MELAWAN DOMINASI PIKIRAN · 2017-12-16 · sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan...

5
MELAWAN DOMINASI PIKIRAN meaembus fakta Nelangsa Drupadi, Mendendam Kuasa Lelaki Rp 25.000.00 DUA BULANAN, NOMOR 03 - 04, TAHUN KE-66, 201 7

Transcript of MELAWAN DOMINASI PIKIRAN · 2017-12-16 · sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan...

Page 1: MELAWAN DOMINASI PIKIRAN · 2017-12-16 · sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan sakramen pernikahan di Gereja Katedral Jakarta terjebak macetnya lalu lintas akibat meluapnya

MELAWAN DOMINASI PIKIRAN

meaembus fakta

Nelangsa Drupadi, Mendendam Kuasa Lelaki

Rp 25.000.00 DUA BULANAN, NOMOR 03 - 04, TAHUN KE-66, 201 7

Page 2: MELAWAN DOMINASI PIKIRAN · 2017-12-16 · sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan sakramen pernikahan di Gereja Katedral Jakarta terjebak macetnya lalu lintas akibat meluapnya

J U R N A L I S M E S E R I B U M A T A

BASIS menembus fakla

SIUPP No. 213/SK/MENPEN/SIUPP/D.1/1986. Jo Ditjen PPG Nomor 32/Ditjen/PPG/K/1996, 27 Maret 1996 Penerbit Yayasan BP Basis Anggota SPS ISSN: 0005-6138 Penasihat Franz Magnis-Suseno P Swantoro Pemimpin Umum Sindhunata Pemimpin Redaksi A. Setyo Wibowo Wakil Pemimpin Redaksi A. Sudiarja Redaktur Pelaksana A. Bagus Laksana Wakil Redaktur Pelaksana Purnawijayanti Redaksi B. Hari Juliawan Heru Prakosa B. Rahmanto C. Bayu Risanto Redaktur Artistik Hari Budiono Purnawijayanti Promosi/ Iklan Slamet Riyadi, A. Yulianto Administrasi/ Distribusi Maria Dwijayanti Agustinus Mardiko Keuangan

Francisca Triharyani, Ani Ratna Sari

Alamat Jl Pringgokusuman No. 35, Yogyakarta Telepon: (0274) 6508836, Faks: (0274) 546811 Surel administrasi/distribusi: [email protected] Surel redaksi: [email protected] Rekening: BCA Sudirman Yogyakarta No. 0370285110 a.n. Sindhunata BRI Cik Ditiro Yogyakarta No. 0029-01-000113-56-8 a.n. Sindhunata BNI Cab. Yogyakarta No. 1952000512 a.n. Bpk Sindhunata

TANDA TANDA ZAMAN / Sindhunata Bahaya Politik Identitas ... 2

KACABENGGALA / A. Sudiarja Ketika Dunia Cenderung Terpecah-pecah ... 4

BASIPEDIA / Heru Prakosa Toleransi: Cukupkah? ... 14

BASIPEDIA / A. Bagus Laksana Melawan Dominasi Pikiran.

Pendekatan Visual dalam Kajian Agama Kontemporer ... 17

PENDIDIKAN / Johanes Eka Priyatma Sekolah sebagai Anteseden ... 20

PENDIDIKAN / Lucia Ratih Kusumadewi Membangun Budaya Literasi ... 23

BUKU / Hanputro Widyono Imajinasi di Kamus ... 30

BUKU/Setyaningsih Nelangsa Drupadi,

Mendendam Kuasa Lelaki... 32

BUKU / Bandung Mawardi Berlagu Indonesia Masa Lalu ... 34

SASTRA / Dian Vita Ellyati Gabriel Garcia Marquez:

Penjaga Jembatan antara Sihir dan Realitas ...36

PUISI / Sindhunata Koh Put On, Anak Betawi... 46

CERPEN / Santi Almufaroh Talnovo ... 51

100 Tahun HB Jassin / Fauzi Sukri Penularan Jassin ... 56

Lukisan / Sindhunata Bulan dari Telur... 58

Santana Prima y o u r t r a v e l l i n g p a r t n e r

Jl. Diponegoro 116, Yogyakarta 513873 Kami melayani: * Reservasi e-tiket pesawat dalam dan luar negeri

* Reservasi e-tiket kereta api * Reservasi e-voucher hotel dalam dan luar negeri * Paket tour dalam dan luar negeri * Pembuatan kartu identitas pelajar internasional/ ISIC

* MICE * Pengurusan paspor, visa dan asuransi perjalanan * Medical evacuation & charter fl ight * Money changer

Page 3: MELAWAN DOMINASI PIKIRAN · 2017-12-16 · sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan sakramen pernikahan di Gereja Katedral Jakarta terjebak macetnya lalu lintas akibat meluapnya

B A S I P E D I A

Toleransi: Cukupkah? H E R U P R A K O S A

Di tengah masyarakat majemuk, telinga kita akrab dengan kata toleransi. Masih

segar dalam ingatan kita, misalnya, kejadian pada Sabtu, 11 Februari 2017, ketika

sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan sakramen pernikahan di

Gereja Katedral Jakarta terjebak macetnya lalu lintas akibat meluapnya jumlah

massa di jalan menuju Masjid Istiqlal.

Pada h a r i i t u , C N N Indonesia menulis

berita "Pengantin Katedral Puji Toleransi

Massa Aksi 112". Asido, sang mempelai

lak i - laki , diceritakan berkata, " I n i j a l a n

Tuhan, k a m i sudah di jadwalkan d i s in i .

K a m i berterima kasih, mereka (massa)

sangat menghargai." Asido mengaku

salut dan menghormatinya; ia meni la i bantuan yang ia

ter ima dar i massa sebagai bentuk toleransi yang t inggi

dan patut diapresiasi. (http://www.cnnindonesia.

c o m / n a s i o n a l / 2 0 i 7 0 2 i i i 7 0 5 3 3 - 2 0 - i 9 2 8 7 5 / p e n g a n t i n -

katedral-puji-toleransi-massa-aksi-112/)

Kata toleransi dalam Bahasa Indonesia berasal

dar i kata Lat in tolerare. M e n u r u t Kamus Latin -

Indonesia, karangan Poerwadarminta, dkk. (Kanisius,

1969), kata tolerare memuat beberapa makna, seperti:

membawa, memegang, memangku, menanggung

beban, menjabarkan, menahan, membiarkan, membuat

tertahan, memelihara dengan susah payah, dan

mempertahankan supaya h i d u p . Verhoeven dan Carvallo,

dalam Kamus Latin - Indonesia, (Arnoldus, 1969),

menunjukkan makna-makna tambahan, d i samping

apa yang telah disebut d i atas, ya i tu : menggendong,

menampung, menderita dengan kesabaran, m e m i k u l

dan bertekun dalam hidup, meskipun harus mengalami

kesulitan.

Dalam Bahasa Inggris - berbeda dengan Bahasa

Indonesia - orang mengenal dua ungkapan yang

dipakai u n t u k m e n u n j u k pada signifikasi

tolerare, ya i tu tolerance dan toleration.

Dengan mengacu pada beberapa kamus,

k i ta mengetahui bahwa kedua ungkapan

toleransi dalam Bahasa Inggris tersebut

dikenakan guna membedakan antara

"sikap" dan "praksis". Tolerance l ebih

m a u berbicara tentang "sikap", sementara

toleration lebih terkait dengan "praksis".

U n t u k mengungkap dan menggali makna

toleransi, k i ta dapat belajar d a r i gagasan

yang dikemukakan oleh J o h n Locke (1632-

1704). Pada t a h u n 1689, Locke pernah

menulis sebuah "surat" kepada seorang

teman dekatnya, Phi l ipp van L i m b o r c h .

Dalam "surat" berbahasa L a t i n yang d iber i

j u d u l Epistola de tolerantia (dalam Bahasa

Inggris , A Letter concerning Toleration),

ia menekankan pentingnya sikap toleransi

dalam kehidupan sosial. Ia menulis : (Bdk.,

Bab 5, http://www.earlymoderntexts .com/

assets/pdfs/lockei689b.pdf)

"Apakah penguasa pengadilan akan

dapat menyediakan secara ki lat suatu

h u k u m sehingga seseorang t i d a k menjadi

m i s k i n atau sakit? Undang-undang akan

memberikan, semampu m u n g k i n , bahwa

hal-hal dan perkara kesehatan t i d a k akan

14 Nomor 03-04, Tahun Ke-66,2017 B

Page 4: MELAWAN DOMINASI PIKIRAN · 2017-12-16 · sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan sakramen pernikahan di Gereja Katedral Jakarta terjebak macetnya lalu lintas akibat meluapnya

B A S I P E D

ter lukai oleh penipuan dan kekerasan

d a r i p ihak la in; tetapi mereka t idak

akan m a m p u menjaga d a r i kelalaian

atau rasa sakit pr ibadi-pribadinya ....

Orang t idak dapat dipaksa untuk

menjadi kaya atau sehat, entah

mereka bersedia atau t idak. Tidak!

Al lah t idak akan menyelamatkan

manusia melawan kehendak-

kehendak mereka."

Kita per lu memahami konteks

abad ke-17, ketika J o h n Locke

menulis "surat" i t u . Sebagai dampak

dari gerakan Reformasi gerejani,

ada harapan agar persoalan yang

bersinggungan dengan agama

t idak begitu saja digeser ke ranah

p o l i t i k dalam cara pandang sempit

h i t a m - p u t i h . Poin utamanya adalah

dambaan supaya penentu kebijakan

t idak la lu menyikapi dan menanggapi

perbedaan teologis yang berkembang

dengan keputusan-keputusan pol i t ik

yang d ihubungkan dengan interese

sepihak.

Satu pesan yang dapat kita petik

d a r i J o h n Locke adalah bahwa

semestinya orang membedakan

antara perkara agama dan urusan

sosial-politik. Dengan kata la in,

persoalan yang tersangkut paut

dengan dimensi agama t idak dapat

begitu saja "ditanggungkan" atau

"dibiarkan t e r p i k u l " pada ranah

p o l i t i k . Atas nama toleransi,

agama t idak boleh d i m a i n k a n dan

ditunggangi dengan kepentingan

p o l i t i k . Locke menegaskan, "Tidak

ada perdamaian dan rasa aman

LAKSMI SHITARESMI, "The Last 1983", 75 x 135 cm,

pensil di atas kanvas, 2016

15

Page 5: MELAWAN DOMINASI PIKIRAN · 2017-12-16 · sepasang pengantin yang hendak saling menerimakan sakramen pernikahan di Gereja Katedral Jakarta terjebak macetnya lalu lintas akibat meluapnya

B A S I P E D I A

antarmanusia - b iar lah i t u termaknai pada d i r i n y a

sebagai persaudaraan universal - yang akan pernah

terwujud, sejauh orang b e r p i k i r bahwa pemerintah

mendapat kuasa dar i A l lah , dan bahwa agama h a m s

diwartakan dengan kekuatan senjata!" (Bdk., Bab 4,

Ibidem)

Pesan lainnya adalah bahwa pemaknaan toleransi

sebagai sikap dan praksis u n t u k mau "menanggung"

atau " m e m i k u l " dengan daya tahan tertentu memang

merupakan sesuatu yang layak mendapat apresiasi.

Toleransi d iakui berni la i karena sikap dan praksis "mau

menahan d i r i " dan "mau menanggung" serta "mau

m e m i k u l " sesuatu yang berat - bahkan sampai pada

t ingkat apa yang terasa melebihi batas - akan mengantar

pada penghargaan sekaligus keterbukaan u n t u k

"bertenggang rasa" terhadap perbedaan-perbedaan yang

di jumpai .

Akan tetapi jelas juga kiranya bahwa "toleransi"

dalam pemaknaan tersebut d i atas bersifat minus

malum, sebagai sesuatu yang semestinya d i ter ima

dalam t ingkat "paling dasariah". Mengapa? Karena

pengertian d i atas member i kesan akan adanya ketidak-

berdayaan akibat tekanan tertentu. Orang terpaksa

"menanggung beban" dan "mau m e m i k u l " sesuatu

daripada hams menerima kenyataan la in yang dapat

berakibat lebih berat lagi. D i s ini ada kesan bahwa orang

mau melakukan sesuatu secara " t idak bebas" karena

"t idak m e m i l i k i p i l i h a n l a i n " . Dalam h i d u p bersama, d i

tengah aneka perbedaan, orang la lu terkondis ikan u n t u k

"semata-mata mau cari aman, mau d i a m dan asal t idak

r i b u t " , dalam pandangan "urusanku adalah urusanku,

urusanmu adalah urusanmu, ki ta t i d a k per lu saling

menginjak kaki" !

Sejatinya, tantangan k i ta dalam masyarakat majemuk

d i tengah i k l i m kemerdekaan adalah sikap dan t i n d a k a n

yang melebihi t u n t u t a n elementer d a r i toleransi , ya i tu

bagaimana kepr ihat inan yang d i a l a m i oleh p ihak l a i n

juga menjadi k e p r i h a t i n a n k u sampai m e m b e n t u k

"kepr ihat inan bersama". Selanjutnya i t u d iharapkan

m a m p u menggerakkan k i ta semua u n t u k m a u saling

bertanggung jawab serta mel ibatkan d i r i d e m i kebaikan

banyak pihak (bonum commune).

Bagaimanapun juga perbedaan t i d a k akan memadai

kalau hanya "mau d i p i k u l " sebagai beban, apalagi

dalam keterpaksaan. Selayaknya perbedaan wajib u n t u k

dirayakan, seperti semboyan Kompas, da lam keyakinan

bahwa perbedaan yang k i ta j u m p a i j u s t r u akan

memperkaya k i ta satu sama l a i n . K u t i p a n d a r i Jacques

Dupuis ber ikut i n i per lu k i ta cermati bersama. (Bdk.,

Bijdragen, International Journal in Philosophy and

Theology, 65 [ 2 0 0 4 ] , 131):

"Pluralisme agama h a m s dipandang t i d a k hanya

sebagai kenyataan yang h a m s ' d i t a n g g u n g ' t e t a p i

juga sebagai kasih karunia i l a h i u n t u k d i s y u k u r i , dan

kesempatan u n t u k ditanggapi, selayaknya sebuah

anugerah sekaligus tugas. Pluralisme agama, dalam

prinsipnya, berdasar pada i n i s i a t i f d a r i A l l a h sendir i ,

yang dalam karya-Nya m a u mencari orang-orang mela lu i

sejarah, u n t u k berbagi bersama mereka, 'cara-cara h i d u p

Al lah yang beraneka ragam', bahkan sebelum manusia

dapat mencari A l l a h " . •

Dr. H e r u Prakosa, dosen Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

16 Nomor 03-04,Tahun Ke-66,2017 BASIS