MATERI

7
TOKSIKOLOGI INDUSTRI 19JAN 1. A. Pengertian Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan kimia pada organism hidup atau ilmu tentang racun. Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan diolah atau dihasilkan oleh industry. 1. B. Pengenalan Bahaya Bahan Kimia Terdapat ribuan jenis bahan kimia yang dihasilkan dalam industry sehingga perlu diupayakan : 1. Survai pendahuluan untuk mengenal bahan kimia yang terdapat di industri dan merencanakan program evaluasi risiko bahaya serta tindak lanjutnya. Suatu ceklis yang mencakup pendataan tentang, nama bahan baku dan bahan sampingan, jenis bahan yang diperkirakan beracun. 2. Mengenal proses produksi dengan mempelajari alur proses mulai dari tahap awal sampai akhir, sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan oleh pekerja serta memanfaatkan indera kita untuk mengidentifikasi lingkungan kerja. 3. Mempelajari MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Bahan Kimia yakni suatu dokumen teknik yang memberikan informasi tentang komposisi karakteristik, bahaya fisik dan potensi bahaya kesehatan cara penanganan dan penyimpanan bahan yang aman, tindakan pertolongan pertama dan prosedur khusus lainnya. 1. C. Klasifikasi Toksisitas Menurut sifat fisiknya klasifikasi toksisitas dikenal sabagai berikut : 1. Gas : Tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal, tidak berbau pada konsentrasi rendah dan dapat berubah menjadi cair atau padat dengan perubahan suhu dan tekanan. 2. Uap : Bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berujud cair. 3. Debu : Partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami.

description

mnjhds

Transcript of MATERI

Page 1: MATERI

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

19JAN

 

1. A.    Pengertian

Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan

kimia pada organism hidup atau ilmu tentang racun. Toksikologi industri membahas

tentang berbagai bahan beracun yang digunakan diolah atau dihasilkan oleh industry.

 

1. B.     Pengenalan Bahaya Bahan Kimia

 

Terdapat ribuan jenis bahan kimia yang dihasilkan dalam industry sehingga perlu

diupayakan :

1. Survai pendahuluan untuk mengenal bahan kimia yang terdapat di industri dan

merencanakan program evaluasi risiko bahaya serta tindak lanjutnya. Suatu ceklis

yang mencakup pendataan tentang, nama bahan baku dan bahan sampingan, jenis

bahan yang diperkirakan beracun.

2. Mengenal proses produksi dengan mempelajari alur proses mulai dari tahap awal

sampai akhir, sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan oleh pekerja serta

memanfaatkan indera kita untuk mengidentifikasi lingkungan kerja.

3. Mempelajari MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Bahan Kimia yakni

suatu dokumen teknik yang memberikan informasi tentang komposisi karakteristik,

bahaya fisik dan potensi bahaya kesehatan cara penanganan dan penyimpanan bahan

yang aman, tindakan pertolongan pertama dan prosedur khusus lainnya.

1. C.    Klasifikasi Toksisitas

 

Menurut sifat fisiknya klasifikasi toksisitas dikenal sabagai berikut :

1. Gas                        : Tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal,

tidak berbau pada konsentrasi rendah dan dapat berubah menjadi cair atau padat

dengan perubahan suhu dan tekanan.

2. Uap           : Bentuk gas dari zat yang dalam keadaan biasa berujud cair.

3. Debu         : Partikel zat padat yang terjadi oleh karena kekuatan alami.

4. Kabut        : Titik cairan halus di udara yang terjadi akibat kondensasi bentuk uap.

5. Fume         : Partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk gas, biasanya

setelah penguapan benda padat yang dipijarkan.

Page 2: MATERI

6. Asap          : Partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat

pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon.

7. Awan        : Partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas. Ukuran partikelnya antara

0,1 – 1 mikron.

Sedangkan bahan kimia di udara menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi :

1. Bahan bersifat partikel : debu, awan, fume, kabut

2. Bahan bersifat non partikel : gas, uap

Terhadap tubuh bahan-bahan kimia dapa digolongkan menjadi :

1. Bahan partikel bersifat : Perangsang (kapas, sabun, bubuk beras), Toksik (Pb, As, Mn),

Allergen (tepung sari, kapas), Fibrosis (asbes, kwarts), Menimbulkan demam (fume, Zn

O), Inert (aluminium, kapas)

2. Bahan non partikel bersifat : Asfiksan (metan, helium), Perangsang (amoniak, HCl,

H2S), Racun anorganik, organic (TEL, As H3), Mudah menguap yang : berefek

anesthesi (Trichloroetilen),  merusak alat dalam (C Cl4), merusak darah (Benzene),

merusak saraf (Parathion)

Menurut lama terjadinya pemajanan, dapat dibedakan dalam akut, contoh kecelakaan

kerja/keracunan mendadak, subkronik misalnya proses kerja dengan bahan kimia

selama 1 tahun/lebih atau kronik missal bekerja untuk jangka waktu lama dengan

bahan kimia.

1. D.    Penilaian Toksisitas

Toksisitas suatu bahan beracun ditentukan melalui berbagai cara, melalui percobaan

binatang, yang ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif toksisitas suatu racun.

Suatu zat beracun dengan dengan LD50 (lethal dose 50) lebih kecil menunjukkan

bahwa zat tersebut relatif beracun.

Dalam penerapan toksikologi industry diperlukan standar lain terutama barkaitan

dengan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penetapan

Occupational Exposure Limit (OEL) atau Batas Pemajanan Kerja (BPK), mengacu pada

prinsip dasar dalam toksikologi yang mempertimbangkan factor dosis dan dalam

pemajanan serta keberadaan bahan kimia di udara tempat kerja.

Oleh ACGIH (American Conference of Govermental and Industrial Hygienist)

dikembangkan konsep TLV (Threshold Limit Value) atau Nilai Ambang Batas (NAB)

yang menunjukkan suatu kadar yang manusia dapay menghadapinya secara fisiologik

tanpa terganggu kesehatannya.

Terdapat 2 kategori NAB, yakni :

1. NAB rata-rata selama jam kerja atau TLV-TWA (Thershold Limit Value – Time

Weighted Average) yakni kadar bahan kimia di udara tempat kerja selama 8 jam sehari

Page 3: MATERI

atau 40 jam seminggu yang hampir semua tenaga kerja dapat terpajan berulang kali

sehari-hari dalam melakukan pekerjaan tanpa terganggu kesehatannya.

2. NAB batas pemajanan singkat atau PSD (Pemajan Singkat yang Diperkenankan) yakni

kadar bahan kimia yang diperkenankan untuk pemajana tidak lebih dari 15 menit atau

tidak lebih dari 4 kali pemajanan per hari. Interval antara dua periode pamajanan tidak

boleh kurang dari 60 menit.

3. NAB tertinggi yakni kadar tertinggi bahan kimia di udara tempat kerja yang tidak

boleh dilewati selama melakukan pekerjaan.

Pada bahan kimia yang bersifat karsinogen terdiri dalam kategori sebagai berikut:

A – 1 Terbukti karsinogen pada manusia

A – 2 Diperkirakan karsinogen pada manusia

A – 3 Karsinogen terhadap binatang

A – 4 Tidak diklasifikasikan karsinogen pada manusia

A – 5 Tidak diperkirakan karsinogen terhadap manusia

Dikenal juga BEI (Biological Exposure Indices) atau Indeks Pemajanan Biologik yang

merupakan standar pemajanan untuk menilai dampak pada kesehatan pekerja.

 

1. E.     Pengaruh Bahan Kimia Pada Manusia

2. Faktor yang mempengaruhi toksisitas

Toksisitas tergantung dari berbagai factor, yakni :

1. Sifat fisik misalnya : gas, uap, debu, fume, asap mist/kabut atau fog.

2. Sifat kimia misalnya : jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan daya larut.

Contohnya, gas yang mudah larut dalam air (ammonia dan sulfur oksida) bila terhirup

meskipun dengan kadar rendah akan meniritasi saluran nafas atas. Sedangkan gas

tidak mudah larut dalam air (nitrogen dioksida, ozon, dan fosgen) dapat mencapai

saluran nafas yang lebih dalam.

3. Port d’entrée (cara masuk dalam tubuh).

Zat kimia masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi), saluran

cerna (per oral) dan kulit (per dermal). Inhalasi merupakan cara masuk yang paling

sering dalam industri.

1. Faktor individu seperti usia, jenis kelamin, ras, status gizi, kesehatan, factor genetic

dan kebiasaan lain miaslnya merokok, minum-minuman keras, dan sebagainya.

1. Hubungan Disis dan Respon

Page 4: MATERI

Toksisitas suatu zat atau respon suatu tubuh timbul tergantung pada kuantitas zat

tersebut yang terkumpul pada organ tubuh. Selanjutnya konsentrasi dalam organ

tubuh tergantung pada lama pemajanan sehingga dapat diketahui pula adanya

hubungan sebab akibat antara dosis dan respon tubuh.

1. Interaksi Bahan Kimia

Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau saling

berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi :

a). Efek aditif yaitu pengaruh yang saling memperkuat akibat kombinasi dari dua zat

kimia atau lebih.

b). Efek sinergi yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari dua zat kimia

jauh lebih besar dari jumlah masing-masing efek bahan kimia. Sebagai contoh karbon

tetraklorida dan etanol keduanya toksik terhadap hati tetapi bila seseorang keracunan

kedua zat tersebut secara bersamaan akan terjadi kerusakan hati yang jauh lebih

parah.

c). Potensiasi yaitu apabila suatu zat yang seharusnya tisak memiliki efek toksik akan

tetapi bila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka akan mengakibatkan zat kimia

lain menjadi toksik.

d). Efek antagonis yakni apabila dua zat kimia yang diberikan bersamaan, maka zat

kimia yang satu akan melawan efek zat kimia yang lain.

1. Proses Zat Kimia dalam Tubuh

Cara masuk bahan beracun ke dalam tubuh sangat besar pengaruhnya terhadap

kemungkinan keracunan. Di dalam tubuh, melalui proses enzimatik terjadi perubahan

bentuk secara biokimia (biotransformasi) yang terjadi dalam hati. Proses demikian

dapat terjadi pada ginjal, patu dan kulit.

Biotransformasi mengupayakan agar terbentuk bahan yang kurang beracun yang

dikenal sebagai detoksikasi. Sebaliknya mungkin terjadi hasil yang lebih beracun dari

zat asalnya misalnya pada berbagai zat penyebab terjadinya kanker.

Pengeluaran atau ekskresi proses tersebut dengan dilakukannya melalui air seni (urin)

dan feses, sebagian melalui udara pernafasan dan keringat. Pada hewan percobaan

diketahui adanya ekskresi melalui air susu. Rambut sering pula disebut sabagai

kemungkinan proses ekskresi, meskipun air raksa atau arsen yang dijumpai pada

rambut umumnya masih dalam bentuk asal.

1. Efek Terhadap Kesehatan

Page 5: MATERI

Tergantung dari organ target, bahan kimia bisa bersifat neurotoksik (meracuni saraf),

hematotoksik (meracuni liver/hati), nefrotoksik (meracuni ginjal), hematotoksik

(meracuni darah), sistemik (meracuni seluruh fungsi tubuh) dan sebagainya.

Ditinjau dari lama atau waktu timbulnya gejala, efek bahan kimia bisa terjadi secara

akut atau kronik. Efek akut terjadi pada pemajanan bahan kimia dalam waktu singkat

(kurang dari 2 minggu) pada kadar yang tinggi. Sedangkan efek kronik timbul setelah

pemajanan berulang kali selama tiga bulan atau lebih.

Tanda atau gejala yang terjadi akibat keracunan bahan kimia bisa bervariasi dari

gejala yang umum atau non spesifik dan spesifik. Untuk membedakan gejala yang

spesifik ataupun spesifik diperlukan konsultasi dan komunikasi dengan dokter.

Berikut berbagai bahan kimia yang berpengaruh pada kesehatan :

• Asphyxian

Asphyxian ialah zat kimia yang menyebabkan asfiksia (kekurangan oksigen). Simple

asphyxian mengakibatkan tubuh mengalami kekurangan oksigen karena berkurangnya

tekanan parsiil oksigen dalam darah. Sedangkan pada chemical asphyxian, kekurangan

oksigen terjadi karena adanya zat kimia yang mengikat hemoglobin sehingga

pengangkutan oksigen ke sel jaringan oleh hemoglobin menjadi tergangggu. Contoh

zat kimia penyebab asfiksia :

Chemical asphyxian                Simple aspyxian

Asetonitril                               Asetilen

Karbon monoksida                  Karbon dioksida

• Irritan

Zat irritant akan mengakibatkan iritasi atau rangsangan atau menimbulkan

inflamasi/peradangan pada mata, kulit, saluran nafas atau saluran cerna. Contoh :

asam asetat,kalsium oksida, arsen, aseton, asam fosfat. Beberapa zat irritan seperti

amonia, klor, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, ozon dan fosgen berpengaruh pada

saluran nafas dan mengakibatkan bronchitis, sabab paru atau kerusakan jaringan

paru. Diketahui juga berbagai zat kimia yang bersifat karsinogenik (menimbulkan

kanker) seperti asbestos, benzene, krom, nikel, vinyl klorida, berefek teratogen

(mengakibatkan kelainan janin) mutagen (menimbulkan mutasi atau perubahan

genetic).

1. F.     Prinsip Pencegahan atau Pengendalian Bahaya Kimia

Page 6: MATERI

Mengingat bahaya bahan kimia di tempat kerja diperlukan pencegahan dan

pengendaliam yang prinsip penerapannya sesuai Higiene Perusahaan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja berupa “Hierarchi of Control” yakni :

Eliminasi, Substitusi, Pengendalian teknis, Pengendalian administrative dan Alat

Pelindung Diri. Sedangkan pada pekerja dilakukan pengujian atau pemantauan

kesehatan, higiene perorangan, pengujian atau pemantauan biodemik disertai

pelatihan tentang bahaya bahan kimia.

 

 

Pemantauan Biodemik

Pemantauan biodemik dilakukan untuk mendeteksi kelainan fungsi organ tubuh atau

penyakit akibat kerja. Melalui pemeriksaan urin dapat dideteksi absorpsi bahan

beracun dan aktivitas enzim yang mungkin dipengaruhi oleh bahan beracun.

Pemantauan biodemik akan memberi gambaran yang lebih dapat dipercaya daripada

pengukuran kadar bahan kimia di udara. Keuntungan lain adalah mampu

memperhitungkan absorpsi zat kimia melalui kulit dan saluran cerna, pengaruh beban

kerja dan pemajanan diluar tempat kerja serta mengidentifikasi pekerja yang rentan.

Kesimpulan

Toksik atau racun merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan atau

jiwa manusia. Sedangkan toksisitas atau derjat racun yang merupakan kemampuan

suatu bahan toksik untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup. Sehingga

semua bahan kimia sangat berbahaya jiwa kita bahkan dapat mengancam jiwa kita .

Banyak efek-efek yang ditimbulkan dari bahan kimia, bahan kimia dapat kita temukan

dalam kehidupan sehari-hari , maka dari itu kita dalam sehari-harinya harus hidup

yang sehat dan menjaga kekbalan tubuh kita sendiri.