MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

40
1 MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Dr. Eko Harry Susanto, M.Si [email protected] www.ekoharrysusanto.wordpress.com Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta Disampaikan dalam Pelatihan Media Relations Kementerian Perhubungan di Swiss Bell Hotel Banjarmasin, 04 Maret 2010

description

MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Dr. Eko Harry Susanto, M.Si [email protected] www.ekoharrysusanto.wordpress.com Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta Disampaikan dalam Pelatihan Media Relations Kementerian Perhubungan di Swiss Bell Hotel - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Page 1: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

1

MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Dr. Eko Harry Susanto, M.Si

[email protected]

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta

Disampaikan dalam Pelatihan Media Relations Kementerian Perhubungan di Swiss Bell Hotel

Banjarmasin, 04 Maret 2010

Page 2: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

2

PENDAHULUAN

• Lembaga pemerintah dituntntut lebih adaptif terhadap pelayanan publik yg lebih baik

• Tanpa kritik dan pengawasan dari berbagai eleman yang terdapat di masyarakat.

Page 3: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

3

PENDAHULUAN

Lembaga Pemerintah

Lembaga Pemerintah

MasyarakatMasyarakat

Page 4: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

4

PENDAHULUAN

• UU No.14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). UU ini menjadi payung hukum

• Badan Publik harus menyesuaikan dengan ketentuan

Page 5: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

5

DINAMIKA PERS PASCA REFORMASI

• Sikap media untuk menjunjung tinggi keterbukaan informasi, tidak selalu memperoleh respon positif :

– Masyarakat

– Elite Politik

– Pemerintah

– Entitas lain yang menghendaki “harmoni”

Page 6: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

6

Media Pembangunan

• Media Pembangunan menurut Denis McQuail (1991):

1. Media seyoganya melaksanakan tugas pembangunan

2. Kebebasan media dibatasi3. Media memprioritaskan isi pada kebudayan

dan bahasa nasional,

Page 7: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

7

Media Pembangunan

4. Memprioritaskan berita negara sedang berkembang lainnya

5. Memiliki tanggungjawab mengumpulkan informasi dan penyebarluasannya,

6. Untuk kepentingan pembangunan, negara memiliki hak untuk campur tangan

Page 8: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

8

Teori Pers Bebas

• Teori Pers bebas menekankan kepada kegiatan sbb

1.Publikasi bebas dari penyensoran pendahuluan oleh pihak ketiga,

2.Penerbitan dan pendistribusian terbuka bagi setiap orang atau kelompok, tanpa memerlukan ijin atau lisensi

3.Kecaman terhadap pemerintah, pejabat atau partai politik (bukan terhadap orang secara pribadi), tidak dapat dipidanakan, bahkan setelah terjadinya peristiwa itu.

Page 9: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

9

Teori Pers Bebas

4. Tidak ada kewajiban mempublikasikan segala hal5. Publikasi kesalahan dilindungi sama halnya dengan

publikasi kebenaran opini atau keyakinan, 6. Selayaknya tidak ada batasan hukum yang

diberlakukan terhadap upaya pengumpulan informasi untuk kepentingan publikasi

7. Tidak ada batasan hukum dalam impor, ekspor atau pengiriman dan penerimaan pesan, diseluruh pelosok negeri

8. Wartawan bisa menuntut otonomi profesional yang sangat tinggi di dalam organisasi mereka.

Page 10: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

10

Kode Etik Jurnalistik

• Asas moralitas, yaitu nilai – nilai moral yang terkandung didalamnya,

• Asas profesionalitas, yang meliputi membuat berita yang akurat, faktual, jelas sumbernya, dapat membedakan fakta dan opini, tidak membuat berita bohong dan fitnah, menghargai off the record dll,

• Asas demokratis, wartawan harus bertindak adil, fair dan berimbang

• Asas Supremasi Hukum , yang menyangkut wartawan tidak boleh melakukan plagiat, menghormati praduga tidak bersalah, memiliki hak tolak dan tidak menyalahgunakan profesinya

Page 11: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

11

Kode Etik Jurnalistik

• Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006, menyangkut ketentuan yang harus ditaati oleh jurnalis, antara lain:

1. Bersikap independen2. Profesional 3. Menguji informasi, memberitakan secara

berimbang4. Menghormati hak narasumber5. Memperbaiki berita yang keliru dan minta maaf6. Melayani hak jawab dan koreksi secara

profesional.

Page 12: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

12

UU KIP DAN EKSISTENSI INFORMASI PUBLIK

• Variabel Lingkungan Humas, yaitu :

1. Sistem Hukum dan Sistem Politik yang berlaku,

2. Taraf Aktivisme,

3. Aspek kultural

4. Faktor Ekonomi, dan

5. Praktek Media.

Page 13: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

13

UU KIP DAN EKSISTENSI INFORMASI PUBLIK

• Humas Pemerintah mengelola informasi sejalan dengan semangat tranparansi yang diunggulkan oleh UU No. 14 Tahun 2008.

• UUD 1945 pasal 28F, menyebutkan : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, meperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Page 14: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

14

A. Informasi yang Wajib Diumumkan secara berkala

• Badan Publik wajib menyediakan informasi berkala meliputi : informasi yang berkaitan dengan badan publik, kinerja, laporan keuangan dan informasi lain yang diatur oleh peraturan perundangan.

Page 15: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

15

B. Informasi Yang wajib Diumumkan Serta Merta

• Mencakup informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.

Page 16: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

16

B. Informasi Yang wajib Diumumkan Serta Merta

• Informasi yang bersifat serta merta adalah informasi yang spontan pada saat itu juga.

• Seyogyanya tidak direkayasa untuk kepentingan badan publik

Page 17: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

17

C. Informasi Yang Wajib Tersedia Setiap Saat

• Badan Publik wajib menyediakan delapan macam informasi publik, yang meliputi :

1. Daftar Informasi Publik dibawah pengelolalannya

2. Hasil keputusan dan pertimbangan Badan Publik

3. Kebijakan berikut dokumen pendukung 4. Rencana Kerja Proyek

Page 18: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

18

C. Informasi Yang Wajib Tersedia Setiap Saat

5. Perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga,

6. Informasi dan Kebijakan yang disampaikan oleh Pejabat Publik

7. Prosedur kerja pegawaiyang terkait pelayanan masyarakat

8. Laporan pelayanan akses informasi

Page 19: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

19

D.Informasi yang Dikecualikan

• Badan publik wajib membuka akses bagi setiap pemohon informasi publik, kecuali delapan informasi publik yang menyangkut :

1. Informasi publik, jika dibuka akan menghambat proses penegakan hukum

2. Mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Page 20: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

20

D.Informasi yang Dikecualikan

3. Membahayakan pertahanan dan keamanan negara

4. Mengungkapkan kekayaan alam Indonesia

5. Merugikan ketahahan ekonomi nasdional

6. Merugikan hubungan kepentingan luar negeri

7. Mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi

8. Mengungkap rahasia pribadi (kesehatan,pendidikan dll)

Page 21: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

21

D.Informasi yang Dikecualikan

• Tidak termasuk dalam kategori informasi yang dikecualikan, antara lain: Putusan badan peradilan, keputusan,surat edaran dll

• Informasi yang dikecualikan dapat juga dibuka atas ijin presiden

Page 22: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

22

D.Informasi yang Dikecualikan

• Materi perkecualian sebagai pedoman untuk memilah informasi

• Dalam paradigma komunikasi, yang berjalan linier dan interaktif, tidak diposisikan untuk menutup informasi atau menghambat akses informasi publik

Page 23: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

MEDIA RELATIONS LEMBAGA PEMERINTAH

Media Relation

s

Informasi yang wajib diumumkan secara

berkala

Informasi yang wajib Tersedia Setiap saat

Informasi yang wajib diumumkan secara

serta merta

Informasi yang Dikecualikan

PublikPeng guna Informasi

Page 24: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

A.Meningkatkan Kohesivitas dengan Media

UU KIP

Pengumpulan Fakta

Merumuskan Masalah

Perencanaan & Penyusunan

Prog

Menjalankan Rencana

Komisi Informasi

Aturan Internal

Publikasi Informasi

Jurnalis Media

Masy. PengGuna Info

Publik Internal

Page 25: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

A.Meningkatkan Kohesivitas dengan Media

PRMedia Relations

Media Massa

Page 26: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

A.Meningkatkan Kohesivitas dengan Media

26

Media

Relations

MediaMassa

PublikKhalayak

Massa

Citra

Hubungan Profesional dengan Media Massa

Informasi Positif

Nilai, Belief, Orgnss Sosial Worldview

Situasi

Umpan Balik Penguatan Institusi

Page 27: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

27

B.Menyiapkan Pengelola Informasi

• Badan publik wajib menyedikan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik

• Humas menyikapi transparansi bukan sebagai hambatan

Page 28: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

28

B.Menyiapkan Pengelola Informasi

• Prinsip efisiensi, mempersiapkan entitas pengelola informasi, bukan berarti harus membentuk unit baru

• Secara esensial,badan publik selayaknya melakukan tindakan, antara lain :– Membentuk unit kerja yang didukung oleh

sumberdaya manusia berkualitas– Menyiapkan fasilitas teknologi komunikasi –

informasi yang memadai. – Membangun sistem informasi dan dokumentasui

dalam mengelola informasi publik

Page 29: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

29

C.Media Relations, Pencitraan dan Pengawasan Masyarakat

• Transparansi tidak mudah dijalankan oleh Badan Publik (lembaga pemerintah)

• Institusi Pemerintah terbiasa memperoleh perlindungan, untuk tidak membuka informasi kepada masyarakat

• Karakteristik birokrasi berjenjang, membatasi penyebaran pesan publik

Page 30: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

C.Media Relations, Pencitraan dan Pengawasan Masyarakat

UU KIP

PerbedaanKewajiban

Badan Publik

Hak TolakBadan Publik

Perkecualian Informasi

Batas WaktuPermohonan

Info

Sengketa Informasi

Mekanisme Memperoleh

Informasi

IndependensiKomisi

InformasiBiaya

Akses Info

Page 31: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

31

C.Media Relations, Pencitraan dan Pengawasan Masyarakat

• KIP bukan berarti membuka sisi Badan Publik yang kurang menguntungkan

• Transparansi memberikan jalan agar Badan Publik berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.

Page 32: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

C.Media Relations, Pencitraan dan Pengawasan Masyarakat

UU KIP

Budaya Tertutup

Kelompok Dominan

UU ITE

Rahasia Negara

Birokrasi

Ketentuan Internal

KekuatanParpol

Ketimpangan Teknologi

Patrimonial

Page 33: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

33

Keterkaitan Humas , Media Massa dan Masyarakat

Humas Pem. Med.Relations

MediaMassa

danJurnalis

UU No.40/ 99Kode Etik JurnalistikUU No.32 /2002

Masyarakt (Pengguna Informasi)

Value, Belief, Orgnanisasi

SosialWorldview

TransparansiInformasi

UU KIP

Masyarakat Informasi yang berkeadilan

Page 34: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

34

PENUTUP

• Media Relations memegang peran kunci dalam menyikapi diberlakukannya UU KIP.

• Transparansi informasi mengupayakan peningkatan pelayanan publik yang lebih baik dengan dukungan media.

• Birokrasi pemerintahan dan aspek sosial kultural masyarakat yang terbiasa dengan ketertutupan, menghambat transparansi informasi

Page 35: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

35

TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN BAPAK DAN IBU PESERTA PELATIHAN

MEDIA RELATIONS

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal

Kementerian Perhubungan

Hotel Swiss Bell Banjarmasin04 Maret 2010

Page 36: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

36

REFERENSI

• Delia, Jesse G ( 1987 ), Communication Research : A History, dalam Charles R. Berger (ed), Handbook of Communication, California Newburry :Sage Publication

• Dewan Pers. 2008. Keterbukaan Informasi dan Kebebasan Pers, Jakarta : Dewan Pers dan UNESCO

• ELSAM. 1999. Majalah bulanan ”Asasi” Analisis Dokumentasi Hak Azasi Manusia, Edisi bulan Juni tahun 2009, Jakarta : Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)

• Frank Jefkins.2003. Public Relations, ”terjemahan” Jakarta : Penerbit Erlangga

• Jayaweera, Neville and Sarath Amunugama. ed.. 1987. Rethinking Development Communication : The Asia Mass Communication. Singapore : Kefford Press Pte Ltd

Page 37: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

37

REFERENSI• AIriantara, Yosal.2005. Media Relations : Konsep, Pendekatan dan Praktek,

Bandung : Simbiosa Rekatama Media. • Kasali, Rhenald.2003.Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia, Jakarta : Penerbit Pustaka Utama Grafiti• Lesly, Phillip (ed). • 1992. Lesly’s Handbook of Public Relations and Communication, Chicago :

Probus Publishing Company.• Litllejohn, Stephen W and Karen Foss. 2007. Theories of Human Communication,

Seventh Edition, Belmont California, Wadsworth Publishing Company• Mc.Leod, Jr. Raymond .1995. Management Information System: A Study

Computer-Based Information System, atau Sistem Informasi Manajemen, terjemahan Hendra Teguh, Jakarta : PT. Prenhallindo.

• McQuail, Denis.1987. Mass Communication Theory : An Introduction, second edition, London : Sage Publication

• Melvin I. Urofsky .2001. “ Naskah Pertama, Pendahuluan : Prinsip – Prinsip Dasar Demokrasi” dalam Demokrasi, USIS : Jakarta

• Myers, Michele Tolela and Gail E. Myers .1988. Managing By Communication, New York, New Newsey, London, Mc. Graw Hill Int. Book. Co.

Page 38: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

38

REFERENSI• ARakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi, Bandung :

Penerbit PT. Rosda Karya • Rivers, William L, Jay W. Jensen and Theodore Peterson.2003.

Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta : Penerbit Kencana

• Smola, Rodney A. 2001. “ Naskah Kesepuluh Hak Masyarakat untuk Tahu Transparansi di dalam Lembaga – Lembaga Pemerintah” dalam Demokrasi, USIS : Jakarta

• Soemirat, Soleh dan Elvinaro.2007. Dasar – Dasar Public Relations, Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosda Karya.

• Sudibyo, Agus.2008. Informasi Publik dan Kebebasan Pers, Jakarta : USAID, DRSP dan Yayasan SET

• Sukardi, Wina Armada.2008. Kode Etik Jurnalistik dan Dewan Pers, Jakarta : Dewan Pers.

• Surat Keputusan Dewan Pers No. 03/ SK-DP/III/2006 tanggal 24 Maret 2006, tentang Kode Etik Jurnalistik

Page 39: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

39

REFERENSI• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers.• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002

tentang Penyiaran.• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik• Undang – Undang Dasar 1945. ”Sejarah UUD 1945 Sejak

Pembentukan hingga Amandemen pada Zaman Reformasi” , Jakarta : Penerbit Visi Media

• Undang – Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Jakarta : Penerbit Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

• West, Richard dan Lynn H.Turner. 2008. Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.

Page 40: MEDIA RELATIONS DAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

40

REFERENSI• Artikel Surat Kabar:• Susanto, Eko Harry. 2006. RUU Informasi & Pemberantasan Korupsi, Jakarta :

Seputar Indonesia, 21 Maret 2006• -----------------------. 2006. Rahasia Neg.& Pelembagaan Anti Kritik, Jakarta : Seputar

Indonesia, 22 Agustus 2006• -----------------------. 2007. RUU KMIP dan Kultur Keterbukaan, Jakarta : Suara

Pembaruan, 17 Juni 2007• -----------------------. 2007. Keterbukaan Informasi BUMN, Jakarta : Suara Pembaruan,

9 Oktober 2007• -------------------------.2007.Keterbukaan Informasi dan FOIA, Jakarta: Media Indonesia,

17 Oktober 2007• -------------------------.2008. Birokrasi Informasi dan Korupsi, Jakarta: Suara Karya, 14

Januari 2008• -------------------------.2008. Rahasia Negara, Korupsi dan Komisi Informasi, Jakarta :

Media Indonesia, 21 Agustus 2008• -------------------------.2009. Rahasia Negara, KPK & Komisi Informasi, Jakarta : Suara

Pembaruan, 14 November 2008• -------------------------.2009. ”Rahasia Negara dan Keterbukaan Informasi”, Bandung : 6

Februari 2009• -------------------------.2009. Demokratisasi Informasi dan Transaksi Elektronik, Jakaarta

: Media Indonesia, 1 April 2009