Men Jahit

230
1. POLA DASAR BAJU WANITA DEWASA SISTEM SEDERHANA SKALA 1/4 Bagi anda yang ingin belajar untuk menjahit baju sendiri dan tidak punya waktu untuk mengikuti kursus menjahit, maka berikut ini adalah langkah-langkah untuk menggambar pola dasar pakaian wanita sistem sederhana yang dapat anda gunakan. Untuk para pemula dalam bidang jahit menjahit sistem membuat pola dasar sederhana ini akan memudahkan anda dalam mempelajari langkah demi langkah pembuatannya. Gambar dibawah ini menggunakan ukuran badan saya, sementara jika ukuran badan anda lebih besar atau lebih kecil dari ini maka anda tinggal menyesuaikan sesuai ukuran badan anda. UKURAN: 1. Lingkar Leher = 36 cm 2. Lingkar Badan = 88 cm 3. Lingkar pinggang = 60 cm 4. Panjang Muka = 30 cm 5. Lebar Muka = 31 cm 6. Tinggi Dada = 14 cm 7. Panjang Sisi = 17 cm 8. Panjang Bahu = 12 cm 9. Lebar Punggung = 33 cm 10.Panjang Punggung = 36 cm 11.Jarak Dada = 17 cm 1

Transcript of Men Jahit

Page 1: Men Jahit

1. POLA DASAR BAJU WANITA DEWASA

SISTEM SEDERHANASKALA 1/4Bagi anda yang ingin belajar untuk menjahit baju sendiri dan tidak punya waktu untuk mengikuti kursus menjahit, maka berikut ini adalah langkah-langkah untuk menggambar pola dasar pakaian wanita sistem sederhana yang dapat anda gunakan. Untuk para pemula dalam bidang jahit menjahit sistem membuat pola dasar sederhana ini akan memudahkan anda dalam mempelajari langkah demi langkah pembuatannya.Gambar dibawah ini menggunakan ukuran badan saya, sementara jika ukuran badan anda lebih besar atau lebih kecil dari ini maka anda tinggal menyesuaikan sesuai ukuran badan anda.

 UKURAN: 

1. Lingkar Leher = 36 cm2. Lingkar Badan = 88 cm3. Lingkar pinggang = 60 cm4. Panjang Muka = 30 cm5. Lebar Muka = 31 cm6. Tinggi Dada = 14 cm7. Panjang Sisi = 17 cm8. Panjang Bahu = 12 cm9. Lebar Punggung = 33 cm10. Panjang Punggung = 36 cm11. Jarak Dada = 17 cm

1

Page 2: Men Jahit

KETERANGAN POLA BADAN MUKA: A – B = 1/6 Lingkar leher + 2 cmB – C = Panjang MukaC – D = A – E = ¼ Lingkar badan + 1cmA – A1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cmA1 – A2 = Panjang bahuA2 – A3 = turun 4 cmB – B1 = 5 cmB1 – B2 = ½ Lebar mukaC – C1 = ¼ Lingkar pinggang + 1 + 3 cmC – C2 =1/10 Lingkar pinggang + 1 cmC2 – CC3 = 3 cmC1 – C4 = naik 1,5 cmC4 – K = Panjang sisiC – M = Tinggi dadaM – O = ½ Jarak dada

KETERANGAN POLA BADAN BELAKANG:

 A – B = 1,5 – 2 cmB – C = Panjang punggungC – D = A – E = ¼ Lingkar badan – 1 cm A – A 1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cmA1 – A2 = Panjang bahuA2 – A3 = Turun 3 cmB – B1 = 10 cmB1 – B2 = ½ Lebar punggungC – C1 = ¼ Lingkar pinggang – 1cm+3cmC – C2 =1/10 Lingkar pinggangC2 – C3 = 3 cmC1 – K =Panjang sisi

TIPS BAGI YANG MALAS MEMBUAT POLA : Dan jika dengan sistem sederhana anda masih juga males untuk membuat pola dasar baju sendiri, maka berikut trik yang bisa gunakan :

Carilah baju anda yang sudah tidak terpakai lagi tapi masih pas dibadan, mungkin baju ini tidak anda pakai lagi karena terkena noda atau warnanya yang sudah pudar

Ambil silet dan bukalah jahitannya, tapi jangan semuanya melainkan hanya separuh saja, ya separuh bagian muka dan separuh bagian belakang, satu lengan dan kerah. Sedangkan separuh bagian yang lain biarkan masih terjahit seperti aslinya, gunanya adalah untuk referensi kita pada saat kita menjahit pakian yang baru. Jika kita mengalami kebingungan bagian-bagian mana yang harus kita jahit serta bagaimana cara menjahit sakunya atau lengannya, tinggal kita lihat deh.

Seterika potongan potongan kain yang sudah terlepas jahitannya tadi sampai bagian bekas jahitan rata dan rapi.

Tempelkan potongan kain yang sudah diseterika rapi diatas kertas koran dan gambarlah koran tadi mengikuti pinggir potongan kain dengan spidol. Nah Jadi deh pola baju yang sudah siap untuk kita gunakan.

 SELAMAT MENCOBA, SEMOGA SUKSES DAN JANGAN CEPAT MENYERAH !2

Page 3: Men Jahit

2. Gangguan dan Perbaikan Mesin Jahit

Pas kita lagi asik-asik menjahit tiba-tiba benangnya sering putus, dan jalannya mesin terasa berat serta mengeluarkan suara berisik, padahal bajunya dah mau dipakai ke acara pernikahan teman besok pagi. ”Aduh... bagaimana ini?” gak usah bingung pren, disini aku akan berbagi dengan kalian tentang cara mengatasi gangguan pada mesin jahit kita. Ada berbagai macam jenis gangguan mesin jahit yang sering kita jumpai pada saat kita menjahit. Pertama-tama harus kita cari dulu apa penyebabnya baru kemudian menentukan tindakan apa yang harus kita ambil untuk mengatasi gangguan pada mesin jahit kita tersebut. Nah, berikut ini beberapa tips untuk mengatasi gangguan mesin jahit.

1. Mesin tidak lancar dan berisik.Penyebab dari gangguan ini terjadi karena kurang minyak pelumas pada mesin jahit, selain itu pelumas yang digunakan tidak bermutu baik. Adanya benang-benang yang lepas menyangkut pada mesin dan juga penumpukan debu dan sisa serat kain pada gigi mesin.

Perbaikan pada gangguan tersebut di mulai dari membersihkan mesin dari serat-serat kain dan benang yang tertinggal dengan kuas atau sikat. Memberikan minyak pelumas pada throat plate (penutup gigi) dengan pelumas yang berkualitas baik.

2. Benang jahitan atas sering putus.Penyebab gangguan antara lain benang jahit menyangkut karena menjahit dengan arah yang salah. Memasang jarum tidak tepat pada tempatnya yang menyebabkan jarum cepat tumpul atau bengkok sehingga ketegangan benang menjadi terlalu besar. Benang terlalu kasar atau terlalu halus yang tidak sesuai dengan jenis kain yang digunakan.Perbaikan pada gangguan tersebut dapat dilakukan dengan cara:

1. menganti jarum dengan jenis yang baik, 2. menyesuaikan nomor benang dengan nomor jarum yang akan digunakan, 3. setel kembali rumah sekoci dan kendurkan tegangan dengan memperhatikan

keseimbangan dengan benang jahit bawah, 4. tarik kain kearah belakang mesin jahit.

3. Benang jahit bawah sering putusPenyebab gangguan antara lain: benang jahit tidak rapi digulung pada spul/kumparan, tegangan benang pada sekoci (bob bin case) terlalu besar, benang tidak sempurna lewat rumah sekoci, dan banyak debu terdapat pada mekanisme mesin.Perbaikan pada gangguan tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1) bersihkan bagian mekanisme mesin, 2) garis tengah sekoci harus rata secara keseluruhan sehingga benang lewat pada arah yang seharusnya, 3) kurangi ketegangan dan benang dan sesuaikan dengan tegangan benang atas.

4. Benang sering putus.Gangguan terjadi karena jarum tidak pada tempatnya sehingga sering mengenai hook dan menyebabkan jarum tumpul. Jenis jarum tidak sesuai dengan kain yang digunakan. Setelah selesai menjahit kain ditarik kearah yang salah.Perbaikan dapat dilakukan dengan cara: 1) Ganti jarum, sesuikan antara benang jahit, jarum dan kain, 2) Pasanglah jarum pada tempat yang tepat,

3

Page 4: Men Jahit

3) kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan antara benang atas dan benang bawah jahitan.

Penyabab gangguan yang lain: jarum tidak tepat pada tempatnya, jarum tumpul, ukuran benang tidak sesuai dengan jarum yang digunakan, benang atas tidak melewati jalan yang benar.

Perbaikan pada gangguan tersebut dilakukan dengan cara:1)ganti jarum dengan yang tajam dan pasang pada tempat yang tepat,2) Sesuaikan bengan dengan nomor jarum, 3) Pasang benang melewati jalur yang seharusnya. 

5. Jerat benang mengerutPenyebab gangguan antara lain: tegangan benang terlalu kuat, benang tidak melewati jalan yang benar, jarum terlalu besar untuk jenis kain yang digunakan, dan benang bagian bawah tidak digulung dengan rapi.Perbaikan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan dengan benang jahitan bawah, 2) sesuaikan jarum sehingga benang atas melewati jalan yang benar,  3) sesuaikan nomor jarum dengan bahan yang digunakan.6. Jerat benang kendur.Penyebab gangguan antara lain: tegangan benang atas terlalu kendur atau terlalu kencang, pegas pengatur tegangan pada rumah sekoci terlalu besar, dan ukuran jarum tidak sesuai dengan jenis kain.

Perbaikan dapat dilakukan dengan: 1) kendurkan tegangan dengan memperhatikan keseimbangan dengan benang jahitan bawah, 2) sesuaikan tegangan benang atas dengan benang bawah,3) sesuaikan antara benang jahit, jarum dan kain yang akan digunakan.

7. Jalannya kain tidak lancar.Penyebab gangguan antara lain: banyaknya serat berkumpul di sekitar gigi penyuap dan tinggi rendahnya gigi penyuap tidak sasuai. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara: 1) bersihkan bagian gigi penyuap kemudian beri pelumas kemudian tutup kembali dengan cepat, 2) atur mekanisme dan knop gigi penyuap 

Semoga bermanfaat !!!

4

Page 5: Men Jahit

3. Menghias pakaian dengan tusuk hias

Untuk membuat hiasan pada permukaan kain digunakan tusuk hias. Kegiatan ini disebut juga dengan teknik sulaman yaitu teknik membuat ragam hias pada permukaan kain dengan benang. Benang tersebut diatur secara dekoratif pada permukaan kain dengan jalan menusukkan benang dengan bermacam-macam cara. Macammacam tusuk ini dinamakan dengan tusuk hias. Tusuk hias terdiri atas dua kelompok yaitu tusuk hias dasar dan tusuk hias variasi. Tusuk hias dasar yaitu tusuk-tusuk yang merupakan dasar untuk membuat tusuk hias variasi. Tusuk variasi yaitu tusuk yang berasal dari variasi tusuk hias dasar baik dengan memvariasikan arah, jarak dan sebagainya sehingga menghasilkan bermacam-macam tusuk dengan gaya yang berbeda.

A. TUSUK HIAS DASAR

Tusuk hias dasar ada tiga belas macam yatu :

1) Tusuk jelujur yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal ukuran dan jarak turun naik tusuk diatur sama panjang.

2) Tusuk veston yaitu tusuk yang mempunyai dua arah yaitu arah vertikal dan arah horizontal, kaki tusuk arah vertikal dan arah horizontal mempunyai pilinan

3) Tusuk flanel yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada bagian atas dan bagian bawah tusuk bersilang

5

Page 6: Men Jahit

4) Tusuk batang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan setengah dari ukuran tusuk masing-masing saling bersentuhan

5) Tusuk pipih yaitu tusuk yang dibuat turun naik sama panjang dan menutup seluruh permukaan ragam hias.

6) Tusuk rantai yaitu tusuk mempunyai arah horizontal atau vertikal dimana masing-masing tusuk saling tindih menindih sehingga membentuk rantai-rantai yang sambung menyambung.

7) Tusuk silang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada garis tengahnya ada persilangan antara tusuk bagian atas dan tusuk bagian bawah.

8) Tusuk biku yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal ke kiri dan ke kanan

6

Page 7: Men Jahit

9) Tusuk palestrina

yaitu tusuk mempunyai arah horizontal dan setiap tusukan mempunyai tonjolan atau buhulan

10) Tusuk kepala peniti yaitu tusuk yang mempunyai pilihan pada permukaan kain dan menutup semua permukaan ragam hias.

11) Tusuk tikam jejak yaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal dan setengah dari ukuran tusuk saling bersentuhan sehingga pada permukaan kelihatan seperti setikan mesin.

12) Tusuk balut yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal yang dilakukan di atas benang lain atau pada pinggir ragam hias yang dilobangi.

13) Tusuk Holbenyaitu tusuk yang mempunyai arah horizontal dan vertikal dan jarak turun naik tusuk diatur sama panjang sehingga berbentuk jajaran.

7

Page 8: Men Jahit

B. TUSUK HIAS VARIASI

 yaitu tusuk yang merupakan variasi dari tusuk-tusuk dasar, variasi tusuk-tusuk dasar tersebut dapat dilakukan dengan merubah arah, ukuran, jarak tusuk atau mengkombinasikan satu tusuk dengan tusuk yang lain sehingga dari satu tusuk dasar dapat menghasilkan bermacam-macam tusuk variasi yang mempunyai nama tersendiri misalnya variasi dari tusuk silang disebut tusuk silang ganda, variasi dari tusuk rantai tusuk rantai terbuka atau tusuk tulang ikan, variasi tusuk pipih disebut long and short stich, variasi tusuk flanel disebut tusuk chevron dan lainnya. Berikut beberapa contoh tusuk hias variasi :

Variasi tusuk flanel

Variasi tusuk holben

8

Page 9: Men Jahit

4. Cara menjahit kebaya silang tapis lengan lebar

Cara membuat pola 

Buatlah pola dasar depan dan belakang hingga 25 cm dibawah pinggul. Buatlah pola depan lengkap bagian belakang kanan kiri

Gambarlah model silang tapis pada pola depan. Perpanjang bagian bawah 20 cm dari pinggul, buatlah pola garis agak miring didepan  

9

Page 10: Men Jahit

Gambarlah leher silang tapis pada pola depan, dan gambar juga kamisonya yang terlihat sedikit pada bagian dalam dada, kemudian pisahkan masing-masing  

10

Page 11: Men Jahit

Buat lengan lebar sesuai ukuran. Mulai dari siku dibentuk melebar, panjangnya melebihi ujung jari kemudian kutip dan pisahkan

Rancanglah pola kamisol yang sudah dikutip dan yang sidah dipisahkan diatas kainnya.   Karena model kamisol ini bertali, maka panjang talinya sesuai panjang tali depan dan + belakang yang sudah digambar. Panjangnya tidak boleh ditambah atau dikurangi dan tempatnya tidak boleh digeser.

11

Page 12: Men Jahit

Rancanglah semua pola diatas kainnya

X-X  lebar kain 55 cm x 2 = 110 cmX-Z  Panjang kain 155 cmLL    Lapisan leherLD    Lapisan DadaLDB  Lapisan dada bawah

CARA MENJAHIT 

Obraslah semua potongan kain yang akan dijahit Jahitlah kupnat depan dan belakang Kampuhlah jahitan bahu depan dengan bahu belakang Sambunglah kain lapisan leher dengan kain lapisan dada menjadi satu Pasanglah kain lapisan dari leher sampai kebawah keliman kiri, jahitan harus pas

tidak boleh ada yang lebih panjang atau lebih pendek, kemudian tindas kain lapisan dengan mesin 1 mm dari sambungan

12

Page 13: Men Jahit

Aturlah tiras kain lapisan dengan jelujur, kemudian dijahit dengan tusuk soom dan langsung setrika supaya rapi dan licin

Tumpuklah kain dada kanan di bagian atas dan kain dada iri dibagian bawah, letakkan tepat digaris tengah dada supaya bertumpuk, jelujur agar tidak berubah sedikitpun.

Buatlah 4 tanda titik tempat rumah kancing yang akan dibuat dan tempat kancing dipasang

Buka jelujuran tengah dada. Kampuhlah jahitan sisi badan dan setrika kampuhnya sambil disibakkan hingga terbelah 2

Jahitlah keliman bawah dengan tusuk soom Kampuhlah jahutan lengan kanan dan kiri, jahit keliman ujung lengan dengan tusuk

soom Pasanglah lengan kanan kiri pada kerung lengan badan Buatlah rumah kancing dan pasanglah 4 kancingnya pada tanda yang sudah dibuat

tadi

13

Page 14: Men Jahit

5. Alat yang diperlukan dalam menggambar pola busana (1)

1. Pita ukuran (cm)

Pita ukuran (cm), digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan membuat busana atau ukuran model, disamping itu pita ukuran juga dipakai untuk menggambar polabpakaian dan juga digunakan pada waktu penyesuaian pola. Pita ukuran (cm) ada beberapa macam yakni ada yang menggunakan ukuran centimeter dan ada yang ukuran inchi bahkan ada yang menggunakan kedua ukuran tersebut. Pita ukuran (cm) yang baik terbuat dari serbuk kaca atau terbuat dari bahan yang lemas seperti plastik, tepinya tidak bertiras, tidak boleh meregang, garis-garis dan angka kedua permukaan memiliki ukuran yang dicetak dengan jelas, dan letak garis ukuran tepat pada tepi pita ukuran.

2. Penggaris

Untuk menggambar pola busana diperlukan penggaris/rol dressmaker dengan bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus, digunakan untuk membuat garis lurus. Penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis-garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, krah dan garis sisi rok. Sedangkan penggaris segi tiga siku-siku digunakan untuk membentuk garis sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan garis lebar punggung.

3. Kertas Pola (buku pola atau buku kostum)

Kertas pola (buku pola atau buku kostum) merupakan tempat menggambar pola. Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala.

14

Page 15: Men Jahit

Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya bewarna putih, tebal dan halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan letak yang berselang-seling. Lembar halaman bergaris diperlukan untuk mencatat ukuran dan mencatat keterangan pola yang dibuat. Lembaran halaman tidak bergaris (polos) digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran skala.

4. Skala

Skala atau ukuran perbandingan, adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar pola di buku pola. Skala ada beberapa macam yakni ada yang menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat, satu berbanding enam dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat dari kertas yang agak tebal seperti kertas karton dan berbentuk segi panjang, dan letak garis ukuran tepat pada tepi skala. Tepinya tidak bertiras, kedua permukaan memiliki ukuran skala yang berbeda salah satu diantaranya ukuran skala satu berbanding empat, karena skala ukuran ini sering digunakan didalam menggambar pola busana.

5. Pensil dan bool point

Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola. Pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam yakni pensil terbuat dari graphite, pensil ini bagus digunakan dan mempunyai ukuran yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan kode H / HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat, garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil bewarna. Pensil bewarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola di pertajam dengan bollpoin warna hitam.

6. Penghapus (Eraser)

Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah yang bewarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan penghabus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.

7. Jarum

Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d 4 cm. Bentuk jarum pentul / jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalah jarum pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.

15

Page 16: Men Jahit

6. Cara Mengambil Ukuran Pola Baju Wanita Dewasa (2)

Keterangan gambar :1) Lingkar leher : diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar

2) Lebar muka: diukur 6 atau 7 cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan

3) Lingkar badan: diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak terlalu kencang dan ditambah 4 cm.

4) Tinggi dada : diukur dari lekuk leher tengah muka sampai batas diantara dua titik payudara kiri dan kanan.

5) Lingkar pinggang: diukur pas sekeliling pinggang

16

Page 17: Men Jahit

6) Lingkar panggul ; diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara horizontal dengan tidak terlalu ketat

7) Tinggi panggul : diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar pada bagian belakang

8) Lebar punggung : diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang kemudian diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke lingkar kerung lengan kanan

9) Panjang punggung : diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang

10) Panjang rok : diukur dari pinggang sampai panjang rok yang diinginkan

11) Panjang bahu : diukur dari batas lingkar leher sampai batas bahu terendah

12) Panjang lengan : diukur dari bahu terendah sampai panjang yang diinginkan

13) Tinggi puncak lengan : diukur dari bahu terendah sampai batas lengan terbesar/otot lengan atau sama dengan panjang bahu

17

Page 18: Men Jahit

7. Pola dasar baju wanita sistem dressmaking (3)

Ukuran yang dibutuhkan untuk pola sistem Dressmaking

a) Lingkar leher : 38 cmb) Lebar muka : 33 cmc) Lingkar badan : 88 cmd) Tinggi dada : 15 cme) Lingkar pinggang : 66 cmf) Lingkar panggul : 96 cmg) Tinggi panggul : 16 cmh) Lebar punggung : 34 cmi) Panjang punggung : 37 cmj) Panjang rok : 50 cmk) Panjang bahu : 12 cml) Panjang lengan : 24 cmm) Tinggi puncak lengan : 12 cm

** ukuran diatas adalah ukuran untuk belajar menggambar pola dasar pakaian wanita dewasa. Jadi untuk membuat pola baju anda sendiri tinggal mengganti angka-angkanya sesuai ukuran anda

Keterangan Pola

Menggambar pola sistem Dressmaking dimulai dari pola belakang, tetapi sebelumnya ditentukan pedoman umumnya yaitu ukuran ½ lingkar badan yang dimulai dengan sebuah titik.

A - B    = ½ ukuran lingkar badan.A - C    = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.B - B1  = 1,5 cm.B1 - D  = ukuran panjang punggung, buat garis horizontal ketitik E.B - B2  = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm.

18

Page 19: Men Jahit

Hubungkan titik B1 dengan B2 seperti gambar (leher belakang).

C - C1 = 5cm, hubungkan ke titik B2 dengan garis putus-putus (garis bantu).

B2 dipindahkan ukuran panjang bahu melalui garis bantu diberi nama titik B3

B3 - B4  = 1 cm, samakan ukuran B2 ke B4 dan dihubungkandengan garis tegas.B1 - G    = ½ panjang punggung ditambah 1 cm, buat garis horizontal kekiri dan beri nama titik H.B1 - G1  = 9 cm.G1 - F1   = ½ lebar punggung (buat garis batas lebar punggung).

Bentuk garis lingkar kerung lengan belakang mulai dari titik B4 menuju F1 terus ke F seperti gambar.

D - D1   = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm (besar lipit kup) dikurang 1 cm.D - D2   = 1/10 lingkar pinggang.D2 - D3 = 3 cm (besar lipit kup).

Dari D2 dan D3 dibagi 2, dibuat garis putus-putus sampai kegaris badan (G dan H) diukur 3 cm kebawah, dihubungkan dengan titik D2 dan D3 menjadi lipit kup.

D - D1 = ¼ ukuran lingkar pinggang ditambah 3 cm.

D1 dihubungkan dengan F, menjadi garis sisi badan bagian belakang.

Keterangan pola bagian muka

A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm.A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1,5 cm.

Hubungkan titik A1 dengan A2 seperti gambar (garis leher pola muka).

A1 - C2 = ukuran panjang bahu.A2 - A3 = 5 cm.A3 - F2 = ½ lebar muka.

Hubungka titik C2 ke F2 terus ke F seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian muka).

E - E1 = 2 cm (sama besarnya dengan ukuran kup sisi).E1 - E4 = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm (3 cm besar lipit kup dan 1 cm untuk membedakan pola muka dengan belakang).

E1 - E2 = 1/10 lingkar pinggang.E2 - E3 = 3 cm (besar lipit kup).

E2 dan E3 dibagi dua dibuat garis putus-putus sampai kegaris tengah bahu.

A2 - J = ukuran tinggi dada.

19

Page 20: Men Jahit

Dari J dibuat garis sampai ke J1.

J1 - J2 = 2 cm, lalu dihubungkan dengan titik E2 dan E3 membentuk lipit kup.

F - I = 9 cm, lalu dihubungkan dengan garis putus-putus ke titik J1.

J1 - K = 2 cm.

Dari I ke I1 dan I2 diukur masing-masing 1 cm, lalu hubungkan dengan titik K.

I1 - K = I2 - K, yang dijadikan patokan panjang adalah ukuran I1 ke K.

E4 dihubungkan dengan I2 dan titik I1 dengan F, menjadi garis sisi badan bagian muka.

20

Page 21: Men Jahit

8. Pola Dasar Lengan (4)

Ukuran Yang Diperlukan

1). Lingkar kerung lengan = 40cm (diukur dari pola badan)2). Tinggi puncak lengan = 12 cm3). Panjang lengan = 24 cm    Keterangan pola lengan

Menggambar pola lengan dimulai dai titik A yang merupakan puncak lengan.

A - B = panjang lengan.A - C = ukuran tinggi puncak lengan, buat garis sampai ke titik D dan E, setelah diukur dari titik A ½ lingkar kerung lengan yang ukurannya bertemu dengan garis dari tititk C.

Buat garis putus-putus (garis bantu) dari A ke D dan dari A ke E.Garis bantu dari A ke D dan A ke E dibagi tiga. 1/3 dari A ke Ddiberi titik A1 dan dari A ke E dinamakan titik A2.

A1 - A4 = A2 - A3 = 1,5 cm.Titik D1 = 1/3 D - AD ke D1 dibagi dua dinamakan titik D2.D2 - D3 = 0,5 cm.

Hubungkan A dengan A4 dengan D1, D3 dan D seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian muka).Hubungkan A dengan A3 dan E seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian belakang).

G - G1 = E1 - E2 = 1,5 cm.

21

Page 22: Men Jahit

Hubungkan E dengan E2 (sisi lengan bagian belakang), dan D dengan G seperti gambar (sisi lengan bagian muka)

Pola Dasar Rok

Keterangan pola rok muka

Menggambar pola rok dimulai dari titik A.

A - B = panjang rok.A - C = tinggi panggul.A - A1 = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm ( 3 cm untuk besar lipit kup, 1 cm untuk membedakan ukuran pola muka degan pola belakang).

A1 - A2 = 1,5 cm.

Hubungkan A dengan A1 seperti gambar (garis pinggang).

A - D = 1/10 lingkar pinggang.D - D1 = 3 cm.

Pada garis tengah antara D dan D1 dibuat garis lurus sampai batas garis C dengan C1(garis panggul).

D - D1 = 12 cm.C - C1 = ¼ lingkar panggul ditambah 1 cm.B - B1 = C - C1.B1 - B2 = 3 cm.B2 - B3 = 1,5 cm.

22

Page 23: Men Jahit

Hubungkan A1 dengan C1 membentuk garis pinggul dan dari C1 ke B3. Hubungkan B dengan B3 seperti gambar (garis bawah rok).Keterangan pola rok belakang

Menggambar pola rok bagian belakang sama dengan cara meggambar pola rok bagian muka. Bedanya hanya terletak pada ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Ukuran lingkar pinggang dan ukuran lingkar panggul pola bagian muka lebih besar 2 cm dari pada pola bagian belakang.

Tetapi bentuk garis sisi, garis pinggang dan garis bawah rok sama dengan pola rok bagian muka. Untuk itu maka pola rok bagian belakang dibuat dari pola rok bagian muka. Untuk membedakannya cukup dengan memindahkan garis tengah muka sebesar 2 cm dengan cara mengukur dari A ke E sama dengan dari B ke F yaitu 2 cm, hubungkan titik E dengan F dengan garis lurus (garis tengah belakang).

Jika ingin memiliki pola bagian muka dan pola bagian belakang pada kertas yang berbeda, sebaiknya salah satu dari pola rok dipindahkan. Sebaiknya pola yang dipindahkan itu adalah pola bagian belakang, dengan demikian pada pola rok bagian muka juga terdapat pola bagian belakang. Didalam memindahkan pola perlu diperhatikan garis tengah belakang pola mesti dalam posisi lurus, garis pinggang dan garis sisi rok bentuknya mesti sama dengan yang asli.

23

Page 24: Men Jahit

9. MACAM -MACAM MODEL ROK

Rok merupakan bagian pakaian yang dipakai mulai dari pinggang melewati panggul sampai ke bawah sesuai dengan keinginan. Biasanya rok dipakai sebagai pasangan blus. Desain rok cukup bervariasi baik dilihat dari ukuran panjang rok maupun dari siluet rok.

Berdasarkan ukuran panjangnya, rok dapat dibagi atas :

1. Rok micro yaitu rok yang panjangnya sampai batas pangkal paha.2. Rok mini yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan paha atau 10 cm di atas

lutut.3. Rok kini yaitu rok yang panjangnya sampai batas lutut.4. Rok midi yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan betis.5. Rok maxi yaitu rok yang panjangnya sampai mata kaki.6. Rok floor yaitu rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai.

Berdasarkan siluet/bentuk rok, desain rok dapat dibedakan atas :

1. Rok dari pola dasar , merupakan rok yang modelnya seperti pada pola dasar tanpa ada lipit atau kerut.  Rok biasanya menggunakan retsleting pada bagian tengah muka atau tengah belakang.

24

Page 25: Men Jahit

2. Rok span dan semi span, rok span merupakan rok yang bagian sisi bawahnya dimasukkan 2 sampai 5 cm ke dalam sehingga terlihat kecil ke bawah, sedangkan rok semi span merupakan rok yang bagian sisinya lurus ke bawah atau bagian bawah sama besarnya dengan bagian panggul.

3. Rok pias, nama dari rok pias tergantung jumlah pias atau potongan yang dibuat, misalnya rok pias 3, rok pias 4, rok pias 6 dan seterusnya.

4. Rok kerut yaitu rok yang dibuat dengan model ada kerutan mulai dari batas pinggang atau panggul sehingga bagian bawah lebar.

5. Rok kembang atau rok klok, yaitu rok yang bagian bawahnya lebar. Rok ini dikenal dengan rok kembang, rok lingkaran dan rok ½ lingkaran.

6. Rok lipit, rok lipit ada 3 yaitu rok lipit pipih, rok lipit hadap dan rok lipit  sungkup. Rok lipit pipih yaitu rok yang lipitannya dibuat searah seperti rok sekolah murid SD. Rok lipit hadap yaitu rok yang lipitnya dibuat berhadapan, baik pada bagian tengah muka, tengah belakang atau diatur beberapa lipitan pada sekeliling rok. Sedangkan rok lipit sungkup yaitu rok yang lipitnya dibuat berlawanan arah. Misalnya lipit yang satu dibuat kekanan dan yang satu lagi dibuat arah ke kiri. Lipit ini juga sama dengan lipit pada bagian dalam atau bagian buruk bahan pada lipit hadap.

7. Rok bertingkat yaitu rok yang dibuat beberapa tingkat. Rok ini ada yang dibuat 2 atau 3 tingkat yang diatur panjangnya. Umumnya bentuk rok ini sering dijumpai pada busana anak-anak. Tapi tahun ini rok ini juga sedang trend dipakai oleh orang dewasa dan busana muslim.

CONTOH MODEL ROK YANG SEDANG TREND

ROK A-LINEcocok untuk tubuh berbentuk buah pir karena akan menyeimbangkan bagian yang bermasalah

25

Page 26: Men Jahit

ROK BERTINGKATcocok untuk tubuh berbentuk lurus, pilihlah rok bertingkat dengan panjang tepat dilutut 

 ROK PENSILcocok untuk yang bertubuh kecil 

26

Page 27: Men Jahit

 ROK TULIProk tulip merampingkan lutut dan mempercantik betis, cocok untuk yang bertubuh besar tapi

berbentuk

ROK LIPIT ATAS PINGGUL (Rok seragam sekolah SMU)

Cara mengubah pola dasarnya :

Buatlah 2 pola dasar rok berhadapan kanan kiri Garislah mendatar 15 cm dibawah pinggang dan potonglah (A)

27

Page 28: Men Jahit

Semua kupnat dirapatkan sehingga bentuknya berubah (B) Ukurlah keliling depan belakang garis yang dipotong (C) Buatlah kain rok lipitnya 3 kali ukuran tersebut (D) Lipatlah 4 atau 3 cm sesuai model yang diinginkan (E) Dan adalah 2 lembar rok lipit dan sepotong tambahannya E adalah cara melipat lipit KBP adalah kain bantuan pinggang

X-X = Lebar kain 110 cmX-Z = Lebar kain 83 cm x 2 =166 cm

28

Page 29: Men Jahit

10. Cara Menjahit Lengan dengan Rapi

CARA MENJAHIT LENGAN DENGAN RAPI

Saat awal-awal belajar menjahit, kesulita yang paling sering dikeluhkan adalah saat menjahit lengan terutama saat harus menyatukan bagian lengan dengan bagian badan. Hal ini dikarenakan lingkar kerung lengan pada bagian lengan lebih panjang dari pada lubang kerung lengan yang ada pada bagian badan.

Sebenarnya pola lengan memang sengaja dibuat lebih panjang, agar jika dijahit dengan cara yang benar akan menghasilkan bentuk lengan yang terlihat lebih berisi dan tidak lepek, hanya saja untuk menjahitnya memang membutuhkan sedikit teknik dan ketelatenan.

Nah bagi yang baru belajar menjahit dan mengalami kesulitan dalam menjahit lengan, jangan cepat putus asa ya… Disini saya akan memberikan langkah-langkah mudah dalam menjahit lengan agar menghasilkan jahitan lengan yang rapi.

1. Sediakan lengan dan badan bagian muka dan belakang.2. Menjahit sisi badan muka dan belakang, menjahit bahu dengan kampuh buka.3. Setik renggang ½ cm dari garis atas pola dan ½ cm dibawah garis pola (gambar 1)

29

Page 30: Men Jahit

4. Ukur panjang lingkar lengan yang ada di bagian badan dan ukur pula yang lingkar bagian lengan yang akan disatukan dan cari selisihnya

5. Tarik kedua benang yang berada diatas dan dibawah garis pola sepanjang selisih yang diperoleh dilangkah no 4 lalu ratakan.(gambar2)

6. Beri tanda tengah-tengah kepala lengan. (gambar 3)

7. Jahit bagian pinggir lengan dengan kampuh buka (gambar 4)

30

Page 31: Men Jahit

8. Pasang lengan pada badan dijelujur dahulu kemudian dijahit, jangan lupa untuk mengapaskan bagian tengah kepala lengan yang sudah ditandai dengan jahitan bahu. (gambar

9. Gunting tepi kampuh kerung lengan sisakan ¾ cm.

10. Sisa kampuh diselesaikan dengan diobras/difeston.

11. Penyelesaian kelim bawah di som.

12. Lengan yang rapi sudah siap (gambar 6)

Semoga langkah-langkah menjahit lengan ini bisa membantu anda yang baru belajar menjahit. Selamat mencoba, semoga sukses!!!

31

Page 32: Men Jahit

11.Cara Menjahit Saku Vest

Langkah-langkah menjahit Saku Vest1. Menentukan letak saku dan ukurannya.2. Menyiapkan komponen saku vest.3. Memasang viselyn pada lajur / vest4. Lipat lajur / vest dan menjahit dari bagian buruk, lalu tipiskan kampuh, kemudian baliklah dan seterika.5. Menyatukan bahan dasar, vest dan saku dalam.    a. Vest dipasang di bagian baik kain dasar sesuai tanda    b. Memasang tepi lubang saku dari bagian saku dalam    c. Menjahit tepi lubang saku dalam    d. Menggunting lubang saku 0,7 cm sebelum jaitan tepi digunting menyudut

6. Saku dalam diarahkan kebagian buruk, dan dilipat ke bawah, vest diarahkan ke atas. 7. Menjahit tepi saku dalam 2 x (dua kali), guntingan sudut ikut terjahit.8. Meletakkan tepi vest dengan tusuk balut (soom) rapat.9. Mer apikan tepi saku dalam

Gambar menyatukan bahan dasar, vest dan saku dalam

32

Page 38: Men Jahit

Buatlah pola dasar depan dan belakang sampai pinggul Gambarlah bentuk leher pada pola depan dan belakang Perpanjang garis leher depan menjadi kupnat, hingga ke bawah, kutip dan pisahkan

bagian depan kanan dan kiri

 

 Buatlah pola lengan sesuai ukuran pemakai , namun panjangnya ditambah 2 cm  Rancanglah pola depan yang sudah dipisahkan diatas kainnya, juga pola belakangdan

pola lengan 

X-X Lebar kain 55 cm x 2 =110X-Z panjang Kain 135 cm

38

Page 39: Men Jahit

LD Lapisan dadaLB Lapisan belakang

Pola depan bagian kiri (yang akan menjadi tengah depan) dirancang di kain yang berbeda

 Cara menjahit :

1. Obraslah semua tiras potongan kain yang akan dijahit2. Pasanglah kain lapisan dada, balikkan dan tindas 1mm dari tepi jahitan, lipat tepi/tiras

lapisan ke arah dalam, tindas dengan mesin lalu dejahit dengan tusuk som.3. Jahitlah kupnat belakang4. Kampuhlah bahu depan, dengan bahu belakang, dan pasanglah kain lapisan leher,

tindas lapisan dengan mesin, 1 cm dari jahitan, jelujur dan jahit dengan tusuk som5. Pasanglah resleting pada jahitan tengah belakang6. Kampuhlah jahitan sisi badan kanan dan kiri kemudian jahitlah keliman bawah

dengan tusuk som 7. Kampuhlan jahitan lengan kanan dan kiri kemudian jahitlah keliman dengan tusuk

som 8. Pasanglah lengan lengan kanan dan kiri pada kerung lengan badan

39

Page 40: Men Jahit

13. ROK PADANAN KEBAYA : ROK WIRON PADA KAIN BATIK

Rok wiron pada kain batik

40

Page 41: Men Jahit

Cara membuat pola

Buatlah pola rok panjang yang agak sempit dibagian pinggul dan diperpanjang dari bagian pinggul sampai mata kaki

 Sebelum membuat roknya cobalah membuat wiron kain seperti contoh dibawah ini :

Pertama-tama dilipat kedalam, lebarnya 3 cm Kedua dilipat kedalam Ketiga dilipat kedalam Keempat dilipat saling tumpang tindih dan begitu seterusnya 

41

Page 42: Men Jahit

Setelah lancar membuat wiron, mulailah membuat roknya :Buatlah pola rok depanbelakang, gabungan kanan dan kiri (buat rapat/tidak terpisah  dari pinggul, lutut, sampai kaki menjadi satu). Semua garis diluar pola langsung digunting dan dibuang, dan empat pola jadi satu (gambar dibawah ini) sudah siap dirancang diatas kainnya.                

-         Sebelum merancang, pada pinggir kain sebelah kanan kain batik, buatlah 4 atau 5 lipit wiron, jelujur yang rapi.

-         Bentangkan kain batik diatas meja atau lantai, kain untuk bagian luar disebelah bawah, kain untuk bagian dalam disebelah atas

-         Karena panjang kain 220 cm, sedangkan kain yang diperlukan sesudah dibuat wiron panjangnya adalah 155 cm, maka akan ada sisa 65 cm. Sisa ini tidak boleh dipotoang tapi harus dilipat kedalam sehingga menjadi 2 lapis (ULK)

-         Jika model roknya lurus atau tidak sempit dibawah, maka garis pinggir bawah pola akan sejajar dengan pinggir kaian, tetapi jika kain wiron modelnya smpit dibawah (seperti yang dibuat ini) maka ujungnya tidak lurus atau rata lagi.

42

Page 43: Men Jahit

Cara menyiapkan kain wiron-         Rancanglah pola depan diatas kain berwiron, 2 cm dari tepi wiron, jangn diletakkan tepat

ditepi wiron karena garis pinggir bawah menjadi sejajar dengan pinggir kain-         Rancanglah lagi pola belakang (3) rapat sekali dengan pasangannya (2) Akhirnya garis

pinggirbawah bertambah miring-         Rancanglah lagi pola depan (4) rapat, jadi satu dengan pola belakangnya (3) maka sudah

tentu garis pinggir bawah menjadi miring sekali Itulah sebabnya bila mana kain bagian kanan dan kiri sudah dikampuh, maka pinggir bawah pada kaki menjadi tidak rata / tinggi sebelah

-         Untuk menjahit sampai selesai, semua tanda garis pada pola dibuat pada kain. Tanda garis pinggang, pinggul, dan kupnat semuanya harus tertera dengan jelas pada kain sehingga apabila pola diangkat agar mudah menjahit dan mengampuhnya.

-         Setelah garis-garis pola dan garis kupnat yang pertama tertera lengkap di atas kain, letakkanlah pola secara terbalik.

-         Padukan garis pinggang pola depan dan pola belakang. Padukan juga garis kupnat lalu garis pola (1) deletakkan juga dengan cara terbalik, supaya tertera juga pada kain.

-         Pada pola belakang harus tertebih dahulu dibuat garis lurus mendatar, baru kemudian pola belakang kanan dan kiri dipadukan jadi satu. Balikkan juga hingga letaknya tertbalik, dan cetaklah semua garis polanya di atas kain, demikian pola depan (4) dipasang terbalik juga.

-         Apabila semua garis tanda sudah dibuat, maka akan tertihat di atas kain dengan nyata dan jelas seperti garis-garis pada halaman merancang pola kain wiron (lihat gambar diatas.

Cara menjahit:-         Jahitlah bagian yang mendatar pada pola belakang, menjahitnya dicubit seperti menjahit

kupnat runcing kanan kiri.-         Kampuhlah jahitan pinggul kanan dan kin, tepat sampai garis runcingnya di sekitar pinggul,

jadi di sisi kanan dan kiri kain tidak ada jahitan.-         Apabila kupnat dan jahrtan pinggang dan pinggul sudah selesai semua, ballklah pinggir kain

menutupi semua jahitan, maka kain terlihat pendek karena sudah dilipat.-         Apabila lipatan ini dengan sendirinya sudah benar, maka bagian yang sudah ada jahitan

kupnat dijahit dengan mesin, supaya lipatan atau kain yang menjadi lapisan pinggang menjadi kust dan tidak berubah/terbuka lagi.

-         Lipatlah garis sisi kanan dan kiri, padukan atau tumpuk garis tengah depan yang diletakkan sebelah kiri bawah, adapun yang ada wironnya diletakkan di sebelah atas.

-         Bagian pinggir pinggang yang sudah rapi dengan lapisannya yang kanan dan yang kiri dipadukan dengan tepat, tidak boleh ada yang lebih ke atas atau ke bawah. Meskipun di bagian ujung wiron (di dekat mata kaki) tertihat tidak rata, biarkan saja sebab demikianlah model kain wiron ini.

43

Page 44: Men Jahit

14. Cara Mengambil Ukuran Pola Pakaian Pria Dewasa

Sebelum menggambar pola dasar badan untuk pria terlebih dahulu diambil ukuran. Ukuran yang diperlukan untuk menggambar pola dasar untuk pria, hanya  membutuhkan empat jenis ukuran, yaitu lingkar badan, lingkar leher, panjang bahu dan panjang punggung.Dibawah ini dapat dilihat cara mengambil ukuran satu persatu.1). Lingkar badan, diukur sekeliling badan terbesar ditambah 4 cm

2). Panjang bahu, diukur dari bahu tertinggi pada leher sampai bahu terendah

3). Lingkar leher, diukur sekeliling pangkal leher

4). Panjang punggung, diukur dari tulang leher Belakang dalam posisi lurus sampai batas pinggang.

44

Page 45: Men Jahit

15. CARA MENGGAMBAR POLA DASAR PAKAIAN PRIA DEWASA

Ukuran yang di butuhkan :Lingkar badan = 86 cmLingkar leher = 40 cmPanjang bahu = 17 cmPanjang Punggung = 46 cm

Keterangan pola dasar priaA - B = adalah ½ lingkar badan.B - B1 = 3 cmB1 - D = panjang punggung.Buat garis empat persegi A – B – D – CC - F = ½ C - D.Hubungkan E dan F dengan garis putus-putus.B - G = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm, hubungkan B1 dengan G seperti gambar.B1 - H = ½ ukuran panjang punggung, buat garis horizontal dari H keJ.E - E1 = 3 cm, dibuat garis datar kekiri dan kanan.G - I = ukur panjang bahuH - H1 = ½ lebar punggung, dibuat garis vertikal sampai garis bahu.Hubungkan I dengan K seperti gambar (lingkar kerung lengan pola belakang)A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm.A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 1,5 cm.Hubungkan A1 dengan A2 seperti gambar (leher bagian muka).A1 - d = panjang bahu.J - J1 = ½ lebar muka, dibuat garis vertikal sampai garis bahu di namakan titik d1.Hubungkan d dengan K seperti gambar (lingkar kerung lengan pola bagian muka)

45

Page 46: Men Jahit

16. POLA DASAR CELANA PRIA

CARA MENGAMBIL UKURAN POLA CELANA PRIA

Panjang celana, diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan. Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang. Lingkar pesak, diukur dari batas pinggang belakang, melalui selangkangan menuju

garis pinggang bagian muka. Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar Lingkar panggul, diukur sekeliling panggul terbesar. Lingkar ujung kaki celana, diukur sekeliling kaki celana sesuai dengan model. Panjang lutut, diukur dari pinggang sampai batas lutut. Lingkar Lutut, diukur sekeliling lutut sesuai dengan keinginan.

46

Page 47: Men Jahit

Keterangan menggambar celana pria Pola bagian mukaAmbil titik A, buat garis mendatar dan garis tegak lurus. A - C = panjang celana. A - B = 1/3 lingkar pesak ditambah 5 cm Buat garis datar kekiri dan kekanan. B - D = B - E yaitu ¼ lingkar paha dikurangi 4 cm (ukuran E ke D adalah ½ lingkar paha dikurang 4 cm). D - F = F - G yaitu 3 cm, Buat garis vertikal dinamakan titik H (buat garis antu). H - I = 1 cm, Hubungkan titik I - G dengan garis lurus terus ke D dengan garis melengkung. I - N = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm untuk kup. I - Y = 1/10 lingkar pinggang. Y - K = L - M yaitu 2 cm. K - L = 3 cm. N - O = 3 cm. O - P = 13 cm, Hubungkan O ke P dengan garis lurus (untuk saku samping). A - Q = ukuran panjang lutut. Q - R = Q - S yaitu 1/4 lingkar lutut dikurang 2 cm (R ke S adalah ½ lingkar lutut). C - C1 = C - C2 yaitu ¼ lingkar kaki dikurang 2 cm (C1 ke C2 adalah ½ lingkar ujung kaki celana). H - H1 = 4 cm. I - I1 = 18 cm. Hubungkan H1 dengan I1 seperti gambar. Hubungkan N dengan C2 melewati titik E dan S seperti gambar, dan hubungkan D dengan C1 melewati titik R.

Pola bagian belakang.Pola celana bahagian belakang di buat berdasarkan pola bagian muka, caranya sebagai berikut : Pindahkan pola celana bagian muka bersamaan dengan tanda-tanda pola. Garis sisi celana bagian pinggang diberi nama titik A.A - C = ¼ lingkar pinggang ditambah 2 cm untuk kupnat. Hubungkan A dengan C, dengan membentuk sudut siku pada garis A ke C dan A ke E. Titik B = ½ A - B. B - B1 = 2 cm. D - E = 5 cm, Buat garis datar kekanan melewati pola bagian muka. E - F ditambah E - H = ½ lingkar panggul. I - Y = 8 cm, Hubungkan titik C ke H dengan garis lurus, terus ke Y dengan garis melengkung. K - M = L - N yaitu 4 cm. Hubungkan titik Y ke M dengan garis melengkung, terus ke titik N dengan garis lurus seperti gambar.

47

Page 48: Men Jahit

17. Pola Dasar Baju Anak

1. Cara Mengambil Ukuran Baju Anak

Mengambil ukuran anak harus dipelajari dan dilakukan dengan penuh perhatian. Karena ukuran merupakan dasar dalam menggambar pola busana, jika ukuran salah maka hasil pola tidak akan sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Untuk memperkecil kesalahan ambillah ukuran dengan tepat dan benar dengan urutan sebagai berikut :

 a). Ukuran yang diperlukan dan cara mengambil ukuran  :

1. Lingkar badan, diukur sekeliling Badan melalui ketiak ditambah 4 centimeter2. Lingkar pinggang, diukur sekeliling Pinggang ditambah dua centimeter.3. Panjang punggung, diukur dari ruas Tulang leher belakang yang paling Menonjol, sampai

kebatas pinggang4. Lebar punggung, diukur melebar di Punggung, dari batas lingkar kerung Lengan kiri

sampai batas lingkar kerung Lengan kanan.  5. Lebar muka, diukur melebar didada dari batas lingkar kerung kiri sampai batas lingkar

kerung lengan kanan.6. Panjang muka, diukur dari lekuk leher sampai batas pinggang.7. Panjang bahu, diukur dari batas leher Sampai ujung bahu.8. Lingkar Kerung lengan, diukur sekeliling lubang lengan datambah satu centimeter9. Lingkar leher, diukur sekeliling leher

2. Cara Menggambar Pola Dasar baju anak

Ukuran yang diperlukan : Lingkar badan = 72 cmLingkar pinggang = 64 cm

48

Page 49: Men Jahit

Panjang punggung = 29 cmLebar punggung = 30 cmLebar muka = 28 cmPanjang bahu = 10 cmLingkar Kerung lengan = 30 cmLingkar leher = 30 cm

Keterangan pola bagian mukaA - B = ½ lingkar badan.B - B1 = 1,5 cm.B1 - D = ukuran panjang punggung,Buat garis empat persegi dari A ke B, B ke D dan dari A ke C, terus dari B ke C dan dari D ke C dengan garis bantu.A - E = D - F = ¼ lingkar badan, hubungkan E dan F dengan garis bantu (garis putus-putus).A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 0,5 cm,A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm,Hubungkan A1 dengan A2 seperti gambar (garis leher bagian muka).E - E1 = 1/3 panjang bahu, buat garis mendatar pada titik E1.a2 - A3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh garis E1.A - e1 = ½ panjang punggung.C1 - C2 = ½ lebar muka, buat garis vertikal sampai garis bahu.Hubungkan A3 dengan K seperti gambar.C - C1 = 1/10 lingkar pinggang,C1 ke C2 dibagi dua, hubungkan dengan garis bahu titik A4,Bentuk lipit kup dari C1 dan C2 seperti gambar.B - B2 = 1,5 cm.B - b2 = 1/6 lingkar leher ditambah 0,5 cm,Hubungkan B1 dengan B2 seperti gambar.B2 - B3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh garis E1.B - D1 = ½ panjang punggung,D1 - D2 = ½ lebar punggung, buat garis vertikal sampai garis bahu.Hubungkan titik B3 dengan K seperti gambar (lingkar kerung lenganbagian belakang).D - D1 = 1/10 lingkar pinggang,D1 ke D2 dibagi dua, hubungkan dengan titik B4.Hubungkan D1 dengan D2 membentuk lipit kup seperti gambar.

49

Page 50: Men Jahit

18.BALAJAR CARA MEN DESAIN BUSANA (BAG 1)

Bagi teman-teman yang ingin bisa mendisain busana sendiri, disini saya akan berbagi tentang cara mendisain busana sendiri. Tulisan ini terdiri dari 9 bagian dari mulai mengenal pengertian desain, unsur-unsur desain, cara menggambar bagian-bagian tubuh dalam desain, cara menggambar bagian-bagian busana sampai pada pewarnaan gambar. Semoga artikel ini bisa membantu teman-teman, paling tidak saat mau ke penjahit teman-teman bisa menggambar sendiri model pakaian yang teman-teman inginkan dan si penjahit juga tidak kesulitan untuk memahami model pakaian yang teman-teman maksudkan. Akhirnya Selamat mencoba, dan jangan mudah putus asa ya...!

Busana dan pelengkap (milineris dan asesoris) yang kita pakai setiap hari dibuat tidak asal jadi, tetapi berdasarkan pola atau rancangan tetentu yang disebut dengan desain. Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat, semakin banyak memerlukan peran desain, semakin tinggi selera masyarakat semakin tinggi pula tuntutan kecermatan desainnya. Hal ini disebabkan karena dalam berbusana manusia selalu menuntut dua nilai sekaligus, yaitu nilai jasmaniah berupa enak dan nyaman dipakai dan nilai rohaniah berupa keindahan dan keanggunan.Desain busana merupakan pengetahuan dasar bagi seorang calon desainer. Pada desain busana ini akan dijelaskan tentang pengertian desain busana, jenis-jenis desain, unsur-unsur desain, prinsip-prinsip desain, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mendesain, desain anatomi tubuh, teknik menggambar bagian-bagian busana dan teknik pewarnaan, dan penyelesaian desain.Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya, dan tidak akan indah atau menarik dilihat tanpa mempertimbangkan prinsip-prinsip desain. Apa saja yang tergolong pada unsur dan prinsip desain ini akan dibahas secara mendalam pada bab ini. Dengan pengetahuan tentang desain ini, diharapkan seorang calon desainer dapat membuat desain busana dengan baik dan benar.Desain tidak hanya sekedar gambar saja, tetapi dengan desain seseorang dapat membuat pakaian mulai dari mengambil ukuran, membuat pola, pecah pola, menggunting sampai menjahit pakaian. Dengan kata lain, desain merupakan pedoman seseorang dalam mewujudkan pakaian ke bentuk sebenarnya. Jadi, jelaslah bahwa desain memegang peranan penting dalam pembuatan suatu pakaian.

A. Pengertian DesainDesain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti ”rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, ”desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya, dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti busana. Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.

B. Jenis-Jenis Desain

Secara umum desain dapat dibagi 2, yaitu desain struktur (structural design) dan desain hiasan (decorative design).

1. Desain Struktur (Structural Design)Desain struktur pada busana disebut juga dengan siluet busana (silhouette). Siluet adalah garis luar dari suatu pakaian, tanpa bagian-bagian atau detail seperti lipit, kerut, kelim, kup, dan lain-lain. Namun jika detail ini ditemukan pada desain struktur, fungsinya hanyalah sebagai pelengkap.Berdasarkan garis-garis yang dipergunakan, siluet dapat dibedakan atas beberapa bagian yang ditunjukkan dalam bentuk huruf. Dalam bidang busana dikenal beberapa siluet, yaitu:a. Siluet A

50

Page 51: Men Jahit

Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas kecil, dan bagian bawah besar. Bisa juga tidak mempunyai lengan. b. Siluet YMerupakan model pakaian dengan model bagian atas lebar tetapi bagian bawah atau rok mengecil.

c. Siluet IMerupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas besar atau lebar, bagian badan atau tengah lurus dan bagian bawah atau rok besar.

d. Siluet SMerupakan pakaian yang mempunyai model dengan bagian atas besar, bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau rok besar.

51

Page 52: Men Jahit

e. Siluet TMerupakan pakaian yang mempunyai desain garis leher kecil, ukuran lengan panjang dan bagian bawah atau rok kecil.

f. Siluet LMerupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet, dapat diberikan tambahan dibagian belakang dengan bentuk yang panjang/drapery. Bentuk ini biasanya terlihat pada pakaian pengantin barat.

2. Desain Hiasan (Decorative Design)Desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah keindahan desain struktur atau siluet. Desain hiasan dapat berupa krah, saku, renda, sulaman, kancing hias, bus, dan lain-lain.Desain hiasan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu:a. Hiasan harus dipergunakan secara terbatas atau tidak berlebihan.b. Letak hiasan harus disesuaikan dengan bentuk strukturnya.c. Cukup ruang untuk latar belakang, yang memberikan efek kesederhanaan dan keindahan terhadap desain tersebut.d. Bentuk latar belakang harus dipelajari secara teliti dan sama indahnya dengan penempatan pola-pola pada benda tersebut.e. Hiasan harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan sesuai dengan cara pemeliharaannya.

52

Page 53: Men Jahit

19. UNSUR-UNSUR DESAIN BUSANA (2)

Bagi teman-teman yang ingin bisa mendisain busana sendiri, disini saya akan berbagi tentang cara mendisain busana sendiri. Tulisan ini terdiri dari 9 bagian dari mulai mengenal pengertian desain, unsur-unsur desain, cara menggambar bagian-bagian tubuh dalam desain, cara menggambar bagian-bagian busana sampai pada pewarnaan gambar. Semoga artikel ini bisa membantu teman-teman, paling tidak saat mau ke penjahit teman-teman bisa menggambar sendiri model pakaian yang teman-teman inginkan dan si penjahit juga tidak kesulitan untuk memahami model pakaian yang teman-teman maksudkan. Akhirnya Selamat mencoba, dan jangan mudah putus asa ya...

Unsur-Unsur Desain

Seorang desainer adalah seorang seniman yang mengekspresikan ide dan kreatifitasnya dalam bentuk rancangan busana. Suatu rancangan tercipta melalui suatu proses totalitas berfikir dengan memadukan ilmu seni rupa dengan unsur-unsur lain yang mendukung. Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan desain sehingga orang lain dapat membaca desain tersebut. Maksud unsur disini adalah unsur-unsur yang dapat dilihat atau sering disebut dengan unsur visual. Unsur-unsur desain ini terdiri atas garis, arah, bentuk, tekstur, ukuran, value, dan warna. Melalui unsur-unsur visual inilah seorang perancang dapat mewujudkan rancangannya.

1. GarisGaris merupakan unsur yang paling tua yang digunakan manusia dalam mengungkapkan perasaan atau emosi. Yang dimaksud dengan unsur garis ialah hasil goresan dengan benda keras di atas permukaan benda alam (tanah, pasir, daun, batang, pohon dan sebagainya) dan benda-benda buatan (kertas, dinding, papan dan sebagainya). Melalui goresan-goresan berupa unsur garis tersebut seseorang dapat berkomunikasi dan mengemukakan pola rancangannya kepada orang lain. Ada 2 jenis garis sebagai dasar dalam pembuatan bermacam-macam garis, yaitu:a. Garis LurusGaris lurus adalah garis yang jarak antara ujung dan pangkalnya mengambil jarak yang paling pendek. Garis lurus merupakan dasar untuk membuat garis patah dan bentuk-bentuk bersudut. Apabila diperhatikan dengan baik, akan terasa bahwa macam-macam garis ini memberikan kesan yang berbeda pula. Kesan yang ditimbulkan garis ini disebut watak garis.b. Garis LengkungGaris lengkung adalah jarak terpanjang yang menghubungkan dua titik atau lebih. Garis lengkung ini berwatak lebih dinamis dan luwes.

53

Page 54: Men Jahit

Setiap garis memberi kesan tertentu yang dinamakan sifat/watak garis. Adapun sifat-sifat dari garis, yaitu:a. Sifat Garis LurusGaris lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh-sungguh dan keras, namun dengan adanya arah sifat garis dapat berubah seperti:1) Garis lurus tegak memberikan kesan keluhuran2) Garis lurus mendatar memberikan kesan tenang3) Garis lurus miring/diagonal merupakan kombinasi dari sifat garis vertikaldan horizontal yang mempunyai sifat lebih hidup (dinamis).b. Sifat Garis LengkungGaris lengkung memberi kesan luwes, kadang-kadang bersifat riang dan gembira. Dalam bidang busana garis mempunyai fungsi:1) Membatasi bentuk struktur atau siluet.2) Membagi bentuk struktur ke dalam bagian-bagian pakaian untuk menentukan model pakaian.3) Memberikan arah dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh, seperti garis princes, garis empire, dan lain-lain.

2. ArahPada benda apa pun, dapat kita rasakan adanya arah tertentu, misalnya mendatar, tegak lurus, miring, dan sebagainya. Arah ini dapat dilihat dan dirasakan keberadaannya. Hal ini sering dimanfaatkan dalam merancang benda dengan tujuan tertentu. Misalnya dalam rancangan busana, unsur arah pada motif bahannya dapat digunakan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh si pemakai. Pada bentuk tubuh gemuk, sebaiknya menghindari arah mendatar karena dapat menimbulkan kesan melebarkan. Begitu juga dalam pemilihan model pakaian, garis hias yang digunakan dapat berupa garis princes atau garis tegak lurus yang dapat memberi kesan meninggikan atau mengecilkan orang yang bertubuh gemuk tersebut.

3. BentukSetiap benda mempunyai bentuk. Bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua dimensi (shape). Apabila bidang tersebut disusun dalam suatu ruang, maka terjadilah bentuk tiga dimensi atau form. Jadi, bentuk dua dimensi adalah bentuk perencanaan secara lengkap untuk benda atau barang datar (dipakai untuk benda yang memiliki ukuran panjang dan lebar), sedangkan tiga dimensi adalah yang memiliki panjang, lebar dan tinggi.Berdasarkan jenisnya, bentuk terdiri atas bentuk naturalis atau bentuk organik, bentuk geometris, bentuk dekoratif dan bentuk abstrak. Bentuk naturalis adalah bentuk yang berasal dari bentuk-bentuk alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bentukbentuk alam lainnya. Bentuk geometris adalah bentuk yang dapat diukur dengan alat pegukur dan mempunyai bentuk yang teratur, contohnya bentuk segi empat, segi tiga, bujur sangkar, kerucut, lingkaran, dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk dekoratif merupakan bentuk yang sudah diubah dari bentuk asli melalui proses stilasi atau stilir yang masih ada ciri khas bentuk aslinya. Bentuk-bentuk ini dapat berupa ragam hias pada sulaman atau hiasan lainnya yang mana bentuknya sudah tidak seperti bentuk sebenarnya. Bentuk ini lebih banyak dipakai untuk menghias bidang atau benda tertentu. Bentuk abstak merupakan bentuk yang tidak terikat pada bentuk apa pun, tetapi tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip desain.

4. Ukuran54

Page 55: Men Jahit

Ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun benda lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan dalam suatu desain hendaklah diatur ukurannya dengan baik agar desain tersebut memperlihatkan keseimbangan. Apabila ukurannya tidak seimbang, maka desain yang dihasilkannya akan kelihatan kurang baik. Misalnya dalam menata busana untuk seseorang, orang yang bertubuh kecil mungil sebaiknya tidak menggunakan tas atau aksesories yang terlalu besar karena terlihat tidak seimbang.

5. TeksturSetiap benda mempunyai permukaan yang berbeda-beda, ada yang halus dan ada yang kasar. Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang terlihat pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara melihat atau meraba. Dengan melihat akan tampak pemukaan suatu benda misalnya berkilau, bercahaya, kusam tembus terang, kaku, lemas, dan lain-lain. Sedangkan dengan meraba akan diketahui apakah permukaan suatu benda kasar, halus, tipis, tebal ataupun licin. Tekstur yang bercahaya atau berkilau dapat membuat seseorang kelihatan lebih besar (gemuk), maka bahan tekstil yang bercahaya lebih cocok dipakai oleh orang yang bertubuh kurus sehingga terlihat lebih gemuk. Tekstur bahan yang tembus terang seperti siffon, brokat dan lain-lain kurang cocok dipakai oleh orang yang berbadan gemuk karena memberi kesan bertambah gemuk.

6. Value (Nada Gelap dan Terang)Benda hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alam maupun cahaya buatan. Jika diamati pada suatu benda terlihat bahwa bagian-bagian permukaan benda tidak diterpa oleh cahaya secara merata, ada bagian yang terang dan ada bagian yang gelap. Hal ini menimbulkan adanya nada gelap terang pada permukaan benda. Nada gelap terang ini disebut dengan istilah value.

7. WarnaWarna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Dengan adanya warna menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu, warna juga dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang dirancang. Warna dapat menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi yang sangat banyak, yaitu warna muda, warna tua, warna terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang. Sedangkan dilihat dari sumbernya, ada warna merah, biru, kuning, hijau, orange, dan lain sebagainya. Tetapi jika disebut warna panas, warna dingin, warna lembut, warna ringan, warna sedih, warna gembira dan sebagainya, ini disebut jugadengan watak warna. Warna-warna tua atau warna hitam dapat memberi kesan berat dan menyusutkan  bentuk. Oleh karena itu, apabila kita menata busana untuk seseorang, hendaklah disesuaikan dengan orang tersebut. Misalnya orang yang bertubuh gemuk hendaklah dipilih warna yang tidak terlalu cerah atau warna-warna redup karena warna ini dapat menyusutkan bentuk tubuh yang gemuk tersebut.

a. Pengelompokan warnaAda  bermacam-macam teori yang berkembang mengenai warna, di antaranya teori Oswolk, Mussel, Prang, Buwster, dan lain-lain. Dari bermacam-macam teori ini yang lazim dipergunakan dalam desain busana dan mudah dalam proses pencampurannya adalah teori warna Prang karena kesederhanaannya. Prang mengelompokkan warna menjadi lima  bagian, yakni warna primer, sekunder, intermedier, tertier, dan kuarter.

55

Page 56: Men Jahit

1) Warna primer, warna ini disebut juga dengan warna dasar atau pokok karena warna ini tidak dapat diperoleh dengan pencampuran hue lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru.

2) Warna sekunder, warna ini merupakan hasil pencampuran dari dua warna primer. Warna sekunder terdiri terdiri dari orange, hijau, dan ungu.a) Warna orange merupakan hasil dari pencampuran warna merah dan warna kuning.b) Warna hijau merupakan pencampuran dari warna kuning dan biru.c) Warna ungu adalah hasil pencampuran merah dan biru.

56

Page 57: Men Jahit

3) Warna intermediet, warna ini dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan mencampurkan warna primer dengan warna sekunder yang berdekatan dalam lingkaran warna atau dengan cara mencampurkan dua warna primer dengan perbandingan 1:2.

a) Kuning hijau (KH)     adalah hasil pencampuran dari kuning ditambah hijau  atau dua bagian kuning ditambah satu bagian biru (K+K+B)b) Biru hijau (BH) adalah hasil pencampuran biru ditambah hijau  atau dua bagian biru di tambah satu bagian kuning (B+B+K)c) Biru ungu (BU) adalah hasil pencampuran biru dengan ungu atau pencampuran dua bagian biru dengan satu bagian merah (B+B+M).d) Merah ungu (MU) adalah hasil pencampuran merah dengan ungu atau pencampuran dua bagian merah dan satu bagian biru (M+M+B)e) Merah orange (MO) adalah hasil pencampuran merah dengan orange atau pencampuran dua bagian merah dan satu bagian kuning (M+M+K)f) Kuning orange (KO) adalah hasil pencampuran kuning dengan orange atau pencampuran dua bagian kuning dan satu bagian merah (K+K+M)

4) Warna tertierWarna tertier adalah warna yang terjadi apabila dua warna sekunder dicampur. Warna tertier ada tiga, yaitu tertier biru, tertier merah, dan tertier kuning.a) Tertier biru adalah hasil pencampuran ungu dengan hijau.b) Tertier merah adalah hasil pencampuran orange dengan ungu.c) Tertier kuning adalah hasil pencampuran hijau dengan orange.

5) Warna kwarterWarna kwarter adalah warna yang dihasilkan oleh pencampuran dua warna tertier. Warna kwarter ada tiga, yaitu kwarter hijau, kwarter orange, dan kwarter ungu.a) Kwarter hijau terjadi karena percampuran tertier biru dengan tertier kuning.b) Kwarter orange terjadi karena percampuran tertier merah dengan tertier kuning.c) Kwarter ungu terjadi karena percampuran tertier merah dengan tertier biru.

b. Pembagian Warna Menurut SifatnyaWarna menurut sifatnya dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu sifat panas dan dingin atau hue dari suatu warna, sifat terang dan gelap atau value warna, serta sifat terang dan kusam atau intensitas dari warna.1) Sifat panas dan dinginSifat panas dan dingin suatu warna sangat dipengaruhi oleh huenya. Hue merupakan suatu istilah yang dipakai untuk membedakan suatu warna dengan warna yang lainnya, seperti merah, kuning, biru, dan lainnya. Perbedaan antara merah dan kuning ini adalah perbedaan huenya. Hue dari suatu warna mempunyai sifat panas dan dingin. Warna-warna panas adalah

57

Page 58: Men Jahit

warna yang berada pada bagian kiri dalam lingkaran warna, yang termasuk dalam warna panas ini yaitu warna yang mengandung unsur merah, kuning, dan jingga. Warna panas ini memberi kesan berarti agresif, menyerang, membangkitkan, gembira, semangat, dan menonjol. Sedangkan warna yang mengandung unsur hijau, biru, ungu disebut warna dingin. Warna dingin lebih bersifat tenang, pasif, tenggelam, melankolis, serta kurang menarik perhatian.2) Sifat terang dan gelapSifat terang dan gelap suatu warna disebut dengan value warna. Value warna ini terdiri atas beberapa tingkat. Untuk mendapatkan value ke arah yang lebih tua dari warna aslinya disebut dengan shade, dilakukan dengan penambahan warna hitam. Sedangkan untuk warna yang lebih muda disebut dengan tint, dilakukan dengan penambahan warna putih.3) Sifat terang dan kusamSifat terang dan kusam suatu warna dipengaruhi oleh kekuatan warna atau intensitasnya. Warna-warna yang mempunyai intensitas kuat akan kelihatan lebih terang, sedangkan warna yang mempunyai intensitas lemah akan terlihat kusam.

c. Kombinasi WarnaDari berbagai warna yang sudah ada, besar kemungkinan belum ditemui warna yang diinginkan. Oleh sebab itu, warna ini perlu dikombinasikan. Mengkombinasikan warna berarti meletakkan dua warna atau lebih secara berjejer atau bersebelahan. Jenis-jenis kombinasi warna dapat dikelompokkan atas:1) Kombinasi monokromatis atau kombinasi satu warna yaitu kombinasi satu warna dengan value yang berbeda. Misalnya merah muda dengan merah, hijau muda dengan hijau tua, dll. seperti di bawah ini:

2) Kombinasi analogus yaitu kombinasi warna yang berdekatan letaknya dalam lingkaran warna. Seperti merah dengan merah keorenan, hijau dengan biru kehijauan, dll.

3) Kombinasi warna komplementer yaitu kombinasi warna yang bertentangan letaknya dalam lingkaran warna, seperti merah dengan hijau, biru dengan orange dan kuning dengan ungu.

4) Kombinasi warna split komplementer yaitu kombinasi warna yang terletak pada semua titik yang membentuk huruf Y pada lingkaran warna. Misalnya kuning dengan merah keunguan dan biru keunguan, biru dengan merah keorenan dan kuning keorenan, dan lain-lain.5) Kombinasi warna double komplementer yaitu kombinasi sepasang warna yang berdampingan dengan sepasang komplementernya. Misalnya kuning orange dan biru ungu.6) Kombinasi warna segitiga yaitu kombinasi warna yang membentuk segitiga dalam lingkaran warna. Misalnya merah, kuning dan biru. Orange, hijau, dan ungu. Kombinasi warna monokromatis dan kombinasi warna analogus di atas disebut kombinasi warna harmonis, sedangkan kombinasi warna komplementer, split komplementer, double komplementer dan segitiga disebut juga kombinasi warna kontras.

BERLANJUT KE PRINSIP-PRINSIP DESAIN   BUSANA

58

Page 59: Men Jahit

20. PRINSIP-PRINSIP DESAIN BUSANA (BAG 3)

D. Prinsip-Prinsip Desain BusanaUntuk dapat menciptakan desain yang lebih baik dan menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip desain. Adapun prinsip-prinsip desain yaitu:

1. HarmoniHarmoni adalah prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek atau ide atau adanya keselarasan dan kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda, atau antara benda yang satu dengan benda lain yang dipadukan. Dalam suatu bentuk, harmoni dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya.

2. ProporsiProporsi adalah perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain yang dipadukan. Untuk mendapatkan suatu susunan yang menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan hubungan jarak yang tepat atau membandingkan ukuran objek yang satu dengan objek yang dipadukan secara proporsional.

3. BalanceBalance atau keseimbangan adalah hubungan yang menyenangkan antar bagian-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan susunan yang menarik.Keseimbangan ada 2 yaitu :

1. Keseimbangan simetris atau formal yaitu sama antara bagian kiri dan kanan serta mempunyai daya tarik yang sama. Keseimbangan ini dapat memberikan rasa tenang, rapi, agung dan abadi.

2. Keseimbangan asimetris atau informal yaitu keseimbangan yang diciptakan dengan cara menyusun beberapa objek yang tidak serupa tapi mempunyai jumlah perhatian yang sama. Objek ini dapat diletakkan pada jarak yang berbeda dari pusat perhatian. Keseimbangan ini lebih halus dan lembut serta menghasilkan variasi yang lebih banyak dalam susunannya.

4. IramaIrama dalam desain dapat dirasakan melalui mata. Irama dapat menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu ke bagian yang lain pada suatu benda, sehingga akan membawa pandangan

59

Page 60: Men Jahit

mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke bagian lainnya. Akan tetapi tidak semua pergerakan akan menimbulkan irama. Irama dapat diciptakan melalui:a. Pengulangan bentuk secara teraturb. Perubahan atau peralihan ukuranc. Melalui pancaran atau radiasi

5. Aksen/Center of InterestAksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada sesuatu yang penting dalam suatu rancangan. Ada  beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan aksen:a. Apa yang akan dijadikan aksenb. Bagaimana menciptakan aksenc. Berapa banyak aksen yang dibutuhkand. Di mana aksen ditempatkan

6. UnityUnity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan adanya keterpaduan tiap unsurnya. Hal ini tergantung pada bagaimana suatu bagian menunjang bagian yang lain secara selaras sehingga terlihat seperti sebuah benda yang utuh tidak terpisah-pisah. Misalnya leher berbentuk bulat diberi kerah yang berbentuk bulat pula dan begitu juga sebaliknya.

E. Penerapan Unsur dan Prinsip Desain

Dalam mendesain busana unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain hendaklah diperhatikan. Kedua elemen tersebut sangat menentukan bagaimana hasil desain busana yang kita buat. Dengan adanya unsur desain kita dapat melihat wujud dari desain yang kita buat dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain, sebuah desain yang kita ciptakan dapat lebih indah dan sempurna.Pada desain busana setiap unsur atau karya yang kita tuangkan hendaklah mudah dibaca atau dipahami desainnya oleh orang lain dan sesuai dengan siapa orang yang akan memakainya. Hal ini penting karena setiap orang mempunyai bentuk tubuh yang tidak sama sehingga untuk menutupi kekurangan atau menonjolkan kelebihan si pemakai dapat kita gunakan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain di atas.

a. Penerapan Unsur-Unsur Desain pada BusanaGaris merupakan unsur yang pertama yang sangat penting dalam desain karena dengan garis kita dapat menghasilkan sebuah rancangan busana yang menarik selain unsur-unsur desain lainnya. Garis busana yang perlu diperhatikan yaitu berupa siluet pakaian atau garis luar pakaian dan garis bagian-bagian busana seperti kerah, lengan, garis hias (garis princes, garis empire, dll.) dan lain-lain.Siluet pakaian dibuat hendaklah disesuaikan dengan bentuk tubuh si pemakai dan sesuai dengan trend mode saat itu. Seperti untuk orang yang bertubuh kurus hendaknya jangan menggunakan siluet I karena memberi kesan lebih kurus, begitu juga sebaliknya orang yang bertubuh gemuk hendaklah menghindari pakaian dengan siluet S karena gelombang-gelombang pada pakaian memberi kesan tambah menggemukkan. Begitu juga dengan warna dan tekstur serta unsur-unsur lainnya. Warna dan tekstur ini perlu disesuaikan dengan banyak faktor seperti warna kulit, kesempatan pemakaian, bentuk tubuh dan lain-lain. Jadi, setiap sifat atau watak dari masing-masing unsur dapat dimanfaatkan untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan yang dimiliki si pemakai.Seorang perancang atau desainer juga harus mempunyai pengetahuan tentang menjahit agar dapat menuangkan idenya dengan lebih kreatif dan rancangan ini dapat dibuat menjadi sebuah pakaian, dengan kata lain setiap garis-garis busana yang dibuat benar-benar dapat diwujudkan menjadi benda yang sesungguhnya. Jadi, setiap garis atau bentuk yang dirancang tidak hanya indah di atas kertas saja, tetapi orang lain juga dapat memahami desainnya untuk diwujudkan ke bentuk yang sebenarnya.

b. Penerapan Prinsip-Prinsip Desain pada BusanaSetiap unsur-unsur desain disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah rancangan yang indah. Namun ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Agar susunan setiap unsur ini indah maka diperlukan cara-cara tertentu yang dikenal dengan prinsip-prinsip desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Setiap prinsip ini tidak digunakan secara terpisah-pisah melainkan satu kesatuan dalam suatu desain. Prinsipprinsip ini yaitu harmoni, proporsi, balance, irama, aksen, dan unity. Sebuah desain yang dirancang tentunya ada ide-ide yang ditonjolkan. Misalnya ide busana wanita dengan lipit-lipit. Agar busana tersebut terlihat harmoni (serasi), bagian busana hendaklah juga menggunakan lipit yang bila dilihat tidak terlalu berlebihan. Janganlah menggunakan

60

Page 61: Men Jahit

lipit pada rok kemudian kerut pada lengan, tentunya akan terlihat tidak harmoni. Begitu juga garis hias Apabila kita menggunakan garis yang melengkung, sebaiknya juga disesuaikan dengan garis leher atau bentuk kerah dan juga ujung bawah pakaian. Pilihlah kerah atau ujung bawah baju yang bagian ujungnya juga melengkung sehingga terlihat serasi.Begitu juga dengan prinsip proporsi. Agar setiap bagian terlihat proporsional, susunlah setiap bagian tersebut dengan baik. Misalnya orang yang bertubuh kurus, jangan gunakan motif yang membuatnya tambah kurus atau motif garis vertikal dan lain-lain. Penempatan setiap bagian juga perlu diperhatikan keseimbangannya (balance), misalnya keseimbangan simetris atau asimetris.Irama pada desain juga perlu diperhatikan. Ada  beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan irama pada desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Kita bisa memilih salah satu irama pada pakaian yang diinginkan misalnya ada pengulangan bentuk seperti ada rimpel kecil yang dibuat pada garis leher maka diberi pengulangannya dengan membuat rimpel kecil juga pada ujung lengan. Kita bisa memilih salah satu irama yang diinginkan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kesatuan pada setiap unsur yang ada dalam desain.

LANJUT KE :  Alat dan Bahan Untuk Mendesain (4)

21. Alat dan Bahan Untuk Mendesain (4)

F. Alat dan Bahan untuk Mendesain

Untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik perlu ditunjang dengan pengadaan alat dan bahan yang menunjang. Peralatan gambar adalah bagian penting yang harus disediakan untuk kelancaran kerja. Peralatan yang bermutu baik juga akan meningkatkan mutu desain yang dihasilkan, karena akan memberikan kemudahan dalam bekerja sehingga mencapai hasil yang maksimal.Pengetahuan dan keterampilan tentang alat gambar sangatlah pemting. Kadang kala tidak semua pekerja seni/desainer cocok dan mampu mempergunakan alat tertentu atau alat yang sama dalam mewujudkan desainnya seperti menggunakan cat air/aquarel, pensil warna, cat minyak, tinta, spidol dan lainnya. Pada dasarnya setiap jenis peralatan tersebut mempunyai kebaikan dan keburukan, dan setiap alat-alat tersebut juga mempunyai efek yang berbeda pada hasil desain.Khusus bagi fashion designer dianjurkan untuk berlatih cara memakai semua alat-alat menggambar termasuk komputer khusus desain bila perlu karena masing-masing alat tersebut penting dan membutuhkan skill tertentu.Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk mendesain yaitu :

1. PensilPensil yang digunakan adalah lead pensil yang terbuat dari graphite. Pensil ini sangat baik untuk digunakan dan tersedia dalam beberapa ukuran yang berbeda. Untuk goresan yang agak keras dengan kode H/HB, untuk menggambar sketsa busana sebaiknya menggunakan pensil B. Pensil B mempunyai ukuran dari 1 B sampai 8 B. Makin tinggi nomornya maka makin lunak pensilnya. Pensil yang lunak berguna untuk mengarsir atau memberikan bayangan pada desain.

2. Pensil warna (colored pencil)

61

Page 62: Men Jahit

Pensil warna digunakan untuk menyempurnakan desain agar terlihat lebih menarik. Pensil ini juga dapat diruncingkan sehingga bisa menyempurnakan bagian-bagian yang rumit dan kecil seperti kantong, krah motif tekstil dan lain-lain.

3. Penghapus (eraser)Penghapus perlu disediakan sewaktu mendesain karena goresan awal belum tentu langsung bagus dan memuaskan, terutama bagi pemula.

4. Rol/penggarisRol berguna untuk memberi bingkai dari kertas gambar atau membuat bidang-bidang bergaris lurus.

5. Kuas (brushes)Kuas berbentuk bulu-bulu halus yang terbuat dari bahan sintetis.Kuas mempunyai variasi bentuk dan ukuran yang banyak. Pilihlah kuas yang bermutu baik dan ukuran yang cocok untuk mendesain. Apabila kuas sudah selesai digunakan harus disimpan dalam keadaan bersih dan bulunya dihadapkan ke atas sehingga bulunya tidak mudah lepas atau patah

6. Cat air (water colour)Cat air tersedia dalam bentuk cake dan tube. Pilihlan cat yang bagus dan berkualitas baik. Apabila memilih bentuk tube tersedia warna yang bervariasi, jika memilih bentuk cake/botol maka biasanya kita yang mencampur sendiri sesuai dengan yang diinginkan.

7. KertasKertas tersedia dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Pakailah kertas yang sesuai dengan kebutuhan. Jenis-jenis kertas ini antara lain kertas photocopy, kertas transparan, dan kertas gambar/buku gambar.

8. File/amplopFile atau amplop berguna untuk menyimpan kliping-kliping mode, potongan-potongan bahan tekstil dan untuk penyimpanan desain yang sudah selesai. Kliping berguna untuk meningkatkan inspirasi dari desainer dalam mengembangkan idenya.

LANJUT KE : Anatomi Tubuh untuk Desain (5)  

62

Page 63: Men Jahit

22. Anatomi Tubuh untuk Desain (5)

G. Anatomi Tubuh untuk DesainPengetahuan dan keterampilan menggambar anatomi tubuh sangat penting bagi seorang fashion designer terutama bagi pemula karena ilmu ini merupakan landasan atau keterampilan basic yang perlu dipelajari dan dilatihkan agar menghasilkan desain yang baik.Perbandingan tubuh merupakan ketentuan yang dipakai untuk menggambar ukuran tubuh manusia. Perbandingan ini diperoleh dari gambar dua dimensi/foto orang yang sesungguhnya dalam keadaaan berdiri lurus dan menghadap ke depan.

1. Pengertian Anatomi TubuhAnatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia secara keseluruhan mulai dari kepala sampai ujung kaki. Dalam bidang desain busana, anatomi dipelajari terbatas pada bentuk dan gerakan tubuh dengan bagian-bagiannya seperti persendian, otot dan syaraf. Dengan adanya persendian, otot dan syaraf pada tubuh, arah gambar tangan, kaki, leher dan wajah harus diperhatikan agar jangan salah arah dan gambar ini harus sesuai dengan gerakan tubuh yang sebenarnya.Untuk menggambar anatomi tubuh dengan ukuran yang ideal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :a. Perbandingan tinggi dan lebar tubuhb. Letak bagian-bagian tubuhc. Sikap, gaya dan gerak tubuhd. Jatuhnya pakaian pada tubuh.Untuk memperoleh gambar anatomi tubuh yang sesuai dengan perbandingan dan letak bagian-bagian tubuh, pada saat menggambar harus dibantu dengan pertolongan garis-garis dengan perbandingan tertentu. Perbandingan ini harus dibuat untuk seluruh bagian-bagian tubuh mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki.

63

Page 64: Men Jahit

2. Tujuan Mempelajari Anatomi TubuhAnatomi tubuh sangat penting sekali terutama bagi seorang desainer dalam menuangkan ide dan gagasannya kepada orang lain. Desain busana pada anatomi tubuh sangat besar pengaruhnya pada model pakaian yang disajikan. Desain yang dituangkan pada anatomi tubuh akan terlihat semakin jelas dan menarik dibandingkan tanpa anatomi tubuh. Selain itu perbandingan masing-masing ukuran model pakaian pada anatomi tubuh lebih mudah dibaca orang yang melihatnya seperti :a. Ukuran garis leher dan krahb. Bentuk lengan dan panjang lenganc. Bagian badan, pinggang dan pangguld. Garis hias, saku dan hiasan pada pakaiane. Siluet blus atau model secara keseluruhanPemilihan bahan dan perlengkapan pakaianBerdasarkan penjelasan di atas, anatomi tubuh mempunyai tujuan di antaranya :a. Dapat membawa pesan dan citra dari penciptanyab. Sebagai media perwujudan bentuk dan model pakaianc. Dapat menentukan perbandingan makna dari model pakaiand. Membantu penyajian gambar dari beberapa arahe. Sebagai alat komunikasi kepada orang lain.

3. Jenis–jenis Perbandingan TubuhSalah satu hal yang penting diperhatikan dalam menggambar anatomi tubuh untuk desain adalah memahami konsep untuk menentukan ukuran perbandingan tubuh seperti ukuran kepala, ukuran badan, ukuran tangan dan kaki. Dalam menggambar perbandingan tubuh untuk desain pakaian kita dapat memilih beberapa jenis perbandingan yang biasa dipakai yaitu :a. Perbandingan menurut anatomi sesungguhnya yaitu tinggi tubuh 7½ kali tinggi kepalab. Perbandingan menurut desain busana ialah tinggi tubuh 8 kali tinggi kepala dan ada pula yang memakai 8 ½ tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi model.c. Perbadingan tubuh secara ilustrasi yang biasanya digunakan untuk desain yang dipublikasikan atau gaya tertentu yaitu perbandingan 9 kali tinggi kepala bahkan mencapai 12 kali tinggi kepala atau disebut juga perbandingan secara ilustrasi.Perbandingan tubuh ini mengacu pada bentuk tubuh yang ideal, sehat jasmani dan rohani, dengan kata lain ukuran yang ideal haruslah memenuhi ketentuan dan syarat sebagai berikut :a. Tubuh yang sehat tidak mempunyai cacat fisik dan mengidap suatu penyakit seperti penyakit beri-beri yang dapat menyebabkan badan gemuk atau berat tidak seimbang.b. Lengan dan kaki padat, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kurus atau kecilc. Perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh normal seperti besar mata, hidung dan telinga.

4. Menggambar Perbandingan TubuhPerbandingan tubuh menurut desain busana dibuat dengan ukuran tinggi tubuh 8 kali tinggi kepala atau 8 ½ tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi model. Namun untuk keperluan desain ilustrasi proporsi tubuh dibuat lebih tinggi, 10 x tinggi kepala dan bahkan ada yang membuat 11 x tinggi kepala. Perbandingan tubuh menurut desain busana ini dapat di lihat pada tabel berikut :

64

Page 65: Men Jahit

Perbandingan tinggi dan lebar tubuh biasanya diukur berdasarkan tinggi kepala, misalnya tinggi tubuh 8 ½ kali tinggi kepala. Jika tinggi kepala 3 cm maka tinggi tubuh adalah 8 ½ x 3 cm = 25 ½ cm. Ukuran tersebut merupakan ukuran yang digunakan untuk menggambar bagian-bagian tubuh mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki. Untuk menggambar anatomi tubuh untuk desain busana ini, ukuran dan perbandingan yang dipakai ialah tinggi kepala 3 cm, namun bisa juga kita ambil ukuran lain seperti 2 ½ cm atau 2 cm dan dapat pula lebih dari 3 cm tergantung pada gambar yang kita inginkan. Ikuti langkah-langkah berikut ini :1. Buat garis pertolongan tegak lurus dan beri nama titik O dan X. Titik O terletak pada bagian ubun-ubun dan X terletak pada ujung kaki. Panjang garis O-X adalah tinggi tubuh berdasarkan tinggi kepala. Misalnya tinggi kepala yang diinginkan 3 cm maka panjang O-X = 8 ½ x 3 cm = 25 ½ cm. Jadi panjang O-X = 25 ½ cm dan jarak 0 – 1 = 3 cm. Bagi titik O-X menjadi 8 ½ bagian.

2. Tandai titik 0, 1, 1 ½ , 2, 3, 4, 4 ¾ , 5 3/4, 7, 8, 8 1/6, 8 ½ seperti letak-letak bagian tubuh pada tabel 2 di atas. Hubungkan garis-garis tersebut menggunakan garis lurus untuk garis pertolongan seperti gambar di bawah, sehingga terbentuk sketsa tubuh yang belum sempurna atau belum berdaging.0-1 = tinggi kepala dan lebar kepala adalah 2/3 x tinggi kepala = 2 cm1-1 ½ = tinggi leher dan lebar leher = ½ lebar kepala lebar bahu = 2 x lebar kepala2 = batas ketiak / dada3 = batas pinggang dan siku, lebar pinggang = lebar kepala4 = batas pinggul dan pergelangan tangan, lebar panggul = 2 x lebar kepala4 ¾ = Ujung jari tangan5 3/4 = lutut dan jarak lutut = lebar kepala

65

Page 66: Men Jahit

7 = betis8 = pergelangan kaki8 1/6 = tumit dan jarak tumit = lebar kepala8 ½ = ujung jari kaki dan jarak ujung jari kaki = lebar kepala

3. Bentuk bagian tubuh sehingga terlihat seperti sudah ada dagingnya denganbantuan garis di atas. 

4. Hapus garis bantu dan rapikan gambar anatomi yang dibuat sehingga diperolehsebuah anatomi tubuh yang utuh yang dapat divariasikan gerak dan gayanya.

66

Page 67: Men Jahit

 5. Sempurnakan gambar dengan melengkapi bagian-bagian di wajah dan menyempurnakan bentuk bagian-bagian tubuh seperti bentuk badan, pinggang, panggul, paha, betis, tangan, dan kaki seperti pada gambar di bawah ini. Letak bagian-bagian wajah, yaitu:

0 = ubun-ubun¼ = batas dahi½ = letak mata¾ = letak hidung½ - ¾ = letak telinga7/8 = letak bibir1 = dagu

6. Anatomi ini dapat diubah gerak dan gayanya dengan cara membuat rangka benang atau rangka balok. Anatomi tubuh sudah dapat digunakan sebagai pedoman dalam menggambar bermacam-macam busana. Lihat gambar di bawah ini.

67

Page 68: Men Jahit

 

LANJUT KE : Menggambar Bagian-bagian Tubuh (6)

23. Menggambar Bagian-bagian Tubuh (6)

5. Menggambar Bagian-Bagian Tubuh

a. WajahPada umumnya wajah digambar dengan bentuk oval karena bentuk ini dianggap lebih menarik dibandingkan wajah dengan bentuk bulat, persegi empat, segi tiga, dan lainnya. Wajah terdiri atas bagian-bagian, yaitu mata, hidung, mulut, telinga, alis dan dilengkapi dengan rambut di kepala. Dalam menggambarkan wajah dapat disesuaikan dengan trend yang sedang berkembang. Selain itu, dalam menggambarkan wajah juga perlu memahami tentang ekspresi wajah karena ekspresi wajah juga mempengaruhi penampilan desain secara menyeluruh.Ekspresi wajah biasanya disesuaikan dengan tema desain, misalnya desain pakaian remaja ditampilkan dengan ekspresi wajah yang ceria, untuk pakaian pesta ditampilkan dengan

68

Page 69: Men Jahit

ekspresi yang anggun seperti tersenyum. Berikut ini akan dibahas dan digambarkan bagian-bagian wajah yang meliputi mata dan alis, hidung, bibir, telinga, dan rambut.

1) Mata dan alisMata diperkirakan letaknya di tengah antara puncak kepala/ubun-ubun dan dagu. Bentuk mata seperti buah kenari, lebar mata diperkirakan lebih kurang 1/5 bagian jarak antara telinga kanan dan kiri. Mata yang dilihat dari arah depan terlihat seluruhnya dan alis dibuat di atas mata dengan ujung alis runcing. Berikut digambarkan bentuk mata dilihat dari beberapa arah.

2) HidungHidung terletak antara mata dan bibir. Bentuk hidung disesuaikan dengan arah wajah. Berikut gambar hidung jika dilihat dari beberapa arah.

69

Page 70: Men Jahit

3) BibirBibir terletak di bawah hidung atau antara hidung dan dagu. Bentuk bibir digambarkan sesuai ekspresi yang diinginkan seperti sedang tersenyum dan lain-lain. Berikut ini gambar bibir jika dilihat dari beberapa arah.

4) TelingaPosisi telinga ada kalanya tertutup oleh gaya rambut, namun ada juga yang menggambarkannya terlihat seluruhnya. Berikut beberapa gambar telinga pada wajah yang dilihat dari beberapa arah.

5) RambutBatas rambut adalah pertengahan antara puncak kepala dan alis mata. Gaya atau model rambut dapat digambar sesuai gaya  atau mode yang sedang berkembang.

70

Page 71: Men Jahit

b.  TanganTangan terdiri atas lengan, siku, pergelangan tangan, telapak tangan, dan jari-jari tangan. Dalam menggambar lengan kita perlu memperhatikan arah lengan yang digambar, tentunya disesuaikan dengan posisi tubuh/gaya berdiri. Gambar bahu atau pangkal lengan dibuat agak membulat, gambar lengan dari siku ke ujung tangan dibuat agak melengkung, pergelangan tangan dibuat ramping atau mengecil, dan gambar telapak tangan dan jari disesuaikan dengan arah telapak tangan. Gambar beberapa pergerakan tangan dan gerakan telapak tangan danjari dapat dilihat pada gambar berikut.

c. Kaki dan Telapak Kaki

71

Page 72: Men Jahit

Kaki merupakan bagian penopang tubuh yang terdiri atas paha, lutut, betis, dan telapak kaki. Besar kaki tergantung pada perbandingan tubuh yang akan dibuat. Besar kaki ukuran anatomi sesungguhnya berbeda dengan anatomi untuk model atau ilustrasi. Secara umum ukuran kaki dapat diperkirakan sebagai berikut.1) Paha terbesar terletak di bagian atas, ukurannya lebih kurang setengah lebar panggul, paha akan mengecil ke bawah sampai mendekati lutut.2) Lutut agak kecil dibanding paha.3) Betis digambar agak melengkung dan sedikit lebih besar dari lutut dan akan mengecil pertengahan antara lutut dan mata kaki. Pada gambar berikut terlihat sketsa kaki dengan beberapa gaya berdiri dan telapak kaki dilihat daribeberapa arah. Menggambar telapak kaki disesuaikan dengan alas kaki atau sepatu yang dipakai. Untuk desain ada kalanya menggunakan sepatu yang memakai hak tinggi seperti sepatu untuk pesta, untuk kerja, dan sebagainya serta sepatu hak rendah untuk pakaian santai, pakaian rumah, dll.

LANJUT KE : Gerakan Tubuh pada Desain Busana (7)  

72

Page 73: Men Jahit

24. Gerakan Tubuh pada Desain Busana (7)

G. Gerakan Tubuh pada Desain Busana

Gerakan tubuh pada desain busana disebut juga dengan gesture atau movement. Gerakan tubuh ini perlu dipelajari dan dilatih karena tidak mungkin seorang desainer menuangkan idenya hanya pada proporsi tubuh yang menghadap ke depan saja karena ini bisa mengakibatkan desainnya terlihat kaku atau tidak menarik dan tidak dapat memperlihatkan hasil rancangan secara menyeluruh seperti arah samping kiri atau samping kanan, maupun dari arah belakang. Untuk memudahkan mempelajari gerak tubuh dapat diamati dari majalah mode dan foto-foto dari rancangan busana. Beberapa hal yang perlu dipahami dalam gerak tubuh adalah dengan memperhatikan titik tumpu tubuh apakah di kaki kiri, kaki kanan, atau kedua kaki. Selanjutnya perhatikan arah garis bahu, garis pinggang, dan garis panggul, biasanya garis tersebut mengikuti arah garis tulang punggung sebagai action lines/gerak garis tubuh, lalu perhatikan arah gerak tangan dan keseimbangan tubuh secara menyeluruh.Ada beberapa metode yang dapat dijadikan pedoman dalam menggambar gaya dan gerak anatomi tubuh, yaitu:1. Rangka benang2. Rangka balok3. Rangka elipsRangka benang dan rangka balok dapat membantu kita memperlihatkan rancangan busana khusus menghadap ke depan, sedangkan rangka elips untuk memperlihatkan rancangan busana dari arah samping. Berikut ini beberapa gerak dan gaya berdiri dengan rangka balok dan rangka elips.

73

Page 74: Men Jahit

LANJUT KE : Menggambar Bagian-Bagian Busana (8)  

25. Menggambar Bagian-Bagian Busana (8)

H. Menggambar Bagian-Bagian BusanaDesain pakaian hendaklah digambar dengan baik sesuai dengan ide atau gagasan yang dituangkan pada desain tersebut. Desain yang dibuat hendaknya mudah dibaca dan dapat menjadi pedoman dalam pembuatan suatu pakaian. Untuk itu sebuah desain busana dan bagian-bagian busana harus digambar secara jelas seperti garis leher, bentuk atau siluet pakaian, bentuk rok, dan bentuk celana.

1. Garis Leher (Neck Lines)Garis leher merupakan bagian pakaian yang terletak paling atas. Bentuk garis leher banyak variasinya, yang umum dipakai yaitu bentuk leher bulat. Selain bentuk bulat, ada juga bentuk perahu, bentuk hati, bentuk segitiga, bentuk U, V dan lain-lain. Bentuk leher ini dapat divariasikan sesuai dengan yang diinginkan.Faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam menggambar garis leher adalah menentukan garis tengah muka pakaian, garis pangkal leher muka dan belakang, dan batas antara bahu dan leher. Menggambar garis leher disesuaikan dengan arah anatomi, misalnya arah lurus menghadap ke depan, menyamping atau miring ¾. Arah berdiri ini menentukan letak garis leher yang akan digambar. Untuk desain yang menonjolkan garis leher hendaklah dibuat menghadap ke depan atau miring ¾.

2. Kerah

74

Page 75: Men Jahit

Kerah adalah bagian dari sebuah desain pakaian, yang terletak di bagian atas pakaian. Dalam menggambar busana perlu mempertimbangkan bentuk wajah dan leher. Bentuk leher tinggi sebaiknya menggunakan kerah tinggi atau menutupi sebagian leher seperti kerah kemeja, kerah mandarin, dan lain-lain. Sebaliknya leher yang pendek/rendah, pilih kerah yang agak rebah seperti kerah rebah, ½ berdiri, cape/ palerin, dan variasi kerah-kerah yang terletak.Selain berfungsi untuk memperindah, kerah juga berfungsi memberi kenyamanan pada pemakai seperti mempertimbangkan iklim di suatu daerah. Kerah terdiri atas beberapa ukuran mulai dari yang kecil seperti kerah rebah sampai yang lebar seperti kerah cape. Kerah juga bermacam-macam bentuknya, yaitu kerah yang terletak,½ berdiri, berdiri. Berikut ini digambarkan beberapa macam kerah.

3. LenganLengan adalah bagian pakaian yang menutupi puncak lenganbahkan sampai ke ujung lengan sesuai dengan keinginan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar lengan adalah garis batas lingkar kerung lengan. Ini akan memudahkan dalam menggambarkan desain lengan sesuai dengan model yang diinginkan. Lengan ada yang modelnya suai, berkerut dan ada juga lengan setali. Berikut dapat dilihat beberapa model lengan.

75

Page 76: Men Jahit

4. BlusBlus merupakan bagian pakaian yang menutupi badan bagian atas. Blus adayang mempunyai belahan di depan dan ada juga yang tanpa belahan. Model blussetiap tahun mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan selera masyarakatyang disebut dengan trend mode.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar blus, yaitu:a. Garis bahu dan lingkar kerung lenganb. Blus dipakai di luar atau di dalam rok atau celanac. Detail-detail blus seperti kerah, kantong, atau hiasand. Model lengan secara keseluruhane. Siluet blus, pas atau longgar (oversize)Gambar detail blus dapat dilihat pada bahasan sebelumnya (kerah, lengan, garisleher, dll.). Beberapa model blus dapat dilihat pada gambar berikut.

5. RokRok adalah bagian pakaian yang berada di bagian bawah badan. Umumnya rok dibuat mulai dari pinggang sampai ke bawah sesuai dengan model yang diinginkan.Berdasarkan ukuran rok, rok dapat dikelompokkan atas rok mini, rok kini, rok midi, rok maksi, dan longdress. Berdasarkan desain rok, rok juga dapat dikelompokkan atas rok suai/lurus (straight), rok kerut (gathered), rok lipit (pleated), rok lingkaran atau setengah lingkaran (flared), rok bias (seam), dan rok drapery. Selain model-model yang disebutkan di atas masih ada model rok lain yang merupakan kombinasi modelmodel di atas yang

76

Page 77: Men Jahit

ditambahkan detail-detailnya seperti godet, rimpel, kantong, dan lain sebagainya. Dalam menggambar rok perlu diperhatikan jatuh rok di bagian badan. Untuk menggambarkannya butuh latihan yang banyak.

6. CelanaCelana hampir sama dengan rok, tetapi celana mempunyai pipa yang membungkus kedua kaki. Panjang celana biasanya bervariasi mulai dari yang pendek (short) sampai yang panjang. Celana juga bisa dibuat pas di tubuh (fit) atau longgar (oversize). Celana yang pas biasanya dibuat dari bahan yang elastis (stretch), biasanya dipakai untuk busana olahraga seperti senam atau renang, dll. Untuk celana yang longgar seperti pantalon pria, perlu diperhatikan detail celana seperti garis patahan celana, kantong, dan detail lainnya. Selain itu, juga perlu diperhatikan model celana yang diinginkan. Saat ini banyak bermunculan model celana dengan detail yang rumit seperti kantong yang banyak dan model yang unik.

LANJUT KE : Pewarnaan dan Penyelesaian Gambar (9)  

77

Page 78: Men Jahit

26. Pewarnaan dan Penyelesaian Gambar (9)

I. Pewarnaan dan Penyelesaian Gambar

Desain yang sudah dibuat dilakukan penyempurnaan yang disebut dengan finishing. Mewarnai merupakan salah satu teknik penyempurnaan desain, sehingga desain terlihat lebih menarik. Dalam mewarnai sebuah desain kita perlu memahami cara-cara mengarsir. Mewarnai desain atau gambar dapat dilakukan dengan pensil warna atau pensil biasa dengan kode 2B atau 3B. Selain itu, desain juga dapat diwarnai dengan cat air atau cat minyak. Tentunya mewarnai dengan cat air atau cat minyak berbeda dengan mewarnai dengan pensil biasa.

1. Penyelesaian dengan pensil biasaMewarnai dengan pensil biasa disebut dengan teknik mengarsir. Dalam mengarsir kita perlu memperhatikan daerah gelap atau terang dari gambar atau area yang banyak terkena cahaya dengan yang kurang terkena cahaya. Daerah yang banyak terkena cahaya terlihat lebih terang dan arsirannya lebih lembut, sedangkan yang kurang terkena cahaya akan diarsir lebih tebal. Agar diperoleh gambar dengan arsiran yang bagus, perlu juga diperhatikan jenis pensil yang digunakan. Pensil untuk mengarsir berbeda dengan pensil yang digunakan untuk membuat sketsa. Untuk mengarsir gunakan pensil yang lebih lunak atau khusus untuk arsiran seperti 2B, 3B, dll.

2. Penyelesaian dengan pensil warnaTeknik mewarnai dengan pensil warna tidak jauh berbeda dengan mewarnai dengan pensil biasa. Dalam mewarnai dengan pensil warna, kita perlu memahami warna-warna dan kombinasi warna yang akan digunakan. Apabila desain pakaian dibuat dengan corak bahan tertentu, kita juga perlu menyesuaikan motif dan warnanya dengan letak jatuh pakaian di badan. Hal ini perlu dilatih secara berulang-ulang agar diperoleh sebuah desain dengan teknik mewarnai yang baik dan benar.

3. Penyelesaian dengan cat air dan cat minyakMewarnai dengan cat minyak atau cat air butuh keterampillan khusus. Warna-warna yang digunakan terlebih dahulu dicampur atau diaduk untuk mendapat warna yang diinginkan. Dalam mewarnai desain kita juga perlu memperhatikan gelap terang dari desain busana yang diwarnai. Kertas gambar yang sudah diwarnai dengan cat minyak atau cat air terlebih dahulu dikeringkan agar warna tidak rusak.

78

Page 79: Men Jahit

27. POLA DASAR CELANA WANITA

Banyak yang nanyain gimana cara membuat pola celana kerja wanita, pola dasar celana berikut adalah pola celana lurus standart seperti celana yang biasa dipakai untuk kerja para wanita karier. Bagi yang ingin modelnya agak lebar dibawah, tinggal lebarkan bagian bawah dengan menambahkan  3 atau 5 cm atau sesuai selera ke kiri dan kekanan. 

CARA MENGAMBIL UKURAN POLA  DASAR CELANA WANITA:

Lingkar Pinggang, diukur pas sekeliling pinggang Lingkar pesak, diukur dari batas pinggang belakang, melalui selangkangan menuju

garis pinggang bagian muka. Lingkar Panggul, diukur melingkar pada pinggul yang paling lebar  secara horizontal

ditambah 4 cm. Panjang celana, diukur dari pinggang sampai batas mata kaki  (sesuai dengan model) Lingkar ujung kaki, Diukur sekeliling ujung kaki celana sesuai dengan ukuran yang 

diinginkan Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar

UKURAN                                                                                         SKALA 1 : 4 1.       Lingkar pinggang........................................................ 722.        Linggar panggul ........................................................ 983.        Tinggi duduk ............................................................. 284.        Panjang celana .......................................................... 1005.        Panjang sampai lutut................................................. 606.        Lingkar lutut ...............................................................427.        Lingkar kaki ................................................................ 328.        lingkar pesak ............................................................... 72

XZ      =1/4 lingkar panggul = 24,5 cmXX'     = 4 a 5 cmXD      = ZF’ = siku ke atas = tinggi duduk + 2 cm = 30 cmDD'     = 1 cmD'F      = 1/4 lingkar pinggang + 3 cmX'M    = MZXD"    = 1/4 XDM siku ke atas = NNI       = panjang sampai lututNL      = panjang celanaH'       = II" = 1/4 lingkar lutut - 1/2 cmLL'     = LL" = 1/4 lingkar kaki - 1/2 cm00'      = 1/3 XO

CELANA bagian muka : D ' D " O ' X ' I " L " L L ' I' Z F D '

F'f = 3 a 4 cm ff = FF' X'x' = 4 a 5 cm x'x = 1 cmfE =1/4 lingkar pinggang + 3 cm E letaknya ± 3 cm diatasnya garis D ' f I " i " = L " 1" = L ' I' = I' i' = ZZ' = 1 cm

CELANA bagian belakang E x i " 1" 1' Z' f E

79

Page 81: Men Jahit

28. Pemeliharan bahan dari Serat Sutera

Sutera adalah serat berbentuk filamen yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut Lepidoptera. Serat tersebut dihasilkan oleh larva ulat sutera sewaktu membentuk kepompong, yaitu bentuk ulat sebelum menjadi kupu-kupu.

Sifat-sifat serat sutera adalah:

Benang sutera adalah yang terhalus dari bahan-bahan tekstil asli dan yang terkuat jika dibandingkan dengan bahan lain yang sama halusnya. Dalam keadaan basah kekuatan susut 15 %.

Terdiri atas benang filamen yang panjangnya 300 sampai 1600 meter. Penampangnya berbentuk segitiga dengan sudut-sudut membulat yang menyebabkan

kilau pada sutera. Licin, berkilau, lembut, kenyal, kuat, dan dapat menyesuaikan diri dengan temperatur

udara. Sutera bukan penghantar panas yang baik, tetapi karena seratnya licin menyebabkan

rasa dingin kalau dipakai. Sangat hygroscopis atau menghisap keringat, baik untuk pakaian musin panas

maupun musim dingin. Tahan ngengat.

Teknik pemeliharaan bahan dari serat sutra

Sutera dapat rusak oleh sinar matahari, menyebabkan warnanya menjadi kuning. Oleh karena itu, waktu menjemur jangan kena sinar matahari.

Sutera dapat rusak oleh obat kelantang yang mengandung chlor dan dapat rusak dengan pemakaian seterika dengan panas 110°C. Oleh karena itu seterikalah sutera dengan panas rendah.

Lebih tahan lindi dibandingkan dengan wol. Waktu mencuci harus memakai sabun lunak supaya jangan mengurangi kilaunya.

Sutera tidak tahan asam. Pemakaian asam cair waktu mencuci dapat merusak warna dan kilau

Kegunaan serat sutera antara lain  :untuk bahan pakaian yang bermutu tinggi seperti bahan pakaian wanita, kaus kaki wanita, dasi, sapu tanganuntuk keperluan alat-alat rumah tangga seperti kain gorden, seprei, untuk benang jahit, benang sulam, isolasi listrik, kain parasut, senar alat-alat musik, dan lain-lain.

Untuk mengenal serat dari protein dapat dilakukan dengan membakar serat. Serat protein jika dibakar akan berbau rambut atau tanduk terbakardan meninggalkan noda hitam.

81

Page 82: Men Jahit

29. Pemeliharaan Bahan dari Serat Wol

wol berasal dari bulu biri-biri, kelinci angora, rambut kuda, atau domba. Wol selain mengandung protein juga mengandung belerang. Wol telah mulai dipakai lebih kurang 4000 tahun sebelum Masehi di Mesir. Serat wol dapat dibagi atas wol halus, wol sedang dan wol kasar atau wol permadani. 

Wol halus. Wol ini seratnya halus, lembut, kuat, elastis, dan keriting Wol sedang. Sebagian besar wol sedang dihasilkan oleh biri-biri dari Inggris. Serat

wol ini lebih kasar, lebih panjang dan lebih berkilau dari wol halus. Wol kasar. Wol kasar dihasilkan dari biri-biri yang berekor gemuk dan berekor lebar.

Warna serat ini bervariasi dari putih sampai hitam panjang dan serat bagian dalam halus.

Sifat-sifat serat wol yaitu:

Sifat fisika:

1. Serat wol dapat menyerap uap air yang tinggi dari udara. Besar kecilnya kadar uap air yang diserap bergantung pada kelembaban udara.

2. Berat jenis wol kering 1,304.3. Kilau serat berbeda-beda tergantung dari susunan permukaan serat, ukuran serat, serat

gelombang atau keriting.4. Kilau wol tidak tampak pada satu serat, tetapi tampak pada sekelompok benang atau

kain. 5. Kekuatan serat dalam keadaan basah berkisar antara 1,2–1,7 gram per denier dengan

mulur 30–40%.6. Di dalam air dingin wol mempunyai elastis sempurna.7. Daya pegasnya besar sehingga kain wol tidak dapat kusut, kalau kain diremas dan

dilepaskan maka akan kembali pada bentuk semula.8. Panjang serat wol 4–35.9. Wol tidak tahan ngengat.

Sifat kimia:

1. Di dalam air serat wol menggelembung, tetapi setelah kering akan kembali ke bentuk semula.

2. Wol dapat bereaksi dengan asam kuat atau lemah, tetapi tidak larut.3. Wol mudah rusak dalam alkali.4. Wol tahan terhadap jamur dan bakteri, tetapi bila wol telah dirusak oleh zat kimia,

terutama alkali maka wol mudah diserang serangga dan jamur, yaitu kekuatan menurun, warna berubah, dan serat dimakan serangga.

5. Finising wol dengan formaldehida bertujuan melindungi serat terhadap alkali, kaustik soda, dan sterilisasi.

6. Wol dapat dicelup dengan zat warna asam, direk, dan krom.

82

Page 83: Men Jahit

Macam-macam wol

Wol terdiri atas beberapa jenis yaitu:

1. Wol guru, dibuat dari serat yang pendek dan sangat keriting.2. Wol sisir, dibuat dari serat yang panjang dan sedikit ikalnya.3. Reprocessed wool. Diperoleh dari sisa-sisa dan perca-perca kain wol baru yang

ditenun atau dikempa, dengan jalan diuraikan dalam mesin maka dihasilkan serat-serat wol kembali dan dipintal serta ditenun kembali menjadi kain. Sifat wol ini di antaranya serabutnya pendek, kurang kenyal, kurang kuat, dan susah dikempa karena sisik-sisik banyak hilang.

4. Re-used wool disebut juga shoddy, diperoleh dengan jalan menguraikan kain-kain tua dari wol yang telah dipakai. Sebelum diuraikan kain-kain itu dibersihkan dan dipilih dahulu. Sifatnya sama sekali tidak kuat, karena itu waktu memintal dicampur dengan wol baru atau serat kapas.

Teknik pemeliharaan bahan dari serat wol

Pakaian dari wol hendaklah disikat setelah dipakai untuk membuang debu dan kotoran-kotoran yang menempel. Gunakan sikat yang lemas tetapi kuat supaya bulu-bulu wol berdiri dan sifat pegasnya kembali.

Gantung pakaian beberapa lama supaya kusutnya hilang dan bentuk kembali seperti semula. 

Dengan menggantungkan pakaian di atas uap air panas dapat mempercepat hilangnya kusut-kusut.

Simpan kain wol dalam keadaan bersih dan kering. Mencuci wol harus dilakukan dengan hati-hati meskipun kain wol itu telah dibuat

tahan kusut. Pakaian cukup diremas-remas untuk mengeluarkan kotoran. Membilasnya harus bersih.

Serat wol digunakan antara lain

Wol dipergunakan untuk bahan pakaian pria dan wanita serta pakaian anak-anak.Untuk keperluan alat-alat rumah tangga seperti karpet kursi, tirai, selimut, dan lain-lain.

Untuk keperluan-keperluan industri seperti untuk piano, isolasi, sumbu lampu, dan

lain-lain.

83

Page 84: Men Jahit

30. Pemeliharaan Bahan dari Serat kapas

Kapas merupakan serat selulosa yang berasal dari serat biji-bijian. Menurut sejarahnya kapas sudah dikenal kira-kira 5000 tahun SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan kapas.Sifat-sifat serat kapas adalah sebagai berikut:

Serat kapas pendek-pendek antara 20–55 mm. Serat kapas sangat kuat. Dalam keadaan basah kekuatannya bertambah lebih kurang 25%.

Hal ini perlu diketahui untuk mencuci dan menyeterika bahan dari serat kapas. Makin kuat serat makin mudah memeliharanya. Kekuatan kapas dapat dipertinggi dengan jalan merendam dalam coustic soda. Hal ini juga akan menambah kilau dan daya isap pada waktu dicelup.

Serat Kapas sangat higroskopis atau menghisap air. Serat Kapas kurang kenyal yang menyebabkan kapas mudah kusut. Untuk memperbaiki

sifat ini kain kapas perlu dikanji dan menyempurnakan dengan damar buatan. Serat Kapas tahan uji, tahan panas seterika yang tinggi. Tahan sabun yang kuat atau

mengandung banyak lindi untuk melarutkan kotoran dan tahan obat-obat kelantang. Jadi bahan kapas dapat dikelantang.

Serat Kapas tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik. Walaupun demikian asam organik digunakan juga untuk memperindah tenunan dari kapas, dengan kadar tertentu kapas dapat menjadi tembus terang.Proses ini disebut dengan memperkamen.

Serat kapas tahan ngengat tetapi tidak tahan cendawan. Harus disimpan dalam keadaan kering.

Di samping sifat-sifat yang menguntungkan di atas ada sifat-sifat yang kurang menguntungkan, namun masih terus dilakukan penyelidikan untuk mengatasinya, di antaranya bahan kapas susut saat dicuci. Jadi, jika menggunakan bahan kapas hendaklah direndam terlebih dahulu sebelum digunting agar setelah dibuat pakaian tidak berubah ukurannya.

Teknik pemeliharaan kain dari serat kapas yaitu:

o Kain dari serat kapas dapat dicuci dengan sabun cuci biasa, sabun cream, dan sabun yang banyak lindi.

o Bahan putih dapat dikelantang dengan sabun biasa dan obat-obat kelantang.o Dapat di jemur dengan bagian buruk bahan keluar, dan dijemur pada tempat yang teduh

dan kena angin.o Diseterika dengan seterika yang panas supaya kusutnya hilang.o Disimpan di lemari pakaian dan bila bahan tersebut tidak sering dipakai, hendaklah sekali

dalam sebulan dijemur di panas matahari untuk menghilangkan bau apeknya.

Bahan dari serat kapas digunakan antara lain untuk:

o Untuk lenan rumah tangga seperti alas kasur, sarung bantal, alas meja, lover, serbet, dan lain-lain.

o Untuk bahan pakaian seperti pakaian anak, pakaian sekolah, pakaian kerja, dan lain-lain.o Sebagai bahan dasar kosmetik seperti kapas pembersih, spon bedak, dan lain-lain.o Untuk keperluan kedokteran seperti perban.

Bahan dari serat kapas yang diperdagangkan di pasar antara lain popline, blacu, berkoline, kain putih, drill, voal, dan rubia.

84

Page 85: Men Jahit

31. POLA DASAR ROK (POLA DEPAN BELAKANG SAMA)

Ukuran yang diperlukan :Lingkar Pinggang 66 cmLingkar Pinggul 90 cmPanjang rok 53 cm

Cara Menggambar pola rok :

A – B Panjang rok 63 cmA – C Lingkar Pinggang 66 : 4 + 2,5 = 19 cmD – C Ukuran A – C 19 : 2 = 9.5 cmF – G Untuk jahitan kupnat 2,5 cmA – H Ukuran rendah pinggul = 20 cm boleh lebih atau kurangH – I Lingkar pinggul 90 : 4 + 1 = 23,5 cmB – J Sama dengan H – I =23, 5 cm 

Cara Meletakkan diatas bahan : P – R Panjang kain ban pinggang = 74 cmP – Q  R- S Lebar kain ban pinggang = 10 cmK – L Kain keras ban pinggang = 66 cmK – O Tambahan kain keras untuk hak = 4 cmK – M  L – N Lebar kain keras ban = 3,5 cmX – X Lebar bahan yang dibuat rok = 110 cmX – Z Panjang bahannya = 75 cm

85

Page 87: Men Jahit

32. ROK POLA DASAR

Rok dari Pola dasar merupakan rok yang modelnya seperti pada pola dasar tanpa ada lipit atau kerut. Rok biasanya menggunakan resleting pada bagian tengah muka atau tengah belakang.

P-R Panjang kain ban pinggang P-Q = R-S lebar kain bantuan pinggan = 10 cmK-L Kain keras bantuan pinggang K-Oleh Tambahan kain keras bantuan pinggang untuk hak = 4 cmK-M = L-N Lebar kain keras bantuan =3,5 cmX-X Lebar bahan yang dibuat rok = 110 cmX-Z Panjang bahannya = 75 cm

87

Page 88: Men Jahit

33. CARA MENJAHIT LUBANG KANCING PASEPOAL (LUBANG KANCING BLUS/BLAZER)

Membuat Lubang Kancing Paspoal

1. Tandai  lubang kancing paspoal pada bagian buruk blus diberi viselin dengan ukuran panjang 3 cm dan lebar 2 cm.

2. Pada bahan bibir passepoille diberi viselin 2 cm. Bahan bibir paspoal atas dijelujur dari bagian baik blus sesuai tanda pola.

3. Bahan lubang kancing passepoille bagian bawah dijelujur pada bagian baik blus pas pada tanda pola

4. Setik dengan mesin pas pada tanda pola5. Pola lubang kancing digunting mulai dari bagian tengah garis lubang kancing,

kemudian dari ujung saku ± 1 cm kiri dan kanan digunting segi tiga.6. Saku yang ada pada bagian baik dibalik dan dibentuk kemudian dijelujur.7. Setik pada kampuh yaitu pada bagian buruk kain.8. Satukan lubang kancing paseepoille bahan utama dan lubang pada lapisan dengan

tusuk soom.

Menjahit 2 lajur pas tanda pola

Memotong sudut lubang tepat ujung jahitan

88

Page 90: Men Jahit

34. BAHAN PELAPIS PAKAIAN (LINING/INTERLINING)

Bahan pelapis secara garis besar dapat dibagi atas 2 kelompok, yaitu lining dan interlining.

LININGLining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama sebagian maupun seluruhnya. Bahan lining sering juga disebut dengan furing. Bahan lining yang sering dipakai di antaranya yaitu kain hero, kain hvl, kain abutai, kain saten, kain yasanta, kain dormeuil england, dan lain-lain. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan lining, yaitu:

1) Jenis Bahan UtamaJika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja, berupa jas atau semi jas, blazer dan lain-lain, hendaklah menggunakan bahan lining yang bertekstur hampir sama, seperti kain hero dan kain abutai agar dapat mengimbangi bahan luarnya. Begitu juga dengan bahan luar yang tipis dan melangsai. Untuk bahan yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang lembut dan melangsai seperti kain yasanta, hvl, dan lain-lain. Bahan yang melangsai dan lembut seperti sutera, terutama bahan yang harganya mahal, lining yang digunakan hendaklah yang sebanding, dengan kata lain lining yang digunakan dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat. Untuk bahan yang tipis atau tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat menggunakan bahan yang mengkilat seperti saten, tetapi jika pemakai tidak menyukai bahan yang mengkilat dapat juga digunakan bahan yang lembut dan melangsai atau tidak kaku.

2) Warna BahanWarna bahan untuk lining disesuaikan dengan warna bahan utamanya. Tetapi untuk efek warna tertentu terutama untuk bahan yang tipis dan tembus pandang dapat digunakan warna yang diinginkan, tentunya yang serasi dengan bahan. Bahan lining dapat dipilih bahan dengan warna yang sedikit lebih tua atau sedikit lebih muda dari bahan utamanya.

3) Sifat Luntur dan Susut KainBahan lining adakalanya luntur dan susut setelah dicuci, terutama lining yang berasal dari bahan katun. Agar lining yang digunakan tidak luntur atau susut setelah dibuatkan busana, hendaklah sebelum digunting terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan lalu diseterika. Untuk bahan lining yang luntur setelah dicuci sebaiknya ditukar dengan bahan yang tidak luntur. Bahan yang luntur dapat merusak warna busana yang dibuat.

4) Kesempatan Pemakaian BusanaPemilihan bahan untuk lining juga perlu memperhatikan kesempatan pemakaian busana. Seperti sweater atau baju dingin atau jaket hendaklah menggunakan lining yang dapat menghangatkan tubuh karena sweater atau jaket ini sering digunakan pada saat udara dingin atau untuk berkendaraan roda dua. Lining yang dapat digunakan di antaranya kain abutai atau sejenisnya. Begitu juga dengan pakaian kerja, hendaklah dipilih bahan lining yang dapat menghisap keringat dan dapat memberi kenyamanan pada saat bekerja, seperti kain hero dan sejenisnya.

INTERLININGInterlining merupakan pelapis antara, yang membantu membentuk siluet pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang, dan lain-lain. Interlining banyak jenisnya, di antaranya ada yang mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak

90

Page 91: Men Jahit

berperekat. Interlining yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan diseterika padabahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya. Interlining ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang. Interlining yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, depan leher, kerah, dan lain-lain.

Jenis-jenis interlining antara lain:Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi kerah kemeja dan kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban pinggang. Trubenais ini ada yang dilapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi. Trubenais yang dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu diseterikakan pada bahan yang hendak dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban pinggang rok atau celana.Fisilin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika diseterika. Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang, dan agak tebal. Yang baik kualitasnya biasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa lembaran dan mudah robek. Fisilin sering digunakan untuk melapisi kerah pakaian wanita, lapisan belahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain.Bulu kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel. Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini juga mencair jika diseterika pada bahan yang akan dilapisi.Pelapis gula merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk melapisi bagian busana dapat ditempelkan dengan cara diseterika pada bahan. Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya, hendaklah digunakan lining dan interlining yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan.

91

Page 92: Men Jahit

35. RESLETING / ZIPPER

Zipper lazim disebut dengan resleting, digunakan untuk membuat bukaan pada pakaian agar pakaian tersebut mudah dipasang atau dibuka. Resleting ini bermacam-macam model dan ukurannya tergantung kegunaannya

Resleting model biasa, biasanya dipasangkan dengan jahitan yang terlihat pada bagian luar. Sering digunakan untuk bukaan pada rok wanita, blus pada bagian tengah belakang, celana pria dan pakaian anak-anak. Ukurannya ada yang pendek berukuran 17 dan 20 cm dan ada yang panjang, yang ukurannya 35, 45 dan 50 cm. Jenis zipper ini tersedia dalam beberapa merk. Agar tahan lama dalam pemakaiannya, sebaiknya Resleting dipilih yang berkualitas bagus.

Resleting Jepang, dijahitkan dari bagian dalam pakaian dan Resleting ini tidak terlihat dari bagian luar. Untuk menjahit Resleting ini biasanya dibantu dengan sepatu mesin khusus, agar pemasangannya bagus.

sepatu khusus untuk menjahit resleting jepang

Resleting untuk celana jins, ukurannya lebih besar dari resleting biasa dan lebih kuat karena  gigi-giginya terbuat dari logam

92

Page 93: Men Jahit

Resleting untuk mantel atau jaket ukurannya lebih besar dari zipper biasa dan lebih kuat sesuai dengan fungsinya.

93

Page 94: Men Jahit

36. MACAM-MACAM BENANG UNTUK MENJAHIT

      Benang yang digunakan untuk menjahit ada beberapa macam, ini disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai pedoman dalam pemakaian benang jahit, secara umum dapat dipedomani nomor yang ada pada bungkus benang tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Wancik (1992:62) antara lain: Benang no. 50 artinya panjang benang 50 meter dan berat 1 gram. Digunakan untuk menjahit bahan yang tidak terlalu tebal/tipis. Benang no. 60 artinya panjang benang 60 meter berat 1 gram. Digunakan untuk menjahit kain yang sangat tipis. Benang no. 8 artinya panjang benang 8 meter beratnya 1 gram. Digunakan untuk menjahit bahan jok mobil, terpal, bahan tas atau kulit. Benang ini lebih kasar dan kuat.         Selain itu benang yang digunakan hendaklah disesuaikan dengan serat bahan, ketebalan bahan, serta jenis setikan yang diinginkan. Benang yang digunakan sebaiknya mempunyai asal serat yang sama dengan bahan yang akan dijahit. Misalnya, benang dari serat alam hendaklah digunakan untuk menjahit bahan dari serat alam pula, begitu juga dengan benang dari serat sintetis digunakan untuk menjahit bahan dari serat sintetis pula. Untuk setikan hias sering digunakan benang yang relatif kasar seperti setikan hias pada celana jeans, karena sesuai dengan fungsinya yang mana benang ini berfungsi untuk hiasan. Beberapa jenis benang yang digunakan untuk menjahit dan menghias busana di antaranya yaitu:

1. Benang Jahit : Benang jahit ialah benang yang digunakan untuk menjahit. Halus kasar benang ditentukan menurut nomor benang. Makin tinggi nomor benang makin halus benang tersebut. Misalnya benang jahit no. 60 lebih halus dari benang no. 50 dan no. 40.

2. Benang mouline yaitu benang yang berlainan warna disering/dipilin jadi satu sehingga benang mouline disebut juga benang pelangi. Benang ini digunakan untuk menghias pakaian atau kain.

3. Benang melange (benang serabut campur) yaitu benang yang mempunyai warna beraneka ragam yang dibuat dengan cara dipintal. Digunakan untuk menghias pakaian.

4. Benang yaspis yaitu benang yang dipilin dari dua benang yang belum dipilin sehingga bentuknya berupa satu benang bulat. Digunakan untuk menghias pakaian.

5. Benang logam yaitu benang yang terbuat dari logam berlapis plastik atau plastik berlapis logam. Bentuk benang berkilau, ada yang warna perak dan ada yang warna emas. Digunakan untuk menghias pakaian atau lenen rumah tangga dan juga digunakan sebagai bahan untuk tenunan seperti tenun songket.

6. Benang karet yaitu benang yang terbuat dari karet yang telah divulkanisasi. Benang ini bersifat elastis sehingga banyak digunakan untuk mengerutkan bagian-bagian pakaian.

7. Benang sulam/suji yaitu benang yang digunakan untuk menyulam/menghias pakaian. Benang suji tersedia dalam aneka warna. Ada yang hanya satu warna dan ada juga yang palang atau warna bertingkat.

8. Benang bordir yaitu benang yang digunakan untuk membordir atau menyulam dengan mesin. Benang ini mengkilat dan tersedia dalam aneka warna.

9. Benang jagung yaitu benang yang terbuat dari serat selulosa berwarna krem/broken white. Digunakan untuk membuat renda, menjahit kasur, dan lain-lain.

10. Benang tetoron yaitu benang sintetis yang kuat digunakan sebagai bahan kaitan untuk membuat pelengkap busana berupa tas, ikat pinggang, dan lain-lain.

11. Benang wol yaitu benang yang agak berbulu dan pilinannya longgar. Digunakan untuk bahan menghias lenen rumah tangga berupa taplak meja, hiasan dinding, dan lain-lain.

12. Dan lain sebagainya.

94

Page 95: Men Jahit

37. VARIASI MODEL DASAR KEBAYA MODERN

Saat kita ingin mendesain kebaya sebelum menentukan detail hiasan, payet, atau rampel yang akan di pakai, adakalanya kita kebingungan dengan model dasar atau bentuk dasar kebaya yang akan kita buat.

Disini saya akan bantu teman-teman untuk sedikit menghilangkan kebingunang itu dengan memberikan berbagai bentuk atau model dasar kebaya yang bisa teman-teman pilih. Saya juga akan memberikan bentuk atau model dasar lengan kebaya dan bentuk atau model dasar kerah kebaya dalam entrian blog saya selanjutnya.

Untuk itu silahkan lihat gambar berikut dan pilih saja bentuk kebaya yang paling pas dengan keinginan

95

Page 96: Men Jahit

38. VARIASI MODEL KERAH KEBAYA MODERN

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya mengenai variasi model dasar kebaya, disini saya akan mengulas mengenai variasi model kerah yang bisa diaplikasikan pada kebaya modern, ada berbagai macam model kerah yang bisa pilih untuk kebaya modern yang akan teman-teman jahit.Berikut gambar macam-macam kerah tersebut silahkan dipadukan dengan model dasar kebaya yang telah teman-teman pilih. Selain itu saya juga akan mengulas mengenail macam-macan variasi lengan kebaya pada tulisan saya selanjutnya.

96

Page 97: Men Jahit

39. VARIASI MODEL LENGAN KEBAYA MODERN

Melanjutkan tulisan saya sebelumya, sekali lagi sebelum kita menentukan detail payet, tusuk hias, atau rampel kebaya yang akan kita pakai untuk hiasan tentunya kita harus menentukan dulu bentuk desain kebaya kita secara garis besarnya yaitu bentuk model dasarnya seperti apa, bentuk kerahnya serta bentuk lengannya yang kita inginkan seperti apa? Nah setelah sebelumnya saya membahas mengenai variasi bentuk kebaya serta variasi kerah kebaya kali ini saya akan membahas mengenai berbagai variasi lengan yang bisa diapliksikan pada kebaya. Silahkan langsung saja melihat gambar variasi lengan kebaya berikut :

97

Page 98: Men Jahit

40. Berbagai Macam Contoh Model Kebaya Modern

Bagi yang kebingungan untuk menentukan model kebaya yang akan dijahit, berikut saya berikan gambar berbagai model kebaya modern yang mungkin bisa menjadi referensi anda. Model-model kebaya berikut ini saya ambil dari bukunya Sonny Poespo, semoga bisa memberikan inspirasi kepada anda mengenai model kebaya yang akan anda jahit. Silahkan Klik gambar untuk memperbesar.

98

Page 102: Men Jahit

41. MENGGAMBAR POLA BAJU ANAK SESUAI DESAIN

Desain  busana anak-anak berikut ini adalah baju setali atau  bebe, panjang baju setengah paha. Memiliki garis  prinses dari  pertengahan garis bahu melalui dada sampai panjang baju dengan  model simetris. Lengan kop pendek. Pakai kerah polo. Pada bagian  belakang pakai risleting panjang 30 cm. Bagian bawah baju agak sedikit mengembang.

Cara Mengambil Ukuran 

a.  Lingkar badan, diukur sekeliling badan melalui ketiak   ditambah  empat centimeter.

b.  Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang ditambah dua centimeter.

c.  Panjang punggung, diukur dari ruas tulang leher belakang yang paling menonjol, sampai kebatas pinggang

d.  Lebar punggung, diukur melebar  di punggung, dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.

e.  Lebar muka, diukur melebar didada dari batas lingkar kerung kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.

f.  Panjang bahu, diukur dari batas leher sampai ujung bahu.

g.  Lingkar Kerung lengan, diukur sekeliling lubang lengan datambah satu centimeter

h.  Lingkar leher, diukur sekeliling leher

i.  Panjang muka, diukur dari lekuk leher sampai batas pinggang.

j.  Panjang lengan, diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan sesuai dengan model.

k.  Panjang baju, diukur dari lekuk leher sampai panjang baju sesuai dengan model.

102

Page 103: Men Jahit

Ukuran :   

Lingkar badan    = 64 cm

Lingkar pinggang   = 60 cm

Panjang punggung  = 27 cm

Lebar punggung    = 26 cm

Lebar muka    = 25 cm

Panjang bahu    =   8 cm

Lingkar Kerung lengan  = 30 cm

Lingkar leher    = 27 cm

Panjang muka    = 23 cm

Panjang lengan    = 13 cm

Panjang baju     = 50 cm

Keterangan pola bagian  muka

      Agar pola yang dibuat diatas bahan tidak bergeser, serta pola yang dibuat sesuai dengan desain model, perlu diperhatikan  bentuk  pola dan bahan dasar yang akan digunakan, untuk itu perhatikanlah  cara membuat pola diatas bahan berikut ini :

      Ambil bahan dasar untuk busana anak yang lebarnya 115 cm,  lipat dua dengan arah panjang benang (lungsin). Buat pola bagian muka dengan cara;  

103

Page 104: Men Jahit

A - A1 = 6 cm; 

A - A2 = 8 cm. 

A2 - C1 = panjang punggung.

  A2 - B = panjang baju bagian muka. 

A - C = ½ panjang punggung ditambah 1 cm. 

C - G = ¼ lingkar badan  ditambah 1 cm.  

C1 - C2 = ¼ lingkar pinggang  ditambah 1 cm. 

Titik  A3 = ½ panjang bahu. 

B - B2 = 1/10 lingkar pinggang, 

Hubungkan dengan A3, untuk garis prinses. 

A2 - A4 = 9 cm (panjang bahu)

A3 - A4 = 3 cm (keluwesan garis bahu). 

Hubungkan A3 dengan G (lingkar kerung lengan muka). 

Ukur dari titik A sebanyak 3 cm. 

Berikutnya adalah mengembangkan dari D1 kesisi kanan sebanyak 3 cm dari garis sisi pola muka beri titik D ke D2, dari D2 naikan 1 cm, bentuk garis tersebut dengan luwes seperti gambar (garis bawah baju).

Keterangan pola bagian belakang

C - C1 = A - A1 

C - C2 = 1,5 cm. 

C1 - C3 = A1 - C1 

D - D3 = B - B1 ditambah 3 cm. 

D1 - H = ½ lingkar badan. 

C3 - C4 = ¼ lingkar pinggang. 

Hubungkan H ke D3 (sisi badan belakang). 

Hubungkan C1 ke H (kerung lengan belakang). 

Hubungkan D ke D3  seperti gambar ( garis bawah b

lanjutkan ke : Pola lengan Dan Kerah Baju Anak Sesuai Desain

104

Page 105: Men Jahit

42. POLA LENGAN DAN KERAH BAJU ANAK SESUAI DESAIN

Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang menjahit baju anak sesuai desain berikut adalah pola lengan dan kerahnya

POLA LENGAN

Ukuran

Lingkar kerung lengan     : 38 cm

Tinggi puncak lengan     : 10 cm

Lingkar ujung lengan     : 18 cm

Keterangan Pola lengan

A - B = panjang lengan, 

A - C = tinggi puncak lengan, 

A - D = A - E adalah ½ lingkar kerung lengan. 

Puncak lengan digunting, dikembangkan kekiri dan kanan masing-

masing 3 cm. Bentuk ujung  

POLA KERAH 

105

Page 106: Men Jahit

Keterangan pola kerah.

A - B = ½ lingkar leher. 

A - C = 7 cm ( lebar kerah). 

B - B1 = 1,5 cm. 

B1 - B2 = 5 cm. 

B2 - B3 = 1 cm. 

Hubungkan A ke B1 terus ke B3 dan C seperti gambar.  

106

Page 107: Men Jahit

43. CARA MENJAHIT BET SERAGAM SEKOLAH DENGAN RAPI

Musim-musim awal pembelajaran seperti sekarang ini, banyak para ibu yang kebagian tugas untuk menjahit bet seragam anaknya. Mungkin masalah menjahit bet seragam ini kelihatan sepele dan tidak terlalu mendapat perhatian, tapi kalo bet seragam ini menjahitnya kurang rapi, tentunya akan mengurangi kerapian seragam yang dipakai. Selain itu bet yang bentuknya melengkung, bersegi-segi, tentunya akan menyulitkan kita dalam menjahitnya.Disini saya akan berbagi tips / trik menjahit bet agar hasilnya rapi dan langkah-langkah menjahitnya pun mudah

Pertama tama yang harus kita lakukan tentunya menyiapkan bet yang akan dijahit, pakaian yang akan ditempeli bet dan kain lapisan tipis yang tembus pandang

Gunting lapisan seperti bentuk bet (gambar 1) Tempelkan lapisan diatas bagian baik bet karena kain lapisannya tipis maka kita bisa

melihat gambar bet dibawahnya (gambar 2) Jahit pinggir bet kira-kira berjarak 2 milimeter dari garis pinggir bet gunanya adalah

untuk memberi jarak lipatan agar pas dibalik garis pinggir bet tidak ikut terlipat kebawah.

buat lubang ditengah lapisan caranya tarik lapisan dari bet dan gunting pas ditengah gunanya untuk membalik bet ke bagian baik (gambar 3)

sebelum dibalik rapikan dulu pingirnya, gunting ujungnya agar tidak terlihat tebal saat dibalik, serta jangan lupa memberi guntingan vertikal pada bagian yang melengkung (gambar 4)

Balik melalui lubang dilapisan yang sudah kita buat tadi dan rapikan ujung-ujungnya, kalau perlu kita seterika dulu agar rapi sebelum dipasang

Sedangkan untuk cara pemasangannya, paskan ditempat yang ingin dipasangi bet, luruskan bagian atas dan bawahnya , jangan sampai miring setelah itu semat dengan

107

Page 108: Men Jahit

jarum pentul dan jahitlah, atau untuk lebih praktisnya setik renggang secara vertikal bet tersabut seperti gambar dibawah ini

Jahit mengikuti pinggir bet, tapi jangan memulainya pas disudut karena akan menimbulkan bet mudah terkelupas saat pinggir jahitannya sedikit terlepas, mulailah dari agak ketengah (lihat gambar dibawah ini) agar pertemuan jahitan kelilingnya tidak dibagian sudut, hal inijuga akan membuat jahitan kita terlihat lebih rapi 

Lepas jarum pentulnya / setikan renggang vertikalnya dan seterikalah Nah bet kita sudah terjahit dengan rapi dan siap untuk dipakai ke sekolah

108

Page 109: Men Jahit

44. CARA MEMBALIK UJUNG KERAH / UJUNG JAHITAN YANG LANCIP DENGAN RAPI

Sebagai penjahit pemula yang baru belajar menjahit kerah, kadang kita kesulitan untuk membalik jahitan di ujung kerah / bagian lancip kerah terutama kerah kemeja. Disini saya akan membagi tips membalik ujung kerah agar hasilnya rapi dan lancip maksimal

pertama-tama siapkan jahitan kerah yang akan dibalik dan sebuah jarum jahit yang sudah dipasangi benang 

Rapikan ujung kerah dengan cara mengguntung menyerong agar jika dibalik tidak tebal di ujungnya.

Tusukkan jarum ke ujung kerah dari bagian dalam kebagian luar (gambar 1) Setelah itu tusukkan jarum kebagian dalam dengan sedikit jarak dari tusukan pertama

dan usahakan tusukan tersebut tepat berada di ujung lancip jahitan (gambar 2) balik kerah dengan cara biasa, setelah sampai di ujung jahitan tariklah benang yang

telah kita tusukkan tadi sampai maksimal (gambar 3) Jadilah kerah yang ujungnya rapi dan lancip maksimal (gambar 4)

109

Page 110: Men Jahit

45. CARA MEMBUAT POLA LENGAN SETALI

Untuk membuat pola lengan setali yang pertama kali harus dilakukan adalah menyiapkan pola dasar pakaian bagian muka dan bagian belakang

POLA LENGAN SETALI BAGIAN MUKA

KETERANGAN POLA BAGIAN MUKA X1    = 3cm, lalu tarik garis siku dengan garis tengah mukaT T'  = 1 cm keatasT'      = diperpanjangT' U  =17 cm panjang lengan pendek yang dikehendakiDari titik U siku kebawah = HHL   = 1 atau 2 cm keatasLU'  = 1/2 lingkar lengan 12,5 cmHubungkan T' dengan U' dari titik U' siku kebawah = L'Lengan setali bagian muka S T' U' L' I F D M

110

Page 111: Men Jahit

POLA LENGAN SETALI BAGIAN BELAKANG

KETERANGAN  POLA BAGIAN BELAKANGx i  = 3 cm, lalu tarik garis siku dengan garis tengah belakangt t'  = 1 cm keatast'    = diperpanjangt' u = 17 cm (panjang lengan yang dikehendaki)h l  = HLi l'  = IL'l' u' = L'U'Lengan setali bagian belakang = s t' u' l' i f E N

111

Page 112: Men Jahit

46. CARA MEMBUAT POLA LENGAN RAGLAN

Lengan raglan adalah lengan busana dengan lubang lengan menyerong mulai dari lubang leher ke ketiak atau ke arah kerung lengan bagian bawah, garis ini disebut raglan.Dengan berpindahnya lubang lengan manjadi garis serong dari lubang leher ke lubang lengan, nampak bagian bahu bersatu dengan lengan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar model di bawah ini :

Untuk membuat pola lengan raglan pertamakali yang harus anda lakukan adalah membuat pola dasar lengan setali bagian muka dan belakang kemudian lakukankah perubahan sebagai berikut :

POLA LENGAN RAGLAN BAGIAN MUKA

KETERANGAN POLA LENGAN RAGLAN BAGIAN MUKA

 S S' Menurut model

Hubungkan S' dengan IX   = 1/2 S' IX'' = 1/2 X I

112

Page 113: Men Jahit

X'' = turun 1 cmI X' = 2 atau 3 cmGambar garis raglan menurut contohdari S' X X'' X' (bagian lengan)S' X I (bagian badan muka)S' X X'' X' harus sama panjang dengan S' X I

POLA LENGAN RAGLAN BAGIAN BELAKANG

KETERANGAN POLA LENGAN RAGLAN BAGIAN BELAKANG

s s' menurut model

Hubungkan s' dengan i

x  = 1/2 s' i

x'' = 1/2 x i

x'' = turun 1 cm

i x' = 2 atau 3 cm

Gambarlah garis raglan menurut contoh 

dari s' x x'' x' (bagian lengan)

s' x i (bagian badan belakang)

s' x x'' x' harus sama panjang dengan s' x i

juplak pola lengan bagian muka dan bagian belakang kemudian satukan menjadi pola lengan raglan seperti gambar berikut

113

Page 115: Men Jahit

47. POLA BAJU KEMEJA BAYI

UKURAN :Lingkar badan  = 50 cmPanjang dada   = 20 cmLebar bahu      = 5 cm

KETERANGAN POLA BAJU KEMEJA BAYIM' N' = 1/2 lingkar badan = 25 cmM' S  = Ns = 1/10 lingkar badann = 5 cmS'      = 1/2 M' N'M' dan N'  siku kebawahM' M = M' S + 1 cmM D  = panjang dada  = 20 cmD      = siku kekanan  = EN' N = 1,5 cmS' T'  = 1/10 M' N' = 2,5 cmT' X' = 2/10 lingkar badan - 2cm = 8 cmS T   = s t   =  lebar bahu  = 5 cmbuatlah garis kerung lengan dan garis lehernya

115

Page 116: Men Jahit

48. CARA MEMBUAT POLA GURITA BAYI

UKURAN 

Panjang gurita bagian luar......................65 cmLebar gurita bagian luar.........................18 cmPanjang gurita bagian dalam...................50 cmLebar gurita bagian dalam......................17 cm

POLA GURITA BAGIAN LUAR

KETERANGAN POLA GURITA BAGIAN LUAR

A  B  =  A'  B'  = Panjang gurita = 65 cmA  A' =  B  B'   = Lebar Gurita   = 18 cmA  C  =  C  B    = 32,5 cmC  C' =  C  C''  = 1 cmA  D  =  B  D'  = 16 cmA  A' =  B  B'  di bagi lima

POLA GURITA BAGIAN DALAM

KETERANGAN POLA GURITA BAGIAN DALAM

A  B  =  A'  B'  = Panjang gurita = 50 cmA  A' =  B  B'   = Lebar Gurita   = 17 cmA  C  =  C  B    = 25 cmC  C' =  C  C''  = 1 cm

CARA MENJAHIT

Gunting mendatar garis-garis 5 bagian kanan dan kiri hingga membentuk tali Satukan bagian luar dan bagian dalam tepat di garis C lalu jahit  Obras pinggir kain agar rapi

116

Page 117: Men Jahit

49. POLA ALAS LIUR / MAKAN BAYI

Untuk menghindari noda pada pakaian bayi kita, saat memberi makanan / minuman sebaiknya kita menggunakan alas liur atau alas makan yang kita letakkan dibagian dada bayi yang diikatkan ke belakang leher. Namun bagi yang punya banyak kain sisa anda bisa membuatnya sendiri.Saya disini menyediakanpola dasarnya saja, tapi bentuknya bisa anda kreasikan sendiri seperti gambar diatas atau bentuk lucu lain sesuai kreatifitas anda.

Ketetangan Pola :

AB = CD = 10 CmAC = BD = 21 CmAN = 3 CmNM = 4 CmNS = 3,5 CmGambarlah pola seperti gambar diatas. Jangan lupa untuk memberi tali

117

Page 118: Men Jahit

50. CARA MENJAHIT RESLETING JEPANG

Oleh karena banyak teman-teman yang bertanya tentang bagaimana cara menjahit resleting jepang, maka disini saya akan menjelaskan langkah-langkah menjahit resleting jepang. Sebenarnya menjahit resleting jepang itu sangat mudah, hanya saja bagi teman-teman yang baru belajar menjahit mungkin mengalami kesulitan karena mereka menjahitnya dengan sepatu mesin yang biasa. Perlu teman-teman ketahui bahwa menjahit resleting jepang itu harus menggunakan sepatu khusus untuk menjahit resleting jepang ini. Untuk mendapatkannya sangat mudah, tinggal beli aja ditoko alat jahit, harganya murah kok, gak sampai Rp 5000. Bentuknya seperti gambar dibawah ini :

LANGKAH-LANGKAH MENJAHIT RESLETING JEPANG

Pertama-tama siapkan bahan yang akan dipasangi resleting, ukur sepanjang resleting beri tanda lalu satukan (jahit) bagian bawah releting (bagian dibawah yang telah kita tandai tadi.

Jahit pinggir resleting bagian kiri dan kanan

118

Page 119: Men Jahit

Ganti sepatu mesin jahit anda dengan sepatu khusus untuk menjahit resleting jepang

gantilah 

Jahit resleting dengan sepatu khusus untuk menjahit resleting jepang dengan cara menjepitkan gigi-gigi resleting ke salah satu lubang yang tersedia di sepatu tersebut caranya jika menjahit belahan resleting sebelah kanan maka masukkanlan ke lubang sebelah kiri dan begitu sebaliknya (lihat gambar dibawah ini)

Belahan sebelah kiri

Belahan sebelah kanan

119

Page 121: Men Jahit

51. CARA MEMBUAT POLA ROK KANTUNG LEVIS

(A)  = Gambar rok dari samping(B)   = Gambar rok dari depan(C)  = Gambar rok dari belakang

Gambarlah di atas pola dasar rok depan (D) dan belakang (E) seperti contohJiplak dan pisahkan bagian atas pola belakng (F) dan kupnatnya dirapatkanJiplak dan pisahkan kantung depan (H) dan kupnatnya dirapatkan (I)

J  = Lapisan kantungX-X = Lebar kain 75 cm x 2 =150 cmX-Z = Panjanng kain 73 cmKBP = Kain Bantuan PinggangBl = Belahan belakang =16 cm

121

Page 122: Men Jahit

52. CARA MEMBUAT POLA ROK TAPIS LEBAR BAWAH

Cara mengubah pola dasar rok

Untuk rok depan, pola dasar dibuat 2 lembar, diletakkan berhadapan menjadi kanan kiri

Gambarlah model contoh diatas pola Modelnya tidak memakai resleting dan kancing Tumpukkan 2 lembar kain yang bertapis, sebagai tempat memakai rok atau

menanggalkannya

RDKK = Rok depan kanan dan kiriK-L = Ukuran lingkar pinggangK-O = L-O = Tambahan ban pinggan untuk bagian tapis sebelah kanan dan sebelah kiriKLK = Kain lapis kelimanEBKK = Rok belakang kanan kiri jadi SatuX – X = lebar kain 55 x 2 =110 cmX – Z = Panjang kain = 113 cm

122

Page 124: Men Jahit

53. CARA MEMBUAT POLA ROK SPAN

Rok span sering dipakai untuk pasangan blus atau jas dan blazer yang dipakai untuk busana kerja.

Cara membuat pecah pola rok span :

Keterangan :

Jiplak pola dasar rok    bagian muka dan belakang Tarik garis lurus dari panggul ke bawah, pada bagian bawah rok masukkan 2 sampai 5 cm ke dalam dari batas garis tersebut lalu hubungkan ke garis panggul.

Bagian bawah rok akan terlihat lebih kecildari pada garis lingkar panggul.

124

Page 125: Men Jahit

54. CARA MEMBUAT POLA ROK SEMI SPAN

Sama dengan rok span, rok semi span juga sering dipakai untuk pasangan blus atau jas dan blazer yang dipakai untuk busana kerja. Panjang rok bervariasi mulai dari selutut, sampai betis atau sampai mata kaki.

Cara membuat Pecah Pola Rok Semi Span 

Keterangan : Tarik garis lurus dari panggul ke bawah lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok akan terlihat sama besar dengan garis lingkar panggul.

125

Page 126: Men Jahit

55. CARA MEMBUAT POLA ROK LIPIT HADAP

Rok dengan lipit hadap biasanya dibuat untuk busana sekolah bagi siswa SLTP atau SLTA. Model rok ini juga sering dibuat untuk rok pasangan baju kurung.

Cara membuat pecah polanya:

Keterangan :a = besar lipit sesuai dengan yang kita inginkan. Biasanya sekitar 5 - 10 cm. Jika besar lipit yang diinginkan 8 cm maka untuk seluruh lipit dibutuhkan kain 8 cm x 4 bh = 32 cm. Jadi lipit kanan membutuhkan 16 cm dan lipit kiri membutuhkan 16 cm juga. Lipit disusun berhadapan. Tengah muka diletakkan pada lipatan kain dantengah belakang pada tepi kain.

126

Page 127: Men Jahit

56. CARA MEMBUAT POLA ROK PIAS DUA

Rok pias Rok pias dapat dipakai untuk busana sehari-hari baik untuk kesempatan santai di rumah maupun santai di taman.

127

Page 128: Men Jahit

Keterangan :Rok pias 2 ini sama dengan rok model A yang mana bagian yang dipecah tidak diputus tetapi hanya dikembangkan. Besar pengembangan disesuaikan dengan model yang diinginkan, biasanya 3 – 5 cm. Jika kup tidak digunakan maka pada bagian sisi pinggang dikurangi sebesar kup yang dihilangkan tersebut.

128

Page 129: Men Jahit

57. MACAM - MACAM MODEL BAJU KERJA WANITA

Setelan rok model tumpang / wrap over blus yang divariasikan dengan garis lengkung di dada.Bahan yang disarankan Crepe de Chine, georgette

Gaun terusan dengan model garis pinggang midriff / terpotong, terlihat unik dan modis dengan kancing separuh di depan dan semakin ramping dengan ikat pinggang kecil. Bahan yang disarankan sutra

129

Page 130: Men Jahit

Blus model sederhana, garis leher persegi, kancing di depan, terlihat nyaman untuk kesibukan di kantor, dapat dipadukan dengan rok dari bahan batik

Setelan rok span dengan blus jas model longgar, lengan potongan dolman, kancing tunggal dibawah kerah, dan lengan panjang ¾,  cocok juga untuk yang bertubuh besar / gemuk

130

Page 131: Men Jahit

Blus model asimetris double breasted. Kombinasi batik dengan bahan polos menambah anggun penampilan

Blus dengan model yang saling menyilang, kombinasi warna yang memukau, dan kancing hias bertengger cantik dikedua pinggul. Padukan dengan rok span. Bahan yang disarankan: sutera

131

Page 132: Men Jahit

Blus model sederhana dengan potongan leher bulat, tampil sangat cantik dengan hiasan renda frills di beberapa tempat. Bahan yang disarankan : Sutera

Setelan rok span dan blus model asimetris dengan aksen bahan warna lain dan hiasan jabot / syabo, akan membuat penampilan lebih chic. Bahan yang disarankan sutra

132

Page 133: Men Jahit

  

Blus batik model asimetris , bukaan disisi dengan kerah pita menambah cantik penampilan, tampak elegan di tengah kesibukan di kantor

Sumber : Buku Sony Poespo

133

Page 134: Men Jahit

58. Menjahit Baju Santai Sendiri

                                                         

sumber : buku Pintar Menjahit Untuk Pemula karya Nur Astri Damayanti - Hj. Tati Chusen hal 47.

Yuk menjahit baju santai sendiri, baju santai model terusan selutut dengan lengan lonceng  pendek dan  kerah sabrina ini sangat cocok untuk latihan bagi yang baru belajar menjahit

1. Pola baju santai

134

Page 135: Men Jahit

1. Membuat pola lengan

1. Buat pola dasar lengan,2. Bagi menjadi empat bagian sama besar.3. Gunting  dan tempelkan pada  kertas terpisah se hingga terbentuk pola lengan lonceng

pendek.

2. Menjahit baju  santai

1. Jahit kupnat depan dan belakang.2. Sambungkan kedua pola belakang, sisakan  20 cm untuk resluiting.3. Jahit pola depan dan belakang,4. Jahit  kedua  sisi pola lengan,5. Sambungkan bagian lengkung lengan pada kerung lengan blus, lalu jahit.6. Gabungkan lapisan depan dan belakang,7. Pasang  viselin pada pola lapisan.8. Sambung pola  lapisan pada lingkar leher blus.9. Obras sekeliting kain agar terlihat rapi.10. Som bagian keliman tangan dan 

135

Page 136: Men Jahit

59. Pola Blus luar dengan belahan asimetris

Blus luar dengan belahan asimetris ± 7 atau 8 cm dari garis tengah muka, panjang blus ± 25 cm dari garis pinggang atau 10 cm dari garis panggul. Memakai kerah board dan lengan kop poff dengan panjang ¾ lengan. Pada ujung lengan ada bis yang ujungnya diikat. Mempunyai kup pinggang dan kup sisi.

Keterangan Pola Blus Asimetri :

Hubungkan pola dasar rok dengan pola dasar badan. Tambahkan bagian tengah muka 2 cm untuk lidah belahan. Untuk belahan asimetris atau overslah, dibentuk dari garis leher ke arah tengah muka. Besar overslah ini disesuaikan dengan model atau lebih kurang 7 atau 8 cm. Bentuk garis tersebut sampai ke batas pinggang seperti terlihat pada gambar. Untuk lapisan tengah muka di buat 4 – 5 cm. Pada bagian sisi atas blus atau bagian ketiak, diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm.

Pada pinggang dikeluarkan 1 cm, panggul 1 cm dan bagian bawah baju 1 ½ - 2 cm, kemudian dibentuk. Pola bagian belakang sama halnya dengan pola depan. Pada bagian sisi dilonggarkan sama dengan pola depan.

136

Page 137: Men Jahit

Keterangan Pola lengan dan kerah blus asimetri :

Gunting pola lengan pada garis tengah lengan lalu lebarkan 5 cm dan naikkan 3 cm. Kemudian bentuk pada bagian puncak lengan. Semakin tinggi dinaikkan pada puncak lengan maka kerutan pada puncak lengan akan semakin tinggi pula dan semakin lebar dilebarkan pola maka semakin banyak kerutan pada puncak lengan. Untuk pembuatan pola kerah dapat dilihat pada gambar Panjang kerah = ½ lingkar leher pada pola badan.

137

Page 138: Men Jahit

60. Pola Blus dengan kerah ½ rebah

Blus luar dengan kerah ½ rebah, memakai garis princes dari bahu melewati kup dan lengan sesuai pendek. Panjang blus ± 10 cm dari garis panggul. Panjang lengan ± 25 cm dan krah pas pada garis leher dasar. Pakaian ini dapat dipakai untuk  kesempatan resmi seperti ke kantor.

Keterangan :

Pertama-tama pola dasar rok dan pola dasar badan disatukan. Untuk membuat garis princes pada pola depan terlebih dahulu tutup kup sisi dan bentuk garis princes dari pertengahan bahu melewati puncak dada dan kup pinggang dan luruskan dari kup ke bawah. Tambahkan tengah muka 2 cm untuk lidah belahan dan 4 cm untuk lapisan ke bagian dalamnya. Turunkan bagian sisi ketiak 1 cm dan keluarkan

138

Page 139: Men Jahit

1 cm, bentuk sampai batas panggul. Pada sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm untuk melebarkan bagian bawah blus.

Untuk pola belakang sama dengan pola depan yang mana bagian sisi pada ketiak diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm. Bagian pinggang dikeluarkan 1 cm dan bagian sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm kemudian hubungkan garis tersebut.

Keterangan :

Untuk membuat pola kerah lihat gambar di atas. Ukuran lingkar leher diperoleh dari ukuran leher depan sampai batas tengah muka ditambah ukuran leher belakang. Buat pola dengan ukuran seperti pada gambar.

Pola lengan dibuat sama dengan cara membuat pola dasar lengan tetapi ukuran lingkar kerung lengan disesuaikan dengan lingkar lengan yang sudah dirobah.

139

Page 140: Men Jahit

61. POLA GAMIS DENGAN KERAH SYAL

Sumber : Buku Pintar Menjahit Untuk Pemula karya Nur Astri Damayanti - Hj. Tati Chusen

Ingin bisa menjahit gamis sendiri tapi gak tau cara bikin polanya? gak usah khawatir disini saya akan menjelaskan cara membuat pola gamis yang bentuknya sederhana (dasar). Jadi jika teman-teman ingin menambahkan variasi/detail hiasan tinggal menambahkan sendiri aja sesuai model yang teman-teman inginkan. Ok, yuk kita langsung aja buat polanya :

1. Pola Dasar Gamis

140

Page 141: Men Jahit

1. Siapkan pola dasar bagian depan dan belakang2. Turunkan lingkar leher bagian depan 3 Cm3. Turunkan lingkar lengan bagian depan dan belakang sebesar 2 cm4. Ukur 20 cm dari garis pinggang ke bawah5. Buat garis horisontal sepanjang 1/4 lingkar panggul + 1cm untuk pola bagian depan dan 1/4

lingkar panggul - 1cm untuk pola bagian belakang6. Ukur dari lagi dari garis pinggang kebawah sampai sepanjang ukuran panjang rok7. Buat garis horisontal sepanjang 1/4 lingkar panggul + 1cm + 3 cm untuk pola bagian depan

dan 1/4 lingkar panggul - 1cm + 3cm untuk pola bagian belakang8. Untuk pola lengan tambahkan lingkar kerung lengan 2 cm depan dan 2 cm belakang

2. Cara meletakkan pola diatas kainLihat gambar berikut :

141

Page 142: Men Jahit

62. KONSEP DASAR PECAH POLA BUSANA WANITA

   Busana wanita memerlukan teknik pecah pola yang lebih cermat dibandingkan pakaian pria dan anak-anak. Pakaian wanita yang dibuat hendaklah dapat menonjolkan sisi feminim dari wanita dan dapat menonjolkan kelebihan yang dimilikinya sehingga dalam berpenampilan terlihat cantik, rapi dan menarik. Untuk itu dalam pembuatan pakaian perlu dilakukan pecah pola yang benar sesuai dengan desain dan bentuk tubuh sipemakai. Agar pola yang dihasilkan sesuai dengan desain dan bentuk tubuh maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisa bentuk tubuh dan analisa desain.

       Bentuk tubuh wanita secara umum ada 5 macam yaitu ideal, kurus tinggi, gemuk tinggi, kurus pendek dan gemuk pendek. Bentuk tubuh wanita yang baik tentunya adalah bentuk tubuh yang ideal dimana terdapat keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan dan mempunyai proporsi tubuh yang seimbang.

       Desain pakaian yang dibuat adakalanya terlihat indah karena dibuat pada proporsi tubuh yang seimbang atau bentuk tubuh yang ideal. Namun belum tentu desain yang sama cocok di pakai oleh orang yang bertubuh kurus atau gemuk. Jadi dari analisa bentuk tubuh ini kita dapat menyesuaikan pola dengan bentuk tubuh sipemakai, dengan kata lain kekurangan bentuk tubuh dapat tertutupi dengan teknik pengembangan pola yang tepat. Misalnya untuk bentuk tubuh yang gemuk hendaklah hindari pakaian yang mengembang atau yang berkerut banyak seperti rok kerut atau rok kembang dan model lengan balon atau lonceng. Jika menggunakan lengan balon atau lengan yang lebar pada ujung lengan hendaklah pengembangannya disesuaikan dengan bentuk tubuh gemuk tersebut artinya pengembangannya tidak terlalu lebar.

Selain analisa bentuk tubuh di atas dilakukan analisa desain. Analisa desain pakaian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Memperhatikan desain secara keseluruhan.       Lihat gaya berdiri dari model. Umumnya desain digambarkan dengan gaya berdiri menghadap kedepan atau miring tiga per empat. Perbandingan letak bagian-bagian busana pada sikap berdiri model akan lebih memudahkan kita memahami desain pakaian yang akan dibuat.

2. Pahami gambar bagian-bagian busana pada desain.    Gambar bagian-bagian busana yang dimaksud merupakan garis-garis pakaian pada desain, misalnya garis leher, garis lingkar badan, garis pinggang, garis panggul, garis tengah muka dan tengah belakang, garis lingkar kerung lengan, garis besar lengan dan garis batas kup atau tinggi dada. Garis-garis ini akan memudahkan kita untuk menganalisa bagian-bagian busana yang ada pada desain.

a. Desain pakaian pada badan bagian atas.       Desain pakaian pada badan bagian atas meliputi bentuk garis leher atau kerah, lengan, kantong, garis hias, kup dan belahan pakaian. Letak garis leher dapat dilihat dengan membandingkan garis leher dasar dengan garis leher pada desain. Perkiraan ukuran inilah yang menjadi pedoman dalam merobah garis leher pada pakaian. Begitu juga dengan lengan dan badan. Desain lengan apakah berbentuk lengan kop, lengan poff, lengan balon dan lain sebagainya.

142

Page 143: Men Jahit

       Khusus untuk bagian badan, kita harus memperhatikan letak kup apakah kup berada pada tempat biasa atau disalurkan ke tempat lain atau dihilangkan menjadi garis hias. Hal ini penting karena kup merupakan bagian yang dapat menonjolkan sisi feminim wanita. Perhatikan juga garis belahan pakaian untuk menghindari kesalahan dalam memberi tanda pola dan menggunting kain.

b. Desain pakaian bagian bawah     Pakaian bagian bawah dapat berupa rok atau celana. Namun celana ataupun rok mempunyai desain yang bervariasi. Terlebih dahulu pahami desain rok yang ada pada desain seperti desain rok, ukuran panjang rok, lebar rok, kembang rok (jika rok kembang) dan kerutan rok (jika rok dikerut). Begitu juga dengan desain celana, pahami desain celana, ukuran celana, lebar celana atau besar celana dan lain sebagainya.

3. Pahami letak jatuh pakaian pada badan.       Bahan atau kain yang cocok untuk sebuah desain dapat dilihat dari letak jatuh pakaian pada badan. Hal ini dapat diamati pada bagian sisi atau bagian bawah pakaian. Jika dilihat pada bagian sisi, bahan yang jatuhnya lurus ke bawah atau agak kaku dapat diperkirakan bahannya tebal dan kaku. Sebaliknya jika jatuh bahan mengikuti bentuk tubuh berarti bahan yang digunakan bahan yang tipis atau melangsai.

       Begitu juga jika dilihat pada bagian bawah rok/pakaian. Bagian bawah rok yang terlihat agak bergelombang, maka bahan yang digunakan tipis atau melangsai sebaliknya bagian bawah yang lurus dan terlihat agak kaku, berarti menggunakan bahan yang agak tebal dan kaku.

      Agar dapat menganalisa bentuk tubuh dan model pakaian dengan baik dan benar diperlukan latihan yang banyak sehingga memudahkan kita dalam membuat pecah pola busana yang sesuai dengan desain.

143

Page 144: Men Jahit

63. MACAM-MACAM MODEL JAKET

Jaket adalah pakaian yang dipakai diatas gaun atau rok dan blus. Panjang jaket bervariasi mulai dari yang pendek di atas garis pinggang sampai batas garis pinggul. Contoh macam-macam model jaket adalah sebagai berikut :

Vest, adalah jaket pendek tanpa lengan dengan kancing di depan Spencer, jaket pendek (panjang sampai pinggang ), dengan kerah atau tanpa kerah Bolero, jaket pendek sampai pinggang atau diatas pinggang tanpa penutup bagian

depan dan mempunyai garis membulat dari tengah muka kesamping Jerkin, jaket dari kulit atau beledu, pendek tanpa jahitan panjang, biasa dipakai untuk

penunggang kuda dengan fungsi menahan angin Cardigan, jaket atau blus dari bahan rajutan tanpa garis leher dengan belahan di

depan, pada sekeliling leher kebawah diberi penyelesaian dengan bilai serong yang berlainan warna

Eton, jaket panjang sampai pinggang dengan kerah putih yang diberi pengeras Mess jacket, jaket dari bahan rajutan dengan penutup didepan sesuai pada badan

144

Page 145: Men Jahit

64. MACAM-MACAM MODEL BLUS / KEMEJA

Blus atau kemeja adalah pakaian bagian atas baik berlengan pendek, tanpa lengan, maupun lengan panjang. Blus ada ber macam-macam jenisnya, berikut ini adalah contoh macam-macam jenis blus :

Polo, adalah kemeja untuk olah raga dari bahan kaos berlengan pendek dengan garis leher bulat

Suit, adalah blus atau jaket dikombinasikan dengan rok atau celana, terbuat dari bahan yang sama untuk dipakai bersamaan

Suplice, blus dengan garis leher V rendahdan penutup melampaui garis tengah muka Peasant, blus dengan penuh kerut-kerut pada leher, lengan, dan pinggang Middy, mirip pakaian kelasi dengan model kerah lebar seperti kerah kelasi. Panjang

blus sampai garis Long torso, model blus panjangnya sampai garis panggul dengan rok lipit-lipit Empire, blus dengan garis hias dibawah dada

145

Page 146: Men Jahit

65. MACAM-MACAM BENTUK KERAH BAJU

      Kerah adalah  bagian  dari sebuah   pakaian, yaitu bentuk bagian terpisah untuk menyelesaikan garis leher. Bentuk kerah ada bermacam-macam, menurut bentuk dasarnya  ada kerah rebah, kerah setengah berdiri, dan kerah tegak  atau berdiri. Bentuk kerah ada 15.

KETERANGAN GAMBAR KERAH :

A - Clerical,  kerah yang  digunting lurus sempit dan berdiri supaya  dapat  berdiri  dengan  baik diberi lapisan pengeras.

B -   C hinese ,  sama  dengan  kerah Clerical,  keduanya merupakan kerah tagak, sering kali disebut dengan nama kerah Sanghai atau kerah Cina.

C - Turtle  neck, adalah kerah dengan   bentuk tinggi seperti kerah sweater. D -   P eterpan , merupakan kerah rebah berbentuk bulat. dari sejarahnya mula-mula dipakai

oleh Peterpan kerah ini sering dipakai untuk model pakaian anak

146

Page 147: Men Jahit

E - Eton, kerah   berdiri yang digunakan pada     jaket pendek: awal mulanya kerah ini dipakai oleh siswa-siswa di  Perguruan  Eton, Inggris.

F -   Kerah   kemeja ,   bentuk  kerah berdiri  yang  biasa digunakan untuk kemeja pria. G - Notched, kerah berdiri yang sempit, biasa digunakan  untuk jas laki-laki. H -   Selendang ,   kerah  bentuk setali dengan  badan. I - Kerah  kelasi,  kerah  bagian  belakang  bentuknya persegi dan  bagian  depan  

membentuk  V Ciri khasnya memakai hiasan tiga ban kecil pada pinggiran kerah J - Lapel. disebut juga kelepak yaitu kerah yang setali dengan  bagian muka atau dada. K - Bib .semacam pas bahu yang agak rendah dengan  kerah rebah  bulat. L -   Bertha , seperti kerah cape  lebar menutupi  bahu dibuat dari  bahan renda atau bahan lain. M - Cape, pada  desarnya adalah bagian yang lerpisah dari  pakaian, digunting lingkaran 

atau  selengah lingkaran; Cape pendek dijahitkan pada leher gaun disebut  kerah cape. N - Scarf,  kerah yang dibentuk dari kain persegi panjang atau segitiga yang dililitkan pada

leher. O - Surplice,  kerah bentuk setali dengan garis penutup melampaui tengah muka.        

66. MACAM - MACAM BENTUK GARIS LEHER

147

Page 148: Men Jahit

Dalam membuat desain busana ada banyak pilihan garis leher yang bisa kita pakai, berikut adalah contoh-contoh garis leher yang sering digunakan dalam model-model busana saat ini

KETERANGAN GAMBARA – Garis leher bulatB – Garis leher persegiC – Garis leher VD – Garis leher UE – Garis leher Bentuk hatiF – Garis leher BateauG – Garis leher Off shoulderH – Garis leher CamisolI – Garis leher HalterJ – Garis leher CowlK – Garis leher StraplessL – Garis leher Decollete

67. MACAM-MACAM BENTUK LENGAN BAJU

148

Page 149: Men Jahit

           Lengan baju adalah salah satu bagian dari pakaian yang berfungsi untuk menutupi lengan, ada bentuk lengan pendek, tiga perempat dan lengan panjang. Macam-macam lengan tersebut adalah sebagal berikut:

KETERANGAN GAMBAR LENGAN

A - Lengan kimono, lengan yang digunting setali dengan bagian badan. B - Lengan suai, lengan pas tanpa kerut pada bahu disebut pula lengan licin. C - Lengan puff, lengan pendek berkerut pada bagian bahu dan lengan bawah. D - Lengan cape, lengan berbentuk setengah lingkaran, dipasang tanpa kerut di

bagian kerungnya. E - Lengan slit, lengan dengan belahan di pertengahan lengan, memakai sehelai ban

sempit pada garis lengan bawah. F - Lengan peasant, lengan panjang tiga perempat penuh kemt-kerut pada bahu dan

lengan bawah. G - Lengan raglan, lengan ini mempunyal garis lengan dari kerung leher, ini

merupakan ciri khas dari lengan tersebut.

149

Page 150: Men Jahit

H - Lengan dolman, mempunyai kerung lengan agak dalam dan longgar. garis kerung lengan mulai dari bahu sampai tujuh setengah cm di atas garis pinggang.

I - Lengan kemeja, lengan panjang dengan sedikit kerut pada pergelangan tangan dan manset.

J - Lengan bishop, lengan licin pada bahu dan gembung pada bagian bawah. panjang sampai pergelangan tangan dengan manset lebar.

K - Lengan balon, lengan gembung pada bagian pertengahan  panjang lengan sehingga  menyerupai balon.

L - Lengan lanceng, lengan licin pada bahu dan mengembang pada bagian bawah, panjang bervariasi.

68. MACAM-MACAM MODEL BAJU HAMIL 150

Page 151: Men Jahit

Bahan yang cocok untuk busana perempuan hamil adalah bahan yang dapat menyerap air, sehingga memberikan rasa nyaman pada si pemakai. Model busana terusan cocok dibuat dari bahan yang bertekstur sedang, tidak tebal tetapi juga tidak terialu tipis. Pilihan motif dapat menggunakan bahan bermotif kembang atau bahan polos. Untuk busana hamil yang dibuat dari bahan polos, dapat ditambahkan variasi seperti renda, bordir, sulaman, dan pemanis atau aksen lainnya.Model atas berupa blus yang dipadukan dengan rok, celana panjang, atau kulot dapat dibuat dari bahan yang sama (setelan) atau bahan yang berbeda, tetapi merupakan pasangan dengan kombinasi yang serasi. Untuk bahan blus, pilihlah yang tipis, sedangkan untuk rok, celana, atau kulot dibuat dari bahan yang tebal.Pilihan jenis bahan tergantung pada tujuan pemakaiannya. Untuk pemakaian sehari-hari dapat menggunakan bahan katun kembang berwarna cerah. Model blus sangat cocok dibuat dari bahan yang bercorak kecil, sedangkan baju terusan bisa dibuat dari bahan yang bercorak lebih besar.            Busana untuk bepergian dibuat dari bahan yang lebih halus (mahal)seperti bahan ciffon.Rok, celana, dan kulot dibuat dari bahan yang tebai, tetapi tidak kaku seperti bahan tropical. Untuk acara khusus atau pesta, pilihan bahan harus istimewa, seperti sutera atau bahan yang berkesan mewah.

Model ABaju : terusan dari bahan bergaris dengan garis pinggang ditinggikan. Badan di bagian    atas garis dibuat serong, bagian bawahnya dibuat memanjang. Kerung leher membulat, lengan  setali, belahan di bagian garis tengah muka yang dihias 3 koncing hias.Rok : berupa rok kerut, bagian sisi rok di bagian bawah dibuat belahan. Pada sisi badan kiri dan kanan dipasang tali yang pemakaiannya diikatkan ke belakang.

151

Page 152: Men Jahit

Model BBaju : terusan dengan bentuk A line. Bagian bawah dibuat lebih lebar daripada model A diatas. Garis pinggang ditinggikan. Kerah setengah rebah, lengan licin, belahan di garis tengah, di tengah muka dihias dengan 3 kancing hias.Rok : berupa rok kerut, dipasang tali pada sisi kiri dan kanan yang diikatkan kebelakang. Pilihan bahan dapat dipilih berupa bahan polos atau berkembang yang sedang ketebalannya

Model CBaju : terusan dengan garis princes. Tanpa lengan, leher segi empat dengan hiasan pita kecil.Rok : rok dikembangkan, pada garis princes dibuat lipit sungkup. Dipasang tali di pinggang yang diikatkan ke belakang. Pilihan bahan sebaiknya berupa bahan polos

152

Page 153: Men Jahit

Model DBlus : Panjangnya sampai di tinggi duduk. Lengan licin, kerung leher membulat dan membentuk huruf V. Belahan menyerong ke kiri dengan 3 kancing hias. Blus bagian bawah dilebarkan. Bahan sebaiknya dipilih yang bermotif kembangRok : Bentuk rok berupa rok suai, dikembangkan di pinggang dan dipasang elastik yang lebarnya kurang lebih 3 cm. Sebaiknya dipilih bahan yang berwarna gelap yang serasi dengan bahan blusnya

Model EBlus : Panjangnya sampai tinggi duduk. Terdapat pas bahu dengan hiasan lipit jarum. Lengan licin, kerung leher bulat, belahan pada garis tengah muka dihias dengan 3 kancing hias. Badan bagian bawah dibuat lipit searah. Sebaiknya dibuat dari bahan polosRok : Bentuk rok berupa rok suai, dikembangkan di pinggang dan dipasang elastik yang lebarnya kurang lebih 3 cm. Pilihan bahan berupa bahan berwarna tua yang serasi dengan blus

153

Page 154: Men Jahit

Model FBlus : Panjangnya sampai tinggi dudu. Tanpa lengan dengan kerung lengan berbentuk V. Pas bahu dan di bagian bawahnya terdapat kerutan untuk mengembangkan bagian badan. Model ini dapat memakai bahan yang sedang ketebalanya, polos atau berkembangRok : Rok suai, pinggang dikembangkan dan dipasang elastik yang lebarnya kurang lebih 3 cm. bahan yang digunakan berwarna gelap dan agak tebal sesuai dengan blus

Model GBlus : Panjangnya sampai tinggi duduk. Dengan pas bahu atau dada yang memanjang sampai kurang lebih 5 cm dari pinggang. Di bawah pas bahu atau dada dibuat kerutan., kerah board (shanghai), lengan licin, belahan pada garis tengah muka dengan 3 kancing hias. Badan dikembangkan. Bahan yang dipakai sedang tebalnya, polos atau kembangCelana : Dari bahan agak tebal berwarna gelap tetapi sesuai dengan blus. Pinggang dikembungkan dan dipasang elastik yang lebarnya kurang lebih 3 cm

154

Page 155: Men Jahit

Model HBlus : Panjangnya sampai tinggi duduk. Kerah setengah rebah dengan ujung meruncing. Lengan licin sepanjang tiga per empat lengan, di ujung lengan di buat manset. Belahan pada garis tengah muka dihias dengan 5 kancing hias. Badan dikembangkan. Sisi badan kiri dan kanan bagian bawah dibuat belahan. Pilihan bahan sebaiknya bermotif polos dan berwarna mudaCelana : Bentuk pinggang dikembangkan dan dipasang elastik yang lebarnya kurang lebih 3 cm. Lebar celana bagian bawah (kaki) berukuran sedang. Pilihan bahan polos agak tebal, warna harus sesuai dengan warna blus

155

Page 156: Men Jahit

69. Rok Panjang bersyabo ditengah ; Rok Padanan Kebaya (2)

Rok panjang bersyabo ini akan menambah kecantikan anda dalam mengenakan kebaya andalan anda saat ke pesta, berikut ini langkah-langkah membuat pola dan menjahitnya, selamat mencoba... 

Cara membuat pola:

Buatlah rok panjang model sempit sedikit, dari bagian bawah pola dasar badan hingga mata kaki.

Untuk rok ini, pola depan, pola belakang baik yang kanan maupun kiri, memiliki bentuk dan cara membuat yang sama, jadi cukup buat satu pola saja.

156

Page 157: Men Jahit

Contoh ukuran:

           Panjang 92 cm

           Pinggang 66 cm           Pinggul 90 cm

A - B    53 cm = Panjang rok. Buatlah garis tegak A sampai B.A - C   19 cm = Lingkar pinggang dibagi 4 ditambah 2,5 cm. Naikkan 1 cm dan garislah sampai A.D - E   10 cm = D ada di tengah A - C.Buatlahcgaris tegak D - E.F - G   2,5 cm =F - D (1,25) + D - G (1,25) hubungkan F sampai E dan G.A - H   20 cm = Rendah pinggul disesuaikan badan orangnya.H - 1   23,5 cm = Pinggul dibagi 4 ditambah 1 cm.B - J   21 cm =Ukuran model sempit.Hubungkanlah J - B dan J - I

Cara Membuat Syabo:Siapkan kertas lebar 40 cm, panjang 80 cm.Buatlah garis lengkung dari B sampai C, kemudian:1. Lipatlah B berpadu dengan D.2. Lipat dua lagi, garis AB dan AD berpadu dengan garis AE.3. Lipat lagi garis AF dan AG berpadu dengan garis DA dan BA.

157

Page 158: Men Jahit

4. Pipihkan semua lipatan, supaya tidak hilang dan tidak berubah. Jika periu berilah tanda dengan kapur jahit5. Buka dan bentanglah lipatan, lalu guntinglah garis bengkok (C - B).6. Guntinglah sekali lagi pada garis di tengah garis lipatan (JB) hingga putus.7. Pasang pada kain tapisan rok seperti contoh ( KT).

 

158

Page 159: Men Jahit

 Rancanglah  semua  pola  di atas  kainnya.

           X - X Lebar kain 55 cm x 2=  110 cm           x -  2 Panjang Rain 98 cm + 97 cm=  195 cm           KT Kain tapisan           BP  Ban pinggang           KL Kain Iapisan           KJ  Kain Syabo

Cara  menlahlt:

Jahitlah  pinggiran  kain syabo dengan mesin  neci, krill, atau kelim kecil sekali, kecuali tiras bagian  yang  akan menempel  pada  kain lapisan. Obraslah  samua   potongan yang  akan dijahit.

Pasanglah  kain syabo  pada  kain tapisan  rok dan  berilah kain lapisan. Atur dengan jelujur dari alas sampai  keliman bawah, dijahit dengan mesin lalu dilipat menutupi tiras. Atur lagi dengan jelujur dan jahit dengan tusuk soom.

159

Page 160: Men Jahit

Lipatlah tumpang lindih Rain syabo menurut garis lipatannya yang sudah ada, sehingga  bentuknya persis seperti contoh gambar.

Apabila sudah   benar  bentuk dan  letaknya, buatlah  jahitan jelujur, dijahit dari bawah

atau dari dalam, pada  lipalan yang bertumpuk 5 cm dari ban pinggang.  Dengan demikian lipatannya menjadi tetap, tidak  depat  berubah.

Jahitlah semua kupnat. Jahitlah  keliman kain tapis, kemudian tumpuklah tepinya dengan tepi rok kanan

depan. Kampuhlah jahitan rok sebelah kanan dan kiri, setrika kampuhnya sambil disibak

hingga  terbelah. Jahitlah  keliman bewah  dengan   tusuk  suom. Kampuhlah jahitan belakang. Buatlah belahan 30cm dari keliman bawah,dan

pasanglah resletingnya. Pasanglah  kain pengeras   pada  kain  ban pinggang  dan  siapkan  untuk dipasang

pada roknya. Pasanglah  ban  pinggang  pada  roknya sampai jadi. Pasanglah  kancing  haknya.

160

Page 161: Men Jahit

70. KEBAYA SEMI KLASIK YANG TAMPIL MODERN DAN ELEGAN

Berikut adalah contoh model kebaya semi klasik yang tampil modern dan elegan. Sangat cocok untuk dikenakan wanita setengah baya pada acara-acara resmi.

Model 1Kebaya ini tampil modern karena memiliki bentuk leher decolette rendah dihiasi 3 strip dengan corsage bunga mawar

Model 2Kebaya semi klasik panjang ini tampil modern dengan berleher decolette rendah dengan bentuk jantung. Hiasannya berupa garis lipat miring / oblique di bawah dengan corsage bunga

161

Page 162: Men Jahit

Model 3 Kebaya model klasik dengan frills di dada ini tampil manis dengan hiasan kancing berbentuk bunga

Model 4Kebaya ala baju kurung ini memiliki bentuk garis leher yang unik dihiasi sekuntum corsage bunga mawar

162

Page 163: Men Jahit

Model 5Kebaya semi klasik ini tampil modern dengan garis leher model lubang kunci ini mempunyai bukaan di depan dengan loop/sengkelit

Model 6 Kebaya semi klasik ini tampil modern dengan garis leher bulat ganda ini makin menarik dengan sematan sekuntum corsage bunga

163

Page 164: Men Jahit

Model 7Kebaya semi klasik ini memiliki garis leher ala kebaya sunda, dipermanis dengan hiasan plipit / bies di bagian tepi kain kebaya

Model 8Kebaya semi klasik ini memiliki garis leher dan garis pinggir bagian bawah model kurawal

164

Page 165: Men Jahit

Model 9 Kebaya ini tampil modern dengan permainan garis pinggir yang eksotis

Model 10Kebaya ini tampil modern dengan permainan hiasan lengkung di bagian dada yang artistik

165

Page 166: Men Jahit

Model 11 Kebaya ini tampil modern dengan garis leher dan bawah yang unik dan lucu

Model 12Kebaya ini tampil modern dengan model tumpang bergaris leher yang unik

166

Page 167: Men Jahit

71. POLA KERAH REBAH

Kerah rebah ialah kerah yang pada gambar model (disain) nampak jatuhnya pada bahu sebagian besar sejajar garis bahu. Kerah rebah ini disebut pula kerah tidur atau kerah pipih atau kerah Peter Pan.Pola rebah digambar dengan menggunakan pola dasar badan muka dan belakang dan bahu terendah ditumpuk 2 cm, untuk mencegah bergelombangnya tepi kerah pada waktu dijahit, sebab mulurnya tepi kerah yang melengkung selalu terjadi. Ujung kerah dapat bervariasi, bulat, runcing dan Iain-Iain. Bila pada model kelihatan kerah sama lebar dari bahu sampai ke tengah muka, pada pola harus digambar selalu satu sentimeter lebih besar dari tengah belakang untuk mendapat yang sama lebar seperti model (ini adalah hukum alam, dua garis yang jalannya sama jauh, atau sejajar seperti rel kereta api, kalau dilihat dari jauh menjadi berdekatan). Kalau pada model lehernya dibesarkan, kerjakan lebih dahulu, baru kemudian gambar kerahnya.

167

Page 168: Men Jahit

72. POLA KERAH SETENGAH REBAH PAS LEHER

1. Leher di T.M. diturunkan 1 cm, karena leher pola jatuhnya agak kecil, terus digambar seperti kerah rebah 100%. Garnbar pola bagian muka, titik jatuhnya kerah lebih mencondong kerebah.

2. Untuk jatuhnya kerah lebih mencondong ke tegak, leher baru untuk konstruksi kerah diturunkan 4 a 6 cm menurut tumpukan pola di bahu. Ukur sekali lagi leher kerah, kemudian garnbar bentuk kerah yang diinginkan.

168

Page 169: Men Jahit

73. KERAH SETENGAH REBAH DENGAN LEHER YANG DIBESARKAN

Berikut ini cara menggambar pola krah rebah dengan bentuk leher yang lebar, bingung nih mau ngejelasinnya dari mana, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini aja ya...! 

169

Page 170: Men Jahit

74. POLA KERAH PALERINE

Untuk menggambar pola kerah palerine ini, pertama-tama tempelkan ujung bahu bagian atas pola badan depan dan belakang, sedangkan ujung bahu bagian bawah dibuka / dikasih jarak 1 cm karena lebar kerah ini melewati bahu sehingga dibutuhkan tambahan kelebaran. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini :

170

Page 171: Men Jahit

75. POLA KERAH TEGAK

Disain kerah tegak dapat dilihat pada model dibagian leher, kerah melekat pada leher dan pada garis bahu di mana kerah jatuh, garis balikan kerah dari belakang kemuka dan garis bahu merupakan Sudut tumpul. Cara menggambar konstruksi pola kerah tegak tidak memerlukan pola dasar badan, cukup ukuran lingkar leher, di mana kerah akan dipasang. Lihat konstruksi pada contoh berikut:

171

Page 172: Men Jahit

76. POLA KERAH SETENGAH TEGAK

Cara menggambar pola setengah tegak hampir sama dengan pola tegak, karena pola setengah tegak ini adalah bagian dari variasi pola tegak. Seperti halnya pola tegak, yang dibutuhkan dalam menggambar pola setengah tegak ini bukalah pola badan depan dan belakang seperti pada cara menggambar pola rebah, tapi yang dibutuhkan hanya ukuran lingkar leher baju yang akan dibuat pola kerahnya. Cara menggambarnya silahkan lihat gambar berikut ini :

77. POLA KERAH KEMEJA

Kerah kemeja termasuk dalam salah satu bentuk kerah tegak, oleh karena itu dalam membuat polanya yang dibutuhkan bukan pola badan depan dan belakan seperti halnya pola kerah rebah, tapi yang dibutuhkan dalam membuat pola kerah kemeja ini adalah ukuran lingkar leher setelah itu buatlah polanya seperti gambar cara membuat pola kerah kemeja seperti berikut ini :

172

Page 173: Men Jahit

78. POLA KERAH SHANGHAI

Bagi yang belum tau caranya membuat pola Kerah Shanghai, gak usah kuatir, disini aku mau berbagi cara menggambar pola kerah shanghai seperti yang kalian butuhkan. Cara menggambar polanya sangat mudah, yang pertama kali harus dilakukan adalah mengukur lingkar leher baju yang akan dibuatkan pola kerahnya setelah ketemu dibagi dua, nah selanjutnya ikuti aja petunjuk dalam gambar dibawah ini, selamat mencoba....semoga sukses ya...!!!!

79. POLA KERAH REVER / KERAH BLUS WANITA

Dalam menggambar pola kerah rever / pola kerah blus wanita dibuat dua bagian, bagian bawahnya digambar menyatu dengan pola badan bagian muka, sedangkan pola bagian atasnya dibuat tersendiri, untuk lebih jelasnya mengenai cara menggambar pola kerah rever silahkan simak gambar dibawah ini

173

Page 174: Men Jahit

80. POLA KERAH SELENDANG / KERAH SHAWL

Berikut adalah cara menggambar pola kerah selendang / kerah shawl, semoga bisa membantu teman-teman yang baru belajar menjahit, pokoknya jangan putus asa untuk mencoba... SUKSES YA...!!!

81. POLA KERAH SETENGAH TEGAK MENURUT MODEL

Untuk membuat pola kerah setengah tegak menurut model seperti gambar dibawah ini, kita tinggal menyesuaikan saja sesuai model / bentuk kerah yang kita inginkan

174

Page 175: Men Jahit

82. POLA LENGAN LONCENG DAN POLA LENGAN POF

Pola lengan lonceng dan pola lengan pof sebenarnya sama saja, hanya bedanya terletak pada kerutan dibagian bawah lengan, jika dikerut akan menjadi lengan pof sedangkan jika tidak dikerut akan menjadi lengan lonceng. Cara menggambar polanya, jiplak pola dasar lengan, bagilah menjadi 6 bagian sama besar, gunting garis hasil bagi tadi secara vertikal dari bagian bawah lengan menuju bagian atas lengan tapi jangan sampai putus. Ambil kertas pola lain, buat garis lurus vertikal, tempel bagian tengah lengan (tempel sedikit ujung bagian atas, lalu tariklah kesamping kiri dan kanan sepanjang 2 cm dan tempel, lanjutkan pada potongan berikutnya beri jarak 4 cm dan tempel.Setelah tertempel semua bagianya buat garis melengkung dibagian bawah lengan untuk menyatukan semua bagiaanya. Pola lengan lonceng / pola pengan pof siap digunakan. 

Masih belum jelas? Silahkan lihat aja gambar berikut ini!

175

Page 176: Men Jahit

83. POLA LENGAN KOP

Untuk membuat pola lengan kop sangatlah mudah, pertama jiplak pola dasar lengan, buat garis vertikal membelah lengan pas ditengah, buat gatis horisontal kira kira sejajar dengan lengkung lingkar lengan, kemudian gunting garis vertikal tadi sampai perpotongan dengan garis horisontal kemudian gunting kekiri dan kekanan sampai kepinggir tapi jangan sampai putus.Ambil kertas pola, tempelkan pola lengan tadi dengan menaikkan keatas bagian kiri kanan lengan yang telah kita potong tadi sepanjang 5 cm dari titik tengah, buat garis lengkung untuk menyatukan potongan yang telah kita tempel tadi. Nah pola lengan kop sudah siap digunakan. Kalo masih belum jelas silahkan lihat gambar dibawah ini !

176

Page 177: Men Jahit

84. POLA DASAR KULOT

Kulot adalah gabungan antara rok dan celana, jadi bentuknya celana tapi longgar menyerupai rok. Akhir-akhir ini kulot lagi trend di Indonesia terutama kulot panjang sampai matakaki untuk setelan busana muslim yang tampil gaya dan elegan. Berikut ini adalah pola kulot pendek, jika ingin membut kulot yang panjang tinggal memperpanjang kebawah sesuai keinginanan

Contoh ukuran:1.   Lingkar pinggang =   64 cm.2.   Tinggi pinggul = 19 cm.3.    Lingkar pinggul =      88 cm.4.   Panjang kulot = 57 cm.5.   Tinggi duduk =  24 cm.

POLA  KULOT BAGIAN DEPAN

1. Keterangan Pola Bagian Depan :

Buatlah pola rok bagian depan, perubahannya :

A – B = turun 1 ½ cmB – C = tinggi pinggul = 19 cmB -  D = tinggi duduk = 24 cmD – E = turun 3 sampai 5 cmB – F = panjang kulot = 57 cmB – J = ¼ lingkar pinggang + 3 (64 cm : 4) + 3 cm = 19 cmC – L = ¼ lingkar pinggul + 1 (88 cm : 4) + 1 cm = 23 cm

177

Page 178: Men Jahit

F – M = C – L = 23 cmM  - N = 3 cmJ – N = B – F = 57 cmE – O = ¼ (C – L) + 11 cm = (23 cm : 4) + 1 cm = 7 cmD – P = 1 cmHubungkan titik B – P – 0, B – J – L – N dan R – F – NQ = E – o = 7 cmQ – R = 1 ½ cm Titik R naik 12 cmB – H = 7 ½ cmH – I = 3 cm

H – K = panjang kupnat = 11 cm

2. Keterangan Pola Bagian Belakang

A – B = turun 1 ½ cmB – C = tinggi pinggul = 19 cmB – D = tinggi duduk = 23 cmD – E = turun 3 sampai 5 cmB – F = Panjang kulot = 57 cmB – J  = ¼ lingkar pinggang + kupnat (64 cm : 4) + 3 cm = 19 cmC – L = ¼ lingkar pinggul – 1 cm = (88 cm : 4) – cm = 21 cmF – M = C – L = 23 cmM - N = 3 cm D – P’ = 2 cmE – O = E – O( pola depan) = O – O’ = 4 cmF – Q = E – O = 7 cmQ - Q’ = 4 cmQ’ – R = 1 ½ cmTitik  R naik 1 ½ cmHubungkan titik B – P’ – O’ – R, B – J – L – N dan R – F – NB - H  = 1/10 lingkar pinggang = 6 ½ cmH – I = lebar kupnat 3 cmH – K = panjang kupnat = 11 cm

178

Page 179: Men Jahit

85. TIPS BELAJAR MENJAHIT BAGI PEMULA

Hi Ana, salam kenal!

Saya liat profil kamu di http://anaarisanti.blogspot.com.

Kebetulan saya sedang les menjahit pakaian (tingkat dasar) sudah setahun tapi kemajuannya minim

banget 

mungkin karena les nya cuma setiap hari sabtu karena saya kerja. itu pun suka malas karena cape.

saya jg jarang praktek, jadi sampai sekarang baru bisa menjahit 2 model baju & 3 rok.. lupa namanya,

cuma ingat model    

kalau disuruh bikin lagi pasti juga sudah lupa caranya.. hahaha kacau deh pokoknya.

kamu sendiri belajar jahit dimana?

kalau sdh bosen n frustasi waktu menjahit, saya suka mikir.."aku emang ga bakat"

apa bener begitu ya?

ada ga sih tips2 supaya semangat waktu menjahit? 

Email diatas adalah salah satu dari sekian banyak email yang intinya kurang lebih sama yaitu nada ketidak telatenan atau mungkin bisa disebut keputusasaan dalam belajar menjahit.

belajar menjahit emang butuh ketekunan, gak ada istilah gak bakat kalo kita memang serius berusaha, kuncinya adalah berlatih dan berlatih, semakin banyak berlatih maka kesalahan yang dibuat akan semakin sedikit dan jahitan kita akan semakin rapi dan halus.

Tips dari aku sih...

Pertama  :  beli aja kain yang murah, kalo di jombang sih aku suka beli kain yang dijual kiloan, harganya murah dan kalo kita pintar milihnya bisa dapet yang bagus, belilah kain tiga atau empat potong sebagai stok, jadi kalo pas kita lagi mood atau gak ada kegiatan bisa  langsung kita jahit.

Kedua : untuk awal belajar menjahit, jahitlah baju santai yang dipakai sehari-hari dirumah dengan model sederhana  untuk keluarga/famili terdekat misal untuk anak, ibu atau untuk suami.

Pilih model yang sederhana agar tidak terlalu ribet dan tidak membuat banyak kesalahan yang akan membuat anda yang baru belajar kehilangan semangat bahkan berputus asa dalam melanjutkan belajar menjahit, ntar kalo udah agak mahir barulah meningkatkan kemampuan dengan memilih model yang sedikit lebih sulit. 

Sedangkan memilih menjahit pakaian sehari-hari dirumah agar walaupun hasil jahitan anda kurang rapi mereka tiak malu memakainya karena hanya untuk dipakai dirumah saja dan tidak harus bertemu banyak orang

Pilih menjahit untuk keluarga / family  adalah agar anda bisa meminta pendapat mereka apa kekurangan yang ada di jahitan anda, nanti kalo mereka semua sudah cocok berarti anda sudah berhasil

Ketiga : jangan lupa untuk belajar dari jahitan orang lain yang sudah profesional, caranya anda jahitkan satu baju ke mereka untuk anda pelajari, teknik jahitannya seperti apa, bagian mana saja yang harus diberi lapisan dst. 

Terakhir : pokoknya harus tetap semangat….semangat…dan semangat !!!! berlatih…berlatih dan terus belatih !  

179

Page 180: Men Jahit

86. POLA BLAZER / BLUS KERJA WANITA

Pengen bisa jahit baju kerja sendiri? berikut ini adalah pola blazer /blus kerja wanita yang bisa anda pakai, tinggal menyesuikn ukurannya dengan ukuran badan anda sendiri. Belum tau cara mengambil ukuran badan? silahkan klik disini. Oh ya ini cuma pola dasarnya aja, jadi harus disesuikan dengan model yang and inginkan dulu (di pecah model dulu) misal bagian leher untuk menyesuikan bentuk kerah serta bagian muka harus itanbah 2 cm keluar untuk tempat kancing. setelah ini lanjut ke pola lengan blazer ya.....

UKURAN POLA BLAZER :

1.    Lingkar badan       = 90

2.    Lingkar pinggang   = 66

3.    Panjang dada        = 30

4.    Panjang punggung = 34

5.    Lebar dada           = 31

6.    Lebar punggung    = 32

7.    Lebar bahu           = 12

8.    Lingkar panggul I  = 94

9.    Lingkar panggul II = 98

180

Page 181: Men Jahit

KETERANGAN POLA BLAZER

A B = 1/2 lingkar badan = 45 cm

A M° = 1/2 panjang dada = 15 cm

M° M = 1/10 A B - 2 cm = 2 .1/2 cm

M D = panjang dada = 30 cm

M M' = M°M + 4 .1/2 cm = 7 cm

B N = 1/2 panjang punggung + selisih dari panjang pungung dan panjang dada dikali 0,2 cm = 17,8 cm

N E = panjang punggung = 34 cm

N N' =1.1/2 cm (tetap )

N' dihubungkan dengan M'

M'S = M° M + 4 cm = 6,5 cm

Leher muka dapat digambar

S° = tengah-tengah M' N'

S° dihubungkan dengan C

A C =1/2 AB + 1 1/2 cm = 24 cm

S° T° =1/10 A B + 2 .1/2 cm = 7 cm

T° X° =1/3 panjang punggung 11,3 cm

X° X = 1/10 AB + 1 cm = 5.1/2cm

S U = 1/2 lebar bahu — 1 cm = 5 cm

U U' =  2 @ 3cm

U' T =1/2 lebar bahu + 1 cm = 7 cm

M O = 5 cm

O P = 1/2 lebar dada + coupe = 16.1/2 cm

N' s = M'S = 6.1/2 cm

Leher belakang dapat digambar.

T° t° = 1 cm

s t = lebar bahu + 1 cm = 13 cm.

s u = S U = 5 cm

u u' =1 cm

u' t = U'T = 7 cm 181

Page 182: Men Jahit

N R = 8 cm (tetap )

R Q = 1/2 lebar punggung = 16 cm

Kerung lengan dapat digambar, juga coupe-coupe

D dihubungkan dengan E

D X' = A C + 1 cm = 25 cm

X' F' = 1/2 cm (tetap )

D G = E H = 13 cm

Gambar garis panggul I sejajar dengan garis D F'E

D G' = E H' = 20 cm

Gambar garis panggul II sejajar dengan garis panggul I

D V = 1/10 lingkar pinggang = 6,6 cm

V v = 3@4cm(= coupe )

G V' = D V + 1 cm = 7,6 cm

V dihubungkan dengan V', garis ini diteruskan ke- bawah, dapat V"

 D V + v F = 1/4 lingkar pinggang + 1 cm = 17.1/2 cm

G' v" = D v

v dihubungkan dengan v" dapat v'

G V' + v' I = 1/4 lingkar panggul I +1 cm =  24 1/2 cm

G' V" + v" I' = 1/4 lingkar panggul II + 1 cm = 26.1/2 cm

F dihubungkan ke atas dengan X dan ke bawah dengan I ( garis melengkung ) dan terus ke I'

E E' = D V - 1 cm = 5,6 cm

E' E" = 2 cm ( = coupe )

E E' + E" F" = 1/4 lingkar pinggang - 1 cm = 15 cm

H h = E E' + 1 cm = 6,6 cm

Titik e = tengah-tengah E" F"

Dari e ditarik garis ke bawah sejajar dengan garis E H'

e' = titik persilangan dari garis-garis dari e dan H.

e" = titik persilangan dari garis-garis dari e dan H'

1/4 lingkar panggul I - 1 cm - H h ( = 6,6 cm ) = 15,9 cm.

Ukuran ini ( = 15,9 cm ) diukur kanan dan kiri e'

182

Page 183: Men Jahit

e' h" = e' i = 1/2 x 15,9 cm = 7,9 cm

E' ditarik ke h terus ke bawah dapat h'

H' h'digambar ini, ialah 7 cm

1/4 lingkar panggul II - 1 cm - 7 cm ( H'h') = 17.1/2 cm.

Ukuran ini ( 17.1/2 cm ) diukur kanan dan kiri dari e"

e" h'" = e" i' = 1/2 dari 17.1/2 cm = 8,8 cm

Garis sisi bagian belakang dapat digambar dari X ke- F" ke i dan i"

Coupe-coupe dapat digambar menurut contoh E" dihubungkan dengan h" dan h"' Di G' digambar siku.

183

Page 184: Men Jahit

87. POLA LENGAN BLAZER

Setelah membuat pola badan blazer / blus kerja wanita, kita mulai membuat pola lengannya.Berikut ini adalah pola lengan blazer atau lengan blus kerja wanita yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian 1 (bagian atas lengan) : J-J"-k"-K°° dan bagian 2 (bagian bawah lengan/lengkungan terendah dijahit pas jahitan ketiak) : Z-J'-k"-K .

Jadi cara untuk membuat polanya, guntinglah pola yang sudah kita buat, jiplak pola dikertas lain dengan cara menempelkan pola dikertas lain dan jiplak dengan pensil keliling pas garis pinggir polanya maka jadilah pola kedua. Gunting pola pertama yang ada gambar pola bagian 2 nya. jadilah pola bagian 1 dan bagian 2  yang siap digunakan.

UKURAN POLA LENGAN BLAZER

Lingkar badan                          = 90

Panjang sampai siku                 = 28

Panjang sampai pergelangan     = 52

Lingkar siku                             = 2 8 + 4 ( u n t u k k e l o n g g a r a n )

Lingkar pergelangan                 =16 + 10 ( u n t u k k e l o n g g a r a n )

KETERANGAN POLA LENGAN BLAZERJ° K° = 1/4 lingkar badan (yang dibesarkan) -  2 cm = 20,5 cm

T° = tengah - tengah J° K°

Dari J° T° dan K° garis-garis siku ke bawah

K° K°°  = 4 cm (tetap)

K° K'= panjang sampai siku = 28 cm

184

Page 185: Men Jahit

K° K"= panjang sampai pergelangan = 52 cm

J° J = = K° J°° = J° T° + 2.1/2 cm =12,7 cm

J dihubungkan dengan T°

X di tengah-tengah J T°

X dihubungkan dengan J°

X X ° = 1/2 cm

Kepala lengan bagian atas dapat digambar dari J X° T° ke K°°            

Dari K' dan K" ditarik garis-garis siku ke kiri

K K°° = 3 cm

K" k' = 2 cmDari k'   turun 1 cm = k"

K' J'      = 1/2 lingkar siku + 2 ½  cm = 18,5 cm

k" J"      = 1/2 lingkar pergelangan + 2 ½ cm =15,5 cm

K' j        = 1/2 lingkarsiku – 2 ½ cm = 13,5 cm

K" j'      = 1/2 lingkar pergelangan – 2 ½ cm =10,5 cm

J Z         = 5 cm

Lengan atas dan bawah dapat digambar menurut contoh

185