Matematika Diskrit

37
Matematika Diskrit 2. HIMPUNAN Kuliah 3 Dr.-Ing. Erwin Sitompul http://zitompul.wordpress.com

description

Matematika Diskrit. 2. HIMPUNAN. Kuliah 3. Dr.-Ing. Erwin Sitompul. http://zitompul.wordpress.com. Pekerjaan Rumah (PR 2). No.1:. Diberikan pernyataan “Perlu memiliki password yang sah agar Anda bisa log on ke server .” - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Matematika Diskrit

Page 1: Matematika Diskrit

Matematika Diskrit

2. HIMPUNAN

Kuliah 3

Dr.-Ing. Erwin Sitompulhttp://zitompul.wordpress.com

Page 2: Matematika Diskrit

3/2Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Pekerjaan Rumah (PR 2)

Diberikan pernyataan “Perlu memiliki password yang sah agar Anda bisa log on ke server.”

a) Nyatakanlah pernyataan di atas dalam bentuk proposisi “jika p maka q.”

b) Tentukanlah ingkaran, konversi, inversi, dan kontraposisi dari pernyataan tersebut.

Periksa kesahihan argumen berikut ini:“Jika 5 lebih kecil dari 4, maka 5 bukan bilangan prima.”“5 tidak lebih kecil dari 4.”“5 adalah bilangan prima.”

No.1:

No.2:

Page 3: Matematika Diskrit

3/3Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Solusi Pekerjaan Rumah (PR 2)

a) “Jika Anda bisa log on ke server, maka Anda memiliki password yang sah.”b) Ingkaran:

“Anda bisa log on ke server dan (walaupun) Anda tidak memiliki password yang sah.”

Konversi:“Jika Anda memiliki password yang sah, maka Anda bisa log on ke server.”Inversi:“Jika Anda tidak bisa log on ke server, maka Anda tidak

memiliki password yang sah.”Kontraposisi:“Jika Anda tidak memiliki password yang sah, maka Anda

tidak bisa log on ke server.”

Solusi: q syarat perlu untuk p

Ingkaran: ~(p q) p ~q

Konversi: q p

Inversi: ~p ~q

Kontraposisi: ~q ~p

Diberikan pernyataan “Perlu memiliki password yang sah agar Anda bisa log on ke server.”

No.1:

Page 4: Matematika Diskrit

3/4Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Periksa kesahihan argumen berikut ini:“Jika 5 lebih kecil dari 4, maka 5 bukan bilangan prima.”“5 tidak lebih kecil dari 4.”“5 adalah bilangan prima.”

Solusi: Misalkan:p : 5 lebih kecil dari 4.q : 5 bukan bilangan prima.

Maka argumen di atas dapat dituliskan dengan:

Solusi Pekerjaan Rumah (PR 2)No.2:

p q ~p ~q

Perhatikan baris 3. Konklusi ~q salah, walaupun

semua hipotesis benar. Jadi, argumen tersebut tidak

sahih atau p a l s u.

Page 5: Matematika Diskrit

3/5Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Terminologi Himpunan

Himpunan (set) adalah kumpulan obyek-obyek yang berbeda.

Obyek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Contoh: HIPMI, HKTI, Paguyuban

Pasundan, dll, dimana tiap anggota berbeda satu sama lain.

PSSI, APKASI, PBB. PUSU (President University

Student Union). Satu set huruf (besar dan

kecil).

Page 6: Matematika Diskrit

3/6Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Cara Penulisan Himpunan

1. EnumerasiPenulisan setiap anggota himpunan dilakukan secara rinci.

Contoh: Himpunan empat bilangan asli pertama: A = { 1, 2, 3, 4 }. Himpunan lima bilangan genap positif pertama:

B = { 2, 4, 6, 8, 10 }. C = { kucing, a, Amir, 10, paku }. R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }. C = { a, {a}, {{a}} }. K = { {} }, dimana {} adalah himpunan kosong . Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: { 1, 2, ..., 100 }. Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai:

{…, –2, –1, 0, 1, 2, …}.

Page 7: Matematika Diskrit

3/7Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Cara Penulisan Himpunan

Keanggotaanx A : x merupakan anggota himpunan A.x A : x bukan merupakan anggota himpunan A.

Contoh:Misalkan A = { 1, 2, 3, 4 }, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} },K ={ {} }, maka: 3 A { a, b, c } R { c } R { } K { } R

Page 8: Matematika Diskrit

3/8Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Contoh:Jika P1 = { a, b },

P2 = { { a, b } },P3 = { { { a, b } } },

maka a P1

a P2

P1 P2

P1 P3

P2 P3

Cara Penulisan Himpunan

Page 9: Matematika Diskrit

3/9Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Cara Penulisan Himpunan

2. Simbol-Simbol BakuP = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }.N = himpunan bilangan asli = { 1, 2, ... }.Z = himpunan bilangan bulat = { ..., –2, –1, 0, 1, 2, ... }.Q = himpunan bilangan rasional (pecahan).R = himpunan bilangan riil.C = himpunan bilangan kompleks.

Himpunan yang universal disebut: semesta, dan disimbolkan dengan U.

Contoh: Misalkan U = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A adalah himpunan bagian dari U, dimana A = { 1, 3, 5 }.

Page 10: Matematika Diskrit

3/10Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Cara Penulisan Himpunan

Contoh:a) A adalah himpunan bilangan bulat positif kecil dari 5.

A = { x | x bilangan bulat positif lebih kecil dari 5 }.A = { x | x P, x < 5 }.A = { 1, 2, 3, 4 }.

b) M = { x | x adalah mahasiswa yang menghadiri kuliah Matematika Diskrit hari ini}.

3. Notasi Pembentuk HimpunanNotasi: { x | syarat yang harus dipenuhi oleh x }.

Page 11: Matematika Diskrit

3/11Erwin Sitompul Matematika Diskrit

4. Diagram Venn

Cara Penulisan Himpunan

Merupakan suatu cara untuk mengilustrasikan hubungan antar himpunan secara grafis.

Contoh:Misalkan U = { 1, 2, …, 7, 8 }, A = { 1, 2, 3, 5 }, dan B = { 2, 5, 6, 8 }.

Diagram Venn:

Page 12: Matematika Diskrit

3/12Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Kardinalitas

Jumlah anggota di dalam himpunan A disebut kardinal dari himpunan A.

Notasi: n(A) atauA.

Contoh:a) B = { x | x merupakan bilangan prima lebih kecil dari 20 },

B = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19 },maka B = 8.

b) T = { kucing, a, Amir, 10, paku },maka T = 5.

c) A = { a, {a}, {{a}} }, maka A = 3.

Page 13: Matematika Diskrit

3/13Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Himpunan Kosong (Null Set)

Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set).

Notasi: atau { }.

Contoh:a) E = { x | x < x },

maka n(E) = 0 E = atau E = { }.

b) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0 P = atau P = { }.

c) A = { x | x adalah akar riil dari persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, maka n(A) = 0 A = atau A = { }.

Page 14: Matematika Diskrit

3/14Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Himpunan Kosong (Null Set)

Himpunan { {} } dapat juga ditulis sebagai {}. Himpunan { {}, {{}} } dapat juga ditulis sebagai {, {}}. {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu anggota

yaitu himpunan kosong.

Page 15: Matematika Diskrit

3/15Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Himpunan Bagian (Subset)

Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari B jika dan hanya jika setiap anggota A merupakan anggota dari B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.

Notasi: A B

Page 16: Matematika Diskrit

3/16Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Teorema 1.Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (A A).b) Himpunan kosong adalah himpunan bagian dari A ( A).c) Jika A B dan B C, maka A C.

Contoh:a) { 1, 2, 3 } { 1, 2, 3, 4, 5 }.

b) { 1, 2, 3 } { 1, 2, 3 }.

c) N Z R C.

d) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x 0, y 0 } dan B = { (x, y) | 2x + y < 4, x 0 dan y 0 },

maka B A.

Himpunan Bagian (Subset)

Page 17: Matematika Diskrit

3/17Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Pada A dan A A, maka A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A.

Proper dan Improper Subset

Contoh:Bila A = { 1, 2, 3 }, maka { 1, 2, 3 } dan adalah improper subset dari A.

A B berbeda dengan A B.

A B : A adalah himpunan bagian dari B, tetapi tidak dimungkinkan A = B (A adalah proper subset dari B).

A B : A adalah himpunan bagian dari B yang memungkinkan A = B (A adalah improper subset dari B).

Page 18: Matematika Diskrit

3/18Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Contoh:Misalkan A = { 1, 2, 3 } dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }.Tentukan semua kemungkinan himpunan C sedemikian sehingga A C dan C B, yaitu A adalah proper subset dari C dan C adalah proper subset dari B.

Proper dan Improper Subset

Solusi:C harus mengandung semua anggota A = { 1, 2, 3 } dan sedikitnya satu anggota dari B yang bukan anggota A.

Dengan demikian, C = { 1, 2, 3, 4 } atau C = { 1, 2, 3, 5 }.

C tidak boleh memuat 4 dan 5 sekaligus karena C adalah proper subset dari B.

Page 19: Matematika Diskrit

3/19Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Himpunan Identik

A = B (A identik B) jika dan hanya jika setiap anggota A merupakan anggota B dan sebaliknya setiap anggota B merupakan anggota A.

A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A B.

Notasi: A = B A B dan B A

Contoh:a) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x(x – 1) = 0 },

maka A = B.

b) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = { 5, 3, 8 }, maka A = B.

c) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = { 3, 8 },maka A B.

Page 20: Matematika Diskrit

3/20Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Himpunan Ekivalen

Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.

Notasi: A ~ B A = B

Contoh:Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B, sebab A = B = 4.

Page 21: Matematika Diskrit

3/21Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Himpunan Saling Lepas

Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki anggota yang sama.

Notasi: A // B

Contoh:Jika A = { x | x P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.

Page 22: Matematika Diskrit

3/22Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Himpunan Kuasa

Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang anggotanya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.

Notasi : P(A) atau 2A

Bila A= m, maka P(A)= 2m.

Contoh: Jika A = { 1, 2 },

maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}. Jika T = {kucing, Amir, paku},

maka P(T) = { , {kucing}, {Amir}, {paku}, {kucing, Amir}, {kucing, paku}, {Amir, paku}, {kucing, Amir, paku} }.

Page 23: Matematika Diskrit

3/23Erwin Sitompul Matematika Diskrit

1. Irisan (Intersection)Notasi: A B = { x | x A dan x B }

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh: Jika A = { 2, 4, 6, 8, 10 } dan B = { 4, 10, 14, 18 },

maka A B = { 4, 10 }. Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { –2, 6 },

maka A B = , artinya A // B. A = .

Page 24: Matematika Diskrit

3/24Erwin Sitompul Matematika Diskrit

2. Gabungan (Union)Notasi: A B = { x | x A atau x B }

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh: Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 },

maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 }. A = A.

Page 25: Matematika Diskrit

3/25Erwin Sitompul Matematika Diskrit

3. Komplemen (Complement)Notasi: A = { x | x U dan x A }

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh: Misalkan U = { a, b, c, d, e, f, g, h, i, j }.

Jika A = { a, c, d, f, h, i }, maka A = { b, e, g, j }.

Misalkan U = { x | x P dan x < 9 }.Jika B = { x | x/2 P dan x < 9 },maka B = { 1, 3, 5, 7 }.

Page 26: Matematika Diskrit

3/26Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Operasi Terhadap HimpunanContoh:Misalkan:A = Himpunan semua mobil buatan dalam negeriB = Himpunan semua mobil imporC = Himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 2005D = Himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari

Rp 150 jutaE = Himpunan semua mobil milik mahasiswa PU

Maka:a) “Semua mobil milik mahasiswa PU yang diproduksi di

dalam negeri atau diimpor dari luar negeri.”

b) “Semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 2005 yang nilai jualnya kurang dari Rp.150 juta.”

c) “Semua mobil impor buatan setelah tahun 2005 yang mempunyai nilai jual lebih dari Rp.150 juta.”

(EA)(EB) E(AB)

ACD

BCD

Page 27: Matematika Diskrit

3/27Erwin Sitompul Matematika Diskrit

4. Selisih (Difference)Notasi: A – B = { x | x A dan x B } = A B

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh: Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 },

maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = . { 1, 3, 5 } – { 1, 2, 3 } = { 5 },

tetapi { 1, 2, 3 } – { 1, 3, 5 } = { 2 }.

Page 28: Matematika Diskrit

3/28Erwin Sitompul Matematika Diskrit

5. Selisih Simetris (Symmetric Difference)Notasi: A B = (A B) – (A B) = (A – B) (B – A)

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh:Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }.

Page 29: Matematika Diskrit

3/29Erwin Sitompul Matematika Diskrit

U–(PQ)

Contoh:Misalkan:U = Himpunan mahasiswaP = Himpunan mahasiswa dengan nilai UTS > 80Q= Himpunan mahasiswa dengan nilai UAS > 80Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.Maka:a) “Semua mahasiswa yang

mendapat nilai A.”

b) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B.”

c) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai C.”

Operasi Terhadap Himpunan

PQ

PQ

PQ

Page 30: Matematika Diskrit

3/30Erwin Sitompul Matematika Diskrit

5. Perkalian Kartesian (Cartesian Product)Notasi: A B = { (a, b) | a A atau b B }

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh: Misalkan C = { 1, 2, 3 } dan D = { a, b },

maka C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }. Misalkan

I = Himpunan semua bilangan riil pada sumbu x,J = Himpunan semua bilangan riil pada sumbu y. Maka I J = Himpunan semua titik pada bidang datar xy.

Page 31: Matematika Diskrit

3/31Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Catatan: 1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga,

maka A B = A.B. 2. (a, b) (b, a). 3. A B B A, dengan syarat A atau B tidak kosong. 4. Jika A = atau B = , maka A B = B A = .

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh: Sebelumnya, C = { 1, 2, 3 } dan D = { a, b },

C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }.D C = { (a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) }.

C D D C

Page 32: Matematika Diskrit

3/32Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Operasi Terhadap Himpunan

Contoh:Misalkan A = Himpunan makanan

= { s=soto, g=gado-gado, n=nasi goreng, m=mie rebus }J = Himpunan minuman

= { c=coca-cola, t=teh, d=es dawet } Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di atas?

Solusi:A B = AB = 43 = 12 kombinasi, yaitu:{ (s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d) }.

Page 33: Matematika Diskrit

3/33Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Hukum-Hukum Aljabar Himpunan

Page 34: Matematika Diskrit

3/34Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Hukum-Hukum Aljabar Himpunan

Page 35: Matematika Diskrit

3/35Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Latihan

Contoh:Untuk diagram Venn berikut, yang menampilkan himpunan A, B, dan C di dalam himpunan semesta U, tentukan nomor-nomor yang sesuai dengan notasi simbolik aljabar himpunan berikut:

a) A B

b) B C

c) A C

d) B A

e) A B C

f) (A B) C

g) (A B) – C

h) A B

i) (A – B) – C

j) A – (B – C)

k) (A B) C

l) A (B C)

m) (A B) – C

n) (A C) – B

1,2 1,3

1,2,3,4,5,7

4,7 1

2,6,7

2,6,7

3,4,6,7

1,4,7

7

1,5,6,7 1,5,6,7

3,4

4,8

Page 36: Matematika Diskrit

3/36Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Pekerjaan Rumah (PR 3)

Diberikan U = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } sebagai sebuah himpunan semesta dan diberikan pula:

A = { 1, 2, 3, 4, 5 },B = { 4, 5, 6, 7 },C = { 5, 6, 7, 8, 9 },D = { 1, 3, 5, 7, 9 },E = { 2, 4, 6, 8 },F = { 1, 5, 9 }.

Tentukanlah:a) A Cb) A Bc) A Fd) (C D) E e) (F – C) – A

Page 37: Matematika Diskrit

3/37Erwin Sitompul Matematika Diskrit

Pekerjaan Rumah (PR 3)

Untuk soal yang sama, tentukanlah:f) (A B) (C D) i) (B –C) Fg) (E F) – A j) (E – C) – Ah) B – (C F)

NewNo.1:

No.2: Dari 35 mahasiswa IE seangkatan, 15 orang mempertimbangkan memilih konsentrasi Management, tetapi baru 6 orang yang memberi kepastian. Sementara itu, 25 orang berpikir-pikir untuk memilih konsentrasi Manufacturing dan baru 17 orang sudah memberi kepastian. Konsentrasi Power Plant Management dipertimbangkan oleh 4 orang dan hanya 1 orang yang belum memberi kepastian.

Bila tidak ada mahasiswa yang mempertimbangkan 3 konsentrasi sekaligus, gambarlah diagram Venn dari keadaan tersebut di atas.