materi kelompok 2

7
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada 5 faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu: 1. Kondisi fisik 2. Kepribadian 3. Proses belajar 4. Lingkungan 5. Agama dan budaya 1. Kondisi Fisik Aspek-aspek berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri remaja adalah: a. Hereditas dan konstitusi fisik Dalam mengidentifikasi pengaruh heriditas terhadap penyesuaian diri, lebih digunakan pendekatan fisik karena heriditas dipandang lebih dekat dan tak terpisahkan dari mekanisme fisik. Dari sini berkembang prinsip umum bahwa semakin dekat kapasitas pribadi, sifat, atau kecenderungan berkaitan dengan konstitusi fisik, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri. Jadi, memang ada kemungkinan besar disposisi yang bersifat mendasar, seperti: periang, sensitif, pemarah, penyabar, dan sebagainya, sebagian ditentukan secara genetis, yang berarti merupakan kondisi heriditas ter hadap penyesuaian diri meskipun tiidak langsung. Faktor lain berkaitan dengan konstitusi yang dapat mempengaruhi penyesuain diri adalah intelegensi dan imajinasi. b. Sistem utama tubuh Yang memiliki pengaruhterhadap penyesuain diri adalah sistem syaraf, kelenjar, dan otot. Sistem syaraf yang berkembang dengan normal dan sehat merupakan syarat mutlak bagi fungsi-fungsi psikologis agar dapat berfungsi secara maksimal yang akhirnya berpengaruh secara baik pula kepada penyesuaian diri individu, begitu juga sebaliknya. Salah satu contoh dari keberfungsian dari sisem syaraf yang kurang baik adalah gejala psikosomatis yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri yang kurang baik.

description

tugas

Transcript of materi kelompok 2

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian RemajaMenurut Schneiders (1984), setidaknya ada 5 faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu:1. Kondisi fisik2. Kepribadian3. Proses belajar4. Lingkungan5. Agama dan budaya1. Kondisi Fisik Aspek-aspek berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri remaja adalah:a. Hereditas dan konstitusi fisikDalam mengidentifikasi pengaruh heriditas terhadap penyesuaian diri, lebih digunakan pendekatan fisik karena heriditas dipandang lebih dekat dan tak terpisahkan dari mekanisme fisik. Dari sini berkembang prinsip umum bahwa semakin dekat kapasitas pribadi, sifat, atau kecenderungan berkaitan dengan konstitusi fisik, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri. Jadi, memang ada kemungkinan besar disposisi yang bersifat mendasar, seperti: periang, sensitif, pemarah, penyabar, dan sebagainya, sebagian ditentukan secara genetis, yang berarti merupakan kondisi heriditas ter hadap penyesuaian diri meskipun tiidak langsung. Faktor lain berkaitan dengan konstitusi yang dapat mempengaruhi penyesuain diri adalah intelegensi dan imajinasi.b. Sistem utama tubuhYang memiliki pengaruhterhadap penyesuain diri adalah sistem syaraf, kelenjar, dan otot. Sistem syaraf yang berkembang dengan normal dan sehat merupakan syarat mutlak bagi fungsi-fungsi psikologis agar dapat berfungsi secara maksimal yang akhirnya berpengaruh secara baik pula kepada penyesuaian diri individu, begitu juga sebaliknya. Salah satu contoh dari keberfungsian dari sisem syaraf yang kurang baik adalah gejala psikosomatis yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri yang kurang baik.c. Kesehatan fisikPenyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat daripada yang tidak sehat. Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, harga diri, dan lain sebagainya yang akan menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian diri, begitu juga sebaliknya. Contohnya, seseorang yang dalam keadaan sangat lelah akan menjadi kurang percaya diri dan kurang mampu melaksanakan dengan sebaik-baiknya pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

2. KepribadianUnsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalah:a. Kemauan dan kemampuan untuk berubahMerupakan karakteristik kepribadian yang pengaruhnya sangat menonjol terhadap penyesuaian diri. Sebagai suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan, penyesuaian diri membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam bentuk kemauan, perilaku, sikap, dan karakteristik. Kemauan dan kemampuan untuk berubah ini akan berkembang melalui proses belajar. Bagi individu yang dengan sungguh-sungguh belajar untuk dapat berubah, maka kemampuan penyesuaian dirinya akan berkembang juga, begitujuga sebaliknya.b. Pengaturan diri (self-regulation)Sama pentingya dengan proses penyesuaian diri itu sendiri dan pemeliharaan stabilitas mental adalah kemampuan untuk mengatur diri dan mengarahkan diri. Kemampuan mengatur diri dapat mencegah individu dari keadaan malasuai dan penyimpangan kepribadian. Kemampuan pengaturan diri dapat mengarahkan kepribadian normal mencapai pengendalian diri dan realisasi diri.c. Realisasi diri (self-realization)Proses penyesuaian diri dan pencapaian hasilnya secara bertahap sangat erat kaitannya dengan perkembangan kepribadian. Jika perkembangan kepribadian itu berjalan normal sepanjang masa kanak-kanak dan remaja, maka tersirat di dalamnya potensi latent yang terbentang dalam bentuk sikap, tnggung jawab, penghayataan nilai-nilai, penghargaan diri, serta karakteristik lainnyamenuju pembentukan kepribadian dewasa. Semua itu, unsur-unsur penting yang mendasari realisasi diri.3. Edukasi/pendidikana. BelajarKemauan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu karena pada umumnya respons-respons dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri individu melalui proses belajar. Pengaruh proses belajar itu akan muncul dalam bentuk mencoba-coba dan gagal (trial and eror), pengkondisian (conditioning), dan menghubung-hubungkan (assosiation) berbagai faktor yang ada dimana individu itu melakukan proses penyesuain diri.b. Pengalaman1. Pengalaman yang menyehatkan (solutary experiences) Adalah peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dan dirasakan sebagai sesuatu yang mengenakkan, mengasyikkan, dan bahkan dirasa ingin mengulanginya kembali. Pengalaman seperti ini akan dijadikan dasar untuk ditransfer oleh individu ketika harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. 2. Pengalaman traumatik (traumatic experiences) Adalah peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dan dirasakan sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan sehingga individu tersebut sangat tidak ingin peristiwa itu terulang kembali. Individu yang mengalami pengalaman traumatik akan cenderung ragu-ragu, kurang percaya diri, rendah diri, atau bahkan merasa takut ketika harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.c. LatihanMerupakan proses belajar yang diorientasikan kepada perolehan keterampilan atau kebiasaan. Penyesuaian diri sebagai suatu proses yang kompleks yang mencakup di dalamnya proses psikologis dan sosiologis, maka memerlukan latihan yang sungguh-sungguh agar mencapai hasil penyesuaian diri yang baik.d. Deteminasi diriMerupakan faktor yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan, untuk mencapai penyesuaian diri secara tuntas, atau bahkan untuk merusak diri sendiri. Contohnya, perlakuan orang tua dimasa kecil yang menolak kehadiran anaknya, akan menyebabkan anak tersebut menganggap dirinya akan ditolak di lingkungan manapun tempat dirinya melakukan penyesuaian diri. Dengan determinasi diri, seseorang sebenarnya dapat secara bertahap mengatasi penolakan diri tersebut maupun pengaruh buruk lainnya.4. Lingkungana. Lingkungan keluargaMerupakan lingkungan utama yang amat penting atau bahkan tidak adayang lebih penting dalam kaitannya dengan penyesuaian diri individu. Unsur-unsur di dalam keluaraga, seperti: konstelasi keluarga, interaksi orang tua dengan anak, interaksi antar anggota keluarga, peran sosial dalam keluarga, karakteristik anggota keluarga, kekohesifan keluarga, dan gangguan dalam keluarga akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu anggotanya. Ada sejumlah karakteristik menonjol dalam interaksi orang tua dengan anak yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri, yaitu: 1. Penerimaan (acceptance) Penerimaan orang tua terhadap anaknya yang diwujudkan dalam bentuk perhatian, kehangatan, kasih sayang, akan memberikan sumbangan yang berarti bagi berkembangnya penyesuaian diri yang baik pada anak, begitu juga sebaliknya.2. Identifikasi (identification) Anak memiliki kecenderungan untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap pola sikap dan perilaku orang tuanya. Proses identifikasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri anak.3. Idealisasi (idealization) Merupakan suatu bentuk proses identifikasi yang sifatnya lebih mendalam. Proses idealisasi ini diwujudkan dalam bentuk mengidealkan sosok salah satu dari kedua orang tuanya yang dipilih, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku.4. Identifikasi negatif (negative identification) Proses ini muncul jika anak justru mengidentifikasi sifat-sifat negatif dari orang tuanya. Jika dada tanda-tanda bahwaproses identifikasi negatif ini justru yang berkembang pada anak, maka harus segera dilakukan pencegahan karena akan mengganggu perkembangan penyesuaian diri ke arah yang baik.

5. Identifikasi menyilang (cross identification) Adalah identifikasi yang dilakukan oleh anak kepada orang tuanya yang berlainan jenis. Misalnya, anak laki-laki mengidentifikasikan dirinya kepada figur ibunya, dan begitu juga sebaliknya. Anak laki-laki yang mengidentifikasikan dirinya kepada figur ibunya dapat berkembang sifat-sifat feminitas, seperti: kurang tugas, kurang berani, kurang berani mengambil resiko atau keputusan. Akibat lebih jauh dan lebih parah lagi, menurut Schneider (1984), adalah bahwa perilaku homoseksual dan lesbian merupakan akibat fatal dari proses identifikasi menyilang pada anak yang tidak segera dicegah atau diluruskan.6. Tindakan hukuman dan disiplin yang terlalu keras (punishment and overdiscipline) Juga berakibat kurang baik terhadap perkembangan penyesuaian diri anak karena dapat menimbulkan perasaan terancam, tidak aman, atau bahkan merasa turun harkat dan martabat kemanusiaannya.7. Kecemburuan dan kebencian (jealousy and hatred) Ini muncul biasanya karena pemberian hukuman dan disiplin yang terlalu keras sehingga berakibat anak membenci orang tua dan orang tua membenci anak. Padahal, sesungguhnya anak sangat membutuhkan perhatian, rasa aman, perasaan ingin memiliki dan dimiliki, serta penghargaan.8. Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan (overindulgence and overprotection) Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan secara sepintas seolah-olah memberikan perasaan aman terhadap anak, tetapi sesungguhnya secara psikologis yang sifatnya mendasar justru menimbulkan perasaan tidak aman, kecemburuan, gugup, kurang percaya diri, dan lain sebagainya.9. Penolakan (rejection) Penolakan orang tua terhadap anak merupakan pengalaman yang paling tidak mengenakkan, sangat tidak menguntungkan, dan bahkan dapat merusak anak. Dengan penolakan orang tua, anak akan merasa dirinya tidak berharga, tidak berguna, tidak bermartabat, meskipun sebenarnya ingin atau bahkan sudah berbuat sebaik-baiknya menuru ukuran mereka.b. lingkungan sekolahpada umumnya, sekolah dipandang sebagai media yang sangat berguna untuk mempengaruhi kehidupan dan perkembangan intelektual,sosial, nilai-nilai,sikap, dan moral siswa. Apalagi bagi anak-anak SD,sering kali figur guru sangat disegani,dikagumi, dan dituruti. Tidak jarang anak-anak SD lebih mendengarkan dan menuruti apa yang dikatakan oleh gurunya daripada oleh orangtuanya. Oleh sebab itu, proses sosialisasi disekolah diciptakan oleh guru dalam interaksi edukatifnya terhadap perkembangan penyesuaian diri anak.c. lingkungan Masyarakatlingkungan masyarakat juga menjadi faktor yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri. Konsistensi nilai-nilai,sikap, aturan-aturan, norma,moral, dan perilaku masyarakat tersebut. Sehinggta berpengaruh terhadap proses perkembangan penyesuaian dirinya.

5.Agama dan BudayaAgama memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna sangat mendalam, tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu. Selain agama, budaya juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kdehidupan individu. Ini sangat tampak jika dilihat dari adanya yang diwariskan kepada individu melalui berbagai media dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Selain itu, tidak sedikit konflik pribadi, kecemasan,frustasi, serta berbagai penyimpanan perilaku yang disebabkan, secara tidak langsung atau tidak langsung, oleh budaya sekitarnya.

F. Dinamika Penyesuaian Diri Remaja