Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 -...

27
Vol. 12 Nomor 1 - Tahun 2016 Media Teropong BBTKLPP Surabaya Gelar Karya BBTKLPP Indonesia Respon Cepat KLB DBD di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Transcript of Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 -...

Page 1: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Vol. 12 Nomor 1 - Tahun 2016

Media Teropong BBTKLPP Surabaya

Gelar Karya BBTKLPP Indonesia

Respon Cepat KLB DBD di

Kabupaten Sikka, Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Page 2: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Vol. 12 Nomor 2 - Tahun 2016

Media Teropong BBTKLPP Surabaya

Penyelidikan Epidemiologi KLBLeptospirosis di Lapas Kelas 1

Kota Malang

Page 3: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...
Page 4: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

dari Redaksi

Arah Baru

Salam sehat! METRO kembali hadir. Tahun

2016 adalah momen yang istimewa bagi

BBTKLPP Surabaya. Bagaimana tidak, BBTKLPP

Surabaya yang sebelumnya berada di bawah

koordinasi dan bertanggungjawab kepada

Ditjen PP dan PL berubah menjadi di bawah

Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

(P2P). Perubahan tersebut membawa

perubahan fokus kebijakan program BBTKLPP

Surabaya sesuai Organisasi dan Tata Kerja

Kemenkes RI sesuai PMK Nomor 64 Tahun

2015.

Program kerja BBTKLPP Surabaya difokuskan

pada Penguatan dan pemantapan jejaring

kerja Penyelenggaraan P2P berbasis

Laboratorium. BBTKLPP Surabaya terus

menguatkan dan memantapkan diri sebagai

Regional Center of Excelent khususnya dalam

surveilans epidemiologi berbasis laboratorium

melalui penguatan jejaring kerja dan

kemitraan, meningkatkan profesionalisme

SDM, kemampuan respon cepat, kemampuan

rancang bangun Teknologi Tepat Guna melalui

pendekatan berdasarkan kebijakan lokal,

regional, maupun nasional berdasarkan

ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku.

Untuk itu, Edisi pertama METRO yang tahun ini terbit satu semester sekali ini

menampilkan berbagai kegiatan sesuai arah

baru tersebut. Rubrik tentang kegiatan

surveilans epidemiologi, respon cepat,

rancang bangun Teknologi Tepat Guna, serta

berbagai pendidikan dan pelatihan teknis

untuk mengembangkan kompetensi dan

profesionalitas SDM.

BBTKLPP Surabaya pada tahun ini juga diberi kesempatan untuk menampilkan hasil kerja di level nasional. Berupa Gelar Karya B/BTKLPP se Indonesia yang disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan dan Pemangku Kepentingan Bidang kesehatan lainnya. Tampil pula dua kegiatan sinergis antar bidang di BBTKLPP Surabaya untuk menggarap satu permasalahn spesifik daerah, yaitu penanganan KLB DBD di Kabupaten Sikka Provinsi Nusa tenggara Timur dan Penanggulangan DBD di Kabupaten Sampang. Kegiatan bersama ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan di wilayah layanan dengan lebih optimal dan menyeluruh. Redaksi sangat berbahagia dapat kembali

berbagi berita dan pengalaman kepada

pembaca. Untuk itu redaksi mengharapkan

mengharapkan saran dan kritik membangun

sehingga METRO akan lebih baik ke depannya

dan memenuhi harapan pembaca.

Akhirnya, redaksi mengucapkan selamat

membaca dan terus maju dalam arah baru.

SEMANGAT !

Redaksi

01

Page 5: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Berita Utama

Gelar Karya BTKLPP

Indonesia :

Unjuk Kekuatan Inovasi

Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit

Pelaksanaan

Pembangunan Kesehatan

Sebagai upaya advokasi dan sosialisasi aneka

kegiatan inovatif oleh 10 B/BTKLPP seluruh

Indonesia, pada 17 Februari 2016 di Ruang

Siwabessy Gedung Sujudi Kementerian

Kesehatan diselenggarakan acara Gelar Karya

BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan

Lingkungan dan Pengendalian Penyakit ).

Berbagai bentuk uji kaji solusi inovatif di

bidang pencegahan dan pengendalian

penyakit ditampilkan di hadapan Menteri

Kesehatan, pejabat Kementerian Kesehatan,

pusat penelitian dan pengembangan,

universitas, dinas kesehatan, dan para

pemangku kepentingan bidangkesehatan dari

seluruh Indonesia.

Dukungan : Menteri

Kesehatan

bersama

dengan PLT Ditjen P2P dan 10 Kepala B/BTKLPP Seluruh Indonesia

Tema melalui Gelar Karya BTKLPP Kita

Wujudkan Budaya Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Menuju Masyarakat

Sehat dalam Rangka Mensukseskan

Pembangunan Nasional menunjukkan misi

besar pembangunan kesehatan di

Indonesia.Yakni pencegahan dan

pengendalian penyakit yang mana BTKLPP

seluruh Indonesia berkontribusi dalam ranah

uji kaji dan solusi.

Gelar Karya BTKLPP menampilkan berbagai

inovasi teknologi tepat guna dan kegiatan

unggulan dalam pencegahan dan

pengendalian penyakit. Mulai dari teknologi

pengendalian pencemaran udara, teknologi

pengolahan air dalam situasi bencana/matra,

pengendalian penyakit tular air seperti diare

dengan antiseptik, bahan larvasida alami,

pengamanan makanan yaitu sterilisasi alat

makan, rapid test boraksdan formalin,

pewarna makanan aman dan alami, jamban

sehat, pengambilan sampel Avian Influenza,

serta pengamanan limbah rumah sakit.

Menteri Kesehatan Prof.Dr.dr. Nila Djuwita

Anfasa Moeloek SpM (K) dalam arahannya

menyampaikan apresiasi yang tinggi pada hasil

kerja BTKLPP. Beliau mengharapkan kerja

penuh terobosan dan inovasi terus dilakukan

berbarengan dengan peningkatan koordinasi

dan sinergi dengan berbagai pemangku

kepentingan bidang kesehatan baik pusat

maupun daerah serta tak ketinggalan

sosialisasi program kepada masyarakat.

Cegah DBD dan Zika dengan Ovitrap : Menteri

Kesehatan

dan

Sekjen

Kemenkes

mendapat

penjelasan

mengenai

ovitrap

dari

staf BBTKLPP Surabaya

02

Page 6: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Sosialisasi kegiatan menjadi sangat penting

selain sebagai unjuk kerja juga menyampaikan

solusi yang menjawab permasalahan

kesehatan dan menyentuh langsung

kehidupan masyarakat.

Menteri Kesehatan juga mengharapkan

produk-produk inovatif yang dihasilkan dapat

dipatenkan untuk menjaga hak atas kekayaan

intelektual .

Kiprah BTKLPP selama ini dinilai belum banyak

diketahui masyarakat. Gelar Karya BTKLPP

merupakan momen istimewa dan bersejarah.

Momen ini diharapkan menjadi ajang

menunjukkan kepada masyarakat kesehatan

kontribusi nyata BTKLPP. Ditjen P2P dr. H.

Mohamad Subuh, MPPM melalui pesan

singkat kepada seluruh kepala BTKLPP

menyampaikan kebanggaan Beliau karena

momen gelar karya akhirnya dapat terwujud,

“Saya percaya Anda semua bisa memberikan

performance terbaik sehingga bisa

memberikan kepercayaan kepada pimpinan.

Jangan ragu tampilkan semua karya sekecil

apapun dia, pasti itu membawa kebanggan,”

ungkap beliau. “I am Proud all of you,”

sambung beliau.

Prof. DR. dr. Nyoman Kandun MPH, Dirjen PP

dan PL tahun 2007 mengungkapkan

kemampuan BTKLPP dalam melakukan

kewaspadaan dini dan respon cepat atau to

detect and to response penyakit. Pria yang kini

menjabat sebagai Direktur FETP Indonesia itu

mengharapkan untuk meningkatkan kedua

kemampuan tersebut.

Aneka Kegiatan dan Produk Inovatif BTKLPP Indonesia

BBTKLPP Surabaya pada Gelar Karya

menampilkan inovasi antara lain antispetik

bahan alami dari sirih dan lerak, handsanitizer

dari rosella, rapid test boraks dan formalin,

dustlon vektor penyakit pes, lilin pengusir

nyamuk dari tanaman sereh, jamban sehat,

dan ovitrap. Ovitrap turut mendukung dan

bersinergi dengan program

#1Rumah1Jumantik dari Kemenkes. Pada

gelaran ini BBTKLPP Surabaya

memperkenalkan istilah baru

#1Rumah1Jumantik10Ovitrap.

(Ayu)

Sinergi :

BBTKLPP Surabaya Perkenalkan Program #1Rumah1Jumantik10Ovitrap

03

Page 7: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Kegiatan PTL

Audit Internal Mutakhirkan Mutu

Laboratorium Pengujian dan

Kalibrasi

Oleh :

Dini Rahma Permata Putri, S.Farm., Apt.

BBTKLPP Surabaya sebagai laboratorium

pengujian dan kalibras terakreditasi KAN pada

26 – 29 Juli 2016 menyelenggarakan audit

internal. Audit internal penting untuk

mengevaluasi kinerja laboratorium pengujian

dan kalibrasi serta melakukan perbaikan dan

meminimalisir temuan, termasuk memberi

masukan-masukan kepada manajemen terkait

kebijakan-kebijakan administrasi dan sumber

daya manusia.

Proses Audit Internal di Laboratorium

Kalibrasi

Pelaksanaan audit Internal merupakan salah

satu persyaratan manajemen yang ada dalam

ISO/IEC 17025:2008. Hal tersebut tertuang

dalam Dokumen Panduan Mutu bagian 4.14

yang menjadi kebijakan dari Top Manajer

yang

harus dilaksanakan. Program audit internal

ditujukan untuk menilai semua unsur sistem

manajemen mutu.

Audit Internal merupakan salah satu alat yang

efektif dan efisien untuk melakukan

pemutakhiran sistem manajemen mutu, mulai

dari dokumen mutu, kebijakan mutu, sasaran

mutu, metode analisa, peralatan

laboratorium, program kalibrasi dan standar

acuan yang digunakan harus selalu yang

termutakhir, sehingga semua hal yang

tersebut diatas mesti dilakukan pengkajian

ulang / dilihat kembali apakah masih relevan

dengan kondisi saat ini apa tidak.

Audit pada 8 instalasi terdiri dari 6 instalasi

laboratorium dan 2 (dua) instalasi pendukung.

Instalasi tersebut yaitu Kimia Fisika Media Air,

Kimia Fisika Limbah Cair, Kimia Fisika Padatan

dan Biomarker, Kimia Fisika Media Udara,

Biologi Media Lingkungan dan Biomarker,

Pengembangan Media dan Reagensia, serta

Unit Pelayanan Prima dan PMKMK. Audit

dilaksanakan oleh auditor sesuai kompentensi

dan pengalaman terkait administrasi dan

teknis laboratorium.

Bidang kegiatan yang diaudit terdiri dari 15

Persyaratan Manajemen dan 10 Persyaratan

Teknis Sesuai dengan persyaratan SNI ISO /

IEC 17025 : 2008 dan Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2009

tentang Laboratorium Lingkungan.

Memeriksa Keseuaian di Instalasi Pengembangan Media dan Reagensia

04

Page 8: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

5

Audit Internal

menemukan

total 31 temuan

kategori 2 dan 57 temuan kategori 3, tidak ada

temuan kategori 1.

Penyelesaian laporan

ketidaksesuaian disepakati 30 (tiga puluh) hari

kerja yaitu paling lambat tanggal 13

Nopember 2016.

(*/ay)

KFMA12% KFLC

9%

KFPMB9%

KFMU10%

Bio16%

IPMR16%

Kalibrasi9%

UPP13%

Dokumen6%

Rekap Distribusi Temuan di Masing-Masing Instalasi

05

Page 9: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Kegiatan SE

Respon Cepat KLB DBD di

Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa

Tenggara Timur

Pada Februarui 2016, Kabupaten Sikka di Nusa

Tenggara Timur ditetapkan terjadi KLB

Demam Berdarah. Oleh karena itu

berdasarkan surat dari Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Sikka Nomor :

Dinkes.PMK/182/II/2016 BBTKLPP Surabaya

melakukan fasilitasi penanggulangan KLB DBD.

Tim KLB BBTJKLPP Surabaya bersinergi dengan

Dinas Kesehatan Kabupoaten Sikka melakukan

konfirmasi KLB dengan melakukan

penyelidikan epidemiologi dan melihat

distribusi kasus dan faktor risiko. Selain itu

juga dilalukan kajian efikasi pestisida,

pelatihan teknis pembuatan dan penerapan

teknologi teoat guna ovitrap dan larvitrap,

surveilans biomolekuler DBD, serta pemberian

bantuan logistik pengendalian faktor risiko

DBD.

Konfirmasi KLB didasarkan pada peningkatan jumlah kasus pada periode yang sama dibandingkan dengan jumlah kasus pada periode yang sama tahun sebelumnya, Di Kabupaten Sikka terlihat peningkatan jumlah kasusu yang cukup signifikan. Jumlah kasus pada bulan Januan 2016 sebanyak 45 kasus, 9 (sembilan) kali lipat dibandingkan jumlah kasus pada Bulan Januan 2015 sebanyak 5 kasus. Sedangkan jumlah kasus sampai dengan 19 Pebruari 2016 terdapat 85 kasus, meningkat 5 kali lipat bila dibandingkan dengan Bulan Pebruari 2015 (16 kasus).

Penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan melakukan analisis epiemiologi berdasarkan distribusi kasus menurut orang, tempat, dan waktu.

Gambar 1. Distribusi kasus Berdasarkan Golongan

Umur

Gambar 2. Distribusi Kasus Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3. Distribusi kasus Berdasarkan Tempat

Sebagaian besar

wilayah Kabupaten Sikka dari kecamatan telah dilaporkan adanya

kasus pada 17 Kecamatan

(8I %).

Gambar 4. Distribusi kasus Berdasarkan Waktu

06

Page 10: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

7

Lonjakan kasus terjadi pada minggu ke empat yang terus berlangsung sampai minggu kelima. Minggu kelima ditetapkan sebagai waktu Kejadian Luar Biasa. Kondisi ini terus terjadi sampai minggu ketujuh yang lantas menurun pada minggu ke sepuluh.

Hasil penyelidikan epidemiologi menyimpulkan KLB DBD di Kabupaten Sikka terjadi di 17 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Sikka.

Korban meninggal dunia

tertinggi pada kelompok usia 5-15 tahun (58%)

pada kelompok anak sekolah dan usi

produktif,. Kuat diduga penularan di sekolah

lebih tinggi dari infeksi di rumah. KLB terjadi karena curah hujan yang fluktuatif, belum optimalnya PSN dan 3M plus, keberadaan breeding places dan PHBS yang rendah.

Selain penyelidikan epidemiologi, tim melakukan upaya Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN). Kegiatan ini dilaksanakan melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam program pemberantasan sarang nyamuk melalui program Satu Rumah Satu Jumantik, pemberian bubuk abate, dan fogging blok secara selektif untuk mengendalikan nyamuk dewasa.

Uji efikasi pestisida dilakukan untuk mengetahui efektifitas abate dan insektisida. Hasil uji efikasi pestisida Malathion dengan metoda Susceptibility fes pada nyamuk dewasa masih efektif (98%). Hasil uji efikasi pestisida Temephos dengan metode Elioassay test pada larva/jentik sangat efektif (100%).

Uji efikasi bermanfaat untuk mencegah terjadinya resistensi nyamuk terhadap pestisida mengingat sejak 2 tahun terakhir

Kabupaten Sikkamenggunakan pestisidajenis lcon yang berbahan dasar Sihaloehtrin.

Intervensi pengendalian vektor DBD dilakukan dengan Teknologi Tepat Guna Ovitrap/Larvitrap. Ovitrap/larvitrap dibuat dari bahan sederhana dengan memanfaatkan bahan bekas yaitu botol air mineral, kasa nyamuk, dan kantong plastik hitam.

Seratus (100) ovitrap

dipasang pada daerah fokus dengan kasus tertinggi yang belum dilaksanakan fogging. Untuk pelaksanaan dan pengawasannya dilselenggarakan

pelatihan teknis kepada petugas puskesmas,

kader kesehatan, dan pelajar

tentang pembuatan

dan penggunaan ovitrap. Petugas Sanitarian, Kader Jumantik, dan laskar jumantik di SD Islam Terpadu Kota Uneng Maumere dilatih untuk membuat ovitrap/larvitrap sederhana dan dilatih cara peletakan dan pengawaasannya, TTG ini efektif mengendalikan larva dan telur nyamuk

BBTKLPP Surabaya menyarankan respon cepat KLB DBD ditindaklanjuti dengan pelatihan vektor bagi petugas kesehatan, monitoring evaluasi pemasangan ovitrap, sosialisasi gerakan 1 rumah 1 jumantik 4 ovitrap, dan pembentukan Desa Siaga DBD. BBTKLPP Surabaya dan Dinas Kesehatan Provinsi akan melakukan pendampingan

dalam monitoring dan evaluasi penggunaan TTG Ovitrap serta kajian lebih lanjut efektivitas

insektisida Icon.

(*/ay)

07

Page 11: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Kegiatan ADKL

ANALISIS

FAKTOR RISIKO PENYAKIT

AKIBAT PAJANAN PESTISIDA

PETANI APEL DI NONGKOJAJAR

KEC. TUTUR, PASURUAN

Oleh : Arifa Hendra ST , SKM (Sanitarian)

Nongkojajar sebuah daerah di lereng Gunung

Bromo sisi

Kabupaten Pasuruan ternama

dengan produk pertanian seperti buah-

buahan dan sayuran. Apel merupakan salah

satu komoditas unggulan. Penggunaan

pestisida

pada tanaman pertanian tidak dapat

dihindari. Pestisida merupakan racun bernilai

ekonomis

bagi petani

yang mampu

membasmi organisme selektif penganggu

pertumbuhan tanaman dan meningkatkan

produktifitas pertanian. Meskipun begitu,

penggunaan pestisida secara berlebihan dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap

organisme non target. Selain itu juga dapat

menyebabkan pencemaran lingkungan, residu

pestisida pada produk pertanian, keracunan bahkan kematian terhadap manusia (Short,

1996).

Segar : Apel Rome Beauty Komoditas Pertanian Unggulan di Nongkojajar

Pestisida merupakan senyawa kimia yang

berasal dari golongan organofosfat dan

organoklorin. Golongan organofosfat bersifat

tidak stabil sehingga lebih ramah lingkungan

dibandingkan dengan organoklorin. Akan

tetapi, senyawa organofosfat lebih toksik

pada hewan-hewan bertulang belakang,

sebab dapat mempengaruhi sistem syaraf

dengan menghambat aktivitas enzim

kolinesterase dalam tubuh (Sastroutomo,

1992)

Kajian yang dilakukan oleh tim BBTKLPP

Surabaya di Dusun Taman dan Kayukebek

Nongkojajar Kecamatan Tutur Pasuruan

dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi

kesehatan para petani apel akibat paparan

pestisida seperti tingkat keracunan.

Tingkat keracunan akibat pestisida diukur

berdasarkan kandungan enzim kolinesterase

dalam darah. Petani apel di Nongkojajar

menggunakan jenis pestisida golongan

organofosfat dengan bahan aktif sipermetrin

dan diclorvos. Pestisida organofosfat diserap

oleh tubuh melalui inhalasi, ingesti dan kulit

sebagaian akan mengalami akumulasi dalam

tubuh yang mengakibatkan penurunan

aktifitas Cholinesterase darah (Depkes 1993).

Pemeriksaan Cholinesterase darah secara

subklinik menggunakan alat ChE Check

Mobile.

08

Page 12: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Tingkat keracunan seseorang dibedakan

dengan kategori pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Kategori Tingkat Keracunan

Kategori

Persentase Enzim

Kolinesterase Darah

Saran

Normal

75 % -

100 %

Tidak ada keracunan.

Keracunan Ringan

50 % -

75 %

istirahat dan tidak kontak dengan pestisida selama dua minggu.

Keracunan Sedang 25 % -

50 %

perlu

istirahat

dari segala pekerjaan yang berkenaan dengan pestisida.

Keracunan Berat

0% - 25% harus istirahat

dari semua pekerjaan dan segera dirujuk ke pemeriksaan medis.

Penggunaan pestisida dalam pertanian diatur

dengan cukup ketat. Direktorat Pupuk dan

Pestisida Kementerian pertanian (2011)

menyebutkan paling tidak ada 17 keterangan

yang wajib dicantumkan pada kemasan

pestisida. Label wajib tersebut antara lain

nama dan kadar bahan aktif, peringatan

keamanan, klasifikasi dan simbol bahaya,

petunjuk keamanan, gejala keracunan, P3K,

perawatan medis, petunjuk penyimpanan,

dan petunjuk penggunaan. Adapun tenaga

kerja yang melakukan pekerjaan yang

terpapar pestisida harus menggunakan alat

pelindung diri dan tidak boleh

kontak lebih

dari 5 jam sehari dan 30 jam seminggu

(Depkes R.I, 2006).

Kajian BBTKLPP Surabaya ini dilakukan pada

21 orang petani penyemprot apel. Konsentrasi

Pestisida pada media lingkungan diukur

dengan menganalisis pajanan pestisida pada

petani penyemprot, analisis pestisida pada

tanaman, tanah, dan air badan air, serta

analisis karakteristik petani penyemprot.

Kajuan bertujuan memetakan karakteristik

risiko pajanan pestisida pada petani

penyemprot sehingga dapat melakukan

pengelolaan risiko di kalangan petani.

Hasil kajian menunjukkan mayoritas petani

(79 %)menunjukkan tingkat enzim

kolenesterase normal. Hal tersebut didukung

dengan tidak ditemukan bahan aktif (tidak

terdeteksi/ dibawah limit deteksi) residu

pestisida baik pada sampel apel, tanah

maupun air badan air. Petani penyemprot berusia antara 20-49 tahun dan telah bekerja

selama 6 -

10 tahun. Hanya satu (1) petani

yang menyemprot 21 jam dalam 1 minggu.

Durasi menyemprot tersebut masih sesuai

dengan anjuran lama kontak 5 jam sehari dan

30 jam seminggu.

Produk Fungisida dan Insectisida yang digunakan

oleh Petani Apel

09

Kajian mencatat masih terdapat 21 %

responden menunjukkan keracunan ringan.

Aktivitas kolinesterase dalam darah terukur

kurang dari 75%. Sebanyak 11 responden

(52,38 %) mengalami pedih di mata, 7 (33,3

%) responden mengalami rasa mual dan

muntah. Gejala tersebut seringkali diabaikan

responden dan membiarkan sembuh dengan

sendirinya.

Page 13: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Dukungan Manajerial

narasumber. Narasumber berasal dari Direktur P2PML, perwakilan Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, perwakilan Dit. P2PTVZ, perwakilan Dit. P2PTM, dan perwakilan Dit.Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA. Input program dan arahan

kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit diproses dalam bentuk diskusi, tanya jawab, dan menghasilkan output berupa

Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2016.

Acara dibuka oleh

plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,

sekaligus memberikan arahan. Acara dilanjutkan dengan penyerahan apresiasi kepada mitra kerja BBTKLPP Surabaya

serta penandatanganan MoU dengan mitra kerja BBTKLPP Surabaya. Pada saat acara juga diselenggarakan gelar karya program unggulan serta model TTG BBTKLPP Surabaya dalam bentuk tayangan audio visual, pameran produk TTG pencegahan dan pengendalian penyakit. Gelar karya juga diikuti mitra BBTKLPP Surabaya yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, APPSANI, ITD Unair, dan beberapa industri/ supplier peralatan laboratorium pengendalian penyakit seperti CV. Indah Alif, Elo Karsa Utama, Esco Utama, Indo Tekno Plus, dan Univer Limawarna.

Pertemuan menghasilkan beberapa kesepakatan beberapa kesepakatan yang ditandatangani oleh perwakilan dari peserta dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, NTB, NTT, Jawa Timur, BB/BTKLPP, KKP dan Laboratorium Kesehatan. Kesepakatan berisi :

Pertama, Meningkatkan jejaring kerja antara provinsi dan kabupaten/kota, mitra di wilayah layanan, antar UPT (BB/BTKLPP dan KKP) melalui penguatan surveilans, pengujian laboratorium, pengembangan teknologi tepat guna serta sumber daya manusia P2P.

Kedua, Meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam perencanaan,

pelaksanaan, advokasi, sosialisasi dan monev Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Sosialisasi Arah Program

Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit BBTKLPP SURABAYA

TAHUN 2016

Oleh : Efi Sri Wahyuni, SKM

(Epidemiolog dan Staf Sub Bagian Program

dan Perencanaan)

Pertemuan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Program BBTKLPP Surabaya Tahun 2016 terasa istimewa. Pasalnya Tahun 2016 merupakan tahun awal pelaksanaan kegiatan sesuai Organisasi dan Tata Kerja Kemenkes RI sesuai PMK Nomor 64 Tahun 2015.

Program kerja BBTKLPP

Surabaya difokuskan pada Penguatan dan pemantapan jejaring kerja Penyelenggaraan P2P berbasis Laboratorium melalui Pertemuan Jejaring Kerja dengan melibatkan mitra kerja yaitu: Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota, KKP, Laboratorium Kesehatan Daerah, Rumah Sakit dan Mitra terkait di wilayah kerja BBTKLPP Surabaya. Pertemuan yang dilaksanakan di Hotel Suncity Sidoarjo pada 4 –

6 Februari 2016 tersebut

menjadi titik tolak keberhasilan capaian kinerja dan indikator program pengendalian penyakit dan penyehatan, sebab selain sosialisasi kegiatan wilayah layanan juga sebagai wadah menginventarisir hambatan/kendala dalam proses pencapaian di wilayah layanan kerja khususnya wilayah Indonesia Timur.

Kegiatan dihadiri 105 orang, terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Kab/ Kota, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala KKP, rumah sakit, Labkesda, dan mitra kerja di wilayah layanan BBTKLPP Surabaya serta Kepala B/BTKLPP se-Indonesia.

Proses kegiatan dilaksanakan dengan mendapatkan masukan dan arahan dari para

Ketiga, pelaksanaan kegiatan baik waktu maupun lokasi yang dibahas dalam pertemuan ini menjadi target bersama BB/BTKLPP (KKP, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, UPTD Dinas Kesehatan, perguruan tinggi, lintas sektor/program serta mitra terkait di wilayah layanan) sesuai lampiran.

Keempat,

meningkatkan deteksi dini dan respon cepat terjadinya KLB/wabah antara daerah, BB/BTKLPP, KKP melalui akses EWARS

Kelima, membentuk forum komunikasi jejaring kerja BBTKLPP Surabaya melalui media sosial.

(*/ay)

10

Page 14: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Laporan Utama

Sinergi Pengendalian DBD di Kabupaten Sampang

Oleh : Ratna Ayu P., SKM

Satu lagi terobosan dalam penanggulangan penyakit DBD dilakukan oleh BBTKLPP Surabaya. Bersinergi dengan Dinas Kabupaten Sampang, pada 28 –

31 Maret 2016 tim lintas kegiatan dan lintas bidang BBTKLPP Surabaya melakukan kajian komprehensif pencegahan penyakit akibat nyamuk Aedes aegypti

tersebut. Kegiatan bidang Pengembangan Teknologi Laborarorium (PTL), Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL), dan Surveilans Epidemiologi (SE) tersebut melaksanakan kegiatan TTG ovitrap, Strategi Adaptasi Perubahan Iklim, dan Biomolekuker DBD.

Kegiatan terpadu yang disebut dengan Kegiatan Biomolekuker DBD Plus ini antara lain identifikasi serotype virus dengue, mengetahui severity rate melalui identifikasi infeksi primer atau sekunder, dan survei vektor A. Aegypti. Konsep plus lahir dari sisi pemberdayaan masyarakat dalam melakukan adaptasi perubahan iklim khususnya mencegah kejadian penyakit DBD. Pemberdayaan masyarakat dilakukan lewat pemicuan masyarakat sehingga dapat membuat rencana kerja dari masyarakat sendiri terkait strategi dalam adaptasi

menghadapi perubahan iklim, pertemuan kader jumantik, serta pelatihan penggunaan teknologi tepat guna ovitrap di rumah-rumah penduduk.

Kegiatan difokuskan di Desa Karang Nagger Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Desa tersebut masuk wilayah Puskesmas Jranguan yang merupakan Puskesmas dengan kasus DBD tiga (3) besar di Kabupaten Sampang. Pada 2015 kasus DBD tercacat sebanyak 26 kasus dan meninggal 1 orang. Tahun 2016 terjadi penurunan kasus. Sampai Maret 2016 terjadi tiga (3) kasus. Puskesmas memang telah memiliki kelompok Jumantik yang

berasal dari kader posyandu dan juga membentuk Superpromkes dan Pembina wilayah yaitu tenaga kesehatan yang dilatih khusus untuk membina dan membimbing para kader jumantik dalam melakukan berbagai kegiatan PSN di desa. Kegiatan kerja bersama mencegah dan mengendalikan kejadian DBD itu disebut KOBAR (Kerjo Bareng).

Tim SE BBTKLPP Surabaya mengedukasi para kader

Jumantik dan Superpromkes dalam melakukan survei

pengetahuan dan meletakkan ovitrap di rumah-rumah warga. Tim juga melakukan survei vektor, analisis rekam medis, dan pengambilan sampel darah pasien DBD di RSUD Kabupaten Sampang. Kegiatan sangat penting dalam melakukan identifikasi biomolekuler nyamuk sehingga dapat dibuat pemetaan jenis serotype nyamuk dan tingkat keparahan DBD.

Sedangkan tim ADKL melakukan pemicuan strategi adaptasi perubahan iklim pada siswa kelas V dan VI SDN Karang Nagger 2 dan masyarakat. Kedua kelompok tersebut digiring untuk semakin sadar akan bahaya penyakit DBD dan diajak untuk melakukan upaya nyata pencegahan dan pengendalian penyakit DBD melalui ilustrasi dan diskusi. Pada akhir sesi, baik siswa maupun masyarakat membuat komitmen. Jika pada kelompok siswa mengikrarkan janji, masyarakat berdiskusi untuk membuat Rencana Kerja Masyarakat terkait kegiatan 3 M Plus di komunitas masing-masing. Rencana kerja masyarakat tersebut ditandatangani sebagai bentuk komitmen dan janji untuk benar-benar

11

Page 15: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

DBD Den 2 dan Den 3, dimana khusus Den 3 merupakan serotype yang virulensinya tinggi disertai dengan tingkat keparahan yang tinggi pula (47%). Wilayah yang ditemukan adanya lebih dari dua serotype memungkinkan terjadinya mix serotype yang membuat DBD memiliki tingkat kegawatan tinggi. Kegiatan diadakan untuk dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang benar kepada pengampu kebijakan setempat sehingga dapat dirancang program pengendalian penyakit DBD secara tetap sesuai dengan karakteristik lokal daerah.

Dra. Hj. Hanian Maria Farouq, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang berharap kegiatan terpadu ini akan

memberikan manfaat bagi daerahnya. Beliau berharap melalui kajian tersebut dapat diketahui jenis virus nyamuk dan seberapa dasyat dapat menyebabkan kasus BDB di Sampang. “Kami ingin mengetahui hasilnya seperti apa sehingga dapat melakukan langkah-langkah dan kebijakan yang benar,” ungkapnya.

Sampang menjadi fokus lokasi yang digarap sebab hasil kajian biomolekuker DBD BBTKLPP Surabaya pada 2015 menunjukkan bahwa kabupaten di Pulau Madura tersebut merupakan daerah ditemukannya serotype

melaksanakan berbagai upaya yang telah mereka susun sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kepala Desa Karang Nagger, Solichin menyambut baik kegiatan pemicuan strategi APIK dan DBD tersebut. “Kami akan menjalankan kegiatan di seterusnya,” ujarnya.

12

Page 16: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Pendidikan dan Pelatihan

Dukung Program Eliminasi Malaria :

BBTKLPP Surabaya Latih Petugas

Surveilans Malaria Berbasis

Laboratorium

Oleh : Myra Sistya, SKM

Suasana Pembukaan Pelatihan Surveilans Malaria Berbasis Laboratorium

Pengendalian dan eliminasi malaria

merupakan salah satu program pembangunan

kesehatan utama. Eliminasi malaria menjadi

salah satu indikator keberhasilan

pembangunan program kesehatan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Selain itu,

target pengendalian malaria sebagaimana

dituangkan dalam Kepmenkes RI nomor

293/MENKES//SK/IV/2009 tentang Eliminasi

Malaria harus tercapai pada tahun 2030.

Upaya pengendalian pengendalian penyakit

malaria di Indonesia menunjukkan hasil yang

menggembirakan. Hal itu, ditandai dengan

penurunan angka Annual Paracit Incident

(API) dari sebesar 0,85 ‰ pada tahun 2014

menjadi sebesar 0,99 ‰ dibanding tahun

2015. Meskipun begitu, tercatat masih ada

beberapa daerah endemis malaria dengan

insiden tertinggi yaitu Papua Barat ( API :

31,29 ‰), Papua (API : 31,93 ‰) dan Nusa

Tenggara Timur (API : 7,04 ‰).

Mendukung program eliminasi malaria di

daerah-daerah dengan API tertinggi di

Indonesia khususnya di wilayah layanan,

BBTKLPP Surabaya pada 9 –

14 Mei 2016

menyelenggarakan Pelatihan Surveilans

Malaria Berbasis Laboratorium.

Kegiatan yang bertempat di Hotel Grand

Wisata, Kab. Ende mengundang 18 peserta

yang berasal dari 9 kabupaten di Provinsi

Nusa Tenggara Timur dengan dengan kasus

malaria tinggi. Peserta merupakan petugas

surveilans atau pemegang program dan

petugas laboratorium pemeriksaan malaria

dari Kabupaten Lembata, Kabupaten Sumba

Barat Daya, Kabupaten Sumba Timur,

Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten

Malaka, Kabupaten Belu, Kabupaten Alor,

Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Ende.

Peserta selama enam (6) hari dilatih para

fasilitator malaria nasional dan para ahli dari

BP2PTVZ Salatiga dan BBTKL PP Surabaya.

Setelah pelatihan, para petugas daerah

mampu melakukan surveilans dan penemuan

penderita malaria dan pengendalian vektor

malaria.

Provinsi Nusa tenggara Timur merupakan

provinsi yang memiliki angka API tiga besar di

Indonesia, bersama dengan Provinsi Papua

Barat dan Papua. NTT merupakan daerah

endemis malaria. Kasus malaria pada tahun

2013 tercatat 88.513 atau menyumbang 21 %

angka kejadina malaria secara nasional. Pada

tahun 2014 sebanyak 72.765 kasus malaria

dan pada tahun 2015 sebanyak 36.128 kasus.

Kasus malaria pada tahun 2015 di Provinsi

NTT berdasarkan data dinas kesehatan

provinsi secara umum tinggi walaupun terjadi

penurunan jumlah penderita. Kasus malaria

hampir terdapat di semua kabupaten/kota

yang termasuk daerah High Incidence Malaria

(API > 5 ‰).

13

Page 17: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Program pengendalian malaria di Provinsi NTT

difokuskan untuk menurunkan angka API

dengan melalui surveilans migrasi yang

berkualitas, akses logistik terjangkau, dan

SDM kesehatan berkualitas. Pelatihan

surveilans berbasis laboratorium yang

diselenggarakan BBTKLPP Surabaya dapat

mendukung program daerah dalam rangka

peningkatan kompetensi SDM kesehatan.

Tak sebatas pelatihan, dukungan BBTKLPP

Surabaya pada program eliminasi malaria di

NTT antara lain uji kompetensi personil

laboratorium untuk peningkatan mutu

laboratorium mikroskopis malaria di NTT

pada tahun 2013 – 2015 dan survei

malariometrik

di Desa Dafala , Kec.Tasifeto

Timur, Kab.Belu pada tahun 2015.

BBTKLPP Surabaya pada Tahun 2016

melanjutkan dukungan program pengendalian

malaria di Provinsi NTT dengan beberapa

kegiatan yaitu (1) survei endemisitas di

Kabupaten Malaka dan Kabupaten Lembata,

(2) Kajian Efikasi Obat di Kab.Lembata; (3)

kajian Efektifitas Kelambu di Kabupaten

Sumba Barat Daya; dan (4) Kajian Adaptasi

Perubahan Iklim (APIK) di Kabupaten Sumba

Barat Daya dan Kab.Malaka. (*/ay)

----000----

Pelatihan Tenaga Pengambil

Specimen Biomolekuler : Perkuat

Penegakan Surveilans Demam

Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau

Dengue Haemorraghic Fever (DHF)

merupakan penyakit akibat infeksi virus

Dengue yang masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat. Salah satu upaya

pencegahan kejadian luar biasa dapat

dilakukan melalui surveilans biomolekuler

virus dengue. Surveilans perlu didukung

kemampuan laboratorium dalam tahapan

pengambilan spesimen yang cukup syaratnya.

Untuk itu, BBTKLLPP Surabaya melalui Bidang

Pengembangan Teknologi Laboratorium

menyelenggarakan pelatihan tenaga

pengambil spesimen biomolekuler virus

dengue pada 11 –

12 Februari 2016.

Diikuti tenaga teknis laboratorium

biomolekuler dari 10 B/BTKLPP Surabaya

seluruh Indonesia, pelatihan meliputi

pengambilan sampel vektor dan human

dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium

dengan menggunakan PCR. Penguatan

kualitas laboratorium menjadi bagian penting

dalam mendukung tersedianya data

pendukung dalam upaya penguatan hasil

surveilans epidemiologi sesuai dengan peran

B/BTKLPP sebagai unit pelaksana teknis

dengan tugas utama surveilans penyakit

berbasis laboratorium.

Surveilans Biomolekuler DBD untuk

menentukan serotype dan genotype DBD

menjadi program yang penting dalam

pencegahan penyakit yang disebarkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegipty

tersebut.

Identifikasi serotype virus dengue dapat

digunakan untuk memetakan kesakitan,

kematian, pola penyebaran virus, pola

kekerabatan vektor, dan potensi kejadian luar

biasa. Data tersebut dapat dijadikan dasar

pengambilan keputusan dalam pengendalian

dan pencegahan penyakit DBD.

(*/ay)

(TAMBAH FOTO KEGIATAN)

14

Page 18: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Jejaring dan Kemitraan

Tim APHL-CDC US Petakan

Kekuatan Laboratorium Penyakit

BBTKLPP Surabaya

Penjelasan Kapasitas Instalasi Biologi Media Lingkungandan Biomarker kepada Tim APHL CDC US

Indonesia kini tengah menghadapi triple

burden of health care yaitu penyakitmenular,

penyakit tidakmenular, dan penyakitinfeksi

emerging (emerging infectious diseases/EID). Laboratorium berbasis surveilans menjadi perangkat penentu diagnosis dan identifikasi faktor risiko secara cepat dan akurat. Pengembangan Balai Besar Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

(BBTKLPP) menjadi laboratorium Surveilans

EID yang berjejaring dengan laboratorium lain penting dalam system kewaspadaan,

pencegahan, dan pengendalian ketiga penyakit tersebut.

Untuk memetakan kebutuhan dalam memperkuat jejaring laboratorium surveilans epidemiologi terpadu, pada 17 Mei 2016 tim Association of Public Health (APHL) Amerika Serikat melakukan pemetaan dan assessment

di BBTKLPP Surabaya. APLH merupakanbagian

Central for Disease Control and Prevention (CDC) sebagai bentuk WHO emergency

response terhadap penyakit infeksi emerging.

Tim melakukan

penilaian

sumberdaya yang

telah dimiliki, kegiatan apa yang telah

dilakukan, dan apa yang perlu dikembangkan

“Kami ingin

memetakan

kapasitas

laboratorium di BBTKLPP, jika

ada

kerjasama

akan

ada

kerjasama

seperti

apa,” kata Frances

Downes, ketua

tim APHL-US CDC.

Kerjasama

ini akan

memperkuat

jaringan

laboratorium

kesehatan

masyarakat

secara

nasional

dan

global.

Tim APHL melakukan

kunjungan

ke

laboratorium

penyakit BBTKLPP Surabaya

yaitu

Instalasi

Bioteknologi Media Lingkungan

& Biomarker,

Intalasi

Parasitologi, dan

Instalasi

Biologi Media Lingkungan

&

Biomarker,

serta

mendengarkan

paparan

mengenai

kegiatan di Laboratorium Zoonosis

di Nongkojajar

Pasuruan.

Penilaian

tim

pada

keempat

laboratorium

penting

untuk

memetakan kapasitas laboratorium penyakit

BBTKLPP Surabaya dalam mencegah, detek

sidini, dan respon cepat penyakit EID seperti

Zika.

Kepala BBTKLPP Surabaya Zainal Ilyas Nampira menganggap kegiatan ini sebagai peluang

yang baik untuk menunjukkan kemampuan laboratorium penyakit BBTKLPP Surabaya. Laboratorium BBTKLPP Surabaya telah

melakukan

surveilans

penyakit virus emerging

seperti AI dan DBD, penyakit

bakteri emerging

seperti leptospirosis dan

pes, serta

penyakit parasit emerging. “Kehadiran

tim

APHL –

US

CDC kami harapkan

dapat

memfasilitasi peningkatan

kapasitas

sumberdaya BBTKLPP

Surabaya

dalam

mengembangkan

laboratorium

Surveilans EID terpadu

skala

regional yang sedang

dikembangkan di

Nongkojajar

Pasuruan,” ungkap

beliau.

(*/ay)

15

Page 19: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Artikel

Waspada Virus Zika

Oleh :

drh. Teguh

Suranta Sinulingga, MVSc

&

Ely Rukmini S.Si

Pada umumnya saat ini kita mengenal nyamuk

dari genus Aedes seperti Aedes aegypti

adalah sebagai penular virus Dengue

penyebab demam berdarah dengue, serta

bersama dengan nyamuk Aedes albopictus

menyebarkan penyakit Chikungunya ke

manusia. Namun akhir-akhir terjadi wabah

penyakit oleh virus baru yang terjadi di

Amerika Selatan dan menyebar dengan cepat

ke banyak negara di Amerika Selatan dua

tahun terakhir ini, yaitu wabah penyakit

demam Zika yang disebabkan oleh virus Zika

yang juga ditularkan oleh nyamuk ini.

Virus Zika termasuk dalam famili flaviviridae

dan mempunyai kedekatan dengan virus

Dengue, West Nile dan Japanese Encephalitis.

Virus ini pertama sekali ditemukan pada

monyet rhesus di hutan Zika di Uganda, Afrika

pada tahun 1947, lalu pada tahun 1948

ditemukan pada nyamuk Aedes africanicus.

Kemudian diketahui bahwa nyamuk spesies

Aedes sp. merupakan vektor pembawa virus

ini.

Nyamuk Aedes sp. vektor pembawa virus Zika

Kasus demam Zika pertama pada manusia

ditemukan pada tahun 1954 di Nigeria, Afrika.

Kemudian virus ini menyebar sporadis di

wilayah Afrika, Asia Selatan dan Asia

Tenggara, namun hanya ada 14 kasus infeksi

virus Zika yang dilaporkan selama kurun

waktu 50 tahun. Pada tahun

2005 kasus Zika

pertama kali dilaporkan diluar Afrika dan Asia,

yaitu di pulau Yap di samudera Pasifik. Virus

ini kemudian menyebar luas ke pulau-pulau di

sekitar samudera Pasifik dan akhirnya

mencapai Amerika Selatan pada tahun 2014

serta menimbulkan wabah. Kasus demam Zika

pertama di Amerika Serikat dilaporkan pada

akhir Desember 2015 pada individu yang baru

saja pulang dari Amerika Selatan. Hingga

Januari 2016 belum ditemukan laporan

penderita demam Zika di Indonesia, tetapi

Lembaga Eijkman Jakarta telah menemukan

kehadiran virus ini pada saat terjadi wabah

demam dengue di Provinsi Jambi pada

periode Desember 2014 sampai April 2015.

Infeksi virus Zika umumnya merupakan infeksi

yang ringan dan hanya seperlima penderita

yang menunjukkan gejala klinis serta belum

pernah dilaporkan menimbulkan kematian.

Gejala klinis muncul sekitar tiga sampai lima

hari setelah gigitan nyamuk dengan gejala

berupa demam, kulit kemerahan, nyeri sendi,

serta mata merah. Gejala yang lain yang

mungkin timbul antara lain sakit otot, nyeri

pada bagian mata, pusing dan muntah. Gejala

tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam

beberapa hari sampai beberapa minggu.

Pemeriksaan laboratorium sederhana

biasanya hanya menunjukkan penurunan

kadar sel darah putih seperti umumnya infeksi

virus lainnya. Berbeda dengan infeksi demam

16

Page 20: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

17

berdarah, infeksi virus Zika tidak

menyebabkan penurunan kadar trombosit.

Khas : Radang Konjunctiva salah satu gejala spesifik

Demam Zika

Namun baru-baru ini para peneliti

menemukan efek buruk lainnya yang

kemungkinan disebabkan oleh virus Zika dari

wabah yang terjadi di Amerika Selatan.

Peneliti tersebut menemukan terjadi

peningkatan kejadian mikrosephali, yaitu

kondisi neurologis yang sangat jarang dimana

bayi terlahir dengan kepala yang lebih kecil

dari normal dan dengan kondisi otak yang

kurang berkembang.

Pihak berwenang Brasil menyebutkan terjadi

peningkatan kasus mikrosephali pada tahun

2015 sebesar 3000an kasus dibandingkan

100an kasus pada tahun sebelumnya.

Kasus

bayi lahir mikrosephali

terjadi pada daerah

yang terkena wabah virus Zika oleh ibu yang

terinfeksi virus Zika walaupun tidak

menunjukkan gejala klinis. Untuk

menanggulangi kejadian ini pemerintah Brasil

menganjurkan kepada

masyarakat untuk

menunda kehamilan terutama di daerah yang

sedang terdampak virus Zika.

Peneliti juga menemukan pembentukan

sindrom Guillain-Bairre pada beberapa bekas

penderita demam Zika, yaitu terjadinya

kerusakan sistem syaraf yang disebabkan oleh

serangan sistem imunitas tubuh. Penelitian

lebih lanjut masih dilakukan untuk

mengetahui tentang keterkaitan virus Zika

dengan dampak-dampak negatif tersebut.

Illustrasi Mikrosephali

Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin

untuk mencegah demam Zika. Upaya yang

dilakukan untuk mencegah demam Zika

adalah sama dengan pencegahan penyakit

bersumber nyamuk lainnya yaitu melakukan

3M (menutup, menguras dan mengubur)

tempat perindukan nyamuk, memakai krim

anti nyamuk serta menjalankan pola hidup

yang bersih dan sehat. (*/ay)

Disadur dari berbagai sumber.

Artikel

17

Page 21: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

PEMERIKSAAN CEPAT KADAR

BORAKS DENGAN INDIKATOR

RAMAH LINGKUNGAN

Oleh :

Ambarwati, Dini Permata Putri, Agustin

Rahmawati

Boraks merupakan salah satu bahan kimia

yang dilarang digunakan sebagai Bahan

Tambahan pangan (BTP) sesuai dengan

Permenkes RI No. 033 Tahun 2012.

Meskipun

begitu, masih banyak ditemukan bahan

makanan maupun jajanan anak yang

mengandung bahan yang dapat memperbaiki

tekstur dan mengenyalkan makanan ini. Jika

selama ini untuk mengetahui kandungan

boraks pada makanan diketahui melalui

pemeriksaan laboratorium, tim teknologi

tepat guna BBTKLPP Surabaya

mengembangkan pemeriksaan cepat kadar

boraks dengan indikator ramah lingkungan

berasal dari kunyit.

Boraks atau Bleng (bahasa jawa) adalah

campuran garam mineral konsentrasi tinggi

yang dipakai dalam pembuatan beberapa

makanan tradisional, seperti karak dan

gendar. Sinonimnya natrium biborat, natrium

piroborat, natrium tetraborat

(Na2[B4O5(OH)4]8H2O).

Karakteristik Boraks, antara lain:

(1)

berbentuk kristal putih

(serbuk hablur

putih); (2) tidak berbau;

(3) tidak berwarna;

(4) transparan; (5) larut dalam air

dan gliserin;

(6) tidak larut dalam etanol, Jika larut dalam

air akan menjadi hidroksida dan asam borat

(H3BO3) dengan nama ilmiah adalah

trihydroxide boron;

(7) stabil pada suhu serta

tekanan normal

Boraks dipasaran terkenal dengan nama

pijer, petitet, bleng

dan gendar.

Bleng ini

dapat dibeli dengan harga murah dan didapat

dengan mudah, sehingga masyakat banyak

menggunakan bahan berbahaya ini (Hamdani,

2012).

Gambar 1. Rumus Bangun Boraks atau Monografi Natrium Tetraborat

Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk

industri farmasi sebagai ramuan obat

misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat

oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks

juga digunakan sebagai bahan solder,

pembersih, pengawet kayu dan antiseptik

kayu.

Boraks jika terdapat pada makanan dalam

jangka waktu yang lama akan menumpuk

pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian

dalam jumlah yang banyak dapat

menyebabkan demam, depresi, kerusakan

ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan

pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang

kulit, anemia, kejang, pingsan bahkan

kematian (Saeful Karim, 2008).

Asam borat sering digunakan sebagai

larutan

asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai

obat cuci mata yang populer

dan dikenal

sebagai boorwater, tetapi

saat

ini tidak

dianjurkan untuk penggunaan medis . US

National Institute of Health, “terjadi

keracunan kronis pada mereka yang berulang

kali terkena asam borat.

Boraks dapat juga digunakan untuk

memperbaiki tekstur makanan sehingga

menghasilkan penampilan yang bagus

serta

memiliki kekenyalan yang khas. Boraks sering

disalahgunakan oleh para produsen makanan

Artikel

18

Page 22: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

yaitu digunakan sebagai bahan pengawet

pada makanan yang dijualnya seperti mie

basah, bakso, lontong, cilok, dan otak-otak

dengan ciri-cirinya tekstur sangat kenyal, tidak

lengket, dan tidak mudah putus. Boraks

digunakan sebagai komponen pembantu

pembuatan gendar (adonan calon kerupuk ).

Namun begitu boraks merupakan

bahan

tambahan makanan

yang sangat berbahaya

bagi manusia karena bersifat racun (Hamdani,

2012).

Kebanyakan

masyarakat

mengira

bahwa

mendeteksi

boraks

harus

di

laboratorium

sehingga

memerlukan

biaya

mahal.

Hal

ini

membuat

masyarakat

malas

menguji

dan

langsung

mengonsumsi

barang

yang

dibeli.

Padahal

tanaman

kunyit

dapat

digunakan

sebagai

detektor

alami

keberadaan

boraks.

Salah satu cara mengidentifikasi keberadaan

boraks pada makanan adalah menggunakan

metode uji kertas kunyit (tumerik). Ekstrak

kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi

boraks karena ekstrak kunyit mengandung

senyawa kurkumin. Kurkumin mampu

menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi

asam borat dan mengikatnya menjadi

kompleks warna rosa atau yang biasa disebut

dengan senyawa boron cyano kurkumin

kompleks. Makanan yang mengandung boraks

ketika ditetesi oleh ekstrak kunyit akan

mengalami perubahan warna menjadi merah

kecoklatan.

Bahan Baku Kunyit

Langkah pertama pembuatan Indikator Boraks

adalah membuat ekstrak kunyit yang

dilanjutkan dengan pembuatan kertas

tumerik. Selanjutnya kertas turmerik tersebut

digunakan menguji

Boraks dalam makanan.

Untuk menguji efektifitas kertas turmerik, di

laboratorium dilakukan Uji efektifitas dan

sensitifitas kertas turmerik hasil eksperimen

terhadap boraks .

Langkah pertama adalah pembuatan ekstrak

Kunyit, yaitu :

1.

Mengupas kunyit sebanyak kira-kira 500

gram.

2.

Memarut kunyit yang telah dikupas .

3.

Memeras hasil parutan layaknya memeras

santan.

4.

Menyaring larutan hasil perasan kunyit.

5.

Mengambil larutan kunyit sebanyak 1 ml

kemudian ditambah beberapa ml etanol

90%.

Penyaringan Ekstrak Kunyit

Langkah Kedua : Pembuatan Kertas Turmerik

1.

Masukkan kertas saring yang telah

dipotong 2x10 cm masing-masing ke dalam

larutan kunyit berpelarut etanol dan ke

dalam larutan kunyit berpelarut air .

2.

Biarkan beberapa saat sampai kertas saring

menyerap larutan curcumin.

3.

Ambil kertas indikator curcumin dan

keringkan dengan cara diangin-anginkan.

4.

Pengeringan kertas indikator curcumin

tidak dilakukan di bawah sinar matahari,

supaya zat aktif indikator tidak rusak.

19

Page 23: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Pengeringan Kertas Indikator Turmerik

Langkah Ketiga : Uji efektifitas dan

Sensitifitas Kertas Indikator Turmerik

1.

Pembuatan

bahan

makanan

kontrol

positip

Boraks

a.

Ambil bahan makanan berupa bakso,

mie basah, cireng , kornet dan sosis.

b.

Masing-masing bahan tersebut di bagi

dua .

c.

Satu bagian direndam dengan larutan

kontrol positip boraks.

d. Satu bagian lainnya dibiarkan tanpa

perendaman. Bahan makanan tersebut

selanjutnya digunakan untuk pengujian kadar boraks dalam makanan.

Larutan Ekstrak Makanan Yang akan Diuji dengan

Kertas Turmerik

2.

Perlakuan

larutan

standart

boraks

terhadap

kertas

indikator

turmerik

a.

Teteskan

larutan

standart

(kontrol

positip)

tersebut

pada

masing

masing

kertas

tumerik

(dari

hasil

rendaman

ekstrak

kunyit

berpelarut

etanol)

dan

kertas

turmerik

(dari

hasil

rendaman

ekstrak kunyit berpelarut

air)

yang

sudah disiapkan.

b.

Amati perubahan warna yang terjadi

pada masing-masing kertas turmerik

tersebut .

c.

Keberadaan boraks dapat

diidentifikasi

dari timbulnya warna merah kecoklatan

pada kertas turmerik .

Langkah

Keempat

:

Uji

Kadar

Boraks

dalam

Makanan

menggunakan

Kertas

Indikator

Turmerik

(Aplikasi

indikator

Turmerik

pada

sampel

makanan)

Uji Efektifitas Kadar Boraks dengan Kertas Turmerik

1. Ambil bahan makanan contoh 2. Timbang bahan makanan tersebut

sebanyak 5 gram . 3. Tumbuk / haluskan bahan yang akan diuji

kemudian

tambahkan

50

ml

air

.

4.

Saring bahan

tersebut

dan

ambil

air

larutannya sebanyak

5

ml,

kemudian

ditambah

dengan

asam

klorida

encer

±

1

tetes.

5.

Ambil

larutan

tersebut

di

atas

dengan

pipet

dan

teteskan

pada

kertas

tumerik

.

6.

Amati

perubahan

pada

kertas

turmerik

.

Apabila

perubahan

warnanya

sama

dengan

warna

pada

kertas

turmerik

kontrol

positif

(timbul

warna

merah

kecoklatan

pada

kertas

turmerik

)

,

maka

bahan

makanan

tersebut

mengandung

boraks.

7.

Apabila

perubahan

warnanya

tidak

sama

dengan

warna

pada

kertas

turmerik

kontrol

positif

berarti

bahan

makanan

tersebut

tidak

mengandung

boraks.

(*/ay)

20

Page 24: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Kiat Sehat

Cara Mengidentifikasi Boraks

dalam Makanan

A.

Identifikasi

Boraks

dengan

pengamatan

fisik

o

Ciri-ciri

mie

basah

mengandung

boraks:

Teksturnya

kenyal,

lebih

mengkilat,

tidak

lengket,

dan

tidak

cepat

putus.

o

Ciri-ciri

bakso

mengandung

boraks:

teksturnya

sangat

kenyal,

warna

tidak

kecokelatan

seperti

penggunaan

daging

namun

lebih

cenderung

keputihan.

Jika

dijatuhkan

akan

membal

seperti

bola

bekel.

o

Ciri-ciri jajanan (seperti lontong)

mengandung boraks: teksturnya sangat

kenyal, berasa tajam, seperti sangat gurih

dan membuat lidah bergetar dan

memberikan rasa getir.

o

Ciri-ciri kerupuk/gendar mengandung

boraks: teksturnya renyah dan bisa

menimbulkan rasa getir.

B.

Identifikasi

Melalui

Pemeriksaan

Laboratorium

o

Metode

Nyala

Api

Metode ini disebut uji nyala karena sampel

yang digunakan dibakar, kemudian warna

nyala dibandingkan dengan warna nyala

boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar

menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika

sampel yang dibakar menghasilkan warna

hijau maka sampel dinyatakan positif

mengandung boraks. Prosedur dilakukan

dengan melarutkan senyawa uji dengan

metanol dalam wadah (cawan penguap)

kemudian dibakar, warna api hijau

menunjukkan terdapat senyawa

boraks

(Roth,

1988).

o

Metode

Uji Kertas Kunyit (turmerik)

Kertas turmerik adalah kertas saring yang

dicelupkan ke dalam larutan turmerik (kunyit)

yang digunakan untuk mengidentifikasi asam

borat. Uji warna kertas kunyit pada pengujian

boraks yaitu dengan cara membuat kertas

tumerik dahulu.

Ekstrak kunyit dapat digunakan

sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak

kunyit tersebut mengandung senyawa

kurkumin. Kurkumin mampu menguraikan

ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan

mengikatnya menjadi kompleks warna rosa

atau yang biasa disebut dengan senyawa

boron cyano kurkumin kompleks. Makanan

yang mengandung boraks ketika ditetesi oleh

ekstrak kunyit akan mengalami perubahan

warna menjadi merah kecoklatan.

(*/ay)

Uji Kandungan Boraks dengan Kertas Turmerik

21

Page 25: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Kegiatan ADKL

Sehat dengan Jambu Biji

Jambu Biji

merupakan salah satu jenis buah-buahan

kaya nutrisi yang banyak memberikan

manfaat untuk kesehatan. Sebagian besar nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh terdapat pada buah-buahan yang kita konsumsi setiap harinya khususnya

vitamin, sumber serat,

protein serta mineral. Berikut ini 7 manfaat menakjubkan jambu biji bagi kesehatan tubuh anda :

1. Nutrisi Mata. Jambu biji ternyata sumber utama vitamin A. Vitamin A membantu menutrisi organ mata dan membantu memperlambat munculnya gangguan mata seperti katarak dan degenerasi makula atau penurunan penglihatan ketika usia bertambah.

2.

Pencegah Kanker. Jambu biji memiliki sumber antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh. Antioksidan yang dimaksud adalah

likopen yang memiliki fungsi mengurangi resiko terkena kanker prostat, kanker payudara serta kanker mulut. Ini dikarenakan, jambu

biji dapat menghambat pertumbuhan

dan metastasis sel kanker yang mematikan tersebut.

3.

Penurun Berat Badan. Jambu biji nyatanya juga terbukti efektif dalam program

penurunan berat badan. Ini dikarenakan, sifatnya yang

mengenyangkan

serta memasok kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh

yang rendah kolesterol dan rendah karbohidrat. Inilah yang membuat jambu biji menjadi salah satu program diet anda yang sempurna.

4.

Penghindar Diabetes. Ternyata jambu biji dapat membantu mencegah munculnya penyakit diabetes tipe 2. Ini dikarenakan, sumber serat dalam jambu biji dapat membantu mengatur atau mengontrol penyerapan gula didalam tubuh anda.

5.

Penangkal Hipertensi. Fungsi lain yang tak kalah penting dari jambu biji yaitu mengurangi resiko terkena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kandungan sumber serat dalam jambu biji berperan dalam mengurangi kadar kolesterol jahat dalam darah dan meningkatkan sirkulasi darah di pembuluh darah yang mana pada akhirnya dapat mencegah hipertensi.

6.

Cerdaskan Otak. Jambu biji mengandung vitamin B3 (niasin) serta B6. Kedua vitamin tersebut berperan dalam hal meningkatkan sirkulasi darah keseluruh organ termasuk otak. Oleh karena itulah, jambu biji dapat menjadi salah satu buah alternatif yang dapat meningkatkan kesehatan otak dan membuat seseorang lebih berkonsentrasi.

7. Solusi Sembelit. Susah buang air besar atau sembelit menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani secara lebih cepat. Sumber serat dalam jambu biji dapat membantu meningkatkan kesehatan sistem pencernaan dan sistem ekskresi. Dalam hal ini dapat memudahkan proses buang air besar dan menjauhkan anda dari sembelit.

(HW)

22

Page 26: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...

Grafiti

25

BBTKLPP SURABAYA dalam BERCANDA

23

Page 27: Media Teropong BBTKLPP Surabaya - btklsby.go.idbtklsby.go.id/admin_assets/kcfinder/upload/files/1 - e-metro... · BTKLPP (Balai Besar Teknik Kesehatan ... Anfasa Moeloek SpM (K) ...