Materi Metode DAS

4
III. MATERI DAN METODE 3. 1. Materi Praktikum 3. 1. 1. Objek Objek yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air yang berada di perairan Sungai Bodo Ijo antara perbatasan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen pada bagian estuari. 3. 1. 2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol winkler 200 mL, gelas ukur 100 mL, labu erlenmeyer, Suntikan, termometer, kertas pH universal (0-14), Hand Refractometer, transek (1X1, 5X5, 10X10), pita ukur, meteran, GPS dan golok. 3. 1. 3. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air, larutan MnSO 4 , larutan KOH-KI, larutan Na 2 S 2 O 3 0,025 N, larutan H 2 SO 4 4 N, indikator amilum 0,5%, dan akuades. 3. 2. Metode Praktikum 3. 2. 1. Peruntukan, Permasalahan dan Lebar Jalur Hijau

description

Daerah Aliran Sungai

Transcript of Materi Metode DAS

Page 1: Materi Metode DAS

III. MATERI DAN METODE

3. 1. Materi Praktikum

3. 1. 1. Objek

Objek yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air yang berada di

perairan Sungai Bodo Ijo antara perbatasan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten

Kebumen pada bagian estuari.

3. 1. 2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol winkler 200 mL, gelas

ukur 100 mL, labu erlenmeyer, Suntikan, termometer, kertas pH universal (0-14), Hand

Refractometer, transek (1X1, 5X5, 10X10), pita ukur, meteran, GPS dan golok.

3. 1. 3. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air, larutan MnSO4,

larutan KOH-KI, larutan Na2S2O3 0,025 N, larutan H2SO4 4 N, indikator amilum 0,5%,

dan akuades.

3. 2. Metode Praktikum

3. 2. 1. Peruntukan, Permasalahan dan Lebar Jalur Hijau

Pengamatan dilakukan secara observasi langsung (lihat secara penglihatan di

lapangan) dan dengan beberapa pengajuan pertanyaan kepada masyarakat sekitar.

3. 2. 2. Oksigen Terlarut

Sampel air diambil dengan botol winkler sebanyak 250 mL, lalu ke dalamnya

ditambahkan 1 mL larutan MnSO4 dan 1 mL larutan KOH-KI dengan bantuan pipet

tetes/suntikan. Kemudian botol sampel tersebut ditutup dan dihomogenkan kemudian

didiamkan selama ± 2 menit sampai terjadi endapan berwarna coklat atau sampai

sekurang–kurangnya cairan supernatan menjadi tampak jernih. Selanjutnya ke dalam

botol dimasukkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 1 mL dengan bantuan pipet

Page 2: Materi Metode DAS

tetes/suntikan. Botol ditutup kembali dengan hati-hati kemudian dikocok sampai

seluruh isi botol tercampur rata, dan endapan menjadi larut dan berwarna cokelat

kekuningan. Kemudian diambil sebanyak 100 mL dengan gelas ukur dan dimasukan ke

dalam labu erlenmeyer. Kemudian dititrasi (menggunakan suntikan) dengan larutan

Na2S2O3 0,025 N yang sudah distandarisasi dan labu erlenmeyer dikocok hingga

tercampur merata sampai terjadi perubahan warna larutan dari cokelat sampai kuning

muda. Lalu kedalamnya ditambahkan indikator amilum sebanyak 10 tetes hingga

larutan berubah menjadi warna biru. Titrasi dilanjutkan kembali sampai warna biru

tepat hilang. Titran ditambahkan satu tetes bila saat titik akhir tercapai, dan titrasi

dilakukan duplo. Volume titrasi yang dipergunakan dicatat dan dimasukkan ke dalam

rumus perhitungan :

Kadar O2 terlarut =

Keterangan:p = jumlah mL Na2S2O3 yang terpakaiq = normalitas larutan Na2S2O3 (0,025N) 8 = bobot setara O2

3. 2. 3. pH

Kertas indikator pH diambil satu lembar dan dicelupkan ke dalam badan perairan

selama ± 5 menit. Kemudian perubahan warna yang terjadi pada kertas pH tersebut

dicocokkan dengan warna standar dan dicatat hasilnya.

3. 2. 4. Salinitas

Mengambil beberapa mL air media dengan menggunakan pipet tetes, kenudian

teteskan pada bagian sensor dari Hand Refractometer serta lihat salinitasnya.

3. 2. 5. Suhu

Termometer air raksa dicelupkan ke dalam air sungai selama 10 menit, kemudian

lakukan pencatatan setelah skala menunjukan angka yang konstan.

Page 3: Materi Metode DAS

3. 3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum lapangan dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2014 pukul di wilayah

estuari yaitu stasiun I (Muara Jetis), stasiun II (Sungai Bodo Ijo), stasiun III (Pantai

Congot) dan stasiun IV (Pantai Jetis) yang berada diantara perbatasan Kabupaten

Cilacap dan Kabupaten Kebumen, Jawa tengah.