kuliner; dan sektor produksi kreatif.

AMNESTI ARAB SAUDI

Amnesti adalah “pengampunan” atau pemutihan atas pelanggaran keimigrasian yang dilakukan para pendatang asing di Arab Saudi. Sesuai pengumuman Mendagri Arab Saudi dan nota diplomatik Kemenlu Arab Saudi kepada KBRI Riyadh tanggal 26 Maret 2017, Pemerintah Arab Saudi melaksanakan program pemutihan status imigrasi bagi warga negara asing/ekspatriat yang melanggar aturan ketenagakerjaan dan izin tinggal (overstayer). Program bertajuk “A Nation without Violation” ini berlangsung selama 90 hari sejak 29 Maret 2017 (1/7/1438 H) dengan memberikan kesempatan bagi yang melanggar aturan tersebut untuk

Satuan Tugas Percepatan Pemulangan WNI Overstayer dan PMI Undocumented (Satgas Pemulangan WNIO/PMIU) di Arab Saudi pada tahun 2015. Keunikan inisiatif pelibatan LSM tersebut dilanjutkan dalam program percepatan WNIO/PMIU tahun 2016. Dengan pendekatan dari kelompok masyarakat, WNIO/PMIU yang tadinya enggan untuk mengikuti pemulangan akhirnya bersedia untuk kembali ke Indonesia.

Kendala-kendala Pemulangan

Tidak sedikit kendala yang dihadapi untuk memulangkan WNIO/PMIU yang tersebar di berbagai negara di dunia. Sebagian besar WNIO/PMIU memilih untuk tetap tinggal meskipun statusnya ilegal dengan tujuan untuk dapat mengumpulkan uang dengan bekerja secara serabutan. Beberapa negara, seperti Malaysia dan Korea Selatan, memang masih memberikan peluang bagi WNIO/PMIU untuk melanjutkan pekerjaannya. Arab Saudi, sejak tahun 2016 telah menerapkan peraturan denda yang nilainya sangat tinggi bagi pelanggar ijin tinggal, yaitu SR 10.000 (sekitar 35 juta rupiah). WNIO/PMIU harus membayar denda tersebut sebagai salah satu persyaratan meninggalkan Arab Saudi kembali ke Indonesia.

43

awx
1. Ini spin off. Spread/halaman baru 2. Sama kek yg sebelumnya, yg spin off (Sub-Bab) kek gini kurang cocok style judulnya
awx
Di bawah akhir konten gini semuanya ntar pake foto dan kode penulis ya.
awx
1. Ini nanti jadikan satu spread dengan infografis chapter ini saja. Konten tambahan utk infografis menyusul. 2. Eksplore style lain juga
Page 44: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

pulang ke negaranya masing-masing dengan menyerahkan diri dan membiayai kepulangannya secara mandiri. Bila ini dilakukan, mereka tidak akan dikenakan larangan memasuki Arab Saudi (black list) di masa yang akan datang. Para peserta juga tidak dikenai biaya administrasi maupun denda keimigrasian. Mempertimbangkan animo dan antusiasme ekspatriat pendaftar amnesti yang tinggi, Arab Saudi kemudian memperpanjang program ini selama 30 hari hingga 24 Juli 2017. Berdasarkan perkiraan KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah, diperkirakan terdapat sekitar 500 ribu orang WNI overstayer di Arab Saudi pada tahun 2017 ini.

Program serupa juga pernah dilakukan pada tahun 2013 dimana sekitar 105 ribu WNI mendaftarkan diri, namun hanya sekitar 40 ribu yang pulang ke Indonesia. Sedangkan sisanya, diperkirakan sejumlah 65 ribu orang, tetap tinggal di Arab Saudi menggunakan SPLP. Saat itu, dari 40 ribu WNI yang pulang, 21 ribu orang diantaranya difasilitasi kepulangannya oleh Pemerintah RI dengan 39 kali penerbangan. Program amnesti pada tahun 2017 ini sebetulnya berbeda bila dibandingkan dengan program serupa pada tahun 2013. Kali ini, Pemerintah Arab Saudi tidak memberikan pemutihan status ketenagakerjaan maupun biaya pemulangan para pendatang asing ke negara masing-masing. Setelah selesainya program Amnesti, otoritas Arab Saudi akan melakukan razia besar-besaran untuk menangkap para pelanggar imigrasi.

Upaya-upaya yang telah dilakukan

Sejak awal penetapan amnesti oleh Pemerintah Arab Saudi, Kementerian Luar Negeri berkoordinasi dengan KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah langsung merancang skema pendaftaran dan pemulangan. Belajar kekacauan pada amnesti tahun 2013, program kali ini diharapkan berjalan lancar. Untuk memperlancar pelaksanaan pendaftaran WNI peserta amnesti, Pemerintah RI telah melakukan beberapa hal, diantaranya: Satu, membentuk Tim Pelayanan Amnesti yang beranggotakan staf Perwakilan yang bertugas melayani pendaftaran peserta Amnesti. Dua, menyiapkan ruangan khusus serta sistem pendataan yang terkoneksi dengan database Perwakilan. Adanya tim dan ruangan khusus bertujuan agar proses pendaftaran Program Amnesti tidak mengganggu pelayanan rutin Perwakilan. Tiga, menugaskan Tim Perbantuan Teknis dari Pusat untuk mendukung pelayanan pendaftaran amnesti yang dilakukan oleh Perwakilan RI di Riyadh dan Jeddah. Empat, Melakukan pendampingan langsung pemulangan para peserta amnesti.

44

Page 45: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

45

Page 46: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

46

Page 47: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

47

awx
ini total jumlah dipisah dari judul lah. Style/size/color/bold nya dibedain juga biar mencolok
Page 48: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

48

Page 49: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Perdagangan Manusia (TPPO)Pasca formalisasi kerja sama lintas-instansi melalui Nota Kesepahaman untuk pencegahan dan penanganan perdagangan orang yang ditandatangani oleh tujuh lembaga pemerintah pada 23 Agustus 2016, beberapa capaian nyata dalam hal pencegahan maupun penanganan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) mulai terlihat. Dalam hal pencegahan, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, telah memperketat pintu keluar imigrasi untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan paspor maupun visa ke luar negeri. Dalam hal penindakan, estafet penanganan kasus dari Kementerian Luar Negeri kepada Polri juga semakin mulus. Selain melindungi korban, Pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa para pelaku, baik individu maupun korporasi, tidak lagi melenggang santai dari penegakan hukum.

49

Page 50: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

“Berjuang secara paralel di dua front, tegaknya hukum dan terlindunginya hak asasi, untuk mengatasi TPPO,” ujar Ban Ki Moon sebelum mengakhiri tugasnya sebagai Sekretaris Jenderal PBB pada Desember 2016. Sejalan dengan remark dari pendahulu Antonio Guterres tersebut, langkah-langkah penanganan WNI korban TPPO di Indonesia pun telah menerapkan dua prinsip utama tersebut. Tidak hanya melindungi kepentingan WNI yang diduga menjadi korban, Pemerintah juga selalu memastikan bahwa proses hukum terhdap para pelaku dapat berjalan dengan baik.

Selama ini, salah satu kelemahan dalam penanganan kasus trafficking adalah kurang bekerjanya mesin penindakan hukum untuk memberikan efek jera dan efek gentar kepada para pelaku dan sindikasinya. Tanpa adanya tindakan hukum yang tegas kepada para pelaku, semakin banyak terjadi kasus perdagangan orang karena pelaku merasa yakin bahwa Pemerintah-lah yang akan memberikan kompensasi kepada para korban. Sepanjang tahun 2017 ini, Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa penanganan TPPO bukan hanya dilakukan untuk melindungi korban, tapi juga menghukum para pelaku.

Jumlah ini menunjukan tren penurunan kasus jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 (624 kasus) dan 2015 (547 kasus). Meskipun demikian, terdapat kemungkinan terdapat korban yang belum teridentifikasi mengingat masih terjadi pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) secara ilegal ke beberapa wilayah Timur Tengah seperti Suriah, Irak, dan Mesir. Hampir seluruh korban merupakan pekerja migran sektor domestik dan ABK kapal ikan. Mayorutas korban pekerja domestik berada di wilayah Timur Tengah dan Malaysia, sedangkan korban ABK kapal ikan bekerja di kapal berbendera Taiwan.

Modus TPPO

Berdasarkan modus operandi, kasus-kasus TPPO di Timur Tengah banyak dilakukan dengan penyalahgunaan visa. Misalnya, pengirim mengakali larangan pengiriman pekerja migran sektor domestik ke Timur Tengah dengan menyediakan visa untuk pekerjaan semi terampil seperti cleaning service. Di negara tujuan, alih-alih bekerja sebagaimana peruntukan visa, para korban dipaksa untuk menjadi

Berdasarkan data e-Perlindungan Kementrian Luar Negeri, sepanjang periode 20 Oktober 2016-20 Oktober 2017, tercatat 158 kasus perdagangan orang di luar negeri.

50

awx
Ini juga gak perlu jadi caption. Terus pastikan disemuanya kalo nulis Kementerian bukan Kementrian. Jenderal, bukan Jendral
Page 51: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

PLRT. Visa umroh, kunjungan, dan ziarah juga acapkali disalahgunakan. Modus penyalahgunaan visa ini juga seringkali dilakukan dengan modus ekstra berupa penipuan negara tujuan kerja dan pemalsuan identitas korban. Misalnya, korban diiming-imingi bekerja di Arab Saudi, tetapi kemudian disalurkan ke negara-negara rawan seperti Suriah dan Irak. Kemudahan mendapatkan visa ini bukan tanpa sebab. Menurut hasil penyelidikan Bareskrim Polri pada tahun 2017, terdapat oknum-oknum di perwakilan negara asing di Jakarta yang memfasilitasi hal tersebut.

Adapun kasus-kasus trafficking di Malaysia biasanya dilakukan dengan pengiriman melalui berbagai jalur tikus seperti di perbatasan Sebatik-Nunukan, perbatasan Entikong, atau melalui Batam. Jenis eksploitasi lain yang tercatat dalam catatan Kementerian Luar Negeri adalah dalam bentuk eksploitasi seksual, pengantin pesanan, dan penipuan pelajar Indonesia. Eksploitasi pengantin pesanan banyak terjadi di kawasan Asia Timur, terutama di RRT dan Taiwan, dengan korban WNI keturunan Tionghoa.

Untuk profesi ABK, terutama yang bekerja di kapal penangkap ikan, trafficking terjadi dalam bentuk eksploitasi kerja. Para ABK yang hidup dalam lingkungan kerja yang 3D (dirty, difficult, and dangerous) dipaksa bekerja antara 12 hingga 18 jam per hari¬ – jauh melebihi jam kerja normal. Selain itu, para ABK juga dipaksa oleh kapten untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan di wilayah negara lain tanpa sepengetahuan mereka. Pada tahun 2014, sebanyak 55 ABK asal Indonesia ditangkap di Myanmar karena kapal tempat mereka bekerja terbukti melanggar teritori Myanmar.

Tantangan dan Penanganan TPPO

Indonesia dan Malaysia memiliki perbatasan darat yang sangat panjang, mencapai 2.004 kilometer. Hal ini menyulitkan pengawasan terhadap lalu lintas manusia oleh otoritas terkait dari kedua negara. Celah ini kemudian dimanfaatkan oleh individu/kelompok tertentu untuk memfasilitasi migrasi ilegal melalui jalur tikus di sepanjang batas darat tersebut. Jalur ini juga telah dipergunakan untuk membawa korban perdagangan orang ke negara-negara ketiga, khususnya wilayah Timur Tengah, melalui Malaysia khususnya ke kawasan Timur Tengah. Faktor geografis ini telah menjadi tantangan tersendiri dalam penanganan TPPO.

51

awx
Perlukah dikasih nomor?
Page 52: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Keengganan para korban yang telah dipulangkan ke Indonesia untuk menindaklanjuti kasus mereka juga menyulitkan penindakan terhadap para pelaku. Dilema terjadi karena dalam banyak kasus, para pelaku TPPO merupakan kerabat korban sendiri. Selain itu, instrumen hukum nasional Indonesia saja tidak cukup untuk dapat menyentuh para pelaku di negara transit maupun negara tujuan. Padahal, penegakan hukum yang efektif kepada semua pihak yang terlibat mulai perekrutan hingga pengiriman sangat diperlukan untuk memberikan efek jera.

Upaya-upaya yang telah dilakukan

Penanganan kejahatan trafficking perlu melibatkan semua unsur pemangku kepentingan, baik instansi pemerintah maupun non-pemerintah. Selama tiga tahun Kabinet Kerja, Kementerian Luar Negeri telah menggandeng banyak pihak dari berbagai unsur untuk penanganan kasus-kasus TPPO. Dalam hal pencegahan, berbagai kegiatan kampanye penyadaran publik melalui berbagai media¬ – TV, radio, koran, majalah – telah dilakukan di berbagai daerah yang merupakan “lumbung” pekerja migran. Selain daerah asal pekerja migran, kampanye juga masif dilaksanakan di kampus-kampus untuk menyamakan persepsi dengan para akademisi maupun mahasiswa.

Bekerja sama dengan Polri, Kementerian Luar Negeri juga telah melakukan penanganan langsung kasus TPPO melalui Perwakilan RI sebagai first-responder di Perwakilan RI di Persatuan Emirat Arab pada tahun 2015 dan 2016 serta Malaysia di tahun 2017. Sepanjang tahun 2017, Kementerian Luar Negeri juga melakukan kegiatan peningkatan kapasitas staf Perwakilan RI agar memiliki perspektif yang sama dalam penanganan kasus TPPO dan mampu untuk melakukan identifikasi awal kepada para korban. Sebanyak 33 orang peserta telah mengikuti pelatihan tersebut. Peserta meliputi 15 orang Pejabat Diplomatik dan Konsuler yang akan ditempatkan di Perwakilan RI, 11 orang pejabat dan staf dari 8 Perwakilan RI dan 7 orang calon Atase Polri. Namun sepanjang 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK, Kementerian Luar Negeri telah memberikan pelatihan kepada 133 pejabat dan staf dari 45 Perwakilan RI di luar negeri dan 35 aparat penegak hukum, baik dari Kepolisian maupun Kejaksaan, di Pusat dan 3 daerah yang warganya banyak menjadi korban TPPO di luar negeri yaitu Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

52

awx
Ini yg ini kok gak ada judulnya? Kalo belum ada: Tantangan Penanganan TPPO
awx
Ini kok ada teks tanda baca kayak gini ya? karena fontnya atau di konten aslinya juga ada?
awx
Nih penyakitnya. Kalo gak ada solusi pikirkan untuk ganti font
Page 53: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

53

Page 54: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

54

Page 55: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi Kementerian Luar Negeri, Bareskrim Polri dan Kejaksaan RI dalam penanganan korban dan kasus TPPO yang melibatkan WNI di luar negeri. Kehadiran screening form ini diharapkan dapat memudahkan proses identifikasi korban sehingga penanganan kasusnya menjadi lebih efisien dan efektif.

Secara bilateral, beberapa upaya lanjutan terus dilakukan Pemerintah. Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman Indonesia dan Persatuan Uni Emirat Arab (PEA) Tahun 2015 tentang Kerja Sama dalam Memberantas Perdagangan Manusia dan Pelindungan terhadap Korban Perdagangan Manusia, maka pada tanggal 24 – 25 Mei 2017 telah dilaksanakan pertemuan Komite Bersama Pemberantasan dan Penanganan Korban TPPO di Abu Dhabi dan

TPPO merupakan kejahatan lintas negara yang melibatkan sindikat lintas-negara yang terorganisir. Sindikat tersebut hanya dapat dibasmi dengan adanya kerja sama yang erat antara negara asal (country of origin), negara singgah (country of transit), dan negara tujuan (country of destination). Karena sifatnya yang lintas negara, berbagai bentuk diplomasi pelindungan seperti kerja sama lintas-instansi, bilateral, regional, maupun multilateral mutlak diperlukan untuk memperkuat upaya penanganan di lapangan.

Selepas disepakatinya Nota Kesepahaman tujuh lembaga pada tahun 2016, Pemerintah telah membentuk forum komunikasi yang memudahkan koordinasi penanganan TPPO pada working-level. Forum komunikasi ini telah menghasilkan terobosan melalui penyusunan screening form Identifikasi Korban di Luar Negeri

caption for image here

55

Page 56: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara
awx
Ini dikasih nomor, checklist, atau bullet kek
awx
1. Ini kan setara dengan yg Regional Bilateral dan Multilateral, size fontnya disamain juga dong 2. Kalo perlu semua sub-nya Diplomasi Pelindungan (bukan Perlindungan) dikasih bullet
awx
Cari foto "penandatanganan MOU 7 kementerian untuk penanganan TPPO". Di kaleidoskop sebelumnya ada. Di Peduli juga ada
awx
Foto ACTIP juga ada. Cek dropbox
awx
Tambahkan nomor deh biar jelas groupingnya
awx
- 133 staf Perwakilan RI - 45 Perwakilan RI - 35 aparat penegak hukum
awx
5 kali kegiatan
awx
universitas Gini nih kalo gak copy paste hehe
awx
Ini kementeriannya kalo bisa di bullet aja lalu dibikin dua row biar gak panjang kebawah
awx
Cek lagi ke konten terbaru, sudah ada angka-angkanya
Page 57: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Dubai. Indonesia dan PEA melakukan exchange of views yang mencakup bidang kelembagaan, mekanisme penegakan hukum, kebijakan ketenagakerjaan, dan kebijakan keimigrasian. Adapun pertemuan tersebut menghasilkan rekomendasi bersama yaitu menyepakati pertukaran contact point Indonesia-PEA, kampanye penyadaran publik bersama untuk pencegahan (joint public awareness campaign) dan peningkatan kapasitas bersama (joint capacity building) terutama untuk identifikasi korban.

Indonesia saat ini juga tengah menjajaki pembentukan kerja sama pemberantasan dan pencegahan TPPO dengan Malaysia, sebagai salah satu negara dimana WNI banyak menjadi korban kasus TPPO. Kerja sama dengan Malaysia sangat penting karena Malaysia merupakan country of destination sekaligus country of transit. Merujuk US Trafficking in Persons Report 2017, Malaysia dinilai belum memenuhi jumlah minimal inspektur pekerja (labor inspectors) yang diperlukan untuk mengidentifikasi korban perdagangan diantara kelompok rentan, misalnya pekerja migran. Dalam pertemuan ke-15 Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) RI-Malaysia pada tanggal 10-11 Agustus 2017, Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sama bahwa kedua negara perlu segera memformulasikan strategi dan langkah dalam rangka mencegah dan memberantasan TPPO. Pertemuan mendorong institusi terkait kedua negara untuk dapat melakukan pertemuan konsultasi untuk mendiskusikan lebih jauh rencana pembentukan kerja sama ini.

Pada tataran regional, Indonesia secara resmi telah meratifikasi ASEAN Convention against Trafficking in Persons, Especially Women and Children (ACTIP) menjadi Undang-Undang tentang Pengesahan Konvensi ASEAN Menentang Perdagangan Orang, terutama Perempuan dan Anak, pada tanggal 17 Oktober 2017. Dengan ratifikasi ini, Indonesia menjadi negara kesembilan yang meratifikasi ACTIP, menyisakan Brunei Darussalam sebagai satu-satunya negara anggota ASEAN yang belum meratifikasi konvensi tersebut. ACTIP sendiri telah resmi berlaku (entry into force) pada tanggal 8 Maret 2017 setelah 6 negara ASEAN meratifikasinya. Dengan ratifikasi ini,

PARA PENEGAK HUKUM INDONESIA DAPAT SECARA KOMPREHENSIF MELAKUKAN KERJA SAMA LINTAS BATAS NEGARA UNTUK MEMBERANTAS TPPO DI WILAYAH ASIA TENGGARA.

Ratifikasi ACTIP juga sejalan dengan regulasi nasional dan implementasinya. Sehingga upaya pemberantasan TPPO di Indonesia dapat dikatakan semakin kuat karena kini telah memiliki landasan berupa instrumen di level nasional maupun regional.

Di level internasional, Indonesia telah berperan aktif dalam beberapa forum multilateral seperti Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime (Bali Process), Bali Process Government and Business Forum (Perth Forum), dan 7th Session of the Working Group on Trafficking in Persons. Pada tahun 2017, Bali Process telah menghasilkan sebuah dokumen baru yakni Policy Guides on Following the Money in Trafficking in Persons Cases yang akan menjadi pedoman yang praktis yang dapat digunakan oleh aparat hukum dalam mengusut keterkaitan antara kasus perdagangan orang dan praktek pencucian uang serta untuk menargetkan hasil kejahatan perdagangan orang dan penyitaan aset. Salah satu pemanfaatan dari hasil sita aset dapat difungsikan sebagai sumber untuk pelindungan korban. Sementara itu melalui Bali Process Government and Business Forum yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di Perth, Australia pada tanggal 24-25 Agustus 2017, para peserta membahas kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam menangani perdagangan

57

Page 58: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

manusia, kerja paksa dan pekerja anak. Perth Forum telah memberikan dorongan dan kesempatan bagi kalangan swasta untuk lebih aktif terlibat dalam upaya pemberantasan perdagangan manusia. Keterlibatan swasta memainkan peran penting dalam kampanye pelindungan pekerja terhadap segala bentuk eksploitasi dalam rantai pasokan produksi. Adapun 7th Session of the Working Group on Trafficking in Persons (Pokja) yang diselenggarakan di Wina, Austria, pada tanggal 6-8 September 2017, dihadiri oleh 81 negara pihak dan 5 negara peninjau serta sejumlah organisasi internasional. Dalam pertemuan tersebut, forum telah melahirkan 9 butir rekomendasi bagi Negara Pihak.

Kerja sama dengan aktor non-pemerintah: Kritik sebagai obat

Kata orang bijak, “obat yang manjur adalah obat yang pahit”. Dalam hal ini, US Trafficking in Persons Report 2017 dapat digunakan sebagai cermin untuk merefleksi kekurangan dan kelemahan dalam penanganan perdagangan manusia yang dilakukan oleh Pemerintah. Menurut laporan tersebut, Indonesia masih tercatat belum memenuhi standar minimum di beberapa area kunci. Area tersebut diantaranya: Satu, lemahnya pemahaman petugas di lapangan atas modus kejahatan ini. Dua, lemahnya sharing, sinkronisasi data, dan koordinasi penanganan kasus TPPO antar Kementerian/Lembaga. Tiga, sedikitnya jumlah petugas yang menjadi tersangka TPPO. Empat, ketidaksiapan Pemerintah dalam menerapkan kebijakan seragam moratorium Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berakibat pada semakin banyaknya WNI calon PMI mengambil jalur-jalur berbahaya.

Selain memperhatikan laporan dari berbagai framework terkait TPPO, Pemerintah juga senantiasa membuka telinga untuk saran maupun kritik konstruktif dari berbagai LSM maupun pegiat pelindungan pekerja migran, baik di level nasional maupun internasional. Sepanjang tahun 2017, Kementerian Luar Negeri telah melakukan diskusi dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan non-pemerintah seperti Migrant Care, IOM, SBMI, BMI SA, dan berbagai LSM lainnya, untuk mendapatkan masukan konstruktif terkait penanganan TPPO.

58

awx
Ini biasa aja fontnya
Page 59: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

59

Page 60: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

Menggandeng Justice Without borders (JWB)

Dalam upaya membentuk sistem perlindungan WNI di luar negeri yang semakin baik, Kementerian Luar Negeri juga menjalin kerja sama dengan Justice Without Borders, sebuah organisasi nirlaba yang beroperasi di tingkat regional untuk membantu memberikan advokasi bagi buruh migran yang memiliki masalah hukum, khususnya korban perdagangan manusia dan eksploitasi ketenagakerjaan sehingga mereka mendapatkan kompensasi yang layak atas permasalahan yang dialami. Saat ini JWB beroperasi di dua wilayah yang banyak menjadi negara tujuan penempatan, Singapura dan Hongkong dan memberikan bantuan dan advokasi hukum secara pro bono bagi buruh migran dari Indonesia dan Filipina. JWB berjejaring dengan firma hukum, pengacara individu dan mahasiswa hukum serta legal fellows yang beracara di kedua wilayah tersebut untuk membantu menyelesaikan kasus-kasus buruh migran yang ditangani.

Sejak tahun 2016, Kementerian Luar Negeri dan JWB merintis kerja sama dalam penanganan kasus buruh migran yang memiliki gugatan perdata melalui jaringan pro bono yang dimiliki oleh JWB di dua wilayah dimana JWB beroperasi. Kedua belah pihak membangun program kerja sama advokasi kasus WNI melalui mekanisme penyelesaian sengketa di dalam dan luar pengadilan dan program kerja sama pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan pemahaman mengenai hukum dan perlindungan hak-hak buruh migran di negara-negara tujuan. Pelatihan ini tidak hanya ditujukan bagi staf atau pejabat Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI tetapi juga bagi para buruh migran sehingga mereka mampu melindungi diri sendiri dengan lebih baik.

Jalinan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dan JWB ini kemudian diresmikan pada tanggal 19 Desember 2017 melalui penandatanganan Agreement Between Directorate General of Protocol and Consular Affairs Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and Justice Without Borders regarding Project

60

Page 61: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Related to Civil Compensation Case of the Indonesian Nationals Overseas yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, Kementerian Luar Negeri Duta Besar Andri Hadi dengan Executive Director of Justice Without Borders, Douglas MacLean.

Beberapa capaian penting

Peraturan yang dimiliki Indonesia terkait perdagangan orang pada saat ini, yakni UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, telah didukung oleh Rencana Aksi Nasional, dan Gugus Tugas Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (GT-TPPO) yang mencakup 21 Kementerian/Lembaga terkait.

Berdasarkan hal tersebut, peraturan nasional Indonesia dinilai telah mencakup seluruh komponen yang terdapat pada Protokol Perdagangan Orang (Protokol Palermo). Pemerintah Indonesia hingga saat ini telah berhasil mengimplementasikan peraturan nasional tersebut untuk memberantas praktik perdagangan orang dalam hal pencegahan, penuntutan, pelindungan, dan kerja sama internasional.

Untuk meningkatkan kinerja dalam penanganan kejahatan Trafficking in Persons, Pemerintah telah melakukan beberapa program yaitu pelatihan bagi para petugas di lapangan, kampanye penyadaran publik kepada masyarakat, serta penguatan prosedur identifikasi korban TPPO. Pelatihan bagi para petugas di lapangan meliputi staf di Perwakilan RI yang melakukan identifikasi awal terhadap korban, polisi sebagai penyidik yang melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kasus, serta jaksa yang mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan. Poros diplomat-polisi-jaksa merupakan kunci dalam penanganan korban serta penindakan pelaku TPPO dari hulu ke hilir. Kasus-kasus yang terjadi di Suriah menjadi contoh yang baik terjadinya kolaborasi antara tiga poros tersebut. Berdasarkan laporan Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Damaskus, Satgas TPPO Bareskrim Polri kemudian melakukan penangkapan terhadap para pelaku dan memproses berkas untuk diajukan ke tahapan pengadilan. Di pengadilan, jaksa kemudian merumuskan tuntutan yang sesuai dengan sifat kejahatan trafficking yang telah menghancurkan kehidupan dan masa depan korban. Sepanjang tahun 2017, pengadilan telah mengeluarkan vonis untuk menghukum XX kasus/pelaku TPPO di

Sebagai bagian dari tindak lanjut Nota Kesepahaman (MoU) antar 7 Kementerian/Lembaga tentang Pencegahan dan Penanganan WNI Terindikasi atau Korban TPPO di Luar Negeri Tahun 2016 untuk identifikasi dan penegakan hukum bersama, Tim yang terdiri dari unsur Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung, didukung oleh Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kuala Lumpur, telah melaksanakan kegiatan lidik awal yang meliputi identifikasi awal menggunakan screening form korban, wawancara langsung, dan penyusunan berita acara pemeriksaan saksi terhadap 40 WNI yang terindikasi korban TPPO pada tanggal 1-3 Mei 2017 di KBRI Kuala Lumpur. Hasil kegiatan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mendukung proses penyidikan dan penuntutan hukum kepada pelaku kejahatan perdagangan orang di Indonesia.

Pada tahun 2017 ini, Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Damaskus telah memproses XXX kasus TPPO. Sedangkan KBRI Kairo juga telah melaporkan XXX kasus TPPO untuk ditindaklanjuti oleh Polri. Sebelumnya, pada tahun 2016, KBRI Riyadh bekerja sama dengan kepolisian Arab Saudi telah melakukan penggerebekan di Pulau Tarut, Arab Saudi. Sebanyak 16 WNI berhasil dibebaskan dari para traffickers. Di Turki, kerja sama antara KBRI Ankara, KJRI Istanbul, IOM, dan kepolisian Turki berhasil menyelamatkan 11 WNI dari penyekapan sindikat perdagangan orang yang merupakan warga Suriah di Turki.

Pemindanaan Korupsi

Polri telah mengambil alih penanganan kasus 11 ABK kapal ikan Indonesia yang menjadi korban TPPO di Iran pada tahun 2016 dan telah menindak para tersangka. Proses hukum dilakukan terhadap 3 agen Indonesia yang berbeda. Pada 9 Maret 2017, pengadilan telah memutuskan bahwa direktur salah satu perusahaan agen tersebut bersalah dan dikenakan hukuman penjara tiga tahun serta diwajibkan membayar denda sebesar 9.000 dolar. Pengadilan juga memutuskan para terdakwa untuk membayar restitusi kepada lima korban, masing-masing sejumlah 200 dolar.

Kasus tersebut bermula ketika KBRI Tehran menerima informasi dari 11 ABK telah kabur dari kapal tempat mereka bekerja pada tanggal 7 Juli 2016. Dalam pertemuan langsung antara KBRI Tehran dengan para pelaut di Bandar Abbas, Iran, didapat keterangan bahwa mereka tidak pernah menerima gaji dan tidak mendapatkan makanan, minuman, dan fasilitas yang layak. Kondisi yang alami

61

awx
Ini juga sudah ada di konten terbaru. Akses lagi ke Dropboxnya ya
awx
Cek ya yg masih ada kayak gini. Kasitau gw opsi solusi
awx
Hedeh ini kenapa jadi korupsi? Di konten yg lama juga kayaknya bukan korupsi. Hehe. Nevermind, pake konten baru di dropbox ya
Page 62: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

62

awx
Nice design, tinggal kasih judul aja: RUTE PENYALURAN KORABAN TPPO Lalu: 1. Itu tulisan Indian Ocean dihapus aja, dikira judulnya utk boks dibawahnya nanti 2. Kasih nomor untuk 3 jalurnya yg di boks 3. Untuk yg ke Timur Tengah juga bikin titik saja di dekat tulisannya lalu titik akhir yg rute timteng berakhir disitu. 4. Rute Timteng hanya ke point timteng gak perlu ke negara lain
Page 63: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

63

Page 64: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

mereka tidak sesuai dengan kontrak yang menyebutkan gaji mereka adalah 300 dolar per bulan dengan skema 50 dolar akan diberikan tunai kemudian sisanya akan ditransfer kepada agen untuk dibayarkan saat mereka kembali ke darat. Para ABK dipulangkan pada 18 Juli 2016 dan kasus ditindaklanjuti oleh Polri.

MENGAIL DI AIR KERUH: PENGIRIMAN PEKERJA MIGRAN KE NEGARA KONFLIK

Kejahatan perdagangan manusia dapat terjadi dimana saja. Para pelaku (traffickers) bahkan tak ragu menipu dan mengirimkan WNI di beberapa negara berstatus rawan di Timur Tengah, seperti Suriah, Irak, dan Mesir. Modusnya, para korban tidak diberangkatkan dari daerah asal, melainkan ditampung dulu di beberapa penampungan di Jakarta. Mereka kemudian ditampung di negara transit oleh sindikat ini, lalu diberangkatkan ke beberapa negara transit lainnya, sampai akhirnya tiba di negara-negara tersebut.

Dalam catatan KBRI Damaskus misalnya, terdapat 2 WNI yang meninggal dunia di pada Rumah Sakit Al Madinah dan Rumah Sakit Al Mujtahid di Damaskus pada Maret 2017. Keduanya berasal dari Cianjur dan Indramayu, Jawa Barat. Penyebab meninggalnya korban diantaranya karena radang paru akibat TBC. Kedua korban terindikasi telah menjadi korban TPPO yang diberangkatkan ke Suriah pada tahun 2016 dalam kondisi sakit. Kementerian Luar Negeri telah memulangkan kedua jenazah korban ke daerah asal pada tanggal 5 April 2017.

Sampai dengan Oktober 2017, Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Damaskus telah memulangkan 70 WNI yang korban TPPO.

Perdagangan manusia melalui pengiriman pekerja migran secara ilegal juga terjadi di wilayah Kurdistan, Irak. Meskipun Kota Erbil di Kurdistan relatif aman dibandingkan kota-kota lain yang menjadi ajang pertempuran di Irak, namun tetap saja ti dak dibenarkan melakukan pengiriman ke negara tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat demand yang cukup tinggi untuk pekerja migran asal Indonesia. Karena supply yang sangat terbatas, para agen maupun pemberi kerja bersedia memberi gaji yang cukup tinggi. Padahal, Irak merupakan salah satu dari 19 negara di Timur Tengah yang belum memiliki instrumen hukum untuk melindungi pekerja migran sektor domestik. Dengan demikian, sesuai dengan Kepmenaker No. 260 tahun 2015, pengiriman pekerja migran untuk pengguna individu ke Negeri 1001 Malam tersebut dilarang.

Untuk memutus keran WNI pekerja migran ke berbagai daerah rawan di Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri dan ibstansi terkait lainnya terus menguatkan sinergi untuk mengintensifkan tindakan pencegahan. Sosialisasi yang masif juga terus dilakukan untuk membentengi para calon korban dari bujuk rayu sponsor/agen tenaga kerja yang menjanjikan pekerjaan sebagai PLRT di Timur Tengah, khususnya di wilayah negara konflik.

Sebagai salah satu inisiator ASEAN Convention against Trafficking in Persons, Especially Women and Children (ACTIP), Indonesia telah melalui jalan yang cukup panjang untuk meratifikasi konvensi tersebut. Meskipun secara resmi telah ditandatangani oleh para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN pada KTT ke-27

64

awx
Ini spin off/ sub chapter yak. Pake teks terbaru
Page 65: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

65

Page 66: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

66

Page 67: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, 21 November 2015, namun Indonesia tidak serta merta meratifikasi ACTIP, mengingat proses ratifikasi di Indonesia menempuh proses yang sama dengan pembuatan undang-undang baru.

Dikarenakan ACTIP merupakan instrumen yang berada di bawah kerangka kerja sama ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC), Polri sebagai pimpinan AMMTC di Indonesia, memegang tongkat estafet pertama proses ratifikasi ACTIP. Setelah melalui berbagai proses, pada tanggal 21 Juli 2017, Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (PPA) untuk membahas RUU pengesahan ACTIP dengan DPR RI hingga akhirnya berhasil diratifikasi.

Berisi sebanyak 6 Bab dan 31 Pasal, ACTIP berupaya mewujudkan pendekatan menyeluruh terhadap pemberantasan TPPO melalui konsep 4P, yaitu: Protection, Prevention, Prosecution, dan Partnership melalui kerja sama diantara Negara Anggota ASEAN. Adapun unsur-unsur utama yang terkandung didalamnya yaitu: (1) Pencegahan dan pemberantasan TPPO, dan (2) Pelindungan dan pemberian bantuan kepada korban TPPO, dengan penghormatan penuh terhadap HAM. Dengan ratifikasi ini, para penegak hukum Indonesia dapat secara komprehensif melakukan kerja sama lintas batas negara untuk memberantas TPPO di wilayah Asia Tenggara. Ratifikasi ACTIP juga sejalan dengan regulasi nasional dan implementasinya.

Tindak lanjut dan tantangan pasca ratifikasi ACTIP

Pasca ratifikasi, Indonesia akan segera menyampaikan salinan UU Pengesahan ACTIP kepaibedaan kepentingan nasional di antara sejumlah Negara Anggota ASEAN maupun perbedaan kapasitas penegak hukum Negara-negara Anggota ASEAN.

67

awx
ACTIP ini juga jadi spin off. Cek di Dropbox file 03.
Page 68: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

68

Page 69: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

69

awx
Kasih nomor ya masing-masing
Page 70: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

70

Page 71: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Deportee And ReturneeDibandingkan tahun 2016, jumlah WNI yang dideportasi oleh otoritas Turki telah meningkat drastis. Bila sepanjang tahun 2016 hanya terdapat 60 WNI yang dideportasi dari Turki kembali ke Indonesia, maka pada tahun 2017 ini (1 Januari – 20 Oktober 2017) jumlah tersebut telah meningkat sebanyak 3 kali lipat lebih menjadi 213 orang. Secara resmi, sebagian besar dari WNI dideportasi karena pelanggaran keimigrasian seperti penyalahgunaan visa, tinggal melebihi masa kunjungan, atau tidak dapat menunjukkan paspor. Namun demikian, otoritas Turki juga mengindikasikan dugaan bahwa para WNI tersebut tinggal di Turki untuk dapat menyeberang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS, atau kelompok sejenis lainnya, seperti Jabhat An-Nusra, di Suriah.

71

Page 72: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Sejak ditemukannya kasus pertama deportasi WNI dari Turki pada Januari 2015 hingga saat ini (20 Oktober 2017) terdapat 465 WNI yang dipulangkan dari Turki dan Suriah. Dari angka tersebut, hanya 20 orang saja yang mengklaim atau terbukti pernah memasuki wilayah Suriah. Mayoritas WNI yang dideportasi dari Turki justru ditangkap ketika mereka masih berada di berbagai wilayah Turki baik di Istanbul, Kilis, Hatay, maupun Gaziantep. Otoritas imigrasi di tiap negara memiliki wewenang untuk mendeportasi warga asing tanpa memberitahukan alasannya sehingga mereka dideportasi oleh otoritas tersebut. Namun demikian, karena terbukti belum pernah memasuki Suriah dan ikut serta dalam kegiatan bersenjata kelompok-kelompok di dalamnya, maka Kementerian Luar Negeri RI menyebut individu-individu tersebut sebagai deportee (deportan). Melalui beberapa wawancara yang dilakukan oleh petugas Kemlu di lapangan sebagian besar dari mereka memiliki motif yang sangat sederhana yaitu: ekonomi, ikut-ikutan, dan penasaran. Hanya segelintir saja yang menyatakan bahwa dirinya memang ingin “hijrah” ke Suriah untuk mengangkat senjata melawan pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad di Damaskus.

Sedangkan untuk mereka yang pernah memasuki wilayah Suriah dan pernah bergabung dengan kelompok-kelompok di dalamnya (termasuk ISIS), Kemlu RI menyebutnya sebagai returnee, atau “orang-orang yang kembali” (dari Suriah). Meskipun pernah memasuki Suriah, ternyata sebagian besar individu yang masuk dalam kategori ini tidak memiliki ideologi jahat. Dari total 20 returnee sepanjang tahun 2015-2017, sebanyak 16 orang adalah perempuan dan anak-anak yang masuk ke Suriah karena sekedar mengikuti ayah/suami/pasangan mereka. Mereka bahkan tak tahu ISIS itu apa. Sebagian besar returnee adalah mereka yang dievakuasi dari Ain Issa dan Kobane, Suriah.

Dari Sudan hingga Filipina

Selain Turki-Suriah, sejak tahun 2015 hingga kini, terdapat enam kasus WNI di Korsel yang ditangkap oleh otoritas setempat dengan dugaan menjadi simpatisan kelompok-kelompok teror. Masih di Asia Timur, penelitian yang dilakukan oleh Institute for Policy Analysis of Conflict menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 43 pekerja migran perempuan asal Indonesia di Hong Kong yang terpapar paham radikal. Media lokal wilayah administrasi khusus China tersebut juga pernah memberitakan adanya upaya penyebaran ideologi radikal dan ekstrim melalui

selebaran kepada para pekerja migran di ruang publik. Selain Korsel dan Hong Kong, beberapa kasus juga terdeteksi di Suriah (11), Malaysia (9), Singapura (4), Jepang (2), Arab Saudi (1), Sudan (1), Thailand (1), dan Brunei Darussalam (1).

Situasi terkini di Marawi, Lanao del Sur, Filipina, juga terus dipantau oleh Pemerintah. Pada tanggal 1 Juni 2017, Kementerian Luar Negeri melalui Tim Gabungan KBRI Manila - KJRI Davao telah berhasil mengevakuasi 16 orang WNI yang sedang melakukan ritual khuruj (pergi merantau untuk mengajak orang beribadah) yang menjadi ciri khas kelompok Jemaah Tabligh. Berdasarkan asesmen otoritas keamanan Filipina maupun Tim Gabungan, kelompok ini tidak terafiliasi sama sekali dengan kelompok teror. Jemaah Tabligh sudah menjalankan kegiatan khuruj sejak medio 1990-an, jauh sebelum munculnya kelompok-kelompok terafiliasi ISIS di Filipina Selatan. Rekam jejak kelompok ini di Indonesia pun jauh dari kegiatan kekerasan. Ke-16 WNI tersebut kemudian dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 3 Juni 2017.

Deportasi warga asing ke Indonesia

Sepanjang 2017, terdapat 5 warga negara asing (WNA) yang dideportasi dari Turki ke Indonesia yaitu 1 WN Libya, 2 WN Aljazair, 1 WN Tunisia, serta 1 WN Mesir. Deportasi WNA asing ke Indonesia diduga karena otoritas Turki membuka opsi voluntary deportation sehingga calon deportan dapat memilih tujuan keberangkatan. Hal tersebut ditambah dengan kondisi pembebasan pengajuan visa masuk Indonesia bagi beberapa warga negara asing.

Upaya-upaya pemerintah

Penanganan WNI baik deportee maupun returnee dilakukan melalui kerja sama lintas-instansi Pemerintah yaitu Kementerian Luar Negeri, Detasemen Khusus 88 (Anti-Teror), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Keterlibatan berbagai instansi tersebut menunjukkan bahwa dalam penanganan para deportee dan returnee, Pemerintah selalu melakukan pendekatan yang multi-dimensi. Bukan hanya dalam perpektif keamanan (security) saja, Pemerintah juga memperhatikan aspek sosial, terutama terkait perempuan dan anak.

72

awx
ini lagi nih
Page 73: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Sepanjang tahun 2017, Pemerintah telah menangani 195 deportee dan returnee dari Turki dan Suriah. Bila diakumulasikan sejak pertama kali dilakukan penanganan deportee dan returnee sejak tahun 2015 maka jumlah tersebut menjadi 448.

Tidak semua WNI yang ditangkap dengan dugaan terlibat kelompok radikal/ekstrimis akhirnya dideportasi atau dipulangkan. Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri juga melakukan pendampingan hukum bagi WNI yang ditangkap karena dugaan keterlibatan dalam kelompok radikal. Beberapa kasus serupa di Jepang dan Sudan tidak berujung pada deportasi setelah para WNI terbukti tidak bersalah. Selama tiga tahun Kabinet Kerja (20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2017), Pemerintah telah menangani 480 kasus WNI terduga radikal/ekstrimis dari seluruh negara di dunia.

Kerja sama bilateral

Pemerintah melalui BNPT telah mengadakan pertemuan dengan Polisi Nasional Turki (Turkish National Police/TNP) di Ankara pada 16-17 Mei 2017 yang menghasilkan kesepakatan mengenai rencana penandatanganan Joint Declaration of Intent on Prevention of Travel of Foreign Terrorist Fighters and Deportation of Foreign Terrorist Fighters antara instansi kepolisian kedua negara, yang mencakup antara lain information sharing terkait penahanan dan deportasi WNI yang diduga akan menyeberang ke/atau kembali dari Suriah serta WNI terindikasi masuk dalam jaringan FTF. Pemerintah juga telah memasukkan klausul untuk tidak memperbolehkan Turki mendeportasi WNA ke Indonesia.

caption for image here

73

Page 74: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Kerja sama regional

Semakin meningkatnya ancaman Foreign Terrorist Fighters (FTF) yang dialami negara-negara anggota di Asia Tenggara telah menjadi dasar bagi ASEAN untuk membentuk platform kerja sama Directors-General of Immigration Departments and Heads of Consular Affairs Divisions of the Ministries of Foreign Affairs (DGICM) atau kerja sama antar Direktur Jenderal Imigrasi dan Kepala Divisi Konsuler Kementerian Luar Negeri di negara-negara anggota ASEAN. Mekanisme tersebut dibentuk untuk memajukan kerja sama di bidang pencegahan mobilitas para FTF di kawasan. Upaya tersebut dituangkan melalui pengadopsian Joint Statement on the Prevention of the Movement of Foreign Terrorist Fighters di Bali pada tanggal 23 September 2016. Melalui Pernyataan Bersama tersebut, negara-negara ASEAN sepakat bahwa pergerakan FTF sangat mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan. Selain itu, pengaruh para FTF juga dapat memperburuk toleransi beragama, pembangunan ekonomi, hingga kohesi sosial di negara-negara yang terlibat.

Untuk itu, DGICM sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang telah terjalin selama ini ke dalam 5 butir komitmen, yaitu: (1) meningkatkan kerja sama dan koordinasi antar petugas imigrasi Negara Anggota ASEAN dalam hal pencegahan pergerakan lintas batas oleh FTF, (2) menyelenggarakan dialog, pertukaran pengalaman, lessons learned dan best practices, (3) memperkuat pengawasan keamanan perbatasan, (4) mempercepat pertukaran informasi intelijen dan peningkatan kewaspadaan mengenai pergerakan FTF, dan (5) mengimplementasi kontrol paspor berstandar internasional dan menggunakan informasi biometric untuk mencegah penyalahgunaan dokumen perjalanan FTF.

Komitmen bersama ini diharapkan dapat mengonsolidasikan dan mengharmonisasikan upaya kolektif Negara-negara Anggota ASEAN dalam memberantas tingginya jumlah pergerakan FTF keluar dan masuk dari dan ke wilayah Asia Tenggara yang tetap menghormati hukum domestik, peraturan, dan kebijakan masing-masing.

PEMULANGAN 18 WNI DARI KOBANE DAN AIN ISSA, IRAK

Bukan Ideologis, hanya ikut-ikutan

Tahun 2017, kondisi geopolitik di sekitar wilayah Syam mulai memasuki babak baru. Meskipun belum sepenuhnya bubar, tapi wilayah kekuasaan ISIS di Suriah semakin tergerus. Di perbatasan Suriah-Irak, pasukan koalisi yang dimotori kekuatan para milisi Kurdi telah berhasil membebaskan wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai ISIS seperti di kota XX dan XX.

Tambahkan background politik dan keamanan

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, 18 WNI dimaksud diketahui berada dalam penguasaan milisi Syrian Democratic Forces/SDF dan ditempatkan di perkemahan pengungsi Ain Issa dan rumah detensi Kobane, di Suriah setelah berhasil melarikan diri dari Raqqah, Suriah. Selama upaya evakuasi dimaksud, Tim telah melakukan serangkaian pertemuan dan koordinasi dengan berbagai pihak di Kurdistan dan Suriah, baik dari unsur pemerintah (Kurdistan Regional Government/KRG) maupun non-pemerintah guna menghimpun informasi, pemetaan jalur aman untuk menentukan langkah-langkah strategis sebelum melaksanakan proses evakuasi , a.l: Menteri Hubungan Luar Negeri KRG, Menteri Dalam Negeri KRG, Deputy Kurdistan Region Security Council, Kepala Imigrasi Fayash Kaboor KRG, Intelijen Internal Kurdistan (Asayis), Intelijen External Kurdistan (Farastin), Perwakilan Kurdish Self-Government di Suriah, UNHCR, Norwegian People’s Aid/NPA,The Democratic Union Party (PYD) dan beberapa tokoh dan unsur masyarakat Kurdistan yang berada di wilayah Erbil, Sulaymaniah dan Duhok. (Laporan lengkap mengenai hasil pertemuan telah disampaikan secara terpisah kepada Menlu RI)

1. Secara singkat, dapat kami laporkan bahwa Tim Pusat mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kursdistan (KRG) maupun Kurdish Self-Government di Suriah selama proses evakuasi. Adapun pokok-pokok hasil pertemuan yang dapat disampaikan a.l sebagai berikut:

74

awx
Ini spin-off/sub chapter yak
Page 75: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

a. Pemerintah KRG menyambut baik rencana kerjasama dalam bentuk pertukaran informasi antara Badan Intelijen Negara Republik Indonesia dengan pihak Intelijen Kurdistan. Dalam kaitan ini, pihak intelijen Kurdistan telah menyerahkan daftar nama WNI yang terdeteksi ikut terlibat sebagai Foreign Terrorist Fighter (FTF) di Raqqah, Suriah. Pada kesempatan tersebut, BIN juga telah menyampaikan permohonan informasi mengenai sejumlah nama WNI teroris yang sedang didalami oleh Pemri

b. Pemerintah KRG c.q Kurdistan Region Security Council memberikan dukungan penuhnya terhadap rencana kegiatan Tim dan berjanji akan berkoordinasi kepada seluruh pihak keamanan dan intelijen terkait di Kurdistan.

c. Meski tidak dapat memfasilitasi komunikasi dengan pihak-pihak di Suriah, a.l : Sayap Militer Kurdi di Suriah (YFG), The Democratic Union Party (PYD) dan Security Democratic Forces (SDF) karena alasan politis, namun Pemerintah KRG berjanji akan membantu kelancaran seluruh rangkaian proses evakuasi, sejak ketibaan di perbatasan Fasyh Kaboor (Suriah-Irak) hingga proses keberangkatan 18 WNI dimaksud menuju tanah air melalui Erbil, Kurdistan.

d. Hasil investigasi yang dilakukan oleh SDF dan YFG terhadap 18 WNI telah menyimpulkan bahwa tujuan keberangkatan 18 WNI ke Raqqa Suriah bukan sebagai ‘fighter’, namun terpengaruh oleh propaganda ISIS melalui internet, khususnya tentang kehidupan islami disebuah negara yang menerapkan syariat islam.

e. Kurdish Self-Government menegaskan bahwa tidak ada hal-hal yang memberatkan bagi pembebasan atas 18 WNI dimaksud sehingga proses evakuasi terhadap 18 WNI dimaksud dapat dilakukan setelah proses administrasi selesai.

2. Terkait aspek pembiayaan, biaya perjalanan dinas bagi seluruh anggota Tim di atas dan biaya pemulangan bagi 18 WNI dimaksud menggunakan DIPA Ditjen Protkons TA 2017. Disamping itu, terdapat pengeluaran biaya operasional lainnya, yaitu:

a. Biaya sewa kendaraan selama 1 (satu) hari untuk meninjau situasi perbatasan serta koordinasi dengan Kepala Imigrasi Fayshkaboor (+/- 218 Km dari Erbil), perbatasan Irak-Suriah, pada tanggal 26 Juli 2017 sebesar: @ USD 300

b. Biaya sewa kendaraan selama 1 (satu) hari untuk berkoordinasi dengan The Democratic Union Party (PYD) dan beberapa tokoh dan unsur masyarakat yang berada di Sulaymaniah (+/- 206 KM dari Erbil), pada tanggal 28 Juli 2017 sebesar: @ USD 300

c. Biaya sewa kendaraan selama 2 (dua) hari untuk persiapan proses serah terima 18 WNI dengan Perwakilan Kurdish Self-Government di Suriah serta pengaturan koordinasi mengenai akomodasi, transportasi dan pengamanan pada saat pelaksanaan evakuasi di kota Duhok dan perbatasan Fayshkaboor (+/- 218 Km dari Erbil), pada tanggal 4-5 Agustus 2017, yaitu sebesar : @ USD 300 X 2 = USD 600

d. Biaya sewa kendaraan selama 2 (dua) hari ke Fayshkaboor (+/- 218 Km dari Erbil) pada tanggal 7-8 Agustus 2017 untuk berkoordinasi mengenai waktu pelaksanaan evakuasi serta pembahasan hal-hal teknis dengan pihak intelijen dan pengamanan Kurdistan sejak ketibaan 18 WNI di perbatasan, mekanisme pengawalan, serta pengamanan di hotel selama menunggu jadwal keberangkatan ke tanah air, yaitu sebesar : @USD 300 X 2 = USD 600.

3. Proses serah terima dari Direktur PWNI dan BHI kepada Deputi III Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol. Hamidin terhadap 18 orang WNI dimaksud telah dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2017, bertempat di kantor BNPT Sentul.

75

Page 76: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

76

awx
Gw akan tambahkan sedikit konten untuk infografis ini ntar cek dropbox yak
Page 77: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

77

awx
Ini keren nih desainnya
awx
desain table simple kek gini juga oke
awx
Total selalu dibedakan font/size/style/color nya. Kalo perlu totalnya diletakkan somewhere dekat judul. Untuk yg infografis halaman sebelum halamn ini juga ya
Page 78: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

78

Page 79: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Keamanan, Krisis, dan Bencana alam Globalisasi telah mendorong persebaran WNI di berbagai wilayah di seluruh penjuru dunia, dari kota-kota besar di Eropa dan Amerika hingga kota-kota kecil yang sulit dijangkau di Karibia mauoun Afrika. Namun nyaris tak ada tempat yang imun dari marabahaya. Seperti yang terjadi pada tahun 2016, sepanjang tahun 2017 ini berbagai konflik bersenjata, krisis politik, serangan teror, hingga bencana alam telah dan masih mengancam keselamatan WNI di luar negeri. Berbagai peristiwa datang silih berganti, mulai dari konflik bersenjata di Marawi, krisis politik di Venezuela, gempa bumi besar di Meksiko, hingga trio badai ¬– Irma, Harvey, dan Maria ¬– yang memporakporandakan berbagai wilayah di sekitar Atlantik dan Karibia. Siapa sangka, 7 orang WNI turut terkena dampak Badai Irma di sebuah pulau mungil bernama Tortola di Kepulauan Virgin Britania Raya (British Virgin Islands).

79

awx
Hmmm. Ini kayaknya karena ngetiknya pake tanda baca "long dash" (num lock + ctrl + -). Coba semua yg kayak gini diganti dash biasa aja "-"
awx
maupun. Kalo ini teksnya yg salah hehe. Pake teks terbaru aja di Dropbox
Page 80: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Secara garis besar, peristiwa yang menyebabkan situasi krisis disebabkan oleh dua faktor utama: manusia (man-made crisis) dan alam (natural crises). Peristiwa yang disebabkan faktor manusia diantaranya: perang, konflik politik, perang saudara, hingga terorisme. Sedangkan natural crises berupa bencana alam seperti gempa bumi, badai, atau banjir. Sepanjang tahun 2017, dunia masih menyaksikan berbagai situasi konflik di kawasan Timur Tengah. Dampak dari persaingan antara satu negara dengan negara lain, atau satu blok dengan blok lain, telah mengakibatkan ketegangan di kawasan tersebut. Berbagai serangan teror juga masih terjadi, baik di negara yang masih diselimuti konflik seperti: Irak, Yaman, Afganistan, Pakistan, Mesir dan Turki, maupun di negara-negara yang sebelumnya relatif lebih aman seperti: Inggris, Prancis, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, hingga Rusia.

Man-Made Crisis

Perang di Yaman telah berlangsung sejak tahun 2014 dan memporakporandakan negeri tersebut. Meskipun Kementerian Luar Negeri telah mengevakuasi 2.637 WNI (yang sebagian besar adalah pelajar dan pekerja migran PLRT) sejak dimulainya pertempuran pada 2014 hingga tahun 2017 ini, namun diperkirakan masih cukup banyak WNI yang berada di Yaman. Kementerian Luar Negeri sendiri telah memindahkan kantor Perwakilan RI di ibukota Sana’a ke Kota Salalah di Oman pada tahun 2015 ¬– setelah gedung KBRI Sana’a hancur akibat serangan roket di daerah sekitarnya.

caption for image here

80

awx
ini biasa aja
Page 81: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Pun demikian dengan Suriah. Sejak kelahiran Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) medio 2012-2013, kondisi keamanan di negara tersebut menjadi sangat mengkhawatirkan ¬– terutama di kota-kota bagian utara yang dikuasai ISIS dan kelompok lain yang ingin memisahkan diri dari pemerintah pusat. Selama lima tahun terakhir (2012-2017), Kementerian Luar Negeri telah mengevakuasi 13.524 WNI melalui KBRI Damaskus dan beberapa Perwakilan RI lainnya disekitar Suriah. Jumlah evakuasi WNI dari berbagai wilayah di Suriah merupakan jumlah evakuasi terbanyak sepanjang sejarah berdirinya republik. Pada tahun 2016, KBRI Damaskus bahkan berhasil mengevakuasi seorang WNI pekerja migran dari kota yang didapuk sebagai Ibukota ISIS, Raqqa. Meskipun kondisi di sebagian besar wilayah Suriah sangat berbahaya, namun para pelaku perdagangan manusia justru memancing di air keruh dengan mengirimkan pekerja migran ke Suriah.

Referendum

Pada tahun 2017 ini, setidaknya terdapat dua referendum yang menjadi perhatian dunia. Pertama, referendum wilayah Catalonia untuk memisahkan diri dari Spanyol. Yang kedua adalaha referendum wilayah Kurdistan untuk memisahkan diri dari Irak. Meski tak berdampak langsung pada keselamatan WNI di Spanyol dan Irak, namun ekses panjang dari krisis politik pasca-referendum telah menjadi perhatian Kementerian Luar Negeri. Jumlah WNI di Spanyol adalah 1.302, terbanyak ke-10 untuk jumlah WNI di seantero Eropa. KBRI Madrid terus memantau krisis politik di Spanyol dan mengimbau agar para WNI menjauhi kerumunan massa untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun tak menarik banyak perhatian, namun referendum Kurdistan sedikit banyak akan berdampak kepada para WNI yang berada di kota terbesar wilayah Kurdistan, Erbil. Selain itu, letak strategis Erbil yang berada dekat dengan jalur “diaspora” para kombatan ISIS pasca jatuhnya Raqqa juga perlu mendapat perhatian khusus.

Serangan teror

Sama halnya dengan tahun 2016, berbagai serangan teror dengan berbagai motif juga masih terjadi di berbagai negara di seluruh dunia.

81

awx
Ini dibikin 1 spread infografis tersendiri aja dengan model map/peta.
Page 82: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Pada periode Oktober

2016 – Oktober 2017,

Kementerian Luar Negeri

mencatat setidaknya terjadi

24 peristiwa serangan

teror skala besar di seluruh

dunia. Peristiwa tersebut

menyebabkan setidaknya

1.147 korban meninggal

dunia dan 1.845 korban

luka.

caption for image here

82

Page 83: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Di kawasan Eropa, serangan teror terjadi di beberapa kota besar yaitu Istanbul (Turki, 10 Desember 2016 dan 1 Januari 2017), Zurich (Swiss, 19 Desember 2016), Berlin (Jerman, 23 Desember 2016), London (22 Maret 2017 dan 3 Juni 2017), St. Petersburg (Rusia, 3 April 2017), Paris (Perancis, 20 April 2017), Manchester (Inggris, 22 Mei 2017), Brussel (Belgia, 20 Juni 2017), dan Barcelona (Spanyol, 17 Agustus 2017). Ibu kota Inggris, London, dan kota terpadat Turki, Istanbul, bahkan mengalami serangan teror lebih dari sekali. Di Amerika Serikat, beberapa peristiwa active shooter telah terjadi sepanjang 2017 dengan korban terbanyak terjadi di Las Vegas (1 Oktober 2017) dengan jumlah 58 korban meninggal dunia.

Di kawasan Asia Selatan dan Tengah, serangan teror telah terjadi di Pakistan yaitu di kota Khuzdar (12 November 2016), Sehwan (16 Februari 2017), dan Parachinar (23 Juni 2017). Serangan juga terjadi di kompleks diplomatik Kabul di Afghanistan (31 Mei 2017). Dibandingkan dengan kawasan lain, jumlah korban jiwa dari serangan teror yang terjadi di Pakistan dan Afghanistan cukup besar, mencapai 289 korban jiwa. Di Afrika, meskipun peristiwa besar hanya terjadi di Mogadishu, Somalia, namun peristiwa tersebut memakan korban jiwa terbesar yaitu 358 orang.

Di Timur Tengah, peristiwa teror skala besar terjadi di Mosul (Irak, 11 November 2016), Aden (Yaman, 19 Desember 2016), Baghdad (Irak, 31 Desember 2016), Baghdad (Irak, 16 Februari 2017), Iskandariyah (Mesir, 9 April 2017), dan Teheran (Iran, 7 Juni 2017). Bahkan kota yang selama ini aman yaitu Mekkah di Arab Saudi juga menjadi sasaran serangan pada 24 Juni 2017.

Berimbas ke pelajar

Selain peristiwa yang terjadi pada tahun 2017, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri juga masih menangani residu permasalahan yang muncul pada tahun 2016. Misalnya yang terjadi pada seorang mahasiswa Indonesia di Turki bernama Handika Lintang Saputra. Pada Juni 2016, Handika dan tiga mahasiswa Indonesia lainnya ditangkap oleh otoritas Turki dengan tuduhan keterlibatan dalam gerakan terafiliasi Fethulah Gulen – orang yang dituduh sebagai dalang dibalik upaya kudeta 15 Juli 2016. Sebetulnya pengadilan Turki telah menyatakan Handika tidak bersalah pada 22 November 2016 dan membebaskannya. Tak dinyana, Handika kembali ditangkap pada 5 Juli 2017. Dengan pendampingan dari Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Ankara, Handika akhirnya kembali dibebaskan pada tanggal

yang sama. Mempertimbangkan situasi politik dalam negeri Turki yang kurang bersahabat, Handika memutuskan untuk pulang dan melanjutkan studinya di Indonesia.

Selain kasus Handika, penangkapan mahasiswa Indonesia juga terjadi di Mesir. Pasca penerapan state of emergency yang disetujui Parlemen Mesir pada 10 April 2017, sebanyak 9 orang mahasiswa Indonesia telah ditangkap oleh otoritas keamanan setempat di berbagai lokasi di Mesir. Tiga orang ditangkap karena pelanggaran imigrasi, sedangkap enam lainnya dengan alasan “kondisi keamanan setempat”.

83

Page 84: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara
awx
Ini gak rapi. Di justify aja ke salah satu sisi (kanan atau kiri). Apply to all yg di sampingnya ini ya
awx
Nama kawasan/regio pake bahasa Indonesia saja biar sama dengan keterangan di bawahnya Keterangan untuk size lingkaran ini belum ada. Coba liat di infografis sejenis yg di Kaleidoskop 2016. Lingkarannya juga satu warna saja jangan beda-beda. Yg beda sizenya. Gw saranin petanya ganti warna abu-abu atau sejenisnya biar semua warna utk lingkaran bisa cocok
awx
Teror bukan Terror
Page 85: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara
awx
Keterangan ini udah gak perlu lagi
awx
Yg ini gak usah. Pake yg bawahnya aja
awx
Ini juga gak perlu
awx
Ini warnanya kurang kontras dengan sebelahnya
Page 86: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

86

Page 87: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

87

Page 88: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Upaya yang dilakukan

Dalam kondisi krisis, penggunaan nomor darurat/hotline Perwakilan RI terbukti sangat efektif. Dalam kasus penangkapan mahasiswa di Mesir, KBRI Kairo mendapatkan informasi terjadinya penangkapan dari telepon yang masuk ke nomor hotline KBRI. Penggunaan hotline juga dimaksimalkan oleh KBRI Mexico City ketika gempa Meksiko. Para WNI yang mengalami kerusakan tempat tinggal menghubungi KBRI untuk kemudian ditampung di Wisma KBRI Mexico City.

Dalam kasus WNI yang terjebak badai di BVI, koordinasi yang baik antara Kementerian Luar Negeri dengan beberapa Perwakilan RI di wilayah terdampak juga membuahkan hasil. Dengan koordinasi yang melibatkan KBRI Washington D.C, KBRI Caracas, KBRI Havana, dan KJRI Houston, Kementerian Luar Negeri telah berhasil mengidentifikasi posisi WNI dan memastikan keselamatan mereka. Tujuh orang WNI berhasil dievakuasi dari BVI ke Caracas, kemudian dikembalikan ke kampung halaman masing-masing di Bali.

EVAKUASI DARI ATLANTIK

Musim Badai Atlantik (1 Juni – 30 November) menjadi periode waktu yang penuh kewaspadaan bagi penduduk di kawasan Kepulauan Karibia dan Teluk Meksiko. Tahun 2017 ini, trio badai super yaitu Harvey, Irma, dan Maria, telah meluluhlantakan kawasan yang berdekatan dengan Samudera Atlantik Utara – tempat persemayaman terakhir kapal legendaris, Titanic.

Badai Irma menjadi catatan tersendiri dalam upaya pelindungan WNI. Badai berkecepatan lebih dari 200 km/jam dan termasuk badai kategori 5 (kategori tertinggi dalam skala Saffir-Simpson) menerjang dan meluluhlantakkan beberapa negara kepulauan kecil di kawasan Karibia. WNI yang terdata di kawasan tersebut langsung dihubungi. 7 orang WNI yang tinggal di Puerto Rico dan 5 orang WNI yang menetap di US Virgin Islands berhasil dihubungi dan dipastikan dalam keadaan selamat.

Siapa sangka, berdasarkan informasi dari BP3TKI Bali, di kawasan tersebut, tepatnya di Pulau Tortola, British Virgin Islands (BVI) terdapat 7 orang WNI

Natural crisis

Tahun 2017 juga diwarnai dengan berbagai peristiwa bencana alam, terutama gempa bumi dan badai. Dua peristiwa bencana besar yang mempengaruhi keselamatan WNI adalah gempa bumi di Meksiko (19 September 2017) dan Badai Irma di Karibia (September 2017). Meskipun dampaknya tidak semasif gempa bumi Nepal (April 2015) yang mengakibatkan meninggalnya 3 orang WNI, namun gempa di Meksiko dan Badai Irma tetap menjadi perhatian Kementerian Luar Negeri.

Gempa berkekuatan 7.1 Skala Richter di Meksiko berpusat di tenggara kota Axochiapan, sekitar 120 km dari Mexico City. Gempa tersebut berdampak setidaknya di lima negara bagian: Estado de México, Morelos, Puebla, Guerrero, dan juga Mexico City. Gempa ini bertepatan dengan peringatan 32 tahun gempa di Mexico City pada tanggal 19 September tahun 1985 yang menyebabkan lebih dari 5.000 orang meninggal dunia. KBRI Mexico City mencatat setidaknya terdapat 282 orang WNI di Meksiko yang sebagian besar terkonsentrasi di Mexico City (142 orang).

KBRI Mexico City kemudian membuka tempat penampungan (shelter) dan dapur umum bagi WNI yang memerlukan tempat penampungan sementara. Seorang staf KBRI dan seorang WNI sempat ditampung di KBRI karena lingkungan rumah mereka dilaporkan mengalami kerusakan cukup serius. Seorang WNI yang tengah transit di Meksiko menuju Amerika Serikat dan tidak bisa melanjutkan perjalanan juga ditampung di Wisma KBRI.

Badai Irma merupakan salah satu badai terkuat pada musim badai Atlantik tahun 2017. Badai ini terbentuk tanggal 30 Agustus 2017 dan menghilang pada 12 September 2017 setelah menerjang wilayah Amerika Serikat bagian tenggara dan negara-negara kepulauan di Karibia. Kementerian Luar Negeri melalui KJRI Houston telah menghubungi dan memastikan keselamatan 7 orang WNI di Puerto Rico dan 5 orang WNI di US Virgin Islands. Namun tak dinyana, masih terdapat 7 orang WNI yang terjebak di British Virgin Islands. Lewat upaya intensif dan cukup berbahaya, ketujuh WNI yang bekerja di sebuah resort di BVI tersebut akhirnya berhasil dievakuasi dari Pulau Tortola ke Caracas, Venezuela, pada 16 September 2017.

88

awx
Ini Spin off. Konten terbaru di dropbox
Page 89: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

yang tinggal dan terkena dampak dari Badai Irma. Mereka bekerja di Scrub Island Resort Spa & Marina dan Peter Island Resort, BVI. Sebagai langkah tindak lanjut, Kementerian Luar Negeri mencoba menghubungi salah satu WNI dan mendapat informasi bahwa mereka semua selamat dan dalam kondisi baik. Meskipun demikian, rumah dan tempat bekerja mereka mengalami kerusakan parah dan tidak ada lagi aliran listrik. Koordinasi dengan KBRI Caracas dan KBRI Havana

juga dilakukan untuk menjajaki kemungkinan mengirimkan bantuan namun terkendala karena ditutupnya penerbangan ke BVI.

Komunikasi yang intens dibangun untuk memantau keadaan para WNI tersebut dari hari ke hari. Tempat bekerja dan tempat tinggal mereka rusak parah sehingga

caption for image here

89

Page 90: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara
Page 91: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

Page 92: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

membuat para WNI tidak memiliki tempat berlindung yang memadai. Perusahaan bahkan meminta mereka untuk pulang ke Indonesia mengingat perusahaan tidak akan beroperasi dalam waktu dekat akibat kerusakan yang parah. Kerusakan yang masif membuat akses air bersih dan logistik sangat terbatas. Sinyal ponsel terbatas dan hanya pada frekuensi 2G. Bahkan ketujuh WNI hanya bisa makan sekali sehari karena keterbatasan logistik dan bantuan kemanusiaan yang masih minim.

Berdasarkan kondisi tersebut, rencana evakuasi ketujuh WNI langsung disusun. KBRI Washington DC, KBRI Caracas dan KJRI Houston diminta untuk menajajaki kemungkinan penerbangan ke BVI. Dengan pertimbangan jarak, kemudahan transit imigrasi dan biaya sewa pesawat, maka opsi evakuasi yang paling memungkinkan adalah melalui Caracas, Venezuela.

Duta Besar RI Caracas, Mochammad Luthfie Wittoeng, memimpin langsung upaya evakuasi dengan menaiki pesawat charter yang tiba di Pulau Tortola, BVI, pada tanggal 16 September 2017 pukul 13.00 waktu setempat. Proses evakuasi tersebut sempat terkendala kondisi bandara yang hancur karena badai. Ketujuh WNI langsung diterbangkan ke Caracas untuk kemudian terbang dengan pesawat komersial ke Indonesia.

PENANGKAPAN WNI DI MESIR

Pada bulan April 2017, Pemerintah Mesir mengeluarkan state of emergency selama 3 (tiga) bulan akibat adanya gangguan keamanan dalam negeri setelah terjadinya serangkaian aksi teror keamanan di beberapa kota besar di Mesir. Situasi ini membuat Pemerintah Mesir gencar melakukan razia terhadap warga negara asing termasuk WNI di Kairo dan kota sekitarnya serta melakukan pemeriksaan terhadap mahasiswa asing yang tinggal menetap di luar wilayah kampus Universitas Al-Azhar, khususnya di Kota Samanud (120 km dari Kota Kairo).

Berdasarkan laporan KBRI Kairo, perlakuan dan tindakan razia dan penangkapan oleh aparat keamanan Mesir terhadap warga Indonesia setelah penetapan state of emergency terjadi pertama kali di tahun 2017 terhadap 3 (tiga) mahasiswa Indonesia di Kota Kairo pada bulan Mei 2017. Ketiga mahasiswa Indonesia tersebut dituduh melakukan pemalsuan dokumen dan bisnis travel dan pengurusan sekolah

92

awx
Ini spin off. Pake konten terbaru dropbox
Page 93: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

Page 94: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

ilegal. Ketiga mahasiswa dimaksud telah dideportasi oleh pemerintah Mesir pada bulan Juni 2017.

Pemeriksaan dan penangkapan juga dialami oleh 4 (empat) mahasiswa asal Indonesia pada bulan Juni 2017, yang tinggal menetap di Kota Samanud. Hasil penyelidikan pihak Keamanan Nasional dan Kementerian Dalam Negeri Mesir mengeluarkan keputusan final bahwa keempat mahasiswa tersebut dideportasi ke Indonesia dengan alasan “keamanan setempat”, meskipun keempat mahasiswa tersebut memiliki izin tinggal resmi dan valid serta terdaftar sebagai mahasiswa di Al Azhar. Keempat mahasiswa dipulangkan pada tanggal 8 Juli 2017.

Berdasarkan komunikasi KBRI Kairo dengan Direktur Intelijen Imigrasi dan Warga Negara Asing, bahwa pihak keamanan setempat tidak memiliki alasan jelas latar belakang yang menyebabkan mahasiswa Indonesia dideportasi. Namun demikian, berdasarkan perkiraan bahwa para mahasiswa tersebut belajar dengan para Sheikh

yang bukan berasal dari Universitas Al Azhar. Namun demikian, sejauh mana keterlibatan mahasiswa Indonesia dalam kegiatan tersebut sama sekali tidak ada informasi yang diperoleh dari otoritas berwenang di Mesir.

Kasus penangkapan di Kota Samanud menimbulkan kekhawatiran mahasiswa Indonesia yg berada di kota itu, dampaknya sekitar 40 mahasiswa Indonesia yg melakukan Talaqi/belajar di Kota Samanud telah kembali ke Cairo. Padahal sebelumnya, sangat sulit untuk meminta mereka kembali Cairo dan fokus belajar di universitas asalnya di Al Alzhar. Sebenarnya alasan para mahasiswa Indonesia menetap di Kota Samanud merupakan pilihan untuk mensiasati biaya hidup lebih murah dibandingkan di Kota Kairo dan suasana pedesaan yang lebih baik dalam mendalami pelajaran.

Penangkapan dan deportasi mahasiswa asal Indonesia sayangnya belum berhenti

94

caption for image here

Page 95: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

sampai disitu, pada tanggal 1 Agustus 2017. Sejumlah 2 (dua) orang mahasiswa ditangkap pada saat keluar rumah pukul 02.00 dini hari. Keberadaan mereka di Kota Samanud adalah untuk mengambil barang-barang yang ditinggalkan ketika terjadi penangkapan 4 (empat) mahasiswa sebelumnya dan atas himbauan KBRI Kairo untuk meninggalkan Kota Samanud. Kedua mahasiswa akhirnya berhasil dipulangkan pada tanggal ......

Atas beberapa peristiwa penangkapan tersebut, KBRI Kairo telah berupaya untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan berbagai pihak terutama pihak Kementerian Dalam Negeri dan Kemanan Nasional dalam mengkonfirmasikan status mereka yang resmi sebagai pelajar dan tidak bermasalah. KBRI Kairo telah berupaya untuk meminta penjelasan kepada Pemerintah Mesir mengenai alasan dan latar belakang keputusan serta alasan penangkapan para mahasiswa asal Indonesia, namun tidak mendapatkan penjelasan yang memadai. Hal ini mengingat memang dengan adanya status state of emergency informasi mengenai kebijakan

SETELAH PROSES PANJANG

DAN MELELAHKAN, 7 ORANG

WNI TIBA DI JAKARTA PADA

TANGGAL 20 SEPTEMBER

2017 PUKUL 18.00 WIB DAN

DISERAHTERIMAKAN KEPADA

BNP2TKI UNTUK KEMUDIAN

DIPULANGKAN KE DENPASAR.

keamanan dirasakan sangat tertutup dan sulit ditelusuri.

Penetapan situasi darurat masih berlanjut.....

Besarnya jumlah WNI Indonesia di Mesir yang mayoritas merupakan pelajar, Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Cairo ......

95

Page 96: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

96

awx
penyakit kementrian muncul lagi nih hehe
awx
Gw suka style dan warnanya. Tapi ada baiknya petanya dimulai dari scope yg agak besar. Misalnya posisi karibia itu sendiri di peta atlantik dan amerika jadi pembaca tahu posisi Tortola ini dimana.
awx
Ini rute evakuasi, Perwakilan yg terlibat, Jumlah WNI, dsb bisa jadi halaman sendiri. Rute evakuasi pake map juga
awx
Kasih tulisan dong. Misalnya: Titik tenggelamnya Titanic
awx
Ini warna framenya adak kurang pas
Page 97: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

97

Page 98: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara
Page 99: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara
Page 100: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

100

awx
Ini stylenya bagus tapi kayaknya terlalu lebai kalo hanya nampilin daftar mahasiswa yg ditangkap karena kita gak mau mereka jadi sorotan sih. Itu juga semua nama mahasiswanya tolong diganti jadi inisial saja
Page 101: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

101

Page 102: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

102

Page 103: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Kasus WNI/TKILainnya9 dari 10 orang WNI yang berada di luar negeri merupakan pekerja migran. Rasio tersebut adalah cara yang paling mudah untuk menggambarkan populasi WNI yang menjadi pekerja migran di seluruh negara di dunia. Sayangnya, jumlah tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah permasalahan WNI di luar negeri yang mayoritas masih didominasi oleh permasalahan yang melibatkan para pekerja migran, terutama pada sektor domestik (PLRT, tukang kebun, supir pribadi, dsb). Bukan hanya masalah keimigrasian atau ketenagakerjaan saja, para pekerja migran juga terlibat pada berbagai kasus pidana – baik sebagai korban maupun pelaku. Selama tiga tahun Kabinet Kerja (20 Oktober 2014-20 Oktober 2017), Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah menangani 42.631 kasus WNI di luar negeri. Sebanyak 35.821 atau 84 persen dari jumlah tersebut merupakan kasus pekerja migran.

103

awx
Ini semuanya masih pake konten lama juga. Ambil yg baru di dropbox. Sub-chapter/spin-offnya lumayan banyak untuk chapter ini
awx
Judul ganti: Permasalahan Pekerja Migran Indonesia Nah. Khusus yg ini foto di dividernya ini kurang cocok nih. Cocoknya pake yg mrip di Bab 1
Page 104: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Secara garis besar, Pekerja Migran Indonesia (PMI) dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pekerja migran sektor formal (pada pengguna berbadan hukum), sektor informal (pada pengguna perseorangan atau rumah tangga), dan pelaut. Jenis pekerjaan yang termasuk ke dalam sektor informal diantaranya adalah pembantu laksana rumah tangga (PLRT), tukang kebun, tukang masak, pengasuh, hingga supir pribadi. Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, jumlah pekerja migran sektor informal per tahun 2017 mencapai 2.743.601 orang, atau 97 persen dari jumlah seluruh PMI yang berada di luar negeri.

Selama tiga tahun berjalannya Kabinet Kerja (20 Oktober 2014-20 Oktober 2017), Kementerian Luar Negeri mencatat setidaknya telah terjadi 35.821 kasus PMI di luar negeri. Berdasarkan jenis kasus, sebanyak 19.515 kasus merupakan kasus keimigrasian, disusul dengan kasus ketenagakerjaan (7.669 kasus), pidana (3.061 kasus), kerusuhan politik (1.417 kasus) dan meninggal dunia (1.123 kasus).

Sebagian besar kasus keimigrasian terjadi karena para pekerja migran telah tinggal dan bekerja melebihi masa peruntukkan visa bekerja (overstay). Para PMI overstayers sangat rentan mengalami permasalahan di negara tempat mereka berada mengingat secara hukum setempat mereka dianggap ilegal dan tidak dapat memiliki akses terhadap berbagai pelayanan publik. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan mereka kembali ke Indonesia sebagai bentuk pelindungan. Sejak tahun 2014 sampai dengan 2017, Kementerian Luar Negeri telah memulangkan 181.942 orang pekerja migran kembali ke Indonesia (Pembahasan detail mengenai pemulangan PMI terdapat pada Bab II: Pemulangan WNI).

Sedangkan kasus ketenagakerjaan dapat berupa gaji yang tidak dibayar, beban kerja terlalu berat, dipekerjakan lebih dari satu majikan, hingga jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak kerja. Melalui para petugas di Perwakilan RI di seluruh dunia, Kementerian Luar Negeri telah melakukan upaya-upaya untuk mengembalikan hak-hak finansial para pekerja migran. Dalam setahun terakhir (20 Oktober 2016 - 20 Oktober 2017), Kementerian Luar Negeri telah berhasil mengupayakan hak gaji pekerja migran sebesar 74 milyar rupiah.

Dalam hal kasus pidana, sebanyak 1.278 kasus (42 persen dari seluruh kasus pidana) merupakan kasus perdagangan manusia (traffikcing in person). Jumlah ini jauh

melampaui jenis kasus pidana lainnya seperti penganiayaan fisik (443 kasus), penipuan (170 kasus), pencurian (145 kasus), zina (118 kasus), dan narkoba (101 kasus).

Kerentanan sektor domestik

Berdasarkan jenis pekerjaan, jumlah kasus terbanyak dialami oleh jenis pekerjaan yang masuk dalam kategori sektor domestik pada pengguna perseorangan yaitu PLRT (22.253 kasus), pekerja di perkebunan (5.991 kasus), dan tukang kebun (496 kasus). Permasalahan para pekerja migran PLRT didominasi oleh kasus keimigrasian yaitu overstay (7.338 kasus). Sedangkan kasus ketenagakerjaan yang sering dialami PLRT adalah gaji yang tidak dibayar oleh majikan (1.754 kasus). Kasus tersebut paling banyak dilaporkan oleh PLRT yang bekerja di Arab Saudi (785 kasus), Malaysia (307 kasus), dan Yordania (177 kasus). Untuk kasus pidana, perdagangan manusia masih menjadi momok bagi pekerja migran PLRT dengan 1.036 kasus.

Meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan kasus keimigrasian dan ketenagakerjaan, namun

KASUS PIDANA TERUTAMA PEMBUNUHAN DAN NARKOBA TELAH MENGAKIBATKAN PEKERJA MIGRAN SEKTOR DOMESTIK TERANCAM HUKUMAN MATI DI BEBERAPA NEGARA SEPERTI ARAB SAUDI, BAHRAIN, PERSATUAN EMIRAT ARAB, DAN MALAYSIA.

104

awx
Gak perlu quote juga
Page 105: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

105

caption for image here

Page 106: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

caption for image here

Page 107: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Meskipun dalam kurun waktu tiga tahun Kabinet Kerja Pemerintah telah berhasil membebaskan 205 pekerja migran (dan WNI lainnya), namun sampai dengan saat ini masih terdapat sedikitnya 25 pekerja migran sektor domestik yang terancam hukuman mati di seluruh dunia.

Karakter pekerjaan PMI sektor domestik yang rawan terhadap berbagai permasalahan di luar negeri telah lama menjadi bahan pertimbangan Pemerintah dalam pengambilan kebijakan. Pada Mei 2015, Kementerian Tenaga Kerja telah mengeluarkan Kepmenaker No. 260/2015 tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada Pengguna Perseorangan di Negara-Negara Kawasan Timur Tengah. Melalui Kepmenaker tersebut, Pemerintah melarang penempatan PMI di 19 negara di kawasan Timur Tengah yang belum memiliki instrumen pelindungan yang layak bagi PMI sektor domestik (pada pengguna perseorangan).

Instrumen pelindungan dalam negeri dan kawasan

Belum tersedianya instrumen pelindungan pekerja migran di berbagai negara tujuan penempatan PMI bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan terjadinya banyak permasalahan terhadap PMI di luar negeri. Di dalam negeri sendiri, perlu diakui bahwa instrumen hukum untuk memberikan pelindungan kepada PMI belum cukup memadai. UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang menjadi dasar hukum pelindungan PMI (sebelumnya TKI) telah lama menjadi sasaran kritik dari berbagai pegiat pelindungan WNI non-pemerintah. Dinamika permasalahan PMI yang semakin kompleks juga menjadikan beberapa bagian dari UU tersebut menjadi kurang relevan dalam mengatasi dinamika yang terjadi.

Setelah berproses selama lebih dari 7 tahun sejak tahun 2010, DPR RI akhirnya mengesahkan UU Pelindungan Pekerja Migran (PPMI) dalam Sidang Paripurna pada tanggal 25 Oktober 2017. Beberapa perubahan yang progresif diantaranya: tersedianya pelindungan bagi pekerja migran undocumented dan keluarga pekerja migran, jaminan sosial bagi pekerja migran dan keluarganya, peran pemerintah daerah, dan dihapuskannya pembebanan biaya penempatan.

Setelah hampir satu dekade berproses, negara-negara anggota ASEAN akhirnya menyepakati dokumen ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers pada tanggal 26 Agustus 2017 di Metro Manila, Filipina. Kesepakatan ini merupakan tonggak bersejarah yang menunjukkan komitmen kuat negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk memberikan pelindungan kepada para buruh migran. Komitmen tinggi Indonesia dalam mengupayakan hak-hak pekerja migran baik di dalam negeri – melalui UU PPMI yang baru – dan di kawasan – melalui ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers – juga mendapatkan pengakuan dari Komite Pekerja Migran PBB di Jenewa, Swiss, pada 6 September 2017.

107

Page 108: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

108

Page 109: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Kampanye Penyadaran PublikKampanye penyadaran publik (KPP) merupakan upaya untuk menyampaikan apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakan oleh Pemerintah dalam melindungi WNI di luar negeri. Tujuannya ada dua. Pertama, untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari publik terkait upaya yang telah dilakukan. Dan kedua, untuk menanamkan pengetahuan kepada publik sehingga mereka dapat melakukan swa-pelindungan ketika berada di luar negeri. Sepanjang tahun 2017, Kementerian Luar Negeri telah melakukan 17 kegiatan KKP baik di dalam maupun di luar negeri, melalui berbagai media baik cetak, visual, audio, maupun elektronik.

109

Page 110: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Perkembangan isu-isu pelindungan WNI di luar negeri yang sangat dinamis menuntut kecepatan dalam distribusi informasi kepada masyarakat. Sepanjang tiga tahun Kabinet Kerja (20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2017), berbagai isu silih berganti mengisi ruang publik. Tahun 2014, isu tradisional seperti kasus-kasus pidana pekerja migran, terutama di Timur Tengah, masih mendominasi. Pada tahun 2015, terjadinya gempa bumi Nepal, pecahnya perang sipil di Yaman, dan deportasi WNI dari Turki telah mengantar isu pelindungan WNI di luar negeri memasuki ranah baru. Tahun 2016, penyanderaan awak kapal Indonesia dan jemaah haji berpaspor Filipina juga turut “memperkaya” khazanah publik terkait isu ini.

Dengan jenis permasalahan yang sangat beragam, kegiatan kampanye penyadaran publik (KKP) pun dituntut untuk melakukan adaptasi dengan cepat. Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri memperluas keterlibatan berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam melakukan kegiatan KKP. Dalam beberapa isu, misalnya radikalisme di kalangan pekerja migran, diperlukan keterlibatan narasumber yang memang telah bergelut dengan isu ini sejak lama. Kementerian Luar Negeri juga menggandeng pejabat dan staf Perwakilan RI yang menangani langsung isu-isu tersebut untuk dapat menjelaskan secara gamblang kepada publik.

Melalui media audio, Kementerian Luar Negeri telah melakukan siaran radio di RRI Pusat sebanyak delapan kali. Isu yang dibahas diantaranya adalah: penanganan kasus pekerja migran di luar negeri, teknologi untuk pelindungan WNI, permasalahan awak kapal Indonesia, kasus-kasus jemaah haji dan umroh, perdagangan manusia, hingga perbudakan berkedok pengantin. RRI Pusat merupakan salah satu media kampanye paling strategis mengingat siaran RRI Pusat di-relay oleh RRI di seluruh wilayah Indonesia. Kampanye juga dilakukan di 6 provinsi di luar Jakarta yaitu di Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Kalimantan Barat. Di luar negeri, kegiatan KKP dilakukan di Hong Kong dan Makau, Daerah Administrasi Khusus Tiongkok.

Mengampanyekan instrumen pelindungan WNI

Dengan melibatkan universitas, oraganisasi masyarakat sipil, dan pemerintah daerah, Kementerian Luar Negeri juga secara rutin mendistribusikan informasi terkait perkembangan termutakhir proses pembuatan maupun ratifikasi berbagai instrumen terkait isu pelindungan WNI di luar negeri melalui Jaring Masukan Daerah (Jarmasda).

Tidak hanya itu, kegiatan Jarmasda juga ditujukan untuk menjaring masukan dari pemangku kepentingan daerah mengenai tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan penempatan dan pelindungan sehingga dapat dibahas bagaimana cara menghadapinya. Pihak yang terlibat dalam Jarmasda meliputi perwakilan dari instansi pusat (Kemlu, Kemnaker, dan BNP2TKI), National Human Rights Institutions (Komnas HAM, Komnas Perempuan), perwakilan Pemerintah Daerah, dan perwakilan masyarakat sipil untuk memastikan pembahasan yang lengkap dan menyeluruh. Pada periode Oktober 2016 - 2017, Kementerian Luar Negeri telah menyelenggarakan Jarmasda di di Medan, Mataram, dan Lembata bekerja sama dengan Migrant Care dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).

Segmen baru

Hadirnya aplikasi mobile SafeTravel telah menciptakan segmen baru dalam upaya kampanye penyadaran publik. Bila sebelumnya kegiatan KKP banyak dilakukan di daerah asal pekerja migran melalui media konvensional seperti radio dan televisi, tahun ini Kemlu mulai melakukan diversifikasi segmen dengan menyasar audiens generasi milenial. Dengan segmen baru ini, Kemlu terus mengeksplorasi penggunaan berbagai platform digital seperti Facebook, Twitter, atau Istagram untuk mempromosikan penggunaan SafeTravel. Kemlu juga melakukan promosi secara langsung dengan membuat booth di beberapa kegiatan untuk mendapatkan umpan balik langsung dari pengguna SafeTravel. Materi kampanye pun disesuaikan agar dapat memikat hati para milenial –terutama para pelancong dan pelajar di luar negeri.

110

Page 111: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

111

Page 112: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK DI HONG KONG

MENGUBUR BAHAYA LATEN RADIKALISME

September 2017, publik terhenyak oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC). Menurut studi tersebut, sebanyak 50 orang eks pekerja migran telah mengikuti kegiatan diskusi kelompok radikal/ekstrimis. 43 orang diantaranya pernah bekerja di Hong Kong sebagai pembantu rumah tangga. Sejurus kemudian, surat kabar South China Morning Post mengutip sumber di internal kepolisian yang melaporkan masih terdapat 20 orang pekerja migran asal Indonesia di Hong Kong yang diduga memiliki keterkaitan dengan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).

Kasus pekerja migran diduga terafiliasi dengan kelompok radikal bukanlah cerita baru. Medio 2015-2017, setidaknya ditemukan 6 kasus serupa di Korea Selatan – yang juga negara tujuan favorit pekerja migran di Asia Timur. Meskipun jumlah kasus yang ditemukan sangatlah prematur bila dibandingkan jumlah seluruh pekerja migran di Hong Kong maupun Korea Selatan, tapi fenomena ini cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, karakter para pekerja migran Indonesia yang hidup secara berkelompok di luar negeri dapat dengan mudah menularkan pengaruh dari satu ke yang lainnya.

Untuk mengantisipasi bahaya laten pemikiran radikal, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan KJRI Hong Kong melakukan kegiatan kampanye penyadaran publik dengan sasaran para pekerja migran di Hong Kong dan Makau. Dalam kegiatan yang dilakukan pada tanggal 12 – 17 Oktober 2017 tersebut, telah dilakukan lima kegiatan yang melibatkan 125 pekerja migran, 18 akademisi, serta 3 jurnalis. Kemlu juga menggandeng Noor Huda Ismail, seorang pegiat deradikalisasi dan peneliti isu radikalisme, dan Machmudi Hariono, seorang bekas kombatan di Mindanao.

Beberapa isu yang dibahas dalam diskusi diantaranya mengenai penggunaan media sosial di kalangan pekerja migran, pentingnya menjaga komunikasi dengan

caption for image here

Page 113: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

keluarga di Indonesia untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan tips memanfaatkan waktu untuk kegiatan positif. Para pekerja migran juga diberikan pelatihan praktis, Namun demikian, para TKI menyampaikan komitmen untuk melaporkan kepada KJRI Hong Kong apabila mereka menemukan TKI yang terindikasi terpapar paham radikal (misalnya TKI yang mengunggah atau menyebarkan konten tertentu di media sosial).

Selain melakukan pendekatan langsung kepada para pekerja migran, Kementerian Luar Negeri juga terus melibatkan aktor-aktor non-negara seperti media, pegiat, dan akademisi untuk turut berperan serta dalam upaya menangkal penyebaran paham radikal. Pada saat yang sama, Pemerintah juga perlu meredam kekhawatiran berlebihan dan menangkal pandangan alarmist dari publik setempat, yang dapat memojokkan komunitas pekerja migran Indonesia secara keseluruhan.

113

caption for image here

Page 114: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

10114

Page 115: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Penghargaan dan Inovasi

Menggiatkan upaya pelindungan WNI di luar negeri bukanlah pekerjaan mudah. Bukan hanya harus memiliki kemauan untuk membantu sesama, para pegiat pelindungan juga harus memiliki nyali yang tebal dan jiwa yang penuh keikhlasan. Untuk meningkatkan motivasi para pegiat pelindungan WNI yang bekerja dalam sunyi, Kementerian Luar Negeri mengadakan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award (HWPA) pertama pada tahun 2015. Karena antusiasme yang membuncah dari para pemangku kepentingan, maka pada tahun 2016 Kemlu kembali menyelenggarakan gelaran yang serupa. HWPA 2016 telah melahirkan 17 individu/institusi yang dinilai telah dan masih memberikan kontribusi yang extra-ordinary dalam upaya-upaya pelindungan WNI di luar negeri. Dalam kegiatan ini pula, buku Kaleidoskop Pelindungan WNI Tahun Kedua Kabinet Kerja (Kaleidoskop 2016) diluncurkan.

115

Page 116: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Tahun 2017 ini juga menjadi tahun inovasi bagi Kementerian Luar Negeri. Memahami munculnya generasi baru yang keranjingan teknologi, maka dibuatlah aplikasi mobile SafeTravel yang bukan hanya mengutamakan keamanan, tapi juga kenyamanan penggunanya. Selain informasi-informasi praktis yang berguna bagi pelancong Indonesia yang bepergian ke 180 negara seluruh dunia, SafeTravel juga menyediakan fitur ‘tombol darurat’ yang dapat diakses pengguna dalam situasi yang membahayakan jiwa mereka. SafeTravel versi final akan tersedia secara multi-platform mulai dari android, iOS, hingga website dan rencananya akan diuncurkan secara resmi pada awal tahun 2018.

Meskipun teknologi yang tepat guna dapat mengoptimalkan pelayanan, namun tidak ada satu pendekatan yang cocok (one size fits all) untuk semua WNI di luar negeri dengan karakter yang beragam. Oleh karena itu, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan BNP2TKI masih terus meningkatkan layanan satu atap Kemlu-BNP2TKI untuk mereka yang masih menggunakan pelayanan yang konvensional seperti pengaduan langsung atau lewat telepon. Dengan model pelayanan ini, pelapor tak lagi harus mengurus dua keperluan yang berbeda di dua tempat, Kemlu dan BNP2TKI. Pelapor kini dapat mengadukan permasalahan ke kantor Kemlu saja, dimana BNP2TKI telah menugaskan staf untuk bertandem dengan staf Kemlu di kantor Kemlu.

Selain itu, mulai tahun inilah Kemlu menginisiasi pembuatan platform pelayanan dan pelindungan yang nantinya dapat digunakan oleh semua Perwakilan RI di seluruh dunia. Dengan platform ini, Perwakilan RI akan memiliki tampilan pelayanan, alur kerja, serta produk keluaran yang seragam. Platform terpadu ini juga akan menjadi platform pendaftaran WNI di luar negeri dimana Perwakilan RI nantinya dapat mengeluarkan nomor identitas kependudukan (NIK) yang diakui dan terintegrasi dengan sistem administrasi kependudukan (SIAK) Kementerian Hukum dan HAM.

HWPA 2016

Sejak Presiden Joko Widodo mencanangkan pelindungan WNI sebagai salah satu prioritas dalam Nawa Cita, maka sudah seharusnya isu ini menjadi milik bersama semua pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non-pemerintah.

Meskipun Pemerintah tak pernah ragu memberikan rekognisi kepada aktor-aktor non-pemerintah yang telah berjasa dalam pelindungan WNI, namun sebelum tahun 2015, pengakuan tersebut belum terinstitusionalisasikan dengan layak. Oleh karenanya, pada tahun 2015 Kementerian Luar Negeri telah memulai ikhtiar untuk mengapresiasi mereka yang telah menyumbangkan tenaga, waktu, bahkan materi, untuk melindungi WNI di luar negeri dalam bentuk Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award (HWPA).

Nama Hassan Wirajuda dipilih karena Dr. Nur Hassan Wirajuda merupakan inisiator dan pelopor dari pengarusutamaan (mainstreaming) upaya pelindungan WNI dan BHI di luar negeri oleh Kementerian Luar Negeri. Pria lulusan Fakultas Hukum UI tersebut merupakan Menteri Luar Negeri RI ke-15 yang menjabat dari tahun 2001 hingga 2009. Pada tahun 2002, Kementerian Luar Negeri dibawah kepemimpinannya berhasil membentuk suatu direktorat baru yang memiliki tugas dan fungsi khusus untuk mengoordinasikan penanganan pelindungan WNI dan BHI di luar negeri.

Pada tahun 2006, Menlu Hassan Wirajuda memperkenalkan konsep Perwakilan Pelayanan Warga (Citizen Service) di 16 Perwakilan RI dimana terdapat konsentrasi jumlah dan permasalahan WNI. Pada tahun 2008, gagasan tersebut dilembagakan dengan dikeluarkan Permenlu 04/2008 mengenai Perwakilan Pelayanan Warga yang menjadi dasar hukum penetapan 24 Perwakilan sebagai Perwakilan Pelayanan Warga. Ke-24 Perwakilan tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan dan pelindungan yang baik bagi para WNI di wilayah kerja masing-masing.

HWPA juga menjadi penghargaan pertama di lingkungan Kemlu yang melibatkan juri dari berbagai unsur non-pemerintah, diantaranya: akademisi, jurnalis, dan aktivis/pegiat perempuan dan HAM. Dari sembilan juri HWPA, hanya ada dua juri yang berasal dari internal Kemlu dan satu juri dari BNP2TKI. Beberapa nama yang cukup dikenal luas seperti Prof. Hikmahanto Juwana (pakar hukum internasional), Rafendi Djamin (pegiat HAM), hingga Suwardjono (Ketua Aliansi Jurnalis Independen/AJI) telah menjadi juri HWPA sejak tahun 2015. Proses penjurian bukan hanya dilakukan secara paper-based. Lebih daripada itu, para juri juga mengunjungi langsung negara-negara maupun daerah-daerah tempat para kandidat melakukan upaya pelindungan untuk melakukan verifikasi kepada pihak-pihak terkait.

116

Page 117: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

[FOTO 1A]

117

caption for image here

Page 118: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Hasil rekomendasi oleh Dewan Juri yang melakukan survei langsung bahkan ditindaklanjuti oleh Kementerian Luar Negeri. Berbekal pengamatan langsung juri terhadap carut marut permasalahan ABK Indonesia di Mauritius dan Cape Town, Kemlu kemudian memulai upaya untuk mendirikan Indonesian Seafarer Corner, semacam titik-kumpul bagi para ABK Indonesia yang sedang bersandar.

HWPA 2016

Pada tanggal 16 Desember 2016, Kementerian Luar Negeri telah menyelenggarakan Malam Penganugerahan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award (HWPA) tahun 2016 di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri. HWPA 2016 ini merupakan edisi kedua setelah sebelumnya pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Penyelenggaraan ajang ini merupakan bukti nyata kepedulian dan keberpihakan Pemerintah dalam isu-isu pelindungan WNI di luar negeri, termasuk pekerja migran.

Dalam HWPA 2016, Dewan Juri telah melakukan asesmen terhadap sekitar 70 kandidat yang kesemuanya memiliki kontribusi dalam upaya pelindungan WNI di luar negeri sehingga dibutuhkan proses penjurian yang cukup panjang, termasuk melakukan verifikasi langsung kepada beberapa kandidat. Berdasarkan hasil penjurian, Dewan Juri telah menetapkan 17 penerima dalam 7 kategori HWPA 2016 yaitu: (1) Unit Anti-Trafficking Bareskrim Polri dan Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Kejaksaan Agung untuk kategori Mitra Kerja Kementerian Luar Negeri, (2) Dubes RI Manila Jhonny Lumintang dan Konjen RI Kuching Jahar Gultom untuk kategori Kepala Perwakilan RI, (3) Elly Kamsir dan Cassiem Augustus untuk kategori Mitra Kerja Perwakilan RI, (4) Ikatan Keluarga Madura (IKMA) di Malaysia untuk kategori Masyarakat Madani Indonesia, (5) Josie Susilo dan Jerome Eugene untuk kategori Jurnalis, (6) Dyah Asmarani dan Yoshie Iskandar dari unsur Pejabat Diplomatik dan Konsuler, Abdul Khaliq Zahron dan Majdi Sarabini dari unsur Staf Lokal serta Muhibbudin dan Decky Haedar Ulum dari unsur Atase Teknis untuk kategori Staf Perwakilan RI, dan (7) Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Desa Majasari, Sliyeg, Indramayu untuk kategori Pemerintah Daerah.

Para penerima penghargaan tersebut memiliki keterlibatan langsung dalam berbagai macam isu pelindungan WNI di luar negeri seperti pelindungan terhadap pekerja Indonesia di Luar Negeri, Anak Buah Kapal asal Indonesia termasuk dalam upaya pembebasan sandera, WNI yang menghadapi permasalahan atau terjebak di negara konflik serta penanganan WNI terindikasi/korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di luar negeri. Pada perhelatan HWPA 2016, terdapat satu kategori baru yang dimunculkan yaitu kategori Pemerintah Daerah. Penghargaan tersebut diberikan kepada Pemerintah Daerah yang selama ini dinilai mempunyai peranan penting dan kesungguhan dalam memberikan layanan, bantuan dan pelindungan kepada warganya di daerah sehingga dapat meminimalisir terjadinya permasalahan pada saat berada di luar negeri.

118

Page 119: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

MALAYSIA

HONG KONG

FILIPINA

ARAB SAUDI

SURIAH

Dubes RI Herman PrayitnoKuala Lumpur, Malaysia2015

Dubes RI Jhony J LumintangManila, Filipina2015

Ikatan Keluarga madura (IKMA)Malaysia2016

Anis SetyoriniKuala Lumpur, Malaysia2015

MAURITIUS

AFRIKA SELATANCassiem AugustusCapetown, Afrika Selatan 2016

Mohamad Abdulkader AkraaDamaskus, Suriah 2015

Tim Percepatan Repatriasi WNISuriah 2015

Abdul Kholiq ZahronDamaskus, Suriah 2016

Veronica Sedo BarekKota Kinabalu, Malaysia2015

International Migrant Workers Union (IMWU)Hong Kong2015

KENYA

TURKIDyah Lestari AsmaraniAnkara, Turki 2016

ELLY KASMIRMauritius 2016

Yoshi IskandarNairobi, Kenya 2016

Konjen RI Jahar GultomKuching, Malaysia2016

KUWAITDecky Haedar UlumKuwait 2016

Konjen RI Dharmakirty SyailendraJeddah, Arab Saudi2015

Majdi Sarbaini Harahap MandilyJeddah, Arab Saudi2016

Buruh Migran Indonesia Saudi Arabia (BMI SA) Jeddah, Arab Saudi2015

Fadhly AhmadJeddah, Arab Saudi2015

Muhibuddin Muhammad Thaib Riyadh, Arab Saudi2016

30 MEDIA / JURNALIS PENERIMA HWPA

PENERIMAHWPA

18 PENERIMA INDIVIDU

14 Laki Laki 4 Wanita

12 PENERIMA INSTANSI/LEMBAGA/TIM/ENTITAS

JEROME EUGENE

2015

2015

2016

2016

INSTANSI PEMERINTAHPENERIMA HWPA

PENERIMA HWPA 2015

2015 DVI POLRI

TNI AU

Bareskrim

Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri Kejaksaan Agung

2015

2016

2016JOSE SUSILO

PENERIMA HWPA 2016

Disaster Victim Identification (DVI) Polri Jakarta

TNI AU Jakarta

Dubes RI Herman Prayitno Kuala Lumpur

Konjen RI Dharmakirty Syailendra Jeddah

Veronika Sedo Barek Kota Kinabalu

Mohamad Abdulkader Akraa Damaskus

Buruh Migran Indonesia Saudi Arabia (BMI SA) Jeddah

International Migrant Workers Union (IMWU) Hong Kong

Kompas.com Jakarta

Tempo.co Jakarta

Anis Setyorini Kuala Lumpur, Malaysia

Fadhly Ahmad Jeddah

Tim Percepatan Repatriasi WNI dari Suriah

Unit IV Perdagangan Orang (Human Trafficking), Bareskrim, Polri Jakarta

Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri, Kejaksaan Agung Jakarta

Elly Kasmir Mauritius

Cassiem Augustus Capetown

Dubes RI Johny J. Lumintang Manila

Konjen RI Jahar Gultom Kuching

Dyah Lestari Asmarani Ankara

Yoshi Iskandar Nairobi

Abdul Kholiq Zahron Damaskus

Majdi Sarbaini Harahap Mandily Jeddah

Muhibuddin Muhammad Thaib Riyadh

Decky Haidar Ulum Kuwait

Ikatan Keluarga Madura (IKMA) Malaysia

Jerome Wirawan Jakarta

Josie Susilo Jakarta

Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB

Desa Majasari, Kec. Sliyeg, Kab. Indramayu Jawa Barat

Sebaran penerima HWPA di luar negeri (2015 &2016)

Page 120: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

120

Page 121: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

121

Page 122: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Mendekatkan Pejambon-Gatot Subroto

Tidak semua inovasi harus dilakukan dengan penggunaan teknologi. Meskipun teknologi dapat menjadikan pelayanan publik menjadi lebih mudah, murah, efektif dan efisien, namun perlu diakui bahwa tidak semua orang dapat menggunakannya dengan baik. Model kerja sama antara satu institusi dengan institusi lain untuk mempermudah akses pelayanan publik juga dapat menjadi inovasi yang bermanfaat. Dalam hal ini, Kemlu dan BNP2TKI telah menjalankan sebuah inovasi pelayanan publik dengan mengintegrasikan layanan pengaduan langsung kasus pekerja migran yang semula dilakukan di dua tempat yang berbeda –kantor BNP2TKI dan Kemlu– menjadi hanya di satu tempat saja. Pelayanan yang bertempat di kantor Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemlu ini dinamai “Pelayanan Satu Atap Pelindungan Pekerja Migran”.

Dimulai di awal 2015, saat itu Pemerintah mendapatkan beberapa masukan dari keluarga pekerja migran yang mengeluhkan karena mereka harus memproses pengaduan mereka di tempat yang berbeda, sesuai dengan jenis pengaduan. Misalnya, untuk memproses pencairan klaim asuransi pekerja migran (dulu asuransi TKI), para eks. pekerja migran atau keluarga mereka harus ke kantor Pusat Pelayanan dan Pengaduan, BNP2TKI di bilangan Gatot Subroto. Sedangkan untuk memproses pengaduan seperti pekerja migran yang hilang kontak, disiksa majikan, atau gaji tidak dibayar, si pelapor perlu mendatangi kantor Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Kemlu, di jalan Pejambon. Meskipun sebetulnya kedua instansi sudah saling meneruskan pengaduan yang tidak sesuai dengan kewenangan antara satu dengan yang lainnya (Kemlu ke BNP2TKI, vice versa), namun proses tersebut menyebabkan alur kerja pelayanan publik semakin panjang dan bertele-tele. Hal ini belum sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan publik, terutama prinsip Kesederhanaan, Kejelasan, dan Kemudahan Akses (Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003).

Untuk mengatasi hal ini, maka Kemlu dan BNP2TKI menyepakati agar staf penanganan pengaduan BNP2TKI dapat berkantor dan menjalankan pekerjaan di ruang pelayanan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI di Kementerian Luar Negeri. Dengan demikian, staf-staf dari kedua instansi ini dapat bertandem dalam melakukan pelayanan pengaduan. Selain melakukan pelayanan langsung, staf BNP2TKI yang ditugaskan berkantor di Pejambon juga dibekali dengan akses ke

database pekerja migran milik BNP2TKI, yaitu SiskoTKLN. Informasi yang didapat dari database tersebut sangat krusial dalam penanganan kasus pekerja migran, mengingat banyak pelapor yang tidak membawa dokumen pelengkap seperti salinan paspor, kontrak kerja, maupun alamat dan nomor telepon pemberi kerja. Apabila dokumen tersebut tersedia di SiskoTKLN, maka pelapor tak perlu lagi kembali ke rumah mereka untuk mengambil dokumen yang tertinggal. Pelayanan menjadi semakin mudah dan cepat. Penugasan staf BNP2TKI di Kemlu ini dilakukan dengan sistem rotasi dimana sudah dimulai sejak bulan April 2017 dan masih berjalan hingga saat ini.

122

caption for image here

Page 123: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

Mengantisipasi era disrupsi

Pada masa jayanya medio 1990-an, nyaris semua pemerhati industri mengamini bahwa Nokia akan terus memimpin pasar telepon genggam. Siapa sangka, kemunculan iPhone – lalu sistem operasi Android – bukan hanya menggerus pangsa pasar Nokia, tapi juga menghilangkannya dari peta bisnis telepon genggam. Akhir yang sangat tragis untuk perusahaan asal Finlandia tersebut.

Namun Nokia tak sendiri. Hal yang serupa terjadi pada toko dan jasa penyewaan DVD yang digantikan Netflix, sebuah platform pemutar film online. Di industri jasa transportasi, ribuan bahkan jutaan armada taksi konvensional dilibas oleh Uber dan taksi online lainnya – yang bahkan tidak memiliki armada sama sekali. Industri perhotelan juga terguncang, meski tidak sampai runtuh, dengan kehadiran Airbnb, Airy, atau Reddoorz, yang menyewakan kamar tanpa memiliki properti satu pun. Toko retail pakaian dan elektronik turut kewalahan menghadapi raksasa e-commerce semacam Alibaba, Amazon, atau Tokopedia.

Mari tak perlu membahas industri surat kabar cetak yang sudah lama masuk liang lahat bersamaan dengan wafatnya edisi cetak The Independent, Wall Street Journal, Jakarta Globe, Sinar Harapan dan banyak koran cetak lainnya.

Mengutip Rheinald Kasali (2017), dunia bisnis sedang menghadapi era disrupsi inovasi. Sebuah masa dimana inovasi-inovasi berplatform teknologi telah menjadi game-changer yang menentukan siapa yang akan bertahan dan siapa yang lantas mengalami dinosaurusisasi: kepunahan. Disrupsi sejatinya bukan hanya berlaku dalam dunia bisnis saja. Agar tak kehilangan signifikansi bagi warga negara, produk-produk kebijakan publik yang dilahirkan Pemerintah juga perlu melakukan penyesuaian dengan era ini.

Dalam hal pelindungan WNI di luar negeri, fenomena-fenomena terbaru mengafirmasi adanya disrupsi-disrupsi yang perlu diantisipasi. Pada Februari 2016, pekerja migran bernama Yayu menulis status di Facebook tentang dirinya yang disekap oleh majikan di Arab Saudi. Agustus 2017, sebuah akun Facebook mengunggah foto pekerja migran bernama Nenih yang diklaim sebagai korban penganiayaan majikan. Berita semacam ini kemudian menjadi viral. Publik mempertanyakan kinerja mesin pelindungan Pemerintah tanpa terlebih dahulu

melakukan verifikasi kabar tersebut. Nyaris setiap hari akun resmi media sosial Kementerian Luar Negeri mendapatkan laporan tentang permasalahan WNI di seluruh penjuru dunia.

Tak hanya lewat media sosial. Berbagai laporan kasus hingga ketidakpuasan atas pelayanan juga dengan cepat tersirkulasi melalui pengirim pesan semacam whattsap. Fenomena ini menunjukkan bahwa berbagai platform daring seperti media sosial, pengirim pesan, dan segala bentuk derivasinya telah menjadi corong warga dalam mengadukan permasalahannya. Masalahnya, platform daring bukan hanya digunakan oleh mereka yang benar-benar mengalami masalah, tapi juga oknum-oknum yang gemar memancing di air keruh. Fenomena semacam ini, mengharuskan para pemangku kepentingan beradaptasi untuk menyesuaian alur kerja, karakter, hingga platform pelayanan.

Mundur ke Februari 2015, seorang traveler bernama Norricih Rachman tersesat dan ditinggal oleh rombongannya ketika beranjangsana di Queen Victoria Market, Melbourne. Beruntung, sebuah SMS berisi alamat dan nomor telepon KBRI terdekat yang ia dapat ketika pertama tiba di Australia berhasil mengantarkannya ke KBRI Canberra. Benang merahnya, telepon genggam adalah tempat pencarian solusi bagi sebagian besar orang. Cuitan di twitter, unggahan di facebook, penggunaan aplikasi mobile, semua dilakukan melalui smartphone. Pada masa ini, orang akan membeli pizza melalui smartphone, memesan tiket pesawat melalui smartphone, mengirim uang melalui smartphone, dan bahkan: membeli smartphone melalui smartphone.

SafeTravel: aman, nyaman, dan asyik

Untuk menyediakan pelayanan yang sesuai dengan karakter konstituen yang kritis, dinamis, serta berorientasi pada kemudahan dan kecepatan, maka Pemerintah juga harus menyediakan platform yang tepat. Pada awal 2017, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah membuat aplikasi mobile SafeTravel sebagai alat pencegahan (preventive) sekaligus respons cepat (immediate response) untuk melindungi WNI di luar negeri. SafeTravel berisikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh WNI baik ketika akan ke suatu negara maupun ketika telah tinggal di negara tersebut. Informasi yang tersedia bukan hanya informasi yang menunjang keamanan seperti: hukum dan aturan setempat, kondisi keamanan,

123

Page 124: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

alamat dan nomor Perwakilan RI, himbauan, dan persyaratan imigrasi, lebih daripada itu, SafeTravel juga memperhatikan kenyamanan pengguna dengan menyediakan informasi cuaca, tempat ibadah, kuliner, hingga jenis colokan listrik. Uniknya, tak seperti stereotip aplikasi milik instansi Pemerintah pada umumnya, SafeTravel juga memasukkan fitur-fitur yang telah mengadopsi karakter generasi kekinian seperti check-in dan share ke media sosial, kontak pengguna sekitar, hingga sistem level dan poin.

Belajar dari penanganan WNI ketika gempa Nepal (2015), gempa Jepang (2016), konflik politik pasca upaya kudeta di Turki (2016), dan permasalahan WNI lainnya di luar negeri yang membutuhkan penanganan ekstra-cepat, maka disematkanlah fitur ‘Tombol Darurat’ pada SafeTravel. Bukan sekedar menyediakan nomor hotline Perwakilan RI terdekat sesuai dengan posisi pengguna, fitur ini juga dapat digunakan untuk mengirim lokasi, foto atau merekam video terkait peristiwa yang dilaporkan. Semua opsi dapat digunakan sesuai dengan situasi yang dialami oleh pengguna.

Beberapa testimoni penggunaan aplikasi SafeTravel disampaikan oleh para pengguna. Ramadhan Kautsar, seorang technical assistant pada sebuah perusahaan swasta menyampaikan pengalamannya menggunakan SafeTravel saat melancong ke Manila, Filipina, medio Agustus 2017. Karena paspornya hilang ketika dalam perjalanan menuju hotel tempatnya menginap, Ramadhan kemudian menggunakan Google Map di handphone-nya untuk mencari alamat KBRI Manila. Apa lacur, Google Map menunjukkan dua alamat KBRI Manila di dua lokasi berbeda dan berjauhan. Setelah menelepon salah seorang rekannya yang menyarankan menggunakan aplikasi SafeTravel, ia segera mengunduh dan menggunakan fitur ‘go to map’ yang langsung menunjukkan cara menuju KBRI Manila dari tempat ia berada saat itu. Setibanya di KBRI, Ramadhan kemudian memproses pembuatan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) untuk dapat kembali ke Indonesia. Google Map tidak salah, ia “hanya” tidak bisa mendeteksi lokasi KBRI mana yang benar – sebuah hal yang dengan mudah dilakukan SafeTravel.

124

Page 125: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

FOTO RAMADAN KAUTSAR

125

Page 126: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

126

Page 127: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

127

Page 128: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

PERLINDUNGAN DARI HATI SESUAI AMANAT KONSTITUSI

Oleh Arfi Fazrian dan Okto D. Manik

Pembukaan UUD menyebutkan bahwa akan “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.” Demi mewujudkan amanat tersebut, kementerian luar negeri terus melakukan inovasi demi mewujudkan perlindungan, khususnya kepada warga negara Indonesia yang berada di luar negeri. Hal ini juga merupakan wujud nyata dari program nawacita Presiden Jokowi.

Namun, perlindungan tersebut tidak dapat dicapai dengan maksimal hanya melalui unsur kemlu. “Kesuksesan upaya perlindungan WNI bertumpu pada sinergi dan kerja sama yang baik antara Kemlu dan mitra kerja di luar negeri. Kementerian Luar Negeri tidak bisa berjalan sendiri.” Ucap Menlu Retno Marsudi. Sehingga, mulai tahun 2015 kemlu memberikan apresiasi dan penghargaan kepada orang-orang, instansi dan lembaga yang turut serta melakukan perlindungan bagi WNi di luar negeri yang diberikan nama Hasan Wirajuda Perlidungan Award (HWPA) .

HWPA merupakan pernghargaan bagi mereka yang mengabdikan dirinya untuk memberikan perlindungan kepada WNI. “Upaya perlindungan WNI bukanlah hal yang mudah karena seringkali mengandung resiko yang tidak kecil, menuntut dedikasi dan endurance yang tinggi. Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award ini memberikan apresiasi tertinggi bagi para insan yang telah berkontribusi nyata dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri” jelas Menlu Retno.

Melalui seleksi yang ketat oleh juri -juri yang merupakan ahli dibidangnya, akhirnya terpilih 17 nama yang mendapatkan penghargaan HWPA 2016 yang terbagi ke dalam 7 kategori, yaitu:

1. Kategori Mitra Kerja Kementerian Luar Negeri: Unit Trafficking, Bareskrim, Polri dan Biro Hukum dan Hubungan Luar Negeri, Kejaksaan Agung.

2. Kategori Kepala Perwakilan RI: Dubes RI Manila Johny Lumintang dan Konsul Jenderal RI Kuching Jahar Gultom

3. Kategori Mitra Kerja Perwakilan RI: Elly Kamsir dan Cassiem Augustus.

4. Kategori Masyarakat Madani Indonesia: Ikatan Keluarga Madura (IKMA) di Malaysia.

5. Kategori Jurnalis: Joshie Susilo dan Jerome Wirawan.

6. Kategori Staf Perwakilan RI: Dyah Asmarani dan Yoshie Iskandar dari unsur Pejabat Diplomatik dan Konsuler, Abdul Khaliq Zahron dan Majdi Sarabini dari unsur Staf Lokal serta Muhibbudin dan Decky Haedar Ulum dari unsur Atase Teknis.

7. Kategori Pemerintah Daerah: Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Desa Majasari, Indramayu

Dari seluruh penerima penghargaan tersebut, terdapat beberapa nama tokoh yang telah luar biasa mendedikasikan dirinya untuk memberikan perlindungan kepada WNI yang terkena permasalahan di luar negeri, antara lain adalah Cassiem Augustus dan Dyah Asmarani.

Tokoh pelindungan 2016

Cassiem Augustus

Dialah Cassiem Augustus, seorang kewarganegaraan Afrika Selatan yang masih memiliki darah Indonesia, bekerja pada International Transport Workers’ Federation (ITF) sebagai Inspector. Telah menjadikan dirinya sebagai pelindung para WNI Indonesia yang memiliki permasalahan di Afrika Selatan. Tidak tanggung-tanggung, dirinya telah memberikan bantuan kepada WNI sejak berdirinya KJRI Cape Town pada 20 tahun yang lalu.

Kasus luar biasa yang sempat menjadi sorotan dunia Internasional adalah terlantarnya 74 ABK asal Indonesia di Cape Town, akibat Kapten Kapal ditangkap oleh otoritas Afrika Selatan karena kasus Illegal Fishing. Hal ini diceritakan oleh salah seorang ABK bernama Rizky Oktaviana yang menceritakan bagaimana ketulusan Cassiem membantu para ABK.

128

Page 129: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

“Setelah 2 minggu terlantar, stok makanan dan air bersih habis, Pak Cassiem bersama isterinya setiap hari membawakan makanan dan air bersih, bahkan tak jarang Pak Cassiem mengajak kami makan di rumahnya dan juga mengajak kami berkeliling Cape Town” kenang Rizky dalam pernyataan tertulisnya. Selain itu, konfirmasi dari KJRI Cape Town juga menyatakan bahwa Cassiem tidak pernah menerima imbalan dari kegiatannya menolong para WNI.

Cassiem dan isterinya merasa, bahwa mereka memiliki ikatan kuat terhadap Indonesia yang memang merupakan tanah asalnya. Sehingga, para ABK pun menganggap Cassiem dan keluarganya sebagai orang tua. “ketika kami akan dipindahkan ke penjara di Johanesberg, Pak Cassiem dan isterinya datang, dia memberikan perlawanan terhadap hal tersebut, meskipun usahanya tidak berhasil dan kami semua dipindahkan ke Johanesberg, Pak Cassiem terkadang datang berkunjung, bahkan beliau juga kadang mengirimkan orang hanya untuk memastikan kondisi kami tetap aman dan baik. Pak Cassiem and His Families are my influence and my inspiration” Tulis Rizky dalam memonya.

Cassiem merupakan tokoh yang patut ditiru. Melindungi dari hati kepada para WNI yang mendapatkan permasalahan di luar negeri dengan ketulusan dan keikhlasannya. Menjadikan dirinya sebagai penerima penghargaan HWPA 2016. Meskipun dirinya tak lagi berkewarganegaraan Indonesia dan tak dapat berbahasa Indonesia, justru tindakan Cassiem telah mengajarkan kita untuk turut serta membantu dan melindungi para WNI sebagaimana amanat konstitusi.

Dyah Asmarani

Kasus upaya kudeta di Turki juga berimbas kepada WNI yang berada di sana, terutama kepada para pelajar yang mendapatkan beasiswa dari Yayasan PASIAD. Hal ini membuat Dyah Asmarani membantu memperjuangkan status mereka sebagai mahasiswa di turki dan mencarikan upaya pemberian beasiswa kepada 215 mahasiswa tersebut.

Dyah Asmarani merupakan seorang diplomat Indonesia yang menjabat sebagai fungsi penerangan, sosial, dan budaya di Kedutaan Besar RI di Ankara (2014-2016). Wanita kelahiran kota malang ini memberikan ketulusannya untuk membantu WNI yang terkena permasalahan tersebut. Melalui sikapnya ini, para

mahasiswa asal Indonesia sering menganggap Dyah sebagai ibu keduanya, “Bu Dyah merupakan sosok ibu kedua kami selama di Turki, sosok yang humble, supel dan baik menjadikannya kami dekat dengan beliau. Bu Dyah selalu tanggap dan cepat dalam menangani masalah kami, bahkan setelah kasus upaya kudeta beliau bekerja full week end dan selalu menjawab telepon kami 24 jam” jelas Intan dalam pernyataan tertulisnya.

Segala upaya Dyah untuk membantu para mahasiswa Indonesia tersebut membuahkan hasil yang positif dengan adanya pemberian beasiswa dan juga keringanan biaya bagi para mahasiswa, serta tetap berlanjutnya mahasiswa yang kampusnya ditutup pada saat itu.

Dyah Asmarani merupakan sosok inspirasi yang layak untuk diikuti, ketulusan menjalankan berbagai tanggung jawabnya sebagai diplomat, termasuk melindungi para WNI dan membantu menyelesaikan permasalah yang terjadi, membuktikan dirinya telah menjalankan amanat konstitusi dengan sangat baik, sehingga akhirnya dirinya menerima penghargaan HWPA 2016.

129

Page 130: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

TAHUN KEDUA KABINET KERJAKALEIDOSKOP PERLINDUNGAN WNI

Editor in Chief Sekretaris REDAKSI DESK REPATRIASI WNI

DESK HAJI DAN UMROHDESK PENYANDERAAN WNIDESK TERORISMEDESK HAJI DAN UMROH

DESK ABK

DESK TPPO

Editor in Chief DESK KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

HERNAWAN BAGASKORO ABID

AWX

YMK MR HM KRP ST

ACH ADP HT WKA

YULIUS MADA KAKA

AMANDA CLARISSA HIMAWAN

MUHAMMAD RAMDHAN

Aurora dwita pangestu

HERMAN F.L MUNTE

HADYAN TAMIMI

KUN RIZKI PUTRANTO

WINANDRIYO KUN ANGGIANTO

SHABDA THIAN

Il Principeby Nicolo Machiavelli

Rogue Lawyerby John Grisham

And The Mountains Echoedby Khalaed Hosseini

We Should Be Feministsby Chimamanda Ngozi

Jewel From Heavenby Erika B Kothe

Mengapa Negara Gagalby Acemoglu

Manhaj Salafby Yazid bin Abdul

When China Rules The Worldby Martin Jacques

The Black Swanby Nassem Taleb

To Kill a Mockingbird by Harper Lee

@awx19

@Ilil_siregar

@tamimid

@chornika

@haryana_ags

@hermanmunte

@rudhie_hartanto

@adonbalikpapan

@nugrohoboni1

@arizkyputra

130

Page 131: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

DESK PERANG DAN KONFLIK POLITIK

DESK PERANG DAN KONFLIK POLITIK

DESK KASUS TKI DESK KASUS TKI

DESK KASUS TKIDESK REPATRIASI WNI DESK REPATRIASI WNI

DESK ABK DESK ABK

RA

AT

SMH RHRP SFA

NDYRARAP

Risa AMBarizky

AHRUL TSANI

SITI MUTHIA HASANAH RUDI HARTANTO

RIZKI ANUGRAH PUTRA NURUL DEWI

RINA PERMATASARI RESTU FAJAR ANGGRIAWAN

YOGI ROHIM ARYANI

Who Rules the Worldby Noam Chomsky

Mr. Justice Rafflesby E.W.Hornung

Freakonomicsby Steven Levitt

Freakonomicsby Steven Levitt

Anythingby Harper Lee

Anythingby Harper Lee

A Little Lifeby Hanya Yanagihara

A Little Lifeby Hanya Yanagihara

Project of Happinessby Greatchen Rubin

@Pratomo_an

@wanindrak

- -

@cccumulonimbus @cccumulonimbus

@chocolattamocca @chocolattamocca

@yogiaryani

Foto:Biro Pers, Media dan Informasi, Sekretariat Presiden Direktorat Infomed, Kemlu Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Kemlu Biro Administrasi Menteri, Kemlu

ADMINISTRASI:Amalia Budi KurniawatiDiah Fachiani

131

Page 132: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

132

Page 133: Pelindungan, bukan Perlindungan - metropolitanland.commetropolitanland.com/pdf/7a82188cae64593df1dfbbceb9557546... · dimaksudkan untuk menegaskan dan memastikan kehadiran negara

And whoever saves one - it is as if he saved mankind entirely.

Holy Quran

133