Menara Listrik.docx
Transcript of Menara Listrik.docx
Menara Listrik (Tower Listrik)
Pada suatu “Sistem Tenaga Listrik”, energi listrik yang dibangkitkan dari pusat
pembangkit listrik ditransmisikan ke pusat-pusat pengatur beban melalui suatu saluran transmisi,
saluran transmisi tersebut dapat berupa saluran udara atau saluran bawah tanah, namun pada
umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara
pada umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media
isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya, dan untuk menyanggah /
merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan
lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi
bangunan yang kokoh, yang biasa disebut menara / tower. Antara menara / tower listrik dan
kawat penghantar disekat oleh isolator.
Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi
(SUTT) ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak
digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah
pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan
penggunaan saluran bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah. Namun demikian perlu
pengawasan yang intensif, karena besi-besinya rawan terhadap pencurian. Seperti yang telah
terjadi dibeberapa daerah di Indonesia, dimana pencurian besi-besi baja pada menara / tower
listrik mengakibatkan menara / tower listrik tersebut roboh, dan penyaluran energi listrik ke
konsumen pun menjadi terganggu.
Suatu menara atau tower listrik harus kuat terhadap beban yang bekerja padanya, antara
lain yaitu:
Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan).
Gaya tarik akibat rentangan kawat.
Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.
Jenis-Jenis Menara / Tower Listrik
Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara / tower listrik dibagi atas 4 macam,
yaitu:
Lattice tower
Tubular steel pole
Concrete pole
Wooden pole
Gambar.1 Lattice tower
Gambar 2. Tubular steel pole
Menurut fungsinya, menara / tower listrik dibagi atas 7 macam yaitu:
1 Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini
hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.
2 Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan
sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan
(penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
3 Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya
menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.
4 Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih
besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.
5 Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat
melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi.
6 Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara
dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing.
7 Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi
yang berbeda tegangan operasinya.
Gambar 3. Tower 2 sirkit tipe suspensi (kiri) dan tension (kanan).
Gambar 4. Tower 4 sirkit tipe suspensi (kiri) dan tension (kanan).
Menurut susunan / konfigurasi kawat fasa, menara / tower listrik dikelompokkan atas:
1 Jenis delta, digunakan pada konfigurasi horizontal / mendatar.
2 Jenis piramida, digunakan pada konfigurasi vertikal / tegak.
3 Jenis Zig-zag, yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower.
Dilihat dari tipe tower, dibagi atas beberapa tipe seperti ditunjukkan pada tabel 1
dan tabel 2.
Tabel 1. Tipe tower 150 kV
Tabel 2. Tipe Tower 500 kV
Komponen-komponen Menara / Tower listrik
Secara umum suatu menara / tower listrik terdiri dari:
Pondasi, yaitu suatu konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki
tower (stub) dengan bumi.
Stub, bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan
pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi.
Leg, kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada
tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan
tinggi leg, sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya.
Common Body, badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg
dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower
dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara
penambahan atau pengurangan.
Super structure, badan tower bagian atas yang terhubung dengan common
body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta
tidak dikenal istilah super structure namun digantikan dengan “K” frame
dan bridge.
Cross arm, bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan
atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada
umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang
mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi empat.
“K” frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan
bridge maupun cross arm. “K” frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang
simetri. “K” frame tidak dikenal di tower jenis pyramid.
Bridge, penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada
tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak
dikenal di tower jenis pyramida.
Rambu tanda bahaya, berfungsi untuk memberi peringatan bahwa
instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar
petir dan tulisan“AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”.
Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah
sebanyak dua buah, dipasang disisi yang mengahadap tower nomor kecil
dan sisi yang menghadap nomor besar.
Rambu identifikasi tower dan penghantar / jalur, berfungsi untuk
memberitahukan identitas tower seperti: Nomor tower, Urutan fasa,
Penghantar / Jalur dan Nilai tahanan pentanahan kaki tower.
Anti Climbing Device (ACD), berfungsi untuk menghalangi orang yang
tidak berkepentingan untuk naik ke tower. ACD dibuat runcing, berjarak
10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah
Rambu tanda bahaya.
Step bolt, baut panjang yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan
tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan
petugas sewaktu naik maupun turun dari tower.
Halaman tower, daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi
keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub
tergantung pada jenis tower .
Perlengkapan stringing sutt 150 kV for ACCC
A. PERLENGKAPAN STRINGING ACCC DAN FUNGSINYA
1. MESIN PENARIK (PULLER)Puller atau yang biasa dikenal dengan Engine merupakan peralatan yang digunakan untuk
menarik konduktor yang akan diganti, pada peralatan ini terdapat dinamo meter sebagai pengontrol daya tarik terhadap konduktor
2. TENSIONER
Tensioner atau yang biasa dikenal dengan Drum adalah peralatan yang digunakan sebagai pengulur guna mengimbangi penarikan yang dilakukan oleh engine, alat ini harus memiliki batas diameter yang telah ditentukan oleh pihak pembuat konduktor, di peralatan ini juga terdapat dynamo meter untuk mengetahui seberapa besar daya tarik.
3. SPLICESplice atau yang dikenal dengan compressor joint merupakan alat yang digunakan untuk
melakukan penyambungan konduktor ACCC. Splice dua kali lebih panjang dari sambungan yang digunakan pada ACSR, hal ini dikarenakan penggunaan composite core pada ACCC yang memerlukan perlakuan khusus agar tidak pecah
4. DEAD ENDDead End merupakan alat yang digunakan sebagai pengikat konduktor pada tower
tension. Dead End yang digunakan pada konduktor ACCC terdiri dari empat bagian yang mana collet dan collet house berfungsi sebagai pengikat inti kabel yang harus diperhatikan dengan baik, kemudian ada inner sleve yang dan Outter Sleve yang berfungsi sebagai pembungkus dan Pointer area untuk menjaga agar air tidak masuk kedalam Dead End pada saat turun hujan dan eye sebagai pengikat pada isolator[2].
5. ROLLERAlat ini digunakan untuk menghindari gesekan konduktor yang bis menyebabkan hal-hal
yang tidak diinginkan. Roller yang digunakan harus dilapisi neoprene, karet atau nylon. Roller harus dipastikan tidak cacat sehingga konduktor tetap aman selama pemasangan.
6. HANGERHanger merupakan alat yang digunakan untuk memasang dua roller pada tower tension
yang memiliki sudut lebih besar dari 30 deraja , untuk menghindari tekukan yang bisa menyebabkan kerusakan pada inti konduktor.
7. PULLING SOCKPulling Sock(sok tarik) berfungsi sebagai panyambungan sementara pada saat penarikan.
Sok tarik hanya diperbolehkan diikat pada bagain ujung.
8. ACCC CORE RETENTION TOOLACCC core retention tool atau yang biasa dikenal dengan BUGmerupakan alat yang sangat
penting dalam proses penarikan, alat ini berfungsi sebagai pengikat core konduktor pada saat penyambungan sementara selama proses penarikan, kesalahan sedikit dalam proses
penyambungan bisa menyebabkan pecahnya inti konduktor ACCC dan bahkan bisa menyebabkan terputusnya konduktor pada saat penarikan.
9. GRIPS
Grips (come along) yang digunakan pada konduktor ACCC haruslah yang memiliki rahang yang panjang di atas 254 mm, hal ini dimaksudkan untuk menjaga inti konduktor agar tidak patah pada saat diikat untuk sementara.
10. PRESSURE PUMPPressure Pump merupakan compressor bertekanan tinggi yang digunakan untuk
mengepress Splice danDead End. Alat ini terdiri dari dua bagian, pompa dan silinder pengepress, silinder press ini dirancang sesuai khusus untuk pengepresan Splice dan Dead End.