Masyarakat Rendah Karbon [MRK]

3
kaswanto's blog | Masyarakat Rendah Karbon [MRK] Copyright Regan Kaswanto [email protected] http://kaswanto.staff.ipb.ac.id/masyarakat-rendah-karbon-mrk/ Masyarakat Rendah Karbon [MRK] [caption id="attachment_2061" align="alignleft" width="300"] http://www.triplepundit.com/[/caption] Apa itu Masyarakat Rendah Karbon? Masyarakat Rendah Karbon [MRK] atau istilah kerennya Low Carbon Societies (LCS) merupakan salah satu solusi yang sebaiknya ditempuh dalam menjawab permasalahan manajemen lanskap dari berbagai disiplin ilmu. Permasalahan lingkungan, sosial dan ekonomi yang bermunculan saat ini di negara Indonesia, sejatinya dapat diantisipasi dengan membentuk karakter masyarakat yang rendah emisi – rendah karbon. Definisi masyarakat rendah karbon (MRK) didesain untuk mengilustrasikan perspektif dan kebutuhan teori keberlanjutan. Definisi MRK dapat dipaparkan sebagai berikut (National Institute for Environmental Studies, 2006): 1. Melakukan tindakan yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan ( sustainable development - SD), menyakinkan bahwa kebutuhan pembangunan dari seluruh lapisan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. 2. Melakukan kontribusi nyata secara global untuk mempertahankan kestabilan udara dalam atmosfir terkait konsentrasi CO 2 dan gas rumah kaca lainnya, pada level yang tidak membahayakan bagi lingkungan dan makhluk hidup di page 1 / 3

Transcript of Masyarakat Rendah Karbon [MRK]

kaswanto's blog | Masyarakat Rendah Karbon [MRK]Copyright Regan Kaswanto [email protected]://kaswanto.staff.ipb.ac.id/masyarakat-rendah-karbon-mrk/

Masyarakat Rendah Karbon [MRK]

[caption id="attachment_2061" align="alignleft" width="300"]

http://www.triplepundit.com/[/caption]

Apa itu Masyarakat Rendah Karbon?

Masyarakat Rendah Karbon [MRK] atau istilah kerennya Low CarbonSocieties (LCS) merupakan salah satu solusi yang sebaiknya ditempuh dalammenjawab permasalahan manajemen lanskap dari berbagai disiplin ilmu.Permasalahan lingkungan, sosial dan ekonomi yang bermunculan saat ini di negaraIndonesia, sejatinya dapat diantisipasi dengan membentuk karakter masyarakatyang rendah emisi – rendah karbon. Definisi masyarakat rendah karbon (MRK)didesain untuk mengilustrasikan perspektif dan kebutuhan teori keberlanjutan.Definisi MRK dapat dipaparkan sebagai berikut (National Institute for EnvironmentalStudies, 2006):

1. Melakukan tindakan yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development - SD), menyakinkan bahwa kebutuhan pembangunandari seluruh lapisan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.

2. Melakukan kontribusi nyata secara global untuk mempertahankan kestabilanudara dalam atmosfir terkait konsentrasi CO2 dan gas rumah kaca lainnya,pada level yang tidak membahayakan bagi lingkungan dan makhluk hidup di

page 1 / 3

kaswanto's blog | Masyarakat Rendah Karbon [MRK]Copyright Regan Kaswanto [email protected]://kaswanto.staff.ipb.ac.id/masyarakat-rendah-karbon-mrk/

dalamnya.3. Mendemostrasikan efektifitas penggunaan energi secara baik dan

menggunkan sumber energi yang rendah-karbon dan berteknologi ramahlingkungan.

Lanskap Agroforestri dan MRK

Desain lanskap agroforestri menuju MRK - LCS  juga bisa menjadi sebuah jawabandalam mengatasi permasalahan manajemen lanskap yang terjadi akhir-akhir ini.Penataan jaringan agroforestri (agroforestry network) sebagai proses lanskapsosial-budaya atau sosial-ekonomi harus dipertimbangkan sebagai fungsi ekologisyang berkelanjutan. Pendekatan ekologi lanskap sebaiknya digunakan untukmenganalisis seluruh proses lanskap agroforestri yang berkaitan dengan 1)dinamika penggunaan lahan, 2) jumlah karbon tersimpan, 3) manajemen sumberdaya air dan 4) manajemen lanskap agroforestri pada skala kecil (misal:pekarangan atau kebun  campuran). Permasalahan dalam majamen lanskap melaluidesain lanskap agroforestri dapat diinvestigasi pada skala makro (macro-scale),skala meso (meso-scale) dan skala mikro (micro-scale). Skala makro biasanyadifokuskan pada daerah aliran sungai (DAS), skala meso pada zona hulu-tengah-hilirdari DAS, sementara skala mikro pada pekarangan, sawah, kebun ataupun tegalan.

Permasalahan lain dalam proses desain lanskap agroforestri adalah perlunyadisiplin ilmu dari bidang ilmu kehutanan (agro-forestry), peternakan (agro-pastura),teknologi pertanian (agro-technology) dan perikanan (agro-fishery). Selama inilanskap agroforestri tidak hanya berkaitan dengan elemen lanskap berupa tanamansaja, namun juga berkaitan dengan elemen lanskap lainnya yakni tanaman tahunan(berkayu - sumberdaya hutan),  hewan ternak yang merupakan kompetensi ilmupeternakan, mekanisasi pertanian dan juga kolam-kolam ikan yang ada didalamnya. Oleh sebab itu desain lanskap agroforestri merupakan kerjasama antarafakultas pertanian, kehutanan, peternakan, teknologi pertanian dan perikanan.Bahkan disiplin ilmu yang lain juga bisa ikut terlibat untuk mengembangkan lanskapagroforestri, misalanya mengenai gizi masyarakat, ekonomi, sosial dan legalitaskawasan. Istilah agroforestri sendiri sebenarnya sudah dikenal di Indonesia sejaklama.   Istilah 'wanatani" lebih dahulu dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan diIndonesia.

Istilah "wana" yang berarti hutan dan "tani" yang berarti pertanian, kerapmenghiasi khasanah ilmiah Indonesia, namun tenggelam tak terdengar sepakterjangnya lagi. Menurut Wikipedia, Wanatani atau agroforestry adalah suatubentuk pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman  komoditas atau tanaman jangka

page 2 / 3

kaswanto's blog | Masyarakat Rendah Karbon [MRK]Copyright Regan Kaswanto [email protected]://kaswanto.staff.ipb.ac.id/masyarakat-rendah-karbon-mrk/

pendek, seperti tanaman pertanian. Model-model wanatani bervariasi mulai dariwanatani sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-duajenis komoditas pertanian, hingga ke wanatani kompleks yang memadukanpengelolaan banyak  spesies pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, danbahkan juga dengan  ternak atau  perikanan (http://id.wikipedia.org/wiki/Wanatani).

Sejatinya konsep Masyarakat Rendah Karbon dapat didekati dengan manajemenlanskap agroforestri. Manajemen lanskap agroforestri yang baik akan mengurangipercepatan alih fungsi lahan, akan membentuk rasa mencintai lingkungan, akanmengecambahkan benih-benih perilaku yang rendah emisi, bahkan jangkauan yanglebih jauh adalah akan membuat BUMI ini menjadi lebih baik. Alih fungsi lahan telahterbukti sebagai penyumbang terbanyak dalan kontribusi emisi karbon di dunia,bahkan ditengarai bahwa dunia kehilangan hutan seluas 33 kali lapangan sepakbola setiap menitnya, dan  Indonesia kehilangan hutan seluas 6 lapangan sepak bola setiap menitnya. Bayangkan berapa jumlah emisi karbon yang hilang saat Andasedang membaca artikel ini. 

Rasa cinta lingkungan bisa dimulai dengan pemahaman bahwa "everything comesfrom carbon". Setiap kertas yang kita gunakan, setiap baju yang kita kenakan, dansetiap peralatan yang kita hidupkan berasal dari karbon. Pemahaman ini akanmengubah "mental" seorang manusia sehingga memanfaatkan sumber daya lebihbaik, tidak boros dan tidak buang sampah sembarangan.

Semoga gerakan Masyarakat Rendah Karbon di Indonesia semakin gencar danmembahana ke pelosok-pelosok daerah.

Salam MRK - LCS   Regards,

Dr. Kaswanto

page 3 / 3