Materi 1 mengenal ilmu sosial

46
DASAR-DASAR ILMU SOSIAL

Transcript of Materi 1 mengenal ilmu sosial

DASAR-DASAR ILMU SOSIAL

MATERI 1

MENGENAL ILMU SOSIAL

Mengenal Ilmu Sosial

Sub Bab : Hakekat ilmu sosial Ruang Lingkup Ilmu-Ilmu Sosial Kegunaan Ilmu-IImu Sosial Dalam

Proses Pembangunan Kedudukan ilmu-ilmu sosial di antara

ilmu alamiah dan humaniora Sejarah Perkembangan Ilmu-Ilmu

Sosial

Hakekat I lmu Sosial

Pengertian Ilmu Ilmu merupakan terjemahan dari bahasa inggris

science. Istilah Science berasal dari bahasa latin scientia yang berarti pengetahuan. Sedangkan scientia berasal dari kata kerja “scire” yg artinya mempelajari atau mengetahui.

The Liang Gie (dlm Dadang:2008), Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis, metode penelitian dan aktivitas penelitian.

Hakekat I lmu Sosial

Ilmu-ilmu sosial (sebagai suatu himpunan) adalah ilmu tentang kehidupan manusia dalam kelompok, entah dalam kelompok yang berformat sangat kecil (group), entah dalam kelompok yang berformat lumayan besar (community), entah pula dalam kelompok yang berformat sangat besar (society). (Wahyu, 1995).

Hakekat I lmu Sosial

Group (kelompok) adalah: * Sejumlah orang yg berinteraksi scr bersama-

sama dan memiliki kesadaran keanggotaan yg di dasarkan pd perilaku yg disepakati (Cohen)

* Sekumpulan individu yg saling mengadakan interaksi satu dg lainnya (Walgito)

Community (komunitas) adalah kelompok khusus dari orang-orang yang tinggal dalam wilayah tertentu, memiliki kebudayaan dan gaya hidup yang sama, sadar sebagai satu kesatuan, dan dapat bertindak secara kolektif dalam usaha mereka mencapai suatu tujuan (Cohen, 1983).

Hakekat I lmu Sosial

Society (masyarakat) adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut. (Horton, dalam Wahyu, 1995).

Menurut Selo Sumardjan (1992) masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Menurut Kuntjaraningrat (1974) masyarakat adalah kesatuan hidup dari mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat istiadat yang tertentu.

Hakekat I lmu Sosial

• Jika sesorang ingin mempelajari suatu masyarakat maka ilmu-ilmu sosial merupakan salah satu aspek yg strategis.

• Ilmu-ilmu sosial pd hakekatnya ilmu yg mempelopori penelaahan masyarakat misalnya tentang masalah kejahatan, kemiskinan, prostitusi, penganguran, kekuasaan, konflik dll.

• Dengan demikian ilmu sosial merupakan aneka cara bagaimana suatu masyarakat menelaah dirinya sendiri melalui pementingan aspek khas.

Ruang Lingkup I lmu-Ilmu Sosial

ilmu-ilmu sosial merupakan ilmu yang mengkaji tentang aspek kehidupan manusia di dalam masyarakat. Dengan demikian ruang lingkup ilmu-ilmu sosial mencakup aspek kehidupan manusia di dalam masyarakat.

Menurut Awan Mutakim (1998) obyek studi dari ilmu-ilmu sosial adalah ihwal manusia sebagai mahluk sosial. Dijelaskan bahwa manusia adalah mahluk hidup yang keberadaan dan dinamika hidup serta kehidupannya senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya.

Manusia sbg Mahluk Sosial

• Selalu berinteraksi dg sesamanya dan dg lingkungannya (dg unsur2 hidup & tak hidup) disekitarnya

• Manusia mempunyai berbagai kebutuhan

• Hidup berkelompok dalam satu sistem sosial

Mengapa manusia sbg mahluk sosial dipelajari oleh berbagai disipil in i lmu sosial?

Manusia adl mahluk yg unik & multidimensional

1.Dilihat dari kebutuhannya:• Basic need• Social need• Security need• Esteem need• Actualization need• Belongingces and love need

2. Hakekat hidup manusia. Manusia hidup berkelompok & tersebar dihampir segenap permukaan bumi

• Adanya saling hubungan antara orang dg orang, orang dg benda kebutuhan hidup, orang dg lembaga, orang dg lingkungan tempat tinggalnya

• Berbeda habitat hidupnya, kebudayaannya dan kepribadiannya

• Terdapat berbagai masalah yg dihadapi• Masalah tdk bisa diselesaikan dg satu bidang

studi sosial diperlukan berbagai disiplin ilmu sosial.

Gambaran manusia sbg mahlik sosial

Personality

Culture The Social Ecology system

Demography

Time Past

Keterangan:

• Social System : sekelompok orang yg bertempat tinggal, dlm kurun waktu ttt, berinteraksi ut mencapai tujuan, berdasar sistem nilai2 yg berlaku

• Ecology: lingkungan alamiah/fisik dimana masyarakat berada

• Demography: umur, gender, status perkawinan, pendidikan

• Culture: nilai kebudayaan• Personality: sikap dan proses yg membentuknya, yg

berhubungan dg sistem kepercayaan yg ada dlm masyarakat

• Time Past: evolusi dr waktu ke waktu, masa lalu yg sangat menentukan

Kondisi tsb memunculkan berbagai disipl in i lmu. Setiap i lmu menelaah setiap dimensi yg berhub dg khidupan & kebut mns• Ilmu Ekonomi: mempelajari bgm manusia memenuhi

kebutuhannya, baik scr individual maupun scr kelompok• Ilmu Sosiologi: mempelajari hubungan manusia dg

manusia, mns dg kelompok, bentuk kelembagaan, susunan masyarakat dan strata masyarakat.

• Ilmu Geografi: mempelajari keadaan permukaan bumi, penduduknya & hub timbal balik antar mns dg lingkungannya

• Ilmu Antropologi: mempelajari ttg keragaman dan kesamaan budaya beserta pengaruhnya thd kehidupan mns

• Ilmu Sejarah: mempelajari kehidupan mns pd masa lampau di berbagai tempat dg karakteristiknya

• Ilmu Politik & Hukum: mempelajari hak dan kewajiban warga negara, bela negara serta peranannya sbg warga negara.

Menurut Wahyu (1995), aspek kehidupan manusia di dalam masyarakat itulah yang menjadi obyek dari ilmu-ilmu sosial. cabang-cabang ilmu sosial adalah sebagai berikut:

Sosiologi, memusatkan perhatiannya pada segala gejala dan masalah yang berhubungan dengan hubungan sosial, yaitu hubungan antara individu, antar kelompok dan golongan..

Antropologi, memusatkan perhatiannya pada aspek budaya atau karya cipta manusia.

Psikologi, memusatkan perhatiannya pada tingkah laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi konsep diri, motivasi, persepsi dan sikap.

Ilmu politik, memusatkan perhatiannya pada ihwal kekuasaan dan liku-liku perilaku para penguasa penyelenggara negara.

Ruang Lingkup I lmu-I lmu Sosial

lanjutan

I lmu Ekonomi, obyek penelaahannya adalah pemenuhan kebutuhan materi atau aspek materi.

Geografi , pengkajiannya menyangkut faktor alam dan faktor manusia.

Sejarah, obyek studinya adalah peristiwa masa lampau, atau berkenaan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan manusia masa lampau yang menyangkut segala aspeknya.

Komunikasi, obyek studinya adalah asas-asas penyampaian informasi, pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude).

I lmu Hukum, obyek studinya adalah aspek norma sosial yang berlaku di masyarakat, terutama yang berkenaan dengan norma yang tertulis dan ditentukan oleh undang-undang.

Studi Pendekatan Masalah-masalah sosial .

Suatu studi mengenai masyarakat dalam aspek yg manapun memerlukan studi multidisipliner atau interdisipliner.

Multidisipliner merupakan tinjauan bersama berbagai disiplin ilmu terhadap permasalahan yang bersifat kompleks dan saling terkait.

Interdisipliner merupakan pendekatan yang tidak lagi melihat batas disiplin ilmu, tetapi dengan menggunakan konsep atau teori umum maupun konsep atau teori berbagai disiplin ilmu sosial, bahkan mungkin juga ilmu alami dan humaniora, untuk mencoba memahami adanya kenyataan yang saling terkait.

Kegunaan I lmu-Ilmu Sosial dalam Proses Pembangunan

Memberikan informasi tentang kekuatan sosial dan sumber-sumbernya yang tersembunyi di masyarakat, proses saling mempengaruhi antara kekuatan sosial, pola perilaku kekuatan sosial, pola perilaku kekuatan individu & kelompok yg berhub dengan kekuatan itu, serta akibat-akibatnya akan diketahui.

Sebagai landasan perencanaan dan pelaksanaan suatu program pembangunan yang langsung mengenai kepentingan orang banyak.

Dapat menyatu dengan masyarakat dan menghasilkan sinergi yang luar biasa, yaitu dapat mendorong modernisasi dan mengembangkan suasana yang kondusif dalam masyarakat tanpa mengusik kebebasan individu.

Dapat menggambarkan struktur suatu masyarakat dan dinamika sosial dalam kehidupannya

Kedudukan ilmu-i lmu sosial di antara i lmu alamiah dan humaniora

Dalam penyelidikan ilmu dipakai cara pendekatan yang terkait dengan sikap atau semangat yang didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu: obyektivitas relativisme kenetralan etika kelugasan (parsimony) skeptisisme.

lanjutan

Obyektivitas

berarti bahwa hasil penyelidikan terbebas dari ketergantungan pada sikap rasial, warna kulit, kepercayaan (agama) seseorang, kebangsaan, pekerjaan ataupun keinginan seseorang

Relativisme

bahwa kesimpulan hasil yang dicapai ilmuwan tidaklah berupa kebenaran yang sifatnya mutlak, tetap (permanent) dan universal, melainkan masih akan terbuka kemungkinan untuk memperbaikinya dengan cara pendekatan lain serta teknik lain sehingga dapat diperoleh hasil kesimpulan lain yang lebih "benar". Kebenaran yang didapat dari penyelidikan ilmu bersifat sementara sampai kemudian didapatkan penelitian lebih lanjut yang mungkin menghasilkan kesimpulan lain yang lebih "kuat" (mendapat dukungan lebih mantap).

lanjutan

Kenetralan etika berarti bahwa ilmuwan tidak memihak pada pilihan-pilihan berdasarkan etika, agama, politk, filsafat, moral atau keadaan berkeluarga tidaknya seseorang, sungguhpun dalam penerapan hasil penelitian (ilmu), ilmuwan harus senantiasa dilandasi norma, etika dan nilai-nilai kemanusiaan.

Dlm kenyataan sekarang ilmuwan hrs mempertimbangkan apakah hasil kegiatan penyelidikannya akan lb membawa pada kebaikan atau keburukan (kerugian) bagi manusia sebagai mahluk Tuhan (misalnya dalam bidang fisika nuklir yang dapat menghasilkan daya perusak/penghancur, bidang genetika yang memungkinkan perekayaan untuk menghasilkan jenis yang lebih unggul, termasuk menyangkut manusia sendiri).

lanjutan

Kelugasan

berarti bahwa penjelasan ilmu bersifat lugas, singkat, sederhana, tetapi tepat dan jelas. Kalau penjelasan dengan satu kalimat sudah cukup (jelas dan tepat), maka tidak perlu ditambah dengan kalimat penjelasan lain yang mungkin bahkan akan menjadikan artinya kabur. Oleh karena itu dalam bahasa ilmu, diperlukan pilihan kata dan kalimat yang tepat, yang dapat memberikan penjelasan yang sesingkat, sesederhana dan sejelas mungkin.

Skeptisisme atau sikap skeptis:

menuntut setiap ilmuwan ut tdk begitu saja percaya pd suatu pernyataan pendapat tanpa mempertimbangkan data pendukung yg cukup at cara pendekatan yg mendasarinya

Skeptisisme

Skeptisisme atau sikap skeptis:

menuntut setiap ilmuwan ut tdk begitu saja percaya pd suatu pernyataan pendapat tanpa mempertimbangkan data pendukung yg cukup at cara pendekatan yg mendasarinya

Sikap skeptis berlawanan dengan sikap menerima begitu saja dg hanya mendasarkan pada kewibawaan atau otoritas seseorang misalnya pejabat dan ilmuwan yang tersohor. Masih berlakunya kelaziman sikap mudah menerima berdasarkan kewibawaan (ilmu dan jabatan) menyebabkan orang yang telah mencapai kedudukan dengan wibawa (ilmu atau jabatan) perlu lebih berhati-hati dalam mengemukakan pendapat.

Kebenaran I lmiah

Isti lah kebenaran memiliki rentang yang sangat luas, tergantung dari perspektif mana melihatnya.

Julienne Ford dalam Paradigms and Fairy Tales (1975) mengemukakan bahwa istilah kebenaran memiliki empat arti yang berbeda yang disimbolkan dengan Tl, T2, T3, dan T4.

Kebenaran Pertama (T1) adalah kebenaran metafisik Kebenaran Kedua (T2) adalah kebenaran etik Kebenaran Ketiga (T3) adalah kebenaran logis Kebenaran Keempat (T4) adalah kebenaran empirik

Kebenaran Metafisik

Kebenaran metafisik merupakan kebenaran yang paling mendasar dan puncak dari seluruh kebenaran atau basic, ultimate truth (Supriadi, 1998: 5). Oleh karena itu, harus diterima apa adanya {taken for granted) sebagai sesuatu given. Misalnya, kebenaran iman dan doktrin-doktrin absolut agama.

Kebenaran Etik

Kebenaran etik, yang menunjuk pada perangkat standar moral atau profesional tentang perilaku yang pantas dilakukan, termasuk kode etik atau code of conduct.

Seseorang dikatakan benar secara etik, bila ia berperilaku sesuai dengan standar perilaku itu. Sumber T2 dapat berasal dari T1 atau dari norma-norma sosial budaya suatu lingkup masyarakat atau komunitas profesi tertentu. Kebenaran ini ada yang mutlak (memenuhi standar etika universal) dan ada pula yang relatif.

kebenaran logis

Kebenaran logis merupakan sesuatu dianggap benar apabila secara logic atau matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telah diakui sebagai sesuatu yang benar (dalam pengertian kebenaran logis ) atau sesuai dengan apa yang benar menurut kepercayaan metafisik.

kebenaran empirik

Kebenaran Keempat (T4) adalah kebenaran empirik, yang lazimnya dipercayai sebagai landasan pekerjaan para ilmuwan dalam melakukan penelitian.

Sesuatu (kepercayaan, asumsi, dalil, hipotesis, dan proposisi) dianggap benar apabila konsisten dengan kenyataan alam, dalam arti diverifikasi, dijustifikasi, dan tahan terhadap kritik.

Teori Kebenaran

Dalam konteks kebenaran ilmiah yang melibatkan subjek (manusia, knower, dan observer) dengan objek (fakta, realitas, dan known), terdapat tiga teori utama tentang kebenaran, yaitu teori-teori kebenaran korespondensi, kebenaran koherensi, dan kebenaran pragmatisme.

Teori kebenaran korespondensi

Teori ini beranggapan bahwa sebuah pernyataan itu benar jika apa yang diungkapkannya itu merupakan fakta, dalam arti adanya suatu kenyataan yang interaksional antara teori dg realita (Kattsoff, 1996: 183).

Motto teori ini adalah truth is fidelity to objective reality atau kebenaran itu setia atau tunduk pada realitas objektif (Supriadi,1998: 7).

Aliran teori kebenaran ini berimplikasi bahwa hakikat pencarian kebenaran ilmiah tidak lain untuk mencari relasi yang konsisten antara subjek dengan objek, atau antara subjek dengan subjek (intersubjektivitas), dan antara objek dengan objek berdasarkan perspektif subjek.

Dg demikian, teori ini kebenaran realisme dan empirisme ini erat kaitannya dengan kebenaran empirik (T4).

Teori Kebenaran Koherensi

Teori Koherensi (Coherence Theory), beranggapan bahwa sesuatu dianggap benar jika terdapat koherensi atau konsistensi, dalam arti tidak terjadi kontradiktif pada saat bersamaan, antara dua atau lebih logika.

Fokus kebenaran dalam teori ini adalah logika yang konsisten dan secara inheren memiliki koherensi. Jadi, di sini kebenaran logis mendahului kebenaran empiris (Kattsoff, 1996: 181; Supriadi, 1998: 7).

Teori Kebenaran Pragmatisme

Teori Pragmatisme (Pragmatism Theory), beranggapan bhw kebenaran itu tersimpul pada aspek fungsional secara praktis (Kattsoff, 1996:130-131).

Segala sesuatu yang benar apabila memiliki asas manfaat (utilitarian).

Mereka memandang hidup manusia itu sebagai suatu perjuangan yg berlangsung terus-menerus, yang di dalamnya terdapat konsekuensi-konsekuensi bersifat praktis.

Abad 17

Ilmu-ilmu sosial, walaupun baru berkembang pada abad 19, namun pemikiran-pemikiran ttg masyarakat sdh ada jauh sblm itu.Sejak abad ke 17 hingga abad ke 20 perkembangan ilmu-ilmu sosial diwarnai oleh pemikiran-pemikiran yg hidup pada jamanya. Adapun perkembangan itu sbb:

Perkembangan ilmu-ilmu sosial pada bad 17 Tokoh dalam abad ini al:Thomas Hobbes dan John

Locke. Thomas Hobbes (1588-1679) dlm bukunya Levitathan menjelaskan bahwa pd mulanya manusia hidup dlm suasana takut. Menurut Hobbes masyarakat sbg Homo Homini Lupus yg artinya manusia merupakan srigala terhadap manusia lainya.

Abad 17

Tokoh pd abad 17: Thomas Hobbes dan John Locke. Thomas Hobbes (1588-1679): Menyebut suasana masyarakat itu sebagai Homo

Homini Lupus yang artinya manusia merupakan srigala terhadap manusia lainnya. Konsekuensinya masyarakat tidak pernah berada dalam keadaan tenang.

Masyarakat mulai mengadakan perjanjian yang didasarkan pada tujuan pengamanan hubungan manusia agar tidak menganggap yang lainnya sebagai musuh dan obyek kepentingan semata

lanjutan

Tokoh lain dlm abad 17 yaitu John Locke (1632-1704). Locke menjadi sangat terkenal berkat teori pengetahuan empiris yg ditulis dlm karyanya An Essay Concerning Human Understanding (1689). Berkat pendapat-pendapatnya mengenai pengaturan pemerintahan negara dlm bukunya Two Treatises of Government (1960) dia mengusulkan pemisahan antar pembuat undang-undang dan kekuasaan pelaksana. Hal ini guna menjamin agar negara tidak melanggar kewenangannya, sehingga kesewenang wenangan dpt dicegah.

Abad 18 Ilmu-ilmu Sosial pada abad 18 Kant dan Hetter mengusulkan pengelompokan ilmu

pengetahuan menjadi tiga. Berdasarkan realitas sbb:1. Memperhatikan kenyataan adanya relasi antara hal-hal yg

sama maka obyek study masing-masing adl gejala alam dan masyarakat Ini terjadi dari berbagai bentuk perilaku manusia serta responya terhadap hukum alam dan masyarakat. Ilmu-ilmu yg tergabung didalamnya dinamakan ilmu-ilmu sistemik al:fisika, biologi, kimia, sosiologi, demografi dan antropologi.

2. Memperhatikan kenyataan adanya perimbangan di dalam waktu, ada waktu kronologis misal sejarah.

3. Memperhatikan kenyataan adanya persebaran di dalam ruang misal geografi, astronomi dan geofisika.

Tokoh-Tohoh I lmu Sosial di Abad 18

1. Montesquieu , salah satu pemikiranya adl bagaimana peminat ilmu pengetahuan tentang masy.dpt menangani keanekaragaman yg terjadi di masy tsb. Untuk itu diperlukan pemerintah. Montesquieu membagi kekuasaan pemerintah dalam TIGA komponen yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif.

2. Rousseau ,dgn karya yg terkenal yaitu The Social contract tahun 1754 dg pemikiranya”manusia dilahirkan bebas dan dimanapun ia dibelenggu.Hal ini yg menimpa orang2 miskin dan orang2 yg tak berdaya. Ia mengajukan pembelaan agar setiap orang dpt mengemukakan pendapat dan menolak demokrasi perwakilan karena

Abad 19

Ciri-ciri ilmu-ilmu sosial pd abad 19 ada tiga yaitu:1. Bermacam-macam disiplin diperluas dan dirumuskan

lebih tepat mengenai kelasnya dg yg lain.2. Ilmu-ilmu sosial dpt diakui sbgi cabang yg mandiri dari

latihan akademis serta pekerjaan ilmiah.3. Ada kesadaran untuk menyusun prosedur metodologi yg

cukup kuat bagi berbagai ilmu sosial. Ke tiga ciri diatas digunakan oleh Comte, Spenser,

Durkheim dan Marx dlm menganalisis masyarakat.

Tokoh-Tokoh Ilmu sosial di Abad 19

1. Aguste Comte (1798-1857) Terkenal sbg pendiri sosiologi. Menurut Comte sejarah

dunia pd pokoknya adl proses akal budi yg dlm perkembangannya dikuasai oleh hukum satu & sama bagi seluruh dunia. Umat manusia dipandang sbg satu badan hidup yg tak mati. Individu2 adl bagian-bagian organisme yg hidup demi kepentingan keseluruhan. Umat manusia mengalami proses evolusi dg tiga tahap yaitu teologis, metafisik dan positif

2. Herbert Spencer (1820-1903)

Masyarakat adl organisme yg berdiri sndri & berevolusi sndri lepas dr kemauan & tanggungjawab anggotanya & dibawah kuasa satu hukum. Fungsi penyelaras dan pemersatu dlm badan sosial dilaksanakan oleh pemerintah

3. Emille Durkheim (1858-1917)

Masyarakat dianggap sbg suatu sistem yg tdr dr bbrp bagian atau subsistem yg saling berhub antar satu dg yg lain untuk menciptakan suatu aturan atau stabilitas sosial. Masyarakat memiliki dua tipe yaitu masy. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

4. Karl Marx

Teorinya bahwa masy. senantiasa dlm pertentangan diantara dua kelas yg berbeda kepentingan yaitu antara kaum borjuis/kapital sbg kelas pemilik modal dan kaum proletar sbgi buruh atau tenaga kerja (Johnson,1994:120)

Abad 20

• Dlm abad ini ada usaha-usaha ut menyusun ilmu-ilmu sosial melalui integrasi dari cabang2nya, yg dilakukan oleh tokoh aliran psikoanalis (Eric Formm dan Abraham Kardiner) ahli dlm kelompok internasional Committee of United Science.

• Menjelang akhir abad 20 penyatuan ilmu-ilmu sosial didasarkan pd prinsip baru meski kecenderungan sblmya lebih kuat bercorak spesialis &pembagian tugas.

• Pekembangan ilmu sosial masa kini memeiliki dua arah yaitu yg menuju kpd penelitian dan sistemnya serta yg menuju kepada teori teori penentuan.