MATERI_DIRJEN PDTt_RAKORNAS.pdf
-
Upload
kibagusmahdiw -
Category
Documents
-
view
33 -
download
0
Transcript of MATERI_DIRJEN PDTt_RAKORNAS.pdf
DIREKTORAT
PENGEMBANGAN DAERAH
TERTENTU Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi
SISTEMATIKA PENYAJIAN
1. KEBIJAKAN UMUM, TUGAS, FUNGSI, DAN PROGRAM PRIORITAS DITJEN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
2. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENANGANAN DAERAH RAWAN PANGAN
3. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN
4. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENANGANAN DAERAH RAWAN BENCANA
5. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENGEMBANGAN PULAU KECIL DAN TERLUAR
6. KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIT. PENANGANAN DAERAH PASCA KONFLIK
SISTEMATIKA DITJEN
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU 1. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu
2. Lima Bidang Urusan Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu
3. Dasar Kebijakan Urusan Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu
4. Skema Kebijakan Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu
5. Fokus Utama Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu
6. Pengembangan Daerah Tertentu dalam Nawa Cita
7. Cita Ketiga
8. Cita Ketujuh
9. Program/Kegiatan Unggulan Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu
TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT
JENDERAL
1. Tugas:
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan daerah rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan bencana dan pasca konflik, serta daerah pulau kecil dan terluar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Fungsi :
Perumusan kebijakan, Pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan, serta pelaksanaan administrasi.
LIMA BIDANG URUSAN DITJEN
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
1. Penanganan Daerah Rawan Pangan
2. Pengembangan Daerah Perbatasan
3. Penanganan Daerah Rawan Bencana
4. Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar
5. Penanganan Daerah Pasca Konflik
DASAR KEBIJAKAN URUSAN DITJEN
PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU
NO BIDANG URUSAN DASAR HUKUM
1 Penaganan Daerah Rawan
Pangan
UU 18/2012 Tentang Pangan, PP Nomor 68/2002 Tentang
Ketahanan Pangan
2 Pengembangan Daerah
Perbatasan
UU 43/ 2008 Tentang Wilayah Negara
UU 23/ 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
UU 27/ 2006 Tentang Penataan Ruang.
PP 26 / 2008 tentang RTRWN
Perpres 179/2014 Tentang Kawasan Perbatasan Negara di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3 Penanganan Daerah Rawan
Bencana
UU 24/ 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
PP 21/2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
4 Pengembangan Pulau Kecil dan
Terluar
UU 43/ 2008 Tentang Wilayah Negara
UU 1/2014 Tentang Perubahan atas UU 27/2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil
UU 27/2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil
PP 62/2010 Tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar
PerPres 78/2005 Tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar
5 Penaganan Daerah Paska
Konflik
UU 7/2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
PP 2/2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH
TERTENTU (dalam Skema)
DITJEN PDTt
Pengembangan Daerah
Perbatasan
Pulau Kecil dan Terluar
Penanganan (Peningkatan Ketahanan)
Rawan Pangan
Rawan Bencana
Paska Konflik
FOKUS UTAMA PENGEMBANGAN
DAERAH TERTENTU 1. Meningkatkan derajat ketahanan pemerintah daerah
dan masyarakat dalam hal :
a. Menghadapi kerawanan bencana;
b. Menghadapi kerawanan pangan; dan
c. dan konflik sosial (Bencana Sosial);
2. Meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat di
daerah tertentu (Pusat Kegiatan Strategis Nasional),
terutama di daerah :
a. Kawasan Perbatasan; dan
b. Pulau Kecil, Terpencil dan Terluar
PENGEMBANGAN DAERAH TERTNTU DALAM
NAWA CITA (9 AGENDA PRIORITAS)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN
DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN
DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN
CITA KETIGA
DESENTRALISASI ASIMENTRIS
PERBATASAN DAN PULAU KECIL
TERLUAR
DAERAH TERTINGGAL
Desa dan Kawasan Perdesaan
Tata Kelola Pemerintah
Penataan Daerah Otonomi Baru
PEMERATAAN ANTAR WILAYAH
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI
DENGAN MENGGERAKKAN SEKTOR-SEKTOR
STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK
CITA KE KETUJUH
KEDAULATAN PANGAN
Ketahanan Air
Kedaulatan Energi
SDA, LH, dan PENGELOLAAN BENCANA
MARITIM DAN KELAUTAN
Keuangan
Kapasitas Fiskal Negara
PETA PENGUKURAN KINERJA
NO URUSAN PENGUKURAN KETERANGAN
1 KETAHANAN RAWAN BENCANA Indeks Rawan Bencana
Indonesia
RAWAN PANGAN Ketahanan Pangan
RAWAN KONFLIK Indeks Rawan Konflik
Indonesia
2 KESEJAHTERAAN Ketersediaan
Sarpras
Belum Ada
Kualitas SDM IPM
Koneksitas Belum Ada
3 PERTUMBUHAN
EKONOMI
Pendapatan Daerah PDRB
Pendapatan
Masyarakat
PDRB/Kapita dan Gini Ratio
Keterkaitan Daerah Belum Ada
KEGIATAN UNGGULAN
KEGIATAN UNGGULAN
1. Pengembangan DESA TANGGUH, difokuskan pada peningkatakan kapasitas pemerintah daerah, pemerintah desa, dan masyarakat desa dalam menghadapi bencana. Khususnya pada aspek ekonomi (mata pencaharian berkekelanjutan);
2. Pengembangan DESA BERANDA INDONESIA, merupakan kegiatan mewujudkan “save village” di perbatasan Indonesia menjadiakan desa-desa diperbatasan maju, sejahtera, dan tercukupi sarana, prasaranan pelayanan umum yang layak, sehingga menjadi sabuk pengaman bagi wilayah Indonesia;
3. PENGEMBANGAN PULAU-PULAU KECIL BERDAYA (P2KB), mengembangkan dan memberdayakan pulau kecil dan terluar yang memiliki daya ungkit bagi pulau-pulau disekitarnya serta berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan
KETERSEDIAAN
AKSES
PEMANFAATAN
Penangan Daerah
Rawan Pangan
SISTEMATIKA PENANGANAN
DAERAH RAWAN PANGAN
1. Konsep Ketahanan Pangan
2. Fokus Utama Penanganan Daerah Rawan Pangan
3. Kebijakan Penanganan Daerah Rawan Pangan
4. Program/Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan
Tahun Anggaran 2015
KONSEP KETAHANAN
PANGAN
Pangan: Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Ketahanan Pangan: Kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
Sumber: UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
FOKUS UTAMA PENANGANAN
DAERAH RAWAN PANGAN
Meningkatkan Ketahanan Pangan di Daerah dan Masyarakat.
Komponen Ketahanan Pangan adalah :
1. Ketersediaan Pangan. Kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri, cadangan pangan, serta pemasukan pangan, termasuk didalamnya bantuan pangan, apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
2. Akses Pangan. Kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan maupun kombinasi diantara keenamnya. Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara kuantitas maupun keragaman pangan melalui mekanisme tersebut di atas.
3. Pemanfaatan Pangan. Pemanfaatan pangan merujuk pada penggunaan pangan oleh rumah tangga, dan kemampuan individu untuk menyerap dan memetabolisme zat gizi (konversi zat gizi secara efisien oleh tubuh). Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan dan penyiapan makanan termasuk penggunaan air dan bahan bakar selama proses pengolahannya serta kondisi higiene, budaya atau kebiasaan pemberian makan terutama untuk individu yang memerlukan jenis makanan khusus, distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai kebutuhan masing-masing individu (pertumbuhan, kehamilan, menyusui dll) dan status kesehatan masing-masing anggota rumah tangga.
KEBIJAKAN PENANGANAN
DAERAH KERAWANAN PANGAN
1. Dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik disusun 7 sub agenda prioritas sebagai berikut: (i) Peningkatan Kedaulatan Pangan; (ii) Peningkatan Ketahanan Air; (iii) Peningkatan Kedaulatan Energi; (iv) Melestarikan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; (v) Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan; (vi) Penguatan Sektor Keuangan; dan (vii) Penguatan Kapasitas Fiskal Negara.
2. Arah kebijakan umum ketahanan pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah: (i) pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan peningkatan produksi pangan pokok; (ii) stabilisasi harga bahan pangan; (iii) perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; (iv) mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan; serta (v) peningkatan kesejahteraan pelaku usaha pangan terutama petani, nelayan, dan pembudidaya ikan.
Arah Kebijakan Mitigasi Gangguan Terhadap Ketahanan Pangan dilakukan terutama mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan organisme tanaman dan penyakit hewan.
KEGIATAN PENANGANAN DAERAH
RAWAN PANGAN TAHUN 2015
NO KEGIATAN JUMLAH KAB
SASARAN
1 Pengembangan Sumber Daya Pertanian,
Peternakan dan Perikanan
15 Kabupaten
2 Pembangunan/Peningkatan Sarana
Prasarana Penunjang Utama
Penyelenggaraan Pangan Bidang
Pertanian, Peternakan dan Perikanan
15 Kabupaten
3 Pembangunan/Peningkatan Sarana
Prasarana Produksi Pasca Panen
15 Kabupaten
4 Bantuan Sarana Distribusi Pangan Hasil
Pertanian, Peternakan dan Perikanan
15 Kabupaten
SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
DAERAH PERBATASAN
1. Arah Kebijakan dan Pendekatan Pembangunan
Kawasan Perbatasan
2. Sasaran Pembangunan Kawasan Perbatasan
3. Kegiatan Pengembangan Kawasan Perbatasan
Tahun Anggaran 2015
4. Pengembangan Desa Beranda Indonesia
a. Kebijakan Pengembangan Desa Beranda Indonesia
b. Kerangka RoadMap Pengembangan Desa Beranda
Indonesia
ARAH KEBIJAKAN DAN PENDEKAAN
PEMBANGUNAN KAWASAN
PERBATASAN
Arah kebijakan pengembangan kawasan perbatasan
2015-2019 adalah mempercepat pembangunan
kawasan perbatasan di berbagai bidang, terutama
peningkatan bidang ekonomi, sosial dan keamanan,
serta menempatkan kawasan perbatasan sebagai
pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan
dengan negara tetangga secara terintegrasi dan
berwawasan lingkungan.
Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan
terdiri: (i) pendekatan keamanan (security
approach), dan (ii) pendekatan peningkatan
kesejahteraan masyarakat (prosperity approach).
SASARAN PEMBANGUNAN
PERBATASAN
BERDAULAT
BERDAYA SAING
AMAN
Sasaran Pembangunan Kawasan
Perbatasan adalah :
“mewujudkan kawasan perbatasan
sebagai halaman depan negara yang
berdaulat, berdaya saing, dan aman”.
KEGIATAN PENGEMBANGAN
DAERAH PERBATASAN TAHUN
2015
NO KEGIATAN JUMLAH KAB
SASARAN
1 Dukungan Elektrifikasi (PLSTS) 23 Kabupaten
2 Jaringan Air Bersih 24 Kabupaten
3 Pembangunan/Perbaikan Jembatan 12 Kabupaten
4 Pembangunan Jalan 29 Kabupaten
5 Pembangunan Embung 7 Kabupaten
6 Pengembangan Potensi Sumberdaya 23 Kabupaten
7 Media Informasi Televisi 10 Kabupaten
8 Media Pembelajaran (Alat Peraga) 10 Kabupaten
9 Pondok Singgah 5 Kabupaten
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
DESA BERANDA INDONESIA DESA BERANDA INDONESIA
Tersedia Sarana dan Prasarana Dasar Bagi Masyarakat dengan minimal sejajar/sama dengan negara sarana dan prasarana di negara tetangga;
Tersedia SDM yang melayani dan melindungi kepentingan Kedaulatan Indonesia dan Warga Masyarakat;
Meningkatnya Derajat Kesejahteraan Masyarakat; dan
Sebagai etalase (Shop Window) Indonesia (budaya, produk, kekayaan alam) dengan negara tetangga.
DESA BERANDA INDONESIA : Program Pemerintah untuk
meningkatkan kinerja pembangunan Desa-Desa di Perbatasan
menjadi Perkotaaan
KERANGKA ROAD MAP
DESA BERANDA INDONESIA
Inisiasi
Perluasan & Pengem bangan
Institusionalisasi
2015 2020-
2024
2016-
2019
Penananan Daerah
Rawan Bencana
SISTEMATIKA PENANGANAN
DAERAH RAWAN BENCANA
1. Gambaran Kerentanan Indonesia Terhadap Bencana
2. Arah Kebijakan Penanganan Daerah Rawan Bencana
3. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Bencana Tahun
Anggaran 2015
4. Pengembangan Desa Tangguh Bencana
a. Kebijakan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
b. Tujuan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
c. Pendekatan Pengembangan Desa Tangguh Bencana
d. RoadMap Pengembangan Desa Tangguh Bencana
GAMBARAN KERENTANAN
INDONESIA
Indonesia berada pada posisi pertemuan 3 lempeng bumi yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yg menjadikan Indonesia rawan gempa tektonik
Pertemuan lempeng itu pula menjadikan Indonesia merupakan kawasan gunung berapi yg merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire)
Posisi geografis Indonesia berada pada daerah yang ditandai dengan gejolak cuaca dan fluktuasi iklim dinamis
Praktek pengelolaan SDA yg tidak terkendali yg mengancam keseimbangan ekologis
Perubahan paradigma penanggulangan bencana di Indonesia melalui UU Penanggulangan Bencana No 24 Tahun 2007. dari fatalistik-reaktif dan tanggap darurat menuju proaktif dan pengurangan resiko bencana yang terintegrasi perencanaan pembangunan
ARAH KEBIJAKAN PENANGANAN
DAERAH RAWAN BENCANA
Arah kebijakan penanggulangan bencana dalam
RPJMN 2015- 2019 adalah untuk mengurangi risiko
bencana dan meningkatkan ketangguhan pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat dalam
menghadapi bencana.
Ada 3 strategi yang digunakan yakni : (i) Internalisasi
pengurangan risiko bencana dalam kerangka
pembangunan berkelanjutan di pusat dan daerah; (ii)
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana; dan
(iii) Peningkatan kapasitas pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat dalam penanggulangan
bencana.
KEGIATAN PENANGANAN DAERAH
RAWAN BENCANA TAHUN 2015
NO KEGIATAN JUMLAH KAB SASARAN
1 Pembangunan Jalur Dan
Rambu Evakuasi
8 Kab
2 Desa Tangguh Bencana 2 Kab
3 Pembangunan
Bronjong/Pelindung Tebing
Sungai/laut
21 Kab
4 Pembangunan Sarana dan
Prasarana Air Bersih
5 Kab
5 Pengadaan Alat
Telekomunikasi/HT Pasca
Bencana Alam
4 Kab
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
DESA TANGGUH BENCANA 1. LATAR BELAKANG (ALASAN)
Sebagai upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang akan dilaksanakan melalui pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
Pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat adalah segala bentuk upaya untuk mengurangi ancaman bencana dan kerentanan masyarakat, dan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan, yang direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pelaku utama.
2. DEFINISI DESA/KELURAHAN TANGGUH-BENCANA
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah desa/kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak- dampak bencana yang merugikan.
3. LINGKUP KEGIATAN DESA TANGGUH BENCANA
mengkaji, menganalisis, menangani, memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko-risiko bencana yang ada di wilayah mereka, terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal demi menjamin keberkelanjutan.
TUJUAN PENGEMBANGAN
DESA TANGGUH BENCANA
1. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak-dampak merugikan bencana;
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana;
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana;
4. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber daya dan teknis bagi pengurangan risiko bencana; dan
5. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB, pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli.
PENDEKATAN
DESA TANGGUH BENCANA
• Penjaminan pelestarian lingkungan • Pembangunan berkeadilan • Penguatan partisipasi masyarakat
Sustainable Development
• Fasilitasi peranserta masyarakat • Pengambilan keputusan masyarakat dalam
kegiatan • Peningkatan kemampuan masyarakat
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat
• Pembangunan dan pengadaan Sarana dan Prasarana
• Penguatan modal sosial masyarakat • Pengembangan kapasitas SDM msayarakat desa • Pengembangan sumberdaya ekonomi desa • Pengelolaan SDA berkelanjutan
Sustainable Livelihood
• Kelembagaan Masyarakat • Kelembagaan pemerintah daerah dan desa • Forum Stakeholder PRB • Kebijakan, program dan kegiatan pusat dan daerah
Pengembangan Kelembagaan
ROAD MAP
DESA TANGGUH BENCANA
•Pilot Project
•Review Perbaikan
•Perencanaan 2016
2015
•Pelaksanaan 2016
•Rencana 2017-2019
2016 •Pelaksanaan
•Pelaporan
•Evaluasi
2017-2019
Pengembangan Daerah Pulau
Kecil dan Terluar
SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
PULAU KECIL DAN TERLUAR
1. Kebijakan Pengembangan Pulau Kecil dan Terluar
2. Kegiatan Pengembangan Pulau Terkecil dan Terluar
Tahun Anggaran 2015
3. Pengembangan Pulau Kecil Berdaya
a. Kebijakan Pengembangan Pulau Kecil Berdaya
b. Tujuan Pengembangan Pulau Kecil Berdaya
c. Sasaran Pulau Kecil Berdaya
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN
PERBATASAN DAN PULAU KECIL, DAN
TERLUAR
1. Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan terdiri: (i) pendekatan keamanan (security approach), dan (ii) pendekatan peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach), yang difokuskan pada 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) di 41 Kabupaten/Kota dan 13 Provinsi
2. SASARAN
a. Berkembangnya 10 PKSN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, simpul utama transportasi wilayah, pintu gerbang internasional/pos pemeriksaan lintas batas kawasan perbatasan negara, dengan 16 PKSN lainnya sebagai tahap persiapan pengembangan;
b. Meningkatnya efektifitas diplomasi maritim dan pertahanan, dan penyelesaian batas wilayah negara dengan 10 negara tetangga di kawasan perbatasan laut dan darat, serta meredam rivalitas maritim dan sengketa teritorial;
c. Menghilangkan aktivitas illegal fishing, illegal logging, human trafficking,dan kegiatan ilegal lainnya, termasuk mengamankan sumberdaya maritim dan Zona Ekonomi Esklusif (ZEE);
d. Meningkatnya keamanan dan kesejahteran masyarakat perbatasan, termasuk di 92 pulau-pulau kecil terluar/terdepan;
e. Meningkatnya kerjasama dan pengelolaan perdagangan perbatasan dengan negara tetangga, ditandai dengan meningkatnya perdagangan ekspor-impor di perbatasan, dan menurunnya kegiatan perdagangan ilegal di perbatasan.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PULAU KECIL, DAN TERLUAR
Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya;
Kebijakan Pengembangan PKT merupakan kebijakan yang seiring dengan Pengembangan Daerah Perbatasan;
Lingkup Pengembangannya : (i) sumberdaya alam dan lingkungan hidup; (ii) infrastruktur dan perhubungan;(iii) pembinaan wilayah; (iv) pertahanan dan keamanan; dan (v) ekonomi, sosial, dan budaya.
Membutuhkan keterpaduan antara sebagaimana dinyatakan sebagai berikut :
“Keterpaduan pembangunan antarsektor sangat penting dalam perencanaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Keterpaduan perencanaan daratan, pesisir, pulau- pulau kecil dan lautan dapat mendorong kinerja pembangunan maritim dan perikanan”
KEGIATAN PENGEMBANGAN PULAU
KECIL DAN TERLUAR TA. 2015
NO KEGIATAN JUMLAH KAB
SASARAN
1 Pengembangan potensi sumberdaya 6 Kabupaten
2 Pembangunan tambatan perahu 10 Kabupaten
3 Pengadaan kapal barang dan penumpang 1 Kabupaten
4 Pembangunan Dermaga 13 Kabupaten
5 Pembangunan kapal 50 penumpang 18 Kabupaten
6 Pembangunan kapal 20 penumpang 22 Kabupaten
7 Jaringan komunikasi dan informasi desa 20 Kabupaten
8 Pengadaan alat peraga pendidikan (SD,
SMP, SMA)
19 Kabupaten
9 Sarana computer pendidikan (SD,
SMP,SMA, SMK)
25 Kabupaten
10 Keramba jaring apung (KJA) 9 Kabupaten
11 Pengadaan air bersih 15 Kabupaten
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PULAU KECIL BERDAYA (P2KB)
Peraturan Presiden (Perpres) No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2015-2019, menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi pulau kecil adalah antara lain adalah:
o Terbatasnya sarpras dasar, berupa listrik, air, Telekomunikasi,
o Terbatasan sarpras pengembangan ekonomi di pulaupulau kecil
o Kurang memadainya jumlah kapal dan rute penghubung antarpulau kecil dan antara pulau kecil dengan pulau besar.
Pengembangan Pulau Kecil Berdaya (P2KB) merupakan sebuah program yang secara spesifik berfokus pada pengembangan dan pemberdayaan pulau kecil yang memiliki daya ungkit bagi pulau-pulau sekitarnya serta berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Tujuan P2KB
Menciptakan pusat pertumbuhan baru di pulau kecil
melalui :
Pemberdayaan dan pengembangan kualitas
sumberdaya masyarakat pulau-pulau kecil
Pengembangan sumberdaya lokal
Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan
sumberdaya
Peningkatan sarana dan prasarana transportasi
lautdalam rangka konektifitas antar pulau
Peningkatan fasilitas infrastruktur dasar
Sasaran P2KB
Terpenuhinya kapasitas masyarakat pulau-pulau kecil sebagai aktor utama penggerak ekonomi berkelanjutan.
Terkelolanya sumberdaya lokal yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
Terpenuhinya sarana dan prasarana pengelolaan sumberdaya sebagai penunjang kegiatan perekonomian masyarakat
Terpenuhinya sarana dan prasarana transportasi laut guna membuka aksesibilitas dan arus barang serta orang antar pulau
Terlayaninya infrastruktur dasar masyarakat secara merata.
Penanganan Daerah Pasca
Konflik
SISTEMATIKA PENGEMBANGAN
PULAU KECIL DAN TERLUAR
1. Kebijakan Penanganan Konflik Sosial
2. Beberapa Penyebab Konflik
3. Urgensi Pencegahan Konflik
4. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Konflik Tahun
Anggaran 2015
KEBIJAKAN PENANGANAN
KONFLIK SOSIAL
Menurut UU Nomor 7/2012 : serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum, pada saat, maupun sesudah terjadi Konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan pemulihan pascakonflik. Hal ini memberikan makna sebagai berikut :
Penanganan konflik sosial memerlukan upaya berkelanjutan untuk membangun persepsi dan cara pandang baru dari kelompok masyarakat yang berkonflik.
Dalam pencegahan konflik sosial perlu dibutuhkan sistem deteknsi dini (early warning system).
BEBERAPA PENYEBAB
TERJADINYA KONFLIK SOSIAL
1. Distorsi kebijakan publik;
2. Patologi birokrasi;
3. Ketimpangan sosial-ekonomi;
4. Perebutan sumber daya dan akses ekonomi;
5. Adat, kebudayaan, dan identitas;
6. Legal justice; dan
7. Distorsi penanganan keamanan
URGENSI PENCEGAHAN
KONFLIK SOSIAL
Untuk mengenali dan menghindari bentuk-bentuk konflik destruktif dan berbagai dampak buruknya;
Pencegahan konflik merupakan instrumen yang lebih baik dan efisien dibandingkan upaya resolusi konflik;
Untuk mencegah permusuhan laten agar tidak berkembang menjadi manifest,
Menghalangi terjadinya eskalasi dan kekerasan lanjutan. Dari uraian tersebut terlihat bahwa karakter dasar sistem pencegahan konflik sosial adalah mobilisasi semua sumber daya untuk mencegah konflik bergerak menjadi tindak kekerasan.
PROGRAM DAN KEGIATAN
PENANGANAN DAERAH PASCA
KONFLIK
NO KEGIATAN JUMLAH KAB
SASARAN
1 Identifikasi dan Analisis Pemetaan Data Kebutuhan
Penanganan Daerah Pasca Konflik
5 wilayah
2 Fasilitasi Pemulihan Sosial Dengan Promosi
Perdamaian Melalui Media
10 Kabupaten
3 Fasilitasi Pemulihan Ekonomi Penanganan Daerah
Pasca Konflik
11 Kabupaten
4 Fasilitasi Rekonstruksi Daerah Pasca Konflik 10 Kabupaten
5 Bimbingan Teknis Wawasan Peka Damai bagi
Aparatur Pemerintah, Perencanaan Peka
Perdamaian, Penganggaran Peka Perdamaian dan
Sistem Peringatan Dini dan Respon Dini Konflik
(CEWERS)
5 wilayah
6 Workshop Pengelolaan Program Kearifan Lokal 3 wilayah
SEKIAN
TERIMA KASIH