materi tentang tablet

33
1.1 PENGERTIAN TABLET TABLET (MENURUT FI III) Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. TABLET MENURUT U.S.P Ttablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan aditif yang sesuai. TABLET (MENURUT FI IV) Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini. Bentuk sediaan obat dapat digolongkan menjadi 3 macam 1. Bentuk sedian padat,pulvis,tablet,kapsul. 2. Bentuk sediaan cair,sirup,emulsi,suspensi 3. Bentuk sedian semi padat,salep,crem,jel,pasta. Factor yang diperhatikan dalam pemilihan bentuk sediaan obat 1. Bioavailabilitas 1

description

Pengertian, jenis jenis, komponen

Transcript of materi tentang tablet

Page 1: materi tentang tablet

1.1 PENGERTIAN TABLET

TABLET (MENURUT FI III)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau

sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau

tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,

zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.

TABLET MENURUT U.S.P

Ttablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan aditif yang sesuai.

TABLET (MENURUT FI IV)

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan

metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan

membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat

yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan

kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya,

melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih

penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.

Bentuk sediaan obat dapat digolongkan menjadi 3 macam

1. Bentuk sedian padat,pulvis,tablet,kapsul.

2. Bentuk sediaan cair,sirup,emulsi,suspensi

3. Bentuk sedian semi padat,salep,crem,jel,pasta.

Factor yang diperhatikan dalam pemilihan bentuk sediaan obat

1. Bioavailabilitas

2. Tujuan penggunaan obat tersebut.

Fakator yang harus diperhatikan dalam formulasi tablet

1. Kerapatan serbuk

2. Daya adhesi dan kohesi serbuk

3. Daya mengalir serbuk,untuk memperbaharui daya alir serbuk dengan cara

Memperbesar ukurabn rata- rat partikel

Membentuk partikel yang bulat

Menambah glidan/pelincir

4. Polimorfisma serbuk

1.2. Ukuran Tablet

Menurut R. Voigt

1

Page 2: materi tentang tablet

- garis tengah pada umumnya 15-17 mm

- bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g

Menurut Lachman

- tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci

- berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg

- diameternya 1/4-7/6 inci

Menurut Dom Martin

- 1/8-1 1/5 inci

Menurut FI III

- kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali

tebal tablet

1.3 Kriteria Tablet

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan

harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil

keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik

keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan

harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan

bebas dari kerusakan fisik

stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan

zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu

tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

1.4 Kegunaan Tablet

Untuk pengobatan lokal

- tablet untuk vagina, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal

- tablet untuk mulut dan tenggorokan

Untuk pengobatan sistemik

- tablet langsung ditelan

- tablet buccal : antara gigi dan gusi

- tablet sublingual : di bawah lidah

- tablet implantasi : di bawah kulit badan

1.5 Komposisi Tablet

2

Page 3: materi tentang tablet

a. Zat pengikat(binder)

Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah

mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio Mythylcellulosum 5%).

b. Zat penghancur(disinterogator)

Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum

manihot kering,gelatinum,agar – agar, natrium alginat.

c. Zat pelicin(lubricant)

Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan talkum 5

%,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

d. Zat pengisi (diluent)

Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum lactis,Amylum

manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

e. Zat penyalut

Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok,biasanya

berwarna atau tidak.

Tablet bersalut gula (sugar coating)

Tablet ini sering disebut dragee.Menggunakan penyalut larutan gula.

Tablet bersalut kempa (press coating)

Sering disebut tablet dalam tablet.menggunakan granul halus kering yang dikempa

di sekitar tablet ini.

Tablet bersalut selaput (film coating)

Tablet ini dilapisi selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan atau disemprotkan pada

tablet.

Tablet bersalut enterik (enteric coating)

Mengunakan campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh – tumbuhan

dari agar – agar atau kulit pohon elm.

SYARAT TABLET

3

Page 4: materi tentang tablet

a. Memenuhi keseragaman ukuran

b. Memenuhi keseragaman bobot

c. Memenuhi waktu hancur

d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat

e. Memenuhi waktu larut (dissolution test)

KEUNGGULAN TABLET

a) Lebih stabil disbanding bentuk sediaan lain.

b) mudah penyimpanannya dan dapat dibawa kemana-mana

c) lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)

d) tablet mengandung zat aktip yang merata.

e) Rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan menalut.

f) Pelepasan zat aktif dapat diatur

g) Dapat dibuat secara besar-besaran

h) Cara pakai mudah.

KERUGIAN TABLET

a) komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita

b) proses pembuatan cukup rumit karena tergantung sifar zat aktif dan zat tambahan.

c) Susah diberikan pada pasien yang tidak dapat menelan tablet

d) Tidak dapat digunakan pada bayi.

JENIS SEDIAAN TABLET

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

1. Tablet Kempa

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul

menggunakan pons atau cetakan baja.

2. Tablet Cetak

4

Page 5: materi tentang tablet

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang

cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama

pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.

Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :

1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

a. Tablet Konvensional Biasa

Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri

dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti :

- pengisi (memberi bentuk) : laktosa

- pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran cerna) : amylum,

gelatin, tragakan

- desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda

Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal

sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai

tablet berlapis. Keuntungannya dapt memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak

tersatukan).

c. Tablet Lepas Lambat

Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis

awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan

sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa

waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan

lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang pelepasan zat aktifnya

terkendali pada waktu-waktu tertentu.

e. Tablet Salut Gula

Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna

maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2,

kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.

f. Tablet Salut Film

5

Page 6: materi tentang tablet

Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang

larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-

kali.

g. Tablet Effervesen

Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2.

Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

h. Tabel Kunyah

Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum

ditelan.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

a. Tablet Bukal

Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi. Biasanya

keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut

dalam waktu yang lama (secara perlahan).

b. Tablet Sublingual

Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin.

Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga

harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir

di bawah lidah.

c. Tablet Hisat atau Lozenges

Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk

disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.

d. Dental Cones (Kerucut Gigi)

Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar

gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah

berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu

6

Page 7: materi tentang tablet

senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi

pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.

3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh

a. Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang

tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

b. Tablet Vaginal

Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di

dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik,

astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian

steroid dalam pengobatan sistemik.

4. Tablet Kempa untuk Implantasi

Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.

Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah kehamilan).

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain

a. Tablet Triturat untuk Dispensing

Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu. Tablet

kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah

zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV). Digunakan sebagai tablet

sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.

b. Tablet Hipodermik

Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut sempurna dalam

air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan

menambahkan pelarut steril (FI IV)

c. Tablet Dispending

Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat atau cair.

Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi

atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.

FORMULA UMUM TABLET

7

Page 8: materi tentang tablet

Zat Aktif

Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet dikelompokkan

menjadi :

a. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs)

Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan (seperti

antasida dan adsorben). Oleh karena zat tidak larut air umumnya dipengaruhi oleh fenomena

permukaan, maka jika bekerja menggunakan zat ini, sangatlah penting memperhatikan

kemampuan redispersi bahan obat dari sediaan menghasilkan ukuran partikel yang halus dan luas

permukaan yang tinggi. Dengan demikian efek formulasi, granulasi, dan pencetakan terhadap sifat

permukaan dari bahan dan kemampuan memperbaiki sifat bahan dalam saluran cerna dengan sifat

permukaan optimum merupakan faktor kritis.

b. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs)

Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan terabsorpsi

pada usus. Dalam hal obat diharapkan dengan memberikan efek sistemik, rancangan bentuk

sediaan harus cepat terdisintegrasi dan terlarut. Kemampuan ini dapat menjadi faktor kritis atau

tidak, bergantung pada kemampuan terlarutnya di daerah saluran cerna tempat bahan tersebut

diabsorpsi.

Eksipien (Bahan Pembantu)

Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai zat

pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif, membentuk tablet dan

mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai berikut :

tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara)

tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua negara

tempat produk tersebut dikembangkan

harga relatif murah

tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis, stabil secara fisika

dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan zat aktif

bebas dari kandungan bakteri patogen

kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya

dan tidak membawa pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat aktif dalam

sediaan.

8

Page 9: materi tentang tablet

a. Bahan Pengisi

Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran tablet jika

dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet, memperbaiki daya kohesi sehingga tablet

dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan

zat aktif. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80 % dai bobot tablet

(tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil,

sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan

pengisi.

Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1-0,8 g, sehingga memungkinkan untuk

dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan. Bhan pengisi juga

ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk

memicu aliran. Yang umum digunakan adalah pati dan laktosa (Voight, 1995 : 202)

Tabel Macam-macam bahan pengisi tablet

Tidak larut Larut

Kalsium sulfat Laktosa

Kalsium fosfat Sukrosa

Kalsium karbonat Dektrosa

Amilum Mannitol

Modifikasi amilum Sorbitol

Mikrokritalin selulosa

Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler-binders. Filler-

binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan

kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders digunakan dalam kempa langsung.

b. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesives)

Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi

dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.

Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif).

Beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai pengikat atau perekat antara lain : polimer alam,

contohnya amilum, gom (akasia, tragakan), sorbitol, glukosa, gelatin dan natrium alginat; polimer

sintetik, contohnya derivat selulosa seperti metil selulosa, karboksil metil selulosa (CMC), etil

selulosa (Ethocel) poli metakrilat, polivinil pirolidon (PVP). Salah satu bahan pengikat yang

9

Page 10: materi tentang tablet

sering digunakan adalah jenis pati dengan konsentrasi 5%-20%. (Voight, 1995 : 174). Pada

granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution,

muchilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur

dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.

c. Penghancur (Disintegran)

Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan

cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet, mengembang, dan menyebabkan

tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya

sehingga dapat tercapai bioavailabilitas yang diharapkan. (Lachman, 1994 : 702). Bahan

penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti amylum glikoat,

senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang memperbesar atau mengembang dengan adanya

lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam

saluran pencernaan. Amilum digunakan dengan konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu

penghancuran. (Ansel, 1989 : 263)

d. Bahan Pelincir (Lubrikan)

Lubrikan Murni

Lubrikam murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara granul dengan

dinding cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet. Lubrikan dapat bekerja dengan dua

mekanisme, yaitu fluid lubrication dan boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan

memisahkan kedua permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja

karena adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang.

Berdasarkan kelarutannya dalam air, lubrikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

- Lubrikan larut air

Lubrikan ini umumnya hanya digunakan jika tablet harus sangat larut air (misalnya tablet

effervesen) dan tergantung dari karakter disolusi yang diinginkan. Beberapa contoh senyawa

yang dapat digolongkan sebagai lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat, natrium

asetat, natrium klorida, natrium oleat, natrium lauril sulfat, magnesium lauril sulfat, asam

borat, Karbowax 4000, Karbowax 6000, polietilenglikol.

- Lubrikan tidak larut air

Lubrikan ini lebih efektif daripada yang larut air dan digunakan pada konsentrasi yang lebih

rrendah. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai lubrikan tidak larut air

antara lain : magnesium stearat, kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat, talk.

10

Page 11: materi tentang tablet

Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat

disintegrasi dan disolusi yang diinginkan, sifat fisika-kimia serbuk atau granul dan biaya.

Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat sekaligus memenuhi

ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan pelicin. Pada umumnya talk ditambahkan

sebanyak 2% ke dalam granulat siap pakai. (Voight, 1995 : 205).

e. Anti Lengket (Antiadheren)

Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya massa tablet pada

punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan. Bahan ini sangat diperlukan

untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin E. Talk, magnesium stearat dan amilum

jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadheren yang sangat baik.

Tabel Antiadheren yang biasa digunakan

Jenis Antiadheren Konsentrasi (%b/b)

Talk 1-5

Magnesium stearat < 1

Amilum jagung 3-10

Colloidal silica 0,1-0,5

DL-Leucine 3-10

Natrium lauril sulfat < 1

f. Perbaikan Aliran atau Glidan

Glidants ditambahkan dalam formulais untuk menaikkan atau meningkatkan fluiditas

massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang

seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfungsi sebagai

glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan

dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

Tablet tipe lubrikan yang biasanya digunakan

Glidants Konsentrasi (%)

11

Page 12: materi tentang tablet

Logam stearat <1

Asam stearat 1-5

Talk 1-5

Amilum 1-10

Natrium benzoate 2-5

Natrium klorida 5-20

Natrium dan magnesium

lauril sulfat

1-3

PEG 4000 dan 6000 2-5

g. Pembasah (Surfaktan)

Beberapa zat berkhasiat memiliki sifat hidrofob, yaitu sifat yang susah untuk dibasahi. Zat

berkhasiat yang demikian akan menimbulkan masalah dalam waktu hancurnya, oleh karena itu

diperlukan suatu zat pembasah. Zat pembasah membantu mempercepat penetrasi cairan ke dalam

tablet sehingga dapat terjadi kontak antara bahan cairan dengan zat penghancur yang lebih cepat.

h. Penyerapan Cairan (Adsorben)

Adsorben adalah zat yang digunakan untuk menyerap sejumlah besar cairan seperti minyak,

ekstrak cair, dan lelehan eutektik yang dapat terinkoporasi dalam tablet tanpa perubahan zat

tersebut menjadi basah. Beberapa contoh zat yang dapat digolongkan menjadi adsorben antara lain

: siloid, aerosol, tanah liat, kaolin, magnesium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida,

amilum.

i. Zat Tambahan (Adjuvant)

Adjuvan adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahkan dalam jumlah

kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa. Contohnya :

Colors dan Pigments

Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapeutik, dan tidak dapat meningkatkan

bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan ke dalam sediaan tablet

berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk

membuat suatu produk lebih menarik. akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat akan

mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan

oleh Undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat. bahan pewarna

ada yang larut dalam air dan ada yang tidak larut dalam air. Pewarna ditambahkan dalam

bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut

12

Page 13: materi tentang tablet

atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna

selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan

pewarna ynag tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan

zat aktif dan bahan tambahan lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting

untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena

pengaruh cahaya pada permukaan tablet.

Tabel Jenis pewarna (sintetik yang biasa digunakan)

Pewarna Nama umum

Red 3 Erytrosine

Red 40 Allura red AC

Yellow 5 Tartrazine

Yellow 6 Sunset Yellow

Blue 1 Brilliant Blue

Sweetners dan Flavor

Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisap,

buccal, sublingual, effervesen dan tablet lain yang dimaksudkan untuk hancur atau larut di

mulut.

Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan

Pemanis Alami Pemanis Sintetis atau Buatan

Mannitol Sakarin

Lactosa Siklamat

Sukrosa Aspartame

Dektrosa

PEMBUATAN TABLET.

Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak,

secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu

menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die,

alat kompresi tablet merupakan alat beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis

tablet yang akan dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan

atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudiaan bahan tablet

yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering. Dalam pembuatan tablet zat

berkasiat , zat – zat lain ,kecuali zat pelicin dibuat granul(butiran kasar).Karena serbuk yang halus tidak

13

Page 14: materi tentang tablet

mengisi cetakan dengan baik.maka dibuat granul agar mudah mengalir(free flowing)mengisi cetakan agar

tablet tidak retak (capping).

Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa yang mengalir dari corong ke

kisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi massa kompak dan padat. Tablet dibuat sesuai bentuk dan ukuran

pons dan lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massa kompak dengan bentuk tertentu. Unit tablet

dalam satu batch harus mempunyai keseragaman bobot, keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang

harus memenuhi syarat. Ketentuan lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus

homogen dan massa kempa harus mengalir lancar ke lubang kempa.

Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar yang telah

proses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri dari campuran

zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah atau kering atau tergantung pembuatan,

dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan eksipien. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien

saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan

pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat. Massa kempa yang baik

memiliki sifat-sifat :

memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong ke lubang kempa

sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat

memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang kempa selalu dalam bobot

dan volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa menghasilkan tablet yang kompak

memiliki kompressibilitas yang baik

memiliki kompaktibilitas yang baik

memiliki kandungan zat aktif yang homogen dan serba sama

Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang lebih besar

atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogen dari

segi kadar, ukuran, serta bentuk partikel. Adapun fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan

kompressibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang

tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, serta mengurangi debu. Untuk beberapa zat

aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa.

Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya proses pembuatan tablet melalui

proses granulasi, tapi sering timbul beberapa kendala yang disebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau

eksipien.

14

Page 15: materi tentang tablet

Cara membuat granul ad 2 macam :

1. Cara basah

2. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion

PEMBUATAN GRANUL

1. Cara Basah

Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik – bai,laludibasahi dengan larutan bahan

pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu diayak menjadi granul,dan dikeringkan

dalam lemari pengering pada suhu 40⁰ - 50⁰.Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul

dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dalam

mesin tablet.

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien.

Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin

besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan

dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan

homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell,

dan blender.

3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat

Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga membutuhkan alat yang

dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer dan planetary mixer.

4. Pengayakan

Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh

yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.

5. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan. Granul kemudian

dikeringkan dalam oven.

6. Pengayakan

Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan porositas yang lebih

kecil dari yang sebelumnya.

15

Page 16: materi tentang tablet

7. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan

menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.

8. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul

menjadi tablet.

2. Cara kering

Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan pelicin dicampur dan dibuat

dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging),setelah itu tablet yang terjadi dipecah

menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi teblet yang dikehendaki dengan mesin

tablet.

Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :

Mesin Slug

Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk,

kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.

Mesin Rol

Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara hidrolik untuk menghasilkan

massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling hingga diperoleh granul dengan ukuran yang

diinginkan.

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien.

Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin

besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan

dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan

homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell,

dan blender.

3. Slugging

Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan dengan punch

berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.

4. Penghancuran

16

Page 17: materi tentang tablet

Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk selanjutnya dilekukan

pengayakan.

5. Pengayakan

Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh

yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.

6. Penambahan Penghancur dan Lubrikan

Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan

menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.

7. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul

menjadi tablet.

KEMPA LANGSUNG

Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang memerlukan

eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Kempa langsung

dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah maupun kering. Walaupun

demikian perubahan sifat fisik bahan pengisi dapat merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk

dikempa secara langsung. Metode ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan

kompressibilitas baik. Selain itu kempa langsung dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak mungkin

dilakukan dengan metode granulasi basah (tidak tahan lembab dan panas) dan granulasi kering (yang

melibatkan kompresi tinggi).

Proses Pembuatan :

1. Penghalusan

Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien.

Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin

besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan

dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.

2. Pencampuran

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan

homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell,

dan blender.

3. Pengempaan Tablet

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul

menjadi tablet.

17

Page 18: materi tentang tablet

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE TABLET

a) Granulasi Basah

Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi basah :

dapat meningkatkan kohesifitas dan kompressibilitas serbuk dengan penambahan bahan

pengikat

dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit dikompressi

distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan dosis kecil

zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan pengikat

serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk)

Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi basah :

membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak

memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke proses lainnya

tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab

b) Granulasi Kering

Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi kering :

memerlukan tahap proses yang lebih sedikit dibandingkan metode granulasi basah

waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat

tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya

dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan lembab

Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi kering :

perlu mesin khusus untuk membuat slug

tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen

tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut

keseragaman kandungan lebih sulit dicapai

KEMPA LANGSUNG

Keuntungan pembuatan menggunakan metode kempa langsung :

kempa langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat

keperluan akan alat, ruangan, dan waktu lebih sedikit

18

Page 19: materi tentang tablet

dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif karena tablet langsung mengalami disintegrasi

menjadi tablet

Kerugian pembuatan menggunakan metode kempa langsung :

harga eksipien yang dibutuhkan cukup mahal karena dibutuhkan eksipien yang memiliki

aliran, kompressibilitas, serta ikatan antar partikel yang baik

eksipien dan zat aktif harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet yang dihasilkan

mempunyai keseragaman kandungan yang baik.

MASALAH MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET

Beberapa permasalahan dalam pembuatan tablet adalah sebagai berikut : (Lachman 1994 : 673-680) :

1. Capping

Caping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah tablet dari

badan tablet. Umumnya disebabkan oleh adanya udara yang terjadi dalam ruang die dan

penyebab lain yaitu kelebihan granul, over lubrikasi atau kurang rubrikan.

2. Laminasi

Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih. Umumnya keretakan atau

pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam atau hari kemudian.

3. Chipping

Chipping adalah keadaan pada bagian bawah tablet terpotong yang disebabkan oleh ujung punch

bawah tidak rata dengan permukaan atas die.

4. Cracking

Cracking adalah keadaan tablet pecah, lebih sering di bagian atas tengah. Cracking merupakan

akibat lanjut dari permukaan atas die.

5. Picking

Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch

yang disebabkan pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang dikompresi

adalah bahan berminyak/lengket.

6. Sticking

19

Page 20: materi tentang tablet

Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang

bersih, tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.

7. Mottling

Mottling adalah keadaan distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.

8. Binding

Binding adalah lubrikasi yang tidak memadai.

EVALUASI SEDIAAN GRANUL

Uji Waktu Alir

Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu ditimbang 100g

granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian

bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemuian dicata waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui

corong tersebut dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang

diperlukan kurang lebih atau sama dengan 10 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir

yang baik adalah lebh besar dari 100 gram/detik.

Persen Kompressibilitas

Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul,

yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian

diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya.

(Lachman, 1994:682-683)

Kompresibilitas = Vo−Vi

Vo x 100 %

Vo = Volume awal granul

Vi = Volume granul setelah diketukkan

Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)

% Kompressibilitas Daya Alir

5-15

12-16

18-21

23-35

Baik sekali

Baik

Sedang- dapat lewat

buruk

20

Page 21: materi tentang tablet

33-38

>40

sangat buruk

sangat buruk sekali

EVALUASI SEDIAAN TABLET

Uji waktu hancur

Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester

(disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan

lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih

dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur

sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji

harus hancur sempurna (Indonesia, 1995, 1087)

Prosedur kerja uji waktu hancur (Indonesia, 1976:6)

1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu masukkan satu cakram

pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air bersuhu 370 ± 20C sebagai media kecuali

dinyatakan lain dalam monografi.

2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat

Uji keseragaman bobot

Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung

bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang mempunyai penyiampangan

lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan

bobot lebih besar dari kolom B. (Indonesia, 1979:6)

Tabel persyaratan penyimpangan bobot tablet.

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg-150 mg 10% 20%

151 mg-300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Uji keseragaman ukuran

21

Page 22: materi tentang tablet

Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selam percetakan, perubahan ketebalan

merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul ke dalam die.

Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran adalah jangka sorong.

Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut (FI ED III 1976:6)

1. Diambil 10 tablet

2. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal

tablet.

Uji kekerasan

Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses produksi,

pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet

sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang

digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel, 1989:255)

Prosedur kerja uji kekerasan :

1. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan.

2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada tablet.

3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan

tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram.

Uji kerapuhan

Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami

oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan. Prinsip pengukurannya

adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar

dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test

(Lachman, 1994:654)

Prosedur kerja uji kerapuhan :

1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil

2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo

3. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit dengan

kecepatan 25 rpm

4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil

5. Ditimbang bobot tablet = Wf

6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus :

22

Page 23: materi tentang tablet

F = Wo – Wf x 100%

Wo

Ket : F = indeks kerapuhan

Wo= bobot awal

Wf= bobot akhir

23