MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMO - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Edisi 6 Memupuk Mimpi...

4
MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMO DENGAN BANTUAN PNPM PERDESAAN, WARGA DI DUSUN-DUSUN TERPENCIL BISA MENGENYAM FASILITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN YANG LEBIH MEMADAI. SEKELUMIT KISAH MENARIK DILAPORKAN AHMAD YUNUS DARI KAKI GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR. Partisipasi pendidikan sekolah dasar dan menengah naik menjadi 22-35% Akses ke layanan kesehatan rawat jalan meningkat 6-8%. Imunisasi meningkat dari 38% menjadi 48% (2009). Anak kurang gizi turun dari 29% menjadi 19% (2009). KIAN SEJAHTERA Berkat PNPM, layanan pendidikan dan kesehatan warga membaik: 1 Sebanyak enam edisi, mulai Juni 2013, KATADATA mengulas tentang jejak 15 tahun PNPM Mandiri Perdesaan. Artikel ditayangkan setiap pekan ketiga di majalah Tempo dan selengkapnya di situs www.katadata.co.id. Kritik dan saran ke [email protected]

Transcript of MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMO - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Edisi 6 Memupuk Mimpi...

Page 1: MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMO - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Edisi 6 Memupuk Mimpi di Kaki... · PNPM adalah singkatan dari Program Nasio- ... mu-lai dari membangun

PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMODENGAN BANTUAN PNPM PERDESAAN, WARGA DI DUSUN-DUSUN TERPENCIL BISA MENGENYAM FASILITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN YANG LEBIH MEMADAI. SEKELUMIT KISAH MENARIK DILAPORKAN AHMAD YUNUS DARI KAKI GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR.

Partisipasi pendidikan

sekolah dasar dan menengah naik menjadi 22-35%

Akses ke layanan kesehatan rawat jalan meningkat

6-8%.Imunisasi meningkat dari 38% menjadi

48% (2009).Anak kurang gizi turun dari 29% menjadi 19%

(2009).

KIAN SEJAHTERABerkat PNPM, layanan pendidikan dan kesehatan warga membaik:

1

Sebanyak enam edisi, mulai Juni 2013, KATADATA mengulas tentang jejak 15 tahun PNPM Mandiri Perdesaan. Artikel ditayangkan setiap pekan ketiga di majalah Tempo dan

selengkapnya di situs www.katadata.co.id. Kritik dan saran ke [email protected]

Page 2: MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMO - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Edisi 6 Memupuk Mimpi di Kaki... · PNPM adalah singkatan dari Program Nasio- ... mu-lai dari membangun

15 TAHUN PNPM PERDESAAN (1998-2013)Pembangunan Berbasis Komunitas Terbesar di Dunia

PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

BERSELIMUT dingin, sekelompok bocah bersera-gam kuning duduk manis di bangku-bangku ke-cilnya. Tangannya cekatan memberi warna pada selembar kertas gambar di atas meja. Sesekali mereka bernyanyi dan berlarian. Aneka poster bergambar binatang dan angka, tampak mera-maikan dinding kelas bercat biru berukuran lima kali tujuh meter itu.

Chelsa, salah seorang murid pada program Pendidikan Anak Usia Dunia (PAUD) di Dusun Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu mulai pintar mem-baca dan menulis. Sang bunda, Sarlihermi, pun senang bukan kepalang.

Setiap pagi, ia mengantar gadis mungilnya itu dari Dusun Punjul ke pendidikan pra-sekolah tersebut. “Di Punjul tidak ada PAUD,” kata Sarlihermi. Ibu dua anak ini sehari-hari bekerja sebagai petani kentang, cabe, dan kubis di pede-saan di kaki gunung Bromo nan indah ini.

Chelsa beruntung bisa nyaman belajar di kelas mengikuti program pendidikan ini. Sebelumnya, warga hanya memanfaatkan salah satu rumah untuk pengajaran pra-sekolah. “Ketika akhirnya ada program PNPM Mandiri, kami ajukan gedung PAUD,” kata Ponmiwah, salah seorang pengajar.

Para orang tua, seperti Sarlihermi, juga sema-kin gampang menjangkau sekolah itu. “Tahun 2011 ada pembangunan jembatan dari PNPM,” ujarnya menambahkan.

PNPM adalah singkatan dari Program Nasio-nal Pemberdayaan Masyarakat. Program pem-bangunan berbasis komunitas ini dirintis oleh pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia pada 1998, untuk menanggulangi ledakan ke-miskinan akibat krisis ekonomi saat itu. Dalam kurun 15 tahun terakhir, program yang dulunya bernama Program Pengembangan Kecamatan ini sudah tersebar di 63 ribu desa.

Kegiatan PNPM sebagian besar (hampir 66 persen) untuk kebutuhan infrastruktur, seperti pembangunan jalan, jembatan, atau irigasi. Sek-tor pendidikan kurang dari 13 persen, kesehatan 4 persen dan sisanya kredit mikro. Data ini ber-dasarkan laporan pada tahun 2009.

Alokasi program pendidikan dan kesehatan relatif kecil, namun berdampak besar. “Cara ter-besar PNPM mempengaruhi akses pen didikan, kemungkinan melalui naiknya pendapatan selain berkurangnya waktu dan biaya ke akses (pen-didikan),” ungkap Bank Dunia dalam evaluasi nya.

Pengaruh PNPM secara tidak langsung juga mempengaruhi tingkat kesehatan. Di wilayah kerja PNPM, terjadi peningkatan akses ke laya-nan kesehatan rawat jalan sebesar 6-8 persen. “Keluarga miskin dan kurang terdidik secara konsisten tampak mendapat keuntungan dari program PNPM.”

Lembaga penelitian SMERU melihat kecilnya

program fisik pendidikan dan kese-hatan, dikarenakan pemerintah su-dah melayani kebutuhan dasar ini. SD, misalnya, tersebar rata sampai ke pedesaan. “Sebagian besar desa sampel telah memiliki sarana yang cukup memadai,” ungkap laporan SMERU, yang melakukan penelitian di 18 desa.

Akibatnya, sangat sedikit desa yang mengajukan program mem-bangun fasilitas kesehatan dan pen-didikan. Masyarakat, kebanyakan mengajukan pendidikan pra sekolah, seperti TK dan PAUD. Dua lembaga pendidikan non-formal ini, menjadi batu loncatan sebelum anak-anak seperti Chelsa masuk sekolah dasar.

Pihak sekolah dasar lebih menyu-kai murid lulusan TK atau PAUD, karena dinilai lebih mudah beradap-tasi dengan suasana sekolah dan bahan pengajaran. “Sudah menge-nal lingkungan belajar, terutama sudah mengenal huruf dan angka sejak dini,” kata salah satu kepala SD di Nusa Tenggara Timur kepada SMERU.

Program pendidikan dan keseha t-an masuk ke dalam kegiatan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas, yang me-lekat pada PNPM Perdesaan. Prog-ram ini lahir pada tahun 2007 dan bertujuan untuk meningkatkan pen-didikan dasar, menurunkan tingkat kematian anak dan peningkat an ke-sehatan ibu.

Terdapat 1.610 desa yang terjang-kau program ini dan mendapatkan dana hibah US$ 8.400 per desa. Mas ya ra kat bisa mengusulkan ber-bagai kegiatan pembangunan, mu-lai dari membangun klinik, gedung sekolah, sarana transportasi hingga tambahan makanan untuk pelajar.

Program ini juga memberi subsidi biaya persalinan. Besarannya antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.

“Setetes Air di Tebing Jurang”

www.katadata.co.id

Cara terbesar PNPM mempengaruhi akses pendidikan, kemungkinan melalui naiknya pendapatan, serta berkurangnya waktu dan biaya ke akses (pendidikan).

BANK DUNIA dalam evaluasinya.

2

Page 3: MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMO - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Edisi 6 Memupuk Mimpi di Kaki... · PNPM adalah singkatan dari Program Nasio- ... mu-lai dari membangun

PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

MEMUTUS RANTAI KEMATIANKEMISKINAN, RENDAHNYA PENDIDIKAN, SERTA MINIMNYA AKSES DAN LAYANAN KESEHATAN MENJADI SUMBU UTAMA PENYEBAB KEMATIAN IBU DAN ANAK. WARGA KURIPAN, PROBOLINGGO, MENCOBA MEMUTUS MATA RANTAI INI.

3

RANI, bocah dua tahun, merengek di pangkuan ibunya. Badannya sedikit demam. Sesekali ia minta sebotol air susu. Kala itu, Dinis, sang ibu, sedang membawanya ke Puskesmas Pembantu di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Dengan cekatan, bidan Resti Astuti memeriksa ke-sehatan si bocah: mengukur berat badan dan memer-iksa tingkat demamnya. Di luar ruangan, tampak pula para ibu dari sekitar Dusun Bunut, tempat Dinis tinggal, antre membawa anak dan bayi nya. Tangis an para bayi pun terdengar bersahutan.

Puskesmas Pembantu Kuripan yang berdiri pada 2011 adalah bangunan layanan kesehat-an pertama di desa perbukitan itu. Gedung ini dibangun sebagai bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Generasi. Bangunan dan sarana kesehatannya menghabis-kan anggaran dana sebesar Rp 273 juta.

“Sekarang enak, warga bisa langsung datang ke sini. Enggak perlu jalan kaki jauh lagi,” kata Dinis. Ibu dua anak ini, sehari-hari bekerja seba-gai petani dan pencari rumput ternak.

Ia ingat betul ketika warga kesulitan mendapat-kan akses kesehatan. Jarak dari kampung Bu-nut ke Kuripan sejauh 8 kilometer. Warga mesti

berjalan kaki dengan kondisi jalan rusak dan melewati kawasan hutan jati.

Tak sedikit, ibu hamil melahir-kan di perjalanan. Dan tragisnya, mereka meninggal dunia. “Petugas kesehatan juga sering datang ke pos yandu memeriksa ibu hamil dan anak-anak,” ujarnya. “Dulu tidak pernah ada.”

Kini dua petugas kesehatan: bi-dan dan perawat, siap melayani kes-ehatan warga selama 24 jam. Namun, fasilitas nya terbilang sederhana. Hanya satu set persalinan, satu kotak obat generik dan obat penanganan luka. Beberapa ruangan masih ko-song.

Warga Kuripan kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh tani, yang tersebar di lima dusun. Letak tiap dusun berjauhan dan ber-ada di daerah ketinggian. Kondisi jalan yang amburadul menghambat pelayanan kesehatan. Apalagi, ge-rak petugas kesehatan masih meng-andalkan ojek atau sepeda motor warga untuk berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya.

“Boleh dibilang, dekat di mata jauh di kaki. Ini daerah pegunungan. Medannya cukup berat,” kata Agus Setijono, Kepala Kecamatan Kuri-pan. Akibatnya, akses pelayanan kesehatan belum merata. Warga pun masih tergantung pada peran dukun bayi di perkampungan. Itu sebabnya, “Angka kelahiran bayi meninggal di Kuripan cukup tinggi.”

Tak mudah, menghilangkan keter-gantungan warga pada dukun dan mengajak ibu hamil memeriksa janinnya ke puskesmas. Padahal, layanan kesehatan ini gratis, baik untuk persalinan maupun peme-riksaan ibu hamil secara berkala. Selain itu, petugas kesehatan siap melayani warga selama 24 jam.

Agus sedih melihat angka kemati-an ibu dan anak di kecamatannya sangat tinggi. Kasus kematian ibu dan anak di Indonesia, menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, penyebab utamanya adalah proses persalinan yang tidak ditangani petugas kesehatan. Selain itu, usia ibu melahirkan relatif muda. Mereka mengalami pendarahan dan infeksi.

Pada 2012, Unicef Indonesia juga

Setiap tiga menit, terjadi kematian satu balita di Indonesia. Setiap jam, satu perempuan meninggal dunia saat melahirkan.

KA

TAD

ATA

/AH

MA

D Y

UN

US

Page 4: MEMUPUK MIMPI DI KAKI BROMO - psflibrary.orgpsflibrary.org/catalog/repository/Edisi 6 Memupuk Mimpi di Kaki... · PNPM adalah singkatan dari Program Nasio- ... mu-lai dari membangun

15 TAHUN PNPM PERDESAAN (1998-2013)Pembangunan Berbasis Komunitas Terbesar di Dunia

PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

Di tengah keterbatasan dan gelap malam, dirinya berjuang menyelamatkan proses persalinan.

PEJUANG DARI KURIPAN

SEORANG ibu menangis menahan rasa sakit. Badannya terkulai. Kedua tangannya gemetar. Sementara, sang suami tegang menyaksikan kondisi istrinya yang lemah. Sudah satu jam le-bih, bayi yang dinantikan belum juga keluar dari rahim. Bidan desa, Resti Astuti, berjibaku de ngan waktu. Terlambat sedikit taruhannya nyawa.

“Sebelumnya, dia sudah ditolong sama du-kun. Tapi kondisinya semakin parah,” Resti As-tuti mengenang peristiwa itu. Pengalaman ini sungguh membekas di ingatannya. Di tengah keterbata san dan gelap malam, dirinya berjuang menye lamatkan proses persalinan. Beruntung, sang bunda dan buah hatinya akhirnya selamat.

Resti Astuti bertugas di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur sejak 2010. Saat itu, belum berdiri fasilitas bangunan kese-hatan. Infrastruktur pembangunan kampung juga masih minim. Jalan masih banyak yang am-brol dan jaringan listrik belum masuk ke pede-saan.

Medan berat ini menjadi tantangan untuk me-layani kesehatan warga. “Kalau sudah pendarah-an itu paling sulit,” ujarnya. “Ini yang memicu kematian ibu hamil.”

mengeluarkan laporan bahwa setiap tiga menit, terjadi kematian satu balita di Indonesia. Setiap jam, satu perempuan meninggal dunia saat mela-hirkan. Pendidikan yang rendah berkontribusi pada kematian ibu dan anak.

Masalah lain terkait infrastruktur dan tenaga kesehatan. Di banyak tempat, khususnya Indonesia Timur, satu dari tiga persalinan tidak mendapat-kan bantuan dari tenaga kesehatan. Mereka, ak-hirnya mengandalkan peranan dukun bayi.

Kasus kematian ibu dan anak adalah potret buram Kuripan. Namun kini, mereka sedang

Tantangan lain, geografis wilayah Kuripan yang berbukit-bukit. Ter-masuk letak perkampungan yang menyebar. Tak jarang, ia mesti me-lewati sungai untuk menjangkau satu perkampungan. Apalagi belum ada akses jembatan. Ancamannya, air bah kapan saja datang menyapu. “Pernah saya saat memeriksa pasien, mendengar suara gemuruh. Ternya-ta luapan air sungai,” katanya.

Tiga tahun, Resti blusukan dari satu kampung ke kampung lainnya. Berbagai keterbatasan tidak men-jadi kendala untuk siap melayani kesehatan warga. Tak jarang, sang suami turut membantu dan meng-antarnya hingga ke rumah pasien.

Saat ini, dirinya dibantu oleh satu perawat untuk melayani kesehatan pasien. Bangunan yang berdiri pada 2011 ini merupakan bagian dari kegia tan PNPM Mandiri Perdesaan. Warga terlibat mulai dari usulan hingga pelaksanaan pembangunan. Termasuk mengajak dukun bayi agar tak lagi mengatasi persalinan, tapi sebatas penanganan pasca melahir-kan.

“Masyarakat sudah mengenal per-salinan ke bidan,” katanya. “Peme-riksaan juga ke posyandu. Kalau sakit langsung datang ke sini.”

Di pelosok itulah, Resti Astuti me-nyalakan pelita. Ia mengabdi agar kesehatan warga kampung semakin membaik.

berupaya memutus mata rantai ke-matian itu.

Untuk mengatasi persoalan ini, PNPM Generasi telah memberikan penyuluhan kepada 1,6 juta ibu. Selain itu, membantu 770 ribu ibu hamil, memberikan imunisasi ke-pada lebih dari 365 ribu anak, serta memberikan pelatihan kepada lebih dari 59 ribu kader kesehatan.

Kisah selengkapnya di

www.katadata.co.id

44

KA

TAD

ATA

/AH

MA

D Y

UN

US