Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

37
KUM Nama kelompok: 1. Ferdi Hartanto (01111002055) 2. Serli Marlina Nainggolan ( 01111002069) 3. Rina Ida Rochayati (01111002014) 4. Rohani Mutiara (01111002016) 5. Debora Amelina Nainggolan (01111002074) 6. Hotmaria Apriani Sirait (01111002017) 7. Saor Hamonangan (01111002029) 8. Apriza Mastikasari (01111002011) 9. Risdawati Sri Rejeki (01111002041)

description

Mahasiswa yang baik, mengaplikasikan ilmunya buat bangsa. Semoga bermanfaat guys!

Transcript of Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Page 1: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

ASSALAMUALAIKUM

Nama kelompok:1. Ferdi Hartanto (01111002055)2. Serli Marlina Nainggolan

( 01111002069)3. Rina Ida Rochayati (01111002014)4. Rohani Mutiara (01111002016)5. Debora Amelina Nainggolan (01111002074)6. Hotmaria Apriani Sirait

(01111002017)7. Saor Hamonangan (01111002029)8. Apriza Mastikasari (01111002011)9. Risdawati Sri Rejeki (01111002041) 

Page 2: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

kebijakan moneter periode

1945-1965

Page 3: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Kerangka kebijakan moneter di Indonesia

Gambaran umum Kebijakan moneter periode 1945-1965

Instrumen pengendali moneter di Indonesia periode 1945-1965

Kebijakan moneter periode Periode

1945-1952

Kebijakan moneter periode 1953-1967

Kebijakan pemerintah indonesia selama beberapa periode

Tinjauan sejarah sistem moneter

Indonesia

Sejarah nilai tukar rupiah 1 USD periode

1946-1965

Sejarah ekonomi Indonesia

Berbagai permasalahan orde

lama

Page 4: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Periode ini mempunyai ciri kebijakan moneter longgar, yang berarti bank sentral (dalam hal ini Bank Indonesia), yang baru didirikan pada pertengahan tahun 1953, melakukan kebijakan ekspansi moneter dengan penambahan uang beredar, yang dilakukan dengan monetisasi atau pencetakan uang baru.

kebijakan moneter periode 1945-1965

Page 5: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Tiga instrument pertama pada periode ini adalah:

1. pengguntingan uang2. pembersihan uang (money purge)3. penetapan uang muka impor ditujukan

untuk mengendalikan dan atau mengurangi uang beredar

sedangkan instrumen terakhir yang diperkenalkan pada periode ini, yaitu cadangan primer ( sebagai likuiditas minimum atau cadangan wajib minimum )

Page 6: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Instrumen-instrumen pengendali moneter di Indonesia periode 1945-1965

Instrumen Keterangan Saat pelaksanaan

1. Penetapan suku bunga

Tingkat suku bungan simpanan dan pinjaman di tetapkan oleh bank sentar untuk mengendalikan harga

Sebelum tahun 1957, penetapan suku bunga fasilitas rediskonto, suku bunga maksimum.

2. Fasilitas rediskonto

Intrumen tidak langsung yang merupakan ketentuan bank sentral dalam menetapkan tingkat rediskonto surat-surat berharga yang diperbolehkan

Sebelum tahun 1957, penetapan suku bunga rediskonto terhadap promes atau surat-surat hutang (jarang dilakukan).

3. Operasi pasar terbuka

Instrumen tidsk langsung yang merupakan kegiatan jual beli surat-surat berharga oleh bank sentral dengan pelaku pasar baik dipasar primer maupun sekunder.

- Sebelum tahun 1957. Dilakukan oleh bank Indonesia meskipun pasar uang yang sudah berjalan masih bersifat sederhana.

- Tahun 1970, diperkenalkan SBI sebagai instrument operasional OPT untuk mendorong perkembangan pasar uang.

Page 7: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

4. Pagu kredit Pemberian kredit pada sektor dibatasi untuk setiap bank sesuai dengan criteria yang ditetapkan, yang dimaksud untuk mengendalikan jumlah kredit yang disalurkan, dan dengan kata lain mengendalikan money supply

Sebelum tahun 1957, berlaku untuk bank-bank komersial langsung atau dihubungkan dengan besarnya kredit jumlah kekayaan tertentu.Pengendalian kredit juga berlaku sektoral (mana yang boleh diberi kredit )

5. Kredit langsung Kedit yang diberikan langsung oleh bank Indonesia untuk mengembangkan sektor tertentu dengan subsidi.

Sebelum tahun 1957

6. Pengguntingan Uang

Uang kertas digunting menjadi dua bagian. Satu begian sebagi alat pembayaran, bagian lain ditukar dengan surat berharga pemerintah untuk mengendalikan uang beredar

19 maret 1950, penurunan nilai uang 50% untuk pecahan 5 rupiah ke atas, guntingan kiri berlaku sebagai alat pembayaran, guntingan kanan sebagai alat obligasi negara dengan bunga 3% setahun.

Page 8: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

7. Pembersihan uang (monetary purge )

Penurunan nilai mata uang ke nilai nominal lebih rendah, dimaksudkan untuk mengurang uang beredar.

- 6 maret 1946, satu rupiah menjadi tiga sen.

- 23 oktober 1949, satu rupiah jepang = satu rupiah ORI di luar jawa dan Madura, di luar jawa dan Madura kurs penukaran 100 : 1.

- 24 agustus 1959, nilai uang diturunkan menjadi 10% untuk pecahan 1000 dah 500.

- 13 desember 1965, nilai uang diturunkan 999%, 1000 rupiah menjadi 1 rupiah

8. Penetapan uang muka impor

Importir diwajibkan membayar uang muka 40% untuk pembelian valuta asing yang mereka perlukan, untuk mengendalikan money supply.

Tahun 1952, diperkenalkan instrument ini untuk mengendalikan money supply dari sisi impor.

9. Cadangan primer ( cadangan wajib minimum )

Instrument tidak langsung, merupakan ketentuan bank sentra yang mewajibkan bank-bank memelihara sejumlah alat likuid (seperti kas) sebesar presentase tertentu dari kewajiban lancarnya.

Tahun 1957, diperkenalkan dengan tujuan bukan untuk alat mengontrol money supply.

Page 9: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

PERIODE 1945-1952

Pada awal kemerdekaan, untuk pertama kalinya pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk mendirikan bank sirkulasi berbentuk Bank Milik Negara (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada tahun 1946. Kedua bank milik negara tersebut dan beberapa bank swasta yang ditnjuk pemerintah melaksanakan penukaran mata uang Hindia Belanda dan Jepang dengan mata uang Republik Indonesia (ORI) yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia penggunaan ORI hanya mencapai usia 3 tahun 5 bulan, sebelum akhirnya ditarik dari peredaran dan diganti dengan uang De Javasche Bank

Page 10: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Pada masa ini, kebijakan yang juga paling terkenal yaitu : Redenominasi

Redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut, misal Rp1.000 menjadi Rp1.

Tujuan : Penyederhanaan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakukan transaksi serta mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional.

Sanering

Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harag barang, sehingga daya beli masyarakat menurun. Dampak bagi masyarakat : Menimbulkan banyak kerugian karena daya beli turun drastis.

Tujuan : Mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi (inflasi yang sangat tinggi).

Page 11: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

PERIODE 1953-1967

Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No. 11 tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia sebagai pengganti Javasche Bank wet tahun 1922. Dengan diberlakukannnya UU No.11 tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia, Focus dari peran yang diinginkan banyak terkait dengan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sirkulasi.

Page 12: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

• Pada awal berdirinya, Bank Indonesia, selain berfungsi sebagai bank sirkulasi, juga berperan sebagai bank komersial dengan memberikan kredit langsung kepada pihak swasta, pemerintah, dan yayasan pemerintah, selain kepada bank-bank dan bank penkrreditan lainnya.

• Perkembangan selanjutnya, peran Bank Indonesia sebagai bank pembangunan.

• Dari sektor perbankan dampak penciptaan uang telah dibatasi melalui reserve requirement, yaitu rasio jumlah cadangan minimum terhadap jumlah kewajiban lancarnya yang wajib dipelihara oleh bank-bank sebesar 30% pada tahun 1957.

• Perkembangan politik pada waktu itu menimbulkan ketimpangan akibat pencetakan uang yang berlebihan sebagai akibat kebijakan fiscal ekspansif

Page 13: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA SELAMA BEBERAPA PERIODE

Pada periode 1960-1965, perekonomian Indonesia menghadapi masalah yang berat sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan politik. pada periode ini pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sangat rendah, laju inflasi sangat tinggi hingga mencapai 635% pada 1966, dan investasi merosot tajam. Mulanya pada tahun 1959, pemerintah telah melakukan kebijakan pengetatan moneter sebagai upaya mengatasi tekanan inflasi.

Page 14: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Kebijakan pengetatan moneter 1959 tersebut antara lain:

1. mengeluarkan ketentuan pagu kredit bagi tiap-tiap bank secara individual pada tanggal 8 April 1959

2. pemerintah dengan Undang-Undang (UU) No. 2 Prp. tahun 1959 melakukan sanering uang pada tanggal 25 Agustus 1959

3. melalui UU No. 3 Prp. tahun 1959 membekukan simpanan giro dan deposito sebesar 90% dari jumlah di atas Rp 25.000 yang akan diganti menjadi simpanan jangka panjang

Penanganan laju inflasi ini terus berlangsung hingga awal 1960-an dengan melakukan pembatasan kredit perbankan secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam paket kebijakan moneter itu, dilakukan pula devaluasi nilai tukar rupiah sebesar 74,7% dari Rp 11,40 per USD menjadi Rp 45 per USD.

Page 15: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Kebijakan Moneter 13 Desember 1965

Pada tahun 1965, salah satu kebijakan moneter yang diambil pemerintah untuk menghambat laju inflasi pada saat itu adalah pemberlakuan mata uang rupiah baru bagi seluru wilayah Republik Indonesia (RI) melalui Penetapan Presiden (Penpres) No. 27 Tahun 1965 tanggal 13 Desember 1965 yang menetapkan penggantian uang lama dengan uang baru dengan perbandingan nilai Rp 1.000 (lama) menjadi Rp 1.000 (baru). Tujuan lain dari Penpres tersebut adalah untuk mempersiapkan kesatuan moneter bagi seluruh wilayah RI, termasuk Daerah Provinsi Irian Barat.

Page 16: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Arah kebijakan 1959-1966

Awal periode ini ditandai dengan tindakan sanering yang dilakukan oleh Pemerintah yaitu memotong nilai uang sebesar 90% dari nilai nominal serta membekukan simpanan masyarakat untuk dijadikan simpanan jangka panjang. Dana simpanan masyarakat pada perbankan yang dibekukan tersebut harus disetorkan kepada Pemerintah. Akibatnya perbankan mengalami kesulitan likuiditas.

Page 17: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Di bidang ekonomi, pembangunan sektor riil masih juga belum menunjukkan adanya perkembangan sehingga pasokan barang, terutama pangan tetap mengalami kekurangan. Dampak dari berbagai kondisi tersebut menimbulkan pembengkakan defisit APBN yang semakin kronis. Defisit APBN tersebut ditutuap dengan Uang Muka dari bank Indonesia yang pemenuhannya dilakukan dengan cara pencetakan uang. Oleh karena itu uang beredar semakin banyak dan terjadilah hyperinflasi. Tahun 1965/1965 kenaikan inflasi mencapai 635,5% yang sekaligus merupakan inflasi tertinggi sepanjang sejarah perekonomian Indonesia.

Page 18: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Kebijakan Devisa 1959-1966

Pada periode ini rezim devisa terkontrol masih tetap berlaku, bahkan cenderung semakin diperketat melalui kebijakan pungutan hasil ekspor dan larangan impor berbagai jenis barang.Pada akhir tahun 1964 Pemerintah mengeluarkan Undang-undang No.32 Tahun 1964 tentang Lalu Lintas Devisa untuk menggantikan Deviezen Ordonnantie Tahun 1940 dan Deviezen Verordening Tahun 1940.Upaya untuk memupuk cadangan devisa terus ditingkatkan, antara lain melalui peningkatan insentif bagi upaya peningkatan ekspor.

Page 19: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia 1959-1966

Pada tanggal 25 Agustus 1959, Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan yang dimaksudkan untuk meringankan beban APBN, memperbaiki posisi neraca pembayaran dan menekan laju inflasi.

Isi paket itu terdiri atas devaluasi Rupiah, sanering dan penyempurnaan kebijakan devisa serta ketentuan-ketentuan perdagangan internasional.

Devaluasi yang dilakukan adalah mengubah nilai tukar Rupiah dari Rp.11,4 menjadi Rp.45,- per USD1,- Devaluasi ini selain mampu meningkatkan ekspor dan mengakibatkan adanya revaluasi pada pos Kekayaan Emas dan Devisen Bank Indonesia dan bank-bank devisa lainnya, juga mengakibatkan naiknya inflasi.

Page 20: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

KEBIJAKAN UTANG LUAR NEGERI 1959-1966

Dalam usaha untuk meringankan beban anggaran negara, dan memperbaiki posisi neraca pembayaran, salah satu kebijakan yang ditempuh Pemerintah adalah melalui pinjaman dana dari luar negeri.Dalam tahun 1959 Indonesia telah mendapat dua pinjaman luar negeri yakni dari Exim Bank sebesar USD 6,9 juta untuk perluasan Pabrik Semen Gresik dan USD 5 juta untuk pembelian pesawat Lockheed Electra. Kemudian pada awal 1960, USEximbank juga telah menjanjikan pemberian pinjaman sebesar USD 47,5 juta yakni untuk membantu pendirian pabrik Urea di Palembang dan pembangunan proyek listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Surabaya. Kenaikan utang yang cukup besar terjadi pada tahun 1961 dan 1962 yakni utang yang diperoleh dari USSR, dan pada tahun 1963 telah diperoleh utang baru dari RRC.

Page 21: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

 Tinjauan Sejarah Sistem Moneter Indonesia

Rentang masa pada tahun 1945 – 1949, dimana Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda merupakan masa teramat buruknya kondisi perekonomian yang dialami. Selama masa itu (1945 – 1949) perkembangan perekonomian Indonesia amat sangat menyedihkan. Sehingga saat itu penambahan volume peradaran uang yang berlebihan akibat pencetakan yang dilakukan oleh pemerintah menyebabkan excess demand (permintaan berelebih) dari jumlah penawaran yang tetap dan terjadi inflasi yang sangat tinggi.

Page 22: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

PEREDARAN MATA UANG DI INDONESIA

Jumlah uang yang telah beradar di masyarakat pada saat pengakuan kedaulatan Republik Indonesia secara de jure adalah jumlah uang tersebut ditambah dengan jumlah uang yang dikeluarkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Page 23: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

JENIS MATA UANG PEMERINTAH PENCETAK DAERAH PEREDARAN

1. ORI Pemerintah Pusat (Yogyakarta) Jawa dan Madura2. URIBA Pemda Aceh Aceh3. URITA Pemda Tapanuli Tapanuli 4. ORIPS Pemda Sumatera Tengah Sumatera Tengah5. URISU Pemda Sumatera Utara UMUT dan Aceh6. URIDAB Pemda Banten Banten7. Uang Mandat Dewan Pertahanan Daerah SUMSEL

SUMSEL8. Straits Dollar Pemerintah Singapura dan Malaya

Kepulauan Riau9. Nieuw Gulden Pemerintah Hindia Belanda Irian Barat10. Gunpyo Militer Jepang Pendudukan Jepang

Page 24: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

 ORI SEBAGAI INSTRUMEN

MONETER

Oeang Republik Indonesia (ORI) merupakan uang kertas pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Kepentingan pencetakan ORI adalah untuk menggantikan uang Hindia Belanda dan uang Jepang yang telah lama beredar dan berlaku di Indonesia.

Page 25: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

 DARI BNI KE BI

BNI sebagai bank sentral dan bank sirkulasi tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai pengambil kebijakan moneter Indonesia secara maksimal. Pembahasan tentang BNI sebagai bank sentral masuk dalam pembahsan di Konferensi Meja Bundar yang berlangsung pada tanggal 19 – 22 Juli 1949 di Yogyakarta dan 31 Juli – 2 Agustus 1949 di Jakarta. KMB menetapkan bahwa BNI ditentutak sebagai Bank Pembangunan.

Page 26: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Lahirnya Bank Indonesia (BI) merupakan kelanjutan dari penerapan undang-undang tentang nasionalisasi De Jaavasche Bank dengan pemindahan hak milik saham-saham tersebut dari tangan pemilik swasta ke tangan pemerintah. Langkah nasionalisasi De Javasche Bank bertujuan untuk membentuk satu bank sentral yang dimiliki negara Indonesia sesuai dengan kedudukan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat. pada tanggal 2 Juni 1953 Undang-undag tersebut diumumkan pada Lembaran Negara No. 40 dan dengan demikian telah berlaku pada tanggal 1 Juli 1953 dengan nama ‘Bank Indonesia’ yang tugas dan wewenangnya serupa ketika BNI berstatus sebagai bank sentral.

Page 27: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

SEJARAH NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP 1 USD TAHUN 1946-1965

Tahun USD-IDR

1946-1949 ???

Nov 1949 3,80

Mar 1950 7,60

Feb 1952 11,40

Des 1956 31,00

Des 1957 49,00

Des 1958 90,00

Jul 1962 1.205,00

Agt 1965 2.295,00

Nov 1965 4.995,00

Des 1965 0,25

Page 28: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

untuk tahun tahun 1965-2009 bisa dilihat di situs sauder school of business

untuk tahun 1945-1949 rupiah masih dalam taraf mencari pengakuan dari luar negeri

untuk tahun 1950-an, rupiah dipatok tinggi tetapi sebenarnya di pasar gelap rupiah diperdagangkan jauh lebih rendah

untuk tahun 1950 nilai Rp 7,6/USD adalah untuk eksport dan Rp 11.4/ USD adalah untuk import

untuk tahun 1964 dasarnya adalah UU No. 32/1964 tahun 1965 diperkenalkan rupiah baru dengan

mencoret 3 angka nol

Sejak 2 november 1949, empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru.

Page 29: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

SEJARAH EKONOMI INDONESIA

Kondisi ekonomi tidak menguntungkan: Selama dekade 1950an, pertumbuhan ekonomi rata-

rata 7% Periode 1960 – 1966, pertumbuhan ekonomi 1,9%

dan stagflasi (high rate of unemployment and inflation)

Periode 1955 – 1965, rata-rata pendapatan pemerintah Rp 151 juta dan pengeluaran Rp 359 juta

Produksi sektor pertanian dan perindustrian sangat rendah sebagai akibat dari kurangnya kapasitas produksi dan infrastruktur pendukung.

Jumlah uang yang beredar berlebihan, sehingga terjadi inflasi.

Page 30: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Tabel Saldo APBN

Tahun Pendapatan

Pengeluaran

Saldo

1955 14 16 -21956 18 21 -31957 21 26 -51958 23 35 -121959 30 44 -141960 50 58 -81961 62 88 -261962 75 122 -471963 162 330 -1681964 283 681 -3981965 923 2.526 -1603

Page 31: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Tabel Perkembangan Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

Tahun Indeks Harga (1954=100)

Pengeluaran

1955 135 12,20

1956 133 13,40

1957 206 18,90

1958 243 29,40

1959 275 34,90

1960 330 47,90

1961 644 67,60

1962 1.648 135,90

1963 3.770 263,40

1964 8.870 675,10

1965 61.400 2.582,0

1966 152.200 5.593,4

Page 32: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya oeang repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti Setelah kemerdekaan hingga tahun 1965, perekonomoian Indonesia memasuki era yang sangat sulit, karena bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial, politik dan keamanan yang sangat dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang diperhatikan. Kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-perusahaan besar saat itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang mayoritas milik orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. menjadi Rupiah.

Page 33: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Berbagai Permasalahan Orde Lama

Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :

1. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.

2. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.

3. Kas negara kosong.4. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.

Page 34: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain:

Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.

Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.

Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak.

Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari1947Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.

Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis.

Page 35: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950-1957)Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi,

antara lain : Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20

Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.

Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing.

Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.

Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi.

Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda

Page 36: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1967)

kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, antara lain :

Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.

Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.

Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1.

Page 37: Materi Kuliah Kebijakan moneter -Universitas Sriwijaya

TERIMAKASIH

ANY QUESTION?????????