Benang Jahit Untuk Operasi

23
BENANG JAHIT UNTUK OPERASI Benang Jahit untuk Operasi, Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamentnya. Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai. Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit. Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu. Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun dari poliglaktin- 910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan setempat yang dapat

Transcript of Benang Jahit Untuk Operasi

Page 1: Benang Jahit Untuk Operasi

BENANG JAHIT UNTUK OPERASI

Benang Jahit untuk Operasi, Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang

jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamentnya.

Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai.

Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan

tergantung jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.

Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba

meskipun namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan

catgat kromik yang bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat,

kira kira dalam waktu satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3

minggu.

Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik

maupun dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini

dalam dipakai pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan

reaksi jaringan setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang

mungkin ditandai adanya indurasi.

Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak

menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat

berasal dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai,

dan dari polyester yang merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon.

Selain itu terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari

polipropilen yang terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan

karat.

Page 2: Benang Jahit Untuk Operasi

Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang

jenis ini biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan

terbentuk fistel yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing

dikeluarkan.

Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi

dengan jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya

tegangnya cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam

sebelum digunakan.

Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi

oleh bahan pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus

sehingga tidak mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar

dan dipakai untuk jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar.

Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari

satu serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Cara

menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga

penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.

Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada

sternum setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi.

Seide (silk/sutera)

Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat,

tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.

Warna : hitam dan putih

Ukuran : 5,0-3

Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel

(kendali)

Page 3: Benang Jahit Untuk Operasi

Plain catgut

Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari

Warna : putih dan kekuningan

Ukuran : 5,0-3

Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula

dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak

bergerak dan luas lukanya kecil.

Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.

Chromic catgut

Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih

keras dan diserap lebih lama 20-40 hari.

Warna : coklat dan kebiruan

Ukuran : 3,0-3

Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk

menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera

dilakukan.

Ethilon

Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan

terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan

iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain

Warna : biru dan hitam

Ukuran : 10,0-1,0

Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor

yang kecil digunakan pada bedah mata.

Page 4: Benang Jahit Untuk Operasi

Ethibond

Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat,

reaksi terhadap tubuh minimum, tidak terserap.

Warna : hiaju dan putih

Ukuran : 7,0-2

Penggunaan : kardiovaskular dan urologi

Vitalene

Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis

Warna : biru

Ukuran : 10,0-1

Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic,

menjahit kulit

Vicryl

Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan.

Dalam subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan

Warna : ungu

Ukuran : 10,0-1

Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic

Supramid

Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap

Warna : hitam dan putih

Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis

Linen

Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum

Warna : putih

Page 5: Benang Jahit Untuk Operasi

Ukuran : 4,0-0

Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah

Steel wire

Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif,

dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul

Warna : putih metalik

Kemasan atraumatuk

Ukuran : 6,0-2

Kegunaan : menjahit tendo

Ukuran benang

Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran

terkecil standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.

Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena

itu pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang

dijahit dan dengan pertimbangan factor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan

oleh jumlah jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang

kecil (5,0 atau 6,0)

Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran

Fasia Semua 2,0-1

Otot Semua 3,0-0

Kulit Tak diserap 2,0-6,0

Lemak Terserap 2,0-3,0

Hepar Kromik catgut 2,0-0

Ginjal Semua catgut 4,0

Pancreas Sutera atau kapas 3,0

Page 6: Benang Jahit Untuk Operasi

Usus halus Catgut, sutera, kapas 2,0-3,0

Usus besar Kromik catgut 4,0-0

Tendon Tak terserap 5,0-3,0

Kapsul sendi Tak terserap 3,0-2,0

Peritoneum Kromik catgut 3,0-2,0

Bedah mikro Tak terserap 7,0-11,0

1. Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi yang

terpotong (Sabiston,1995).

2. Menurut Sodera dan Saleh (1991), jahitan merupakan hasil penggunaan bahan berupa

benang untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan menghubungkan antara dua tepi luka.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan merupakan tindakan

menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk mencegah pendarahan dengan

menggunakan benang.

Prinsip Umum Penjahitan luka.

Menurut Brown (1995), prinsipprinsip umum yang harus dilaksanakan dalam penjahitan luka

laserasi adalah sebagai berikut:

Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu sama lain dengan

hati-hati. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada

sama sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau merapikan kulit secara hatihati sebelum

dijahit.

Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengn memakai traksi ringan pada

tepitepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal daripada kulit yang dijahit.

Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang dapat diserap atau

dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu mmenjahit kulit

Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai daripada jahitan

Page 7: Benang Jahit Untuk Operasi

yang lebih besar dan berjauhan.

Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh karena itu jahitan

pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam5 hari), sedangkan jahitan pada dinding

abdomen dan kaki harus dibiarkan selama 10 hari atau lebih.

Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.

Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.

Penjahitan merupakan suatu cara menjahit untuk mendekatkan atau menghubungkan dua tepi

luka. Dapat dibedakan menjadi :

1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk

mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama proses penyembuhan

sehingga dapat sembuh secara primer.

2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh luka dengan

menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada akhir jahitan serta dipotong

setelah dibuat simpul. Digunakan untuk menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.

3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang mengakhiri suatu jahitan.

Digunakan untuk memperkuat dan mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak

terlepas atau mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali, sedang

simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih

Jenis jenis benang yang digunakan dalam penjahitan

1. Seide (Silk/Sutra): Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi

dengan perekat, tidak diserap oleh tubuh. Pada penggunaan disebelah luar, maka benang

harus dibuka kembali. Berguna untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran

yang sering digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.

2. Plain Catgut: Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 710 hari

dan warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan kecil, menjahit

Page 8: Benang Jahit Untuk Operasi

subcutis dan dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus

dilakukan penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang. Bila penyimpulan

dilakukan hanya 2 kali akan terbuka kembali.

3. Chromic Catgut: Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu sampai

20 hari. Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar

dibandingkan dengan plain catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum

merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera dilakukan

Komplikasi menjahit luka

1. Overlapping: Terjadi sebagai akibat tidak dilakukan adaptasi luka sehingga luka menjadi

tumpang tindih dan luka mengalami penyembuhan yang lambat dan apabila sembuh maka

hasilnya akan buruk.

2. Nekrosis: Jahitan yang terlalu tegang dapat menyebabkan avaskularisasi sehingga

menyebabkan kematian jaringan.

3. Infeksi: Infeksi dapat terjadi karena tehnik penjahitan yang tidak steril, luka yang telah

terkontaminasi, dan adanya benda asing yang masih tertinggal.

4. Perdarahan: Terapi antikoagulan atau pada pasien dengan hipertensi.

5. Hematoma: Terjadi pada pasien dengan pembuluh darah arteri terpotong dan tidak

dilakukan ligasi/pengikatan sehingga perdarahan terus berlangsung dan menyebabkan

bengkak.

6. Dead space (ruang/rongga mati): Yaitu adanya rongga pada luka yang terjadi karena

penjahitan yang tidak lapis demi lapis.

7. Sinus: Bila luka infeksi sembuh dengan meninggalkan saluran sinus, biasanya ada jahitan

multifilament yaitu benang pada dasar sinus yang bertindak sebagai benda asing.

8. Dehisensi: Adalah luka yang membuka sebelum waktunya disebabkan karena jahitan yang

terlalu kuat atau penggunaan bahan benang yang buruk.

Page 9: Benang Jahit Untuk Operasi

9. Abses: Infeksi hebat yang telah menghasilkan produk pus/nanah.

Macam-macam jahitan luka

1. Jahitan Simpul Tunggal : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture

Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi Teknik :

Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan

sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak

lurus pada atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga

jarak antara 1cm. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan Benang

dipotong kurang lebih 1 cm.

2. Jahitan matras Horizontal : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress Jahitan dengan

melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan

sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.

3. Jahitan Matras Vertikal : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far

Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan

menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di

dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

4. Jahitan Matras Modifikasi : Half Burried Mattress Suture Modifikasi dari matras horizontal

tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.

5. Jahitan Jelujur sederhana : Simple running suture, Simple continous, Continous over and

over Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan

hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.

6. Jahitan Jelujur Feston : Running locked suture, Interlocking suture Jahitan kontinyu

dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan

peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa

7. Jahitan Jelujur horizontal : Running Horizontal suture Jahitan kontinyu yang diselingi

Page 10: Benang Jahit Untuk Operasi

dengan jahitan arah horizontal

8. Jahitan Simpul Intrakutan : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture,

Interrupted dermal stitch. Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk

menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul

sederhana

9. Jahitan Jelujur Intrakutan : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular

Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik

yang baik

Tutup atau Bebat Luka

Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan Tutup luka dengan kasa

steril yang dibasahi dengan betadine Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu diikat

dengan Verban)

Penjahitan luka

Penjahitan luka bertujuan untuk menyatukan jaringan yang terputus serta meningkatkan

proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka terbuka yang akan

mengakibatkan masuknya mikroorganisme / infeksi

Persiapan Alat Hecting

1. Spuit 5 cc

2. Kapas Alkohol 70%

3. Lidokain 1%

4. Pengalas

5. Kasa steril

6. Gunting benang

7. Naldpoeder

8. Pinset anatomis

Page 11: Benang Jahit Untuk Operasi

9. Korentang

10. Jarum kulit

11. Jarum otot (bila perlu)

12. Benang kulit (side)

13. Benang otot/ catgut (bila perlu)

14. Nierbekken (bengkok)

15. Larutan antiseptik/ garam faal

16. Kom

17. Sarung tangan steril

18. Waskom berisi larutan chlorine 0,5 %

Persiapan pasien dan Perawat

1. Memberitahu klien tindakan yang akan dilakukan.

2. Memasang sampiran/penutup/tirai.

3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin.

4. Mencuci tangan dengan sabun dan di air mengalir, kemudian keringkan dengan handuk

bersih atau hand dryer.

5. Memasang perlak dan pengalasnya.

Pelaksanaan Penjahitan

1. Membersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan garam faal.

2. Gunakan kassa terpisah untuk setiap usapan, membersihkan luka dari area yang kurang

terkontaminasi ke area terkontaminasi.

3. Menyiapkan injeksi lidokain 1 %.

4. Lakukan desinfeksi pada ujung luka / daerah yang akan disuntik dengan menggunakan

alkohol 70% secara sirkuler dengan diameter kerang lebih 5 cm.

5. Menyuntikan lidokain secara sub cutan di sekitar tepi luka.

Page 12: Benang Jahit Untuk Operasi

6. Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah masukan lidokain secara perlahan-lahan

sambil menarik jarum dan memasukan obat sepanjang tepi luka. Lakukan pada tepi luka yang

lainnya.

7. Sambil menungu reaksi obat, siapkan nalpoeder, jarum dan benang.

8. Tunggu 2 menit agar lidokain berreaksi.

9. Uji reaksi obat dengan menggunakan pinset

10. Jahit luka kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat, gunting benang sisakan kira-kira

1 cm. jahit satu persatu dengan jarak jahitan satu dengan yang lainnya kurang lebih 1 cm,

Teruskan sampai semua luka terjahit.

11. Berikan antiseptik pada luka.

12. Tutup luka dengan kassa steril dan rekatkan dengan plester.

13. Rapikan pasien.

14. Bereskan alat.

15. Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan chlorin 0,5% bersama alat-alat lainnya

selama 10menit.

16. Cuci tangan.

17. Dokumentasikan.

Dasar teori up Hecting

Bila luka telah kuat dan sembuh primer, maka jahitan atau benangnya dapat diangkat.

Seringkali dalam 5 10 hari pasca operasi

Angkat Jahitan (up-Hecting)

Adalah proses pengambilan benang pada luka Berdasarkan lokasi dan hari tindakan:

Muka atau leher hari ke 5.

Perut hari ke7-10.

Telapak tangan 10.

Page 13: Benang Jahit Untuk Operasi

Jari tangan hari ke 10.

Tungkai atas hari ke 10.

Tungkai bawah 10-14.

Dada hari ke 7.

Punggung hari ke 10-14

Persiapan alat up Hecting

1. Gunting angkat jahitan

2. Handscoen steril

3. Pinset anatomis 2 bh

4. Nierbekken (bengkok)

5. Handuk kecil

6. Gunting verban

7. Kassa secukupnya

8. Larutan chlorin 0,5 %

9. Perlak

10. Tempat sampah medis

Pelaksanaan

1. Pasang perlak dan pengalasnya dibawahdaerah yang akan dilakukan perawatan.

2. Cuci tangan dengan sabun dan di air mengalir.

3. Pakai sarung tangan.

4. Buka balutan luka lama dan buang ke bengkok.

5. Kaji luka (pastikan luka kering).

6. Angkat dan tahan bagian luar jahitan dengan pinset, kemudian potong benang di bawah

simpuldengan gunting up hecting.

7. Cabut benang dari kulit secara perlahan.

Page 14: Benang Jahit Untuk Operasi

8. Lakukan tindakan antisepsis.Tutup kembali luka dengan kassa steril.Pasang plester.

9. Rapikan pasien.

10. Bereskan alat.

11. Lepas sarung tangan Rendam alat dan sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5 %.

12. Cuci tangan.

Jahitan digunakan untuk hemostasis atau untuk menghubungkan struktur anatomi yang

terpotong (Sabiston,1995). Menurut Sodera dan Saleh (1991), jahitan merupakan hasil

penggunaan bahan berupa benang untuk mengikat atau ligasi pembuluh darah dan

menghubungkan antara dua tepi luka. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

penjahitan merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau terpotong untuk

mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.

Prinsip Umum Penjahitan luka

Menurut Brown (1995), prinsip prinsip umum yang harus dilaksanakan dalam

penjahitan luka laserasi adalah sebagai berikut :

1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat bila tepi-tepi kulit dirapatkan satu sama lain dengan

hati-hati.

2. Tegangan dari tepitepi kulit harus seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada sama

sekali. Ini dapat dicapai dengan memotong atau merapikan kulit secara hatihati sebelum

dijahit.

3. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengan memakai traksi ringan pada

tepi tepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal daripada kulit yang dijahit.

4. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneus yang dapat diserap atau

dengan mengikutsertakan lapisan ini pada waktu mmenjahit kulit.

5. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai daripada

jahitan yang lebih besar dan berjauhan.

Page 15: Benang Jahit Untuk Operasi

6. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh karena itu jahitan

pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam - 5 hari), sedangkan jahitan pada dinding

abdomen dan kaki harus dibiarkan selama 10 hari atau lebih.

7. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin.

8. Pemakaian forsep dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.

Menurut Sodera dan Saleh (1991), penjahitan merupakan suatu cara menjahit untuk

mendekatkan atau menghubungkan dua tepi luka. Dapat dibedakan menjadi :

1. Jahitan Primer (primary Suture Line) adalah jahitan yang digunakan untuk

mempertahankan kedudukan tepi luka yang saling dihubungkan selama proses penyembuhan

sehingga dapat sembuh secara primer.

2. Jahitan Kontinyu yaitu jahitan dengan sejumlah penjahitan dari seluruh luka dengan

menggunakan satu benang yang sama dan disimpulkan pada akhir jahitan serta dipotong

setelah dibuat simpul. Digunakan untuk menjahit peritonium kulit, subcutis dan organ.

3. Jahitan Simpul/Kerat/Knot, yaitu merupakan tehnik ikatan yang mengakhiri suatu jahitan.

Digunakan untuk memperkuat dan mempertahankan jahitan luka sehingga jahitan tidak

terlepas atau mengendor. Yang dimaksud dengan jerat adalah pengikatan satu kali, sedang

simpul adalah pengikatan dengan dua jerat atau lebih.