MAWARIS
description
Transcript of MAWARIS
MAWARISIrma indriani
Irwan AnwarPanji SuryoRizky KSillvi KhoerunnisaYudistira
PENGERTIAN
Mawaris atau maurus yaitu: Peninggalan orang yang meninggal yang diwarisi oleh ahli warisnya.
Ilmu mawaris atau faraid yaitu: Ilmu yang mempelajari atau mengetahui orang yang berhak menerima harta pusaka dan cara-cara pembagiannya sesuai dengan ketentuan syara.
TUJUAN
Untuk melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya sesuai ketentuan syara.
Untuk mengetahui secara jelas siapa yang berhak menerima, berapa bagian masing-masing dan siapa yang tidak berhak.
Untuk menentukan pembagian harta warisan secara adil dan benar.
PENGERTIAN DAN TUJUAN
SUMBER HUKUM
QS An- Nisa ayat 7, 11, dan 12 Hadist Buchori Muslim
PENTINGNYA ILMU MAWARIS
Harta dapat diberikan kepada orang yang berhak
menerimanya
Tidak akan merugikan salah satu pihak
Mencegah perselisihan
Hukum: Fardu Kifayah
Sebab-Sebab Menerima Warisan
Nasab atau keturunan yaitu hubungan pertalian darah ( anak, ibu, bapak, kakek dan
saudara)
Perkawinan yaitu ikatan lahir bathin ( suami istri ) QS An- Nisa 12
Wala’ ( memerdekakan budak )
Sebab –Sebab Terhalangnya Pewarisan
Harta Sebelum Dibagikan
Budak(Hamba sahaya)
Pembunuh Murtad
Berlainan agama
Tajhiz (biaya jenazah) yaitu
selama sakit dan pengurusan
jenazah
Zakat jika nisabWasiatAd-dain (bayar utangnya)
AHLI WARIS LAKI-LAKI1. Anak laki-laki2. Cucu laki-laki dr anak lk3. Bapak4. Kakek dr bapak dan terus ke atas5. Saudara laki-laki sekandung6. Saudara laki-laki sebapak7. Saudara laki-laki seibu8. Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak10. Paman yang sekandung dengan bapak11. Paman yang sebapak dengan bapak12. Anak laki-laki paman yang sekandung
dengan bapak13. Anak laki-laki paman yang sebapak
dengan bapak14. Suami15. Laki-laki yang memerdekakan muwaris
12 13
1110
M
3
4
765
1
2
8 9
14
15
Bila ahli waris laki-laki ada semua maka yang berhak menerima warisan hanya 3, yaitu anak laki-laki, suami, dan bapak
1. Anak laki-laki2. Cucu laki-laki dr anak lk3. Bapak4. Kakek dr bapak dan terus ke atas5. Saudara laki-laki sekandung6. Saudara laki-laki sebapak7. Saudara laki-laki seibu8. Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak10. Paman yang sekandung dengan bapak11. Paman yang sebapak dengan bapak12. Anak laki-laki paman yang sekandung
dengan bapak13. Anak laki-laki paman yang sebapak
dengan bapak14. Suami15. Laki-laki yang memerdekakan muwaris
12 13
1110
M
3
4
765
1
2
8 9
14
15
Ahli waris perempuan
1. Anak perempuan2. Cucu perempuan dari anak
laki-laki3. Ibu4. Nenek dari ibu5. Nenek dari bapak6. Saudara perempuan kandung7. Saudara perempuan bapak8. Saudara perempuan seibu9. Istri10. Wanita yang memerdekakan
muwaris
M
1
6 7 8
5
3
4
9
2
10
Bila ahli waris perempuan ada semua maka yang berhak memperoreh warisan hanya 5, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan
saudara perempuan
1. Anak perempuan2. Cucu perempuan dari anak
laki-laki3. Ibu4. Nenek dari ibu5. Nenek dari bapak6. Saudara perempuan kandung7. Saudara perempuan bapak8. Saudara perempuan seibu9. Istri10. Wanita yang memerdekakan
muwaris
M
1
6 7 8
5
3
4
9
2
10
Dan apabila semua 25 ahli waris (ahli waris laki-laki dan perempuan) ada semuanya, maka, yang berhak menerima warisan hanya 5 saja, yaitu Ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan dan istri/suami
Bentuk Warisan
Zawil Furudh yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian tertentu (2/3, 1/2, 1/3, ¼, 1/6, 1/8)
Ashobah yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian tidak tentu
Ashobah Binafsi yaitu yang mendapatkan
ashobah dengan sendirinya,
diantaranya anak laki-laki bapak ,kakek, anak laki-laki dari saudara
laki-laki dst
Ashobah Maal Ghoir yaitu yang mendapat ashobah bersama ahliwaris yang lain:
1. Saudara perempuan kandung bersama anak pr/cucu pr seorang atau lebih
2. Saudara perempuan seayah bersama anak pr/ cucu pe seorang atau lebih
Ashobah Bil Ghoir yaitu yang mendapatkan ashobah disebabkan ahli waris yang lain yaitu:
1. Anak perempuan menjadi ashobah karena ada anak laki-laki
2. Cucu perempuan menjadi ashobah karena ada cucu laki-laki
3. Saudara perempuan sekandung ,karena ada saudara laki-laki sekandung
4. Saudara perempuan sebapak, karena ada sadara laki-laki sebapak
HIJAB
Yang mengurangi bagian contoh suami,istri, ibu dan bapak , jika
mempunyai anak laki-laki
Yang tidak mendapat bagian karena terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat
contoh ; kakek dari ayah terhalang oleh bapak,cucu laki-laki terhalang oleh anak laki-laki,saudara laki-laki kandung oleh
anak laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki dan ayah, saudara laki-laki seayah
oleh anak laki-laki atau cucu laki-laki
HIJAB NUQSON HIJAB HIRMAN
Cara Perhitungan Warisan
Cara Ashobah jika ahli waris ada yang mendapat ashobah
Cara Arrad jika harta yang dibagikan masih ada, dan tidak ada ashobah, dengan
catatan suami/istri tidak berhak ngambil bagian dari sisanya
Cara Al Aul jika harta yang dibagikan kurang
Cara Alghorowain / Alghorobatain, jika ahli waris terdiri dari suami/istri, ibu dan ayah
Ahmad meninggal dunia dengan meninggalkan harta sebesar Rp. 53.000.000Biaya pemakaman Rp. 500.000 Zakatnya Rp. 200.000Wasiat Rp. 4.300.000Ahli waris terdiri dari istri,ibu,1 anak perempuan, seorang cucu perempuan dan saudara laki-laki sekandung. Berapa bagian masing-masing ?Jawab: pengeluaran jumlahkan, kemudian harta semuanya kuranginoleh pengeluaran jadi sisanya yang dibagikan := Rp 53.000.000 - Rp. 5000.000 = Rp.48.000.000, Jadi bagian Istri : 1/8 X Rp. 48.000.000 = Rp. 6.000.000Ibu : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.0001 anak pr : 1/2 X Rp. 48.000.000 = Rp. 24.000.0001cucu pr : 1/6 X Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.0001 saudra kandung laki-laki ashobah yaitu bagian yang diatas dijumlahkan dulu : kemudian yang Rp. 48.000.000 dikurangi oleh jumlah yang sudah dibagikan(Rp 46.000.000), jadi untuk saudara laki-laki kandung dapat Rp. 2000.000
Contoh Ashobah
Karim meninggal dunia ,meninggalkan hartanya Rp. 30.000.000, ahli warisnya ada istri, ibu, dan 2 orang anak perempuan, berapabagian masinh-masing ?Jawab:Istri : 1/8 ( 3/24 ) X Rp.30.000.000 = Rp. 3.750.000Ibu : 1/6 ( 4/24 ) X Rp. 30.000.000 = Rp. 5.000.0002 anak pr : 2/3 ( 16/24) X Rp. 30.000.000 = Rp. 20.000.000 jumlah Rp 28.750.000, jadi uangnya masih ada sisa : Rp. 30.000.000- Rp. 28.000.000 = Rp 1.250.000, ini dibagikan kepada ibu dan anak dengan bagian masing-masingIbu dan 2 anak perempuan = 4 + 16 = 20 bagian = Rp. 1.250.000Ibu : (4/20 X Rp. 1.250.000) + Rp. 5.000.000 = Rp. 5.250.000Anak pr (16/20 X Rp. 1.250.000) + Rp.20.000.000 = Rp. 21.000.000
Contoh Arrad (Harta Lebih)
A, meninggal dunia, hartanya Rp. 6.000.000Ahli waris terdiri dari suami. Ibu, 1 saudara perempuan sekandung, 1 perempuan sebapak:Semula : suami : 1/2 X Rp. 6.000.000 = Rp. 3.000.000 Ibu : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000 1 saudara pr kandung : 1/2 X Rp.6.000.000 = Rp. 3.000.000 1 saudara pe sebapak : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000 Jumlah yang harus dikeluarkan Rp. 8.000.000, sedangkan jumlah hartanya hanya Rp. 6.000.000, maka kurang Rp. 2,000,000, jadi harus dengan cara aulSuami : 1/2 = 3/6 = 3 bagianIbu : 1/6 = 1/6 = 1 bagian1 sdr pr kandung : 1/2 = 3/6 = 3 bagian1 sdr pr sebapak : 1/6 = 1/6 = 1 bagian, jumlah 8 bagianSuami : 3/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 2.250.000Ibu : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.0001 sdr pr sekandung : 3/8 X Rp 6.000.000 = Rp.2.250.0001 sdr pr sebapak : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000Jumlah = Rp. 6.000.000
Contoh Al’aul (Harta Kurang)
Aminah meninggal dunia . Hartanya Rp. 15.000.000Ahliwarisnya suami, ibu dan bapak. Berapa bagian masing-masing ?
Jawab:
Suami : 1/2 X Rp. 15.000.000 = Rp. 7.500.000Ibu : 1/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp.7.500.000) = Rp . 2.500.000Bapak : 2/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp 7.500.000 ) = Rp . 5.000.000
Contoh Ghorowain
Warisan Menurut Hukum Adat
Warisan Pada Zaman Jahiliyaha. Yang dapat warisan hanya anak laki-laki saja, perempuan tidak dapat, bahkan
istrinya pun boleh diwariskanb. Anak angkat mendapat warisan sama dengan anak kandungc. Kebiasaan melakukan sumpah perjanjian untuk pusaka mempusakai
Ahli Waris Menurut Hukum Adata. Yang paling dekat dengan pewarisb. Masyarakat patrilineal ( keturunan dari ayah ) laki-laki lebih banyakc. Masyarakat matrilineal ( keturunan ibu ) perempuan lebih banyakd. Masyarakat parental ( keturunan sama laki-laki dan perempuan)e. Anak angkat disamakan dengan anak sendiri, hanya hartanya diperoleh
setelah pernikahan,bukan dari harta asal
Harta Peninggalan Menurut Hukum Adata. Harta peninggalan tidak dapat dibagi, seperti di sumatra baratb. Harta yang dapat dibagikan, yang diberikan selagi orang tua masih hidup,
tetapi penyerahannya setelah orang tua meninggal dengan bagi rata
Persamaan Hukum Adat Dengan Hukum Islama. Sebagian hukum adat menerapkan, bahwa anak laki-laki lebih banyak dari anak
prb. Harta watisan dibagikan setelah si pewaris meninggalc. Harta dibagikan setelah perihal utang piutang diselesaikan
Perbedaan Hukum Adat Dengan Hukum Islama. Dalam hukum adat harta pusaka tidak dapat dibagikanb. Anak angkat ,mendapat warisanc. Masyarakat matrilineal perempuan lebih banyakd. Masyarakat parental perempuan sama dengan laki-laki
Warisan Menurut Uu No 7 Tahun 1989
• Bab lll pasal 49 ayat 1, peradilan agama berwenang, memeriksa,memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang yang beragama islam di bidang– Perkawinan– Kewarisan, wasiat dan hibah– Wakaf dan shodaqoh
• Ayat 2 perkawinan• Ayat 3 kewarisan yaitu menentukan tentang
– Siapa yang menjadi ahli waris– Harta peninggalan– Bagian masing-masing– Melaksanakan pembagian harta warisan
Hikmah Warisan
Menghindari serakah dan tamak
Menghindari timbulnya persengketaan
Menghindari timbulnya fitnah
Mewujudkan keadilan
WASIATPENGERTIAN
Artinya pesan/ucapan yang baik dari orang yang
meninggal dunia.
HUKUMNYA
Wajib, yang berhubungan dengan Allah seperti zakat, fidyah dan puasa.
Sunah, ditujukan kepada selain kerabat dekat dengan tujuan kemaslahatan dan mengharap ridho Allah.
Makruh, harta sedidik ahli waris banyak.
Haram, untuk yang dilarang agama.
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Albaqoroh 180)
RUKUN, SYARAT, DAN HIKMAH WASIAT
RUKUN DAN SYARAT• orang yang mewasiatkan adalah;
baligh, berakal tidak dipaksa• orang yang menerima wasiat : ada
yang menerima, bukan pembunuh, bukan ahli waris yang akan menerima
• harta yang diwasiatkan : tidak lebih dari 1/3, dapat berpindah milik, yang bermanfaat, harus ada.
• ijab Kabul : harus jelas , penerima wasiat diucapkan setelah yang berwasiat meninggal
HIKMAH– Wujud ketaatan kepada Allah– Tabungan amal jariyah– Penghormatan terhadap nilai
kemanusiaan
Bagi laki-laki ada bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan. (An-Nisa’ : 7).
Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa’ : 11).
“Nabi SAW. bersabda; Berikanlah bagian-bagian tertentu kepada orang-orang yang berhak, sesudah itu sisanya untuk orang laki-laki yang lebih utama (dekat kekerabatannya)”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
“Orang muslim tidak berhak mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak berhak mewarisi orang muslim”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Yang dapat bagian ½ harta.1. Anak perempuan kalau sendiri2. Cucu perempuan kalau sendiri3. Saudara perempuan kandung kalau sendiri4. Saudara perempuan seayah kalau sendiri5. Suami
Yang mendapat bagian ¼ harta6. Suami dengan anak atau cucu7. Isteri atau beberapa kalau tidak ada (anak atau cucu)
Yang mendapat 1/88. Isteri atau beberapa isteri dengan anak atau cucu.
Yang mendapat 2/39. dua anak perempuan atau lebih10.dua cucu perempuan atau lebih11. dua saudara perempuan kandung atau lebih12.dua saudara perempuan seayah atau lebih
Yang mendapat 1/3
1. Ibu jika tidak ada anak, cucu dari grs anak laki-laki, dua saudara kandung/seayah atau seibu.
2. Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan
Yang mendapat 1/63. Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan kandung
atau perempuan seibu.4. Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas5. Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas6. Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak
perempuan kandung7. Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan
kandung.8. Ayah bersama anak lk atau cucu lk9. Kakek jika tidak ada ayah10.Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.
“Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesutupun…” (Q.S. Al-Anfal : 75).
“Rasulullah SAW. bersabda : Barang siapa membunuh seseorang korban, maka ia tidak dapat mewarisinya, walaupun korban tidak mempunyai ahli waris selain dirinya. (Begitu juga) walaupun korban itu adalah orang tuanya atau anaknya sendiri. Maka bagi pembunuh tidak berhak menerima warisan.” (H.R. Ahmad).
TERIMA KASIH