Standart kebutuhan gizi klien/konsumen

dkga

• Setiap negara memiliki pedoman kecukupan gizi bagi kelompok umur yang terdapat didalam Daftar Kecukupan Gizi yang di Anjurkan (DKGA).

• Dalam daftar ini sudah diperhitungkan faktor yang mempengaruhi seperti kehamilan, menyusui, kegiatan kerja atau aktivitas, umur dan jenis kelamin.

Lanjutan....

• Angka kecukupan yang terdapat dalam DKGA tersebut adalah nilai rata-rata untuk kelompok umur dan jenis kelamin populasi.

• Pengguna daftar ini untuk perorangan harus melakukan koreksi, misalnya untuk umur pada golongan tertentu dengan berat badan yang lebih misalnya DKGA dinilai setiap 5-10 tahun.

Dasar-dasar penentuan kebutuhan gizi individu

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi (energi) seseorang tergantung pada:1. Basal metabolic rate (BMR)2. Umur3. Jenis kelamin4. Suhu lingkungan5. Penyakit, derajat stress6. Komposisi tubuh7. Aktivitas8. Besarnya tubuh9. Kehamilan10. Menyusui

Contoh perhitungan

• Berat badan ideal = (TB-100) - 10% (TB-100)= (167-100) – 10% (167-100)= 67 – 6,7= 60,3• BMR = 1 kalori x 60,3 x 24 jam = 1447,2 Kal• Koreksi tidur = 8 jam x 60,3 x0,1 kal =

48,28 kal – 1398,96 kal

1398,96• Aktivitas = 50% x 1398,96 kal= 699,48

kal + 2098,44 kal

• SDA = 10% x 2098,44 kal= 209,84 kal +Total Energi = 2308, 28

kal

Kebutuhan zat gizi yang dianjurkan

• Kebutuhan protein = 15 % dari total energi• Kebutuhan lemak = 20 % - 25 % (minimal 10%)

dari total energi• Kebutuhan karbohidrat = 50-60% dari total energi• Protein = 15% x 2308,28 kal = 346,24 kal 4 kal= 86,56 gram• Lemak = 25 % x 2308,28 kal= 577,07 kal9 kal= 64, 12 kal

• Karbohidrat = 60% x 2308,28 kal 1384,97 kal

4 kal = 346,24 gram

Standart makanan klien/konsumen di institusi

• Standart makanan adalah suatu ketetapan dari macam atau jenis bahan makanan dan nilai gizinya, menurut kebutuhan gizi klien sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.

Langkah-langkah menyusun standart makanan klien

1. Mengumpulkan data untuk populasi klien seperti: jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, status gizi, aktivitas atau kegiatan, data kesehatan dan sebagainya.

2. Menghitung total kebutuhan zat gizi klien menggunaan DKGA, dan cara perhitungan sebagai berikut :

a. Buat tabulasi kelompok umurb. Bedaan jenis kelamin dalam kelompokc. Tulislah kecukupan energi, kelompok dan jenis kelamind. Catat data aktivitase. Tentukan status gizi klien

f. Data kesehatan individu dan kelompokg. Pertimbangan adanya penyesuaian atau koreksi termasuk

keadaan darurat sakit (dikelola secara individu dan kelompok)

h. Tetapkan kebutuhan gizi per kelompok umuri. Hitunglah total energi dan zat gizi semua klien sesuai

kelompok umurj. Teliti embali adanya koreksi atau penyesuaiank. Tambahkan semua energi yang dibutuhkan kemudian dibagi

dengan jumlah klien (rata-rata perorang perhari)

3. Susunan kebutuhan zat gizi yang berasal dari karbohidrat, protein dan lemak(dari total energi)

a. Karbohidrat = 50-70%b. Protein = 10-15 % (remaja atau dewasa)c. Anak-anak =15 % proteind. Dewasa =20-25 % lemake. Anak atau remaja = 20-30 % lemak

4. Penyebaran zat-zat gizi kedalam 9-12 macam bahan makanan:a. Golongan 1 = dagingb. Golongan 2 =ikan dan kerang c. Golongan 3 = telurd. Golongan 4 = sayur mayure. Golongan 5 = buah-buahanf. Golongan 6 = kacang keringg. Golongan 7 = hasil kacang-kacanganh. Golongan 8 = ikan kering dan bumbui. Golongan 9 = beras dan penukarnyaj. Golongan 1 0 = isi rotik. Golongan 11 = gula dan minyakl. Golongan 12 = minuman dan susu

5. Pada umumnya setiap institusi penyelenggara makanan banyak akan mendapatkan sejumlah dana untuk biaya makan klien atau konsumennya. Untuk menetapkan kebutuhan bahan makanana itu perlu penyesuaian dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Sumber daya institusi yakni tenenga yang tersedia ,ketetapan biaya belanja makanan klien, sarana fisik, peralatan dan perlengkapan serta prosedur kerja yang ditetapan.

b. Kebiasaan makan klien yang dapat dipengaruhi oleh geografi, keadaan pasar, kebiasaan keluarga, kebiasaan masyarakat, kepercayaan

c. Menyususn ketetapan setiap bahan makanan menurut situasi bahan makanan setempat.