Mbd

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem organ dalam tubuh manusia ada beberapa macam, diantaranya adalah sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh, membantu proses pergerakan, serta melindungi organ-organ tubuh yang lunak. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal merupakan jaringan ikat. Sistem ini terdiri atas tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur tersebut (Patofisiologi, 2002). Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas. Dari berbagai macam jaringan yang menyusun sistem ini, bermacam-macam pula gangguan yang dapat ditimbulkan. Salah satu gangguan itu yaitu Benigna Bone Tumor and Maligna

description

makalah

Transcript of Mbd

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangSistem organ dalam tubuh manusia ada beberapa macam, diantaranya adalah sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh, membantu proses pergerakan, serta melindungi organ-organ tubuh yang lunak. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal merupakan jaringan ikat. Sistem ini terdiri atas tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur tersebut (Patofisiologi, 2002).Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas.Dari berbagai macam jaringan yang menyusun sistem ini, bermacam-macam pula gangguan yang dapat ditimbulkan. Salah satu gangguan itu yaituBenigna BoneTumor and Maligna Bone Tumor.Tumor ini sering terjadi pada anak-anak, karena sifatnya yang jinak tumor ini tidak berbahaya. Tumor-tumor jaringan lunak merupakan suatu golongan heterogen kelainan-kelainan yang berasal dari jaringan asal mesodermal. Dalam jaringan ini termasuk organ gerak, seperti otot-otot dan tendon, kapsula, sendi dan juga semua struktur lemak dan jaringan ikat penyangga, yang berada diantara komponen-komponen epitelial dan di sekitar organ-organ. Sering juga kelainan yang berasal dari struktur mesenkimal, tetapi yang terletak dalam organ tertentu, dibicarakan dan ditangani sebagai kelainan organ-organ itu dan tidak dimasukkan dalam golongan tumor jaringan lunak.

Tumor tulang Benigna dan Maligna memiliki prevalensi yang jarang (kurang dari 1% dari seluruh kasus tumor), namun tumor ini mengakibatkan dampak yang cukup fatal bagi penderitanya. Penderita tumor tulang seringkali merasakan nyeri yang hebat bahkan pasien tidak mampu menjalankan aktivitasnya. Selain itu penderita juga dapat berisiko mengalami cidera akibat fraktur patologik.

Peran perawat dalam penyembuhan dan perawatan klien sangat dibutuhkan, karena umumnya pada pasien tumor tulang ini pasien mengalami kesulitan bergerak. Bahkan efek dari tindakan medis juga cukup mengganggu, misalnya pada kemoterapi dan pembedahan. Oleh karena itu perawat juga harus mengetahui tumor tulang Benigna dan Maligna secara menyeluruh. Hal ini ditujukan agar perawat mampu bertindak secara profesional dalam asuhan keperawatan dan memberikan perawatan yang supportif pada penderita tumor tulang.Tetapi kali ini kami akan membahas Tumor Tulang Maligna.1.2 Rumusan Masalah1.Apakah definisi Tumor tulang?

2.Apakah definisi Tumor tulang Maligna?

3.Bagaimana angka kejadian Tumor tulang Maligna di dunia?

4.Apa saja etiologi Tumor tulang Maligna?

5.Apa saja faktor risiko terjadinya Tumor tulang Maligna?

6.Apa saja jenis-jenis Tumor tulang Maligna?

7.Bagaimana patofisiologi Tumor tulang Maligna?

8.Bagaimana manifestasi klinis Tumor tulang Maligna?

9.Bagaimana penatalaksanaan medis Tumor tulang Maligna?

10.Bagaimana Web of Caution Tumor tulang Maligna?

11.Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan Tumor tulang Maligna?

1.3Tujuan1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan Tumor tulang Maligna1.3.2Tujuan Khusus

1.Menjelaskan definisi Tumor tulang.

2.Menjelaskan definisi Tumor tulang Maligna3.Mengetahui angka kejadian Tumor tulang Maligna4.Menjelaskan etiologi Tumor tulang Maligna5.Menjelaskan faktor risiko terjadinya Tumor tulang Maligna6.Menjelaskan jenis-jenis Tumor tulang Maligna7.Menjelaskan patofisiologi Tumor tulang Maligna8.Menjelaskan manifestasi klinis Tumor tulang Maligna9.Menjelaskan penatalaksanaan medis Tumor tulang Maligna10.Menjelaskan Web of Caution Tumor tulang Maligna11.Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan Tumor tulang Maligna1.4 Manfaat1.Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, penatalaksanaan medis, serta patofisiologi Tumor tulang Maligna2.Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan memahami asuhan keperawatan pada klien dengan Tumor tulang Maligna3.Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan Tumor tulang MalignaBAB 2PEMBAHASAN2.1 Anatomi dan Fisiologi TulangTulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh yang mempunyai kerangka protein dan diperkuat kalsium, di mana lapisan luar tulang mempunyai saraf dan jaringan pembuluh darah yang kecil. Tulang terdiri atas 3 komponen yaitu korteks, spongiosa, dan periusteum. Dikenal juga sebagai osseus tissue, yaitu sejenis endoskeletal keras yang menjadi jaringan penghubung yang ditemukan pada banyak hewan vertebrata (bertulang belakang). Ada beberapa jenis sel penyusun tulang yaitu,osteoblas,osteosit,danosteoklas. Osteoblasberfungsi sebagai sintesis kolagen dan substansi dasar serta mengangkut mineral untuk kalsifikasi.Osteositberfungsi membentuk dan meresorbsi tulang. SedangkanOsteoklasbersama hormon paratiroid meresorbsi tulang.

Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan dan kemudian berlangsung terus sampai decade kedua dalam susunan yang teratur. Organ ini merupakan organ yang mendukung struktur tubuh, melindungi organ-organ internal, serta memungkinkan pergerakan atau perpindahan. Otot-otot skeletal (kerangka) melalui tendon (urat daging) menghubungkan tulang-tulang panjang, dan ligamen (ikatan sendi tulang) menghubungkan tulang dengan tulang sendi. Pada sumsum tulang merah (pada matriks tulang spongy) diproduksi sel darah merah, sementara pada diaphysis diproduksi sel darah putih. Secara umum, kerangka tubuh manusia dewasa terdiri dari 206 tulang

Terdapat dua hormon yang sangat berpengaruh pada proses pembentukan dan reabsorbsi tulang yaitu hormon paratiroid dan kalsitonin. Hormon paratiroid berfungsi untuk mengabsorbsi garam kalsium dari tulang dan menyuplainya dalam darah, sedangkan hormon kalsitonin berlawanan dengan efek paratiroid yaitu mengambil garam kalsium dari darah dan sistem pencernaan.

2.2 Tumor TulangTumor tulang adalah pertumbuhan abnormal pada sel-sel (neoplasma) di dalam tulang yang kemungkinannya benigna (non kanker) atau maligna (kanker). Neoplasma adalah masa abnormal dari jaringan, yang pertumbuhannya pesat dan tidak terkoordinasi dari pada jaringan normal dan berlangsung lama serta berlebihan setelah perhentian stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut(Robin 1999, 261,basic of pathology disease).Tumor tulang ini dapat di bedakan menjadi dua yaitu:

1.Tumor tulang primer

a.Tumor tulang primer merupakan tumor tulang yang berasal dari dalam tulang itu sendiri (osteogenik).

Jinak : osteoid osteoma

Ganas : oesteosarkomab.Tumor yang membentuk tulang rawan (kondrogenik)

Jinak : KondroblastomaGanas : Kondrosarkoma

c.Tumor jaringan ikat (fibrogenik)

Jinak : - Non Ossifying FibromaGanas : - Fibrosarkoma

d.Tumor sumsum tulang (myelogenik)

Ganas : multiple myeloma

2.Tumor tulang sekunder / metastasik

Tumor tulang sekunder merupakan tumor tulang yang berasal dari metastase tumor yang berasal dari organ/bagian tubuh yang lain, misalnya pada tumor tulang yang terjadi dari tumor payudara, prostase, paru-paru. Terutama sekali tumor yang berada pada akses utama sistem vaskuler.

2.3 Tumor Tulang Benigna dan Maligna2.3.1 Definisi Tumor Tulang MalignaTumor Ganas (Maligna)Tumor jenis ini lebih dikenal dengan istilah Kanker, yang memilikipotensi untuk menyerang dan merusak tissue yang berdekatan, baik denganpertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) ataumenyebabkan terjadinya metastasis (migrasi sel ke tempat yang jauh).2.3.3 Etiologi Tumor Tulang MalignaA.Etiologi Tumor Tulang Maligna

Faktor penyebab tumor maligna jaringan lunak yaitu:

1.Faktor genetik atau keturunan dimana bisa diturunkan dari embrionik mesoderm.

2.Virus

Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga mengganggu generasi mendatang dari populasi sel.

3.Agens fisik

4.Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi berulang atau ketika terapi radiasi digunakan untuk mengobati penyakit.

5.Agens hormonal

Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya gangguan dalam keseimbangan hormon baik dalam pembentukan hormon tubuh sendiri (endogenus) atau pemberian hormon eksogenus.

6.Kegagalan sistem imun

Kegagalan sisem imun untuk berespon dengan tepat terhadap sel-sel maligna memungkinkan tumor tumbuh sampai pada ukuran yang terlalu besar untuk diatasi oleh mekanisme imun normal.

7.Agens kimia

Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik dengan menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian tubuh (zat warna amino aromatik, anilin, nikel, seng, polifinil chlorida).

2.3.5 Jenis-jenis Tumor Tulang Maligna

A. Yang merupakan tumor tulang maligna yaitu:

1.Kondrosarkoma

2.Ewings Sarcoma

3.Fibrosarkoma & Histiositoma Fibrosa Maligna

4.Mieloma Multipel

5.Osteosarkoma

6.Limfoma Tulang Maligna1)KONDROSARKOMAChondrosarcoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang ganas, merupakan jenis tumor ganas kedua yang paling banyak didapati diderita. Kebanyakan Chondrosarcoma tumbuh lambat atau merupakan tumor derajat rendah yang sering dapat disembuhkan dengan pembedahan. Namun, ada juga tumor derajat tinggi yang cenderung untuk menyebar. Biasanya untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi. Tumor jenis ini harus diangkat seluruhnya melalui pembedahan karena tidak bereaksi terhadap kemoterapi maupun terapi penyinaran. Amputasi tungkai atau lengan jarang diperlukan. Jika tumor diangkat seluruhnya, lebih dari 75% penderita bertahan hidup.2)EWINGS SARCOMAEwings sarcoma ditemukan oleh Dr. James Ewing pada tahun 1921, dan sering ditemukan muncul pada masa pubertas, dimana tulang tumbuh sangat cepat. Jenis tumor ini jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 10tahun dan hamper tidak pernah ditemukan pada anak-anak afro-amerika.Ewings sarcoma bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, namun paling seringditemukan pada tulang panjang anggota gerak, panggul atau dada, bahkan jugabisa tumbuh di tulang tengkorak atau tulang pipih lainnya.3)FIBROSARKOMA & HISTIOSITOMA FIBROSA MALIGNAKanker ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat selaintulang, yaitu ligamen, tendo, lemak dan otot) dan jarang berawal dari tulang.Kanker ini biasanya ditemukan pada usia lanjut dan usia pertengahan. Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada tungkai, lengan dan rahang. Fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa maligna mirip dengan osteosarcoma dalam bentuk, lokasi dan gejala-gejalanya, pengobatannya juga sama.

4)MIELOMA MULTIPELMieloma multipel merupakan kanker tulang primer yang paling sering ditemukan, yang berasal dari sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah, umumnya terjadi pada orang dewasa. Tumor ini dapat mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada satu tempat atau lebih. Pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.5)OSTEOSARKOMAOsteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja. Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki. Penyebab yang pasti tidak diketahui. bukti-bukti mendukung bahwa osteosarcoma merupakan penyakit yang diturunkan.

Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas). Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian, osteosarkoma juga bias tumbuh di tulang lainnya. Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri. sejalan dengan pertumbuhan tumor, juga bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas. Tumor di tungkai menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat sesuatu benda. Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah. Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang karena tumor bisa menyebabkan tulang menjadi lemah. patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebutfraktur patologisdan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin.6)LIMFOMA TULANG MALIGNALimfoma Tulang Maligna (Sarkoma Sel Retikulum) biasanya timbul pada usia 40- 50 tahun. Bisa berasal dari tulang manapun atau berasal dari tempat lain di tubuh kemudian menyebar ke tulang. Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih mudah patah. Pengobatan terdiri dari kombinasi kemoterapi dan terapi penyinaran, yang sama efektifnya dengan pengangkatan tumor. Amputasi jarang diperlukan.

B. Tumor tulang maligna sekunder yaitu berasal dari metaste tumor, misalnya tumor payudara, bronkus, prostat dan ginjal. Contoh dari tumor maligna sekunder adalah osteosarkoma dan osteogeniksarkoma.2.3.6 Patofisiologi Tumor Tulang Maligna

Tumor ganas merupakan proses yang biasanya makan waktu lama sekali, bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berfoliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif. Dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluih darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase. Penyebaran limfogen terjadi karena sel kanker menyusup ke saluran limfe kemudian ikut aliran limfe menyebar dan menimbulkan metastasis di kelenjar limfe regional. Pada umumnya kanker mula-mula menyebar dengan cara ini baru kemudian menyebar hematogen, pada permulaan penyebaran hanya terjadi pada satu kelenjar limfe saja tetapi selanjutnya terjadi pada kelenjar limfe regional lainnya. Setelah menginfiltrasi kelenjar limfe sel kanker dapat menembus dinding struktur sekitar menimbulkan perlekatan. Kelenjar limfe satu dengan yang lain sehingga membentuk paket kelenjar limfe. Penyebaran hematogen terjadi akibat sel kanker menyusup ke kapiler darah kemudian masuk ke pembuluh darah dan menyebar mengikuti aliran darah vena sampai organ lain.

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel: osteoblas, osteosit, dan osteoklas.Osteoblasmembangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebutosifikasi.Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas, mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang peranan dalam mengendapkan kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfotase alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka keadaan fosfotase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.Osteositadalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi untuk tulang yang padat.Osteoklasadalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas adalah proses pengikisan tulang.Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon yaitu hormon kalsitonin,hormon paratiroid dan vit D. Suatu peningkatan kadar hormone kalsitonin mempunyai efek terjadinya peningkatan absorbsi ke dalam tulang sehingga mengakibatkan terjadinya pengapuran tulang yang menjadikan tulang-tulang rawan menjadi keras. Jika terjadi peningkatan hormon paratiroid (PTH) mempunyai efek langsung menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorbsi dan bergerak memasuki serum. Di samping itu peningkatan kadar PTH secara perlahan-lahan menyebabkan peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas, sehingga terjadi demineralisasi. Peningkatan kadar kalsium serum pada hiperparatiroidisme dapat pula menimbulkan pembentukan batu ginjal. Vitamin D mempengaruhi deposisi dan absorbsi tulang seperti yang terlihat pada kadar PTH yang tinggi.

2.3.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:1. Pemeriksaan radiologis menyatakan adanya segitiga codman dan destruksi tulang.

2. CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru.

3. Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi tindakan insisi, eksisi, biopsi jarum, dan lesi-lesi yang dicurigai.

4. Skrening tulang untuk melihat penyebaran tumor.

5. Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan alkalin fosfatase.

6. MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya.

7. Scintigrafi untuk dapat dilakukan mendeteksi adanya skip lesion. ( Rasjad. 2003).2.3.8 Manifestasi Klinis Tumor Tulang Benigna dan MalignaA.Manifestasi Klinis Tumor Tulang Maligna

1.Nyeri

Nyeri merupakan gejala yang paling banyak ditemukan, sekitar 75% pasien dengan tumor tulang maligna merasakan nyeri. Gejala nyeri yang ditimbulkan tergantung pada predileksi serta ukuran tumor. Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat pembesaran tumor yang perlahan-lahan. Nyeri berlangsung lama dan memburuk pada malam hari. Saat istirahat nyeri tidak menghilang, nyeri diperberat oleh adanya fraktur patologis.

2.Pembengkakan

Pembengkakan lokal biasa ditemukan.

3.Massa yang teraba

Teraba massa yang diakibatkan penonjolan tulang.

4.Frekuensi miksi meningkat

Manifestasi klinis ini ditemukan pada tumor tulang maligna di pelvis, namun manifestasi klinis ini tidak selalu ada di setiap tumor tulang maligna. Gejala yang ditimbulkan tergantung dari gradenya. Pada grade tinggi, selain pertumbuhan tumor cepat juga disertai nyeri yang hebat. Sedangkan pada grade rendah, pertumbuhan tumor lambat dan biasanya disertai keluhan orang tua seperti nyeri pinggul dan pembengkakan.

2.3.9 Penatalaksanaan Medis Tumor Tulang Benigna dan MalignaA.Penatalaksanaan Medis Tumor Tulang Maligna

Penatalaksanaan tumor tulang maligna merupakan bentuk kerja tim antara dokter dengan profesional kesehatan lainnya. Para radiologist, diperlukan untuk melihat faktor- faktor untuk evaluasi kecepatan perkembangan tumor, diagnosis spesifik, dan pembesaran tumor. Perawat dan ahli gizi, terlibat menjelaskan kepada pasien efek samping dari penanganan tumor tulang maligna dan memberikan dorongan kesehatan makanan untuk membantu melawan efek samping tersebut.

Jenis terapi yang diberikan kepada pasien tergantung pada beberapa hal seperti:

1.Ukuran dan lokasi dari kanker.

2.Menyebar tidaknya sel kanker tersebut.

3.Grade dari sel kanker tersebut.

4.Keadaan kesehatan umum pasien.

Pasien dengan tumor tulang maligna memerlukan terapi kombinasi pembedahan(surgery), kemoterapi dan radioterapi.

1.Surgery

Langkah utama penatalaksanaan tumor tulang maligna pembedahan karena tumor tulang ini kurang berespon terhadap terapi radiasi dan kemoterapi. Variasi penatalaksanaan bedah dapat dilakukan dengan kuret intralesi untuk lesi grade rendah, eksisi radikal, bedah beku hingga amputasi radikal untuk lesi agresif grade tinggi. Lesi besar yang rekuren penatalaksanaan paling tepat adalah amputasi.

2.Kemoterapi

Kemoterapi, meskipun bukan yang paling utama, namun ini diperlukan jika kanker telah menyebar ke area tubuh lainnya. Terapi ini menggunakan obat anti kanker (cytotoxic) untuk menghancurkan sel-sel kanker. Namun kemoterapi dapat memberikan efek samping yang tidak menyenangkan bagi tubuh. Efek samping ini dapat dikontrol dengan pemberian obat.

3.Radioterapi

Prinsip radioterapi adalah membunuh sel kanker menggunakan sinar berenergi tinggi. Radioterapi diberikan apabila masih ada residu tumor, baik makro maupun mikroskopik. Radiasi diberikan dengan dosis per fraksi 2,5 Gy per hari dan total 50-55 Gy memberikan hasil bebas tumor.

Adapula Penatalaksanaan medis lainnya adalah :

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektif mungkin.

Teknik Pembedahan :

a.Eksisi luas, tujuan adalah untuk mendapatkan batas-batas tumor secara histologis, tetapi mempertahankan struktur-struktur neurovaskuler yang utama.

b.Amputasi, tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi. Indikasi amputasi primer adalah lesi yang terjadi secara lambat yang melibatkan jaringan neurovaskuler, menyebabkan firaktur patologis (terutama raktur proksimal), biopsi insisi yang tidak tepat atau mengalami infeksi, atau terkenanya otot dalam area yang luas.

c.Reseksi enblock, taknik ini memerlukan eksisi luas dari jaringan normal dari jaringan disekitarnya, pegankatan seluruh serabut otot mulai dari origo sampai insersinya dan reseksi tulang yang terkena termasuk struktur pembuluh darah.

d.Prosedur tikhofflinbekrg, teknik pembedahan ini digunakan padalesi humerus bagian proksimal dan meliputi reaksi enblock skapula, bagian humerus dan klavikula.

e.Pilihan Rekonstruksi

Kriteria pasien untuk pembedahan mempertahankan ekstremitas, usia, insisi biopsi dan fungsi pasca bedah ekstremitas yang dipertahankan lebih dari fungsi alat prostesis, rekonstruksi dapat dilakukan dengan penggunaan berbagai bahan logam maupun sintesis.

f.Kemoterapi

Kemoterapi mengurangi massa tumor dengan agen alkilating kemoterapi yang dikombinasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan untuk membasmi lesi mikrometastik.

g.Terapi Radiasi

Percobaan untuk sakoma jaringan lunak saat ini dengan menggunakan doksorubisin / sisplatin diikuti radiasi sebesar 2800 cGy.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian1. Identitas pasien

Nama, umur, jenis kelamin, pendidkan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, dan lain-lain.2. Riwayat kesehatan1. Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena.

2. Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak

3. Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya

1. Pengkajian fisik

2. Pada palpasi teraba massa pada derah yang terkena.

b. Pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkan oleh tumor.

1. Pengkajian status neurovaskuler; nyeri tekan

d. Keterbatasan rentang gerak

1. Hasil laboratorium/radiologi

1. Terdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang baru.

2. Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek tulang.

3. Terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.

Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan (amputasi).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah nyeri akut teratasi seluruhnya.

Kriteria Hasil :

a.Klien mengatakan nyeri hilang dan terkontrol,

b.Klien tampak rileks, tidak meringis, dan mampu istirahat/tidur dengan tepat,

c.Tampak memahami nyeri akut dan metode untuk menghilangkannya, dan

d.Skala nyeri 0-2.

Intervensi:1. Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10). Selidiki perubahan karakteristik nyeri.

R / : Untuk mengetahui respon dan sejauh mana tingkat nyeripasien.

1. Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pijatan lembut).

R / : Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang luka.

1. Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.

R / : Peningkatan vena return, menurunkan edema, dan mengurangi nyeri.

1. Berikan lingkungan yang tenang.

R / : Agar pasien dapat beristirahat dan mencegah timbulnya stress.

1. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgetik,kaji efektifitas dari tindakan penurunan rasa nyeri.

R / : Untuk mengurangi rasa sakit / nyeri.

1. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan muskuluskletal, nyeri, dan amputasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah kerusakan mobillitas fisik teratasi seluruhnya.

Kriteria Hasil :

1. Pasien menyatakan pemahaman situasi individual, program pengobatan, dan tindakan keamanan,

2. Pasien tampak ikut serta dalam program latihan / menunjukan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas,

3. Pasien menunjukan teknik / perilaku yang memampukan tindakan beraktivitas, dan

4. Pasien tampak mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.

Intervensi :

1) Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut.

R/: Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi tidak proporsional).

2) Dorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca koran dll ).

R/:Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan mengontrol diri pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial.

3) Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera maupun yang tidak.

R / : Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.

4) Bantu pasien dalam perawatan diri.

R / : Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol situasi, meningkatkan kemauan pasien untuk sembuh.

5) Berikan diitTinggi proteinTinggi kalori, vitamin ,dan mineral.

R / : Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB.

6) Kolaborasidengan bagian fisioterapi.

R / :Untuk menentukan program latihan.

1. Kerusakan integritaskulitatau jaringan berhubungandenganpenekanan pada daerah tertentu dalam waktu yang lama.

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama3 x 24 jam masalah kerusakan integritaskulit/ jaringan teratasi seluruhnya.

K Kriteria Hasil:KlienMenunjukkan prilaku / tehnik untuk mencegah kerusakan kulittidak berlanjut.

Intervensi :

1. Kaji adanya perubahan warna kulit.

R / : Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit.

1. Pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan.

R / : Untuk menurunkan tekanan pada area yang peka resiko kerusakan kulit lebih lanjut.

1. Ubah posisi dengan sesering mungkin.

R / : Untuk mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimalkanresiko kerusakan kulit.

1. Beriposisi yang nyaman kepada pasien.

R / : Posisi yang tidak tepat dapat menyebabkancedera kulit / kerusakan kulit.

1. Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pemberian zalf / antibiotic.

R / : Untuk mengurangi terjadinya kerusakan integritas kulit.

1. Resiko infeksiberhubungandengan fraktur terbuka kerusakan jaringan lunak.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah resiko infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

1. Tidak ada tanda-tanda Infeksi,

2. Leukosit dalam batas normal, dan

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Intervensi :

1) Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) terhadap adanya: edema, rubor, kalor, dolor, fungsi laesa.

R/ :Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.

2) Anjurkan pasien untuk tidak memegang bagian yang luka.

R/ :Meminimalkan terjadinya kontaminasi.

3) Rawatluka dengan menggunakan tehnik aseptik

R/ :Mencegah kontaminasi dan kemungkinan infeksi silang.

4) Mewaspadai adanya keluhan nyeri mendadak, keterbatasan gerak, edemalokal, eritema pada daerah luka.

R/ :Merupakan indikasi adanya osteomilitis.

5) Kolaborasi pemeriksaan darah : Leukosit

R/ :Leukosit yang meningkat artinya sudah terjadi proses infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart. 2001.Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Ed 8. EGC. Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999,Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Price, Sylvia Anderson. 1995.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Rahmadi, Agus. 1993.Perawatan Gangguan Sistem Muskuloskletal. Banjarbaru: Akper Depkes

Reeves, J. Charlene. Et al. 2001.Keperawatan Medikal Bedah. Ed. I. Salemba medika. Jakarta

Tucker, Susan Martin et al.1999,Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC

. 2003.Catatan Kuliah Medikal Bedah III. (Print out). Jurusan Keperawatan Banjarbaru