Mekanisme Terjadinya Ruptur Uteri

3
MEKANISME TERJADINYA RUPTUR UTERI Pada umumnya uterus dibagi atas dua bagian besar: Korpus uteri dan servik uteri. Batas keduanya disebut ismus uteri (2-3 cm) pada rahim yang tidak hamil. Bila kehamilan sudah kira-kira ± 20 minggu, dimana ukuran janin sudah lebih besar dari ukuran kavum uteri, maka mulailah terbentuk SBR ismus ini. Batas antara korpus yang kontraktil dan SBR yang pasif disebut lingkaran dariBandl. Lingkaran Bandl ini dianggap fisiologik bila terdapat pada 2-3 jari diatas simfisis, bila meninggi maka kita harus waspada terhadap kemungkinan adanya ruptur uteri mengancam. Ruptur uteri terutama disebabkan oleh peregangan yang luar biasa dari uterus. Sedangkan kalau uterus telah cacat, mudah dimengerti karena adanya lokus minoris resistens Rumus mekanisme terjadinya ruptur uteri: R = H + O Dimana: R = Ruptur H = His Kuat (tenaga) O = Obstruksi (halangan) Pada waktu in-partu, korpus uteri mengadakan kontraksi sedang SBR tetap pasif dan cervix menjadi lunak (effacement dan pembukaan). Bila oleh sesuatu sebab partus tidak dapat maju (obstruksi), sedang korpus uteri berkontraksi terus dengan hebatnya (his kuat), maka SBR yang pasif ini akan tertarik ke atas menjadi bertambah regang dan tipis. Lingkaran Bandl ikut

Transcript of Mekanisme Terjadinya Ruptur Uteri

Page 1: Mekanisme Terjadinya Ruptur Uteri

MEKANISME TERJADINYA RUPTUR UTERI

Pada umumnya uterus dibagi atas dua bagian besar: Korpus uteri dan servik uteri. Batas

keduanya disebut ismus uteri (2-3 cm) pada rahim yang tidak hamil. Bila kehamilan sudah kira-

kira ± 20 minggu, dimana ukuran janin sudah lebih besar dari ukuran kavum uteri, maka

mulailah terbentuk SBR ismus ini.

Batas antara korpus yang kontraktil dan SBR yang pasif disebut lingkaran dariBandl.

Lingkaran Bandl ini dianggap fisiologik bila terdapat pada 2-3 jari diatas simfisis, bila meninggi

maka kita harus waspada terhadap kemungkinan adanya ruptur uteri mengancam. Ruptur uteri

terutama disebabkan oleh peregangan yang luar biasa dari uterus. Sedangkan kalau uterus telah

cacat, mudah dimengerti karena adanya lokus minoris resistens

Rumus mekanisme terjadinya ruptur uteri:

R = H + O

Dimana:        R = Ruptur

H = His Kuat (tenaga)

O = Obstruksi (halangan)

Pada waktu in-partu, korpus uteri mengadakan kontraksi sedang SBR tetap pasif dan

cervix menjadi lunak (effacement dan pembukaan). Bila oleh sesuatu sebab partus tidak dapat

maju (obstruksi), sedang korpus uteri berkontraksi terus dengan hebatnya (his kuat), maka SBR

yang pasif ini akan tertarik ke atas menjadi bertambah regang dan tipis. Lingkaran Bandl ikut

meninggi, sehingga suatu waktu terjadilah robekan pada SBR tadi. Dalam hal terjadinya ruptur

uteri jangan dilupakan peranan dari anchoring apparatus untuk memfiksir uterus yaitu

ligamentum rotunda, ligamentum latum, ligamentum sacrouterina dan jaringan parametra.

Saat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi. Dengan demikian,dinding

korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan volume korpus uteri menjadi lebih

kecil. Akibatnya tubuh janin yang menempati korpus uteri terdorong ke dalam segmen bawah

rahim. Segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan karenanya dindingnya menjadi lebih tipis

karena tertarik keatas oleh kontraksi segmen atas rahim yang kuat, berulang dan sering sehingga

lingkaran retraksi yang membatasi kedua segmen semakin bertambah tinggi.Apabila bagian

terbawah janin tidak dapat turun oleh karena suatu sebab (misalnya : panggul sempit atau kepala

besar) maka volume korpus yang bertambah mengecil pada waktu ada his harus diimbangi

Page 2: Mekanisme Terjadinya Ruptur Uteri

perluasan segmen bawa rahim ke atas.Dengan demikian lingkaran retraksi fisiologis semakin

meninggi kearah pusat melewati batas fisiologis menjadi patologis yang disebut lingkaran bandl

(ring vanbandl). Ini terjadi karena, rahim tertarik terus menerus kearah proksimal tetapi tertahan

dibagian distalnya oleh serviks yang dipegang ditempatnya oleh ligamentum – ligamentum pada

sisi belakang (ligamentum sakrouterina), pada sisi kanan dan kiri(ligamentum cardinal) dan pada

sisi dasar kandung kemih (ligamentum vesikouterina).