Benang Jahit Untuk Operasi
-
Upload
ubat-rumahorbo -
Category
Documents
-
view
278 -
download
8
Transcript of Benang Jahit Untuk Operasi
BENANG JAHIT UNTUK OPERASI
Benang Jahit untuk Operasi, Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang
jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamentnya.
Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai.
Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan
tergantung jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba
meskipun namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan
catgat kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat,
kira kira dalam waktu satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3
minggu.
Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik
maupun dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini
dalam dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan
reaksi jaringan setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang
mungkin ditandai adanya indurasi.
Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak
menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat
berasal dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai,
dan dari polyester yang merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon.
Selain itu terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari
polipropilen yang terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan
karat.
Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang
jenis ini biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan
terbentuk fistel yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing
dikeluarkan.
Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi
dengan jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya
tegangnya cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam
sebelum digunakan.
Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi
oleh bahan pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus
sehingga tidak mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar
dan dipakai untuk jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar.
Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari
satu serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Cara
menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga
penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.
Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada
sternum setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi.
Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat,
tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Warna : hitam dan putih
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel
(kendali)
Plain catgut
Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
Warna : putih dan kekuningan
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula
dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak
bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.
Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih
keras dan diserap lebih lama 20-40 hari.
Warna : coklat dan kebiruan
Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk
menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera
dilakukan.
Ethilon
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan
terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan
iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain
Warna : biru dan hitam
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor
yang kecil digunakan pada bedah mata.
Ethibond
Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat,
reaksi terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
Warna : hiaju dan putih
Ukuran : 7,0-2
Penggunaan : kardiovaskular dan urologi
Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis
Warna : biru
Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic,
menjahit kulit
Vicryl
Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan.
Dalam subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan
Warna : ungu
Ukuran : 10,0-1
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic
Supramid
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap
Warna : hitam dan putih
Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis
Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum
Warna : putih
Ukuran : 4,0-0
Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah
Steel wire
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif,
dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Warna : putih metalik
Kemasan atraumatuk
Ukuran : 6,0-2
Kegunaan : menjahit tendo
Ukuran benang
Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran
terkecil standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.
Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena
itu pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang
dijahit dan dengan pertimbangan factor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan
oleh jumlah jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang
kecil (5,0 atau 6,0)
Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran
Fasia Semua 2,0-1
Otot Semua 3,0-0
Kulit Tak diserap 2,0-6,0
Lemak Terserap 2,0-3,0
Hepar Kromik catgut 2,0-0
Ginjal Semua catgut 4,0
Pancreas Sutera atau kapas 3,0
Usus halus Catgut, sutera, kapas 2,0-3,0
Usus besar Kromik catgut 4,0-0
Tendon Tak terserap 5,0-3,0
Kapsul sendi Tak terserap 3,0-2,0
Peritoneum Kromik catgut 3,0-2,0
Bedah mikro Tak terserap 7,0-11,0
1. Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi yang
terpotong (Sabiston,1995).
2. Menurut Sodera dan Saleh (1991), jahitan merupakan hasil penggunaan bahan berupa
benang untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan menghubungkan antara dua tepi luka.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan
menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan dengan
menggunakan benang.
Prinsip Umum Penjahitan luka.
Menurut Brown (1995), prinsipprinsip umum yang harus dilaksanakan dalam penjahitan luka
laserasi adalah sebagai berikut:
Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu sama lain dengan
hati-hati. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada
sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau merapikan kulit secara hatihati sebelum
dijahit.
Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi ringan pada
tepitepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal daripada kulit yang dijahit.
Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang dapat diserap atau
dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu mmenjahit kulit
Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai daripada jahitan
yang lebih besar dan berjauhan.
Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh karena itu jahitan
pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam5 hari), sedangkan jahitan pada dinding
abdomen dan kaki harus dibiarkan selama 10 hari atau lebih.
Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.
Penjahitan merupakan suatu cara menjahit untuk mendekatkan atau menghubungkan dua tepi
luka. Dapat dibedakan menjadi :
1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama proses penyembuhan
sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh luka dengan
menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada akhir jahitan serta dipotong
setelah dibuat simpul. Digunakan untuk menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang mengakhiri suatu jahitan.
Digunakan untuk memperkuat dan mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak
terlepas atau mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali, sedang
simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih
Jenis jenis benang yang digunakan dalam penjahitan
1. Seide (Silk/Sutra): Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi
dengan perekat, tidak diserap oleh tubuh. Pada penggunaan disebelah luar, maka benang
harus dibuka kembali. Berguna untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran
yang sering digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.
2. Plain Catgut: Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 710 hari
dan warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan kecil, menjahit
subcutis dan dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus
dilakukan penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang. Bila penyimpulan
dilakukan hanya 2 kali akan terbuka kembali.
3. Chromic Catgut: Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu sampai
20 hari. Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar
dibandingkan dengan plain catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera dilakukan
Komplikasi menjahit luka
1. Overlapping: Terjadi sebagai akibat tidak dilakukan adaptasi luka sehingga luka menjadi
tumpang tindih dan luka mengalami penyembuhan yang lambat dan apabila sembuh maka
hasilnya akan buruk.
2. Nekrosis: Jahitan yang terlalu tegang dapat menyebabkan avaskularisasi sehingga
menyebabkan kematian jaringan.
3. Infeksi: Infeksi dapat terjadi karena tehnik penjahitan yang tidak steril, luka yang telah
terkontaminasi, dan adanya benda asing yang masih tertinggal.
4. Perdarahan: Terapi antikoagulan atau pada pasien dengan hipertensi.
5. Hematoma: Terjadi pada pasien dengan pembuluh darah arteri terpotong dan tidak
dilakukan ligasi/pengikatan sehingga perdarahan terus berlangsung dan menyebabkan
bengkak.
6. Dead space (ruang/rongga mati): Yaitu adanya rongga pada luka yang terjadi karena
penjahitan yang tidak lapis demi lapis.
7. Sinus: Bila luka infeksi sembuh dengan meninggalkan saluran sinus, biasanya ada jahitan
multifilament yaitu benang pada dasar sinus yang bertindak sebagai benda asing.
8. Dehisensi: Adalah luka yang membuka sebelum waktunya disebabkan karena jahitan yang
terlalu kuat atau penggunaan bahan benang yang buruk.
9. Abses: Infeksi hebat yang telah menghasilkan produk pus/nanah.
Macam-macam jahitan luka
1. Jahitan Simpul Tunggal : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi Teknik :
Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan
sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak
lurus pada atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga
jarak antara 1cm. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan Benang
dipotong kurang lebih 1 cm.
2. Jahitan matras Horizontal : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress Jahitan dengan
melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan
sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
3. Jahitan Matras Vertikal : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan
menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di
dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.
4. Jahitan Matras Modifikasi : Half Burried Mattress Suture Modifikasi dari matras horizontal
tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.
5. Jahitan Jelujur sederhana : Simple running suture, Simple continous, Continous over and
over Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan
hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.
6. Jahitan Jelujur Feston : Running locked suture, Interlocking suture Jahitan kontinyu
dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan
peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa
7. Jahitan Jelujur horizontal : Running Horizontal suture Jahitan kontinyu yang diselingi
dengan jahitan arah horizontal
8. Jahitan Simpul Intrakutan : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture,
Interrupted dermal stitch. Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk
menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul
sederhana
9. Jahitan Jelujur Intrakutan : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik
yang baik
Tutup atau Bebat Luka
Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan Tutup luka dengan kasa
steril yang dibasahi dengan betadine Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu diikat
dengan Verban)
Penjahitan luka
Penjahitan luka bertujuan untuk menyatukan jaringan yang terputus serta meningkatkan
proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka terbuka yang akan
mengakibatkan masuknya mikroorganisme / infeksi
Persiapan Alat Hecting
1. Spuit 5 cc
2. Kapas Alkohol 70%
3. Lidokain 1%
4. Pengalas
5. Kasa steril
6. Gunting benang
7. Naldpoeder
8. Pinset anatomis
9. Korentang
10. Jarum kulit
11. Jarum otot (bila perlu)
12. Benang kulit (side)
13. Benang otot/ catgut (bila perlu)
14. Nierbekken (bengkok)
15. Larutan antiseptik/ garam faal
16. Kom
17. Sarung tangan steril
18. Waskom berisi larutan chlorine 0,5 %
Persiapan pasien dan Perawat
1. Memberitahu klien tindakan yang akan dilakukan.
2. Memasang sampiran/penutup/tirai.
3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan di air mengalir, kemudian keringkan dengan handuk
bersih atau hand dryer.
5. Memasang perlak dan pengalasnya.
Pelaksanaan Penjahitan
1. Membersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan garam faal.
2. Gunakan kassa terpisah untuk setiap usapan, membersihkan luka dari area yang kurang
terkontaminasi ke area terkontaminasi.
3. Menyiapkan injeksi lidokain 1 %.
4. Lakukan desinfeksi pada ujung luka / daerah yang akan disuntik dengan menggunakan
alkohol 70% secara sirkuler dengan diameter kerang lebih 5 cm.
5. Menyuntikan lidokain secara sub cutan di sekitar tepi luka.
6. Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah masukan lidokain secara perlahan-lahan
sambil menarik jarum dan memasukan obat sepanjang tepi luka. Lakukan pada tepi luka yang
lainnya.
7. Sambil menungu reaksi obat, siapkan nalpoeder, jarum dan benang.
8. Tunggu 2 menit agar lidokain berreaksi.
9. Uji reaksi obat dengan menggunakan pinset
10. Jahit luka kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat, gunting benang sisakan kira-kira
1 cm. jahit satu persatu dengan jarak jahitan satu dengan yang lainnya kurang lebih 1 cm,
Teruskan sampai semua luka terjahit.
11. Berikan antiseptik pada luka.
12. Tutup luka dengan kassa steril dan rekatkan dengan plester.
13. Rapikan pasien.
14. Bereskan alat.
15. Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan chlorin 0,5% bersama alat-alat lainnya
selama 10menit.
16. Cuci tangan.
17. Dokumentasikan.
Dasar teori up Hecting
Bila luka telah kuat dan sembuh primer, maka jahitan atau benangnya dapat diangkat.
Seringkali dalam 5 10 hari pasca operasi
Angkat Jahitan (up-Hecting)
Adalah proses pengambilan benang pada luka Berdasarkan lokasi dan hari tindakan:
Muka atau leher hari ke 5.
Perut hari ke7-10.
Telapak tangan 10.
Jari tangan hari ke 10.
Tungkai atas hari ke 10.
Tungkai bawah 10-14.
Dada hari ke 7.
Punggung hari ke 10-14
Persiapan alat up Hecting
1. Gunting angkat jahitan
2. Handscoen steril
3. Pinset anatomis 2 bh
4. Nierbekken (bengkok)
5. Handuk kecil
6. Gunting verban
7. Kassa secukupnya
8. Larutan chlorin 0,5 %
9. Perlak
10. Tempat sampah medis
Pelaksanaan
1. Pasang perlak dan pengalasnya dibawahdaerah yang akan dilakukan perawatan.
2. Cuci tangan dengan sabun dan di air mengalir.
3. Pakai sarung tangan.
4. Buka balutan luka lama dan buang ke bengkok.
5. Kaji luka (pastikan luka kering).
6. Angkat dan tahan bagian luar jahitan dengan pinset, kemudian potong benang di bawah
simpuldengan gunting up hecting.
7. Cabut benang dari kulit secara perlahan.
8. Lakukan tindakan antisepsis.Tutup kembali luka dengan kassa steril.Pasang plester.
9. Rapikan pasien.
10. Bereskan alat.
11. Lepas sarung tangan Rendam alat dan sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5 %.
12. Cuci tangan.
Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi yang
terpotong (Sabiston,1995). Menurut Sodera dan Saleh (1991), jahitan merupakan hasil
penggunaan bahan berupa benang untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan
menghubungkan antara dua tepi luka. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
penjahitan merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk
mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.
Prinsip Umum Penjahitan luka
Menurut Brown (1995), prinsip prinsip umum yang harus dilaksanakan dalam
penjahitan luka laserasi adalah sebagai berikut :
1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu sama lain dengan
hati-hati.
2. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada sama
sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau merapikan kulit secara hatihati sebelum
dijahit.
3. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengan memakai traksi ringan pada
tepi tepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal daripada kulit yang dijahit.
4. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang dapat diserap atau
dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu mmenjahit kulit.
5. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai daripada
jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
6. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh karena itu jahitan
pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam - 5 hari), sedangkan jahitan pada dinding
abdomen dan kaki harus dibiarkan selama 10 hari atau lebih.
7. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.
8. Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.
Menurut Sodera dan Saleh (1991), penjahitan merupakan suatu cara menjahit untuk
mendekatkan atau menghubungkan dua tepi luka. Dapat dibedakan menjadi :
1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama proses penyembuhan
sehingga dapat sembuh secara primer.
2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh luka dengan
menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada akhir jahitan serta dipotong
setelah dibuat simpul. Digunakan untuk menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.
3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang mengakhiri suatu jahitan.
Digunakan untuk memperkuat dan mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak
terlepas atau mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali, sedang
simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.