MEMBANGUN RICE ESTATE untuk M enuju K edaulatan P angan N asional
description
Transcript of MEMBANGUN RICE ESTATE untuk M enuju K edaulatan P angan N asional
MEMBANGUN RICE ESTATE untuk Menuju Kedaulatan
Pangan Nasional
Dr. Ing. Ir. Bandul SuratmoHanim Zuhrotul Amanah, STP, MP.
Universitas Gadjah MadaYogyakarta
2013
2
KESENJANGAN ANTAR KAWASAN
Indonesia Pengimpor Beras ??• Masuknya beras impor ke dalam negeri sepertinya belum dapat
terelakan hingga saat ini. Buktinya dari waktu ke waktu, selalu ada peningkatan impor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance, Senin (4/11/2013), ada 51 ribu ton beras yang diimpor pada bulan September atau senilai US$ 27 juta atau Rp 306,2 miliar.
Sementara bulan sebelumnya, impor beras tercatat 36 ribu ton atau US$ 19,1 juta. Jika diakumulasi selama 9 bulan (Januari-September), impor sudah mencapai 353.485 ton atau US$ 183,3 juta.
Dari mana ???
• Beras impor sebenarnya datang tak jauh dari Indonesia. Terbesar impor berasal dari Vietnam, dengan volume pada bulan September 18 ribu ton atau US$ 11,1 juta.
• Negara selanjutnya adalah India dengan laporan 24 ribu ton atau US$ 9,5 juta.
• Kemudian Thailand dengan 5297 ton atau US$ 4,1 juta, Pakistan sebesar 1.500 ton atau US$ 550 ribu dan negara lainnya sebesar 953 ton atau US$ 1,67 juta.
Tahun Produksi (kiloton) Tahun Produksi
(kiloton) Tahun Produksi (kiloton) Tahun Produksi (kiloton)
1983 25.932 1992 31,356 2001 31,891 2009 40,6561984 24,006 1993 31,318 2002 32,130 2010 42,43**
1985 26.542+ 1994 30,317 2003 32,950 2011 41,32
1986 27,014+ 1995 32,34 2004 33,490 2012 43,6
1987 27,253+ 1996 33,216 2005 34,120
1988 28,340 1997 31,206 2006 34,600
1989 29,072 1998 31,118 2007 36,970+§
1990 29,366 1999 31,294 2008 38,078+#
1991 29,047 2000 32,130 2008 40,34*
Produksi beras diprediksi sebagai 63,2% dari produksi Gabah Kering Giling (GKG):
Program Pembangunan Pertanian?????
Berorientasi pada sistem dan usaha agribisnis, pada pokoknya harus disesuaikan dengan
proses pergeseran mendasar dari masyarakat tradisional/ subsistem menjadi masyarakat
modern berbasis pertanian, yang merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani
dan mendorong berkembangnya usaha pertanian secara komersial untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani
Proses Pengolahan Padi menjadi Beras
N0 Komponen Mutu
Satuan Mutu I
Mutu II
MutuIII
MutuIV
Mutu V
1 Derajat sosoh (min) (%) 100 100 95 95 85
2 Kadar air (maks) (%) 14 14 14 14 15
3 Butir Kepala (Maks) (%) 95 89 78 73 60
4 Butir Patah (maks) (%) 5 10 20 25 355 Butir Menir (maks) (%) 0 1 2 2 56 Butir Merah (maks) (%) 0 1 2 3 37 Butir Kuning
/Rusak (maks)(%) 0 1 2 3 5
8 Butir Mengapur (maks)
(%) 0 1 2 3 5
9 Benda Asing (maks) (%) 0 0,02 0,02 0,05 0,2010 Butir Gabah (maks) Butir/
100gr0 1 1 2 3
SYARAT MUTU BERAS SNI 6128:2008
Mekanisasi pertanian ?• Penerapan mekanisasi pertanian ini mempunyai banyak
sekali kelebihan salah satunya adalah waktu olah yang relative lebih cepat , dengan kondisi lahan yang luas dan olahan yang cepat maka tingkat efisiensi-efisiensinya dapat diminimumkan.
• Selain itu dengan penerapan mekanisasi pertanian maka untuk proses pembukaan lahan, pengolahan lahan, pemeliharaan, pemanenan dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik.
• Penerapan mekanisasi pertanian dapat mempengaruhi terhadap nilai nilai ekonomi hasil.
Peranan Mekanisasi PertanianAdalah meningkatkan produktivitas lahan, nilai
tambah dan mutu hasil pertanian
Merupakan kebutuhan dasar dalam mendukung keberhasilan pembangunan agroindustri dan agribisnis
nasional.
Hal tersebut terkait dengan upaya peningkatan produksi, menurunkan kehilangan hasil dan meningkatkan efisiensi usaha agribisnisnya.
Mekanisasi Pertanian
Pengolahan Tanah
Pemanenan
Pengeringan
Penggilingan Padi
PerontokanPemanenan
Pemanenan Mekanis
Model Kemitraan
• Sewa (lahan pemilik disewa selama sekian tahun)
• Sistim bagi hasil (berupa produk atau uang)• Sistem setoran, pemilik mengolah, seluruh
hasil (yang memenuhi syarat) dibeli oleh perusahaaan
• lainnya
Terima Kasih
Wassalam Wr Wb