Materi Filsafat Pendidikan Sutarno
-
Upload
tova-geograf -
Category
Documents
-
view
37 -
download
4
Transcript of Materi Filsafat Pendidikan Sutarno
Filsafat Pendidikan
Dr. Sutarno, M.Pd.
Filsafat = philos (cinta) dan sophia (kebajikan)
Kebenaran yang diperoleh melalui nalar manusia sehinggga kebenarannya
terbatas.
Ilmu termasuk hasil penaran.
1. Fisalfat sebagai induk ilmu, yang berusaha untuk memahami semua hal.
2. Filsafat sebagai proses berpikir kritis.
Filsafat dapat diartikan sebagai:
a. Ilmu yang berupaya memahami semua hal yang muncul di dalam ***
b. Proses berpikir kritis atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
sangat dijunjung tinggi
c. Analisis logis dari bahasan dari penjelasannya tentang arti konsep
d. Pandangna yang menyeluruh dan sistematis:
1. Menyeluruh, artinya bukan hanya pengetahuan, malainkan suatu
pandangan yang dapat menembus sampai di balik pengetahuan itu
sendiri.
2. Sistematis, artinya menggunakan berpikir secara sadar, teliti, dan teratur
sesuai dengan hukum-hukum yang ada.
e. Berpikir menurut tata tertib (logika), bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma,
agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar
persoalan
Logika = premis mayor, premis minor, konklusi
f. Berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagia
problematika kehidupan yang dihadapi, termasuk problematika dalam
pendidikan.
Sarana = harus ada
Prasarana = bisa ditiadakan
Filsuf
a. Orang yang mencintai kebajikan, kebaikan, kebenaran, hikmah,
kebijaksanaan dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian
padanya, dan menciptakna sikap positif terhadapnya.
b. Orang yagn mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab akibat,
dan berupaya melakukna penafsiran-penafsiran atas pengalaman-
pengalaman manusia.
Ilmu filsafat merupakan suatu ilmu yang mempealjari sesuatu secara mendetail,
sehingga dapat emnghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekat yang
dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia ketika telah
memperoleh pengetahuan – mencapai kebenaran.
Berpikir filsafati: menyeluruh, mendasar, dan spekulatif dengan
daya/kemampuan nalar tentang segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan
manusia.
Masalah= seharusnya ada tapi tidak ada, dan sebaliknya
Landasar berpikir filsafati:
a. Landasan ontologi – objeknya apa? Yaitu objek apa yang ditelaah?
Bagaimana wujud hakiki objek tersbeut? Bagaimana hubungan antara objek
tersebut dengan daya tangkap manusia (berpikir, merasa, mengindera) yang
membuahkan pengetahuan.
b. Landasan epistemologi –
c. Landasan axiologis – Untuk apa/Apa manfaatnya, yaitu: untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan
objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana hubungan
antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dan
norma-norma moral/profesional.
Sehingga krireria membedakan tiap-tiap bentuk anggota kelompok ketahuan
(knowledge) adalah:
a. Landasan ontologis, yaitu objek telaahnya
b. Landasan epistemologis, yaitu cara yang dipergunakan untuk menelaah
c. Landasan axiologis, yaitu kegunaan knowledge hasil telaah
Ciri penalaran: logis (deduktif menghasilkan kebenaran tautologis, atau induktif,
menghasilkan kebenaran empiris) dan analitis.
Kriteria kebenaran:
a. Koheren, yaitu KONSISTEN dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya
yang dianggap benar
b. Koresponden, yaitu materi yang terkandung didalam pernyataan
berhubungan dengan objek yang dituju pengetahuan itu (FOKUS)
c. Pragmatis, yaitu pernyataan bersifat fungsional dalam kehidupan praktis (ada
kegunaannya) ex: kehidupan psikologis ibu saat hamil dengan
perkembangan anaknya
Asumsi sebagai pendapat yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya, harus:
a. Relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin keilmuan. Harus
operasional dan merupakan dasar pengkajian teoretis.
b. Disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya”, bukan bagaimana
keadaan yang seharusnya.
Cabang-cabang filsafat, yaitu Filsafat Umum (Murni) dan Filsafat Khusus
(Terapan).
a. Filsafat Umum atau Murni, memiliki objek:
1. Metafisika, tentang kenyataan segala sesuatu, meliputi: obtologi,
kahekat kenyataan alam semesta; teologi, hakikat tentang tuhan;
Kosmologi, hakekat alam; Humanologi, hakekat manusia.
2. Epistemologi, hakekat mengetahui dan pengetahuan; logika, hakekat
menyimpulkan untuk memperoleh pengetahuan.
3. Aksiologi, hakekat nilai-nilai etika, hakekat baik – buruk; estetika, hakekat
indah – jelek.
b. Filsafat khusus atau terapan, memiliki objek: agama, pendidikan, hukum,
politik, ekonomi, sejarah, seni, matematika, ilmu, dan sebagainya.
Filsafat pendidikan meliputi cabang-cabang:
a. Filsafat ilmu pendidikan: ontologi ilmu pendidikan, epistemologi ilmu
pendidikan, metodologi ilmu pendidikan, dan aksiologi ilmu pendidikan.
b. Filsafat praktek pendidikan: filsafat proses pendidikan, dan filsafat sosial
pendidikan.
Filsafat pendidikan:
a. Aktivitas pemikiran yang teratur; yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk
mengatur, menyelaraskan, dan mengadukan proses pendidikan
b. Kaidah filosofis dalam bidang pendidikan, yaitu aspek-aspek pelaksanaan
filsafat umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan
kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis
c. Ilmu yang pada hakekatnya meruapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
dalam bidang pendidikan. Merupakan aplikasi analisis filosofis terhadap
bidang pendidikan.
Ruang lingkup bahasan filsafat pendidikan
Semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan
memahami hakekat pendidikan, yang berhuubngan dengan bagaimana
pelaksanaan pendidikan yang baik dan bagaimana tujua pendidikan itu dapat
dicapai sesuatu yang dicita-citakan.
a. Merumuskan sifat hakekat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan (the
nature of man)
b. Merumuskan sifat hakekat pendidikan (the nature of education)
c. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan
d. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori
pendidikan
e. Merumuskan hubungan antara filsafat neggara (ideologi), filsafat pendidiakn
dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
Topik bahasan untuk diskusi/presentasi, penyusunan dan penyajian:
Topik bahasan:
1. Hakekat pendidikan dan ilmu pendidikan
2. Aliran filsafat progresivisme dan pendidikan
3. Aliran filsafat rekonstruktivisme dan pendidikan
4. Aliran filsafat esensialisme dan pendidikan
5. Aliran filsafat perenialisme dan pendidikan
6. Filsafat pancasila dan pendidikan
7. Pendidikan nilai, moral dan karakter
Topik disusun makalah dengan ketentuan:
Jumlah halaman minimal 6 – 8 halaman termasuk halaman daftar rujukan
Diketik dengan A4 margin 4433, times new roman, 12 pt.
Saat penyajian hendaknya disiapkan powerpoint kurang lebih 20 menit, diskusi
40 menit.
23 November 2012
Literatur: Jalaludin, Umar, Rejo Mudiarjo
30 November 2012
Ilmu Pendidikan bersifat teoretis
Pendidikan bersifat praktis