mawar-makalah sulfo

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Percobaan : Pembuatan Asam Sulfonil dari Anilin 1.2 Prinsip Percobaan : Sulfonasi 1.3 Teori : Reaksi substitusi ialah reaksi pertukaran atau pergantian gugus atom atau suatu atom yang terdapat dapat senyawa karbon yang diganti atau ditukar dengan gugus atom lain, atau atom yang lain. Sulfonasi sendiri merupakan bagian dari reaksi substitusi. Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO 3 H, ke dalam suatu molekul ataupun ion. Istilah sulfonasi terutama digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang menggunakan pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat, oleum, dan pereaksi lainnya yang mengandung sulfur trioksida. Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO 3 H, ke dalam suatu molekul ataupun ion. Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO 3 H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Sulfonasi adalah salah satu jenis reaksi substitusi elektrofil aromatik. Sulfonasi terhadap benzen kurang reaktif dibandingkan benzen tersubstitusi (bromobenzen,dsb), sehingga diperlukan asam sulfat berasap, H2SO4 + SO3, atau lazim dikenal dengan oleum. Sedangkan

description

asam sulfonil

Transcript of mawar-makalah sulfo

BAB IPENDAHULUAN1.1 Judul Percobaan : Pembuatan Asam Sulfonil dari Anilin1.2 Prinsip Percobaan : Sulfonasi1.3 Teori :Reaksi substitusi ialah reaksi pertukaran atau pergantian gugus atom atau suatu atom yang terdapat dapat senyawa karbon yang diganti atau ditukar dengan gugus atom lain, atau atom yang lain. Sulfonasi sendiri merupakan bagian dari reaksi substitusi. Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion.Istilah sulfonasi terutama digunakan untuk menyatakan reaksi-reaksi yang menggunakan pereaksi sulfonasi yang umum seperti asam sulfat pekat, oleum, dan pereaksi lainnya yang mengandung sulfur trioksida.Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion.Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitusuatu reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengangugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya.Sulfonasi adalah salah satu jenis reaksi substitusi elektrofil aromatik.Sulfonasi terhadap benzen kurang reaktif dibandingkan benzen tersubstitusi (bromobenzen,dsb), sehingga diperlukan asam sulfat berasap, H2SO4 + SO3, atau lazim dikenal dengan oleum. Sedangkan untuk misalnya toluen cukup digunakan asam sulfat pekat. Pereaksi yang lebih reaktif lagi adalah asam klorosulfonat, ClSO3HMekanisme reaksi sulfonasi belum ditemukan secara detil seperti halnya substitusi elektrofil lainnya. Penyerangan elektrofil dilakukan oleh SO3 yang secara listrik boleh dikatakan netral. Belerang trioksida ini terdapat dalam asam sulfat berasap (H2SO4 + gas SO3), sedangkan dalam H2SO4 pekat terjadi karena pergeseran kesetimbangan tekanan. 2H2SO4 SO3 + [H3O+] + [HSO4-]Penyerangan SO3 terhadap sistem aromatik melalui serial reaksi kesetimbangan yang akhirnya terbentuk asam aril sulfonat.Tahap penentu kecepatan reaksinya ditentukan oleh tahap pemutusan ikatan C-H dan cincin aromatik.Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitusuatu reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengangugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya.Reaksi :C6H5(NH2) + H2SO4 C6H4(NH2) SO3HSulfonasi senyawa aromatik adalah salah satu tipe yang paling penting dari sulfonasi. Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Pada reaksi sulfonasi, bahan utama yang digunakan yaitu anilin dan asam sulfat yang menghasilkan asam sulfanilat dan air. Di mana penjelasan asam sulfanilat akan dijelaskan berikutnya. Mula-mula pada saat penambahan anilin dan asam sulfat terbentuk asap putih yang disebut asap monosulfat. Selanjutnya akan terjadi tahap mekanisme sulfonasi. Mekanisme sulfonasi dibagi menjadi 2 tahap, dimana tahap pertama, anilin pertama direaksikan dengan asam sulfat pekat di mana elektrofil atau gugus asam sulfonat (SO3H) dalam asam sulfat pekat menyerang cincin aromatik sehingga satu sisi anilin dari mengikat H dan SO3H kekuatan kelompok. Pada tahap kedua, senyawa anilin yang mengikat H kelompok dan kelompok SO3H dan kemudian hidroksida sehingga ion hidroksida akan mengikat H dan H kelompok kelompok akan meninggalkan anilin senyawa yang salah satu sisi belakang dari senyawa anilin mengikat kelompok SO3H hanya membentuk sulfanilat asam dan air. Sulfonasi dapat dilakukan dengan mereaksikan anilin (C6H5NH2) dengan asam sulfat pekat (H2SO4) pada suhu 180-195oC. Hasil yang diperoleh asam sulfanilat (C6H7NO3S) dan air(H2O).Jenis-jenis zat pensulfonasi antara lain :1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :( SO3), ( H2SO4), ( oleum)2. Persenyawaan SO2.3. Senyawa sulfoalkilasi.Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya hidrokarbon jenuh, oleofin, alkohol, selulosa, senyawa aromatis, naphtalena, antraquinone dan lain sebagainya.Zat pensulfonasi yang paling efisien adalah SO3 karena hanya melibatkan satu reaksi adisi secara langsung, contohnya:RH + SO3 RSO3HROH + SO3 ROSO3HSO3 yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau asam sulfat pekat) karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni sebagai pelarut.Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa aromatik dengan asam sulfat. Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama halnya dengan nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi substitusi elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik (reversibel).Untuk proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks, temperatur dapat memberikan pengaruh, bukan hanya terhadap laju reaksi, tetapi juga terhadap sifat dari produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan temperatur dalam sulfonasi naftalena menyebabkan perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari sekitar 95% alpha isomer pada temperatur kamar menjadi 100% beta isomer pada 2000C.Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu pembuatan Asam Sulfanilat. Adapun proses pembuatannya yaitu,A. Skala LaboratoriumAsam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum (asam sulfat pekat) pada suhu reaksi antara 180C dan 195C dengan produk utamanya yaitu asam sulfanilat, sedangkan produk sampingnya yaitu air. Pada mulanya produk yang dihasilkan larutan karena asam sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan kristalnya didinginkan.

NH2 + H2SO4 NHHSO4 NH2 SO3H +H2OAnilin as. Sulfat as. Alanilat as. Sulfanilat airProduk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu, di mana lewat pemanasan berlanjut akan menghasilkan asam sulfanilat dan air.B. Skala IndustriSecara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam proses ini, anilin dan asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam suatu ketel besi tuang yang dilengkapi dengan kondensor refluks. Lalu dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan dalam ketel besi. Pengadukan dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang keluar dalam ketel besi akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah penambahan anilin (dari kondensor reflux), maka reaksi akan sempurna, dengan hasil yaitu asam sulfanilat dengan konsentrasi 97%. Dengan kata lain Proses Baking ini sangat cocok karena asam sulfanilat yang diperoleh cukup pekat dan konversinya besar.Kebaikan menggunakan proses baking adalah: Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa anilin dan sulfat agar tidak terbuang begitu saja. Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran. Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan. Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 150C.

Keburukan menggunakan proses baking adalah :

Temperatur harus tetap dijaga 150C karena itu diperlukan pengawas. Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel. Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang ikut terbentuk selama reaksi.

BAHAN BAKU & PRODUKAnilinAnilin merupakan senyawa turunan benzena yang dihasilkan dari pengurangan nitrobenzena. Anilin dapat dibuat dengan mengurangi nitrobenzena dengan campuran Fe dan HCl. Anilin, fenilamin atau aminobenzene adalah senyawa organik dengan rumus C6H5NH2. Terdiri dari kelompok fenil melekat ke gugus amino, anilin adalah amina aromatik prototipikal. Menjadi prekursor bahan kimia industri, penggunaan utama adalah dalam pembuatan prekursor untuk polyurethane. Seperti amina mudah menguap yang paling, ia memiliki bau yang agak tidak menyenangkan dari ikan busuk. Ia terbakar mudah, membakar dengan api berasap karakteristik senyawa aromatik. Anilin tidak berwarna, tetapi perlahan-lahan mengoksidasi dan resinifies di udara, memberi warna merah-coklat dengan sampel usia.Sifat Fisika Anilin : Berupa zat cair seperti minyak Sukar larut dalam air Beracun Titik didih 184 Titik leleh-6 Berat molekul 93 Berat jenis 1.02 gr/ml Indeks bias 1.58Sifat Kimia Anilin : Bersifat basa sangat lemah Anilin dapat bereaksi dengan asam membentuk garam garamnya. Anilin dapat bereaksi dengan H2SO4 membentuk anilin monosulfat dan anilin monosulfat jika dipanaskan berubah menjadi asam sulfonat. Anilin dapat bereaksi dengan HCL Anilin bereaksi dengan HNO3 (Asam Nitrat) dan HCL pada suhu dbawah 5oC membentuk garam Diazonium. Anilin bereaksi dengan Alkil HalogenidaKegunaan Anilin: Bahan bakar roket. Pembuatan zat warna diazo. Obat-obatan Bahan peledak. Pembuatan plastic

Asam Sulfat (H2SO4)

Asam Sulfat adalah asam sulfat yang komponenya utama adalah Belerang. Belerang adalah zat padat yang pada temperature kamar melebur pada 119, berwarna kuning rapuh. Kristal belerang berbentuk rombik dengan rumus S. Asam sulfat banyak diperlukan dalam berbagai industry penting.

Sifat Fisis : Cairan kental, bening kekuningan Memiliki aroma yang khas seperti belerang Bersifat korosif Bersifat hygroskopis Berat jenis : 1,84 gr/mol Titik didih : 240 Titik leleh : 10 Kandungan air kecil Tahan pengoksidasi dan pendehidrasi Berat jenis uap : 3.4

Sifat kimia : Merupakan asam kuat Jika dicampur dengan air akan menimbulkan reaksi eksoterm (panas ) sampai 120oC dan kontraksi, sehingga jumlah isi campuran berkurang bersifat encer, tidak bisa bereaksi dengan Bi, Hg, Cu, dan logam mulia. bersifat pekat. Bila keadaaan panas akan mengoksidasi logam- logam sedang asam sulfat direduksi menjadi . Merupakan oksidator dan zat pendehidrasi.Kegunaan : Bahan pemuatan pupuk Amonium Sulfat dan Asam Sulfat Kilang minyak Serabut buatan Bahan kimia industry Plastik Pharmasi Baterai Bahan ledak Air aki/accu Industry organic : insektisida, selofan, zat warna Memurnikan minyak tanah

Asam SulfanilatAsam sulfanilat adalah senyawa golongan asam kuat yang sering digunakan untuk bahan baku pembuatan obat-obatan. Asam Sulfanilat adalah bubuk abu-abu terang atau kristal; sedikit larut dalam air, alkohol, dan eter, dan larut dalam air panas. Asam Sulfaniat adalah produk anilin tersulfonasi. Anilin adalah bahan awal dalam industri manufaktur pewarna. Asam sulfonat dan garamnya hadir dalam pewarna organik menyediakan fungsi yang berguna kelarutan air mengikat lebih erat ke kain. Asam Sulfanilat digunakan sebagai perantara untuk pewarna (warna makanan, bahan pencemerlang optik), obat-obatan dan sintesis organik lainnya. Ini adalah komponen dari reagen untuk menentukan asam nitrit. Asam Sulfanilat dikonversi ke sulfanilamida yang merupakan salah satu bahan dasar untuk memproduksi obat sulfat antibakteri.Ada sebuah isomer disebut asam metanilat, sulfonat kelompok di posisi 2. Hal ini digunakan dalam pembuatan bahan celup azo dan obat sintesis sulfat.Sifat fisika : Pada suhu kamar berbentuk kristal padat yang berwarna putih. Merupakan golongan asam yang sangat kuat. Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke dalam molekul molekulnya. Berat molekul: 173,19 Titik cair: 288C Titik didih: 172-187C Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya Berbentuk Kristal berwarna putih (dalam keadaan murni) Tidak dapat larut dalam pelarut organic, larut dalam pelarut anorganik Larut dalam air dingin pada suhu -5 Terurai dalam (sebelum mencair pada suhu 300 , terbentuk pada 180-190 .

Sifat Kimia : Merupakan turunan benzene Bersifat Amfoter Cenderung merupakan Asam Sulfat Dihasilkan dari Anilin dengan Asam kuat berbasa I dapat mementuk garam.

Kegunaan : Digunakan sebagai katalis dalam industry. Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi. Sebagai zat pendamar ion. Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida ( untuk membunuh kuman). Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi Bidang industry batik sebagai zat warna Digunakan dalam Industry Farmasi :Obat Kloromin, Tiokol, Sakarin.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Metode1. Kristalisasi Kristalisasiadalah proses pembentukan bahanpadat daripengendapanlarutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung darigas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadiperpindahan massa(mass transfer) dari suatzat terlarut(solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.

Mekanisme Pembentukkan Kristal Pembentukan IntiInti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang dapat terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal yang ada dalam alat kristalisasi atau dengan menambahkan benih kristal ke dalam larutan lewat jenuh.Pertumbuhan KristalPertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu : Transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan yang akan di kristalisasikan) dalam larutan kepermukaan kristal dengan cara difusi. Proses ini berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar. Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal. Semakin luas total permukaan kristal, semakin banyak bahan yang di tempatkan pada kisi kristal persatuan waktu.

Syarat-syarat Kristalisasi Larutan harus jenuhLarutan yang mengandung jumlah zat berlarut berlebihan pada suhu tertentu, sehingga kelebihan itu tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut telah seimbang zat terlarut atau jika larutan tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, artinya konsentrasinya telah maksimal kalau larutan jenuh suatu zat padat didinginkan perlahan-lahan, sebagian zat terlarut akan mengkristal, dalam arti diperoleh larutan super jenuh atau lewat jenuhLarutan harus homogenyPartikel-partikel yang sangat kecil tetap tersebar merata biarpun didiamkan dalam waktu lama.Adanya perubahan suhuPenurunan suhu secara dratis atau kenaikan suhu secara dratis tergantung dari bentuk kristal yang didinginkan.Metode-metode Kristalisasi PendinginanUntuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis dengan menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan larutan panas yang jenuh. PemanasanUntuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagian pelarut. Pemanasan dan PendinginanMetode ini merupakan gabunga dari dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini disebut kristalisasi vakum. Penambahan bahan (zat) lain.Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali ditambahkan suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat baha padat menjadi terkristalisasi.Proses Kristalisasi Pada Pembekuan (Fase Cair-Padat) Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah bergerak, temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak. Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit bergerak dan mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal pada tempat yang relative leih tinggi. Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru.Ukuran KristalUkuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukkan inti kristal (partikel kristal yang amat kecil, yang terbentuk secara spontan akibat dari keadaan larutan yang lewat jenuh) dan pertumbuhan kristal, artinya tergantung pada kondisi kristalisasi.1. Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah bergerak, temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak.2. Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit bergerak dan mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal pada tempat yang relative leih tinggi.3. Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru.

2.Herkristalisasi atau RekristalisasiRekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).Rekristalisasi merupakan metode yang sangat penting untuk pemurnian komponen larutan organic. Ada tujuh metode dalam rekristalisasi yaitu: memilih pelarut,melarutkanzat terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan larutan, mengumpul dan mencuci kristal, mengeringkan produknya (hasil) (Williamson, 1999).Ada dua cara dalam melakukan rekristalasasi, yaitu :Jika pengotornya sedikit larut dalam pelarut, langkah yang harus dilakukan yaitu campuran zat padat dengan pelarut panas di saring biasa hingga terpisahkan antara zat terlarut ( larutan ) dengan pengotornya ( tidak larut ). Kemudian mendinginkan dan menyaring zat terlarut dengan di isap hingga terbentuk pelarut dan krisalJika pengotornya lebih larut dalam pelarut, maka langkah yang harus di lakukan yaitu campuran zat padat dengan pelarut panas yang menghasilkan larutan, kemudian didinginkan dan di saring dengan di isap hingga terbentuk pelarut dan kristal.Apabila larutan yang akan di kristalkan ternyata berwarna, padahal kita tahu zat padatnya tak berwarna, maka kedalam larutan panas sebelumnya di saring di tambahkan arang aktif. Tidak semua zat warna dapat di serap dengan baik. Zat warna yang tidak terserap ini akan hilang pada waktu pencucian dan penyaringan.

Kelebihan dan Kekurangan Proses

A. Kelebihan : Kristal yang didapat lebih murni (bentuknya seperti jarum) Dalam metode pengkristalan. Larutannya harus superheated Dijaga temperature 180-190agar kristal dapat terbentuk saat diherkristalisasi. Setelah dipanaskan di karbon aktif, larutan di letakkan di saringan pemanas dan diberi norit agar kristal masih terendap di bawah. Setelah dimasukkan dengan Es, Kristal mudah terbentuk. Saat Herkristalisasi, pemberian norit yang menghilangkan kotoran kotoran yang ada sehingga memperoleh kristal yg putih mengkilap seperti jarum kecil.

B.Kekurangan Jika suhu tidak dijaga 180-190 maka tidak akan terbentuk metode kristalisasi. Jika pengadukan norit tidak merata maka norit akan terbawa saat pengkristalan warna putih mengkilap yang seharusnya berubah menjadi warna ungu keputih-putihan. Pemanasan yang terlalu lama akan mengakibatkan kertas saring terbakar sehingga berat kertas saring berkurang dan hasil rendemen berkurang.

Dari reaksi sulfonasi di atas, akan terbentuk kristal asam sulfanilat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal antara lain adalah:1. Derajat lewat jenuh2. Jumlah inti yang ada atau luas permukaan total dari kristal yang ada.3. Viskositas larutan4. Jenis dan banyaknya pengotor5. Pergerakan antara larutan dan Kristal6. Suhu pada saat pemanasan.

2.2 Aplikasi Dalam Industri

Produksi Metil Ester SulfonatProduksi metil ester sulfonat dalam skala industri terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap sulfonasi, tahap pemucatan, tahap netralisasi, dan tahap pengeringan.1. Tahap SulfonasiMES diproduksi melalui proses sulfonasi metil ester dengan campuran SO3/udara. Reaksi pengontakkan SO3 dan bahan organik terjadi di dalam suatu falling film reactor. Gas dan organik mengalir di dalam tube secara co-current dari bagian atas reaktor pada temperatur 45oC dan keluar reaktor pada temperatur sekitar 30oC. Proses pendinginan dilakukan dengan air pendingin yang berasal dari cooling tower. Air pendingin ini mengalir pada bagian shell dari reaktor. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan temperatur reaksi akibat reaksi eksoterm yang berlangsung di dalam reaktor. Agar campuran MESA mencapai waktu yang tepat dalam reaksi sulfonasi yang sempurna, MESA harus dilewatkan kedalam digester yang memilki temperature konstan (~80oC) selama kurang lebih satu jam. Efek samping dari MESA digestion adalah penggelapan warna campuran asam sulfonat secara signifikan. Sementara itu, gas-gas yang meninggalkan reaktor menuju sistem pembersihan gas buangan (waste gas cleaning system).

2. Tahap Pemucatan (Bleaching)Untuk mengurangi warna sampai sesuai dengan spesifikasi, digested MESA harus diukur didalam sistem kontinu acid bleaching, dimana dicampurkan dengan laju alir metanol yang terkontrol dan hidrogen peroksida sesudahnya. Reaksi bleaching lalu dilanjutkan dengan metanol reflux dan pengontrolan temperatur yang presisi.

3. Tahap NetralisasiAcid ester yang terbentuk dalam proses sulfonasi bersifat tidak stabil dan mudah terhidrolisis. Oleh karena itu, pencampuran yang sempurna antara asam sulfonat dan aliran basa dibutuhkan dalam proses netralisasi untuk mencegah lokalisasi kenaikan pH dan temperatur yang dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis yang berlebih. Neutralizer beroperasi secara kontinu, mempertahankan komposisi dan pH dari pasta secara otomatis.

4. Tahap PengeringanSelanjutnya, pasta netral MES dilewatkan ke dalam sistem TurboTubeTM Dryer dimana metanol dan air proses yang berlebih dipisahkan untuk menghasilkan pasta terkonsentrasi atau produk granula kering MES, dimana produk ini tergantung pada berat molekul MES dan target aplikasi produk. Langkah akhir adalah merumuskan dan menyiapkan produk MES dalam komposisi akhir, baik itu dalam bentuk cair, batangan semi-padat atau granula padat, dengan menggunakan teknologi yang tepat.