MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

54
1 Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id LAPORAN PENELITIAN KOLABORATIF DOSEN DAN MAHASISWA (PKDM) MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM ENTITAS KEBUDAYAAN MASYARAKAT MILENIAL (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP-UHAMKA) Oleh Prof. Dr. Suswandari, M.Pd (NIDN: 0020116601) Nur Fajar Absor, M.Pd Mohammad Badrus Soleh (NIM: 1701075039) Nomor Surat Kontrak Penelitian: 308/F.03.07/2020 Nilai Kontrak: Rp.14.000.000 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA, 2020

Transcript of MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

Page 1: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

1

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

LAPORAN

PENELITIAN KOLABORATIF DOSEN DAN MAHASISWA (PKDM)

MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

DALAM ENTITAS KEBUDAYAAN MASYARAKAT

MILENIAL

(Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP-UHAMKA)

Oleh

Prof. Dr. Suswandari, M.Pd (NIDN: 0020116601)

Nur Fajar Absor, M.Pd

Mohammad Badrus Soleh (NIM: 1701075039)

Nomor Surat Kontrak Penelitian: 308/F.03.07/2020

Nilai Kontrak: Rp.14.000.000

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA, 2020

Page 2: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

2

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN KOLABORATIF DOSEN DAN MAHASISWA (PKDM)

Judul Penelitian

Meme sebagai Media Pembelajaran dalam Entitas Kebudayaan Masyarakat

Milenial (Studi Kasus: Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP-UHAMKA)

Jenis Penelitian : PENELITIAN KOLABORATIF DOSEN DAN

MAHASISWA (PKDM)

Ketua Peneliti : Prof. Dr. Suswandari, M.Pd

Link Profil simakip : http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/978

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Anggota Peneliti : - Nur Fajar Absor, M.Pd

- Mohammad Badrus Soleh

Link Profil simakip : -

Waktu Penelitian : 6 Bulan

Luaran Penelitian

Luaran Wajib : Skripsi

Status Luaran Wajib : -

Luaran Tambahan : Artikel Ilmiah

Status Luaran Tambahan: Submitted

Mengetahui, Jakarta, 30 November 2020

Ketua Program Studi Ketua Peneliti

Hari Naredi, M. Pd Prof. Dr. Suswandari, M.Pd

NIDN. 0319047404 NIDN. 0020116601

Menyetujui,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ketua Lemlitbang UHAMKA

Dr. Desvian Bandarsyah, M. Pd Prof. Dr. Suswandari, M.Pd

NIDN. 0317126903 NIDN. 0020116601

Page 3: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

3

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

SURAT KONTRAK PENELITIAN

Page 4: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

4

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Page 5: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

5

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

ABSTRAK

Teknologi mengalami perkembangan yang begitu cepat, salah satunya adalah media sosial dengan

kontennya yang sedang populer adalah meme. Meme yang awalnya hanya berupa penyampaian

humor, kini terus berkembang menjadi media penyampaian informasi hingga media kritik. Meme

pun berkembang dengan memiliki tema-tema tersendiri, salah satunya adalah sejarah. Tema sejarah

menjadi hal yang menarik, karena para penikmat meme dapat mengetahui info kesejarahan melalui

meme. Hal ini dapat digarisbawahi bahwa meme dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang

dapat membantu dalam proses pembelajaran sejarah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1)

untuk menelaah persepsi penggunaan meme sebagai media pembelajaran sejarah; (2) untuk

menyusun kriteria meme yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran sejarah; (3) untuk

menyeleksi konten meme yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran sejarah. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sedangkan,

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Sementara itu,

teknik analisis data menggunakan model Creswell. Untuk sasarannya sendiri, penelitian ini

ditujukan kepada mahasiswa pendidikan sejarah FKIP-UHAMKA dengan jumlah informan

sebanyak 10 orang dan untuk triangulasi data yang dipakai adalah triangulasi sumber data. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan kekuatan meme sebagai stimulus bagi para pembacanya

untuk mengetahui suatu informasi dengan pembawaannya yang cenderung berisi humor atau

lelucon, sehingga ringan untuk dibaca, guru/dosen dapat menyelingi proses pembelajaran sejarah

dengan menggunakan meme sebagai media pembelajaran dengan tetap memberikan fakta sejarah di

dalam suatu peristiwa, sehingga pembelajaran sejarah dapat berlangsung dengan baik dan menarik. Kata Kunci : Meme, Media Pembelajaran Sejarah, Entitas Kebudayaan, Masyarakat Milenial

Page 6: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

6

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………..2

SURAT KONTRAK PENELITIAN………………………………………………3

ABSTRAK………………………………………………………………………...5

DAFTAR ISI………………………………………………………………………6

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...7

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………...8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….10

BAB 3 METODE PENELITIAN………………………………………………...14

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………..16

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………..45

BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI …………………………………………….46

BAB 7 RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI………..47

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….48

LAMPIRAN……………………………………………………………………...53

Page 7: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

7

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Page 8: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

8

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN

Teknologi mengalami perkembangan yang begitu cepat sehingga muncul

temuan-temuan yang memberikan dampak pada peradaban dunia terutama terhadap

kebudayaan. Tujuan utama pengembangan teknologi tidak lain adalah untuk

memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia dan menjadikan kehidupan

manusia di bumi ini menjadi lebih baik lagi. Teknologi yang tercipta memberikan

peranan pada kehidupan manusia mulai dari hal remeh hingga hal yang cukup

konkret (Astriningrum, 2018).

Teknologi yang berkembang saat ini memperlihatkan bahwa teknologi

memberikan kemudahan manusia untuk mengerjakan sesuatu secara efektif dan

efisien, salah satu contohnya adalah media sosial. Media sosial terbuka terhadap

berbagai lapisan masyarakat mulai dari orang tua, remaja, hingga anak-anak yang

berkenan untuk berbagi informasi mengenai cerita, foto, dan video dalam rangka

mempermudah jalannya komunikasi dan juga sebagai bentuk mengekspresikan diri

atau mengekspos kegiatan pribadi. Saat ini, banyak platform media sosial yang

terkenal, beberapa di antaranya seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube

(Putri, Nurwati, & S., 2016). Dalam media sosial, banyak konten yang disajikan,

seperti cerita, foto, dan video. Salah satu konten yang sedang populer adalah meme.

Meme adalah sebuah replikator yang merepresentasikan gagasan atau pikiran

tentang unit transmisi budaya atau sebuah imitasi. Meme sendiri berasal dari kata

mimeme yang berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti sebagai representasi

dari akal manusia. Contoh meme sendiri secara garis besar adalah semua ciptaan

manusia seperti tangga lagu, gagasan, kalimat, gaya busana, dan lain-lain (Dawkins,

2018).

Meme yang awalnya hanya berupa penyampaian humor, kini terus

berkembang menjadi media penyampaian informasi, media kritik, hingga media

penyebaran ideologi dari kreator meme. Para penikmat dan kreator meme sendiri

memiliki komunitas sendiri di kalangan masyarakat penikmatnya yang terhimpun

dalam sebuah situs di internet. Beberapa situs yang terkenal di antaranya adalah

Page 9: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

9

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

1cak.com dan 9gag.com. Meme pun berkembang dengan memiliki tema-tema

tersendiri di dalamnya, seperti makanan, minuman, olahraga, game, film, musik,

hingga sejarah.

Tema yang disebutkan terakhir menjadi menarik, karena para penikmat meme

dapat mengetahui info kesejarahan melalui meme. Hal ini dapat digarisbawahi

bahwa meme bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang merupakan salah

satu komponen penting dalam proses pembelajaran (Falahudin, 2014). Maka, meme

sebagai media pembelajaran dalam hal ini pembelajaran sejarah dapat membantu

proses pembelajaran serta penyampaian pesan dan isi dari pembelajaran sejarah.

Mengacu pada tulisan di atas, maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengkaji

‘Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah dalam Entitas Kebudayaan

Masyarakat Milenial’ dengan studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Sejarah

FKIP-UHAMKA. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1)

bagaimana persepsi penggunaan meme sebagai media pembelajaran sejarah?; (2)

bagaimanakah kriteria meme yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran

sejarah?; (3) dan bagaimanakah konten meme yang bisa digunakan sebagai media

pembelajaran sejarah? Sedangkan, tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk

menelaah persepsi penggunaan meme sebagai media pembelajaran sejarah; (2)

untuk menyusun kriteria meme yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran

sejarah; (3) untuk menyeleksi konten meme yang bisa digunakan sebagai media

pembelajaran sejarah.

Selain itu, Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UHAMKA di dalam

kurikulumnya, terdapat beberapa mata kuliah yang mempelajari mengenai

pendidikan sejarah dan kebudayaan, seperti ‘Strategi Pembelajaran’, ‘Inovasi

Pembelajaran Sejarah’, ‘Problematika Pembelajaran Sejarah’, ‘Pengantar Sosiologi

dan Antropologi’, dan ‘Teori Perubahan Budaya’. Dengan demikian, adanya

penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mengkaji suatu kurikulum, sehingga di

dalam materi perkuliahannya, dosen pengampu akan memberikan materi berupa

teori dan praktik sesuai dengan hasil penelitian ini.

Page 10: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

10

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. State of The Art

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan ‘Meme sebagai Media

Pembelajaran dalam Entitas Kebudayaan Masyarakat Milenial’ adalah: (1)

Blackmore (2000) mengenai ‘The Power of Meme’ yang membahas seputar

konsep dan kekuatan dari meme; (2) Gumelar dan Mulyati (2018) tentang

‘Meme: Dapatkah Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Teks

Anekdot?’ yang mengkaji mengenai keefektifan meme dalam meningkatkan

kemampuan menulis teks anekdot peserta didik kelas X MIPA dan IPS SMA

Negeri 15 Bandung; dan (3) Mufarikha (2019) tentang ‘Efektifitas Penggunaan

Meme Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada

Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VIII MTS NU 01

Cepiring’ yang berfokus pada keefektifan meme dalam meningkatkan minat

belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas

VIII MTs NU 01 Cepiring. Namun, dari penelitian-penelitian tersebut tidak

meneliti mengenai meme sebagai media pembelajaran dalam entitas kebudayaan

masyarakat milenial menggunakan data kualitatif. Maka dari itu, penelitian ini

mencoba untuk menganalisis ‘Meme sebagai Media Pembelajaran dalam Entitas

Kebudayaan Masyarakat Milenial’ menggunakan data kualitatif.

B. Kajian Teori

1. Meme

Secara terminologi, meme berasal dari bahasa Yunani “mimeme” yang

memiliki arti dalam bahasa Indonesia sebagai “imitasi” yang dikaitkan

dengan kata même dalam bahasa Perancis yang memiliki arti “sama”. Sebagai

pencetus istilah meme, Dawkins (2018) ingin mengarahkan pembacanya

kepada sebuah wacana konseptual dimana meme merupakan suatu replikator

hidup yang terus berkembang yang menyebar dari suatu individu ke individu

lainnya. Dawkins sendiri mencoba menjelaskan bawasannya tidak hanya

sebuah mikroorganisme saja yang dapat berevolusi akan tetapi sebuah sebuah

kebudayaan juga dapat berevolusi layaknya organisme hidup yang

mempengaruhi jalan hidup manusia sebagai inangnya. Peneliti sependapat

Page 11: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

11

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

dengan Dawkins bahwa sebuah eksistensi yang hidup dalam alam pikiran

manusia yang memanfaatkan manusia sebagai wahana dalam wacana

keberkembangbiakannya sebagai satu kesatuan organisme yang dianggap

hidup sebagai organisme.

Sesuai dengan pendapat Dawkins tersebut, maka konsep meme pun

berevolusi dan dinamis, seperti pendapat Zannettou et al. (2018) bahwa meme

yang marak saat ini di internet “merujuk kepada sesuatu berbagai jenis

gambar, video, klise, dan lain-lain yang dibagikan dalam tema yang umum

dan disebarluaskan oleh sebagian besar orang”. Maka dari itu, menurut

peneliti meme yang ada di internet adalah ide atau gagasan atas sebuah

pemikiran yang disampaikan dalam bentuk tulisan, gambar, video, dan lain-

lain, sehingga hal tersebut dapat diterima oleh masyarakat (internet) dalam

bentuk reaksi (menyukai atau menyebarkan).

2. Generasi Milenial

Konsep mengenai generasi milenial sendiri pada dasarnya masih

terdapat banyak perbedaan pendapat, akan tetapi Budiati et al. (2018)

menghimpun beberapa pendapat mengenai konsep generasi milineal, yakni:

(1) Tapscott (1998) menyebut generasi milenial dengan istilah Digital

Generation yang lahir antara tahun 1976-2000; (2) Zemke et al. (2000)

menyebut generasi milenial dengan istilah Nexters yang lahir tahun 1980-

1999; (3) Oblinger (2005) menyebut generasi milenial dengan istilah

Generasi Y/NetGen yang lahir antara 1981- 1995; (4) Terakhir Lancaster dan

Stillman (2002), serta Martin dan Tulgan (2002) menyebut dengan istilah

Generasi Milenial/Generasi Y/Milenial yang dikenal sampai sekarang,

meskipun rentang tahun kelahirannya masing-masing berbeda. Berdasarkan

hal tersebut, peneliti berpendapat bahwa generasi milenial adalah generasi

yang lahir pada rentang tahun 1980 sampai 2000-an yang tidak asing dengan

kemajuan teknologi, terutama internet.

Page 12: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

12

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

3. Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Sejarah Bagi Generasi

Milenial

Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pada rentang tahun

1980 sampai 2000-an yang tidak asing dengan kemajuan teknologi, terutama

internet. Generasi ini menurut Andarwati (2019) adalah generasi yang lahir,

tumbuh, dan dibesarkan di era digital dengan beragam teknologi di gawai

yang canggih. Tapscott (dalam Lalo, 2018) menyatakan bahwa generasi

mileneal yang disebut juga sebagai generasi Z memiliki ciri-ciri: (1) suka

dengan kebebasan; (2) senang melakukan personalisasi; (3) mengandalkan

kecepatan informasi yang instan; (4) suka belajar dan bekerja dengan

lingkungan inovatif; (5) aktif berkolaborasi; (6) hyper technology.

Dengan kondisi demikian, maka guru harus menerapkan paradigma

baru dalam pembelajaran yang menyesuaikan dengan tantangan zaman saat

ini. Hal tersebut juga mengharuskan pembelajaran sejarah yang selama ini

dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak menarik, membosankan, dan sulit

untuk dipahami (Alfian, 2011; Sayono, 2013), mengubah paradigma

pembelajarannya.

Generasi milenial yang tidak asing dengan kemajuan teknologi, dapat

dimanfaatkan oleh guru untuk membuat pembelajaran sejarah yang menarik

dan inovatif. Absor, Umasih, dan Kurniawati (2019) mengungkapkan ada

beberapa opsi bagi guru untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran

sejarah, yakni: (1) Membuat grup kelas di Whatsapp atau Line dengan

memuat beberapa link website yang membahas mengenai sejarah, seperti

historia.id dan tirto.id; (2) Mengakses Facebook atau Instagram untuk

mengakses akun-akun yang membahas mengenai sejarah, seperti Kelompok

Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) dan Album Sejarah; (3)

Membuka kelas daring di Google Classroom atau Edmodo yang dijadikan

sarana untuk memudahkan pemberian materi pembelajaran dan pengumpulan

tugas oleh guru; (4) Presentasi menggunakan Prezi atau Imindmap untuk

lebih menarik perhatian peserta didik terhadap presentasi yang dilakukan; (5)

Page 13: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

13

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Menonton video atau film dokumenter yang membantu guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran secara efektif dan efisien.

Selain itu, guru juga dapat memanfaatkan teknologi lainnya, yakni (1)

Power Director yang merupakan aplikasi untuk mengedit gambar, foto, teks,

dan suara yang dijadikan video sebagai media pembelajaran sejarah tanpa

koneksi internet; (2) Meme yang merupakan gambar yang diberi tulisan untuk

mendukung ekspresi dari gambar tersebut (Andarwati, 2019; Mufarikha,

2019). Khusus untuk meme, bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai media

pembelajaran sejarah, karena meme saat ini digandrungi oleh generasi

milenial. Hal ini bisa dilihat dengan akun-akun yang ada di media sosial yang

berisi konten meme. Dengan demikian, guru dapat memberikan media

pembelajaran sejarah yang bervariatif supaya pembelajaran sejarah

berlangsung secara menarik dan inovatif.

C. Roadmap Penelitian

Page 14: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

14

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB 3 METODE PENELITIAN

Alur penelitian merupakan penjelasan mengenai langkah-langkah yang

ditempuh dalam proses penelitian. Untuk penelitian ini, terdapat beberapa langkah

yang diambil oleh peneliti selama penelitian berlangsung, yaitu: (1) Menentukan

tema dan permasalahan yang akan diteliti; (2) Mengumpulkan data; (3)

Menganalisis data; (4) Menuliskan hasil penelitian; (5) Menarik kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

studi kasus. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretatif

(menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode dalam menelaah

masalah penelitiannya. Penggunaan berbagai metode ini sering disebut triangulasi

yang dimaksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif

(holistik) mengenai fenomena yang diteliti (Mulyana, 2018). Sedangkan,

pendekatan studi kasus merupakan sebuah strategi yang lebih cocok apabila pokok

pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’, selain

itu studi kasus dapat pula memberi nilai tambah pada pengetahuan secara unik

tentang fenomena individual, organisasi, sosial, dan politik (Yin, 2019).

Untuk sampelnya, penelitian ini mengambil sampel atau informan dari

mahasiswa pendidikan sejarah FKIP-UHAMKA sebanyak sepuluh orang.

Wawancara dilakukan melalui Google Meet, dikarenakan masa pandemi Covid-19

yang masih berlangsung. Sedangkan, triangulasi data yang dipakai adalah

triangulasi sumber data dengan mengambil sumber data yang berbeda untuk

dilakukan cek silang dengan tujuan untuk memperkaya informasi yang telah

diperoleh dari sumber data pertama (M. Ali & Asrori, 2014). Dengan demikian,

diharapkan penelitian ini dapat menganalisis pemanfaatan meme sebagai media

pembelajaran secara utuh.

Sedangkan, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara

dan dokumentasi (Wirawan, 2016). Sementara itu, teknik analisis data

menggunakan model Creswell (dalam Sugiyono, 2018) dengan tahapan-tahapannya

adalah: (1) Mengorganisasikan dan menyiapkan data yang akan dianalisis; (2) Baca

dan lihat seluruh data; (3) Membuat koding seluruh data; (4) Menggunakan koding

Page 15: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

15

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

sebagai bahan untuk membuat deskripsi; (5) Menghubungkan antar tema; (6)

Memberi interpretasi dan makna tentang tema.

Page 16: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

16

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Media Sosial sebagai Wadah Diseminasi Meme

Kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari penggunaan internet yang

masif, di Indonesia sendiri tercatat oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) terdapat 171,17 juta pengguna internet atau 64,8% dari total

populasi penduduk Indonesia, yakni 264,16 juta jiwa pada 2018 (Penetrasi &

Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia, 2018). Data tersebut juga

mengungkapkan bahwa sebanyak 18,9% pengguna internet menggunakan media

sosial sebagai alasan paling utama dalam menggunakan internet, sedangkan

media sosial yang paling sering dikunjungi secara berturut-turut adalah

Facebook, Instagram, dan Twitter.

Masifnya penggunaan internet dan media sosial oleh masyarakat

Indonesia, melahirkan fenomena baru di kalangan penggunanya, yakni

kreativitas pembuatan meme yang kemudian meme tersebut secara cepat

tersebar dan dikomentari di media sosial (Juditha, 2015). Bahkan, masih

menurut Juditha dalam penelitiannya, sempat ramai meme terkait kasus Haji

Lulung yang terjadi pada medio 2015 di jagat Twitter, bahkan tanda pagar

#SaveHajiLulung sempat merajai topik terpopuler di Twitter.

Selain itu, meme yang berkaitan dengan dunia politik juga ramai

diperbincangkan di media sosial. Meme-meme yang sempat ramai tersebut,

seperti konflik antara Polri dan KPK, Pemilihan Presiden tahun 2014 dan 2019,

serta kenaikan harga bahan bakar minyak pada November 2014 (Allifiansyah,

2017; Rahayu, Herman, & Sastra, 2019; Syahputra, 2018; Wijayanti, 2015).

Dengan adanya fenomena tersebut, maka bisa disebut bahwa media sosial dapat

dijadikan sebagai wadah diseminasi meme.

B. Hasil Penelitian

1. Persepsi Penggunaan Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, terdapat

berbagai pandangan mengenai konsep dari meme, namun setidaknya terdapat

beberapa persamaan pandangan dari para informan mengenai konsep meme,

tujuh informan berpendapat bahwa meme identik dengan gambar (CSK,

Page 17: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

17

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

2020; DA, 2020; HS, 2020; MAF, 2020; MH, 2020; RR, 2020; ZHYP, 2020),

adapun enam informan berpendapat bahwa meme identik dengan lelucon atau

humor (AYP, 2020; CSK, 2020; HS, 2020; MAF, 2020; RR, 2020; ZHYP,

2020). Selain itu, terdapat pendapat satu informan yang menarik dengan

mengatakan bahwa meme mengalami evolusi budaya, karena informan

tersebut membaca karyanya Richard Dawkins ‘The Selfish Gene’ (HS, 2020).

Ketika berbicara manfaat dari meme, semua informan sepakat bahwa

meme memberikan manfaat dalam hal menghibur dan memberikan informasi,

namun ada pula dampak negatif dari meme tersebut, seperti meme yang

melecehkan tokoh (RR, 2020), bahkan seseorang bisa terlibat hukum akibat

mengunggah meme, hal tersebut diutarakan AYP (2020) bahwa “…takut

berakibat fatal seperti klarifikasi atau menyinggung satu pihak tertentu

ataupun lembaga tertentu yang berakibat hukum, itu negatifnya, karena meme

bisa jadi bermasalah, masuk penjara”.

Menurut tujuh informan, meme dapat disebut sebagai entitas

kebudayaan masyarakat milenial, karena meme banyak diunggah di berbagai

macam media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter (AYP, 2020;

CSK, 2020; DA, 2020; MAF, 2020; MRAEP, 2020; RR, 2020; RV, 2020),

namun terdapat pernyataan yang menarik dari dua informan, yakni HS dan

MH. Kedua informan tersebut menyatakan bahwa:

Kalau diidentikkan sama generasi milenial sebenarnya tidak,

soalnya generasi-generasi sebelumnya juga bisa, kalau

menggunakan meme, mungkin meledaknya pas di generasi milenial

sekarang ya mungkin, akan tetapi sebelum-sebelumnya itu

mungkin sudah ada karena kalau berdasarkan itu mengacu kepada

meme-nya Richard Dawkins juga, Richard Dawkins saja

menerbitkan ‘The Selfish Gene’ juga kalau tidak salah tahun ‘98-

’88, jadi sudah lama bukunya, tapi mungkin dia mengalami evolusi

ke arah gambar yang berisi sindiran halus, mungkin baru sekitar

tahun 2000-an (HS, 2020).

Kalau menurut saya meme itu memang muncul itu sudah lama, jadi

untuk sekarang ini menurut saya, meme ini paling digemari oleh

kaum-kaum milenial, anak-anak muda kebanyakan mengutarakan

pendapatnya lewat meme kadang (MH, 2020).

Page 18: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

18

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Kedua pernyataan tersebut mengatakan bahwa keberadaan meme

sebetulnya sudah lama, bahkan apabila mengikuti istilah Dawkins di dalam

karyanya yang berjudul ‘The Selfish Gene’, kata meme diperkenalkan

pertama kali pada 1976, namun seiring perkembangannya, meme saat ini

meledak kembali di kalangan masyarakat milenial, sehingga meme tersebut

diidentikkan dengan masyarakat milenial.

Terkait dengan media pembelajaran sejarah, seluruh informan

menyatakan bahwa meme bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah,

karena menurut MH (2020), “kalau dilihat sejarah banyak peristiwa dan

kisah, cocok banget kalau digambarkan lewat meme”. Namun, menurut RV

(2020), meme tidak dapat dijadikan media pembelajaran yang utama,

melainkan hanya selingan saja, karena “sejarah itu fakta, kalau meme itu lebih

ke lelucon, takutnya nanti sejarah dijadikan bahan bercanda dan faktanya itu

jadi tidak satu sumber lagi, sedangkan kalau meme itu banyak penafsiran

tergantung darimana kita melihat sudut pandang dari gambar itu”.

Setelah sesi tanya-jawab berlangsung, para informan memberikan

persepsinya terhadap meme-meme yang ditayangkan melalui Google Meet.

Meme yang ditayangkan merupakan meme berdasarkan peristiwa sejarah

Indonesia secara kronologis mulai dari penjajahan Belanda, pendudukan

Jepang, hingga Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Meme dan

tanggapan para informan tersebut, yakni:

Page 19: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

19

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 1. Meme Avengers

Sumber:

https://www.facebook.com/meme.ikhwan.akhwat/posts/912011562490030?

comment_id=912135115811008&comment_tracking=%7B%22tn%22%3A

%22R%22%7D

Menurut delapan informan, meme ini menggambarkan bahwa

pemikiran masyarakat Indonesia mengenai kehebatan dunia magis di

Indonesia tidak benar, karena Indonesia saat itu dijajah oleh bangsa lain

(AYP, 2020; CSK, 2020; HS, 2020; MAF, 2020; MH, 2020; MRAEP, 2020;

RR, 2020; ZHYP, 2020). Hal ini dijelaskan oleh MAF (2020) bahwa meme

“ini seperti sarkas, seperti menyinggung orang-orang yang percaya akan

dukun tersebut, kalau misalkan dukun memang sesakti itu mungkin Belanda

tidak bakal datang ke sini”.

Gambar 2. Meme Nusantara

Sumber: https://1cak.com/2554983

Seluruh informan berpendapat bahwa meme tersebut benar,

bahwasannya kalau tidak ada Belanda yang menjajah Nusantara kala itu, bisa

Page 20: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

20

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

jadi Indonesia tidak akan pernah ada, seperti pendapat DA (2020) bahwa

“saya sepakat sama dia, karena dari kita dijajah, kita bisa jadi satu, mungkin

kalau kita tidak dijajah, mungkin kita terpecah-pecah, misalkan nanti ada

kesultanan Aceh, nanti juga ada Mataram…”. Meme tersebut membuat para

pembacanya berpikir, seperti yang diutarakan oleh HS (2020), bahwa “kalau

yang ini juga bagus, ini membuat kita berpikir…”.

Gambar 3. Meme Penjajahan Perancis

Sumber: Dokumen Pribadi

Pada meme ini, para informan memberikan pendapatnya yang berbeda,

karena membuat para pembacanya berpikir tentang kalimat yang ada di

bagian bawah meme, seperti yang disampaikan oleh RR (2020), bahwa

“belum tentu kalau kalimat bawahnya, bisa jadi pernah, bisa jadi tidak, tapi

dari meme ini kita diajak untuk berpikir, apakah Perancis pernah menjajah

Belanda, seperti halnya Indonesia dijajah sama Perancis”.

Hanya ada dua informan yang memberikan pendapat yang sesuai

dengan meme tersebut sampaikan, yakni “karena Belanda dijajah Perancis

yang saat itu ingin menguasai Eropa, maka otomatis daerah kekuasaan atau

jajahan Belanda seperti Indonesia menjadi jajahan Perancis juga” (MH,

2020). Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan DA (2020), bahwa:

Ini kalau tidak salah awal abad 19 yang tentang Republik Bataaf,

jadi Belanda waktu itu dikuasai sama Perancis, kalau tidak salah

Daendels diutus untuk Indonesia. Saya sepakat juga kalau

Perancis pernah menguasai Belanda dan mengirim utusannya ke

Hindia Belanda waktu itu.

Page 21: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

21

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 4. Meme Persamaan Belanda dengan Jepang

Sumber: https://1cak.com/2086014

Seluruh informan berpendapat bahwa meme tersebut benar, bahwa

kedatangan Jepang sama saja dengan Belanda, yakni untuk menjajah

Indonesia. Menurut MAF (2020), situasi di meme tersebut “menceritakan

tentang ketika datangnya Jepang sebagai Cahaya Asia, sebagai Pelindung

Asia, sebagai Pemimpin Asia, tapi pada kenyataannya memang ujung-

ujungnya kita dijajah-jajah juga sama Jepang”. Meme ini diberikan apresiasi

oleh dua informan, seperti disampaikan oleh AYP (2020) bahwa “yang

seperti ini bisa, yang saya bilang sebelumnya dari kartun dijadikan meme,

contohnya seperti ini, kalau siswa-siswa sekarang mereka senangnya lihat

gambar atau nonton video”. Selain itu, HS (2020) juga berpendapat bahwa

meme tersebut “Bagus ini secara singkat, jelas, dan padat”.

Page 22: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

22

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 5. Meme Niat Pendudukan Jepang

Sumber: https://1cak.com/2492956

Terdapat sembilan informan yang menyampaikan pendapatnya bahwa

maksud dari meme ini adalah niatan lain dari masuknya bangsa Jepang ke

Indonesia, yakni bertujuan untuk menguasai Indonesia (AYP, 2020; CSK,

2020; DA, 2020; HS, 2020; MAF, 2020; MH, 2020; RR, 2020; RV, 2020;

ZHYP, 2020). Adapun dua informan yang menyatakan bahwa meme tersebut

relevan dengan penggunaan Kuda Trojan di dalam meme tersebut, yakni

“perumpaannya seperti ini, kita bawa Trojan, Trojan isinya di luarnya

kedatangan Jepang dengan semboyannya 3A ingin membantu Indonesia

dengan harapan-harapan yang tinggi, namun di dalam Trojan-nya isinya niat

ingin menguasai” (AYP, 2020).

Hal ini ditambahkan oleh HS (2020) bahwa “Ini menggabungkan

tentang kisah Troya sama masuknya Jepang, jadi seperti kisah di Troya juga,

jadi ada maksud jelek dari Jepang itu disembunyikannya dalam sebuah

personanya yang seolah-olah dia itu bagaikan pahlawan”. Namun, ada satu

informan yang tidak dapat menjelaskan maksud dari meme tersebut

(MRAEP, 2020).

Page 23: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

23

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 6. Meme Seikerei

Sumber: https://1cak.com/2382532

Terdapat sembilan informan yang menyampaikan bahwa inti dari meme

ini adalah penolakan masyarakat Indonesia terhadap pemaksaan untuk

melakukan seikerei yang dilakukan oleh Jepang (AYP, 2020; CSK, 2020;

DA, 2020; HS, 2020; MAF, 2020; MH, 2020; RR, 2020; RV, 2020; ZHYP,

2020). Meme ini ditanggapi dengan baik oleh AYP (2020) bahwa “…jadi

selain kartun dan animasi, potongan film ini juga bisa dijadikan meme seperti

ini”. Akan tetapi, terdapat satu informan yang tidak dapat memberikan

pandangannya tentang meme tersebut (MRAEP, 2020).

Gambar 7. Meme Pemberontakan Peta

Sumber: https://1cak.com/2541445

Page 24: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

24

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Para informan memiliki perbedaan pendapat mengenai meme ini. Ada

empat informan yang berpendapat sesuai dengan meme tersebut sampaikan,

seperti yang disampaikan oleh CSK (2020) mengenai meme tersebut bahwa:

Pandangan saya mengenai hal ini, anak laki-laki dengan anak

perempuan mungkin punya pandangan yang berbeda-beda. Sering

terjadi di kelas IPS, mungkin anak-anak perempuan ingin ke

daerah-daerah yang bisa dikatakan seperti tempat studi tur yang

dapat menjadi objek foto-foto berbeda dengan anak laki-laki.

Menurut pandangan saya, rata-rata anak laki-laki IPS ingin

mencari tahu atau memiliki historis tersendiri pada tempat-tempat

berhistoris, tidak memikirkan nilai eksotis seperti bagus atau

tidaknya menjadi tempat berfoto-foto, bukan hanya sekadar

hiburan saja namun saat pulang ke rumah ada yang didapat.

Gambar 8. Meme Pendudukan Jepang 3,5 Tahun

Sumber: https://1cak.com/2614210

Seluruh informan menyatakan bahwa meski pendudukan Jepang

berlangsung selama 3,5 tahun saja, akan tetapi penderitaan rakyat tetaplah

pedih. Meme ini menggambarkan bahwa “ini ketika ada orang yang bilang

Jepang hanya menjajah Indonesia 3,5 tahun tapi nyatanya penjajahan 3,5

tahun itu memang aslinya perih sekali, lebih parah dibandingkan Belanda bisa

Page 25: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

25

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

dibilang, seperti pemerasan sumber daya alam dan sebagai macamnya”

(MAF, 2020).

Gambar 9. Meme Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki

Sumber:

https://www.reddit.com/r/BikiniBottomTwitter/comments/92m4lq/good_gu

y_murica/

Perbedaan persepsi para informan terjadi dalam meme ini. Hanya dua

informan yang memberikan pendapat yang sesuai dengan meme tersebut

sampaikan, yakni RV yang menjelaskan situasi di Indonesia saat itu dengan

salah satu adegan di dalam ‘SpongeBob SquarePants’ dengan menjabarkan

karakter-karakter yang ada di dalamnya, berikut ini pendapat dari RV:

Ini menceritakan tentang Squidward itu Jepang, Patrick itu

Amerika, SpongeBob itu Indonesia. Indonesia itu menyambut

Jepang dengan baik, tapi ternyata habis itu dibom sama Patrick

(Amerika Serikat), dikasih bom semangka, Jepang itu

dihancurkan sama Sekutu waktu itu, yang bom atom di Hiroshima

dan Nagasaki (RV, 2020).

Hal ini ditambahkan oleh HS bahwa terdapat peran guru di sini untuk

menjelaskan maksud dari meme tersebut, berikut ini adalah pernyataan dari

HS:

Jadi kalau melihat gambar-gambar ini Jepang minta untuk

dihormati sama disanjung oleh Indonesia, akan tetapi ketika

Jepang menyerang Pearl Harbor, terus Amerika melakukan

Page 26: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

26

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

serangan balik dan hingga akhirnya Jepang dibom atom, Jepang

langsung kalah. Kalau gurunya bisa menjelaskan secara baik,

bagus, soalnya ini tidak ada teks (HS, 2020).

Gambar 10. Meme Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Sumber: https://1cak.com/2417727

Pada meme ini pun, para informan memberikan pandangan yang

berbeda-beda, hal ini disebut oleh HS (2020) dikarenakan “…terlalu sedikit

gambarnya, beberapa mungkin bingung juga”. Selanjutnya, RR (2020)

menyampaikan bahwa “…dia tidak berwarna, seharusnya dia dikasih warna-

warna, sehingga menarik minat pembaca”. Sehingga, hanya satu informan

yang memiliki pandangan yang sesuai dengan meme ini maksudkan, yakni:

Ini bisa dikatakan bahwa Sukarno mengibarkan bendera merah

putih dan membacakan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus

1945, mungkin ini kondisi Indonesia pada saat itu, masyarakat

merasa akhirnya Indonesia merdeka, ini yang dinamakan bebas

dari penjajahan dan masyarakat merasa senang, situasinya senang

merdeka (CSK, 2020).

Page 27: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

27

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 11. Meme Penolakan Sukarno

Sumber: https://1cak.com/2552824

Tujuh informan menyampaikan meme ini memiliki maksud bahwa

Sukarno menolak untuk membacakan ulang proklamasi saat itu (AYP, 2020;

CSK, 2020; DA, 2020; MAF, 2020; MH, 2020; RR, 2020; ZHYP, 2020).

Namun, kembali lagi dinyatakan oleh HS bahwa terdapat peran guru untuk

menjelaskan maksud dari meme tersebut, menurutnya “…ini sederhana,

kalau tidak dijelaskan secara detail mungkin siswanya juga bingung, tetapi

punya makna yang mendalam kalau dilihat dari teksnya sama gambar” (HS,

2020). Kebingungan ini juga disampaikan oleh dua informan yang tidak dapat

memberikan pendapatnya mengenai meme ini (MRAEP, 2020; RV, 2020).

Gambar 12. Meme Suka Cita Rakyat Indonesia

Sumber: https://1cak.com/2415909

Page 28: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

28

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Seluruh informan sepakat bahwa meme ini menggambarkan tentang

ekspresi rakyat Indonesia yang senang mendengar kabar bahwa bangsanya

sudah merdeka, hal ini ditambahkan oleh dua informan yang menjabarkan

situasi saat itu dengan salah satu adegan di dalam ‘SpongeBob SquarePants’,

berikut ini adalah pendapat dari MAF (2020): “ini menggunakan salah satu

scene di SpongeBob untuk menggambarkan bagaimana rasa senangnya

masyarakat Indonesia ketika dengar proklamasi lewat radio”. Ditambahkan

oleh MH (2020) bahwa “karakter Patrick di samping menggambarkan

seorang warga yang senang mendengarkan proklamasi lewat radio, ditambah

dengan warna hitam putih seperti ala foto-foto arsip nasional”.

Setelah sesi pemberian persepsi informan terhadap meme-meme yang

ditayangkan, peneliti kembali bertanya kepada para informan mengenai

penggunaan meme sebagai media pembelajaran sejarah, seluruh informan

menegaskan kembali bahwa meme bisa dijadikan sebagai media

pembelajaran sejarah dengan catatan bahwa hal tersebut hanya sebagai

selingan, bukan hal yang utama dan juga guru harus memberi tahu maksud

dari meme tersebut, supaya tidak terjadi multitafsir (AYP, 2020; CSK, 2020;

DA, 2020; HS, 2020; MAF, 2020; MH, 2020; MRAEP, 2020; RR, 2020; RV,

2020; ZHYP, 2020). Sehingga, diharapkan dengan adanya meme sebagai

media pembelajaran sejarah dapat menambah ketertarikan peserta didik,

peserta didik tidak lagi menganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang

membosankan dan monoton, serta meningkatkan kreativitas peserta didik

(AYP, 2020; CSK, 2020; MH, 2020; RR, 2020; RV, 2020).

2. Kriteria Meme dalam Media Pembelajaran Sejarah

Untuk kriteria ideal suatu meme dapat digunakan sebagai media

pembelajaran sejarah, para informan menyampaikan berbagai pendapatnya,

yakni: (1) menggunakan kartun yang ada saat ini; (2) gambar yang digunakan

merupakan gambar yang bagus dengan warna-warna yang menarik dan font

tulisan yang tidak kaku; (3) kreatif dan tidak terlalu panjang gambarnya; (4)

gambar yang digunakan tidak melecehkan tokoh-tokoh dan sejarah bangsa

Indonesia; (5) meme yang membuat penasaran sehingga pembacanya

Page 29: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

29

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

mencari informasi dari meme tersebut; (6) pesannya tersampaikan; (7) meme

yang sedang viral (AYP, 2020; CSK, 2020; DA, 2020; HS, 2020; MAF, 2020;

MH, 2020; MRAEP, 2020; RR, 2020; RV, 2020; ZHYP, 2020).

3. Konten Meme dalam Media Pembelajaran Sejarah

Sama seperti kriteria ideal suatu meme, untuk konten meme yang dapat

digunakan sebagai media pembelajaran sejarah, para informan pun

menyampaikan berbagai pandangannya, namun menurut HS (2020)

“…hampir semua konten sejarah bisa dijadikan meme, …misalnya manusia

pra sejarah, dia menyindir secara halus tentang teori-teori evolusi atau

misalnya di masa madya tentang Wali Songo sistem penyebarannya, kenapa

pada masa lampau kita lebih bisa menerima perbedaan, sedangkan di masa

sekarang kita sepertinya memperdebatkan perbedaan”.

C. Pembahasan

1. Persepsi Penggunaan Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah

Konsep meme yang pertama kali dipelopori oleh Richard Dawkins pun

mengalami evolusi seperti yang disampaikan oleh Dawkins sendiri, maka

tidak ada konsep tunggal mengenai meme. Kamus Merriam-Webster

menjelaskan bahwa meme adalah “an idea, behavior, style, or usage that

spreads from person to person within a culture”, yakni sebuah ide, kebiasaan,

gaya, atau sesuatu yang penggunaannya disebarkan dari satu orang ke orang

lainnya melalui budaya. Selain itu, Merriam-Webster pun memiliki

pengertian lain di dalam kamusnya, yakni: “an amusing or interesting item

(such as a captioned picture or video) or genre of items that is spread widely

online especially through social media” yang dapat diartikan sebagai suatu

hal yang lucu atau menarik (seperti gambar atau video dengan teks) atau suatu

hal yang tersebar luas secara online terutama melalui media sosial.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Juza (2013) bahwa meme di internet

adalah “most commonly used to describe certain kinds of information

disseminated among the Internet users by themselves. This information may

include pictures, films (usually short), video clips, graphics, texts, quotes,

animations, as well as their various combinations (e.g. captioned pictures)”.

Page 30: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

30

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Hal ini dapat diartikan bahwa meme sering digunakan untuk mendeskripsikan

jenis informasi tertentu yang disebarkan oleh mereka sendiri di antara

pengguna internet. Informasi ini dapat mencakup gambar, film yang biasanya

pendek, klip video, grafik, teks, kutipan, animasi, serta berbagai

kombinasinya, misalnya gambar dengan teks.

Selain itu, menurut Judhita (2015) meme merupakan “sekumpulan

gambar atau video yang dimodifikasi baik diberi ungkapan maupun

digabungkan dengan konten lain yang menghasilkan suatu gambar atau video

baru yang mirip namun dengan cerita yang berbeda dan disebarkan di internet

melalui media sosial misalnya”. Masih menurut Judhita, meme yang lebih

dikenal saat ini adalah meme internet, berbeda dengan konsep meme yang

ada sebelumnya, karena penggunaan internet yang masif, sehingga yang

dikenal saat ini adalah meme internet. Meme internet merupakan segala hal

yang tersebar dalam masyarakat siber yang menjadi suatu budaya bagi

khalayak di dunia maya.

Penjelasan-penjelasan tersebut menguatkan pandangan bahwa meme

identik dengan gambar seperti yang diutarakan oleh tujuh informan (CSK,

2020; DA, 2020; HS, 2020; MAF, 2020; MH, 2020; RR, 2020; ZHYP, 2020).

Semua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa meme merupakan

potongan atau gabungan suatu gambar yang direplikasi sehingga dapat

membuat suatu gambar baru dengan penjelasan atau cerita yang berbeda

tergantung pada keinginan kreator meme dan biasanya meme tersebut akan

disebarkan di internet.

Sama seperti pendapat seluruh informan, manfaat dari meme

tergantung dari pembaca memahaminya, karena meme bisa digunakan

sebagai lelucon, informasi, edukasi, kata-kata motivasi dan bijak, sindiran,

serta kritik sosial dan politik. Namun, ada pula meme yang menimbulkan

masalah, seperti membuat candaan mengenai kecelakaan pesawat dan

menyudutkan atau bahkan melecehkan seseorang (Juditha, 2015; Syahputra,

2018).

Page 31: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

31

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Terkait dengan meme yang diidentikkan dengan entitas kebudayaan

masyarakat milenial bisa ditarik kembali dengan awal kemunculan istilah

meme yang dipelopori oleh Dawkins pada 1976, namun seiring

perkembangannya, meme pun menjadi tren di kalangan masyarakat milenial

saat ini. Meskipun tidak diketahui secara pasti fenomena meme pertama kali

muncul, di Indonesia sendiri meme populer sejak tahun 2009 dengan

kemunculannya pada situs yeahmahasiswa.com. Awalnya, dalam situs

tersebut berisi meme mengenai parodi dan sindirian kehidupan sehari-hari

mahasiswa. Kemudian, meme-meme yang lainnya muncul di berbagai

macam platform dengan berbagai macam topik, seperti yang ditemui saat ini

di internet (Allifiansyah, 2017).

Penyebaran meme yang cepat ini relevan dengan konsep Jenkins (dalam

Allifiansyah, 2017), yakni salah satu karakteristik produk media baru, dalam

hal ini meme adalah harus selalu menyebar, jika tidak menyebar, maka ia

akan musnah. Masyarakat milenial pun menganggap bahwa meme

merupakan salah satu bentuk gaya komunikasi baru dalam interaksi digital

(Rahayu et al., 2019). Hal ini tidak terlepas dari latar belakang bahwa

masyarakat milenial merupakan masyarakat yang tumbuh saat internet

sedang berkembang pesat.

Generasi milenial adalah generasi yang unik dengan ciri khasnya, yakni

3C: (1) Creative yang identik dengan banyaknya ide dan gagasan serta

berpikir out of the box; (2) Confidence yang identik dengan kepercayaan diri

yang tinggi dan berani mengungkapkan pendapatnya tanpa ragu; dan (3)

Connected yang identik dengan kepandaian bersosialisasi dan berselancar di

internet yang menjadikan internet sebagai kebutuhan pokok (H. Ali,

Purwandi, Nugroho, Ekoputri, & Halim, 2017). Hal inilah yang membuat

masyarakat milenial mudah untuk mengakses atau bahkan membuat meme

dengan adanya 3C yang melekat pada masyarakat milenial tersebut.

Pada titik ini, masyarakat milenial memasuki ideologi Web 2.0, yakni

ketika sesama pengguna internet bisa saling berbagi informasi yang dalam hal

ini mereka bisa menjadi produsen informasi sekaligus konsumennya.

Page 32: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

32

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Sehingga, ada timbal-balik antar pengguna. Hal tersebut tidak terlepas dari

kemunculan berbagai media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram,

Whatsapp, dan Line (Haeri, 2019).

Secara umum, meme bisa dijadikan sebagai media pembelajaran di

berbagai mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia (Erawati, Mulyati, &

Sastromiharjo, 2008; Gumelar & Mulyati, 2018; Khomariyah, 2016), Bahasa

Jawa (Aribowo, 2018), Pendidikan Agama Islam (Alwi, 2018), Aqidah

Akhlak (Sulthani, 2016), Pendidikan Jasmani (Sumarsono & Sianturi, 2018),

Fisika (Irwandani & Juariyah, 2016), Matematika (Serano, 2018), dan

Pendidikan Kewarganegaraan (Amri, 2018).

Adapun untuk pembelajaran sejarah, meme juga bisa dijadikan sebagai

media pembelajaran sejarah. Hal ini disampaikan Mufarikha (2019) di dalam

penelitiannya, yakni meme sebagai media pembelajaran efektif dalam

meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) kelas VIII MTs NU 01 Cepiring.

Selain itu, Silva (2019) mengungkapkan bahwa meme sejarah dapat

digunakan dalam pembelajaran IPS ketika membahas mengenai Sejarah

Amerika. Hal ini pun dilakukan oleh Manggong (2019) yang menggunakan

meme sejarah dalam kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Survey of

Contemporary Literature in English (SCLE) dan Further Studies in Prose

(FSIP), hasilnya ditemukan bahwa meme menjadi media dalam

menjembatani pemahaman mahasiswa terhadap karya sastra yang dibahas di

kelas.

Meskipun tidak dilakukan di dalam pembelajaran sejarah, namun meme

sejarah tersebut dapat menjadi media pembelajaran di luar pembelajaran

sejarah. Meme dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah karena

menurut Enthoven (2019), meme lebih mudah diingat daripada flashcards.

Melalui meme, peserta didik dapat menumbuhkan keterampilan media digital

mereka.

Terkait dengan sesi informan memberikan persepsinya terhadap meme-

meme yang ditayangkan melalui Google Meet, para informan memiliki

Page 33: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

33

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

persepsi yang berbeda-beda tergantung dengan penafsirannya terhadap meme

tersebut. Adapun, untuk menengahi perbedaan penafsiran tersebut, maka

peneliti memberikan interpretasi dari setiap meme tersebut sebagai berikut:

Gambar 1. Meme Avengers

Sumber:

https://www.facebook.com/meme.ikhwan.akhwat/posts/912011562490030?

comment_id=912135115811008&comment_tracking=%7B%22tn%22%3A

%22R%22%7D

Meme ini menggambarkan bahwa kehebatan dunia magis di Indonesia

yang dalam hal ini disebut sebagai dukun oleh kreator tidaklah sehebat

pandangan pandangan masyarakat Indonesia, hal tersebut dikarenakan

Indonesia yang dalam hal ini disebut sebagai Nusantara oleh kreator tetap saja

dijajah oleh bangsa asing, padahal kalau dukun Indonesia hebat, maka

Indonesia tidak akan pernah dijajah. Di akhir kalimat dalam gambar,

dijelaskan bahwa dukun yang hebat hanya ada di film Avengers: Infinity War

yang digambarkan sebagai sosok Doctor Strange, seorang pahlawan dalam

Marvel yang memiliki kekuatan magis, dan sosok itu pun merupakan fiksi,

bukanlah asli yang ada di dunia nyata. Oleh karena itu, melalui meme ini guru

dapat memberikan pandangan bahwa hal-hal yang bersifat magis tidak bisa

dipercayai 100% dalam peristiwa sejarah.

Page 34: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

34

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 2. Meme Nusantara

Sumber: https://1cak.com/2554983

Meme ini terdiri dari tiga panel yang berisi percakapan antara orang

‘berwarna hitam’ dengan orang ‘berwarna biru’. Pembaca bisa membaca

meme ini dari atas, lalu ke pojok kiri bawah, lalu pojok kanan bawah. Orang

‘berwarna’ hitam memberikan pendapat bahwa apabila Belanda tidak datang

untuk menjajah negeri yang saat itu bernama Nusantara, kemungkinan bangsa

dan negara yang bernama Indonesia di kemudian hari tidak akan ada, karena

nama Indonesia sendiri diperkenalkan oleh James R. Logan, orang Skotlandia

yang kemudian diadaptasi oleh para pelajar Hindia Belanda yang

menginginkan identitas bagi bangsa mereka, semenjak itulah mulai dikenal

istilah Indonesia (Welianto, 2020). Maka dari itu, orang ‘berwarna hitam’

memberikan pendapatnya demikian dan akhirnya orang ‘berwarna biru’

meskipun berat untuk menyetujui pendapat tersebut, akhirnya ia setuju

dengan pendapat orang ‘berwarna hitam’ dan diberikan ‘fun’, fitur yang ada

di dalam 1cak.com, situs yang memuat meme-meme Indonesia. Oleh karena

itu, guru dapat memberikan pandangan kepada peserta didik melalui meme

ini bahwa ada hikmah di balik penjajahan yang dilakukan oleh Belanda,

meskipun penjajahan sesuatu hal yang buruk, namun hikmahnya adalah

terbentuknya Indonesia.

Page 35: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

35

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 3. Meme Penjajahan Perancis

Sumber: Dokumen Pribadi

Meme ini merupakan template yang biasanya ada di dalam situs-situs

meme. Template ini dinamai ‘Philosoraptor’ yang diidentikkan dengan

kegiatan perenungan (Kikinak, 2009). Pada meme tersebut ada perenungan

bahwa benar atau tidaknya Indonesia pernah dijajah oleh Perancis. Hal ini

didasari bahwa adanya pendirian Republik Bataaf pada abad ke 18, karena

saat itu Perancis menguasai Belanda dan seluruh wilayah jajahannya

termasuk Indonesia yang sempat dipimpin oleh tokoh terkenal bernama

Daendels, maka dari itu secara tidak langsung Indonesia sempat dijajah oleh

Perancis (Raditya, 2020). Hal ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk

merangsang keingintahuan melalui meme tersebut bahwa Indonesia pernah

dijajah oleh Perancis.

Gambar 4. Meme Persamaan Belanda dengan Jepang

Sumber: https://1cak.com/2086014

Page 36: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

36

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Meme ini diambil dari salah satu adegan dalam animasi SpongeBob

SquarePants ‘The Gentle Laborer Shall No Longer Suffer’. Meme ini terdiri

dari enam panel yang bisa dibaca dari pojok kiri atas, lalu ke pojok kanan

atas, lalu ke kolom dua kiri, lalu ke kolom dua kanan, lalu ke pojok kiri

bawah, lalu ke pojok kanan bawah. Pada meme tersebut memperlihatkan

Jepang yang digambarkan oleh Squidward memberikan harapannya bahwa

Jepang datang ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman

Belanda yang menindas mereka. Pada awalnya rakyat Indonesia senang

dengan kedatangan Jepang dengan semboyan 3A, akan tetapi dalam

perkembangannya rakyat Indonesia merasa bahwa Jepang sama saja dengan

Belanda, yakni menindas mereka juga. Melalui meme tersebut, guru dapat

menjelaskan secara singkat mengenai kedatangan Jepang yang awalnya

dikira oleh bangsa Indonesia dapat membebaskan mereka, namun

kenyataannya tetap saja menguasai Indonesia.

Gambar 5. Meme Niat Pendudukan Jepang

Sumber: https://1cak.com/2492956

Meme ini merupakan template yang biasanya ada di dalam situs-situs

meme. Template ini dinamai ‘Trojan Horse Object Labels’ yang diidentikkan

dengan adanya niat tersembunyi dari seseorang yang memberikan hadiah

(Matt, 2018a). Meme tersebut mengilustrasikan Jepang yang datang ke

Indonesia dengan semboyan 3A diterima dengan baik oleh bangsa Indonesia,

namun ternyata Jepang punya niatan yang tersembunyi, yakni ingin

menguasai Indonesia. Sama seperti meme pada Gambar 4, guru dapat

Page 37: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

37

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

menjelaskan secara singkat mengenai kedatangan Jepang yang awalnya

diterima oleh bangsa Indonesia karena semboyannya, namun kenyataannya

tetap saja menguasai Indonesia.

Gambar 6. Meme Seikerei

Sumber: https://1cak.com/2382532

Meme ini diambil dari salah satu adegan dalam film ‘Avengers: Infinity

War’ dengan tokohnya adalah Black Panther yang menyebut ‘We don’t do

that here’ yang artinya adalah kami tidak melakukan hal tersebut di sini

(Matt, 2018b). Meme tersebut menggambarkan mengenai peristiwa ketika

Jepang menginginkan masyarakat Indonesia untuk melakukan Seikerei, yakni

menghormati matahari dengan cara membungkukkan badan, namun hal

tersebut ditolak oleh golongan santri dan agamis yang menganggap bahwa

Seikerei tidak sesuai dengan tuntunan agama yang mereka jalani. Di sini guru

dapat memberikan penjelasan bahwa Seikerei tidak sesuai dengan tuntunan

agama yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia dan terjadi penolakan

hingga berujung pada pertempuran seperti yang dilakukan masyarakat

Tasikmalaya dan dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa pada 25 Februari 1944

(Fadillah, 2019).

Page 38: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

38

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 7. Meme Pemberontakan Peta

Sumber: https://1cak.com/2541445

Meme ini menggambarkan percakapan guru dengan peserta didiknya

yang terpecah suaranya ketika guru menyatakan akan mengadakan studi tur

ke Blitar. Menurut peserta didik perempuan, lebih baik ke Lombok daripada

ke Blitar, namun menurut peserta didik laki-laki, mereka menyetujuinya dan

langsung berpikiran mengenai peristiwa yang terjadi di Blitar, yakni

Pemberontakan Peta dan pemimpin pemberontakan, Supriyadi. Meskipun

cenderung seksisme, namun melalui meme ini guru dapat mengingatkan

kembali bahwa ketika melakukan wisata ke suatu tempat, jangan hanya

mengingat wisata alamnya saja, namun perlu juga mengingat peristiwa

sejarah yang ada di tempat tersebut, sehingga bisa dilakukan wisata sejarah

di dalamnya.

Page 39: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

39

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 8. Meme Pendudukan Jepang 3,5 Tahun

Sumber: https://1cak.com/2614210

Meme yang diambil dari salah satu adegan dalam animasi SpongeBob

SquarePants ‘Rock – a – Bye Bivalve’ ini terdiri dari delapan panel yang bisa

dibaca dari pojok kiri atas, lalu ke pojok kanan atas, lalu ke kolom dua kiri,

lalu ke kolom dua kanan, dan seterusnya. Meme menyindir adanya anggapan

yang dalam hal ini digambarkan oleh Patrick bahwa Jepang hanya 3,5 tahun

saja menduduki Indonesia, sehingga tidak memberikan dampak negatif yang

besar terhadap Indonesia, namun hal ini ditentang yang dalam hal ini

digambarkan oleh SpongeBob bahwa dampak negatifnya bagi Indonesia

sangat besar, yakni adanya pemerasan SDA, Jugun Ianfu, penangkapan K.H.

Hasyim Asy’ari, wabah kelaparan, rakyat yang hanya mengenakan karung

goni sebagai pakaiannya, hingga yang terakhir adalah Romusha. Hal ini bisa

dimaknai oleh guru bahwa penjajahan bukanlah suatu hal yang baik,

meskipun itu terjadi secara singkat.

Page 40: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

40

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 9. Meme Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki

Sumber:

https://www.reddit.com/r/BikiniBottomTwitter/comments/92m4lq/good_gu

y_murica/

Meme ini mengambil latar dari salah satu adegan dalam animasi

SpongeBob SquarePants ‘Squidward the Unfriendly Ghost’ yang terdiri dari

enam panel yang bisa dibaca dari pojok kiri atas, lalu ke pojok kanan atas,

lalu ke kolom dua kiri, lalu ke kolom dua kanan, lalu ke pojok kiri bawah,

lalu ke pojok kanan bawah. Meme ini menggambarkan peristiwa pengeboman

atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Pada meme tersebut, Jepang yang

dalam hal ini digambarkan oleh Squidward yang sedang santai meminta

Indonesia yang dalam hal ini digambarkan oleh SpongeBob untuk

‘menjamunya’, maka dari itu SpongeBob memberikan berbagai jamuan

seperti anggur dan pisang, hal ini diidentikkan dengan Indonesia yang banyak

‘memberikan’ SDA dan SDM bagi Jepang saat itu, namun Amerika Serikat

(AS) yang dalam hal ini digambarkan oleh Patrick memberikan ‘jamuan’

yang lain kepada Squidward, yakni semangka, hal ini diidentikkan dengan

peristiwa pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang oleh AS

masing-masing pada 6 dan 9 Agustus 1945 (Hasan, 2018). Melalui meme ini,

guru dapat memberikan gambaran peristiwa pengeboman atom di Hiroshima

dan Nagasaki, Jepang yang dilakukan oleh AS.

Page 41: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

41

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 10. Meme Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Sumber: https://1cak.com/2417727

Meme ini diambil dari beberapa bagian dalam animasi SpongeBob

SquarePants. Panel atas menggambarkan peristiwa pembacaan teks

proklamasi oleh Sukarno yang dalam hal ini digambarkan oleh Mr. Krabs,

setelah peristiwa proklamasi, rakyat bersorak-sorak gembira dengan berteriak

merdeka dan juga mengibarkan bendera merah putih yang dalam hal ini

digambarkan oleh SpongeBob dan Patrick di panel tengah dan bawah. Guru

melalui meme ini dapat mengilustrasikan kegembiraan rakyat Indonesia

ketika proklamasi dibacakan saat itu.

Gambar 11. Meme Penolakan Sukarno

Sumber: https://1cak.com/2552824

Page 42: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

42

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Meme tersebut merupakan salah satu adegan dalam animasi Looney

Tunes ‘Bugs Bunny's "No"’. Meme ini menggambarkan peristiwa adanya

pasukan Barisan Pelopor yang terlambat datang dalam pembacaan teks

proklamasi, bahkan saat itu mereka meminta agar Sukarno membacakan

proklamasi sekali lagi, namun sosok Sukarno yang dalam hal ini digambarkan

oleh Bugs Bunny menolaknya, karena proklamasi hanya dibacakan satu kali

dan berlaku untuk selama-lamanya (Johari, 2020). Meme ini dapat

dimanfaatkan oleh guru untuk menggambarkan peristiwa keinginan pasukan

Barisan Pelopor untuk Sukarno membacakan ulang proklamasi.

Gambar 12. Meme Suka Cita Rakyat Indonesia

Sumber: https://1cak.com/2415909

Meme ini diambil dari salah satu adegan dalam animasi SpongeBob

SquarePants yang memperlihatkan Patrick yang begitu senang. Patrick di

meme tersebut ‘mewakili’ rakyat Indonesia yang senang mendengarkan

proklamasi dibacakan melalui radio. Melalui meme tersebut, guru dapat

memberikan gambaran mengenai kegembiraan rakyat Indonesia dalam

peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, dengan beberapa contoh meme yang ada, maka meme

dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah yang menarik para

pembacanya. Meme secara umum lebih diakui sebagai imitasi yang

mengandung parodi, sebab pengguna internet lebih mudah menyerap

informasi humor daripada informasi yang terlalu serius. Di sisi lain, kesulitan

Page 43: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

43

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

kreator meme untuk mencapai kebenaran sejarah melalui meme yang

dibuatnya merupakan ruang yang tersedia bagi sejarawan untuk tetap hadir,

memperingati, dan memberi kritik atas kekurangan mereka (Haeri, 2019).

Melalui meme, peserta didik tidak perlu lagi mempertanyakan alasan mereka

belajar tentang suatu peristiwa sejarah, karena meme dapat secara tiba-tiba

berhubungan dengan media, emosi, dan gambar yang sudah dikenal selama

ini (Enthoven, 2019).

Hal ini bisa dimanfaatkan oleh guru/dosen bahwa dalam proses

pembelajaran sejarah bisa diselingi dengan penggunaan meme sebagai media

pembelajaran dengan tetap memberikan fakta sejarah di dalam suatu

peristiwa, dengan kata lain meme dapat dijadikan sebagai alternatif media

pembelajaran sejarah, sehingga pembelajaran sejarah dapat berlangsung

dengan baik.

2. Kriteria Meme dalam Media Pembelajaran Sejarah

Tidak ada kriteria yang baku dalam menentukan ideal atau tidaknya

suatu meme yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran sejarah,

namun setidaknya terdapat enam kriteria ideal meme yang dapat digunakan

sebagai media pembelajaran sejarah yang peneliti tawarkan, yakni: (1)

menggunakan gambar yang menarik mata para pembacanya, seperti

pemilihan warna yang tepat dan font tulisan yang tidak kaku; (2) panel yang

tidak terlalu panjang; (3) pesan yang ada di dalam meme dapat tersampaikan,

oleh karena itu hindari penyampaian pesan yang menggantung; (4)

memancing para pembacanya untuk mengetahui suatu peristiwa sejarah; (5)

gambar yang digunakan tidak harus menggunakan foto atau gambar sejarah

yang berkaitan dengan suatu peristiwa sejarah, akan tetapi bisa digunakan

gambar-gambar yang familiar atau viral bagi para pembacanya, namun

dengan nuansa suatu peristiwa sejarah tersebut; (6) gambar yang digunakan

tidak melecehkan seseorang, golongan, dan masyarakat serta tidak

mengandung SARA.

Page 44: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

44

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

3. Konten Meme dalam Media Pembelajaran Sejarah

Semua konten sejarah dapat dijadikan meme sebagai media

pembelajaran sejarah, baik itu sejarah Indonesia yang membahas dari masa

praaksara hingga reformasi dan juga sejarah dunia, seperti Revolusi yang ada

di dunia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, hingga Perang Dingin. Di sini

terdapat peran guru/dosen dalam memilih meme di internet yang dapat

dijadikan sebagai media pembelajaran atau bahkan guru/dosen juga dapat

membuat meme tersebut apabila tidak ada meme yang cocok di internet.

Tahapan selanjutnya, guru/dosen juga dapat memberi tugas kepada

peserta didik/mahasiswa untuk membuat meme suatu peristiwa sejarah,

sehingga dapat mengasah kreativitas mereka. Dalam hal ini, baik itu

guru/dosen maupun peserta didik/mahasiswa dapat memanfaatkan situs-situs

yang ada, seperti 1cak.com, 9gag.com, knowyourmeme.com, dan

memegenerator.net.

Page 45: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

45

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meme dapat dijadikan

sebagai media pembelajaran sejarah yang menarik para pembacanya, yang

saat ini mayoritas pembacanya adalah masyarakat milenial. Meski dalam

prosesnya guru/dosen harus memberikan pemahaman mengenai meme yang

ada, dengan kekuatan meme sebagai stimulus bagi para pembacanya untuk

mengetahui suatu informasi dengan pembawaannya yang cenderung berisi

humor atau lelucon, sehingga ringan untuk dibaca, maka hal ini bisa

dimanfaatkan oleh guru/dosen bahwa dalam proses pembelajaran sejarah bisa

diselingi dengan penggunaan meme sebagai media pembelajaran dengan

tetap memberikan fakta sejarah di dalam suatu peristiwa, dengan kata lain

meme dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran sejarah,

sehingga pembelajaran sejarah dapat berlangsung dengan baik dan menarik.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang ada, maka peneliti menyarankan

kepada penelitian berikutnya untuk lebih menggali lagi potensi meme sebagai

media pembelajaran sejarah dengan melakukan penelitian berbasis mix

methods dengan harapan dapat menguraikan lebih dalam lagi penggunaan dan

keefektifan meme sebagai media pembelajaran sejarah. Sehingga, guru/dosen

dapat secara masif menggunakan meme sebagai media pembelajaran sejarah

dengan harapan pembelajaran sejarah dapat berlangsung dengan lebih baik

dan lebih menarik lagi.

Page 46: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

46

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI

Jurnal

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Paramita – Historical Studies Journal

2 Website Jurnal https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita

3 Status Makalah Submitted/Review/Accepted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi

5 Tanggal Submit 25 Oktober 2020

6 Bukti Screenshot submit

Pemakalah di seminar

IDENTITAS SEMINAR

1 Nama Seminar International Conference on Natural and Social Science

Education (ICNSSE) 2020

2 Website Seminar https://conference.uhamka.ac.id/lic/

3 Status Makalah Accepted

4 Tanggal Submit 7 Oktober 2020

5 Bukti Screenshot submit

Page 47: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

47

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB 7 RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Hasil Penelitian Perlu riset lebih lanjut untuk lebih menggali lagi potensi

meme sebagai media pembelajaran sejarah dengan

melakukan penelitian berbasis mix methods dengan harapan

dapat menguraikan lebih dalam lagi penggunaan dan

keefektifan meme sebagai media pembelajaran sejarah.

Sehingga, guru/dosen dapat secara masif menggunakan

meme sebagai media pembelajaran sejarah dengan harapan

pembelajaran sejarah dapat berlangsung dengan lebih baik

dan lebih menarik lagi.

Rencana Tindak

Lanjut

Setelah penelitian ini selesai, peneliti ingin meneruskan

roadmap penelitian yang dibuat, yakni meneliti mengenai

‘Persepsi dan Profil Guru Sejarah SMA/Sederajat Tentang

Kurikulum 2013 dan Implementasinya’. Sehingga,

diharapkan penelitian mengenai Kurikulum 2013,

khususnya bagi pembelajaran sejarah akan dapat lebih

komprehensif lagi.

Page 48: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

48

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Absor, N. F., Umasih, U., & Kurniawati, K. (2019). Pembelajaran Sejarah di SMK

Era Revolusi Industri 4.0: Tantangan dan Peluang. Jurnal Teori Dan Praksis

Pembelajaran IPS, 4(2), 59–65.

https://doi.org/10.17977/um022v4i22019p059

Alfian, M. (2011). Pendidikan Sejarah Dan Permasalahan Yang Dihadapi. Jurnal

Ilmiah Kependidikan, 3(2), 1–8. https://doi.org/10.30595/jkp.v3i2.643

Ali, H., Purwandi, L., Nugroho, H., Ekoputri, A. W., & Halim, T. (2017). The

Urban Middle-Class Indonesia: Financial and Online Behavior. Retrieved

from https://alvara-strategic.com/wp-content/uploads/whitepaper/The-Urban-

Middle-Class-Millenials.pdf

Ali, M., & Asrori, M. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Allifiansyah, S. (2017). Kaum Muda, Meme, dan Demokrasi Digital di Indonesia.

Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 13(2), 151.

https://doi.org/10.24002/jik.v13i2.676

Alwi, R. M. P. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Meme Komik dan Mind

Mapping Terhadap Partisipasi Siswa Sman 1 Sentolo. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Amri, S. (2018). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS

VISUALISASI MEME KOMIK DAN GAMBAR KARTUN MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP

NEGERI 2 BERBAH. E-Jurnal Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan,

7(2), 205–214.

Andarwati, M. (2019). Pembelajaran Sejarah Kontekstual, Kreatif, Menyenangkan

di Kelas Dengan “Power Director” bagi Generasi Z. Jurnal Pendidikan

Sejarah Indonesia, 2(1), 64–81.

https://doi.org/10.17977/um033v2i12019p064

Aribowo, E. K. (2018). Digitalisasi Aksara Jawa Dan Pemanfaatannya Sebagai

Media Pembelajaran Bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa

Smp Kabupaten Klaten. Warta LPM, 21(2), 59–70.

https://doi.org/10.23917/warta.v21i2.5620

Astriningrum, W. (2018). HIGH TECH HIGH IMPACT; MENYELISIK

PENGARUH TEKNOLOGI BAGI ANAK-ANAK (1st ed.; S. Adams, Ed.).

Yogyakarta: Psikologi Corner.

AYP. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Blackmore, S. (2000). The power of memes. Scientific American, 283(4).

https://doi.org/10.1038/scientificamerican1000-64

Budiati, I., Susianto, Y., Adi, W. P., Ayuni, S., Reagan, H. A., Larasaty, P., …

Page 49: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

49

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Saputri, V. G. (2018). Profil Generasi Milenial Indonesia. 1–153.

CSK. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

DA. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Dawkins, R. (2018). The Selfish Gene (2nd ed.). Jakarta: KPG.

Enthoven, M. (2019). Make History Lessons Relevant Using Memes in the

Classroom. Retrieved from kapwing.com website:

https://www.kapwing.com/resources/make-history-lessons-relevant-using-

memes-in-the-classroom/

Erawati, N., Mulyati, Y., & Sastromiharjo, A. (2008). Menggagas meme sebagai

media pembelajaran dalam menulis argumentasi. Seminar Internasional Riksa

Bahasa XIII, 1423–1432. Retrieved from

http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa/article/view/1026/931

Fadillah, N. Al. (2019). K.H. Zainal Mustafa dan Pertempuran Tasikmalaya.

Retrieved from jabarprov.go.id/ website:

http://disdik.jabarprov.go.id/news/918/k.h.-zainal-mustafa-dan-pertempuran-

tasikmalaya

Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar

Widyaiswara, 1(4), 104–117.

Gumelar, F., & Mulyati, Y. (2018). Meme: Dapatkah Meningkatkan Kemampuan

Siswa Dalam Menulis Teks Anekdot? JSSH (Jurnal Sains Sosial Dan

Humaniora), 2(1), 105–117. https://doi.org/10.30595/jssh.v2i1.2315

Haeri, I. Z. (2019). Foto Sejarah Pada Media Digital: Pewarnaan Dan Meme

Berkonten Sejarah. SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities, 3(1), 14.

https://doi.org/10.22146/sasdayajournal.43884

Hasan, A. M. (2018). Mengapa Sekutu Memilih Hiroshima & Nagasaki untuk

Dibom? Retrieved from tirto.id website: https://tirto.id/mengapa-sekutu-

memilih-hiroshima-nagasaki-untuk-dibom-cucQ

HS. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Irwandani, I., & Juariyah, S. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Berupa

Komik Fisika Berbantuan Sosial Media Instagram sebagai Alternatif

Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), 33.

https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i1.103

Johari, H. (2020). Detik-Detik Usai Proklamasi. Retrieved from historia.id website:

https://historia.id/politik/articles/detik-detik-usai-proklamasi-6anZN

Juditha, C. (2015). Meme di Media Sosial: Analisis Semiotik Meme Haji Lulung.

Pekommas, 18(2), 105–116. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/62566/

Juza, M. (2013). Internet memes – creation, distribution, social meaning. Studia

Page 50: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

50

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Medioznawcze Media Studies, 55(4), 1–15.

Khomariyah, N. (2016). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MEMO

MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLES NONEXAMPLES DENGAN MEDIA

MEME PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 1 BAE KUDUS.

Universitas Negeri Semarang.

Kikinak. (2009). Philosoraptor. Retrieved from knowyourmeme.com website:

https://knowyourmeme.com/memes/philosoraptor

Lalo, K. (2018). Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter dengan Pendidikan

Karakter guna Menyongsong Era Globalisasi. Ilmu Kepolisian, 12(2), 68–75.

MAF. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Manggong, L. (2019). The Use of Memes and Whatsapp Message in Teaching

Literature. AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(1), 12–

22. https://doi.org/10.21009/aksis.030102

Matt. (2018a). Trojan Horse Object Labels. Retrieved from knowyourmeme.com

website: https://knowyourmeme.com/memes/trojan-horse-object-labels

Matt. (2018b). We Don’t Do That Here. Retrieved from knowyourmeme.com

website: https://knowyourmeme.com/memes/we-dont-do-that-here

Merriam-Webster. (n.d.). Meme. Retrieved from merriam-webster.com website:

https://www.merriam-webster.com/dictionary/meme

MH. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

MRAEP. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Mufarikha, I. (2019). Efektifitas Penggunaan Meme Sebagai Media Pembelajaran

Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VIII MTS NU 01 Cepiring. Universitas Wahid

Hasyim Semarang.

Mulyana, D. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif (9th ed.). bandung: Remaja

Rosdakarya.

Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia. (2018). Retrieved from

https://apjii.or.id/survei2018/download/y4pPW8E056oxtwuhYAejflmviH9rg

q

Putri, W. S. R., Nurwati, N., & S., M. B. (2016). Pengaruh Media Sosial Terhadap

Perilaku Remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat,

3(1). https://doi.org/10.24198/jppm.v3i1.13625

Raditya, I. N. (2020). Republik Batavia Bikin Sengsara Rakyat Indonesia.

Retrieved from tirto.id website: https://tirto.id/republik-batavia-bikin-

sengsara-rakyat-indonesia-cDsd

Rahayu, S., Herman, D. Z., & Sastra, A. Z. (2019). Meme : Gaya Komunikasi Baru

Page 51: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

51

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Dalam Interaksi Digital. Prosiding COMNEWS Conference on

Communication and New Media Studies, 285–295.

RR. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

RV. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Sayono, J. (2013). Pembelajaran Sejarah di Sekolah: Dari Pragmatis Ke Idealis.

Sejarah Dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, Dan Pengajarannya, 7(1), 9–

17. Retrieved from http://journal.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-

budaya/article/view/4733

Serano, S. (2018). 5 ways to use memes with students. Retrieved from iste.org

website: https://www.iste.org/explore/In-the-classroom/5-ways-to-use-

memes-with-students

Silva, L. (2019). To Meme or Not to Meme? Using Memes to Teach Media Literacy

Skills. Retrieved from kqed.org website:

https://www.kqed.org/education/531438/to-meme-or-not-to-meme-using-

memes-to-teach-media-literacy-skills

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.

Sulthani, M. A. (2016). Pengembangan Meme Comic Sebagai Media Pembelajaran

Aqidah Akhlak Di Mts Mujahidin Mojokerto. UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sumarsono, A., & Sianturi, M. (2018). Implementation interactive media and

characterized meme media: A comparation study. Journal of Education and

Vocational Research, 9(1), 10–16.

Syahputra, F. P. (2018). Meme Ideational Meaning: Multimodal Interpretation.

Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 1(1),

022–032. https://doi.org/10.32734/lwsa.v1i1.136

Welianto, A. (2020). Sosok Pria Skotlandia Pencetus Nama Indonesia. Retrieved

from kompas.com website:

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/08/120000669/sosok-pria-

skotlandia-pencetus-nama-indonesia?page=all

Wijayanti, K. D. (2015). Meta Pesan dalam Perspektif Meme. PROSIDING

PRASASTI, 203–207.

Wirawan. (2016). Evaluasi: Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan

Profesi. Jakarta: Rajawali Pers.

Yin, R. K. (2019). Studi Kasus: Desain dan Metode. Depok: Rajawali Pers.

Zannettou, S., Cauleld, T., Blackburn, J., De Cristofaro, E., Sirivianos, M.,

Stringhini, G., & Suarez-Tangil, G. (2018). On the origins of memes by means

of fringe web communities. Proceedings of the ACM SIGCOMM Internet

Measurement Conference, IMC, (Imc), 188–202.

https://doi.org/10.1145/3278532.3278550

Page 52: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

52

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

ZHYP. (2020). Meme sebagai Media Pembelajaran Sejarah.

Page 53: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

53

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

LAMPIRAN

A. Artikel Ilmiah

B. Pemakalah di Seminar

Page 54: MEME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DALAM …

54

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id