MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27...

82
MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN BERCERMIN PADA SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO MARIA SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat Agama Katolik OLEH: ARNOLDUS YANSEN LEU NPM: 15. 75. 5622 SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO 2020

Transcript of MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27...

Page 1: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN BERCERMIN

PADA SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO MARIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat

Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat

Agama Katolik

OLEH:

ARNOLDUS YANSEN LEU

NPM: 15. 75. 5622

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO

2020

Page 2: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

GUSTI N. MADUNG

STFK LEDALERO

Dr. YOSEF KELADU

WAKIL KETUA I

LEMBARAN PENERIMAAN JUDUL

1. NAMA : ARNOLDUS YANSEN LEU

2. NPM : 15. 75. 5622

3. JUDUL SKRIPSI : MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK

YANG UTUH DENGAN BERCERMIN PADA

SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO MARIA

4. PEMBIMBING DAN PENANGGUNG JAWAB

1. ANTONIUS MARIUS TANGI, Drs., Lic

(Penanggung Jawab)

2. Dr. BERNARDUS BOLI UJAN

3. GREGORIUS SABON KAI LULI, Drs., Lic

5. TANGGAL DITERIMA : 30 Juni 2020

6. MENGESAHKAN: 7. MENGETAHUI:

Page 3: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi

Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero Dan

Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Filsafat Program Studi

Ilmu Teologi-Filsafat

Agama Katolik

Pada Tanggal

27 Juni 2020

Mengesahkan

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO

KETUA

DEWAN PENGUJI:

1. ANTONIUS MARIUS TANGI, Drs., Lic

2. Dr. BERNARDUS BOLI UJAN

3. GREGORIUS SABON KAI LULI, Drs., Lic

Dr. OTTO GUSTI NDEGONG MADUNG

Page 4: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arnoldus Yansen Leu

Npm : 15. 75. 5622

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya ilmiah saya sendiri, dan

bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain.

Semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini

telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan pada catatan kaki dan

daftar pustaka.

Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan atau penyimpangan, berupa

plagiasi atau penjiplakan dan sejenisnya di dalam karya ilmiah ini, saya bersedia

menerima sanksi akademis yakni pencabutan skripsi serta gelar yang saya peroleh

dari skripsi ini.

Ledalero, 27 Juni 2020

Yang menyatakan

Arnoldus Yansen Leu

Page 5: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

v

KATA PENGANTAR

Perkembangan dalam kehidupan manusia sangat mempengaruhi keutuhan

dalam setiap pribadi manusia. Manusia yang karena tuntutan zaman dapat bersikap

sesuka hati bahkan meninggalkan apa yang menjadi spirit utama dalam kehidupan

rohani. Perubahan zaman yang semakin modern ini membuat manusia semakin

menjauh dari Tuhan bahkan hanya mengandalkan diri sendiri. Perubahan ini juga

menusuk begitu mendalam hingga merusak keutuhan keluarga-keluarga Kristiani.

Sikap yang terus terbuka dalam perkembangan zaman namun melupakan spirit dasar

kerohanian dapat membawa seseorang bahkan keluarga ke dalam arus kebinasaan.

Perlu melihat lebih dalam bahwa perkembangan zaman bukan pertama-tama mau

membawa manusia kepada kebinasaan, tapi sikap manusia dalam menanggapi

perkembangan zaman itu harus benar-benar terbuka dan berkomitmen pada tiang

kebenaran. Keluarga-keluarga Kristiani yang harmonis adalah keluarga yang

bertahan dalam sikap terbuka terhadap perkembangan zaman namun tetap memeluk

tiang keutuhan dalam rumah tangga dengan sikap bertekun dalam doa-doa dan

membangun sikap baik dengan siapa saja. Keluarga Kristiani adalah teladan hidup

bagi generasi penerus. Oleh sebab itu penanaman nilai-nilai dasar Kristiani harus

diutamakan serta dicontohkan dengan baik kepada generasi penerus yaitu anak-anak.

Melihat kejadian-kejadian yang terdapat dalam setiap keluarga yang dibawah

arus kebinasaan ini maka penulis ingin menawarkan kepada keluarga-keluarga

Kristiani tentang sebuah organisasi doa Legio Maria sebagai tempat di mana

keluarga-keluarga yang tercerai-berai karena dibawa arus kemerosotan zaman,

kembali menemukan jati diri yang sebenarnya. Legio Maria adalah jalan tengah yang

ditawarkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh setiap keluarga. Penulis

bukan bermaksud untuk memaksa keluarga-keluarga Kristiani untuk bergabung

Page 6: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

vi

dalam kelompok Legio Maria, namun tawaran ini sebagai jalan tengah untuk

mengatasi persoalan yang terdapat di setiap keluarga yang tercerai-berai. Karya

pewartaan Legio Maria adalah menyelamatkan mereka yang tersesat akan kembali

diselamatkan oleh kasih keibuan yang diwarisi dari sang ratu Maria. Bersama Maria

bunda Yesus semua anggota legioner berperang memusnahkan kejahatan di setiap

lorong kehidupan keluarga Kristiani.

Berdoa bersama Maria dalam komunitas Legio Maria menjadi titik temu untuk

menjalin kembali hubungan dengan Allah dalam kehidupan manusia. Keluarga yang

tercerai berai akan dipersatukan oleh kekuatan kasih Putera-Nya yaitu Kristus yang

mati di kayu salib untuk menyelamatkan semua orang yang jatuh karena dosa. Oleh

sebab itu, penulis mengajak semua umat Kristiani untuk menanggapi persoalan ini

dengan memperbaiki hidup kerohanian melalui kelompok doa Legio Maria.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis tidak bekerja sendirian. Penulis

banyak mendapatkan uluran tangan kasih yang membantu sehingga karya tulis ini

dapat diselesaikan dengan baik. Menyadari hal ini maka pada tempat pertama,

penulis menghaturkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maharahim atas kasih dan

kesetiaan-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ini. Kedua, penulis juga mengucapkan berlimpah terima kasih kepada:

Antonius Marius Tangi, Drs. Lic yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan

karya tulis ini.

Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membaca karya tulis ini serta mengoreksinya.

Biara ordo karmel yang telah membimbing penulis untuk mendalami spirit Maria

selama berada di biara karmel serta mendapatkan kesempatan untuk membimbing

kelompok doa Legio Maria sebagai pembimbing rohani untuk presidium Maria

Gunung Karmel-Wairklau dan Presidium Ina Ola Ho’i Song-Arat.

Page 7: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

vii

Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero yang dengan segala kekayaan

intelektualnya telah menerima, mendidik dan membentuk penulis menjadi

manusia yang beriman dan berintelektual.

Ibu Ludvina Lanselina, S. Pd. SD. Selaku ketua Legio Maria presidium Maria

Gunung Karmel, Kuria Mawar yang Gaib-Misir, Regia Bunda Kristus-Maumere

serta tim visitasi untuk regia Bunda Kristus-Maumere, yang telah memberikan

sumbangan pikiran mengenai kehidupan organisasi Legio Maria di keuskupan

Maumere.

Ibu Maria Pare, ibu Teresia Kasang, bapak Stefanus Sura, bapak Egidius Naihati,

yang telah mendukung dan menyumbang dengan berbagai cara baik sumbangan

berupa material maupun intelektual.

Kedua orang tua tercinta: bapak Dominikus Leu dan ibu Rosalinda Hoar serta

saudara-saudariku: Robertus Soko, Yohanes Leu, S.Pd, Januaria Theresia Leu,

S.Pd, Isabela W.F. Funan, S.Ip. Nenek Margareta Sobe dan Maria Noni (alm).

Dari kalian semua penulis menerima sejuta kebajikan dan keberanian dalam

menapaki perjuangan hidup ini.

Akhirnya, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi Gereja, seluruh anggota

organisasi Legio Mari, keluarga-keluarga Kristiani, kaum remaja dan bagi siapa

saja yang dengan keterbukaan hati mendalami Legio Maria. Menyadari bahwa

karya tulis ini masih terbatas maka dengan lapang dada penulis mengharapkan

kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan karya tulis ini. Semoga

bermanfaat.

Jalan ini suci dan baik, tempulah jalan ini (Regula karmel 20)

Ledalero, 27 Juni 2020

Penulis

Page 8: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

LEMBARAN PENERIMAAN JUDUL .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….. 5

1.3 TUJUAN PENULISAN ...................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................... 6

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................................. 6

1.4 METODE PENULISAN ..................................................................................... 7

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................................... 7

BAB II MENGENAL LEGIO MARIA DAN PELAYANAN

SPIRITUALITASNYA

2.1. MENGENAL LEGIO MARIA ............................................................................ 8

2.1.1 Pengertian Legio Maria ...................................................................................... 8

2.1.2 Sejarah Legio Maria ........................................................................................... 8

2.1.3 Tujuan Legio Maria .......................................................................................... 10

2.1.4 Semangat Legio Maria ..................................................................................... 10

2.1.5 Masuknya Legio Maria ke Indonesia ............................................................... 12

Page 9: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

ix

2.2 SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO MARIA ........................................... 13

2.2.1 Pengertian Spiritualitas ..................................................................................... 13

2.2.2 Spiritualitas Legio Maria .................................................................................. 14

2.3 KERASULAN LEGIO MARIA ......................................................................... 16

2.3.1 Tugas Utama ..................................................................................................... 16

2.3.2 Tugas Tambahan .............................................................................................. 18

2.3.2.1 Pengudusan Diri Anggota ............................................................................. 18

2.3.2.2 Menjadi Ragi ................................................................................................. 19

2.3.2.3 Mempersatukan Umat ................................................................................... 20

2.4 BATANG TUBUH LEGIO MARIA .................................................................. 22

2.4.1 Veksilium: Gambar Legio Maria ...................................................................... 22

2.4.2 Tessera Legio Maria ........................................................................................ 24

2.4.3 Struktur Organisasi ........................................................................................... 25

2.5. DEVOSI LEGIO MARIA .................................................................................. 27

2.5.1 Pengertian Devosi ............................................................................................. 27

2.5.2 Devosi Kepada Maria ....................................................................................... 28

2.5.3 Penampilan Devosi Legio Maria ..................................................................... 29

2.5.4 Rosario Sebagai Sarana yang Mengarahkan Perhatian Legioner

Terpusat Kepada Devosi Allah ......................................................................... 31

2.5.5 Devosi Sebagai Akar Kerasulan Legio Maria .................................................. 32

2.5.6 Perkembangan Legio Maria dari Evangelisasi Baru ....................................... 32

2.5.7 Legioner dan Tubuh Mistik .............................................................................. 34

BAB III MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN

BERCERMIN PADA SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO MARIA

3.1 KELUARGA ....................................................................................................... .36

3.1.1 Pengertian Keluarga ......................................................................................... 36

3.1.2 Keluarga Sebagai Peletak Dasar Iman ............................................................. 37

Page 10: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

x

3.2 FUNGSI KELUARGA ........................................................................................ .38

3.2.1 Keluarga Adalah Komunitas Pribadi-pribadi dalam Cinta Kasih .................... 38

3.2.2 Keluarga Adalah Persatuan Pembela Kehidupan ............................................. 39

3.2.3 Keluarga Adalah Gereja Rumah Tangga .......................................................... 40

3.2.4 Keluarga Adalah Masyarakat Kecil ................................................................. 40

3.3 KELUARGA MENGAMBIL BAGIAN DALAM TUGAS GEREJA ............... 41

3.3.1 Persekutuan (Koinonia) .................................................................................... 41

3.3.2 Liturgi (Leiturgia) ............................................................................................ 42

3.3.3 Pewartaan Injil (Kerygma) .............................................................................. 42

3.3.4 Pelayanan (Diakonia) ....................................................................................... 43

3.3.5 Kesaksian Iman ................................................................................................ 43

3.4 PERSOALAN YANG DIHADAPI KELUARGA KRISTIANI ......................... 43

3.5 MEMAHAMI TUGAS LEGIO SEBAGAI TITIK TOLAK

PELAYANAN .................................................................................................... 45

3.5.1 Titik Tolak Pelayanan ...................................................................................... 45

3.5.2 Ekaristi Sebagai Sumber Kekuatan .................................................................. 46

3.5.3 Pelayanan Legio Maria Bercermin dari Kitab Suci .......................................... 47

3.5.3.1 Pelayanan dengan Mengenakan Senjata Allah ............................................. 47

3.5.3.2 Legio Maria Menjadi Persembahan Hidup .................................................. 48

3.5.3.3 Pelayanan Harus Berjerih Lelah dan Bekerja Berat ...................................... 49

3.5.3.4 Pelayanan Legio Maria Harus dalam Kasih .................................................. 50

3.5.3.5 Pelayanan Menjalankan Wujud Kerasulan ................................................... 51

3.6 MENJADI KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DALAM

SEMANGAT LEGIO MARIA ........................................................................... 52

3.6.1 Upaya Legio Maria Membangun Keluarga Katolik yang Utuh ....................... 52

3.6.2 Legio Maria Menghidupkan Semangat Devosi Kepada Maria

dalam Keluarga ................................................................................................. 53

3.6.3 Legio Maria Menuntun Keluarga Mengimani Firman Tuhan .......................... 56

3.6.4 Legio Maria Mewujudkan Keluarga yang Memberi Hidup pada Tuhan ........ 57

Page 11: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

xi

3.6.5 Legio Maria Mewujudkan Keluarga yang Berjerih Lelah

dan Bekerja Keras ............................................................................................ 59

3.6.6 Legio Maria Menguduskan Keluarga Penuh Cinta Kasih ................................ 60

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN .................................................................................................. 63

4.2 USUL DAN SARAN ......................................................................................... .65

4.2.1 Bagi Keluarga-keluarga Katolik ....................................................................... 65

4.2.2 Bagi Organisasi Legio Maria ......................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 67

LAMPIRAN…………………………………………………………………………71

Page 12: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia merupakan makhluk rohani atau berdimensi spiritual. Disamping

Homo Laboran dan homo laudens, manusia juga merupakan homo religious.1

Manusia juga merupakan makhluk yang harus bisa beradaptasi dengan segala

perkembangan zaman sambil terus menjaga spiritualitas dalam diri. Setiap manusia

memiliki keyakinan dan ajaran agama masing-masing. Dalam agama Katolik sendiri,

sikap dari Gereja Katolik dalam rangka hidup spiritualitas tersebut terjamin dan

terpenuhi dalam pelbagai bentuk doa dan devosi yang dijalankan umat. Namun,

perkembangan ilmu pengetahuan dengan segala perkembangan teknologi ternyata

membawa manusia ke dalam arus kemerosotan pribadi yang beriman. Spiritualitas

manusia terpengaruh dan jatuh dalam jurang negatif modernisme. Doa-doa tidak

menjadi andalan melainkan Tuhan seperti bola yang dimainkan dalam media sosial.

Gereja sepi dari umat dan banyak umat lebih senang menghabiskan waktu di depan

handphone dan banyak lagi yang di depan layar kaca.2 Kemunduran nilai-nilai

spritualitas terjadi di mana-mana, karena itu kemunduran tersebut terjadi dalam

segala lapisan umat Katolik. Hal ini berpengaruh bukan saja pada aspek sosiologis

tetapi psikologis.3 Timbul rasa malas untuk melakukan kebaktian dan

1 Eben Nuban Timo, Sidik Jari Allah dalam Budaya: Upaya Menjajaki Makna Allah dalam Perangkat

Budaya Suku-suku di Nusa Tenggara Timur (Maumere: Penerbit Ledalero, 2005), hlm. 30.

2 Hasil wawancara dengan Hendrikus Antonius Djuang, Ketua Dewan Kuria Legio Maria

Keuskupan Maumere, pada 11 Februari 2019 di Misir.

3 Gordon G. Allport, “The Person in Psychology (Spikologi Individu Allport),” dalam A.

Suprakitnya (ed.), Teori-Teori sifat dan Behavioristiknya (Yogyakarta: Kanisius,2006), hlm. 24.

Page 13: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

2

kegiatan-kegiatan Gereja dianggap sebagai sesuatu yang membosankan dan

membuang-buang waktu.

Kecendrungan negatif dan pengaruh buruk teknologi berdampak pada

masyarakat luas sampai masuk dan merusak keutuhan keluarga. Kasus

perselingkuhan yang berujung pada perceraian dan terlantarnya anak-anak dan

kurang kasih sayang timbul karena spritulitas dalam kelurga tidak dijaga. Fondasi

spiritual cepat goyah dan rapuh karena arus perubahan zaman dan teknologi terlalu

cepat dan deras. Keluarga katolik adalah dasar iman dan tempat spritualitas

bertumbuh dan berkembang. Iman itu timbul dari kebiasaan dalam keluarga.

Keluarga dalam hal ini orang tua harus menjadi pembawa terang iman. Orang tua

mempunyai kewajiban membekali anak-anak dengan teladan iman. Teladan iman

tersebut bisa dilakukan orang tua dengan pelbagai jenis kebiasaan yang baik,

misalnya mengajari anak berdoa bersama sebelum makan, tidur dan berpergian jauh,

pergi ke gereja pada hari minggu dan aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan

Gerejani. Kebiasaan-kebiasan ini merupakan reaksi bersyarat dan kompleks serta

bervariasi yang bertujuan positif. Kebiasaan-kebiasan tersebut akan memberikan

masukan dan asupan yang luar biasa bagi anak. Keluarga juga menjadi agen pencipta

kebiasaan dalam bentuk teladan yang bermakna.4 Teladan iman ini bisa menjadi

fondasi kuat yang dapat membentuk keluarga menjadi utuh dan penuh sukacita iman.

Memberi teladan iman merupakan cara yang dipakai untuk mempertahankan

spiritualitas hidup demi keutuhan keluarga. Menjaga spiritualitas sama juga dengan

menjaga segala unsur kebaikan iman dalam keluarga tersebut.

Setiap keluarga harus menjaga imannya sebagai tugas wajib. Arus

modernisasi dan segala pengaruh negatifnya harus diatasi dengan spritualitas dalam

keluarga. Dengan demikian devosi menjadi bahan rujukan yang dapat dipakai untuk

menjaga keutuhan iman dalam keluarga. Devosi-devosi dengan segala ciri khasnya

4 Kartini Kartono, Psikologi Umum (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm. 101.

Page 14: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

3

sangatlah cocok mendukung keutuhan keluarga. Berbicara mengenai devosi maka tak

lepas dari pribadi-pribadi kudus yang dipuji dan dihormati dalam devosi-devosi

tersebut. Bunda Maria sebagai pribadi kudus tak jarang menjadi kegemaran dalam

devosi-devosi. Maria menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang menyimpan harapan

umat dalam pelbagai peristiwa dalam kitab suci, salah satunya peristiwa perkawinan

di Kanna: Yesus mengubah air menjadi anggur (bdk. Yoh 2: 1-11). Maria Sungguh

Berharap dan percaya sepenuhnya kepada Putranya Yesus Kristus bahwa Ia akan

menyelamatkan banyak orang terlebih tuan pesta yang kehabisan anggur.

Legio Maria dapat menjadi solusi terpercaya dan dapat dilihat sebagai sebuah

angin segar bagi keluarga Katolik. Devosi Legio Maria yang mampu memberikan

banyak hal positif dan menjadi penopang dalam menentukan tujuan atau arah hidup.

Legio Maria merupakan salah satu wadah rohani yang merangkul umat menjadi satu

keluarga yang utuh dalam spirit Bunda Maria. Bunda Maria menjadi model utama

dalam hal ini. Di bawah pimpinan Allah, Legio Maria dibuat atas dasar devosi kepada

Maria. Legio Maria adalah suatu perkumpulan umat Katolik yang dengan restu

Gereja dan bimbingan kuat Maria tak Bernoda, yang merupakan pribadi pengantar

segala rahmat (rahmatnya indah bagai bulan, terang bagai matahari, dan

kedahsyatannya mengusir setan dan kaki tangannya bagaikan bala tentara yang siap

bertempur), telah menggabungkan diri dalam suatu laskar untuk bertempur dalam

peperangan yang abadi antara Gereja melawan kekuatan jahatnya.5

Dapat dimengerti bahwa Legio Maria dapat menjadi senjata maha dasyat

untuk memperoleh rahmat yang dibutuhkan dalam hidup karena sosok Maria yang

sangat penting. Dalam posisinya sebagai Bunda Allah, Maria memiliki tempat yang

sangat unik di antara semua santo-santa bahkan di antara segala ciptaan, karena

hubungan erat yang tak terpisahkan antara Yesus dan Maria. Maria dianugerahi

tempat istimewa dan Martabat sebagai ibu dari Putera Allah. Telah sekian lama

Gereja mengarahkan diri atau menghormati Maria guna mendapat berkat dari Yesus.

Dalam diri Maria, Gereja menemukan model penyerahan dan penyucian secara total

5 Tim Senatus Malang, Legio Maria: Buku Pegangan Legio Maria (Malang: Dioma, 1993), hlm. 9.

Page 15: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

4

kepada Yesus yang menjadi sumber penyelamatan (LG 56). Oleh karena itu, Maria

adalah sosok utama pengantara doa dan permohonan.

Maria adalah sosok yang berpengaruh dan mengambil peran penting dalam

karya penyelamatan. Dari sosok Maria para legioner belajar banyak hal dan

memohon banyak hal pula. Maria menjadi wajah ke-ibuan dari Allah. Ia adalah sosok

ibu yang dibanggakan dan didambakan setiap orang dengan kepercayaannya, cinta

kasihnya, keibuan, kebergantunganya yang nyata serta kenyamanan dalam

pelukannya.

Bagi kaum religius, Maria adalah model ketaatan, kemurnian dan kemiskinan.

Maria adalah sosok yang sangat terbuka, penuh pengorbanan, dan senantiasa bekerja

sama dengan Allah bagi kebaikan dunia. Maria juga adalah sosok perempuan yang

ideal. Kaum laki-laki melihat sumber sikap dan keutamaan seorang perempuan yaitu

kelembutan, kerendahan hati, mudah didekati serta semangat pelayanan dalam diri

Maria. Kaum perempuan melihat keutamaan seorang laki-laki seperti: keberanian,

komitmen, inisiatif dan kesungguhan hati dalam diri Maria.6

Peran Maria yang sungguh besar dan menjadi sosok teladan bagi keluarga-

keluarga Kristiani yang menjadikan Legio Maria sebagai alat dan senjata ampuh tentu

akan mewujudkan keluarga yang utuh. Perpecahan keluarga karena masalah tekanan

batin juga harus diatasi dari dalam batin kepribadian masing-masing anggota

keluarga. Unsur-unsur batiniah yang cukup mendalam dari Legio Maria dinilai tepat

sebagai kekuatan dari dalam hati yang dapat memecahkan segala persoalan dalam

keluarga. Sosok Maria sangat tepat sebagai model yang sempurna untuk setiap

anggota keluarga. Maria menjadi sosok yang pantas ditiru dan diteladani setiap

anggota keluarga katolik. Keluarga Katolik membutuhkan Maria dalam devosi yang

berkelanjutan. Legio Maria menjadikan setiap insan dalam keluarga penuh kasih dan

penuh tanggung jawab. Dengan ini, menjadi jelas bahwa pengaruh dalam mengikuti

dan ambil bagian dalam Legio Maria dapat membantu keutuhan keluarga sehingga

membuat keluarga katolik menjadi utuh dan harmonis.

6 YB. Haryono, Devosi-Devosi Umat (Jakarta: Penerbit Obor, 2010), hlm. 51.

Page 16: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

5

Berdasarkan situasi ini maka penulis ingin menekankan bagaimana legioner

memahami dengan sungguh-sungguh spiritualitas pelayanannya yang menjadi motor

untuk mencapai keutuhan keluarga Kristiani di tengah dunia lewat sebuah tulisan

yang bertema: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH

DENGAN BERCERMIN PADA SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO

MARIA.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari tulisan skripsi ini dalam mengatasi kemerosotan hidup

rohani dalam keluarga-keluarga Kristiani serta sikap legioner untuk menanggapi

persoalan-persoalan yang terjadi di tengah keluarga-keluarga Kristiani, penulis

bertolak dari beberapa pertanyaan mendasar yaitu:

Pertama, apa tujuan penulis memilih organisasi Legio Maria dalam

hubungannya dengan keluarga-keluarga Kristiani sebagai sasaran utama penulisan

skripi ini?

Kedua, apa Peranan Legio Maria bagi awam katolik secara khusus keluarga-

keluarga Kristiani?

Ketiga, apa tujuan penulis mengajak keluarga Kristiani bergabung dalam

organisasi Legio Maria?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dijelaskan di atas,

maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini. Tujuan tersebut

dijabarkan menjadi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus.

Page 17: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

6

1.3.1 Tujuan Umum

Karya Ilmiah ini berisikan tiga tujuan umum yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pertama, melalui tulisan ini penulis ingin mendalami secara khusus

Spritualitas Legio Maria sebagai upaya meningkatkan keutuhan sebuah Keluarga.

Kedua, melalui tulisan ini secara khusus pelbagi gagasan yang tertuang di

dalamnya, penulis ingin menunjukkan betapa penting organisasi rohani dalam hal ini

Legio Maria dan mengajak awam-awam katolik menjadi panji depan perjuangan

melawan kejahatan di tengah dunia dalam spritualitas pelayanan Legio Maria yang

mengedepankan persatuan dengan tubuh mistik Kristus serta ingin mencapai

kemuliaan Allah dalam doa bersama Maria, Bunda Allah.

Ketiga, penulis ingin mengajak semua keluarga katolik untuk mendalami Legio

Maria sebagai sarana keselamatan Allah dalam Gereja Katolik.

1.3.2 Tujuan Khusus

Selain tujuan umum terdapat juga tujuan khusus yang ingin dicapai dalam karya

ilmiah ini.

Pertama, tulisan ini dibuat untuk memenuhi pra-syarat demi memperoleh gelar

sarjana Filsafat di STFK-Ledalero.

Kedua, bagi penulis, tulisan ini bertujuan melengkapi rasa ingin tahu (curiosity)

atau rasa penasaran penulis mengenai Legio Maria.

Ketiga, sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan penulis sebagai insan

akademis dan insan intelektual.

Keempat, sebagi salah satu upaya pendalaman iman penulis yang menjadi orang

beragama.

Page 18: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

7

1.4 METODE PENULISAN

Dalam merenungkan atau mendalami tulisan ini, penulis menggunakan studi

kepustakaan yang meliputi beberapa sumber yakni: dokumen Gereja, kamus-kamus,

buku-buku, jurnal dan majalah. Selain itu digunakan sumber lisan melalui wawancara

yang berhubungan dengan tema yang dibahas untuk memperoleh ide-ide dasar yang

dikemukakan dalam tulisan ini.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Karya ilmiah ini dijabarkan dalam empat bab dengan sistematika atau susunan

sebagai berikut.

Bab I, bagian pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II, menjelaskan mengenai Legio Maria, sejarah berdirinya, spiritualitas

pelayanannya, dasar tugas pelayanannya, batang tubuhnya sampai dengan devosi

Legio Maria.

Bab III, merupakan bab inti dari tulisan ini yang menjelaskan cara membangun

keluarga katolik yang utuh dengan bercermin pada spiritualitas pelayanan Legio

Maria. Spritualitas pelayanan tersebut menjadi anjungan dan dapat diterapkan dalam

keluarga katolik untuk mencapai sebuah keluarga yang selalu utuh.

Bab IV, penutup yang berupa kesimpulan akhir dari semua bab karya tulis ini.

Dalam bab ini selain kesimpulan penulis juga membuat beberapa catatan kritis-

analitis dan usul-saran.

Page 19: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

8

BAB II

MENGENAL LEGIO MARIA DAN PELAYANAN SPIRITUALITASNYA

2.1 MENGENAL LEGIO MARIA

2.1.1 Pengertian Legio Maria

Legio Maria merupakan suatu organisasi atau perkumpulan umat Katolik, yang

dengan restu Gereja dan bimbingan dari Maria tak Bernoda, Pengantara segala

rahmat para legioner kemudian menggabungkan diri ke dalam suatu laskar untuk

sedia berkorban dan bertempur melawan kuasa kejahatan. Para legioner memiliki

harapan untuk dapat menjadikan diri berguna bagi Ratu Surgawi dengan kesetiaan,

kebajikan dan keberanian. Oleh sebab itu para legioner atau orang yang mendalami

legio diatur menurut model tentara sama halnya dengan tentara Romawi kuno.7

2.1.2 Sejarah Legio Maria

Legio Maria adalah nama untuk membedakannya dari kelompok-kelompok doa

lainnya di dalam Gereja. Sejarah nama legio diambil dari istilah tentara Romawi itu

sendiri.8 Dengan demikian Legio Maria berarti tentara Maria, serdadu atau prajurit

Maria yang mengemban amanat suci dalam pelayanan dengan kekuatan yang berasal

dari devosi kepada Maria tak bernoda. Legio Maria adalah sebuah organisasi rohani

dalam Gereja. Legio Maria terbentuk pada tanggal 7 September 1921 dalam sebuah

pertemuan yang pertama di Dublin-Irlandia pukul 20:00 (malam), pada malam

7 Hasil wawancara dengan Petrus P.Uran, Sekertaris Dewan Kuria Legio Maria Mawar Yang Gaib

Paroki Spiritu Santo Misir Keuskupan Maumere, pada 16 Maret 2019 di Misir.

8 Tim Senatus Malang, loc., cit.

Page 20: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

9

menjelang pesta kelahiran Santa Perawan Maria. Tanggal 7 September ditetapkan

sebagai hari lahirnya Legio Maria yang menjadi kabar sukacita bagi Gereja Katolik.

Sejarah berdirinya Legio Maria sangat sederhana. Legio Maria tumbuh secara

spontan tanpa suatu perencanaan yang matang. Berawal dari sebuah usulan dan

didukung niat yang kuat dan kokoh dari sekelompok orang di Dublin. Mereka

kemudian mengadakan sebuah pertemuan tanpa menyadari bahwa penyelenggaraan

kasih Allah sementara bekerja di dalam diri mereka masing-masing. Bapak Frank

Duff memberikan inspirasi pada pertemuan ini menyatakan bahwa berdevosi kepada

Maria agar Tuhan sendiri turut hadir bersama mereka dalam melakukan pelayanan

yang nyata di tengah umat yang sudah mulai kehilangan arah hidup. Pertemuan

pertama tersebut menjadi titik awal hadirnya pribadi Maria di tengah mereka. Dalam

catatan sejarah diketahui dalam waktu yang singkat beberapa presidium sudah

terbentuk di Dublin dan daerah sekitarnya.9

Pada mulanya, anggota Legio Maria hanya perempuan saja, tetapi dalam

perjalanan terbuka untuk para pria. Pengakuan atas Legio Maria pertama kali bukan

datang dari Uskup Dublin, melainkan dari Mgr. Donald M.C. Intosh, Uskup Agung

Glasgow (Skotlandia) dalam suatu kunjungan yang dilakukan oleh bapak Frank Duff

pada tahun 1928 di Skotlandia. Setelah kunjungan tersebut, sebuah presidium

langsung didirikan di Glasgow. Legio Maria juga mulai dibentuk di Inggris tepatnya

di London pada tahun 1929 dengan persetujuan dari Kardinal Bourne. Menjelang

akhir tahun 1930, Kardinal Marcheti Selvaggiani mengundang bapak Frank Duff

pergi ke Roma untuk memberikan penjelasan lebih rinci mengenai Legio Maria.

Bapak Frank Duff mendapat kesempatan bertemu Paus Pius ke XI dan menjelaskan

mengenai Legio Maria.10 Paus Pius memberi restu bahwa Legio Maria diizinkan

9 Tim Senatus Malang, op.cit., hlm. 9.

10 keuskupan.blogspot.com/2018_06_01_archive.html, diakses pada 20 Maret 2019.

Page 21: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

10

untuk menyebar ke seluruh dunia. Dengan restu ini maka Legio Maria kemudian

menyebar dan menyatu dalam semua umat di kalangan keluarga-keluarga Katolik.

2.1.3 Tujuan Legio Maria

Legio Maria mempunyai tujuan yang tentu saja memiliki kesinambungan

mutlak dengan tugas Gereja. Tujuan Legio Maria itu sendiri tidak lain adalah

memuliakan Allah melalui pengutusan anggota-anggotanya yang dijalankan dengan

kerjasama yang aktif dan doa bersama. Semua perutusannya berada di bawah

bimbingan Gereja dalam karya bersama Maria untuk menghancurkan kejahatan

(kepala ular dan melebarkan kerajaan Kristus).11 Dalam dekrit kerasulan awam KV

II diterangkan beberapa tujuan Legio Maria. Pertama, tujuan langsung dari

organisasi ini adalah kerasulan Gereja, mewartakan injil, menguduskan, membina

hati nurani kristiani untuk hidup sesuai semangat injil. Kedua, para awam atau para

legioner menyumbangkan pengetahuan dan pengalaman memikul tanggung jawab

pastoral Gereja. Ketiga, persekutuan dan kerasulan menjadi lebih subur. Keempat,

membantu dalam kerjasama dengan para hirarki dengan suatu ketetapan yang

eksplisit.12

2.1.4 Semangat Legio Maria

Semangat Legio Maria ada dalam spritualitas Maria. Spritualitas Legio Maria

adalah bagian dari spritualitas umat Kristiani yaitu corak hidup yang membawa

kepada Kekudusan dan persatuan mesra dengan cinta kasih Allah. Legio Maria

11 Hasil wawancara dengan J. Ribut Seo, Anggota Auksilier Presidium Maria Gunung Karmel, pada 11

Mei 2019 di Wairklau.

12 Fransiskus Emanuel da Santo (ed.), Alokusio Legio Maria (Larantuka: Komesium Reinha Rosari,

2004), hlm.14-15.

Page 22: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

11

berdiri berdasarkan pada kepercayaan penuh kepada Tuhan dan cinta kasih-Nya

kepada putera-puteri-Nya.13 Semangat Legio Maria adalah semangat layaknya

serdadu atau tentara. Semangat Legio Maria adalah semangat Maria sendiri.

Semangat para legioner adalah semangat untuk bekerja sebagai laskar Maria yang

kuat, tangguh dan tahan uji. Legioner berusaha mengikuti teladan Maria tersebut.

Semua teladan diri Marialah yang menjadi semangat dan kegemaran bagi para

legioner.14

Anggota Legio Maria atau para legioner harus benar-benar mencintai Maria

dan mengetahui kedudukan Maria dalam Gereja. Dengan penjiwaan oleh kasih dan

iman Maria, legioner mampu melaksanakan tugas apa saja tanpa ada keluhan dalam

pelayanan tersebut. Semangat Legio Maria untuk mengabdi dalam pelayanan dan

mencintai Maria ditegaskan juga dalam dekrit kerasulan awam Apostolicam

Actuositatem Paus Paulus IV tanggal 18 November 1965 yang berbunyi sebagai

berikut:

“Suri teladan yang sempurna bagi hidup rohani dan hidup merasul itu ialah

Santa Perawan Maria, Ratu Para Rasul. Selama di dunia ia menjalani hidup

kebanyakan orang, penuh kesibukan dan jerih payah, tetapi selalu mesra

bersatu dengan Putera-Nya, dan dengan cara yang sangat istimewa ia bekerja

sama dengan Sang Penyelamat. Namun, sekarang ia telah diangkat ke Surga

dan dengan cinta kasih ke-ibuannya ia memperhatikan saudara-saudara dan

puteri-puterinya yang masih dalam perziarahan menghadapi bahaya-bahaya

serta kesukaran sampai mereka mencapai tanah air yang penuh kebahagiaan.

Hendaknya semua saja penuh hikmat berbakti kepadanya, dan menyerahkan

hidup serta kerasulan mereka kepada perhatiannya yang penuh rasa ke-ibuan.15

13 Widayaka, op. cit., hlm. 4-5.

14 Fransiskus Emanuel da Santo (ed.), op.cit., hlm. 4.

15 Paulus IV, Apostolicam Actuositatem, Penterj. R. Hardawiryana (Jakarta: DOKPEN KWI, 1993), hlm.

356. Apostolicam Actuositatem merupakan dekrit yang memuat tentang kerasulan awam dari Paus Paulus IV

yang ditujukan kepada semua awam demi kegiatan merasul umat Allah yang bersumber pada panggilan

kristiani, dikeluarkan pada tanggal 18 November 1965.

Page 23: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

12

2.1.5 Masuknya Legio Maria ke Indonesia

Legio Maria didirikan pada tanggal 7 September 1921 di Myra House Dublin,

Irlandia Utara. Perkenalan dan penyebarluasan Legio Maria ke seluruh penjuru dunia

dilakukan oleh para envoy (utusan). Pada tahun 1951 seorang envoy (utusan), yang

bernama Miss Theresia Shu, diutus ke Indonesia untuk mendirikan Legio Maria di

Indonesia. Miss Theresia Shu masuk ke Indonesia melalui kota Medan, dan di kota

Medanlah didirikannya presidium pertama, kemudian disusul oleh presidium didaerah

lain sekitar Sumatera, seperti Padang, Pekanbaru, Sidikalang, Tanjung Karang dan

Pangkal Pinang. Sedangkan di Pulau Kalimantan, yaitu Pontianak, Singkawang,

Sambas, kemudian menuju ke arah timur pulau Flores, yaitu Maumere.16

Pada tahun1952, P. Paul Janssen, CM mendirikan presidium pertama di pulau

Jawa, yakni di Kediri dan Jawa Timur. Pada tahun yang sama juga, didirikannya

sebuah presidium di Surabaya, dan kemudian diikuti oleh sebuah presidium di

Malang pada tahun 1953. Pada tahun yang sama juga, tercatat pula berdirinya

presidium di Bilitar Jawa Barat dan Madiun.17 Untuk presidium wilayah Jakarta

dibangun sekitar tahun 1977-1978. Di wilayah Jakarta ini, Legio Maria berkembang

pesat, sehingga pada tanggal 29 Maret 1987, didirikan senatus kedua di Jakarta. Perlu

diketahui juga bahwa di Jawa Barat, dimulai dari keuskupan Bandung pada tahun

1956, kemudian menyebar ke Cirebon, Jawa Tengah: Yogyakarta tahun 1969,

kemudian meluas ke Semarang dan Surakarta.18 Setelah beberapa presidium

bermunculan sejak berdirinya pada tahun 1953, pada tahun 1954 didirikan kuria

Malang, sehingga Pada tahun 19961 di keuskupan Malang ini berkembang begitu

pesat. Pada tahun 1961, kuria Malang diangkat menjadi komisium. Sementara itu,

16 Widayaka, Legio Maria (Malang: Dioma, 1999), hlm. 19.

17 Legio Maria Presidium Malang, http:// penakatolik.com/2017/04/20/pejuang-kemanusiaan-

misionaris-paul-hendrikus-janssen-cm, diakses pada 11 Oktober 2019.

18 Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, http://smtb.net/kategorial/legio-maria, diakses pada 20

Juni 2019.

Page 24: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

13

karena konsilium menilai bahwa Legio Maria telah mulai cukup berakar di Indonesia,

dan perlu ada Dewan Pimpinan Nasional (Senatus) untuk mengawasi kegiatan Legio

Maria di seluruh Indonesia, dengan segala pertimbangan dari nama envoy (utusan),

yang pernah ke Indonesia, maka pada tanggal 5 Juli 1964, Komisium Malang

diangkat menjadi Senatus Malang. Setelah itu Jakarta diangkat menjadi Senatus

kedua. Senatus Malang meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Bali, Lombok,

Sulawesi, Flores, dan Irian Jaya.

Senatus Malang terdiri dari tujuh Komisium, yaitu Yogyakarta, Surakarta,

Semarang, Kediri, Surabaya, Maumere dan Larantuka, serta Sembilan Kuria, yaitu

Kuria Yunior Malang, Jember, Banyuwangi, Madura, Bali, Lombok, Ujung Pandang,

Menado dan Jayapura. Di samping itu, Senatus Malang juga membimbing secara

langsung 31 Presidia, yaitu 21 presidia kota Malang, 2 presidia di Batu, 2 presidia di

Purwerejo, sebuah presidium di Lawang, Sebuah presidium di Tumpang, sebuah

presidium di Padang, sebuah presidium di Pasuruan, sebuah presidium Probolinggo

dan sebuah presidium di Ambon.19

2.2 SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO MARIA

2.2.1 Pengertian Spiritualitas

Spiritualitas memiliki arti yang beragam dan cukup kaya. Kamus Besar Bahasa

Indonesia mengartikan spiritualitas sebagai sumber motivasi dan emosi pencarian

individu yang berkenaan atau berkaitan dengan hubungan seseorang atau individu

dengan Tuhan.20 Dengan demikian dapat diartikan bahwa spiritulaitas adalah suatu

sumber emosi dan motivasi yang mendorong seseorang atau individu-individu

maupun suatu kelompok atau organisasi sebagai usaha awal untuk memahami misteri

ketuhanan atau demi menjalin sebuah hubungan yang intim dengan Tuhan.

19 Sejarah Legio Maria, http://celina2609.wordpress.com/2013/05/04/sejarah-legio-maria, diakses pada

15 Juni 2019.

20 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 895.

Page 25: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

14

Spitualitas memiliki arti yang luas dan kaya. Hal ini membuat banyak

penafsiran atau istilah yang sama dengan spiritualitas. Pertama, Spiritualitas bisa

juga berarti hidup Kristiani yang menonjolkan peran sentral Kristus dengan segala

kekayaan-Nya. Kedua, spriritualitas disamakan dengan hidup iman sejauh iman

merupakan suatu jawaban atas tawaran Allah pada manusia. Ketiga, hidup rahmat

dalam artian hidup itu merupakan sebuah rahmat dari Allah. Keempat, hidup rohani.

Hidup rohani berati selalu mengedepankan aspek rohani yang lebih dari sekedar

hidup katolik biasa. Kelima, kekudusan. Allah memanggil setiap manusia menjadi

kudus dan bersatu dengannnya. Keenam, kesempurnaan yang berarti Allah menjadi

teladan yang sempurna bagi setiap manusia dan manusia menjadikan Allah contoh

yang tidak ada bandingannya dalam menjalani kehidupan manusia tersebut. Ketujuh,

kesalehan yang berarti menjauhi segala tindak celah dalam hidup di dunia dan

menekankan sikap penghormatan pada Allah. Kedelapan, askese dan mistik. Askese

adalah sebuah disposisi batin manusia yang mempersiapkan manusia untuk bersatu

mesra dengan Tuhan.21 Mistik adalah sebuah pengalaman menjadi satu dengan

Allah.22 Dari semua unsur yang disamakan dengan spiritualitas mengandung makna

persatuan dengan Allah. Persatuan itu diwujudkan dalam menjalankan tugas-tugas

penting sebagai umat Allah yang kudus.

2.2.2 Spirirtualitas Legio Maria

Spiritualitas Legio Maria merupakan bagian dari spiritualitas Kristiani yang

corak kehidupan-Nya membawa manusia kepada kekudusan dan persatuan dalam

cinta kasih mesra dengan Allah. Legio Maria didirikan atas dasar kepercayaan yang

penuh kepada Tuhan dan cinta kasih-Nya kepada umat-Nya. Di dalam Legio Maria

terkandung suatu kesadaran yang mendalam dari para anggota untuk selalu

memahami dan melaksanakan kehendak Allah dalam konteks karya penyelamatan

21 Anton M. Moeliono, (ed.), al., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988).

22 Tim senatus Malang, op. cit., hlm. 4.

Page 26: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

15

Kristus. Seorang legioner sadar dan yakin bahwa dengan menjadi anggota Legio

Maria, ia melaksanakan tugas pengudusan diri dan secara langsung turut serta dalam

karya misi Kristus.23 Di dalam tugas tersebut, Legio Maria mengambil Maria sebagai

teladan hidup. Hal ini membuat Legio Maria selalu berhubungan erat dan mendalam

dengan Maria. Legio Maria bekerja di ladang Tuhan dengan semangat cinta kasih

dan pengabdian sebagai hamba Tuhan seperti Maria yang selalu setia dalam

penghambaan diri pada Allah.24

Spiritualitas Legio Maria berarti karya legioner dijiwai oleh semangat atau roh

Maria sehingga mampu memahami dan meneladani kebajikan Maria yakni

kerendahan hatinya yang luar biasa, ketaatan yang sempurna, keindahannya laksana

malaikat, doanya yang tak pernah putus-putus, mati raganya yang menyeluruh,

pengorbanan dan kasihnya kepada Allah dan yang paling utama adalah imannya.

Dijiwai dengan semuanya ini, terutama iman dan kasih Maria, Legio Maria sanggup

melakukan tugas apa saja karena keyakinan layaknya Maria, “Bagi Allah tak ada

yang Mustahil”.25

Anggota Legio Maria harus mengetahui pribadi Maria yakni kedudukan Maria

dalam Gereja dan peran Maria dalam karya keselamatan Yesus Kristus agar lebih

mencintai dan meneladani semangat dan kebaktian Maria. Hal-hal tersebut tentu

menjadi modal yang harus dimiliki setiap anggota legio. Spiritualitas Legio Maria

harus menjadi perhatian utama setiap anggota dalam menjalankan pelayanan.

Spiritualitas akan membantu para anggota dalam menentukan arah pijakan untuk

melangkah dalam pelayanan. Spiritualitas harus dijaga dan dijunjung tinggi dalam

pelayanan setiap anggota Legio Maria.

23 Hasil wawancara dengan Eroswita, wakil ketua presidium Ina Ola Ho’i Song Arat, pada 9 Mei 2019

di Koting.

24 Tim Senatus Malanag, op. cit., hlm. 4-5.

25 Fransiskus Emanuel da Santo (ed.), op. cit., hlm. 11.

Page 27: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

16

2.3 KERASULAN LEGIO MARIA

2.3.1 Tugas Utama

Tugas utama pelayanan Legio Maria adalah menghancurkan kepala ular atau

kejahatan yang ada di dunia dan meluaskan kerajaan Kristus dengan doa dan kerja

demi kemuliaan Allah. Melalui pengutusan anggota-anggotanya yang dikembangkan

dengan doa-doa dan kerja sama yang aktif, di bawah bimbingan Gereja, dalam karya

bersama Maria untuk menghancurkan kepalah ular dalam arti kejahatan-kejahatan

yang timbul dan terjadi di tengah dunia dan meluaskan kerajaan Kristus

Juruselamat.26 Keanggotaan Legio Maria terdiri dari empat kelompok besar.

Pertama, kelompok aktif: kelompk aktif adalah anggota atau legioner yang terlibat

aktif dalam kegiatan pertemuan, doa bersama maupun rapat mingguan, melakukan

tugas pelayanan di tengah umat. Kedua, kelompok Auksilier, anggota auksilier

merupakan anggota tidak aktif. Dikatakan tidak aktif karena anggota ini tidak

mengikuti rapat mingguan dan menjalankan tugas-tugas yang dibagikan dalam rapat.

Seorang anggota auksilier bertugas untuk berdoa setiap hari doa-doa yang terdapat

dalam tessera termasuk doa Rosario. Kelompok ini terdiri dari para jompo, cacat atau

yang bekebutuhan khusus sehingga tidak mendapat kesempatan bergabung dalam

kegiatan anggota aktif. Ketiga, kelompok ajutorian, merupakan sayap kanan dari

laskar legio yang berdoa. Kewajiban yang dijalankan anggota ajutorian sama dengan

anggota auksiler, dengan tambahan menghadiri misa dan menyambut komuni kudus

setiap hari serta berdoa dari ibadat harian yang telah disahkan oleh Gereja. Keempat,

anggota pretorian merupakan tingkat keanggotaan yang lebih tinggi dari

keanggotaan aktif, yang selain menjalankan tugas sebagai anggota aktif, mempunyai

kewajiban yaitu setiap hari memanjatkan seluruh doa dalam tessera, menghadiri misa

26 Hasil wawancara dengan Rita Tmange, Wakil Ketua presidium Maria dari Gunung Karmel, pada 4

Agustus 2019 di Wairklau.

Page 28: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

17

dan menyambut komuni kudus setiap hari serta berdoa ibadat harian yang telah

disahkan oleh Gereja.27

Setiap anggota Legio Maria patuh kepada persetujuan konsilium, dan kepada

peraturan-peraturan yang tercantum dalam buku resmi pegangan legio. Legio Maria

juga menyerahkan diri atau bersedia untuk membantu uskup setempat dan pastor

paroki dalam bentuk apapun yang dibutuhkan. Hal-hal yang dilakukan oleh Legio

Maria adalah kegiatan-kegiatan atau pelayanan-pelayanan yang dirasa pantas bagi

kesejahteraan Gereja. Para legioner atau anggota legio tidak pernah akan melakukan

tugas-tugas tersebut di daerah atau tempat manapun tanpa izin dari Pastor Paroki atau

uskup. Adapun beberapa tugas yang dapat digambarkan sebagai berikut:

(a). Tugas langsung organisasi Legio Maria ialah tugas kerasulan Gereja untuk

mewartakan injil kepada sesama dan menguduskan mereka, serta membina suara hati

mereka secara Kristiani dengan sedemikian rupa, sehingga mampu merasuki dan

berbaur bersama jemaat lain dengan semangat injil.

(b). Para awam bekerja sama dengan hierarki dengan cara mereka masing-masing,

dan menyumbangkan pengalaman mereka serta memikul tanggung jawab dalam

memimpin organisasi-organisasi itu, dalam mempertimbangkan situasi-situasi

kegiatan pastoral Gereja, dan dalam menjabarkan serta melaksanakan program-

program dan kegiatan-kegiatan tersebut.

(c). Para awam bertindak secara terpadu bagaikan tubuh organis yang tak terpisahkan

sehingga persekutuan Gereja dilambangkan secara lebih mengena, dan kerasulan

menjadi semakin subur.

(d). Para awam, entah mereka menyediakan diri secara sukarela, ataupun diundang

untuk melakukan kegiatan tertentu dan menjalin kerjasama lansung dengan kerasulan

hierarki, bertindak di bawah kepemimpinan lebih tinggi hierarki, yang dapat

27 Tim Senatus Malang, op. cit., hlm. 101-103.

Page 29: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

18

mengesahkan kerjasama itu dengan suatu ketetapan eksplisit (Apostolicam

Actuositatem No. 20).28

2.3.2 Tugas Tambahan

2.3.2.1 Pengudusan Diri Anggota

Pengudusan diri merupakan suatu keharusan sesuai dengan tujuan dari legio itu

sendiri. Setiap anggota mengejar kekudusan dan menjadi dambaan setiap anggota.

Untuk mencapai kekudusan ini pertama-tama Legio Maria harus hadir dalam

pelbagai rapat legio, di mana doa dan devosi begitu terjalin erat satu sama lain

sehingga dapat memberikan corak atau warna pada semua kegiatan lainnya.

Kekudusan ini harus menjadi dambaan setiap anggota.

Legio Maria mencari jalan untuk mengembangkan kekudusan itu dengan cara-

cara tertentu demi memberikan semangat kerasulan, memanaskan semangat tersebut

sampai benar-benar matang untuk dipancarkan keluar. Pancaran keluar ini bukan

hanya sebagai suatu pemanfaatan dari energi yang terkumpul, tetapi juga merupakan

bagian penting dalam proses pertumbuhan kekuatan itu sendiri, karena semangat

kerasulan akan bertumbuh dengan baik hanya dengan cara menjalankan kerasulan itu

dalam pelayanan agar hidup semakin dikuduskan, karena itu menjadi kegemaran bagi

semua manusia. Kekudusan dilihat dalam setiap pelayanan. Pelayanan itu sendiri

juga menguduskan yang lain karena menuntun pada Allah Bapa yang baik.

Kekudusan tersebut harus dipancarkan dan menjadi pembawa cinta kasih bagi yang

lain.

28 Tim senatus Malang, op. cit., hlm. 12.

Page 30: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

19

.2.3.2.2 Menjadi Ragi

Legio senantiasa peduli terhadap perkembangan zaman. Legio menaruh

perhatian yang besar pada semua umat manusia. Legio memikirkan setiap rumah,

toko, pabrik, sekolah, rumah sakit, kantor dan setiap tempat lain untuk berkarya dan

menyebarkan kasih. Tempat-tempat yang mengalami krisis sekalipun menjadi ladang

bagi karya kerasulan atau pelayanan legio. Krisis iman dan gejala kehilangan iman

seperti skandal menjadi tempat taburan benih pelayanan.

Kehadiran legioner adalah sebagai “benteng daud” dan akan memusnahkan

kejahatan dan ancaman. Legio Maria akan berperang melawan ketidakadilan dan

segala kejahatan dalam doa dan devosi. Legio berkumpul untuk bertekun sehati

sejiwa dalam doa bersama Maria. Bertekun dalam doa bersama Maria dilakukan

sebelum anggota legio diutus untuk menjalankan karya karasulan dan menyebarkan

kasih.

Setiap anggota legio melakukan tugas kerasulan di setiap jalan dan lorong

kehidupan. Seluruh umat dapat dirangkul dan diangkat menjadi anggota Gereja yang

bersemangat dan penuh iman. Inilah panggilan dan misi khusus para legioner untuk

menyatakan Injil sebagai ragi dalam realitas dunia. Doa dan devosi serta penginjilan

menjadi kekuatan dalam dunia politik, media masa, pengetahuan, teknologi,

pendidikan, industri dan pekerjaan.

Apabila kekuatan devosi dimaksimalkan oleh orang yang membawa semangat

kerasulan maka segala bidang itu akan baik dan menunjukkan kasih Kristus di tengah

dunia. Hal ini dapat terjadi karena kekuatan duniawi yang baik bertemu dengan

semangat kerasulan surgawi. Dengan dibimbing dan dituntun oleh anggota Legio

Maria yang merasul maka akan mencapai Gereja yang komprehensif.29 Orang-orang

yang berkompeten dalam hal ini telah menjadi ragi di tengah dunia. Oleh karena itu,

29 Fransiskus Emanuel da Santo (ed.), op. cit., hlm. 17.

Page 31: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

20

semangat kerasulan sangat penting dimiliki dan menjadi kegemaran yang hakiki bagi

setiap anggota legio.

2.3.2.3 Mempersatukan Umat

“Carilah dahulu Kerajaan Allah” (bdk. Mat 6:33), merupakan sebuah usaha

langsung yang menyerap seluruh kegiatan legio untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.

Namun, tidak boleh melupakan yang ditambahkan dalam legio yaitu nilai sosial.

Bagaimana legio dapat menyatakan pelayanannya dan bekerja pada masyarakat yang

seperti ini? Hal pertama yang patut diperhatikan ialah pelayanan legio tidak mengenal

sistem diferensiasi atau pembedaan, tidak ada perbedaan suku, anggota legio dapat

saja beragam atau berbeda-beda suku, bahasa, bangsa, warna kulit, jenis rambut,

muda atau tua, kaya atau miskin, terdidik atau tidak. Semuanya merupakan satu

saudara dalam Kristus dan semuanya adalah anak-anak Maria, Bunda Allah, ibu dari

semuanya. Rekrutmen menjadi anggota legio dilakukan bagi semua kalangan.

Legio harus mengundang para imigran, pengungsi, pekerja asing dan setiap

orang Katolik untuk menjadi legioner. Mereka yang berbeda agama tidak bisa

menjadi legioner tetapi persahabatan dan persaudaraan dengan mereka harus

dibangun. Legio harus selalu berusaha sekuat tenaga menghilangkan segala bentuk

diskriminasi. Masyarakat yang terdiri dari berbagi macam suku bangsa, warna kulit,

bahasa, agama, dan lainnya haruslah diberi pelayanan berupa kesaksian hidup yang

bercirikan cinta yang terbuka atau inklusif dan menerima semua orang tanpa

memandang latar belakang.30

30 Ibid.

Page 32: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

21

Ibarat sebuah mesin, semua komponen harus bisa menyatu demi sebuah

pekerjaan yang optimal dan memuaskan. Semua bagian harus mampu bekerjasama

dan bersatu demi sebuah pelayanan. Semua bagian melaksanakan tanggung jawab

dengan baik mulai dengan fungsinya. Motivasi atau alasan dasar dari semua

perjuangan persatuan dan pelayanan kepada keberagaman tersebut karena Yesus dan

Maria adalah penduduk Nazareth. Keduanya mencintai kota dan negara mereka

dengan devosi rohani karena bagi bangsa Yahudi iman dan tanah air secara Ilahi

terjalin suatu kesatuan.31 Hal ini berarti kehidupan suatu bangsa dan masa depannya

juga merupakan tanggung jawab dari setiap anggota legio.

Pelayanan kepada keberagaman ini harus menekankan kesederhanaan dan kasih

yang mendalam. Cinta harus disalurkan atas semuanya melalui tubuh mistik. Jika

anggota-anggota Tubuh mau melayani dengan cinta, maka Yesus dan Maria akan

melewati tempat tersebut dan melimpahkan karunia tidak saja atas jiwa-jiwa yang

beragama tersebut tetapi juga atas daerah sekitarnya.

Dengan ini menjadi jelas bahwa legioner adalah bagian dari Gereja yang harus

mengedepankan aspek diakonia yang berkelanjutan, karena Gereja tidak pernah ada

hanya untuk dirinya sendiri. Gereja dapat mengembangkan sayapnya dalam diri para

legioner agar dilihat dan diresapi sebagai tanda keselamatan yang handal. Perutusan

Gereja ke dunia ialah untuk menghayati diri sebagai pembawa obat atau penawar bagi

dunia yang sudah semakin sekarat dalam perjalanan zaman.32

31 Tim senatus Malang, op. cit., hlm. 83.

32 Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik (Yogayakarta: Obor, 1996), hlm. 554.

Page 33: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

22

2.4 BATANG TUBUH LEGIO MARIA

2.4.1 Veksilium : Gambar Legio Maria

Gambar Legio yang pertama dibuat

oleh seorang seniman dari Dublin,

Irlandia sebagai ujud persembahannya

kepada Legio Maria. Gambar tersebut

dalam bentuk panji yang sangat indah

dan penuh dengan inspirasi yang

disebut dengan nama veksilium.33

Gambar 1:Veksilium Legio Maria

Gambar Legio Maria benar-benar sangat sempurna dan secara mengagumkan

melambangkan penampilan devosi Legio Maria. Gambar tersebut menampilkan doa-

doa Legio Maria yaitu doa rosario dan doa kepada Roh kudus yang dilukiskan dengan

gambar merpati putih yang menaungi Maria dalam terang dari api kasih Allah. Maria

digambarkan datang dengan fajar menyingsing. Pada keningnya terdapat bintang

cemerlang yang menandakan bahwa Maria adalah indah bagaikan bulan, gemerlap

bagaikan surya, bintang Timur sejati dan dashyat bagaikan pasukan yang siap

bertempur melawan kejahatan, yang sejak awal bermandikan sinar rahmat

keselamatan dan fajar keselamatan. Dalam doa-doa tessera terdapat gambar tersebut

bertujuan memuliakan detik-detik yang merupakan titik pokok sepanjang masa.

33 Tim Senatus Malang, op. cit., hlm. 162.

Page 34: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

23

Di dalamnya berisikan peristiwa-peristiwa yakni, kesediaan Maria melahirkan Tuhan

yang menjadikannya Bunda Tuhan dan Bunda rahmat Ilahi.34

Magnificat ditandai oleh ayat pembukaannya. Kehadiran kekal dan pikiran

Maria, dengan sangat tepat dilukiskan seperti lidah api di atas kepalanya. Magnificat

tersebut menggelorakan kemenangan atas kerendahan hatinya. Allah

menggantungkan kemenangan-Nya pada perawan Maria dari Nasaret. Dengan

bantuan mereka yang bersatu dengan Maria, Tuhan melanjutkan karya-karya agung

bagi kemuliaan nama-Nya.35

Kata-kata yang ditulis di pinggiran gambar “Aku akan mengadakan

permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan

keturunannya: keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan

meremukan tumitnya” (bdk. Kej 3:15) memiliki referensi yang sama. Gambaran ini

menunjukkan peperangan yang tak henti dari Maria melawan ular. Pada bagian atas

gambar terdapat Roh Kudus sedangkan bagian bawah terdapat bola dunia yang

dikelilingi oleh yang baik dan yang buruk, yang merupakan ciri-ciri alamiah jiwa-

jiwa.

Doa penutup dari tessera tercermin dalam setiap goresan gambar. Legio Maria

digambarkan dalam kumpulan banyak orang yang sedang maju dalam pertempuran

melawan kuasa setan. Semuanya di bawah pimpinan bunda Maria sebagai ratu sambil

membawa panji-panji, salib di tangan kanan dan rosario di tangan kiri.36 Doa-doa

mereka ialah untuk memperoleh iman yang kuat, yang akan membuat naluri dan

tingkah laku dalam kehidupan mereka adikodrati, dan memungkinkan mereka

melakukan segala sesuatu bagi Kristus. Iman itu digambarkan sebagai tiang api yang

meleburkan semua hati legioner menjadi satu, dan membimbing mereka maju menuju

kemenangan dan tanah air perjanjian kekal.37

34 Ibid., hm 147.

35 Tim Senatus Malang , op. cit., hlm. 161-162.

36 Ibid., hlm. 148-150.

37 Ibid., hlm. 125.

Page 35: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

24

2.4.2 Tessera

Tessera adalah sebuah lembaran

yang berisikan doa-doa legio dan

dilengkapi dengan sebuah gambar Legio

Maria.38 Tessera diberikan kepada

semua anggota Legio Maria baik yang

anggota aktif, anggota auksiler, anggota

ajutorian, maupun anggota pretorian.

Dalam bahasa Latin tessera memiliki

arti sebagai sebuah tanda pengenal atau

kenang-kenangan yang diberikan antara

teman supaya mereka dan keturunan

mereka dapat saling mengenal.39

Gambar 2: Tessera Legio Maria

Dalam Legio Maria tessera memiliki arti yang cukup penting, yaitu:

Pertama, tessera diedarkan atau diberikan universal pada kalangan Legio Maria.

Kedua, pelaksanaan dari kata sandi legio adalah doa-doanya. Ketiga, tessera

merupakan tanda persatuan dan perserikatan antara para legioner di manapun mereka

38 Ibid., hlm. 164.

39 Ibid., hlm. 164-165.

Page 36: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

25

berada. Dengan kata lain, tessera amatlah penting sebagai doa-doa legio dan tanda

yang mempersatukan para legioner untuk berdoa pada Ratu Surgawi yaitu Maria.40

2.4.3 Struktur Organisasi

Struktur 1: Struktur Organisasi Legio Maria

Dewan tertinggi adalah Konsilium. Dewan ini berkedudukan di Dublin,

Irlandia. Dewan Konsilium bertugas untuk membimbing Senatus di seluruh dunia.41

Dewan di bawahnya adalah Senatus. Dewan ini secara struktural berhubungan

langsung dengan pusat Legio Maria di Dublin. Pada umumnya senatus berkedudukan

di suatu negara. Senatus bertugas untuk membimbing komisium-komisium, kuria,

dan presidium yang bergabung langsung. Indonesia kini memiliki dua senatus, yakni

Senatus Jakarta dan Senatus Malang. Senatus Jakarta memiliki wilayah kerjanya di

40 Hasil wawancara dengan Josefina. Boro Seo, Anggota Legio Maria Presidium Maria dari Gunung

Karmel, pada 11 Mei 2019 di Wairklau.

41 Tim Senatus Malang, op. cit., hlm. 74-78.

KONSILIUM

SENATUS

REGIA

KOMISIUM

KURIA

PELAYANAN

KASIH

PRESIDIUM

Page 37: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

26

Jawa Barat, Sumatera dan Kalimantan, sedangkan wilayah lainnya yang ada di

Indonesia dibimbing oleh senatus Malang.42

Senatus adalah dewan yang ditunjuk oleh Konsilium untuk memegang

pemimpin Legio Maria dalam suatu negara. Senatus harus langsung di bawah asuhan

Konsilium dan akan bertanggung jawab dalam wilayah Legio yang ditentukan oleh

konselium. Keanggotaan Senatus terdiri dari: Pertama, Para perwira dari setiap

badan legioner yang langsung berada di bawah Senatus. Kedua, Anggota dari dewan

yang telah dianugerahi status Senatus.43

Dewan lainnya adalah Regia. Dewan ini belum cukup untuk menjadi senatus,

dan terlalu luas untuk komisium. Dewan ini bertugas sebagai koordinator untuk

komisium-komisium, kuria-kuria, dan presidium yang tergabung. Tetapi dalam

hubungan ke pusat Legio Maria masih melalui senatus. Karena itu, regia dapat

disebut juga sebagai dewan pra-senatus.44

Dewan di bawahnya adalah Komisium. Dewan ini bertugas untuk membina

dan membimbing beberapa kuria yang tergabung serta beberapa presidium yang

langsung tergabung. Dalam prakteknya dewan komisium dibentuk bila sekurang-

kurangnya ada dua kuria ditambah beberapa presidium. Bila tidak terdapat presidium

yang tergabung langsung, sebaiknya lebih dari dua kuria.45

Dewan lainnya adalah Kuria. Kuria dapat dibentuk apabila terdiri dari tiga

presidium atau lebih. Tugas kuria adalah membimbing presidium-presidium yang

tergabung langsung. Dan yang terahkir adalah kelompok kerasulan Legio Maria atau

yang sering disebut Presidium. Presidium merupakan kelompok legioner yang

membentuk kesatuan, dan merupakan komunitas dasar dalam Legio Maria.

42 Ibid., hlm. 178-184.

43 Ibid., hlm. 185.

44 Ibid., hlm. 184.

45 Ibid., hlm. 186-187.

Page 38: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

27

Dalam presidium ini para legioner dididik dan dibentuk sebagai Rasul Awam yang

benar-benar menghayati hidup Kristiani.46

Dewan di bawahnya adalah Presidium. Unit dasar Legio disebut Presidium

yang biasanya berbasis di paroki. Paroki dapat memiliki lebih dari satu presidium

Legio Maria. Presidium terdiri dari 6 hingga 20 anggota aktif. Dalam struktur

ketentaraan Romawi Kuno, presidium adalah unit terkecil dengan tugas khusus

membantu kegiatan pastoral paroki. Umumya sebuah presidium berada di sebuah

paroki, beranggotakan umat paroki tersebut dengan sepengetahuan pastor paroki

yang kemudian juga bertindak sebagai penasehat presidium.47

2.5. DEVOSI LEGIO MARIA

2.5.1 Pengertian Devosi

Devosi Legio Maria merupakan devosi yang amat mendalam bersama Bunda

Maria. Dalam devosi Legio Maria persatuan dan kerendahan hati dikedepankan dan

dijalankan dengan sungguh-sungguh.48 Devosi berasal dari kosa kata bahasa latin

devotio yang berarti suatu sikap hati manusia beserta perwujudannya, yang

dengannya manusia sebagai pribadi mengarahkan diri kepada sesuatu atau seseorang

(sebagai objek sembahan) yang dihargai dan dijunjung tinggi, dikejar, dicintai seperti

seorang pribadi yang kudus, roh atau wujud yang sakral.49 Kata latin devotio,

menggambarkan sikap eksternal, kepasrahan, pengorbanan, kemauan dan

kesiapsediaan. Dua hal penting dalam devosi yaitu sisi eksternal (dalam bentuk doa-

doa) dan sisi internal ( kepasrahan kepada suatu objek tertentu ). Dua hal ini harus

berjalan bersama. Devosi yang dijalankan seharusnya mengarah kepada kepasrahan

46 Ibid., hlm. 178.

47 Hasil wawancara dengan Elisabeth Pilips, Legioner Senior Presidium Maria Gunung Karmel, pada

14 Oktober 2019 di Wairklau.

48 Sivia Marsidi, “Devosi Kepada Maria, Kelompok Devosi Maria”, Majalah Devosi Kepada Maria

dalam Hidup Rohani, 19 ( Mei 2010), hlm. 64.

49 Cletus Gronen, Mariologi: Teologi dan Devosi (Yogyakarta: Kanisius, 1998),

art. 319, hlm. 150.

Page 39: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

28

yang mendalam dan dedikasi seutuhnya. Karena bersal dari inisiatif pribadi, devosi

tidak berlaku wajib bagi semua orang katolik. Otoritas Gereja memilki hak dan

kewajiban untuk memeriksa kembali atau mengecek beragam devosi yang muncul

dan mulai berkembang.50

2.5.2 Devosi Kepada Maria

Devosi kepada Maria cukup lama berkembang dan terbilang khas atau unik

dalam Gereja Katolik. Devosi ini terus dipertahankan dan diwariskan. Devosi kepada

Maria (hyperdulia) merupakan sebuah kebaktian kepada ibu Yesus dari Nazaret

dalam bentuk puji-pujian, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya seraya

memohon bantuan pengantara doanya bagi Gereja yang masih berziarah menuju

tanah air surgawi dan bersatu dengan Allah.51 Maria menjadi sosok yang sangat

istimewa dalam Gereja Katolik. Beberapa karakteristik yang melekat dalam diri

Maria yang membuatnya sangat istimewa dan patut dihormati dalam Gereja Katolik,

yakni: Pertama, Maria dimeteraikan peran yang khusus sebagai ibu dari Putera Allah.

Konsili Vatikan II menerangkan dengan jelas dan sangat hati-hati peran Maria dalam

karya keselamatan Yesus Kristus. Maria adalah Bunda pengasih penebus Ilahi,

kerendahan hati dan kebesaran jiwa yang satu-satunya. Ketaatan, iman, harapan dan

cinta kasih yang bernyala merupakan cara yang sangat istimewa Maria bekerja sama

untuk karya keselamatan.52 Maria merengkuh kehendak Allah dengan sangat bebas

memilih untuk bekerja sama dengan rahmat Allah. Gereja selama berabad-abad

lamanya mengarahkan hati pada Maria untuk mendekatkan diri pada Kristus. Kedua,

Maria dikandung tanpa noda dosa. Gereja menghormati Maria sebagai model

sempurna dari iman dan cinta kasih pada Allah. Gereja menghormati Maria sebagai

50 YB. Haryono, op. cit., hlm. 23-25.

51 Paulus VI, Lumen Gentium, penterj. Hardawiryana, R (Jakarta: DOKPEN KWI, 1993), hlm. 30. 160.

Lumen Gentium merupakan konstitusi Dogmatis Gereja yang dikeluarkan oleh Paus Paulus IV di Roma pada

tanggal 21 November 1964.

52 Ibid., hlm. 156-157.

Page 40: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

29

contoh penyucian dan penyerahan diri secara total kepada Allah.53 Ketiga, Maria

adalah bunda kita. Maria menjadi sosok ibu yang sangat sejati dan setia. Peran

kebaktian dan kesetiaan Maria mulai dari kesediaan secara total dari peristiwa kabar

gembira sampai di bawah kayu salib Yesus. Maria lantas menjadi “wajah ke-ibuan”

Allah, kedekatannya akan Allah merangkul cinta, perhatian dan kemurahan Allah.

Dalam devosi-devosi, Maria tampak seperti “Ibu” yang dengan mudah menemukan

integrasi dalam tradisi religius kosmik. Maria merupakan ikon eskatologis dari

Gereja di mana setiap orang katolik bahkan seluruh Gereja mesti mengarahkan hati

kepada Allah dengan mengikuti teladan hidupnya.54

Tiga hal di atas menunjukkan karakteristik Maria yang sangat nyata dalam

karya keselamatan umat manusia. Hal-hal tersebut yang mendorong banyak umat

mengarahkan hati kepada Maria untuk melawan setiap tantangan dalam hidup.

Devosi kepada Maria benar-benar sebuah devosi yang harus dipertahankan karena

sosok istimewa Maria dalam karya penebusan Allah dan seluruh umat manusia.

2.5.3 Penampilan Devosi Legio Maria

Penampilan devosi Legio Maria dapat ditemukan dalam doa-doa dan dasar

Kitab suci: “semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia dan inilah kemenangan

yang mengalahkan dunia; iman kita” (bdk. 1 Yoh. 5:4). Legio dibangun terutama

didasarkan pada kepercayaan penuh akan Allah dan kasih Allah akan putera-puteri-

Nya. Allah dimuliakan dari usaha-usaha umat-Nya dan Ia senantiasa ingin iman

umat-Nya berkembang dan bertahan. Umat Allah hanya dapat bertahan karena Allah

memeliharanya sepanjang waktu. Keberhasilan umat manusia lebih disebabkan oleh

campur tangan Allah daripada usaha manusia itu sendiri. Allah menginginkan

53 Tim senatus Malang, op. cit., hlm. 5-6.

54 YB. Haryono, op.cit., hlm. 48-49.

Page 41: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

30

pertobatan dalam diri umat-Nya. Umat-Nya ingin menjadi kudus tetapi Allah

menginginkan sejuta kali pertobatan dan pengudusan itu dari umat-Nya.55 Tumpuan

kekuatan yang paling utama dari seluruh legioner adalah keyakinan penuh akan

penyertaan Allah Bapa yang baik dalam menjalankan tugas ganda, pengudusan diri

sendiri dan pelayanan terhadap sesama. Penyertaan Allah adalah kekuatan yang

paling utama dan hakiki bagi setiap anggota legioner. Kekuatan ini haruslah diyakini

secara penuh dengan tiada ragu. Keberhasilan akan selalu dicapai dengan iman yang

penuh akan penyertaan Allah. Iman yang berkurang merupakan satu-satunya faktor

yang dapat menghalangi keberhasilan dalam pelayanan dan pengudusan diri. Allah

akan memakai iman yang besar untuk megalahkan dunia.56

Kepercayaan kepada penyertaan Tuhan atau penyelenggaraan Ilahi harus tetap

dijaga agar tidak terbawa arus zaman yang semakin kuat. Inilah iman yang harus tetap

dijaga layaknya menjaga bola mata agar tetap bersinar dan menemukan jalan yang

benar. Kepercayaan ini tidak semata-mata hanya omongan belaka, tetapi lebih dari

itu merupakan sebuah penyerahan dan kepasrahan total. Perihal ini dijelaskan dalam

surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma: “Percaya berarti “menyerahkan diri”

pada firman Allah yang hidup, mengetahui dan mengenal dengan rendah hati bahwa

sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-

jalan-Nya” (bdk. Roma 11:33). Maria yang oleh kehendak yang Maha Tinggi, dapat

dikatakan berada pada pusat peyerahan diri secara total dalam terang iman, menerima

dengan hati yang siap dan sepenuhnya segala sesuatu yang telah diputuskan dalam

rencana Allah.57

Devosi kepada Maria pada dasarnya harus membawa suatu perubahan hidup

dalam diri legioner. Maria bukan menjadi tujuan akhir dalam legio. Legioner harus

menjadi lebih dekat dan lebih dalam mengenal dan mngetahui rencana Allah. Devosi

kepada Maria membawa legioner pada persatuan dengan Allah.

55 Widayaka, op. cit., hlm. 18-19.

56 Ibid.

57 Tim senatus Malang, op. cit., hlm. 18-19.

Page 42: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

31

Persatuan dengan Allah membawa legioner pada sikap iman yaitu keterbukaan dan

penyerahan total pada penyelenggaraan Ilahi. Devosi Maria yang sempurna adalah

membawa legioner lebih dekat dengan Yesus. Devosi kepada Maria bukan berarti

Maria menjadi tujuan melainkan berdoa bersama Maria dan Maria berdoa kepada

Allah untuk memberi perlindungan dan menyelamatkan lewat satu-satunya

pengantara yaitu Yesus. Maria tidak mengambil tempat Yesus sebagai satu-satunya

pengantara bagi keselamatan dan penebusan umat manusia.

2.5.4 Rosario Sebagai Sarana Yang Mengarahkan Perhatian Legioner Terpusat

Kepada Devosi Allah

Legio Maria adalah organisasi yang menjalankan rosario yang begitu kuat

dalam perserikatan. Rosario merupakan doa yang sudah tak asing di kalangan

keluarga Katolik. Doa rosario adalah untaian doa lewat Maria atau berdoa bersama

Maria dalam lima puluh (50) kali salam Maria seraya merenungkan peristiwa-

peristiwa hidup Yesus dan Maria sambil juga menghitung biji-biji rosario.

Perserikatan rosario suci merupakan sebuah keluarga besar yang tersusun dari umat

yang sekurang-kurangnya sekali sepekan mendoakan kelima puluh peristiwa

rosario.58 Keanggotaan dalam hal ini berarti saling membagi antar anggota. Mereka

yang masuk dalam keanggotaan tidak saja menyerahkan satu peristiwa rosarionya

namun juga dapat berbagi segala doa, perjuangan, kesakitan, penderitaan kepada

seluruh anggota dan juga kepada Gereja. Hal yang mau ditekankan dalam rosario

yang dijalankan oleh Legio Maria sebagai sebuah perserikatan ialah persaudaraan

dan persatuan setiap anggota dalam berdoa.

58 Ibid.

Page 43: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

32

2.5.5 Devosi Sebagai Akar Kerasulan Legio Maria

Legio tentu saja identik dengan Maria. Maria menjadi sosok yang tak

terhindarkan dalam legio. Kewajiban setiap anggota mengungkapkan devosi kepada

Bunda Allah dengan segenap hati. Devosi inilah yang menjadi titik dasar legio yang

harus hidup sebagai rasul yang setia. Kerasulan ini harus dijalankan dengan penuh

rasa tanggung jawab. Setiap anggota bertanggung jawab atas keutuhan legio. Satu

bagian legio saja yang rusak atau pincang akan mempengaruhi semuanya. Setiap

anggota harus terlibat aktif atau turut ambil bagian dalam meditasi yang serius dan

usaha yang tekun.

Persatuan merupakan hal yang hakiki dalam legio. Persatuan juga merupakan

suatu yang paling cepat disadari. Dengan kata lain, persatuan merupakan hal yang

paling peka, karena setiap anggota mengambil bagian penting dalam legio. Persatuan

akan diwujudkan dengan kesetiaan dalam tanggung jawab sebagai legioner.

Kesetiaan akan menunjang legio mencapai kesatuan dalam pikiran, tujuan dan karya.

Devosi akan menunjang persatuan dan persekutuan karena dalam devosi semua

menyatu dalam doa. Kerasulan yang paling nyata terlihat dalam pribadi Maria. Oleh

karena itu, Gereja mengambil figur Maria sebagai model kesempurnaan kemuridan.59

Maria menjalankan tugasnya sampai selesai dengan penuh kesetiaan. Maria

menjalankan tugas yang diberikan Allah dengan sangat setia. Pribadi Maria tersebut

yang dibawa dalam devosi dan menjadi akar kerasulan dari legio.

2.5.6 Perkembangan Legio Maria Dari Evangelisasi Baru

Setiap orang Kristen dipanggil untuk melaksanakan Evangelisasi, meskipun

tidak selalu dalam taraf dan jalan yang sama. Demikian pula Legio Maria merupakan

organisasi kerasulan awam yang dipanggil untuk melaksanakan Evangelisasi dengan

cara dan sistem yang khas dari Legio Maria, yaitu melalui kontak pribadi dalam setiap

59 YB. Haryono, op. cit., hlm. 48.

Page 44: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

33

kunjungan rumah, kunjungan orang sakit, dan tugas-tugas kerasulan dan pewartaan

lainnya, yang bertujuan untuk menguduskan diri melalui doa dan karya.60 Karena itu

Legio Maria mengajak anggota-anggota untuk terus menerus menghayati dan terus

menerus mendalami imannya, sehingga dengan itu mereka dapat menjadi pewarta

Kabar Gembira ke dalam semua lapisan umat manusia dan melalui pengaruhnya

mengubah manusia dari dalam dan membaharuinya. Dalam kehidupan kristianitas,

pembaharuan manusia itu terjadi melalui pertama-tama permandian dan hidup

menurut Injil. Karena itu seorang legioner harus secara bertahap dan terus menerus

melaksanakan Evangelisasi bagi dirinya serta merubah kehidupan batin dan bertobat

melalui daya kekuatan Ilahi untuk menjadi manusia baru. Sehingga melalui doa dan

pelayanan yang dijalankannya, maka seorang legioner mampu bertobat dan

meningkatkan kehidupan iman sesamanya.61

Dengan pemahaman dan keyakinan yang demikian, setiap legioner harus

dengan tekun, ulet melaksanakan tugas-tugas kerasulan. Setiap legioner harus

menginjili diri sendiri melalui sabda yang direnungkan. Ibadat dan sakramen-

sakramen yang diterimanya, serta pelayanan atau kerasulan yang merupakan tindak

lanjut dan konsekwensi dari penghayatan imannya. Seorang legioner tetap bernaung

di bawah bimbingan Bunda Maria dan makin hari seorang legioner harus semakin

akrab dengan Kristus dalam Sabda dan sakramen.62

Hanya dengan cara yang demikian, seorang legioner memiliki keberanian,

ketekunan dan kemampuan dalam menjalankan karya pewartaan dan pelayanannya

kepada keluarga-keluarga, baik yang sedang dilanda masalah tertentu ataupun yang

tidak, serta kunjungannya ke tempat-tempat penampungan atau perawatan, misalnya

rumah sakit. Membantu karya pastoral yaitu pendataan umat di setiap lingkungan

60 Widayaka, op. cit., hlm. 43.

61 Hasil wawancara per telepon seluler dengan Markus Yumartana, Pemempin Rohani Presidium-

Presidium di Kadedral Jakarta, pada 21 Februari 2020 di Maumere.

62 Hasil wawancara per telepon seluler dengan Elisabeth, Legioner senior Presidium Ina Ola Ho’i Song

Arat, pada 16 Mei 2020 di Maumere.

Page 45: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

34

umat basis setempat agar mendapatkan pelayanan sakramen.63 Singkatnya, Legio

Maria terlibat dalam seluruh pelayanan di tengah-tengah umat, pelayanan-pelayanan

ini yang disebut sebagai pelayanan kasih. Kekuatan pewartaan serta pelayanan

seorang legioner lebih ditentukan oleh daya kekuatan Roh Allah yang ada pada diri

seorang legioner, dari pada keterampilan atau kepandaian praktis yang dimiliki

seorang legioner dalam pewartaan dan pelayanan.

2.5.7 Legioner dan Tubuh Mistik Kristus

Pengabdian seorang legioner, haruslah bersifat adikodrati, mereka harus

mendekatkan dirinya kepada sesamanya dengan penuh keramahan, dan motivasi bagi

sesama legioner dan dalam diri orang yang dilayani, legioner harus melihat pribadi

Yesus Kristus sendiri di dalam diri orang yang dilayani.64 Sikap legioner ini

bersumber dari injil Mateus yang bunyinya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya

segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling

hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. (bdk. Mateus 25:40). Diingat bahwa

pewartaan dan pelayanan yang legioner lakukan untuk sesama bahkan hingga yang

paling hina, bukan semata-mata untuk pribadi yang dilayani saja, namun lebih dari

itu yakni bagi kemuliaan nama Tuhan.65 Sistem Legio Maria juga disusun atas dasar

prinsip-prinsip dari doktrin Tubuh Mistik Kristus dalam surat Rasul Paulus yang

berbunyi: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus:

“Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu”. (bdk.

Kis 9:4-5), ada cahaya yang memancar dari langit kemudian memenuhi dirinya dan

mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Saulus yang awalnya adalah pengejar

63 Hasil wawancara dengan Agnes Yosefa, Bendahara Legio Maria Presidium Maria Gunung Karmel,

pada 16 Juni 2020 di Wairklau.

64 Hasil wawancara dengan Imelda Yoseph, Anggota Aktif Legio Maria Presidium Maria Gunung

Karmel, pada 15 Juni 2020 di Wairklau.

65 Tim Senatus Malang, op. cit., hlm. 55.

Page 46: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

35

orang-orang Kristen dan menganiaya dengan kejam kemudian bertobat dan menjadi

pelayan bagi Tuhan. Pelayanan legioner adalah amanah untuk menjalankan karya

penyelamatan yang diwarisi oleh Kristus sebagai Kepala bagi seluruh Gereja. Surat

Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus juga menggambarkan: “Kristus adalah Kepala

Jemaat, Dialah yang adalah Kepala Tubuh dan kita anggota-anggota tubuh-Nya”

(bdk. Ef 5:30).

Dari pernyataan ini menjadi bahwa Kristus adalah Kepala bagian utama yang

tidak dapat digantikan oleh yang lain. Dalam sakramen baptis, kita dipersatukan

dengan Kristus oleh satu ikatan yang paling erat dengan-Nya. Kita harus sadar bahwa

“mistik” bukan berarti “tidak nyata” namun kegiatan Tubuh Mistik adalah kegiatan

Kristus sendiri yang nyata di dalam Gereja-Nya. Umat beriman disatukan dalam Dia,

menderita sampai mati bersama-Nya, kemudian bangkit bersama-Nya pula.66 Dalam

pembaptisan, Gereja dikuduskan karena membangun hubungan vital antara Kristus

dan jiwa-jiwa di mana kekudusan Kepala mengalir ke anggota-anggota. Sakramen-

sakramen yang lain dan terutama Sakramen Ekaristi, mempererat ikatan antara Tubuh

Mistik dan Kepala-Nya. Lagi pula, ikatan ini dapat diperdalam oleh praktek iman dan

karya amal dalam pengaturan dan pelayanan dalam Gereja. Dengan penyerahan diri

dan ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus pada setiap kegiatan dalam

kehidupan Kristiani kita telah menjalankan amanah Kristus di dalam Gereja asalkan

semuanya ini dilakukan secara efektif bersama Maria. Maria merupakan penghubung

utama dalam persatuan ini, karena kedudukannya sebagai ibu, baik dari Kepala yaitu

“Yesus Kristus” maupun anggota-anggota-Nya. “Kita adalah anggota tubuh-Nya”,

dan oleh karena itu dengan kenyataan dan kepenuhan yang sama, anak-anak Maria,

ibu-Nya. Satu-satunya tujuan keberadaan Maria ialah untuk mengandung dan

melahirkan Kristus, yakni “Tubuh Mistik” dan semua anggota-Nya yang sempurna,

diikat rapi menjadi satu dengan Yesus Kristus sebagai Kepala-Nya.67

66 Ibid., hlm 56.

67 Ibid., hlm 56-59.

Page 47: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

36

BAB III

MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN

BERCERMIN PADA SPIRITUALITAS PELAYANAN LEGIO MARIA

3.1 KELUARGA

3.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan unsur terkecil dalam kehidupan masyarakat dan Gereja.

keluarga menjadi awal pijakan setiap pribadi. Keluarga harus menanamkan modal

awal iman yang kokoh dan kuat agar anak menjadi tangguh dalam iman. Iman sebagai

modal dasar dalam keluarga akan menuntun anak di kehidupan kemudian hari. Secara

sederhana keluarga dapat diartikan sebagai kumpulan orang yang hidup dalam satu

rumah karena hubungan darah. Hal yang mau dibahas di sini adalah keluarga inti.

Keluarga inti tersusun dari suami, istri dan anak-anak, tetapi anak-anak bisa juga

bukan merupakan darah daging dari suami dan istri tersebut. Anak-anak angkat pun

bisa dianggap sebagai keluarga inti. Keluarga inti dibagi lagi menjadi dua yaitu

keluarga orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi terdiri dari individu itu

sendiri, orang tuanya dan saudara-saudarinya. Keluarga prokreasi terbentuk melalui

perkawinan. Dalam keluarga orientasi status seorang individu adalah putera-puteri

sedangkan dalam keluarga prokreasi status seorang individu adalah bapak atau ibu

dan suami atau istri.68

Dapat ditemukan bahwa setiap orang memiliki persepsi berbeda mengenai

keluarga. Keluarga memiliki cakupan definisi yang luas dan kompleks. Namun, yang

68 Bernard Raho, Keluarga Berziarah Lintas Zaman, Suatu Tinjauan Sosiologis (Ende: Nusa Indah,

2003), hlm. 27.

Page 48: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

37

mau dilihat dalam hal ini adalah keluarga inti yang mendiami suatu rumah. Hal yang

akan ditinjau adalah mengenai kehidupan spritualitas keluarga dan dampaknya dalam

keluarga tersebut.

3.1.2 Keluarga Sebagai Peletak Dasar Iman

Setiap manusia lahir dan hidup serta berkembang dalam keluarga tertentu, baik

yang memiliki hubungan darah maupun tidak. Tempat pertama anak akan belajar

mengenal dan memahami banyak hal karena memiliki keluarga. Di dalam keluarga

anak akan ditanamkan nilai-nilai dasar yang dipakai untuk menjalani kehidupan agar

kelak menjadi pribadi yang integral sebagai wujud aktualisasi diri sepanjang waktu.

Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluria pada manusia untuk melakukan yang

terbaik dari yang dia bisa. Menurut Maslow, manusia tidak dilahirkan dalam bentuk

yang lengkap. Dia harus mewujudkan bakat-bakatnya untuk melawan pengaruh dari

lingkungannya. Hal ini membutuhkan pengertian dan keberanian. Kebutuhan terakhir

menurut Maslow adalah kebutuhan untuk megaktualisasikan diri (self-actualization),

yaitu menemukan pemenuhan pribadi dan mencapai potensi diri. Manusia yang

mengaktualisasikan diri adalah orang yang sudah terpenuhi dan melakukan apapun

yang bisa mereka lakukan.69 Maksudnya, aktualisasi adalah proses untuk menjadi diri

sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi psikologi yang unik. Aktualisasi

akan berjalan seimbang dengan perkembangan hidup seseorang.

Keluarga merupakan sumber utama untuk mengaktualisasikan diri terhusus

bagi anak-anak. Orang tua mengajarkan dasar-dasar ajaran agama bagi anak-anak

sekaligus menuntun anak-anak untuk memperaktekkan ajaran-ajaran tersebut di

dalam kehidupan. Keluarga juga menjaga serta memelihara tradisi-tradisi keagamaan

agar tetap bertahan. Anak-anak sejak kecil sudah dilatih dan ditanamkan mengenai

kepatuhan terhadap nilai-nilai iman dan aturan-aturan dalam agama. Setiap keluarga

69 Matt Jarvis, Theoritical Approaches in Psychology, (penerj.), SPA-Teamwork, Teori-teori Psikologi

(Bandung: Nusa Media, 2006), hlm. 95.

Page 49: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

38

yakin bahwa iman tersebut akan selalu menunjang dalam menentukan jalan hidup

dari sang anak.70 Anak-anak di dalam keluarga didorong untuk berdoa sebelum

makan, tidur dan melakukan perjalanan jauh. Anak-anak juga didorong untuk pergi

ke gereja pada hari minggu dan hari-hari besar Gereja. Anak-anak juga didorong

untuk terlibat dalam doa lingkungan di KBG (kelompok basis Gereja) dan kegiatan-

kegiatan kerohanian lainnya. Nilai-nilai dasar dalam setiap anak diletakkan oleh

masing-masing keluarga mereka sebagai bekal di kemudian hari.

3.2 FUNGSI KELUARGA

3.2.1 Keluarga adalah Komunitas Pribadi-Pribadi dalam Cinta Kasih

Keluarga adalah komunitas pertama dan asal mula keberadaan setiap manusia

dan merupakan persekutuan pribadi-pribadi (Comunio personarum) yang hidupnya

berlandaskan dan bersumber dari cinta kasih.71 Kasih sejati dalam keluarga ialah

kasih yang mendatangkan kebaikan-kebaikan bagi semua anggota keluarga. Maka

setiap anggota keluarga semestinya mewujudkan cinta kasih melalui tindakan-

tindakan konkret untuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan juga keselamatan semua

anggota keluarga. Norma cinta kasih dalam keluarga adalah kasih Yesus Kristus

kepada Gereja, maka sudah seharusnya suami dan istri serta anak-anak saling

mengasihi satu sama lain seperti Kristus mengasihi Gereja-Nya (bdk. Ef. 5:25-32).

Sakramen perkawinan membuahkan keselamatan karena persatuan mesrah antara

suami dan istri mengambil bagian juga dalam persatuan mesra Kristus dan Gereja-

Nya. Cinta kasih suami dan istri serta anak-anak dalam satu keluarga adalah tindakan

nyata yang bertujuan pada kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan semua

anggota keluarga.

70 Ibid., hlm. 50.

71 Konferensi Wali Gereja Indonesia, Pedoman Pastoral Keluarga (Jakarta: Penerbit Obor, 2011),

hlm.10.

Page 50: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

39

Dengan lahirnya anak-anak dalam sebuah keluarga persekutuan itu menjadi

makin luas dan makin nyata. Kehadiran anak dalam keluarga merupakan anugerah

nyata yang sangat istimewa dan sangat berharga serta merupakan mahkota cinta kasih

dalam sebuah keluarga. Anak-anak dalam sebuah keluarga hendaknya dicintai,

dihargai, diterima sepenuhnya dan dikembangkan serta diberi teladan yang paling

baik. Cinta kasih merupakan kekuatan yang paling utama, karena tanpa cinta kasih

keluarga tidak akan mengalami atau merasakan kerukunan dalam hidup dan tidak

berkembang serta menyempurnakan diri sebagai persekutuan pribadi-pribadi. Pada

kodratnya setiap manusia harus saling mengasihi. Keluarga memiliki tugas utama

yakni menghayati perannya sebagai persekutuan hidup yang dilandasi cinta kasih dan

memiliki kewajiban menyebarkan cinta kasih tersebut.

3.2.2 Keluarga adalah Persekutuan Pembela Kehidupan

Allah pencipta memanggil laki-laki dan perempuan untuk menjadi satu daging

dan ikut atau turut mengambil bagian dalam cinta kasih dan kekuasaan-Nya.72

Dengan melahirkan kehidupan baru (prokreasi) secara khusus suami dan istri

mengambil bagian dalam tugas mulia dalam karya pencipta-Nya. Sabda Tuhan dalam

kitab kejadian (bdk. Kej. 1:28) memperlihatkan dengan jelas bahwa Allah sendirilah

yang mengangkat mereka menjadi rekan kerja dalam karya penciptaan. Anak-anak

mereka hendaklah diterima sebagai anak Allah sendiri (bdk. Ef. 3:15). Mendidik dan

membesarkan anak adalah tugas istimewa yang tak tergantikan. Sebagai mitra kerja

Allah suami istri atau orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar menjaga dan

membela kehidupan itu. Tugas perutusan suami dan istri ini semakin dikuatkan dan

diingatkan oleh Gereja karena semakin hari semakin jelas dan marak upaya untuk

memusuhi kehidupan tersebut dalam keluarga-keluarga. Kemajuan pesat

pengetahuan dan teknologi tidak hanya menciptakan harapan dan kebutuhan

manusia, tetapi juga menimbulkan keresahan dan kengerian yang mengancam

72 Ibid.

Page 51: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

40

kehidupan. Aborsi dan pengguguran yang semakin marak adalah contoh permusuhan

terhadap kehidupan yang didukung juga oleh teknologi dan ilmu pengetahuan yang

sudah memadai.

3.2.3 Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga

Berkat sakramen baptis, suami-istri dan anak-anak menerima dan memiliki tiga

martabat Kristus yakni martabat kenabian, imamat dan rajawi.73 Dengan martabat

kenabian mereka mempunyai fungsi atau tugas mewartakan injil, dengan martabat

imamat mereka mempunyai tugas menguduskan hidup, terutama dengan menghayati

sakramen-sakramen serta hidup doa dan dengan martabat rajawi mereka memiliki

tugas untuk melayani sesama. Berkat sakramen baptis pula, mereka menjadi anggota

dan ikut membangun Gereja. keluarga bukan saja merupakan sebuah komunitas basis

manusiawi belaka melainkan juga komunitas basis gerejawi yang mengambil bagian

juga dalam karya penyelamatan Allah. Hidup berkeluarga ini menampakkan hidup

Gereja sebagai suatu persekutuan (koinonia) dalam bentuk yang paling kecil dan

mendasar, yang menyatukan iman melalui doa peribadatan (Leitourgia),

mewujudkan pelayanan (diakonia) melalui pekerjaan dan memberi kesaksian

(Martyria) dalam pergaulan, semuanya itu menjadi sarana dalam menjalankan

penginjilan (kerygma) yang baru.

3.2.4 Keluarga adalah Masyarakat Kecil

Gereja mengakui bahwa keluarga adalah sel terkecil dalam masyarakat karena

di sana seluruh jaringan sosial dibangun dan dikembangkan. Melalui kehadiran dan

peran anggota-anggotanya, keluarga menjadi tempat asal dan tujuan efektif untuk

membangun masyarakat yang semakin manusiawi dan rukun. Keluarga katolik

73 Ibid.

Page 52: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

41

diharapkan dapat menyumbangkan keutamaan-keutamaan dan nilai-nilai katolik

yang selalu dihayati dengan pembangunan masyarakat.74

Dalam rangka pembangunan hidup bermasyarakat, keluarga Katolik harus

terbuka, toleran, dan menghargai pluralitas yang ada. Pluralitas atau kemajemukan

hendaknya semakin mendorong pada kerukunan dan dialog kehidupan. Untuk

mencapai masyarakat yang rukun dibutuhkan keluarga Kristiani dalam kehidupan

masyarakat berdasarkan prinsip subsidiaritas. Prinsip subsidiaritas adalah pemberian

wewenang oleh institusi atau otoritas kepada satu kelompok di bawahnya. Selain itu

juga, perlu dikembangkan pula prinsip solidaritas yang dapat terwujud dalam

semangat gotong-royong. Dalam semangat gotong-royong itulah keluarga secara

konkret menyumbangkan keutamaan hidup dan nilai-nilai kemanusiaan yang pada

dasarnya sangat luhur.

3.3 KELUARGA MENGAMBIL BAGIAN DALAM TUGAS-TUGAS DI DALAM

GEREJA

3.3.1 Persekutuan (koinonia)

Secara sadar atau tidak keluarga katolik mengambil bagian yang besar dalam

lima tugas di dalam Gereja. Hal ini dikarenakan persatuan dalam keluarga bisa dilihat

dalam persatuan Kristus dan Gereja-Nya. Keluarga adalah persekutuan seluruh hidup

(consortium totius vitae ) antara seorang laki-laki dan perempuan berdasarkan

perjanjian antara kedua belah pihak dan diteguhkan melalui kesepakatan

perkawinan.75 Persekutuan antara keduanya diperluas dengan kehadiran anak-anak

dan juga keluarga besar. Ciri pokok dari persekutuan tersebut adalah kesediaan tanpa

74 Peranan Keluarga, http://mimirockfriends.blogspot.com/2012/03/ibd-tulisan-peran-keluarga-dalam.

Html, diakses pada 16 Juni 2020.

75 Krismas Imanta Barus, Koinonia Sebagai Tatanan Hidup Keluarga Allah (Sumut: GPKP, 2016),

hlm. 8.

Page 53: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

42

paksaan untuk hidup bersama berdasarkan iman dan cinta kasih serta kesediaan

mengembangkan pribadi satu sama lain. Persekutuan dalam keluarga diwujudkan

dengan menciptakan keharmonisan di saat-saat bersama, doa bersama, kesetiaan

dalam menghadapi suka dan duka, untung dan malang, ketika sakit dan sehat.

3.3.2 Liturgi (Leitourgia)

Kepenuhan hidup katolik tercapai dalam sakramen dan doa-doa. Keluarga

bertemu dan berdialog dengan Allah. Dengan doa dan sakramen tersebut maka

keluarga menjadi kudus dan dikuduskan dan menguduskan jemaat Gereja serta dunia.

Relasi Kristus dan keluarga terwujud nyata dalam perkawinan yang menjadi dasar

dan landasan perutusan keluarga ke tengah dunia. Doa dalam keluarga mempererat

relasi dan dialog dengan Allah yang akan selalu menolong.76

3.3.3 Pewartaan Injil (Kerygma)

Keluarga merupakan Gereja rumah tangga yang mengambil bagian dalam tugas

pewartaan. Tugas dilakukan dengan terutama mendengar dan menghayati serta

melaksanakan atau menghidupi sabda Allah. Keluarga harus seperti Gereja yakni

sebagai sebuah tempat injil disalurkan dan memancarkan terang Roh Kudus. Orang

tua tidak hanya sekedar menyampaikan Injil kepada anak-anak melainkan juga

memberikan contoh atau teladan hidup sebagai tindakan nyata dari Injil atau

kabar gembira Tuhan yang sudah diresapi sebelumnya.77

76 Aloysisu Hari Prasetyo, Hidup Bersama Sebagai Anggota-anggota Keluarga Allah (Yogyakarta:

Kanisiun, 2008). hlm. 28.

77 Ibid.

Page 54: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

43

3.3.4 Pelayanan (Diakonia)

Keluarga merupakan persekutuan cinta kasih, maka keluarga dipanggil untuk

mengamalkan cinta kasih itu melalui pengabdian atau pelayanan kepada sesama

terutama bagi mereka yang papa. Semangat pelayanan harus dijiwai oleh cinta

kasih.78 Keluarga Kristiani menyediakan diri untuk menjadi seorang pelayan atau

hamba yang berbakti. Pelayanan keluarga sebaiknya berupa pemberdayaan agar

keluarga lain dapat mandiri.

3.3.5 Kesaksian Iman

Keluarga harus berani memberi kesaksian hidup dengan penuh penghayatan.

Kesaksian ini tidak hanya sekedar perkataan namun juga perbuatan nyata dan

bersedia menanggung resiko dalam kesaksian akan kebenaran.79 Kesaksian itu harus

dengan berani dan tiada ragu. Keluarga juga harus bersikap kritis terhadap sesuatu

yang bertentangan dengan iman. Ketidakadilan dan perendahan martabat manusia

harus ditolak dengan dasar iman dan cinta kasih terhadap sesama manusia. Karena

cinta kasih kepada sesama juga merupakan cinta kasih terhadap Tuhan Allah.

3.4 PERSOALAN YANG DIHADAPI KELUARGA KRISTIANI

Hidup manusia secara nyata bergerak mulai dari keluarga. Keluarga sebagai

basis kecil yang menanamkan nilai moral bagi anak agar anak-anak dapat bertumbuh

dan berkembang menjadi pribadi yang baik. Keluarga juga sebagai media paling

aman bagi anak untuk belajar mengenai banyak hal untuk hidup selanjutnya.

78 Ibid.

79 Ibid., hlm. 29.

Page 55: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

44

Y. Bambang Muliyono melihat keluarga sebagai wadah pembentukan pribadi

anggota terutama untuk anak-anak yang sedang mengalami pertumbuhan jasmani dan

rohani.80 Keluarga sebagai pendidik utama dalam segala bidang kehidupan. Keluarga

dalam hal ini orang tua menjadi batu pijakan dan figur utama pendidik bagi anak-

anak. Dalam bidang agama. Keluarga memberikan ajaran-ajaran agama dan budaya

sebelum dikonfrontasikan dengan budaya dunia luar.

Keluarga menjadi bagian penting dalam kehidupan karena keluarga merupakan

fondasi dasar bagi perkembangan umat manusia. Gereja mengakui bahwa keluarga

adalah kumpulan anggota yang paling kecil dalam masyarakat. Keluarga menjadi

institusi yang melahirkan individu-individu dalam masyarakat. Keluarga menjadi

tempat asal dan upaya efektif membangun suatu masyarakat.81 Hal ini berarti

keluarga menjadi agen penting dalam situasi perkembangan kehidupan manusia.

Apabila keluarga rapuh maka masyarakat juga akan mudah runtuh. Begitu pula,

persekutuan umat Kristiani tersusun dari keluarga-keluarga. Persatuan umat akan

mudah pudar bila situasi keluarga tak mengajarkan makna persatuan dan keutuhan

itu sendiri.

Situasi lingkup keluarga Kristiani kini cukup memprihatinkan. Tanda-tanda

kemerosotan terlihat jelas dalam keluarga-keluarga. Konsep hubungan suami istri

yang mulai hilang dibuktikan dengan banyak kasus perselingkuhan. Kesulitan dalam

mewariskan nilai-nilai moral. Jumlah perceraian yang meningkat, pengguguran

mewabah, dan pemandulan yang semakin marak dilakukan serta munculnya sikap-

sikap yang benar-benar kontraseptif.82 Kenakalan para orang tua tersebut tidak

menunjukkan tugas sebagai pendidik dan teladan bagi anak-anak.

80 Y. Bambang Muliyono, Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan penanggulangannya,

Cet. Ke-5 (Yogyakarta :Kanisius, 1992). hlm. 26.

81 Konferensi Waligereja Indonesia, Pedoman Pastoral Keluarga (Yogyakarta: Penerbit Obor, 1996),

hlm. 18.

82 Yohanes Paulus II, Familiaris Consortio, Paus Yohanes Paulus II, Penerj. A. Widyanartaya

(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 20-21.

Page 56: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

45

Kasus-kasus tersebut banyak terjadi dalam dunia modern dengan segala

perkembangan teknologi yang juga memiliki banyak dampak negatif.

Kasus-kasus atau gejala-gejala yang timbul sebenarnya bersumber pada

perpecahan keluarga. Tak dapat dimungkiri bahwa perubahan perkembangan zaman

atau situasi zaman yang berubah menjadi pengaruh yang nyata bagi keluarga-

keluarga katolik. Namun hemat penulis, kasus-kasus tersebut ditimbulkan dari

perpecahan dalam keutuhan keluarga misalnya: tidak ada waktu untuk dialog

bersama, tidak ada kesempatan untuk doa keluarga bersama, dan tidak ada rasa saling

mencintai dan menyayangi sebagai satu kesatuan keluarga yang utuh.83

Perpecahan ini menimbulkan suatu kesalahpahaman. Kesalahpahaman yang

dimaksud adalah kesalapahaman dalam bekerja sama dan mengerti kehendak Tuhan

(Will of God).84 Iman yang teguh dan keyakinan akan kehendak Tuhan adalah modal

kuat bagi kelurga-keluarga katolik. keduanya hanya akan dicapai bila keluarga dapat

berdialog dan berkomunikasi dengan Tuhan. Keluarga dapat berkompromi dengan

Tuhan. Doa menjadi penting dan tak bisa diabaikan dalam kelaurga-keluarga

Kristiani. Dengan ini maka dapat disimpulkan bahwa Legio Maria dapat menjadi

sarana yang kuat dalam memerangi situasi keutuhan keluarga yang semakin merosot.

3.5 MEMAHAMI TUGAS LEGIO SEBAGAI TITIK TOLAK PELAYANAN

3.5.1 Titik Tolak Pelayanan

Spiritualitas atau semangat yang memotivasi anggota Legio Maria, terdapat

dalam tugas atau pelayanan yang dilakukan legioner di tengah umat. Tugas tersebut

merupakan rel kekuatan dasar atau daya upaya sebagai titik tolak dalam pelayanan

83 Hasil wawancara dengan Stefanus Buyung, Pelayan Alokosio dan Pembimbing Rohani Kelompok

Legio Maria Presidium Maria Gunung Karmel, pada 21 Oktober 2019 di Wairklau.

84 Ibid.

Page 57: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

46

dari setiap anggota legioner. Tugas-tugas tersebut tentu saja memberi angin segar dan

sebagai sebuah pedoman dalam pelayanan agar setiap pelayanan Legio Maria dapat

berkenan bagi semua umat. Pelayanan legioner dengan membawa spiritualitas

pelayanan yang mendalam sangatlah penting dan menolong legioner sendiri dalam

menemukan solusi bijak untuk mengatasi persoalan hidup meskipun tidak mencapai

tingkat kesempurnaan. Tujuan utama adalah menjadi pribadi yang integral dan pribadi

yang sehat dalam hidup bersama dengan yang lain. Menjadi integral adalah proses

aktualisasi yang berlangsung terus-menerus dan ini bukan suatu kondisi yang statis.

Proses ini seperti yang dikutip oleh Duane Schultz. Menyatakan, “ aktualisasi diri

merupakan keberanian untuk ada. Hal ini berarti meluncurkan diri sendiri sepenuhnya

ke dalam arus kehidupan.”85 Maka di sini legioner yang mengupayakan pencapaikan

kepribadian yang integral harus terbuka terhadap seluruh ruang lingkup emosi dan

pengalamannya terutama dalam pelayanannya.

3.5.2. Ekaristi Sebagai Sumber Kekuatan

Pelayanan Legio Maria adalah semangat awal yang diwariskan oleh bapak

pendiri Frank Duff melalui doa, Pelayanan dan teladan dari semangat Maria. Setiap

anggota berkumpul melaksanakan pertemuan mingguan dalam kelompok kecil yang

disebut presidium untuk berdoa bersama dan menjalankan tugas kerasulan mereka.

Seorang legioner wajib mengikuti ekaristi setiap hari. Ekaristi sangatlah penting bagi

seorang legioner karena ekaristi adalah sumber kekuatan rohani yang menjiawi seorang

legioner. Pelayanan Legio Maria mencakup yang menderita atau orang sakit, orang

jompo, orang-orang yang berada di penjara, kepada keluarga-keluarga yang

bermasalah dan memerlukan siraman rohani.86

85 Duane Schultz, “Growth Psychology: Models the Healthy Personality” dalam Yustinus Msc,

Psikologi Pertumbuhan: Model-model Mencapai Kepribadian yang Sehat (Yogyakarta: Kanisius, 1991),

hlm. 50.

86 Hasil wawancara dengan Margareta Soni, Ketua Presidium Mawar yang Gaib Misir, pada 7 Agustus

2019 di Misir.

Page 58: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

47

3.5.3. Pelayanan Legio Maria Bercermin dari Kitab Suci

Kitab suci merupakan tradisi tertulis yang diilhami dengan Roh Kudus. Kitab

suci ini memberikan ayat-ayat suci yang menjadi cerminan atau pantulan yang

membahagiakan legioner. Berikut ini akan digambarkan ayat-ayat kitab suci yang

memberikan warna untuk pelayanan legioner:

3.5.3.1 Pelayanan dengan Mengenakan Perlengkapan Senjata Allah

Legio Romawi merupakan satu-satunya kekuatan tentara yang terindah dan

yang pernah ada di dunia. Rahasia kejayaannya terletak pada semangat pasukan atau

anak buahnya yang amat mengagumkan. Seorang prajurit harus menyatukan

kepribadiannya kepada legio yang diikutinya tanpa syarat kepada perwira atasannya

sampai taat “ad nutum” artinya “isyarat” tanpa mempertimbangkan atau

memperhitungkan kebaikan perwira atau suka tidak sukanya prajurit. Semua

bergerak maju bagaikan satu pribadi menuju satu tujuan. Semua diarahkan oleh satu

tujuan dan tekad yang sama. Semuanya bahu membahu dan berdampingan bergerak

ke seluruh dunia sambil menegakkan martabat Romawi di tempat di mana mereka

tampil. Semangat pengabdian ini membuat mereka tak terkalahkan. Ketabahan dan

keberanian mereka yang tiada gentar membuat musuh ketakutan kemudian menyerah

atau melarikan diri. Mereka adalah benteng depan kerajaan Romawi yang harus

mempertahankan dan melindungi kerajaan.87

Dapat dikatakan bahwa semangat Legio Maria dijiwai oleh penyerahan diri

kepada pimpinan, rasa tanggung jawab yang besar, ketahanan diri dalam menghadapi

kesulitan, ketabahan menderita, kesetiaan pada tugas sampai pada hal-hal yang paling

kecil sekalipun. Para legioner Maria harus memiliki sifat perwira yang sama, tetapi

87 Tim Senatus Malang, op. cit., hlm. 372.

Page 59: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

48

dibuat adi-kodrati, ditempa dan dilembutkan oleh hubungan dengan Maria yang dapat

mengajarkan rahasia cinta kasih dan pelayanan. Dalam hal ini, senjata para legioner

adalah kesetiaan, kesiapan, ketahanan dan ketabahan. Semua bagian dalam pasukan

legio harus bekerja sama dalam menjalankan semuanya. Persatuan ini dapat

mendorong dan menciptakan sebuah pasukan yang solid sekalipun diserang terus

oleh pelbagai macam roh kejahatan. Perihal mengenakan semua senjata Allah ini

terdapat dalam kitab suci yang sudah menjadi cerminan akan semangat para

legioner.88 Isi teks kitab suci yang melampirkan hal ini ialah: “Kenakanlah seluruh

perlengkapan senjata Allah” (bdk. Efesus 6:11).

3.5.3.2 Legio Maria Menjadi Persembahan Hidup

“Persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan pada Allah:

janganlah kamu serupa dengan dunia ini” (bdk. Rm. 12:12). Berdasarkan ayat

tersebut termaktub seruan agar dalam diri legioner yang setia akan tumbuh kebajikan

yang lebih tinggi karena didorong oleh kemurahan hati. Kemurahan ini haruslah

terejawantahkan dalam pelayanan dan pangabdian. Pelayanan tersebut haruslah

merupakan persembahan hidup yang hakiki dengan tidak menuntut balas. Semua

bentuk pelayanan tersebut mewujudkan pujian dan kemuliaan Allah yang senantiasa

berkarya di dunia. Dengan merenungkan atau merefleksikan secara total Tuhan yang

disalibkan dan mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib sampai titik darah

penghabisan, para legioner harus berusaha mencerminkan penyerahan diri secara

total.

88 Hasil wawancara dengan Ludvina Lanselina, Selaku Ketua Legio Maria Presidium Maria Gunung Karmel,

Kuria Mawar Yang Gaib Misir, Regia Bunda Kristus Maumere, Tim Visitasi Regia Bunda Kristus Keuskupan

Maumere, pada 29 Juli 2019 di Wairklau.

Page 60: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

49

3.5.3.3 Pelayanan Harus Berjerih Lelah dan Bekerja Berat

“Berjerih lelah dan bekerja berat” (bdk. 2 Korintus 11:27). Ayat tersebut mau

menunjukkan bahwa pelayanan legioner pada umumnya menuntut pengorbanan yang

besar. Kerasulan atau pelayanan legio juga termasuk di dalamnya mendekatkan umat

yang sudah terlampau jauh dari pengaruh yang baik dan yang tidak suka menerima

kunjungan yang misi utamanya adalah kebaikan. Semua ini dapat dilakukan dan

diatasi atau dimenangkan tetapi harus dengan kesabaran dan semangat yang gagah

berani dan penuh kasih. Kasih ini harus mampu menghadapi ujian-ujian yang hanya

dapat ditanggung dengan persahabatan sejati antar anggota legioner.89 Sakit hati

karena penghinaan, muka masam, penolakan, ejekan dan kritik yang mengajak

perang atau bermusuhan, kelesuan atau kelelahan rohani dan jasmani, kekecewaan

karena kegagalan dan keangkuhan hati orang untuk tidak berterima kasih, kedinginan

hati dan kedinginan dalam diri serta hujan deras, kotoran, dan kuman-kuman bau

busuk, lorong-lorong gelap dan becek serta senyap, peniadaan kesenangan karena

kekuatiran yang bertubi-tubi, penderitaan batin karena hati tidak tahan akan

kesedihan orang lain. Hal-hal tersebut tidak memiliki ketertarikan sama sekali.

Namun, bila dipikul dengan manis akan terasa indah dan dapat membahagiakan

semua anggota legioner maupun orang lain dalam pelayanan.90 Legioner berupaya

sekuat tenaga untuk menjadi saksi Kristus sebagai bukti bahwa legioner telah berjerih

lelah dan bekerja berat. Tugas menjadi saksi Kristus bukan hanya diemban oleh

uskup, imam atau biarwan-biarawati saja melainkan semua umat yang dibaptis dan

diperkuat dengan meterai sakramen penguatan sebagai tanda penugasan sebagai saksi

Kristus dan saksi dari Kabar Gembira Tuhan atau Injil. Saksi ini ditunjukkan melalui

hidup dan perbuatan. Orang Kristen dipanggil untuk menjalankan kehidupan dan

perbuatan jauh lebih kuat atau melampaui segala bentuk kejahatan, cinta kasih lebih

89 Frans Magnis Suseno, Menjadi Saksi Kristus di Tengah Masyarakat Majemuk (Jakarta: Obor,

2004), hlm.xiv.

90 Hasil wawancara dengan Maria Mude, Ketua Kuria Bunda Kita St. Thomas Morus Maumere, pada

1 Maret 2019 di Maumere.

Page 61: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

50

kuat daripada kebencian dan pengampunan lebih ampuh daripada hanya mau

membalas dendam dan iri hati.91

3.5.2.5 Pelayanan Legio Maria Harus dalam Kasih

Kasih akan mewujudkan sebuah penyerahan diri secara total seperti Kristus

Yesus yang menyerahkan diri secara total karena kasih-Nya yang begitu besar

terhadap umat manusia. Hal ini senada dengan surat Rasul Paulus kepada Jemaat di

Efesus tentang kasih yang berbunyi: “Hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus

Yesus mengasihi kamu dan telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita”. (bdk. Efesus.

5:2). Hal ini mau menyatakan bahwa kasih menuntut sebuah pengorbanan diri dan

akan menuntun kepada sebuah penyerahan diri secara total dalam pelayanan. Kasih

merupakan suatu sumber dan terang yang selalu harus bersinar dalam diri setiap

legioner. Semua pelayanan setiap anggota legioner menjadi lebih bermakna dan

indah dengan adanya kasih.92

Kasih merupakan kunci keberhasilan atau kesuksesan legio dalam setiap

pelayanan. Kasih menguatkan segala pelayanan dan meresapi setiap pribadi agar

menjadi setia dalam karya Allah. Kasih harus lebih dari sekedar apa yang dilihat.

Kasih mengatasi semua tugas berat bahkan ujian-ujian yang datang silih berganti

dalam setiap pelayanan. Segala bentuk penolakan dan hinaan akan menjadi luluh atas

nama kasih.

Kasih dalam setiap pelayanan adalah kasih yang selalu menuntut pengorbanan.

Kasih ini tidak semestinya ditunjukkan dengan perbuatan yang sangat besar. Kasih

bisa dibuktikan dengan sangat sederhana, misalnya berjabatan tangan, mengunjungi

orang di penjara, menerima undangan makan di tempat yang kotor dan mengunjungi

91 Frans Magnis Suseno, op. cip., hlm xv.

92 Fransiskus Emanuel da Santo (ed.), op. cit., hlm. 23.

Page 62: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

51

orang yang sedang kesusahan. Semua ini merupakan tindakan kasih yang sederhana.

Kasih yang sesederhana itu akan menjadi gunung apabila dilakukan terus menerus.

Kasih akan terwujud bila tercipta sebuah penyerahan diri secara total. Tidak ada

batasan bagi sebuah pengorbanan dan penyerahan diri secara total.93

3.5.3.5 Pelayanan Menjalankan Wujud Kerasulan

Kerasulan sangat urgen dan harus menjadi bagian integral Gereja. Dewasa ini

banyak sekali kemerosotan yang perlu dibimbing dengan karya kerasulan yang

membumi. Pelayanan legio menunjukkan semangat kerasulan yang harus dijaga

terus. Legio telah menunjukkan bukti kerasulan yang menjadi nyata di tengah umat

manusia. Perubahan zaman dan perubahan gaya hidup yang semakin merosot tajam

ke situasi buruk harus mendapat sentuhan dari tangan rasul Tuhan agar tidak salah

kaprah. Hal ini membuktikan bahwa semangat kerasulan memang mutlak diperlukan

bagi seorang anggota legio. Pesan Yesus kepada murid-murid-Nya yang dikenal

dengan nama “amanat terakhir-Nya” yang disampaikan menjelang kenaikan-Nya ke

surga, peristiwa tersebut lebih mengagungkan dari peristiwa Gunung Sinai dan

sebagai penyempurnaan-Nya atas seluruh peraturan di dunia, Ia berbicara atau

berkata dengan penuh kuasa Tritunggal “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah

Injil kepada segala makhluk” (bdk. Mrk. 6:15).

Kata-kata tersebut dipandang sebagai perutusan kepada semua orang tanpa

terkecuali. Semua orang termasuk para awam juga diberi tanggung jawab yang besar

atas pelayanan kerasulan. Kata tersebut merupakan kata kunci dalam hidup Kristiani.

Iman itu harus disebarluaskan dengan semangat yang tak terpadamkan. Amanat

terakhir-Nya harus diikuti sebab kalau tidak akan kehilangan rahmat, kemunduran

serta kehancuran bahkan sampai kehilangan iman. Amanat Kristus mendorong semua

orang dari yang paling hina sampai yang paling tinggi tanpa terkecuali.94

93 Ibid., hlm. 16.

94 Tim Senatus Malang, loc., cit.

Page 63: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

52

Legio terobsesi melaksanakan amanat terakhir Yesus dengan tiada ragu. Legio

juga berusaha menarik semua orang agar bertindak dalam amanat Yesus tersebut.

Kaum awam memiliki peran yang amat penting dalam bagian kerasulan. Awam yang

merasul sangat diperlukan demi tersebar luasanya Kabar Gembira atau Injil Tuhan.

Legioner sendiri harus sanggup mengait partisipasi kaum awam. Karena semua orang

terpanggil untuk merasul dalam persatuan dengan Kristus melalui pembaptisan.

Pembaptisan tersebut menunjukkan bahwa setiap orang yang sudah dibaptis

terpanggil melaksanakan tiga tugas Kristus yakni, Imam, nabi dan raja dan dikuatkan

dengan sakramen penguatan atau krisma. Kerasulan merupakan tugas yang luhur dan

kudus karena iman memungkinkan persembahan korban rohani melaui pelbagai

kegiatan dan memberi kesaksian tentang Kristus. Sakramen ekaristi memupuk jiwa

dan cinta kasih akan kerasulan yang dalam. Oleh karena itu, ekaristi sangat penting

bagi legioner dan juga kaum awam sebenarnya.95

3.6 MENJADI KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DALAM SEMANGAT

PELAYANAN LEGIO MARIA

3.6.1 Upaya Legio Maria Membangun Keluarga Katolik yang Utuh

Legio Maria sebagai sebuah upaya dalam membangun keutuhan keluarga,

dengan kata lain orang tua dapat menjadi contoh dan teladan yang berkenan bagi anak

dan orang lain. Masuk dan menjadi bagian dari anggota legio atau mendapat

kunjungan dari anggota legio tentu berpengaruh bagi sebuah keharmonisan dalam

sebuah keluarga. Nilai-nilai itu kemudian dihidupi dalam keluarga sampai matang

dan menjadi sumber kebahagiaan. Orang tua dapat memberikan makna hidup paling

dalam bagi anak-anak. Segala usaha dan upaya dari orang tua juga merupakan sebuah

proses pemberian makna hidup yang sungguh mengena untuk anak-anak dan seluruh

anggota keluarga. Orang tua juga membutuhkan penghargaan apalagi ia juga akan

95 Fransiskus Emanuel da Santo (ed.), op. cit., hlm. 16.

Page 64: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

53

menghadapi masa berat yang harus diatasi.96 Legio Maria menjadi andalan yang

dapat dipercaya untuk menemukan semangat yang baru dan menemukan kembali jati

diri keluarga Kristiani yang sebenarnya.

Legio menjujung tinggi doa-doa, firman Tuhan, kerja keras dan kasih.

Semuanya itu mutlak diperlukan demi menggapai keluarga yang utuh. Pelbagai

masalah dalam keluarga seperti perselingkuhan, perceraian, pertengkaran atau yang

lebih dikenal KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) menunjukkan bahwa sebuah

spritualitas keluarga katolik yang utuh sudah mulai luntur dan hampir punah. Padahal

spiritualitas dalam keluarga merupakan modal yang paling kuat dan utama untuk

sebuah keutuhan keluarga yang harmonis. Fondasi atau dasar paling kuat dalam

kehidupan keluarga adalah semangat atau roh yang menjiwai keluarga sebagai Gereja

mini untuk menghadapi situasi zaman yang semakin merosot.

3.6.2 Legio Maria Menghidupkan Semangat Devosi Kepada Maria dalam Keluarga

Dalam doa dan devosi keluarga kepada Maria lewat doa Rosario dapat

membangun sebuah hubungan mesra dengan Allah. Keluarga mau berdialog dengan

Allah untuk menyadari penyertaan yang Ilahi. Keluarga dapat bertahan dan menjadi

utuh serta harmonis dengan doa-doa yang disusun dalam keluarga sebagai sebuah

kewajiban yang tidak boleh dilanggar. Dalam doa-doa tersebut keluarga percaya

Allah hadir secara langsung. Dengan doa, keluarga sudah mulai memupuk

kepercayaan kepada Allah yang hadir atau iman serta pengalaman akan Allah yang

hadir dan berkarya di tengah keluarga. Doa di sini merupakan ungkapan aku kepada

engkau dan membuka batin secara total untuk menerima karya-karya dari Allah.97

Untuk sampai kepada keutuhan dan keharmonisan keluarga, doa seharusnya menjadi

96 Kondrad Kebung, Esai Tentang Manusia (Ende: Nusa Indah, 2006), hlm. 53-54.

97 Bernard S. Hayong (ed.), Doa Tanpa Permohonan: Sebuah Filsafat Doa (Maumere: Penerbit

Ledalero, 2014), hlm. 5.

Page 65: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

54

sebuah kegemaran. Keluarga dalam hal ini orang tua akan menciptakan nilai yang

bijaksana jikalau membangun sebuah kebiasaan doa dalam keluarga. Peran orang tua

adalah mendorong anak, mengarahkan kegiatan-kegiatan untuk pertumbuhan

jiwanya. Karena anak-anak bukan hanya diperhatikan secara fisik saja tetapi yang

lebih dari semua itu adalah perkembangan karakter atau pertumbuhan jiwa anak.98

Pertumbuhan jiwa atau karakter dapat dibina melalui doa. Anak dilatih dan

dibiasakan orang tua berdoa sebelum makan, tidur dan bepergian jauh. Orang tua

dapat juga menerapkan sistem doa yang ketat tetapi lunak dan sesuai dengan

perkembangan anak agar tidak terkesan memaksa. Untuk dapat membina sebuah

kebiasaan doa dalam keluarga, maka orang tua harus tahu bagaimana dapat

menanamkan teladan. Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab khusus untuk

mendidik anak-anak mereka dalam doa, menghantar mereka selangkah demi

selangkah untuk menyelami dan menghayati misteri kerahiman Allah. Teladan

konkret orang tua sangat penting dan tak tergantikan dalam mendidik anak-anak

untuk berdoa. Hanya dengan doa bersama anak-anak seorang ayah dapat

menjalankan tugasnya sebagai pendidik doa dan menunaikan imamat rajawi. Berdoa

bersama orang tua dan anak-anak dapat menyelami lubuk terdalam dari hati anak dan

pengalaman doa tersebut memberikan kesan yang tak dapat dihapus oleh peritiwa-

peristiwa lain.99

Legio Maria sangat memperhatikan doa. Doa merupakan senjata ajaib dan

dapat memusnahkan kejahatan bagaimanapun hebatnya. Dalam legio doa tersebut

menuntut sebuah persatuan. Kesatuan batin atau jiwa dan kesatuan dalam tindakan

dan pelayanan. Dalam kasus keluarga yang bercerai, keluarga yang mengalami kasus

perselingkuhan hingga berujung pada penghilangan nyawa akan bisa dinetralkan

apabila orang tua masuk dan menyelami semangat dalam legio. Dengan meresapi

semangat ini entah dalam kunjungan-kunjungan atau orang tua masuk dan terlibat

dalam akar kerasulan legio melalui doa devosi maka legio dapat dipandang sebagai

98 Julius Chandra, Cinta Rasional (Yogyakarta: Kanisius, 2016), hlm. 31. 99 Yohanes Paulus II, op. cit., hlm. 106-107.

Page 66: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

55

sebuah daya upaya untuk sebuah keutuhan dalam keluarga tersebut. Keluarga-

keluarga yang menjadi anggota legioner tentu menjalankan semangat ini dalam

keluarga-keluarga dan kebiasaan doa tersebut dapat membina sebuah persekutuan

kecil yang tak dapat digantikan dengan persekutuan lain di luar rumah.

Hal ini berarti seorang legioner dapat membangun doa dan devosi dalam

keluarga dan menyadari karya penyertaan Allah. Berdialog dan menyadari peran dan

penyertaan Allah akan mengajarkan seorang suami dan istri, serta anak-anak dalam

rumah akan arti dan peranan dari setiap anggota keluarga. Dialog bukanlah seperti

bincang-bincang antara atasan yang mendengarkan keluhan dari bawahan atau seperti

yang diadakan tokoh agama dan politik di televisi. Dialog adalah pembicaraan intim

yang memang diambil dari cerminan doa karena doa merupakan dialog dengan yang

Kuasa. Dialog berarti secara terbuka menyatakan inilah “Aku”.100 Dialog ini

tercermin dalam doa-doa kepada Allah dan keintiman yang tak tergantikan oleh yang

lain.

Dari semua hal ini termaktub dalam semangat atau spritualitas Legio Maria

dalam pelayanan. Dengan itu, Legio Maria dapat memberikan sumbangsih besar

membangun benteng atau tiang doa sebagai perekat dan sarana penyadaran karya

Allah dalam hidup manusia khususnya keluarga-keluarga Kristiani. Legio Maria

menunjukkan kekuatan doa yang dapat menyatukan segalanya dan juga

mengharmoniskan dialog yang jujur dan terbuka dalam sebuah keluarga Kristiani.

Legio Maria juga memberikan angin segar dan wahana baru sebagai sebuah kekuatan

doa yang dapat menjadi tempat sandaran dan tiang untuk berdiri sebuah keluaga

dalam menapaki zaman yang sudah berubah. Inti dari sebuah doa adalah iman yang

teguh akan kuasa penyelengaraan Ilahi di dalam karya keselamatan Yesus dengan

mengutamakan kehendak-Nya.101

100 Paul Subiyanto, Kiat-Kiat Jitu Merawat Perkawinan (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara,

2003), hlm. 196-197.

101 FX. Dany Haryanto, Memahami Doa dalam Perspektif Iman Katolik (Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusantara, 2013), hlm. 7.

Page 67: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

56

3.6.3 Legio Maria Menuntun Keluarga mengimani Firman Tuhan

Doa dan mendengarkan firman Tuhan adalah dua hal dalam kesatuan yaitu

mendengarkan dan berpasrah. Firman Tuhan adalah jawaban sepanjang masa akan

persoalan manusia yang semakin kompleks. Legio dalam tugas dan pelayanan

mengandalkan kisah-kisah kitab suci yang dapat memberikan inspirasi yang

menerangi langkah hidup yang tepat dalam pelayanan. Legioner di tengah keluarga

dapat mempersembahkan sebuah kesaksian hidup yang berdasar pada firman Tuhan.

Keluarga yang hidup dalam firman Tuhan dapat memerangi pelbagai kejahatan atau

persoalan-persoalan hidup yang datang.102 Firman Tuhan akan mengarahkan

keluarga-keluarga pada sebuah pandangan dan kesadaran bahwa karya Tuhan

sungguh nyata dan terjadi dari dahulu sejak manusia diciptakan.

Menyadari karya-karya Tuhan dalam kehidupan manusia, keluarga semakin

ingin mengenal dan menjalani hubungan dalam dialog yang intim dengan Tuhan.

Keluarga menjadi yakin dan bersembah sujud pada Tuhan dari kisah-kisah kitab suci.

Anak-anak semakin tahu bagaimana Allah itu memang hadir meski didahului dengan

pelbagai cobaan. Keluarga mengambil bagian penting dalam tugas pewartaan injil.

Tugas itu dilaksanakan dengan tidak hanya mendengar tetapi juga menghayati dan

mengamalkan atau melaksanakan karya Allah serta juga mewartakannya kembali.

Dari hari ke hari atau waktu ke waktu keluarga semakin berkembang menjadi suatu

persekutuan yang hidup dan dikuduskan oleh Allah. Keluarga harus menjadi seperti

Gereja yakni menjadi tempat injil diwartakan atau disalurkan sehingga dapat

memancarkan sinar-sinar. Dalam keluarga yang menyadari tugas perutusan itu,

semua anggota keluarga harus menerima dan melaksanakan Sabda Allah. Orang tua

tidak hanya sekedar menyampaikan injil kepada anak-anak mereka melainkan anak-

anak juga dapat menerima teladan penghayatan Sabda Allah. Anak dan orang tua dari

102 Hasil wawancara dengan Yonas Kaki, Penasehat Legio Maria Presidium Maria Gunung Karmel,

pada 2 Februari 2020 di Wairklau.

Page 68: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

57

keluarga yang satu harus mewartakan ke keluarga yang lain agar Sabda Allah tidak

mati melainkan tetap hidup. Sabda Allah itu memerlukan pendalaman agar bias

mendapatkan makna dan tidak salah tafsir. Pendalaman itu bisa dilakukan dalam

legio atau dalam orgnaisasi lain. Legioner yang sudah terbiasa dengan ini bisa

memetik keunggulan-keunggulannya dalam mengatasi persoalan-persoalan yang

tumbuh dalam keluarga dengan mendengarkan Sabda Tuhan.103

Ada beberapa keunggulan dari firman Tuhan dalam keluarga. Firman Tuhan

mengajarkan keluarga untuk lebih banyak mendengarkan dan memahaminya. Setiap

pasangan harus berusaha mendengar setiap dialog dari pasangan-pasangannya atau

dari anak-anak. Orang tua juga sangat penting mendengar pendapat anak-anak

sebelum menentukan masa depan bagi anak. Mendengarkan dan memahami juga

merupakan suatu cara mengatasi pertengkaran agar tidak terjadi kesalahpahaman

yang berlebihan atas sebuah masalah.104 Legioner harus memperhatikan hal ini dalam

setiap kali kunjungan dan untuk seorang legioner akan juga melaksanakan dalam

keluarganya demi menciptakan suatu keutuhan dan keharmonisan yang bertahan.

3.6.4 Legio Maria Mewujudkan Keluarga yang Memberi Seluruh Hidup pada Tuhan

Doa dan firman akan menghantar keluarga dan legioner menuju pada pemberian

diri secara total pada Tuhan. Keluarga atau legioner dalam keluarga dengan

semangatnya akan memberikan kesaksian. Kesaksian ini berkaitan erat dengan

sebuah penyerahan diri dalam tangan Tuhan. Kesaksian ini timbul dari sebuah

penyerahan diri secara sungguh atau secara penuh pada Tuhan yang merupakan

sumber hidup dan kebahagiaan. Kesaksian hidup yang didapat dari pengalaman akan

Allah yang hidup dan berkarya juga tidak boleh setengah-setengah melainkan dengan

103 Hasil wawancara per telepon seluler dengan Ziriakus Maria Ndolu, Pembina Rohani dan Meditasi

Kristiani Keuskupan Maumere, pada 16 Juni 2020 di Maumere.

104 Yohanes Paulus II, op. cit., hlm. 55.

Page 69: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

58

cinta dan Penyerahan diri secara total kepada-Nya. Perlu disadari bahwa penyerahan

diri secara total termasuk juga segala cita-cita dan perjuangan dari keluarga. Tuhan

menjadi benteng satu-satunya yang harus dipegang dan diandalkan. Dalam

perkawinan semua pasangan sudah disucikan dalam sakramen, maka seluruh hidup

dan perbuatan haruslah menuju kekudusan. Kepala keluarga akan mengejar

kekudusan dalam mencari nafkah untuk keluarga dan bukan hanya sekedar kegiatan

ekonomis semata. Namun, lebih daripada itu merupakan sebuah tanggung jawab

yang besar.105

Perselingkuhan dalam keluarga disebabkan karena tidak adanya rasa tanggung

jawab dan juga tidak menyerahkan sepenuhnya hidup pada Tuhan. Keluarga kadang

mengalami situasi pergolakan seperti layaknya seorang legioner menghadapi

tantangan dalam pelayanan. Perselingkuhan atau hinaan dalam pelayanan, penolakan

dan sebagainya merupakan masalah yang pada dasarnya sama dan beragam dihadapi

oleh legioner dan juga dalam keluarga-keluarga. Kasus perselingkuhan terjadi karena

suatu pasangan tidak mendapat kepuasan baik rohani maupun jasmani dalam

keluarganya. Suatu pasangan tidak saling menerima dan mencari kesenangan ataupun

pasangan yang lain. Perselingkuhan tidak akan terjadi kalau kedua pasangan

berkomitmen menyerahkan seluruh hidup termasuk masalah-masalah dalam rumah

tangga ke hadapan Tuhan dan berusaha mencari kepuasan dan ketenangan dalam

Tuhan saja. Situasi ini akan memungkinkan kehidupan yang selalu dan senantiasa

dibimbing menuju cahaya Roh kudus.

Pada dasarnya kitab suci adalah sebuah cara Tuhan menjawab setiap keluhan

manusia yang di dalamnya keluarga-keluarga bersandar, tetapi haruslah hidup juga

diserahkan pada Tuhan sebagai arti iman itu sendiri. Pemahaman akan penyerahan

seluruh karya dan hidup lebih indah dan lebih nyata dalam legio. Hal ini tentu

merupakan pengaruh langsung dari legioner yang bekerja dalam pelayanan dan

menemukan pelbagai kasus yang tidak sedikit membutuhkan tanggung jawab dan

105 T. Gilarso (ed.), Membangun Keluarga Kristiani (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 157.

Page 70: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

59

penyertaan Tuhan. Oleh karena itu menyerahkan hidup pada Tuhan adalah juga

merupakan suatu keharusan yang tidak boleh diingkari oleh masing-masing pihak

dalam sebuah keluarga.

3.6.5 Legio Maria Mewujudkan Keluarga Yang Berjerih Lelah dan Bekerja Keras

Kerja keras merupakan bentuk dari iman. Bagian ini memang bukan perkara

mudah. Semua orang dipanggil dalam kerja keras yang tidak lain juga merupakan

tanggung jawab iman. Iman tanpa perbuatan adalah kosong dan tak berguna. Iman

yang diwujudkan dalam menyerahkan hidup secara total pada Allah harus diimbangi

dengan sebuah kerja keras yang mana harus dimiliki oleh keluarga dan legioner

dalam keluarga mereka masing-masing. Kemutlakan ini adalah sebuah perintah dan

harus dijalani dengan penuh tanggung jawab.

Persoalan dalam keluarga yang menjadi tuntutan ekonomi yang sungguh besar

sehingga setiap keluarga harus menerapkan cara cerdas dan juga kerja keras demi

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidup. Kerja keras akan menunjukkan

sebarapa kuat iman akan Tuhan bekerja dalam diri setiap anggota keluarga. Kerja

keras menghadapi situasi zaman yang terus berubah namun tidaklah melupakan iman.

Kerja keras ini harus merupakan bagian dari iman dan bukan semata-mata hanya

untuk mencari aman. Sebab kalau iman ini tersingkir dari rel kerja keras maka akan

terjadi penyimpangan atas iman. Kerja keras demi memenuhi semua kebutuhan dan

bukan untuk demi kepuasan semata. Kerja keras ini sudah dihadapi dalam perjuangan

menjadi pasangan dan membina suatu rumah tangga dan akan terus menjadi tuntutan

dalam membina sebuah keluarga yang mencerminkan kasih Allah dan penyertaan

Bapa yang baik.

Dalam kerja keras itu, setiap anggota keluarga mewujudkan aspek diakonia.

Setiap anggota keluarga adalah pelayan dan bukan yang dilayani. Kerendahan hati

sangat amat diperlukan dan menjadi bagian integral dalam pelayanan dan kerja keras.

Suami tidak menjadi pelayan atas istri atau sebaliknya tetapi mereka saling

Page 71: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

60

melengkapi dalam satu kesatuan. Anak-anak tidak secara sepihak menjadi orang yang

dominan dan selalu ingin dimengerti oleh orang tua tetapi juga ingin meringankan

pekerjaan orang tua dan menjalankan segala perintah dari orang tua.

3.6.6 Legio Maria Mewujudkan Keluarga Penuh Cinta Kasih

Cinta Kasih adalah kekuatan yang mendasari kuatnya sebuah keluarga. Cinta

Kasih harus diresapi oleh semua anggota keluarga. Cinta Kasih menjiwai dan menjadi

andalan legioner ketika melakukan pelayanan. Legioner yang berkeluarga atau

memberi pelayanan dalam bentuk kunjungan-kunjungan kepada keluarga Kristiani

lain harus menjadikan cinta kasih sebagai pilar utama dalam keluarga-keluarga

Krsitiani itu sendiri.

Dalam diri legioner semangat cinta kasih itu tetap hidup dan merasuk masuk

sampai dalam keluarga dan memberikan sumbangsih positif dan tak tergantikan.

Kasih ini harus dipenuhi dan dirawat penuh dalam keluarga karena keluarga dewasa

ini sudah tidak menjadi komunitas-komunitas pribadi dalam cinta kasih. Cinta kasih

itu merupakan kekuatan utama karena tanpa cinta kasih keluarga tidak akan rukun

dan bahagia. Cinta orang tua pada anak hendaknya diwarnai dengan spontanitas.

Spontanitas berarti dalam diri si anak ditanamkan kepercayaan bahwa ia tidak harus

menjadi anak baik atau anak manis dulu untuk mendapatkan cinta. Orang tua tidak

perlu menunggu anak berprestasi dahulu untuk memberikan hadiah atau mengajak

rekreasi. Begitupun juga seorang istri atau suami tidak perlu menunggu melakukan

sesuatu yang baik untuk mendapatkan pujian dan penghargaan melainkan memujinya

karena ia harus dicinta dan dijaga.106

Cinta kasih merupakan asas dan kekuatan persatuan karena tanpa cinta kasih

keluarga takan mengalami persatuan. Kebutuhan akan cinta kasih dalam diri setiap

manusia harus dipenuhi dalam keluarga. Cinta kasih itu mendorong terciptanya

106 Julius Chandra, op. cit., hlm. 49-50.

Page 72: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

61

persatuan dalam seluruh anggota keluarga. Persatuan antara suami dan istri dan

semua anak-anak. Dalam hal ini tidak ada sistem pilih kasih atau anak emas. Tugas

yang utama dalam setiap keluarga adalah dengan menghayati realitas persatuan

dengan berlandaskan cinta kasih dan usaha terus-menerus untuk mengembangkan

pribadi yang otentik.

Cinta kasih antara suami dan istri mengalami perluasan yang nyata dalam diri

anak-anak. Cinta kasih itu meliputi semua, orang tua dan anak-anak, saudara laki-

laki dan saudara perempuan. Persatuan itu merekat erat dalam semangat cinta kasih

walaupun ditempah oleh arus perkembangan zaman. Namun, persatuan itu harus

didahului persatuan suami istri yang tak terceraikan. Persatuan antara suami dan istri

adalah persatuan yang paling pertama atau awal yang mendahului persatuan lainnnya.

Persatuan itu terjadi berkat janji perkawinan, “tidak lagi dua melainkan satu daging”.

Cinta pertama-tama bukanlah hubungan dengan pribadi tertentu melainkan

sikap atau suatu orientasi karakter yang menentukan jalinan seorang pribadi dengan

dunia secara keseluruhan. Hal inilah yang dinamakan mencintai dunia dalam satu

pribadi dan menyerahkan seluruh kehidupan. Cinta bukan semata-mata pada objek

tertentu tetapi menyusuri segala ruang lingkup kemanusiaan yang utuh. Cinta adalah

kekuatan jiwa yang tak terkalahkan.107 Dalam satu pribadi yang dicintainya tidak

akan memakai hukum ekonomi yakni mendapatkan keuntungan atau menderita

kerugian. Cinta bukanlah sesuatu yang memandang tiga (B): bobot, bibit dan bebet.

Lebih dari pada itu, cinta merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam spritualitas

manusia dan harus mendukung pada persatuan.108 Persatuan suami dan istri itu

berakar dalam kodrat saling melengkapi. Persatuan itu kemudian dikembangkan

dengan kesediaan antara suami istri untuk saling mengambil bagian dalam seluruh

proyek hidup keluarga. Persatuan suami dan istri tersebut tidak hanya berciri

monogami tetapi juga tak terceraikan. Dalam hal ini berarti ada pemberian diri

107 Erich Fromm, The Art of Lovin: Memaknai Hakikat Cinta (Jakarta: Gramedia, 2005), hlm. 58-59.

108 Jonar Situmorang, Berani Menikah: Mengakiri Masa Lajang Untuk Memasuki Fase Baru Pernikahan

Kristen Yang Benar (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001), hlm. 40.

Page 73: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

62

seutuhnya secara timbal balik. Persatuan mesra ini menunjang kesejahteraan anak-

anak. Persatuan ini mengundang adanya kesetiaan dan pengorbanan yang besar.109

Persatuan ini juga tercermin dalam semangat pelayanan Legio Maria yang

selalu setia memberi diri dan keutuhan sepenuhnya kepada orang yang dilayani demi

tugas dan pewartaan. Semangat ini hidup dalam legioner dan dikembangkan dalam

kelurga-kelurga demi menuntun untuk sampai pada keutuhan yang otentik semua

anggota keluraga. Cinta kasih itu juga terbukti dari tindakan memberi maaf kepada

anggota kelurga yang bersalah. Pemberian maaf ini harus berlandaskan cinta kasih.

Hal ini berarti maaf bukan bersifat ritualistik belaka dan dilandasi oleh mitos semata

tetapi maaf yang bersifat realistis disertai keterbukaan dan pengakuan kesalahan serta

tindakan nyata untuk tidak mengulangi kesalahan lagi.110 Dengan cinta suami dan

istri akan menciptakan Couple power.111 Cinta tersebut membuat keluarga

menciptakan keutuhan dalam diri mereka masing-masing agar cinta itu tidak hilang

dan tetap bertahan. Cinta ini bisa di reduksi kembali dan dikuatkan kembali melalui

Legio Maria yang mengikat cinta kasih sebagai modal utama dalam pelayanan meski

pun banyak tantangan.

109 Yohanes Paulus II, op. cit., hlm. 41-45.

110 Monty P. Satiadarma, Menyikapi Peselingkuhan (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2001), hlm. 110.

111 Paul Subiyanto, op. cit., hlm. 223.

Page 74: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

63

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setiap individu memiliki keinginan untuk berkembang dalam hidup rohani maka

itu harus dijaga. Ada bermacam-macam cara untuk menumbuhkembangkan hidup rohani

dalam kehidupan setiap individu. Cara untuk meningkatkan pertumbuhan hidup rohani

yaitu melibatkan diri dalam kegiatan doa linkungan atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan

doa lainnya dalam organisasi-organisasi di dalam Gereja yang bermunculan dengan nama

yang unik dan beragam, maupun doa-doa yang khusus untuk memuliakan nama Tuhan.

Salah satunya yakni organisasi Legio Maria. Orang-orang yang masuk dalam organisasi

ini disebut legioner. Orang-orang tersebut akan menjalankan cara yang khas atau doa-doa

yang khas dan di hari-hari yang khusus menjalankan kebaktian-kebaktian atau tradisi-

tradisi khusus. Cara-cara dan tradisi-tradisi khusus menjadikan Gereja lebih berwarna

sebab tujuan dari semua itu adalah pembentukan spiritualitas manusia atau dalam hal ini

anggota-anggotanya untuk menemukan atau mencari jati diri dan arti hidup serta mengupas

habis kejahatan-kejahatan yang ada di tengah dunia demi kemuliaan Allah dan pengudusan

manusia karena Gereja adalah tubuh mistik Kristus itu sendiri.112

Organisasi Legio Maria dipilih oleh Allah untuk menjadi ragi bagi sesama

manusia. Panggilan menjadi ragi merupakan suatu gerakan yang memotivasi para legioner

untuk menjadi terang iman dan menerangi mereka yang tersesat dalam kegelapan maut

112 Amatus Woi, “Menjadi Religious dalam Kaca Perubahan Zaman: Momentum Pembaharuan dan

Penyelerasan” Jurnal Ledalero, 1:1 ( Ledalero: Juni, 2002), hlm.47.

Page 75: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

64

yakni kemerosotan iman dalam keluarga-keluarga Kristiani maupun dalam berbagai

masalah sosial. Panggilan menjadi ragi, dengan mengundang seluruh umat Kristiani untuk

menjadi saksi Kristus dengan mempersembahkan hidup yang suci, mati raga dan karya

amal dalam terang iman, harapan dan kasih.

Panggilan legioner menjadi ragi ini yang mendorong keluarga-keluarga Kristiani

di era modern agar semakin mendekatkan diri pada Kristus. Legioner diajak untuk

menerima dengan kemurahan hati, panggilan akan persatuan yang lebih erat dengan

Kristus sebagai kepala dan kita yang adalah Gereja atau anggota-anggota tubuh-Nya,

bersama-sama mengambil bagian dalam karya keselamatan sejati dalam terang sabda:

“Karena hanya dalam nama Kristus kita diselamatkan” (bdk. Kis 4:12). Melalui Kristus

semua umat tanpa terkecuali diselamatkan oleh kuasa-Nya.

Legio Maria yang diinspirasi oleh semangat Bunda Maria yang luhur mendorong,

menerangi, serta menjiwai mereka yang tersesat secara khusus keluarga-keluarga Kristiani,

bukan karena Legio memperoleh kemuliaan dalam membawa nama Maria melalui panji-

panji yang dikibarkan, tetapi karena Legio menggunakan metode spiritualis dan kerasulan

berdasarkan prinsip kesatuan dinamis dengan Maria dalam rencana penyelamatan, dengan

kata lain seorang legioner melayani setiap orang yang merupakan gambar Kristus, dengan

semangat dan keprihatinan Maria bunda Yesus.

Spiritualitas kerasulan Legio Maria menjadi upaya untuk membentangi keluarga

Kristian dari segala pengaruh buruk di tengah perkembangan zaman. Keluarga harus

bercermin dari kitab suci dan mulai mempersembahkan hidup kepadaTuhan. Legioner

harus bekerja keras dan berjerih lelah untuk mempersatukan keluarga-keluarga Kristiani

yang tercerai-berai.

Melalui doa-doa atau devosi keluarga-keluarga membangun dialog dengan Tuhan

yang menjadi andalan dan pegangan hidup. Dialog mesra dengan Tuhan membuat

keluarga-keluarga dapat membaca tanda-tanda zaman dan berani menentang kejahatan

dunia. Berdialog bersama Tuhan melalui devosi kepada Maria membuat legioner dan

keluarga-keluarga menjadi pribadi yang handal sehingga dapat membawa terang di

manapun mereka berada. Devosi adalah kekuatan atau senjata untuk menghancurkan

Page 76: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

65

kejahatan dunia terutama di dalam keluarga-keluarga Kristiani. Melalui devosi, relasi

antara umat dan Maria sangat nampak, beragam cara dilakukan dalam devosi kepada

Bunda Maria ini merupakan salah satu devosi terpenting sebagai sikap dan ekspresi iman

Kristiani bahkan memberikan ciri khas kepada spiritualitas Gereja Katolik.

. Implikasi dari devosi adalah karya pelayanan bagi umat. Semangat pelayanan

Legio Maria bertujuan untuk kemuliaan Tuhan dan sesama manusia. Untuk mencapai hal

ini, bukanlah kesuksesan yang diinginkan namun sebuah kesetiaan iman pada Tuhan.

Kebahagiaan manusia dan kebahagiaan Allah telah menunjukkan jati diri yang utuh.

Keluarga menjadi semakin utuh dalam semangat pelayanan Legio Maria dan menjadi

legioner sejati pembawa kabar gembira bagi keselamatan dunia.

4.2 USUL DAN SARAN

4.2.1 Bagi Keluarga-keluarga Katolik

Spiritualitas yang patah dan makin memprihatinkan harus dibuat menjadi lebih

hidup lagi agar spritualitas keluarga menjadi lebih hidup dan bergairah. Tugas orang

tua adalah menegakkan kerajaan Allah di dunia. Menegakkan kerajaan Allah itu

dapat ditunjukkan dengan menjadi contoh dan teladan dalam hidup doa, membaca

kitab suci, meditasi, merenungkan serta menerapkannya dalam kehidupan setiap hari

untuk membangun dan membina keluarga-keluarga Kristiani agar menjadi utuh

seperti teladan keluarga Nazareth. Sikap yang harus dibangun yaitu:

Pertama, keluarga harus mengoptimalkan bentuk doa-doa dalam keluarga dan

menjaga serta menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari. Doa-doa tersebut

menjadi cara mendekatkan diri pada Tuhan dan mulai mengerti jalan yang disiapkan

Tuhan atau misteri dari karya besar Tuhan bagi manusia. Keluarga harus

mengedepankan semangat jiwa yang tinggi untuk selalu berserah diri dan berseru

kepada Tuhan atas semua persoalan yang ada dalam keluarga-keluarga Katolik.

Page 77: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

66

Kedua, keluarga dapat menyediakan waktu khusus dalam satu bulan atau satu

minggu untuk berkumpul bersama dan mendengarkan sebada Tuhan dan

menyeringkannya dalam semangat cinta kasih yang besar kepada setiap anggota

dalam keluarga. Dengan upaya itu segala hal yang tidak berkenan dalam keluarga

tersebut dapat dibicarakan dan menemukan jalan keluar.

4.1.2 Bagi Organisasi Legio Maria

Organisasi atau para legioner tidak boleh menyerah dan tetap bekerja keras dan

berjerih lelah untuk menghidupkan kembali keluarga-keluarga Katolik untuk

menjalani hidup dengan Tuhan meski terdapat banyak halangan dan tantangan.

Keluarga harus tetap berserah pada Tuhan dan menyatu dengan tubuh mistik Kristus

dalam Ekaristi.

Legio dapat melebarkan sayapnya untuk lebih banyak lagi mendapatkan

anggota yang makin bersatu dalam Tuhan dalam teladan dan doa bersama Maria.

Dengan semangat legio, maka semakin banyak lagi keluarga-keluarga yang

diselamatkan dan menjadi satu dengan Kristus yang tersalib. Semakin banyak

keluarga yang hidup dalam kepenuhan dan menjadi pelayan yang setiap tindakannya

memuliakan Tuhan dan menguduskan diri demi kebahagiaan angota-anggotanya.

Legioner tetap mendorong agar kasih dan cinta tetap hidup dalam keluarga-

keluarga. Legioner dapat mengadakan gerakan kasih melalui seluruh umat Allah

dengan mengunjungi orang sakit atau membantu mereka yang kesusahan dan

memberi dengan sepenuh hati kepada mereka yang lapar dan berkekurangan.

Legioner bila berada dalam masalah harus menyerahkan semuanya kepada Tuhan

dalam doa dan dalam pujian. Sebab dengan itu masalah yang dihadapi dapat diatasi

melalui kasih Kristus yang menyelamatkan dalam kehidupan.

Page 78: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

67

DAFTAR KEPUSTAKAAN

I. KAMUS DAN DOKUMEN

Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

Konferensi Waligreja Indonesia. Iman Umat Katolik. Yogyakarta: Obor, 1996.

--------------------------------------- Pedoman Pastoral Keluarga. Jakarta: Penerbit

Obor, 2011.

Moeliono, A. M. (dkk). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1988.

Paulus VI. Lumen Gentium. Penerj. R. Hardawiryana. Jakarta: DOKPEN KWI, 1963.

-------------------------------------- Apostolicam Actuositatem. Penej. R. Hardawiryana.

Jakarta: DOKPEN KWI, 1993.

II. BUKU-BUKU

Allport Gordon W. “The Person in Psychology (Psikologi Individu Allport,”

dalam Supratiknya, A. (ed.). Teori-teori Sifat dan Behavoristiknya. Yogyakarta:

Kanisius, 2006.

Candra, Yulius. Cinta Rasional. Yogyakarta: Kanisius, 2016.

Barus, Imanta Krismas, Koinonia Sebagai Tantangan Hidup Keluarga Allah.

Submit: GPKP, 2016.

da Santo, Emanuel Fransiskus. Alokusio Legio Maria. Larantuka: Komisi Reinha

Rosari, 2004.

Page 79: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

68

Fromm, Erich. The Art of Loving: Memaknai Hakekat Cinta. Penerj. Andri

Kristiwan. Jakarta: Gramedia, 2005.

Haryanto, Dany F. X. Memahami Doa Dalam Perspektif Iman Katolik. Yogyakarta:

Yayasan Pustaka Nusantara, 2013.

Haryono, YB. Devosi-devosi Umat. Jakarta: Penerbit Obor, 2010.

Hayong, S. Bernard. Doa Tanpa Permohonan: Sebuah Filsafat Doa. Maumere:

Penerbit Ledalero, 2014.

Jarvis, Matt, Theoritical Approaches in Psychology. Penerj. SPA-Teamwork. Teori-

teori Psikologi. Bandung: Nusa Media, 2006.

Kartono, Kartini. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju, 1996.

Kebung, Kondrad. Esai Tentang Manusia. Ende: Nusa Indah, 2006.

Muliyono, Bambang Y. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan

Penangulangannya, cet. Ke-5. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Prasetyo, Hari Aloysius. Hidup Bersama Anggota-anggota Keluarga Allah.

Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Raho, Bernard. Keluarga Berziarah Lintas Zaman: Suatu Tinjauan Sosiologis.

Ende: Nusa Indah, 2003.

Satiadarma, P. Monty. Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta: Pustaka Populer Obor,

2001.

Situmorang, Jonar. Berani Menikah: Mengakhiri Masa Lajang untuk Memasuki

Fase Baru Pernikahan Kristen yang Benar. Yogyakarta: Penerbit ANDI,

2001.

Subiyanto, Paul. Kiat-kiat Jitu Merawar Perkawinan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusantara, 2003.

Page 80: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

69

Suseno, Magnis Frans. Menjadi Saksi Kristus di Tengah Masyarakat Majemuk.

Jakarta: Obor, 2004.

Timo, Nuban Eben. Sidik Jari Allah dalam Budaya: Upaya Menjajaki Makna Allah

dalam Perangkat Budaya Suku-suku si Nusa Tenggara Timur. Maumere:

Penerbit Ledalero, 2005.

Tim Senatus Malang. Buku Pegangan Legio Maria. Malang: Dioma, 1993.

Widayaka. Legio Maria. Malang: Dioma, 1999.

III. KITAB SUCI

Lembaga Alkitab Indonesia. Edisi II Cetakan V. Jakarta: Percetakan LAI, 1997.

IV. JURNAL DAN MAJALAH

Marsidi, Sivia. “Devosi Kepada Maria, Kelompok Devosi Maria”. Tempo, 19 Mei

2010: 64.

Woi, Amatus. ”Menjadi Religious dalam Kaca Perubahan Zaman: Momentum

Pembaharuan Penyelerasan”. Jurnal Ledalero, Vol. 1, No. 47, Juny 2002.

V. INTERNET

Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela. http://smtb.net/kategorial/legio-maria.

Diakses pada 20 Juny 2019.

keuskupan.blogspot.com/2018-06-01-archive.html. Diakses Pada 20 Maret 2019.

Legio Maria Keuskupan Malang. http://penakatolik.com/2017/04/20/pejuang-

kemanusiaan-misionaris-paul-hendrikus-janssen-cm. Diakses pada 11

Oktober 2019.

Sejarah Legio Maria, http://celina2609.wordpress.com/2013/05/04/sejarah-legio-

maria. Diakses pada 15 Juny 2019.

Page 81: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

70

VI. WAWANCARA

Buyung, Stefanus. Bapak Rohani Legio Maria Presidium Maria Gunung Karmel.

Wawancara per telepon seluler, 21 Oktober 2019.

Djuang, Antonius Hedrikus. Ketua Dewan Kuria Keuskupan Maumere.

Wawancara langsung, 11 Februari 1019.

Elisabeth. Legioner Senior Presidium Ina Ola Ho’i Song Arat.

Wawancara per telepon seluler, 16 Mei 2020.

Eroswita. Wakil Ketua Presidium Ina Ola Ho’i Song Arat.

Wawancara Langsung, 9 Mei 2019.

Kaki, Yonas. Penasehat Legio Maria Presidium Maria Gunung Karmel Wairklau.

Wawancara Langsung, 2 Februari 2020.

Lanselina, Ludvina. Ketua Presidium Maria Gunung Karmel Wairklau, Kuria

Mawar yang Gaib Misir, Regia Bunda Kristus Maumere, dan Tim Visitasi

Regia Keuskupan Maumere. Wawancara Langsung, 29 Juli 2019.

Mude, Maria. Ketua Kuria Bunda Kita Paroki Thomas Morus Maumere.

Wawancara Langsung, 1 Maret 2019.

Ndolu, Maria Ziriakus. Pembina Rohani dan Meditasi Kristiani Keuskupan

Maumere. Wawancara per telepon seluler, 16 Juni 2020.

Pilips, Elisabeth. Legioner Senior Presidium Maria Gunung Karmel Wairklau.

Wawancara Langsung, 14 Oktober 2019.

Seo, Ribut Yosefina. Anggota Auksilier Presidium Maria Gunung Karmel Wairklau.

Wawancara Langsung, 11 Mei 2019.

Soni, Margareta. Ketua Presidium Mawar yang Gaib Misir.

Wawancara Langsung, 1 Agustus 2019.

Tmange, Rita. Wakil Ketua Presidium Maria Gunung Karmel Wairklau.

Wawancara Langsung, 4 Agustus 2019.

Page 82: MEMBANGUN KELUARGA KATOLIK YANG UTUH DENGAN …103.56.207.239/16/1/ARNOLDUS YANSEN LEU (SKRIPSI ) 27 juni UJI… · Dr. Bernardus Boli Ujan sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

71

Uran, Pit Petrus. Sekertaris Dewan Kuria Mawar yang Gaib Misir.

Wawancara Langsung, 16 Maret 2019.

Yumartana, Markus. Pemimpin Rohani Presidium-Presidium di Kadedral Jakarta.

Wawancara per telepon seluler, 21 Februari 2019.

Yosefa, Agnes. Anggota Aktif Presidium Maria Gunung Karmel Wairklau.

Wawancaea Langsung, 16 Juni 2020.

Yoseph, Imelda. Anggota Aktif Presidium Maria Gunung Karmel Wairklau.

Wawancara Langsung, 15 Juni 2020.