Materi Tartil Vi Rev

22
MATERI TARTIL VI LEMBAGA KURSUS AL QUR’AN YAYASAN MASJID AL FALAH SURABAYA

description

materi tartil 6

Transcript of Materi Tartil Vi Rev

Page 1: Materi Tartil Vi Rev

MATERI TARTIL VI

LEMBAGA KURSUS AL QUR’AN

YAYASAN MASJID AL FALAH

SURABAYA

Page 2: Materi Tartil Vi Rev

I. MENGENAL ISTILAH- ISTILAH DALAM QIRO’AT

1. At Tahqiq, At Tashil, Al Ibdal, Al Isqoth, An Naql, dan Al Idkhol (berkaitan dengan Hamzah).

At Tahqiq ( التحقيق) Nyata + IdzharSecara bahasa berarti meneliti, menguatkan atau menekankan.

Dan secara istilah ialah melebihkan dalam mengucapkan sesuatu menurut hakekat dan keaslian yang terkandung padanya. Maksudnya adalah mengucapakan Hamzah yang keluar menurut makhrojnya yaitu dari tenggorokan diucapakan dengan sempurna tanpa sedikitpun bercapur wawu atau ya’.

Contoh : د� �ؤ�ي �م� ي ك �ب �ؤ�ن �ذ�ا ا �ئ ا

At Tashil (التسهيل )Menurut bahasa artinya memudahkan, juga berarti merubah.

Adapun menurut istilah ialah mengucapkan hamzah antara hamzah dan mad. Apabila hamzah itu fathah maka tashilnya adalah antara hamzah muhaqqoqoh (tahqiq) dan alif. Apabila Hamzah berharokat kasroh maka tashilnya antara hamzah dan ya maddiyah, sedang hamzah yang berharokat dlommah maka tashilnya antara hamzah dan wawu maddiyah. Bisa juga tashil itu berbunyi antara hamzah dan ha’. Semua Mad farqi boleh di baca tashil

Al Ibdal ( االبدال )Al Ibdal sering juga disebut dengan badal (bukan Mad Badal).

Secara bahasa al Ibdal berarti mengganti, yaitu mengganti tempat yang lain dengan sesuatu. Maksudnya meletakkan huruf mad yakni mengibdalkan alif, wawu, dan ya’ pada tempat hamzah sebagai ganti hamzah tersebut, sesuai dengan harokat sebelumnya

Ibdalnya Lafadl

�خ�ذ�و�ه�ا �ا �ت ل �خ�ذ�و�ه�ا �ا �ت ل�س� �ي ب �س� �ئ ب�و�ذ�ن� ي �ؤ�ذ�ن� ي�و�ذن� ي م�ؤ�ذن&

�ن� �ي �ت ف�ي �ن� �ي �ت ف�ئ�ب� �ا �ي ه�د�اء�و��ذ� و�ال الش, �ب� ا �ي............� و�ال

�ذ� ه�د�اء�ا الش,

Al Isqoth ( االسقاط )Arti dari isqoth adalah menggugurkan atau membuang,

menyingkirkan. Secara istilah ialah membuang atau menghilangkan salah satu dari dua hamzah, biasanya yang dibuang adalah hamzah pertama atau kedua yang bertemu dalam dua kalimat. Sehingga tinggal satu hamzah.

Page 3: Materi Tartil Vi Rev

Contoh : ص�ح�اب� ��ا �ق�ا �ل �ق�اء�اص�ح�اب� ت �ل ت الله� - �م�ر� اء�ا ج� - الله �م�ر� اء�ا ج�

An Naql ( النقل )An Naql artinya memindahkan. Adapun menurut istilah adalah

memindahkan hamzah dan harokatnya, memindahkan kharokat huruf sukun atau tanwin yang terletak sebelumnya.

Menjadi Lafadl�ك� ه�ل و�ام�ر� و� م�ر� � �ك� � ه�ل

�م� ن� � �ت ن ن� م�� �ت �ن�ر� ي � خ� �م�ال ن �ر& ي � خ� �م�ال

ه�و�د= �ذ�� ش� ن هو�د=ا ذ� ش�ل� �ن� ف�س� @ذ�ي ال �ل� ئ �ن� ف�س� @ذ�ي ال

Al Idkhol ( االدخال )Menurut bahasa artinya memasukkan. Adapaun istilahnya yaitu

memasukkan satu alif diantara dua hamzah dalam satu kalimat. Yakni memanjangkan hamzah pertama dan mentashilkan hamzah kedua. Contoh :

�م� ف�ق�ت �ش� - ء�ا ء�أ �م�� ف�ق�ت ء� ش� �ق�ي� � ا _ ء� ل �ق�ي� � ل

2. Al Fathu, Al Imalah dan At Taqlil

Al Fathu ( الفتح )Yang dimaksud al Fathu disini ialah fathah yang seperti kita

kenal. Perlu kami sebutkan disini karena di antara para qurro’ ada yang membaca dengan fathah saja, ada yang membaca dengan fathah dan imalah, ada yang membaca dengan fathah dan taqlil, ada juga yang membaca dengan fathah, imalah dan taqlil semuanya. Fathah disini berkaitan dengan kalimat-kalimat yang berakhiran dengan Ya’ atau alif yang berasal dari ya’. Seperti :

�ا � ي - ح� �ا – و�ح�ى � �ي الق�ص�و�ى – الد�ن Al Imalah ( االماله )

Secara bahasa artinya memalingkan atau membengkokkan. Imalah ada dua macam imalah kubro dan imalah sughro. Imalah kubro ialah pengucapan fathah menuju kasroh atau mengucapkan antra fathah dan kasroh, sehingga bunyinya terdengar seperti huruf ”e” kalau dalam bahasa Indonesia, seperti kata elok, bebas, dan medan. Inilah yang dimaksud memiringkan atau membengkokkan, tidak fathah dan tidak pula kasroh.

Al Taqlil ( التقليل )

Page 4: Materi Tartil Vi Rev

Taqlil disebut juga imalah sughro, taqlil ialah pengucapan lafadh antara fathah dan imalah. Secara bahasa taqlil berarti mengurangi, memperkecil atau menyedikitkan. Kalau dalam bahasa Indonesia ”e” juga, tapi berbeda dengan yang diatas. Disini seperti dalam kata emas, tenang, dan selam. Diantara para qurro’ ada yng mengimalahkan dan ada pula yang tidak. Yang tidak membaca imalah sama sekali adalah Ibnu Katsir dan Abu Ja’far.sedangkan yang mengimalahkan terbagi dua.

Pertama yang sedikit yaitu : Qolun, Ibnu Amir, Ashim dan Ya’kup.

Kedua yang banyak yaitu : Warsy, Abu Amru, Hamzah, Al Kisa’i dan Khalaf, Ya’kub, Ibnu Amir dan Ashim. Sementara qolun dan Abu Amru membaca dengan imalah dan taqlil.

3. At Tarqiq, At Tafkhim dan At Taghlidh At Tarqiq ( الترقيق )

At Tarqiq asal kata Ar Riqqoh ( ق�ها لر�� ) artinya tipis. Maksudnya menipiskan atau menguruskan. Yakni menipiskan huruf yang diucapak gemanya tidak sampai memenuhi mulut. Lawannya adalah tafkhim dan taghlidh. Tarqiq ini biasa dipakai untuk ro’ dan imalah ro’.

At Tafkhim ( التفخيم )Tafkhim artinya menggemukkan atau membesarkan. Diibaratkan dengan suatu kegemukan yang masuk pada huruf jika diucapkan gemanya memenuhi mulut. Tafkhim disini juga berkaitan dengan ro’.

`At Tanghlidh ( لتغليظا )Dia sama dengan tafkhim tetapi lebih tepat jika diartikan dengan

menebalkan atau menguatkan. Para ulama qiroat mengatakan tafkhim dan taghlidh itu sama. Menggarisbawahi bahwa tafkhim itu untuk ro’ dan taghlidh untuk lam. (Lihat manhaj Warsy).

4. Al Ikhtilas dan Al Ikhfa’ ( االخفاء و االختالس )Keduanya adalah mutarodif (sinonim). Ikhtilas ialah pengucapan

harokat dengan cepat sehingga yang mendengar harokat huruf tersebut telah hilang. Atau mengucapakn huruf sepertiga harokat.

Adapun ikhfa’ artinya menyamarkan. Yakni menyamarkan huruf berharokat sehingga terkesan huruf tersebut seperti tidak berharokat. Sebagian yang lain mengatakan bahwa ikhfa’ dan ikhtilas sama dengan roum. Sebagaimana para qurro’ membaca dengan roum pada

�ا ) �ام�ن �ت .di surat Yusuf ayat 11 ( ال

5. Al Waqf, As Sakt dan Al Qoth’

Al Waqf ( لوقفا )Secara bahas berarti berhenti. Maksudnya berhenti pada akhir

kalimat atau akhir ayat dalam sesaat atau beberapa saat untuk mengambil nafas kemudian melanjutkan bacaan kembali. Baik dari

Page 5: Materi Tartil Vi Rev

huruf tempat ia berhenti atau dari sebelumnya atau sesudahnya. Waqof harus disertai dengan bernafas meskipun sedikit sehingga orang mendengarnya tahu bahwa ia benar-benar berhenti. Dan waqof harus diakhir kalimat tidak bisa di tengah kalimat.

As Sakt ( السكت )Saktah artinya diam. Saktah dibagi dua, saktah pada hamzah

dan saktah pada yang lainnya. Definisi saktah yang pertama adalah memutuskan suara pada huruf sukun atau tanwin yang berhadapan dengan hamzah dalam sesaat dengan kadar dua harokat tanpa mengambil nafas. Diantara para qurro’ yang paling banyak membaca dengan saktah adalah Hamzah.

Adapun saktah yang kedua yaitu memutuskan bacaan atau diam berhenti sejenak tanpa bernafas dengan kadar dua harokat pada kalimat-kalimat tertentu dalam Al-Qur’an. ( Hafs menurut thoriq Asy Syathibiyah.

ا- م=ا ع�و�ج= (Q.S. Al-Kahfi : 1-2) ق�ي

�ا م�ر�- ( Q.S. Yasin : 52) ه�ذا ق�د�ن

اق م�ن�- ( Q.S. Al-Qiyamah:27) ر�

�ل�- ان� ب ( Q.S. Al-Mutoffifin : 14) ر�Saktah ini juga biasa disebut saktah latifah (saktah ynga halus) karena hanya sebentar dan qori’ tidak mengambil nafas sat berheni.

Al Qoth’ ( القطع )Al Qoth’ artinya memotong atau memutus. Maksudnya

memutuskan bacaan dan meninggalkannya untuk keperluan lain dalam waktu yang tidak tertentu. Dan jika ia hendak membaca lagi ia mesti memulai dengan membaca ta’awudz dan basmalah sebagaimana yang disunnahkan.

Al Qoth’ berbeda dengan waqof karena al Qoth itu untuk menyudahi bacaan. Sedangkan waqof hanya berhenti sebentar untuk mengambil nafas dan melanjutkan bacaan kembali. Dan al qoth’ harus di akhir ayat. Sedangkan waqof bisa di akhir ayat atau di tengah ayat.

6. Antara akhir Al Anfal dan Awal At TaubahSeluruh qurro’ sepakat cara membaca antara akhir surat Al Anfal

dan awal surat At Taubah. Semuanya mempunyai tiga cara. Yaitu al qoth’, as saktah dan al washl. Dan masing-masing tanpa basmalah.

Untuk menyambung akhir surat al Anfal dengan awal surat at Taubah (Al Washl) sebagaimana membaca ayat tanpa berhenti. Contoh:

…… Karena akhir al Anfal tanwin dan awal at Taubah huruf ba’ maka

harus dibaca iqlab jika ingin menyambungnya.

Page 6: Materi Tartil Vi Rev

7. Ya’ Al Idlofah ( االضافه ياءت )Ya’ Idofah menurut istilah pada qurro’ adalah ya’ zaidah

(tambahan) yang menunjukkan atas mutakallim. Dan dia bersambung dengan isim, fi’il dan huruf. Seperti pada kalimat :

ى � �ى� ن �ى - ل �ج�د�ن ت - - س� �ر�ى و�ز�ع�ن�ى � �ف�س�ى - ذ�ك - ن

8. Ya’ Az Zawaid ( الزوائد ياءت )Para ulama’ qiroat mendefinisikan ya’at az Zawaid adalah ya’

tambahan yang terdapat pada akhir kalimat yang tidak terdapat pada rosm mushaf dan dibaca oleh sebagian qurro’ yang mengitbatkannya.

Dinamakan zawaid atau zaidah (tanbahan) karena pada dasarnya ia tidak tertulis dalam mushaf Usmani namun ia dibaca oleh sebagian qurro’

Perbedaan antara ya’at az zawaid dan ya’at al idhofah ada empat yaitu : a. Ya’at az Zawaid berada di isim, seperti : ( الد�اع� الج�و�ار� ).

Dan yang di fi’il seperti : ( ا م�ا@ �ن �غ� ك �ب �و�م� – ن �اث� ي ي ). Dan yng di huruf tidak ada, berbeda dengan ya’at al idhofah yang bisa diisim, fi’il dan huruf.

b. Ya’at az Zawaid tidak tertulis di mushaf Usmani, berbdeda dengan ya’at al idhofah yang terdapat dan tertulis di dalam mushaf.

c. Perbedaan dalam masalah ya’at az zawaid di antara para qurro’ berkisar antara al hadzf (membuang) dan al itsbat. Sedangkan perbedaan dalam masalah ya’at al idhofah berkisar atara fathah dan sukun.

d. Ya’at az zawaid kadang-kadang asli bisa juga berupa

tambahan. Yang asli contohnya : ا م�ا@ �ن �غ� ك �ب �و�م� – ن �اث� ي لد�اع�ا ي Yang tambahan contohnya :

II. LIMA KAIDAH RASM MUSHAF AL IMAM

Mushaf-mushaf yang telah disebar luaskan di semua pelosok itu berbeda-beda rosemnya, ada yang dibuang hurufnya, ada yang ditetapkan, ad aula yang ditambahkan, dan ada yang dikurangi.

Para ulama’ menamakan nashah mushaf induk dengan nama ”Rosm Utsmany”.

Beberapa kaidah Rosm Utsmany (Rosm Mushhaf Al Imam) antara lain :

1. Al Hadzfu ( الح�ذ�ف�) Al Hadzfu artinya membuang atau meniadakan huruf yang berada pada

kalimat. Huruf yang dibuang adalah Alif, Wawu, Ya’, Lam dan Nuns.

Page 7: Materi Tartil Vi Rev

a. Meniadakan alif, maksudnya ialah kalimat yang beralif ditulis tanpa alif dibeberapa tempat. Alif yang berbentuk hamzah washol seperti yang

tertulis pada kata &م �س� : pada lafadh ا

- -

b. Meniadakan Wawu, Maksudnya ialah kalimat yang berwawu ditulis tanpa wawu, yaitu ada tiga tempat :

- Kalimat yang berwawu ganda ditulis dengan satu wawu, seperti:

-

c. Meniadakan Ya’, kalimat yang berhuruf ya’ ditulis tanpa ya’d. Meniadakan Lam, kalimat yang berhuruf lam tidak ditulis dengan lam, e. Meniadakan Nun, kalimat yang berhuruf nun ditulis tanpa nun,

2. Az Ziyadah ( �اد�ة� الز�ي )Az Ziyadah artinya menambah, maksudnya memambah disini adalah

menetapkan pada suatu kata, tetapi tidak dibaca ketika washol atau ketika waqof. adapun huruf-huruf ziyadah yaitu : Alif, Wawu dan Ya’.

3. Al Hamzu ( اله�م�ز� )Bentuk Hamzah maksudnya ialah menulis dan merosemkan Hamzah (ء )

dengan bentuk huruf Alif, Ya, atau Wawu, kadang-kadang tanpa bentuk sama sekali. Kaidah bentuk hamzah terbagi menjadi 4 (empat) bagian, Yaitu :

a. Bentuk Hamzah dipermukaan kalimat.b. Bentuk hamzah ditengah-tengah kalimatc. Bentuk hamzah diakhir kalimatd. Pengecualian.

Page 8: Materi Tartil Vi Rev

4. Al Badlu ( د�ل�� ( البMengganti Huruf, maksudnya ialah mengganti huruf dengan huruf yang

lain. Mengganti ( االبدال ) terbagi menjadi lima bagian yaitu :

a. Mengganti alif dengan Wawub. Mengganti alif dengan Ya’c. Mengganti Nun dengan Alifd. Mengganti Ha’ Ta’nits atau Ta’ Marbuthoh dengan Ta’ maftuhah.e. Kalimat yang huruf ketiganya terdiri dari Wawu diganti dengan alif

5. Al Washlu wal Fashlu ( الف�ص�ل� و� الو�ص�ل� )Alwaslu wal Fashlu artinya ialah kata tersambung dan terputus.

Tersambung maksudnya ialah menulis dua kalimat yang tersambung. Contoh:

�ن� � ا @ + ال �ال = اTerputus maksudnya ialah menulis dua kalimat dengan terputus, seperti :

�م�ا �ن �ن� أي �ي + م�ا = أCatatan :Para sahabat dalam menasakh atau mengkopy muskhaf Induk menjadi beberapa muskhaf yang telah dikirimkan kesemua penjuru kota. Ada perbedaan naskah kalimatnya, maksudnya ada kalimat yang terputus dan ada pula kalimat tersambung dengan kalimat huruf lain. Karena penukilannya berbeda-beda. Oleh karena itu, kaidah tersambung dan terputus tidak menjadi kaidah untuk semua muskhaf.

AL MAQTHU’ DAN AL MAUSHUL

Al-Maqthu’ berarti yang terputus yakni dua kalimat yang ditulis terpisah atau

terputus, sedangkan Al Maushul berarti yang bersambung, yakni dua kalimat ditulis

bersambung menjadi satu.

Al-Maqthu’ dan Al-Maushul ini khusus ada dalam penulisan Ustman (Rosm

Ustmani). Manfaat mengetahui Al-Maqthu’ dan Al-maushul adalah untuk melihat

dimana qori’ harus berhenti apabila kehabisan nafas. Seperti kata yang terpisah �ن� �ي ا

boleh berhenti pada م�ا �ن� �ي di waktu dlarurot, dan pada kata yang bersambungا

�م�ا �ن �ي �ن� tidak boleh berhenti pada kata ا �ي �م�ا tetapi harus berhenti pada kata ا �ن �ي . ا

Tabel Al Maqthu’ dan Al Maushul

الموصول المقطوع Dari Ayat

@ �ال ا �ن� � ا ال Al-A’rof 105 , An-Najm 38

�م@�ا ا �ن� م�ا ا Ar-Ro’du 40, Al An’am

Page 9: Materi Tartil Vi Rev

ع�م@ا م�ا ع�ن� Al-A’rof ,

م�م@ا م�ا م�ن� An-Nisa’ , Al-Baqoroh 30

@م� �ل ا �ن� �م� ا ل Al-Balad 7, Al-Baqoroh 24

@م�ا �ن ا �ن@ م�ا ا An-Nahl 95, Al-An’am 137

�م�ا �ث ي ح� �ث م�ا ح�ي Al-Baqoroh 144

@م�ا �ل ك �ل@ م�ا ك An-Nisa’ 91

م�ا �س� �ئ ب �س� �ئ م�ا ب Al-Baqoroh 90

�م�ا ف�ي م�ا ف�ى As-Syuaro’146, Al-Baqoroh 234

�م�ا �ن �ي ا �ن� �ي م�ا ا Al-Baqoroh 148, 115

@ن� �ل ا �ن� �ن� ا ل Al-Fath 12, Al-Qiyamah 3

= �ال �ي ك �ي � ك ال Al-Hasr 7, Ali Imron 153

Contoh : Lafadh Al Maqthu’ (Terputus)

1. Al-A’rof : 169

2. An-Nisa’ (4) : 109

3. Al-An’am (6) : 134

4. As-Syu’ara’ (26) : 136

5. Al-Baqoroh (2) : 148

Contoh : Lafadz Al Maushul (Bersambung)

1. An-Najm (53) : 38

2. An-Naml (27) : 62

3. An-Nahl : 95

4. Al-Baqoroh (2) : 234

5. Al-Ahzab (33) : 61

Page 10: Materi Tartil Vi Rev
Page 11: Materi Tartil Vi Rev

III. BACAAN TAKBIR DIANTARA DUA SURAT

Takbir adalah dzikir yang disunnahkan, yakni membaca takbir diantara dua

surat. Barang siapa membacanya maka bagus baginya, dan barang siapa yang

meninggalkannya, maka tidak berdosa. Takbir itu seperti Isti’adah atau Ta’awud

bukan termasuk Al-Qur’an, oleh karena itu tidak akan dijumpai dalam Al-Qur’an.

Apabila qori’ (pembaca) hampir khatam (Juz 30), sudah dampai pada surat

Ad-Dhuha, maka disunnahkan membaca takbit sampai akhir surat An-Naas.

Kemudian diteruskan membaca surat Al-Fatihah dan al-Baqoroh ayat 1-5.

sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Ubai bin Ka’ab ra.

�ان� �ي, ك @ب ل@ى الن ه� الل..ه� ص..� �ي..� iم� و� ع�ل ل �ذ�ا س..� � : إ أ ر� ل� ق..� و�ذ� ق..� �ع..� ب ا ر� ب..�

@اس� � الن أ ة� ق�ر� �ح� �ف�ات �ل�ى ال �ه� ا �ح�و�ن� ق�و�ل �م�ف�ل الArtinya: Bahwa Nabi SAW apabila selesai membaca “Qul A’udzu birobbin Nas” lantas beliau

membaca Surat Al-Fatihah sampai dengan �

A. Kalimat Takbir

�ر� الله�-1 �ب �ك ا

2-� �ه� ال �ل @ ا �ال �ر� الله� و� الله� ا �ب �ك ا

3-� �ه� ال �ل @ ا �ال �ر� الله� و� الله� ا �ب �ك �ح�م�د� لله� و� ا ال

Page 12: Materi Tartil Vi Rev

B. Cara memulai membaca Al Qur’an

Cara membaca Isti’adzah dan takbir.

1. Memutus semuanya ( ع ق�ط�ع�� �ج�م�ي ال )

Membaca ta’awudz waqof, Takbir waqof, Membaca bismilah waqof,

kemudian memulai awal surat.

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� الله الر� �ر �ب �ك � ا م �س� الرح�من� الله� ب

� �م ي ح� و�الض�حى الر�

2. Memutus Awal dan Menyambung ke dua �ى و�ص�ل� االول ) �ان الث

( ق�ط�ع�

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� �ر الله الر� �ب �ك �ا م �س� ب الرح�من� الله�

� �م ي ح� و�الض�حى الر�Membaca ta’awudz waqof, takbir waqof, menyambung basmalah

dengan awal surat.

3. Menyambung awal dan memutus kedua. ( �ن�ى وق�ط�ع� االول و�ص�ل� الث )

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� الله الر� �ر �ب �ك � ا م �س� الرح�من� الله� ب

� �م ي ح� و�الض�حىالر�Ta’awudz waqof, menyambung takbir dengan basmalah waqof, memulai

awal surat.

4. Menyambung semuanya ( ع و�ص�ل�� الج�م�ي )

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� الله الر� �ر �ب �ك � ا م �س� الله� ب

� الرح�من� �م ي ح� و�الض�حى الر�Ta’awud waqof, menyambung takbir dengan basmalah dan awal surat.

5. Memutus semuanya ( ع ق�ط�ع�� �ج�م�ي ال )

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� �ر الله الر� �ب �ك �ا م �س� ب الرح�من� الله�

� �م ي ح� و�الض�حى الر�

Page 13: Materi Tartil Vi Rev

Menyambung isti’adzah dengan takbir waqof, basmalah waqof, dan

memulai awal surat.

6. Memutus awal dan menyambung ke dua ( �ن�ى وق�ط�ع� االول و�ص�ل� الث )

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� �ر الله الر� �ب �ك �ا م �س� ب الرح�من� الله�

� �م ي ح� و�الض�حى الر�

7. Menyambung awal dan memutus kedua. ( �ن�ى وق�ط�ع� االول و�ص�ل� الث )

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� ر الل..ه ال..ر� �ب..� �ك � ا م �س..� ال..رح�من� الل..ه� ب

� �م ي ح� و�الض�حى الر�

8. Menyambung semuanya ( ع و�ص�ل�� الج�م�ي )

�لله� �ع�و�ذ�ب ط�ان� م�ن� ا � الش� �م ي ج� ر الل..ه ال..ر� �ب..� �ك � ا م �س..� ال..رح�من� الل..ه� ب

� �م ي ح� و�الض�حى الر�C. Takbir Di Antara Dua Surat

1. Akhir surat waqof, menyambung takbir dengan basmalah waqof dan

memulai awal surat.

ر الله� �ب �ك ا

2. Akhir surat waqof, menyambung takbir dengan basmalah dan surat

berikutnya. ( Cara seperti ini tidak boleh untuk antara surat An Naas dan

Al Fatihah ).

ر الله� �ب �ك ا

(Cara no. 1 & 2 tidak boleh untuk antara surat An Naas dan Al Fatihah ).

3. Menyambung surat pertama dengan takbir, basmalah waqof, dan

kemudian membaca surat berikutnya.

Page 14: Materi Tartil Vi Rev

ر الله� �ب �ك ا

4. Menyambung surat pertama dengan takbir, dan menyambung basmalah

dengan awal surat berikutnya.

ر الله� �ب �ك ا

( Cara no. 3&4 tidak boleh untuk antara surat Al Lail dan Adz Dhuha ).

IV. CARA MENGHATAMKAN AL QUR’AN

Tiga cara umum mengkhatamkan surat dalam Al Qur’an. Antara surat Al Lail dengan surat Ad Dhuha, antara Ad Dhuha dengan surat Al Insyiroh, dan antar surat An Naas dengan Al Fatihah. Tiga cara tersebut yaitu :

1. Memutus Semuanya ( ع ق�ط�ع�� �ج�م�ي ال )

Waqof pada akhir surat ( Al Lail), membaca takbir waqof, basmalah

waqof, kemudian memulai membaca awal surat berikutnya (Ad Dhuha).

ر الله ا ك�ب

2. Memutus Awal dan Menyambung Akhir ( ى و�و�ص�ل� االول� �ان الث

( ق�ط�ع�

Waqof pada akhir surat ( Al Lail), membaca takbir waqof, kemudian

basmalah disambung dengan awal surat (Ad Dhuha).

ر الله ا ك�ب��

3. Menyambung semuanya ( ع و�ص�ل�� الج�م�ي )

Menyambung akhir surat (Al Lail) dengan takbir, basmalah dan awal

surat (Ad Dhuha).

ر الله ا ك�ب

Page 15: Materi Tartil Vi Rev