Material jalan 2

8
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan. Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut : • Lapisan tanah dasar (sub grade) • Lapisan pondasi bawah (subbase course) • Lapisan pondasi atas (base course) • Lapisan permukaan / penutup (surface course) Perkerasan Jalan Raya dibagi menjadi dua yaitu perkerasan kaku dan lentur. a. Konstruksi perkerasan lentur yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. b. Konstruksi perkerasan kaku yaitu perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton. c. Konstruksi perkerasan komposit (Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur. Bahan perkerasan yang diperlukan untuk konstruksi perkerasan jalan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Perkerasan jalan lentur / Fleksible pavement memerlukan bahan : Agregat sebagai tulangan Aspal sebagai bahan pengikat 2. Perkerasan kaku / rigit pavement, memerlukan bahan bahan sebagai berikut : Agregat sebagai tulangan Portland cement sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan perkerasan, baik untuk perkerasan lentur maupun perkerasan kaku, sebelum digunakan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu di laboratorium. Pemeriksaan meliputi beberapa hal antara lain :

description

material-material jalan

Transcript of Material jalan 2

Perkerasan jalan

merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang

berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya

diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu

yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun

perkerasan jalan sangat diperlukan.

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari

bawah ke atas,sebagai berikut :

• Lapisan tanah dasar (sub grade)

• Lapisan pondasi bawah (subbase course)

• Lapisan pondasi atas (base course)

• Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Perkerasan Jalan Raya dibagi menjadi dua yaitu perkerasan kaku dan lentur.

a. Konstruksi perkerasan lentur yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan

pengikat. Lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke

tanah dasar.

b. Konstruksi perkerasan kaku yaitu perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan

pengikat. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

c. Konstruksi perkerasan komposit (Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang

dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas

perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

Bahan perkerasan yang diperlukan untuk konstruksi perkerasan jalan dapat digolongkan sebagai

berikut :

1. Perkerasan jalan lentur / Fleksible pavement memerlukan bahan :

Agregat sebagai tulangan

Aspal sebagai bahan pengikat

2. Perkerasan kaku / rigit pavement, memerlukan bahan –bahan sebagai berikut :

Agregat sebagai tulangan

Portland cement sebagai bahan pengikat.

Bahan-bahan perkerasan, baik untuk perkerasan lentur maupun perkerasan kaku, sebelum

digunakan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu di laboratorium.

Pemeriksaan meliputi beberapa hal antara lain :

Jenis Bahan

Keadaan fisik bahan

Kualitas bahan.

Dengan melalui pemeriksaan tersebut diharapkan dapat terpenuhi salah satu factor untuk mencapai

kestabilan kontruksi perkerasan.

A. Tanah Dasar

Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.

Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya

dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus

diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar

yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa

contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk

diselidiki.

Jenis- jenis tanah:

1. Tanah Liat Koloidal (Colloid)

Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin.

Besar butir- butirnya kurang dari 1µ (µ dibaca mikron ;1 µ =1/1000 mm). Butir-

butirnya diselimuti oleh suatu selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air

itu besar sekali.

2. Tanah liat biasa (clay)

Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin.

Besar butir- butirnya antara 1 µ dan 5 µ. Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu

tidak seberapa besar.

3. Tanah lumpur (silt)

Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak

kasar. Besar butir- butirnya antara 5 µ dan 50 µ gaya adhesi tanah lumpur terhadap air

itu kecil sekali.

4. Pasir halus (fine sand)

Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar

butir- butirnya antara 50 µ dan 200 µ. Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir

halus dan air.

5. Pasir Kasar (Coarse sand)

Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan

tajam. Besar butir- butirnya antara 200 µ dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir-

butir pasir kasar dan air.

6. Kerikil (gravel)

Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada

yang pipih. Besar butir- butirnya lebih dari 2 mm.

B. Agregat

Agregat adalah suatu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai bahan campuran,

yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan, yang termasuk di dalamnya antara lain

pasir, kerikil, agregat pecah, trak dapur tinggi, abu (debu) agregat. Agregat dibutuhkan

pada lapisan struktur perkerasan karena merupakan bahan utama pembuatan konstruksi

perkerasan jalan dan juga merupakan bahan yang paling dominan menghimpun kekuatan

campuran untuk konstruksi jalan (Sumber : Bambang Ismanto, ”Perancangan Perkerasan

dan Bahan”, hal 22) .

Ditinjau dari asal kejadiannya, agregat dapat dibagi dalam tiga golongan umum yaitu :

1. Agregat dari batuan beku ( vulcanic rock )

Agregat ini terjadi karena pendinginan dan pembekuan dari bahan-bahan yang

meleleh akibat panas ( magma bumi ). Contoh batu granit.

2. Agregat / batuan endapan ( sedimentary rock )

Agregat terjadi dari hasil endapan halus dari proses pelapukan batuan bebas, tumbuh-

tumbuhan dan binatang. Dengan mengalami proses pelekatan dan penekanan oleh

alam maka menjadi agregat/batuan endapan. Jenis agregat endapan antara lain :

batuan kapur, batuan silika ( quartsite ), batuan pasir.

3. Agregat dari batuan methamorphik

Agregat terjadi akibat modifikasi (perubahan yang termasuk perubahan fisika / kimia

dari batuan endapan dan beku, sebagai hasil dari tekanan yang kuat akibat gesekan

bumi dan panas yang berlebihan ).

Sebagi contoh antara lain :

· Batuan kapur, berubah menjadi marmer

· Batuan pasir, berubah menjadi kwarsa.

Berdasarkan besar partikel-partikel agregat, agregat dapat dibedakan atas:

1. Agregat kasar, agregat > 4,75 mm menurut ASTM atau > 2 mm AASHTO

2. Agregat halus, agregat < 4,75 mm menurut ASTM atau < 2 mm dan >0,075 mm

menurut AASTHO.

3. Abu batu mineral filler, agregat halus yang umumnya lolos saringan no. 200.

Sifat Agregat :

Sifat dan bentuk agregat menentukan kemampuannya dalam memikul

beban lalu lintas. Sifat Agregat yang menentukan kwalitasnya sebagai bahan

konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Kekuatan dan keawetan lapisan perkerasan dipengaruhi oleh :

a. Gradasi

b. Ukuran maksimum

c. Kadar lempung

d. Kekerasan dan ketahanan

e. Bentuk butir

f. Tekstur permukaan

2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh :

a. Porositas

b. Kemungkinan basah

c. Jenis agregat

3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan

aman, dipengaruhi oleh :

a. Tahanan geser (skid resistance)

b. Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan

Agregat yang dipakai untuk perkerasan lapis permukaan harus mempunyai gradasi yang menerus

dari butir yang kasar sampai yang halus dan apabila diperiksa dengan SNI harus memenuhi salah

satu gradasi yang digunakan lapis permukaan No. IV.

C. Fillers

Bahan pengisi merupakan agregat yang lebih halus dibandingkan agregat halus

umumnya lolos saringan No.200. Filler adalah bahan yng berfungsi mengurangi rongga,

mengurangi permeabilitas dan menambah kekuatan tarik pada campuran beton aspal.

Menurut keputusan menteri Pekerjaan Umum N0. 378/KPTS/1978 tentang pengesahan 33

standar konstruksi bangunan Indonesia, bahan pengisi (filler) halus terdiri dari debu batu,

debu batu kapur, kapur padam, semen atau bahan non plastis lainnya.

Bahan pengisi (filler) harus kering dan bebas dari kotoran atau bahan lain yang

mengganggu dan apabila dilakukan pemeriksaan analisa saringan harus memenuhi

gradasi bahan pengisi untuk beton aspal. Adapun karakteristik yang harus dimiliki

material filler adalah :

1. Tidak reaktif atau mengurai saat bercampur dengan aspal.

2. Tidak larut dalam air.

3. Tidak higroskopis.

4. Berwarna gelap (opoque) untuk menghindari masuknya sinar matahari yang dapat

mempercepat oksidasi aspal.

5. Tidak hancur saat proses pencampuran.

Semen

Semen biasa juga disebut Portland cemen ( PC ). Semen adalah suatu bahan pengikat

hidrolis yang dapat mengeras jika dicampur dengan air. Dalam proses pemakaiannya

misalnya pada pembuatan beton ( campuran pasir, kerikil, semen dan air ), semen dan

air akan mengalami proses kimia sedangkan pasir dan kerikil pada dasarnya hanyalah

bahan tambahan karena tidak bekerja aktif didalamnya.

Penggunaan semen sebagai hasil produksi pabrik adalah :

1. Bahan pengikat dalam pembuatan beton ( pasangan, plesteran).

2. Untuk pembuatan elemen-elemen bangunan seperti: bahan penutup atap (genteng,

asbes) dan pipa beton.

3. Sebagai filler pada campuran aspal untuk pembuatan struktur jalan.

D. Bahan pelekat (binders)

Bitumen (asphalt)

Bitumen adalah zat perekat (cementitious) berwarna hitam atau gelap, yang dapat diperoleh

di alam ataupun sebagai hasil produksi. Bitumen terutama mengandung senyawa

hidrokarbon seperti aspal, tar, atau pitch.

TAR

Tar adalah material berwarna coklat atau hitam, berbentuk cair atau semi padat, dengan

unsur utama bitumen sebagai hasil konsedat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak

bumi, atau material organik lainnya.

Natural asphalt (asphalt alam)

Aspal Alam : Merupakan bitumen (campuran hidrokarbon yg dpt dilebur dan mencair dlm

karbon di sulfida), berwarna hitam dgn sementasi solid/ semi solid, jk dipanaskan akan

melunak dan bila dingin akan kembali solid.

Dari ketiga komponen bahan pelekat diatas, Asphalt merupakan material yang umum digunakan

untuk bahan pengikat agregat.

SIFAT ASPAL

Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :

1. Bahan pengikat,member ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu

sendiri

2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari

agregat itu sendiri.

Jenis aspal

Berdasarkan sumbernya, aspal dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu aspal alam dan aspal buatan

(aspal minyak).

1. Aspal Alam

Aspal alam yaitu aspal yang didapat secara langsung dari alam, dan dapat dipakai langsung atau

diolah terlebih dahulu. Aspal alam sumbernya ada yang berasal dari gunung seperti aspal di Pulau

Buton, dan ada pula yang diperoleh di danau seperti di Trinidad. Produk Asbuton dapat dibagi

menjadi dua kelompok yaitu:

1. Produk Asbuton yang masih mengandung material filler, seperti Asbuton

kasar, Asbuton halus, Asbuton mikro, dan butonic mastic asphalt. 14

2. Produk yang telah dimurnikan menjadi aspal murni melalui proses ekstraksi

atau proses kimiawi.

2. Aspal minyak (buatan)

Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak bumi

dapat menghasilkan residu jenis asphalticbase crude oil yang banyak mengandung aspal,parafin base

crude oil yang banyak mengandung paraffin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran

antara paraffin dan aspal. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan aspal minyak jenis asphaltic

base crude oil.