Material Cetak

10
2.1 Bahan Cetak Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria sebagai berikut. Pertama, bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari tujuh menit. Akhirnya cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang. Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada dua jenis bahan cetak, yakni bahan cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak non elastis dibagi lagi menjadi bahan cetak non elastis yang irreversible dan bahan cetak non elastis yang reversible. Sedangkan bahan cetak elastis, dapat dibagi lagi menjadi bahan cetak hidrokoloid dan bahan cetak elastomer tanpa air. Bahan cetak elastis dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan dibuat

description

impression material

Transcript of Material Cetak

Page 1: Material Cetak

2.1 Bahan Cetak

Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari

rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut

digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk

menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari

jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria sebagai berikut. Pertama, bahan

tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk

tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di

mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat menyerupai karet dalam

waktu tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari tujuh menit. Akhirnya

cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan

dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang. Bahan cetak dapat

dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada dua jenis bahan cetak, yakni bahan cetak

elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak non elastis dibagi lagi menjadi bahan cetak

non elastis yang irreversible dan bahan cetak non elastis yang reversible. Sedangkan bahan

cetak elastis, dapat dibagi lagi menjadi bahan cetak hidrokoloid dan bahan cetak elastomer

tanpa air.

Bahan cetak elastis dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras maupun

lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal. Meskipun bahan ini

dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan dibuat untuk model cor untuk

gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal. Bahan cetak elastik

dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak hidrokoloid dan elastomer.

Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa

koloid yang direaksikan dengan air, sehingga disebut hidrokoloid. Koloid merupakan

kombinasi dari wujud benda apapun, terkecuali bentuk gas. Semua penghambur koloid

disebut sol. Bahan cetak hidrokoloid sendiri dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak

hidrokoloid irreversible, dan bahan cetak hidrokoloid reversible.

Bahan cetak hidrokoloid irreversible dapat dicontohkan dengan alginat. Bahan ini

disebut irreversible, sebab bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud dasarnya setelah

bereaksi membentuk wujud sol. Bahan ini ditemukan pada saat bahan cetak yang digunakan

sebelumnya menjadi langka, yakni pada waktu perang dunia kedua. Bahan ini memiliki

kelebihan dibandingkan bahan cetak lainnya, yakni proses manipulasinya yang mudah,

nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal karena tidak memerlukan banyak peralatan.

Bahan cetak hidrokoloid lainnya, yakni bahan cetak hidrokoloid jenis reversible. Bahan ini

Page 2: Material Cetak

dipengaruhi oleh suhu, sehingga bahan ini dapat kembali ke bentuk semula (reversible).

Bahan ini leleh pada temperatur 70-100( C, sedangkan pada temperatur 37-50( C, bahan ini

dapat menjadi gel.

Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain diluar bahan cetak hidrokoloid.

Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh

sejumlah kecil ikatan. Ikatan tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik

tertentu untuk membentuk jalinan tiga dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada keadaan

ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya sampai batas

tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula, yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan

berikatan ketika diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kekakuan dan sifat elastis

bahan tersebut.

Bahan cetak lainnya yakni bahan cetak non elastis. Bahan cetak ini dapat dibedakan

menjadi irreversible dan reversible. Contoh dari bahan cetak jenis ini yang irreversible ialah

plaster of paris dan zinc oxyde eugenol. Sedangkan contoh dari yang reversible ialah malam

dan compound. Bahan cetak jenis ini memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui

undercut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini

digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan agar. Meskipun bahan

tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastis ini memiliki

keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi. Sebenarnya bahan cetak zinc

oxyde eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan tersebut

tidak menekan jaringan selama perlekatan cetakan (Anusavice, 2004).

2.1.1 Bahan cetak elastik

Bahan cetak elastik dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras

maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal.

Bahan cetak elastik terdiri dari:

1. Hidrokoloid

Merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid yang direaksikan

dengan air. Dapat di klasifikasikan menjadi:

a. Hidrokoloid Irreversibel

Dikatakan irreversibel karena bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud

dasarnya setelah bereaksi membentuk sol.

Page 3: Material Cetak

Contohnya: alginate.

Komposisi bahan cetak alginate yaitu larutan garam asam alginik yang

bereaksi dengan kalsium menghasilkan gel kalsium alginate, garam kalsium

alginate yang lambat larut (trisodium phospat) melepas kalsium untuk bereaksi

dengan alginate, bahan pengisi untuk meningkatkan kohesi campuran

memperkuat gel, siliko flourida atau flourida untuk memperbaiki permukaan

model stone, bahan pewangi agar bahan lebih disenangi pasien, indicator

kimia agar warna dapat berubah dengan berubahnya pH.

Untuk memperoleh hasil cetakan yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut

ini :

a) Container dikocok lebih dahulu, agar campuran merata,

b) Bubuk dan air hendaknya sesuai dengan aturan pakai dari pabrik,

c) Biasanya menggunakan air dengan suhu kamar,

d) Retensi dengan sendok cetak diperoleh dengan salah satu atau kedua

cara berikut, menggunakan sendok cetak yang berlubang-lubang atau

memakai bahan adesif seperti sticky wax yang dicairkan,

e) Pencampuran hendaknya dilakukan dengan homogen,

f) Bahan cetak alginate hendaknya dikeluarkan dengan tiba-tiba atau

cepat dari jaringan,

g) Setelah dikeluarkan dari dalam mulut cetakan hendaknya disiram

dengan air dingin untuk menghilangkan saliva, ditutup dengan kain

kasa lembab, dan diisi sesegera mungkin (Anusavice, 2004).

1) Sifat-sifat bahan cetak alginate:

a. Selama proses pengerasan bahan perlu diperhatikan agar cetakan jangan

dibuka bahan yang berkontak dengan jaringan mengeras lebih dahulu

b. Bahan ini cukup elastic

c. Dimensi cetakan alginate tidak stabil pada penyimpanan, karena adanya

syneresis

d. Dapat kompatibel dengan model plaster dan stone

e. Tidak toksik dan tidak mengiritasi

f. Waktu setting tergantung pada komposisi

g. Bubuk alginate tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau

kondisi yang lebih hangat dari suhu kamar (Anusavice, 2004).

2) Aplikasi

Page 4: Material Cetak

Bahan ini biasanya tidak dipergunakan untuk mencetak inlay, mahkota,

dan jembatan, tetapi dipergunakan dengan hasil yang sangat baik untuk

cetakan prostodonti dan ortodonti. Alginate kurang stabil dibandingkan

dengan elastomer (Anusavice, 2004).

b. Hidrokoloid reverrsibel

Bahan ini leleh pada temperatur 70-100(((c, sedangkan pada temperatur 37-50(c

bahan ini akan menjadi gel.

Contonya: Agar

a) Komposisi agar

Agar merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organic yang

diekstrat dari rumput laut jenis tertentu. Terdapat dalam konsentrasi

8% - 15%, bergantung pada sifat bahan yang dimaksud. Kandungan

utamanya adalah air (>80%). Untuk memperkuat gel, biasanya ditambah

sedikit boraks. Namun sayangnya boraks merupakan salah satu jenis

retarder terbaik untuk pengerasan gypsum.

Kandungan air yang berlebih dalam agar juga dapat memperlambat

pengerasan gypsum. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan pengaruh

air dan boraks pada gel, ditambahkan sedikit kalium sulfat. Kalium

sulfat merupakan zat pemercepat pengerasan gypsum. Beberapa bahan

pengisi juga diberikan, seperti tanah diatoma, tanah liat, silica, malam,

karet dan serbuk serupa. Zat lain seperti timol dan gliserin juga

ditambahkan untuk menjadi bahan pembuat plastic (Combe,1992).

b) Proses Gelasi

Proses gelasi merupakan suatu proses pengerasan hidrokoloid

reversible. Perubahan fisik sol-gel dipengaruhi oleh perubahan

temperature. Namun untuk perubahan dari gel menjadi sol diperlukan titik

didih yang lebih tinggi (temperature liquefaction = 70-100 derajat).

Biasanya sol berubah menjadi gel pada suhu 37-50 derajat.

Temperature gelasi dipengaruhi oleh beberapa factor termasuk

berat molekul, kemurnian agar, dan rasio terhadap komposisinya.

Ketidaksamaan temperature gelasi dan temperatur pendinginan inilah

yang menyebabkan agar dapat digunakan sebagai bahan cetak dalam

kedokteran gigi (Combe,1992).

c) Manipulasi bahan agar

Page 5: Material Cetak

Secara umum ada tiga tahapan, yaitu:

1. Persiapan bahan

Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol.

Cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan air panas.

Sebaiknya bahan dibiarkan dalam tempertur ini selama 10 menit.

Setelah dilelehkan, bahan dapat disimpan dalam keadaan sol sampai

waktunya diinjeksikan ke dalam preparasi kevitas atau diisikan ke

sendok cetak.

Temperatur yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan

cetak dengan kekentalan yang lebih tinggi dan tidak mampu

mereproduksi detail halus dengan tepat.

2. Kondisioning atau pendinginan

Suhu penyimpanan 65 ( terlalu tinggi untuk rongga mulut. Oleh

karena itu, bahan perlu didinginkan terlebih dahulu (ditempered).

Untuk tahap preparasi, sebuah tube dikeluarkan dari kompartemen

penyimpanan dan dimasukkan ke sendok cetak, sepotong kasa

diletakkan diatas bahan yang terletak di sendok cetak, kemudian

diletakkan lagi di kompertemen pendingin 45( selama 3-10menit.

Waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenis hidrokoloid dan

keenceran yang diinginkan oleh dokter gigi. Sebagai tambahan, selain

menurunkan temperature, pendinginan juga dapat meningkatkan

kekentalan bahan hidrokoloid sehingga bahan tidak mengalir keluar

sendok cetak.

3. Membuat cetakan

Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan bahan

semprit diambil dari kompartemen penyimpanan dan diaplikasikan

pada kavitas yang direparasi. Mula-mula diaplikasikan pada dasar

preparasi, kemudian pada bagian lain yang belum tertutup. Ujung

semprit diletakkan di dekat gigi, dibawah permukaan bahan semprit

untuk mencegah gelembung udara.

Begitu kavitas yang akan dipreparasi telah tertutup bahan cetak,

sendok cetak yang telah sempurna didinginkan siap untuk

dimasukkan kedalam rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat

Page 6: Material Cetak

dengan mengalirkan air dingin sekitar 18( - 21( selama 3-5 menit

(Combe,1992).

d) Keakuratan Bahan Cetak Agar

Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat. Untuk

mencapai keakuratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal,

diantaranya :

1) Kekentalan sol

Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam

keberhasilan memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer

sehingga mengalir keluar sendok cetak, terutama saat mencetak

rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga

sulit menembus semua detail gigi-geligi dan jaringan lunak.

2) Sifat Viskoelastik

Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid berubah

begitu besarnya beban berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya

mengeluarkan cetakan dari dalam mulut dengan cepat. Karena apabila

pengeluaran cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau

diungkit akan menyebabkan terjadi distorsi.

3) Daya reproduksi

Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari

serangkaian cetakan. Untuk teknik die gandi, dibuat satu cetakan dan

kemudian dipotong-potong menjadi die individual untuk gigi yang

akan dipreparasi (Combe,1992).