Materi Agama Islam

35
HUKUM-HUKUM SYARI’ A. Pengertian Syari’ Syari’at berarti aturan, syari’at pada prinsipnya mengandung arti “jalan yang jelas membawa kepada kemenangan”. Dalam hal ini agama Islam yang ditetapkan untuk manusia disebut syari’at, karena umat Islam selalu melaluinya dalam kehidupan di dunia. A Berhubngan dengan penjelasan di atas maka yang dimaksud dengan syari’at adalah segala aturan Allah yang berkaitan dengan aturan manusia yang harus dipatuhi oleh manusia itu sendiri. B. Pembagian hukum Syari’ Para ulama ushul fiqih membagi hukum syari’ menjadi dua bagian; hukum taklifi dan hukum wadh’iy. 1. Hukum Taklifi Yang dimaksud dengan hukum taklifi adalah khitob yang mengandung tuntutan untuk dikerjakan atau ditinggalkan atau pilihan antara mengerjakan dan meninggalkan. Hukum taklifi terbagi menjadi lima bagian: Ijab, nadb, tahrim, karahah, dan ibahah. A. Ijab ( wajib ) adalah firman yang menuntut melakukan suatu perbuatan dengan tuntutan pasti, firman Allah surat al-baqarah 43. َ ن يِ عِ ك اَ ر ل اَ عَ م واُ عَ كْ ارَ وَ اةَ كَ ر ل وا اُ ت اَ وَ لاةَ ص ل وا اُ م يِ قَ ( اَ و”Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”. 1

description

Materi tentang HUKUM-HUKUM SYARI’

Transcript of Materi Agama Islam

HUKUM-HUKUM SYARIA. Pengertian SyariSyariat berarti aturan, syariat pada prinsipnya mengandung arti jalan yang jelas membawa kepada kemenangan. Dalam hal ini agama Islam yang ditetapkan untuk manusia disebut syariat, karena umat Islam selalu melaluinya dalam kehidupan di dunia. A Berhubngan dengan penjelasan di atas maka yang dimaksud dengan syariat adalah segala aturan Allah yang berkaitan dengan aturan manusia yang harus dipatuhi oleh manusia itu sendiri.

B. Pembagian hukum SyariPara ulama ushul fiqih membagi hukum syari menjadi dua bagian; hukum taklifi dan hukum wadhiy.

1. Hukum TaklifiYang dimaksud dengan hukum taklifi adalah khitob yang mengandung tuntutan untuk dikerjakan atau ditinggalkan atau pilihan antara mengerjakan dan meninggalkan. Hukum taklifi terbagi menjadi lima bagian: Ijab, nadb, tahrim, karahah, dan ibahah.

A. Ijab ( wajib ) adalah firman yang menuntut melakukan suatu perbuatan dengan tuntutan pasti, firman Allah surat al-baqarah 43. Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.

B. Nadb ( sunnah ) adalah firman Allah yang menuntut melakaukan suatu perbuatan dengan perbuatan yang tidak pasti, tetapi hnya merupakan anjuran untuk berbuat.Diterangkan surat al-baqarah 282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

C. Tahrim ( haram ) adalah firman Allah yang menuntut untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan yang pasti, diterangkan dalam surat al-maidah ayat 3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.

D. Karahah ( makruh ) firman Allah yang menuntut untuk tidak melakukan perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti, tetapi hanya berupa anjuran untuk tidak berbuat misalnya dalam surat al-maidah 101. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu,

E. Ibahah ( mubah ) firman Allah yang memberikan kebebasan kepada mukallaf untuk melakukan sesuatu perbuatan, misalnya firman Allah surat al-baqarah 235. Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran

Kelima macam hukum itu menimbulkan efek terhadap perbuatan mukallaf dan efek itulah yang dinamakan al-ahkam al-khomsah oleh ahli fiqih yaitu, wajib, haram, makruh, sunnah, mubah.

a. Wajib Pada pokoknya yang disebut dengan wajib adalah segala perbuatan yang diberi pahala jika mengerjakan dan diberi siksa jika meninggalkan misalnya, mengerjakan beberapa rukun Islam yang lima.

Dilihat dari beberapa segi wajib dibagi menjadi empat:

1. Dilihat dari segi ketetapannya untuk ketentuan perbuatan yang harus dilaksanakan ada dua.a. Wajib muayyan ( ditentukan ) ditentukan macam perbuatannya, jumlah rakaat dalam shalat.b. Wajib mukhoyyar ( dipilih ) yaitu boleh pilih salah satu dari beberapa perbuatan yang telah ditentukan. Misalnya kifarat sumpah, boleh memilih alternative member makan sepuluh orang miskin, member pakaian sepuluh orang miskin, atau memerdekakan budak.2. Dilihat dari segi siapa saja yang mengharuskan melaksanakannya dibagi menjadi dua.a. Wajib aini ( dibebankan kepada setiap mukallaf).b. Wajib kifayah ( dapat dilaksanakan sebagian mukallaf ).

3. Dilihat darai segi kwantitasnya wajib dibagi menjadi dua.a. Wajib muhaddad ( ditentukan kadar jumlahnya)b. Wajib ghairu muhaddad ( tidak ditentukan jumlah bilangannya).4. Wajib dari segi tuntutan dibagi atas muayyan ( satu kali pelaksanaan ) dan mukhoyyar ( ada alternative lain ).

C. Mandub. Suatu perintah yang berisi anjuran yang tidak mencapai tingkatan wajib. Mandub memiliki beberapa tingkatan.1. Sunnah muakkadah atau sunnah yang dikerjakan rasul secara kontinyu tetapi itu bukan wajib. Pelaksanaan sunnah qobliyah dan badiyyah dalam shalah maktubah.2. Sunnah ghairu muakkadah sunnah yang kadang-kadang dilaksanakan oleh rasul seperti salat empat rakaat sebelum dzuhur.3. Sunnah yang tingkatannnya di bawah yang tersebut di atas seperti tugas amar maruf.

D. Haram.

Haram adalah segala perbuatan yang dilarang mengerjakannya. Orang yang melaksanakannya akan disiksa, berdosa dan yang meninggalkannya diberi pahala.Secara garis besar haram dibagi menjadi dua.1. Haram karena lidzatihi atau perbuatan yang diharamkan karena terdapat bahaya dari perbuatan tersebut seperti makan bangkai, khomer, zina.Diharamkan makan bangkai, diharamkan kepada kamu mkan bangkai, darah dan daging babiDiharamkan kamu mendekati zina Janganlah kamu mendekati zina , bahwa zina itu keji.Diharamkan khommer dan judi Sesungguhnya arak, judi, berhala dan undian itu adalah keji dan perbuatan syetan maka jauhilah al maidah 90.Menuduh orang berbuat zina dilarang dalam al-quran tanpa dapat mebuktikannya dengan saksi Orang-orang yang menuduh orang baik-baik berbuat zina, kemudian dia tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka dengan delapan puluh kali.2. Haram li ghairihi adalah perbuatan perbuatan yang dilarang oleh syara tidak karena bahaya perbuatan itu sendiri, seperti jual beli dengan system riba.

E. Makruh .

Makruh adalah suatu perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan, tetapi tidak mencapai derajat haram.Dalam jual beli pada waktu dikumandangkannya adzan shalat jumah

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

F. Mubah. Mubah adalah perbuatan yang mengandung kekebasan untuk memilih antara melakukan atau meninggalkan perbuatan tersebut.Sebagaimana firman Allah surat al-baqarah 229Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya.Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang lalim.

Dalam pelaksanaan anjuran dan pilihan mencari rizki setelah selesai melaksanakan salat jumah sebagaimana firman allah dalam surat jumah

Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

B. Hokum Wadhi

Hokum Wadhi adalah hokum yang menyebabkan sesuat sebagai sebab, syarat, penghalang, berlakunya perbuatan tersebut. Sebagaimana firman Allah

a. Sebab.Sebab adalah batasan-batasan yang dijadikannnya sebagai tanda terwujudnya hokum. Seperti perbuatan zina mengakibatkan adanya hokum dera, disebabkan menyaksikan bulan suci ramadlan maka wajib atasnya berpuasa, atau disebabkan membunuh seseorang dengan tersalah maka wajib memerdekakan hamba sahayaSebagaimana firman Allah surat an-nisa 92 Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

b. Syarat.Syarat adalah sesuatu yang diharuskan ada karena adanya hokum tergantung kepadanya. Seperti berwudlu yang merupakan syarat sahnya salat. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-maidah 6.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Sebagaimana dalam al-quran mewajibkan puasa bagi orang-orang yang beriman diterangkan dalam surat al-baqarah 183.Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

c. Penghalang. Penghalang adalah suatu yang karenanya menyebabkan tidak adanya hokum meskipun sebab dan syarat telah terpenuhi, seperti terhalangnya waris yng berlainan agama, atau membunuh pewarisnya, atau pembunuhan dengan hukuman qishos tidak diterapkan sebab dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Sebagaimana dalam dadis nabi yang diriwayatkan oleh sahabat Umar yang artinya Aku pernah mendengar rasulullah bersabda , tidak boleh bapak diqishas sebab membunuh anaknya HR Turmudzi.

D. RukhshohPengertian dari rukhshos adalah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dari segala hukum sebagai keringanan atas mukallaf pada situasi khusus yang menghendaki keringanan sebagaimana firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 173Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Juga dijelaskan dalam surat al-baqarah 184 tentang diperbolehkannya untuk tidak menjalankann ibadah puasa di bulan ramadlan karena dalam keadaan sakit atau bepergian. ) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Juga diperbolehkannya untuk meringkas pelaksanaan shalat ketika dalam bepergian jauh atau musafir kurang lebih 83 km, sebagaimana firman Allah dalam surat an-nisa 101.Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

C. Mahkum Fih dan Mahkum Alaih.---------------------------------------------------

1. Mahkum Fih ( Perbuatan Mukallaf ) Para ulama telah menyepakati bahwa mahukum fih merupakan perbuatan mukallaf yang terkait dengan perintah syari. contohnya semua perbuatan mukallaf yang kaitannya dengan wajib, sunnah, haram , makruh dan mubah.Sebagaimana firman Allah dalam surat al-baqarah 282.Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannyaPerintah Allah yang berhubungan dengan tidakan mukallaf ketika tidak melaksanakan puasa di bulan Ramadlan dan ketika bepergian jauh ( safar ) sebagaimana firman Allah yang artinya (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Syarat-syarat taklif

1. Hendaklah mukallaf mengetahui pengetahuan yang sempurna hingga mukallaf mampu melaksanakan menurut yang diperintah.Sebagaimana firman Allah surat An-nahl 44.keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,

2. Hendaklah mukallaf mengetahui bahwa yang dibebankannya timbul dari yang mempunyai wewenang taklif

3. Hendaklah perbuatan mukallaf itu mampu dilaksanakan.

2. Mahkum Alaih.

Pengertiannya adalah para mukallaf yang sudah terbebani hokum baik berupa wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah. Disyaratkan kepada mukallaf untuk sah taklifnya ada dua syarat.1. Mukallaf mampu memahami dalil taklif.2. Mukallaf cakap untuk melaksanakan apa yang dibebankan kepadanya.

--------------000000000000---------------

SUMBER HUKUM ISLAM

A. Sumber pokok dan pelengkap hokum islama. Pengertian al-quran.1. Al-quran sebagai sumber hokum islam pertama.Al-quran menurut bahasa berarti bacaan sedangkan menurut islitah adalah firman allah berupa mukjizat yang diturunkan kepada nabi muhammmad dalam bahasa arab yang diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah.

b. Pokok isi kandungan al-quran.1. Tauhid2. Ibadah3. Janji dan ancaman4. Kisah umat terdahulu.c. Dasar kehujahan al-quranAl-quran menjadi sumber hokum pertama dari segala sumber hokum tertinggi dalam islam. Surat an-nisa 105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat

Juga dijelaskan dalam surat an-nisa 105.Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,

Juga Allah swt menjelaskan dalam surat al-maidah 49. dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

D. pedoman al-quran dalam menetapkan hokum.

1. Tidak memberatkan mukallaf ( adamul haraj )

Bahwa allah tidak membebani manusia di luar kemampuannya. Al-baqarah 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannyaJuga dijelaskan dalam surat al-baqarah 186 yang artinyaBeberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

2. Menyedikitkan Beban. (killatut taklif )Sebagaimana firman Allah dalam surat Ketiaka manusia tdak mampu melaksanakan ibadah dengan sempurna karena kondisi manusiannya maka ada keringanan yang diberikan kepadanya.3. Berangsur-angsur dalam menetapkan hokum ( tadriju fi tasyri )Al-quran menetapkan hokum secara berangsur seperti dalam pengharaman minuman keras.

AL-quran Sebagai Sumber Hukum yang Pertama.

1. Pengertian Al-Quran

Al-Quran menurut bahasa berarti bacaan sementara menurut istilah, yaitu :Firman Allah yang berupa mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw, dalam bahasa arab , yang meriwayatkan secara mutwatir dan membacanya merpakan ibadah.

Definisi di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa :

1. Apa-apa yang diriwayatkan Allah dalam maknanya, keudian dipahami dan disampaikan kepada umatnyadalam bahasa rasulullah, tidaklah dinamai Al-Quran.1. Alih bahasa Al-Quran ke dalam bahasa selain bahasa Arab dengan maksud memudahkan pemahaman tidaklah pula disebut Al-Quran.1. Wahyu Allah yang diturunkan kepada selain Nabi Muhammad saw, seperti Taurat, Zabur, Injil tidaklah dinamakan Al-Quran.1. Syarat mutawatr mengecualikan kalam Allah sekalipun diwahyukan kepada Nabi , tetapi tidak diriwayatkan secara mutawatir, misalnya Hadis Qutsi.

1. Pokok-pokok Isi Al-uran

Isi kandungan Al-Quran adalah sebagai berikut.1. Tauhid.Surat Al-Baqarah: 21, 22, 28, 29 107. 115, 117, 133, 163, 165 255 , Ali-Imran: 5-6, 18, 27, 283, 109, 129, 189, 1. Ibadah.Surat Al-Baqarah: 3, 37, 43, 46, 83, 110, 115, 142, 145, 148, 153, 177, 186, 238, 239, 277.

1. Janji dan ancamanSesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah : 24-25, Ali Imran : 56-58 An-Nisa: 114-115.1. Kisah umat terdahuluDiterangkan dalam surat Al-Anam: 6, At-Taubah: 70, Yunus: 13, 14, 20, ..

1. Dasar Kehujjahan Al-Quran dan Kedudukannya

Al-Quran memduduki tempat hukum pertama dari beberapa sumber hukum dan merupakan aturan dasar hukum tertinggi dalam Islam. Sumber hukum maupun ketentuan norma yang ada tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammmad saw, dan disampaikan kepada umat manusia untuk diamalkan segala perintah-Nya dan ditinggalkan segala lran-Nya. Sebagai mana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa : 105

Sungguh Kami telah menurunkan kitab Al-Quran kepadamu Muhammad membawa kebenaran , agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang yang berkhianat.

Juga diterangkan oleh Allah dalam surat Al-Maidah: 49. Dan hendaklah engkau memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka

1. Pedoman Al-Quran dalam menetapkan hukum.

Pedoman Al-Quran dalam menetapkan hukum sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani manusia , manusia selalu berawal dari kelemahan dan ketidak mampuan. Untuk itu Al-Quran berpedoman kepada tiga hal, yaitu sebagai berikut.

1. Tidak memberatkan dan menyakitkan ( adamul Haraj )Pada dasarnya perintah dan larangan yang ada dalam Al-Quran dapat dikerjakan oleh umat Islam seluruhnya jika manusia mau berusaha untk melakukannya dengan prinsip keimanan kepada Allah swt. Karena Allah tidak membebani manusia di luar kemampuannya. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah surat Al-Baqarah 286:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..

Allah juga berfirman dalam surat Al-Baqarah 185:

Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu

1. Menyedikitkan beban (Qillatut taklif)Dasar ini merupakan akibat yang pasti dari dasar yang pertama . ketika manusia tidak mampu melakukan ibadah dengan sempurna karena kondisi dan sifat keemanusiaannya maka ada keringanan yan gdiberikan kepadanya. Dengan dasar ini maka ada rukhshoh dari beberapa jenis ibadah, seperti menjama dan mengqashar salat apabila dalam perjalanan jauh atau dalam keadaan sakit dapat keringanan cara pelaksanaannya. Masih banyak lagi keringanan dalam ibadah ketika manusia tidak sanggup melaksanakan karena ada halangan tertentu dan terdesak bukan karena malas

Allah berfirman dalam surat An-Nisa 101 : Jika kamu bpergian di muka bumi ( musafir) maka tidak ada dosa atas kamu untuk mengqashar salat

Juga Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 185;

Siapa diantara kamu yang sakit atau musafir hendaklah melaksanakan (puasa) pada hari yang lain

Juga Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah 173: Barang siapa yang terpaksa bukan karena dosa dan melampaui batas maka tidak ada dosa atasnya .

Juga Allah berfirman dalam surat Al-Maidah 35:Maka barang siapa karena kelaparan, tiada sengaja berbuat dosa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

1. Berangsur-angsur dalam menetapkan hukum (Attaajriju fittasyrihi)Al-Quran menetapkan hukum secara bertahap seperti pengharaman minuman keras, berjudi serta perbuatan perbuatan yang mengandung judi. Penetapan hukum secara bertahap dilakukan agar tidak menjadi beban yang berat bagi umat Islam , seperti pengharaman khamr sudah menjadi minuman yang biasa , jika pengharaman khomr itu dilakukan secara sekaligus maka akan membebani umatnya. Oleh karena itu, Allah mengharamkannya secara bertahap. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah: 219. Mereka bertanya kepadamu tentang komer dan judi, katakanlah pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.

Kemudian turun surat An-Nisa : 43. hai orang-orang beriman , janganlah kamu mengerjakan salat , sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu megerti apa yang kamu ucapkan.

Tahap teakhir Allah mengharamkannya dengan surat Al-Maidah 90. Hai orang-orang beriman sesungguhnya minuman khomer , berjudi, berkorban untuk berhala , mengundi nasb, adalah perbuatan syetan , maka tinggalkan perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

1. Perlunya Al-Quran diturunkan.

1. Al-Quran sumber pokok ajaran Islam Adapun kedudukan Al-Quran sebagai sumber hokum Islam adalah menempati urutan partama dan merupakan sumber yang paling utama. Dalam Al-Quran itu telah lengkap mengenai dasar-dasar segala hokum , sehingga tidak ada satu jenis hokum yang tidak terdapat dasar-dasarnya dalam Al-Quran, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anam : 38.

Tiada Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab

1. Al-Quran sebagai pandangan hidup.Al-Quran diturunkan Allah untuk pedoman hidup manusia, sehingga tercapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Al-Quran mempunyai kedudukan yang utama sebagai sumber pokok ajaran Islam. Sumber pokok ajaran lainnya tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran.Firman Allah surat Ali Imron; 103 Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali Allah , dan janganlah bercerai berai

Juga diterangkan dalam surat An-Nisa : 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allahdan taatilah RasulNya dan pemimpin di antara kamu, kemudian jika kamu berbeda pe.ndapat tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Allah, dan RasulNya , jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Akhir

Juga diterangkan dalam hadis Rasulullah yang selaras dengan ayat tersebut.Aku tinggalkan untukmu dua perkara, selama kamu berpegang teguh dengan keduanya niscaya tidak akan sesat, yaitu Kitab Allah dan SunnahNya.

1. Fase Al-Quran diturunkan. Masa turun Al-Quran terbagi dua fase yang masing-masing mempunyi corak sendiri:Pertama; Masa Nabi saw bermukim di Makkah, yaitu 12 tahun 5 bulan 13 hari yaitu hari 17 Ramadlan tahun 41 dari milad nabi hinggaRabiul Awal tahun 54 dari milad Nabi saw. Ayat yang turun di Makkah disebut Makkiyah.

Kedua, yang turun sesudah hijjrah, selama 9 tahun 9 tahun 10 H. Ayat yang turun pada periode ini disebut Madaniyah3. As-sunnah sebagai sumber hokum ke dua.

a. Pegertian sunnah .Segala sesuatu yang datang darai rasul baik berupa perkataan, perbuatan dan penetapannya.

b. Dasar kehujahan sunnah.Kehujahan sunnah adalah sebagai keterangan dari al-quran dalam sumber hokum dalam surat al-hasyr ; 7 Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;

c. Kedudukan sunnah terhadap al-quran.1. As-sunnah merupakan sumber hokum yang ke dua setelah al-quran.2. As-sunnah pada hakekatnya memperjelas hokum yang ada dalam al-quran.

d. Pembagian as-sunnah.1. Sunnah qauliyah ( semua perkataan rasul )2. Sunnah filiyyah ( semua perbutan rasul )3. Sunnah hammiyah. Sesuatu yang tetah direncanakan tetapi belum sempat dikerjakan.4. Sunnah taqririyah ( ketetapan rasul yang berupa ucapan dan perbuatan ).

PENGEMBANGAN HUKUM ISLAM

A. IJTIHAD1. Pengertian ijtihad.Menurut bahasa adalah mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, sedang para ulama fikih menjelaskan bahwa ijtihad, pencurahan segala kemampuan untuk mendapatkan hokum syara melalui dalil-dalil syara.

Dasar pelaksanaan ijtihad.1. Mengetahui nash al-quran dan hadis.2. Memahami masalah ijma3. Menguasai bahasa arab dan kaidahnya.4. Mengetahi usul fikih.5. Mengetahui nasakh dan mansukh.6. Mengetahui kemaslahatan berdasarkan pertimbanagan akal.

B. Ijma qiyas dan fatwa.1. Ijma.a. Pengertian ijma kesepakatan terhadap sesuatu atau kesepakatan seluruh mujtahid pada suatu masalah sesudah wafatnya rasul.b. Dasar kehujahan ijma. An-nisa 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

2. Qiyas.a. Pengertian qiyas Menurut bahasa berate menyamakan atau mengukur sesuatu dengan yang lain. Para ahli fikih memberikan pengertian menyamakan atau mengukur satu kejadian yang tidak da nash tentang hukumnya dengan kejadian yang ada hukumnya di dalam nash. Karena ada kesamaan illat hokum tersebut.Rukun qiyas anatara lain.a. Kejadian atau peristiwa yang tidak ada hukumnya ( furu )b. Kejadian yang ada hukmnya ( ashal )c. Illat ( sifat yang menjadi dasar hokum ) yang ada pada ashal dan furu.d. Hokum ashal dan furu dengan dugaan kuat ada munasabah yang mengakibatkan titik balik hokum.b. Dasar kehujahan qiyas.Dasar hukumnya sesuai dengan firman allah surat al-hasyr ; 2. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.

c. Sebab-sebab dilakukannya ijtihad dengan qiyas.1. Munculnya persoalan yang selalu berkembang 2. Adanya persamaan illat antara masalah yang sudah ada dengan hokum nash.3. Nash al-quran dan hadis tidak turun lagi.

3 .fatwa.a .pengertian fatwa.Fatwa adalah suatu ijtihad tentang suatu masalah yang belum jelas hukumnya. Dasar hukumnya dalam surat al-anbiya ; 7

Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

C. Ittiba dan taqlid.1. Pengertian ittiba dan taqlid.Ittiba menurut bahasa mengikuti atau menurut sedangkan menurut istilah adalah menerima dan mengikuti pendapat perbuatan sesorang dengan mengetahui dasar pendapat dan perbuatan tersebut.

Dasar hokum ittiba dalam surat ali-imran 31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Taqlid adalah perbuatan yang kurang baik terutama bagi kalangan yang mempunyai kemampuan beristidlal. Dalam surat al-baqarah 170. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?"

D. Tarjih dan talfiq1. Tarjih.Pengertian tarjih adalah menguatkan salah satu dalail dari beberapa dalil yang berseberangan sehingga diketahui mana yang lebih kuat dan mana yang lemah.

2. Talfiq.Pengertiannya adalah mengambil beberapa dasar hokum untuk pelaksanaan amal dari beberapa pendapat madzhab yang berbeda.

------------------ooooooooooooooo----------------

DASAR-DASAR FIKIH ISLAM

A.Istihsan.1. PengertianMenurut bahasa berarti menganggap baik sedangkan menurut istilah ahli ushul adalah berpindahnya seorang mujtahid dari hokum yang jelas menuju hokum yang samar, atau dari hokum yang umum kepada hokum yang khusus. Karena ada dalil syarI yang menghendaki perpindahan tersebut. Menurut ulama hanafiah wanita yang haid boleh membaca al-quran berdasarkan istihsan sedang berdasar atas qiyas diharamkan .a. Qiyas ; wanita yang sedang haid diqiyaskan kepada orang yang junub illatnya sama-sama tidak suci, orang junub, haram membaca al-quran maka orang yang haid haram membaca al-quran.b. Istihsan ; haid berbeda dengan junub karena haid waktunya lama, oleh karena itu wanita yang sedang haid diperbolehkan membaca al-quran , sebab jika tidak , maka haid yang waktunya panjang wanita tidak mendapat pahala apapun, sedang laki-laki dapat beribadah setiap saat.c. Pengecualian sebagai hokum kulli dengan dalil, misalnya jual beli dengan salam ( pesanan ) berdasarkan istihsan diperbolehkan. Menurut dalil kulli , syariat islam melarang sebab barangnya tidak ada di tempat, tetapi menurut dalil istihsan diperbolehkan sebab manusia berhajat kepada kemudahan dan kebiasaan mereka.

2. Kedudukan istihsan sebagai sumber hukum Islam.Para ulama berbeda pendapat tentang kehujjahan istihsan.a. Jumhur ulama menolak kehujjahan dengan istihsan, sebab banyak ayat al-quran yang menyuruh taat kepada Allah dan Rasulnya sedang berhujjah pada istihsan berarti berhujjah berdasarkan hawa nafsu.b. Golongan hanafiah memperbolehkannya dan juga ulama malikiah juga menggunakannya dan mengenalnya dengan sebutan masalihul mursalah.B. Istishab.1. PengertianIstishab berarti mengambil hokum yang telah ada atau ditetapkan pada masa lalu dan tetap dipakai pada masa-masa selanjutnya sebelum ada hokum yang mengubahnya. Misalnya seseorang ragu-ragu telah wudlu atau belum, dan keadaan seperti itu seharusnya berpegang pada belum berwudlu sebab hokum pada asal adalah belum berwudlu.

2. Kedudukan istishab sebagai sumber hokum islam.Para ulama berbeda pendapat tentang kehujjahan dengan menggunakan istihsab.A. Yang menerima sebagai dasar hujjah adalah seperti ulama syafiiyyah , hanabilah , malikiah, dzahiriyah sebagaimana dasar dalam surat yunus 36 Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

B. Sedang yang menolak istishab adalah golongan hanafiah dengan pengertian tersebut adakah tanpa dasar.

C. Mashalihul Mursalah

1. Pengertian mashalihul mursalah.Mashalih bentuk jama dari maslahah, artinya kemaslahatan, mursalah berarti terlepas. Dengan demikian mashalihul mursalah berarti kemaslahatan yang terlepas, maksudnya penetapan hokum berdasarkan kepada kemaslahatan, yaitu manfaat bagi manusia atau menolak kamadlorotan bagi mereka. Al-khawarizmi menyatakan bahwa maslahah ialah menjaga tujuan syariat dengan jalan menolak mafsadat atau madlarat.

2. Kedudukan sebagai sumber hokum islam.Para ulama berbeda pendapat mengenai kedudukan mashalihul mursalah.a. Jumhur ulama menolaknya sebagai dasar hujjah dengan dasar nash al-qur,an dan qiyas telah jelas dalam keterangannya, maka tidak usah mencarai kaidak lain,b. Pembinaan hokum dengan menggunakan maslahat berarti membuka pintu ijtihat dengan menggunakan hawa nafsu.

3. Imam malik membolehkan menggunakan mashalihul mursalah secara mutlak.a. Kemaslahatan manusia selalu berubah-ubah dan tidak ada habisnya, jika pembinaan hokum dibatasi maka banyak permasalahan hokum yang harus diselesaikan , maka akan fakum, sebab dalil dan nash al-quran secara umum.b. Para sahabat, tabiin dan ulama fikih dalam menjawab permasalahan hokum sesuai dengan kemaslahatan umat yang tidak ada nash secara jelas seperti membuat penjara , mengumpulkan ayat al-quran dan membukukannya dst.

D. Al-Urf1. Pengertian al-urfUrf adalah segala sesuatu yang sudah saling dikenal dan dijalankan oleh umat atau masyarakat yang menjadi adat istiadat baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagaimana contoh jual-beli dengan tidak mengucapkann sighat yang secara jelas, sebab sudah saling pengertian, atau pengerian kita memanggil sesorang baik laki-laki maupun perempuan.

2. Macam-macam urf dan hukumnya.a. Urf shahih adalah yang dipakai oleh masyarakat dan tidak bertentangan dengan syariat tidak emnghalalkan yang haram dan sebaliknya. contohnya melamar wanita dengan membawa barang yang berharga boleh dilestarikan.b. Urf fasid adalah yang bertentangan dengan syariat .

E. Syarun man qoblana.1. Pengertian syarun man qoblana.Syarun man qoblana adalah syariat yang diturunkan sebelum kita akan tetapi karena perbedaan waktu akan mengalami penyesuaian pelaksanaannya. Dasarnya surat al-maidah 48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

------------------0000000000000000----------------------7