materi ilmu tanah
-
Upload
heppinurjanati -
Category
Documents
-
view
24 -
download
16
description
Transcript of materi ilmu tanah
I. PENDAHULUAN
A. Pengertian Tanah
Tanah terdapat dimana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah
berbeda-beda. Dan kepentingan yang berbeda tersebut yang menyebabkan
Prespsi orang tentang tanah berbeda-beda tergantung pada pengalaman
hubungan kesehariannya atau latar belakang pendidikan mereka.
Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang
tidak berguna karena menutupi barang-barang tambang yang dicarinya.
Demikian pula seorang ahli jalan menganggap tanah adalah bagian dari
permukaan bumi yang lembek sehingga perlu di pasang batu-batu di
permukaanya sehingga menjadi kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah
diartikan sebagai wilayah daratan di mana di atasnya dapat digunakan
berbagai usaha misalnya pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan
lain-lain.
Bagi Pengembang (developer) memandang tanah adalah tempat
mendirikan bangunan dan infrastruktur. Bagi Teknik Sipil tanah sebagai
media untuk mendukung/menopang suatu bangunan. Bagi pekebun tanah
adalah tempat untuk digunakan menanam pohon musiman. Bagi peternak dan
perikanan tanah adalah tempat untuk hidup ternak dan ikan-ikan.
Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media
tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan
bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme (vegetasi dan
hewan) yang hidup di atasnya atau didalamnya. Di samping pencampuran
bahan mineral dan bahan organik, maka dalam proses pembentukan tanah
terbentuk pula lapisan- lapisan tanah atau horison-horiason.
Banyak ahli yang mendefinisikan tanah, definisi ini berdasarkan hasil
temuan pada penelitian yang telah dilakukan. Berikut ini adalahberbagai
pendapat menurut para ahli:
1. Menurut ahli Kimiawan J. J. Berzeli us (Swedia, 1803), tanah adalah
sebagai laboratorium tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia
yang berlangsung secara tersembunyi.
2. Schroeder, 1984 menyatakan bahwa Tanah adalah hasil
pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlang-sung di
permukaan bumi, di bawah pengaruh faktor lingkungan yang bekerja
dalam waktu yang panjang dan wujudnya sebagai suatu tubuh dengan
organisa-si dan morfologi yang terdifinisikan.
3. Soil Survey Staff (1998-2010), tanah merupakan benda alam yang
tersusun dari padatan, cairan dan gas(an) yang menempati permukaan
bumi (ruangan) dan dicirikan oleh salah satu berikut ini.
a. Berhorison, atau berlapisan yang dapat dibedakan dari bahan
asalnya, sebagai hasil penambahan, penghilangan, pemindahan,
dan pengalih-ragaman bahan dan energi atau
b. Berkemampuan mendukung tanaman berakar di lingkungan
alami.
4. Pakar geologi Fiedrich Fallon (1855), tanah adalah lapisan bumi
teratas yang terbentuk dari batu-batuan yang telah lapuk.
Definisi tanah secara ilmiah adalah kumpulan dari benda alam di
permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran
bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakn media untuk
tumbuhnya tanaman. Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi
yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh
gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).
Ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah beserta faktor-
faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah dan cara-cara
pengamatan tanah dilapangan disebut pedologi. Dalam hal ini tanah
dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus
dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian penemuan-
penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam bidang
pertanian maupun nonpertanian seperti pembuatan bangunan.
Apabila tanah dipelajari dalanm hubunganya dengan pertumbuhan
tanaman disebut edhaphologi. Dalam hal ini dipelajari sifat-sifat tanah dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman serta usaha-usaha yang
diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman
seperti pemupukan, pengapuran dan lain-lain.
B. Beberapa bidang khusus dalam Ilmu Tanah atau cabang Ilmu Tanah
1. Fisika Tanah yaitu yang mempelajari sifat-sifat tanah seperti tekstur
tanah, setruktur,konsistensi, kandungan dan gerakan-gerakan air
dalam tanah, suhu, suhu tanah dan lain-lain.
2. Kimia Tanah yaitu yang menpelajari sifat-sifat kimia tanah seperti
kesamaan tanah, kejenuhan basa, unsur-unsur hara dalam tanah dan
lain-lain.
3. Kesuburan tanah yaitu yang mempelajari hubungan unsur-unsur hara
dalam tanah dengan pertumbuhan tanaman, pemupukan dan usaha-
usaha lain dalam memperbaiki sifat-sifat tanah untuk pertumbuhan
tanaman.
4. Konserfasi (Pengawetan) Tanah dan Air yaitu yang mempelajari jenis
dan proses-proses erosi atau usaha-usaha pengawetan tanah dan air.
5. Mikrobiologi Tanah yaitu yang mempelajari kehidupan
mikroorganisme dalam tanah terutama yang berpengaruh terhadap
sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanah.
6. Mineralogi tanah yaitu yang mempelajari jenis dan sifat-sifat mineral
yang terdapat dalam tanah, pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah lain
serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.
7. Genesis dan klasifikasi Tanah yaitu yang mempelajari proses-proses
pembentukan tanah dan faktor-fakror pembentuknya, klasifikasi tanah,
serta penggunaan klasifikasi tanah dalam survai tanah.
8. Geografi tanah yaitu yang mempelajari penyebab jenis-jenis tanah
secara geografis, dan dikaitkan pula denagn faktor-faktor pembentuk
tanahnya.
9. Survai tanah dan evaluasi tanah yaitu yang mempelajari sifat-sifat
tanah dilapang, mengklasifikasikan tanah ke dalam sistem
klasifikasitanah tertentu, mengelompokkan tanah-tanah yang sama
serta menggambarkan penyebarannya disuatu daerah dalam suatu peta
tanah, mengevaluasi kemampuan dan kesesuaiannya untuk berbagai
penggunaan, membuat rekomendasi penggunaan dan pengelolaan
tanah.
II. BAHAN PENYUSUN TANAH
Tanah tersusun dari empat bahan utama, yaitu: bahan mineral, bahan
organik, air, dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya
masing-masing berbeda untuk setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah.
Pada tanah lapisan atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering
(bukan sawah) umumnya mengandung 45% (volume) bahan mineral, 5%
bahan organik, 20-30% air, dan 20-30# udara.
A. Bahan Mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batuan. Batuan
dapat dibedakan menjadi batuan beku atau batuan vulkanik (dari gunung
berapi), batuan endapati (sedimen) dan batuan metamorfosa/ metamorfik
(malihan). Batuan vulkanik di Indonesia umumnya terdiri dari mineral-
mineral yang banyak mengandung unsur hara tanaman sedang batuan
endapan terutama endapan tua dan metamorfosa umumnya mengandung
mineral-mineral yang rendah kadar unsur haranya.
Bahan mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Fraksi tanah halus (fine earth fraction) yang berukuran < 2 mm, dan
2. Fragmen batuan (rock fragment) yang berukuran 2 mm sampai ukuran
horisontalnya lebih kecil dari sebuah pohon.
Bahan mineral di dalam tanah yang termasuk fraksi tanah halus
terdapat dalam berbagai ukuran yaitu pasir (2 mm - 50 µ), debu (50 – 2 µ),
dan liat (< 2 µ). Bahan mineral yang lebih besar dari 2 mm (fragmen batuan)
terdiri dari krikil, krakal atau batu, dan bongkah.
Selain itu mineral tanah dapat dibedakan menjadi mineral primer dan
sekunder.
1. Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang
dilapuk. Mineral primer umumnya terdapat pada fraksi pasir dan debu.
Beberapa mineral primer yang sering terdapat di dalam tanah dan
terkandung unsur haranya adalah sebagai berikut.
Mineral Unsur HaraKwarsa (SiO2) -
CaCa, MgKNa, CaKK, Mg, FeCa, Mg, Fe, NaCa, Mg, Fe
KlasitDolomitFeldspar : - Ortoklas
- PlagioklasMika : - Muskovit
- BiotitAmfibole (hornblende)Piroksit (hiperstin, augit)Olivin Mg, FeLeusit KApatit P
Mineral yang banyak mengandung Mg dan Fe umumnya berwarna
kelam sehingga disebut mineral kelam.
2. Mineral sekunder dalah mineral bentukan batu yang terbentuk selama
proses pembentukan tanah berlangsung. Mineral sekunder umumnya
terdapat pada fraksi liat. Beberapa mineral sekunder (mineral liat)
yang sering ditemukan dalam tanah antara lain kaolinit, haloisit,
montmorilonit, gibsit (Al oksida), Fe oksida dan lain-lain. Mineral liat
besar pengaruhnya terhadap sifat-sifat kimia maupun sifat-sifat fisik
tanah seperti kapasitas tukar kation, daya mengembang dan mengerut
tanah dan lain-lain.
B. Bahan Organik
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya
tidak besar, hanya sekitar 3-5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah
besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan
akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah:
1. Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah.
2. Sumber hara N, P, S, unsur mikro, dan lain-lain.
3. Menambah kemampuan tanah menahan air.
4. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara.
5. Sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan
bahan organik halus atau humus. Humus merupakan senyawa yang resisten
(tidak mudah hancur) berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya
menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tingginya daya menahan unsur hara
adalah akibat tingginya kapasitas tukar kation dari humus, karena humus
mempunyai beberapa gugus aktif terutama gugus karboksil. (-R-COH).
Humus terdiri dari bahan organik halus berasal dari hancuran bahan organik
kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan
organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme didalam tanah.
Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah
tanah-tanah lapisan atas atau top soil. Semakin ke lapisan bawah tanah maka
kandungan bahan organik semakin kurus. Di daerah rawa-rawa, seperti rawa-
rawa pasang surut dijumpai tanah-tanah dengan kandungan bahan organik
yang sangat tinggi dan tebal. Apabila tanah tersebut mengandung bahan
organik dari 20% (untuk daerah pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah liat)
dan tebalnya lebih dari 40 cm maka tanah tersebut di sebut tanah gambut.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Wirjodihardjo, M. H. dan K. H. Tan. 1964. Ilmu Tanah. Jilid II.
Pradnyaparamita. Jakarta.