matematikaiiiiistimewaaaaa.weebly.commatematikaiiiiistimewaaaaa.weebly.com/uploads/1/6/2/9/... ·...
Transcript of matematikaiiiiistimewaaaaa.weebly.commatematikaiiiiistimewaaaaa.weebly.com/uploads/1/6/2/9/... ·...
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Penyesuaian Diri Peserta
Didik Usia Sekolah Menengah ”. Penyusunan makalah merupakan salah satu tugas dari mata
kuliah Pembelajaran dan Bimbingan Peserta Didik.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Sugeng Muslimin,Drs.,M.Si. selaku dosen pembimbing.
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang
besar kepada penyusun.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan ke arah kesempurnaan.
Cirebon, 05 Januari 2013
Tim Pemyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................................1
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................................5
Bab II Pembahasan.....................................................................................................................6
A. Pengertian Penyesuaian Diri.........................................................................................6
B. Karakteristik Penyesuaian Diri.....................................................................................7
C. Proses Penyesuaian Diri.............................................................................................11
D. Aspek-aspek Penyesuaian Diri...................................................................................13
Bab III Penutup........................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya berinteraksi dengan manusia-manusia yang
lainnya dan saling membutuhkan satu sama lain. Tidak ada satu manusia pun yang dapat
hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain.
Tentunya, dalam hal berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain, salah satu
sapek penting yang harus dimiliki adalah konsep penyesuaian diri yang baik dan sehat.
Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagian dalam hidupnya
karena ketidakmampuannya dalam menyesuaiakan diri baik dengan kehidupan keluarga,
sekolah,pekerjaan maupun masyarakat pada umumnya. Tidak sedikit orang-orang yang
mengalami stress atau depresi akibat kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri
dengan kondisi lingkungan yang ada dan kompleks.
Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah
dipelajarinya itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan
lingkungan kehidupannya. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari
sekolah dan di luar sekolah, seseorang memiliki sejumlah kecakapan, minat, sikap, cita-cita,
dan pandangan hidup. Dengan pengalaman-pengalaman itu, secara berkesinambungan ia
dibentuk menjadi seorang pribadi yang matang dan memiliki tanggung jawab sosial dan
moral.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor
lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses penyesuaian yang baik atau tidak
baik. Sejak lahir sampai meninggal dunia, seorang individu merupakan organisme yang
bergerak aktif dan dinamis. Ia aktif dengan tujuan dan aktivitas-aktivitasnya yang
berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan
rohaninya.
4
Dalam kenyataannya, tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan
penyesuaian diri. Hal itu disebabkan karena adanya berbagai faktor yang dapat menghambat
seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, kami menyusun makalah yang berjudul
“Konsep Penyesuaian Diri Peserta Didik Usia sekolah Menengah” untuk membahas hal-hal
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari penyesuaian diri?
2. Apa saja karakteristik dari penyesuaian diri?
3. Bagaimana proses dari penyesuaian diri?
4. Apa saja aspek-aspek dari penyesuaian diri?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik dan untuk menjelaskan kepada pembaca
mengenai pengertian penyesuaian diri, karakteristik penyesuaian diri, proses penyesuaian diri
dan aspek-aspek penyesuaian diri.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyesuaian Diri
Kemampuan penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan merupakan salah satu prasyarat
yang penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu.
Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya
itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor
lingkungan yang berkemungkinan akan berkembang ke proses penyesuaian yang baik atau tidak baik.
Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) pada awalnya berasal dari pengertian yang didasarkan
pada ilmu biologi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin yang terkenal dengan teori evolusi.
Dalam istilah psikologi, penyesuaian diri (adaptasi dalam istilah biologi) disebut dengan istilah
adjustment. Adjusment merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan
tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
social, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya.
Penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah
perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai berikut:
a. Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi atau bisa “survive”
dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi yang
memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.
b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu
dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.
c. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikin rupa, sehingga bisa
mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efektif.
d. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan dan kematangan emosional.
6
B. Karakteristik Penyesuaian Diri
Dalam kenyataan, tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri.
Ada dua jenis karakteristik penyesuaian diri, yaitu karakteristik penyesuaian diri yang positif
dan penyesuaian diri yang salah.
1. Penyesuaian Diri yang Positif
Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut.
a. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan.
b. Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah.
c. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri.
e. Mampu belajar dari pengalaman.
f. Bersikap realistik dan objektif.
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk berikut
ini.
a. Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung
Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan
segala akibatnya.
b. Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Dalam situasi ini, individu mencari berbagai pengalaman untuk
menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya.
c. Penyesuaian diri dengan trial and error
Dalam cara ini, individu melakukan tindakan coba-coba, kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan.
d. Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti)
Apabila individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, ia dapat memperoleh
penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
e. Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar, individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk membantu penyesuaian dirinya.
7
f. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai oleh kemampuan memilih
tindakan yang tepat serta pengendalian diri secara tepat pula.
g. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
Dalam hal ini, sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan
yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat atau matang.
2. Penyesuaian Diri yang Salah
Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan,reaksi
menyerang, dan reaksi melarikan diri.
a. Reaksi Bertahan (Defence Reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang
menghadapi kegagalan.
Adapun bentuk khusus dari reaksi ini, yaitu sebagai berikut.
1) Rasionalisasi
Yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk membenarkan tindakannya yang
salah.
2) Represi
Yaitu memekan perasaannya yang dirasakan kurang enak kea lam tidak sadar.
3) Proyeksi
Yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain atau pihak ketiga untuk
mencari alasan yang dapat diterima.
4) ‘Sour grapes’ (anggur kecut)
Yaitu dengan memutarbalikkan fakta atau kenyataan.
b. Reaksi Menyerang (Aggressive Reaction)
Individu yang salah suai akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat
menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya.
Reaksi-reaksinya antara lain:
1) Selalu membenarkan diri sendiri,
2) Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi,
8
3) Merasa senang bila mengganggu orang lain,
4) Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan,
5) Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka,
6) Bersikap menyerang dan merusak,
7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya,
8) Suka bersikap balas dendam,
9) Memerkosa hak orang lain,
10) Tindakannya suka serampangan, dan sebagainya.
c. Reaksi Melarikan Diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik
atau kegagalannya.
Reaksinya tampak sebagai berikut.
1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk
angan-angan (seolah-olah sudah tercapai),
2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba.
3) Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan
kepribadian itu sendiri, baik internal maupun eksternal.
a. Faktor Fisiologis
Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara tipe-tipe bentuk
tubuh dan tipe-tipe temperamen (Moh, Surya, 1977).
Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi yang primer bagi tingkah laku, dapat
diperkirakan bahwa sistem syaraf, kelenjar dan otot merupakan factor yang penting bagi
proses penyesuaian diri.
Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri.
b. Faktor Psikologis
1) Faktor pengalaman
Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri,terutama pengalaman yang
menyenangkan atau pengalaman traumatik (menyusahkan).
9
2) Faktor belajar
Dalam proses penyesuaian diri, belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah
laku sejak fase-fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat
dengan kematangan.
3) Determinasi diri
Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam proses penyesuaian diri karena
berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri.
4) Faktor konflik
Pengaruh konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu sendiri.
c. Faktor Perkembangan dan Kematangan
Dalam proses perkembangan, respons berkembang dari respons yang bersifat
instinktif menjadi respons yang bersifat hasil belajar dan pengalaman.
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai individu
berbeda-beda, sehingga pola-pola penyesuaian dirinya juga akan bervariasi sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Selain itu, hubungan antara
penyesuaian dan perkembangan dapat berbeda-beda menurut jenis aspek perkembangan dan
kematangan yang dicapai.
d. Faktor Lingkungan
1) Pengaruh lingkungan keluarga
Dari sekian banyak faktor yang mengkondisikan penyesuaian diri, faktor lingkungan
keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga merupakan media
sosialisasi bagi anak-anak.
2) Pengaruh hubungan dengan orangtua
Pola hubungan antara orangtua dengan anak mempunyai pengaruh yang positif
terhadap proses penyesuaian diri. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
Menerima (acceptance)
Orangtua menerima kehadiran anaknya dengan cara-cara yang baik.
Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Hubungan orangtua dengan anak bersifat keras.
10
Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan
Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan
tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah suai
lainnya.
Penolakan
Orangtua menolak kehadiran anaknya.
3) Hubungan saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih
sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik. Sebaliknya, suasana
permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, kekerasan, dan sebagainya dapat
menimbulkan kesulitan dan kegagalan anak dalam penyesuaian dirinya.
4) Lingkungan masyarakat
Keadaan lingkungan masyarakat tempat individu berada menentukan proses dan pola-
pola penyesuaian diri.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala tingkah laku salah
suai atau perilaku menyimpang bersumber dari pengaruh keadaan lingkungan
masyarakatnya.
e. Faktor Budaya dan Agama
Proses penyesuaian diri anak, mulai lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan kultur
tempat individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian
dirinya.
Ajaran agama merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan, dan pola-pola tingkah
laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup anak-anak.
C. Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam
memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Penyesuaian diri juga dipandang sebagai suatu
mekanisme atau proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dengan tuntutan
eksternal. Dalam prosesnya dapat muncul konflik, tekanan, atau frustasi. Disini individu didorong
untuk meneliti berbagai kemungkinan perilaku yang tepatuntuk membebaskan diri dari ketegangan
atau konfliks tersebut.
11
Orang akan dikatakan sukses dalam melakukan penyesuaian diri jika ia dapat memenuhi
kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau dapat diterima oleh lingkungannya tanpa merugikan
atau mengganggu orang lain.
Beberapa faktor lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri bagi remaja:
1. Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Apabila dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis yang didalamnya terdapat
cinta kasih, respek, toleransi, rasa aman, dan kehangatan, seorang anak dapat melakukan penyesuaian
diri secara sehat dan baik. Rasa dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi
perkembangan jiwa seorang anak.
Lingkungan keluarga juga merupakan lahan untuk mengembangkan berbagai kemampuan,
yang dipelajarinya melalui permainan, senda gurau, serta pengalaman sehari-hari di dalam keluarga.
Seorang anak juga belajar untuk tidak menjadi egois, bisa berbagi rasa dengan anggota keluarga yang
lain dan belajar untuk menghargai hak orang lain.
Selain itu, dalam keluarga masih banyak hal lain yang berperan dalam proses pembentukan
kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada orang lain atau diri sendiri,
pengendalian rasa ketakutan, sikap toleransi, kerja sama, kehangatan dan rasa aman yang semua hal
itu sangat berguna bagi penyesuaian diri dimasa depannya.
2. Lingkungan Teman Sebaya
Suatu hal yang sulit bagi remaja adalah menjauh dan dijauhi oleh temannya. Remaja
mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan,
pemikiran, dan perasaan-perasaannya.Pengertian dan saran-saran dari teman-temannya yang akan
membantu dirinya dalam menerima keadaan dirinya serta memahami hal-hal yang berbeda dari orang
lain. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan potensi
yang dimilikinya itu.
3. Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi
saja, tetapi juag mencangkup tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan kompleks. Demikian
pula guru, tugasnya tidak hanya mengajar saja, tetapi juga berperan sebagai pendidik, pembimbing,
dan pelatih bagi murid-muridnya. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja dan
metode yang digunakan oleh guru dalam proses penyesuaian tersebut.
12
D. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial.
1. Penyesuaian Pribadi
Kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan
yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Keberhasilan penyesuaian diri pribadi ditandai oleh adanya rasa benci, tidak ada
keingingan untuk lari dari kenyataan, atau tidak percaya pada potensi diri.
Kegagalan penyesuaian diri pribadi ditandai oleh adanya kegoncangn dan emosi,
kecemasan ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya sebagai
akibat adanya jarak pemisah antara kemampuan individu dan tuntutan yang
diharapkan oleh lingkungannya.
2. PenyesuaianSosial
Penyesuaian social terjadi dalam lingkup hubungan social di tempat individu
itu hidup dan interaksi dengan orang lain. Proses yang dilakukan individu dalam
penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Dalam penyesuaian sosial ini, individu berkenalan dengan
nilai dan norma sosial yang berbeda –beda lalu berusaha untuk mematuhinya.
Sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.
Menurut Sigmund Freud bahwa hati nurani ( Super Ego ), akan berusaha
mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap
beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta menolak dan
menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyesuaian diri yaitu, kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi
respon- respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan,
dan frustasi- frustasi secara efisien individu memiliki kemampuan untuk menghadapi realitas
hidup dengan cara yang memenuhi syarat.
Proses Penyesuaian diri adalah proses bagaimana seorang individu dapat mendapat
keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Penyesuaian
diri lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat manusia, terus- menerus berupaya
menemukan dan mengatasi dan tantangan hidu karakteristik penyesuaian diri yang positif dan
penyesuaian diri yang salah.
Karakteristik penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah:
a. Penyesuaian diri secara positif
Tidak menunjukkan adanya ketenangan emosional
Tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis
Tidak menunjukkan frustasi pribadi
Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.
Mampu dalam belajar
Menghargai pengalaman
Bersikap realistik dan objektif
b. Penyesuaian diri yang salah
Reaksi bertahan
Reaksi menyerang
Reaksi melarikan diri
14
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri di antaranya :
Kondisi Jasmania
Perkembangan, Kematangan dan Penyesuaian Diri
Penentu Psikologis Terhadap Penyesuaian Diri
Lingkungan Sebagai Penentu Penyesuaian Diri
Aspek-Aspek Penyesuaian Diri :
Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian Sosial
15
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung.2010.Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : CV
Pustaka Setia
http://blog.um.ac.id/rizkya/2011/12/20/konsep-penyesuaian-diri-peserta-didik-usia-sekolah-
menengah/
16