Materi Siroh
-
Upload
santi-sri-rahayu -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of Materi Siroh
SSQ 1
25 Nabi dan Rasul
Indikator Keberhasilan :
Santri hafal 25 Nabi dan Rasul
Santri mengetahui kisah (secara umum) dari setiap nabi dan rasul
Nabi Adam
Nabi Adam diyakini sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bumi.
Sebagai pasangan Nabi Adam adalah Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi
Adam. Mereka diturunkan ke bumi karena telah berbuat kesalahan akibat godaan iblis/syetan,
Adam dan Hawa dikaruniai dua pasangan putra-putri yang bernama Qabil dan Iklima,
kemudian Habil dan Labuda. Qabil bersifat kasar, sedangkan Labuda bersifat lembut, Kedua
sifat inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal dalam sifat-sifat dasar manusia.
Nabi Ayub
Nabi Ayub dikenal seorang yang kaya raya dan sangat dermawan. Namun
kesejahteraan ini tidak membuatnya sombong, ini yang mendorong iblis untuk menggodanya.
Ujian pun tiba, seluruh harta kekayaan yang dimiliki Nabi Ayub habis terbakar, setelah itu
Nabi Ayub terserang penyakit kulit hingga 80 tahun lamanya. Namun dia dan istrinya yang
setia, Rahmah, tetap bertawakal kapada Allah SWT. Sampai akhirnya Allah berfirman agar
Nabi Ayub menapakkan kakinya ditanah. kemudian dari tanah tersebut keluar air yang dapat
menyembuhkan penyakit yang dideritanya selama 80 tahun.
Nabi Daud
Figur Nabi Daud memuncak saat dia berhasil membunuh jalut, pemimpin kaum
pemberontak palestina. Nabi Daud kemudian menjadi seorang raja dan berlaku sangat adil.
Di masa kerajaan Nabi Daud tumbuh kuat dan masyarakat menjadi makmur. Suatu saat Nabi
Daud melarang para nelayan untuk tidak melaut di hari sabtu, namun peringatan tersebut
dilanggar, sehingga terjadi bencana gempa yang menewaskan seluruh penduduk.
Nabi Dzulkifli
Sejarah menyebutkan bahwa Nabi Dzulkifli adalah putra Nabi Ayub. Dikisahkan pula
bahwa dia mewarisi sifat sabar ayahnya. Suatu saat beliau ditunjuk menjadi seorang raja
setelah dapat memenuhi persyaratan yang diminta.
Yaitu calon pengganti haruslah seorang yang sanggup berpuasa di siang hari, beribadah di
malam hari, dan bukan seorang yang pemarah.
Nabi Harun
Nabi Harun disebut sebagai partner Nabi Musa. Dia adalah sosok yang cakap
berdakwah, pandai berdiplomasi, dan penuh perhatian. Nabi Harun selalu mendampingi Nabi
Musa dalam berdakwah,. Nabi Harun juga sempat berjuang untuk memberantas
penyembahan berhala yang dipimpin oleh Samiri, salah seorang tukang sihir kerajaan Fir'aun.
Nabi Hud
Nabi Hud tergolong dalam kaum Ad yang terhormat. kehidupan mereka serba maju
dan berkecukupan, namun sayangnya mereka selalu berfoya-foya dan tenggelam dalam
kehidupan fana. Nabi Hud mengingatkan mereka untuk bersyukur dan selalu memohon
kepada Allah SWT, namu mereka menolak. Akhirnya murka Allah datang dengan
menurunkan azab berupa badai gurun selama 7 hari 7 malam. Kaum yang mendengarkan
himbauan Nabi Hud selamat dengan berpindah ke kota Hadramaut.
Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim dikenal sebagai bapak para Nabi. Dia dihormati oleh pemeluk 3 agama,
yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Nabi Ibrahim lah yang membangun Ka'bah di kota Mekkah.
Keyakinannya yang kuat terhadap Islam dimulai dari pencariannya akan Tuhan, dia sangat
tidak menerima orang-orang disekitarnya yang menyembah berhala, sampai akhirnya dia
dibakar hidup-hidup, namun Allah SWT menurunkan mukjizatnya dengan menyelamatkan
Nabi Ibrahim dari kobaran api.
Nabi Ilyas
Nabi Ilyas tinggal di lembah sungai Yordan dimana penduduknya menyembah
berhala, Nabi Ilyas menyuruh kepada mereka semua untuk meninggalkan berhala, namun
mereka tidak mengindahkannya. Bahkan menantang agar Tuhan yang disembah Nabi Ilyas
menurunkan bencana, dan akhirnya kekeringan melanda daerah tersebut. Setelah beberapa
tahun, Nabi Ilyas dapat meyakinkan kaum tersebut untuk menyembah Allah SWT.
Nabi Ilyasa
Nabi Ilyasa merupakan kerabat dekat Nabi Ilyas. Setelah Nabi Ilyas meninggal, beliau
melanjutkan perjuangan Nabi Ilyas untuk menghalau penyembahan berhala yang kembali
merebak di lembah sungai Yordan. Namun kaum tersebut tidak mau mendengarkan sehingga
terjadi bencana kekeringan kembali melanda mereka.
Nabi Isa
Nabi Isa adalah putra dari Bunda Maryam yang dilahirkan tanpa memiliki suami, Hal
ini menimbulkan kontroversi dan hujatan bertubi-tubi kepada Maryam.
Secara ajaib Nabi Isa yang saat itu masih bayi tiba-tiba berbicara dan menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi. Bahwa penciptaan dirinya diawalai dari kedatangan malaikat jibril kepada
ibunya. Nabi Isa juga memperlihatkan banyak mukjizat lainnya ketika ia tumbuh dewasa,
diantaranya membentuk seekor burung hidup dari sebuah tanah liat, menghidupkan orang
mati, menyembuhkan kebutaan dan mendatangkan makanan yang semula tidak ada dan
menjadi ada. Penyelamatan Nabi Isa dari penyaliban juga merupakan salah satu bentuk
mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT.
Nabi Ishaq
Nabi Ishaq banyak menemani bapaknya yaitu Nabi Ibrahim dalam berdakwah
menyebarkan ajaran Islam.
Nabi Ismail
Nabi Ismail dan keluarganya merupakan orang-orang yang terdahulu melaksanakan
Haji. Suatu saat Nabi Ismail haus dan ibunya bolak-balik dari bukit Safa-Marwah untuk
mencari air, hingga akhirnya keluar sebuah mata air zamzam.
Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, Nabi Ismail digoda oleh Syaitan agar
membatalakan niatnya. Namun Nabi Ismail tidak goyah dan melempar syaitan tersebut
dengan batu. yang saat ini menjadi ritual ibadah haji, yaitu lempar jumrah.
Seperti yang kita ketahui, saat akan disembelih jasad Nabi Ismail digantikan oleh seekor
kambing, yang akhirnya menjadi cikal bakal ibadah Idul Adha.
Nabi Luth
Perjuangan Nabi Luth adalah menyeru kaum sodom untuk kembali ke jalan yang
benar, yaitu meninggalkan homoseksual, kemudian menyembah Allah. Pada akhirnya Allah
SWT berfirman agar Nabi Luth segera meninggalkan pemukimannya dan kemudian ia
menurunkan azab yang pedih kepada kaum tersebut.
Nabi Musa
Kisah pertarungan Nabi Musa dengan Fir'aun merupakan salah satu kisah yang
tersohor. Dikisahkan bahwa Fir'aun merasa terancam dengan keberadaan Nabi Musa yang
menyebarkan ajaran untuk mengesahkan Allah.
Mereka bertarung dan Nabi Musa memenangkannya dengan bantuan tongkatnya, kemudian
ia dan kaumnya dikejar oleh pengikut Fir'aun. namun mereka berhasil lolos dengan bantuan
tongkat Nabi Musa yang dapat membelah lautan.
Nabi Musa mendapat mukjizat kitab Taurat, yang dikenal dengan perjanjian lama yang berisi
ajaran pokok 10 perintah Allah SWT.
Nabi Nuh
Nabi Nuh menyebarkan ajaran untuk menyembah Allah SWT. namun masyarakat
menolak dan menganggapnya gila, Nabi Nuh kemudian diberikan peringatan oleh Allah
bahwa akan terjadi banjir besar yang akan melanda daerahnya. Oleh karena itu Nabi Nuh
diperintahkan untuk membuat sebuah kapal, masyarakat sekitar tetap tidak mengindahkan
peringatan yang disampaikan oleh Nabi Nuh. sehingga mereka akhirnya hanyut dalam banjir
tersebut.
Nabi Shalih
Yang paling dikenal adalah unta betina yang keluar dari batu setelah ia memukulkan
telapak tangannya. Nabi Shalih meminta kepada penduduk setempat untuk tidak mengganggu
unta tersebut dan susunya boleh diperah untuk memenuhi kebutuhan penduduk miskin.
Namun kaum yang tidak menyukainya berusaha membunuh unta itu dan pada akhirnya
mereka dijatuhi azab petir dan gempa.
Nabi Sulaiman
Salah satu keahlian Nabi Sulaiman yang paling menonjol adalah kemampuannya
berkomunikasi dengan binatang. Dia juga merupakan raja yang sangat bijaksana,
kekuasaannya bahkan mencakup bangsa jin.
Nabi Syuaib
Nabi Syuaib menyebarkan ajaran Islam di daerah Madyan, namun masyarakat
Madyan menolak ajaran tersebut hingga akhirnya Allah menurunkan azab berupa petir dan
kilat yang menghanguskan mereka.
Nabi Yahya
Nabi Yahya mengajarkan bahwa kebenaran harus ditegakkan dengan resiko apapun.
Pada riwayatnya dicontohkan saat ia bersikeras melarang pernikahan antara seorang paman
dengan keponakannya sendiri.
Nabi Ya'qub
Nabi Ya'qub adalah kakek moyang para rasul sebelum masa Nabi Muhammad. Sikap
dan cara berpikirnya tentu berpengaruh kepada para rasul keturunannya, serta kaum Yahudi
dan kemudian Nasrani penegak panji keesaan Allah sebelum era Nabi Muhammad SAW.
Nabi Yunus
Nabi yunus berusaha menyebarkan ajaran Allah, namun ia tidak mendapat sambutan
baik dari masyarakat. Dalam perjalanannya menjauhi daerah tersebut karena khawatir akan
dibunuh, kapal yang ia tumpangi diguncang topan dan diputuskan bahwa Nabi Yunus akan
dikorbankan untuk ditenggelamkan ke laut demi keselamatan penumpang lainnya.
Namun mukjizat Allah tiba, Nabi Yunus dimakan oleh seekor ikan yang kemungkinan adalah
ikan paus, dan ditemukan masih hidup didalam perut ikan paus tersebut.
Nabi Yusuf
Nabi Yusuf dikisahkan dalam riwayatnya sebagai seorang pria yang sangat tampan
dan sangat piawai dalam memimpin negaranya. Sejak kecia dia mendapat mimpi yang tidak
biasa dan ketika besar dia dapat mentakwilkan mimpinya tersebut, sehingga dia sangat
dihormati oleh masyarakat sekitarnya.
Nabi Zakaria
Nabi Zakaria dan istrinya, Isya, membaktikan diri untuk menjaga Baitul Maqdis -
Rumah Ibadah peninggalan Nabi Sulaiman di Yerusalem. Nabi Zakaria dikaruniai keturunan
oleh Allah SWT di saat usianya sudah cukup uzur, yaitu sekitar 100 tahun, anak tersebut
adalah Nabi Yahya.
Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah Rasul terakhir, sekaligus sebagai penutup para Rasul-
Rasul sebelumnya. Dia lah yang menyempurnakan ajaran-ajaran Islam.
Mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya sangatlah banyak, salah satunya yang paling
besar adalah Al-Qur'an, yang menjadi pedoman utama kehidupan manusia. Selain itu ada
pula peristiwa Isra Mi'raj yang membawanya bertemu dengan Allah SWT.
SSQ 2
Ulul Azmi
Pengertian Ulul Azmi
Ulu al-Azmi (Arab أولوالعذم) adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki
kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam
menyebarkan agama.
Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang telah diutus oleh
Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul. Tentang gelar
ini telah dijelaskan padaAl-Qur'an Surah Al-Ahqaf ayat 35 dan Surah Asy-Syura ayat 13.
Kriteria Ulul Azmi
Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, di antara lain adalah:
Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah
Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya
Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka
Sebab diberi gelaran Ulul Azmi
1. Mendapat pengiktirafan Allah s.w.t.
2. Memiliki kesabaran yang tinggi semasa berdakwah
3. Sentiasa memohon kepada Allah s.w.t. supaya kaum mereka tidak diturunkan azab
4. Sentiasa berdoa kepada Allah s.w.t. supaya memberi hidayah kepada kaum mereka
5. Memiliki keazaman yang tinggi semasa berdakwah
Dalil al-Quran tentang Ulul Azmi
Firman Allah S.W.T: Maksudnya:
“ "(Jika demikian akibat orang-orang kafir yang menentangmu wahai Muhammad)
maka bersabarlah engkau sebagaimana sabarnya Rasul-rasul "Ulul Azmi" (yang
mempunyai keazaman dan ketabahan hati) dari kalangan Rasul-rasul (yang terdahulu
daripadamu); dan janganlah engkau meminta disegerakan azab untuk mereka (yang
menentangmu itu). Sesungguhnya keadaan mereka semasa melihat azab yang
dijanjikan kepada mereka, merasai seolah-olah mereka tidak tinggal (di dunia)
melainkan sekadar satu saat sahaja dari siang hari. (Penerangan yang demikian)
cukuplah menjadi pengajaran (bagi orang-orang yang mahu insaf). Maka (ingatlah)
tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (derhaka)." (Surah Al-Ahqaaf : Ayat
”
35)[1]
Mengenai lima orang rasul yang diutuskan oleh ALLAH setelah dipilih daripada kalangan
para nabi yang digelar sebagai rasul Ulul Azmi memang dinyatakan dalam Al-Quran
sebagaimana firman ALLAH S.W.T:
“ "Allah telah menerangkan kepada kamu di antara perkara-perkara agama yang Ia
tetapkan hukumnya apa yang telah diperintahkanNya kepada Nabi Nuh a.s. dan yang
telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu (wahai Nabi Muhammad s.a.w.) dan juga yang
telah Kami perintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s. serta Nabi Isa a.s.,
iaitu: Tegakkanlah pendirian agama dan janganlah kamu berpecah belah atau berselisihan
pada dasarnya. Berat bagi orang-orang musyrik (untuk menerima agama tauhid) yang
engkau seru mereka kepadanya. Allah memilih serta melorongkan sesiapa yang
dikehendakiNya untuk menerima agama tauhid itu dan memberi hidayat petunjuk kepada
agamaNya itu sesiapa yang rujuk kembali kepadaNya (dengan taat)." (Surah Asy-Syuraa:
Ayat 13)[2]
Kisah Ulul al-Azmi
Nuh
Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan
mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga,
kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun
usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya
yang bernama Kan’an termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang
membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali
Nuh dan pengikutnya yang beriman.
Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh
perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah
dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua
orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu
dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia
dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia
menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar
dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk
“mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang
di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah
lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja.
Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah seekor domba. selain
itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari
kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.
Musa
Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun, selain itu, dia juga
mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa
akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samirimenyeleweng
dengan menyembah berhala Anak lembu emas. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa,
tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi,
Musa pernah tidak dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.
Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam
menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang
yang miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah,
penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan
kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar dalam keadaan tidak
beralas kaki sambil menangis serta wajahnyatampak pucat karena kelaparan
dan bibirnya tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani
Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah,
tanpa bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?”
Mereka menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab: “Rumahku adalah
tempat ibadah, wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar, pelitaku
adalah bulan di waktu malam dan salat ku di waktu musim dingin di saat matahari terletak
di Timur, bungaku adalah tanaman-tanaman bumi, pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah
takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir,
orang-orang yang sakit, dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku
tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak
menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya bersih dan tidak
tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?”
Muhammad
Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun
dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban
paman Abu Thalib yang merawatnya sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul.
Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri.
Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di
sebuahlembah dikarenakan dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang
berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim.
Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya,
Siti Khadijah.
SSQ 3
Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab: الراشدون atau (الخلفاء Khalifah Ar-Rasyidin adalah
empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam
sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat. Empat orang tersebut adalah
para sahabat dekat Muhammad yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela
ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan Muhammad. Keempat khalifah tersebut dipilih
bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam.[1]
Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi
karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi
Muhammad tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun
penganut paham Syi'ah meyakini bahwa Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi
Thalib, khalifah ke-4 bahwa Muhammad menginginkan keturunannyalah yang akan
meneruskan kepemimpinannya atas umat Islam, mereka merujuk kepada salah satu hadits
Ghadir Khum.
Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang khalifah pertama Islam,
namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang
memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat orang tersebut di atas, tetapi dapat
mencakup pula para khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan
petunjuk al-Quran dan sunnah. Salah seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama dapat
diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8.
Abu Bakar ash-Shiddiq RA
Pasca meninggalnya Rasulullah SAW, kaum Anshar (penduduk asli Madinah), berkumpul di
Saqifah bani Saa’idah. Bukan sekadar berkumpul, tapi mereka sedang mendulang dukungan
kepada Sa’ad bin Ubaidah RA sebagai pimpinan, menggantikan Nabi. Peristiwa tersebut
didengar oleh Umar bin Khaththab. Umar lalu memberitahukan kepada Abu Bakar ash-
Shiddiq. Lalu, Umar dan Abu Bakar mengajak Abu Ubaidah RA menuju ke Saqifah bani
Saa’idah.
Sesampainya di sana, jumlah umat semakin banyak, dan di depan umat itulah Abu Bakar
berpidato agar umat memilih Umar atau Abu Ubaidah. Tapi keduanya menolaknya. Bahkan
Umar dan Abu Ubaidah bersepakat untuk membaiat Abu Bakar. Belum juga mereka
menjabat tangan Abu Bakar, Basyir bin Sa’ad yang berasal dari kaum Anshar, menjabat
tangan Abu Bakar dan langsung membaiatnya. Dari sini lalu khalayak membaiat Abu Bakar,
baik dari kalangan Anshar, Muhajirin, dan tokoh Islam lainnya. Abu Bakar tidak lagi sanggup
menolak amanah yang diberikan umat kepadanya.
Umar bin Khaththab RA
Tatkala Abu Bakar ash-Shiddiq merasakan ajalnya sudah dekat, ia mengundang para sahabat
untuk membahas siapa penggantinya. Abu Bakar juga menulis surat yang ditujukan kepada
khalayak, yang menjelaskan atas apa pilihannya itu. Abu Bakar menjatuhkan pilihannya
kepada Umar bin Khaththab. “Tapi, kepada para sahabat, Abu Bakar berkata, ‘Saya
menjatuhkan pilihan kepada Umar, tapi Umar bebas menentukan sikap’.”
Rupanya, umat juga bersetuju dengan Abu Bakar. Lalu, kepada Umar, Abu Bakar berpesan,
“Sepeninggalku nanti, aku mengangkatmu sebagai penggantiku…” ucap Abu Bakar pada
Umar bin Khaththab.
“Aku sama sekali tak memerlukan jabatan khalifah itu,” Umar menolak.
Tapi, atas desakan Abu Bakar dan dengan argumentasi yang membawa misi Ilahi, Umar
luluh dan menerimanya. Sepeninggal Abu Bakar, ketika Umar dilantik jadi khalifah, ia justru
menangis. Orang-orang pun bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau menangis
menerima jabatan ini?”
“Aku ini keras, banyak orang yang takut padaku. Kalau aku nanti salah, lalu siapa yang
berani mengingatkan?”
Tiba-tiba, muncullah seorang Arab Badui dengan menghunus pedangnya, seraya berkata,
“Aku, akulah yang mengingatkanmu dengan pedang ini.”
“Alhamdulillah,” puji Umar pada Ilahi, karena masih ada orang yang mau dan berani
mengingatkannya bila ia melakukan kesalahan.
Utsman bin Affan RA
Sebagaimana tersebut dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Umar tidak mau
menunjuk penggantinya. Kepada para sahabat, dia berpesan, “Hendaklah kalian meminta
pertimbangan pada sekelompok orang yang oleh Rasulullah SAW pernah disebut sebagai
calon penghuni surga. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib RA, Utsman bin Affan RA,
Abdurrahman bin Auf RA, Zubair bin al-Awwam RA, Sa’ad bin Abi Waqqash RA dan
Thalhah bin Sa’ad Ubaidillah RA.
Hendaklah engkau memilih salah satu dari mereka untuk menjadi pemimpin. Dan bila sudah
terpilih, maka dukunglah dan bantulah pemimpin itu dengan baik.”
Ketika Umar meninggal dunia, para sahabat berkumpul di rumah Aisyah RA, kecuali
Thalhah yang sedang berada di luar kota. Mereka pun bermusyawarah, siapa sebaiknya yang
patut menggantikan Umar. Di tengah membicarakan mekanismenya, Abdurrahman angkat
bicara, “Siapa di antara kalian yang mengundurkan diri dari pencalonan ini, maka dia berhak
menentukan siapa pengganti Khalifah Umar.” Tak seorang pun yang berkomentar. Maka,
Abdurrahman berinisiatif mengundurkan diri. Yang lain berjanji akan tetap bersama
Abdurrahman, dan menerima apa yang akan diputuskannya.
Meski sudah mendapat mandat dari para calon ahli surga, Abdurrahman tak mau gegabah
untuk memutuskan siapa yang mesti dipilih sebagai khalifah. Selama tiga hari tiga malam
Abdurrahman mendatangi berbagai komponen masyarakat untuk didengar aspirasinya.
Pada hari ketiga, barulah Abdurrahman memutuskan Utsman sebagai pengganti Umar.
Abdurrahman membaiat Utsman, diikuti oleh para sahabat lainnya, termasuk mereka yang
disebut-sebut oleh Rasulullah SAW sebagai ahli surga.
Ali bin Abi Thalib RA
Akhir hayat Utsman juga sama dengan yang dialami oleh Umar bin Khaththab, dibunuh oleh
seseorang yang tak menyukai Islam terus berjaya. Sepeninggal Utsman, Ali didatangi oleh
kaum Anshar dan Muhajirin. Mereka bersepakat untuk membaiat Ali. Tapi Ali menolaknya,
karena ia memang tidak berambisi untuk menduduki jabatan duniawi. Tak ada pilihan, tak
ada tokoh sekaliber dia. Umat pun terus mendesak. Akhirnya Ali luluh, dan berucap,
“Baiklah, kalau begitu kita lakukan di masjid saja.” Dan Ali, dibaiat di dalam masjid.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/02/02/45685/sejarah-singkat-pengangkatan-
khulafaur-rasyidin/#ixzz4B42PLw8u
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook