Kapankah Sehingga Seks Wanita Seksi Seks Wanita Cantik Cewek Bugil Mahasiswi Bugil Artis Bugil
MEDIA INTERAKTIF PENDIDIKAN SEKS TENTANG DETEKSI DINI ...
Transcript of MEDIA INTERAKTIF PENDIDIKAN SEKS TENTANG DETEKSI DINI ...
MEDIA INTERAKTIF PENDIDIKAN SEKS TENTANG DETEKSI DINI
KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK UNTUK GURU SEKOLAH DASAR
Jurnal Ilmiah
Peneliti:
Nanang Dwi Setiadi (702015019)
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2020
2019
MEDIA INTERAKTIF PENDIDIKAN SEKS TENTANG DETEKSI DINI
KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK UNTUK GURU SEKOLAH DASAR
1)Nanang Dwi Setiadi, 2)
Rissal Efendi Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
E-mail: 1)[email protected], 2) [email protected]
I. PENDAHULUAN
Kekerasan seksual dapat menimpa siapa saja tidak
hanya orang dewasa bahkan anak-anak sangat rentan
menjadi korban kekerasan seksual. Maraknya kasus
kekerasan seksual pada anak menjadi alasan bahwa
pendidikan seks perlu diterapkan sejak dini.. Komisioner
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
mengungkapkan pada Januari hingga April 2019, dari
37 kasus kekerasan di jenjang pendidikan, mayoritas
kasus terjadi di jenjang SD/sederajat yaitu sebanyak 25
kasus atau mencapai 67 persen, jenjang SMP/sederajat
sebanyak 5 kasus, jenjang SMA/sederajat sebanyak 6
kasus dan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 1 kasus[1].
Lingkungan sangat berperan penting bagi tumbuh
kembang anak. Lingkungan akan mempengaruhi sikap
dan kebiasaan anak. Hasil penemuan Pemerintah Kota
Surabaya, seorang anak perempuan usia delapan tahun
mengalami kecanduan seks (sexual addiction). Kepala
Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota
Surabaya Nanis Chairani mengatakan perilaku
menyimpang tersebut didapat saat anak berusia dua
tahun dikawasan eks lokalisasi di kota tersebut[2].
Pendidikan seks untuk anak sekolah dasar sangat
penting. Guru dapat membimbing dengan baik dan benar
sesuai perkembangan anak agar mengerti dan
memahami tentang seksualitas. Sumber belajar siswa
tidak hanya berasal dari guru dan buku cetak, namun
dengan perkembangan teknologi seperti media interaktif,
sumber belajar lebih bervariasi[3]. Media Interaktif
adalah alat bantu berbasis multimedia yang dapat
menjabarkan pesan atau informasi dari guru ke siswa,
yang dalam prosesnya terjadi komunikasi aktif dua arah
antara multimedia dengan pengguna yang bertujuan
untuk mempermudah proses pembelajaran. Media
Interaktif ada beberapa jenis yaitu, (1)Media Interaktif
Berbasis E-Learning, (2)Media Interaktif Berbasis
Web/Situs Online, (3)Media Interaktif Berbasis
Software[4].
Media Interaktif dipilih guru dalam kegiatan
pembelajaran karena dapat meningkatkan prestasi dan
memberikan pengalaman baru yang lebih menarik bagi
siswa[5]. Anak usia dini tidak hanya tumbuh secara fisik
namun juga tumbuh secara mental. Anak – anak di usia
ini akan terus meningkatkan kemampuan dalam
mengamati dan berinteraksi dengan dunia di
sekelilingnya. Anak akan membuat lompatan besar
dalam bagaimana mereka menyimpan, memproses dan
menggunakan informasi. Fase perkembangan kognitif
melambangkan langkah maju yang penting dalam
perkembangan seorang anak[6]. Konten visual yang
terdapat pada media interaktif akan lebih cepat
ditangkap dan dipahami.
Penelitian ini akan menerapkan media interaktif
untuk pendidikan seks (tanda-tanda kekerasan seksual
pada anak). Media interaktif ini bertujuan agar guru
dapat memberikan informasi dan pemahaman kepada
siswa terhadap kekerasan seksual dan mengurangi
anggapan tabu ketika menyampaikan pembelajaran
tanda-tanda kekerasan seksual pada anak.
Berdasarkan hasil penelitian di SDN Salatiga 08
dan SDN Salatiga 12 maenunjukkan sekolah belum
memberikan penyuluhan tentang pendidikan seks,
sehingga guru tidak mempunyai bekal berupa materi dan
alat untuk menyampaikan pendidikan seks kepada anak
serta anggapan tabu terhadap pendidikan seks membuat
guru enggan untuk mempelajari dan membicarakan hal
tersebut. Sumber informasi dari buku dianggap tidak
praktis dan efisien karena tidak dapat digunakan
diberbagai tempat, oleh karena itu dibutuhkan alat
berupa media interaktif untuk guru dalam penyampaian
materi pendidikan seks kepada anak. Peneliti
mengembangkan media interaktif berupa animasi untuk
membantu guru dalam memberikan pendidikan seksual
dengan tampilan yang menarik untuk anak sehingga
dapat meningkatkan ketertarikan terhadap pendidikan
seksual.
II. LANDASAN TEORI
Penelitian terdahulu mengenai “Pencegahan
kekerasan seksual pada anak melalui pengajaran
personal safety skills” peneliti mengungkapkan bahwa
Pengajaran personal safety skills dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga
keselamatan diri dari tindakan kekerasan seksual bagi
anak usia sekolah maupun pra-sekolah[7].
Penelitian terdahulu mengenai program “Jari Peri”
sebagai pelindung anak dari kekerasan seksual,
menunjukkan Program “Jari Peri” meningkatkan
pengetahuan tentang kekerasan seksual anak (KSA) dan
efikasi guru dalam mengajarkan prevensi KSA kepada
siswa[8].
Penelitian terdahulu mengenai animasi interaktif
pendidikan seks (kesehatan reproduksi) pada masa
pubertas, menunjukkan animasi interaktif sangat
menarik untuk digunakan, sajian visual membantu siswa
mempelajari materi, desain menarik, dan membantu
pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja[9].
Penelitian terdahulu mengenai animasi
metamorfosis kupu-kupu, menunjukkan bahwa aplikasi
animasi metamorfosa kupu-kupu Indonesia
menggunakan adobe flash menghasilkan media
pembelajaran yang lebih modern dan menarik yang
memberikan kemudahan kepada masyarakat luas
terutama siswa-siswi sekolah dasar dalam
pembelajaran[10].
Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Dimas dkk
mengenai pengembangan media pembelajaran interaktif
berbasis etnomatematika berbantu macromedia flash.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media
pembelajaran interaktif sangat efektif membantu murid
SMP kelas VIII dalam memahami konsep luas
permukaan dan volume pada materi kubus dan
balok[11].
Media adalah alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyususun kembali informasi secara visual maupun
verbal [12].
interaktif adalah hal yang terikat dengan
komunikasi dua arah / suatu hal bersifat saling
melakukan aksi, saling aktif dan saling berhubungan
serta mempunyai timbal balik antara satu dengan lainnya
(Warsita:2008)[13].
Pendidikan Seksual adalah penyampaian
informasi mengenai pengenalan (nama dan fungsi)
anggota tubuh, perbedaan jenis kelamin, penjabaran
perilaku (hubungan keintiman) seksual, serta
pengetahuan tentang nilai dan norma yang ada di
masyarakat yang berkaitan dengan gender[3].
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah[14].
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang penulis gunakan adalah metode
penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D). metode yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Langkah-langkah dalam penelitian dan
pengembangan yaitu : (1) Potensi dan Masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi
desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi
produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan
(10) produksi masal[15]. Penelitian ini dibatasi hanya
sampai pada tahap uji coba produk.
Gambar 1 Rancangan Penelitian R&D
Tahap pertama pada penelitian ini yaitu Potensi
dan Masalah. Pada tahap ini diperoleh masalah
bagaimana merancang media animasi interaktif tentang
deteksi dini kekerasan seksual pada anak menggunakan
sotware Adobe flash Professional CS6 dan CorelDraw
Graphics Suite 2018 dalam upaya pencegahan dan
penanganan kekerasan seksual yang terjadi pada anak.
Tahap kedua yaitu pengumpulan data. Pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
guru-guru di SDN 08 dan SDN Salatiga 12 yang
menunjukkan bahwa guru belum mempunyai cukup
wawasan dalam penanganan terhadap anak korban
kekerasan seksual. Guru mempunyai keinginan untuk
mempelajari tentang Pendidikan seksual anak lebih
dalam menggunakan media edukasi yang jelas namun
tidak bersifat tabu dalam membahas seksualitas.
.Pengembangan media interaktif pendidikan seks (tanda
kekerasan seksual pada anak) dapat meningkatkan minat
guru dalam mempelajari tentang Pendidikan seksualitas
anak dengan media edukatif yang dikemas secara
interkatif dan menarik.
Tahap ketiga, desain produk, yaitu perwujudan
gambar atau bagan yang digunakan sebagai pegangan
untuk menilai dan membuat produk tersebut yang
bersifat hipotetik karena efektivitas yang belum terbukti.
Desain produk disesuaikan dengan kebutuhan di SDN
Salatiga 08 dan SDN Salatiga 12.
Gambar 2 Alur pembuatan Animasi
Pembuatan animasi interkatif dimulai dengan
membut script cerita kemudian storyboard, karakter dan
background. Halaman awal tampilan adalah splash
screen dengan tombol penghubung menu utama. Menu
utama terdiri dari tombol jenis, tanda awal, tanda fisik,
pencegahan, dan penutup yang berisi pokok bahasan
yaitu :
1. Jenis. Pada menu ini berisi dua pokok bahasan
yang menggambarkan jenis-jenis kekerasan
seksual pada anak dan penjelasan suara.
2. Tanda Awal. Menu ini menjelaskan lima pokok
bahasan tentang tanda awal kekerasan seksual
pada anak dengan gambaran dan penjelasan
suara.
3. Tanda Fisik. Pada menu ini memberi gambaran
dan penjelasan suara mengenai tanda fisik anak
korban kekerasan seksual
4. Pencegahan. Menu ini berisi gambaran dan
penjelasan dengan suara mengenai pencegahan
kekerasan seksual pada anak.
5. Penutup. Menu ini berisi himbauan dan kontak
KPAI
Tahap keempat, validasi desain. Pihak-pihak
berkompeten akan memvalidasi produk media
pembelajaran yang dikembangkan. Pihak pengevaluasi
adalah dosen psikoogi sebagai ahli materi dan dosen
desain komunikasi visual sebagai ahli media.
Penggunaan instrumen validasi media diperlukan
sebagai bahan evaluasi terhadap media pembelajaran.
Indikator pembuatan angket dikembangkan dari tabel
LORI (Learning Object Review Instrument).
Tabel 1 Tabel Aspek penilaian Ahli materi
No Aspek Indikator
1. Kualitas isi 1. Topik
pembelajaran
jelas
2. Kesesuaian
Bahasa dan
kalimat pada
media
pembelajaran
3. Kelengkapan isi
pembahasan
pada media
pembelajaran
4. Kesesuaian
materi dan
kebutuhan guru
5. Media baru dan
menarik
2. Keselarasan
dengan
tujuan
pembelajaran
6. Media relevan
dengan tujuan
pembelajaran
7. Media
pembelajaran
jelas dan
terfokus pada
topik
pembahasan
8. Materi yang di
berikan sesuai
dengan tujuan
pencapaian
pembelajaran
3. Motivasi 9. Minat guru
terhadap media
pembelajaran
meningkat
10. Penyajian Media
pembelajaran
menumbuhkan
perhatian guru
11. Antusiasme guru
dalam
mengoperasikan
media
pembelajaran
Lembar validasi ahli media dilakukan oleh dosen
desain komunikasi visual terutama bidang animasi. Pada
table 2 merupakan indikator pembuatan angket yang
dikembangkan tabel LORI (Learning Object Review
Instrument).
Tabel 2 Tabel Aspek penilaian Ahli Media
No Aspek Indikator
1. Penyajian
desain
1. Jenis huruf, ukuran
huruf dan gambar jelas
2. Tampilan ilustrasi
membantu guru
mempelajari pokok
bahasan
3. Penempatan tombol
navigasi tepat
4. Peletakan menu, judul,
keterangan jelas dan
mudah terbaca
2. Antarmuka
pengguna
5. Ketersediaan petunjuk
penggunaan
6. Bahasa yang
digunakan
memunculkan rasa
ingin tahu guru
7. Tampilan ilustrasi
sederhana dan jelas
8. Navigasi media
telampir jelas
9. Desain konsisten
3. Efek media 10. Dukungan media bagi
kemandirian
pemahaman guru.
11. Media pembelajaran
dapat meningkatkan
motivasi guru dalam
mempelajari
pemahaman deteksi
dini kekerasan seksual
anak.
12. Media mendorong
keingintahuan
Revisi Desain, Pada validasi produk akan
diketahui kekurangan pada produk yang
dikembangakan. Selanjutnya kekurangan produk hasil
validasi para ahli diperbaiki cara baik desain atau materi
yang terdapat di dalam aplikasi.
Uji coba produk, tahap pengujian produk dilakukan
dengan uji simulasi pembelajaran oleh guru sebagai
sasaran media pembelajaran. Subjek uji coba media
animasi adalah guru di SDN 08 dan SDN Salatiga 12,
Angket Penilaian kepuasan pengguna digunakan untuk
mengetahui kualitas media pembelajaran yang
dikembangkan. Pada tabel 3 dapat dilihat indikator
kualitas media pembelajaran.
Tabel 3 Tabel Aspek penilaian guru
No Aspek Indikator
1. Penyajian
desain
1. Sajian menu menarik dan
mudah digunakan
2. Sajian ilustrasi
membantu guru dalam
pemahaman materi
3. Desain menarik dan
interaktif
4. Petunjuk penggunaan
terlampir jelas
5. Navigasi terlapir jelas
2. Konten/isi
6. Bahasa, teks, dan gambar
diletakan dengan jelas
7. Membantu pemahaman
tentang deteksi dini
kekerasan seksual anak
8. Kejelasan topik
pembelajaran
9. Kesesuaian Bahasa
dengan tingkat
pemahaman guru
10. Kelengkapan isi topik
pembahasan
11. Kesesuaian antara topik
pembahasan dengan
kebutuhan guru
3. Efek
media
12. Dukungan media bagi
kemandirian pemahaman
guru
13. Menyukai media yang
diterapkan
14. Media mendorong rasa
ingin tahu
15. Kemampuan media
untuk meningkatkan
motivasi guru dalam
mempelajari deteksi dini
kekerasan seksual anak.
Angket diujikan kepada guru SDN Salatiga 08
dan SDN Salatiga 12. Tanggapan ketertarikan guru
dihitung menggunakan pola skala likert, masing-masing
nilai dari responden selanjutnya dihitung nilai prosentase
dari masing-masing pertanyaan berdasarkan jawaban
responden dengan rumus:
TS
P = x 100 = %
Y
(1)
Keterangan:
P = Prosentase
TS = Total skor yang di dapat
Y = Nilai tertinggi x jumlah responden
Penjelasan terhadap persentase yang digunakan
untuk mengukur penilaian media memiliki ketetapan
sebagai berikut [16]:
1 = 0% - 20%
2 = 21% - 40%
3 = 41% - 60%
4 = 61% - 80%
5 = 81% - 100%
IV. PEMBAHASAN DAN HASIL
Hasil penelitian Media Interaktif Pendidikan Seks
Tentang Deteksi Dini Kekerasan Seksual Pada Anak
Untuk Guru Sekolah Dasar menggunakan Adobe Flash
yang meliputi (a) Produk media interaktif Pendidikan
seks tentang deteksi dini kekerasan seksual pada anak
untuk guru sekolah dasar, dan (b) Kelayakan produk.
Produk Media Interaktif Pendidikan Seks Tentang
Deteksi Dini Kekerasan Seksual Pada Anak Untuk
Guru Sekolah Dasar
Gambar 3 Splash Screen
Tampilan awal media interaktif adalah splash
screen. Terdapat animasi tulisan bergerak, backsound,
narasi dan tombol start untuk memulai menggunakan
media.
Gambar 4. Menu
Tampilan ini terdapat animasi tulisan bergerak,
narasi, dan tombol menu. Tombol-tombol tersebut
adalah (a) jenis kekerasan seksual, (b) tanda awal
kekerasan seksual, (c) tanda fisik kekerasan seksual, (d)
pencegahan kekerasan seksual, dan (e) penutup
kekerasan seksual.
Gambar 5. Jenis kekerasan seksual
Gambar 5 menunjukkan tampilan jenis
kekerasan seksual, terdapat animasi orang dewasa dan
anak-anak beserta tulisan bergerak dan narasi untuk
menggambarkan isi materi dari jenis kekerasan seksual.
Gambar 5 menunjukkan dua tombol next pada jeda
animasi untuk menuju tampilan selanjutnya dan pada
akhir tampilan terdapat tombol menu untuk kembali ke
menu utama.
Gambar 6. Tanda awal kekerasan seksual
Gambar 6 menggambarkan isi materi tanda
awal kekerasan seksual yang terbagi menjadi lima
animasi dengan tombol next, narasi, dan satu animasi
dengan tombol menu pada akhir.
Gambar 7. Tanda fisik kekerasan seksual
Gambar 7 terdapat narasi dan menunjukkan isi
dari tombol tanda fisik kekerasan seksual juga terdapat
empat animasi yang menggambarkan tanda fisik
kekerasan seksual dengan tokoh anak-anak.
Gambar 8. Pencegahan kekerasan seksual
Gambar 8 menunjukkan tampilan dari tombol
pencegahan kekerasan seksual dengan narasi. Gambar 8
menjelaskan cara pencegahan kekerasan seksual pada
anak.
Gambar 9. Penutup
Gambar 9 adalah konten penutup. Gambar 9
berisi saran dan info kontak KPAI (Komisi
Perlindungan Anak Indonesia) disertai narasi dan
karakter pendukung. Gambar 9 terdapat tombol
menu dan keluar Gambar 9 adalah konten penutup. Gambar 9 berisi saran dan info kontak KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) disertai narasi dan karakter pendukung. Gambar 9 terdapat tombol menu dan keluar.
Kelayakan Produk
Pada bagian ini membahas hasil dari
pengembangan serta evaluasi Media Interaktif
Pendidikan Seks Tentang Deteksi Dini Kekerasan
Seksual Pada Anak Untuk Guru Sekolah Dasar. Validasi
dilakukan oleh ahli materi dan ahli media untuk menilai,
memberi kritik dan saran terhadap desain produk serta
evaluasi media interaktif dengan uji coba terhadap 11
guru SD Salatiga 08 dan 11 guru SD Salatiga 12. Berikut
merupakan hasil evaluasi media interaktif pendidikan
seks.
Tabel 4. Hasil Validasi Ahli Materi
No. Aspek Hasil penilaian
1. Kualitas isi Topik pembelajaran yang
disampaikan baik yaitu mengenai
deteksi kekerasan seksual pada
anak.
Kesesuaian Bahasa dan kalimat
untuk menyampaian materi sudah
baik.
Kelengkapan isi pembahasan
pada media pembelajaran baik
yaitu mencakup jenis kekerasan
seksual, tanda awal kekerasan
seksual, tanda fisik kekerasan
seksual, pencegahan kekerasan
seksul dan penutup yang ada
sudah lengkap.
Kesesuaian materi dan kebutuhan
guru telah terpenuhi dengan baik.
Media yang digunakan menarik
dan masih baru, belum digunakan
pada penyampaikan pendidikan
seksualitas pada anak.
2. Tujuan
pembelajaran
Media interaktif yang digunakan
berkaitan dengan pembelajaran
yang dituju.
Media pembelajaran sudah jelas
dan terfokus terhadap topik
pembelajaran.
Materi yang diberikan baik dan
sesuai dengan tujuan pencapaian
pembelajaran.
3. Motivasi Minat guru meningkat, tapi belum
maksimal.
Perhatian guru bertumbuh dan
antusias dalam mengoperasiakn
media pembelajaran.
Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media
No Aspek Hasil penelitian
1. Penyajian
desain
Penggunaan jenis huruf, ukuran
dan gambar sudah jelas dan
membantu guru mempelajari
pokok bahasan.
Tatak letak tombol, menu, dan
judul terlihat jelas.
2. Antarmuka
pengguna
Tampilan ilustrasi yang ada
sudah jelas.
Navigasi pada media jelas dan
konsisten.
3. Efek media Media mendukung
kemandirian, dan memotivasi
guru dalam memahami dan
mendalami deteksi dini
kekerasan seksual pada anak.
Media interaktif deteksi kekerasan seksual harus
dinilai oleh responden sebagai tolok ukur kepuasan
terhadap hasil media. Table evaluasi berikut merupakan
hasil penilaian guru SDN Salatiga 08 dan SDN Salatiga
12 terhadap kualitas media pembelajaran.
Tabel 6. Hasil Evaluasi SD Salatiga 08
No Aspek Indikator presentase
1. Penyajian
desain
Sajian menu
menarik dan
mudah
digunakan.
90.91 %
Sajian ilustrasi
membantu guru
dalam
pemahaman
materi.
94.55 %
Desain menarik
dan interaktif.
89.09 %
Petunjuk
penggunaan
terlampir jelas
94.55 %
Navigasi
terlampir jelas
94.55 %
2. Konten/isi Bahasa, teks,
dan gambar
diletakkan
dengan jelas
87.27 %
Membantu
pemahaman
tentang deteksi
dini kekerasan
seksual anak
94.55 %
Kejelasan topik
pembelajaran
90.91 %
Kesesuaian
Bahasa dengan
tingkat
pemhaman guru
90.91 %
kesesuaian 92.73 %
antara topik
pembahasan
dengan
kebutuhan
3. Efek
media
Dukungan
media bagi
kemandirian
guru
94.55 %
Menyukai
media yang
diterapkan
92.73 %
Media
mendorong rasa
ingin tahu
90.91 %
Kemampuan
media untuk
meningkatkan
motivasi guru
dalam
mempelajari
deteksi dini
kekerasan
seksual anak.
92.73 %
Tabel 7. Hasil Evaluasi SD Salatiga 12
No Aspek Indikator presentase
1. Penyajian
desain
Sajian menu
menarik dan
mudah
digunakan.
90.91 %
Sajian ilustrasi
membantu guru
dalam
pemahaman
materi.
92.73 %
Desain menarik
dan interaktif.
92.73 %
Petunjuk
penggunaan
terlampir jelas
90.91 %
Navigasi
terlampir jelas
81.82 %
2. Konten/isi Bahasa, teks,
dan gambar
diletakkan
dengan jelas
92.73 %
Membantu
pemahaman
tentang deteksi
dini kekerasan
90.91 %
seksual anak
Kejelasan topik
pembelajaran
92.73 %
Kesesuaian
Bahasa dengan
tingkat
pemhaman
guru
89.09 %
kesesuaian
antara topik
pembahasan
dengan
kebutuhan
90.91 %
3. Efek
media
Dukungan
media bagi
kemandirian
guru
94.55 %
Menyukai
media yang
diterapkan
92.73 %
Media
mendorong
rasa ingin tahu
98.18 %
Kemampuan
media untuk
meningkatkan
motivasi guru
dalam
mempelajari
deteksi dini
kekerasan
seksual anak.
98.18 %
Hasil penilaian media interaktif pendidikan seks
untuk guru pada SD Salatiga 08 pada tabel 6
menunjukkan presentase penyajian desain rata-rata
92.73%, sedangkan SD Salatiga 12 menunjukkan rata-
rata 89.82 % yang berarti keduanya mengarah pada
kriteria sangat baik, ditunjukan dengan sajian menu yang
menarik dan mudah digunakan, sajian ilustrasi yang
membantu guru dalam memahami materi, desain yang
menarik dan interaktif, petunjuk penggunaan dan
navigasi yang terlampir jelas. Sajian ilustrasi membantu
guru dalam pemahaman materi, petunjuk penggunaan
terlampir jelas, dan navigasi terlampir jelas mendapat
presentase tertinggi yaitu 94.55% di SDN Salatiga 08,
sedangkan presentasi tertinggi di SDN Salatiga 12 pada
indikator sajian ilustrasi membantu guru dalam
pemahaman materi beserta desain menarik dan interaktif
yaitu 92,73% masuk dalam kriteria sangat baik dan
presentase terendah di SDN Salatiga 08 pada indikator
desain menarik dan interaktif yaitu 89.09%, sedangkan
di SDN Salatiga 12 pada indikator navigasi terlampir
jelas yaitu 82.82%.
Hasil penilaian konten isi di SDN Salatiga 08
dan SDN Salatiga 12 rata-rata 91.27% dengan kriteria
sangat baik, ini terlihat dalam media interaktif. Rata-rata
terendah terdapat pada indikator bahasa, teks, dan
gambar diletakkan dengn jelas di SDN Salatiga 08 yaitu
87.27% , sedangkan di SDN Salatiga 12 pada indikator
kesesuaian bahasa dengan tingkat pemahaman guru
yaitu 89.09% dan tertinggi pada indikator membantu
pemahaman tentang deteksi dini kekerasan seksual anak
di SDN Salatiga 08 yaitu 94.55%, sedangkan di SDN
Salatiga 12 pada indikator Bahasa, teks, dan gambar
duletakkan dengan jelas dan kejelasan topik
pembelajaran yaitu 92,73%.
Hasil pada penilaian efek media mendapat
presentasi 92.73% di SDN Salatiga 08 dan 95,91% di
SDN Salatiga 12 masuk dalam kriteria sangat baik, ini
dikarenakan efek dari media ini mendukung
kemandirian, pemahan dan antusias guru dalam
mendeteksi dini kekerasan seksual pada anak.
V. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan penilaian yang telah
dilakukan maka kesimpulam media interaktif pendidikan
seks tentang deteksi dini kekerasan seksual anak telah
sesuai dengan evaluasi ahli materi dan ahli media yang
mana mendapat rata-rata penilaian dalam setiap aspek
dengan kriteria sangat baik. Media yang dibuat ini telah
sesuai dengan sasaran yaitu guru SDN Salatiga 08 dan
SDN Salatiga 12. Ditunjukkan dengan sajian ilustrasi
yang membantu, petunjuk dan navigasi terlampir jelas,
dapat membantu pemahaman, dan kemandirian guru
dalam mendeteksi dini kekerasan seksual anak. Nilai
rata-rata 92.21% di SDN Salatiga 08 dan 92.08% di
SDN Salatiga 12 dapat dikategorikan sangat baik.
Produk media interaktif pendidikan seks tentang deteksi dini kekerasan seksual pada anak dapat dimanfaatkan oleh guru maupun orangtua sebagai bahan belajar dalam mendeteksi dini dan mencegah kekerasan seksual yang terjadi dilingkungan sekitar.
References
[1] Maradewa,Rega (2019, 4 Mei). KPAI: 67 Persen
Kekerasan Bidang Pendidikan Terjadi di Jenjang SD.
Dikutip 3 Juli 2019 dari KPAI:
http://www.kpai.go.id/berita/kpai-67-persen-kekerasan-
bidang-pendidikan-terjadi-di-jenjang-sd
[2] Ramadhan,Bilal (2018, 18 Januari). Anak
Perempuan Usia 8 Tahun Ini Alami Kecanduan Seks.
Dikutip 4 Juli 2019 dari Republika.co.id:
https://nasional.republika.co.id/berita/p2qu7u330/anak-
perempuan-usia-8-tahun-ini-alami-kecanduan-seks
[3] Sediyono, Eko., Wahyuni Kristinawati, Mila
Chrismawati Passeleng, dan Dwi Lismiyati. 2018. Stop
Kekerasan Pada Anak.Salatiga:Griya Media.
[4] Duniapcoid (2019, 1 Januari). Jenis Media Interaktif
: Pengertian dan Janisnya. Diakses 4 Juli 2019 dari
Dunia Pendidikan: https://duniapendidikan.co.id/jenis-
media-interaktif-pengertian-dan-jenisnya/
[5] Rohyati, Dwi.(2016). Pengaruh penggunaan media
interaktif dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar
IPS siswa kelas V SDN Sukabumi 1 dan 6 Gugus 02
tahunpelajaran 2014/2015 dikota Probolinggo. Jurnal
Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI), 10 No 2 (2016),
184-202
[6] Retno, Devita (2019, 30 Januari). 12 Aspek
Perkembangan Kognitif Pada Masa Kanak – Kanak
Awal Piaget. diakses 6 juli 2019 dari
DosenPsikologi.com:
https://dosenpsikologi.com/perkembangan-kognitif-
pada-masa-kanak-kanak-awal
[7] Mashudi, Esya Anesty.(2015). Pencegahan
kekerasan seksual pada anak melalui pengajaran
personal safety skills. Metodik Didaktik, 9 No 2 Januari
2015
[8] Indah dan ira, 2015, “Program “Jari Peri” sebagai
Pelindung Anak dari Kekerasan Seksual”, Vol. 42, No.2
[9] Yuda Dwi Prakosa.(2016). Animasi interaktif
pendidikan seks (kesehatan reproduksi) pada masa
pubertas. hal. 14-15. Pada tanggal 8 Juli.
[10] Selamet dkk., 2017, “Animasi Metamorfosis Kupu-
Kupu”, Vol. 8, No. 1
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/simet/article/view/990
[11] Dimas dkk., 2019, “Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif Berbasis Etnomatematika
Berbantu Macromedia Flash”, Vol. 4, No. 2
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/jkpm/
[12] Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Media
Pembelajaran (Jakarta:Rajawali, 2011), hal 3
[13] „interaktif adalah hal yang terkati dengan
komunikasi dua arah / suatu hal bersifat saling
melakukan aksi, saling aktif dan saling berhubungan
serta mempunyai timbal balik antara satu dengan
lainnya‟ (Warsita:2008)
[14] Pemerintah Indonesia.2005.Undang-Undang No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Lembaran RI
Tahun 2005 No. 2. Jakarta: Sekretariat Negara.
[15] Sugiyono.2012. metode penelitian pendidikan
(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
[16] Riduan & Sunarto. (2010). Pengantar statistika
untuk penelitian pendidikan, sosial, ekonomi,
komunikasi dan bisnis. Bandung: Alfabeta.