MEKANIKA STATISTIK
-
Upload
iin-kartini-edni -
Category
Documents
-
view
31 -
download
14
description
Transcript of MEKANIKA STATISTIK
MEKANIKA STATISTIK
1. Distribusi Maxwell-Boltzmann
Dalam fisika, khususnya mekanika statistik, distribusi Maxwell-Boltzmann yang
menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, di mana partikel bergerak bebas antara
tumbukan kecil , tetapi tidak berinteraksi satu sama lain, sebagai fungsi suhu dari sistem,
massa partikel, dan kecepatan partikel. Partikel dalam konteks ini mengacu pada atom atau
molekul dari gas. Tidak ada perbedaan antara keduanya dalam perkembangan dan hasilnya.
Ini merupakandistribusi probabilitas untuk kecepatan sebuah partikel yang berwujud
gas - Besaran dari vektor kecepatan, yang berarti pada suhu tertentu, partikel akan memiliki
kecepatan yang dipilih secara acak dari distribusi, tapi lebih cenderung berada dalam satu
rentang dari beberapa kecepatan yang lain
Turunan asli oleh Maxwell diasumsikan bahwa ketiga arah akan memikiki perilaku
yang sama, tetapi turunan selanjutnya yang dikembangkan oleh Boltzmann mematahkan
asumsi ini dengan teori kinetik. Distribusi Maxwell-Boltzmann (untuk energi) sebagian besar
dapat langsung diturunkan dari distribusi Boltzmann untuk energi (lihat juga statistik
Maxwell-Boltzmann dari mekanika statistik):
dimana:
i adalah microstate (menunjukkan satu konfigurasi partikel dalam keadaan kuantum -
lihat fungsi partisi).
Ei adalah tingkat energi dari microstate i.
T adalah temperatur kesetimbangan sistem.
gi adalah faktor degenerasi, atau jumlah dari microstates yang mengalami degenerasi
yang memiliki tingkat energi yang sama
k adalah konstanta Boltzmann.
Ni adalah jumlah molekul pada suhu kesetimbangan T, dalam keadaan i yang
memiliki energi E i dan degenerasi gi.
N adalah jumlah total molekul dalam sistem.
Ingat bahwa kadang-kadang persamaan di atas ditulis tanpa faktor degenerasi gi. Dalam
hal ini i akan menentukan keadaan masing-masing, bukan satu set keadaan gi yang
memiliki energi Ei yang sama. Karena vektor kecepatan dan kecepatan berkaitan dengan
energi, maka persamaan 1 dapat digunakan untuk menurunkan hubungan antara suhu dan
kecepatan molekul dalam gas. Penyebut dalam persamaan ini dikenal sebagai fungsi
partisi kanonik.
2. Fungsi Partisi
Fungsi partisi merupakan suatu fungsi yang menjelaskan sifat-sifat statistika suatu
sistem dalam kesetimbangan termodinamika. Fungsi ini bergantung pada suhu dan
parameter-parameter lainnya, seperti volum dan tekanan gas. Kebanyakan variabel-variabel
termodinamika dari suatu sistem, seperti energi, energi bebas, entropi, dan tekanan dapat
diekspresikan dalam bentuk fungsi partisi atau turunannya.
Fungsi partisi didefenisikan oleh persamaan berikut :
q=∑i
gi eksp (−∈i
k bT)
Dimana gi adalah degenerasi dari tingkat energi ke-i dengan energi∈idi atas energi nol, dan
penjumlahannya adalah pada seluruh tingkat energi tersebut. Jika sistem dianggap ideal
(yakni tidak ada interaksi antar molekul) dan pendekatan Born-Oppenheimer berlaku, maka
energi dari tiap tingkat dapat dituliskan sebagai jumlah energi translasi, energi rotasi, energi
vibrasi, energi elektroik dan energi nuklir, yaitu:
∈=∈nuk+∈ele+∈vib+∈rot+∈tra+∈0
Dimana ∈0 adalah energi titik nol dan energi tingkat vibrasi diukur dari tigkat ini. Jadi
q=qnuk qele qvib qrot qtra q0
Dimana q i adalah fungsi partisi masing-masing.
a. Fungsi Partisi Vibrasi
Molekul diatomis : dengan mempertimbangkan vibrasi sebagai sutau gerakan
harmonis sederhana, tingkat energi dari keadaan vibrasi diberikan sebagai :
∈vib=hv (υ+ 12 ) , υ=0,1,2
Karena tingkat energi terendah dalam getaran vibrasi mempunyai energi 12
hv, dan energi dari
tingkat tereksitasi jika diukur relatif terhadap persamaan diatas menjadi
∈vib=hvυ
Dan fungsi partisi akan menjadi
qvib=∑υ=0
∞
gv eks(−hvυkb T )
Karena gv=1 untuk semua tingkat vibrasi
qvib=1
1−eksp(−hvkb T )
Dengan mensubstitusikan hvkb
=θvib, temperatur karakteristik untuk vibrasi
qvib=1
1−eksp(−θvib
T )b. Fungsi Partisi Rotasi
Energi tingkat rotasi dari molekul diatomis ditentukan oleh
∈rot ( J )=h2
8 π2 IJ ( J+1 ) , J=0,1,2 , …
Tingkat energi rotasi diturunkan, dan penurunannya dinyatakan sebagai
gJ (rot )=2J +1
Fungsi partisi rotasi adalah
qrot=∑J=0
∞
(2 J+1 ) eksp(−h2 J (J +1)8 π2 I kb T )
Kecuali untuk hidrogen dan isotop hidrogen, pemisahan antara tingkat rotasi yang berurutan
sangat kecil dan dapat di anggap sebagai kontinu. Mengganti penjumlahan dengan integrasi,
qrot=8 π2 I kb T
h2 = Tθ rot
Dimana θrot adalah temperatur karakteristik rotasi dan
θrot=h2
8 π2 I kb
Utuk molekul diatomis homonuklir hanya separuh keadaan rotasi diisi, sehingga fungsi
partisi rotasi akan menjadi
qrot=T
2 θrot
Umumya
qrot=T
σ θ rot
Dimana σ adalah bilangan simetri. Bilangan tersebut 2 untuk molekul homonuklir dan 1
untuk molekul diatomis heteronuklir.
3. Partikel dalam Kotak
Persamaan schrodinger dapat diterapkan pada sebuah partikel dengan massa m yang
bergerak dalam suatu kotak dengan dinding tidak terhingga, yaitu energi potensial ∞ di luar
kotak adalah tidak terhingga, tetapi di dalam kotak adalah konstan dan tertentu, yaitu nol.
Penyelesaian persamaan Schrodinger
d2ψdx2 + 8 π 2m
h2 Eψ = 0
Untuk kotak satu dimensi memberikan harga tingkat energi dan fungsi gelombang untuk tiap
energi, yaitu
Enx = nx
2 h2
8 ma2
Dimana nx = 1,2,3, …., dan a adalah panjang kotak dan
ψn = √ 2a
sin nx π
a. X
Dalam hal yang sama untuk suatu partikel yang bergerak dalam kotak tiga dimensi, fungsi
gelombang dan tingkat energy adalah
ψ n1 n2 n3 (x, y, z) = (8
abc ) ½ sin n1 πx
a sin
n2 π
b y sin
n3 π
c z
dan
E = h2
8 ma2 ( n1
2
a2 + n2
2
b2 + n3
2
c3 ) n1 = 1, 2, 3,
n2 = 1, 2, 3, …., n3 = 1, 2, 3, ….
Dimana a, b, c adalah dimensi kotak. Dalam kotak kubus
E = h2
8 ma2 ( n12 + n2
2 + n32 )
3. Energi Atom Hidrogen
Untuk atom hidrogen, energi hanya bergantung pada bilangan kuantum utama n. Hal
ini berarti bahwa sub kulit 2p memiliki energi yang sama dengan subkulit 2s, dan seterusnya.
Untuk atom berelektron banyak, energi elektron bergantung pada bilangan kuantum n dan l.
Pendekatan formal teori kuantum untuk atom H, dimana persamaan pertama dirumuskan
energi total elektron yang mengelilingi inti atom :
Kita dapat memisahkan gerak atom secara acak keseluruhan dan dengan gerak electron
relative terhadap inti yang diam. Untuk yang terakhir, persamaan energi total electron
adalah :
Dari ungkapan ebnergi total, diturunkan operator Hmailtonian:
Kemudian dibuat persamaan Schrodinger:
Kemudian dipisahkan variable r dengan variabel Φ dan ϕ: