MATERI MAKALAH RESEP
description
Transcript of MATERI MAKALAH RESEP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan YME, karena hanya dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu Farmasi yang
bertemakan “ Resep “ sesuai dengan yang direncanakan.
Makalah ini merupakan hasil pemikiran dan ketajaman kami dalam
mengumpulkan informasi dari narasumber-narasumbar dibidang kefarmasian dan buku-
buku panduan farmasi yang telah beredar secara legal.
Maka setelah melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dan
mempertimbangkannya, kami memberanikan diri untuk menyusun makalah Pengantar
Ilmu Farmasi ini dalam bentuk, susunan maupun kalimat yang mudah dipahami oleh
pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak,demi
kesempurnaan dan perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Kediri, 26 November 2010
Penyusun,
1
BAB I
A. Latar Belakang
Resep merupakan perwujudan cara terapi dokter kepada penderita yang
memerlukan pengobatan. Menurut peraturan resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap,
dan apotek harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan yang tertulis dalam
resep.
Banyak dari kesalahan penulisan resep, salah membacaresep karena tulisan tidak
jelas, salah penyiapan dan penyerahan resep oleh petugas farmasi, sampai kesalahan
dalam mengonsumsi obatbisa menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya di Indonesia, resep obat masih dibuat dengan tulisan tangan dokter, tidak
seperti halnya di negara barat yang sudah menggunakan alat elektronika. Karena masih
dengan tilisan tangan inilah sering kali terjadi salah baca oleh apoteker. Contohnya,
antara nama obat yang diresepkan dan yang diberikan kepada pasien sering tertukar.
Lebih parahnya lagi jika alamat dan nomor kontak diresep juga tidak jelas terbaca.
Kesalahan tersebut juga bisa terjadi karena tidak adanya salah satu syarat yang harus
dimuat dalam resep.
Kesalahan-kesalahan seperti itu seharusnya bisa dicegah. Oleh karena itu
kamimembuat makalah yang berjudul”resep” untuk bisa menjadi acuan dalam penulisan
resep yang benar sehingga kesalahan-kasalahan dalam penulisan resep bisa dicegah.
B. Rumasan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Resep”
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan ,
maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Apakah yang dimadsud dengan resep ?
2. Apa saja bagian-bagian dari resep ?
3. Komponen resep menurut fungsinya terdiri dari apa saja?
4. Bagaimana kaidah-kaidah penulisan resep ?
5. Apa yang dimaksud dengan copie resep ?
6. Bagaimana cara penulisan copie resep ?
C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui, pengertian apa itu resep dan dapat membuat copy
resep. Selain itu mahasiswa juga dapat mengetahui bagian-bagian ataupun hal-hal yang
berkaitan dengan resep maupun copy resep.
2
BAB II
RESEPA. Definisi Resep
Resep adalah permintaan tertulias dari seorang dokter kepada apoteker
menyerahkan obat kepada pasien. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomer
1027/MENKES/SK/IX/2004, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada apoteker untut menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Resep harus mudah dibaca dan mengungkap dengan jelasapa yang harus
diberikan. Idealnya resep obat yang diberikan kepada pasien tidak mengandung
kesalahan dan berisi seluruh komponen yang diperlukan pasien. Apabila apoteker
menganggap pada resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker
hanyamenanyakan kepada penulis resep.
Resep disebut juga formulae medica, terdiri dari :
a. Formulae officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope
atau buku lainnya yang merupakan standar.
b. Formulae megistralis, yaitu resp yang ditulis oleh Dokter.
B. Penulisan Resep
Dalam resep harus memuat:
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek Dokter, Dokter gigi, dan Dokter
hewan,
b. Tanggal penulisan resep (inscription),
c. Tanda R/pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau
komposisi obat (invocation),
d. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura),
e. Tanda tangan atau paraf Dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku (subcriptio),
f. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep Dokter hewan,
g. Tanda seru dan paraf Dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal.
i. Resep Dokter hewan hanya ditujukan untuk pengguna pada hewan.
ii. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu
tidak boleh ada iterasie (ulangan); ditulis nama pasien tidak boleh m.i = mihi
ipsi ( untuk di pakai sendiri); alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang
jelas, tidak boleh di tulis sudah tahu pakainya (usus cognitus).
iii. Bila Dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, Dokter akan menulis tanda N.I = Ne iteratur
( tidak boleh diulang).
3
Jadi resep yang tidak boleh diulang ialah :
Resep yang mengandung obat narkotika atau obat lain yang di tetapkan oleh
Menkes c.q Dirjen. POM. Harus dengan resep baru.
Contoh Resep :
Resep untuk pengobatan segera :
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter dapat
memberi tanda :
a. cito : segera
b. urgent / statim : penting
c. P.I.M : Pariculum In Mora = berbahaya bila di tunda
Yang berhak menulis resep yaitu:
1). Dokter
2). Dokter gigi, terbatas pengobatan gigi dan mulut.
3). Dokter hewan terbatas pengobatan hewan.
C. Komponen Resep Menurut Fungsi
Menurut fungsi bahan obat resep terbagi atas :
1. Remidium Cardinal, obat yang berkhasiat utama
2. Remidium Ajuvans, obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama
Dr. S.H. RadjihadiDSP/50005/03.P/75B
Jl. Yusuf Adiwinata SH 62Jakarta Telp. 45011Jam bicara 3-5 soreHari Senin, Rabu, Jum’at
Jakarta, 20 Mei 2000
R/ Extr. Bellad 120mgHCl Ephed. 300mgC.T.M 50mgDoveri Pulv. 3O.B.H 300mlm.f. potios.t.d.d.C
Pro : Halimah Paraf DokterUmur : 7 tahunAlamat : Jl. A. Yani 57 Surabaya.
4
3. Corrigens, zat tambahan guna memperbaiki warna, rasa, dan bau dari obat
utama.
Dapat kita bedakan sebagai berikut :
a. Corrigens Actionis : untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama. Contoh :
polvis doveri terdiri dari kali sulfas, ipecacuanhae radix, dan opii pulvis. Opii
pulvis sebagai zat berkhasiat utama menyebabkan orang sukar buang air besar,
karena itu di beri kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja dalam
opii pulfis tersebut.
b. Corrigens Odoris : untuk memperbaiki bau dari obat. Contoh : Oleum
Cinnamommi dalam emulsi minyak ikan.
c. Corrigens Saporis : untuk memperbaiki rasa dalam obat. Contoh : saccharosa
atau sirupus simplex untuk obat-obatan yang rasanya pahit.
d. Corrigens Coloris : untuk memperbaiki warna obat. Contoh : obat untuk anak
di beri warna merah agar menarik untuk diminum.
e. Corrigens Solubilis : untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Contoh :
Iodium dapat mudah larut dalam larutan pekat KI/Nal.
4. Constituens/Vehiculum/Exipens, merupakan zat tambahan, bahan obat
bersifat netral dan dipakai sebagai obat bersifat netral dan dipakai sebagai
bahan pengisi dan pemberi bentuk, sehingga menjadi obat yang cocok.
Contoh: lactosa pada serbuk, amylum dan talcum pada bedak tabur.
D. Kaidah-kaidah Penulisan Resep
1. Suatu obat dalam resep sebaiknya tidak menuliskan gr, yang bilamana
dimaksud ialah satuan gram. Suatu angka di belakang nama obat dalam resep
otomatis berarti gram sedangkan gr. adalah granum yang beratnya hanya 65
mg.
2. Titik desimal untuk dosis obat harus ditempatkan dengan tepat. Kesalahan
penempatan titik desimal dapat menyebabkan dosis/kekuatan obat menjadi 10
kali dari dosis/kekuatan yang dimaksud.
3. Nama obat ditulis dengan jelas. Penulisan nama obat yang tidak jelas dapat
menyebabkan kekeliruan dalam pengambilan obat yang akan diberikan
kepada pasien
4. Kekuatan dan jumlah obat ditulis dalam resep dengan jelas. Kekuatan obat
adalah jumlah obat yang terkandung dalam tiap tablet dan supositoria
(miligram) atau dalam larutan mililiter. Singkatan yang berlaku internasional
adalah mg untuk miligram dan ml untuk mililiter.
5. Harus hati-hati bila memberikan beberapa obat secara bersamaan yaitu
beberapa bahan obat yang dicampurkan dalam satu R/ (recipe) dan beberapa
bentuk sediaan diberikan dalam beberapa R/ (recipe) dalam satu kertas resep,
setiap sediaan itu oleh penderita harus diminum pada waktu bersamaan.
5
6. Dosis tiap obat yang diberikan seharusnya diperhitungkan dengan tepat serta
diperhitungkan juga semua factor individual penderita, terutama umur dan
berat badannya.
7. Harus diketahui dulu kondisi penderita secara akurat sebelum menentukan
pengobatan.
8. Terapi dengan obat diberikan hanya bila ada indikasi yang jelas dan tidak
karena penderita mendesak meminta suatu obat tertentu.
9. Ketentuan mengenai obat dituliskan dengan jelas di atas resep, sehingga nanti
akan tertera pada etiket yang dipasang pada wadah obat.
10. Pemberian obat yang terlalu banyak sebaiknya dihindari karena bisa bahaya.
11. Pemberian obat dalam jangka waktu yang terlalu lama sebaiknya dihindari.
12. Tata cara penggunaan obat diterangkan kepada pasien dengan jelas.
13). Kemungkinan bahaya bila meminum obat lain disamping obat yang diberikan
dokter diberitaukan kepada pasien.
14). Efek samping atau kelainan tertentu akibat dari obat yang diberikan,
diberitahukan kepada pasien.
Penulisan jumlah obat dalam resep mutlak diperlukan untuk menentukan lama
terapi pasien. Jika jumlah obat tidak dituliskan, maka berapa banyak obat yang harus
diberikan kepada pasien tidak dapat ditentukan, akibatnya resep tidak dapat dilayani.
Keadaan ini berpotensi menghambat pelayanan.
E. Definisi Copie Resep
Copie resep ialah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek. Istilah
lain dari resep ialah apograph, exemplum, atau afschrift.
F. Penulisan Copie Resep
Dalam copie resep, selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep
asli harus memuat pula:
1. nama dan alamatapotek
2. nama dan nomor S.I.K. Apoteker Pengelola Apotek
3. tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek
4. tanda det.=detur untuk obat yang sudah diserahkan atau tanda ne det nedetur
untuk obat yang belum diserahkan
5. nomor resep dan tanggal pembuatan.
1) Copie resep harus ditandatangani apoteker, mencantumkan nama terang dan
status yang bersangkutan.
2) Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek selama 3 tahun. Apabila
Apoteker Pengelola Apotek berhalangan, penandatanganan atau paraf pada
6
copie resep dapat dilakukan oleh apoteker pendamping atau apoteker
pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan.
3) Resep atau copie resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep,
petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang undangan yang berlaku.
4) Apoteker Pengelola Apotek, apoteker pendamping, atau pengganti diizinkan
untuk menjual obat keras yang disebut Daftar Obat Wajib Apotek tanpa resep
dari dokter.
Contoh Copy Resep :
G. Pelayanan Resep Obat
Cara apoteker memproses suatu resep merupakan hal penting dalam rangka
pemenuhan tanggung jawab profesional mereka.
Dalam pelayanan resep ini, resep yang sudah diterima apoteker harus dibaca
secara lengkap dan hati-hati, sehingga tidak ada keraguan dalam resep tersebut. Apoteker
harus melakukan skrining resep yang meliputi:
1) Persyaratan administratif yaitu: nama, nomor Surat Izin Praktek dan alamat
dokter, tanggal penulisan resep, paraf dokter penulis resep, nama, alamat,
umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama obat, dosis, dan jumlah yang
diminta, dan cara pemakaian yang jelas.
2) Kesesuaian farmasetis yaitu: bentuk sediaan, dosis, stabilitas, incompatibilitas,
cara dan lama pemberian.
3) Pertimbangan klinis: efek samping, alergi, interaksi dan kesesuaian dosis.
APOTIK BAHARIJl. Thamrin No. 3 JakartaTelp. 378945APA : Drs. Bambang Hariyanto, Apt.SIKSalinan resep No. : 259Dari Dokter : Joko SusiloDitulis tanggal : 5 November 2011Pro : Na. Andriani
R/ Amoxycillin 500 No. XIIS.3.d.d.I …..det
R/ Ponstan FCT No. XIIS.p.r.n. I …..ne det
Jakarta, 5 Nofember 2011Cap apotik pcc
Tanda tangan APA
7
Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas atau jika nampak telah terjadi kesalahan,
apoteker harus mengkonsultasikan kepada penulis resep. Hendaknya apoteker tidak
mengartikan maksud dari kata yang tidak jelas atau singkatan yang tidak diketahui.
H. Pengelolaan Resep Yang Telah Dikerjakan
a. Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan nomor
penerimaan/pembuatan resep.
b. Resep yang mengandung narkotika harus dipisah dari resep lainnya, tandai
garis merah di bawah nama obatnya.
c. Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lainnya yang
memadai.
d. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotik.
e. Pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan
bentuk yang telah di tentukan, rangkap 4 dan ditanda tangani oleh APA.
I. Kesalahan dalam Resep Obat
Kesalahan merupakan suatu kekeliruan dalam penulisan, dispensing atau
pemberian obat yang direncanakan, dideteksi dan diperbaiki sebelum obat diberikan
kepada pasien. Kesalahan dapat terjadi pada semua tahap dari proses perawatan, mulai
dari diagnosis sampai pemberian obat.
Penulisan resep obat dan penyerahan obat yang tidak tepat dapat mengakibatkan
pengobatan tidak berhasil. Termasuk penulisan yang kurang tepat yaitu: pengobatan yang
kurang tepat (pemilihan obat, bentuk sediaan dan lama pemakaian) dan pemberian obat
yang tidak diperlukan. Selain itu juga penyerahan obat yang tidak tepat seperti halnya
obat yang tidak tersedia pada saat dibutuhkan dan kesalahan dispensing.
Beberapa jenis kesalahan memang cukup banyak dijumpai dalam penulisan resep,
misalnya masih banyak resep obat yang ditulis tanpa ada penulisan signa atau aturan
pakai, kadang kata signa yang dituliskan kurang jelas atau kurang lengkap.
Beberapa jenis kesalahan yang terjadi pada resep:
1) Aturan pakai tidak ditulis lengkap, tidak sesuai atau tidak ditulis sebagai
aturan pakai /”signa”.
2) Tidak menyebutkan nama obat yang diminta dengan jelas, misalnya obat
ditulis dengan kode-kode tertentu (biasanya untuk obat dengan resep yang
diulang atau copie resep).
3) Resep tidak menyebutkan kekuatan obat yang diminta padahal obat tersedia
dalam bermacam- macam kekuatan.
4) Tidak ada umur pasien terutama untuk pasien anak.
5) Tidak ada tanda tangan dokter/prescriber.
8
6) Obat yang diresepkan telah dicontinued lebih dari 3 bulan (tidak diproduksi
lagi) dan stock obat tidak ada.
7) Bentuk sediaan yang diresepkan tidak sesuai atau berbeda dengan yang
diminta pasien.
8) Nama obat tidak jelas karena tulisan yang sulit dibaca.
9) Tanggal resep tidak ditulis.
10) Penulisan obat dengan khasiat sama lebih dari 1 kali dalam 1 lembar resep,
baik dengan nama sama atau merk berbeda.
11) Pasien tidak cocok atau mengalami efek samping selama pemberian obat.
12) Tidak menyebutkan bentuk sediaan yang diminta padahal obat tersebut
tersedia dalam bermacam macam bentuk.
9
Daftar Pustaka
http://my.opera.com/muhlis3/blog/2009/03/27/ilmu-resep
http://bataviase.co.id/node/403129
http://cintalestari.wordpress.com/2010/II/14/mengenal-profesi-apoteker/
http://jowo.jw.It/books/Ilmu/Pengantar % 20 Ilmu 20% farmasi.txt.txt
10