Mekanisme Pasar Dalam Industri Ekoin

22
Mekanisme Pasar dalam Industri -Latar Belakang- Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar mulai dari unsure produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi . -Perumusan Masalah- Masalah yang akan ditulis adalah Permintaan dan penawaran industri mengenai pasar,pengertian dari perusahaan, industri, permintaan dan penawaran dan macam macam pasar contoh penerapan permintaan dan penawaran perusahaan berserta rangkumannya . Bab.1 Pengertian Perusahaan, industri, permintaan dan penawaran. A.Perusahaan Secara umum perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.

description

...

Transcript of Mekanisme Pasar Dalam Industri Ekoin

Mekanisme Pasar dalam Industri

-Latar Belakang-Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar mulai dari unsure produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.-Perumusan Masalah-Masalah yang akan ditulis adalah Permintaan dan penawaran industrimengenai pasar,pengertian dari perusahaan, industri, permintaan dan penawaran dan macam macam pasar contoh penerapan permintaan dan penawaran perusahaan berserta rangkumannya.

Bab.1 Pengertian Perusahaan, industri, permintaan dan penawaran.A.PerusahaanSecara umum perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.Jenis-Jenis PerusahaanTerdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu :a) Perusahaan Manufaktur (Manufacturing)Mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan.b) Perusahaan Dagang (Merchandising)Menjual produk kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk barang dan jasanya.c) Perusahaan Jasa (Service)Menghasilkan jasa untuk pelanggan.Jenis-Jenis Organisasi PerusahaanUmumnya, terdapat empat bentuk perusahaan yang berbeda, yakni :a) Perusahaan Perseorangan dimiliki oleh peroranganb) Persekutuan (partnership) dimiliki dua atau lebih individuc) Korporasi (corporation) dibentuk sebagai suatu badan hukum terpisahd) Perusahaan dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Corporation)Menggabungkan karakteristik persekutuan dan korporasi.Ketiga jenis perusahaan (manufaktur, dagang dan jasa) dapat berbentuk perseorangan, persekutuan, korporasi maupun campuran.Strategi BisnisSerangkaian rencana dan tindakan terintegrasi yang didesain bagi perusahaan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan melebihi pesaingnya sekaligus memaksimalkan laba. Dua strategi dasar yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah strategi biaya rendah (low-cost strategy) dan strategi diferensiasi (differentiation-strategy).Rantai Nilai PerusahaanApabila perusahaan telah memilih satu strategi tertentu, maka strategi tersebut harus diterapkan pada rantai nilainya. Rantai nilai (value of chain) adalah cara yang dilakukan perusahaan untuk memberi nilai tambah bagi pelanggannya mulai dari proses input sampai menjadi output dari sebuah produk barang/jasa.Pihak-Pihak yang BerkepentinganBusiness Stakeholder/pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan adalah perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan kinerja perusahaan. Terdiri dari :a) Pemilik (owners)Pihak yang menginvestasikan sumber dayanya.b) Manajer (manager)Orang yang diberi kewenangan oleh pemilik untuk mengoperasikan perusahaan.c) Karyawan (employee)Orang-orang yang memberikan jasanya kepada perusahaan sehingga mereka memperoleh upah.d) Pelanggan (customers)Pihak yang membeli/mengkonsumsi barang/jasa yang dijual/dihasilkan perusahaan.e) Kreditor (creditors)Pihak yang menginvestasikan sumber dayanya melalui pemberian kredit.f) Pemerintah (government)Pihak yang berkepentingan terhadap pemungutan pajak perusahaan.

B.Industria). Definisi dan pengertian industriIndustri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

b). Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku1. Industri ekstraktifIndustri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.2. Industri nonekstaktifIndustri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.3. Industri fasilitatifIndustri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya.- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

c). Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal1. Industri padat modaladalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya2. Industri padat karyaadalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

d). Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya= berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 =1. Industri kimia dasarcontohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb2. Industri mesin dan logam dasarmisalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll3. Industri kecilContoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll4. Aneka industrimisal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.

e). Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja1. Industri rumah tanggaAdalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.2. Industri kecilAdalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.3. Industri sedang atau industri menengahAdalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.4. Industri besarAdalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

F. Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry)Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power oriented industry)Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif dan efisien.3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry)Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

g). Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan1. Industri primeradalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahuluContohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.2. Industri sekunderindustri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.3. Industri tersierAdalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

C. Permintaan dan PenawaranDi setiap transaksi perdagangan dalam ekonomi pasti terdapat suatu permintaan (demand), penawaran (supply), harga dan kuantitas akan suatu barang atau jasa yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).Berikut sedikit penjelasan tentang permintaan, penawaran, hukum permintaan dan penawaran, faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran serta tentanh harga keseimbangan.Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)Permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu barang.Permintaanadalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkanpenawaranadalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentuModel penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.Hukum Permintaan dan PenawaranJika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.Hukum permintaanHukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).Hukum penawaranBahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).Faktor faktor yang mempengaruhi Permintaan dan PenawaranTingkat permintaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang selalu mengikutinya, antara lain adalah : perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.Sedangkan pada tingkat penawaran akan dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan dari suatu Perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap dan prediksi/perkiraan harga di masa depan.Penentuan Harga KeseimbanganHarga keseimbangan atau harga ekuilibriumdalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikanharga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan MatematikKeadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.CONTOH :Persamaan permintaan : Qd = 1.500 0,001 PqPersamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 PqSyarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau Qd = Qs.1.500 0,001 P = -100 + 0,001 Pq1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq1.600 = 0,002 PqPq = 800.000 ( harga keseimbangan / harga pasar).

Bab.2Contoh Permintaan dan Penawaran Industri PERMINTAAN DAN PENAWARAN LADA BANGKA DI PASAR DUNIASebagai komoditi ekspor, lada putih Bangka mempunyai peranan penting bagi perekonomian wilayah, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai sumber mata pencaharian utama bagi petani. Pada tahun 2000, volume ekspor lada Bangka ke berbagai negara konsumen seperti Jepang, AS, Singapura dan Masyarakat Eropa mencapai 34.763.575 kg, sehingga mampu menyumbang devisa sebesar US $ 124.373.008,5. Pada tahun 2001, meskipun harga lada terus merosot tetapi tetap mampu melakukan ekspor, sebanyak 28.607.175 kg dengan devisa US$ 60.101.563. Total devisa tersebut dihasilkan oleh 59.087 KK petani atau setara 295.435 jiwa atau 40,07 % dari total penduduk Kabupaten Bangka (sebelum pemekaran).Dalam pengembangannya, komoditi lada ini seringkali dihadapkan pada permasalahan volume penawaran ekspor dan harga yang terus berfluktuasi. Jika dilihat dari perkembangan volume penawaran dan nilai ekspor lada di pasar dunia, lada putih yang 60-80% diantaranya berasal dari Bangka, memiliki angka laju pertumbuhan yang relatif lebih tinggi dibandingkan lada hitam, yaitu secara rata-rata masing-masing sebesar 14,68% dan 20,29%, sedangkan lada hitam sebesar 14,60% dan 19,26%. Meskipun pertumbuhan volume dan nilai ekspor rata-rata lada putih relatif lebih tinggi dibandingkan lada hitam, tetapi fluktuasinya relatif lebih besar. Hal ini berarti perekonomian lada putih memiliki tingkat ketidakpastian yang juga lebih besar. Jika hubungan ini dapat ditarik secara linear, itu berarti pendapatan sekitar 59.087 KK petani lada menjadi tidak menentu atau kehidupan 295.435 jiwa atau 40,07 % penduduk Bangka mengalami uncertainty .Oleh karena itu pemahaman tentang perilaku penawaran dan permintaan lada putih yang selalu berubah ini menjadi sangat penting, terutama dalam perencanaan pengembangan komoditi dan kesejahteraan masyarakat petani kecil. Pertanyaannya kemudian adalah sudahkah pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten memahami perilaku penawaran dan permintaan lada putih di pasar dunia? Bisakah pemerintah daerah, memahami perilaku penawaran dan permintaan lada putih di negara kompetitor ekspor utama seperti Malaysia, Brazilia dan Singapura ?. Bisakah pemerintah daerah, memahami perilaku penawaran dan permintaan lada Bangka di lima negara konsumen utama lada Bangka seperti USA, Jerman, Jepang, Belanda, dan Singapura?Menggunakan alat estimasi ekonometrika diketahui bahwa, produksi lada putih asalan Bangka hanya responsif terhadap perubahan produktivitas jangka panjang. Dalam jangka panjang, produktivitas mengalami banyak perubahan seiring makin berkembangnya teknologi, akibatnya produksi dapat disesuaikan dengan cepat ketika terjadi perubahan produktivitas. Produksi dipengaruhi oleh harga tingkat petani, harga pupuk, produktivitas dan produksi lada tahun sebelumnya. Sedangkan suku bunga, upah tenaga kerja dan curah hujan tidak berpengaruh nyata. Fenomena ketidakberpengaruhan ini disebabkan karena sebagian besar petani menggunakan modal sendiri atau melalui kontrak farming. Demikian juga dalam hal tenaga kerja, umumnya petani menggunakan tenaga kerja keluarga. Dengan demikian dari sisi penawaran/produksi, upaya meningkatkan produksi dan penerimaan petani sebaiknya diarahkan pada peningkatan produktivitas, baik melalui perbaikan teknologi maupun melalui proteksi input produksi.Dalam konteks penawaran ekspor, diketahui bahwa ekspor lada putih Bangka ke lima negara tujuan ekspor utama sebagian besar dipengaruhi oleh produksi, volume reekspor lada putih Singapura dan ekspor lada putih tahun sebelumnya. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tidak berpengaruh, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan; P ertama, lada merupakan komoditi ekspor dengan kebutuhan domestik yang relatif tetap dan kecil. Kedua , membutuhkan biaya penyimpanan yang cukup besar sementara fasilitas penyimpanan belum tersedia dengan baik, sehingga eksportir cenderung akan tetap mengekspor meskipun terjadi perubahan nilai tukar. Ketiga, relatif rendahnya persaingan perdagangan di pasar dunia, apalagi kontribusi ekspor lada putih Bangka masih mendominasi.Harga ekspor lada dan suku bunga hanya berpengaruh terhadap penawaran ekspor ke Jerman. Hal ini disebabkan Jerman adalah importir lada putih terbesar ke dua di pasar dunia yang sangat ketat dalam hal mutu lada yang di impor, oleh karenanya, harga ekspor dan suku bunga menjadi faktor pertimbangan penting.Faktor lain yang harus diwaspadai oleh petani dan pemerintah adalah adanya fenomena subtitusi lada putih oleh lada hitam. Subtitusi ini terjadi karena selisih harga keduanya yang hampir mencapai US $0,5/Kg. Harga yang lebih rendah mengakibatkan konsumen lebih memilih lada hitam, karena penggunaan yang hampir sama. Hal ini terbukti dari fakta bahwa harga ekspor lada hitam Indonesia berpengaruh nyata terhadap penawaran ekspor lada putih ke USA dan Singapura. Kenyataan ini menunjukkan bahwa lada putih dan hitam menjadi kompetitif pada pasar ke dua negara, sehingga bila terjadi kenaikan harga lada putih maka akan menyebabkan harga lada hitam menurun terutama pada kedua negara tersebut.Volume reekspor lada putih Singapura berpengaruh terhadap penawaran ekspor lada Bangka ke USA, Belanda dan Jepang. Kondisi ini menunjukkan bahwa singapura adalah kompetitor utama pada pasar ke tiga negara tujuan ekspor tersebut, padahal Singapura bukanlah negara produsen dan sebagian besar ekspornya berasal dari Bangka. Diantara penyebabnya adalah karena jarak yang relatif dekat yang memungkinkan dilakukannya ekspor setiap hari, juga disebabkan karena sebagian besar mutu lada bangka adalah mutu FAQ (fair average quality), sehingga eksportir cenderung mengekspor lada ke negara yang tidak begitu ketat dalam mutu seperti Singapura. Dugaan kuat penyebab lainnya yang menjadi wacana di Bangka belakangan ini adalah adanya kontrak pemasaran antara importir Singapura dengan eksportir Bangka. Mutu lada yang telah di impor Singapura akan di up grade sesuai dengan permintaan negara importir. Kondisi ini didukung oleh fasilitas jaringan komunikasi, jasa perhubungan, lembaga perbankan serta keahlian dalam perdagangan yang dimiliki singapura. Akibatnya volume reekspor Singapura tersebut akan mempengaruhi ekspor lada Bangka pada ketiga negara tersebut. Benarkah dugan bahwa Singapura ikut bermain dalam penentuan harga lada tingkat petani?Bagaimana dengan penawaran ekspor negara pesaing? Penawaran ekspor lada putih Malaysia dipengaruhi oleh harga ekspor lada putih dan hitam, produksi, nilai tukar ringgit terhadap dollar Amerika, suku bunga dan ekspor lada putih tahun sebelumnya. Sedangkan standar mutu dan volume reekspor Singapura tidak begitu berpengaruh. Kondisi penawaran Malaysia ini disebabkan karena sebagian besar ekspor lada putih ditujukan ke singapura yang tidak begitu ketat dalam mutu. Bila dilihat dari nilai elastisitas, penawaran Malaysia lebih responsive terhadap perubahan tingkat produksi dibandingkan dengan perubahan harga ekspor lada, suku bunga dan nilai tukar. Ini berarti penawaran lada putih Malaysia sangat ditentukan oleh besarnya produksi yang dihasilkan.Penawaran ekspor Brazilia dipengaruhi oleh harga ekspor lada hitam, produksi, suku bunga dan ekspor lada putih tahun sebelumnya. Sedangkan harga ekspor lada putih, nilai tukar cruzero terhadap US $, standar mutu dan volume reekspor Singapura tidak berpengaruh. Brazilia lebih terkonsentrasi dalam memproduksi lada hitam (90%) dibandingkan lada putih, oleh karenanya meskipun terjadi perubahan harga ekspor tetapi tetap tidak mempengaruhi penawaran ekspornya, apalagi tidak lagi udah bagi petani dalam merubah kebiasaan untuk memproduksi lada putih. Di sisi lain, diterapkannya kebijakan standar mutu justru akan mengurangi penawaran ekspor lada putih Brazilia. Hal ini menunjukkan bahwa mutu lada putih yang dihasilkan masih relatif rendah. Namun kondisi ini tidak berpengaruh terhadap penawaran dikarenakan penawaran ekspornya sebagian besar ditujukan ke negara-negara yang tidak begitu ketat dalam mutu, seperti Argentina dan negara Amerika Selatan lainnya.Kemudian kita beralih ke sisi permintaan impor beberapa negara konsumen utama lada putih, seperti USA , Jerman, Belanda, Jepang dan Singapura. Permintaan impor USA dipengaruhi oleh harga impor lada putih dan hitam, pendapatan dan nilai tukar US $ terhadap Rupiah. Sedangkan jumlah penduduk dan impor lada tahun sebelumnya tidak berpengaruh. Ketidakpengaruhan ini disebabkan sebagian besar permintaan impor lada putih (70-80%) langsung dipergunakan untuk kebutuhan industri terutama industri pengolahan makanan (daging, soups dan roti) dan farmasi. Jika dilihat dari nilai elastisitas, permintaan impor USA lebih responsive terhadap perubahan pendapatan, meskipun nilainya tidak elastis. Ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan pendapatan, maka akan cepat direspon oleh importir USA untuk menambah atau mengurangi permintaan.Permintaan impor Jerman dipengaruhi oleh harga impor, jumlah penduduk, nilai tukar Mark terhadap rupiah dan impor lada tahun sebelumnya. Sedangkan harga impor lada hitam dan pendapatan kurang berpengaruh. Komoditi lada hitam kurang diminati konsumen Jerman, sehingga perubahan harga lada hitam tidak mempengaruhi permintaan. Begitu juga dengan pendapatan, dimana sebagian besar impor lada putih tidak dipergunakan secara langsung untuk kebutuhan industri, sehingga perubahan pendapatan tidak mempengaruhi jumlah impor. Dilihat dari elastisitas, permintaan impor Jerman responsive terhadap perubahan penduduk. Ini berarti permintaan impor sangat ditentukan oleh perubahan jumlah penduduk.Permintaan impor Belanda dipengaruhi oleh harga impor, pendapatan, jumlah penduduk dan impor tahun sebelumnya. Harga impor lada hitam dan nilai tukar Gulden terhadap rupiah tidak berpengaruh. Kondisi ini disebabkan karena konsumen kurang begitu suka dengan lada hitam, sehingga terjadinya peningkatan atau penurunan harga impor lada hitam tidak berpengaruh terhadap permintaan impor lada putih. Disamping itu, lada putih selain untuk digunakan sector industri juga langsung di konsumsi melalui bumbu masak. Nilai elastisitas impor lebih responsive terhadap perubahan pendapatan, sehingga permintaan impor akan sangat ditentukan oleh perubahan pendapatan.Permintaan impor Jepang dipengaruhi harga impor lada putih dan hitam serta jumlah impor tahun sebelumnya. Bila dilihat dari elastisitas, permintaan impor ini lebih responsive terhadap perubahan harga impor lada hitam dibandingkan peubah lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kedua jenis lada tersebut sangat berkompetisi sejalan dengan berkembangnya diversifikasi dan pengaruh pola konsumsi dunia yang di adopsi masyarakat Jepang. Terakhir, mari kita melihat permintaan impor lada putih Singapura dipengaruhi oleh harga impor, sedangkan harga impor lada hitam, pendapatan, nilai tukar dan impor tahun sebelumnya tidak berpengaruh. Permintaan impor Singapura yang merupakan importir terbesar dunia, disamping digunakan untuk konsumsi, juga sebagian besar (90-100%) di reekspor kembali ke berbagai negara importir. (khusus Singapura, akan dibahas lebih mendalam dalam artikel tersendiri).Penjumlahan permintaan impor lada putih dari USA , Jerman, Jepang, Belanda, Singapura dan sisa dunia merupakan total permintaan impor lada putih di pasar dunia. Untuk lebih mengapresiasi kondisi factual diatas, memang sebaiknya dilakukan simulasi sehingga bisa dideteksi persoalan tersebut dengan lebih mendalam. Hasil simulasi menunjukkan bahwa alternatif depresiasi rupiah, apresiasi nilai tukar negara importir, peningkatan pendapatan negara importir atau peningkatan harga lada putih dunia berdampak terhadap peningkatan produksi lada putih Bangka . Sedangkan peningkatan harga pupuk, peningkatan upah, penurunan suku bunga, depresiasi nilai tukar mata uang negara pesaing atau peningkatan produksi lada putih negar pesaing akan berdampak terhadap penurunan produksi lada putih Bangka .Dalam konteks pasar, permintaan dan penawaran lada putih Bangka di pasar dunia akan selalu berubah berubah mengikuti trend yang berlaku, karenanya sangat penting bagi pemerintah daerah untuk melakukan analisis permintaan-penawaran secara berkala, sehingga dapat bermanfaat bagi pengambilan kebijakan dalam rangka perencanaan dan pengembangan komoditi lada ini

Bab.3 Perusahaan merupakan suatu organisasi di mana sumber daya , seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa bagi konsumen sedangkan Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri.Hubungan keduanya adalah membentuk suatu perusahaan industri yaitu Perusahaan Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha /perusahaanyang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyaicatatan (informasi)administrasi tersendiri mengenaiproduksidan strukturbiayaserta ada seorang atau lebih yang bertangggung jawab atas usaha tersebut. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya.Jika harga semakin rendah atau murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya. Permintaan dan penawaran mempunyai beberapa faktor yang bisa menyebabkan permintaan dan penawaran turun atau naik. Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah.Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.