MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis...

58
MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas Pemikiran Asma Barlas ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarata Sebagai Syarat Mendapat Gelar Sarjana Strata Satu Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Ahmad Shadiq NIM. 08530080 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKATA 2016

Transcript of MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis...

Page 1: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas Pemikiran Asma Barlas )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarata

Sebagai Syarat Mendapat Gelar Sarjana Strata Satu Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh: Ahmad Shadiq NIM. 08530080

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKATA 2016

Page 2: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

 

Page 3: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

 

Page 4: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

 

Page 5: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

v  

MOTTO

Orang yang berkeinginan memperbudak sesamanya berarti ingin menjadi Tuhan,

Padahal tiada Tuhan selain Allah

Orang yang berkeinginan menjadi tiran berarti ingin menjadi Tuhan,

Padahal Tiada Tuhan selain Allah

Penguasa yang berkeinginan merendahkan rakyatnya berarti ingin menjadi Tuhan

Padahal Tiada Tuhan selain Allah

(Ahmad Amin)

Page 6: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

vi  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Alm. Bapakku Muhammad Ilyas dan Ibuku Meisuna

Kakakku Ahmad Syaifullah dan Ahmad Khalili

Adik-adikku Ahmad Zubaidi, Istibsyarah, Ida Mukarromah, Nurfitriana dan Habibaturrasida

Almamaterku Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam khususnya Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

Page 7: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

vii  

KATA PENGANTAR

م س ب م ي ح الر ن ح الر ا

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan segala rahmat

dan kenikmatan yang tiada terkira sehingga skripsi yang berjudul “Membebaskan

Perempuan dari Patriarki(Studi Normativitas dan Historisitas Pemikiran Asma

Barlas)”dapat terselesaikan. Terima kasih atas bimbingan dan petunjuk yang

Engkau berikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan atas

junjungan nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.

Atas petunjuk-Nya pula sehingga berbagai pihak berkenan memberikan

bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, untuk itu peneliti ingin menyampaikan

penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghanturkan ucapan terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada semua pihak baik yang lansung maupuntidak

lansung yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Pada kesempatan kali ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Machasin, M.A Selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Prof Dr. Alim Roswantoro, S.Ag.,M.Ag selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Dr. H. M. Abdul Mustaqim, M.Ag selaku Ketua Prodi Ilmu al-

Qur’a>n dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

4. Dr. AfdaWaiza, S.Ag., M.Ag selaku sekretaris prodi Ilmu al-Qur’a>n dan

Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

5. Bapak Dr. Muhammad Alfatih Suryadilaga, s.Ag., M.Ag selaku dosen

pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi

dengan penuh kesabaran kepada peneliti sehingga penelitian skripsi ini

dapat terselesaikan, semoga Allah selalu memberikan kemudahan setiap

langkah dan pahala atas semua kebaikan dan kesabaran selama ini kepada

beliau.

Page 8: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

viii  

6. Bapak Prof. Dr. H. Suryadi, M.Ag selaku pembimbing akademik yang

senantiasa membimbing peneliti dari awal semester hingga akhir.

7. Segenap dosen dan jajarannya di jurusan Ilmu al-Qur’a>n dan Tafsir serta

seluruh karyawan.

8. Seluruh staf karyawan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

beserta jajarannya.

9. Terima kasih tiada terkira peneliti sampaikan kepada Ayahanda alm.

Muhammad Ilyas dan Ibunda Meisuna yang senantiasa memberikan

motivasi dan tak pernah lelah berdo’a untuk kesuksesan peneliti, terima

kasih semua yang telah diberikan selama ini kepada peneliti dengan penuh

keikhlasan dalam mendidik anak-anakmu.

10. Juga tak lupa kepada kakakku Ahmad Syaifullah dan Ahmad Khalili

beserta adikku-adikku Ahmad Zubaidi, Istibsyaroh, Ida Mukarromah, Nur

Fitriana dan Habibaturosida yang telah memberikan dorongan untuk

segera terselesaikannya penelitian ini.

11. Ucapan terimakasih kepada keluarga besar alm. Bapak Drs. Sarwono dan

Ibunda Sri Ruwani yang juga memberikan dorongan dan semangat untuk

selesainya penelitian ini

12. Tak lupa kepada adinda Galih Nourma Imania, S.Th.i yang selalu

mendampingi, memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti

sehingga penelitian cepat tersesaikan dan selalu memberi kebanggaan

dalam hidup selama perjalanan mengerjakan tugas-tugas akhir ini.

13. Teman-teman Tafsir dan Hadis/ Ilmu al-Qur’a>n dan Tafsir angkatan 2008

yang telah menjadi teman sekaligus sahabat dalam menempuh studi

peneliti selama di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

14. Terimaksih kepada korp Pahlawan PMII Komisariat Ushuluddin dan

Pemikiran Islam yang telah memberikan peluang untuk berproses menjadi

insan pergerakan yang sadar akan dunia pergerakan dan pemikiran.

15. Terimakasih kepada saudara-saudaraku PSHT Komisariat UIN Sunan

Kalijaga yang juga banyak menjadi tempat bersinggah selama peneliti

melakukan studi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.

Page 9: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

ix  

16. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman The al-Falah Institute

Muhammad Arif, Efendi, Rizal, Arjimy, Umam Ahmad, Rosi, Saiful,

Diyah, Luluk yang selalu menjaga silaturrahmi dan tradisi beserta

kontribusinya atas terselesaikannya karya ini, serta tak lupa para senior

The Al-Falah Institute, Ahmad Kusairi, Ari Siswanto, Abd Basyir dan

Ahmad Syauqi yang selalu menemani dan membimbing kita dalam studi.

17. Terima kasih banyak juga kepada teman-teman KKN-ku angkatan 80

Bakalan Lor Amirul Yahya, Van Dicky, Muhammad Mansur, Zainal

Abidin, Mizan, Nadir, Ruslan, Latifah, Ivadatun, Tiya Oktaviana, Sumarti

yang selalu menjadi tempat sharing proses penyelesaian tugas akhir kita

beserta dukungannya untuk segera terselesaikannya karya ini.

18. Terimakasih pula kepada teman-teman di Merapi Online Group team

Superhotspot Timoho Brendy, Nopal Ardiyansyah, Yoga Nugroho dan

Maltuf yang selalu memberikan peluang waktu untuk menyelesaikan tugas

akhir ini.

Harapan peneliti semoga Allah S.W.T memberikan pahala yang berlimpah

kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini teriring ucapan terimaksih. Dan iringan al-fatihah untuk kedua motivator

hidupku alm. Bapak Muhammad Ilyas dan Drs. Sarwono. Peneliti menyadari

bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan karena

peneliti hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan lupa. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan bagi peneliti sangat

diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Yogyakarta, 24 Oktober 2015

Peneliti Ahmad Shadiq NIM. 08530080

 

Page 10: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

x  

ABSTRAK

Penelitian berjudul “Cara al-Qur’a>n Membebaskan Perempuan (analisi Normativitas dan Historisitas Pemikiran Asma Barlas)” sangat penting untuk dikaji, mengingat beberapa topik penting yang menjadi pokok dalam isu perempuan yang harus ditanganggapi oleh sarjana muslim dewasa ini. Sehingga penelitian ini menjadi penting dikarenakan pemikiran pembebasannya terhadap perempuan yang menekankan arti penting relasi gender bukan untuk mempertentagkannya adalah semangat semangat agalitarianisme al-Qur’a>n. Serta metode pembacaannya yang anti patriarki juga perlu dikaji karena semangat pembebasan dalam konsep Asma Barlas mencerminkan pembebasan terhadap perempuan dari patriarki berdasarkan rekomendasi al-Qur’a>n serta sinaran ontologi Tuhan sebagai epistemologi pembebasannya terhadap perempuan dari patriarki.

Penelitian ini peneliti menyorot konstruksi pemikiran Asma Barlas yang berkenaan dengan konstruksi pembebasan terhadap perempuan, epistemologi egalitarian dan pembuktiannya atas al-Qur’a>n yang antipatriarki, beserta bangunan wacana pembebasanya. Pengungkapan faktor normativitas dan historisitas konstruksi pemikirannya sebagai analisis faktor yang sebenarnya mendukung patriarki itu sendiri serta bagaimana Islam (al-Qur’a>n) menjadi dipandang tidak egaliter dan patriarkis. Normativitas al-Qur’a>n dalam pembacaannya berarti melakukan bacaan yang direkomendasikan oleh al-Qur’a>n sendiri (holostik) serta mengaitkannya dengan Ontologi Ilahi yang mengisyaratkan pembacaan akan kunci hermeneutika pembebasan (divine ontology).Sedangkan historisitas berarti berbagai pemahaman atas al-Qur’a>n yang kemudian melahirkan patriarkisme itu sendiri.

Dalam analaisis yang dilakukan peneliti Asma Barlas menegaskan bahwa penyebab Islam menjadi patriarkis bukan disebabkan oleh al-Qur’a>n melainkan oleh pemahaman akan Islam (penafsiran atas al-Qur’a>n) itu sendiri dan penggambaran akan Diri Tuhan yang banyak diserupakan pada makhluknya (antromorfis) yang banyak digambarkan oleh sumber pemikiran teologi Islam yang merupakan sisi historis didalam Islam. Jika disimpulkan Secara normatif. Asma Barlas menolak patriarkisme dalam menafsirkan al-Qur’a>n, jika yang dimaksud adalah aturan kebapakan atau politik pengistimewaan laki-laki, karena penggambaran Tuhan yang Esa, Adil dan keunikan Tuhan (ontologi Ilahi) telah meruntuhkan patriarki itu sendiri. Dan secara historis patriarki itu muncul karena historisitas pemahaman atas Islam (al-Qur’a>n) sepeti metode yang mereka gunakan, konteks historis al-Qur’a>n dan penafsirannya yang berlatar patriarkis, bahasa al-Qur’a>n sebagai perwujudan dunianya yang menyejarah, serta doktrin teologis yang antromorfis.

Page 11: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xi  

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

Alif

Ba’

Ta’

sa’

Jim

ha’

Kha’

Dal

zal

Ra’

Zai

Sin

Syin

sad

Tidak dilambangkan

B

T

S|

J

H}

Kh

D

Z|

R

Z

S

Sy

S}

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

Page 12: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xii  

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

ھـ

ء

ي

dad

ta’

za’

‘ain

gain

fa

qaf

kaf

lam

mim

nun

wawu

ha’

hamzah

ya

d}

T}

Z{

G

F

Q

K

L

M

N

W

H

..’...

Y

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

el

em

en

w

ha

apostrof

Ye

B. Konsonan Rangkap karena Tasydi>d Ditulis Rangkap:

مـتعددة عدة

ditulis

ditulis

Muta‘addidah

‘iddah

C. Ta>’ marbu>tah di Akhiran Kata:

Semua ta>’ marbu>tah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang “al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki kata aslinya.

Page 13: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xiii  

حكمة علـة

كرامةاألولياء

ditulis

ditulis

ditulis

Hikmah

‘illah

Kara>mah al-auliya’

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

---- ◌---

---- ◌---

---- ◌---

Fathah

Kasrah

Dammah

ditulis

ditulis

ditulis

a

i

u

فعل

ذكر

يذهب

Fathah

Kasrah

Dammah

ditulis

ditulis

ditulis

fa‘ala

zukira

yazhabu

E. Vokal Panjang

1. fathah + alif جاهلـية

2. fathah + ya’ mati تـنسى

3. Kasrah + ya’ mati كريـم

4. Dammah + wawu mati فروض

ditulisditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis ditulis

A Ja>hiliyyah

a tansa>

i kari>m

u furu>d

F. Vokal Rangkap

1. fathah + ya’ mati بـينكم

2. fathah + wawu mati قول

ditulisditulis ditulis ditulis

Ai bainakum

au qaul

Page 14: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xiv  

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

أأنـتمعدتا

لئنشكرتـم

ditulisditulis ditulis

a’antum u‘iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf

awal “al”

القرأن

القياس

ditulis

ditulis

al-Qur’a>n

al-Qiya>s

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama

Syamsiyyah tersebut

السماء

الشمس

ditulis

ditulis

as-Sama>’

asy-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya

لفروضذو

السـنةھل أ

ditulis

ditulis

zawi al-furu>d

ahl as-sunnah

 

Page 15: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xv  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................... ii

HALAMA SURAT PERNYATAAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................ x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................................. xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xv

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 13

C. Tijuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 13

D. Telaah Pustaka ..................................................................................... 13

E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 19

F. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 26

BAB II: BIOGRAFI ASMA BARLAS, TEOLOGI PEMBEBASAN

DAN GENDER ........................................................................................ 29

A. Biografi Asma Barlas .......................................................................... 29

1. Riwayat Hidup Asma Barlas ........................................................... 29

Page 16: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xvi  

2. Riwayat Pendidikan Asma Barlas ................................................... 33

3. Karya-karya Asma Barlas ................................................................ 34

4. Akar-akar Pemikiran Asma Balas ................................................... 34

B. Teologi Pembebasan dan Gender ........................................................ 38

1. Teologi Pembebasan di Amerika Latin ........................................ 38

2. Teologi Pembebasan dalam Pemikiran Islam ............................... 44

3. Pengertian dan Ketimpangan Gender ........................................... 72

a. Pengertian Gender ................................................................... 72

b. Ketimpangan Gender ............................................................... 77

BAB III: KONSTRUKSI PEMIKIRAN DAN PEMBEBASAN PERMPUAN DARI

PATRIARKI MENURUT ASMA BARLAS ...................................... 79

A. Metode dan Penafsiran Asma Barlas .................................................... 79

1. Metode ........................................................................................... 83

2. Metodologi Penafsiran .................................................................... 98

3. Penafsiran Asma Barlas Tentang Rahi>m Sebagi Ra>hmat

Allah Pada Perempuan ..................................................................... 101

B. Membaca Patriarki dan Ketidaksetraan Gender ................................... 109

1. Bias Patriarki dalam ayat-ayat al-Qur’a>n ...................................... 110

2. Ketidaksetaraan Gender yang Bersifat Ontologis ......................... 114

C. Pembebasan Perempuan dari Patriarki ................................................. 120

1. Hermeneutika al-Qur’a>n yang Membebaskan:

Page 17: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xvii  

Pengungkapan Diri Tuhan .............................................................. 128

2. Desakralisasi Nabi sebagi Ayah ..................................................... 136

1) Pelucutan Hak Ayah dalam Kisah Nabi Ibrahim ...................... 136

2) Penentangan Nabi Muhammad Terhadap Ayah

Orang Kafir ............................................................................... 143

BAB IV: ANALISIS PEMBEBASAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI SECARA

NORMATIF DAN HISTORIS ............................................................ 147

A. Pembacaan Asma Barlas Terhadap Patriarki Secara Normatif dan

Historis ............................................................................................. 147

1. Egalitarianisme dan Antipatriarki Al-Qur’a>n ............................ 149

2. Al-Qur’a>n Sebagai Hermeneutika Pebebesan Perempuan

dari Patriarki .............................................................................. 151

a. Prinsip Ke-Esa-an Tuhan ..................................................... 153

b. Prinsip Keadilan Tuhan ....................................................... 153

c. Prinsip Pengungkapan Diri Tuhan (Keunikan Tuhan) ........ 154

B. Historisitas Pemahaman al-Qur’a>n dan Penggambaran

Tuhan sebagai Laki-laki .................................................................. 155

1. Metode Penafsiran al-Qur’a>n Atomistik ...................................... 156

2. Kontek Lahirnya Tafsir Berlatar Tradisi

Mayarakat Misiginis ..................................................................... 157

3. Maskulinitas Bahasa al-Qur’a>n: Tuhan Laki-laki ........................ 159

Page 18: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

xviii  

4. Penyerupaan Tuhan dengan Makhluk (antromorfisme) ............... 161

5. Nama dan Sifat Tuhan yang Bertentangan .................................. 165

BAB V: KESIMPULAN .......................................................................................... 168

A. Kesimpulan ........................................................................................... 168

B. Saran-saran ........................................................................................... 174

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 176

CURICULUM VITAE ............................................................................................ 179

Page 19: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

  

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kajian tentang perempuan memang tidaklah bisa lepas dari kajian teologis.

Mengingat semua agama mempunyai perlakuan khusus terhadap kaum

perempuan, khususnya Islam sendiri. Masih adanya anggapan terhadap

perempuan sebagai the second sex dan persepsi sebagai as should be (keadaan

sebenarnya), bukan as it is (apa adanya). Secara umum merugikan kaum

perempuan dan hanya menguntungkan jenis tertentu, dalam hal ini adalah laki-

laki.1

Demikian pula ketimpangan sosial berdasarkan jender masih tetap

dipertahankan. Dalih doktrin agama seringkali dilibatkan untuk melestarikan

kondisi perempuan tidak sejajar dengan laki-laki. Tidak mustahil jika dibalik

kesadaran teologis terjadi manipulasi sosiologis, dengan tujuan memapankan

struktur patriarki. Mengingat saat ini masih ada yang membaca Islam sebagai

agama misoginis (membenci wanita)2 dan paternalistik (sifat kebapakaan).

Anggapan Islam sebagai agama misoginis dan patriarkis banyak merujuk

pada pernyataan yang diduga berasal dari al-Qur’a>n dan sejarah. Pemahaman

terhadap al-Qur’a>n begitu beragam telah memebentuk sejarah yang begitu

panjang dalam mendiskriminasi perempuan. Hal ini bisa jadi berasal dari bentuk                                                             

1Nasaruddin Umar, Perspektif Gender dalam Islam (Jakarta: Paramadina, I, Desember 1998, hlm. 97.

 2Eta Setyawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ofline Versi 1.51 (Pusat Bahasa:

Kemendiknas, 2010-2013) 

Page 20: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

2  

ketidak kritisan yang kemudian dianggap sebuah kewajaran, norma dan bahkan

merupakan prilaku Islami.3

Budaya patriarki dibagun pada konsep superioritas laki-laki dewasa atas

perempuan dan hak-hak anak. Dalam keberlangsunganya patriarki meletakkan

laki-laki sebagai patriarch (kepala keluarga). Dalam hal ini berarti menguasai

anggota keluarga, harta, sumber-sumber ekonomi dan pengambilan keputusan

dalam keluarga. Kemudian dalam ranah sosial berimplikasi untuk mengendalikan

norma dan hukum kepantasan secara sepihak.

Dalam catatan sejarah patriarki, perempuan dianggap sebagai makhluk

yang inferior, emosional dan kurang akalnya.4 Anggapan terhadap

perempuanyang demikian juga bayak dilegitimasi oleh penafsiran keagamaan.

Sehingga agama banyak dituding semakin meminggirkan peranan perempuan di

ruang publik. Begitu juga dengan dalil-dalil agama yang dipakai sarat dengan

muatan politis. Agama digunakan sebagai legitimasi untuk melanggengkan status

qou dan hegemoni patriarki, yang kemudian mengakibatkan terjadinya

domistifikasi, marginalisasi, subordinasi dan diskriminasi terhadap perempuan.5

Jika kita lihat sepintas persoalan yang mengarah keberpihakan pada salah

satu jender sepertinya memang didukung oleh al-Qur’a>n dalam ketertindasan

perempuan. Dalam beberapa ayat dalam al-Qur’a>n secara sepintas memang

                                                            3Asma Barlas, Cara al-Qur’a>n Membebaskan Perempuan terj. R. Cecep Luqman Yasin

(Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2005), hlm.37  4Siti Ruhaini Dzuhayatin (dkk.), Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender

dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2002), hal.9  5Abdul Mustaqim, Paradigma Tafsir Feminis, Membaca al-Qur’a>n dengan Optik

Perempuan (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2008), hlm.28 

Page 21: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

3  

terkesan berpihak dan menguntungkan laki-laki. Bias patriarki dapat kita lihat

semisal dari penggunaan kata ganti (dla>mir) huwa< (dialaki-laki) dan bukan hiya>

(diaperempuan) di dalam al-Qur’a><n. Meskipun dalam hal ini tidak berarti Allah

S.W.T berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan.

Anggapan keberpihakan agama pada gender bukan isapan jempol semata.

Hal seperti ini jika dilihat sepintas memang ada dalam al-Qur’a>n. Anggapan

seperti ini dapat dijumpai didalam beberapa ayat-ayat yang terkesan patriarkis

seperti:

Pernyataan al-Qur’a>n bahwa warisan untuk laki-laki itu sama dengan dua

bagian perempuan, dalam Q.S. An-Nisa<’ ayat: 11:

ف ٱيوصيكم و أ كر مث دكم ل ٱل حظ لل

ل نثيي ق فو ء فإن كن نسا

ن كنت فلهن ثلثا ما ترك نتي ث ٱ بوي ف لص ٱفلها حدة و ول و

حد ه لكا ترك إن كن ل ٱهما من دس مم ۥلس فإن لم ول بواه ۥ وورثه ول ۥيكن ل

أ

إخ ۥ فإن كن ل للث ٱفلمه دس ٱفلمه وة د وصية بع من لس و يوص بها أ

ن دي ب ؤكم ءابا وأ هم تد ؤكم نا ي

ق رون أ

ع نف رب لكم أ ٱمن فريضة ا

كن عليما حكيم ٱإن ا Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu, yaitu: bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan, dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan, jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta, dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak, jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga, jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam, (pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya, (tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu, ini adalah ketetapan dari Allah,

Page 22: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

4  

sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Q.S. An-Nisa<’ ayat: 11). Dua saksi perempuan sebanding dengan satu saksi laki-laki, dalam surah

al-Baqarah ayat 282:

ها ي يين ءامنو ٱأ إذا تداينتم بدي ل ا جل ن إ

سم أ تب ك ول تبوه ك ٱ ف م

كتب نكم بي ل عد ل ٱب يأ ن يك و

ٱتب كما علمه ب كتب أ تب يك فل

ي علي ٱلل م ول ربه ٱتق ق ول ل ٱه ل يب ۥ ي ٱفإن كن ا ��ه ش من خس و لو ل ٱه لي ع

و ق سفيها أ

ن يمل هو فل يس ضعيفا أ

ۥوله لل يم تطيع أ ل عد ل ٱب

شهيدي تش س ٱو تان م ٱو فرجل يكونا رجلي فإن لم ن من رجالكم هدوارأ

ٱمن ن ضو ممن تر هدا لش ن تضل إح ء أ هما فتذكر إح د ٱهما د

رى خ ل و

ٱب يأ هدا لش تس ء إذا ما دعوا ن تك مو ��و

و ا أ

كبيا تبوه صغيا أ جله إ

ۦ أ

ق لكم ذق ٱسط عند أ

وأ ه د وم للش

تر ن دة وأ

تابو أ ن تكون تج ا إ

رة أ

ة تك كم س علي فلي نكم تديرونها بي حاض جناح أ ش تبوها

إذا هدو وأ ا

يضآ تم تبايع شهيد ر كتب و ٱتقوا ٱو بكم فسوق ۥعلوا فإنه ن تف و ٱويعلمكم بكل ش ٱو ء عليم

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya, dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya, jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur, dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu), jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya, janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas

Page 23: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

5  

waktu membayarnya, yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya, dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan, jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu, dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-Baqarah ayat: 282).

Kepemimpinan yang dipegang oleh laki-laki dalam surat an-Nisa<>’ ayat 34:

لرجال ٱ مون قو ٱ ل بما ء لنسا ٱ فض ضهم بع ض بع وبما نفقوا من أ

م أ ٱف لهم و ت لح لص ٱ حفظ بما ب غي لل ت فظ ح ت ت ن ق ٱو تافون ت ل

ٱ ف جروهن ه ٱو فعظوهن نشوزهن ض ٱو مضاجع ل طع فإن بوهن نكم أ ف

تب هن علي غوا ٱ إن سبي   اكبي اعلي كن Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka, sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka), wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya, sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (Q.S. an-Nisa<’: 34).

Ayat-ayat ini cenderung akan bias jender jika dipahami dengan metode

tahlili6 yang bersifat parsial-atomistik dan tekstualis-skripturalis. Hasil pembacaan

                                                            6Tahlili adalah model tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’a>n

dari seluruh aspeknya, penafsir menafsirkan ayat-ayat al-Qur’a<n secara runtut dari awal sampai akhir, dan surat demi surat sesuai dengan urutan mushaf Usmani, dengan menguraikan kosa kata dan lafadz}, menjelaskn arti kata yang dikehendaki serta unsur-unsur i’jaz dan balaghah serta kandungannya dalam berbagai aspek pengetahuan da hukum, begitu juga dengan pembahasan asbabun nuzul suatu ayat, munasabah (hubungan) ayat al-Qur’a>n antara satu dengan yang lain. Dalam pembahasannya biasanya merujuk riwayat-riwayat terdahulu baik yang diterima dari Nabi, Sahabat maupun ungkapan-ungkapan Arab pra-Islam dan kisah-kisah isra’iliyat, lihat Abdul Mu’in Salaim, Metodologi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm.41  

Page 24: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

6  

yang demikian akan bias jender, karena tidak memandang keutuhan pembahasan

dalam ayat menjadi satu keutuhan pembahasan. Padahal jika ayat-ayat tersebut

dipahami secara tematik-konteksual akan didapat sebuah kesimpulan yang

mengarah pada keadilan, profesionalisme dan semangat tanggung jawab dalam

hal kepemimpinan.7

Rekonstruksi terhadap penafsiran al-Qur’a<n yang mendukung patriarki

dan kurang mendukung keadilan terhadap perempuan merupakan hal yang niscaya

untuk dilakukan. Mengingat ketika al-Qur’a<n ditafsirkan dan masuk dalam pikiran

mufassir disitu terjadi pergumulan dan dialektika dengan prejudice. Situasi sosio-

historis yang melingkupinya, itulah kemudian yang disebut sebagai keterbatasan,

sehingga kebenaran penafsiran itu menjadi relatif sifatnya.8

Sejalan dengan munculnya isu-isu jender dan feminisme yang

dikumandangkan oleh para aktivis perempuan. Terutama kajian jender yang

semakin gencar dilakukan di Barat khusunya, baik dalam skala nasional dan

internasional. Maka perempuan muslimpun ikut serta dalam arus ini untuk

membaca realitas perempuan kekinian.

Refleksi sebagian kaum perempuan muslim menganggap perlu adanya

rekonstruksi penafsiran al-Qur’a<n. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan

guna menghasilkan sebuah penafsiran yang lebih sensitif jender, egaliter dan anti

patriarki. Kemungkinan lain dari kajian semacan ini akan diperoleh jawaban atas

perubahan sosial keagamaan kontemporer yang melingkupi perempuan                                                             

7Abdul Mustaqim, Paradigma Tafsir Perempuan, Membaca al-Qur’a>n dengan Optik Perempuan: Studi Pemikiran Riffat Hasan Tentang Isu Gender dalam Islam, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2008), hlm.25

 8Abdul Mustaqim, Paradigma Tafsir Perempuan, hlm.28 

Page 25: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

7  

khususnya.

Diskursus jender dan kaitannya dengan perempuan telah melahirkan

pemikir muslim. Munculnya kajian atas relasi gender dikalangan muslim telah

memunculkan nama-nama tokoh-tokoh feminis muslim seperti Qosim Amin,

Amina Wadud Muhsin, Fatima Mernissi, Riffat Hassan, Ashghar Ali Engineer

dan lainnya.

Bebrapa tokoh feminis muslim ini menyuarakan kesetaraan terhadap hak

kaum perempuan. Selain kemunculan gerakan feminis, teologi juga mempunyai

arah baru dari teosentris ke antroposentris. Sebagaimana teologi Hassan Hanafi

yang mendiskripsikan mendeskripsikan ushuluddin, adalah ilmu yang membaca,

dalam aqidah, kenyataan kaum muslim yang berupa penjajahan, keterbelakangan,

ketertindasan, kemiskinan, pembaratan, keterpecaha belahan dan ketidak pedulian.

Arah baru teologi antroposentris mengarahkan perhatiannya terhadap

persoalan ummat, tidak hanya berkutat pada masalah doktrinal semata. Semangat

teologi baru yang demikian ini, teologi feminispun mencuat kepermukaan.

Teologi feminis sebagai salah satu tawaran semangat pembebasan tanpa

mengesampingkan gerakan dan aliran berbagai feminis yang ada. Titik tekan

gerakan feminisme ini berupaya menggugat kemapanan patriarki dan berbagai

bentuk streotipe gender yang berkembang luas dimasyarakat sebagai pemulihan

atas martabat, kebebasan dan kesetaraan perempuan sebagai manusia seutuhnya.9

Dalam perekembangannya teologi feminis adalah sebagai respon santernya

paradigma teologi Islam dalam mengahadapi masalah aktual eksistensial.

                                                            9Nursaid, Perempuan Dalam Himpitan Teologi Dan HAM, (Yogyakarta, Pilar Media,

2005), hlm. 118 

Page 26: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

8  

Khusunya yang berkaitan dengan perempuan. Paradigama baru teologi Islam

memungkinkan terjadinya dialektika akomodatif antara doktrin Islam dengan

realitas sosial. Paradigma baru dalam berteologi tidak lagi berhenti pada tataran

teoritis tentang keyakinan dalam hati, tetapi sudah masuk pada wilayah praktis.

Begitu pula penafsiran ulang terhadap sumber-sumber Islam perlu juga

dilakukan. Karena pandangan terhadap perempuan juga banyak didukung oleh

agama. Sehingga penafsiran terhadap otoritas agama ini perlu dicarikan

pemahaman baru yang selaras dengan semangat zaman.

Selain arah baru teologi diatas, paradigma penafsiran juga mempunyai

arah baru. Paradigma ini ditujukan untuk memberikan jawaban terhadap

pemahama baru terhadap teks agama. Paradigma baru tafsir kontemporer seperti

yang digagas oleh Muhammad Syahrur. Teori ini mengtakan s|abat al-na>sh wa

taghayyu>r al-muhtawa> (teks tetap, tetapi kandungan penafsirnya bisa berubah)

sebagi mana dikatakannya dalam buku karangannya al-kitab wa al-Qur’a<n:

Qira<’ah Mu’asirah.10

Paradigma tafsir kontemporer semacam ini merupakan konsekuensi logis

dari diktum yang dinyatakan bahwa al-Qur’a>n itu selalu layak untuk segala waktu

dan tempat (s}ha>lihun li kulli zaman wa makan). Maka dari itu, hasil penafsiran al-

Qur’a<n mestinya selalu terbuka untuk dikritisi setiap saat. Sehingga tidak ada

pensakralan pemikiran (taqdis al-afkar ad-diniyya>h) seperti ungkap Nasr Hamid

                                                            10Abdul Mustaqim, Penafsiran al-Qur’a>n yang sensitive Gender, Telaah kritis atas

Pemikiran Amina Wadud Muhsin dalam Studi Kitab tafsir Kontemporer oleh M. Yusron dkk, (Yogyakarta: 2006), hlm.86

 

Page 27: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

9  

Abu Zayd.11

Dalam kaitannya dengan kajian patriarki dan pembebasan. Salah satu

tokoh yang mempunyai background sensitif jender. Serta memiliki tawaran

pembacaan yang memposisikan al-Qur’a>n sebagai teks yang egaliter dan

antipatriarki, tokoh ini adalah Asma Barlas.

Asma Barlas dilahirkan di Pakistan.12 Salah satu karyanya dalam bentuk

buku Believing Women in Islam, Unreading Patriarchal Interpretation of the

Qur’a>n. Karya ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan

judul “Cara al-Qur’a>n Mebebaskan Perempuan”.

Buku karya Asma Barlas ini banyak mengkaji tentang diskursus

perempuan dan al-Qur’a<n. Salah satu dari diskursusunya adalah menekankan

perlunya pembacaan kembali kitab suci al-Qur’a>n dalam perspektif yang

menjunjung tinggi egalitarianisme (kesetaraan). Pembacaan ini akan

mengantarkan pada pemahaman relasi laki-laki dan perempuan sebagai bentuk

pembebasan dari budaya patriarki.

Pentingnya membaca kembali kitab suci al-Qur’a<n dalam perspektif yang

menjujung tinggi egalitarianisme. Ada dua argumen yang Asma Barlas tekankan

dalam kajian ini. Pertama, menentang pembacaan al-Qur’a<n yang menindas

perempuan. Kedua, menawarkan pembacaan yang mendukung bahwa perempuan

dapat berjuang untuk kesetaraan didalam kerangka ajaran al-Qur’a<n. Kedua

penekanan ini oleh Asma Barlas ditujukan untuk menemukan kembali basis

                                                            11Abdul Mustaqim, Penafsiran al-Qur’a>n yang sensitive Gender, hlm.87  12Asma Barlas, Cara al-Qur’a>n Membebaskan Perempuan terj. R. Cecep Luqman Yasin

(Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2005), hlm.5 

Page 28: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

10  

struktural bagi kesetaraan seksual. Langkah ini menekankan penolakan atas klaim

yang dibuat oleh kelompok konservatif13 Islam maupun feminis yang menyatakan

bahwa Islam adalah agama yang memihak laki-laki.

Untuk menampilkan wajah al-Qur’a<n yang antipatriarki dan membebaskan

terhadap perempuan, serta untuk menampilkan wajah Islam yang egaliter. Asma

Barlas menganggap perlu pembacaan kembali atas sumber Islam yakni al-Qur’a<n.

Pembacaan terhadap al-Qur’a<n dapat dipahami dengan berbagai macam

kemungkinan, bagi yang membacanya secara patriarkis maka sudah tentu akan

menghasilkan model bacaan yang patriarkis. Meskipun pada kenyataannya

masyarakat Islam masih ada yang menggunakan model bacaan yang patriarkis.

Pembacaan ini masalahnya cenderung menutupi terhadap kemungkinan

pembacaan model lainnya terhadap al-Qur’a>n.14

Pada dasarnya teks al-Qur’a>n polisemik sehingga terbuka untuk segala

macam bacaan. Maka tidak bisa membiarkan al-Qur’a>n menjelaskan dirinya

sendiri. Sehingga perlu mempertanyakan mengapa orang membacanya dalam

model bacaan tertentu atau mengapa orang memenangkan pembacaannya dan

mengalahkan pemcaan lain. Hal ini akan menjadi pertanyaan mendasar untuk

mengungkap artikulasi pemahaman terhadap perempuan.

                                                            13Asma Barlas dalam mendifinisikan konservatif ditujukan kepada kaum muslim yang

menganut pandangan tentang tertutupnya pintu ijtihad dan yang tidak menghendaki perkembangan baru dalam pengetahuan keagamaan, pandangan ini dapat dilihat dalam Asma Barlas, Cara al-Qur’a<n Membebaskan Perempuan, hlm.42

 14Sebuah Pengatar dalam Asma Barlas, Cara al-Qur’a>n Membebaskan Perempuan,

hlm.9-11  

Page 29: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

11  

Sebagaimana pernyataan Arkoun yang dikutip oleh Asma Barlas.15 Teks

suci al-Qur’a<n seringkali dicabut dari konteks sejarah, kebahasaan, sastra dan

psikologi, dan kemudian secara terus menerus direkontekstualisasikan dalam

kebudayaan yang beragam serta kebutuhan idiologis. Sehingga perlu diketahui

siapa saja yang telah membaca teks al-Qur’a<n secara historis dan bagaimana

mereka membaca al-Qur’a<n.

Menurut Asma Barlas cara baca yang patriarkis dan misoginis tidak

bersumber pada al-Qur’a<n, tetapi bersumber pada penafsir dan komentator Islam.

Ia juga menegaskan bahwa cara pembacaan model patriarkis telah gagal

melahirkan sintesis yang kreatif dari prinsip-prinsip al-Qur’a<n. Karena cara baca

ini tidak mengakui hubungan tematis didalam al-Qur’a<n yakni dengan cara

pandang yang holistik.16

Untuk mengurai kebuntuan patriarkisme Asma Barlas menspesifikasi

kajiannya pada persoalan politisasi teks al-Qur’a<n. Karena al-Qur’a>n sejatinya

tidak memihak terhadap patriarkisme, akan tetapi justru mengajarkan

egalitarianisme dan membebaskan.

Asma Barlas menyorot tiga wacana yang berkembang dimasyarakat Islam.

Pertama, soal patriarkisme didalam al-Qur’a<n yang ditolak. Jika yang dimaksud                                                             

15Asma Barlas, Cara al-Qur’a>n Membebaskan Perempuan, hlm.38  16Holistik berari seperti yang dipahami Fazlurrahman cara pemahaman terhadap al-

Qur’a>n sebagai satu kesatuan agar dari sisi teologi maupun sisi etis dan yuridis menjadi kesatuan, yang juga disebut dengan tematik, kedua metode ini diilhami dua konsep Umum yang pernah digunakan oleh ulama sebelumnya, seperti al-Ghazali yang menyebutnya dengan al-istiqra>’ yang juga disebut dengan metode cross refrential (metode silang) atau metode induktif (المنھج االستقراء). Ilham kedua muncul dari yang mengatakan selruh al-Qur’a>n saling menafsirkan ( القران يفسر بغضه yang sudah muncul sejak masa sahabat. Dan ilham yang ketiga al-Syatibi menekankan (بغضاpentingnya studi al-Qur’a>n holistik, yakni kalam Allah adalam kalam yang menyatu ( كالم اله ھو كالم ,lihat. Khoiruddin Nasution, Fazlurrahman Tentang Wanita, Cet I (Yogyakarta: Tazzafa (واحد2002), hlm. 137  

Page 30: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

12  

dalam istilah ini adalah atauran kebapakan atau politik pengistimewaan laki-laki

yang didasarkan pada teori-teori pebedaan jender. Untuk membuktikan bahwa al-

Qur’a<n menolak patriarkisme Tuhan sebagai Ayah. Asma Barlas menggunakan

konsep ke-Esa-an Tuhan atau Tauhid sebagai dasar egalitaianisme dan antipatriaki

yang ia bangun, yakni dengan cara menghadirkan atau merepresentasikan Tuhan

serta desakralisasi Nabi sebagai Ayah.

Dengan mempertanyakan legitimasi berbagai pembacaan al-Qur’a<n yang

bersifat patriarkis. Asma Barlas melakukan pembacaan berdasarkan konsep

teologi Islam. Karena dalam teologi Islam membedakan antara apa yang

difirmankan Tuhan dengan apa yang dipahami dari firman-Nya.

Dalam kajiannya Asma Barlas merujuk pada al-Qur’a<n dan ali-alih teks

serta teori Barat untuk memahami konsep-konsep seperti kesetaraan jender. Tetapi

karena perhatian al-Qur’a<n pada kesetaraan dan hak muncul lebih awal dari pada

wacana modern terutama yang berkenaan dengan jender. Maka etika dan

epistimologinya sangat berbeda dengan kalangan feminis Barat. Feminis Barat

telah meletakkan agama sebagai biang dari segala penindasan yang terjadi kepada

perempuan. Namun Asma Barlas justru meletakkan agama sebagai semangat dan

dasar dari egalitarianisme dan pembebasan itu sendiri.

Bertolak dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk meneliti

lebih lanjut mengenai konstruksi pemikiran Asma Barlas. Terutama dalam

mengkaji model pembebasan perempuan dari patriarki yang digagas oleh Asma

Barlas, serta kerangka penafsiranya terhadap al-Qur’a<n yang membebaskan

dengan pendekatan ke-Tauhid-an.

Page 31: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

13  

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan pertanyaan

berdasarkan latar belakang masalah. Rumusan masalah ini ditujukan untuk

memberikan batasan terhadap kajian tokoh Asma Barlas yang berkenaan dengan

konsep pembebasan perempuan dari patriarki dalam kerangka al-Qur’a<n. Maka

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konstruksi pemikiran Asma Barlas dalam membebaskan

perempuan dari patriarki dan ketidak setaraan jender?

2. Bagaimana pandangan Asma Barlas dalam membebaskan perempuan

dari patriarki dalam ruang lingkup normatif dan historis?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dan keguanaan dalam penelitian

ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, penelitian ini ditujukan

untuk mendiskripsikan dan menganalisis pemikiran Asma Barlas,

trutama berkenaan dengan konsep pembebasan terhadap perempuan.

Sisi lain yang juga ingin diketahui adalah kerangka pemikiran Asma

Barlas tentang konsep al-Qur’a<n yang egaliter dan antipatriarki. Serta

sinaran teologis atau ke-Tauhid-an yang membebaskan dalam

kerangka berfikir Asma Barlas.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai suatu

Page 32: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

14  

tinjauan ulang terhadap anggapan beberapa kalangan yang masih

menggap bahwa Islam (al-Qur’a<n) adalah agama yang memihak

patriarki. Sebaliknya dengan penelitian ini kita akan mengkaji bahawa

Islam (al-Qur’a<n) justru mengajarkan kesetaraan dan keadilan kepada

manusia. Terutama bagi kaum perempuan yang sampai saat ini masih

mengalami beberapa perlakuan diskriminaif dan subordinatif.

Kajian tokoh Asma Barlas diharapkan dapat memberikan

pemahaman seputar permasalahan patriarki dan pertaliannya dengan

permasalahan yang dihadapi perempuan. Terutama hal yang membuat

perempuan terdiskriminasi dan tersubordinasi oleh doktrin yang

membentuk perempuan sebagai diri yang derivatif. Begitu juga dengan

seputar kajian jender dan patriarki yang menjadi fokus kajian.

Kegunaan lain dari penelitian ini adalah untuk menemukan

model pembebasan terhadap perempuan melalui kerangka al-Qur’a<n

sebagai petunjuk bagi setiap muslim. Sehingga nantinya akan

diperoleh relasi gender antara laki-laki dan perempuan untuk

membangun semangat kerjasama dan saling melengkapi satu sama

lain.

D. Telaah Pustaka

Berkenaan dengan kajian tokoh Asma Barlas, penulis menemukan tiga

karya tulis berbentuk skripsi dan jurnal yang telah membahas tokoh ini

diantaranya:

Skripsi Eka Septi Kurniawati dalam bentuk skripsi dengan judul

Page 33: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

15  

Perempuan dalam al-Qur’a>n menurut Asma Barlas (Sebuah Kajian Metodologis

dalam Penafsiran). Dalam skripsi ini peneliti mengungkap metode dan perinsip-

prinsip penafsiran di dalam al-Qur’a>n yang digunakan Asma Barlas dalam

upayanya membaca kembali al-Qur’a>n. Penelitian ini menitik fokuskan pada

metodologi dan prinsip-prinsip penafsiran yang digunakan Asma Barlas dalam

mengkaji perempuan.

Hasil dari penelitian ini menitik beratkan pada metode dan prinsip-prinsip

yang digunakan Asma Barlas dalam membaca kembali al-Qur’a>n dan aplikasinya

terhadap ayat-ayat jender. Selain itu, penelitian ini memfokuskan bahasan pada

metodologi yang digunakan Asma Barlas dalam membangun sebuah prinsip

egalitarianisme dan antipatriarkalisme didalam al-Qur’a>n serta pertaliannya

pembebasan perempuan. Diawali dengan mengungkapkan dua argument penting

yaitu, argument sejarah dan argument hermeneutika.17 Argumentasi sejarah

maksudnya untuk penggunaan karakter politik tekstual dan seksual yang

berkembang dimasyarakat Islam, terutama proses yang menghasilkan tafsir-tafsir

didalam Islam yang memiliki kecenderungan patriarkis. Sedangkan argumentasi

hermeneutika, dimaksudkan untuk menemukan apa yang disebut sebagai

epistimologi egalitarianisme dan anti patriarkisme didalam al-Qur’a>n yang

terletak dalam karakteristikn Diri Tuhan.

Dalam penelitian ini dijelaskan langkah-langkah dan metode penafsiran al-

Qur’a>n yang bangun Asma Barlas. Pertama, berkenaan dengan karakter teks yang

                                                            17Eka Septi Kurniawati, “Perempuan dalam al-Qur’a>n menurut Asma Barlas (Sebuah

Kajian Metodologis dalam Kajian al-Qur’a>n)” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2008, hlm.107 

Page 34: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

16  

polisemik, kedua, menolak relatifisme penafsiran, ketiga, meletakkan kunci-kunci

hermeneutika untuk membaca al-Qur’a>n dalam karakter devine ontology.

Penelitian ini juga menjelaskan kecenderungan metodologis Asma Barlas kepada

Fazlurrahman dalam hermeneutikanya yang disebut gerak ganda (double

movement) serta kecenderungan epistimologi bayani Asma Barlas.18Aplikasi

prinsip egalitarianisme al-Qur’a>n juga tak luput dari bahasan skripsi ini. Uraian

isu-isu perempuan yang meliputi seksualitas dalam Islam, keluarga dan

perkawinan serta kritik Asma Barlas tentang patriarkisme dalam menafsikan al-

Qur’a>n.19

Untuk karya yang kedua yang ditulis oleh Wedya Permadi dalam bentuk

skripsi dengan judul Penfsiran Ayat-ayat Perempun Menurut Feminis Muslim

Perempuan (Studi Perbandingan Siti Musdah Mulia dan Asma Barlas). Kajian ini

juga mengungkapkan metode dan persamaan antara keduanya dan relevansinya

terhadap konteks perempuan di Indonesia, beserta corak kedua tokoh tersebut.20

Berkaitan dengan metode yang di gunakan Asma Barlas dan Siti Musdah

Mulia dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’a>n yang berkenaan dengan perempuan.

Metode yang ditemukan dalam penelitian ini adalah metode beserta corak

penafsiran yang digunakan keduanya adalah metode tematik dan coraknya Fiqih.

Berdasarkan temuan tema-tema pembahasan kajian-kajian fiqih seperti,

perceraian, pembagian warisan, saksi perempuan dan masalah poligami. Kedua,

                                                            18Eka Septi Kurniawati, “Perempuan dalam al-Qur’a>n”, hlm.108  19Eka Septi Kurniawati, “Perempuan dalam al-Qur’a>n”, hlm.109  20Wedya Permadi, “Perempun Menurut Feminis Muslim Perempuan (Studi Perbandingan

Siti Musdah Mulia dan Asma Barlas)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006, hlm.vii 

Page 35: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

17  

keduanya mempunyai persamaan dalam menjadikan tokoh perempuan sebagai

inspirator, Asma Barlas terinspirasi dari Banazir Butto yang menjadi pemimpin

Pakistan, sedangkan Musdah terinspirasi dengan emansipasi perempuan yang

dilakukan R.A Kartini.

Selain persamaan keduanya juga mempunyai perbedaan dalam beberapa

hal misalnya, latar belakang pemikiran dan idiologi Negara. Asma Barlas dengan

latar belakang yang masih terpengaruh oleh masalah perempuan di Pakistan dan

idiologi Negara Republik Pakistan. Musdah dengan latar belakang pemikiran

masih terpengaruh oleh masalah perempuan di Indonesia dan idiologinya

pancasila. Taklupa juga dalam penelitian skripsi ini juga di simpulkan

keterpengaruhan Asma Barlas dalam aliran feminisme sosialis (sistem), feminis

radikal, (budaya yang patriarkis) dan feminis liberal.21

Dalam bentuk jurnal kajian tokoh Asma Barlas juga ditulis oleh Nur

Mahmudah dalam Jurnal Palastren Volume IV Nomor 2 Desember 2011. Judul

dari tulisan ini adalah, Menulis Ulang Partisipasi Perempuan dalam Sejarah

Penafsiran Teks Suci (Mufassir Perempuan Masa Modern dan Kontemporer.

Salah satu dari beberapa tokoh yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah

Asma Barlas, yang tak luput dari bahasan. Kajia ini memnadapat beberapa temuan

diantaranya, berkaitan dengan cara baru bagi pembacaan al-Qur’a>n yang

berkeadilan jender. Berawal dari pandangan untuk menyingkap epistemologi anti

patriarki. Maka pembacaan terhadap ayat al-Qur’a>n harus dilakukan dengan cara

mempertimbangkan tekstualitas al-Qur’a>n serta watak kepaduan topik dalam teks

                                                            21Wedya Permadi, Perempuan Menurut FeminisMuslim Perempuan, hlm.133 

Page 36: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

18  

al-Qur’a>n yang berserak. Serta perlunya memahami konteks pewahyuan al-Qur’a>n

yang berlatar preseden patriarki. Selain pemahaman atas konteks historis al-

Qur’a>n, hal lain yang juga harus dipertimbangkan adalah memahami konteks

historis penafsiran al-Qur’a>n yang konservatif dan patriarkis. Watak penafsiran

konservatif dan patriarkal (textualization of mysoginy) lebih banyak ditentukan

oleh sejumlah teks sekunder dalam Islam seperti tafsir, hadis, sunnah, fiqh,

menginisiasi pembacaan antipatriarki al-Qur’a>n.

Prinsip metodologi Asma Barlas dalam penafsiran al-Qur’a>n menyatukan

dua jenis pembacaan yaitu behind the text dan in front of the text. Dalam

membuka selubung tentang teks, Asma Barlas merekomendasikan tindakan

merekonstruksi konteks historis pewahyuan. Dimana konteks historis terdapat

sejumlah tindakan yang dapat dianggap sebagai dukungan terhadap

patriarkhalisasi.

Secara khusus juga membahas tentang bahasa yang digunakan oleh al-

Qur’a>n. al-Qur’a>n dapat digunakan sebagai dalil untuk membenarkan pandangan

bahwa al-Qur’a>n merupakan teks yang patriarkal. Bahasa Arab yang digunakan

oleh al-Qur’a>n dalam keterbatasannya menggunakan sejumlah kata, misalnya

menerjemahkan kata “huwa” sebagai dia yang bersifat maskulin. Kata Allah yang

biasa diterjemahkan dengan kata ganti maskulin misalnya dibiarkan tetap tanpa

diterjemahkan oleh Asma Barlas untuk menghindari rujukan jender tertentu.

Asma Barlas juga menekankan perlunya membaca apa yang tidak terkatakan oleh

al-Qur’a>n (what the Qur’a>n doesn’t say) sebagai latar belakang yang harus

dipertimbangkan dalam memunculkan makna, disamping makna yang telah

Page 37: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

19  

mapan. Kebisuan atau sikap diam ini dapat menunjuk pada tindakan perlawanan

(oposisi), resistansi, pembedaan atau netralitas.

Pembacaan selanjutnya adalah mempertimbangkan in front the text yaitu

dengan cara kontekstualisasi al-Qur’a>n dengan memahami konteks

kontemporernya. Gerakan ganda yang diinisiasi oleh Fazlurrahman yaitu dari

masa kini kembali pada masa lalu untuk selanjutnya dari masa lalu kembali pada

masa kini. Salah satu contoh penafsiran Asma Barlas tentang status ontology

perempuan misalnya berkaitan dengan persoalan penciptaan perempuan dengan

penelusuran kata kunci nafs} wa>hidah. Dalam Q.S. Al-Nisa>’ kata nafs} adalah satu

diri dan bukan menunjuk makna tentang jiwa sebagaimana dipahami sebagian

orang karena pengaruh ide Yunani tentang tipologi jiwa, pikiran dan badan.

Ketiga penelitian diatas, ketiga-tiganya memfokuskan pada metodologi

penafsiran atau hermeneutika (pembacaan) Asma Barlas, sedangkan kajian

pembebasan perempuan dari patriarki dengan hermeneutika pembebasan belum

ada perhatian khusus dalam penelitian yang dilakukan ketiga penelitian di atas,

maka kajian ini dirasa penting guna mengungkap kajian epistimologi antipatrirki

al-Qur’a>n sebagai sebuah pembebasaan yang dikonsep oleh Asma Barlas.

E. Metodologi Penelitian

Sebagai sebuah kajian yang ilmiah harus berdasarkan pada sebuah

metodologi yang dimaksudkan sebagai prosedur dalam mendapatkan pengetahuan

agar dapat disebut sebagai sebuah ilmu. Ilmu menjadi pengetahuan yang

didapatkan lewat metode ilmiah. Jadi metodologi adalah suatu kajian yang

Page 38: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

20  

mempelajari peraturan-peraturan dalam sebuah metode.22

Penelitian ini adalah penelitian analisis jender yaitu penelitian yang

berusaha menemukan penguraian suatu pokok pembahasan dan permasalahan

jender yang berkenaan dengan status politik seks dan teks agama Islam (al-

Qur’a>n). Terutama yang terkesan bias patrirki atau terkesan memberikan hak

istimewa pada laki-laki. Kajian ini akan dilihat dari sudut pandang kajian jender,

serta hubungan antar bagian pembahasan yang melingkupi kajian ini untuk

memperoleh pemahaman yang dapat mengantarkan pada sebuah pengertian relasi

antara kedua jender.

Selain penelitian berbasis analisis jender. Penelitian ini juga berbasis

pustaka yaitu penelitian yang dilakukan dimana obyek penelitian biasanya

didapatkan dari informasi melalui kepustakaan baik berupa buku, jurnal ilmiah,

artikel dan surat kabar dan sumber lain yang dapat mendukung penelitian. Adapun

metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

a. Jenis dan Sumber Data

Sebagai penelitian berbasis pustaka, ada dua jenis data yang

diperlukan dalam penelitian ini, data primer dan data sekunder.

Data primer dalam penelitian ini adalah sebuah data yang sangat

relevan dengan kajian tokoh. Data primer yang akan digunakan

nantinya adalah buku karya Asma Barlas dalam terjemahan bahasa

Indonesia yang berjudul “Cara Qur’a>n Membebaskan Perempuan”,

                                                            22Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 2009) hlm.119 

Page 39: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

21  

karya Asma Barlas ini sangat lengkap, karena dalam buku ini

Asma Barlas secara panjang lebar berbicara perempuan dan

segalan persoalannya yang berikatan dengan relasi jender dan

patriarki.

Adapun data sekunder adalah data adalah apabila

relevansinya dengan kajian ini tidak memiliki relevansi terlalu

kuat. Meskipun demikian dalam penerapannya penelitian ini, data

sekunder memiliki peran tersendiri untuk menambahkan sebuah

perspektif lain dari kajian ini.

Sumber data skunder yang hendak digunakan nantinya

adalah data yang mempunyai relevansi dengan kajian ini. Baik

berupa buku, jurnal dan artikel dan sumber lain yang

memungkinkan mendukung penelitian ini seperti beberapa artikel

yang telah ditulis oleh Asma Barlas dalam berbagai kesempatan

baik diseminar dan jurnal dan dan tulisan-tulisan lain yang tersebar

media massa.

b. Teknik Pengumpulan Data

Data-data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan

baik berupa buku, artikel, esai jurnal ilmiah. Data-data tersebut

kemudian diklasifikasikan berdasarkan relevansi dan

sumbangannya terhadap kajian ini. Karena tidak menutup

kemungkinan dari data-data ini tidak secara langsung mengkaji

seperti dan bersinggungan dengan penelitian ini. Akan tetapi

Page 40: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

22  

sumber sekunder ini memiliki peran sebagai data pelengkap

kekurangan penjelasan dari pokok kajian ini.

c. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data digunakan untuk mengolah data-

data yang telah terkumpul. Setelah diperoleh data baik primer dan

sekunder serta relevansinya, kemudian dilanjutkan dengan

beberapa langkah untuk disajikan. Adapun angkah-langkah

penyajiannya sebagai berikut:

1) Langkah-langkah Penyajian

Setelah menganalisis dan menyeleksi data-data

yang telah terkumpul. Peneliti kemudian melakukan

penyajian. Penyajian dilakukan dengan pertama-tama

dengan mendeskripsikan secara umum konstruksi

bangunan pemikiran Asma Barlas untuk mengetahui

apa saja yang mempengaruhi dan menjadi latar

belakang pemikiranya. Selanjutnya akan dianalisis

pemikiranAsma Barlas tentang pembebasan terhadap

perempuan atau epistimologi antipatriarki yang

didasarkan pada konsep al-Qur’a>n yang bersesuaian

prinsip dengan konsep Tauhid. Serta pengungkapan

segi historis yang telah membentuk perempuan menjadi

sebab-sebab munculnya ketidak adilan terhadap

perempuan yang banyak ditentukan oleh doktrin.

Page 41: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

23  

2) Pendekatan

Pendekatan yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan normatif-historis.

Sebagaimana pendapat Amin Abdullah dalam bukunya

Studi Agama Normativitas atau Historisitas, dalam

wacana studi agama kontemporer. Fenomena

keberagamaan manusia dapat dilihat dari berbagai sudut

pendekatan. Sehingga fenomena keberaagamaan tidak

hanya dilihat dari sudut pandang normativitas ajaran

wahyu semata. Meskipun fenomena ini adalah

merupaka ciri khas dari agama-agama yang ada

termasuk Islam sendiri. Pada sisi lain juga harus dilihat

dari sudut pandang historisitas yang melibatkan

pemahaman dan interpretasi orang-perorangan,

kelompok-kelompok terhadap norma-norma ajaran

agama yang dipeluknya. Serta model amalan dan

praktek-praktek ajaran agama yang dilakukannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Secara umum normativitas ajaran wahyu

dibangun, diramu, dibakukan dan ditelaah lewat

pendekatan doktrinal-teologis. Sedangkan historisitas

keberagamaan manusia ditelaah lewat berbagai sudut

pendektan. Keilmuan sosial-kegamaan yang sifatnya

Page 42: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

24  

multi dan inter disipliner. Baik lewat pendekatan

historis, fiosofis, psikologis, sosiologis, kultural,

maupun antropologis.23

Dengan kedua pendekatan diatas dengan

karakternya masing-masing. Normativitas dengan latar

belakang yang berangkat dari teks yang sudah tertulis

didalam teks suci agama hingga batasan-batasan

tertentu, dan dengan coraknya yang literalis, tekstual

dan skripturalis. Historisitas lebih bersifat historis

(menyejarah).24Keduanya berjalan sesuai dengan ciri

khas masing-masing, pendekatan historisitas yang lebih

dekat dengan fenomena keagamaan, sedangkan

normativitas yang lebih dekat pemahaman keagamaan

yang cenderung “absolut”, membakukan teks yang

sudah tertulis.

Kedua jenis pendekatan ini, baik teologis-

normatif dan pendekatan yang bersifat historis-empiris

sangat diperlukan dalam melihat penelitian. Kedua

pendekatan ini harusnya menjadi dua entitas yang saling

                                                            23Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996), hlm v  24 Historis disini berarti adalah suatu pemahaman yang sudah berada pada ruang dan

waktu, ruang yang dimaksud adalah muatan lokal-partikular yang ikut mewarnai keberagamaan Islam dimanapun berada sedangkan waktu adalah sejarah peradaban era klasik-skolastik maupun modern yag diukir oleh kalangan muslim. Lihat pendahuluan Amin Abdullah dalam buku Membaca al-Qur’a>n Bersama Mohammed Arkoun, (Yogyakarta: 2012), hlm.26  

Page 43: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

25  

mengoreksi, menegur, dan memperbaiki kekurangan

yang ada pada kedua pendekatan tersebut. Karena pada

dasarnya pendekatan apapun yang digunakan dalam

studi agama tidak akan mampu menyelesaikan

persoalan kemanusiaan secara sempurna. Jika hanya

menggunakan salah satu diantara keduanya, misalkan

pendekatan teologis-normatif saja yang di gunakan

maka, akan menghantarkan masyarakat pada

keterkungkungan berpikir. Sehingga, akan muncul truth

claim. Kehadiran pendekatan historis-empiris akan

memperlihatkan seberapa jauh aspek-aspek eksternal

seperti aspek sosial, politik, dan ekonomi yang ikut

bercampur dalam praktik-praktik ajaran teologis.25

Dengan kedua kerangka berpikir nomativitas

dan historisitas peneliti akan mendiskripsikan serta

menganalisis pemikiran Asma Barlas dalam

menafsirkan al-Qur’a>n. Berkaitan dengan pembacaan

al-Qur’a>n yang berkeadilan jender dan menyingkap

epistemologi anti patriarki. Serta pembacaan terhadap

ayat al-Qur’a>n yang mempertimbangkan tekstualitas al-

Qur’a>n, watak kepaduan topik dalam teksnya yang

berserak merupakan basis normatif.

                                                            25 Siswanto, Perspektif Amin Abdullah Tentang Integrasi Interkoneksi dalam Kajian

Islam”, Teosofi, III, Desember 2013, hlm.382 

Page 44: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

26  

Pengungkapan pandangan Asma Barlas akan

perlunya memahami konteks pewahyuan al-Qur’a>n

yang berlatar preseden patriarki, sejatinya menunjukkan

pada basis historisitas. Karena pertimbangan konteks

historis penafsiran al-Qur’a>n selama ini didominasi oleh

kaum konservatif dan patriarkis. Kedua hal ini

merupakan perwujudan dari watak penafsiran

konservatif dan patriarkis (textualization of mysoginy),

yang lebih banyak ditentukan oleh sejumlah teks

sekunder dalam Islam sebagai bentuk otorotas makna

dalam keagamaan.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan mensistemtisasi kajian ini agar terstruktur, maka

rasionalisasi dan sistematika pembahasan ini adalah sebagai berikut:

Pembahasan dan hasil penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab. Bab

pertama adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian

dan sistematika pembahasan.

Bab kedua berisi tentang biografi Asma Barlas yang berisi latar belakang

kehidupannya, latar belakang pendidikan, karya-karya yang telah ia tulis.

Penjabaran biografi dan akar pemikiran ini di diskripsikan guna mengetahui

bangunan pemikiran Asma Barlas yang telah membentuk pola pikirdan bias

subyektivitas intelektualnya. Mengingat bangunan pembebasan Asma Barlas

Page 45: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

27  

dengan sinaran Tauhid, maka akan diuraikan beberapa pengertian dan

perkembangan keilmuan Tauhid itu sendiri dari waktu- kewaktu dalam menjawab

tanangan modernitas serta permasalahan yang sedang dihadapi oleh umat Islam.

Pemilihan istilah teologi tak lain adalah sarana pembebasan revolusioner, serta

beberapa pengertian gender yang akan mengantarkan pemahaman tentang gender.

Bab ketiga dalam penelitian ini natinya akan membahas tentang konstruksi

pemikiran egalitarianisme dan anti patriarki al-Qur’a>n yang digagas oleh Asma

Barlas. Diawali dengan memberikan contoh beberapa ayat yang biasa digunakan

sebagai dalil keberpihakan teks al-Qur’a>n akan partiarki, juga faktor lain yang

telah ikut serta membentuk pemahaman akan ketertindasan perempuan, seperti

faktor penciptaan perempuan.

Dalam bab ini juga akan dibahas sinaran tologis pembebasan, dengan

meletakkan pemahan adanya kesesuain antara Tuhan dan firmanya (sinaran

ontologi Tuhan), yang kemudian ia sebut sebagai divine ontology. Pembacaan

dimulai dengan pembahasan seputar faktor bias jender yang mengesankan

mendukung atas patriarki, serta mencirikan konstruksi pemikiran Asma Barlas

dalam pembebasan terhadap perempuan melalui hermeneutika al-Qur’a>n dengan

menemukan kunci pembacaan al-Qur’a>n sebagai teks anti patriarki dengan

mengaitkannya dengan ontologi Ilahi yang meliputi, ke-Esa-an, ke-Adil-an dan

ke-Unik-an Tuhan serta desakralisasi nabi sebagai Ayah.

Bab keempat adalah analisis, ditujukan untuk menemukan basis bangun

normatif-historis pemikiran Asma Barlas dalam menganalisis patriarki dengan

mengunkapakan aspek-aspek al-Qur’a>n yang mebebaskan dan aspek-aspek

Page 46: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

28  

historis yang bias patriarkis.

Kelima penutup, pada bab ini akan disimpulkan hasil dari analisis yang

diperoleh, baik dari difinisi tentang epistimologi antipatriarki, konsep kesetaraan

(egalitarianisme) dalam al-Qur’a>n serta kesetaran jender antara laki-laki dan

perempuan, serta saran dan kritik untuk mengarahkan penelitian lebih lanjut

kepada penelitian mendatang dengan mengemukakan kritik dan yang membawa

pada kajian yang lebih dialektis.

Page 47: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

168  

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan dari awal

hingga akhir dari penelitian ini berkenaan dengan membebaskan perempuan dari

patriarki yang dilakukan oleh Asma Barlas mulai dari metode yang ia gunakan

dan sarakan hingga pendekatan yang digunakan sebagai langkah untuk

membebaskan perempuan dari budaya patriarki. Sebagai hasil akhir dari

penelitian ini, peneliti mendapat beberapa kesimpulan dari hipotesis yang kami

susun, adapun hasil kesimpulan diantaranya:

1. Berkenaan dengan konstruksi pemikira Asma Barlas yang berangkat dari

dua latar belakang negara yakni Pakistan dan Amerika. Di Pakistan realitas

yang alaminya adalah rezim otoriter Ziaul Haq yang sedang gencar-

gencarnya menerapkan syari’at sebagi hukum positif.

Dalam penerapannya hukum syari’at yang dicanangkan Ziaul Haq

banyak merugikan terhadap perempuan. Sehingga pemikirannya bayak

tertuju untuk kritik kebijakan otoriter tersebut. Kebijakan tersebut juga

didukung oleh para pemuka agama. Sehingga kritikannya banyak

ditujukan pada ulama di pakistan, terutama para ulama’ yang berpandagan

konservatif terhadap kebijakan yang menindasa perempuan.

Di Amerika juga sama realitas masyarakat Amerika banyak

menganggap Islam sebagai sutu yang aneh. Bayak warga Amerika

Page 48: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

169  

beranggapan bahwa Islam adalah agama yang anti kesetaraan dan anti

kedamaian. Pernyataan semacam ini dikarenakan banyaknya praktik

seperti perbudakan, sunat perempuan, jilbab dan jihad yang sebenarnya

dalam pandangan Asma Barlas kecil kaitannya dengan Islam.

Kedua,bekenaan dengan metode yang digunakan Asma Barlas

untuk menegaskan bahwa al-Qur’a>n sangat antipatriarki. Adapun metode

yang digunakan yakni metode sejarah dan hermeneutika.

Metode sejarah digunaknnya untuk mengungkapkan karakter

politik tekstual dan seksual yang berkembang dalam Islam, terutama

proses yang telah menghasilkan penafsiran yang patriarkis. Secara historis

patriarki ini justru banyak didukung oleh pemahaman terhadap teks pokok

yang normatif yaitu al-Qur’a>n.

Sedangkan metode hermeneutika digunakan untuk menemukan

pemaknaan baru didalam al-Qur’a>n yang egaliter dan antipatriarki. Metode

hermeneutika ini dimulai dengan tiga langkah yatu, pertama, menjelaskan

karakter teks al-Qur’a>n yang polisemik. Langkah ini digunakan untuk

membuka berbagai kemungkinan pemaknaan baru dan sebagai kritik

terhadap penafsiran yang reduksionis dan esensial.

Kedua, menolak pandangan relativisme penafsiran. Pandangan ini

menolak bahwa semua penafsiran benar. Jika tidak ditolak maka

penafsiran yang patriarkis juga berarti benar. Sehingga akan menghalangi

model pembacaan yang egaliter dan antiptri terhadap al-Qur’a>n.

Page 49: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

170  

Ketiga, meletakkan kunci-kunci hermeneutika untuk membaca al-

Qur’a>n dalam karakter Diri Tuhan. Hermeneutika pembebasan akan

didapat dari karakter Tuhan yang ada dalam al-Qur’a>n seperti karakter ke-

Esa-an, ke-Adil-an dan ke-Unik-an Tuhan.

Ketiga karakter hermeneutika pengungkapan Diri Tuhan ini dalam

pandangan Asma Barlas sangat antipatriarki. Ketiga karakter secara

otomatis akan memutus segala hak yang sejatinya hanya milik Tuhan.

Maka tidak akan ada kedaulatan laki-laki atas perempuan.

2. Berkaitan dengan pembacaan dengan model hermeneutika. Asma Barlas

memposisikan al-Qur’a>n sebagai sebuah teks. Karena dalam

kesejarahannya wahyu Tuhan tersebut telah menjelma dalam bentuk

tulisan berbahasa Arab.

Dengan memposisikan al-Qur’a>n sebagai teks juga telah

memungkinkan Asma Barlas untuk melakukan penerapan metode

hermeneutika. Hermeneutika sangat erat kaitannya dengan pencarian

makna sebuah teks.

Pada dasarnya hermeneutika dalam kaitanya dengan teks ada tiga

bentuk hubungan hermeneutika yaitu, hubungan penggagas dengan teks,

hubungan pembaca dengan penggagas dan hubungan pembaca dengan

teks.

Jika dikaitkan dengan hermeneutika yang digunakan Asma Barlas,

hermeneutikanya tergolong hermeneutika fenomenologis dan

pascastrukturalis. Dalam pembacaan Asma Barlas terhadap al-Qur’a>n

Page 50: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

171  

sebagai teks telah mengantarkan pada hermeneutika pembebasan yang ia

bangun yaitu, mengaitkan teks dengan penggagas. Karena dalam

pandangan Asma Barlas ada kesesuaian yang sempurna antara Tuhan

(ontologi Ilahi) dengan firman Tuhan (wacana Ilahi). Sehingga kunci-

kunci hermeneutika seperti ke-Esa-an, ke-Adil-an dan ke-Unik-an yang ia

gunakan tak lain adalah merupakan karakter penggagas teks al-Qur’a>n

sebagai wacana Ilahi.

Sedangkan metode hemeneutika poststruktural terlihat saat metode

ini digunakan Asma Barlas untuk menganalisis hegemoni atas pemaknaan

yang dilakukan oleh negara dan para mufassir otoritatif. Karena dalam

Pandangan Asma Barlas pemaknaan terhadap al-Qur’a>n banyak

dipolitisasi untuk kepentingan kelompok tertentu untuk menyingkirkan

yang lainnya.

Sepeti yang terjadi di Pakistan penerapan syari’at yang dilakukan

pemerintah Ziaul Haq tak lain hanyalah karena kepentingan politik untuk

mendominasi lawan-lawan politiknya dari kalangan nasionalis. Maka

pembacaan kaum-kaum otoritatif dalam konteks pembacaan sering sekali

terselip kepentingan-kepentingan untuk mendominasi termasuk dalam

penetapan undang-undang dan pemaknaan terhadap teks kitab suci.

3. Berkaitan dengan metodologi yang digunakan Asma Barlas dalam

menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan perempuan Asma Barlas

mengunakan metodologi gerak ganda seperti yang dilakukan oleh

Fazlurrahman yakni melakukan pembacaan dari depan dan belakang.

Page 51: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

172  

Metodologi pembacaan dari belakang ditempuh untuk mencari makna dari

pernyataan al-Qur’a>n dengan mengkaji situasi historis dan problem

historis dimana pernyataan itu merupakan jawabannya. Sedangkan

membaca dari depan teks berarti melakukan kontekstualisasi ulang al-

Qur’a>n berdasarkan kebutuhan masa kini.

Selain gerak ganda pembacaan dengan cara yang intrinsik. Yakni

membaca menggali apa yang telah ada didalam al-Qur’a>n. Karena al-

Qur’a>n memiliki makna-makna tertentu yang saling menafsirkan satu

dengan yang lainnya

4. Berkenaan dengan agenda pembebasan terhadap perempuan dari patriarki

dan ketidak setaraan gender didalam al-Qur’a>n yang memiliki pelakuan

berbeda terhadap laki-laki dan perempuan. Karena dalam beberapa

persoalan semisal pernikahan, perceraian dan saksi yang selama ini

dipahami sebagai bukti nyata karakteristik al-Qur’a>n yang patriarkis dan

anti kesetaran.

Kedua klaim ini hendaknya dipahami sebagaimana klim para

feminis. Kalin ini bahwa memperlakukan laki-laki dan perempuan secara

berbeda tidak berarti harus memperlakukan mereka secara tidak setara dan

memperlakukan mereka secara sama juga tidak berarti memperlakukan

mereka secara setara. Sehingga begitupun perlakuan berbeda didalam al-

Qur’a>n terhadap laki-laki dan perempuan yang tidak didasarkan pada

klaim tentang perbedaan dan kesamaan gender.

Page 52: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

173  

Begitu juga dengan perbedaan biologis antara laki-laki dan

perempuan hendaknya juga dipahami bahwa perbedaan fisik tidak

kemudian membedakan mereka dalam tataran moral dan etika.

Maka cara memahami al-Qur’a>n agar dapat menjadi teks yang

egaliter dan antipatriarki serta membebaskan, hendaknya tidak membaca

al-Qur’a>n sebagai teks dua gender. Maksudnya tidak memahaminya

sebagai teks yang mengandung suara laki-laki dan perempuan.

5. Aliran feminis yang mempengaruhi Pemikiran Asma Barlas adalah aliran

ekofeminis. Teori ini yang menonjolkan kualitas feminin. Hal ini dapat

dilihat dari contoh penfsirannya tentang kata rahi>m yang bersanding

dengan kata taqwa untuk menonjolkan kualitas perempuan dari pada laki-

laki.

6. Berkenaan dengan agenda pembebasan yang digagas Asma Barlas dalam

ruang lingkup normatif dan historis:

Secara normatif, Asma Barlas menolak patriarkisme dalam

menafsirkan al-Qur’a>n. Jika yang dimaksud adalah aturan ke-bapak-an

atau politik politik pengistimewaan laki-laki. Untuk membuktikanya al-

Qur’a>n antipatriarki dan sebaliknya al-Qur’a>n mengajarkan

egalitarianisme. Asma Barlas menguraikan panjang lebar konsep Tauhid

untuk membebaskan perempuan, dengan cara mengaitkan kesesuaian

antara ontologi Ilahi dan wacana Ilahi dan mendesakralisasi nabi sebagai

Ayah.

Page 53: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

174  

Secara historis, patriarki itu justru didukung oleh faktor historis

atau sejarah dalam memahami al-Qur’a>n. historisitas tersebut meliputi

metode yang digunakan, konteks historis al-Qur’a>n dan penafsirannya

yang berlatar patriarkis.

Begitu juga dengan bahasa yang ada dalam al-Qur’a>n untuk

berkomunikasi dengan manusia merujuk pada laki-laki. Meskipun ada

penggunaan konsep lain dalam menyebutnya semisal Pencipta dan yang

Mewahyukan.

Begitu juga dengan doktrin tentang ke-Tuhan-an yang juga ikut

mewarnai pemahaman tentang Tuhan banyak mendukung kearah

antromorfisme telah melahirkan penggambaran Tuhan yang sangat

patriarkis. Semisal mengidentikkan Tuhan dengan berbagai sifat-sifat

maskulin.

Meskipun ada sifat lain yang feminin yang juga harus

dipertimbangkan. Hal ini seolah-olah memberikan kesan penggenderan

pada sosok Tuhan, yang mana anggapan seperti ini banyak di bangun oleh

para teolog muslim (kalam) yang sejatinya hanyalah juga pemahaman

tentang Tuhan bukan Tuhan itu sendiri.

B. Saran-Saran

Saran-saran ini kami tujukan kepada peneliti selajutnya bagi mahasiswa

Ushuluddin dan Pemikiran Islam khusunya jurusan Ilmu al-Qur’a>n dan tafsir.

Penelitian lebih lanjut, berkenaan dengan pemikiran Asma Barlas ini sebenarnya

Page 54: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

175  

sudah ada yang mengkaji pemikirannya. Namun masih banyak lagi pemikiran

yang belum tersentuh secara untuh berkenaan dengan konsep lain yang dia bangun

dalam memahami Islam dan perempuan tentunya.

Dari telaah pustaka peneliti sudah menyebutkan tiga penelitian terhadap

tokoh ini. Ketiga penelitian tersebut menfokuskan penelitinnya hanya

berdasarkan salah satu tema pokok dari sekian saja. Jika dilihat dari dimensi

pemikirannya Asma Barlas memiliki spektrum pemikiran yang luas. Dalam

melihat permasalahan al-Qur’a>n saja ada beberapa teori yang belum tersentuh

secara utuh saya rasa semisal konsep teks, tektualitas, intertekstualitas dan kontek

ekstratekstualitas beserta konsep gendernya belum ada yang membahasnya secara

utuh dalam satu kajian.

Jika pada dua penelitin sebelumnya terpusat pada metode dan prinsip

hermeneutika dan kedudukan perempuan sudah ada yang membahasnya.

Posisi peneliti kali ini hanya mengambil satu pokok saja dari sekian pemikiran

Asma Barlas yakni pembebasan perempuan dari budaya patriarki. Sehingga

penelitian lanjutan dari tokoh ini masih punya peluang untuk diteliti lebih

lanjut.

Page 55: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

176  

Daftar Pustaka Abdullah M. Amin. Studi Agama Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1996. Ali Engineer, Ashghar. Islam dan Pembebasan. terj. Hairus Salim dan Imam

Baihaqy, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. -------------- Islam dan Teologi Pembebasan, terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009. Barlas, Asma. Believing Women in Islam Unreding Patriarchal. United States of

Amerika: Uiversity of Texas Press, 2002. -------------- Cara al-Qur’a>n Membebaskan Perempuan. Jakarta: PT. Serambi Ilmu

Semesta, 2005.  College Ithaca, “Curriculum Vitae” dalam http://faculty.ithaca.edu/abarlas/,

diakses tanggal 20 Agustus 2015. Dzuhayatin, Siti Ruhaini (dkk.). Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan

Gender dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Fakih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta, 2012. Hanafi. A. Pengantar Teologi Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1980. Hanafi, Hassan. Dari Akidah ke Revolusi, Sikap Kita Terhadap Tradisi Lama, terj.

Asep Usman Ismail dkk. Jakarta: Paramadina, 2003. Hasan, Rias. Islam dari Konservatisme sampai Fundamentalisme. Jakarta:

Rajawali, 1980. Haque, Ziaul. Wahyu dan Revolusi. Yogyakarta: LKiS, 2000. Hidayat, Komarrudin. Memahami Bahasa Agama. Jakarta: Paramadina, 1996. In’am Asha. Muhammad. Falsafah Kalam Sosial. Malang: UIN Maliki, 2010. ---------------Rethingking Kalam, Sejarah Sosial Pengetahuan Islam, Mencermati

Dinamika dan Arah Perkembangan Kalam Islam Kontemporer. Yogyakarta: eSAQ, 2006.

---------------Teologi Islam, Isu-isu Kontemporer. Malang, UIN Malang Press, 2005.

Page 56: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

177  

Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia. cet.II, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.

Jamil, Asriati dan Lubis, Amany, Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah,

Pengantara Kajian Gender. Jakarta, PSW UIN Syarif Hidayatullaah. 2003.

Lowly, Michael. Maxisme dan Teologi Pembebasan. terj. Roem Tumatipasang

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Mudzar, H. M. Atho. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur, 2007), hlm. 7. Mustaqim, Abdul dan Samsuddin, Sahiron. Studi Al-Qur’a>n Kontemporer.

Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002. Murata, Sachiko. The Tao of Islam, Kitab Rujukan Gender dalam Kosmologi dan

Teologi Islam. terj, Rahmani Astuti dan M.S Nasrullah, Cet VIII Bandung: Mizan, 2000.

Nasution, Khoiruddin, Pengantar Studi Islam. cet.I Yogyakarta: Academia, 2009. Nugroho, Rian. Gender dan Strategi Pengarus Utamaannya di Indonesia.

Yogyakarta: 2008. Nursaid, Perempuan Dalam Himpitan Teologi Dan HAM. Yogyakarta: Pilar

Media, 2005. Rahman, Fazlur. Islam dan Moderinitas: Tentang Transformasi Intelektual. terj,

Ahsin Muhammad Bandung: Pustaka, 1985. Ricoeur, Paul. Hermeneutika Ilmu Sosial, Cet.I, terj. Muhammad Syukri.

Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2006.   Suriasumantri, Jujun S. Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan, 2009. Suwarsi. Teologi Pembebasan. Yogyakarta: Jendela, 2000. Soroush, Abdul Karim Menggugat Otoritas dan Tradisi Agama, terj. Abdullah

Ali. Bandung: Mizan, 2002 Setyawan, Eta. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ofline. Versi 1.51. Pusat Bahasa

Kemendiknas, 2013.

Page 57: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

178  

Syariati, Ali. Sosiologi Islam, Pandangan Dunia Islam dalam Kajian Sosilogi untuk Gerakan Sosial Baru. terj. Arif Mulyadi,Yogyakarta: Rausyan Fikr Institute, 2012.

Taufiq, Muhammad. Qur’a>n in Ms Word. Ver. 2.2.0.0, Taufiq Product. 2013. Umar, Nasaruddin. Perspektif Gender dalam Islam. Jakarta Selatan:

Paramadina,1998. Wadud, Amina. Wanita Didalam Al-Qur’a>n. terj.Yaziar Radianti. Bandung:

Pustaka, 1994. -------------------- Qur’a>n Menurut Perempuan: Meluruskan Bias Gender dalam Tradisi

Tafsir, Terj. Abdullah Ali. Jakarta: Serambi, 2001 Wijaya, Aksin. Arah Baru Studi Ulumul al-Qur’a>n. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009.

Page 58: MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis …digilib.uin-suka.ac.id/20313/2/08530080_BAB-I_IV-atau-V... · 2016-04-21 · MEMBEBASKAN PEREMPUAN DARI PATRIARKI (Analisis Normativitas-Historisitas

CURRICULUM VITAE Nama : Ahmad Shadiq

Tempat/tanggal lahir : Jember, 25 September 1989

Alamat di Yogya : Gowok, Wisma Bhineka, Nogorojo No. 12 A

Alamat asal : Jember, Kec. Silo, Desa Pace, RT/RW 002/014

Email : [email protected]

Nomor HP : 089502937865

Nama Orang Tua

Ayah : Muhammad Ilyas

Ibu : Meisuna

Riwayat Pendidikan :

1. Formal

a. TK R.A Muqaddimatul Akhlaq Jember 1995-1996

b. MI Muqaddimatul Akhlaq Jember 1996-2002

c. MTs Muqaddimatul Akhlaq Jember 2002-2005

d. SMA Al-Falah Jember 2005-2008

2. Non Formal

Madrasah Ula Ponpes al-Falah, Karangharjo, Silo, Jember 2005-2008

Pengalaman Organisasi :

1. Kaderisasi PMII Rayon Ushuluuddin 2008-2009

2. BSOR PMII Komisariat UIN Suka 2009-2010

3. Kepelatihan PSHT Komisariat UIN Suka 2009-2010

4. Wakil Ketua BEM-F Ushuluddin Periode 2013-2014

5. Anggota The al-Falah Institute 2008- (sekarang)