Materi fiqih kelas ix semester 1

32

Click here to load reader

Transcript of Materi fiqih kelas ix semester 1

Page 1: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Materi Fiqih Kelas IX semester 1

A. Pengertian

Penyembelihan binatang ialah memutus jalan makan. minium nafas dan urat nadi pada leher

binatang yang disembelih dengan pisu, pedang, atau alat lain yang tajam sesuai dengan

ketentuan syara`.

Penyembelihan binatang tidak sama dengan mematikan. Mematikan binatang dapat dilakukan

dengan berbagai cara, seperti dipukul, disabet dengan senjata, disiram dengan air panas atau

dibakar. Namun cara-cara tersebut tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan termasuk

tindakan kejam.

Maka dari itu dalam melakukan penyembelihan harus dilakukan dengan baik dan benar.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Artinya : Dari Saddadi Ibnu Aus Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya Allah

menetapkan supaya berbuat baik terhadap segala sesuatu. Apabila kamu membunuh,

bunuhlah dengan baik. Apabila kamu hendak menyembelih, sembelihlah dengan baik dan

hendaklah mempertajam pisaunya dan memberikan kesenangan terhadap binatang yang

disembelih. (HR. Muslim).

Sebagai orang yang beriman, kita tidak boleh menyembelih binatang secara sembarangan.

Kita harus mengikuti tata cara dan ketentuan-ketentuan syarat dalam menyembelih binatang.

1. Cara Menyembelih Binatang

Ada dua cara dalam menyembelih binatang, yaitu secara tradisional dan mekanik.

1). Cara menyembelih binatang dengan cara tradisional

Tata cara menyembelih binatang seacra tradisional adalah :

a). Menyiapkan terlebih dahulu lubang penampung darah.

b). Peralatan yang akan digunakan untuk menyembelih disiapkan terlebih dahulu.

c). Binatang yang akan disembelih dibaringkan menghadap kiblat, lambung kiri bawah.

d). Leher binatang yang akan disembelih diletakkan di atas lubang Penampung darah yang

sudah disiapkan.

e). Kaki binatang yang akan disembelih dipegang kuat-kuat atau diikat, kepalanya ditekan ke

bawah agar tanduknya menancap ke tanah.

MTs AgungAlim 1

Page 2: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

f). Mengucap basmalah, kemudian alat penyembelihan digoreskan pada leher binatang yang

disembelih sehingga memutuskan, jalan makan, minum, nafas, serta urat nadi kanan dan kiri

pada leher binatang.

2). Cara menyembelih binatang secara mekanik

Tata cara menyembelih binatang secara mekanik adalah :

a). Mempersiapkan peralatan terlebih dahulu.

b). Memasukkan hewan ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi gas sehingga hewan tersebut

tidak sadarkan diri dan mati.

c). Dengan mengucap basmalah, binatang yang telah pingsan tersebut disembelih dengan alat

penyembelihan yang sudah disiapkan sebelumnya.

d). Penyembelihan binatang dengan alat mekanik dibolehkan dan halal dagingnya, asalkan

memenuhi persyaratan dalam penyembelihan.

2. Syarat Binatang yang disembelih

Syarat binatang yang disembelih adalah sebagai berikut :

1) Binatang yang akan disembelih masih dalam keadaan hidup. Binatang

yang mati bukan karena disembelih berarti sudah menjadi bangkai.

2) Binatang yang akan disembelih adalah binatang yang halal, baik zatnya maupun cara

memperolehnya.

3. Syarat Alat untuk Menyembelih Binatang

Syarat alat untuk menyembelih binatang adalah

1) Tajam

2) Tidak tumpul dan tidak runcing

3) Terbuat dari besi, baja, bamboo, batu, atau kaca

4) Bukan gigi, tulang, atau kuku

Hal itu berdasarkan sabda Nabi Muhammmad SAW sebagai berikut :

Artinya: " Apa saja yang dapar mengalirkan darah dan disebut nama Allah, maka boleh

kamu makan, bukan gigi, dan kuku dan aku akan beritahukan kepada kalian tentangya,

adapun gigi itu adalah tulang, sedangkan kuku itu adalah senjata orang Habsyi. (H.R Al

Bukhari dari Raft' bin Khadis : 5074).

4. Ketentuan Cara Menyembelih Binatang

Cara menyembelih binatang yang benar, ada ketentuan yang harus diperhatikan yaitu:

MTs AgungAlim 2

Page 3: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

1). Binatang yang dapat disembelih lehernya, dipotong urat tempat makanan dan urat tempat

keluar nafasnya, kedua urat ini harus diputus.

2). Binatang yang tidak dapat disembelih lehemya, karena liar atau jatuh ke dalam lubang,

sehingga tidak dapat disembelih lehernya, maka menyembelinya dilakukan dimana saja dari

badanya, asal dia mati karena luka itu.

Artinya :"Dari Rafi" ia berkata: Kami bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan kami

bertemu seekor unta milik seseorang kaum (unta itu sedang lari) sedang mereka tidak

menunggang kuda untuk mengejarnya maka seorang laki-laki telah melempar dengan anak

panahnya dan matilah unta itu, maka Nabi SA W bersabda : Sesunggunya binatang ini

mempunyai tabiat binatang liar, terhadap binatang-binatang seperti ini berbuatlah kamu

demikian. " HR. Jama'ah

5. Syarat Orang yang Menyembelih Binatang

Syarat-syarat orang yang menyembelih adalah:

1) Beragama Islam atau Ahli Kitab

Mengkonsumsi sembelihan Ahli Kitab (Orang Yahudi dan Nasrani) adalah halal hukumnya.

Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 5, yang artinya : Makanan (sembelihan) Ahli

Kitab itu halal bagimu, dan makananmu halal bagi mereka.... (QS A1-Maidah / 5: 5)

Sebagian ulama menyatakan bahwa mengkonsumsi daging hewan sembelihan Ahli Kitab

sama saja mengkonsumsi sembelihan orang kafir dan musrik Jadi mengkonsumsi daging

sembelihan orang kafir dan musyrik adalah haram hukumnya.

2) Menyebut Nama Allah SWT

Allah SWT berfirman dalam surat Al-An'am ayat : 121, yang artinya: "Dan janganlah kamu

memakan dari apa (daging hewan ) yang ketika disembelih tidak menyebut nama Allah,

perbuatan itu benar-benar suatu kefasikan……(QS. Al-An'am/6:121)

Sebagian ulama menyatakan bahwa menyebut nama Allah SWT tidak termasuk syarat

apabila penyembelihan binatang tersebut orang muslim.

3) Berakal Sehat

MTs AgungAlim 3

Page 4: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Mengkonsumsi daging binatang yang disembelih oleh orang yang gila atau mabuk,

hukumnya haram

4) Sudah Mumayiz

Mumayiz adalah orang yang dapat membedakan antara yang benar dan salah. Penyembelihan

binatang yang dilakukan oleh anak yang belum mumayiz dinyatakan tidak sah.

6. Kewajiban dalam Menyembelih Binatang

1). Hendaknya binatang itu dipotong / disembelih pada pangkal leher (leher bagian bawah).

2). Yang dipotog adalah bagian tenggorokan binatang itu yaitu jalan pernafasan.

3). Selain tenggorokan harus juga dipotong kerongkongan yang merupakan jalan makanan.

4). Dua buah urat nadi binatang itu (kiri dan kanan) harus dipotong juga.

5). Pada waktu menyembelih harus menyebut nama Allah SWT.

7. Sunah dalam Menyembelih Binatang

Kalian saya ajak untuk melaksanakan beberapa perbuatan yang disunahkan dalam

menyembelih binatang, yaitu:

1) Binatang diihadapkan ke kiblat

2) Menyembelih pada bagian pangkal leher binatang, terutama apabila bina tang nya berleher

panjang. Hal itu dimaksudkan agar pisau tidak mudah bergeser dan urat-urat leher serta

kerongkongan cepat putus.

3) Menggunakan alat yang tajam agar dapat mengurangi kadar sakit.

4) Memotong dua urat yang ada di kiri kanan leher agar cepat mati.

5) Binatang yang disembelih, digulingkan ke sebelah kiri rusuknya, supaya mudah bagi orang

yang menyembelihnya.

6) Membaca basmalah.

7) Membaca Shalawat Nabi.

8) Mempercepat proses penyembelihan agar binatang tidak tersiksa.

8. Hal-hal yang dimakruhkan ketika menyembelih

1) Menyembelih dengan alat tumpul

2) Memukul binatang waktu akan menyembelih

3) Memutuskan lehernya atau mengulitinya sebelum binatang itu benar-benar mati

A. Aqiqah

1. Pengertian

Aqiqah dalam bahasa Arab berarti rambut yang tumbuh di kepala aaak vang baru lahir (bayi)

atau membelah/memotong. Menurut istilah islam, aqiqah berarti menyembelih binatang

MTs AgungAlim 4

Page 5: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

ternak berkenaan dengan kelahiran anak_ sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT

dengan syarat-syarat tertentu.

2. Ketentuan-ketentuan Aqiqah

Bagi anak laki-laki disembelihkan 2 ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan 1 ekor

kambing. Rasulullah SAW bersabda :

عن نعق ان م وسل الله عليه صلى الله رسول قالة عائسة . عن بشاة الجارية وعن بشاتين الغالم

ماجة( ابن رواهArtinya : Dari Aisyah ia berkata : Rasulullah SAW telah menyuruh kita memnyembelih

aqiqah untuk anak laki-laki 2 ekor kambing dan untuk perempuan seekor kambing. "(HR

Tirmidzi)(HR Ibnu Majah :3154).

3. Hukum Aqiqah

Aqiqah menurut sebagian besar ulama hukumnya sunah bagi orang mampu yang baru

melahirkan anaknya. Dalam sebuah hadits disebutkan :

بح : تذ بعقيقتة مرتهن الغالم قال م وسل الله عليه صلى الله رسول ان الله عنه رضي سمرة عن

) . الترمذى رواه رأسه ويحلق ويسمى ابع الس يوم عنهArtinya : Dari Samurah r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda "Tiap-tiap anak itu

tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya

dan diberi nama. "(HR At Tirmidzi : 1442; Ibnu Majah : 3156)

4. Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Penyembelihan Aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh ataui keempat belas atau keduapuluh

satu dari kelahiran anak. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAVVdalam sabdanya :

Artinya: Aqiqah disembelih pada hari ke tujuh, keempat belas, atau keduapuluh satu(dari

lahirnya anak). (HR Al Baihaqi)

Namun demikian yang paling afdhal (utama) aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh dari

kelahiran anak.

5. Hal-Hal Yang Disunahkan Sewaktu Aqiqah

a. Mcaycmbclih hewan aqiqah,

b. Disembelih oleh ayah dari anak yang diaqiqahi.

c. Memberi nama yang baik.

d. Mencukur rambut abak yang diaqiqahi.

e. Bersedekah seberat timbangan rambut bayi dengan nilai harga Emas/perak.

6. Perbedaan Kurban dan Akikah

MTs AgungAlim 5

Page 6: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

No QURBAN AQIQAH

1 Qurban disyariatkan agar

dilaksanakan diantara tanggal 10

sampai dengan 13 bulan Dzulhijjah

Aqiqah disyariatkan berkenaan

dengan kelahiran anak

2 Qurban disyariatkan untuk

dilaksanakan setiap tahun.

Aqiqah disyariatkan satu kali seumur

hidup

3 Binatang cukup satu ekor Jumlah binatang (kambing atau domba)

untuk anak laki-laki 2 ekor, sedangkan

untuk perempuan 1 ekor

4 Seekor sapi boleh untuk tujuh orang Binatang (selain kambing jumlah nya

adalah 1 ekor untuk seorang anak

5 Daging lebih utama dibagikan

sebalum dimasak

Daging diberikan setelah matang

INGAT !!!

1. Binatang aqiqah tidak harus jantan boleh dengan betina, dengan ketentuan 1 : 2, artinya

jika menggunakan kambing jantan 1 ekor maka kalau menggungkan kambing betina menjadi

2 ekor. Aqiqah boleh dengan sapi karena standar minimal aqiqah adalah kambing sedangkan

ayam karena di bawah standard minimal maka tidak boleh.

2. Pembagian daging aqiqah dibagi setelah masak, namun boleh dibagi masih metah.

3. Pembagian aqiqah mengutamakan tetangga dari pada fakir miskin.

Sumber pustaka:

Tim Penyusun, Buku Ajar Fiqih Kelas IX semester ganjil, Kantor Wilayah Departemen

Agama Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2009

. Qurban

1. Pengertian

Kata kurban berasal dari bahasa Arab  وقربانا . . قربا yang berarti pendekatan diri atau بقربو

mendekatkan diri. Sedangkan menurut syariat Islam adalah penyembelihan binatang ternak

yang memenuhi syarat tertentu dilaksanakan pada waktu tertentu, dengan niat ibadah guna

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Syarat kurban didasarkan atas perintah Allah SWT, tercantum dalam surat Al-Kausar Ayat 1-

3 berikut:

الكوثر أعطيناك ا إنوانحر ك لرب فصلاألبتر هو شانئك إن

MTs AgungAlim 6

Page 7: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Artinya:

1. Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.

2. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah

3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus

2. Hukum Kurban

Bagi umat Islam, hukum kurban adalah sunah muakad. Rasulullah SAW bersabda, yang

artinya:

Artinya : Sesungguhnya menyembelih kurban itu tidak wajib, tetapi sunah dari Rasulullah

SAW. (HR At-Tirmizi: 1427)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : "Diwajibkan kepadaku berkurban dan tidak wajib atas kamu.(HR .4 t-Daruquti)

Sebagian ulama berpendapat hukum berkurban ialah wajib sebagai berikut :

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang memiliki kemampuan, tetapi tidak

berkurban maka janganlah ia menghampiri tempat shalat kami. "(HR. Ahmad dari Abu

Hurairah: 7924: Ibnu Majjah :3114)

3. Sejarah Singkat Perintah Berkurban

Peristiwa berkurban bermula ketika Allah SWT menyuruh Nabi Ibrahim a.s lewat mimpi

pada malam kedelapan bulan Dzulhijjah untum menyembelih Ismail, putra yang sangat

dicintai. Sebagai seorang yang taat pada perintah Allah WT, Nabi Ibrahim a.s menyampaikan

hal itu kepada putranya. Sungguh, luar biasa jawaban Ismail a.s ternyata beliau tidak

keberatan.

Pada hari ke sepuluh bulan Dzulhijjah, tepat waktu duha, Nabi Ibrahim a.s melaksanakan

perintah Allah SWT yaitu melaksanakan mimpinya. Hari kesepuluh disebut dengan hari

Nahar, artinya hari menyembelih.

Ketika Nabi Ibrahim a.s melaksanakan perintah Allah SWT, Allah mengganti Ismail dengan

seekor kambing sembelihan. Nabi Ibrahim a.s menyembelih kurban setiap tanggal 10

Dzulhijjah. Syariat ini terus berlaku hingga sekarang (umat Muhammad).

4. Waktu Penyembelihan Kurban

Waktu pelaksanaan ialah tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha) atau hari Tasyrik yaitu

tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Rasulullah SAW bersabda.

MTs AgungAlim 7

Page 8: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Artinya : Barang siapa menyembelih sebelum shalat maka sesungguhnya itu ham-alah

penyembelihna untuk dirinya sendiri. Barang siapa menyembelih sesudah shalat dan dua

khotbah maka telah sempurna ibadahnya(sah kurbarrya) dan telah sesuai dengan sunah

muslim. (HR. Al Bukhari dari Bara 'bin Azib: 5130).

5. Sarat Binatang untuk Qurban

Jenis binatang yang sah untuk kurban ialah binatang yang dipelihara dan diternakan serta

halal zatnya untuk dimakan dagingnya. Binatang tersebut seperti kambing, sapi, kerbau, dan

unta. Binatang temak yang untuk berkurban harus memenuhi dua sarat yaitu cukup umur dan

tidak cacat.

a. Ketentuan umur Binatang Qurban.

1) Domba sekurang-kurangnya berumur satu tahun atau telah berganti gigi (musinah).

Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : Dari Jabir berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah engkau menyembelih

(berkueban) kecuali telah berganti gigi. Kecuali apabila engkau sulit mendapatkanya maka

sembelihlah yang telah berumur satu tahun dari (jenis) domba. (HR. Muslim : 3631)

2) Kambing bisa sekurang-kurangnya berumur dua tahun.

3) Sapi atau kerbau sekurang-kurangnya berumur dua tahun.

4) Unta sekurang-kurangnya berumur lima tahun.

b. Cacat

Binatang cacat yang menyebabkan tidak sah dipergunakan untuk berkurban, yaitu :

1). Sakit mata (buta)

2). Sakit (tidak sehat).

3). Pincang kakinya.

4). Terlalu kurus, dan tua sekali sehingga seakan tidak bersumsum.

Dalam hadits diterangkan sebagai berikut.

MTs AgungAlim 8

Page 9: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, "Empat macam binatang yang tidak boleh dijadikan

kurban, yaitu yang jelas cacat matanya, jelas sakit, jelas pincang, dan kurus tidak berlemak.

(HR Ahmad dari Bara' : 17777).

5.1. Karban untuk lebih dari satu orang

Sebagaimana pembayaran dam (denda) dalam ibadah haji seekor kambing untuk satu orang,

sedangkan sapi atau unta untuk tujuh. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: Dari Jabir berkata, "Kami telah menyembelih kurban bersama-sama Rasulullah

SAW. Pada tahun Hudaibiyah, satu ekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh

orang. (HR Muslim: 2322)

5.2. Pemanfaatan daging kurban

Daging kurban harus habis dibagikan kepada fakir miskin dan sebagian untuk yang

berkurban. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 28, yang artinya: maka makanlah

sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya

(tidak meminta-minta) dan orang yang meminta (QS Al-Hajj/22: 36)

Rasulullah SA W bersabda:

Artinya : Dari Ali bin Abi Thalib r.a Ia berkata, "Rasululllah SAW memerintahkan kepada

saya supaya mengurus unta kurba beliau, dan supaya membagikan dagingnya, kulitnya dan

barang-barang yang merupakan pakaian unta itu kepada orang-orang miskin, dan saya tidak

menerima upah sembelihan daripadanya. (HR Muslim :2321; Al Bukhari : 1602)

7. Sunah-sunah penyembelihan qurban

Anak-anak pada saat melaksanakan penyembelihan qurban disunakan:

a. Membaca basmalah

b. Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW

c. Membaca Takbir.

d. Binatang qurban dihadapkan kearah kiblat.

MTs AgungAlim 9

Page 10: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

INGAT !!!!!

1. Berqurban karena bernadzar keluarga siqurban tidak boleh makan dagingnya sedikitpun,

tetapi kalau qurban bukan karena bernadzar keluarga siqurban boleh makan 1/3 dari daging

qurbannya

2. Pada saat menyembelih binatang qurban disunnah membaca takbir, tahmid dan tahlil

3. Daging qurban lebih utama dibagikan dalam keadaan mentah

A. Jual Beli

1. Pengertian dan hukum jual beli

Jual 6eli berasal dari bahasa arab yaitu yang berarti tukar menukar barang sedangkan البيع

menurut istilah jual beli adalah tukar menukar suatu barang dengan barang lain atau uang

disertai ijab qobul dengan syarat dan rukun tertentu.

Hukum melakukan jual beli adalah mubah / boleh, akan tetapi akan menjadi wajib apabila

jual beli adalah satu - satunya jalan untuk bertahan hidup.

Firman Allah :

با الر م وحر البيع ه الل وأحل"Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS. A1 BAqarah/2 : 275)

منكم تراض عن تجارة تكون أن إال بالباطل بينكم أموالكم تأكلوا ال آمنوا ذين ال ها أي تقتلوا  يا وال

رحيما بكم كان ه الل إن أنفسكمArtinya :"Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan sesama kamu

dengan cara yang batil, kecuali dengan jual beli atas dasar suka sama suka." (QS. An –

Nisa’/4 : 29)

2. Syarat Jual Beli

Syarat jual beli dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Syaral sah penjual dan pembeli, terdiri dari :

1). Baligh

Penjual maupun pembeli keduanya telah dewasa, sehingga mengerti akan manfaat darn

madharatnya. Namun untuk jual beli yang tergolong ringan seperti jajanan sehari-hari yang

dilakukan oleh anak-anak boleh saja, untuk mendidik dan melatih mereka sejak kecil.

1) Berakal sehat

Jual beli yang dilakukan oleh orang gila atau orang bodoh, yang tidak mengerti hitungan

tidak sah, sebab dikhawatirkan terjadi penipuan.

2) Tidak Mubazir (pemborosan)

MTs AgungAlim 10

Page 11: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Orang pemboros tidak sah jual beli. Sebab ia tidak mampu mengatur keuangan, sehingga

dikhawatirkan akan ada penyesalan.

3) Kehendak Sendiri

Dalam jual beli tidak boleh ada unsur keterpaksaan. Semuanya harus dilakukan atas dasar

suka sama suka.

b. Syarat sah barang yang di. jualbelikan, yaitu :

1) Suci

Barang najis seperti bangkai, khamar, babi kotoran dan sejenisnya tidak sah diperjualbelikan

dan hukumnya haram.

2) Bermanfaat

Barang-barang yang tidak bermanfaat tidak sah diperjual belikan. Contohnya jual beli ular,

tikus, nyamuk, lalat dan sebagainya.

3) Milik sendiri

Barang-barang yang bukan milik sendiri seperti barang titipan atau pinjaman tidak sah

diperjualbelikan, kecuali diberi kuasa untuk melakukannya.

4) Jelas dan dapat diketahui kedua belah pihak

Penjual harus memperlihatkan barang yang akan dijual kepada pembeli secara jelas, baik

ukuran, timbangan, jenis, sifat maupun harganya. Bahkan, jika ada yang cacat, harus

diberitahukan kepada pembeli. Tidak sah jual beli yang behun diketahui secara jelas.

Misalnya jual ikan masih dalam kolam, buah-buahan yang masih di pohon dan sebagainya.

3. Rukun jual beli ada 5 macam, yaitu :

a. Penjual dan Pembeli

b. Disyaratkan keduanya harus dewasa dan berakal sehat

c. Barang

d. Barang yang dijual harus suci dari najis, bermanfaat dan barang itu milik sendiri

e. Alat penukar / uang

f. Ijab Qobul (aqad). Ijab dilakukan oleh penjual dan qobul oleh pembeli. Contoh: saya jual

tas ini padamu dengan harga 50.000 rupiah. Pembeli : saya terima / setuju dengan harga

tersebut atau cukup dengan mengatakan “ya”.

4. Bentuk - Bentuk Jual Beli Yang Terlarang

1) Terlarang karena kurang syarat atau rukun

Jenis jual beli yang terlarang karena kurang sarat rukunnya, yaitu:

a. Jual beli sistem ijon

MTs AgungAlim 11

Page 12: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Sistem ijon masih sering dilakukan oleh sebagian masyarakat kita. Sistem ini umumnya lebih

merugikan para petani selaku pihak penjual. Contoh jual beli system ijon misalnya jual beli

padi yang masih dibatangnya atau bahkan belum berbuah, ikan masih dalam tambak dan

sebagainya.

b. Jual beli anak binatang ternak yang masih dalam kandungan

Jual beli seperti ini tidak sah karena belum jelas kemungkinan jika lahir hidup atau mati

c. Jual beli sperma binatang.

Hal ini tidak sah karena belum dapat diketahui kadarnya. Adapun meminjamkan binatang

jantan untuk dikawinkan dengan binatang lain tanpa maksud jual beli, hal ini sah dan bahkan

dianjurkan.

d. Jual Beli Barang Yang Belum Dimiliki

Maksudnya adalah jual beli barang yang belum ada di tangan, karena baru saja membelinya

dari penjual pertama. Jual beli sepeti im tidak sah karena kepemilikan barang belum ada di

tangan penjual.

e. Jual beli barang yang diharamkan

Barang yang diharamkan misalnya minuman keas, anjing, babi, darah, morfin, dan

semacamnya. Jual beli ini selain tidak sah juga diharamkan.

2) Jual Beli Yang Sah Tetapi Terlarang

Ada beberapa hal jual beli yang sah namun terlarang, yaitu :

a. Jual Beli Pada Waktu Khutbah / Salat Jum'at

Larangan ini tentunya bagi seorang muslim laki - laki, sebab pada waktu itu ia wajib

melaksanakan salat jum'at.

b. Jaual Beli Dengan Niat Menimbun Barang

Menimbun barang tidak dibenarkan dalam ajaran islam, apalagi bila barang tersebut sangat

diperlukan orng banyak, penimbunan barang ini juga dapat merusak harga sehingga harga

bang bisa melambung. Karenanya jual beli cara seperti ini sekalipun sah namun masih

terlarang.

c. Membeli Barang Dengan Menghadang Di Pinggir Jalan

Penjual tidak mengetahui harga umum di pasar sehingga memungkinkan ia menjual

barangnya dengan harga dibawah harga pasar.

d. Jual Beli Yang Masih Dalam Tawaran Orang Lain

MTs AgungAlim 12

Page 13: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Bila masih berlangsung tawar menawar dengan seseorang, penjual dilarang menjual barang

tersebut kepada orang lain, kecuali sesudah ada kepastian dari orang tersebut batal atau

diteruskan jual belinya.

e. Jual Beli Dengan Memainkan Ukuran dan Timbangan atau Menipu

Memainkan ukuran, misalnya mengurangi timbangan atau takaran. Jual beli tipuan seperti

penjual duku meletakkan duku bagus-bagus diatas onggokan sedangkan yang dibawahnya

jelek. Jual beli dengan memainkan takaran dan tipuan seperti ini adalah terlarang.

f. Jual Beli Barang ilntuk Kemaksiatan

Berjual beli untuk kemaksiatan seperti perjudian, pencurian dan sejenisnya adalah terlarang.

A. Khiyar Dalam Jual Beli

1. Pengertian dan Hukum Khiyar

Khiyar menurut bahasa artinya adalah memilih atau pilihan.

Sedangkan menurut istilah syara' khiyar adalah hak memilih terutama bagi si pembeli untuk

meneruskan atau membatalkan akad jual belinya.

Tujuan diadakannya khiyar adalah agar kedua belah pihak dapat mempertimbangkan sebaik-

baiknya terhadap barang yang diperjualbelikan, sehingga tidak ada penyesalan dikemudian

hari.

Khiyar dapat dilakukan dalam waktu singkat atau dalam beberapa waktu sesuai dengan

perjanjian. Melakukan khiyar hukumnya mubah atau boleh. Sabda Nabi SAW :

ماجه ( البيهقىوابن رواه ليال سلعةابعهاثالث بكلArtinya :

"Engkau berhak khiyar dalam tiap - tiap barang yang engkau beli selama tiga malam" (HR.

Baihaqi dan Ibnu Majah)

2. Macam - Macam Khiyar

Khiyar ada 3 (tiga) macam, yaitu :

a. Khiyar Majlis

Khiyar majlis yaitu hak memilih antara dua pilihan (meneruskan atau membatalkan) yang

berlangsung seketika di tempat terjadi akad jual beli. Bila keduanya telah be.Tisah, maka hak

khiyar tidak berlaku lagi.

b. Khiyar Syarat

Khiyar syarat adalah hak memilih untuk meneruskan atau membatalkan jual beli dengan

syarat tertentu. Bila syarat tidak terpenuhi, maka akad jual beli batal. Masa berlaku khiyar

syarat paling lama tiga hari. Hal ini pun berdasarkan kesepakatan bersama.

MTs AgungAlim 13

Page 14: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

c. Khiyar ‘Aib

Khiyar `aib ialah hak untuk memilih antara untuk meneruskan atau membatalkan jual beli

yang disebabkan karena terdapat cacat atau `aib pada barang yang dijual. Hal ini dapa terjadi

karena pembeli tidak mengetahui bahwa barang itu terdapat cacat.

3. Manfaat Khiyar

a. Tidak terjadi penyesalan dari pihak pembeli

b. Tercipta hubungan baik antara penjual dan pembeli

Sabda Rasulullah SAW:

البزار ( رواه عشؤته الله اقال ها ناد اقال منArtinya :

"Siapa yang membatalkan jual belinya terhadap orang yang menyesal, maka Allah akan

menghiburkan dia dari kerugian usahanyd" (HR. AI-Bazzar ).

Keterangan

1. Dengan adanya khiyar, masing - masing pihak (penjual dan pembeli) dapat berfikir cermat

dan teliti sehingga tidak ada rasa penyesalan akibat jual beli.

2. Waktu khiyar untuk barang-barang yang berharga dan tahan lama selama 3 hari, tetapi

untuk barang yang tidak tahan lama, khiyar berlaku pada saat itu pula.

 

A. Pengertian dan Hukum Riba

Riba (الربوا) menurut bahasa artinya penambahan atau kelebihan. Sedangkan arti menurut

istilah adalah penambahan atau kelebihan dalam tukar menukar sesuatu jenis barang yang

dapat memberatkan salah satu pihak. Sebagai contoh, seseorang meminjamkan uang kepada

orang lain dengan syarat pada ,waktu mengembalikan dilebihkan dari nilai semula. Riba biasa

juga disebut bunga uang. Melakukan riba hukumnya haram. Sebagaimana Firman Allah yang

artinya:

Artinya : "Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat

ganda dan hertaywaluh kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan." (QS. A1

Imran : 130)

Beberapa ayat dan hadist Nabi sebagaimana disebutkan menunjukkan bahwa Islam sangat

membeni perbuatan Riba dan islam menganjurkan kepada umatnya agar dalam mencari

rezeki hendaknNa menempuh dengan cara yang halal seperti jual beli dan sebagainya.

B. Jenis - jenis Riba

Menurut para ulama, riba dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

MTs AgungAlim 14

Page 15: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

1). Riba Fadhli

Yaitu : Tukar menukar dua barang yang sejenis dengan ukuran yang tidak sama. Misalnya

seseorang menukarkan seekor kambing dengan kambing lain yang lebih besar. Kelebihan itu

disebut riba fadhli.

Supaya tukar menukar seperti ini tidak termasuk riba maka harus memenuhi tiga syarat

yaitu :

a). Tukar menukar barang tersebut harus sama

b). Timbangan atau takarannya harus sama

c). Serah terima pada saat itu juga

2). Riba Fardhi

Yaitu Utang piutang dengan syarat ada keuntungan / bunga bagi yang menghutangi. Misalnya

seseorang memberikan hutang beberapa rupiah dengan syarat pada waktu mengembalikan

dilebihkan dari jumlah itu.

3). Riba Yadi

Yaitu berpisah dari tempat aqad jual beli sebelum timbang terima.

Misalnya seseorang membeli barang setelah dibayar si penjual langsung pergi padahal barang

belum diketahui jumlah dan ukurannya oleh si pembeli itu.

4). Riha Nusiah

Yaitu Penukaran barang dengan barang lain yang pembayarannya disyaratkan lebih dengan

cara melambatkan pengembalian.

Misalnya seseorang meminjamkan cincin emas 10 gram, pengembaliannya setahun

mendatang menjadi 11 gram. Jika belum terbayar, maka tahun berikutnya menjadi 12 gram

dan seterusnya

C. Bunga Bank

Yang dimaksud bunga bank sesuai dengan undang - undang nomor 7 tahun 1992 tentang

perbankan ialah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.

Mengenai bunga bank. ada beberapa pendapat ulama dalam menetapkan hukumnya yakni :

1). Haram, karena telah menetapkan kelebihan yang disebut riba, berapa pun besarnya itu.

2). Tidak haram karena bunga bank cukup rasional sebagai biaya pengelolaan bank dan

kelebihannya tidak besar. Yang tergolong besar adalah bunga yang berlipat ganda.

MTs AgungAlim 15

Page 16: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

3). Subhat, yakni belum jelas halal dan haramnya apalagi dalam kondisi darurat, tetapi

kelompok ini lebih berhati - hati.

4). Sekarang ini di Negara kita telah hadir sebuah bank yang dikelola berdasarkan syariat

Islam yakni Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang menentukan keuntungan dengan cara bagi

hasil.

D. Manfaat di haramkan Riba

Manfaat diharamkan perbuatan Riba adalah sebagai berikut :

1). Bagi Rentenir (pemilik uang)

a). Akan selamat dari sikap serakah atau tamak terhadap harta yang bukan haknya

b). Terhindar dari sikap hidup malas karena hanya mengharapkan bunga yang dipinjamkan

c). Terhindar dari perbuatan aniaya karena memeras kaum yang lemah

d). Selamat dari ancaman Allah SWT dan laknat Rasulullah

2). Bagi Peminjam (orang lemah)

a). Selamat dari pemerasan yang dilakukan rentenir

b). Selamat dari ancarman Allah SWT dan laknat Rasulullah SAW

c). Memenuhi kebutuhan hidup dengan tenang

3). Kedua belah pihak

Dengan diharamkannya riba akan dapat menjalin hubungan kasih sayang sebab riba merusak

hubungan batin di antara mereka karena satu pihak memaksa pihak lain.

E. Untuk Menghindari Riba

1). Biasakan selalu hidup sederhana

2). Terpaksa harus hutang. jangan hutang kepada rentenir

3). Jangan sekali - kali bekerja sama den-an rentenir

4). Bekerjalah dengan sungguh - sungguh untuk mencukupi kebutuhan hidup walaupun

dengan bersusah payah.

Materi Fiqih Kelas IX semester 2

A. Pengertian dan Hukum Gadai

Gadai menurut istilah syara' ialah penyerahan suatu benda yang berharga dari seseorang

kepada orang lain untuk mendapatkan hutang. Hukum asal gadai adalah mubah/boleh. Allah

SWT berfirman :

MTs AgungAlim 16

Page 17: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

اؤتمن الذي فليؤد بعضا بعضكم أمن فإن مقبوضة فرهان كاتبا تجدوا ولم سفر على كنتم وإن

هادة الش تكتموا وال ه رب ه الل ق وليت قلبه  أمانته آثم ه فإن يكتمها عليم  ومن تعملون بما ه واللArtinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu

tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan (borg) yang

dipegang (oleh yang berpiutang), akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian

yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan

hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)

menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka

Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan. (Al-Baqarah : 283)

B. Pemanfaatan Barang Gadai

Barang gadai tidak boleh diambil manfaatnya oleh baik oleh yang menggadaikan maupun

oleh penerima gadai, kecuali jika ada kesepakatan antara kedua belah pihak. Pihak yang

menggadaikan tidak lagi mempunyai barang tersebut secara sempurna, sementara itu pihak

penerima gadai hanya berhak menahan barang gadai, tidak memilikinya.

C. Hikmah Gadai

Gadai disyari'atkan untuk memelihara harta agar tidak hilang hak pemberi pinjaman. Apabila

telah jatuh tempo, yang memberi jaminan wajib membayar. Jika ia tidak bisa membayar,

maka jika penggadai mengijinkan kepada yang mendapat jaminan dalam menjualnya, ia

menjualnya dan membayar hutang. Dan jika tidak, penguasanya memaksanya membayarnya

atau menjual barang yang digadaikan. Jika ia tidak melakukan, niscaya penguasa/pemerintah

menjualnya dan membayarkan hutangnya. Gadai adalah amanah di tangan penerima gadai

(kreditor) atau orang yang diberi amanah, ia tidak bertanggung jawab kecuali ia melakukan

tindakan melewati batas atau melakukan kelalaian.

D. Pengertian dan Hukum Borg

Borg atau jaminan dalam fiqih adalah penyerahan suatu barang sebagai penguat hutang-

pihutang. jaminan benda sebagai borg ini akan diambil oleh orang berhutang jika hutangnya

telah dibayar. Jika waktu pembayaran yang ditentukan telah tiba dan hutangnya belum

dibayar, maka borg itu dapat dijadikan sebagai pengganti hutang dan jika ada kelebihannya

akan dikembalikan kepada orang yang berhutang. Hukum borg ialah seperti hutang-piutang

yaitu sunnat bagi yang memberikan hutang (menerima borg) dan mubah bagi yang berhutang

(menyerahkan borg/jaminan).

E. Pemanfaatan Borg

MTs AgungAlim 17

Page 18: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

Perbedaan antara borg dan gadai adalah dalam hal pemanfaatan barang. Pemanfaatan borg

tetap berada pada pemilik barang. Sebagai contoh : Seseorang meminjam uang dengan

jaminan (borg) tanah sawahnya, maka penggarapan dan hasil panen menjadi milik hak si

Penerima barang.

Ingat !!!

Apabila kita melakukan akad gadai, pemanfaatan barang yang digadaikan harus dibicara

sejak awal perjanjian agar di kemudian hari tidak terjadi perselisihan.

 Pengertian dan Hukum Memberikan Upah

Upah dalam bahasa arab disebut dengan ( االجر ) yang berarti balasan. Upah menurut istilah

adalah pemberian sesuatu barang atau uang kepada seseorang yang telah bekerja, sebagai

balas jasa atas tenaga atau jerih payah yang dilakukannya.

Firman Allah :

� ف� ر�و ع� م ع� ف�ا ع� ر� م� ع� م� ع�ا م� م�ا م� م�ا ف�ا م�� ر� م� موا �ع م�ا م� �ع ف� ع� م ع! م�ا م�� ر" ر#� ر$ ع� م� م&ا م' م�� ر� م# م� م�ا م� ع) م# م( م' م* م+ا ن� ا� ر� ر- ع. #� م م/ م�ا ف�ا مو يعلم ه والل لكموأطهر أزكى ذلكم واليوماآلخر ه بالل يؤمن منكم كان من به يوعظ �ذلك �

تعلمون ال وأنتمApabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para

wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan

di antara mereka dengan cara yang ma´ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang

yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan

lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(QS. al-Baqarah : 232)

Rasulullah SAW bersabda :

ماجه ( ابن رواه عرقه يجف ان قبل أجره االجير أعطواArtinya : "Berikanlah upah kepada karyawan lpekerja sebelum keringatnya k,ering". (HR.

Ibnu Majah)

Upah merupakan hak pekerja yang harus dibayarkan sesuai dengan jenis pekerjeannya.

Menunda-nunda pembayaran upah tidak dibenarkan dalam ajaran Islam karena termasuk

perbuatan aniaya.

Memberikan upah kepada pekerja dalam Islam hukumnya mubah (boleh). Setelah seseorang

mengerjakan sesuatu pekerjaan untuk kepentingan orang lain maka orang yang mendapatkan

jasa setelah aqad hukumnya wajib memberikan upah kepada orang yang telah memberikan

jasa.

B. Manfaat Upah

1. Bagi Penerima Upah

MTs AgungAlim 18

Page 19: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

a. Sebagai penghasilan halal karena diberikan secara ikhlas oleh pemilik pekerjaan.

b. Dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Bagi Pemberi Upah

a. Melatih sikap/mental untuk menghargai pihak lain.

b. Disenangi oleh orang lain.

c. Menjalin hubungan batin antara pemilik pekerjaan dan pekerja.

C. Kewajiban dan Hak Buruh/Pegawai

Seseorang pegawai/buruh pada hakekatnya adalah pemegang amanah majikan/pemilik

perusahaan. Oleh sebab itu ia berkewajiban untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman :

ه الل إن تحكموابالعدل أن اس الن بين حكمتم وإذا أهلها إلى األمانات تؤدوا أن يأمركم ه الل �إن

بصيرا سميعا كان ه الل إن يعظكمبه �نعماArtinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya

kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat (Q.S.

An-Nisa’ : 58)

Ingat !

Tidak memberikan upah pada orang yang telah bekerja adalah perbuatan dhalim dan

termasuk makan harta orang lain dengan cara bathil. Orang yang memakan harta orang lain

dengan bathil diibaratkan Allah sama dengan makan api.

Sumber:

Tim Penyusun, Buku Ajar Fiqih Kelas IX semester ganjil, Kantor Wilayah Departemen

Agama Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2009

A. Pengertian dan Dalil Hutang Piutang

Hutang piutang (الدين ) adalah aqad yang dilakukan untuk memberikan sesuatu benda atau

uang, dengan perjanjian akan dibayar kembali dalam jumlah dan nilai yang sama. Hutang

piutang merupakan salah satu bentuk transaksi yang memerlukan waktu beberapa lama. Agar

tidak terjadi lupa atau keliru, maka hendaknya dibuatkan catatan tertulis bahkan bila perlu

diadakan saksi.

Firman allah SWT, yang artinya:

MTs AgungAlim 19

Page 20: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk

waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di

antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya

sebagaimana Allah mengajarkannya … “ (AI Baqarah : 282)

B. Hukum Hutang Piutang

1. Hukum orang yang berhutang adalah mubah (boleh) sedangkan orang yang memberikan

hutang hukumnya sunah sebab ia termasuk orang yang menolong sesamanya.

2. Hukum orang yang berhutang menjadi sunah dan hukum orang yang menghutangi menjadi

wajib, jika peminjam itu benar-benar dalam keadaan terdesak, misalnya hutang beras bagi

orang yang kelaparan, hutang uang untuk biaya pengobatan dan lain sebagainya, maka

Rasulullah SAW bersabda :

ماجه ( ابن رواه ة مر كصدقتها كان إال تين مر قرضا مسلما يضرض مسلم من ماArtinya : "Tidak ada seorang muslim yang memberi pinjaman kepada seorang muslim dua

kali kecuali seolah-olah dia telah bersedekah kepadanya dua kali". (HR. Ibnu Majah)

C. Manfaat Hutang Piutang

Hutang pihutang sangat besar manfaatnya, karena dengan hutang pihutang, seseorang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu bagi orang yang mampu sebaiknya

memberikan hutang kepada orang yang memerlukan sehingga tercipta sikap gotong royong

sesama manusia.

D. Kewajiban Orang Yang Berhutang

Orang yang berhutang wajib mengembalikan hutangnya sesuai dengan waktu yang telah

dijanjikan. apabila sampai batas waktu tersebut belum dapat mengembalikan, dia harus

menyampaikan hal tersebut kepada pemberi hutang.

A. Pengertian dan Hukum Pinjam Meminjam

Pinjam meminjam (العارية ) merupakan salah satu bentuk tolong menolong dari seseorang

kepada orang lain. Pengertian meminjam adalah aqad untuk memberikan manfaat dari suatu

benda halal milik seseorang kepada orang lain tanpa ada tukaran tertentu dan tidak

mengurangi atau merusak zat benda itu.

Pinjam meminjam hukumnya mubah bagi peminjam dan sunah bagi pemberi pinjaman

karena ada unsur tolong menolong.

Firman Allah, artinya : … dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

MTs AgungAlim 20

Page 21: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. al-

Maidah : 2)

Hukum pinjam meminjam di atas dalam keadaan tertentu dapat berubah. Apabila pinjam-

meminjam itu untuk hal yang sangat penting, maka hukum peminjam adalah sunah dan

memberi pinjaman adalah wajib. Misalnya kelaparan. pakaian untuk menutup aurat, dan

sebagainya. Juga bisa menjadi haram hukumnya jika meminjamkan sesuatu untuk kejahatan

dan kemaksiatan.

B. Rukun dan Syarat Pinjam Meminjam

1. Orang yang meminjamkan disyaratkan :

a. Berhak berbuat kebaikan tanpa ada yang menghalangi. Orang yang dipaksa atau anak kecil

tidak sah meminjamkan

b. Benar-benar pemilik barang yang dipinjamkan.

2. Peminjam, disyaratkan :

a. Mampu berbuat kebaikan

b. Menjaga barang yang dipinjam agar tidak rusak.

3. Barang yang dipinjamkan disyaratkan :

a. Ada manfaatnya

b. Barang itu kekal/bersifat tetap, tidak habis setelah diambil manfaatnya. Oleh karena itu

makanan yang setelah dimanfaatkan menjadi habis atau berkurang zatnya tidak sah

dipinjamkan

4. Aqad yaitu ijab qabul

C. Kewajiban Peminjam

1. Mengembalikan barang itu kepada pemiliknya jika telah selesai.

2. Mengganti apabila barang itu hilang atau rusak.

3. Merawat barang pinjaman dengan baik selama dipinjam.

D. Berakhirnya Masa Pinjaman

Pinjam meminjam berakhir apabila barang yang dipinjam telah diambil manfaatnya dan harus

segera dikembalikan kepada pemiliknya. Pinjam meminjam juga berakhir apabila satu dari

dua belah pihak meninggal dunia atau gila. Barang yang dipinjam dapat meminta kembali

sewaktu-waktu, karena pinjam meminjam bukan merupakan perjanjian yang tetap. Jika

terjadi perselisihan pendapat antara yang meminjamkan dan yang meminjam barang tentang

barang itu sudah dikembalikan atau belum, maka yang dibenarkan adalah yang meminjamkan

MTs AgungAlim 21

Page 22: Materi fiqih kelas ix semester 1

Fiqih IX

dikuatkan dengan sumpah. Hal ini didasarkan pada hukum asalnya yaitu belum

dikembalikan.

E. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pinjam meminjam

Untuk melestarikan hubungan baik antara peminjam dan pemilik barang yang dipinjamkan,

perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

a. Pinjam meminjam harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik dan halal. Pinjam

meminjam barang untuk perbuatan maksiat hukumnya haram.

b. Peminjam hendaknya berhati-hati dalam menggunakan barang pinjaman agar tidak

menimbulkan kerusakan pada barang yang dipinjam

c. Peminjam wajib mengembalikan barang pinjaman sesuai perjanjian yang telah disepakati

dengan pemilik barang

d. Apabila peminjam belum dapat mengembalikan barang pinjaman sesuai janjinya (bukan

karena disengaja), peminjam seharusnya memberitahukan dan meminta maaf atas

keterlambatan pengembalian barang yang dipinjam.

e. Sesuai dengan prinsip gotong royong pemilik barang sebaiknya memberi kelonggaran

kepada peminjam sampai dapat mengembalikan pinjamannya.

MTs AgungAlim 22