Matriks - Perpustakaan UT · 2017. 1. 16. · 1.2 Aljabar Linear Elementer I Kegiatan Belajar 1...

61
Modul 1 Matriks R. J. Pamuntjak Warsito istem persamaan linear (SPL) yang muncul hampir dalam semua penerapan aljabar linear, juga sangat diperlukan sebagai landasan dalam pembahasan bagian lain aljabar linear elementer. Mencari dan menganalisis selesaian SPL sangat dimudahkan dengan menggunakan matriks. Oleh sebab itu, modul pertama perkuliahan Aljabar Linear Elementer I ini kita isi dengan pembahasan matriks dan pengenalan operasinya seperti penjumlahan, perkalian dua matriks, dan perkalian matriks dengan skalar. Pada materi aljabar linear elementer, pengertian bilangan akan kita batasi dengan bilangan real. Oleh karena itu, untuk mengerti sifat-sifat operasi pada matriks dan juga untuk memahami materi penting lain aljabar linear elementer ini, diperlukan pemahaman sifat-sifat bilangan real yang sudah Anda kenal sejak di sekolah dasar. Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan akan dapat memahami pengertian, operasi, dan sifat-sifat matriks. Secara lebih rinci Anda diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian matriks; 2. menentukan ukuran matriks; 3. menentukan jenis matriks; 4. menjumlahkan dua matriks, mengalikan matriks dengan bilangan real, dan mengalikan dua buah matriks; 5. menentukan suatu matriks merupakan matriks bujur sangkar; 6. menentukan matriks singular atau non singular; 7. menentukan invers matriks berukuran 2 2 berdasarkan definisinya; 8. menjelaskan sifat-sifat matriks invers; 9. menentukan transpos matriks; dan 10. menentukan matriks simetri. S PENDAHULUAN

Transcript of Matriks - Perpustakaan UT · 2017. 1. 16. · 1.2 Aljabar Linear Elementer I Kegiatan Belajar 1...

  • Modul 1

    Matriks

    R. J. Pamuntjak Warsito

    istem persamaan linear (SPL) yang muncul hampir dalam semua

    penerapan aljabar linear, juga sangat diperlukan sebagai landasan dalam

    pembahasan bagian lain aljabar linear elementer. Mencari dan menganalisis

    selesaian SPL sangat dimudahkan dengan menggunakan matriks. Oleh sebab

    itu, modul pertama perkuliahan Aljabar Linear Elementer I ini kita isi dengan

    pembahasan matriks dan pengenalan operasinya seperti penjumlahan,

    perkalian dua matriks, dan perkalian matriks dengan skalar.

    Pada materi aljabar linear elementer, pengertian bilangan akan kita batasi

    dengan bilangan real. Oleh karena itu, untuk mengerti sifat-sifat operasi

    pada matriks dan juga untuk memahami materi penting lain aljabar linear

    elementer ini, diperlukan pemahaman sifat-sifat bilangan real yang sudah

    Anda kenal sejak di sekolah dasar.

    Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan akan dapat memahami

    pengertian, operasi, dan sifat-sifat matriks. Secara lebih rinci Anda

    diharapkan mampu:

    1. menjelaskan pengertian matriks;

    2. menentukan ukuran matriks;

    3. menentukan jenis matriks;

    4. menjumlahkan dua matriks, mengalikan matriks dengan bilangan real,

    dan mengalikan dua buah matriks;

    5. menentukan suatu matriks merupakan matriks bujur sangkar;

    6. menentukan matriks singular atau non singular;

    7. menentukan invers matriks berukuran 2 2 berdasarkan definisinya;

    8. menjelaskan sifat-sifat matriks invers;

    9. menentukan transpos matriks; dan

    10. menentukan matriks simetri.

    S

    PENDAHULUAN

  • 1.2 Aljabar Linear Elementer I

    Kegiatan Belajar 1

    Pengertian Matriks

    alam kehidupan sehari-hari sering digunakan daftar yang memuat

    bilangan yang tersusun dalam kolom dan baris, misalnya daftar

    jumlah kemeja merek tertentu yang laku terjual selama sebulan pada suatu

    toko pakaian menurut ukuran dan warnanya.

    Pengertian susunan bilangan real yang teratur dalam baris dan kolom

    inilah yang nantinya akan mendasari konsep matriks. Oleh karena itu,

    sebelum sampai pengertian matriks, kita akan mulai mengingat kembali

    bilangan real dan sifat-sifatnya.

    Bilangan Real dan Sifat-sifatnya

    Catatan: (1) ( )a b ditulis a b , penjumlahan dengan inversnya

    (pengurangan).

    (2) 1( )( )a b ditulis

    a

    b, perkalian dengan inversnya (pembagian).

    D

    Misalkan a , b , dan c R , maka memenuhi sifat-sifat:

    (i) a. a b R tertutup penjumlahan

    b. .a b R tertutup perkalian

    (ii) a. a b b a komutatif penjumlahan

    b. . .a b b a komutatif perkalian

    (iii) a. ( ) ( )a b c a b c asosiatif penjumlahan

    b. ( . ). .( . )a b c a b c asosiatif perkalian

    (iv) a. 0 0a a 0 unsur satuan penjumlahan

    b. 1 .1a a 1 unsur satuan perkalian

    (v) a. a , ( )a ( ) 0a a ( )a unsur invers penjumlahan

    b. 0a ,1( )a 1( ). 1a a 1a unsur invers perkalian

    (vi) a. .( ) . .a b c a b a c distributif

    b. ( ). . .a b c a c b c distributif

  • MATA4112/MODUL 1 1.3

    (3) Sifat-sifat bilangan real tidak dibuktikan disini, jika lupa

    silahkan melihat BMP Pengantar Matematika atau Kalkulus I.

    Sekarang mari kita mulai membahas materi matriks.

    A. PENGERTIAN MATRIKS

    Sekarang perhatikan daftar jumlah kemeja merek tertentu yang laku

    terjual selama sebulan pada suatu toko pakaian menurut ukuran dan

    warnanya didepan sebagai ilustrasi/contoh lebih lengkap berikut ini.

    Contoh 1.1.1

    a. Daftar banyaknya kemeja polos merek “A” yang terjual dalam bulan

    Juni 1996 digambarkan pada Tabel 1.1.1.

    b. Daftar kadar gizi dan harga bahan makanan per kg (kilo gram).

    Tabel 1.1.2

    Gizi Bahan

    Protein Lemak Hidrat.Arang Rupiah

    Beras Giling 68 7 789 1200

    Kentang 17 0,85 62,35 1000

    Tahu 78 46 16 800

    Bandeng 160 38,4 0 4000

    Telur Ayam 115,2 103,5 6,3 2500

    Tabel 1.1.1 di samping kanan

    menggambarkan jumlah hasil

    penjualan kemeja yang dikelom-

    pokkan menurut dua karakteris-

    tik, yaitu warna dan ukuran.

    Angka dalam daftar adalah

    jumlah anggota masing-masing

    kelompok tersusun dalam empat

    baris dan empat kolom.

    Tabel 1.1.1

  • 1.4 Aljabar Linear Elementer I

    Pada Tabel 1.1.2 termuat daftar kadar gizi dan nilai rupiah dari beberapa

    bahan makanan. Kadar gizi dalam gram per kg dan harga dalam rupiah per

    kg. Daftar pada contoh kedua ini berisi bilangan yang tersusun dalam 5

    (lima) baris dan 4 (empat) kolom.

    Susunan bilangan seperti yang terdapat pada kedua contoh di atas disebut

    matriks, yang definisi formalnya akan kita tuliskan sebagai berikut. Definisi 1.1.1 (Pengertian Matriks)

    Cara menuliskan matriks (umum) berukuran m n :

    11 12 13 1

    21 22 23 2

    31 32 33 3

    1 2 3

    1, , = ,

    1, ,

    n

    n

    i jn

    m m m mn

    a a a a

    a a a ai m

    A aa a a aj n

    a a a a

    Angka pertama (kiri) pada indeks suatu unsur menyatakan nomor atau

    urutan tempat baris yang ditempati unsur itu (dari atas ke bawah).

    Angka kedua (kanan) pada indeks suatu unsur menyatakan nomor atau

    urutan tempat kolom yang ditempati unsur itu (dari kiri ke kanan).

    Jadi ija adalah unsur matriks A yang terdapat pada baris ke -i (dari atas),

    pada kolom ke - j (dari kiri), i dan j bilangan asli dengan 1 i m dan

    1 j n . Misalnya, 37a adalah unsur matriks A pada baris ke-3 dan kolom

    ke-7.

    Contoh 1.1.2

    a. Matriks yang terbentuk dari Tabel 1.1.1 pada Contoh 1.1.1a adalah

    i. Matriks adalah jajaran bilangan real berbentuk persegi panjang.

    ii. Bilangan real yang terdapat dalam jajaran yang membentuk matriks

    disebut unsur matriks.

    iii. Matriks (berukuran) m n adalah matriks yang terdiri dari m baris

    dan n kolom, setiap baris memuat n bilangan, dan tiap kolom

    memuat m bilangan.

  • MATA4112/MODUL 1 1.5

    15 20 10 5

    12 15 8 4 ,

    14 16 9 6

    11 13 7 2

    K

    dan matriks yang terbentuk dari Tabel 1.1.2 pada Contoh 1.1.1b adalah

    68 7 789 1200

    17 0,85 62,35 1000

    78 46 16 800

    160 38,4 0 4000

    115,2 103,5 6,3 2500

    G

    Matriks K berukuran 4 4 dan matriks G berukuran 5 4.

    b. Pandang matriks

    17

    2 7 5 1,7

    0 2,2 12 1

    21 17 1 6

    A

    e

    .

    Matriks A berukuran 35. Unsur pada baris ke-2 kolom ke-4 adalah

    24 12a . Untuk lebih memahaminya, diberikan ilustrasi sebagai berikut.

    17

    2 7 5 1,7

    0 2,2 12 1

    21 17 1 6

    A

    e

    baris ke-2

    kolom ke-4

    c. Contoh bukan matriks

    1 3 21 5 1 5 2

    , = 0 , = 0 2 1,2 3 0

    1 1 6

    A B C

    .

    Menurut pengertian (definisi) A , B , dan C bukan matriks, karena:

    i. A mempunyai unsur yang bukan bilangan real, yakni dan .

  • 1.6 Aljabar Linear Elementer I

    ii. B tidak terdapat unsur yang bertempat pada baris ke-2, kolom ke-3.

    Baris kedua dan kolom ketiga hanya mempunyai dua unsur.

    iii. C terdapat unsur yang berupa bilangan kompleks yakni 5 (bukan

    bilangan real). Walaupun demikian, adakalanya kita memerlukan

    matriks dengan unsur bilangan kompleks, tetapi bukan pada Aljabar

    Linear Elementer I ini. Pada pendahuluan sudah dijelaskan bahwa

    pada pembahasan aljabar linear elementer ini dibatasi hanya untuk

    bilangan real.

    B. JENIS-JENIS MATRIKS MENURUT UKURANNYA Definisi 1.1.2

    Contoh 1.1.3

    a. Matriks baris 0 1 3 1 adalah matriks 1 4A

    b. Matriks kolom

    01

    72 adalah matriks 4 1, dan adalah matriks 5 1

    02

    13

    B C

    .

    Definisi 1.1.3

    Contoh 1.1.4

    Contoh-contoh berikut adalah matriks bujur sangkar dan ordenya.

    Matriks bujur sangkar orde n adalah matriks berukuran n n

    i. Matriks baris adalah matriks 1 n

    ii. Matriks kolom adalah matriks 1m

  • MATA4112/MODUL 1 1.7

    Unsur-unsur diagonal

    Unsur-unsur bawah diagonal

    Bukan unsur-unsur diagonal !!!

    a. [3]A orde 1; b.0 1

    5B

    orde 2; c.

    2

    4 1 0 1

    2 2 1orde 4

    3 2 0

    5 0 7 5

    C

    .

    Unsur-unsur matriks bujur sangkar dapat dikelompokkan menurut posisinya

    dalam matriks. Definisi 1.1.4

    Untuk jelasnya lihatlah ilustrasi berikut ini.

    0 1 3 1

    2,1 9 1

    1 5 2 0

    2 3 1 4

    Definisi 1.1.5

    Contoh 1.1.5

    a. Matriks-matriks berikut adalah matriks segitiga bawah

    Matriks segitiga bawah adalah matriks bujur sangkar yang semua unsur

    atas diagonalnya adalah 0.

    i. Unsur kka , dengan 1, 2,3, ,k n disebut unsur diagonal.

    ii. Unsur ija dengan , 1, 2,3, , ; 1, 2,3, ,j i i n j n disebut

    unsur atas diagonal.

    iii. Unsur ija dengan , 1, 2,3, , ; 1, 2,3, ,j i i n j n disebut

    unsur bawah diagonal.

    Perhatikan!

    Yang dimaksud dengan

    diagonal suatu matriks

    adalah diagonal “kiri atas

    – kanan bawah” (yang

    bergaris penuh), bukan

    yang “kiri bawah – kanan

    atas” (garis terputus).

    Unsur-unsur atas diagonal

  • 1.8 Aljabar Linear Elementer I

    2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    1 1 0 , 1 1 0 , 1 1 0 , 0 0 0

    1 5 1 3 0 2 1 0 0 1 1 0

    P Q R S

    karena semua unsur atas diagonal adalah 0. Unsur-unsur diagonal dan

    bawah diagonal boleh nol atau tidak nol, karena pada definisi matriks

    segitiga tidak ada pembatasan nol atau tidak nol untuk unsur-unsur

    diagonal ini.

    b. Matriks berikut bukan matriks segitiga bawah, karena ada unsur atas

    diagonal yang tidak 0 (yang dilingkari).

    0 0 2 0 0 0 0 0 0

    0 1 1 , 0 0 1 , 0 0 2

    1 2 3 0 0 15 0 3 21

    A B C

    Definisi 1.1.6

    Contoh 1.1.6

    a. Matriks-matriks berikut adalah matriks segitiga atas, karena semua

    unsur-unsur bawah diagonal adalah 0.

    1 2 1

    0 1 1

    0 0 3

    ,

    1 2 2

    0 0 0

    0 0 1

    ,

    1 0 1

    0 0 2

    0 0 0

    ,

    3 0 0

    0 1 0

    0 0 2

    ,

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 1

    ,

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    .

    b. Matriks-matriks bujur sangkar berikut bukan matriks segitiga atas,

    karena ada unsur bawah diagonalnya yang tidak nol.

    Matriks segitiga atas adalah matriks bujur sangkar yang semua unsur

    bawah diagonalnya adalah 0.

  • MATA4112/MODUL 1 1.9

    1 2 1 0 2 1 3 0 0 0 1 0

    1 3 0 , 0 0 0 , 1 0 0 , 2 0 0

    2 0 0 2 1 0 0 3 0 0 0 0

    .

    Definisi 1.1.7

    Dapat juga dikatakan bahwa matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar

    1, ,

    = , 1, ,

    i j

    i nA a

    j n

    dengan 0 jika . i ja i j

    Matriks diagonal adalah sekaligus matriks segitiga atas dan segitiga bawah.

    Perhatikan ilustrasi di bawah ini.

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    a

    b

    c

    d

    Tak ada pembatasan pada unsur-unsur diagonal apakah 0 atau tidak 0. Unsur-

    unsur diagonal a , b , c , dan d boleh 0 atau tidak 0.

    Contoh 1.1.7

    a. Matriks-matriks berikut adalah matriks diagonal

    1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

    0 1 0 , 0 1 0 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 1 0

    0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    i. Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua unsur luar

    diagonal yakni unsur atas diagonal atau bawah diagonalnya adalah 0.

    ii. Matriks diagonal yang semua unsur diagonalnya adalah 1 disebut

    matriks satuan diberi notasi nI ( n banyak baris atau kolom).

    Semua unsur bawah diagonal adalah 0

    Semua unsur atas diagonal adalah 0

  • 1.10 Aljabar Linear Elementer I

    b. Matriks-matriks berikut bukan matriks diagonal

    0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6 1

    0 2 0 , 0 2 0 , 0 0 0 , 3 0 3

    5 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0

    karena untuk tiap matriks ada unsur luar diagonal yang nilainya tak nol.

    Silahkan tunjukkanlah sendiri!

    c. Matriks-matriks berikut adalah matriks satuan.

    2

    1 0

    0 1I

    , 3

    1 0 0

    0 1 0

    0 0 1

    I

    , ...,

    1 0 0

    0 1 0

    0 0 1

    nI

    C. KESAMAAN DUA MATRIKS

    Definisi 1.1.8

    Jadi dua matriks sama, apabila ukurannya sama dan unsur-unsur pada posisi

    (baris dan kolom) yang sama juga sama.

    Contoh 1.1.8

    a. Jika diketahui 1 1 2

    3 4 6A

    dan

    1 1 2

    3 4 6B

    , maka A B

    karena ukuran kedua matriks sama yakni 2 3 dan setiap unsur pada

    posisi yang sama juga sama.

    b. Diketahui 1 2

    9P

    p

    dan 1 2

    9 3Q

    . Jika diketahui bahwa P Q

    maka haruslah 3p .

    Matriks 1, ,

    ,1, ,

    i j

    i mA a

    j n

    sama dengan 1, ,

    ,1, ,

    i j

    i mB b

    j n

    ditulis A B apabila 1, 2,...,

    ,1, 2,...,

    i j i j

    i ma b

    j n

    [ n baris,

    n kolom]

  • MATA4112/MODUL 1 1.11

    D. PENJUMLAHAN MATRIKS

    Contoh 1.1.9

    Di sebuah toko pakaian setelah tutup pada akhir bulan terdapat persediaan

    kemeja polos merek “A” warna putih dan biru ukuran S, M, dan L seperti

    dalam daftar berikut.

    Tabel 1.1.3

    Ukuran

    Warna S M L

    Putih 15 20 10

    Biru 12 15 8

    Pada keesokan harinya, jadi pada tanggal satu bulan berikutnya, sebelum

    buka toko, datang persediaan baru yang dipesan sebelumnya yang jumlahnya

    seperti dalam daftar berikut.

    Tabel 1.1.4

    Ukuran

    Warna S M L

    Putih 100 160 80

    Biru 80 120 60

    Bagaimanakah caranya mendapatkan daftar persediaan pada tanggal satu

    sebelum buka toko? Untuk itu kita buat dulu catatan persediaan berikut.

    S M L

    Kemarin 15 20 10

    Putih Tambahan 100 160 80

    + + +

    Sekarang 115 180 90

    S M L

    Kemarin 12 15 8

    Biru Tambahan 80 120 60

    + + +

    Sekarang 92 135 68

  • 1.12 Aljabar Linear Elementer I

    Dengan demikian, diperoleh persediaan sekarang sebagai berikut.

    Tabel 1.1.5

    Ukuran

    Warna S M L

    Putih 115 180 90

    Biru 92 135 68

    Untuk mendapatkan bilangan pada posisi tertentu pada daftar terakhir,

    bilangan-bilangan pada posisi yang sama pada daftar pertama (saat tutup toko

    kemarin) dan kedua (saat buka toko hari ini) dijumlahkan.

    Kita lihat, ukuran matriks yang pada daftar pertama dan pada daftar kedua,

    sama. Unsur pada posisi tertentu pada matriks terakhir adalah jumlah unsur

    matriks yang pertama dan matriks yang kedua pada posisi itu.

    Sesungguhnya begitulah cara menjumlahkan matriks, menurut definisi yang

    akan kita tuliskan, matriks terakhir adalah jumlah matriks pertama dengan

    matriks kedua.

    Definisi 1.1.9

    Dari Definisi 1.1.9 jelas bahwa yang dapat dijumlahkan adalah matriks

    yang berukuran sama. Matriks yang ukurannya berlainan, tidak dapat

    dijumlahkan.

    Contoh 1.1.10

    a. Pandang matriks-matriks berikut ini.

    Apabila

    1,2, ,

    ,1, 2, ,

    i j

    i mA a

    j n

    , dan 1,2, ,

    ,1, 2, ,

    i j

    i mB b

    j n

    ,

    maka penjumlahan matriks A dan matriks B adalah

    1,2,...,

    ,1, 2,...,

    i j i j

    i mA B a b

    j n

  • MATA4112/MODUL 1 1.13

    2 12 1 0 1 1 1 2 2 1 0

    , = , 1 0 , 0 2 1 1 0 3 1 1 3 1

    1 2

    A B C D

    Apabila dijumlahkan, maka:

    A B , B C , C D masing-masing tidak punya arti, dengan kata

    lain penjumlahan tidak dapat dikerjakan karena ukuran matriks berbeda.

    1 1 2 2 1 0 1 2 1 1 2 0 3 0 2

    .0 3 1 1 3 1 0 1 3 3 1 1 1 0 2

    B D

    b. Lihat kembali Contoh 1.1.9, Tabel 1.1.3 dan Tabel 1.1.4 dalam bentuk

    matriks masing-masing adalah,

    15 20 10

    12 15 8P

    dan 100 160 80

    80 120 60Q

    .

    Kalau kedua matriks tersebut dijumlahkan, maka menghasilkan

    15 100 20 160 10 80 115 180 90

    12 80 15 120 8 60 92 135 68S P Q

    .

    Mudah dilihat bahwa sifat penjumlahan pada bilangan real berlaku juga

    untuk penjumlahan pada matriks.

    Arti pengurangan matriks dapat kita lihat pada contoh berikut.

    Contoh 1.1.11

    Andaikan persediaan kemeja polos merek tertentu pada sebuah toko pada

    awal bulan adalah sebagai berikut.

    Tabel 1.1.6

    Ukuran

    Warna S M L

    Putih 115 180 90

    Biru 92 135 68

    Jumlah kemeja yang laku terjual pada bulan tersebut dapat dilihat pada

    daftar berikut.

  • 1.14 Aljabar Linear Elementer I

    Tabel 1.1.7 Yang terjual

    Ukuran

    Warna S M L

    Putih 62 85 40

    Biru 55 72 35

    Susunan bilangan daftar persediaan pada akhir bulan adalah matriks dari

    bilangan pada Tabel 1.1.6 (persediaan awal bulan) dikurangi dengan matriks

    dari bilangan pada Tabel 1.1.7 (yang laku pada bulan tersebut), yaitu:

    115 180 90 62 85 40 115 62 180 85 90 40 53 95 50= .

    92 135 68 55 72 35 92 55 135 72 68 35 37 63 33

    E. PERKALIAN MATRIKS

    Bahasan perkalian matriks terdiri dari perkalian matriks dengan skalar

    (bilangan real) dan perkalian dua buah matriks. Perkalian matriks baris dan

    matriks kolom akan mendahului perkalian dua matriks secara umum, karena

    setiap unsur pada perkalian dua matriks ditentukan oleh perkalian matriks

    baris dan matriks kolom.

    1. Perkalian Matriks dengan Bilangan Real/Skalar

    Perkalian matriks dengan bilangan real adalah matriks dengan ukuran

    sama dan setiap unsurnya merupakan hasil kali unsur-unsur matriks yang

    dikalikan dengan skalar tersebut. Definisi formal sebagai berikut.

    Defnisi 1.1.10

    Jika 1, ,

    ,1, ,

    ij

    i mA a

    j n

    dan p bilangan real, maka [ ]ijpA pa

    atau

    jika

    11 12 1

    21 22 2

    1 2

    n

    n

    m m mn

    a a a

    a a aA

    a a a

    , maka

    11 12 1

    21 22 2

    1 2

    n

    n

    m m mn

    pa pa pa

    pa pa papA

    pa pa pa

    .

    Ukuran matriks pA sama dengan ukuran matriks A .

  • MATA4112/MODUL 1 1.15

    Contoh 1.1.12

    Jika matriks 1 1 3

    0 1 4A

    , maka:

    a. 1 1 3 (2)(1) (2)( 2) (2)(3) 2 2 6

    2 20 1 4 (2)(0) (2)(1) (2)( 4) 0 2 8

    A

    .

    b. 31 1

    2 2 21 12 2 1

    2

    1 1 3( )

    0 20 1 4A

    .

    c. 1 1 3 1 1 3

    ( 1) ( 1)0 1 4 0 1 4

    A A

    .

    Contoh 1.1.13

    Jika

    6 1

    2 3

    3 0

    B

    , maka:

    a.

    6 1 18 3

    3 3 2 3 6 9

    3 0 9 0

    B

    , b.

    13

    1 1 23 3 3

    6 1 2

    ( ) 2 3 1

    3 0 1 0

    B

    c.

    6 1 3 0,5

    (0,5) (0,5) 2 3 1 1,5

    3 0 1,5 0

    B

    2. Perkalian matriks baris dan matriks kolom

    Kita mulai dengan perkalian matriks baris dengan matriks kolom. Definisi 1.1.11

    Perkalian matriks baris 1 2 3 mA a a a a dan matriks kolom

    1

    2

    3

    ...

    m

    b

    b

    B b

    b

    adalah 1 1 2 2 3 3 m mAB a b a b a b a b

  • 1.16 Aljabar Linear Elementer I

    Contoh 1.1.14

    a. Jika 1 3P dan 3

    2Q

    , maka

    3

    1 3 1 3 ( 3) 2 3 6 32

    PQ

    .

    b. Jika 1 1 2A dan 3

    2

    1

    B

    , maka

    3

    = 1 1 2 2 1 3 ( 1) 2 2 1 3 2 2 3

    1

    AB

    3. Perkalian dua Matriks

    Baris dari matriks A yang berukuran m k dapat dipandang sebagai

    matriks baris berukuran 1 k . Kolom dari matriks B yang berukuran k n

    dapat dipandang sebagai matriks kolom berukuran k 1. Dengan demikian,

    matriks A terdiri dari m buah baris, matriks B terdiri dari n buah kolom.

    Jadi banyaknya kolom matriks A sama dengan banyaknya baris matriks B .

    Matriks A dan B yang seperti ini yang dapat dikalikan. Definisi tepatnya

    dituangkan sebagai berikut.

    Definisi 1.1.12

    Jadi matriks A dapat dikalikan dengan matriks B apabila banyaknya

    kolom matriks A sama dengan banyaknya baris matriks B .

    Jika matriks baris ke- i dari matriks A adalah

    1 2 3i i i ika a a a dan matriks kolom ke- j dari B adalah

    Hasil kali matriks A yang berukuran m k dengan matriks B yang

    berukuran k n adalah matriks AB yang berukuran m n yang unsur

    pada baris ke- i kolom ke- j adalah perkalian matriks baris ke- i dari A

    dengan matriks kolom ke- j dari matriks B .

  • MATA4112/MODUL 1 1.17

    1

    2

    3

    j

    j

    j

    k j

    b

    b

    b

    b

    ,

    maka unsur matriks AB pada baris ke- i kolom ke- j adalah

    1 2 3i i i ika a a a

    1

    2

    3

    j

    j

    j

    k j

    b

    b

    b

    b

    = 1 1 2 2 3 3i j i j i j ik kja b a b a b a b

    1

    k

    im m j

    m

    a b

    .

    Hasil kali matriks AB dapat digambarkan sebagai berikut.

    11 12 1

    11 12 1 121 22 2

    21 22 2 2

    1 2

    1 2

    1 2

    k

    j nk

    j n

    i i ik

    k k k j kn

    m m mk

    a a a

    b b b ba a a

    b b b b

    a a a

    b b b b

    a a a

    =

    [ A :berukuran m k ] [ B :berukuran k n ]

    11 11 12 21 1 1 11 12 12 22 1 2 11 1 12 2 1

    21 11 22 21 2 1 21 12 22 22 2 2 21 1 22 2 2

    1 11 2 21 1 1 12 2 22

    ... ... ... ...

    ... ... ... ...

    ... ... ... ...

    ...

    k k k k n n k kn

    k k k k n n k kn

    m m mk k m m

    a b a b a b a b a b a b a b a b a b

    a b a b a b a b a b a b a b a b a b

    a b a b a b a b a b

    2 1 1 2 2... ... ...mk k m n m n mk kna b a b a b a b

    [ AB :berukuran m n ]

    Unsur pada baris ke- i kolom ke- j matriks AB adalah hasil kali

    matriks baris ke- i dari matriks A dengan matriks kolom ke- j matriks B.

  • 1.18 Aljabar Linear Elementer I

    Contoh 1.1.15

    a. Jika 2 1 0

    1 2 3P

    dan

    3

    1

    2

    Q

    , maka p

    PQq

    dengan

    3

    2 1 0 1

    2

    p

    = 2 3 + 1 1 + 0 2 = 6 + 1 + 0 = 7

    dan

    3

    1 2 3 1

    2

    q

    = 1 3 + 2 1 + 3 2 = 3 + 2 + 6 = 11.

    Jadi 7

    11PQ

    .

    Sedangkan

    32 1 0

    11 2 3

    2

    QP

    tak dapat dikalikan, karena banyaknya

    kolom Q (yaitu 1) tidak sama dengan banyaknya baris P (yaitu 2).

    b. Jika 0 3 2

    2 1 1A

    dan

    2 0

    3 1 ,

    1 2

    B

    maka:

    0 3 2

    2 1 1AB

    2 0

    3 1

    1 2

    0 2 3 3 2 1 0 0 3 1+2 2

    2 2+1 3+1 1 2 0+1 1+1 2

    0 9 2 0 3 4

    4 3 1 0 1 2

    11 7

    8 3

    dan

    2 0

    3 1

    1 2

    BA

    0 3 2

    2 1 1

    2 0 0 2 2 3 0 1 2 2 0 1

    3 0 1 2 3 3 1 1 3 2 1 1

    1 0 2 2 1 3 2 1 1 2 2 1

  • MATA4112/MODUL 1 1.19

    0 6 4

    2 10 7

    4 5 4

    .

    Terlihat bahwa AB BA tidak komutatif.

    c. Jika1 2

    1 0R

    dan 1 1

    0 1S

    , maka 1 2 1 1

    1 0 0 1

    RS

    = 1 3

    ,1 1

    sedangkan 1 1

    0 1SR

    1 2

    1 0

    = 2 2 1 3

    1 0 1 1

    RS

    .

    d. Jika 1 2

    1 3K

    dan 2 0

    0 2L

    , maka 1 2

    1 3KL

    2 0

    0 2

    = 2 4

    2 6

    sedangkan 2 0

    0 2LK

    1 2

    1 3

    = 2 4

    = .2 6

    KL

    e. Bila

    1

    1

    2

    U

    , dan 2 2 1V , maka

    1

    1

    2

    UV

    2 2 1 = 1 2 1 2 1 1

    1 2 1 2 1 1

    2 2 2 2 2 1

    =

    2 2 1

    2 2 1

    4 4 2

    ,

    sedangkan 2 2 1VU 1

    1

    2

    = 21 + 2(1) + 12 = 2.

    Dari Contoh 1.1.12 jelas terlihat bahwa pada umumnya perkalian matriks

    tidak komutatif. Kesesuaian ukuran matriks yang dapat dikalikan mirip

    dengan aturan penyambungan domino seperti berikut ini.

    P Q R

    Dalam permainan domino kita dapat menyusun kartu domino seperti di

    atas. Kartu domino P[5|3] dapat disambungkan dengan kartu Q[3|4]. Kartu Q

    ini selanjutnya dapat pula disambungkan dengan kartu R[4|2]. Posisi yang

  • 1.20 Aljabar Linear Elementer I

    terbuka sekarang adalah sama dengan posisi satu kartu [5|2] yang berarti kita

    dapat menyambung di kiri dengan kartu [m|5] di kanan dengan kartu [2|n].

    Hal ini serupa dengan mengalikan matriks A berukuran 53, di kanan

    dengan matriks B berukuran 34, dilanjutkan dengan mengalikan di kanan

    dengan matriks C berukuran 42.

    1) Diketahui bentuk-bentuk sebagai berikut:

    21 3 0 1 1 0 0 0

    , , , = , = 1 , 1 2 2 0 0 0 0

    5

    A B C D E

    1 0

    ,0 1

    F

    1 2

    0 0 0 , 1 0

    G H

    , dan 0 1

    1 1K

    .

    Berilah tanda silang (x) pada kotak yang sesuai!

    A B C D E F G H K

    matriks

    matriks baris

    matriks kolom

    matris bujur sangkar

    matriks segitiga bawah

    matriks segitiga atas

    matriks diagonal

    2) Diketahui matriks1 2 0

    2 1 1P

    dan

    0 1 2

    1 2 1Q

    .

    Hitunglah:

    a. P Q , b. 3Q , c. P Q , d. 3 2P Q , e. 2 3Q P ,

    f. Jika R P sQ , tentukan s supaya 21 0r .

    LATIHAN

    Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

    kerjakanlah latihan berikut!

  • MATA4112/MODUL 1 1.21

    3) Jika 1 1 1 2

    , , 1 2 ,1 1 1 1

    A B C

    dan 1

    2D

    .

    Hitunglah: a. AB , b. AC , c. AD , d. BA , e.2A .

    4) Diketahui

    1 0 11 2 1

    1 2 , , 20 1 3

    0 3 1

    A B C

    , dan 2

    5D

    .

    Hitunglah, penjumlahan dan perkalian matriks-matriks berikut ini.

    a. AB , b. BA , c. BC , d. CB , e. 2BD C , f. 2BC D ,

    g. 2AB C , h. 2AC B .

    5) Diketahui matriks

    1 01

    , 0 1 ,0

    0 0

    aa

    A B aa

    a

    dan

    0 1

    0 0

    0 0

    a

    C a

    a

    .

    a. Hitunglah , dann n nA B C untuk 0a dan 1n , n bilangan asli.

    b. Hitunglah , dann n nA B C untuk 0a dan 2n , 3n .

    Petunjuk Jawaban Latihan

    1) A B C D E F G H K

    matriks x x x x x x x

    matriks baris x

    matriks kolom

    matris bujur sangkar x x x x x

    matriks segitiga bawah x x

    matriks segitiga atas x x x

    matriks diagonal x x

    E bukan matriks karena ada unsur blangan kompleks, yaitu 5 .

    Q buka matriks karena ada unsur bukan bilangan real , , dan .

    2) Diketahui matriks1 2 0

    2 1 1P

    dan

    0 1 2

    1 2 1Q

    .

  • 1.22 Aljabar Linear Elementer I

    a. 1 2 0 0 1 2 1 0 2 1 0 2

    2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1P Q

    ... ... ...

    ... ... ...

    b. 3 3Q 0 1 2

    1 2 1

    =( 3)0 ( 3)1 ( 3)2 0 3 6

    ( 3)( 1) ( 3)2 ( 3)1 3 6 3

    c. 1 2 0 0 1 2 ... ... ...

    ( )2 1 1 1 2 1 ... ... ...

    P Q P Q

    d. 1 2 0 0 1 2

    3 2 3 2 ...2 1 1 1 2 1

    P Q

    .

    e. 0 1 2 1 2 0

    2 3 2 3( ) 2 31 2 1 2 1 1

    Q P Q P

    .

    f. R P sQ =1 2 0

    2 1 1

    +

    0 1 2

    1 2 1s

    = … = ... ... ...

    2 ... ...s

    21 2 0r s , jadi ...s .

    3) a. AB 1 1

    1 1

    1 2

    1 1

    = (1)(1) (1)( 1) (1)(2) (1)(1)

    ( 1)(1) ( 1)( 1) ( 1)(2) ( 1)(1)

    = 0 3

    0 3

    .

    b. AC =1 1

    1 1

    1 2 tidak dapat dikalikan karena banyaknya kolom

    matriks A tidak sama dengan banyaknya baris matriks C .

    c. AD = 1 1

    1 1

    1

    2

    = (1)(1) (1)(2) ...

    ( 1)(1) ( 1)(2) ...

    d. BA =1 2

    1 1

    1 1

    1 1

    =(1)(1) (2)( 1) ...

    ... ( 1)(1) (1)( 1)

    1 ...

    ... 2

    .

    e. 2A

    1 1

    1 1

    1 1

    1 1

    =... ... 0 0

    ... ... 0 0

    .

  • MATA4112/MODUL 1 1.23

    4) a. AB =

    1 0

    1 2

    0 3

    1 2 1

    0 1 3

    =

    (1)(1) (0)(0) (1)( 2) (0)(1) (1)(1) (0)( 3)

    ... ... ...

    ... (0)( 2) (3)(1) ...

    ... ... ...

    ... ... ...

    ... ... ...

    b. BA =1 2 1

    0 1 3

    1 0

    1 2

    0 3

    =(1)(1) ( 2)( 1) (1)(0) ...

    (0)(1) (1)( 1) ( 3)(0) ...

    =

    ... ...

    ... ...

    c. BC = 1 2 1

    0 1 3

    1

    2

    1

    = ...

    ...

    d. CB =

    1

    2

    1

    1 2 1

    0 1 3

    tidak dapat dikalikan karena banyak kolom

    matriks C tidak sama dengan banyaknya baris matriks B .

    e. 2BD C = 1 2 1

    0 1 3

    2

    5

    +

    1

    2 2

    1

    , BD tidak dapat dikalikan

    karena ......, sehingga 2BD C tidak dapat dioperasikan.

    f. 2BC D =21 2 1

    0 1 3

    1

    2

    1

    + 2

    5

    = 2...

    ...

    + 2

    5

    = ...

    ...

    g. 2AB C =2

    ... ... ...

    ... ... ...

    ... ... ...

    +

    1

    2

    1

    , tidak dapat dijumlahkan karena

    ukuran matriks AB tidak sama dengan ukuran matriks C .

  • 1.24 Aljabar Linear Elementer I

    h. 2AC B =

    1 0

    2 1 2

    0 3

    1

    2

    1

    +1 2 1

    0 1 3

    . AC tidak dapat dikalikan

    karena banyaknya kolom A tidak sama dengan banyaknya baris C

    sehingga 2AC B juga tidak dapat dioperasikan.

    5) a. Untuk 0a dan 1n ; n bilangan asli.

    2 0 1 0 1 0 0

    0 0 0 0 0 0A AA .....

    0 0

    0 0

    nA

    2

    0 0 1 0 0 1

    0 0 0 0 0 0 ...,

    0 0 0 0 0 0

    B BB

    …..

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    nB

    Dengan cara yang sama dapat

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    nC

    .

    b. Kasus 0a :

    22

    2

    2

    0

    a aA

    a

    ,

    3 23

    3

    3

    0

    a aA

    a

    , ….., ...nA .

    2

    2 2

    2

    2 11 0 1 0

    0 1 0 1 0 2

    0 0 0 0 0 0

    a aa a

    B BB a a a a

    a a a

    , 3 ...B .

    2

    0 0 0 0

    0 0 0 0 ...

    0 0 0 0

    a a

    C a a

    a a

    ,

    0

    0 0

    0 0

    n n

    n n

    n

    a na

    C a

    a

    .

  • MATA4112/MODUL 1 1.25

    1) Matriks m n adalah susunan bilangan real yang berbentuk persegi

    panjang yang terdiri dari m baris dan n kolom (lajur), tiap baris memuat

    n bilangan, tiap kolom memuat m bilangan.

    2) Untuk matriks bujur sangkar [ ]ijA a , 1,2, ,i m ; 1,2, ,j n .

    a. unsur iia , 1,2, ,i n disebut unsur diagonal,

    b. unsur ija , dengan j i disebut unsur atas diagonal,

    c. unsur ija , dengan j i disebut unsur bawah diagonal.

    3) Jenis matriks, menurut ukurannya:

    a. 1m , matriks baris,

    b. 1n , matriks kolom,

    c. m n , matriks bujur sangkar;

    Untuk matriks bujur sangkar, menurut tempat unsur nol:

    a. semua unsur atas diagonal adalah nol: matriks segitiga bawah,

    b. semua unsur bawah diagonal adalah nol: matriks segitiga atas,

    c. semua unsur bukan diagonal adalah nol: matriks diagonal.

    4) Jika 1,2, ,

    = ,1, 2, ,

    i j

    i mA a

    j n

    , dan 1,2, ,

    = ,1, 2, ,

    i j

    i mB b

    j n

    , maka

    penjumlahan matriks A dan matriks B adalah

    1,2,..., ,

    1, 2,...,i j i j

    i mA B a b

    j n

    .

    5) Perkalian matriks dengan bilangan real/skalar

    Jika 1, ,

    ,1, ,

    ij

    i mA a

    j n

    dan p bilangan real, maka [ ]ijpA pa

    6) Perkalian matriks baris 1 2 3 mA a a a a dan matriks kolom

    1

    2

    3

    m

    b

    b

    B b

    b

    ,

    adalah 1 1 2 2 3 3 + m mAB a b a b a b a b

    RANGKUMAN

  • 1.26 Aljabar Linear Elementer I

    7) Hasil kali matriks A yang berukuran m k dengan matriks B yang

    berukuran k n adalah matriks AB yang berukuran m n yang unsur

    pada baris ke i kolom ke j nya adalah hasil kali matriks baris ke i dari

    A dengan kolom ke j dari matriks B .

    Perhatikan: Setiap soal bernilai 1, kecuali No.17) bernilai 12.

    Untuk soal No.1) dan No.2) berkaitan dengan bentuk-bentuk:

    1 0

    2 3A ,

    0 2 4

    1 3 5B ,

    0 2 4

    3 5C

    , 1 * 2D

    12

    2

    eE

    e,

    2 1

    4 5

    1 3 0

    F ,

    2 0 0 0

    0 2 0 0

    0 0 2 0

    G , dan

    1 1

    1 1

    1 1

    1 1

    H .

    1) Yang termasuk matriks adalah ....

    A. semua bentuk adalah matriks. C. , , , ,A B C G dan H .

    B. , , , ,A C E G dan H . D. , , ,A B C dan G .

    2) Yang bukan matriks adalah ....

    A. , , ,B C D E dan F . C. , ,B D dan F .

    B. , , , ,B C D E F dan H . D. , , ,A B C dan G .

    Untuk soal No.3) s/d No.9) berkaitan dengan matriks-matriks berikut ini:

    1 1 21 0 0

    0 2 3 1 2 0 00 1 0 , , ,

    0 0 2 1 1 0 01 0 2

    0 0 0

    P Q R

    TES FORMATIF 1

    Pilihlah satu jawaban paling tepat/kerjakan langkah demi langkah!

  • MATA4112/MODUL 1 1.27

    0 0 1 0 0 0 0 0 1

    0 1 0 , 0 1 0 , = 0 1 0

    1 0 0 0 0 0 2 0 1

    S T U

    , dan

    0 0 0

    0 2 3

    0 0 0

    V

    .

    3) Apabila matriks [ ]ijP p , maka unsur 31p .

    A. 31 1p B. 31 0p

    4) Apabila matriks [ ]ijQ q , maka unsur 23q .

    A. 23 0q B. 23 3q

    5) Apabila matriks [ ]ijR r , maka unsur 12r .

    A. 12 1r B. 12 2r

    6) Yang termasuk matriks bujur sangkar adalah ....

    A. Q dan R C. P dan R

    B. Q dan V D. , , , ,P S T U dan V

    7) Yang termasuk matriks segitiga atas adalah ....

    A. T dan V C. P

    B. Q , T dan V D. Q

    8) Yang termasuk matriks segitiga bawah adalah ....

    A. S dan V C. P dan T

    B. Q , T dan V D. S dan V

    9) Yang termasuk matriks diagonal adalah ....

    A. S C. S dan T

    B. T D. Q dan V

    Untuk soal No.10) s/d No.16) berkaitan dengan matriks-matriks berikut ini:

    1 0

    1 2A ,

    0 1 1

    1 2 2B ,

    1 1 1

    2 1 1C , dan

    1 1

    2 1

    0 2

    D .

  • 1.28 Aljabar Linear Elementer I

    10) A B tidak dapat dioperasikan ( A tidak dapat dijumlah dengan B ).

    A. Salah B. Benar

    11) B C tidak dapat dioperasikan.

    A. Salah B. Benar

    12) AB dapat dioperasikan ( A dapat dikalikan dengan B )

    A. Salah B. Benar

    13) AD dapat dioperasikan.

    A. Salah B. Benar

    14) 3 2B C

    A. 1 1 1

    5 4 4 C.

    1 1 1

    5 4 4

    B. 1 1 1

    5 4 4 D.

    2 1 1

    7 4 4

    15) AC

    A. 3 1 3

    1 3 1 C.

    1 1 1

    3 3 3

    B. 3 3 3

    1 1 1 D.

    1 3 1

    3 1 3

    16) CD

    A.

    4 3 1

    1 2 1

    2 0 3

    C. 1 2 1

    4 3 1

    B. 4 3 1

    1 2 1 D.

    1 2

    4 1

    17) Tentukan: a. ABD

    b. DBA

  • MATA4112/MODUL 1 1.29

    Untuk soal No.18) s/d No.21) berkaitan dengan matriks-matriks:

    2

    0 1

    0 0A

    , 3

    0 1 1

    0 0 1

    0 0 0

    A

    , dan 4

    0 1 1 1

    0 0 1 1

    0 0 0 1

    0 0 0 0

    A

    .

    18) Matriks 2 2,A A dan 4A memiliki rumusan definisi yang sama, yaitu:

    A. 0,

    [ ]1,

    n ij

    i jA a

    i j, 2,3,4n

    B. 0,

    [ ]1,

    n ij

    i jA a

    i j, 2,3,4n

    19) 2

    2

    0 0( )

    0 0A O (matriks dengan semua unsur 0).

    A. Salah B. Benar

    20) 2

    3( )A O (matriks dengan semua unsur 0).

    A. Salah B. Benar

    21) Agar 3( )mA O (matriks dengan semua unsur 0)

    A. 3m B. 4m

  • 1.30 Aljabar Linear Elementer I

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang

    terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

    Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

    Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

    Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

    80 - 89% = baik

    70 - 79% = cukup

    < 70% = kurang

    Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

    meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

    Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang

    belum dikuasai.

    Tingkat penguasaan = Jumlah Nilai

    100%32

  • MATA4112/MODUL 1 1.31

    Kegiatan Belajar 2

    Sifat Operasi Matriks

    ada Kegiatan Belajar 1 sudah kita bicarakan penjumlahan dan perkalian

    matriks dan perkalian dengan skalar. Pada BMP Pengantar

    Matematika/MATA4101 dan Kalkulus I/MATA4110, kita membahas sifat-

    sifat bilangan real. Hal ini mendorong kita untuk meninjau lebih lanjut sifat-

    sifat operasi matriks. Sudah kita ketahui penjumlahan matriks adalah

    komutatif, sedangkan perkalian matriks tak komutatif.

    Keasosiatifan berlaku untuk penjumlahan matriks. Akan kita perlihatkan

    kelak bahwa perkalian matriks juga asosiatif. Perkalian matriks dengan skalar

    ternyata ekivalen dengan mengalikan matriks itu dengan suatu matriks

    diagonal yang setiap unsur diagonalnya adalah skalar itu. Beberapa sifat

    perkalian bilangan real yang diturunkan dari sifat grup bilangan real, seperti

    hukum kanselasi ternyata tak berlaku untuk perkalian matriks.

    A. SIFAT ASOSIATIF PERKALIAN MATRIKS

    Untuk membahas keasosiatifan perkalian matriks, perhatikan Contoh 1.2.1

    berikut ini.

    Contoh 1.2.1

    Diketahui matriks

    2 1 0 1 21 1 2

    , 1 2 1 , dan 2 02 1 0

    0 1 1 0 1

    A B C

    maka:

    2 1 01 1 2 3 5 3

    1 2 12 1 0 5 4 1

    0 1 1

    AB

    dan

    2 1 0 1 2 4 4

    1 2 1 2 0 5 3

    0 1 1 0 1 2 1

    BC

    .

    Kemudian,

    o

    1 23 5 3 13 9

    ( ) 2 05 4 1 13 11

    0 1

    AB C

    P

  • 1.32 Aljabar Linear Elementer I

    o

    4 41 1 2 13 9

    ( ) 5 32 1 0 13 11

    2 1

    A BC

    jadi, ( ) ( )AB C A BC .

    Contoh 1.2.1 menunjukkan keberlakuan sifat asosiatif untuk perkalian,

    yaitu ( ) ( )AB C A BC . Sifat asosiatif ini juga berlaku umum untuk perkalian

    matriks yang dinyatakan dalam Dalil 1.2.1 berikut ini.

    Dalil 1.2.1 (Sifat Asosiatif)

    Bukti:

    Tulis, [ ]; 1,.., ; 1,..,ihAB P p i m h k ; [ ]ijAB C PC R r dan

    [ ]ijBC M m , [ ]ijA BC AM S s ,

    maka akan dibuktikan R S . Jelaslah R dan S berukuran sama, yaitu

    m q .

    1

    , 1,...,

    n

    ih it th

    t

    p a b i m

    , 1,..,h k ,

    1

    , 1,..., , 1,...,

    k

    ij th hj

    h

    m b c i m j q

    ;

    1 1 1 1 1

    ( )

    k k n k n

    ij ih hj it th hj it th hj

    h h t h t

    r p c a b c a b c

    ;

    1

    n

    ij it tj

    t

    s a m

    = 1 1 1 1

    ( )

    n k k n

    it th hj it th hj

    t h h t

    a b c a b c

    , 1,..., , 1,...,i m j q .

    Dengan demikian, , 1,..., , 1,...,ij ijr s i m j q , dan ( ) ( )AB C A BC .

    Dengan berlakunya sifat asosiatif pada perkalian matriks, baik ( )AB C

    maupun ( )A BC dapat dinyatakan dengan ABC saja.

    Jika A matriks berukuran m n , B matriks berukuran n k , dan C

    matriks berukuran k q , maka ( ) ( )AB C A BC .

  • MATA4112/MODUL 1 1.33

    B. SIFAT DISTRIBUTIF PERKALIAN MATRIKS

    Untuk membahas sifat distributif, perhatikan Contoh 1.2.2a dan Contoh

    1.2.2b berikut ini.

    Contoh 1.2.2a

    Diketahui matriks

    11 1 0

    , 2 ,1 2 1

    1

    A B

    dan

    1

    0

    2

    C

    maka:

    0

    2

    3

    B C

    dan

    01 1 0 2

    ( ) 21 2 1 7

    3

    A B C

    11 1 0 3

    21 2 1 6

    1

    AB

    dan

    11 1 0 1

    01 2 1 1

    2

    AC

    sehingga 3 1 2

    6 1 7AB AC

    jadi, ( )A B C AB AC .

    Contoh 1.2.2b

    Diketahui matriks 0 1 1 1 0 1

    , ,1 2 0 0 2 1

    P Q

    dan

    1

    0

    1

    R

    maka:

    11 1 2 1 1 2 1

    dan ( ) 01 4 1 1 4 1 0

    1

    P Q P Q R

    10 1 1 1

    01 2 0 1

    1

    PR

    dan

    11 0 1 0

    00 2 1 1

    1

    QR

    1 0 1

    1 1 0PR QR

  • 1.34 Aljabar Linear Elementer I

    jadi, ( )P Q R PR QR .

    Contoh 1.2.2a dan Contoh 1.2.2b menunjukkan keberlakuan sifat

    distributif. Sifat distributif secara umum dinyatakan sebagai Dalil 1.2.2

    berikut ini.

    Dalil 1.2.2 (Sifat Distributif)

    Bukti:

    a. Unsur pada baris ke i kolom ke j matriks ( )A B C adalah

    1 1 1

    ( )

    n n n

    is sj sj is sj is sj

    s s s

    a b c a b a c

    . Ruas kanan adalah unsur pada

    baris ke i kolom ke j matriks .AB AC

    b. Unsur pada baris ke i kolom ke j matriks ( )P Q R adalah

    1 1 1

    ( )s s s

    ih ih hj ih hj ih hj

    h h h

    p q r p r q r

    .

    Ruas kanan adalah unsur pada baris ke i kolom ke j matriks .PR QR

    C. SIFAT PERKALIAN MATRIKS DENGAN BILANGAN REAL

    DAN MATRIKS DIAGONAL

    Perkalian matriks dengan bilangan real (di kiri atau di kanan) adalah

    mengalikan setiap unsur matriks dengan bilangan real tersebut. Dapat dilihat

    nanti bahwa hal ini ekivalen dengan mengalikan matriks tersebut dengan

    suatu matriks diagonal di kiri atau di kanan. Untuk memperoleh

    gambarannya, perhatikan Contoh 1.2.3a dan Contoh 1.2.3b berikut ini.

    i. Jika A matriks m n , B dan C matriks n k , maka

    ( )A B C AB AC .

    ii. Jika P dan Q matriks p s dan R matriks s t , maka

    ( )P Q R PR QR .

  • MATA4112/MODUL 1 1.35

    Contoh 1.2.3a

    Diketahui matriks 13

    23

    1 1

    2

    0

    A

    , matriks diagonal

    3 0 0

    0 3 0

    0 0 3

    C

    , matriks

    diagonal 3 0

    0 3D

    , dan bilangan real 3c .

    Maka dapat diperoleh:

    13

    23

    3 1 3 ( 1)

    3 3 2

    3 0 3

    cA Ac

    =

    3 3

    1 6

    0 2

    .

    3 0 0

    0 3 0

    0 0 3

    CA

    1 1

    1/ 3 2

    0 2 / 3

    =

    3 3

    1 6

    0 2

    .

    1 1

    1/ 3 2

    0 2 / 3

    AD

    3 0

    0 3

    =

    3 3

    1 6

    0 2

    .

    Pada Contoh 1.2.3a, matriks A berukuran 32, matriks diagonal C

    berukuran 33 dengan unsur diagonal 3, dan matriks diagonal D berukuran

    22 dengan unsur diagonal 3 memenuhi CA AD cA Ac dengan 3c .

    Contoh 1.2.3b

    Diketahui matriks 1 1 12 2 2

    3

    1 0 3B

    , matriks diagonal

    2 3 0 0

    0 2 3 0

    0 0 2 3

    E

    , matriks diagonal 2 3 0

    0 2 3F

    , dan bilangan

    real 2 3d .

    Maka dapat diperoleh:

  • 1.36 Aljabar Linear Elementer I

    1 1 12 2 2

    2 3 2 3 3 2 3 ( )

    2 3 1 2 3 0 2 3 ( 3)dB Bd

    =3 3 3

    2 3 0 6

    .

    2 3 0

    0 2 3FB

    1 1 12 2 2

    3

    1 0 3

    = 3 3 3

    2 3 0 6

    = 2 3B .

    BE 1 1 12 2 2

    3

    1 0 3

    2 3 0 0

    0 2 3 0

    0 0 2 3

    =3 3 3

    2 3 0 6

    = 2 3B .

    Pada Contoh 1.2.3b, matriks B berukuran 23, matriks diagonal E

    berukuran 33 dengan unsur diagonal 2 3 , matriks diagonal F berukuran

    22 dengan unsur diagonal 2 3 memenuhi FB BE cB Bc dengan

    2 3c .

    Sesungguhnya, dari Contoh 1.2.3a dan Contoh 1.2.3b berlaku secara

    umum yang dinyatakan oleh Dalil 1.2.3 berikut ini.

    Dalil 1.2.3 (Perkalian Matriks dengan Bilangan Real dan matriks Diagonal)

    Bukti:

    Ukuran matriks CA , AD , dan cA sama yaitu m n .

    Tuliskan [ ]ijA a , [ ]ijCA P p , dan [ ]ijAD Q q maka:

    1

    m

    ij ik kj ii ij ij

    k

    p c a c a ca

    karena 0ikc bila i k dan ikc c

    bila i k . Sehingga [ ] [ ]ij ijCA P p c a cA .

    ijq =

    1

    n

    ik kj

    k

    a d

    = ij jja d = ija c = ijc a , sehingga diperoleh

    [ ] [ ]ij ijAD Q q c a cA .

    Jadi, CA AD cA [terbukti].

    Jika A matriks m n , c bilangan real, C matriks diagonal m m

    yang unsur diagonalnya c , dan D matriks diagonal n n yang unsur

    diagonalnya c , maka CA AD cA .

  • MATA4112/MODUL 1 1.37

    Contoh 1.2.4

    Diketahui A = 1 1 1 0

    0 1 2 1

    dan c = 2 . Maka menurut Dalil 1.2.3, bila

    matriks 2 0

    0 2C

    dan

    2 0 0 0

    0 2 0 0

    0 0 2 0

    0 0 0 2

    D

    maka memenuhi

    2CA AD A .

    Khususnya, untuk 1c maka Dalil 1.2.3 memberikan arti

    m nI A AI A dengan mI matriks satuan orde m dan nI matriks satuan

    orde n . Jika A matriks diagonal orde m , maka m mAI I A A .

    Dari sifat-sifat bilangan real, dengan mudah dapat dibuktikan Dalil 1.2.4

    berikut ini.

    Dalil 1.2.4

    Bukti:

    i. Unsur pada baris ke i kolom ke j matriks c dA : ( ) ( )ij ijc da cd a .

    Unsur pada baris ke i kolom ke j matriks : ( ) ijd cA c cd ad .

    Jadi c dA cd A d cA [terbukti].

    ii. Unsur baris ke i kolom ke j matriks A cB ialah

    1

    ( )

    n

    is sj

    s

    a cb

    = 1

    ( )

    n

    is sj

    s

    ca b

    = 1

    n

    is sj

    s

    c a b

    , yang berarti

    A cB cA B c AB [terbukti].

    Jika A matriks m n , B matriks n k , c dan d bilangan real,

    maka:

    i. c dA cd A d cA

    ii. A cB cA B c AB

  • 1.38 Aljabar Linear Elementer I

    Contoh 1.2.5

    Contoh ini menunjukkan keberlakuan Dalil 1.2.4.

    Ambil 1 1 0

    0 1 2A

    ,

    1 0 2

    2 1 1

    1 1 1

    B

    , 2c , dan 1d maka:

    i.

    ( )

    ( ) (2)( 1) 2

    ( ) 2( 1

    ( ) ( 1)(2)

    2

    2

    )

    cd A A A

    d

    c dA

    A

    A A

    cA A

    dan 1 1 0 2 2 0

    0 1 2 0 22 2

    4A

    .

    Terlihat bahwa c dA cd A d cA .

    ii.

    2 0 41 1 0

    ( ) (2 ) 4 2 20 1 2

    2 2 2

    A cB A B6 2 6

    8 6 2

    .

    ( ) (2 )cA B A B

    1 0 22 2 0

    2 1 10 2 4

    1 1 1

    6 2 6

    8 6 2

    .

    1 0 21 1 0

    ( ) 2 2 1 10 1 2

    1 1 1

    c AB3 1 3

    24 3 1

    =

    6 2 6

    8 6 2

    Terlihat bahwa A cB cA B c AB .

    Seperti halnya Dalil 1.2.4, sifat-sifat distributif lain yang dinyatakan

    Dalil 1.2.5 berikut juga dapat dibuktikan menggunakan sifat-sifat bilangan

    real.

    Dalil 1.2.5

    Jika A dan B matriks berukuran m n , c dan d bilangan real, maka:

    (1) cA dA c d A

    (2) )(cA cB c A B

    (3) cd A c dA

    (4) 1A A

    (5) aA B A aB a AB

  • MATA4112/MODUL 1 1.39

    Bukti:

    (Di sini akan dibuktikan (1) dan (2), yang lainnya untuk latihan sendiri).

    Pandang unsur pada baris ke i kolom ke j tiap matriks. [ ]ijA a dan

    [ ]ijB b

    (1) untuk cA dA : ij ijca da

    untuk c d A : ( ) ij ij ijc d a ca da .

    Jadi, c d A cA dA [terbukti].

    (2) untuk cA cB : ij ijca cb

    untuk c A B : ( )ij ijc a b .

    Jadi, cA cB c A B [terbukti].

    Beberapa dari sifat di atas akan diperlukan nanti dalam pembahasan

    ruang vektor.

    D. MATRIKS BUJUR SANGKAR DAN SIFAT-SIFATNYA

    Karena matriks bujur sangkar adalah juga matriks, maka semua sifat

    operasi matriks juga berlaku untuk matriks bujur sangkar.

    Pandang himpunan matriks bujur sangkar orde m . Pada himpunan

    matriks ini perkalian matriks adalah suatu operasi biner. Unsur satuan adalah

    matriks satuan orde m , mI , unsur invers mungkin ada.

    Definisi 1.2.1

    Dari Definisi 1.2.1, jelas bahwa invers dari 1A adalah A sendiri, jadi

    1 1( )A A .

    Invers matriks adalah tunggal, karena andaikan ada 2 invers P dan Q maka

    AP PA I dan AQ QA I . Kemudian, menurut Dalil 1.2.1

    P AQ PA Q sehingga PI IQ . Jadi P Q , sehingga invers adalah

    tunggal.

    Invers suatu matriks bujur sangkar A (orde m ) adalah matriks bujur

    sangkar 1A yang memenuhi 1 1 mAA A A I

    ( mI matriks satuan orde

    m ).

  • 1.40 Aljabar Linear Elementer I

    Contoh 1.2.6

    Tentukan invers matriks 1 0

    0 2A

    .

    Penyelesaian:

    Agar A memiliki invers, maka 1 1 2AA A A I harus dipenuhi.

    Tuliskan 1 p qA

    r s

    , maka:

    1

    2AA I

    1 0 1 0

    0 2 0 1

    p q

    r s

    1 0

    2 2 0 1

    p q

    r s

    yang memberikan 1, 0p q , 2 0 0r r , dan 12

    2 1s s .

    1

    2A A I

    1 0 1 0

    0 2 0 1

    p q

    r s

    1 0

    2 2 0 1

    p q

    r s

    yang memberikan 1, 0p q , 2 0 0r r , dan 12

    2 1s s .

    Jadi diperoleh invers A , yaitu 11

    2

    1 0

    0A

    .

    Tidak semua matriks bujur sangkar mempunyai invers. Hal ini akan

    diperlihatkan pada contoh berikut ini.

    Contoh 1.2.7

    Tentukan invers matriks 1 1

    1 1B

    , jika ada.

    Penyelesaian:

    Andaikan B mempunyai invers yaitu 1 p qB

    r s

    , maka:

    1 1 1

    1 1BB

    p q

    r s

    = p r q s

    p r q s

    = 1 0

    0 1

    yang menghasilkan 4 persamaan, yaitu: (1) 1p r ; (2) 0p r ;

    (3) 0q s ; dan (4) 1q s .

    Jika persamaan (1) dan (2) dijumlahkan, maka diperoleh: 1p r

    0p r +

    0 1

  • MATA4112/MODUL 1 1.41

    berarti menghasilkan pertentangan 0 1 . Pertentangan ini diakibatkan karena

    pengandaian bahwa B mempunyai invers. Jadi, penandaian bahwa B

    mempunyai invers adalah salah, yang benar adalah B tidak mempunyai

    invers. Matriks yang tidak memiliki invers disebut matriks singular, yang

    definisi lengkapnya sebagai berikut.

    Definisi 1.2.2

    Jadi, matriks A pada Contoh 1.2.6 adalah matriks tak singular, dan matriks B

    pada Contoh 1.2.7 adalah matriks singular.

    Di SMU Anda sudah mengenal determinan matriks 22, yaitu untuk

    matriks

    a bA

    c d

    , maka deta b

    A ad bcc d

    .

    Untuk Contoh 1.2.6, det A = ( 1 2) (0) (0) 2 0 . Sedangkan Contoh

    1.2.7, det (1) ( 1) (1) ( 1) 0B . Tampaknya ada kaitan antara

    kenolan determinan matriks dengan kesingularannya. Keterkaitan antara

    kenolan determinan matriks dengan kesingularan dinyatakan pada Dalil 1.2.6

    berikut ini.

    Dalil 1.2.6

    Bukti: (untuk matriks 22)

    [diketahui A tak sngular maka harus dibuktikan det 0A ]

    Andaikan A punya invers. Akan kita nyatakan matriks invers dalam

    unsur-unsur dari A , yaitu , , , dana b c d . Misalkan 1 p qA P

    r s

    ,

    maka , , ,p q r s memenuhi

    Matriks A tak singular jika dan hanya jika det 0A .

    i. Matriks bujur sangkar tak punya invers disebut matriks singular.

    ii. Matriks bujur sangkar yang bukan matriks singular, disebut

    matriks tak singular.

  • 1.42 Aljabar Linear Elementer I

    a b

    c d

    p q

    r s

    =ap br aq bs

    cp dr cq ds

    =

    1 0

    0 1

    ,

    yang memberikan 4 persamaan, yaitu:

    (i) 1,ap br (ii) 0,cp dr (iii) 0,aq bs (iv) 1cq ds .

    Persamaan (i) dikalikan dengan c menghasilkan cap cbr c ,

    persamaan (ii) dikalikan dengan a menjadi 0acp adr , sehingga

    diperoleh ( )/r c ad bc , / ( )p d ad bc . Dari persamaan (iii) dan

    (iv) kita peroleh / ( )s a ad bc dan ( )/q b ad bc , sehingga

    1 1 d bAc aad bc

    .

    Karena invers ini ada, maka haruslah 0ad bc atau det 0A

    [terbukti].

    [diketahui det 0A maka harus dibuktikan A tak singular]

    Andaikan 0ad bc atau det 0A , maka matriks

    1

    ( )

    d bP

    c aad bc

    memenuhi 2AP PA I . Jadi A mempunyai invers yakni P berarti

    A tak singular [terbukti].

    Dari Dalil 1.2.6 juga dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks

    a bA

    c d

    , jika det – 0A ad bc maka A tidak mempunyai invers.

    Contoh 1.2.8

    Periksa, apakah matriks 2 1

    2 1P

    punya invers atau tidak.

    Jawab:

    Kita periksa determinannya:

    det (2)(1) ( 2)( 1) 0P .

    Jadi, karena det 0P maka P tidak punya invers.

  • MATA4112/MODUL 1 1.43

    Matriks apa sajakah yang inversnya dirinya sendiri? Matriks yang

    inversnya dirinya sendiri adalah matriks yang memenuhi 1A A atau

    AA I .

    Contoh 1.2.9

    Carilah matriks A yang berukuran 22 yang memenuhi AA I (yakni A

    merupakan invers dari dirinya sendiri).

    Penyelesaian:

    Misalkan a b

    Ac d

    , maka:

    2 2

    2 2

    ( ) 1 0

    0 1( )

    a b a b a bc ab bd a bc b a dAA

    c d c d ca dc cb d c a d cb d

    (*)

    menghasilkan 4 persamaan dengan 4 bilangan yang harus dicari, yaitu:

    (1) 2 1a bc ; (2) ( ) 0b a d ; (3) ( ) 0c a d ; dan (4) 2 1cb d .

    Perhatikan persamaan (2), ada dua opsi (kemungkinan), yaitu: 0a d atau

    0a d .

    Opsi 1, 0a d .

    Karena 0a d maka d a , sehingga persamaan (*) menjadi:

    A A = a b

    c a

    a b

    c a

    =

    2

    2

    0

    0

    a bc

    a bc

    = 1 0

    0 1

    ,

    dan diperoleh persamaan 2 1a bc . Dengan demikian

    1a bc dan 1d bc jika 1bc .

    Jadi, 1

    1

    a b bc bA

    c a c bc

    . (**)

    Untuk opsi 1): - ada matriks invers dirinya sendiri jika 1bc .

    - tak ada matriks invers dirinya sendiri jika 1bc .

    Opsi 2, 0a d

    Karena 0a d , maka persamaan 0b a d dan 0c a d

    mengharuskan 0b c . Kemudian substitusikan ke persamaan (1) 2 1a bc dan (4) 2 1cb d maka diperoleh 1a dan 1d ,

    sehingga menghasilkan

  • 1.44 Aljabar Linear Elementer I

    1 0

    0 1A

    , atau 1 0

    0 1A

    .

    Jadi, dari opsi 1 dan opsi 2 kita peroleh matriks A yang memenuhi AA I

    (suatu matriks yang inversnya matriks itu sendiri) adalah :

    1 0

    0 1A

    , dan

    1

    1

    bc bA

    c bc

    untuk 1bc .

    Sebagai contoh untuk persamaan (**):

    a. 0b c , 1 0

    0 1A

    , b. 0b ,

    1 0

    1A

    c

    ,

    c. 0c , 1

    0 1

    bA

    , d. 1bc , 1

    0,

    0b

    bA

    e. 1 dan 0bc bc ,

    12 4

    3 12

    b

    b

    A

    .

    E. SIFAT-SIFAT INVERS

    Sudah dibahas bahwa invers suatu matriks bujur sangkar adalah tunggal,

    begitu pula invers dari suatu matriks yang inversnya matriks itu sendiri.

    Sekarang akan dibahas sifat-sifat invers lainnya. Sebelumnya kita bahas

    Contoh 1.2.10 terlebih dahulu yang akan mengantarkan kepada sifat-sifat

    invers tersebut.

    Contoh 1.2.10

    Diketahui matriks 1 2

    2 1A

    dan

    2 1

    1 2B

    .

    Tentukan: a. AB , b.1A , c.

    1B , d.1 1B A , e. 1( )AB .

    Penyelesaian:

    a. 1 2

    2 1AB

    2 1

    1 2

    4 3

    3 4

    .

  • MATA4112/MODUL 1 1.45

    b. Misalkan 1 p qA

    r s

    , , ,p q r dan s dicari dari persamaan 1AA I :

    1 2

    2 1

    p q

    r s

    =2 2

    2 2

    p r q s

    p r q s=

    1 0

    0 1

    memberikan 4 persamaan:

    (a) 2 1p r , (b) 2 0p r , (c) 2 0q s , dan (d) 2 1q s .

    Persamaan (a)dikalikan 2 diperoleh 2 4 2p r , dikurangi persamaan (b)

    menghasilkan 5 2r atau 25

    r , disubstitusikan ke persamaan (b)

    menghasilkan 12 5rp .

    Persamaan (c) dikalikan 2, dikurangi persamaan (d) menghasilkan

    5 1s atau 15

    s , disubstitusikan ke persamaan (c) diperoleh

    25

    2q s .

    Dengan demikian, 1 p qA

    r s

    =

    1 25 5

    2 15 5

    .

    c. Dengan cara yang serupa dengan b., maka kita peroleh

    2 11 5 5

    1 25 5

    B

    .

    d.

    2 11 1 5 5

    1 25 5

    B A

    1 25 5

    2 15 5

    =

    3425 25

    3 425 25

    e. Misalkan 1( )

    p qAB

    r s

    , kemudian , , ,p q r s dicari dari persamaan

    1 4 3 4 3 4 3 1 0( )( )3 4 3 4 3 4 0 1

    p q p r q sAB AB I

    r s p r q s,

    ( )AB4 3

    3 4

    dari jawaban a.

    Dari sini timbul 4 persamaan: 4 – 3 1p r , 3 4 0p r , 4 – 3 0q s , dan

    3 4 1q s , yang menghasilkan 3 3425 25 25

    , ,p q r dan 425

    s

    [silahkan dihitung sendiri!].

    Jadi, 1( )AB

    3425 25

    3 425 25

    = 1 1B A [lihat jawaban d.]

  • 1.46 Aljabar Linear Elementer I

    Jawaban d. yaitu 1( )AB 1 1B A dapat berlaku umum yang dikukuhkan

    oleh Dalil 1.2.7 berikut ini.

    Dalil 1.2.7

    Bukti:

    Jika A dan B tak singular, maka 1A dan

    1B ada. 1 1( )( )AB B A =

    1 1( )A BB A =1AIA =

    1AA = I , begitu pula 1 1( )( )B A AB = 1 1( )B A A B =

    1B IB = 1B B = I . Dengan demikian 1( )AB ada dan 1( )AB = 1 1( )B A

    [terbukti].

    Selanjutnya untuk A B , Dalil 1.2.7 menghasilkan 2 1 1 2( ) ( )A A ,

    dan dituliskan sebagai 2A . Begitu pula 3 1( )A = 2 1( )A A = 1 2 1( )A A =

    1 1 2( )A A = 1 3( )A = 3A . Dengan demikian untuk setiap n asli dapat pula

    dibuktikan 1 1( ) ( )n n nA A A .

    Kalau pada bilangan real setiap bilangan yang tak nol punya invers,

    tetapi kalau pada himpunan matriks bujur sangkar maka ada matriks tak nol

    yang tak punya invers (singular), seperti terlihat pada Contoh 1.2.11 berikut.

    Contoh 1.2.11

    Buktikan bahwa matriks tak nol 1 1

    2 2A

    tak punya invers.

    Bukti:

    Andaikan A punya invers dan 1 p qA

    r s

    , maka 1AA I .

    1AA = 1 1

    2 2

    p q

    r s

    = 2 2 2 2

    p r q s

    p r q S =

    1 0

    0 1

    ,

    Jika A dan B matriks tak singular berukuran sama, maka AB

    mepunyai invers dan berlaku 1 1 1( )AB B A .

  • MATA4112/MODUL 1 1.47

    kita peroleh 4 persamaan: (1) – 1p r ; (2) 2 2 0p r ; (3) 0q s ; dan

    (4) 2 2 1q s . Jika (1) dikalikan 2 kemudian ditambahkan ke (2) maka

    diperoleh 0 2 , suatu kontradiksi. Jadi pengandaian A punya invers tidak

    benar. Jadi, yang benar A tidak punya invers [terbukti].

    Pada bilangan real berlaku sifat: 0ab dan 0a berakibat 0b . Sifat

    ini tidak berlaku untuk matriks: jika AB O dan A O tidak menjamin

    B O . Ini diperlihatkan pada Contoh 1.2.12 berikut.

    Contoh 1.2.12

    Misalkan 1 2

    2 4A

    dan

    p qB

    r s

    .

    1 2

    2 4AB

    p q

    r s

    = 2 2

    2 4 2 4

    p r q s

    p r q s

    = 0 0

    0 0

    ,

    menghasilkan 2 persamaan:

    (1) 2 0p r atau 2p r ; (2) 2 0 q s atau 2q s untuk , , p q r dan s real.

    Ambil 1r s maka 2p q , sehingga 2 2

    1 1B

    memenuhi

    0AB karena 1 2

    2 4AB

    2 2

    1 1

    = 0 0

    0 0

    .

    Jelaslah bahwa AB O dan A O tidak menjamin B O .

    F. TRANSPOS MATRIKS

    Definisi 1.2.3

    Catatan: (a) transpose [ ]ijA a adalah [ ] [ ]T T

    ij jiA a a .

    (b) ) ]( ][ [T T T

    ji ijA a a A .

    Transpos matriks [ ]ijA a berukuran m n adalah T

    jiA a yaitu

    matriks berukuran n m .

  • 1.48 Aljabar Linear Elementer I

    Karena penunjuk (indeks) baris untuk matriks A menjadi penunjuk kolom

    untuk TA , maka baris matriks

    TA adalah kolom matriks A dan sebaliknya,

    seperti terlihat pada Contoh 1.2.13 berikut ini.

    Contoh 1.2.13

    a. Transpos matriks 2 0 1

    1 1 3A

    adalah

    2 1

    0 1

    1 3

    TA

    .

    b. Transpos matriks 1 3 0 2B adalah

    1

    3

    0

    2

    TB

    .

    c. Transpos matriks

    3 2 1

    1 0 2

    1 4 2

    C

    adalah

    3 1 1

    2 0 4

    1 2 2

    TC

    .

    d. Transpos matriks

    1 2 1

    2 0 1

    1 1 3

    D

    adalah

    1 2 1

    2 0 1

    1 1 3

    TD D

    .

    e. Transpos matriks 1 3

    3 0E adalah

    1 3

    3 0

    TE E .

    Perhatikan, transpos matriks D dan E masing-masing adalah dirinya

    sendiri. Matriks seperti ini disebut matriks simetri, yang definisi formalnya

    sebagai berikut.

    Definisi 1.2.4

    Jika A suatu matriks berukuran m n , maka TA matriks berukuran

    n m , menurut Definisi 1.2.3. Untuk matriks simetri, TA A . Ini berarti A

    dan TA berukuran sama yang hanya mungkin bila m n . Dengan demikian

    suatu matriks simetri adalah matriks bujur sangkar. Matriks diagonal adalah

    juga matriks simetri (jelaskan apa sebabnya).

    Matriks yang sama dengan transposnya disebut matriks simetri.

  • MATA4112/MODUL 1 1.49

    Contoh 1.2.14

    Periksa, matriks-matriks berikut matriks simetri atau bukan!

    a.

    1 0 1

    0 3 2

    1 2 2

    A , b.

    1 2 1

    1 3 0

    2 1 2

    B , c.

    1 1 2 0

    1 2 4 5

    2 4 0 3

    0 5 3 1

    C

    d. 1 2 0

    3 0 2D e.

    1 1

    0 2

    8 3

    E f.

    1 1 2 0

    1 2 4 5

    2 4 0 2

    0 5 3 1

    F

    Jawab:

    a.

    1 0 1

    0 3 2

    1 2 2

    TA A , jadi A matriks simetri.

    b.

    1 1 2

    2 3 0

    1 0 2

    TB B , jadi B bukan matriks simetri.

    c.

    1 1 2 0

    1 2 4 5

    2 4 0 3

    0 5 3 1

    TC C , jadi C matriks simetri.

    d. D dan e. E bukan matriks simetri karena dua-duanya bukan matriks bujur

    sangkar.

    f.

    1 1 2 0

    1 2 4 5

    2 4 0 3

    0 5 2 1

    TF F , jadi F bukan matriks simetri.

  • 1.50 Aljabar Linear Elementer I

    1) Diketahui

    1 11 2 1 2 1

    0 2 , , ,2 1 0 1 1

    2 1

    A B C

    dan 1 0

    1 2D

    .

    Tentukan: a. ( )AB C b. ( )A BC c. AB AD d. ( )A B D

    e. Apakah ( )AB C = ( )A BC , asosiatif?

    f. Apakah AB AD = ( )A B D , distributif?

    2) Jika A = 1 0

    0 1

    , B = 1 0

    0 1

    , C =

    1 0

    0 1

    , dan D =

    1 0

    0 1

    .

    Tunjukkan bahwa perkalian antar matriks yaitu kolom dikalikan baris,

    menghasilkan matriks-matriks yang disajikan pada tabel berikut ini:

    A B C D

    A A B C D

    B B A D C

    C C D A B

    D D C B A

    3) Diketahui A =1 1

    1 1

    dan B =3 0

    0 2

    Pertanyaan: a. tunjukkan bahwa invers A adalah 1 1

    1 2 2

    1 1

    2 2

    A

    ,

    b. tentukan 1B

    c. tentukan 1( )AB dengan menggunakan Dalil 1.2.7.

    LATIHAN

    Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,

    kerjakanlah latihan berikut!

    Harus tunjukkan bahwa:

    AA = A, BA = B, CA = C, dan DA = D

    AB = B, BB = A, CB = D, dan DB = C

    ............................................................

    DA = D, DB = C, DC = B, dan DD = A

  • MATA4112/MODUL 1 1.51

    4) Diketahui matriks: A =2 1

    1 0

    , B =

    0 1

    1 2

    1 3

    , C =2 0 3

    1 1 2

    ,

    D =

    2

    1

    3

    , dan E =

    3 1 2

    1 0 3

    2 3 4

    Tentukan: a. TA , b.

    TB , c. TC , d. TD , e.

    TE

    f. periksa, apakah T TA B AB .

    g. periksa, apakah T TCB B C .

    h. periksa, apakah T TD E E D

    Petunjuk Jawaban Latihan

    1) a. AB =

    1 1

    0 2

    2 1

    1 2

    2 1

    =

    1 1

    4 2

    4 5

    , ( )AB C =

    1 1

    4 2

    4 5

    1 2 1

    0 1 1

    =....

    b. BC =1 2

    2 1

    1 2 1

    0 1 1

    =

    1 4 1

    2 5 1

    ,

    ( )A BC =

    1 1

    0 2

    2 1

    1 4 1

    2 5 1

    =

    c. AD =

    1 1

    0 2

    2 1

    1 0

    1 2

    =

    0 2

    2 4

    3 2

    ,

    AB AD =

    1 1

    0 2

    2 1

    +

    0 2

    2 4

    3 2

    =

    d. B D =1 2

    2 1

    +1 0

    1 2

    = 2 2

    3 3

    ,

  • 1.52 Aljabar Linear Elementer I

    ( )A B D =

    1 1

    0 2

    2 1

    2 2

    3 3

    =

    e. Apakah ( )AB C = ( )A BC (asosiatif), lihat hasil 1)a. dan 1)b.

    f. Apakah AB AD = ( )A B D (distributif), lihat hasil 1)c. dan 1)d.

    2) AA1 0

    0 1

    1 0

    0 1

    =(1)(1) (0)(0) (1)(0) (0)(1)

    (0)(1) (1)(0) (0)(0) (1)(1)

    =

    1 0

    0 1

    = A ,

    BA 1 0

    0 1

    1 0

    0 1

    =1 0

    0 1

    = B

    CA 1 0

    0 1

    1 0

    0 1

    = = C

    ..... silahkan dilanjutkan!

    x A B C D

    A A ... ... ...

    B B ... ... ...

    C C ... ... ...

    D ... ... ... ...

    3). a. Harus ditunjukkan 1AA I .

    1AA =1 1

    1 1

    1 12 21 12 2

    = =1 0

    0 1

    = I .

    b. Misalkan invers B adalah 1B =

    p q

    r s

    , maka haruslah1BB I .

    3 0

    0 2

    p q

    r s

    =1 0

    0 1

    menghasilkan 13

    p , 0q , 0r , 12

    s .

    Jadi 1B =

    13

    12

    0

    0

  • MATA4112/MODUL 1 1.53

    c. 1( )AB =1B 1A =

    1 1 13 2 2

    1 112 22

    0

    0

    = ... ...

    ... ...

    .

    4) a. A =2 1

    1 0

    maka TA =

    2 1

    1 0

    b. B =

    0 1

    1 2

    1 3

    maka TB =

    0 1 1

    1 2 3

    c. TC , d. TD , e.

    TE dapat dicoba sendiri!

    f. hitung masing-masing TA B dan

    TAB , kemudian bandingkan!

    g. hitung masing-masing CB dan T TB C , kemudian bandingkan!

    h. hitung masing-masing TD E dan

    TE D , kemudian bandingkan!

    1. Penjumlahan matriks dan perkalian dengan skalar memenuhi:

    a. c A B cA cB ;

    b. c d A cA dA ;

    c. cd A c dA ; dan

    d. 1. A A .

    2. Perkalian matriks (yang dapat dikalikan) mempunyai sifat umum:

    a. asosiatif: A BC AB C ; dan

    b. tidak komutatif.

    3. Penjumlahan dan perkalian matriks mempunyai sifat distributif:

    a. A B C AB AC ; dan

    b. A B C AC BC .

    4. Perkalian matriks dan perkalian dengan skalar bersifat:

    a. Bila A matriks m n , C matriks diagonal orde m dengan unsur

    diagonal c , D matriks diagonal orde n dengan unsur diagonal d ,

    maka CA cA dan AD Ad .

    b. Bila A dan B dapat dikalikan, maka A aB a AB .

    RANGKUMAN

  • 1.54 Aljabar Linear Elementer I

    5. Khususnya untuk himpunan matriks bujur sangkar berukuran sama.

    a. Ada matriks tak nol yang tak punya invers, yang mengakibatkan tak

    berlakunya hukum kanselasi.

    b. Ada matriks tak nol (yang tak punya invers)

    A dan B (sehingga) AB O .

    c. Jika A dan B dua matriks bujur sangkar berukuran sama yang punya

    invers (disebut matriks tak singular) maka 1 1 1AB B A .

    6. Transpos ijA a berukuran m n adalah matriks TA berukuran n m

    yaitu T ijT

    jiA a a , dan memenuhi:

    a. T T TAB B A , dan

    T T TP Q P Q , bila AB dan P Q

    mempunyai arti.

    b. T TcA cA dan

    TTA A .

    c. Khusus untuk matriks bujur sangkar (tak singular): 1

    1( )T TA A .

    7. Matriks simetri adalah suatu matriks yang sama dengan matriks

    transposnya. Matriks TAA dan

    TA A adalah matriks simetri berukuran

    m m dan n n , bila A matriks m n .

    Perhatian: Setiap soal bernilai 1, kecuali No.10) bernilai 13.

    Untuk soal No.1) s/d No.6) berkaitan dengan matriks-matriks berikut ini.

    1 1

    2 1A

    , 2 1 0

    0 1 1B

    ,

    1

    2

    0

    C

    , dan

    1

    0

    2

    D

    .

    1) ( )AB C .

    A. 6 10 B. 6

    10

    2) ( )A BC .

    TES FORMATIF 2

    Pilihlah satu jawaban paling tepat/kerjakan langkah demi langkah!

  • MATA4112/MODUL 1 1.55

    A. 6

    10 B. 6 10

    3) Dari soal 1) dan 2) dapat disimpulkan bahwa ( ) ( )AB C A BC

    A. Salah B. Benar

    4) BC BD

    A. 4

    2 B.

    2

    4

    5) ( )B C D

    A. 2

    4 B.

    4

    2

    6) Dari jawaban soal 4) dan 5) dapat disimpulkan ( )BC BD B C D

    A. Salah B. Benar

    Untuk soal No.7) s/d No.12) berkaitan dengan matriks-matriks berikut ini.

    1 2

    1 1A dan

    1 1

    0 2B .

    7) Invers 1A A

    A. 1 2

    1 1 B.

    12

    12

    1

    1

    8) Invers 1B B

    A. 1

    1 2

    12

    1

    0B B.

    11 2

    12

    1

    0B

    9) Matriks AB .

    A. 1 5

    1 3 B.

    5 3

    1 1

  • 1.56 Aljabar Linear Elementer I

    10) Hitunglah 1( )AB

    11) Matriks 1 1B A

    A. 3 52 2

    1 12 2

    B. 3 52 2

    1 12 2

    12) Matriks 1 1 1( )B A AB

    A. Salah B. Benar

    Untuk soal No.13) s/d No.15) berkaitan dengan matriks-matriks berikut ini.

    1 4

    2 5

    3 6

    P

    ,

    1 2 3

    2 4 0

    3 0 1

    Q

    ,

    1 0 1

    1 0 1

    0 0 0

    R

    , dan 1 0

    0 5S

    13) Transpos matriks TP P

    A. 1 2 3

    4 5 6

    TP

    B. 4 5 6

    1 2 3

    TP

    14) Transpos matriks TQ Q

    A.

    3 0 1

    2 4 0

    1 2 3

    TQ

    B.

    1 2 3

    2 4 0

    3 0 1

    TQ

    15) Yang termasuk matriks simetris adalah ....

    A. Q dan R B. Q dan S

  • MATA4112/MODUL 1 1.57

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang

    terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

    Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan

    Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

    Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali

    80 - 89% = baik

    70 - 79% = cukup

    < 70% = kurang

    Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat

    meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,

    Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang

    belum dikuasai.

    Tingkat penguasaan = Jumlah Nilai

    100%27

  • 1.58 Aljabar Linear Elementer I

    Kunci Jawaban Tes Formatif

    Tes Formatif 1 Nilai

    1) B 9) B

    2) C 10) B

    3) A 11) A

    4) B 12) B

    5) B 13) A

    6) D 14) D

    7) A 15) C

    8) C 16) D

    17) a. menentukan ABD :

    AB 1 0 0 1 1

    1 2 1 2 2 (1)

    (1)(0) (0)(1) (1)( 1) (0)(2) (1)(1) (0)( 2)

    ( 1)(0) (2)(1 ( 1)( 1) (2)(2) ( 1)(1) (2)( 2) (1)

    0 1 1

    2 5 5 (1)

    ABD

    1 10 1 1

    2 12 5 5

    0 2

    (1)

    (0)(1) ( 1)( 2) (1)(0) (0)( 1) ( 1)(1) (1)(2)

    (2)(1) (5)( 2) ( 5)(0) (2)( 1) (5)(1) ( 5)(2) (1)

    2 1

    8 7. (1)

    b. menentukan DBA :

    DB

    1 10 1 1

    2 11 2 2

    0 2

    (1)

    (1)(0) ( 1)(1) (1)( 1) ( 1)(2) (1)(1) ( 1)( 2)

    ( 2)(0) (1)(1) ( 2)( 1) (1)(2) ( 2)(1) (1)( 2)

    (0)(0) (2)(1) (0)( 1) (2)(2) (0)(1) (2)( 2)

    (1)

  • MATA4112/MODUL 1 1.59

    1 3 3

    1 4 4

    2 4 4

    (1)

    1 3 31 0

    ( )( ) 1 4 41 2

    2 4 4

    DBA DB A (1)

    Karena DB berukuran 3 3 dan A berukuran 2 2 , maka (1)

    DB tidak dapat dikalikan dengan A . (1)

    18) A 20) A

    19) B 21) B

    Tes Formatif 2 Nilai

    1) A 11) A

    2) B 12) B

    3) B 13) A

    4) B 14) B

    5) A 15) B

    6) B

    7) A

    8) B

    9) A

    10) 1 2 1 1 (1)(1) (2)(0) (1)(1) (2)(2) 1 5

    1 1 0 2 (1)(1) (1)(0) (1)(1) (1)(2) 1 3AB (3)

    Misalkan invers AB adalah 1( )

    a bAB

    c d, maka harus (1)

    ditunjukkan bahwa 1 1 5 1 0( )( )

    1 3 0 1

    a bAB AB

    c d (2)

    5 5 1 0

    3 3 0 1

    a c b d

    a c b d (1)

    muncul sistem 4 persamaan dengan 4 bilangan harus dicari:

  • 1.60 Aljabar Linear Elementer I

    5 1 ...(1)

    3 0 ...(2)

    5 0 ...(3)

    3 1 ...(4)

    a c

    a c

    b d

    b d

    (1)

    Dari (1) dan (2) diperoleh 32

    a dan 12

    c ; (2)

    Dari (3) dan (4) diperoleh 52

    b dan 12

    d . (2)

    Jadi 3 5

    1 2 21 12 2

    ( )AB (1)

  • MATA4112/MODUL 1 1.61

    Daftar Pustaka

    Bernard Kolman. (1993). Introductory Linear Algebra with Application.

    Macmillan.

    Howard Anton. (1991). Elementary Linear Algebra. Wiley.

    Wono Setya Budhi. (1995). Aljabar Linear. Jakarta: Gramedia.