Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

9
 MASYARAKAT MADANI DI TEGAH SIFAT PERMISSIVE, KONSUMTIF DAN B UDAYA HEDONIS  Abstrak ³Zaman dahulu masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang sopan, santun, ramah dan religious. Itu semua merupakan modal utama membentuk masyarakat madani (civil  society) seperti masyarakat yang pernah dibangun oleh nabi Muhammad SAW selepah hijrah ke Madinah. Namun pada kenyataannya sekarang di era modernisasi dan globalisasi, sifat masyarakat Indonesia cendrung berubah. Masyarakat Indonesia sebagian besar malah memiliki sifat konsumtif yang berlebih ditandai dengan menjamurnya mobil-mobil m ewah ditengah kota dan juga berbagai barang elektronik mewah seperti handphone dengan berbagai merk ternama yang begitu laku terjual di kota-kota besar di Indonesia. Sementara kesen jangan  sosial antara miskin dan kaya semakin jauh, berkembang pula budaya hedonis dimana masyarakat suka berfoya-foya dan lebih mementingkan kesenangan pribadi.´ PENDAHULUAN Mewujudkan masyarakat madani merupakan suatu upaya mengangkat harkat dan martabat manusia pada posisi yang sebenarnya. Banyak tantangan yang harus dihadapi terutama dalam memberdayakan potensi yang ada pada diri manusia itu. Terutama, pada akhir-akhir ini ada indikasi negara sedang d ihadapkan pada situasi krisis .  Kecenderungan masy arakat sekarang untuk hidup mewah, berfoy a -foya, bersuka ria, dan  bergaya hidup secara berlebih- lebihan, begitu terlihat di lingkungan masyarakat kita sehari-hari. Kecenderungan tersebut sering diistilahkan sebagai suatu budaya hedonisme, yang mempunyai arti suatu budaya yang mengutamakan aspek keserono kan diri, misalnya, f ree-sex, minum- minuman keras, berjudi, berhura-hura, berhibur di club-club malam, dan sebagainya. Berbagai  bentuk perwujudan dari budaya hedonisme tersebut begitu mempesonakan dan menggiurkan  bagi banyak orang, dan dapat dikatakan menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat yang merasa dirinya sebagai masyarakat modern. Dalam Islam, konsep masyarakat madani dipercaya sebagai ³warisan ideal´ Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassalam., dalam memimpin ummatnya di sebuah kota bernama Yatsrib, yang kelak dikenal dengan nama ³Madinah´. Madinah, secara bahasa berarti ³kota´. Tetapi menurut ilmu kebahasaan, kata ³madinah´ mengandung arti ³peradaban´. Dalam bahasa Arab, ³peradaban´ berasal dari kata ³madaniyah´ atau ³tamaddun´. Masyarakat madani yang diterapkan Nabi itu, secara formal dimanifestasikan dalam piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah) yang diproklamirkan bersama pendukungnya. Lewat piagam madinah itu, Nabi mengemukakan cita-cita besarnya mendirikan dan membangun mansyarakat beradab. Dengan memperkenalkan umat manusia tentang (wawasan) kebebasan baik di bidang agama dan politik, khususnya  pertahanan, secara bersama-sama. Piagam madinah itu, oleh ilmuwan yang concern dalam ilmu  politik, dipercaya sebagai dokumen (resmi) pertama kali yang ³lahir´ di bumi ini. Selain itu,

Transcript of Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

Page 1: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 1/9

 

MASYARAKAT MADANI

DI TEGAH

SIFAT PERMISSIVE, KONSUMTIF DAN BUDAYA HEDONIS

 Abstrak 

³Zaman dahulu masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang sopan, santun,

ramah dan religious. Itu semua merupakan modal utama membentuk masyarakat madani (civil   society) seperti masyarakat yang pernah dibangun oleh nabi Muhammad SAW selepah hijrah

ke Madinah. Namun pada kenyataannya sekarang di era modernisasi dan globalisasi, sifat masyarakat Indonesia cendrung berubah. Masyarakat Indonesia sebagian besar malahmemiliki sifat konsumtif yang berlebih ditandai dengan menjamurnya mobil-mobil mewah

ditengah kota dan juga berbagai barang elektronik mewah seperti handphone dengan berbagai

merk ternama yang begitu laku terjual di kota-kota besar di Indonesia. Sementara kesenjangan

  sosial antara miskin dan kaya semakin jauh, berkembang pula budaya hedonis dimanamasyarakat suka berfoya-foya dan lebih mementingkan kesenangan pribadi.´

PENDAHULUAN

Mewujudkan masyarakat madani merupakan suatu upaya mengangkat harkat dan

martabat manusia pada posisi yang sebenarnya. Banyak tantangan yang harus dihadapi terutamadalam memberdayakan potensi yang ada pada diri manusia itu. Terutama, pada akhir-akhir ini

ada indikasi negara sedang dihadapkan pada situasi krisis. 

Kecenderungan masyarakat sekarang untuk hidup mewah, berfoya -foya, bersuka ria, dan bergaya hidup secara berlebih- lebihan, begitu terlihat di lingkungan masyarakat kita sehari-hari.Kecenderungan tersebut sering diistilahkan sebagai suatu budaya hedonisme, yang mempunyai

arti suatu budaya yang mengutamakan aspek keseronokan diri, misalnya, free-sex, minum-minuman keras, berjudi, berhura-hura, berhibur di club-club malam, dan sebagainya. Berbagai

  bentuk perwujudan dari budaya hedonisme tersebut begitu mempesonakan dan menggiurkan bagi banyak orang, dan dapat dikatakan menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat yang merasa

dirinya sebagai masyarakat modern.Dalam Islam, konsep masyarakat madani dipercaya sebagai ³warisan ideal´ Nabi

Muhammad Sholallahu alaihi wassalam., dalam memimpin ummatnya di sebuah kota bernamaYatsrib, yang kelak dikenal dengan nama ³Madinah´. Madinah, secara bahasa berarti ³kota´.

Tetapi menurut ilmu kebahasaan, kata ³madinah´ mengandung arti ³peradaban´. Dalam bahasaArab, ³peradaban´ berasal dari kata ³madaniyah´ atau ³tamaddun´. Masyarakat madani yang

diterapkan Nabi itu, secara formal dimanifestasikan dalam piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah)yang diproklamirkan bersama pendukungnya. Lewat piagam madinah itu, Nabi mengemukakan

cita-cita besarnya mendirikan dan membangun mansyarakat beradab. Dengan memperkenalkanumat manusia tentang (wawasan) kebebasan baik di bidang agama dan politik, khususnya

 pertahanan, secara bersama-sama. Piagam madinah itu, oleh ilmuwan yang concern dalam ilmu  politik, dipercaya sebagai dokumen (resmi) pertama kali yang ³lahir´ di bumi ini. Selain itu,

Page 2: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 2/9

 

masyarakat madani seperti digariskan Nabi, itu menjunjung tinggi egaliterisme (persamaan), penghargaan kepada seseorang berdasarkan prestasi (bukan prestise seperti keturunan, kesukuan,

ras, dan lain-lain), keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat, dan lain sebagainya´.

URAIAN

Hedonis merupakan suatu nilai hidup dimana nilai ini lebih mementingkan kesenangandan diduga sebagai penyebab perilaku konsumtif yang dilakukan oleh sebagian masyarakat dan

memberi pengaruh buruk untuk mereka. Hal ini didorong atas kebutuhan fisik yang padaakhirnya berkaitan dengan kesenangan emosional yang akan didapat dari pemenuhan kebutuhan

tersebut. Hedonis menjadi penting karena saat ini nilai ini sangat dekat dengan perilaku sebagianmasyarakat khususnya di kota-kota besar yang merupakan pusat terjadinya segala perubahan dan

 perkembangan hidup. Tak dipungkiri lagi era modernisasi mengajak sebagian masyarakat untuk memaksa diri mereka mengikuti arus perkembangan jaman yang semakin tak berbatas, lihat saja

disekitar kita, setiap mal menawarkan diskon besar yang mengajak kita untuk mengikuti polahidup yang konsumtif, atau lihat saja even-even setiap malam minggu di hotel-hotel berbintang

atau music room yang menawarkan kepada masyarakat untuk berhura-hura dengan menawarkan produk-produk musik digital seorang Disc Jockey. Bukan tidak mungkin budaya seperti ini akan

merusak mental kita sebagai masyarakat yang berbudaya. Memang tak bisa disalahkan masuknya budaya luar memiliki dampak yang luar biasa kepada kebudayaan kita sendiri, akulturasi budaya

luar menjadikan satu dimensi yang membuat sebagian masyarakat merasa menikmati seperti ini.Sangat disayangkan memang, ketika budaya dan tradisi kita mulai terkikis perlahan-lahan oleh

 budaya luar.Pengaruh budaya hedonisme sangat begitu nyata di kalangan masyarakat terutama pada

remaja. Pada saat remaja sedang terhimpit arus globalisasi dan mengalami krisis identitasmengenai baik atau buruk, maupun salah atau benar, remaja sekarang akan mengenal dunia

mereka melalui lingkungan sekitarnya, yang terkesan dirangsang oleh pengaruh media. Remaja

 juga sangat antusias terhadap adanya hal-hal baru. Gaya hidup hedonis ini dapat dikatakan sangatmenarik bagi remaja, mengingat budaya hedonisme mempunyai daya pikat yang sangat luar  biasa, sehingga dalam waktu singkat banyak bermunculan fenomenafenomena baru akibat faham

ini. Fenomena yang muncul tersebut adalah, kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak,mewah, dan berkecukupan tanpa harus bekerja keras. Remaja hedonistis berfikir bagaimana

hidup mereka dari kecil bahagia, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati maunya masuk surga.Sebagian lagi berfikir bahwa hidup ini satu kali, dan setelah hidup kemudian mati. Setelah mati

tidak ada lagi hidup, sehingga hidup satu kali harus benar-benar dinikmati. Jadi, segala hal yang berbau kesenangan, kemewahan, kenikmatan, dan kepuasan, harus dapat ter penuhi.

Dalam perkembangannya hedonism modern diatikan sebagai sebuah aliran pemikiran dangaya hidup yang mengabdi kesenangan semata, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek moral,

agama, sosial, dan budaya. Diyakini hedonism berjalan beriringan dengan kapitalisme danneoliberalisme yang memang untuk berjaya membutuhkan tingkat konsumerisme tinggi. Tingkat

konsumerisme tinggi yang dianggap sebagai puncak dari tahap-tahap peradaban masyarakat.Hedonisme oleh aliran kapitalisme harus ditumbuhkan karena mencintai kesenangan akan

menimbulkan nafsu manusia untuk membeli dan mengkonsumsi hal apa saja yang ditawarkan,lalu pasar menjadi tumbuh, dan bergeraklah sistem ekonomi kapitalis tersebut. Hedonism

semakin subur karena digerakkan oleh industri iklan yang bertugas merangsang syahwat manusia

Page 3: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 3/9

 

sedalam-dalamnya, bila perlu dikuras habis harta kekayaan dan jiwa manusia untuk meraihkesenangan walaupun iklan-iklan itu boleh jadi sekedar kebohongan semata.

Satu kenyataan yang merisaukan adalah bahwa hedonism telah meruntuhkan nilai-nilai  budaya masyarakat, karena demi kesenangan orang bisa lupa daratan, tak berpijak pada akar 

 budaya di mana ia berada. Maka seperti yang kita saksikan hari ini, demi mengejar kesenangan

segala model arsitektur dipaksakan berdiri di tengah arsitektur lokal yang lebih berkarakter, jugamasuklah aneka mode pakaian, makanan, dan pada sudut lain orang dengan dinginnyamelakukan praktek perampokan, korupsi, menjual anak kandung, melacurkan anak kandung,

menelantarkan anak, dan berbagai tindakan eksploitasi terhadap anak lainnya untuk mengejar kesenangan duniawi. Tak pelak bila sebagian orang menilai hedonism tidak lain anak kandung

materialism dan cucu atheism. Hedonisme yang tampak berwajah tampan ternyata telahmenempatkan dirinya sebagai pewaris tunggal penghancur peradaban dan berhasil menundukkan

sebagian besar umat manusia untuk memperbudaknya.Hal yang sama terjadi pada kemajuan teknologi. Diakui bahwa teknologi sangat

 bermanfaat karena telah memberikan berbagai kemudahan hidup bagi manusia, namun pada sisilain teknologi juga telah memanjakan manusia sehingga akan membuat manusia menjadi

 pemalas, tidak kreatif, dan semata-mata mengandalkan teknologi itu sendiri. Bagi masyarakat di  berbagai penjuru dunia, lompatan teknologi juga telah melahirkan gegar budaya, yakni orang

hanya mampu membeli sebuah produk tetapi tidak bisa mengendalikan. Ia bisa membeli sepedamotor yang semestinya untuk alat transportasi, tetapi malahan digunakan untuk kebut-kebutan,

ia beli HP mestinya untuk memperlancar komunikasi tetapi dibelokkan menjadi sarana  perselingkuhan via sms, ia bisa memiliki akun facebook buka untuk membangun komunitas

komunikasi tetapi digunakan untuk menipu dan memperdaya orang lain, dan internet yangdarinya kita bisa mengunduh begitu banyak informasi, malahan dijadikan untuk menyebarkan

materi pornografi.Orang yang sudah mengambil keputusan untuk mencari kesenangan dari uang yang

dimiliki seperti melakukan aktivitas nyata untuk berbelanja di mall atau supermarket, tentu saja

memberi nilai tambah dari pada berbelanja di toko biasa. Adapun penggunaan waktu dengangaya hidup merupakan kreativitas individu dalam memanfaatkan waktu yang ada untuk kegiatanyang bermanfaat atau kegiatan untuk bersenang-senang.

Menurut SRI International (1989) salah satu contoh segmentasi psikografis adalahVALS 2. Dalam VALS 2 (Values & Life Style) terdapat dua dimensi yang menjadi titik 

  beratnya, yaitu self orientation dan resources. Resources yang dimaksudkan bukanlah semata-mata materi, tetapi dalam arti yang luas yang mencakup sarana dan kapasitas psikologis, fisik,

dan demografis. Dalam perilaku konsumsi yang didorong oleh self orientation terdapat tigakategori yaitu principle, status dan action.

Self orientation yang bertumpu pada principle, berarti keputusan untuk membeli  berdasarkan karena keyakinannya. sehingga keputusannya untuk membeli bukan hanya karena

ikut-ikutan atau sekedar untuk mengejar gengsi. Boleh dikatakan tipe ini lebih rasionalsedangkan yang bertumpu pada status, keputusannya dalam mengkonsumsi didominasi oleh apa

kata orang. Produk-produk bermerek menjadi pilihannya. Bagi yang bertumpu kepada action,keputusan dalam berkonsumsi didasari oleh keinginannya untuk beraktivitas sosial maupun fisik,

mendapatkan selingan atau menghadapi resiko.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup 

seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan dimensi self orientation gaya hidup mencakup tiga kategori yaitu prinsip, status, aksi.

Page 4: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 4/9

 

 Bentuk-bentuk Gaya Hidup 

a.  Industri gaya hidupDalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, ³estetisisasi

kehidupan sehari-hari´ dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi

tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaiangaya hidup. ³Kamu bergaya maka kamu ada!´ adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup

untuk sebagian besar adalah industri penampilan. b. Iklan gaya hidup

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi, individu-individusemuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang

  berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (tasteculture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang

mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkansecara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga

 perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.c. Public relations dan journalisme gaya hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya  berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan

identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatusandaran ³aksesori fashion´. Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak E-

Generation, menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhamiselebriti (celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia maya (Internet), cara

mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra merekadigunakan momen demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.

d. Gaya hidup mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta  berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah

alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secarasadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan

dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka

untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasiyang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

e. Gaya hidup hedonisGaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan

hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang  pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin

menjadi pusat perhatian. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gayahidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari

artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengangaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.

Fak tor-fak tor yang Mempengaruhi Gaya Hidup 

Page 5: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 5/9

 

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihatdari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau

mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan  pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu

faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif,

dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :a. Sikap

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikantanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi

secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi,kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

 b. Pengalaman dan pengamatanPengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat

diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akandapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk 

 pandangan terhadap suatu objek.c. Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

d. Konsep diriFaktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah

menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsepdiri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan

mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian

akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karenakonsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.e. Motif 

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhanterhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap

kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderungmengarah kepada gaya hidup hedonis.

f. PersepsiPersepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan

informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :a.  Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh

langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok 

dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruhtersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

Page 6: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 6/9

 

 b. KeluargaKeluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku

individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secaratidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.

c. Kelas sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuahmasyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap  jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam

sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya

serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yangsengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari

kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengankedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan

d. KebudayaanKebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,

dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaanterdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-

ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

Aspek-aspek  yang dapat Menanggulangi Sikap Permissive dan Budaya Hedonis 

Ada beberapa aspek yang dapat menanggulangi sikap permissive dan budaya hedonis :

Yang pertama adalah Aspek pendidikan formal/lingkungan sekolah. Pendidikan yanglebih menekankan kepada bimbingan dan pembinaan perilaku konstruktif, mandiri dan kreatif 

menjadi faktor penting, karena melatih integritas mental dan moral remaja menuju terbentuknya

 pribadi yang memiliki daya ketahanan pribadi dan sosial dalam menghadapi benturan-benturannilai-niai (clash of value) yang berlaku dalam lingkungan remaja itu sendiri berikut lingkungansosialnya.

Kedua, aspek lingkungan keluarga, jelas memberi andil yang signifikan terhadap  berkembangnya pola perilaku menyimpang para remaja, karena proses penanaman nilai-nilai

 bermula dari dinamika kehidupan dalam keluarga itu sendiri dan akan terus berlangsung sampairemaja dapat menemukan identitas diri dan aktualisasi pribadinya secara utuh. Remaja akan

menentukan perilaku sosialnya seiring dengan maraknya perilaku remaja seusianya yangnotabene mendapat penerimaan secara utuh oleh kalangannya. Oleh karenanya, peranan orang

tua termasuk sanak keluarga lebih dominan di dalam mendidik, membimbing, dan mengawasi

serta memberikan perhatian lebih sedini mungkin terhadap perkembangan perilaku remajanya.

Ketiga, aspek lingkungan pergaulan seringkali menuntut dan memaksa remaja harus

dapat menerima pola perilaku yang dikembangkan remaja. Hal ini sebagai kompensasi  pengakuan keberadaan remaja dalam kelompok. Maka, perlu diciptakan lingkungan pergaulan

yang kondusif, agar situasi dan kondisi pergaulan dan hubungan sosial yang saling memberi pengaruh dan nilai-nilai positif bagi aktifitas remaja dapat terwujud.

Page 7: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 7/9

 

Keempat, aspek penegakan hukum/sanksi. Ketegasan penerapan sanksi mungkin dapatmenjadi shock teraphy (terapi kejut) bagi remaja yang melakukan tindakan-tindakan yang

menyimpang. Dan ini dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, kepolisian dan lembagalainnya.

Menuju Masyarakat Madani 

Budaya konsumtif yang telah mengakar di masyarakat perkotaan dan sifat permissive

yang menimbulkan tidak adanya kontrol masyarakat terhadap pemerintahan yang korup makinmenambah bobrok dan hancur negri kita. Belum lagi ditambah dengan ramainya berita-berita

kriminal yang tak pernah habis dalam memberikan cerita-cerita kejahatan baru di setiap harinya.Masyarakat miskin yang terus tersiksa akibat dampak dari sistem kapitalis ini, mulai dari sekolah

yang mahal, yang menyebabkan kebodohan yang terus meningkat, mahalnya harga-harga bahan  pokok yang menyebabkan banyaknya anak-anak kecil yang menderita gizi buruk, dan lain

sebagainya. Sebaliknya, orang-orang yang kaya hartanya terus menumpuk harta kekayaannya,dan tiada peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya. Ditambah lagi dengan kondisi para

  pemuda-pemudinya, gandengan tangan terasa menjadi hal yang biasa, muslimah yang tidak  berhijab juga sudah menjadi pemandangan yang biasa. Banyak sekali permasalahan dalam negeri

ini, padahal inilah negeri yang memilki jumlah muslim terbesar di dunia. Namun dibalik keadaan ini, seyogyanya harus tetap optimis, memunculkan sebuah cita-

cita untuk negri ini. Bukankah sangat indah ketika Negeri yang indah alamnya ini, pun mampumenampilkan keindahan dalam segi jiwa para masyarakatnya, dengan angka kriminal yang

sangat kecil, perekonomian yang baik, masyarakat yang berpendidikan, orang-orang yang miskindalam harta yang tetap mampu menjaga izzahnya, orang-orang kaya yang ikhlas dengan berbagi

harta yang dimilikinya, dan hal-hal kebaikan lainnya yang lahir dalam negri ini. Dan ketika halini terwujud maka inilah masyarakat madani yang sebenarnya.

Al-Qur¶an sebagai kitab suci umat Islam, sekalipun tidak memberikan petunjuk langsung

tentang suatu masyarakat yang dicita-citakan di masa mendatang, namun tetap memberikan  petunjuk mengenai ciri-ciri dan kualitas suatu masyarakat yang baik, walaupun semua itumemerlukan upaya penafsiran dan pengembangan pemikiran. Ada beberapa term yang

digunakan Al-Qur¶an untuk menunjukan arti masyarakat ideal, antara lain :a.  Ummatan Wahidah yang artinya suatu umat yang bersatu berdasarkan iman kepada Allah

SWT dan mengacu pada nilai-nilai kebajikan. b.  Ummatan Wasathan yang bermakna dasar pertengahan atau moderat. Posisi pertengahan

menjadikan anggota masyarakat tersebut tidak memihak ke kiri dan ke kanan, yang dapatmengantar manusia berlaku adil.

c.  Khairu Ummah yang berarti umat terbaik atau unggul yang identitasnya adalah integritaskeimanan, komitmen kontribusi positif kepada kemanusiaan secara universal dan

loyalitaspada kebenaran dengan aksi amar ma¶ruf nahi munkar .d.  Baldatun Thayyibatun artinya secara bahasa masyarakat yang dianugrahi tanah yang subur, penduduknya makmur serta pemerintahnya adil.

Ciri-ciri masyarakat Madani

a.  Masyarakatnya beriman dalam arti sebuah masyarakat yang ditopang oleh keimanan yangkokoh kepada Allah SWT.

Page 8: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 8/9

 

 b.  Amar ma¶ruf dalam arti masyarakat yang memerintah atau mengajak pada kebaikan, baik dalam bertutur kata, bertindak dan berprilaku.

c.    Nahi munkar dalam arti masyarakat yang mencegah dari perbuatan keji dan munkar lagi buruk dalam perkara yang dilarang agama.

Adapun sikap yang perlu dikembangkan ditengah masyarakat Indonesia guna menujumasyarakat madani diantaranya adalah :a.  Kemauan untuk hidup lebih baik 

Hidup yang lebih baik adalah dambaan setiap orang. Hal tersebut sesuai dengan fitrah, yaitucendrung pada sesuatu yang benar dan baik. Untuk itu diperlukan beberapa syarat

diantaranya adalah :-  Memiliki ilmu yang memadai

-  Mempunyai moral yang tangguh-  Kemauan berjihad dalma artian berusaha menghabiskan segala daya kekuatan

-  Mempunyai organisasi pemerintahan yang rapid an kuat b.  Berlaku jujur dan adil dalam masyarakat plural

Hukum keadilan bisa dibelokan untuk kezaliman baru dengan berbagai dalih dankepentingan sepihak. Untuk membentuk masyarakat madani yang jujur dan adil harus

memiliki sifat dan sikap diantaranya :-  Hati yang bening dan tulus mencintai keadilan dan kejujuran sebagai salah satu

kebenaran yang diamanatkan Allah.-  Melepasakan kepentingan lain, kecuali mencari keridhaan Allah.

-  Harus ada keberaniaan etik untuk melepaskan semua tradisi gaya hidup yang telahterbukti menyimpang dari kebenaran.

c.  Marhamah dan menabur kerahmatanArtinya di dalam masyarakatnya satu dengan yang lainnya hidupdalam keadaan kasih

sayang. Keadaan yang harus dihilangkan pada masyarakat madani Indonesia ke depan, di

antaranya :-  Rasa egoistis yang terus mengepung diri manusia-  Ajaran agama hanya sekedar label untuk memperoleh pengakuan lingkungan terhadap

dirinya, tetapi tidak mau mengamalkan ajaranya (sekularisme)-  Acuh akan nasehat orang bijak.

-  Enggan bergaul dengan orang shaleh.-  Merasa tidak butuh orang lain.

d.  Menigkatkan kesalehan pribadi dan socialKesalehan pribadi berarti manusia secara personal harus memiliki sifat-sifat terpuji. Adapun

kesalehan sosial adalah membagi kebaikan, keamanan, dan kebahagiaan terhadap sesama.Sehingga masyarakat merasakan kebahagiaan hidup, baik mateil maupun spiritual.

e. 

Meningkatkan rasa toleran terhadap sesama dalam perbedaanYaitu tenggang rasa dan lapang dada dalam memahami perbedaan dan menyadari perbedaan

tersebut sebagai sesuatu yang wajar.f.  Meningkatkan budaya kritik membangun

Kritik membangun khususnya disampaikan pada pemerintahan yang berjalan dan berkuasakarena secara tidak langsug dapat menjadi koreksi terhadap pemerintahan. Bukan hanya itu

saja. Namun bagi yang dikritik juga harus menerima seandainya kritik yang dilontarkandapat menghantarkan kepada kehidupan yang lebih baik.

Page 9: Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme

5/12/2018 Masyarakat Madani Di Tegah Sifat Konsumtif Dan Budaya Hedonisme - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/masyarakat-madani-di-tegah-sifat-konsumtif-dan-budaya-hedonisme 9/9

 

 KESIMPULAN 

Masyarakat madani dapat terwujud asalkan semua lapisan masyarakat dapat turut

 berperan serta dan ambil bagianl dalam mewujudkannya. Masyarakat madani mungkin menjadikeinginan setiap orang, dimana ada rasa kasih sayang antara sesame dan merupakan fitrahmanusia untuk saling menyayangi. Walaupun saat ini dalam masyarakat kita telah terjadi

kemunduran moral namun kita harus tetap optimis untuk mewujudkan kehidupan yang lebih  baik, karna dengan terciptanya masyarakat madani membuat penduduknya nyaman. Sikap

  permissive yang saat ini mulai berkembang dimasyarakat kita sudah seharusnya ditinggalkan,karna sikap permissive, acuh tak acuh yang membuat tidak adanya kontrol masyarakat terhadap

 pemerintahan yang korup, serta segala tindakan amoral yang terjadi akhir-akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA

Akram D.U.,(1999), Masyarakat Madani; Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi, Jakarta,

Gema Insani Press.

Shihab, Quraish, (1999), Wawasan Al-Qur¶an, Bandung, Mizan.

Din Syamsudin,(1999), Etika Agama dalam membangun Masyarakat Madani, Jakarta, Gramedia

Pustaka Utama.

Susanto,A.B.,(2001), Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis,Jakarta,Penerbit Buku Kompas