Mekanisme Terjadinya Hipotermi Dan Kehilangan Panas

3
Mekanisme Terjadinya Hipotermi dan Kehilangan Panas Hipotermi pada bayi baru lahir timbul karena adanya penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui cara hipoksemin yaitu kadar O2 dalam darah. a. Evaporasi Adalah kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban yang melekat pada permukaan tubuh bayi yang tidak segera dikeringkan. Contoh : air ketuban pada tubuh bayi baru lahir tidak cepat dikeringkan serta bayi segera dimandikan. b. Konduksi kehilangan panas karena panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin seperti : meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakan di atas benda tersebut. c. Konveksi Kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran udara dan kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. d. Radiasi Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi karena benda tersebut akan menyerap radiasi panas tubuh bayi (Saifuddin, 2002).

description

MATERNITAS

Transcript of Mekanisme Terjadinya Hipotermi Dan Kehilangan Panas

Page 1: Mekanisme Terjadinya Hipotermi Dan Kehilangan Panas

Mekanisme Terjadinya Hipotermi dan Kehilangan PanasHipotermi pada bayi baru lahir timbul karena adanya penurunan suhu tubuh yang

dapat terjadi melalui cara hipoksemin yaitu kadar O2 dalam darah.

a. Evaporasi

Adalah kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban yang melekat pada

permukaan tubuh bayi yang tidak segera dikeringkan. Contoh : air ketuban pada tubuh bayi

baru lahir tidak cepat dikeringkan serta bayi segera dimandikan.

b. Konduksi

kehilangan panas karena panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi

dengan permukaan yang dingin seperti : meja, tempat tidur atau timbangan yang

temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui

mekanisme konduksi apabila bayi diletakan di atas benda tersebut.

c. Konveksi

Kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi terpapar udara sekitar yang

lebih dingin. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran udara dan kipas angin,

hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.

d. Radiasi

Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda

yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi karena benda tersebut akan

menyerap radiasi panas tubuh bayi (Saifuddin, 2002).

DAFTAR PUSTAKASaifuddin, Abdul Bari. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. INPKKR-POGI

&YBS ± SP : Jakarta.

Page 2: Mekanisme Terjadinya Hipotermi Dan Kehilangan Panas

RUMUS KRAMER UNTUK BAYI KUNING

Penilaian pada bayi baru lahir dengan ikterus menggunakan rumus Kramer, yaitu:

Daerah (lihat gambar) Luas Ikterus Kadar Bilirubin1 Kepala dan leher 52 Daerah 1 dan badan

bagian atas9

3 Daerah 1,2 dan badan bagian bawah dan tungkai

11

4 Daerah 1,2,3 dan lengan, kaki di bawah lutut

12

5 Daerah 1,2,3,4 dan tangan, kaki

16

Tabel: Penilaian pada bayi baru lahir dengan ikterus menggunakan rumus Kramer

  Tanda-tanda

Warna kuning pada kulit dan sklera mata ( tanpa hematomegali, perdarahan kulit, dan kejang-kejang)

Kategori Normal Fisiologik PatologikPenilaian

   Daerah ikterus (rumus Kramer)

   Kuning hari ke:

   Kadar bilirubin

1

1-2

≤ 5 mg%

1+2

> 3

5-9 mg%

1 sampai 4

> 3

11-15 mg%

1 sampai 5

> 3

>15-20 mg%

1 sampai 5

> 3

 20

PengananBidan atau Puskesmas

Terus diberi ASI

         Jemur dimatahari pagi jam 7-9 selama 10 menit

         Badan bayi telanjang, mata ditutup

         Terus diberi ASI         Banyak minum

         Rujuk kerumah sakit

         Banyak minum

Rumah Sakit

Sama dengan diatas

Sama dengan diatas

Terapi sinar

Terapi sinar

  Periksa golongan darah ibu dan bayi  Periksa kadar bilirubin

Nasehati bila semakin kuning, kembali

Waspadai bila kadar bilirubin naik > 0,5 mg/jam (coomb’s test)

Tukar darah