SKRIPSI MAWAR

61
  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah zaman yang terus berjalan, ilmu pengetahuan akan terus   menerus berkembang dan perubahan di segala sisi kehidupan semakin sulit di perkirakan. Sementara saat ini yang hangat dibicarakan adalah masalah mutu pendidikan dengan mengacu pada prestasi belajar. Menyadari hal tersebut, maka pemerintah bersama para ahli pendidikan, berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Upaya pembaruan pendidikan telah banyak di lakukan oleh pemerintah, di antaranya melalui seminar, lokakarya, dan pelatihan-pelatiha n dalam hal pemantapan materi pelajaran serta metode dan model pembelajaran untuk bidang studi tertentu. Sudah banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan PKn di sekolah, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajar murid. Pendidikan di Indonesia masih di dominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan yang mengakibatkan sering mengabaikan pengetahuan awal murid. Sebenarnya murid memiliki pengetahuan tentang pembelajaran yang akan dipelajarinya, karena pembelajaran yang akan diajarkan itu merupakan lanjutan dari pelajaran yang telah diberikan sebelumnya sehingga murid cenderung akan merasa

Transcript of SKRIPSI MAWAR

Page 1: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 1/61

 

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Di tengah zaman yang terus berjalan, ilmu pengetahuan akan

terus – menerus berkembang dan perubahan di segala sisi kehidupan semakin

sulit di perkirakan. Sementara saat ini yang hangat dibicarakan adalah

masalah mutu pendidikan dengan mengacu pada prestasi belajar. Menyadari

hal tersebut, maka pemerintah bersama para ahli pendidikan, berusaha untuk 

meningkatkan mutu pendidikan. Upaya pembaruan pendidikan telah banyak 

di lakukan oleh pemerintah, di antaranya melalui seminar, lokakarya, dan

pelatihan-pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran serta metode dan

model pembelajaran untuk bidang studi tertentu. Sudah banyak usaha yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya

pendidikan PKn di sekolah, namun belum menampakkan hasil yang

memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil

prestasi belajar murid.

Pendidikan di Indonesia masih di dominasi oleh kelas yang

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan yang mengakibatkan

sering mengabaikan pengetahuan awal murid. Sebenarnya murid memiliki

pengetahuan tentang pembelajaran yang akan dipelajarinya, karena

pembelajaran yang akan diajarkan itu merupakan lanjutan dari pelajaran

yang telah diberikan sebelumnya sehingga murid cenderung akan merasa

Page 2: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 2/61

 

 

2

bosan akibat dari penggunaan model pembelajaran dan metode yang

digunakan oleh guru itu cenderung monoton.

Sejalan dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional Bab 2 pasal 3 menyebutkan, pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV

SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru diperoleh informasi bahwa

kemampuan murid dalam belajar PKn itu sangat kurang, karena setelah

peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran PKn tenyata dari 15

siswa kelas IV SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru ternyata hanya 3

sampai 5 orang atau Cuma 20% saja yang mampu mencapai standar KKM

( Kriteria ketuntasan Minimal) atau melebihi standar yang ditentukan, yaitu

65%.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka alternative atau solusi yang

dapat digunakan yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Turnament  (TGT). Dimana (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

yang beranggotakan 5  –  6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis

Page 3: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 3/61

 

 

3

kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Pada model TGT ini di

samping siswa belajar, siswa juga melakukan permainan sehingga bisa

menimbulkan motivasi siswa setiap mengikuti pembelajaran PKn.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik 

untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul :

Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Murid Kelas IV SD Inpres

Pulau Putiangin Kab. Barru Melalui Model Pembelajaran Kooperatif 

Tipe Teams Games Turnament (TGT).

B.  Rumusan Masalah

1.  Bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament  (TGT) terhadap motivasi belajar PKn murid kelas IV SDI

Pulau Putiangin Kabupaten Barru?

2.  Bagaimana Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams

Games Tournament  (TGT) dalam meningkatkan prestasi belajar PKn

murid kelas IV SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru

C.  Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat di kemukakan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1.  Untuk Mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament (TGT) terhadap motivasi belajar PKn murid kelas IV

SDI Pulau Putiangin kabupaten Barru.

Page 4: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 4/61

 

 

4

2.  Untuk meningkatkan prestasi belajar PKn Murid Kelas IV SDI Pulau

Putiangin Kabupaten Barru melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT).

D.  Manfaat Penelitian

Dengan adanya hasil penelitian di harapkan memberikan kontribusi

bagi pembangunan dan pengembangan. Kontribusi hasil penelitian ini

adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.  Bagi Murid

Agar siswa dapat termotivasi untuk lebih aktif, kreatif dan mandiri

dalam belajar, sehingga hasil belajar yang di capai lebih baik.

2.  Bagi Guru

Akan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang

mereka hadapi dan mendapat tambahan wawasan serta keterampilan

mengajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3.  Bagi Sekolah

Dapat menjadi informasi tentang pentingnya model pelajaran Teams

Games Tournaments (TGT) untuk dapat memberikan sumbangan yang

berharga dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran khususnya di

SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru.

4.  Bagi Peneliti

Dapat menjadi bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti

selanjutnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan

penelitian ini.

Page 5: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 5/61

 

 

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.  Kajian Pustaka

1.  Pengertian Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat

dari pengalaman dan latihan. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan

pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri

seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.

Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan

lingkungan yang disadari.

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali

dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa

pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Horald

Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut:

a)  Gronbach memberikan definisi:

“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai

hasil dari pengalaman”. 

b)  Horald Spears memberikan batasan:

“Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu

sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan”. 

c)  Geoch, mengatakan:

“Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek”. 

Page 6: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 6/61

 

 

6

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih

baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi

tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya

merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya

oleh lingkungan.

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental

yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam

diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya

mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan

perilaku yang tampak. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya

merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya

oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang

dilakukan oleh individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu

dan lingkungan.

2.  Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai

pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi

dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses

pembelajaran. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan

dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,

Page 7: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 7/61

 

 

7

sedangkan prestasi meruupakan hasil dari proses belajar. Memahami

pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada

pengertian belajar itu sendiri.

Prestasi belajar sesorang sesuai dengan tingkat keberhasilan

sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam

bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses

belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan

evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa.

Proses mengajar belajar adalah suatu peristiwa yang melibatkan

dua pihak, guru dan siswa, dengan tujuan yang sama, yaitu meningkatkan

prestasi belajar , tetapi dengan pemikiran yang berbeda. Dari pihak siswa

pemikiran terutama tertuju kepada bagaimana mempelajari materi

pelajaran supaya prestasi belajar siswa dapat meningkat. Disisi lain, guru

memikirkan pula bagaimana meningkatkan minat dan perhatian siswa

terhadap materi pelajaran agar timbul motivasi belajarnya sehingga

mereka dapat mencapai hasil atau prestasi belajar yang lebih baik. Ini tidak 

berarti bahwa guru lebih aktif daripada siswa, tetapi karena tanggung

 jawab profesionalnya mengharuskan guru berupaya merangsang motivasi

belajar siswa dan berupaya pula menguasai materi pelajaran beserta

strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Page 8: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 8/61

 

 

8

3.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar antara lain: faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern),

dan faktor yang terdiri dari luar diri siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor

yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang

berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah,

masyarakat dan sebagainya.

a). Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri, adapun yang dapat digolongkan kedalam faktor intern yaitu

kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

1). Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk 

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini

sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu

menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

2). Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang

sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28) bahwa “bakat dalam hal

ini lebih dekat pengertiannya dalam kata abtitude yang berarti kecakapan,

yaitu mengenai kesanggupan- kesanggupan tertentu.” 

Page 9: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 9/61

 

 

9

3). Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimilki seseorang

diperhatikan terus- menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat besar

pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang

menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat

menambah kegiatan belajar. Unutk menambah minat seorang siswa di

dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat

mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang

telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat

yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk 

melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan

keinginannya.

4). Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan

belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara

mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan

belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai

motivasi untuk belajar.

Page 10: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 10/61

 

 

10

b). Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa

pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan

sebagainya.

Pengaruh lingkungan inni pada umumnya bersifat positif dan tidak 

memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60)

faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan

keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” 

1). Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkuangan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan

pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk 

pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu

 pendidikan bangsa, Negara, dan dunia.” Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara

aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari

luar yang menambah motivasi untuk belajar.

Dalam hal ini Hasbullah (1944:46) mengatakan: “Keluarga

merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam

keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan

Page 11: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 11/61

 

 

11

bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan

anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan

 pandangan hidup keagamaan.” 

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa

pendidikan di mulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan

pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-

lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua

dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar

anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus

menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.

Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi

sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan

waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

2). Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena

itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi

hasil-hasil belajarnya.

Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut

untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki

Page 12: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 12/61

 

 

12

tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus

dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan

memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

3). Lingkungan masyarakat

Disamping orang tua, lingkungan merupakan salah satu faktor

yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil pelajaran siswa dalam

proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat

besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam

kehidupan sehari- hari anak akan lebih banyak bergaul dengan

lingkungan dimana anak itu berada.

Dalam hal ini Kartono (1995: 5) berpendapat “lingkungan

masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama

anak- anak dan sebayanya. Apabila anak- anak yang sebaya

merupakan anak- anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang

untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak- anak di

sekitarnya merupakan kumpulan anak- anak nakal yang berkeliaran

tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian

dapat dikatakan lingkungan membentuk keperibadian anak, karena

dalam pergaulan sehari- hari seorang anak akan selalu menyesuaikan

dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu,

apabila seorang siswa bertempat tinggal disuatu lingkungan temannya

yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan

Page 13: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 13/61

 

 

13

membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar

sebagai mana temannya.

4.  Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar

Pendidikan Kewarganegaraan dalam UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap jenis, jalur

dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari pendidikan Bahasa,

Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu

bidang studi yang harus diajarkan pada semua jenis dan tingkat pendidikan

mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah sampai

perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

PKn adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai

luhur moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang di harapkan

dapat di wujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara dan makhluk 

ciptaann Tuhan YME. Perilaku yang di maksud di atas seperti perilaku

yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan YME dalam

masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang

bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung

kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan

perseorangan serta golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau

keputusan di atasi melalui musyawarah dan mufakat serta perilaku yang

Page 14: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 14/61

 

 

14

mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial begi seluruh rakyat

Indonesia.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa PKn pada dasarnya

merupakan usaha sadar yang di maksudkan untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan siswa agar mereka secara lahiriah dan

batiniah dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala

aspek kehidupan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

serta negara secara umum.

Pelaksanaan PKn melalui program pengajaran di sekolah,

materinya berorientasi pada tiga sasaran pokok yaitu aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Jika di kaitkan dengan tujuan pendidikan nasional,

maka PKn sangat tepat dan strategis untuk menunjang pencapaian tujuan

pendidikan nasional tersebut. Suatu tindakan yang tepat bagi MPR yang

menetapkan dalam GBHN bahwa PKn adalah merupakan bidang studi

wajib dan sebagai syarat mutlak dalam menyelesaikan program kurikulum

sekolah..

Dalam upaya membina dan membentuk kepribadian anak didik 

sesuai tujuan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, maka hendaknya

materi pokok PKn yang diterapkan di sekolah senantiasa berdasarkan pada

nilai-nilai yang dijiwai oleh Pancasila. Hal tersebut dijelaskan dalam buku

materi latihan kerja guru PKn yaitu dalam kaitannya dengan PKn, GBHN

sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1993, adalah

salah satu materi pokok PKn. Di samping GBHN, terdapat pula materi

Page 15: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 15/61

 

 

15

pokok PMP yang lain yaitu pedoman penghayatan dan pengamalan

pancasila dan UUD 1945 (Materi LKG PKn, 1996:22).

Dari ketiga materi pokok seperti yang diuraikan tersebut di atas,

nampak bahwa PKn berisikan :

a)  Pedoman tingkah laku harus dilakukan oleh seluruh warga negara

Republik Indonesia khususnya anak didik yang masih duduk di bangku

sekolah. Hal ini tercermin pada P-4 yang berdasarkan pada nilai-nilai

moral, sehingga peserta didik dapat diharapkan menjadi kader-kader

penerus perjuangan bangsa yang selalu bertingkah laku sesuai dengan

nilai-nilai luhur Pancasila.

b)  Pedoman-pedoman formal untuk kehiidupan berbangsa dan

bermasyarakat sebagaimana tercermin pada UUD 1945 yang

merupakan aspek yuridis konstituional. Juga harus di pahami dan

dihayati ketentuan-ketentuan UUD 1945 agar dapat diwujudkan warga

negara yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketentuan

UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

c)  Pedoman dan petunjuk arah kebijaksanaan serta proses pembangunan

di segala bidang. GBHN pada dasarnya adalah suatu pola umum

pembangunan nasional yang ditetapkan MPR. Dengan memahami

GBHN kita mampu dan mantap untuk berpartisipasi di bidang

pembangunan demi terwujudnya tujuan yang tercantum dalam

 pembukaan UUD 1945, yakni : “Melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

Page 16: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 16/61

 

 

16

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan,, perdamaian abadi dan

keadilann sosial”.

d)  Dalam upaya membina dan membentuk kepribadian anak didik sesuai

tujuan PKn, maka hendaknya materi pokok PKn yang diterapkan di

sekolah senantiasa berdasarkan pada nilai yang dijiwai Pancasila.

1). Tujuan umum pengajaran PKn di sekolah adalah:

Membentuk anak didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya

berdasarkan Pancasila, yaitu warga negara Republik Indonesia

yang memiliki perilaku sesuai dengan pandangan hidup bangsa dan

negara serta berdasarkan UUD 1945.

2). Tujuan khususnya adalah :

(a) Agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan

kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas

sebagai WNI terdidik dan bertanggung jawab.

(b) Agar siswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan

bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan

Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

(c) Agar siswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan

nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi

nusa dan bangsa.

Page 17: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 17/61

 

 

17

Untuk pencapaian tujuan PKn tersebut, guru sangat memegang

peranan penting. Dengan demikian, guru PKn dituntut untuk memiliki

kemampuan atau kompetensi pribadi yang profesional, yakni mampu

memahami, menghayati dan mengamalkan serta mengajarkan nilai-nilai

Pancasila.

Proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung karena

adanya interaksi antara guru dan siswa. Salah satu faktor yang mendukung

kelancaran proses belajar mengajar yaitu adanya sikap kedisiplinan yang

diterapkan di sekolah.

Kedisiplinan sebagai wujud kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap

peraturan tata tertib sekolah, sangat diperlukan dalam rangka pencapaian

tujuan pengajaran, karena hasil belajar yang maksimal dapat tercapai bila

seluruh perangkat pendidikan seperti guru dan siswa melangsungkan

proses belajar mengajar dalam suasana tertib dan aman serta tetap

memperhatikan efektifitas dan efesiensi pengajaran.

Peraturan dan tata tertib sekolah di tetapkan sebagai suatu prosedur

sederhana yang dapat merangsang siswa agar terbiasa melakukan suatu

perbuatan berdasarkan nilai etika dan nilai moral. Tanpa nilai kedisiplinan

yang tinggi, maka tentu saja anak akan berbuat tanpa aturan yang jelas dan

hal ini dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar.

Dalam pengajaran PKn yang sasarannya adalah pembentukan sikap

termasuk membentuk anak didik yang berdisiplin tinggi. Sikap didiplin

Page 18: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 18/61

 

 

18

memang sudah seharusnya menjadi sasaran tujuan pendidikan, karena

disiplin adalah merupakan bagian dari kepribadian anak didik.

5.  Pembelajaran Kooperatif 

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk 

mencapai tujuan bersama. (Eggen and Kauchank, 1996:279).Pembelajaran

kooperetif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi

siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan

membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama  – sama siswa yang berbeda

latar belakangnya.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai

siswa ataupun sebagai guru.dengan bekerja secara kolaboratif untuk 

mencapai tujuan bersama,maka siswa akan mengembangkan keterampilan

berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi

kehidupan diluar sekolah.struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat

mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka

bekerja sama mencapai tujuan tersebut.tujuan  –  tujuan pembelajaran ini

mencakup tiga jenis tujuan penting,yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (

Ibrahim,dkk,2000 :7 )

Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam

pengajaran yang memungkinkan anak didik bekerja bersama untuk 

Page 19: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 19/61

 

 

19

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam

kelompok tersebut ( Hamid Hasan, 1996; Solihatin, 2007).sehubungan

dengan pengertian tersebut ,Slavin ( Fatmawati,2004: 6) bahwa kooperatif 

adalah suatu model pembelajaran, dimana siswa belajar dan bekerja dalam

suatu kelompok  – kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4  – 6 orang

dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.heterogenitas

anggota kelompok ditinjau dari jenis kelamin,prestasi akademik,maupun

status sosial.

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian

sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu

diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam

kelompok,dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan

dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Model koopertif merupakan suatu model pembelajaran yang

membantu anak didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya

sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja

secara bersama  –  sama diantara sesama anggota kelompok akan

meningkatkan motivasi,produktivitas dan perolehan belajar.

Model belajar koopertif mendorong peningkatan kemampuan anak 

didik dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama

pembelajaran karena anak didik dapat bekerja bersama dengan anak didik 

lainnya dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan

terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.

Page 20: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 20/61

 

 

20

Suasana dalam belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan

berkembang diantara sesama anggota kelompok memungkinkan anak 

didik untuk mengerti dan memahami materi pelajaran dengan lebih baik.

proses pengembangan kepribadian yang demikian juga membantu mereka

yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar ( Hamid

Hasan,1996; Kosasih, 1992 )

Dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

kooperatif ialah suatu model pembelajaran yang mengutamakan kerja

sama baik antara individu maupun antar kelompok dalam rangka

menciptakan iklim belajar yang mengutamakan interaksi saling percaya,

terbuka, dan rileks sehingga memungkinkan individu atau kolompok 

lainnya meningkatkan motivasi,dan produktivitas serta mengembangkan

pengetahuan , sikap, nilai, moral, dan keterampilan yang menjadi tujuan

bersama dalam pembelajaran.

6.  Manfaat Pembelajaran Kooperatif 

Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa

untuk berinteraksi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dalam setting

kelas, siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman yang lain

diantara sesama siswa daripada belajar dari guru. Penelitian juga

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang

sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya.manfaat

pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah

Page 21: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 21/61

 

 

21

diantaranya dapat meningkatkan motivasi, serta meningkatkan hasil

belajar.

Menurut Khaeruddin ( Slavin, 2000 ) beberapa keuntungan dalam

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a)  Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma – norma kolompok.

b)  Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama  –  sama

berhasil.

c)  Aktif peran sebagai tutor supaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok 

d)  Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

7.  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments 

(TGT)

a)  Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 

TGT adalah tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 orang

siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata dan ras

yang berbeda.

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments 

(TGT), atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli

oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa

Page 22: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 22/61

 

 

22

memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk 

memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang

ditulis pada kartu-kartu yang di beri angka. Tiap siswa, misalnya, akan

mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk 

menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnament

harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan

(kepandaian) untuk menyumbangkan poin untuk kelompoknya.

Prinsipnya soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah

untuk anak yang kurang pintar. Hal ini di maksudkan agar semua anak 

mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya.

Permainan yang dikemas dalam bentuk turnament ini dapat berperan

sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi

pembelajaran.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif yaitu hasil akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keragaman

sosial. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menampilkan

siswa dalam suatu turnamen atau pertandingan akademik dalam regu,

di mana tujuannya untuk menguji kemampuan siswa dalam

penyampaian pelajaran.

Page 23: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 23/61

 

 

23

b)  Langkah-langkah TGT

Menurut Ratumanan (2004), model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament  (TGT) terdiri atas 5 langkah  –  langkah

yaitu :

1)  Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2)  Mengajar

Guru menyajikan materi dengan menggunakan metode ekspositori.

3)  Belajar kelompok 

Siswa dibimbing untuk lebih memahami materi pelajaran melalui

diskusi kelompok. Siswa di tempatkan dalam kelompok heterogen

yang beranggotakan 4-5 orang siswa dan diberikan LKS. Siswa

mendiskusikan masalah secara bersama-sama, membandingkan

 jawaban, dan meluruskan jika timbul miskonsepsi.

4)  Tournament (pertandingan)

Siswa-siswa dengan kemampuan akademik yang setara dihimpun

dalam meja-meja tournament. Pada setiap meja tournament telah

disediakan kumpulan soal beserta jawabannya dalam amplop

tertutup. Secara bergiliran siswa dalam setiap meja tournament

bertukar peran sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.

5)  Pemberian penghargaan kelompok 

Page 24: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 24/61

 

 

24

Kelompok siswa yang mendapatkan skor tertinggi akan diberikan

penghargaan atau hadiah sesuai skor yang diperoleh dari kelompok 

tersebut. Skor kelompok di tetapkan berdasarkan skor

perkembangan individu yang di peroleh oleh setiap anggota

kelompok.

c). Komponen-komponen TGT (Teams Games Turnament)

Seperti yang telah dijelaskan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT terdiri dari ( Teams, Games, Tournament ).yang merupakan satu

kesatuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan

pembelajaran.Deskripsi singkat dari komponen  –  komponen yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah

sebagai berikut :

1)  Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau

dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru.pada saat penyajian

kelas ini, siswa harus benar  –  benar memperhatikan dan memahami

materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih

baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game

akan menentukan skor kelompok.

2)  Kelompok ( teams ) 

Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai enam orang

siswa.fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama

Page 25: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 25/61

 

 

25

teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota

kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3)  Permainan ( games )

Games berasal dari bahasa inggris yang berarti permainan.

Games terdiri dari pertanyaan  –  pertanyaan yang dirancang untuk 

menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan

belajar kelompok.kebanyakan games terdiri dari pertanyaan  –  

pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan

mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.siswa

yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.

4)  Turnament

Untuk memulai turnamen masing – masing peserta mengambil

nomor undian.siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader  

1,terbesar kedua sebagai chalennger  1,terbesar ketiga sebagai

chalenger  2, terbesar keempat sebagai chalenger  3.dan kalau jumlah

peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan

nomor terendah sebagai reader 2.reader 1 tugasnya membaca soal dan

menjawab soal pada kesempatan yang pertama.chalenger  1 tugasnya

menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila menurut

challenger  1 jawaban reader  1 salah.chalenger  2 tugasnya adalah

menjawab soal yang dibacakan oleh reader  1 tadi apabila jawaban

reader  1 dan challenger  1 menurut chalenger  2 salah.chalenger  3

tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila

Page 26: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 26/61

 

 

26

 jawaban reader 1,chalenger  1,chalenger  2 menurut chalenger 3 salah.

 Reader  2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban.permainan

dilanjutkan pada soal nomor dua.posisi peserta berubah searah jarum

 jam.yang tadi menjadi chalenger  1 sekarang menjadi

reader 1,chalenger  2 menjadi chalenger  1,  3 menjadi chalenger  2,

reader  2,menjadi chalenger  3 dan reader  1 menjadi reader 2.hal itu

terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru.

5)  Penghargaan kelompok 

Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,masing  –  

masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata  –  rata

skor memenuhi kriteria yang dibutuhkan.

d). Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Turnament (TGT).

Adapun kelebihan dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe 

Teams Games Turnament (TGT) antara lain, sebagai berikut :

1)  Melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan gagasan/ide.

2)  Melatih siswa menghargai pendapat atau gagasan orang lain.

3)  Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.

4)  Dengan belajar kooperatif siswa mendapat keterampilan kooperatif 

yang tidak dimiliki pada pembelajaran lain.

5)  Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat

menumbuhkan keaktifan siswa.

Page 27: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 27/61

 

 

27

Sedangkan kekurangan dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Turnament (TGT), antara lain sebagai berikut:

1)  Kadang hanya beberapa siswa yang aktif.

2)  Kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau

kurang mendukung untuk diatur kegiatan kelompok.

3)  Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.

d)  Kerangka Pikir

Salah satu masalah pembelajaran di sekolah adalah banyaknya

murid yang memperoleh hasil pembelajaran yang rendah, untuk mencapai

hasil yang diinginkan perlu diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

faktor dari dalam (internal) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani

murid, faktor dari luar (eksternal) yakni kondisi lingkungan di sekitar

murid, serta faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis

upaya belajar murid meliputi strategi, metode yang digunakan murid

dalam proses pembelajaran.

Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai suatu materi

pelajaran dengan baik, tetapi tidak dapat melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik. Hal ini terjadi, karena kegiatan tersebut tidak 

didasarkan pada model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran

sehingga hasil belajar yang diperoleh murid masih rendah. Model

pembelajaran TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.

Page 28: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 28/61

 

 

28

Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur

permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar.

Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran TGT dalam proses

pembelajaran akan memberi pengaruh positif terhadap Prestasi Belajar

pada siswa kelas IV SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru.

SKEMA KERANGKA PIKIR

Gambar Skema Kerangka Pikir

PBM

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

TGT

Perencanaan

Tindakan

Siklus I

Siklus II

Pelaksanaan

Tindakan

Pencapaian

Tindakan

TEMUAN

Page 29: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 29/61

 

 

29

e)  Hipotesis Tindakan

Jika guru menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament (TGT) maka prestasi belajar PKn pada murid kelas IV

SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru mencapai KKM sebesar 65.

Page 30: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 30/61

 

 

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A.  Rancangan Penelitian (Jenis Penelitian)

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) dengan tahapan, meliputi: Perencanaan, Tindakan (pelaksanaan),

Observasi, dan Evaluasi secara langsung.

B.  Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah murid kelas IV

SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru. Subjek penelitian sebanyak 

15 orang siswa, yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki

dengan kemampuan yang berbeda. 

C.  Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dirancang dalam dua siklus. Siklus I di

rencanakan dilakukan dalam empat kali pertemuan dan siklus II

berlangsung sebanyak tiga kali pertemuan. Tiap siklus terdiri dari

perencanaan, tindakan (pelaksanaan), observasi, dan refleksi. Kegiatan

pada siklus II merupakan pengulangan dan perbaikan pada siklus I dengan

alur sebagai berikut:

Page 31: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 31/61

 

 

31

SIKLUS I

SIKLUS II

Bagan model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto 1996: 16

1.  Siklus I

Pelaksanaan siklus I direncanakan dilakukan dalam tiga kali pertemuan.

a). Perencanaan

1)  Menentukan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan Siklus I

melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2)  Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap kali

pertemuan.

3)  Membuat format observasi untuk melihat bagaimana kondisi mengajar

berlangsung selama diadakan tindakan.

4)  Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berdasarkan materi yang

akan diajarkan.

Perencanaan

Observasi

Perencanaan

Observasi

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Hasil

Page 32: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 32/61

 

 

32

5)  Membuat kartu bernomor 1-10 sebagai bahan kocokan siswa dalam

menentukan soal yang akan dibacakan.

6)  Membuat daftar pertanyaan berdasarkan materi yang telah diajarkan,

dengan jumlah pertanyaan sebanyak jumlah kartu kocokan.

7)  Menyiapkan prosedur kegiatan dan aturan permainan yang akan

dilaksanakan.

8)  Menyiapakan susunan kelompok berdasarkan tingkat kemampuan

siswa.

Langkah-langkah pembentukan kelompok team study (kelompok 

yang mempunyai kemampuan berbeda) yaitu, hasil tes yang

dilaksanakan pada akhirnya pertemuan pertama disusun berdasarkan

nilai tertinggi hingga nilai terendah:

(a) Nilai tersebut dikategorikan ke dalam empat tingkatan.

Sangat tinggi, Tinggi,Sedang, Rendah.

(b) Dari tingkatan tersebut siswa dibagi dalam kelompok dengan

kemampuan heterogen.

b). Pelaksanaan Tindakan

Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan, dua kali pertemuan

penyajian materi dan satu kali pertemuan pemberian tes dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT).

Page 33: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 33/61

 

 

33

c). Observasi dan Evaluasi

1). Observasi

Tahap observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Data observasi yang diambil adalah tentang kehadiran, bertanya dan

keaktifan siswa dalam bekerjasama dengan satu tim untuk 

mengerjakan soal yang diberikan.

2). Evaluasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

(a) Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan secara

khusus dan proses pembelajaran secara umum dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi

dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

(b) Melaksanakan evaluasi untuk mengukur kemampuan anak dalam

pembelajaran PKn sesudah diterapkan dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament  (TGT). Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan

tes kemampuan PKn yang telah disiapkan.

(c) Menjaring tanggapan siswa tentang pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, evaluasi dan

penjaringan tanggapan dilakukan pada akhir setiap siklus.

Page 34: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 34/61

 

 

34

d). Refleksi Hasil Kegiatan

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data, baik data hasil

observasi maupun data hasil evaluasi. Refleksi ini dilakukan dengan

tujuan untuk menilai apakah tindakan sudah berjalan secara optimal

dan apakah betul dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif 

siswa. Tidak kalah pentingnya lagi adalah untuk mempelajari

kelemahan-kelemahan dan kemungkinan pengembangannya pada

siklus berikutnya. Hasil refleksi pada tahap ini selanjutnya di

pergunakan untuk merencanakan tindakan pada tahap berikutnya.

2.  Siklus II

Sesuai dengan hakekat penelitian tindakan kelas bahwa pelaksanaan

Siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan Siklus I. dengan demikian

sebagai gambaran pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus

I, jika dari hasil tindakan pada siklus I ternyata masih ditemukan

permasalahan dalam peningkatkan prestasi belajar murid, maka perlu

diadakan pengulangan dan perbaikan pada Siklus II. Siklus II dilaksanakan

dua kali pertemuan, satu kali pertemuan penyajian materi dan satu kali

pemberian tes dengan pokok bahasan yang berbeda pada siklus pertama.

Page 35: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 35/61

 

 

35

D.  Instrument Penelitian

Suatu penelitian akan memberikan nilai tinggi apabila di garap dengan

sistematis dan cermat. Hasil atau data penelitian itu sangat tergantung pada

 jenis alat (instrumen) pengumpul datanya.

Alat penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan mudah. Adapun alat pengumpulan data yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.  Wawancara

Wawancara adalah mengadakan tanya jawab kepada responden dengan

mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dari data yang

dibutuhkan dalam penelitian.

2.  Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara

langsung pada objek yang diteliti untuk mengetahui berbagai hal yang

ada hubungannya dengan judul. Adapun lembar observasinya

tercantum di lampiran.

Page 36: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 36/61

 

 

36

E.  Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

tindakan kelas (PTK) ini, adalah:

1.  Dokumentasi

Dokumentasi adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara

teratur seputar topik yang diminati atau diperhatikan yang memuat data

dan keterangan. Dalam penelitian ini, data yang diambil adalah

dokumen hasil belajar siswa (Mata Pelajaran PKn) pada semester

sebelumnya melalui dokumen daftar nilai siswa. Dari dokumen ini,

akan menjadi sumber informasi awal tentang prestasi belajar PKn

siswa kelas IV dan sekaligus menjadi acuan bagi peneliti pada langkah

selanjutnya.

2.  Tes

Teknik ini pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal dari subjek penelitian (siswa) pada masalah yang

akan diteliti, dan selanjutnya pada akhir pertemuan setiap siklus, tes

(ulangan formatif) diadakan untuk mengetahui dan mengevaluasi

keberhasilan tindakan yang dilakukan.

Page 37: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 37/61

 

 

37

F.  Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis

kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan

untuk menentukan tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn,

berdasarkan kategori standar yang dibuat oleh Arikunto, S (2006:46)

adalah :

No. Nilai Kategori

1. 85 – 100 Baik Sekali

2. 65 – 84 Baik 

3. 55 – 64 Sedang

4. 35 – 54 Rendah

5. 0 – 34 Sangat rendah

Teknik analisi ini menggunakan perhitungan persentase

keberhasilan menurut perhitungan untuk menyatakan hasil belajar siswa

sebagai berikut:

M =

 

Ket :

M : Mean (nilai rata-rata)

JA : Jumlah Nilai Siswa

N : Jumlah Siswa

Page 38: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 38/61

 

 

38

G.  Indikator Keberhasilan Tindakan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan prestasi

belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Turnament  (TGT) pada setiap siklusnya, dan lebih dari 75% siswa

memperoleh nilai ≥ 65. 

Page 39: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 39/61

 

 

39

BAB IV

HASIL PENETIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Penelitian

1.  Gambaran umum SDI Pulau Putiangin

Sejarah berdirinya

Sekolah Dasar Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru adalah

salah satu di antara sekolah tingkat dasar yang ada di Kabupaten Barru.

Sekolah Dasar Inpres Pulau Putiangin ini didirikan pada tahun 1980-an

dengan kepala sekolah H. Zainuddin, dan sekarang di pinpin oleh Ahmad

Ruhani, S.Pd. Kehadiran Sekolah Dasar ini diharapkan dapat

meningkatkan pembinaan di bidang pendidikan yang akan semakin

menggembirakan dan menyakinkan dengan tercapainya tujuan yang

diharapkan.

Demikianlah lembaga pendidikan dasar tersebut sebagai wadah

untuk membina ilmu pengetahuan yang diharapkan benar-benar

difungsikan oleh siswa untuk menjadi pola dasar dalam mengarungi

kehidupan dunia modern dewasa ini. Sekolah Dasar ini memperoleh

respon dari kalangan masyarakat luas, sehingga lama kelamaan jumlah

siswa di sekolah tersebut semakin bertambah. Sekolah Dasar ini sangat

diharapkan oleh para warga masyarakat pulau Putiangin, untuk mencetak 

cendekiawan dan kader-kader penerus bangsa yang akan mampu

menjawab tantangan dan perkembangan di masa-masa yang akan datang.

Page 40: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 40/61

 

 

40

2.  Keadaan Tenaga Pengajar/Guru dan Pegawai SDI Pulau Putiangin

Dalam menciptakan siswa yang berkualitas dibutuhkan staf/pengajar

yang professional. Olehnya itu SDI Pulau Putiangin memiliki staf 

pengajar dan pegawai yang terlampir pada tabel berikut:

Tabel 4.1

 Daftar nama-nama guru dan pegawai SDI Pulau Putiangin

Tahun Ajaran 2011- 2012

No. Nama Guru dan Pegawai L/P Jabatan

1. Ahmad Ruhani, S.Pd L Kepala Sekolah

2. Lukman, S.Pd L Guru Olahraga

3. Hastuti, A.Ma P Wali Kelas I

4. Firdaus, S.Pd L Wali Kelas II

5. Rahmat, S.Pd L Wali Kelas III

6. Maskur, A.Ma, Pd L Wali Kelas IV

7. Sugianto, S.Pd L Wali Kelas V

8. Muh. Rusdi, S.Pd L Wali Kelas VI

9. Ernawati, S.Ag P Guru Pendais Kls I-VI

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan jumlah guru di SDI Pulau

Putiangin sebanyak 9 orang, terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 wali kelas, 1

guru pendais, 1 guru olahraga. Dengan banyaknya guru di SDI Pulau

Putiangin ini, semoga mereka betul-betul mentransfer ilmunya berdasarkan

disiplin ilmu mereka sehingga tercipta siswa yang unggul dan siap bersaing

di segala bidang.

Page 41: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 41/61

 

 

41

Tabel 4.2

Keadaan sarana dan prasarana di SDI Pulau Putiangin

No. Jenis Barang Jumlah Keterangan

1. Ruang belajar 6 Baik 

2. Ruang kepala sekolah 1 Baik 

3. Ruang guru 1 Baik 

4. Perpustakaan 1 Baik 

5. WC untuk guru dan siswa 2 Baik 

6. Dapur 1 Baik 

7. Gudang 1 Baik 

Demikianlah mengenai gambaran umum SDI Pulau Putiangin, yang

didirikan pada tahun 1980 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas putra-putri

bangsa guna menjadi generasi yang sanggup menjawab segala tantangan dan

rintangan yang bakal terjadi, dapat meningkatkan kualitas bangsa dan Negara

termasuk generasi muda, dan dapat mencetak kader-kader bangsa yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT.

3.  Data Siklus I

a)  Perencanaan

Siklus pertama dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2

kali pertemuan pembahasan materi dan 1 kali pertemuan pemberian tes

dengan pokok bahasan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

1)  Menelaah materi pelajaran PKn kelas IV SDI Pulau Putiangin.

Page 42: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 42/61

 

 

42

2)  Menentukan materi yang akan diajarkan pada pelaksanaan siklus I.

3)  Menyiapkan daftar hadir murid.

4)  Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

5)  Menyiapkan buku sumber dan alat peraga.

6)  Menyiapkan soal untuk evaluasi siklus I.

b)  Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pendahuluan peneliti menyampaikan tujuan dan manfaat

pembelajaran, memotivasi murid dan menyampaikan model pembelajaran

yang akan diterapkan selama penelitian yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT). Kegiatan yang

dilaksanakan dalam tahap ini adalah:

1)  Peneliti menjelaskan materi sesuai RPP.

2)  Peneliti memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

3)  Peneliti menjelaskan metode yang akan di terapkan dalam proses

pembelajaran.

Pada siklus I ini di peroleh data yang berhubungan dengan hasil tes

belajar PKn murid. Hasil tes PKn murid dianalisis untuk menentukan

tingkat kemampuan murid yang terbagi dari sangat rendah, rendah,

sedang, baik, dan baik sekali.

Pada tabel di bawah ini dapat dijelaskan kategori siswa yang

mendapatkan nilai yang sangat rendah, rendah, sedang, baik, dan baik 

sekali. Dan dalam pembelajaran PKn nilai ketuntasan minimal adalah 65.

Page 43: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 43/61

 

 

43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan

Persentase hasil belajar PKn pada siklus I 

No. Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase

1. 0 – 34 Sangat rendah (gagal) 2 13,33%

2. 35 – 54 Rendah 4 26,67%

3. 55 – 64 Sedang 4 26,67%

4. 65 – 84 Baik 3 20%

5. 85 – 100 Baik sekali 2 13,33%

Jumlah 15 100%

Berdasarkan data hasil evaluasi siklus I diatas dapat di jelaskan sebagai

berikut:

Hasil belajar PKn kelas IV SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru

setelah mengadakan proses pembelajaran melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament  (TGT) berada pada rata-rata

sedang. Hal ini terlihat pada skor rata-rata yang diperoleh seluruh murid

pada siklus I adalah 2 murid dalam kategori baik sekali dengan

memperoleh 85-100 (13,33%), 3 murid dalam kategori baik dengan

memperoleh nilai 65-84 (20%), 4 murid dalam kategori sedang dengan

memperoleh nilai 55-64 (26,67%), 4 murid dalam kategori rendah dengan

memperoleh nilai 35-54 (26,67%), dan murid yang gagal masih ada 2

murid yang memperoleh nilai 34 kebawah dengan persentase (13,33%).

Berdasarkan uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa hasil belajar

PKn murid dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament  (TGT) pada siklus I sudah mengalami

Page 44: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 44/61

 

 

44

peningkatan dari pembelajaran sebelumnya, tetapi belum mencapai

ketuntasan maksimal yaitu mencapai 75%.

Hasil tes PKn murid secara klasikal juga dapat di lihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.4 distribusi ketuntasan hasil belajar 

PKn pada siklus I 

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1.   Tidak tuntas 10 66,67%

2. 65 – 100 Tuntas 5 33,33%

Jumlah 15 100%

Dari segi ketuntasan belajar murid kelas IV SDI Pulau Putiangin

Kabupaten Barru diatas yang terdiri dari 15 murid terdapat 5 orang

(33,33%) dalam kategori tuntas, begitu juga dengan murid yang

memperoleh kategori tidak tuntas juga terdapat 10 orang (66,67%). Dari

hasil persentase di atas dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh murid

pada evaluasi siklus pertama belum sepenuhnya mencapai ketuntasan

belajar yang telah di tentukan oleh peneliti yaitu 75%. Oleh karena itu ,

peneliti harus menjelaskan cara-cara menyimak materi dengan baik agar

dalam pelaksanaan siklus II hasil yang dicapai murid sesuai dengan yang

diharapkan oleh peneliti. Dengan demikian peneliti perlu melanjutkan

siklus berikutnya atau siklus II.

Page 45: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 45/61

 

 

45

c)  Observasi dan Evaluasi

Pada siklus I saat proses pembelajaran berlangsung peneliti juga

mengadakan observasi. Ada beberapa perilaku yang terdeskripsi berdasarkan

hasil observasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel observasi di bawah

ini.

Tabel 4.5 Lembar observasi/instrument untuk siswa,

keaktifan siswa dalam siklus I 

NO. Komponen yang diamatiSiklus I Rata-

rataPersentase

I II III

1. Jumlah murid yang hadir 14 13 15 14 93,33%

2. Jumlah murid yang

memperhatikan

penjelasan

11 10 12 11 73,33%

3. Jumlah murid yang

bertanya

1 3 1 1,67 11,33%

4. Jumlah murid yang

melakukan kegiatan lain

4 3 4 3,67 24,47%

5. Jumlah murid yang

keluar masuk kelas tanpa

minta izin

3 2 3 2,67 7,8%

6. Jumlah murid yang

meminta bimbingan

dalam mengerjakan soal

7 5 2 4,67 31,13%

Pada tabel siklus I dari pertemuan 1 sampai 3 terlihat bahwa dari 15

murid, yang hadir yaitu 93,33%, murid yang memperhatikan penjelasan

yaitu 73,33%, murid yang bertanya yaitu 11,33%, murid yang melakukan

kegiatan lain yaitu 24,47%, murid yang keluar masuk kelas tanpa minta izin

Page 46: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 46/61

 

 

46

yaitu sebanyak 7,8%, dan murid yang meminta bimbingan dalam

mengerjakan soal sebanyak 31,13%.

d)  Refleksi Hasil Kegiatan

Pada pertemuan pertama di siklus I ini merupakan pertemuan awal

dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Di awal

pertemuan tersebut murid masih merasa asing dengan model TGT. Pertemuan

ini merupakan tahap pengenalan dan penyesuaian terhadap penggunaan model

TGT.

Pada pertemuan kedua di siklus ini murid mulai dapat beradptasi pada

penggunaan model TGT walaupun penerapannya belum maksimal. Masih ada

murid yang tidak menghafal nomor yang telah dibagikan sehingga pada saat

peneliti memanggil nomornya masih bingung menjawab, dan masih terdapat

kekurangan-kekurangan terhadap model TGT yang digunakan.

Berdasarkan keseluruhan nilai yang diperoleh siswa dalam pedoman

pengkategorian hasil belajar siswa, setelah dilaksanakan tindakan siklus I

melalui model TGT pada table 4.3 menunjukka bahwa secara umum

penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan melalui model pembelajaran

kooperatif tipe TGT pada siklus I belum maksimal. Hal ini terlihat pada nilai

yang berada pada kategori baik sekali masih rendah dengan persentase

13,33%, kategori baik 20%, kategori sedang 26,67%, kategori rendah 26,67%.

Selain itu, masih terdapat nilai yang berada pada kategori sangat rendah

(gagal) dengan persentase 13,33%. Dari hasil analisis tersebut terlihat bahwa

hasil tes evaluasi pada siklus I belum mencapai nilai yang telah ditentukan

Page 47: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 47/61

 

 

47

oleh peneliti. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Turnament  (TGT) masih perlu ditingkatkan agar murid

mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Hasil ini pun

menjadi salah satu bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus II.

4.  Data Siklus II

Pembelajaran siklus II dilakukan dengan mempertimbangkan hasil

pelaksanaan siklus I. perencanaan pembelajaran pada siklus II merupakan

tindak lanjut dari siklus I. Peneliti merumuskan sejumlah perubahan atau

perbaikan yang telah dilaksanakan pada siklus I, kemudian peneliti membuat

rencana baru dengan sejumlah perbaikan.

Penilaian dalam pembelajaran ini dirancang dengan menggunakan dua

penilaian, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil belajar. Penilaian proses

dilakukan dengan mengamati siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung dan dalam kerja kelompok. Untuk penilaian hasil belajar

dilakukan dengan menilai hasil belajar siswa.

Seperti halnya pada siklus I, siklus II pun di laksanakan melalui 4 tahap

yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a)  Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II hanya meliputi kegiatan yang

terdiri dari:

1)  Merencanakan tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.

2)  Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Page 48: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 48/61

 

 

48

3)  Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran

menyimak di kelas.

4)  Pemantapan kembali kegiatan diskusi yang dilakukan oleh murid.

5)  Perbaikan pengajaran sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

dapat tercapai dengan baik.

b)  Pelaksanaan tindakan

Siklus kedua dilaksanakan 3 kali pertemuan, 2 kali pembahasan materi

dan 1 kali pemberian tes. Siklus II ini dilaksanakan setelah siklus I

indikator kinerja belum tercapai. Dengan demikian sebagai gambaran

pelaksanaan siklus ini di dasari oleh hasil observasi/evaluasi dan refleksi

pada siklus I. pada tahap pendahuluan peneliti menyampaikan tujuan dan

manfaat pembelajaran, memotivasi murid dan menyampaikan metode

pembelajaran yang akan diterapkan dalam materi pemerintahan desa dan

pemerintahan kecamatan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1)  Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) dengan

metode diskusi.

2)  Murid disuruh untuk membentuk kelompok belajar untuk 

mendiskusikan materi.

3)  Mengawasi atau memantau murid yang sedang melakukan diskusi.

4)  Memberikan evaluasi terhadap materi.

Page 49: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 49/61

 

 

49

Data hasil belajar PKn murid kelas IV SDI Pulau Putiangin

Kabupaten Barru pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel. Adapun

bentuk tabel yang dimaksud, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil

 Belajar PKn Siklus II 

No. Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase

1. 0 – 34 Sangat rendah (gagal) 0 0

2. 35 – 54 Rendah 1 6,67%

3. 55 – 64 Sedang 2 13,33%

4. 65 – 84 Baik 10 66,67%

5. 85 – 100 Baik sekali 2 13,33%

Jumlah 15 100%

Berdasarkan data hasil evaluasi siklus II dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Hasil belajar PKn murid melalui model pembelajaran Kooperatif 

tipe Teams games tournament (TGT) untuk kelas IV SDI Pulau Putiangin

Kabupaten Barru, setelah mengadakan proses pembelajaran melalui model

TGT berada pada kategori baik. Hal ini terlihat pada skor rata-rata yang

diperoleh seluruh murid pada siklus II adalah 2 murid berada pada

kategori baik sekali dengan perolehan nilai 85-100 (13,33%), 10 murid

berada pada kategori baik dengan perolehan nilai 65-84 (66,67%), 2

murid berada pada kategori sedang dengann perolehan nilai 55-64

(13,33%), 1 murid berada pada kategori rendah dengan perolehan nilai 35-

54 (6,67%), dan tidak adanya murid yang masuk dalam kategori sangat

rendah (gagal).

Page 50: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 50/61

 

 

50

Apabila hasil belajar PKn murid dianalisis, maka persentase

ketuntasan belajar murid secara klasikal pada siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.7 distribusi ketuntasan hasil

belajar PKn siklus II 

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase

1.   Tidak tuntas 3 20%

2. 65 – 100 Tuntas 12 80%

Jumlah 15 100%

Dari segi ketuntasan belajar murid kelas IV SDI Pulau Putiangin

Kabupaten Barru di atas yang terdiri dari 15 murid terdapat 12 murid

(80%) dalam kategori tuntas atau murid yang mendapat nilai 65 atau diatas

65 dan terdapat 3 murid (20%) yang termasuk dalam kategori tidak tuntas

atau murid yang mendapat nilai di bawah 65. Untuk siklus II pada tabel

4.6 menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini

terlihat tidak adanya siswa yang termasuk dalam kategori gagal. Sebanyak 

13,33% dikategorikan baik sekali, 66,67% dikategorikan baik, 13,33%

dikategorikan sedang, dan 6,67% dikategorikan rendah (kurang).

c)  Observasi dan evaluasi

Pada siklus II saat proses pembelajaran berlangsung peneliti juga

mengadakan observasi. Ada beberapa perilaku yang terdeskripsi

berdasarkan hasil observasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel

observasi di bawah ini.

Page 51: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 51/61

 

 

51

Tabel 4.8

 Lembar observasi/instrument untuk siswa,

keaktifan siswa dalam siklus II 

NO. Komponen yang diamatiSiklus I Rata-

rata

Persent

aseI II III

1. Jumlah murid yang hadir 15 13 15 14,33 95.53%

2. Jumlah murid yang

memperhatikan penjelasan

13 12 14 13 86,67%

3. Jumlah murid yang bertanya 4 3 5 4 26,67%

4. Jumlah murid yang melakukan

kegiatan lain

2 1 1 1,33 8,87%

5. Jumlah murid yang keluar masuk 

kelas tanpa minta izin

2 1 1 1,33 8,87%

6. Jumlah murid yang meminta

bimbingan dalam mengerjakan

soal

2 3 1 2 13,33%

Berdasarkan data siklus II dari pertemuan 1 sampai 3hasil terlihat bahwa

dari 15 murid sudah meningkat yaitu, murid yang hadir sebanyak (95,53%),

murid yang memperhatikan penjelasan sebanyak (86,67%), murid yang

bertanya sebanyak 26,67%), murid yang melakukan kegiatan lain sebanyak 

(8,87%), murid yang keluar masuk kelas tanpa minta izin sebanyak (8,87%)

menurun, dan murid yang meminta bimbingan dalam mengerjakan soal

sebanyak (13,33%) menurun.

d)  Refleksi hasil kegiatan

Pada siklus II memperlihatkan beberapa kemajuan di bandingkan

dengan siklus I karena di siklus ini telah mengalami perubahan yang

signifikan dalam beberapa aspek yang merupakan kekurangan pada siklus I

Page 52: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 52/61

 

 

52

dalam pembelajaran PKn dengan materi pemerintahan kabupaten kota dan

pemerintahan provinsi pada siklus ini murid lebih bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran dan sudah mampu menyimak dengan baik,

walaupun belum begitu maksimal tetapi sudah lebih baik dibandingkan

dengan hasil siklus I.

Dari siklus II yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa hasil

penelitian tindakan kelas (PTK) dalam meningkatkan prestasi belajar PKn

murid kelas IV SDI Pulau Putingin Kabupaten Barru melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament  (TGT) setelah

dilaksanakan siklus II dan dinyatakan berhasil.

B.  Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan diuraikan prestasi belajar murid kelas IV

SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru melalui model pembelajaran kooperatif 

tipe Teams Games Tournament (TGT), dengan menggunakan metode diskusi

dari analisis kualitatif dan kuantitatif disimpulkan bahwa kemampuan

memahami suatu nilai moral yang terkandung dalam pelajaran PKn melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament  (TGT) dapat

memberikan suatu perubahan yang mendasar pada sikap dan motivasi belajar

murid.

Pada siklus II, walaupun pada awalnya murid terlihat merasa asing

dengan penggunaan model TGT yang diterapkan, akan tetapi perlahan-lahan

murid sudah dapat menyesuaikan diri sehingga murid lebih tertarik dan

termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Bukan hanya itu, ketika melihat hasil

Page 53: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 53/61

 

 

53

observasi dari sklus I ke siklus II terjadi perubahan yang sangat signifikan

pada sikap murid kearah yang lebih baik saat proses pembelajaran

berlangsung.

Setelah diadakan refleksi di siklus I dan masih terdapat kekurangan

dalam penerapannya, maka dilakukan perubahan kegiatan yang dianggap perlu

demi tercapainya hasil yang lebih meningkat di banding dengan hasil yang di

peroleh dari siklus I. pada siklus II, setelah mengadakan perubahan tindakan

terlihat bahwa motivasi murid lebih meningkat, sudah banyak murid yang

aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan memberanikan diri dalam

bertanya ketika masih ada materi yang belum dimengerti. Pada siklus II ini

 juga terlihat murid yang melakukan kegiatan lain sudah mulai berkurang.

Sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada siklus ini maka setelah

mengadakan tes siklus II skor rata-rata yang dicapai oleh murid berada pada

kategori baik, yang sebelumnya pada siklus I hanya berada pada kategori

sedang. Maka dalam hal ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa hasil

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam meningkatkan prestasi belajar PKn

murid kelas IV SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Temas Games Tournament (TGT) setelah siklus

II dilaksanakan maka dapat dinyatakan berhasil.

Sejumlah perubahan sikap murid secara terperinci berdasarkan data

kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi yang merupakan hasil

pengamatan peneliti disetiap pertemuan.

Page 54: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 54/61

 

 

54

Hasil data dari siklus I dan siklus II adalah kehadiran murid dengan

persentase sebanyak 93,33% menjadi 95,53% (meningkat), murid yang

memperhatikan penjelasan guru dengan persentase sebanyak 73,33% menjadi

86,67% (meningkat), murid yang bertanya pada saat pembelajaran

berlangsung sebanyak 11,33% menjadi 26,67% (meningkat), murid yang

melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran berlangsung sebanyak 

24,47% menjadi 8,87% (menurun), murid yang keluar masuk sebanyak 17,8%

menjadi 8,87% (menurun), dan murid yang meminta bimbingan sebanyak 

31,13% menjadi 13,33% (menurun).

Hasil Analisis Tes Hasil Belajar PKn

a)  Analisis Tes Hasil Belajar PKn

Berdasarkan hasil belajar yang dilakukan pada siklus I dan II diperoleh

ketuntasan hasil belajar sebagai berikut:

Distribusi ketuntasan hasil belajar PKn tersebut memperlihatkan

bahwa dari 15 murid yang mengikuti tes hasil belajar, pada siklus I

terdapat 10 orang dengan persentase 66,67% yang tidak tuntas, dan 5

orang dengan persentase 33,33% yang tuntas. Sedangkan pada siklus II

terjadi peningkatan ketuntasan belajar murid yaitu terdapat 3 orang dengan

persentase 20% berada pada kategori tidak tuntas dan 12 orang dengan

persentase 80% berada pada kategori tuntas.

Page 55: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 55/61

 

 

55

b)  Hasil observasi aktivitas murid

Aktivitas siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi

aktivitas siswa yang dilakukan oleh 2 orang observer untuk mencatat

aktivitas siswa selama proses belajar mengajar belangsung.

c)  Hasil refleksi murid

1)  Hasil refleksi pada siklus I

Pada siklus I, khususnya pada awal pertemuan terlihat sikap

murid pada umumnya masih kurang memberikan tanggapan atau

respon terhadap model pembelajaran yang digunakan, dan berdasarkan

hasil observasi, yakni kurangnya kerjasama setiap anggota kelompok 

dan kurangnya perhatian serius murid dalam menanggapi materi.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, adapun masalah-masalah

yang dihadapi adalah sebagai berikut:

(a) Beberapa siswa masih belum maksimal menerima perencanaan

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament  (TGT)

sehingga pada proses belajar mengajar berlangsung siswa masih

kaku, bingung dan masih sulit beradaptasi dengan teman

kelompoknya.

(b) Kondisi proses belajar mengajar (PBM) masih ribut, karena adanya

beberapa siswa yang mengganggu kelompok lain.

(c) Pada kegiatan persentasi hasil kerja kelompok, masih ada siswa

yang tidak percaya diri tampil di depan kelas untuk mewakili

kelompoknnya masing-masing.

Page 56: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 56/61

 

 

56

(d) Beberapa siswa yang keluar masuk kelas tanpa minta izin dari

guru.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa perlu merancang dan

melakukan tindakan baru untuk mencari jalan keluar masalah

tersebut. Tindakan baru yang telah dirancang oleh peneliti,

selanjutnya akan diaplikasikan pada siklus II, dan diharapkan dapat

mengalami peningkatan baik, peningkatan dalam hal hasil belajar

siswa maupun peningkatan dalam hal aktivitas siswa selama proses

belajar mengajar berlangsung.

2)  Hasil refleksi pada siklus II

Setelah merefleksi hasil pelaksanaa siklus I, maka diperoleh

rancangan atau gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus

II ini, sebagai perbaikan dari tindakan siklus sebelumnya. Hal ini dapat

terlihat bahwa tindakan yang dilaksanakan secara umum masih belum

sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tindakan yang dilaksanakan

pada siklus II ini adalah dengan memberikan pengarahan dan

pengenalan kembali tentang model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament  (TGT), melakukan pengontrolan kepada setiap

kelompok terutama pada saat diskusi kelompok, sehingga siswa lebih

serius selama proses pembelajaran danbekerjasama dengan anggota

kelompoknya, memberi kesempatan kepada siswa yang mempunyai

kemampuan yang lebih dari anggota kelompoknya, member penguatan

kepada siswa untuk dapat percaya diri tampil didepan pada saat

Page 57: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 57/61

 

 

57

persentasi kelompok dan mengubah posisi tempat duduk dan jarak 

bangku antara tiap kelompok agar kejadian-kejadian yang tidak 

diinginkan tidak terjadi.

Sehingga pada siklus II ini, didapatkan perubahan keaktifan dan

kemandirian siswa. Hal tersebut terlihat pada kondisi siswa yang pada

awal penerapan model pembelajaran koooperatif tipe Teams Games

Tournament  (TGT) untuk siklus II ini tidak mengalami kesulitan lagi.

Kebiasaan siswa selama siklus I dalam kegiatan kelompok pada siklus

II semakin meningkat, peningkatan yang dimaksud adalah sikap

penerimaan siswa untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament  (TGT). Siswa tidak mengalami kekakuan

lagi selama proses belajar mengajar berlangsung. Adaptasi dan

kerjasama antara anggota kelompok masing-masing pun lancar, dan

mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, sehingga penyelesaian

LKS setiap kelompok dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

semakin meningkat. Usaha siswa untuk saling menghargai perbedaan

dan usaha saling mengisi kekurangan kelompoknya adalah salah satu

faktor yang memperlancar proses pembelajaran.

Secara umum seluruh kegiatan pada siklus II dapat dikatakan

mengalami peningkatan disbanding siklus sebelumnya. Hal ini terlihat

dari aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan dalam hal

menyimak pengarahan guru, kerjasama setiap anggota kelompok,

mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.

Page 58: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 58/61

 

 

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan tindakan kelas selama

dua siklus sebagai berikut:

1.  Secara kuantitatif, terjadi peningkatan prestasi belajar PKn murid kelas IV

SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru dengan diterapkannya pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Turnament  (TGT), yaitu memperoleh skor

rata-rata 62,5 pada siklus I dan meningkat dengan skor rata-rata 72,5

pada siklus II setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Turnament  (TGT) hasil ini di cantumkan di lampiran.

Secara kualitatif, terjadi perubahan sikap. Siswa menunjukkan sikap

antusias untuk mengikuti pelajaran, minat dan motivasi belajar PKn siswa

mengalami peningkatan, hilangnya rendah diri siswa akibat berprestasi

rendah sehingga menghilangkan sekat yang dapat menghambat proses

belajar mengajar, citra diri siswa semakin optimis akan kemampuan yang

mereka miliki, optimisme itu ditunjukkan siswa dengan mengerjakan

secara mandiri tugasnya dirumah.

2.  Dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament  (TGT), sehingga sebagian besar siswa merasa senang belajar

PKn dimana mereka di dukung oleh suasana belajar yang

menggembirakan.

Page 59: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 59/61

 

 

59

B.  Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka

beberapa saran yang dapat penulis kemukakan, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1.  Kepada guru mata pelajaran PKn disarankan agar dapat menguasai

beberapa metode dan model-model pembelajaran, supaya dapat

menyesuaikan dengan bahan ajar yang akan disajikan.

2.  Disarankan agar untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament  (TGT) sebagai model pembelajaran yang dapat

meningkatkan prestasi siswa dan dapat menimbulkan antusiasme siswa.

3.  Melihat hasil penelitian yang diperoleh melalui model pembelajaran

kooperatif   tipe Teams Games Tournament  (TGT) cukup positif, maka

diharapkan kepada guru-guru khususnya guru PKn agar dapat menerapkan

model pembelajaran ini di ruang kelas tempat mereka mengajar.

Page 60: SKRIPSI MAWAR

5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 60/61

 

 

60

DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada,Cet. Ke-1,

Trianto. 2010. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, Cet. Ke-3,

Setyosari Punaji.2010 Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. Cet. Ke-1.

Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Cet. Ke-7.

Dimyati. Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Syamsudding. Vismaia. 2007.  Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung:

PT. remaja Rosdakarya. Cet. Ke-2.

Sanjaya Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: kencana Prenada Media

Group. Cet. Ke-2.

Sahabudding. 2007. Mengajar Dan Belajar. Makassar: UNM. Cet. Ke- 3

Kasmita. 2010. Peningkatan mutu proses dan hasil belajar PKn melalui

 penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V 

SD Bontomanai  Makassar”, Skripsi: FKIP Unismuh.

Sahabuddin. 1999.  Mengajar dan Belajar . Ujung Pandang : Badan Penerbit

Universitas Negeri Makassar.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi

Aksara.

Janurmi. 2010. “Meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model

pembelajaran Kooperatif tipe NHT Murid Kelas V SD Angkasa 1Lanud Sultan Hasanuddin Makassar”, Skripsi: FKIP Unismuh. 

Sunarto.2010.PengertianPrestasiBelajar .http://sunartombs.wordpress.com/2009/0

1/05/pengertian-prestasi-belajar. 12 Mei 2011. 

Wartawarga.2010.PengertianPendidikanKewarganegaraan.http://wartawarga.guna

darma.ac.id/2010/05/pengertian-tujuan-sejarah-pendidikan-

kewarganegaraan. 12 Mei 2011.