MATERI DIARE.doc

7
MAKALAH DIARE Definisi Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan konsistensi feses menjadi lebih lunak dan lebih cair. Secara praktis dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dalam 24 jam. Pada bayi diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja 15g/kg/24 jam. Pada anak lebih dari 3 tahun, volume tinja yang >200g/kg/24 jam disebut diare. Menurut WHO (1992) diare adalah tinja yang mengandung lebih banyak air dibandingkan yang normal atau sering disebut mencret atau tinja seperti air. Diare sering didefinisikan sebagai buang air encer tiga kali atau lebih dalam sehari, sedangkan diare yang mengandung darah disebut disentri. Etiologi Etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab: 1. Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas

description

diare

Transcript of MATERI DIARE.doc

MATERI

MAKALAHDIARE

Definisi

Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan konsistensi feses menjadi lebih lunak dan lebih cair. Secara praktis dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dalam 24 jam. Pada bayi diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja 15g/kg/24 jam. Pada anak lebih dari 3 tahun, volume tinja yang >200g/kg/24 jam disebut diare. Menurut WHO (1992) diare adalah tinja yang mengandung lebih banyak air dibandingkan yang normal atau sering disebut mencret atau tinja seperti air. Diare sering didefinisikan sebagai buang air encer tiga kali atau lebih dalam sehari, sedangkan diare yang mengandung darah disebut disentri.

EtiologiEtiologi diare akut dibagi atas empat penyebab:

Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas

Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus

Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis

Non-infeksi : Malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.Cara Penularan dan Faktor Risiko Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat (melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger).

Faktor risiko terjadinya diare adalah:

Faktor perilaku

Faktor lingkungan

Faktor perilaku antara lain:

Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman

Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu.

Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak

Penyimpanan makanan yang tidak higienis

Faktor lingkungan antara lain:

Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci Kakus (MCK)

Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk. Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak.

Klasifikasi penyakit diare

Terdapat beberapa pembagian diare:

Lama waktu diare :

Akut ( < 7-14 hari )

Kronik ( > 14 hari )

Mekanisme patofiologis :

Osmotik

Sekretorik

Penyebab infeksi atau tidak :

Infeksi ( Inflamasi )

Tidak infeksi ( Inflamasi )

Penyebab organik atau tidak :

Organik

FungsionalGejala Klinis

Diare sering disertai oleh nyeri, keinginan buang air besar, rasa tidak nyaman di perianus, inkontinensia., muntah, lemah, lesu, demam,tidak nafsu makan,ada darah atau tidak darah dalam kotoran. Gejala lainnya,seperti nyeri otot atau kejang dan sakit kepala.

Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya pun meninggi

Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah

Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

Lecet pada anus

Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

Muntah sebelum dan sesudah diare

Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

Dehidrasi (kekurangan cairan).

Penatalaksanaaan Diare di Rumah

Penatalaksanaan atau penanggulangan penderita diare di rumah antara lain :

Memberi tambahan cairan

Berikan cairan lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian, jika anak memperoleh ASI eksklusif berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. Anak yang tidak memperoleh ASI eksklusif berikan satu atau lebih cairan berikut: oralit, cairan makanan (kuah, sayur, air tajin) atau air matang. Petugas kesehatan atau kader kesehatan harus memberitahu ibu berapa banyak cairan sehari:

Sampai umur 1 tahun: 50 sampai 100 ml setiap kali buang air besar

Umur 1 sampai 5 tahun: 100 sampai 200 ml setiap kali buang air besar.

Memberi cairan sedikit demi sedikit tetapi sering dan jika muntah tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi sampai diare berhenti.

Memberi makanan saat diare anak tetap harus diberi makanan yang memadai, jangan pernah mengurangi makanan yang biasa dikonsumsi anak, termasuk ASI dan susu. Hindari makanan yang dapat merangsang pencernaan anak seperti makanan yang asam, pedas atau buah-buahan yang mempunyai sifat pencahar. Bila diare terjadi berulang kali, balita atau anak akan kehilangan cairan atau dehidrasi.Tindakan Preventif Diare

Pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Penggalakan laktasi

Peningkatan Penggunaan ASI

Perbaikan Pola Penyapihan

Program Suplementasi Makanan

Penggunaan KMS

Suplementasi vitamin A

Imunisasi Rotavirus

Imunisasi Kolera

Imunisasi Campak

Kemoprofilaksis

Perbaikan sarana air minum & sanitasi

Perbaikan higiene perorangan

Perbaikan higiene makanan

Pemberantasan reservoir binatang

Pemberantasan lalat