MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

117
MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA (ANALISIS PENERAPAN ILMU TAJWID PADA PELANTUNAN PEMBACAAN AL-QUR’AN ) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.) Oleh: M Mizan Sya’roni 1111034000098 PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M.

Transcript of MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

Page 1: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

(ANALISIS PENERAPAN ILMU TAJWID PADA PELANTUNAN

PEMBACAAN AL-QUR’AN )

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar

Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.)

Oleh: M Mizan Sya’roni

1111034000098

PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M.

Page 2: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya rujuk dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 8 April 2016

M. Mizan Sya’roni

Page 3: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

iii

MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

(ANALISIS PENERAPAN ILMU TAJWID PADA PELANTUNAN

PEMBACAAN AL-QUR’AN )

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh: M Mizan Sya’roni

NIM: 1111034000098

Pembimbing:

Dr.Ahsin Sakho M. Asyrofuddin, MA.

NIP:195602211996031001

PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M.

Page 4: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Membaca Al-Qur’an Dengan Langgam Jawa Dan Orchestra (Analisis Penerapan Ilmu Tajwid Pada Pelantunan Pembacaan Al-Qur’an telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 18 April 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.) pada Program Studi Tafsir-Hadis.

Jakarta, 18 April 2016

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota,

Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. Dra. Banun Binaningrum, M. Pd. NIP: 19711003 199903 2 001 NIP: 19680618 199903 2 001

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dr. Faizah Ali Sybromalisi, MA. Hasanuddin Sinaga, MA. NIP: 19550725 200012 2 001 NIP: 19701115 199703 1 002

Pembimbing,

Dr. Ahsin Sakho M. Asyrofuddin, MA NIP: 1956022 1199603 1 001

Page 5: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

v

Motto

“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau

kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat

pertentangan yang banyak di dalamnya”. (QS. al-Nisā[4]: 82)

Kuncinya adalah hati. Hati lebih berfungsi untuk merasakan dan memahami keindahan al-Qur’an. Sedangkan pikiran (otak), lebih berfungsi untuk berpikir, mengingat dan meng analisa. Pikiran atau (otak) ada di dalam kepala, sedangkan hati ada di dalam dada. (Agus Musthofa, Pusaran Energi Ka’bah) Bacalah dengan (menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui. (QS. Al-‘Alaq: 1-5)

Page 6: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

vi

Kanggo:

Buya Cucun Manshur abbas Umi Lilis Faizah

Aa faiz, Dede Wahdah Sampe de Afwan.

Ya Allah, dengan segala kerendahan hati, kami mohon muliakanlah mereka yang telah membantu saya selama masa study, berilah ketenangan hati pada mereka, murahkan rizki dan panjangkan serta berkahkanlah usia mereka, sediakanlah tempat untuk mereka di surga-Mu yaa Rab.. Amin..

Haturuhun

Page 7: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman

transliterasi dalam buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2011-2012.

Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T T تe

Ts Te dan es ث

J Je ج

h dengan titik bawah ح

Kh k dan h خ

D De د

Dz De dan zet ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es dan ye ش

es dengan titik bawah ص

de dengan titik bawah ض

te dengan titik bawah ط

zet dengan titik bawah ظ

Page 8: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

viii

Koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ن

w We و

h Ha ه

Apostrop ء

y Ye ي

Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ā a dengan topi di atas آ

ī i dengan topi di atas إي

ū u dengan topi di atas أو

Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

يأ ai a dan i

au a dan u أو

Page 9: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

ix

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan

dengan huruf ال dialihaksarakan menjadi huruf /|/, baik diikuti huruf

syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl.

Syaddah (Tasyd d)

Syaddah atau tasyd d yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda (), dalam alih aksara ini dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

syaddah itu. Tetapi itu tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda

syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-darūrah tapi al-

darūrah.

Ta Marbū ah

Kata Arab Alih Bahasa Keterangan

arīqah Ta marbū طريقة ah pada kata yang berdiri sendiri

Al-jāmi الجامعة الإسلا مية ah al-Islāmiyyah Diikuti oleh kata sifat

Wa وحدة الوجود dat al-wujūd Diikuti oleh kata benda

Page 10: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

x

PEDOMAN TAJWID TRANSLITERASI AL-QUR’AN

A. Mad (Bacaan Panjang)

Mad atau bacaan panjang dikategorikan kepada dua jenis, yaitu bacaan Mad dengan panjang dua harakat dan bacaan Mad dengan panjang lebih dari dua harakat sampai enam harakat.

1. Bacaan mad dengan dua harakat yaitu Mad A li, Mad lāzim Muhkaffaf arfi, Mad Badal, Mad ‘Iwad, Mad ilah Qa īrah dan Mad Tamkīn.

Lambang untuk bacaan dua harakat berupa garis di atas huruf mad a,i,u (ā, ī, dan ū).

Nama huruf dan Lambang

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Lambang

Nama

اـــــــ ــــ

Fat ah dan alif ā a dan garis di atas

يـــــــ ــــ

Kasrah dan ya’ ī i dan garis di atas

وــــــ ـــــ

ammah dan wawu

ū u dan garis di atas

Contoh Transliterasi Mad Dua Harakat

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan 1 Fatir: 40 القواذا خم mādzā khalaqū Mad A li

2 Ar Rum: 9 ورسيي لماو awalam yasīrū Mad A li

3 Ta ha: 1 طه āhā Mad lāzim Muhkaffaf

arfi 4 Al- Baqarah: 178 با كتونام āmanū kutiba Mad Badal

5 Al Insan: 20 اميعن تاير ra’aita na ‘īmā Mad ‘Iwad

6 An Nisa: 2 ه كاننا innahū kāna Mad ilah Qa īrah

7 An Nisa : 86 متييح uyyītum Mad Tamkīn

Page 11: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xi

2. Bacaan mad dengan panjang lebih dari 2 harakat yaitu Mad jā’iz Munfa il, Mad Wājib Mutta il, Mad ilah awīlah, Mad Farq, Mad Lāzim arfi Musyabba’, Mad ‘Āri li as-sukūn dan Mad Layyin. Lambang untuk bacaan tersebut berupa: ~ (ekuivalen) di atas huruf mad a, i dan u sehingga menjadi ã, ĩ, dan ũ.

Nama huruf dan Lambang

Huruf dan Lambang Nama

ã a dan a dan lambang ekuivalen di atas nya

ĩ idan i dan lambang ekuivalen di atas nya

ũ u dan u dan lambang ekuivalen di atas nya

Contoh Transliterasi Mad Lebih Dua Harakat

No Surah Lafal Al-Qur’an

Transliterasi Keterangan

1 At-Tahrim: 6 كمفسآ انقو qũ an^fusakum Mad jā’iz Munfa il

2 Al-Fath:29

اشدآء على الكفار

asyiddã’u ‘alal kuffāri

Mad Wājib Mutta il

3 Al-Baqarah: 255

ذنهلا باا هدنع ‘in^dahũ illā bi’idznih

Mad ilah awīlah

4 Al-An’am: 143 نيقل ءآلذكر qul ãdzadzaakaraini

Mad Farq

5 Yunus :91

تيصع قدو الئن ãl’āna waqad ‘a aita

Mad Lāzim Mukhaffaf

Kilmi 6

Al-An’am: 77 ناليم الضالقو نم minal qaumi

ãllīn Mad Lāzim Mu aqqal

Kilmi 7

Al- A’raf :1 صالم alif lãm mĩm ãd Mad Lāzim

arfi Musyabba’

8 Al-Ankabut :66 فون فسلومعي fasaufa ya’malũn Mad ‘Āri lissukūn

9 Quraysh: 4 فوخ نم min khaũf Mad Layyin

B. Idgām 1. Idgām bi Gunnah

Page 12: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xii

Huruf nun sakin atau tanwin pada Idgām bi Gunnah ditransliterasi dengan bunyi huruf dan atau bunyi bacaannya sebagai huruf lebur, dan huruf-huruf tersebut diberi lambang berupa titik (.) di atas huruf m, n, y, w pertama yang menandakan sebagai bacaan Idgām bi Gunnah.

Nama huruf dan Lambang

Huruf dan harakat Nama Huruf dan Lambang

Nama

ـــــــــــ ن ـــــــ م ن ي و

Huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan mim, nun, ya’, dan wau.

, , , dan

Em, en, ye, dan we dengan titik di atas

Contoh Transliterasi Idgām bi Gunnah

No Surah Lafal Al-Qur’an

Transliterasi Keterangan

1 As-Saffat: 62 لازنريخ khairu nuzulā Idgām bi Gunnah 2 Al-Baqarah: 8 لقوي نم ma yaqūlu

2. Idgām bila Gunnah Huruf nun sakin atau tanwin pada Idgām bila Gunnah ditransliterasi dengan bunyi huruf dan atau bunyi bacaannya sebagai huruf lebur, dan huruf-huruf tersebut tidak diberi lambang.

Contoh Transliterasi Idgām bilā Gunnah

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan 1 Al-Maidah 44 كمحي لم نمو wa mal lam

ya kum Idgām bilā Gunnah 2 Al-Baqarah 173 ميحر رغفو gafūrur ra īm

3. Idgām Mimi

Pasangan huruf-huruf sakin yang sama yaitu mim (م) dengan mim(م) ditransliterasi dengan bunyi huruf dan atau bunyi bacaannya sebagai huruf lebur, dan huruf tersebut diberi lambang berupa titik (.) di atas huruf m pertama yang menandakan sebagai bacaan Idgām mimi.

Contoh Transliterasi Idgām Mimi

Page 13: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xiii

Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan Saba’ 30 ادعيم لكم laku mī ‘ād Em titik di atas

4. Idgām Mutamāsilain Pasangan huruf-huruf sakin yang sama yaitu ba (ب) dengan ba (ب) dan dza ditransliterasi dengan bunyi huruf dan atau bunyi ,(ذ) dengan dza (ذ)bacaannya sebagai huruf lebur, dan huruf-huruf tersebut tidak diberi lambang.

Contoh Transliterasi Idgām Mutamāsilain

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan 1 Al-Baqarah: 60 اكصعب ربا اضفقلن faqulna rib bi

‘a āka Idgām

Mutamāsilain 2 Al-Anbiya’: 87 بذذها idz dzahaba 3 Saba’:30 قل لكم qul lakum

5. Idgām Mutajānisain Pasangan huruf-huruf Idgām Mutajānisain yang sakin yaitu tsa (ث) dengan dza (ذ) dan da (د) dengan ta (ت),ta (ت) dengan da (د),dza (ذ) dengan z ,(ط) dengan a (ت) ta,(ظ) a (ط) dengan ta (ت),ba (ب) dengan mim (م) ditransliterasi dengan bunyi huruf kedua dan atau bunyi bacaannya sebagai huruf lebur, dan huruf-huruf tersebut tidak diberi lambang.

Contoh Transliterasi Idgām Mutajānisain

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan 1 Al-A’raf :176 كث ذللهي yalhats dzālika

Idgām Mutamāsilain

2 At-Taubah :117 االله ابت لقد laqat tāballāhu

3 Yunus 89 اكمتوعد تباجي qad ujībad da ‘watukumā

4 An-Nisa’ :64 اوذظلما idz alamū

5 As-Saf: 14 فةطائ تنفام fa āmanat ã’ifatun

6 Al-Ma’idah: 28 نلئ طتسب la’i basa ta

7 Hud: 42

yā يبني اركب معناbunaiyyarka

ma ‘anā

6. Idgām Mutaqāribain

Page 14: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xiv

Pasangan huruf-huruf Idgām Mutaqāribain yang sakin yaitu lam (ل) dengan ra’ (ر),qaf (ق) dengan kaf (ك), ditransliterasi dengan bunyi huruf kedua dan atau bunyi bacaannya sebagai huruf lebur, dan huruf-huruf tersebut tidak diberi lambang.

Contoh Transliterasi Idgām Mutaqāribain

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan 1 Al Kahfi :22 يبقل ر Qur rabbi

Idgām Mutaqāribain

2 An-Nisa :158 االله هفعل رب bar rafa ‘anhullāhu

3 Al-Mursalat: 20 لقكمخن الم alam nakhlukkum

C. Iqlāb Huruf nun sakin atau tanwin pada Iqāb ditransliterasi dengan lafal bunyi huruf mim sebagai bunyi lebur huruf nun mati atau tanwin dan diberi lambang berupa titik(.) di atas huruf m yang menandakan sebagai bacaan iqlab.

Nama huruf dan Lambang

Huruf dan harakat Nama Huruf dan Lambang

Nama

ــ ــــ ـــ ــ ن ـــــــ ب

Huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan ba’

em dengan titik di atas

Contoh Transliterasi Iqāb

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan 1 Al-Baqarah: 27 دعب نم mi ba ‘di

Iqāb 2 Al-Baqarah: 95 اا بمداب abada bimā

D. Ikhfā’ Huruf nun sakin atau tanwin pada ikhfā’ ditransliterasi dengan huruf n. Di antara huruf n dengan huruf ikhfā’ yang mengikutinya diberi lambang ujung busur (^)yang menandakan sebagai bacaan ikhfā’.

Page 15: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xv

Bentuk Lambang

Huruf dan harakat Nama Huruf dan Lambang

Nama

ــ ــــ ـــ ــن ـــــــ ت

ز س ش ص ث ج د ذ ض ط ظ ف ق ك

Huruf nun mati atau tanwin bertemu salah satu dari lima belas huruf ikhfā’

^ Ujung busur

Contoh Transliterasi Ikhfā’

No Surah Lafal Al-Qur’an

Transliterasi Keterangan

1 Al-Ghashiyah: 7

نم نيغلا يو جوع

walā yugnī min^jū ‘in

Ikhfā’

2 Al-Isra’: 23 املا كريقو qaulan^karīman

3 An-Nas: 4 اسوسالو رش نم min^syarril waswāsi

4 Al-Zalzalah: 8 ارش ةذر dzarratin^syarran

5 Al-Bayyinah: 3 ةمقي با كتهيف Fihā kutubun^qayyimah

E. Idzhār Huruf nun sakin atau tanwin pada idzhār ditransliterasi sesuai dengan bunyi tulisan dan tidak diberi lambang.

Contoh Transliterasi Idzhār

No Surah Lafal Al-Qur’an

Transliterasi Keterangan

1 An-Nisa’: 157 لالم اع نم min ‘ilmin illā Idzhār 2 Al-Baqarah: 104 ميال ذابع ‘adzābun

alīmun

F. Gunnah Huruf mim dan nun bertasydid ditransliterasikan dengan m atau n yang diberi lambang dengan titik di atas ( , ) huruf pertama.

Nama huruf dan Lambang

Page 16: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xvi

Huruf dan harakat Nama Huruf dan

Lambang Nama

م نHuruf mim dan nun yang bertasydid

, em dan en dengan titik di atas

Contoh Transliterasi Gunnah

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan 1 Al-Kahfi 88 نا مامو wa a mā man

āmana Gunnah 2 Al-Baqarah 187 اسبل نه hu na libāsun

G. Waqaf Waqaf dikelompokkan kepada dua, yaitu : 1. Tanda waqaf dalam Mushaf Al-Qur’an yang menggunakan (huruf) م ,

ج, قلى di beri tanda titik (.). 2. Waqaf yang menggunakan صلى, لا tidak diberi tanda, sedang di

akhir ayat diberi tanda titik (.) apapun tanda waqafnya. Bunyi huruf atau harakat pada akhir kata yang diwaqafkan dihilangkan atau dimunculkan dalam tanda kurung. Waqaf mu’anaqah yang dalam Mushaf Al-Qur’an menggunakan titik

tiga ( ) hanya dibolehkan berhenti pada salah satunya. Bunyi huruf

akhir pada dua tanda waqaf tersebut diletakkan di dalam tanda kurung.

Contoh Penulisan tanda waqaf

No Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan

1 Al-Baqarah: 26 لضثلا يم ma alā. yu illu atau ma alā (n). yu illu

Huruf akhir dihilangkan atau dalam

tanda kurung

2 Ar-Ra’d: 26 رقديو wa yaqdir. atau wa yaqdir (u).

3 Al-Baqarah: 37 هبر نم mir rabbih. atau mir rabbih (ī).

4 Al-Baqarah: 163 ولا ها illā huw. atau illā huw(a).

5 Al-Baqarah: 70 قرن البا ياهم mā hiya innal-baqara

6 Al-Baqarah: 87 انياتل وسبالر bir-rusuli

Page 17: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xvii

wa ātainā

7 Al-Baqarah: 2 نيقتى للمده hudal lil-muttaqīn. atau hudal lil-muttaqīn(a).

Huruf akhir dihilangkan atau dalam

tanda kurung

Contoh Transliterasi Waqaf Mu ‘anaqah

Surah Lafal Al-Qur’an Transliterasi Keterangan Al-Baqarah 2

Lā raib(a). Fihi hudan atau Waqaf pada tanda

yang pertama

Lā raiba fih(i). hudan

Waqaf pada tanda yang kedua

ABSTRAK

M Mizan Sya’roni

Membaca Al-Qur’an Dengan Langgam Jawa Dan Orchestra (Analisis Penerapan Ilmu Tajwid Pada Pelantunan Pembacaan Al-Qur’an).

Penelitian ini hadir karena : Mengingat begitu pentingnya tartil dan tajwid dalam membaca ayat al quran. Sejalan dengan firman allah surat al muzzamil ayat 4 warottil al-Qur’an tarila Allah memerintahkan umat islam untuk membaca al-Qur’an dengan tartil pengertian tartil adalah tajwīd al-huruf wa marifat al-wuquf : yaitu membaguskan huruf dan mengenal tentag waqof.

Adapun Ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui aturan-aturan dalam membaca al-Qur’an berdasarkan sifat huruf, tempat keluarnya huruf, panjang pendeknya, serta bacaan-bacaannya, sehingga tidak ada perubahan makna pada saat membacanya dan sesuai sebagaimana mestinya. Penelitian ini menggunakan Metode analisis deskriptif kualitatif. penulis download dan dikumpulkan di transkip, di translitrasi, diberi tanda tajwid, kemudian penulis analisa menggunakan ilmu tajwid. Dalam Penelitian ini penulis ingin mengetahui tentang penerapan ilmu tajwid dalam lagu membaca al-Qur’an (analisis pada pelantunan pembacaan al-Qur’an di media sosial). dengan menggunakan kaidah ilmu tajwid yang telah disepakati oleh ahli tajwid.

Objek yang diteliti, penulis memilih dua video. pada langgam daerah Jawa yang dibacakan oleh dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Muhammad Yaser Arafat pada peringatan Isra Mi'raj di Istana Negara Jakarta dan langgam orchestra oleh Farman Purnama Di Aula Simfonia Jakarta Pusat.

Berdasarkan hasil penelaahan penulis pada kasus pembacaan al-Qur’an langgam Jawa dan Orchestra, Untuk kasus Langgam Jawa ketidak sesuaian dengan aturan ilmu tajwid berjumlah 64 dari 121 yang seharusnya bisa dibaca dengan ilmu tajwid.

Adapun hasil penelaahan penulis pada kasus pembacaan al-Qur’an langgam Orchestra, Maka ditemukan ketidak sesuaian dengan pembacaan ilmu tajwid berjumlah 79 dari 89 yang seharusnya bisa dibaca dengan ilmu tajwid.

Page 18: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xviii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan al amdulillāhi rabbi al-‘ālamīn sebagai bentuk

rasa syukur penulis kehadirat Allah swt, atas karunia Rahmat, Hidayah serta

Maunahnya, sehingga dalam waktu yang relatif singkat penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran, ketabahan dan ke

ikhlasan. Dalam proses perjalanan penulisan skripsi ini tentu banyak hal yang

menyebabkan kegalauan dan kegundahan yang dialami oleh penulis. Hal ini

karenakan banyak faktor, antara lain: Desakan dari keluarga agar mempercepat

menyelesaikan segala tugas yang menjadi syarat wisuda, penulis paham betul

dengan maksud mereka. Melihat sebagian teman-teman yang sudah selesai lebih

awal juga menjadi salah satu sebab kegelisahan penulis, sehingga penulis harus

segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adik-adik junior yang hampir setiap

ketemu menanyakan “kapan wisuda bang”? ini juga menjadi alasan bagi penulis

untuk tetap semangat.

Page 19: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xix

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada reformis dunia yang telah

melakukan banyak perubahan selama ia di utus sebagai seorang Rasul di muka

bumi ini. Dari yang negatif ke yang positif, dari kegelapan pada cahaya, dari yang

tidak manusiawi pada yang manusiawi. Seorang Nabi yang menjadi suri tauladan

bagi umat manusia, sabdanya menjadi hukum dan akan terus dikaji sampai akhir

zaman nanti. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW.

Berbagai hambatan selalu datang menghampiri penulis, dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini, baik internal maupun eksternal. Berbagai macam

kesulitan juga dapat penulis rasakan, hal ini mungkin dikarenakan minimnya

pengetahuan penulis tentang apa yang dibahas dalam skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, dengan segala

ketulusan, kerendahan hati dan keikhlasan penulis menghaturkan banyak

terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede

Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. Selaku Dekan Fakultas Usuluddin dan

Filsafat, juga sebagai dosen Metode Penelitian pada semester VII.

3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. Sebagai Ketua Jurusan Tafsir Hadits,

sekaligus dosen pada mata kuliah Praktikum Penulisan Karya Ilmiyah pada

semester VII.

4. Dra. Banun Binaningrum, M.Pd Sebagai sekretaris jurusan tafsir hadits yang

selalu melayani mahasiswa termasuk penulis dalam urusan surat

Page 20: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xx

menyurat,yang juga termasuk dosen bahasa inggris pada semester I dan

Dosen pembimbing KKN.

5. Dr.Ahsin Sakho M. Asyrofuddin, MA. Dosen pembimbing yang selalu

meluangkan waktu dan tempatnya untuk penulis, terimakasih yang sebesar-

besarnya penulis sampaikan kepada beliau serta keluarga, Jazāhumullāh

khairan katsira.

6. Eva Nugraha, MA. Sebagai dosen yang selalu meluangkan waktu dan

tempatnya untuk penulis, bahkan tidak cuma itu, penulis juga di arahkan oleh

beliau dari nol dan menyelesaikan skripsi ini di rumah beliau. terimakasih

yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada beliau serta keluarga,

karena telah menerima penulis untuk tinggal di rumahnya selama penulisan

skripsi ini dengan segala fasilitasnya. Jazāhumullāh khairan katsira.

7. Seluruh dosen di Fakultas Usuluddin khususnya kepada dosen pembimbing

akademik, Dr. Abdul Moqsith Ghazali, MA, dan Rifqi Muhammad Fatkhi,

MA dan dosen-dosen di jurusan Tafsir Hadits yang telah banyak berbagi

ilmu kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan setetes air dari samudera

ilmu pengetahuan. (Jazāhumullāh wanafa ‘anā bi ‘ulūmihim).

8. Kedua orang tua Penulis Buya Kh. Cucun Manshur Abbas dan Umi Hj.Lilis

faizah yang selalu mendo’akan dengan segala ketulusan hatinya, menasehati,

memperhatikan kesehatan dan selalu mengingatkan penulis pada shalat

sebagai salah satu ajaran Islam. Juga kepada kakak penulis M.Faiz Thonthowi

S.Pd.i,dan semua adik-adik penulis Wahdah Farhati S.ud, Alm. M.Fuad Al

abbasi, M.Nashiruddin, Nida Nadia, M.Hanan Said, Inayah Maulida,

M.Syauqi, M. Afwan Mushoffan terimakasih atas segala perhatian dan

Page 21: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xxi

pengertiannya serta dukungannya baik berupa materil maupun moril. Kalian

luar biasa. (Allāhumma ir amhumā kamā rabbayānī aghīrā, wa awwil

‘umūrahumā fi ā ‘atik).

9. Segenap keluarga besar Pondok Pesantren Daarul Rahman, KH, Syukron

Makmun, Gus Faiz Lc SM, Gus Ridho SM, Ust Qosim susilo M.pd, Ust

Dhofir, Ust Sidup, Ustzh Rahma Thohir S.Pd.i, Ust Syatiby S.Th.i, dan

dewan guru sekalian yang telah menggembleng dan memeberikan nasehat

selalu pada penulis hingga penulis mampu mengamalkan ilmu yang telah

diajarkan.

10. Segenap keluarga besar Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam Prof.Dr. H.

Hidayat MA, Prof.Dr. Suwito, MA, Dr. Ujang Tholib, MA, Dr. Muslih, Lc,

Ah Azharuddin latif, MA, Dr. Dede Abdul fatah, MA, Ahmad Lutfhi, MM, H

Asep Anwar, S.pd, Abdurrahman S.Th,i, Nurzen efendi S.pd.i, Ust Badru SQ.

dan lain-lain.

11. Keluarga besar Pondok Miftahuttholibin Kh. Kukung Abdul Manaf Abbas,

Kh. Hulaemi, Hj. oom, Hj. Ero Romlah, Hj. Endah Hamidah SQ, Maksum

MA, shodik S.pd.i, Ceu uud, Ceu enok dan lain-lain.

12. Sahabat-sahabat Tafsir Hadist seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, terutama teman-teman TH kelas D. Kalian adalah lawan dalam

diskusi dan teman dalam berpikir. Kita telah berjuang bersama, semoga kita

masih bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Amin..

13. Teman-teman S-11 pondok pesantren Mahasantri Sabilussalam yang telah

menemani selama masa study. Bang sufyan syafi’i, Mas udy hariyanto, Ari

Armadi, Tiflen, Angga renong, Badruttamam,dll. Berjuang bersama, lapar

Page 22: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xxii

bersama, dan mengabdi bersama. Penulis akan merindukan canda tawa

kalian. Suasana masak bersama hingga makan bareng akan menjadi kenangan

indah diantara kita, dan akan menjadi cerita yang menarik pada anak cucu

kita nanti.Terimakasih buat kalian semua.

14. Segenap keluarga Ibu Romsiah, bapak Rustam zaini Ust. Ahmad Haitami

S.pd.i, Ust.Abdul Kaafi, Teteh Hani royhani S.Th.i, Revi, Husna, boby, di

rumah bunda bahagia. Dan Hj.Muzaro’ah M.pd. yang selalu menasehati,

membimbing penulis agar cepat selesai.

15. Teman harapan penulis yang tak luput dari do’a di setiap sembah sujud

penulis, Rizka Arfheinia binti Drs. H. Anwar Saadi, MA, yang selalu

mendukung, memotivasi penulis, menemani penulis dan menjadi dorongan

yang kuat bagi penulis untuk menyelesaikan penilitian ini.

Kepada mereka semua penulis tidak bisa membalas apa-apa kecuali

ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya serta do’a yang tulus kepada Allah

swt, agar semua kebaikannya dibalas dengan pahala yang setimpal, jazākumullāh

khairan katsīra, serta diberkati kehidupan yang penuh bahagia, baik di dunia

maupun di akhirat kelak. Semoga apa yang telah penulis lakukan, berupa

penelitian ini bermanfaat bagi diri sendiri serta masyarakat umum. Amin.

Ciputat, 8 April 2016 1 Rajab 1437

M.Mizan Sya’roni NIM: 1111034000098

Page 23: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xxiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ HALAMAN MOTTO .......................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA .................................... HALAMAN TRANSLITERASI TAJWID AL-QUR’AN................................. ABSTRAK ............................................................................................................ KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI......................................................................................................... DAFTAR TABEL.................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah.....................................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................

D. Metodologi Penelitian.................................................................................

E. Tinjauan Pustaka.........................................................................................

iii

iiiivv

vivii

x xviixviii xxiiixxv

1

5

7

7

9

Page 24: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xxiv

F. Sistematika Penulisan.................................................................................

BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG ILMU TAJWID

A. Pengertian Ilmu Tajwid..............................................................................

B. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid...............................................................

C. Dasar Mempelajari Ilmu Tajwid ................................................................

D. Tempo Bacaan ...........................................................................................

E. Penyimpangan Kaidah Tajwid Ketika Membaca Al-Qur’an.....................

F. Tempat Keluarnya Huruf............................................................................

G. Hukum Bacaan dalam Ilmu Tajwid ...........................................................

H. Tanda Tajwid dan Tajwid Warna ..............................................................

BAB III. HAL IHWAL TENTANG NAGHĀM AL-QUR’AN

A. Pengertian Naghām Al-Qur’an...................................................................

B. Taghanni Dalam Membaca al-Qur’an........................................................

C. Sejarah Pertumbuhan Naghām al-Qur’an...................................................

D. Maqamat lagu-lagu al-Qur’an ...................................................................

E. Macam- Macam Langgam .........................................................................

F. Sejarah Langgam Jawa dan Orchestra dalam Seni Baca Al-Qur’an..........

BAB IV. ANALISIS PEMBACAAN AL-QUR’AN LANGGAM JAWA

DAN ORCHESTRA

A. Lantunan Muhammad Yaser Arafat di Istana Negara................................

B. Lantunan Farman Purnama di Aula Simfonia Jakarta Pusat.....................

12

15

17

18

20

23

29

30

36

40

44

49

52

55

57

59

69

Page 25: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xxv

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................

B. Saran-Saran ................................................................................................

Daftar Pustaka ...............................................................................................

80

81

82

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 La n

Jaliy...................................................................................

2. Tabel 2.2 La n

Jaliy...................................................................................

3. Tabel 2.3 La n

Jaliy...................................................................................

4. Tabel 2.4 La n

Jaliy...................................................................................

5. Tabel 2.5 La n

Jaliy...................................................................................

6. Tabel 2.6 La n

Jaliy...................................................................................

7. Tabel 2.7: Contoh La n Khafiy

.................................................................

8. Tabel 2.8: Contoh La n Khafiy

.................................................................

9. Tabel 2.9: Pembagian ketukan Mad..........................................................

10. Tabel 4.1 Koding Akun Pengunggah.........................................................

11. Tabel 4.2 Koding Video Langgam Jawa....................................................

22

23

23

23

23

23

27

27

32

60

61

64

65

67

68

70

71

74

76

Page 26: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

xxvi

12. Tabel 4.3 Analisis Video Langgam Jawa...................................................

13. Tabel 4.4 Analisis Video Langgam Jawa...................................................

14. Tabel 4.5 Analisis Video Langgam Jawa...................................................

15. Tabel 4.6 Analisis Video Langgam Jawa...................................................

16. Tabel 4.7 Koding Akun Pengunggah.........................................................

17. Tabel 4.8 Koding Video Langgam Orchestra............................................

18. Tabel 4.9 Analisis Video Langgam Orchestra...........................................

19. Tabel 4.10 Analisis Video Langgam Orchestra.........................................

20. Tabel 4.11 Analisis Video Langgam Orchestra.........................................

21. Tabel Lampiran Tajwid Surat Al Hujurāt Ayat 13

22. Tabel Lampiran Tajwid Surat Al Isrā’ Ayat 1

23. Tabel Lampiran Tajwid Surat An Najm Ayat 1-7

24. Tabel Lampiran Tajwid Surat An Najm Ayat 7-15

78

Page 27: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca al-Qur’an dengan memperhatikan hukum-hukum bacaan

tajwid adalah wajib. Menurut Syekh Muhammad Al-Mahmud rahimahullah,

tujuan mempelajari Ilmu Tajwīd ialah agar dapat membaca ayat-ayat al-

Qur’an secara betul (fasih) sesuai dengan yang diajarkan oleh nabi SAW.

Dengan kata lain, agar dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan

ketika membaca kitab Allah Ta’ālā.1

Hukum membaca al-Qur’an dengan menggunakan aturan tajwid atau

Tartil ialah far u ‘ain atau merupakan kewajiban pribadi, karenanya apabila

seseorang membaca al-Qur’an dengan tidak menggunakan ilmu tajwīd maka

hukumnya berdosa.2

Menurut Ahmad Fathoni dalam bukunya Metode Maisura mengatakan

bahwa Allah menjelaskan dalam al-Qur’an dalam surah al-Muzzammil ayat 4,

yang mengisyaratkan akan hal ini3:

﴾4:ورة المزملس﴿. القرآن ترتيلاورتل Artinya: “Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil yang optimal.” (Q.S. al-

Muzzammil/73: 4)

Ibn Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al- ‘A im menerangkan bahwa

maksud ayat ini adalah agar kita membaca al-Qur’an dengan perlahan-lahan

1 Acep Iim Abdurrohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap (Bandung: CV. Penerbit

Diponegoro, 2003), h. 5. 2 Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus (Surabaya: Halim Jaya 2008) c. II, h. 6. 3 Ahmad Fathani, Petunjuk Praktis Tahsīn Tartīl Al-Quran: Metode Maisura (Jakarta:

Fakultas Usuluddin Institut PTIQ Jakarta dan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta 2014) h. 1.

Page 28: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

2

sehingga membantu pemahaman dan perenungan terhadap al-Qur’an

demikian cara Nabi membaca al-Qur’an sebagaimana di jelaskan ‘ isyah Ra

bahwa Rasulullah saw. membaca al-Qur’an dengan tartīl sehingga bacaan

yang seharusnya di baca panjang memang dibaca panjang.4 Sayyidina Alī ibn

Abī ālib Ra berkata: Tartīl itu membaguskan huruf dan mengenal tentang

waqaf. Maksudnya: tartīl dalam makna yang lebih khusus adalah tajwid atau

berarti membaguskan hukum-hukum dalam membaca al-Qur’an. 5

Selain tartīl dalam hadis Rasūlullah menganjurkan agar memperindah

bacaan al-Qur’an:

حدثنا عثمان بن أبى شيبة حدثنا جرير عن الأعمش عن طلحة عن عبد الرحمن بن زينوا القرآن « -صلى االله عليه وسلم-رسول الله عوسجة عن البراء بن عازب قال قال

كماتورواه أبو دؤد ﴾. »بأص﴿ Artinya: “Telah menceritakan kepada Kami Utsman bin Abū Syaibah,

telah menceritakan kepada Kami Jarīr, dari Al-Amasy, dari Thalhah, dari Abdurrahmān bin ‘Ausajah, dari Al-Bara’ bin ‘Āzib, ia berkata; Rasūlullāh Saw bersabda: “Perindahlah al-Qur’an dengan suara kalian”. (H.R. Abū

Dāud) 6

Berdasarkan hadist tersebut pengajaran tentang memperindah bacaan

al-Qur’an berkembang pesat, ada beberapa lagu yang berkembang di

Indonesia dan merupakan lagu popular di dunia yaitu: ijāzi (Mekah dan

Madinah), Menurut para ahli lagu ijāzi ada tujuh macam, yaitu: Banjakah,

Hirāb, Mayyā, Rakbī, Jiharkah, Sikah, dan Dukkāh.dan aliran Mi rī (Mesir),

4 Abū Al-Fida Ismaīl Ibn Amir Ibn Katsīr, Tafsir Al-Quran Al-Adzim juz 8 (Kairo: Dār

abiah Li An-Nasyr Wa At-Tauzi’ 1999), h. 250. 5 Supain, Ilmu-Ilmu Al-Quran Praktis (Jakarta: Gaung Persada Press 2012), h. 85. 6 Abū Dāwūd Sulaiman Ibn Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abū Dāwūd juz 1 (Beirut: Dār

Al-Kitab Al-‘Arabi t.t), h. 548 .

Page 29: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

3

lagu Mi rī seperti : Bayyātī, abā, Nahāwand, ijāz, Rast, Sikah, dan

Jiharka.7

Perkembangan tersebut juga terjadi di Negara-negara lain salah satunya

adalah Indonesia. Langgam yang tersebar dan populer di masyarakat

Indonesia adalah langgam Mesir atau Mi rī. Kuatnya pengaruh budaya

masyarakat Indonesia juga mempengaruhi perkembangan langgam bacaan al-

Qur’an di Indonesia. Langgam yang tersebar di Indonesia adalah langgam

Jawa .

Pada peringatan Isra Mi’raj di Istana Negara Jakarta Jumat, 15 Mei

2015 Muhammad Yaser Arafat melantunkan bacaan al-Qur’an dengan

langgam Jawa. Hal tersebut menuai beberapa komentar dan perdebatan dari

masyarakat mengenai kesalahan pelafalan tajwid pada ayat yang dibacakan

oleh Yaser Arafat.8

Sebelum langgam Jawa di lantunkan, al-Qur’an di bacakan ke dalam

lagu Orchestra, Orchestra adalah sekelompok pemain berbagai macam alat

musik, yang bergabung untuk memberikan pagelaran. Jumlah instrumen

setiap kelompok tergantung pada komposisi.9 terjadi pada acara konser

"Symphony of my life" 20 tahun Avip Priatna berkarya diselenggarakan di

Aula Simfonia Kemayoran Jakarta Pusat pada 3 Desember 2011 oleh

Tenor, Tenor adalah Suara pria yang paling tinggi.10 Farman Purnama dan di

7 Ahmad Syahid, Sejarah dan Pengantar Ilmu Naghām dalam Muhaimin Zen dan Ahmad

Mustafid ed,. Bunga Rampai Mutiara al-Qur’an (Jakarta: Pimpinan Pusat Jamiyatul Qara Wal Huffadzh, 2006), h. 27-32.

8 Saiful Bahri, “Baca Alquran Langgam Jawa, MUI: Jangan Nekat,”artikel di akses pada 18 Mei 2015 dari http: http://www.dakwatuna.com/2015/05/18/68773/baca-alquran-langgam-jawa-mui-jangan-nekat/#axzz3iZ6XqoQm.

9 Latifah Kodijat Marzuki, Istilah- Istilah Musik (Jakarta: Jambatan 2004), h. 70. 10 Marzuki, Istilah- Istilah Musik , h. 101.

Page 30: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

4

iringi oleh Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singer, Paduan Suara

Universitas Katolik Parahyangan yang berdurasi 11:51 detik, Di uploud oleh

orang yang mempunyai akun youtube Al faedah dengan tema “ Kesesatan

Ummah : Bila al quranul karim di “Koir”kan” di terbitkan tanggal 14 Mei

2014. Terdapat 66 komentar pada awal komentar menyebutkan

Pencabulan atas Surah al-Hujurāt (49) Ayat 13.11

Abdul Aziz Muslim dalam artikelnya “Hukum Melagukan Al-Quran”

yang dimuat pada buku “Bunga Rampai Mutiara al-Qur’an” mengatakan

bahwa melagukan al-Qur’an tidak pernah lepas dari tajwid. Hukum-hukum

tajwid yang digunakan untuk membaca al-Qur’an tentunya memiliki tujuan

yaitu agar al-Qur’an dibaca dengan bagus. Bagus dalam hal ini memiliki

beberapa arti: 1. Bagus bacaannya, 2. Bagus tajwidnya, 3. Bagus suaranya, 4.

Bagus lagu dan variasinya, 5. Bagus pengaturan nafasnya, 6. Bagus mimik

mukanya (penyesuaian makna dari ayat yang dibaca). Menurut Abdul Aziz

bacaan bagus seperti yang telah disebutkan termasuk pada kategori bacaan

yang mujawaad dan tartil.12

Pada umumnya kaum muslim di seluruh dunia membaca al-Qur’an

dengan qirāat imam ‘Ashim riwayat af arīq as-sya ībiyyah begitupun

di Indonesia. Namun kaum Muslimin di Indonesia khususnya, bacaan imam

af yang menjadi sandaran masih perlu adanya perbaikan. Karena

fenomena yang ada masih tumpang tindih dalam arīq (tarqīb a - urūq),

salah satu contoh, bacaan mad jāiz munfa il dua harakat, tiga harakat, empat

11 Komentar selangkapnya bisa di lihat di: https: //www.youtube.com/ watch?v=xKgfkk

5QTGU. 12 Abdul Aziz Muslim, Hukum Melagukan Al-Qur‘an dalam Muhaimin Zen dan Ahmad

Mustafid ed,. Bunga Rampai Mutiara al-Qur’an (Jakarta: Pimpinan Pusat Jamiyatul Qara Wal Huffadzh, 2006), h. 11-12.

Page 31: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

5

harakat, lima harakat bahakan enam harakat.tanpa memperhatikan qirā ‘at,

riwayat, dan arīq dari bacaan itu sendiri. Walaupun secara garis besar

bacaan tersebut tidak salah (boleh) diperaktekan, namun jangan lupa bahwa

disana terdapat pola tertentu yang wajib difahami.13

Atas dasar itu maka jelaslah bahwa perintah membaca al-Qur’an tidak

hanya indah saja tapi penting juga membaca dengan tartīl yaitu dengan

kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh ahli qirā ‘at. Maka pada skripsi ini

penulis akan menganalisa bacaan al-Qur’an dengan langgam jawa dan

orchestra, dan ingin mengetahui langgam baca al-Qur ‘an yang sesuai dengan

al-Qur ‘an dan hadis.

Berangkat dari permasalahan di atas, dalam rangka mengatasi masalah

serta mengantisipasi agar lebih semangat membaca al-Qur ‘an dengan baik,

benar dan berkualitas serta tidak mengandung kerancuan dikalangan muslim

khususnya muslim Indonesia. maka penulis tertarik untuk meneliti

permaslahan-permaslahan tersebut dalam bentuk Skripsi dengan judul

“Membaca Al-Qur’an Dengan Langgam Jawa Dan Orchestra (Analisis

Penerapan Ilmu Tajwid Pada Pelantunan Pembacaan Al-Qur’an )”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi, Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya:

1. Adanya ketidak sesuaian dalam pembacaan al-Qur’an dalam

langgam Jawa dan langgam Orchestra. Apakah bacaan al-Qur’an

13 Supain, Ilmu-Ilmu Al-Qur‘an Praktis (Jakarta: Gaung Persada Press 2012), h. 1.

Page 32: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

6

dalam langgam Jawa dan langgam Orchestra sesuai dengan

kaidah tajwid ?

2. Adanya langgam Jawa dan langgam Orchestra yang tidak sesuai

dengan langgam Mu’tabarah yang tersebar diberbagai belahan

dunia Muslim yang disepakati oleh para qari. Apakah orang

Indonesia harus mengikuti tujuh langgam yang telah disepakati?

Apakah orang Arab juga harus mengikuti langgam tersebut?

Sedangkan langgam tersebut datang bukan dari arab.

3. Adanya ayat al-Qur’an yang dilagukan dengan senandung lagu

pop dan jazz merujuk pada hadis “آنبالقر نغتي لم نا منم سلي”.

Apakah melagukan al-Qur`an dengan lagu pop atau jazz

termasuk yang diperbolehkan atau tidak?

Pada Proposal Skripsi ini Penulis hanya akan membatasi penelitian

pada point pertama yaitu langgam Jawa dan orchestra pada hukum Mad

saja dalam kaidah tajwid.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terbentuklah rumusan

masalah :“Bagaimana penerapan ilmu tajwid dalam pembacaan al-Qur’an

dengan menggunakan langgam Jawa dan Orchestra” ?

Page 33: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian yang hendak dicapai adalah menguji langgam Jawa dan Orchestra

dari segi mad dalam kaidah Ilmu Tajwid.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini

adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi berarti bagi pembaca, tokoh masyarakat. dan lembaga-lembaga

yang berkepentingan sebagai bahan pemikiran dan perbandingan, serta

untuk menambah wawasan keilmuan dalam bidang naghām dan

mujawwad.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian dapat memberikan sumbangan dan

masukan bagi praktisi ilmu naghām tentang strategi yang praktis dalam

baca al-Qur’an, dan sebagai masukan bagi Masyarakat awam dan para

Sajrana.

D. Metodologi Penelitian

1. Sumber Data

Dalam membahas proposal ini, penulis menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penulis berusaha memperoleh data-

data dan informasi melalui literatur-literatur kepustakaan. semua bahan

yang dibutuhkan akan dikumpulkan berkaitan dengan topik yang akan

Page 34: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

8

dibahas, sebagai sumber primer penulis menggunakan audiovisual yang

ada pada youtube dengan alamat

https://www.youtube.com/watch?v=huiQAw23A9I, https:

//www.youtube.com/ watch?v=xKgfkk5QTGU, dan https:/

/www.youtube.com/watch?v= oYvspo NzjP A, yang penulis download dan

dikumpulkan di transkip, di translitrasi, diberi tanda tajwid, kemudian

penulis analisa menggunakan ilmu tajwid. Kemudian yang menjadi

sumber sekunder adalah tulisan-tulisan tentang langgam baca al-Quran dan

fatwa-fatwa ulama terkait langgam bacaan al-Quran.

2. Analisis data

Dalam penelitian ini penulis menganalisis menggunakan metode

deskriptif kualitatif data dianalisis dengan menggunakan kaidah ilmu

tajwid yang telah disepakati oleh ahli qirā ‘at. Apakah sesuai dengan

tajwid? Dan kemudian memberi kesimpulan.

3. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada

Pedoman Penulisan Skripsi dalam buku Pedoman Akademik Strata 1

2011/2012. 14 Dan untuk penulisan ayat al-Qur’an Penulis menggunakan

Quran in word versi 1.3,15 Pedoman Tajwid Sistem Warna,16 Pedoman

Tajwid Translitasi Al-Qur’an.17

14 Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Akademik Strata 1 2011/2012 (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2011), h. 351 15 Mohamad Taufiq, Quran in word versi 1.3 TaufiqProduct di unduh dari

http://www.geocities.com/mtaufiq.rm/quran.html. 16 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA), Pedoman Tajwid Sistem Warna

(Jakarta: LPMA, 2011) 17 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Pedoman Tajwid Translitasi Al-Qur’an

(PTTQ), (Jakarta:Departemen Agama RI, 2007).

Page 35: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

9

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, terdapat beberapa

karya-karya terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya karya

tersebut adalah:

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Empuk Kartika, mahasiswi UIN

Syarif Hidayatullah, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan tahun 2013, yang

berjudul “ Meningkatkan Pembelajaran Ilmu Tajwid Dalam Bacaan Mat

ābi’i, Mad Wajib Muta il, dan Mad Jāiz Munfa il Dengan Metode Drill

Di Kelas III MI Parung Kuda Sukabumi”. Pada skripsi ini empuk kartika

menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan tindakan pembelajaran ilmu tajwid

dengan metode drill pada materi bacaan mad ābi’iy, mad wajib mutta il,

dan mad jāiz munfa il dapat meningkatkan kemampuan siswa pada materi

tersebut dengan baik.18 Persamaannya dengan skripsi yang akan penulis tulis

adalah pada pembelajaran tajwid yang merupakan rumusan dalam membaca

al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan

membahas penerapan ilmu tajwid dalam langgam jawa yang dibacakan oleh

dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Muhammad Yaser Arafat dan bacaan

al-Qur’an dengan Orchestra yang tersebar di media sosial.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Cintia Indriani mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah, tahun 2014, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan yang

berjudul “ Korelasi Antara Pengetahuan Ilmu Tajwid Dengan Kelancaran

Membaca Al-Qur’an Siswa di SMA Negeri 34 Jakarta”. Pada skripsi ini

18 Empuk Kartika, “Meningkatkan Pembelajaran Ilmu Tajwid Dalam Bacaan Mat Tabi’i,

Mad Wajib Mutasil, dan Mad Jaiz Munfassil Dengan Metode Drill Di Kelas III MI Parung Kuda Sukabumi” (skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013), h. 78.

Page 36: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

10

Cintia membahas tentang hubungan mempelajari tajwid dengan kelancaran

membaca al-Qur’an dengan kesimpulan bahwa mempelajari ilmu tajwid tidak

menjamin kelancaran seluruh siswa dalam membaca al-Qur’an, walaupun ada

beberapa siswa yang baik dalam memahami tajwid dan lancar dalam

membaca al-Qur’an karena motivasi diri, lingkungan dan keluarga juga

merupakan faktor lain yang mempengaruhi kelancaran siswa dalam membaca

al-Qur’an. Persamaannya dengan skripsi ini adalah pada skripsi ini penulis

juga membahas tentang penerapan tajwid dalam membaca al-Qur’an.19

Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan membahas

penerapan ilmu tajwid dalam langgam jawa yang dibacakan oleh dosen UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, Muhammad Yasser Arafat dan bacaan al-Qur’an

dengan Orchestra yang tersebar di media sosial.

Ketiga, Tesis yang ditulis oleh M Husni Thamrin dengan judul

"Naghām AI-Qur`an. Telaah atas kemunculan dan Perkembangan Naghām di

Indonesia". UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009, jurusan tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin. Tesis ini menjelaskan perkembangan naghām al-Qur’an

di Indonesia terbentang dalam periode klasik periode lagu makkawi dan

periode lagu Mi rī. Berawal dari bentuk yang sederhana dan tanpa nama.

kemudian mulai diberi nama oleh qari-qari yang datang dengan ragam variasi

nada dan kemudian menjadi disiplin ilmu yang dipelajari di Pesantren dan

perguruan tinggi. Selanjutnya perkembangan sejarah berupa respon positif

yang ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia terhadap naghām al-Qur’an.

Akhirya apapun yang terkait dengannya seperti Musabaqah tilawah al-Qur’an

19 Cintia Indriani, “Korelasi Antara Pengetahuan Ilmu Tajwid Dengan Kelancaran Membaca Al-Qur’an Siswa di SMA Negeri 34 Jakarta” (skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014), h. 90.

Page 37: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

11

yang secara rutin pesantren dan lembaga pendidikan al-Qur’an sebagai tempat

bernaung yang menentramkan bagi masyarakat dan menghilangkan ketakutan

dan keraguan terhadap keberadaan naghām al-Qur’an.20 Adapun

persamaannya dengan skripsi ini terletak pada pembahasan tentang naghām

al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan

membahas tentang membaca al-Qur’an diluar langgam mu’tabar.

Keempat, Skripsi Abu Haris Akbar, Musikalitas al-Qur’an (Kajian

Unsur Keindahan bunyi Internal dan Eksternal) UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2009, Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin. ia meneliti dua

unsur musikalitas. Unsur musikal internal al-Qur’an bersifat esensial. karena

unsur tersebut berasal dari al-Qur’an itu sendiri, yang pada tahap selanjutnya

menyusun karakter unik bunyi dan melahirkan fenomena serta wacana resepsi

estetis atau i'jaz al-Qur’an dalam segi keindahan bunyi. Berbeda dengan

unsur selanjutnya. yakni musikalitas eksternal. yang posisinya bersifat

ornamental. Artinya, unsur ini didatangkan dan luar atau bukan berasal dan

al-Qur’an, oleh karena itu ia lebih berperan sebagai penghias tambahan saja.

Unsur ini juga tidak menjadi faktor penentu kemukjizatan bunyi dalam

kesejarahan maupun literatur kajian al-Qur’an.21 Adapun persamaannya

dengan skripsi ini terletak pada unsur musikalitas yang menghaasilkan

keindahan pada bunyi al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya adalah pada

20 M Husni Thamrin, "Naghām Al-Qur’an. Telaah atas kemunculan dan Perkernbangan

Naghām di Indonesia". (Tesis S2 Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009), h. 123.

21Abu Haris Akbar, “Musikalitas al-Qur’an (Kajian Unsur Keindahan bunyi Internal dan Eksternal)” (skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009), h. 89.

Page 38: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

12

skripsi ini penulis akan membahas tentang melagukan al-Qur’an dengan

langgam daerah.

Kelima, Skripsi yang ditulis oleh Nurlaelah, mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah, tahun 2005, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang

berjudul “Penerapan Ilmu Tajwid terhadap seni baca al-Qur’an di pondok

pesantren Daar el-Qolam Gintung Jayanti Tanggerang,22 petugas

perpustakaan utama tidak menemukan file-Nya.

Muhsin Salim, dengan judul: Ilmu Naghām Al-Qur’an Belajar

Membaca Al-Qur’an Dengan Lagu, di dalam buku tersebut membahas kaidah

kaidah seni baca al-Qur’an seperti ilmu lagu-lagu dalam al-Qur’an (ilmu

naghām). dan macam-macam lagu dengan tangga nada.23

Dari penelitian yang terdahulu penulis melihat bahwa semuanya

mengangkat suatu permasalahan dari sisi realita dan pentingnya penerapan

tajwid dalam membaca al-Qur’an.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan proposal ini, penulis membagikan

pembahasan menjadi beberapa bab yang diuraikan dalam sistematika sebagai

berikut :

Bab pertama, Pendahuluan, dalam bab ini menjelaskan latar belakang

masalah , perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, kajian pustaka serta sistematika penulisan, tujuan dari

bab ini adalah untuk menjelaskan sebab, manfaat dari penulisan ini, dan pada

22 Nurlaelah, “Penerapan Ilmu Tajwid terhadap seni baca al-Qur’an di pondok pesantren Daar el-Qolam Gintung Jayanti Tanggerang” (skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005).

23 Muhsin Salim, Ilmu Naghām Al-Qur`an Belajar Membaca al-Quran dengan Lagu (Metode SBA Teotik) (Jakarta: YATAQI Pusat Jakarta 2008), h. 8.

Page 39: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

13

bab ini juga penulis mencantumkan beberapa penelitian atau tulisan terdahulu

terkait dengan pembahasana yang akan penulis teliti agar tidak ada

pengulangan atau kesamaan dengan penelitian terdahulu.

Bab kedua, Tinjauan Teoritis Tentang Ilmu Tajwid, menjelaskan

pengertian ilmu tajwid, tujuan mempelajari ilmu tajwid, dasar mempelajari

ilmu tajwid, Tempo bacaan, penyimpangan kaidah tajwid ketika membaca al-

Qur’an, tempat keluarnya huruf, hukum bacaan dalam ilmu tajwid, tanda

tajwid dan tajwid warna. Bab dua ini penulis gunakan untuk membantu

analisa penulis pada bab empat. Maka dari itu, pada bab ini penulis mencoba

mengumpulkan teori-teori tentang tajwid yang tentunya talah disepakati oleh

para ulama.

Bab ketiga, Sejarah Naghām Al-Qur’an penulis menjelaskan,

Perkembangan Naghām Al-Qur’an, Taghanni Dalam Membaca al-Qur’an,

Sejarah Pertumbuhan Naghām al-Qur’an, Maqamat lagu-lagu al-Qur’an,

Macam-macam Langgam, Sejarah Langgam Jawa dan Orchestra dalam Seni

Baca Al-Qur’an, semua ini bertujuan untuk membantu penulis dalam mencari

data-data terdahulu yang valid untuk mendukung penelitian ini dan

membandingkannya dengan langgam yang baru-baru ini muncul dikalangan

masyarakat indonesia seperti langgam jawa dan lagu orchestra dll.

Bab keempat, Analisis Pelantunan Pembacaan Al-Qur’an di Media

Sosial pada bab ini penulis mencoba menganalisis bacaan Surah Al Isra Ayat

1 dan An Najm Ayat 1-15 Muhammad Yaser Arafat Di Istana Negara dan

bacaan Surah Al- Hujurat Ayat 13 oleh Farman Purnama Di Aula Simfonia

Page 40: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

14

Jakarta Pusat , menggunakan kaidah tajwid yang telah disepakati oleh ahli

qira’āt guna mendapatkan kesimpulan dari skripsi ini.

Bab lima, Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dari penelitian yang

telah penulis lakukan dan saran-saran penulis bagi peneliti-peneliti

selanjutnya yang tertarik membahas hal yang berkaitan dengan langgam seni

baca al-Quran dan tajwid. Pada bagian terakhir ini juga memuat daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 41: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

15

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG ILMU TAJWID

A. Pengertian Ilmu Tajwid

Tajwid secara bahasa adalah نسيحالت yang artinya membaguskan atau

memperbaiki.24 Kata Tajwid, di ambil dari kata دوج– دوجا –يدويجت yang

artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Dan pengertian yang lain

menurut lughah (bahasa), Tajwid dapat juga di artikan :

ديان بالجيتالا.

“Segala sesuatu yang mendatangkan kebajikan”.

Sedangkan pengertian Tajwid menurut istilah adalah:

قركالت كر ذلغيو دودالمو فاتالص نم قهحتسمو قهح فرطاء كل حعا به فرعي لمق عي

.والتفخيم ونحوهما

Artinya:“Ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf (haqqul huruf) maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf (musta aqqul uruf) di penuhi, yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum mad, dan sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqīq, tafkhīm, dan semisalnya.” 25

Dalam matan al-Jazāriyyah, di jelaskan bahwa Ilmu Tajwid adalah:

.من صفة لها ومستحقها.وهو اعطاء الحروف حقها

Artinya: “ Ilmu yang memberikan pengertian tentang hak-hak dari sifat huruf dan musta aqqul uruf.” 26

24 Yusup Nawan Al-Akyas, Metode Syamilah Panduan Komprehensip Ta sin Tilāwah

Al-Qur`an (Jakarta: Pembela Islam Media,2012), h. 5. 25 Syekh Muhammad al Mahmud, Hidāyatul Mustafīd fi a kamit Tajwid (T.tp: Daar at

tarbiyah,tth), h. 5. 26Muhammad Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Yusuf Ibn Al Jazari, Muqoddimah fīmā yajibu

ala qārī al-Qur`an an y’alamah (Jeddah: Dār nur Maktabāt, 2006), h.4.

Page 42: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

16

Imam Jalāluddīn as-Suyutī (rahimahullah) memberikan pengertian

Tajwid sebagai berikut:

ه هو اعطاء الحروف حقوقها وترتيبها ورد الحرف الى مخرجه واصله وتلطيف النطق ب

27.افراط ولا تكلف على كمال هيئته من غير اسراف ولاتعسف ولا

Artinya: “Memberikan huruf akan hak-haknya dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asal (sifatnya) serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurna tanpa berlebih-lebihan, serampangan, tergesa-gesa dan dipaksakan.”

Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat yang senantiasa

menempel pada huruf. Seperti al-jahr, isti’la’ dan lain-lain. Sedangkan yang

dimaksud mustahaq huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti

tafkhim, tarqiq, ikhfā’, idhgam dan lain-lain.28

Jadi ilmu Tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui aturan-

aturan dalam membaca al-Qur’an berdasarkan sifat huruf, tempat keluarnya

huruf, panjang pendek, serta bacaan-bacaannya, sehingga tidak ada perubahan

makna pada saat membacanya dan sesuai sebagaimana mestinya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat difahami bahwa sumber

Ilmu Tajwid adalah al-Qur’an dan sunnah, sebagaimana Rasūlullah

allallahu ‘alaihi wasallam membaca al-Qur’an, serta para sahabat, tābi’in,

dan tābi’ut tābi’in demikian seterusnya. Dan cara-cara membaca al-Qur’an

seperti yang dicontohkan Rasūlullah Shallallahu ‘alaihi wasallam itulah yang

kemudian dinamakan Ilmu Tajwid.

27 Jalaluddin as-Suyu ī, Al-Itqon Fii Ulumil Qur`an (Beirut: Ar Risalah, 2008), h. 212. 28 Ummi Rif’ah Ishaq , Pedoman Tilawah Al-Qur’an Ilmu Tajwid (Bekasi: Syukur Press

2015), h. 13.

Page 43: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

17

Menurut Abu Ya’la Kurnaedi dalam bukunya Tajwid lengkap Asy-

Syafi’i peletak dasar Ilmu Tajwid dari sisi ‘amaliyah (praktik), peletak ilmu

ini adalah Rasulullah SAW. Karena al-Quran turun kepada beliau dari Allah

dengan tajwid. Beliau mengambilnya langsung dari Malaikat Jibril, begitu

juga para Sahabat mengambil langsung dari lisan beliau yang mulia, begitu

juga para Tabi’in mengambilnya dari para Sahabat, dan seterusnya sehingga

sampai kepada kita. Realitas ini tidak dipungkiri oleh seluruh umat Islam.

Dari sisi nadzhariah (teori) adalah para imam qiraah. Para ulama qiraah

berbeda pendapat tentang siapa yang pertama kali meletakkan dasar-dasarnya.

Di antara mereka ada yang mengatakan Abū al-Aswad al-Duali. Ada juga

yang berkata Abū Ubaid al-Qāsim ibn Salām. Ada juga yang berpendapat al-

Khalīl ibn A mad, dan pendapat yang paling kuat untuk peletak dasar ilmu

tajwid adalah Abū Muzahim Mūsā ibn Ubaidillāh al-Khaqani yang wafat

pada tahun 325 H.29

B. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid

Tajwid memiliki tujuan yang mengacu pada pengertian di atas, di

antaranya :

1. Agar dapat melafalkan huruf dengan baik dan benar sesuai dengan

makhraj dan sifatnya.

2. Agar dapat memelihara kemurnian bacaan al-Qur’an dari kesalahan dan

perubahan makna

29 Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,

2013), h. 41.

Page 44: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

18

3. Menjaga lisan pembacanya agar tidak terjadi kesalahan dalam

membacanya.30

Untuk memahami tujuan mempelajari Ilmu tajwid, Syekh Muhammad

Mahmud menerangkan di dalam kitab Hidāyatul Mustafid :

الافص ةويبالن ةرضالح نم لقيا تلى مع انالقر لفظ قانتى اف ةايهغ النلوب هتل غاييقو ةيح

31.خطاء فى كتاب االله تعالىغايته صون اللسان عن ال

Artinya : “Tujuan (mempelajari Ilmu Tajwid) adalah agar dapat membaca ayat-ayat al-Qur’an secara betul (Fasih) sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasūlullah saw, juga agar dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca kitab Allah ta’ala (al-Qur’an).

C. Dasar Mempelajari Ilmu Tajwid

Al-Qur’an diturunkan Allah SWT sepada Rasulullah SAW melalui

perantara Malaikat Jibril as dengan bertajwid, sungguh penetapannya

berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an, al-Hadits serta Ijma’ para ulama . Diantara

dalil-dalil tersebut adalah :

a. Dalil Al-Qur’an:

)4:ملالمز(. ورتل القرآن ترتيلا

Artinya: “Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil.” (Q.S. al-Muzzammil: 4)

Ayat ini memerintahkan agar membaca al-Qur’an dengan perlahan-

lahan sehingga membantu pemahaman dan perenungan terhadap al-

Qur’an. Demikianlah cara Nabi pergunakan dalam membaca al-Qur’an

sebagaimana yang dijelaskan ‘ isyah ra bahwa Rasūlullah saw membaca

30M.Misbahul Munir, Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an dan di Lengkapi dengan

Tajwid dan Qasidah (Surabaya: Apollo, 1997), h.152. 31 Syekh Muhammad al Mahmud, Hidāyatul Mustafīd fī ahkamit Tajwid (T.tp.:Dār al

tarbiyah,tth), h. 5.

Page 45: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

19

al-Qur’an dengan tartīl sehingga membaca panjang setiap lafazh yang

seharusnya dibaca panjang (dan sebailknya). Senada dengan maksud ayat

di atas adalah ayat-ayat berikut:

أهقرتل اهقنا فرءانقرلا, وزينت اهلنزنو كثلى ماس على الن106:الإسراء( ع(

Artinya: “Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (Q.S. Al-Isrāa’: 106)

به كرحلات, ل بهجعتل كانسل .اجنليإن عهعم, هءانقر17-16:القيامة(و(

Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya32 Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.”(Q.S. Al-Qiyāmah’: 16-17)

b. Dalil Hadits :

ة عليع نيل اباعما إسثندح انىفرعاح الزبن الصب دمحم نب نسا الحثندح نع وبأي ن

: قال . أقرأ القرآن فى ثلاثإنى سريع القراءة ، إنى : أبى حمزة قال قلت لابن عباس

33.رألأن أقرأ البقرة فى ليلة فأتدبرها وأرتلها أحب إلى أن أقرأها كما تق

Artinya: “Dari abi Hamzah ia berkata : aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas bahwa aku membaca dengan cepat dan dapat menamatkan al-Qur’an dalam tiga hari. Ibnu Abbas menjawab: Membaca surat al-Baqarah semalam dengan memperhatikan isinya dan tartil lebih baik dan lebih aku senangi dari pada yang engkau katakan.”

Beberapa surat dan hadis di atas memerintahkan agar membaca al-

Qur’an dengan tartil. Ini artinya, secara tidak langsung dituntut

mempelajari ilmu tentang tata cara membaca al-Qur’an dengan tartil. Ilmu

yang dimaksud tidak lain adalah Ilmu Tajwid.34

33 Abu Bakar Ahmad Ibn Al Husain Ibn ‘Ali Al Baihaqi, As Sunan al Kubra Juz 2 (India: Dāirat al Ma’ārif, 1926), h. 396.

34 Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus (Surabaya: Halim Jaya 2008), h. 6.

Page 46: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

20

c. Ijma’ Ulama (Kesepakatan Ulama)

Ummat ini sepakat dan tidak ada perselisihan bahwa membaca al-

Qur’an dengan tajwid adalah wajib sejak zaman rasūlullah saw hingga

kini.35 Imām Ibn al-Jazzāry dalam man ūmah al-muqaddimah:

مآن آثالقر دوجي لم نم لازم متح دويجذ بالتالأخو

36وهكذامنه إلينا وصلا لأنه به الإله أنزلا

Artinya :“Menerapkan (mempraktikan) tajwid merupakan hal yang wajib dan harus. Barangsiapa tidak membenahi bacaan al-Qur’an dengan shahih, maka ia berdosa. Karena Allah ta’ala menurunkan al-Qur’an ini dengannya (tajwid). Dan, demikian pula al-Qur’an itu sampai kepada kita.”

Dengan demikian berdasarkan dalil-dalil tersebut para Ulama Qira’at

telah sepakat, bahwa membaca Al-Qur’an wajib bertajwid.

D. Tempo Bacaan

Dalam seni suara seperti nyanyian dikenal istilah tempo untuk

menunjukan apakah suatu lagu dibawakan dengan cepat dan bersemangat

seperti lagu-lagu mars atau dengan lambat dan khidmat seperti dalam lagu

hymne. Seni membaca al-Qur’an juga tidak terlepas hubungannya dengan

masalah tempo ini.

Ahli tajwid memberi istilah untuk tempo bacaan al-Qur’an dengan

marātib al-qirā’ah. Marātib (tingkatan) tempo bacaan dalam pengucapan

huruf yang normal (tidak terlalu cepat atau lambat) di ukur dari jumlah

harakat (ketuk) yang dipergunakan. Dalam bacaan terdapat hukum mad atau

ghunnah yang berhubungan dengan tempo berapa lama suatu pengucapan.

35 Hartanto Saryono, Tajwid Al-Qur’an Riwayat Hafs dari ‘Ashim (Depok: Yayasan Rumah Tajwid Indonesia 2014), h.27.

36 Abi al-Khair Syamsyuddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Jazary, Matan Jazāri (Surabaya: Ahmad Nabhan, t,th), h.13

Page 47: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

21

Standar yang dipergunakan adalah harakat (ketuk) selama gerakan membuka

dan menutup jari tangan bagi tiap harakat (klasik) atau lebih kurang setengah

detik. Tempo bacaan ini berkisar antara satu hingga enam harakat. 37

Dilihat dari sisi cepat atau lambat bacaan al-Qur’an, atau temponya,

para ulama qira’ah mengklasifikasikannya menjadi tiga: ta qīq, tadwīr, dan

adr.

1. Ta qīq

Menurut bahasa, ta qīq (قيقحالت) adalah tarqīq dan ta’qīd (teliti dan

menguatkan). Adapun menurut istilah adalah:

) عم انئناطمو ةدؤاءة بترالق ،انقصلا نو ةادر زيغي نم قهلى حئ عبالش انيالإت يف ةالغالمب

)وهو يصلح في مقام التعليم

“membaca dengan lambat dan tenang dengan benar-benar memberikan haknya secara benar dan maksimal tanpa ada tambahan dan pengurangan. Tingkatan ini cocok digunakan dalam proses belajar-mengajar. "38

Contoh bacaan ta qīq melalui bacaan Syaikh Mahmud Khalil Al-

Hushari yang sudah tersebar rekamannya. Qari lainnya yang dapat menjadi

referensi tempo ta qīq adalah Syaikh Abdullah Ali Bashfar versi

Mujawwad.

37 A.Nawawi Ali, Pedoman Membaca Al-Qur’an (Ilmu Tajwid) (Jakarta: Mutiara Jakarta

1980),h. 26-28. Lihat:Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Dauroh Al-Qur’an Kajian Tajwid Disusun Secara Aplikatif (Jakarta: Markaz Al-Qur’an 2011), h. 21-22. Lihat: Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus (Surabaya: Halim Jaya 2008), h. 8-10. Lihat: Hartanto Saryono, Tajwid Al-Qur’an Riwayat Hafs dari ‘Ashim (Depok: Yayasan Rumah Tajwid Indonesia 2014), h.31. Lihat: Ahmad Annuri, Panduan Ta sīn Tilāwah Al-quran dan Ilmu Tajwid (Jakarta: pustaka al-kautsar 2010), h. 29-32.Lihat: Ummi Rif’ah Ishaq, Pedoman Tilawah Al-Qur’an Ilmu Tajwid (Bekasi: Syukur Press 2015),h. 16. Lihat: Triyasyid Nuruddin, Pedoman Ilmu Tajwid Mudah dan Aplikatif ( Solo: Taujih 2015), h.32-33. Lihat: Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i 2013), h. 28-29.

38 Rihāb muhammad Mufiq Syaqiqi, Hilyah al tilāwah fi tajwīd al-Qur’an ( Saudi Arabia: Maktabah Rawāi’ al- Mamlakah, 2009), h.73.

Page 48: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

22

2. Tadwīr

Menurut bahasa, tadwir )رويدالت( adalah menjadikan sesuatu dengan

bentuk melingkar. Adapun menurut istilah, tadwir adalah:

)توسط القراءة بين التحقيق والحدر(

“bacaan yang sedang yaitu antara tahqiq (perlahan) dan hadr

(cepat).39

Contoh bacaan dengan tempo ini adalah tilawah Syaikh Misyari

Rasyid Al Afasy atau Masayikh lain yang sudah banyak tersebar

rekamannya. Rata-rata rekaman murratal Al-Qur’an juga menggunakan

tempo ini.

3. adr

Menurut bahasa, hadr ( )رالحد adalah as-sur’ah (cepat). Adapun

menurut istilah, hadr adalah:

وهو الإسراع في القراءة مع المحافظة على قواعد التجويد، ومراعاتها بدقة، وليحذر(

ب نم هيف القارئكاتلاس الحرتأو اخ ةنالغ تواب صذهأو المد فرر حت(

“Bacaan cepat dengan tetap menjaga dan mempraktikan kaedah-kaedah tajwid dengan sangat cermat, dan hendaknya seorang qari berhati-hati dari memotong huruf mad, menghilangkan suara ghunnah, atau ikhtilas (membaca sebagian) harakat.”40

Bacaan dengan tempo ini biasanya digunakan saat tadarrus pribadi

atau bacaan dalam shalat tarawih karena rakaat yang panjang, sehingga

tempo bacaan dipercepat untuk memberikan keringanan pada makmum.

Contoh bacaan hadr yang dapat dijadikan referensi adalah bacaan Syaikh

Su’ud Asy-Syuraim atau Syaikh Abdurrahman As-Sudais.

39 Abu Abdurrahman Jamal ibn Ibrāhīm al-Qirsy, Dirāsat Ilm al Tajwid li al

Mutaqaddimīn (Saudi Arabia: Dār Ibn al-Jauzi, 1426) h. 48. 40 Mufiq Syaqiqi, Hilyah al tilawah fi tajwid al-Qur’an, h. 73.

Page 49: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

23

Perlu diketahui bahwa istilah tertil mencakup tiga tingkatan bacaan

di atas. Pendapat inilah yang dipilih oleh penulis dari beberapa pendapat

ulama tentang tingkatan membaca al-Qur’an.41

E. Penyimpangan Kaidah Tajwid Ketika Membaca Al-Qur’an

Saat ini, sudah banyak umat Islam yang mampu membaca al-Qur’an

dengan baik dan benar. Baik dalam arti indah di dengarkan. Benar bermakna

bacaannya sesuai dengan kaidah tajwid. Tentu saja, kenyataan ini cukup

membanggakan.

Akan tetapi, tidak sedikit pula di antara umat Islam yang bacaan al-

Qur’annya belum benar. Atas kenyataan ini, kita tentu sangat prihatin.

Seringkali, kita menjumpai banyak sekali bacaan al-Qur’an yang salah di

tengah-tengah masyarakat kita. Kesalahan tersebut biasanya terjadi dalam hal

pengucapan huruf yang tidak sempurna maupun cara membacanya yang tidak

sesuai dengan kaidah tajwid. Pelakunya tidak hanya dari kalangan orang

awam, tetapi bahkan kerap kali dilakukan oleh orang-orang yang

berpendidikan tinggi.

Jika di kelompokkan ada dua jenis Kesalahan atau penyimpangan dari

kaidah-kaidah tajwid yang sering kali terjadi ketika seseorang membaca al-

Qur’an. Diantaranya, adalah : la n42 jaliy dan la n khafiy.43

1. La n jaliy

41 Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

2013), h. 28-29. 42 la n menurut bahasa memiliki beberapa arti yaitu salah pada i’rab, bahasa, lagu,

kecerdasan, sindiran, dan makna. tetapi yang dimaksud disini adalah kesalahan dan penyimpangan dari kebenaran dalam qira’ah. Adapun menurut istilah, lahn adalah kesalahan yang masuk pada tilawah al-Qur’an, sehingga merusak kaidah-kaidah tilawah.

43 Raisya Maula Ibnu Rusyd, Panduan Tahsin,Tajwid,dan Tahfizh untuk pemula (Yogyakarta:Saufa 2015), h.27.

Page 50: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

24

La n artinya kesalahan, sedangkan jaliy artinya tampak jelas. La n

jaliy adalah kesalahan yang terjadi secara jelas pada lafal sehingga

mempengaruhi kesempurnaan tata cara bacaan. Dikatakan jelas, karena

kesalahan itu dapat diketahui oleh mulai tingkatan orang biasa hingga

ulama atau pakar al-Qur’an. Kesalaan jenis ini ada kalanya mengubah arti,

ada kalanya tidak mengubahnya.

Lahn jaliy terdapat pada tiga tempat : pada huruf, harakat, sukun:

a. La n jaliy pada huruf

La n jaliy pada huruf adalah la n jaliy yang terjadi baik dalam

bentuk membuang huruf (فرح ذفح), menambah huruf )فرة حادزي( ,

dan mengubah huruf )فرال حدبتسا( .

Tabel 2.1: Contoh La n jaliy

Bentuk Lafazh Keterangan Surah Membuang huruf نحإن ن - نحانإن Tidak membaca alif

mad Al-Hijr:9

دفء - دفMembuang atau tidak membaca hamzah

An-Nahl:5

Menambah huruf إذا - فإذا Menambah huruf fa

إذا pada lafazh (ف)Al-Falaq:5

Mengubah huruf ميطقسم -الميقتسالم Mengubah huruf

ta(ت) menjadi tha (ط) Al- Isra’:35

Perlu diketahui bahwa la n pada huruf ada yang dapat mengubah

makna, seperti lafazh نثولب44 ي. yakni apabila huruf tsa (ث) dibaca

dengan sin (س) , maka maknanya yang semula “menetap” berubah

menjadi “berpakaian”.

Tabel 2.2: Contoh La n jaliy

44QS. Al-Isra’ 17:76.

Page 51: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

25

Perubahan antara huruf sin )س( dan shad )ص( Lafazh Makna Ayat Surah ........وأسروا الندامة Menyembunyikan وأسروا Yunus: 54

.....وأصروا واستكبروا Terus menerus وأصروا Nuh: 7

Tabel 2.3: Contoh La n jaliy

Perubahan antara huruf dzal )ذ( dan zha )ظ( Lafazh Makna Ayat Surah

نذرينالم Orang-orang yang diperingatkan ...نذرينالم احبآء صفس As-

Shaffat:177

نظرينالم Orang-orang yang diberi penangguhan نظرينالم نم كقال فإن Al-Hijr: 37

Tabel 2.4: Contoh La n jaliy

Perubahan antara huruf dhad )ض( dan zha )ظ( Lafazh Makna Ayat Surah Al-Qiyamah :22 وجوه يومئذ ناضرة Berseri-seri ناضرة

Al-Qiyamah :23 إلى ربها ناظرة Memandang ناظرة

Tabel 2.5: Contoh La n jaliy

Perubahan antara huruf kaf )ك( dan qaf )ق( Lafazh Makna Ayat Surah

مكورم Bertumpuk-tumpuk

ابحا سلوقويمكورم

Ath-Thur: 44

مقورم Tertulis dengan catatan amal مقورم ابتك Al-Muthaffifin: 9

Ada juga la n pada huruf yang tidak mengubah

makna.Contohnya mengubah huruf dzal )ذ( menjadi zai )ز( seperti pada

lafazh الذي .

Page 52: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

26

b. La n Jaliy pada harakat dan sukun

yaitu la n jaliy yang terdapat pada harakat dan sukun dalam

bentuk:

1) Mengharakati huruf yang sukun )تحریك الساكن(

2) Mensukunkan yang berharakat )تسكین المتحرك(

3) Berlebih-lebihan dalam mengucapkan harakat )إشباع الحركة(

4) Meringankan bacaan huruf yang bertasydid )تخفیف المشدد(

5) Mentasydidkan huruf yang tidak bertasydid )تشدید المخفف(

La n jaliy pada harakat ada dua macam yaitu la n yang

mengubah makna dan la n yang tidak mengubah makna. Contoh la n

yang mengubah makna adalah mengkasrahkan kaf )ك( pada )دبعن اكإي(

menjadi دبعن اكإي . Adapun contoh la n yang tidak mengubah makna

adalah mendhammahkan lafazh Allah pada )الله دالحم( menjadi الله دالحم

.Contoh lainnya terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.6: Contoh La n jaliy

Lafazh Makna Huruf pada ayat

Mīqāta (waktu قدراatau ketentuan)

Dal )د( bertanda sukun )ـــ( قد جعل االله لكل شئ قدرا

Ath-thalāq :3

Qadhā-an قدرا(ketetapan)

Dal )د( berharakat fathah )ـــ( ركان أما وروقدا مراالله قد

Al-Ahzāb: 38

Surga الجنةJim )ج( berharakat fathah ) ـــ(

.....فمن زحزح عن النار وأدخل الجنةAli ‘Imran: 158

ةنالج Jin Jim )ج( berharakat kasrah )ـــ(

هنيابلوعجو , ةالجن نيباوبسن..... Ash-Shaffāt: 158

Page 53: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

27

Tameng جنةJim )ج( berharakat dhammah ) ـــ(

اتخذوا أيمانهم جنة فصدواعن سبيل االلهAl-Mujādilah: 16

La n jaliy hukumnya haram secara mutlak, karena ia mengubah

lafazh al-Qur’an yang dapat mengubah makna. Adapun orang awam

(jahil), wajib baginya belajar. Sedangkan orang yang tidak sanggup

belajar hendaknya membaca bacaan yang shalatnya sah dengannya,

tidak menjadi imam, dan tidak menjaharkan bacaannya di majlis kaum

muslimin.

Cara memperbaiki kesalahan dari la n jaliy pada huruf dilakukan

dengan dua cara yaitu mengenal makharijul huruf dan sifatnya; serta

talaqqi (belajar langsung dari guru). Ada tiga cara untuk memperbaiki

kesalahan dari la n jaliy pada harakat yaitu mengenal kaifiyat (tata

cara) pengucapan harakat dan sukun, mengenal kaidah-kaidah bahasa

Arab, dan dengan talaqqi.45

2. La n khafiy

La n khafiy adalah kesalahan yang samar, karena kesalahan tersebut

hanya dapat diketahui oleh ulama qirā‘at dan guru-guru yang ahli dalam

mengajarkan al-Qur’an.46 Di antara kesalahan-kesalahan yang tergolong

lahn al-Khafi adalah sebagai berikut :47

45 Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

2013), h. 68-71. 46 Ahmad Annuri,Panduan Ta sīn Tilāwah Al-quran dan Ilmu Tajwid, h. 18. 47 Raisya Maula Ibnu Rusyd, Panduan Tahsin,Tajwid,dan Tahfizh untuk pemula h.31-33.

Page 54: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

28

Lahn khafi pada huruf terjadi dalam 3 bentuk, yaitu tercampurnya

mad dengan ghunnah, saktah dalam pengucapan huruf yang bersukun atau

bertasydid, serta Tarji’48.

Tabel 2.7: Contoh La n Khafiy

Bentuk Lafazh Surah Tercampurnya mad dengan ghunnah جآء An-Nisā’: 43

Saktah dalam pengucapan huruf yang bersukun atau bertasydid

Nun (ن) pada أنعمت Al-Fatī ah : 7

Lam (ل) pada الذین Al-Fatī ah : 7

Tarji’ أولئك Al-Baqarah: 5 Al-Baqarah: 22 والسمآء

Lahn khafiy pada harakat terjadi baik dalam dua bentuk yaitu

mengqalqalahkan huruf bersukun yang bukan huruf qalqalah sehingga

seolah-olah menjadi berharakat, dan Tarqish49.

Tabel 2.8: Contoh La n Khafiy

Bentuk Lafazh Surah

mengqalqalahkan huruf bersukun yang bukan huruf qalqalah

Nun (ن) sukun pada أنعمت

Al-Fatī ah : 7

Lam (ل) sukun pada الحمد

Al-Fatī ah : 2

Ghain (غ) sukun pada المغضوب

Al-Fatī ah : 7

Tarqish الحمد Al-Fatī ah : 2

Demikian beberapa kesalahan dalam membaca al-Qur’an yang kerap

kali terjadi atau dilakukan oleh banyak orang di tengah-tengah masyarakat

kita. Sebenarnya, masih banyak sekali ragam kesalahan dalam membaca

48 Tarji adalah menggelombangkan suara, apalagi dalam mad (bacaan panjang) seperti

meninggikan suara kemudian merendahkannya dalam satu mad. 49 Yakni membaca dengan cepat.

Page 55: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

29

al-Qur’an. Hanya saja, dalam bagian ini disebutkan jenis-jenis kesalahan

yang paling sering kita jumpai di masyarakat kita hari ini.

F. Tempat Keluarnya Huruf

Menurut Imam ibn al-Jazari, makharijul huruf terbagi menjadi 17 (tujuh

belas), tujuh belas makhraj tersebut berada pada lima tempat, yaitu:

1. Kelompok rongga mulut (al-jauf), 1 makhraj huruf

Huruf yang keluar dari rongga mulut adalah huruf mad, yakni: ي, و, ا

2. Kelompok tenggorokan (al- alq), 3 makhraj huruf

a. Keluar dari tenggorokan bawah, yakni: ء - ه

b. Keluar dari tenggorokan tengah, yakni: ح - ع

c. Keluar dari tenggorokan atas, yakni: خ - غ

3. Kelompok lidah (al-lisan), 10 makhraj huruf

a. Keluar dari pangkal lidah (dekat tenggorokan), yakni: ق

b. Seperti makharaj qaf namun pangkal lidah diturunkan, yakni: ك

c. Keluar dari tengah lidah bertemu langit-langit, yakni: ي -ش -ج

d. Keluar dari dua sisi lidah atau salah satunya bertemu dengan gigi

graham, yakni: ض

e. Keluar dengan menggerakkan semua lidah dan bertemu dengan ujung

langit-langit, yakni: ل

f. Keluar dari ujung lidah di bawah makhraj lam, yakni: ن

g. Keluar dari ujung lidah, yakni: ر

Page 56: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

30

h. Keluar dari ujung lidah yang bertemu dengan gigi bagian atas, yakni:

ت -د -ط

i. Keluar dari ujung lidah yang hamper bertemu dengan gigi depan, yakni:

س -ز -ص

j. Ujung lidah keluar sedikit, bertemu dengan ujung gigi depan bagian

atas, yakni: ث -ظ -ذ

4. Kelompok dua bibir (asy-shafatayn), 2 makhraj huruf

a. Keluar dari bibir bawah bagian dalam bertemu dengan ujung gigi atas,

yakni: ف

b. Menempelkan kedua bibir menjadi huruf م - ب , sedangkan dengan

memonyongkan bibir huruf yang dihasilkan adalah و

5. Kelompok rongga hidung (al-khayshum), 1 makhraj huruf. Huruf yang

keluar dari rongga hidung adalah Gunnah (dengung)50

G. Hukum Bacaan dalam Ilmu Tajwid

Hukum bacaan dalam ilmu tajwid terbagi menjadi beberapa

kelompok, yaitu: kelompok Gunnah, kelompok mad, kelompok idgham

agir, kolompok saktah, kelompok tafkhīm dan tarqīq, kelompok waqaf dan

ibtida dan kelompok mushkil al-kalimāt. Namun pada skripsi ini penulis tidak

akan memaparkan kolompok saktah,kelompok waqaf dan ibtida mushkil al-

kalimāt, karena pada skripsi penulis hanya akan memaparkan teori yang

berhubungan dengan penelitian penulis.

1. Kelompok Gunnah

50 Ahmad Annuri, Panduan Tahsīn Tilāwah Al-Quran Dan Ilmu Tajwid, h. 17.

Page 57: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

31

Menurut Ahmad Fathani dalam bukunya metode maisura

dijelaskan bahwa agar dapat memperolah bacaan tartil yang optimal sesuai

perintah allah dalam al-Qur’an maka pembaca harus menguasai teori

mapun praktek pada 6 hukum yang mempunyai tempo dengung (Gunnah)

2 harakat berikut, yaitu idgām bi Gunnah, iqlāb, ikhfā, ikhfā shafawiy,

idgām mīmiy, dan Gunnah (disingkat menjadi idbil bikh f syam ghun)51

a. Idgām bi Gunnah adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu

dengan salah satu huruf yang terkumpul dalam lafadz ينمو ( و -م -ن-ي )

dan terletak dalam dua kata. Praktek bacaannya harus disertai tempo

dengung/Gunnah 2 harakat.52

b. Iqlāb ialah: apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ب ,

bunyinya menjadi mim mati, dengan catatan memelihara ikhfānya mim

mati kedalam ب dengan disertai tempo dengung/Gunnah dua harakat.53

c. Ikhfā ialah: pengucapan huruf antara idzhar dan idhgam dengan tetap

menjaga Gunnah/dengung; yakni ketika ada nun mati atau tanwin

bertemu dengan salah satu huruf yang 15 berikut:

ك -ز -ج -ق -ف - ظ - ط - ض - ص -ش -س -ذ -د -ث - ت

Praktek bacaannya, bunyi nun mati atau tanwin disamarkan atau

disembunyikan menuju makhraj huruf ikhfā sesudahnya dengan disertai

tempo dengung/Gunnah 2 harakat.54

51Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an (Jakarta: Fakultas

Ushuluddin Institut PTIQ, 2014), h.35. 52 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 35. 53 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 38. 54 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 39.

Page 58: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

32

d. Ikhfā shafawiy adalah apabila terdapat mim mati bertemu dengan huruf

Praktek bacaannya disertai tempo dengung/Gunnah 2 harakat.55 .ب

e. Idgām mīmiy ialah apabila terdapat mim mati bertemu dengan huruf م.

Praktek bacaannya disertai tempo dengung/Gunnah 2 harakat.56

f. Gunnah ialah apabila terdapat huruf nun di tasydid (ن) atau mim di

tasydid (م) adalah disebut Gunnah; oleh sebab itu ia harus dibaca dengan

Gunnah/dengung yang sempurna dengan tempo 2 harakat.57

2. Kelompok mad

Mad ialah memanjangkan suara ketika membaca huruf mad atau

huruf lin..58

Bacaan mad menurut Raisya Maula di dalam buku Panduan tahsin,

tajwid, dan tahfizh untuk pemula dibagi menjadi tiga kelompok besar,

yaitu Mad yang panjang nya dua (2) ketukan. mad yang panjangnya lima

(5) ketukan, dan mad yang panjang bacaannya enam (6) ketukan. Lihatlah

pembagian mad dalam tabel berikut :

Tabel 2.9: Pembagian ketukan Mad59

Mad Panjang 2 ketukan

Panjang 5 ketukan Panjang 6 ketukan

Mad Thabi’ī Mad Shilah Thawilah Mad Farqi Mad Badal Mad Wajib Muttasil Mad Lazim Kilmi

Mutsaqqal Mad Tamkin Mad Jaiz Munfashil Mad Lazim Kilmi

Mukhaffaf Mad Iwadh Mad Aridh Lissukun* Mad Lazim Harfi

55 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 43. 56 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 44. 57 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 45. 58 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 47. 59 Raisya Maula Ibnu Rusyd, Panduan Tahsin,Tajwid,dan Tahfizh untuk pemula h.116.

Page 59: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

33

Mutsaqqal Mad Harf Mad Lin* Mad Lazim Harfi

Mukhaffaf Mad Silah Qashirah

*Boleh dibaca 2,5,atau 6 ketukan

Secara garis besar hukum mad dibagi menjadi: mad ābī’iy/ Mad

A liy dan mad far’iy.60

a. Mad ābī’iy/ Mad A liy

Mad ābī’iy ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya tidak

berupa hamzah, huruf mati dan huruf yang ditasydid. Panjang

bacaanya adalah 2 harakat.61 yang memilki hukum semisal mad ābī’iy

adalah:

1) Mad badal ialah ada huruf mad yang sebelumnya berupa hamzah

yang sesudahnya tidak diikuti hamzah atau huruf mati. Panjang

bacaan 2 harakat.62

2) Mad ‘iwa ialah apabila ada huruf mad alif yang menjadi pengganti

fat ah tanwin ketika waqaf, dengan syarat yang ditanwin bukan ta

marbu ah (ة).63

3) Mad ilah Qa īrah ialah apabila terdapat ha amīr yang

sebelumnya berupa huruf hidup, dan sesudahnya juga berupa huruf

hidup yang bukan amzah qa a’ kecuali lafadz “لكم هضري”.

Panjang bacaan 2 harakat.64

60 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 48. 61 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 49. 62 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 49. 63 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 50. 64 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 50.

Page 60: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

34

ر –ه -ط -ي -ح (4 (Mad harf) Maksudnya adalah huruf mad alif yang

terdapat pada huruf hijaiyyah dan menjadi fawati as-suwar (awal

surat) adalah huruf yang terkumpul dalam lafadz رطه ي65.ح

5) Mad tamkin adalah apabila berhimpun 2 ya, yaitu ya pertama

bertasydid dan berbaris kasrah, sedangkan ya kedua mati/sukun.66

b. Mad far’iy

Mad far’iy ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa

hamzah atau huruf mati atau tasydid. Mad far’iy meliputi:

1) Mad wajib mutta il adalah apabila ada huruf mad yang sesudanya

berupa hamzah dan terletak dalam satu kata. Panjang bacaan huruf

mad 4 harakat atau 5 harakat.67

2) Mad jāiz munfa il adalah apabila ada huruf mad yang sesudahnya

berupa hamzah dan terletak di lain kata. Panjang bacaan 4 harakat

atau 5 harakat.68

3) Mad lāzim kilmiy mukhaffaf adalah apabila ada huruf mad yang

sesudahnya berupa huruf mati (sukun) asli dan terletak dalam satu

kata. Panjang bacaan 6 harakat.69

4) Mad lāzim kilmiy muthaqqal adalah apabila ada huruf mad yang

sesudahnya berupa huruf bertasydid dan terletak dalam satu kata.

Panjang bacaan 6 harakat.70

65 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 50. 66 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 50. 67 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 51. 68 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 53. 69 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 53. 70 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 53.

Page 61: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

35

5) Mad lāzim arfiy mukhaffaf adalah apabila ada huruf mad yang

sesudahnya berupa huruf mati (sukun) asli yang tidak di

idhghamkan, yaitu terdapat pada huruf ijāiyyah yang menjadi

fawāti as-suwar (awal surat). Panjang bacaan 6 harakat.71

6) Mad lāzim arfiy mutsaqqal adalah apabila ada huruf mad yang

sesudahnya berupa huruf mati (sukun) asli yang di idhghamkan,

yaitu terdapat pada huruf ijāiyah yang menjadi fawāti as-suwar.

Panjang bacaan 6 harakat.72

7) Mad līn adalah apabila ada huruf līn, sesudahnya berupa huruf

mati/sukun tidak asli (baik berupa huruf hamzah maupun bukan)

yang disebabkan waqaf. Dengan catatan bila terdapat mad līn lebih

dari satu tempat.73

8) Mad ‘Āri li as-sukūn adalah apabila ada huruf mad sesudahnya

berupa huruf mati (sukun) asli/ ‘aridh (terjadinya huruf mati tidak

asli, disebabkan adanya peristiwa waqaf). Dengan catatan bila

terdapat Mad ‘Āri li as-sukūn lebih dari satu tempat.74

3. Kelompok idgām agīr

Idgām agīr ialah apabila huruf yang di idgāmkan (huruf pertama)

berupa huruf mati dan huruf kedua dimana huruf pertama di idghamkan

kepadanya berupa huruf hidup. Idgām agīr terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Idgām mutamāsilain ialah apabila huruf pertama dan kedua sama di

dalam makhraj dan sifat.

71 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 53. 72 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 53. 73 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 54. 74 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 55.

Page 62: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

36

b. Idgām mutajānisain ialah apabila huruf pertama dan kedua sama di

dalam makhraj akan tetapi berbeda sifatnya.

c. Idgām mutaqāribain ialah apabila huruf pertama dan kedua berdekatan

makhraj maupun sifatnya.75

4. Kelompok tafkhīm dan tarqīq

Tafkhīm ialah sifat ketebalan pada suatu huruf di mana ketika

diucapkan posisi mulut dipenuhi oleh gema suaranya (seakan-akan

dipenuhi makanan). Sedangkan sifat sebaliknya adalah tarqīq yakni tipis

yang tentunya ketika diucapkan posisi mulut tanpa dipenuhi oleh gema

suaranya.76

H. Tanda Tajwid dan Tajwid Warna

Kajian naskah al-Qur’an kuno di Indonesia mengalami perkembangan,

Penelitian tentang bidang ini telah dilakukan oleh Puslitbang Lektur

Keagamaan (Skr. Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan; selanjutnya

disebut Lektur) antara 2003-2006, yang selanjutnya diteruskan oleh Lajnah

Pentashihan Mushaf al-Qur’an (selanjutnya disebut Lajnah) sejak 2007

sampai sekarang. Salah satu aspek yang menjadi sasaran penelitian mushaf

kuno adalah tanda tajwid.

Menurut Asep saefullah dalam artikel yang di muat di buku “Al-Qur’an

Di Era Global Antara Teks dan Realitas” dengan tema “Tanda Waqaf dan

Tanda Tajwid Dalam Mushaf Kuno Nusantara” bahwa :“Aspek tanda tajwid

tampaknya belum menjadi perhatian khusus kecuali disinggung sekilas

75 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 63-65. 76 Ahmad Fathoni,Petunjuk Praktis Tahsīn Tartil al-Qur`an, h. 69-73.

Page 63: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

37

sebagai bagian dari penelitian mushaf kuno, oleh karena itu aspek ini

menyisakan berbagai hal yang perlu diungkap.”77

Tanda tajwid yang terdapat pada Mushaf Standar adalah tanda iqlab,

yaitu huruf mim (م) setelah nun sukun atau tanwin yang bertemu huruf ba (ب)

yang diletakkan diatas huruf ba (ب), seperti ( بعد م من ) dan tanda idgham

dengan syiddah() sesudaah sukun atau tanwin pada huruf sesudahnya, seperti

.(من یقول)

Dan tanda tajwid hampir hilang dari penulisan mushaf al-Qur’an saat

ini kecuali tanda iqlab dengan huruf mim (م). Di sisi lain, kita menyaksikan

kreasi dalam percetakan al-Qur’an yang menggunakan sistem warna untuk

tajwid. Sehubungan dengan muncul dan berkembangnya penerbitan mushaf

al-Qur’an dengan sistem warna yang berbeda-beda, maka Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur’an menyusun buku Pedoman Tajwid Sistem

Warna berdasarkan rekomendasi Lokakarya Penerbit Al-Qur’an yang

dilaksanakan tanggal 27-29 Oktober 2009 di Bogor.78

Farhur Rozi dalam laporannya, ia menjelaskan tiga hal, yaitu: 1) Sistem

Pewarnaan, 2) Warna yang digunakan dan penerapannya dalam hukum

tajwid, dan 3) Sistem pewarnaan pada tajwid.79 Penjelasan ringkas mengenai

ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut.

77 Asep Saefullah, “Tanda Waqaf dan Tanda Tajwid dalam Mushaf Kuno Nusantara”

dalam Muchlis M Hanafi, ed., Al-Qur’an Di Era Global Antara Teks dan Realitas (Jakarta :Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran ,2013), h.138.

78 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA), Pedoman Tajwid Sistem Warna (Jakarta: LPMA, 2011), h.1.

79 Farhur Rozi, “Standarisasi Mushaf Al-Qur’an Tajwid Warna di Indonesia”, artikel di akses pada 24 februari 2016 dari http://lajnah.kemenag.go.id/artikel/88-standardisasi-mushaf-al-qur-an-tajwid-warna-di-indonesia.html

Page 64: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

38

Hal-hal yang diputuskan dan ditetapkan dalam buku Pedoman Tajwid

Sistem Warna, antara lain meliputi:

1. Sistem pewarnaan dirumuskan menjadi empat kelompok:

a. Kelompok hukum bacaan huruf, meliputi: idgām bilaGunnah, idgām

mutamasilain, idgām mutajānisain, idgām mutaqāribain, idgām bi

Gunnah, idgām mimi, Gunnah, iqlab, ikhfā', dan ikhfā' syafawi.

b. Kelompok hukum bacaan panjang, meliputi: mad lazim dan mad farq,

mad wajib mutta il, Mad jā’iz Munfa il, ilah tawīlah.

c. Kelompok tanda waqaf, meliputi: waqaf lāzim, al-waqfu aula, waqaf

mu‘anaqah, waqaf jā’iz, al-waslu aula, dan la waqfa fih.

d. Huruf yang tidak dilafalkan.

2. Warna yang digunakan adalah enam warna: Merah (C:0, M:100, Y:100,

K:0), Magenta (C:0, M:100, Y:0, K:0), Biru (C:100, M:100, Y:0, K:0),

Cyan (C:100, M:0, Y:0 K:0), Hijau (C:100, M:0, Y:100, K:0), Grey (C:0,

M:0, Y:0, K:30).

Penerapannya dalam hukum-hukum tajwid disesuaikan dengan

pengelompokan pada poin A di atas, yaitu:

a. Kelompok hukum bacaan huruf: a. Warna magenta: idgām biGunnah,

idgām mimi, dan Gunnah; b. Warna merah: idgām bilaGunnah, idgām

mutamasilain, idgām mutajānisain, idgām mutaqāribain; c. Warna

cyan: iqlab; d. Warna hijau: ikhfā’, dan syafawi; dan e. Warna biru:

qalqalah.

Page 65: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

39

b. Kelompok hukum bacaan panjang: a. Warna magenta: mad lazim dan

mad farqi; b. Warna cyan: mad wajib muttasil; dan c. Warna hijau: mad

ja’iz munfa il dan mad silah tawilah.

c. Kelompok tanda waqaf: a. Warna merah: waqaf lazim dan al-waqfu

aula; b. Warna biru: waqaf mu‘anaqah dan waqaf ja’iz; dan c. Warna

hijau: al-waslu aula dan la waqfa fih.

d. Huruf yang tidak dilafalkan diberi warna grey.

3. Sistem pewarnaan pada tajwid warna bisa menggunakan salah satu dari

tiga model:

a. Model Akademik; adalah pola pewarnaan berdasarkan kaidah tajwid,

yaitu pewarnaan pada huruf-huruf dan harakat yang menimbulkan

sebuah hukum bacaan tajwid.

b. Model Fonetik; adalah pola pewarnaan berdasarkan pelafalan, yaitu

pewarnaan pada huruf dan harakat yang dilafalkan karena mengandung

hukum tajwid.

c. Model Praktis; adalah pola pewarnaan berdasarkan pada tanda baca

yang menunjukkan hukum tajwid.80

80 Rozi, “Standarisasi Mushaf Al-Qur’an Tajwid Warna di Indonesia.”

Page 66: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

40

BAB III

HAL IHWAL TENTANG NAGHĀM AL-QURAN

A. Pengertian Naghām al-Qur’an

Menurut Muhsin Salim dalam Bukunya Ilmu Naghām Al-Qur’an

Susunan kalimat naghām al-Qur’an yang dilafalkan dengan satu kali tarikan

nafas terdiri dari dua kata yaitu naghām dan al-Qur’an. Kata naghām ( مغالنمغالن) adalah bentuk mufrad, jama’nya Anghām (امغان) , jama’ dari bentuk

jama’ ini adalah Anāghīm (مياغان).81

Menurut Ahmad Warson Munawwir dalam Kamus Al-Munawwir

Arab-Indonesia Terlengkap yang dikutip oleh M Husni Thamrin dalam

tesisnya, Naghām Alquran: Telaah atas Kemunculan dan Perkembangannya

di Indonesia, menjelaskan naghām artinya langgam / langgam senandung.82

Kata naghām yang berarti langgam (sympony) adalah dalam konteks

musik. Itulah sebabnya dalam dunia musik terdengar istilah Anghāmul mūsiqy

artinya langgam- langgam musik/sympony musik/notasi (انغام الموسيقى)

musik, baik notasi angka maupun notasi balok.

Adapun kata naghāmah (ةمغالن) bentuk muannats dari (مغالن) jama’ nya

adalah annaghāmaatu (اتمغالن) berarti langgam ( tune, melody) dalam

konteks memperindah suara dalam membaca al-Qur’an (اءةربالق ةوالص نسح).83

Langgam- langgam ini biasanya diungkapkan dalam tausyīkh yakni

81 Muhsin Salim, Ilmu Naghām Al-Qur`an Belajar Membaca al-Quran dengan Lagu

(Metode SBA Teotik) (Jakarta: YATAQI Pusat Jakarta 2008), h. 1. 82Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap

(Surabaya: Staka Progressif, 1997), h.1441. 83 Lois Ma’luf, Al-Munjid Fillughah wal a’lam (Bairut: Dar al- Masyriq, 2007), h. 822.

Page 67: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

41

melanggamkan sejumlah kalimat syair sebatas patokan alunan suara tentang

nada (naghām). Langgam- langgam al-Qur’an yang dilantunkan adalah

langgam- langgam yang sesuai dengan kaidah-kaidah membaca al-Qur’an

yang senantiasa mengekspresikan secara indah, makna dan isi pesan-pesan al-

Qur’an baik dalam bentuk perintah (amr), larangan (nahy), harapan dan

himbauan dan lain-lain. Langgam ekspresif seperti ini dianggap sebagai cara

baca yang sangat ideal.84 Untuk memahami arti kata naghām secara lebih luas

maka sejumlah ahli bahsa arab mengedepankan apa yang dikatakan oleh

Imam Sibawaihi bahwa kata (مغالن) merupakan isim jama’ (kata benda yang

mencakup sesuatu yang banyak) seperti kata لقاح dan فلكا sebagai isim

jama’dari لقةح dan 85.فلكة Berdasarkan pemahaman ini maka kata naghām

dapat dipahami dalam arti isim jama’ yang mencakup ةمغالن dalam semua

jenis maqom-maqomnya (nada-nada) atau اتمغالن (langgam- langgam) dalam

konteks bacaan al-Qur’an. Oleh karena itu, yang di maksud dengan آنالقر مغن adalah ragam intonasi yang indah yang disuarakan dalam membaca al-

Qur’an. Dengan kata lain alunan suara yang indah dalam ragam nada, baik

mulai dari rendah, menengah, tinggi dan tertinggi bahkan dengan tambahan

nada (Overtune) yang disebut dengan nada isti’arah yang sejalan dengan

pesan-pesan al-Qur’an. Dalam bahasa Arab, selain kata مغالن atau ةمغالن yang

berarti langgam dalam konteks khusus seperti diuraikan di atas juga terdapat

sejumlah kata padanannya/sinonimnya antara lain seperti ناللح dan اءنالغ.

84 Manna Khalil al-Qat an, Mabāhis Fī Ulūm Al-Qur`an (Kairo: Maktabah Wahbah,

2000), h.192. 85 Ibnu Man ur, Lisānul Arab Jilid 12 (Bairut: Dār adir, 1300), h.890.

Page 68: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

42

Kata kata naghām mempunyai arti yang sama dengan kata talhin atau

la n dan tarannum atau tarnīm, yang dalam bahasa Arab disebut dengan

lafal yang muradif atau sinonim. Namun ketiga istilah ini (naghām, tal in

dan taranum) sama-sama menunjukkan vokal suara yang bernada seni indah

dan sama-sama digunakan untuk istilah “Seni Baca Al-Qur’an.

Dalam hal ini , para pakar awil a wāt (mempunyai suara indah)

seperti Abduh al-Su ‘ūdi, Azrā’i Abdul Raūf dan Mukhtar Lutfi al-Ansary

mempertegas pengertian istilah-istilah tersebut yaitu:

1. Naghām ialah vokal suara indah tunggal (tanpa diiringi alat musik) dan

tidak terkait dengan not balok serta khusus dipergunakan untuk Tazyin al-

aut bi tilāwah al-Qur’an.

2. Talhīn yaitu vokal suara indah dan tunggal yang ‘Arabiy al-Qur’an,

namun ada yang terkait dengan not balok, sehingga dipergunakan juga

untuk selain al-Qur’an, seperti qasidah dan lain-lain.

3. Tarannum ialah vokal suara indah al-Qur’an, namun suara ini ada juga

yang mempergunakan alat musik, sehingga banyak terkait oleh not balok.

Di sinilah timbul istilah Tawsyīkh maqamat yang terkait dengan not-not

yang telah tersusun.86

Penggunaan kata ناللح dalam bahasa Arab antara lain seperti ىف نلحاءةرالق yang berarti اهيف منرت (melanggamkan suatu bacaan) dan داشالأن نلح yang berarti اى بهنغا تانا الحله عضو (membuat sejumlah langgam untuk syair-

syair yang disenandungkannya).انالألح adalah orang yang lebih baik

86 Ahmad Syahid, “Sejarah dan Pengantar Ilmu Naghām” dalam Muhaimin Zen dan

Ahmad Mustafid ed,. Bunga Rampai Mutiara al-Qur’an Pembinaan Qari Qari’ah dan Hafizh Hafizhah (Jakarta: Pimpinan Pusat Jamiyatul Qara Wal Huffadzh, 2006), h. 18-19.

Page 69: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

43

langgamnya (penyayi) atau lebih indah langgam bacaannya (pembaca al-

Qur’an). Dalam bahasa Arab orang yang seperti itu disebut:

الاحسن غناء او قراءةDalam konteks lain, orang yang memahami dengan cerdik apa yang

diucapkan disebut ناللاح sedangkan نالألح adalah orang yang lebih paham dan

lebih cerdik.87 Dalam konteks langgam al-Qur’an dapat dikatakan bahwa

orang yang melanggamkan al-Qur’an adalah orang yang memahami apa yang

dilanggamkannya baik berupa pesan-pesan atau kesan yang disampaikan oleh

yang dilanggamkannya itu. Berangkat dari pemahaman yang sederhana

seperti diuraikan diatas boleh jadi arah inilah yang dimaksud oleh hadis nabi

dengan sabdanya :

انابن جب دمحا مثندال, حالجم انرهن مب دمحا مثن ,ن الوب ةيقا بندين , لن بيصح نع

يحدث عن حذيفة بن , سمعت شيخا وكان قديما يكنى بأبي محمد:مالك الفزاري قال

88اهاتوصأو برلعا نوحلب نآرلقوا اءرقا: قال رسول االله صلى االله عليه وسلم: اليمان قالArtinya: "Bacalah al-Qur’an itu dengan gaya langgam dan suara yang

berlahjah Arab. Bahasa Al-Qur’an adalah bahasa Arab sehingga orang-orang yang

memahami bahasa Arab terlebih lagi orang-orang Arab akan dengan mudah

membacanya dengan penuh ekpresi serta intonasi bacaan yang dihiasi dengan

suara yang indah yang akan lebih membekas pada hati sanubari pembaca dan

pendengarnya.89

87 Ibnu Manzur, Lisānul Arab. Jilid 12, h. 171. 88 Abu Al-Qashim Sulaiman Ibn Ahmad At- abran , Mu’jam Al-Ausath Juz 7 (Kairo:

Dār Al- aramain 1415), h. 183. 89 Muhsin Salim, Ilmu Naghām Al-Qur`an Belajar Membaca al-Quran dengan Lagu

(Metode SBA Teotik) (Jakarta: YATAQI Pusat Jakarta 2008), h. 4.

Page 70: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

44

Kalimat آنالقر مغن yang tertera di atas dapat dipahami bahwa kata مغالن

yang berarti “langgam” disandarkan (di-idhāfahkan) ke kata al-Qur’an.

Faidah idhāfah seperti ini berarti pemilikan (Lil milki). Dengan demikian

kalimat ini mengandung arti “Langgam milik al-Qur’an” atau langgam

khusus untuk al-Qur’an. Langgam al-Qur’an itu tidak sama dengan langgam-

langgam musik, langgam al-Qur’an adalah langgam al-Qur’an. Langgam al-

Qur’an yang tidak boleh terikat oleh notasi musik itu akan bisa disuarakan

secara baik hanya oleh pembaca al-Qur’an yang menguasai ilmu membaca

dan menghayati keindahan seni bacaan. Oleh karena itu orang yang ingin

melanggamkan al-Qur’an hendaklah menerapkan langgam- langgam bacaan

al-Qur’an. Langgam secara umum termasuk di dalamnya langgam- langgam

al-Qur’an merupakan bagian dari kesenian. Oleh karena itu kalangan

Naghāmania menyebut langgam- langgam yang memperindah bacaan al-

Qur’an termasuk sebagai bagian dari Seni Baca al-Qur’an (SBA).90

Jadi naghām al-Qur’an adalah seni membaca al-Qur’an dengan

melanggamkannya yang bertujuan untuk memperindah bacaan al-Qur’an agar

lebih membekas pada hati sanubari pembaca dan pendengarnya.

B. Taghanni dalam Membaca al-Qur’an

Taghanni dalam membaca Al-Qur’an maksudnya adalah menyanyi atau

berlanggam di dalam membaca al-Qur’an, yang sudah biasa disebut seni baca

al-Qur’an.

Di dalam pembahasan taghanni dalam membaca al-Qur’an (seni baca

al-Qur’an) yang akan diuraikan ini terlebih dahulu di sini akan dikemukakan

90 Muhsin Salim, Ilmu Naghām Al-Qur`an Belajar Membaca al-Quran dengan Lagu (Metode SBA Teotik), h. 5.

Page 71: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

45

mengenai definisi “seni”. karena setiap orang itu pada umumnya mempunyai

rasa seni yang terdapat dalam rasa rohani, sedangkan rasa seni adalah salah

satu bagian dari rasa yang lahir dan dalam rohani manusia. Pada diri manusia

dihiasi sifat-sifat seni. Karena pada diri manusia ada sifat menyenangi dan

terharu terhadap sesuatu yang indah. Maka semua hal yang indah dapat

dirasakan oleh semua perasaan dan keindahan adalah perasaan kesenian yang

terdiri dari: baik berupa bunyi-bunyian, lukisan-lukisan atau tari-tarian.

Dalam definisi di atas dikatakan, kesenian adalah usaha untuk menciptakan

bentuk-bentuk yang menyenangkan, maka yang dapat mencipta bentuk itu

adalah manusia, sehingga timbul bentuk-bentuk yang menyenangkan karena

ia diberi akal fikiran.

Jadi untuk lebih terperinci maka tepatlah kiranya Khadijatus Shalihah

dalam bukunya “Perkembangan Seni Baca al-Qur’an dan Qiraat Tujuh di

Indonesia” mengambil definisi bahwa kesenian atau seni ialah segala ciptaan

manusia yang timbul dari getaran jiwanya yang dapat mewujudkan sesuatu

yang indah dan luhur.

Karena Islam itu ajarannya betul-betul lengkap dan sesuai dengan fitrah

manusia, maka dengan sendirinya Islam mengandung ajaran-ajaran seni.91

Adapun seni baca al-Qur’an atau taghanni dalam membaca al-Qur’an,

sebagaimana dalam hadis Nabi dijelaskan, bahwa al-Qur’an dalam kalam

Ilahi yang disuruhkan untuk dibaca, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh

Muslim dari Abi Yamamah al Bahili, sebagai berikut:

91 Khadijatus Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an dan Qiraat Tujuh di

Indonesia (Jakarta: Pustaka Al-Husna 1983), h. 23-27.

Page 72: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

46

قول اي لمسو هليع لى اللهص ول اللهسر تعمقال س يلاهة البامو أمثني أبدآن حءوا القرقرابهحأصا ليعفش ةاميالق موي يأتي ه92فإن

Artinya:Telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia

berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah al- Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti.

Membaca al-Qur’an juga mempunyai seninya tersendiri, Tentunya seni

baca al-Qur’an tidak lepas dari rasa keindahan. Yaitu, keindahan suara (bunyi

lafal-lafal al-Qur’an yang disertai, dengan suara yang kuat) maksudnya tidak

dibaca dalam hati, hingga dapat didengar oleh orang di sekitarnya. Karena

fungsi pembacaan al-Qur’an itu nyaring (jahr), Maka untuk tidak

membosankan bagi pendengar, bacaan ayat-ayat al-Qur’an tersebut tidak ada

salahnya bila suara yang mengeluarkan (melafalkan) ayat-ayat Qur`an itu

diwarnai dengan variasi-variasi langgam- langgam al-Qur’an. Di sinilah letak

seni dari pada bacaan al-Qur’an. Dan di dalam mensenikan bacaan al-Qur’an

dengan suatu langgam yang bermacam-macam fariasi tersebut harus disertai

dengan makhārijul uruf atau pengeluaran huruf yang tepat. Apalagi bila

disertai dengan alunan suara yang indah dan halus, makin bertambah indah

serta nada-nada penuh pesona, hati melambung tinggi ke hadirat Pencipta.

Menurut Khadijah Shalihah jika membaca Qur’an asal jadi, tanpa

memperhatikan tuturan hurufnya, tidak dengan makhraj-makhraj yang baik,

walaupun membacanya dengan suara yang indah, maka bacaan itu tidak

diridhai Allah dan Rasul-Nya, ia hukumnya haram, dan orang yang

92 Abu Al Husain Muslim al-Hajjaj, Shohih muslim, Juz 2, (Beirut: Dār al fikr 2009), h.

197.

Page 73: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

47

membacanya berdosa, Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnu al-

Jazāry :

مآن آثالقر دوجي لم نم لازم متح دويجذ بالتالأخو 93وهكذامنه إلينا وصلا لأنه به الإله أنزلا

Artinya: Menerapkan tajwid adalah suatu keharusan dan kemestian,

barangsiapa membaca al-Qur’an tanpa tajwid berdosa hukumnya. Karena al-Qur’an diturunkan Tuhan beserta tajwidnya, Demikianlah al-Qur’an itu datang dari Allah disampaikan untuk kita.

Upaya menghiasi al-Qur’an dengan suara dan langgam- langgam Arab

bertujuan agar pendengar tidak merasa bosan dan bisa terserap di hati

sanubari pembaca atau pendengarnya, hal ini sesuai dengan perintah Rasul

dalam sabdanya:

ريرا جثندة حبيأبى ش نان بثما عثندن حن بمحالر دبع نة عطلح نش عمن الأعع ول اللهسازب قال قال رن عاء برن البة عجسوآن صلى االله عليه وسلم-عوا القرنيز

كماتو94.بأص Artinya: “Telah menceritakan kepada Kami Utsman bin Abu Syaibah,

telah menceritakan kepada Kami Jarir, dari Al-Amasy, dari Thalhah, dari Abdurrahman bin ‘Ausajah, dari Al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata; Rasulullah Saw bersabda: “Perindahlah al-Qur’an dengan suara kalian”.

Keterangan lain mengatakan pula yang diriwayatkan oleh Imam Malik

dari pada Huzaifah dari Rasulūllah saw. Beliau bersabda :

انابن جب دمحا مثندال, حالجم انرهن مب دمحا مثن ,ديلن الوب ةيقا بن , نن بيصح نعيحدث عن حذيفة بن , قديما يكنى بأبي محمدسمعت شيخا وكان :مالك الفزاري قال

ا، هاتوصأو برلعا نوحلب نأرلقا اؤرقإ: قال رسول االله صلى االله عليه وسلم: اليمان قال

93 Abi al-Khair Syamsyuddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Jazary,

Matan Jazāri (Surabaya: Ahmad Nabhan, t,th), h.13 94 Abū Dāwūd Sulaiman Ibn Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abu Dawud,no 1470, juz 1

(Beirut: Dar Al-Kitab Al-‘Arabi t.t), h. 548.

Page 74: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

48

إواكيم لوحأ نوا لهلكتابني أوا لهلفإ، فقسنه سئجي بعي قدوم يرجعلقاب نوأرن تجريع . مهنأش مهبجعي نم بولقو مهبولق ةنوتفم مهزاجنح زاوجي لا. حوالنو ةيانبهالرو اءنلغا

نع ثيذا الحدوى هرلا يادنذا الإسفة إلا بهذيح ,به دفر95بقية: ت Artinya: "Bacalah al-Qur’an itu dengan gaya langgam dan suara yang

berlahjah Arab dan jangan sekali-kali membaca dengan langgam dan suara yang berlahjah keYahudian atau keNasranian. Demikian juga langgam- langgam ahli fasik/penyanyi (Biduan dan Biduanita). Maka sesungguhnya sepeninggalku nanti, akan muncul satu golongan yang sengaja membaca al-Qur’an dengan langgam- langgam yang dipopulerkan sebagai nyanyian pendeta dan perintih yang tiada melampaui tenggorokan mereka, hati mereka sudah terfitnah, apa lagi hati mereka yang mengkaguminya".

Pada hadis di atas ada disebutkan langgam fasiq, ialah langgam yang

berasal bukan dari langgam Arab, baik berasal dari ahli kitab atau lainnya,

yang diatur menurut kaidah not musik, yang dapat merusak bunyi makhraj

dan sifat huruf, demikian pula langgam nyanyi ahli kitab yang mereka

lakukan seperti orang putus asa atau merintih ditimpa bencana, dapat

melalaikan sebuah huruf, ataupun memutus-mutusnya, karena mengikuti not

musik dan tergesa-gesa dalam menyebut huruf-hurufnya, sedang cara yang

demikian itu terlarang.

Demikianlah taghanni dalam membaca al-Qur’an tidak boleh

sembarangan (asal berlanggam) saja, sebab al-Qur’an mempunyai

tatacara/Kaidah-kaidah tajwīdil Qur`an yang harus dipelajari oleh setiap

ummat islam.

Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni, hak al-Qur’an atas setiap orang

Islam adalah dibaca, ditelaah setiap hari dengan kontinue sekalipun hanya

satu dua ayat, sekalipun tidak faham maknanya, sebab membaca saja tanpa

95 Abu Al-Qāshim Sulaiman Ibn Ahmad At- abran , Mu’jam Al-Ausath Juz 7, (Kairo:

D r Al- aramain 1415), h. 183.

Page 75: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

49

mengerti artinya adalah dianggap ibadah yang berarti mendapatkan pahala,

sungguhpun dengan memahami kandungannya tentu saja lebih sempurna96

Rasūlullah Saw. Dalam beberapa haditsnya memerintahkan agar

membaca al-Qur’an dengan menyertakan suara yang indah dan merdu.

عمش عن طلحة عن عبد الرحمن بن حدثنا عثمان بن أبى شيبة حدثنا جرير عن الأ ول اللهسازب قال قال رن عاء برن البة عجسوآن « -صلى االله عليه وسلم-عوا القرنيز

كماتورواه أبو دؤد ﴾ 97.»بأص﴿ Artinya: “Telah menceritakan kepada Kami Utsman bin Abu Syaibah, telah

menceritakan kepada Kami Jarir, dari Al-Amasy, dari Thalhah, dari Abdurrahman bin ‘Ausajah, dari Al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata; Rasulullah Saw bersabda: “Perindahlah al-Qur’an dengan suara kalian”. (H.R. Abu Daud)

أبي عن سلمة أبي عن شهاب ابن أخبرنا جريج ابن أخبرنا عاصم أبو حدثنا إسحاق حدثنا غيره بالقرآن وزاد يتغن لم من منا ليس وسلم عليه الله صلى الله رسول قال قال هريرةرهجب ي98ه

Artinya :Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim telah mengabarkan kepada kami Ibn Juraij Telah mengabarkan kepada kami Ibn Syihab dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melanggamkan Al Qur'an, " sementara yang lain menambahkan, 'dan mengeraskannya'.(H.R. Bukhari).99

C. Sejarah Pertumbuhan Naghām al-Qur’an

Menurut Ibnu Manzhur dalam kitabnya Lisānul Arab bahwa sejarah

naghām (langgam) al-Qur’an itu ada dua pendapat. Pendapat pertama

mengatakan bahwa langgam al-Qur’an itu berasal dari nyayian budak-budak

96 Muhammad Qodirun Nur, Ikhtisar Ulūm al-Qur’an Praktis, Terjemahan At Tibyan Fi

‘Ulumil Qur’an karya Muhammad Ali Ash-Shabuni (Jakarta: Pustaka Amani, 2001), h.12. 97 Abū Dāwūd Sulaiman Ibn Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abū Dāwūd, juz 1 (Beirut: Dār

Al-Kitab Al-‘Arābi t.t), h. 548. 98 Abu Abdullah Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah al-

Bukhari, shahih al-Buhkari, juz 9 (Kairo: Daar as Syab 1987), h.188. 99 Khadijah Sholihah, Peranan Suara Dan Nada Dalam Menlantunkan Lagu-Lagu Al-

Qur`an dalam Muhaimin Zen dan Ahmad Mustafid ed,. Bunga Rampai Mutiara al-Qur’an (Jakarta: Pimpinan Pusat Jamiyatul Qara Wal Huffadzh, 2006), h. 60-61.

Page 76: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

50

kafir yang tertawan ketika perang melawan kaum Muslimin. Pendapat kedua

mengatakan bahwa langgam al-Qur’an berasal dari nyayian nenek moyang

bangsa Arab. Selanjutnya nyanyian bangsa Arab tersebut digunakan untuk

melanggamkan al-Qur’an.100

Sampai disini terjadi kekaburan tentang siapa yang memindahkan

nyanyian tersebut kepada melanggamkan al-Qur’an. Dengan demikian

terdapat dua persoalan yang pertama ialah tentang asal muasal lagu al-Qur’an,

dan yang kedua tentang orang pertama yang memindahkan nyanyian itu

menjadi langgam al-Qur’an.

Membaca al-Qur’an dengan langgam yang merdu sudah ada dan

bahkan dianjurkan oleh Nabi. Pada masa Tabi’in banyak juga Qari’-qari’

yang mampu memukau ummat pada masa itu, namun sampai priode ini masih

kabur tentang nama-nama lagu yang didengungkan. Kekaburan itu tetap

menjadi tantangan sampai saat ini.

Menurut Muhsin salim dalam buku nya Ilmu Nagham Al-Qur’an

Orang yang pertama kali membaca al-Qur’an dengan warna-warna langgam

nyanyian (Thathrib) adalah seorang diantara sejumlah Qura’ yang dibawa

Ziyad An-Numairi, berkunjung ke rumah Anas Bin Malik (Wafat 93H/711

M).

Pendapat lain mengungkapkan bahwa orang yang pertama-tama

membaca al-Qur’an dengan langgam (Al-Hān) adalah Ubaidillah Ibn Abī

Barkah dan dikembangkan oleh generasi berikutnya yaitu Ubaidillah Ibn

100 Ibnu Manzur, Lisānul Arab. Jilid 19, h. 376.

Page 77: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

51

Umar dan Sa’id Al-allaf Al-Ibadli. Perkembangan langgam musik di Madinah

dimulai sejak masa Ibn Suraij Ma’bad dan Ibn Abī Al-Samah.

Dalam perkembangan selanjutnya tercatat seorang wanita yang ahli

musik bernama ‘ isyah yang meninggal sekitar tahun 743 M. Ia belajar

langgam dari Ma’bad dan Ibn Abī Al-Samah tersebut diatas.

Sementara pengamat seni langgam mengatakan bahwa diantara tokoh

musik-musik Arab (Asyahru Mūsiqil Arab) yang pertama merumuskan

kaidah-kaidah musik adalah Ibrahim Al-Maushilī wafat di Baghdad tahun 804

M. Beliau seorang berbangsa Persi yang lahir di Kuffah tahun 742 M.

Langgam- langgam Musik Arab ini diteruskan dikembangkan oleh Putranya

yang bernama Ishak Bin Ibrahim Al-Maushili.

Menurut Ahsin Sakho Muhammad, bahwa asal muasal lagu- lagu al-

quran dari nyanyian orang parsi pada saat mereka membangun Ka’bah. Hal

ini bersandarkan kitab “al-Aghāni” karya Abul faraj al-Ashbihani.

“Sa’id bin Musajjih seorang “Maula” Bani Naufal bin al-harits bin Abdul Muththalib, penduduk Mekah, kulitnya hitam, seorang penyanyi kenamaan, orang pertama penggubah lagu dan orang pertama yang mentransfer lagu-lagu Parsi kedalam syair-syair arab. Dia melanglang buana ke Syam, mempelajarai lagu-lagu bangsa Romawi, Barbathi, Asthukhusi, kemudian balik lagi ke Parsi, mempelajari banyak lagu orang parsi. Dia mempelajari juga bermain alat musik, lalu kembali ke tanah Hijaz (Mekah-Madinah). Dia ambil notasi lagu-lagu Parsi dan Romawi yang baik dan indah dan membuang notasi yang tidak pas. Lalu dia cangkokkan kedalam “Ghina’ Arabi”. Dialah orang pertama yang melakukan hal ini, lalu diikuti oleh yang lain.”101

Seni baca al-Qur’an tersebar luas ke seluruh penjuru dunia sejalan

dengan penyebaran Islam. Daerah-daerah yang dimasukinya telah mempuyai

budaya seni suara sendiri. Hal mana berarti telah terjadi pembaharuan budaya

101 Ahsin Sakho Muhammad, “ Qira’at dan Tarannum Sebagai Media Dakwah Islam ” artikel diakses pada 20 september 2011 dari http://muthmainnah-ma.blogspot.com/2011/09/qiraat-dan-tarannum.html.

Page 78: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

52

seni suara. Corak dan warna bahkan nama-nama dari langgam al-Qur’an pun

menjadi beragam misalnya nama Langgam Ajam adalah populer di Arab

sementara langgam ini dengan nama Cargah (Turkish cargah) di Turki

demikian pula nama Puslik populer di Turki adalah dengan nama Nahawand

sebagai nama populernya di Arab.Demikian pula logikanya untuk setiap

Maqām atau Taqsīm yang memiliki beberapa nama.102 Demikian sekelumit

tentang sejarah perkembangan langgam al-Qur’an.

D. Maqamat langgam- langgam al-Qur’an

Maqamat merupakan jama dari maqam, maqam secara etimologi

adalah tempat berdiri, kedudukan, dan tahap. dalam melantunkan ayat al-

Qur’an para qari kerapkali menggunakan langgam Arab atau yang lebih

dikenal dengan Maqamat al-Arabiyyah.

Dalam musik Arab terdapat lebih dari 50 maqam. Maqam-maqam

tersebut tidak hanya diguankan untuk mengalunkan ayat al-Qur’an saja tetapi

syair-syair arab yang mashur. Adapun maqam-maqam yang paling mashur

ada 7, yaitu: Bayātī, ijāz, abā, Rāst, Jihārkāh, Sīka, Nahāwand, disingkat

menjadi bihushrin jasadin (دسر جصبح).

Inilah tujuh langgam yang sangat populer di dalam seni baca al-

Qur’an. Ketujuh jenis ini pula yang dianggap sebagai tujuh langgam-

langgam pokok, baik di kalangan masyarakat maupun dalam

agenda/ketentuan Lembaga Perkembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ)

Nasional. Selain langgam- langgam pokok diatas, masih banyak sekali nama-

nama langgam yang populer seperti : Syūri, usaini, ‘Ajamī, Quflah

102 Salim, Ilmu Naghām Al-Qur`an Belajar Membaca al-Quran dengan Lagu (Metode

SBA Teotik), h.18-19.

Page 79: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

53

Bastanjār, Quflah Zinjirān, Kārd, Kārd-Kūrd, Nakrīz, Usyāq, Syabīr ala al-

Rāst, Sya ā ‘Arbān dan lain-lain.

Langgam- langgam ini sering tidak dapat berdiri sendiri, melainkan

harus digabungkan dengan langgam- langgam pokok sehingga ia akan

berfungsi sebagai variasi saja. Orang sering menggolongkan langgam-

langgam ini sebagai langgam cabang. Oleh karena itu kemudian timbul nama-

nama baru seperti yang kita kenal dengan nama-nama dibawah ini : Bayātī

Syūrī, Bayātī usainī, abā ma’a al-Bastanjār, ijāz Kārd, ijāz Kārd

Kūrd, Rāst ala al-Nawā, īkā Mi rī, īkā Turkī, īkā ‘Irāqī.103

1. Bayātī

Bayātī adalah Adagio yaitu gerakan lambat.104 Maqam ini sangat

popular di mesir, biasa dibawakan untuk memulai dan mengakhiri

bacaan.105

2. ijāz

ijāz adalah Lento yaitu gerak lambat menarik-narik.106 Langgam

ini menggambarkan tarikan kahs ketimuran, terkesan sangat indah,

langgamnya asli mendasar.107

3. abā

abā adalah Allegro yaitu gerak ringan dan cepat.108 Maqam ini

memilki karakter halus dan lembut, nuansanya penuh kesedihan, sehingga

menggugah perasaan (emosi) jiwa.109

103 Muammar Za, dkk., Belajar Membaca Al-Qur’an Dengan Lagu ( Jakarta: Lembaga Bahasa Dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) DKI Jakarta 1987), h. 106-108.

104 Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an, h.45. 105 Maria Ulfah, “Maqmat Arabiyyah dalam Tilawatil Al-Qur`an” dalam Muhaimin Zen

dan akhmad Mustafid ed., Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an Pembinaan Qari Qari’ah dan Hafizh Hafizhah , (Jakarta: Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Quraa’ wal Huffazh, 2006 ), h. 37.

106 Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an, h.45. 107 Ulfah, Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an, h. 38.

Page 80: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

54

4. Rāst

Rāst adalah Allegro yaitu gerak ringan dan cepat.110 Maqam ini

merupakan jenis yang paling dominan, bahkan merupan maqam dasar.

Dalam sehari-hari maqam ini sering digunakan ketika mengumandangkan

adzan. Karakter langgam ini dinamis dan penuh semangat.111

5. Jihārkāh

Jihārkāh adalah Allegro yaitu gerak ringan dan cepat. Bias juga

gerak lambat dan khidmat, jadi langgam jiharkah ini tergantung

pembawanya.112 Maqam ini memiliki langgam raml atau minor, terkesan

sangat manis didengar, langgamnya menimbulkan perasaan yang

dalam.langgam ini sering dialunkan saat takbiran hari raya ‘Idul Fitri dan

‘Idul Adha.113

6. Sīka

Sīka adalah Grave yaitu gerak lambat dan khidmat.114 Maqam ini

memiliki karakeristik ketimuran, merakyat dan mudah dikenali serta

familiar. Memilki keistimewaan dengan alunan yang cemerlang.115

7. Nahāwand

Nahāwand adalah alergo yaitu gerak ringan dan cepat.116 Maqam ini

mempunyai karakteristik sedih, langgam ini sangat sesuai untuk

melantunka syair atau ayat-ayat kesedihan.117

108 Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an, h.45. 109 Ulfah, Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an, h. 39. 110 Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an, h.45. 111 Ulfah, Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an, h. 40. 112 Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an, h.45. 113 Ulfah, Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an, h. 41. 114 Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an, h.45. 115 Ulfah, Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an, h. 41. 116 Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an, h.45.

Page 81: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

55

E. Macam- Macam Langgam

1. Langgam yang di sepakati Ada beberapa langgam yang berkembang di Indonesia dan

merupakan langgam popular di dunia yaitu: Hijazi (Mekah dan Madinah),

Menurut para ahli langgam Hijazi ada tujuh macam, yaitu: Banjakah,

Hirab, Mayya, Rakby, Jiharkah, Sikah, dan Dukkah.dan aliran Mishri

(Mesir), langgam Mishri seperti : Bayyati, oba, Nahawand, Hijaz, Rost,

Sika, dan Jiharka.118

2. Langgam yang di perdebatkan a. Murattal Jawa di situs www.soundclouds.com yang di unggah oleh

akun Ulil abshar Abdalla, Ada surat Maryam, Surat ar-Ra man, Surat

al-baqarah (Juz 1), dan Juz ‘Amma.

b. Murattal jawa di situs www.soundclouds.com yang di unggah oleh akun

Mas Azis Anwar Fachruddin, Surat Yāsīn.

c. Langgam jawa di situs www.youtube.com pada peringatan Haul Gus

Dur tahun 2014 di Ciganjur oleh Abdullah Khairul.

d. Langgam jawa di situs www.youtube.com oleh Sunarto Ahmad. Surat

ar-Rahman

e. Langgam jawa di situs www.youtube.com pada peringatan Isra Mi'raj di

Istana Negara Jakarta Jumat, 15 Mei 2015 oleh Muhammad Yaser

Arafat.

f. Langgam Amerika di situs www.youtube.com di upload tanggal 10 des

2009 oleh akun faheezy.

117 Ulfah, Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an, h. 42.

118 Syahid, “Sejarah dan Pengantar Ilmu Naghām” h. 27-32.

Page 82: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

56

Adanya potongan dari ayat al-Qur’an yang dilanggamkan oleh

beberapa group band di indonesia sebagai berikut :

a. pada ayat al-Qur’an surah al baqarah ayat 201 yang dilanggamkan oleh

group band wali dengan judul langgam “si udin bertanya” ayatnya

robbanā ātinā fī al-dunyā hasanah wa fī al-akhirati hasanah waqinā

azāb an-nar.

b. pada ayat al-Qur’an surah al a’raf ayat 23 yang dilanggamkan oleh

opick dengan judul langgam “ya rabbana” ayatnya rabbanā olamnā

anfusanā wa in lam taghfir lanā wa tarhamnā lanakūnanna mina al-

khosirīn.

c. pada ayat al-Qur’an surah al furqan ayat 74 yang dilanggamkan oleh

group ustadz jefri al buchori dengan judul langgam “bidadari syurga”

ayatnya rabbanā hablanā min azwājinā wa dzurriyyātinā qurrata a’yun

waj ‘alnā lilmuttaqīna imāman

3. Langgam yang tertolak

a. Langgam langgam orchestra, terjadi pada acara "Jakarta Concert

Orchestra" di Jakarta pada 3 desember 2011 dengan tema "Symphony of

my life" oleh group penyanyi dari "Parahyangan catholic university

student choir" yang berdurasi 11:51 detik , di uploud oleh orang yang

mempunyai akun youtube Ben Ba-Aden pada sabtu , 24 mei 2014.

Surat Surah Al- Hujurat Ayat 13.

b. Langgam langgam nasrani seperti dalam video yang beredar di situs

youtube dari akun abu najwa dengan tema "syiah membaca Al-Qur’an

Page 83: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

57

seperti nasrani membaca injil dengan orkes" yang di terbitkan tanggal

10 mei 2014. As-Syams ayat 1-8.

c. Langgam echo di situs www.youtube.com oleh said thoosi di upload

oleh akun ALI HADI dengan tema “Said Tusi master of echo sound”

diterbitkan tanggal 5 juli 2012. Surat maryam ayat 2-4. Ini tilawah

dengan suara echo (echo voice). Maksudnya, qori membaca al-Qur’an

dengan suara yang dibunyi echo kan. Bukan sound systemnya yang di

ocho kan. Nama qorinya adalah Said Toosi dari Iran. Beliau Juara satu

MTQ Internasional di Malaysia tahun 1998. Nama asli Persia nya

Gundam Najad Said Mohammed Toosi.

F. Sejarah Langgam Jawa dan Orchestra dalam Seni Baca Al-Qur’an

Menurut Yaser Arafat di dalam paper nya yang berjudul Fashlun, ay,

Hadza Fashlun fi Suluk Tilawah Jawi119, pada tahun 2012 ia menemukan

rekaman bacaan al-Qur’an berlanggam Jawa di Situs www.soundcloud.com,

yang diunggah oleh akun Ulil Abshar Abdalla. Tokoh JIL (Jaringan Islam

Liberal) itu menyebut bacaannya sebagai Murattal Jawa. Jauh sebelumnya, di

pelosok-pelosok desa di Jawa, ada banyak simbah-simbah dan orang-orang

sepuh imam masjid setempat yang telah menindakinya. Dua tahun lalu,

beberapa surat ia unggah di sana. Ada surat Maryam, Surat ar-Rahman, Surat

al-Baqarah (Juz 1), dan Juz ‘Amma. Bacaan Murattal Jawa mas Ulil itu

diunggah pula ke situs www.youtube.com oleh Sya’roni As-Samfuriy.

Menurut Yaser, Mas Ulil adalah orang pertama yang merekam tilawah jawi

dan mengunggahnya ke dunia maya.

119 Makalah di acara Seminar nasional “Memperkenalkan Qiraah Langgam Jawa”, oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMI) Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 15 Juni 2015.

Page 84: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

58

Di situs www.soundcloud.com, ia menemukan akun milik Mas Azis

Anwar Fachrudin yang mengunggah murattal jawa-nya, Surat Yasin, ke situs

tersebut sejak 11 bulan yang lalu. Selain itu, di www.youtube.com, ada video

rekaman tilawah jawi di acara haul Gus Dur tahun 2014 lalu di Ciganjur,

Jakarta. Sang qori bernama Abdullah Khairul. Selain itu lagi, ada di youtube

pula, ada unggahan Murattal Jawa surat ar-Rahman dan beberapa surat lain

yang dibaca oleh mas Sunarto Ahmad, tertanggal 15 Februari 2015.

Dan yang baru-baru ini oleh Yaser arafat disuruh oleh Menteri Agama

Indonesia Luqman Hakim Saifudin untuk membacakannya di Istana Negara

pada tanggal 15 Mei 2015 lalu, dan di Istana Wakil Presiden pada tanggal 26

Maret 2015.120

Sebelum langgam Jawa dilantunkan, al-Qur’an dibacakan ke dalam

langgam Orchestra, terjadi pada konser "Symphony of my life" di Jakarta

pada 3 Desember 2011 menghadirkan Jakarta Concert Orchestra, Batavia

Madrigal Singers (BMS), Paduan Suara Mahasiswa Unika Parahyangan, serta

penampilan khusus dua solis, masing-masing Bettina Jensen (soprano dari

Komische Oper Berlin, Jerman) dan Farman Purnama (tenor dari Indonesia),

yang berdurasi 11:52 detik.

120 Fashlun, ay, Hadza Fashlun fi Suluk Tilawah Jawi Oleh : Muhammad Yaser Arafat h.

9-10.

Page 85: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

59

BAB IV

ANALISIS PELANTUNAN PEMBACAAN AL-QUR’AN

DI MEDIA SOSIAL.

A. Bacaan Surah Al Isrā’ Ayat 1 dan Al Najm Ayat 1-15 Muhammad Yaser

Arafat Di Istana Negara.

Hasil penelaahan Penulis di youtube pada Sabtu, 23 Januari 2016 atas

bacaan surah al isra’ dan al-Najm ditemukan 19 akun yang mengunggah

video pelantunan ayat-ayat di atas, sebagaimana yang tertera pada tabel di

bawah ini:

Tabel. 4.1 Koding Akun Pengunggah No Akun Tanggal upload Viewer komentar Durasi 1 Abu moaz 17 mei 2015 237.082 863 8:37 2 Sukardi dewo 17 mei 2015 35.166 173 6:21 3 Berita terbaru 19 mei 2015 14.877 98 20:31 4 Cristine angela 18 mei 2015 3.636 10 9:03 5 Bey veronica 18 mei 2015 13.557 98 10:37 6 Taufik pay 17 mei 2015 3.727 5 8:53 7 Newsnews 20 mei 2015 3.009 4 3:27 8 Shd lancheck 20 mei 2015 18 0 9:07 9 My family 22 mei 2015 56 0 6:51 10 Putra karya 19 mei 2015 225 0 8:41 11 Bantul media 17 mei 2015 444 0 1:44 12 Hoax news 16 jun 2015 382 1 1:03 13 Hanya blogger 17 mei 2015 3.676 0 4:37 14 Headline news 23 mei 2015 203 0 9:01 15 Berita hangat 6 jun 2015 169 0 3:31 16 Yos sadewa 18 mei 2015 20.106 22 3:55 17 Agus NS 18 mei 2015 663 0 10:01 18 Clip on you 18 mei 2015 503 1 6:51 19 Berita terbaru 17 mei 2015 21.500 122 21:32

Page 86: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

60

Dari 19 akun di atas penulis hanya mengambil dua akun sebagai

sampel. Adapun alasan pengambilan akun tersebut adalah kelengkapan video

dan jumlah orang yang melihatnya.

Di bawah ini, adalah tabel yang berupaya menguraikan isi video dua

sampel langgam jawa :

Tabel. 4.2 Koding Video Langgam Jawa No Ihwal Vesi 1 akun Abu

moaz Versi 2 akun Sukardi Dewo

Subjek Pelantun: Jenis bacaan: Pengiring:

M.Yaser Arafat Ayat Al-Qur’an -

M.Yaser Arafat Ayat Al-Qur’an -

Objek Sumber: Bentuk: Jenis/Size: Durasi :

www. youtube.com Mp4 audio/video 13,9 MB 08:37

www.youtube.com Mp4 audio/video 10,3 MB 06:21

Waktu Waktu Pengambilan: Waktu tanggal upload: Tempat: Acara:

15 Mei 2015 17 Mei 2015 Istana Negara Isra Mi’raj

15 Mei 2015 17 mei 2015 Istana Nagara Isra mi’raj

Video ini berdurasi 08:37 detik, pada peringatan Isra Mi’raj Acara

berlangsung di Istana Negara Jakarta pada hari Jumat, 15 Mei 2015 pukul

20.00 WIB. yang dibacakan qori Muhammad Yaser Arafat yang melantunkan

bacaan al-Qur’an.

Muhammad Yaser Arafat dosen UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta.

Yaser membacakan ayat suci al-Qur’an dengan langgam jawa. Ia membaca

Surat Al- Isra’ ayat 1 dan an Najm ayat 1-15. Acara ini di hadiri oleh Presiden

jokowi, para menteri kabinet kerja, pejabat negara dan tamu undangan negara

sahabat.

Page 87: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

61

Dua bulan sebelum di Istana Negara Yaser melantunkan di Istana Wakil

Presiden Jusuf Kalla Yaser membacakan al-qur’an berlanggam Jawa pada

Kamis 26 maret 2015.121 Yang dihadiri imam Masjid Istiqlal Jakarta, Imam

Masjid Nabawi Madinah, Imam Masjid Al-Haram Makkah, Meteri Agama

Arab Saudi, Pangeran Khalid Ibn Sultan Abdul Aziz, Mentri Agama Lukman

Hakim Syaifudin, para Duta Besar, para Rektor Universitas, dan tentu saja

Wakil Presiden Yusuf kalla dan turut hadir pula Syukron Makmun.

Yaser Arafat, pelantun al-Qur’an dengan langgam Jawa menjadi buah

bibir para nitizen menyusul irama bacaannya dipandang tidak mentradisi di

kalangan muslim Indonesia. Bacaaannya tersebut menuai banyak kecaman,

namun tidak sedikit yang justru mendukungnya sebagai varian seni baca al-

Qur’an khas Indonesia.122

Teks Mushaf Quran in word :

Translitasi Arab Latin: Sub ānaladzī asrā bi‘abdihī laylan min al-masjid al-harām ila al-masjid al-aq ā al-ladzī bāraknā aulahu linuriyahu min āyātinā innahu huwa al-samī al-ba īr

121 Wawancara dengan Yaser Arafat melalui telpon tanggal 6 februari 2016. 122 Moslem Info, “Bacaannya Jadi Buah Bibir, Ini Jawaban Yasser Pelantun Al-Quran

Langgam Jawa,” artikel di akses pada 24 februari 2016 dari http://mosleminfo.com/berita/nasional/bacaannya-jadi-buah-bibir-ini-jawaban-yasser-pelantun-al-quran-langgam-jawa.html.

Page 88: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

62

Translitasi Tajwid: Sub ānaladzĩ asrā bi‘abdihī layla minal masjidil harāmi ilal masjidil aq alladzī bāraknā aulahu linuriyahu min āyātinā i nahu huwas samīul ba īīīr Teks Mushaf Quran in word :

Translitasi Arab Latin : wa al-najm idzā hawā (1) mā alla ā ibukum wamā ghawā (2) wamā yantiqu ‘an al-hawā (3) in huwa illā wa yu yu ā (4) ‘allamahu syadīd al-quwā (5) dzū mirratin fāstawā (6) wahuwa bi al-ufuq al-‘alā (7) tsumma danā fatadallā (8) fakāna qāba qausaini au adnā (9) faau ā ilā ‘abdihi mā au ā (10)Mā kadzaba al-fu’ad mā raā (11) afatumārunahu ‘alā mā yarā (12) walaqod raāhu nazlatan ukhrā (13) ‘inda idrat al-muntahā (14) ‘indahā jannat al-ma`wā (15) Translitasi Tajwid: Wa najmi idzā hawā (1) mā alla ā ibukum wamā ghawā (2) wamā yan^tiqu ‘anil hawā (3) in huwa illā wa yu yu ā (4) ‘allamahu syadīdul quwā (5) dzū mirratin^fāstawā (6) wahuwa bilufuqil ‘alā (7) tsu ma danā fatadallā (8) fakāna qāba qausaini au adnā (9) faau ã ilā ‘abdihi mã au ā (10)mā kadzabal fu’adu mā raā (11) afatumārunahu ‘alā mā yarā (12)

Page 89: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

63

walaqod raāhu nazlatan ukhrā (13) ‘in^da idratil mun^tahā (14) ‘in^dahā ja natul ma`wā (15)

Untuk mengukur lama tidaknya tempo, penulis menggunakan alat

Stopwatch pada rekaman Yaser Arafat. Adapun standar nya menurut riwayat

afs adalah Mad A li, Mad ilah Qa īrah 1,2 -2,0. Gunnah 1,3- 2,3. Mad

jā’iz Munfa il 2,1-5,0. Mad Wājib Mutta il 2,1- 6,0. Mad ‘Āri li as-sukūn

2,0-6,0. Mad layyin 1,0-1,2.

Tabel. 4.3 Analisis video langgam jawa

Teks transliterasi Teks transliterasi tajwid Lafal langgam jawa Ayat al-Qur’an Surat al- isra’

1 1,8 1,2 1.2 3,7 Aūdzu billāhi minasysyai ān al-rajīm

2 2 2 6 Aūdzu billāhi minasysyai ān al-rajīm

2 1,5 1,1 5,3 Bismillāhirra mānrra īm

2 2 6 Bismillāhirra mānrra īm

3 1,0 3,6 1,2 1,1 Sub ānaladzĩ asrā bi’abdihī

2 5 2 2 Sub ānaladzĩ asrā bi’abdihī

4 1,9 3,7 Layla minal masjidilharām

2 6 Layla minal masjidilharām

5 1,2 minal masjidilharām

2 minal masjidilharām

6 0,9 0,8 1,2 1,0 Ilalmasjidil aq alladzī bāraknā

aulahu

2 2 2 2 Ilalmasjidil aq alladzī bāraknā aulahu

7 1,1 1,1 1,2 1,3 Linuriyahu min āyātinā

2 2 2 2 Linuriyahu min āyātinā

8 2,7 1,3 1,3 6,6 I nahu huwassamī’ulba īr

2 2 2 6 I nahu huwassamī’ulba īr

Pada bacaan no 1 Yaser Arafat membaca tempo tajwid taawudz dengan

tepat. Pada bacaan no 2 Yaser Arafat membaca tempo tajwid basmallah yang

berbeda, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,1.

seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 3

Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,0 tempo Mad ilah

Page 90: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

64

Qa īrah kurang, dibaca 1,1. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li dan

Mad ilah Qa īrah adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 4 Yaser Arafat

membaca tempo tajwid surat al- isra’ dengan tepat. Pada bacaan no 5 Yaser

Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ dengan tepat. Pada bacaan no 6

Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 0,9 dan 0,8 tempo Mad

ilah Qa īrah kurang, dibaca 1,0. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li

dan Mad ilah Qa īrah adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 7 Yaser Arafat

membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya :

tempo Mad ilah Qa īrah kurang, dibaca 1,1, tempo Mad A li kurang,

dibaca 1,1. seharusnya ukuran standarisasi Mad ilah Qa īrah dan Mad

A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 8 Yaser Arafat membaca tempo tajwid

surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Gunnah dibaca 2,7,

Mad ‘Āri li as-sukūn dibaca 6,6 seharusnya ukuran standarisasi Gunnah

1,2 -2,0 dan Mad ‘Āri li as-sukūn 2,0-6,0.

Tabel. 4.4 Analisis video langgam jawa

Teks transliterasi Teks transliterasi tajwid Lafal langgam jawa Ayat al-Qur’an Surat al- isra’

1 1,1 3,6 1,0 1,0 Sub ānaladzĩ asrā bi’abdihī

2 5 2 2 Sub ānaladzĩ asrā bi’abdihī

2 1,8 4,4 Layla minal masjidilharām

2 6 Layla minal masjidilharām

3 1,1 minal masjidilharām

2 minal masjidilharām

4 1,0 1,0 1,1 1,1 Ilalmasjidil aq alladzī bāraknā

aulahu

2 2 2 2 Ilalmasjidil aq alladzī bāraknā aulahu

5 1,1 0,9 0,9 1,2 Linuriyahu min āyātinā

2 2 2 2 Linuriyahu min āyātinā

6 2,4 0,8 1,2 6,2 I nahu huwassamī’ulba īr

2 2 2 6 I nahu huwassamī’ulba īr

Page 91: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

65

Pada bacaan no 1 Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’

kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,1 dan

1,0 tempo Mad ilah Qa īrah kurang, 1,0. seharusnya ukuran standarisasi

Mad A li dan Mad ilah Qa īrah adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 2 Yaser

Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ dengan tepat. Pada bacaan no 3

Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,1. seharusnya ukuran

standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 4 Yaser Arafat

membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya :

tempo Mad A li kurang, dibaca 1,0,1,0 dan 1,1 tempo Mad ilah Qa īrah

kurang, dibaca 1,1. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li dan Mad ilah

Qa īrah adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 5 Yaser Arafat membaca tempo

tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad ilah

Qa īrah kurang dibaca 1,1, tempo mad badal kurang, dibaca 0,9 dan tempo

Mad A li kurang, dibaca 0,9. seharusnya ukuran standarisasi Mad ilah

Qa īrah, mad badal dan Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 6 Yaser

Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Gunnah berlebihan dibaca 2,4, Mad ilah Qa īrah

kurang, dibaca 0,8, tempo Mad ‘Āri li as-sukūn berlebihan, dibaca 6,2.

seharusnya ukuran standarisasi Gunnah dan Mad ilah Qa īrah 1,2 -2,0.

Adapun Mad ‘Āri li as-sukūn 2,0-6,0.

Adapun standar nya menurut riwayat afs adalah Mad A li, Mad

ilah Qa īrah 1,2 -2,0. Gunnah, idgām bi Gunnah, ikhfā’ 1,3- 2,3. Mad

Page 92: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

66

jā’iz Munfa il 2,1-5,0. Mad Wājib Mutta il 2,1- 6,0. Mad ‘Āri li as-sukūn

2,0-6,0. Mad layyin 1,0-1,2.

Tabel. 4.5 Analisis Video Langgam Jawa

Teks transliterasi Teks transliterasi tajwid Lafal langgam jawa Ayat al-Qur’an Surat an najm

1 1,0 1,1 4,7 Bismillāhirra mānrra īm

2 2 6 Bismillāhirra mānrra īm

2

2,6 1,0 1,4 wa najmi idzā hawā (1) 1,1 1,3 1,0 1,0 mā alla ā ibukum wamā ghawā (2)

2 2 2 wa najmi idzā hawā (1) 2 2 2 2 mā alla ā ibukum wamā ghawā (2)

3 0,9 2,9 3,6 wamā yan^ iqu ‘anilhawā (3) 0,9 2,6 0,8 0,9 in huwa illā wa yu yū ā (4)

2 2 5 wamā yan^ iqu ‘anilhawā (3) 2 2 2 2 in huwa illā wa yu yū ā (4)

4 1,0 1,1 0,8 ‘allamahū syadīdulquwā (5) 1,3 2,7 1,3 Dzū mirratin^fāstawā (6)

2 2 2 ‘allamahū syadīdulquwā (5) 2 2 2 Dzū mirratin^fāstawā (6)

5 1,0 wahuwa bil ufuqil‘a’lā (7) 1,9 0,8 0,8 tsu ma danā fatadallā (8)

2 wahuwa bil ufuqil‘a’lā (7) 2 2 2 tsu ma danā fatadallā (8)

6 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,2 fakāna qāba qausaini au adnā (9)

2 2 1 1 1 2 fakāna qāba qausaini au adnā (9)

7 4,6 1,1 1,1 3,2 1,3 1,1 faau ā ilā ‘abdihī mā au ā (10)

5 2 2 2 1 2 faau ā ilā ‘abdihī mā au ā (10)

Pada bacaan no 1 Yaser Arafat membaca tempo tajwid basmallah

kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang dibaca 1,1

seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 2

Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Gunnah berlebihan dibaca 2,6, tempo Mad A li

kurang dibaca 1,0 1,1 1,0 1,0 seharusnya ukuran standarisasi Gunnah dan

Page 93: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

67

Mad A li 1,2 -2,0. Pada bacaan no 3 Yaser Arafat membaca tempo tajwid

surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang,

dibaca 0,9 tempo ikhfā’ berlebihan, dibaca 2,9 tempo Mad A li kurang

dibaca 0,9 tempo bi Gunnah berlebihan, dibaca 2,6 tempo Mad A li kurang,

dibaca 0,8 dan 0,9. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li, ikhfā’’,idgām

bi Gunnah adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 4 Yaser Arafat membaca tempo

tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li

kurang, dibaca 1,0, 1,1, 0,8 tempo ikhfā’ berlebihan, dibaca 2,7. seharusnya

ukuran standarisasi Mad A li dan ikhfā’’ adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 5

Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,0, 0,8, 0,8. seharusnya

ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 6 Yaser Arafat

membaca tempo tajwid surat an-Najm dengan tepat. Pada bacaan no 7 Yaser

Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,1, 1,1, 1,1. seharusnya

ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0.

Tabel. 4.6 Analisis Video Langgam Jawa

Teks transliterasi Teks transliterasi tajwid Lafal langgam jawa Ayat al-Qur’an Surat an najm

1 0,9 1,0 1,0 3,3 Mā kadzabal fu‘ādu mā raā (11)

2 2 2 5 Mā kadzabal fu‘ādu mā raā (11)

2 1,21,1 1,1 1,2 1,0 0,8 Afatumārūnahū ‘alā mā yarā (12)

2 2 2 2 2 2 Afatumārūnahū ‘alā mā yarā (12)

3 0,9 1,2 walaqod raāhu nazlatan ukhrā (13)

2 2 walaqod raāhu nazlatan ukhrā (13)

4 2,3 2,8 1,3 ‘in^da sidratilmun^tahā (14) 1,9 1,0 2,3 0,9 ‘in^dahā ja natul ma`wā (15)

2 2 2 ‘in^da sidratilmun^tahā (14) 2 2 2,3 2 ‘in^dahā ja natul ma`wā (15)

5 0,9 1,1 walaqod raāhu nazlatan ukhrā (13)

2 2 walaqod raāhu nazlatan ukhrā (13)

Page 94: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

68

6 2,5 2,2 1,0 ‘in^da sidratilmun^tahā (14) 2,3 1,0 2,5 1,3 ‘in^dahā ja natul ma`wā (15)

2 2 2 ‘in^da sidratilmun^tahā (14) 2 2 2,3 2 ‘in^dahā ja natul ma`wā (15)

7 1,2 2,9 adaqallāhul‘aliyyul ‘azhīm

2 6 adaqallāhul‘aliyyul ‘azhīm

8

1,0 1,8 wa adaqa rasūluhu nabiyyul 1,1 4,3

abībul karīm

2 2 wa adaqa rasūluhu nabiyyul 2 6

abībul karīm

9 1,1 0,9 6,6 walhamdulillāh rabbil ‘ālamīn

2 2 6 walhamdulillāh rabbil ‘ālamīn

Pada bacaan no 1 Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’

kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 0,9,

1,0, 1,0. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada

bacaan no 2 Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat,

berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,1, 1,1, 1,0, 0,8 .

seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 3

Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 0,9. seharusnya ukuran

standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 4 Yaser Arafat

membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya :

tempo Mad A li kurang, dibaca 1,0. seharusnya ukuran standarisasi Mad

A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 5 Yaser Arafat membaca tempo tajwid

surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang,

dibaca 0,9, 1,1. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0.

Pada bacaan no 6 Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang

tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,0.

seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 7

Page 95: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

69

Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat an-Najmdengan tepat. Pada bacaan

no 8 Yaser Arafat membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 1,0, 1,1. seharusnya ukuran

standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 9 Yaser Arafat

membaca tempo tajwid surat al- isra’ kurang tepat, berikut penjelasannya :

tempo Mad A li kurang, dibaca 1,1, 0,9. tempo Mad ‘Āri li as-sukūn

berlebihan, dibaca 6,2. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -

2,0. Adapun tempo Mad ‘Āri li as-sukūn 2,0-6,0.

B. Bacaan Surah Al- Hujurat Ayat 13 oleh Farman Purnama Di Aula

Simfonia Jakarta Pusat

Hasil penelaahan Penulis di youtube pada Sabtu, 17 November 2015

atas bacaan surah al-Hujurāt ditemukan 6 akun yang mengunggah video

pelantunan ayat-ayat di atas, yaitu: Al Faedah, ian Novian, pahamilah.com,

Semua Ada, FAKTA, Muhammad Riedzq. Dari 6 akun di atas penulis hanya

mengambil dua akun sebagai sampel.

Tabel. 4.7 Koding Akun Pengunggah

No

Akun youtube Tema/ Judul Tanggal upload Tayang / Durasi

1 Al Faedah

Kesesatan ummah: Bila Al Quranul Karim Di’Koir’kan

14 Mei 2014 15.092x /11:52

2 ian Novian Membaca al Qur’an seperti menyanyi seriosa

24 Mei 2014 112.052x /03:31

3 pahamilah.com Ini video Tilawah Alquran dengan Langgam Seriosa

19 mei 2015 10.070x /03:31

4 Semua Ada [HEBOH] Vidoe Qiraah dengan Langgam Seriosa yang Bikin Gempar

20 Mei 2015 1.634x / 10:18

5 FAKTA Selain Lantunan Alquran Langgam Jawa, Ada yang lantunkan Alquran Dengan Cara Seriosa

21 Mei 2015 18.331x / 04:20

6 Muhammad Riedzq

Al-QURAN dinyanyikan digereja & dibaca dgn logat jawa

26 Mei 2015 7.068x / 04:32

Page 96: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

70

Dari 6 akun di atas penulis hanya mengambil dua akun sebagai sampel.

Adapun alasan pengambilan akun tersebut adalah kelengkapan video dan

jumlah orang yang melihatnya.

Di bawah ini, adalah tabel yang berupaya menguraikan isi video dua

sampel langgam orchestra :

Tabel. 4.8 Koding Video Langgam Orchestra

No Ihwal Versi 1 akun Al faedah

Versi 2 akun Ian Novian

Subjek Pelantun: Jenis bacaan: Pengiring:

Farman Purnama Ayat Al-Qur’an Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singer, Paduan Suara Universitas Katolik Parahyangan

Farman Purnama Ayat Al-Qur’an Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singer, Paduan Suara Universitas Katolik Parahyangan

Objek Sumber: Bentuk: Jenis/Size: Durasi :

www. youtube.com Mp4 audio/video 19,1 MB 11:52

www.youtube.com Mp4 audio/video 5,71 MB 03:31

Waktu Waktu Pengambilan: Waktu tanggal upload: Tempat: Acara:

Sabtu, 3 Desember 2011 14 Mei 2014 Aula Simfonia Kemayoran Jakarta Pusat Konser 20 tahun avip priatna

Sabtu, 3 Desember 2011 24 Mei 2014 Aula Simfonia kemayoran Jakarta Pusat Konser 20 tahun avip priatna

Video ini berdurasi 11:52 detik, Konser The Symphony of My Life

ditujukan untuk memperingati 20 tahun perjalanan karier Avip Prianta, salah

seorang konduktor terbaik Indonesia dalam khazanah musik klasik tanah air

ini . Acara berlangsung di Aula Simfonia Kemayoran Jakarta Pada hari

Sabtu 3 Desember 2011, pukul 19.30 WIB. yang dipimpin langsung oleh

Page 97: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

71

sang konduktor. Aula Simfonia berlokasi di Kemayoran Jakarta Pusat dengan

kapasitas tempat duduk 1.400 kursi, termasuk paduan suara dan orkestra

kursi.

Konser The Symphony of My Life menghadirkan Jakarta Concert Orchestra,

Batavia Madrigal Singers (BMS), Paduan Suara Mahasiswa Unika Parahyangan,

serta penampilan khusus dua solis, masing-masing Bettina Jensen (soprano dari

Komische Oper Berlin, Jerman) dan Farman Purnama (tenor dari Indonesia).

Menurut Zarkasi yang meneliti tentang langgam Orchestra bahwa Avip

Priatna sang konduktor adalah seorang muslim yang galau atas pandangan

orang muslim akan musik orchestra yang identiknya dengan lagu yang

dinyanyikan orang non Islam berangkat dari situ terjawablah kegalauan avip

dengan diselenggarakannya acara Konser 20 tahun Avip Priatna berkarya,

dan Komposisi konser ini diangkat dari Surat Al- Hujurāt Ayat 13 yang

menjelaskan keberagaman pluralitas suku dan bangsa, dan menyatakan bahwa

manusia diciptakan berbeda-beda tapi pada hakekatnya adalah satu keturunan,

dan perbedaan itu justru diciptakan agar manusia dapat lebih mengenal dan

dapat saling belajar satu dengan yang lainnya.123

Pemilihan ayat Al-Qur’an ini menurut Avip adalah upaya meruntuhkan kesan

yang serba-Barat dalam ranah simfoni. “Musik simfoni bisa diciptakan sebagai

musik untuk semua golongan, walau pada zaman dulu orkestra dimainkan bila ada

undangan dari kerajaan dan kebanyakan dimainkan oleh gereja.” kata pria yang

123 Wawancara Pribadi dengan Zarkasyi Afif, Jakarta 22 Februari 2016.

Page 98: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

72

mengaku kiprahnya sebagai konduktor banyak terinsipirasi oleh Leonard Bernstein

(Amerika Serikat) dan Simon Rattle (Inggris) ini.124

Acaranya berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut sangat

elegan dan memukau. Standing applause diberikan penonton saat konser

selesai, dan tentu saja dengan adanya konser ini dapat semakin meningkatkan

apresiasi masyarakat terhadap karya-karya seniman Indonesia, juga

meningkatkan kesadaran betapa kaya dan indahnya Indonesia. Mencintai

budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena

yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Teks Mushaf Quran in word:

Translitasi Arab Latin : yāayyuha al-nās innā khalaqnākum min dzakarin wa untsā wa

ja’alnākum syu’ūban waqabā`ila lita’ārafū inna akramakum ‘indaallahi atqākum innaallaha ‘alīm al-khabīr. Translitasi Tajwid:

Yã ayyuha nāsu i nā khalaqnāku min^dzakari wa un^tsā wa ja’alnākum syu‘ūba waqabã`ila lita’ārafū i na akramakum ‘in^daallāhi atqākum i naallāha ‘alīmun khabīr.

Untuk mengukur lama tidaknya tempo, penulis menggunakan alat

stopwatch pada rekaman Farman Purnama. Adapun standar nya menurut

riwayat afs adalah Mad A li, Mad ilah Qa īrah 1,2 -2,0. Gunnah, idgām

bi Gunnah,idgām Mimi, ikhfā’ 1,3- 2,3. Mad jā’iz Munfa il 2,1-5,0. Mad

Wājib Mutta il 2,1- 6,0. Mad ‘Āri li as-sukūn 2,0-6,0. Mad layyin 1,0-1,2.

124 Zarkasi dkk, Laporan Monitoring Kajian Atas Pembacaan Al-Qur’an di Aula Simfonia Jakarta pada hari Jum’at-Sabtu, 22-23 Agustus 2014.

Page 99: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

73

Tabel. 4.9 Analisis video langgam orchestra

Teks transliterasi Teks transliterasi tajwid Lafal langgam orchestra Basmallah

1 1,9 4,1 Bismillāh

1 6 Bismillāh

2 3,6 Bismilāh

1 6 Bismillāh

3 1,0 2,4 1,9 2,4 Bismillāahiro mānirrohīm

1 2 2 6 Bismillāhiro mānirro īm

4 2,3 1,9 2,2 1,1 2,1 Bismillāahirohmānirohīm

1 2 2 6 Bismillāhiro mānirro īm

5 0,9 3,2 yā allāh

2 6 yā allāh

6 2,1 1,5 2,3 1,0 2,2 Bismillāahirohmānirrohīm

1 2 2 6 Bismillāhiro mānirro īm

7 1,6 4,4 yā allāh

2 6 yā allāh

8 1,7 1,5 1,4 1,6 Bismillāahirohmānirohīm

1 2 2 6 Bismillāhiro mānirro īm

9 1,7 1,4 2,5 2,1 Bismillāahirohmānirohīm

1 2 2 6 Bismillāhiro mānirro īm

Pada bacaan no 1 Farman Purnama membaca tempo tajwid basmalah

kurang tepat, berikut penjelasannya : tekanan syaddah berlebihan, dibaca 1,9.

seharusnya ukuran standarisasi syaddah adalah 1. Pada bacaan no 2 Farman

Purnama membaca tempo tajwid basmalah kurang tepat, berikut

penjelasannya : penghapusan syaddah pada huruf lam(ل). seharusnya dibaca

syaddah ukuran standarisasi syaddah adalah 1. Pada bacaan no 3 Farman

Purnama membaca tempo tajwid basmalah kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Mad A li berlebihan, dibaca 2,4, penghapusan

syaddah pada huruf ra’(ر). Mengganti huruf a(ح) dengan huruf ha(ھـ).

seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. dibaca syaddah

ukuran standarisasi syaddah adalah 1. Dan dibaca dengan huruf ha (ھـ). Pada

bacaan no 4 Farman Purnama membaca tempo tajwid basmalah kurang tepat,

Page 100: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

74

berikut penjelasannya : tekanan syaddah berlebihan, dibaca 2,3. Mengganti

huruf a(ح) dengan huruf ha(ھـ). Menambah mad pada lafad ni (ن), merubah

huruf a(ح) dengan ha(ھـ) disertai syaddah seharusnya dibaca syaddah

ukuran standarisasi syaddah adalah 1. Dan dibaca dengan huruf ha(ھـ). Tidak

menambah mad, dan tidak merubah huruf a(ح) dengan ha(ھـ) disertai

syaddah. Pada bacaan no 5 Farman Purnama membaca tempo tajwid lafal yā

kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang, dibaca 0,9.

seharusnya ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Pada bacaan no 6

Farman Purnama membaca tempo tajwid basmalah kurang tepat, berikut

penjelasannya : tekanan syaddah berlebihan, dibaca 2,1. Mengganti huruf

a(ح) dengan huruf ha(ھـ), merubah huruf a(ح) dengan ha(ھـ) disertai

syaddah. seharusnya dibaca syaddah ukuran standarisasi syaddah adalah 1.

Dan dibaca dengan huruf ha(ھـ). tidak merubah huruf a(ح) dengan ha(ھـ)

disertai syaddah. Pada bacaan no 7 Farman Purnama membaca tempo tajwid

lafal yā (یا) tepat. Pada bacaan no 8 Farman Purnama membaca tempo tajwid

basmalah kurang tepat, berikut penjelasannya : tekanan syaddah berlebihan,

dibaca 1,7. Menghilangkan syaddah pada huruf ra(ر), mengganti huruf a(ح)

dengan ha(ھـ): pada kata ra man dan ra im . Seharusnya dibaca syaddah

ukuran standarisasi syaddah adalah 1. Tidak Menghilangkan syaddah pada

huruf ra(ر), tidak mengganti huruf a(ح) dengan ha(ھـ): pada kata ra man

dan ra im. Pada bacaan no 9 Farman Purnama membaca tempo tajwid

basmalah kurang tepat, berikut penjelasannya : tekanan syaddah berlebihan,

dibaca 1,7. menghilangkan syaddah pada huruf ra(ر), mengganti huruf

a(ح) dengan ha(ھـ): pada kata ra man dan ra im. Seharusnya dibaca

Page 101: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

75

syaddah ukuran standarisasi syaddah adalah 1. Tidak Menghilangkan syaddah

pada huruf ra(ر), tidak mengganti huruf a(ح) dengan ha(ھـ): pada kata

ra man dan ra im.

Tabel. 4.10 Analisis video langgam orchestra

Teks transliterasi Teks transliterasi tajwid Lafal langgam orchestra Ayat al-Qur’an Surat al-Hujurāt

1 2,1 0,9 1,0 0,7 0,8 Yãa yuhan nāsu i nā 0,8 1,0 0,8 1,5 0,5 1,3 khalaqnāku min^ dzakari wa un^tsā

5 1 2 2 2 Yãa yuhan nāsu i nā 2 1 2 2 2 2 khalaqnāku min^ dzakari wa un^tsā

2 0,6 0,9 0,8 0,5 wa ja’alnākum syu’ūda 1,0 1,3 2,2 8,0 waqabã`ila lita’ārafū

2 1 2 2 wa ja’alnākum syu’ūba 6 1 2 6 waqabã`ila lita’ārafū

3 1,1 0,8 0,5 0,7 0,9 7,9 i na akramakum ‘in^dallāhi atqākum

1,1 0,8 0,5 0,7 0,9 7,9 i na akramakum ‘in^dallāhi atqākum

4 1,2 1,2 1,4 1,5 18,3 i nallāha ‘alīmulkhabīr.

2 2 1 2 6 i nallāha ‘alīmulkhabīr.

5 1,6 1,3 1,1 3,4 i naallāha ‘alīmulkhabīr

2 2 2 6 i naallāha ‘alīmulkhabīr

Pada bacaan no 1 Farman Purnama membaca tempo tajwid surat al-

Hujurāt kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang,dibaca

1,0. tempo Gunnah kurang, dibaca 0,7. Tempo Mad A li kurang, dibaca 0,8

ada unsur isti’la’ (huruf o) pada huruf qaf (ق) kurang, tempo Mad A li

kurang,dibaca 0,8. tempo idgham mimi kurang,dibaca 1,0. tempo ikhfā’’

kurang,dibaca 0,8. tempo ikhfā’’ kurang, dibaca 1,3. seharusnya ukuran

standarisasi Mad A li, Gunnah, idgām Mimi dan ikhfā’, adalah 1,2 -2,0.

Membaca unsur isti’la’ (huruf o) pada huruf qaf (ق). Pada bacaan no 2

Farman Purnama membaca tempo tajwid surat al-Hujurāt kurang tepat,

Page 102: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

76

berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang,dibaca 0,6. tempo Mad

A li kurang,dibaca 0,8. mengganti huruf ba(ب) dengan da(د), tempo idgām

bi Gunnah kurang,dibaca 0,5. tempo Mad Wājib Mutta il kurang,dibaca

1,0. menambah Mad A li pada huruf lam (ل),dibaca 1,3. tempo Mad A li

berlebihan,dibaca 2,2. tempo Mad ‘Āri li as-sukūn berlebihan, dibaca 8,0.

seharusnya ukuran standarisasi Mad A li, idgām bi Gunnah, adalah 1,2 -2,0.

Tidak mengganti huruf ba(ب) dengan da(د), tempo Mad Wājib Mutta il

2,1- 6,0. Tidak menambah Mad A li pada huruf lam (ل), tempo Mad ‘Āri

li as-sukūn adalah 2,0-6,0. Pada bacaan no 3 Farman Purnama membaca

tempo tajwid surat al-Hujurāt kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo

Gunnah kurang,dibaca 1,1 menambah Mad A li pada huruf ر( ) menambah

qalqalah pada huruf mim (م) ,tempo ikhfā’’ kurang,dibaca 0,5. tempo Mad

A li kurang,dibaca 0,7 tempo Mad A li kurang,dibaca 0,9. menambahkan

Gunnah pada huruf mim (م) dibaca 7,9. seharusnya ukuran standarisasi

Gunnah, Mad A li ikhfā’’ adalah 1,2 -2,0. Tidak menambah Mad A li pada

huruf ر( ) tidak menambah qalqalah pada huruf mim (م) ,dan tidak

menambahkan Gunnah pada huruf mim (م). Pada bacaan no 4 Farman

Purnama membaca tempo tajwid surat al-Hujurāt kurang tepat, berikut

penjelasannya : tempo Gunnah kurang,dibaca1,2 , tempo Mad A li kurang,

dibaca 1,2 menambah Mad A li pada huruf ha (ھـ) dibaca 1,4. Tempo Mad

‘Āri li as-sukūn berlebihan, dibaca 18,3. seharusnya ukuran standarisasi

Gunnah, Mad A li adalah 1,2 -2,0. Tidak menambah Mad A li pada huruf

ha (ھـ) , dan tempo Mad ‘Āri li as-sukūn adalah 2,0-6,0. Pada bacaan no 5

Farman Purnama membaca tempo tajwid surat al-Hujurāt kurang tepat,

Page 103: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

77

berikut penjelasannya : tempo Mad A li kurang,dibaca 1,1. seharusnya

ukuran standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0.

Tabel. 4.11 Analisis video langgam orchestra

Teks transliterasi Teks transliterasi tajwid Lafal langgam orchestra Ayat al-Qur’an Surat al-Hujurāt

1 2,4 0,6 0,8 0,8 1,1 yāayyuhannāsu innā 0,8 khalaqnākum

5 1 2 2 2 Yãa yuhan nāsu i nā 2 1 khalaqnāku

2 1,0 1,0 1,0 1,0 0,7 innā khalaqnākum min 0,7 1,0 2,0 dzakariw wa untsā

2 2 2 1 2 i nā khalaqnāku min^ 2 2 2 dzakari wa un^tsā

3 1,0 1,0 0,9 wa ja’alnākum syu’ubaw 1,0 0,6 1,5 waqabā`ila lita’ārafū

2 1 2 2 wa ja’alnākum syu’ūba 6 1 2 6 waqabã`ila lita’ārafū

4 1,5 0,8 1,1 inna akramakum 0,5 1,1 0,9 1,5 ‘indallāhi atqākum

2 i na akramakum 2 2 2 1 ‘in^dallāhi atqākum

5 0,6 1,3 2,0 6,9 innaallāha ‘alīmulkhabīr.

2 2 1 2 6 i nallāha ‘alīmulkhabīr.

Pada bacaan no 1 Farman Purnama membaca tempo tajwid surat al-

Hujurāt kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Mad A li

berlebihan,dibaca 2,4. tempo Gunnah kurang, dibaca 0,6. Tempo Mad A li

kurang, dibaca 0,8 ada unsur isti’la’ (o) pada huruf qaf (ق) kurang, tempo

Mad A li kurang,dibaca 0,8. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li,

Gunnah, adalah 1,2 -2,0. Membaca unsur isti’la’ (o) pada huruf qaf (ق). Pada

Page 104: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

78

bacaan no 2 Farman Purnama membaca tempo tajwid surat al-Hujurāt kurang

tepat, berikut penjelasannya : tempo Gunnah kurang, dibaca 1,0. Tempo Mad

A li kurang, dibaca 1,0 ada unsur isti’la’ (o) pada huruf qaf (ق) kurang,

tempo Mad A li kurang,dibaca 1,0. tempo idgham mimi kurang,dibaca 1,0.

tempo ikhfā’’ kurang,dibaca 0,7. tempo idgām bi Gunnah kurang, dibaca 0,7.

tempo ikhfā’’ kurang,dibaca 1,0. seharusnya ukuran standarisasi Mad A li,

Gunnah,idgām Mimi idgām bi Gunnah dan ikhfā’, adalah 1,2 -2,0. Membaca

unsur isti’la’ (o) pada huruf qaf (ق). Pada bacaan no 3 Farman Purnama

membaca tempo tajwid surat al-Hujurāt kurang tepat, berikut penjelasannya :

tempo Mad A li kurang,dibaca 1,0. Menghilangkan tempo Mad A li pada

huruf ‘ain (ع). tempo idgām bi Gunnah kurang,dibaca 0,9. tempo Mad Wājib

Mutta il kurang,dibaca 1,0. tempo Mad A li kurang,dibaca 0,6. tempo

Mad ‘Āri li as-sukūn kurang , dibaca 1,5. seharusnya ukuran standarisasi

Mad A li, idgām bi Gunnah, adalah 1,2 -2,0. Tidak menghilangkan tempo

Mad A li pada huruf ‘ain (ع). tempo Mad Wājib Mutta il 2,1- 6,0. tempo

Mad ‘Āri li as-sukūn adalah 2,0-6,0. Pada bacaan no 4 Farman Purnama

membaca tempo tajwid surat al-Hujurāt kurang tepat, berikut penjelasannya :

menambah Mad A li pada huruf nun ن( )tempo ikhfā’’ kurang,dibaca 0,5.

tempo Mad A li kurang,dibaca 1,1 tempo Mad A li kurang,dibaca 0,9.

menambahkan Gunnah pada huruf mim (م) dibaca 1,5. seharusnya ukuran

standarisasi Gunnah, Mad A li ikhfā’’ adalah 1,2 -2,0. Tidak menambah

Mad A li pada huruf nun ن( )dan tidak menambahkan Gunnah pada huruf

mim (م). Pada bacaan no 5 Farman Purnama membaca tempo tajwid surat al-

Hujurāt kurang tepat, berikut penjelasannya : tempo Gunnah kurang,dibaca

Page 105: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

79

0,6 tempo Mad ‘Āri li as-sukūn berlebihan, dibaca 6,9. seharusnya ukuran

standarisasi Mad A li adalah 1,2 -2,0. Dan tempo Mad ‘Āri li as-sukūn

adalah 2,0-6,0.

Page 106: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap al-Qur’an

yang dibacakan ke dalam langgam jawa dan langgam orchestra kesalahan

pelafalan tajwid pada ayat tersebut sebagaimana dijelaskan pada bab-bab

sebelumnya, maka pada bagian ini penulis akan memberikan sebuah

kesimpulan dari hasil penelitian di atas.

Berdasarkan hasil penelaahan penulis pada kasus pembacaan al-Qur’an

langgam Jawa dan Orchestra, maka jawaban dari rumusan masalah di depan

adalah: Untuk kasus Langgam Jawa ketidaksesuaian dengan pembacaan ilmu

tajwid berjumlah 64 dari 121 yang seharusnya bisa dibaca dengan ilmu

tajwid. Adapun hasil penelaahan penulis pada kasus pembacaan al-Qur’an

langgam Orchestra, maka ditemukan ketidaksesuaian dengan pembacaan

ilmu tajwid berjumlah 79 dari 89 yang seharusnya bisa dibaca dengan ilmu

tajwid. Maka, pembacaan langgam Jawa dan Orchestra tidak sesuai menuut

kaidah tajwid pada sisi Mad nya.

B. Saran-saran

Setelah meneliti dan mengkaji bacaan langgam jawa dan langgam

orchestra, penulis menyadari bahwa masih banyak celah dalam penelitian ini

sehingga membutuhkan kajian lebih lanjut tentang langgam tersebut. Bagi

yang akan melanjutkan penelitian ini, penulis berharap agar bacaan-bacaan

mereka dikaji secara komprehensif dan mendalam, terutama kajian tentang

tajwid dan jenis langgam. Karena tajwid sebagai sebuah metode dalam

Page 107: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

80

memahami bacaan al-Qur’an tidak akan ada selesainya-selesainya, apalagi ia

selalu dibaca, dihafal, dipelajari yang sudah pasti akan mengalami perubahan

dan perkembangan dari satu masa ke masa yang lain dalam hal langgam

membacanya. Rekomendasi untuk para konduktor agar memahami kaidah

tajwid sebelum mengadakan konser Orchestra.

Dari beberapa uraian penulis dari awal hingga akhir tentang penerapan

ilmu tajwid dalam lagu membaca al-Qur’an tentulah banyak kekurangan.

Baik yang berkaitan denga ide, sistematika penulisan dan pemilihan kata-

kata. Penulis menyadari hal itu, karena keterbatasan keilmuan yang dimiliki.

Oleh karenanya saran dan kritik konstruktif dari pembaca yang budiman,

sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini dan penelitian-

penelitian selanjutnya.

Page 108: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rauf, Abdul Aziz. Pedoman Dauroh Al-Qur’an Kajian Tajwid Disusun

Secara Aplikatif. Jakarta: Markaz Al-Qur’an, 2011.

Abdurrohim, Acep Iim. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: CV. Penerbit

Diponegoro, 2003.

Akbar, Abu Haris. “Musikalitas al-Qur’an (Kajian Unsur Keindahan bunyi

Internal dan Eksternal)”. skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir

Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Al Akyas, Yusup Nawan. Metode Syamilah Panduan Komprehensip Ta sin

Tilāwah Al-Qur`an. Jakarta: Pembela Islam Media, 2012.

Ali, A.Nawawi. Pedoman Membaca Al-Qur’an (Ilmu Tajwid). Jakarta: Mutiara

Jakarta, 1980.

Al-Anshari, Jamaluddin Muhammad ibn Jalaluddin. Lisānul Arab. Beirut: Dār

adir, 1300.

Annuri, Ahmad. Panduan Ta sīn Tilāwah Al-quran dan Ilmu Tajwid. Jakarta:

pustaka al-kautsar, 2010.

Arafat, Muhammad Yaser. Fashlun, ay, Hadza Fashlun fi Suluk Tilawah Jawi.

Makalah di acara Seminar nasional “Memperkenalkan Qiraah Langgam

Jawa”, oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMI) Tafsir-Hadis Fakultas

Ushuluddin UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 15 Juni

2015.

Bahri, Saiful. “Baca Alquran Langgam Jawa, MUI: Jangan Nekat”. artikel diakses

pada 18 Mei 2015 dari: http://www.dakwatuna.com/2015/05/18/68773/

baca-alquran-langgam-jawa-mui-jangan-nekat/#axzz3iZ6XqoQm.

Page 109: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

82

Al Baihaqi, Abu Bakar Ahmad Ibn Al Husain Ibn ‘Ali. As Sunan al Kubra. India:

Dāirat al Ma’ārif, 1926.

Al Bukhari, Abu Abdullah Muhammad Ibn Isma'il Ibn Ibrahim ibn al Mughirah

bin Bardizbah. shahīh al-Buhkāri. Kairo: Dār as Syāb, 1987.

Fahrurrozi, “Standarisasi Mushaf Al-Qur’an Tajwid Warna di Indonesia”. artikel

di akses pada 24 februari 2016 dari http://lajnah.kemenag.go.id/artikel/88-

standardisasi-mushaf-al-qur-an-tajwid-warna-di-indonesia.html

Fathani, Ahmad. Petunjuk Praktis Tahsīn Tartīl Al-Quran: Metode Maisura.

Jakarta: Fakultas Usuluddin Institut PTIQ Jakarta dan Pesantren Takhasus

IIQ Jakarta, 2014.

Al Hajjaj, Abu Al Husain Muslim. Shahīh muslīm. Beirut: Dār al fikr, 2009.

Ibn Al Jazari, Muhammad Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Yusuf. Muqoddimah fīma

yajibu ala qāri al-Qur`an an yalamah. Jeddah: Dār nur Maktabāt, 2006.

Ibn Katsīr, Abū Al-Fida Ismaīl Ibn Amir. Tafsir Al-Quran Al-Adzim. Kairo: Dār

abiah li Al-Nasyr wa Al-Tauzi’, 1999.

Ibn Rusyd, Raisya Maula. Panduan Tahsin,Tajwid,dan Tahfizh untuk pemula.

Yogyakarta:Saufa, 2015.

Indriani,Cintia. “Korelasi Antara Pengetahuan Ilmu Tajwid Dengan Kelancaran

Membaca Al-Qur’an Siswa di SMA Negeri 34 Jakarta”. skripsi S1 Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Ishaq ,Ummi Rif’ah. Pedoman Tilawah Al-Qur’an Ilmu Tajwid. Bekasi: Syukur

Press, 2015.

Al Jazary, Abi al-Khair Syamsyuddin Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad. Matan Jazāri. Surabaya: Ahmad Nabhan, t.t.

Page 110: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

83

Kartika,Empuk. “Meningkatkan Pembelajaran Ilmu Tajwid Dalam Bacaan Mat

Tabi’i, Mad Wajib Mutasil, dan Mad Jaiz Munfassil Dengan Metode Drill

Di Kelas III MI Parung Kuda Sukabumi”. skripsi S1 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Kurnaedi, Abu Ya’la. Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i. Jakarta: Pustaka Imam Asy-

Syafi’i, 2013.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA). Pedoman Tajwid Sistem Warna.

Jakarta: LPMA, 2011.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. Pedoman Tajwid Translitasi Al-Qur’an

(PTTQ). Jakarta:Departemen Agama RI, 2007.

Ma’luf, Lois. Al-Munjid Fillughah wal a’lam. Bairut: Dar al- Masyriq, 2007.

Al Mahmud, Syekh Muhammad. Hidāyatul Mustafīd fi a kamit Tajwid. T.tp: Dār

al tarbiyah, t.t.

Marzuki, Latifah Kodijat. Istilah- Istilah Musik. Jakarta: Jambatan, 2004.

Moslem Info, “Bacaannya Jadi Buah Bibir, Ini Jawaban Yasser Pelantun Al-

Quran Langgam Jawa,” artikel di akses pada 24 februari 2016 dari

http://mosleminfo.com/berita/nasional/bacaannya-jadi-buah-bibir-ini-

jawaban-yasser-pelantun-al-quran-langgam-jawa.html.

Muammar Za, dkk. Belajar Membaca Al-Qur’an Dengan Lagu. Jakarta: Lembaga

Bahasa Dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ) DKI Jakarta, 1987.

Muhammad, Ahsin Sakho. “ Qira’at dan Tarannum Sebagai Media Dakwah

Islam ” artikel diakses pada 20 september 2011 dari http://muthmainnah-

ma.blogspot.com/2011/09/qiraat-dan-tarannum.html.

Page 111: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

84

Munir, M.Misbahul. Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an dan di Lengkapi

dengan Tajwid dan Qasidah. Surabaya: Apollo, 1997.

Muslim, Abdul Aziz. Hukum Melagukan Al-Qur‘an dalam Muhaimin Zen dan

Ahmad Mustafid ed,. Bunga Rampai Mutiara al-Qur’an. Jakarta: Pimpinan

Pusat Jamiyatul Qara Wal Huffadzh, 2006.

Nashir, Muhammad Makki. Nihayatu Qauli al-Mufid. Bogor : Maktabah Arafat,

t.t.

Nasuhi , Hamid. Pedoman Akademik Strata 1 2011/2012. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah, 2011.

Al Nawawi, At-Tibyan fi Adabi Hamlatil Qur’an. Damaskus: Dār al-Bayan, 1403.

Nurlaelah, “Penerapan Ilmu Tajwid terhadap seni baca al-Qur’an di pondok

pesantren Daar el-Qolam Gintung Jayanti Tanggerang”. skripsi S1

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2005.

Nuruddin, Triyasyid. Pedoman Ilmu Tajwid Mudah dan Aplikatif. Solo: Taujih,

2015.

Al Qat an, Manna Khalil. Mabāhis Fī Ulūm Al-Qur`an. Kairo: Maktabah

Wahbah, 2000.

Al Qazwini, Ibnu Mājah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid. Sunan Ibn Mājah.

Kairo: maktabah abi al ma’a i, t.t.

Al Qirsy, Abu Abdurrahman Jamal ibn Ibrāhīm Dirāsat Ilm al Tajwid li al

Mutaqaddimīn. Saudi Arabia: Dār Ibn al-Jauzi, 1426.

Page 112: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

85

Saefullah, Asep. “Tanda Waqaf dan Tanda Tajwid dalam Mushaf Kuno

Nusantara” dalam Muchlis M Hanafi, ed., Al-Qur’an Di Era Global Antara

Teks dan Realitas. Jakarta :Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2013.

Salim, Muhsin. Ilmu Naghām Al-Qur`an Belajar Membaca al-Quran dengan

Lagu (Metode SBA Teotik). Jakarta: YATAQI Pusat Jakarta, 2008.

Saryono,Hartanto. Tajwid Al-Qur’an Riwayat Hafs dari ‘Ashim. Depok: Yayasan

Rumah Tajwid Indonesia, 2014.

Al Shabuni, Muhammad ‘Ali. At Tibyan Fi ‘Ulumil Qur’an. Baeirut: Daar al-

Irsyad, t.t.

Shalihah, Khadijah. Perkembangan Seni Baca Al-Qur`an dan Qiraat Tujuh di

Indonesia. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983.

Sholihah, Khadijah. Peranan Suara Dan Nada Dalam Menlantunkan Lagu-Lagu

Al-Qur`an dalam Muhaimin Zen dan Ahmad Mustafid ed,. Bunga Rampai

Mutiara al-Qur’an. Jakarta: Pimpinan Pusat Jamiyatul Qara Wal Huffadzh,

2006.

Al Sijistani, Abū Dāwūd Sulaiman Ibn Asy’ats. Sunan Abū Dāwūd. Beirut: Dār

Al-Kitab Al-‘Arabi, t.t.

Supain, Ilmu-Ilmu Al-Quran Praktis. Jakarta: Gaung Persada Press, 2012.

Al Suyu ī, Jalaluddin. Al-Itqān Fī Ulūm al- Qur`an. Beirut: Al Risalah, 2008.

Syahid, Ahmad. Sejarah dan Pengantar Ilmu Naghām. dalam Muhaimin Zen dan

Ahmad Mustafid ed,. Bunga Rampai Mutiara al-Qur’an. Jakarta: Pimpinan

Pusat Jamiyatul Qara Wal Huffadzh, 2006.

Syaqiqi, Rihāb muhammad Mufiq. Hilyah al tilāwah fi tajwīd al-Qur’an. Saudi

Arabia: Maktabah Rawāi’ al- Mamlakah, 2009.

Page 113: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

86

Al abran , Abu Al-Qashim Sulaiman Ibn Ahmad. Mu’jam Al-Ausath . Kairo:

Dār Al- aramain, 1415.

Taufiq, Mohamad. Quran in word versi 1.3 TaufiqProduct di unduh dari

http://www.geocities.com/mtaufiq.rm/quran.html.

Thamrin, M Husni. "Naghām Al-Qur’an. Telaah atas kemunculan dan

Perkernbangan Naghām di Indonesia". Tesis S2 Fakultas Ushuluddin

jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

Ulfah, Maria. “Maqmat Arabiyyah dalam Tilawatil Al-Qur`an” dalam Muhaimin

Zen dan akhmad Mustafid ed., Bunga Rampai Mutiara al-Qur`an

Pembinaan Qari Qari’ah dan Hafizh Hafizhah. Jakarta: Pimpinan Pusat

Jam’iyyatul Quraa’ wal Huffazh, 2006.

Wahyudi,Mohammad. Ilmu Tajwid Plus. Surabaya: Halim Jaya, 2008.

Zarkasi dkk. Laporan Monitoring Kajian Atas Pembacaan Al-Qur’an di Aula

Simfonia Jakarta pada hari Jum’at-Sabtu, 22-23 Agustus 2014.

Page 114: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

87

Page 115: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

88

Page 116: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

89

Page 117: MEMBACA Al-QUR’AN DENGAN LANGGAM JAWA DAN ORCHESTRA

90